Anda di halaman 1dari 45

BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

BAB III
TOPIK LAIN DALAM PERENCANAAN BALOK

3.1 Perencanaan Balok Menerus


Spesifikasi AISC LRFD Section A5 mengijinkan perencanaan balok
berdasarkan analisa elastis dengan beban terfaktor atau dengan
metoda plastis dengan beban terfaktor yang sama. Perencanaan yang
didasarkan pada analisa plastis diperbolehkan hanya jika penampang
mempunyai tegangan leleh tidak lebih dari 65 ksi dan memenuhi
persyaratan khusus yang ditetapkan dalam Section B5.2, C2, E1.2,
F1.2d, H1, dan I1 dalam Spesifikasi LRFD.
Hasil teori dan uji menunjukkan bahwa balok menerus dari baja
daktil yang memenuhi persyaratan penampang kompak dengan
sokongan lateral yang cukup pada flens tekan mempunyai kemampuan
untuk meredistribusi momen yang diakibatkan oleh beban berlebih.
Dalam hal ini akan lebih menguntungkan untuk digunakan analisa
plastis.
Jika digunakan analisa elastis, LRFD menyelesaikan masalah
redistribusi beban tersebut berdasarkan pendekatan perilaku plastis
yang sebenarnya. Spesifikasi LRFD Section A5 menyebutkan bahwa
untuk penampang kompak menerus perencanaannya boleh didasarkan
pada 9/10 momen negatif maksimum yang disebabkan oleh beban
gravitasi (nilai maksimum pada tumpuan) jika momen positif dinaikkan
1/10 dari rata-rata momen negatif pada tumpuan yang bersebelahan.
(factor 0,9 hanya berlaku untuk beban gravitasi dan tidak untuk beban
lateral seperti akibat angin atau gempa. Faktor tersebut berlaku juga
untuk kolom dengan tegangan aksial kurang dari 0,15Fy). Reduksi
momen ini tidak berlaku untuk baja mutu A514, balok hibrid atau
momen yang diakibatkan beban pada balok kantilever
Contoh 3.1 memberikan ilustrasi perencanaan balok menerus
tiga bentang yang dianalisa dengan (a) analisa plastis dan (b) analisa
elastis.

Contoh 3.1
Balok dalam Gambar 3.1 terdiri dari baja A36. (a) Pilih profil W yang
paling ringan dengan menggunakan analisa plastis dan asumsikan
terdapat sokongan lateral menerus pada flens tekan. (b) Rencanakan
balok dengan menggunakan analisa elastis dengan beban terfaktor dan
aturan 0,9 dan asumsikan sokongan lateral menerus pada flens tekan.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 67


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

(c) Rencanakan balok dengan dengan menggunakan analisa elastis


dengan beban terfaktor dan aturan 0,9 dan asumsikan sokongan lateral
menerus hanya disediakan untuk flens atas, tetapi tidak untuk flens
bawah dekat tumpuan. (Perbaiki jarak pada bentang kiri menjadi 15 –
15 ft)

Pu = 30 k
Wu (termasuk berat sendiri balok) = 6 klf

18 ft 12 ft
30 ft 40 ft 30 ft

Gambar 3.1 Balok Menerus untuk Contoh 3.1

Solusi:

(a) Analisa dengan Desain Plastis

17,58q 1,414q
q q q q q
15q 20q
2q 2q 2,414q

17,58 ft 12,42 ft

Bentang 1:
M u 4q  (30wu ) 12 (15q )  ( Pu )(15q )
M u  56,25wu  3,75Pu
M u  (56,25)(6,0)  (3,75)(50)
M u  525 ft - k

Bentang 2:
M u 4q  (40wu ) 12 (20q )
M u  100wu  (100)(6,0)
M u  600 ft - k 

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 68


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

Bentang 3:
M u (3,414q )  (30wu ) 12 (17,58q )
M u  77,24wu  (77,24)(6,0)
M u  463,4 ft - k

Mu (12)(600)
Zperlu    222,2 in 3
b Fy (0,9)(36)

Gunakan W24 x 84

(b) Analisa dan Desain Elastis – Sokongan Lateral Menerus pada


kedua Flens

754,3 ft-k 759,3 ft-k


579,1 ft-k -
- -
+ + +
383,3 ft-k 348,9 ft-k
443,2 ft-k
12,15 ft

12,15 ft

10,78 ft

10,78 ft
6,44 ft

8,56 ft

7,28 ft

7,72 ft

7,83 ft

7,87 ft

8,44 ft

Jarak sokongan lateral untuk bagian (c)

Gambar 3.2

Momen negatif maksimum rencana:

= (0,9)(759,3) = -683,4 ft-k 

Momen positif maksimum rencana:

1  754,3  759,3 
 443,2     518,9 ft - k
10  2 

Mu (12)(683,4)
Zperlu    253,1 in 3
b Fy (0,9)(36)
Gunakan W24 x 94

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 69


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

(c) Desain Elastis – Sokongan lateral hanya pada flens atas, tetapi
tidak flens bawah dekat tumpuan.
Lihat kembali gambar diagram momen untuk bagian (b), Gambar 3.2.
Terlihat bahwa jarak sokongan terbesar dalam daerah momen negatif
adalah 8,44 ft dan Mu reduksi = 683,4 ft-k.
Dari “Load Factor Design Selection Table” (hal. 4-124), dengan
Mu = 683,4 ft-k terpilih W30 x 90. Lp = 8,7 ft > 8,44 ft.

Gunakan W30 x 90

3.2 Geser
Untuk membahas geser pada balok, tinjau Gambar 3.3(a). Pada saat
balok melentur, gaya geser akan terjadi karena adanya perubahan
panjang dalam serat longitudinal. Lentur positif akan menyebabkan
tertariknya serat bawah dan serat atas memendek dan diantaranya
terdapat sumbu netral dimana serat tidak berubah panjangnya.
Dengan adanya perbedaan deformasi ini, serat tertentu cenderung
akan menggeser serat di atas atau di bawahnya.
Jika balok kayu disusun dari tumpukan kayu lapis yang tidak
disambung satu dengan lainnya, maka bentuk deformasinya akan
seperti pada Gambar 3.3(b).
Pembahasan di atas seolah-oleh kedua jenis gaya geser terjadi
secara terpisah. Pada kenyataannya, geser horisontal dan vertikal pada
suatu titik tidak terpisah dan keduanya harus terjadi secara simultan.
Pada umumnya, gaya geser bukan hal yang menimbulkan
masalah dalam balok karena web dari profil mampu menahan gaya
geser yang besar. Berikut ini adalah kondisi yang menyebabkan geser
menjadi penting.
1. Jika beban terpusat yang cukup besar ditempatkan dekat
tumpuan maka gaya geser akan meningkat cukup besar tanpa
peningkatan momen lentur. Hal ini banyak terjadi pada
bangunan tinggi dimana kolom atas tidak akan segaris dengan
kolom tingkat bawahnya. Beban dari kolom atas yang bekerja
pada balok akan sangat besar jika banyak tingkat diatasnya.
2. Masalah geser yang paling sering terjadi adalah pertemuan dua
elemen kaku (pertemuan balok dan kolom) sehingga webnya
terletak pada bidang yang sama.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 70


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

(b)

(a)

Balok dipotong

Pelat
landasan

W
(c)

Gambar 3.3 Balok dengan Geser Transversal dan Longitudinal

3. Jika balok dipotong atau diberi takikan seperti pada Gambar


3.3(c) maka akan timbul geser. Dalam hal ini gaya geser harus
dihitung terhadap tinggi yang tersisa. Hal yang sama terjadi jika
dibuat lubang pada web untuk perpipaan atau keperluaan
lainnya.
4. Secara teoritis balok dengan bentang pendek yang diberikan
beban berat dapat mengalami geser yang berlebihan, tetapi hal
ini jarang terjadi kecuali pada kasus 1.
5. Geser akan menjadi masalah meskipun pada pembebanan yang
biasa jika web terlalu tipis, baik itu digunakan dalam profil baja
cetakan atau elemen built-up.

Kecenderungan balok untuk bergeser secara horisontal (slip) akan


ditahan oleh kekuatan geser material. Rumus tegangan geser
longitudinal pada suatu penampang balok tidak konstan melainkan
sama dengan nol pada serat terjauh dan mempunyai nilai maksimum
pada sumbu netral. Rumus yang sudah banyak dikenal dibawah ini
dapat digunakan untuk menghitung tegangan geser pada sembarang
titik. Rumus ini berlaku untuk balok tanpa gaya luar torsi.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 71


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

VQ
fv  (3.1)
bI

dengan

V = gaya geser luar pada penampang yang ditinjau


Q = statis momen penampang di bawah atau di atas serat yang
nilai fv akan dihitung, terhadap sumbu netral
I = momen inersia seluruh penampang terhadap sumbu netral
b = lebar penampang tempat fv dihitung

Jika rumus ini digunakan untuk menghitung tegangan geser


pada penampang W, M, atau S akan didapat nilai yang sangat kecil
pada flens dan sangat besar pada web. Nilai tegangan geser pada web
relatif seragam mulai dari bawah ke atas. Gambar 3.4(a)
memperlihatakan variasi tegangan geser pada penampang I, dan (b)
memperlihatkan variasi tegangan geser pada penampang persegi.
Terlihat dari gambar (a) bahwa gaya geser pada penampang I terutama
dipikul oleh web.

3V
2bd
d
d h
A lebih besar
dari V
dtw
b
k

Gambar 3.4 Tegangan Geser pada Profil W dan Persegi

Jika beban pada profil I ditingkatkan sampai tegangan leleh akibat


lentur tercapai pada flens, maka flens akan menekuk dan tidak mampu
lagi menahan tegangan geser sehingga akan dipikul oleh web. Jika
momen terus ditingkatkan tegangan leleh lentur akan berpenetrasi
kebawah menuju web dan luas web yang dapat menahan geser
semakin berkurang. Spesifikasi LRFD tidak mengasumsikan bahwa
tegangan geser nominal dipikul oleh sebagian web, melainkan
tegangan geser tereduksi dipikul oleh seluruh luas web. Luas web

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 72


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

tersebut, Aw, sama dengan seluruh tinggi profil, d, dikalikan dengan


tebal web, tw.
Rumus-rumus kekuatan geser diberikan dalam Spesifikasi LRFD
F2. Dalam rumusan berikut ini, Fyw adalah tegangan leleh minimum
web; h adalah jarak bersih antara pertemuan las web dan flens,
sedangkan untuk penampang built-up nilai ini adalah jarak bersih
antara kedua flens. Untuk penampang built-up yang dibaut, h adalah
jarak antara dua baris baut dalam web. Rumus yang berbeda diberikan
untuk rasio h/tw yang berlainan tergantung apakah geser yang terjadi
plastis, inelastis, atau elastis.

1. Leleh web. Hampir semua profil balok cetakan dalam manual


LRFD termasuk dalam kelompok ini.

Jika
h
 418 / Fyw  70 untuk Fy  36 ksi dan 59 untuk Fy  50 ksi
tw

Vn  0,6 Fyw Aw (LRFD Pers. F2-1) (3.2)

2. Tekuk inelastis web.


Jika
h
418 / Fyw   523 / Fyw  87 untuk Fy  36 ksi dan 74
tw
untuk Fy  50 ksi

 
Vn  0,6 Fyw Aw 418 / Fyw / h / tw  (LRFD Pers. F2-2) (3.3)

3. Tekuk elastis web.


h
Jika 523 / Fyw   260
tw
Vn  (132.000 Aw ) / h / tw 
2
(LRFD Pers. F2-3) (3.4)

Untuk setiap kondisi, Vu  vVn dengan v  0,90 . Dalam Appendix


F2.2 LRFD diberikan rumusan umum untuk kekuatan geser rencana
web tanpa atau dengan pengaku. Appendix G3 juga memberikan

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 73


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

metoda alternatif untuk pelat girder yang memanfaatkan aksil medan


tarik (akan dibahas secara rinci pada bab lain).
Dalam Contoh 3.2 dihitung kekuatan geser balok.

Contoh 3.2
Profil W24 x 55 (d = 23,57 in., tw = 0,395 in., k = jarak dari serat flens
terjauh ke kaki las pada web = 1 5/16 in.) terdiri dari baja 50 ksi
digunakan untuk balok dengan pembebanan seperti pada Gambar 3.5.
Kontrol kekuatan terhadap geser.

7,3 k/ft (termasuk berat sendiri balok)

20 ft

Gambar 3.5 Balok dan Beban untuk Contoh 3.2

Solusi:

h  23,57  (2)1 165   20,94 in.

h 20,94 418
  53,01   59
t w 0,395 50

vVn  (0,90)(0,6)( Fyw )( Aw )


 (0,90)(0,6)(50)(23,57 x 0,395)  251,4 k  73 k (memenuhi syarat)

Catatan: Dalam Part 4 Manual LRFD satu set tabel dengan judul “Beams
W shapes maximum factored uniform load in kips for beams laterally
supported.” Dari tabel ini juga dapat diperoleh informasi seperti
kekuatan geser rencana atau vVn , leleh web, kripling web, dll.
Jika Vu suatu balok melebihi kekuatan geser elemen yang
ditetapkan oleh LRFD, dari prosedur yang biasa harus diambil profil
sedikit lebih besar/berat. Jika perlu, gunakan profil yang jauh lebih
besar dari yang diperlukan oleh momen, dengan pelat ganda (Gambar

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 74


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

3.6) yang dilas pada web balok, atau pengaku dapat dipasang pada web
di daerah geser yang tinggi. Pelat ganda yang digunakan harus
memenuhi syarat lebar-tebal untuk elemen kompak sebagaimana
dijelaskan dalam Section B.5 spesifikasi LRFD.
LRFD mensyaratkan kekuatan geser balok yang didasarkan pada
seluruh luas web. Tetapi kadang-kadang, sambungan hanya pada
sebagian kecil atau sebagian tinggi web. Untuk kondisi seperti ini
perencana harus memutuskan untuk mengasumsikan bahwa geser
tersebar hanya pada sebagian web saja untuk menghitung kekuatan
gesernya. Jadi untuk menghitung kekuatan geser, Aw sama dengan tw
dikalikan dengan tinggi terkecil.
Jika beberapa balok mempunyai flens dengan elevasi yang sama
(kondisi yang sering terjadi), seringkali harus membuat potongan
seperti pada Gambar 3.7. Untuk kondisi seperti ini ada kemungkinan
keruntuhan geser blok sepanjang garis terputus. Topik ini telah dibahas
dalam Sub Bab 3.7 dan akan dibahas lebih lanjut.

Dipotong

Pelat ganda
dilas pada
web

Gambar 3.6 Pertambahan Gambar 3.7 Keruntuhan Geser Blok


Kekuatan Geser Balok dengan Sepanjang Garis Putus
Menggunakan Pelat Ganda

3.3 Defleksi
Defleksi balok biasanya dibatasi dengan alasan berikut.
1. Defleksi yang berlebihan dapat merusak material lain yang
bergabung dengan elemen yang ditinjau. Misalnya retak
plesteran akibat defleksi berlebihan balok pendukung langit-
langit.
2. Penampilan struktur menjadi buruk karena defleksi yang
berlebihan.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 75


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

3. Defleksi yang berlebihan membuat orang takut untuk


menggunakan struktur tersebut meskipun dari sisi kekuatan
sudah memenuhi.
4. Mungkin diperlukan beberapa balok berlainan memikul beban
yang sama sehingga terjadi defleksi yang sama.

Defleksi maksimum yang dijinkan tersebut tergantung pada


kondisi pembebanan, perencana, dan juga peraturan yang digunakan.
Misalnya beberapa peraturan mensyaratkan defleksi maksimum ijin
sebesar 1/360 panjang bentang untuk balok kerangka langit sehingga
tidak akan terjadi retak seandainya dipasang plesteran pada langit-
langit tersebut. Jika beban berupa mesin yang dapat terjadi getaran
maka defleksi maksimum ijin adalah 1/1500 atau 1/2000 panjang
bentang.
Spesifikasi LRFD tidak mensyaratkan secara pasti defleksi
maksimum yang diijinkan. Begitu banyak material, jenis struktur, dan
pembebanan sehingga tidak terdapat satu batasan defleksi yang
berlaku secara umum untuk semua kasus. Defleksi harus ditentukan
sendiri oleh perencana berdasarkan pengalaman dan
pertimbangannya. Contoh 3.3 memberikan ilustrasi perhitungan
defleksi maksimum yang diijinkan.

Contoh 3.3
Profil W24 x 55 (Ix = 1350 in4) dipilih sebagai balok tumpuan sederhana
bentang 21 ft dengan beban layan total 3 klf (termasuk berar sendiri
balok). Defleksi maksimum yang diijinkan adalah 1/360 bentang.
Periksa, apakah defleksi yang terjadi akibat beban hidup memenuhi
persyaratan?

Solusi:
Lendutan maksimum ditengah bentang:
5wl 4
 
384 EI
(5)(3000/12)(21 x 12) 4
  0,335 in
(384)(29 x 106 )(1350)
 1 
Defleksi maksimum ijin:    (12 x 21)  0,700 in  0,335 in OK
 360 

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 76


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

Part 4 manual LRFD memberikan rumus berikut untuk


menentukan defleksi maksimum balok profil W, M, HP, S, C, dan MC
untuk beberapa kondisi pembebanan.

ML2
 (3.5)
C1I x

dimana M adalah momen akibat beban layan dalam ft-k didasarkan


pada beban merata, C1 adalah konstanta yang ditentukan berdasarkan
Gambar 3.8, L adalah panjang bentang dalam ft, dan Ix adalah momen
inersia dalam in4.
Jika daam Contoh 3.3 akan digunakan rumus diatas, maka yang
dipakai adalah Gambar 3.8(a) dengan C1 = 161. Momen tengah bentang
adalah wL2/8 = (3)(21)2/8 = 165,375 ft-k, dan defleksi tengah bentang
akibat beban hidup adalah

(165,375)(21) 2
L   0,336 in.
(161)(1350)

Manual LRFD dalam Tabel 4-2 memberikan saran rasio


bentang/tinggi untuk balok tumpuan sederhana dengan beban merata
dan rasio beban mati terhadap beban hidup layan (atau beban total)
yang berlainan. Jika saran tersebut dilaksanakan akan memberikan
batas defleksi yang cukup efektif.

w (k/f) P

C1 = 161 C1 = 201

(a) (b)

P P P P P

C1 = 181( @ P) C1 = 170
C1 = 158( @ tengah bentang))
(d)
Beban Konstan
(c)
Gambar 3.8 Nilai Konstanta C1 untuk Menghitung Defleksi

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 77


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

Balok baja dapat diberikan defleksi awal ke atas sebesar defleksi


yang akan disebabkan oleh beban luar baik beban mati saja maupun
dengan sebagian dari beban hidup, sehingga defleksi yang terjadi akan
sama dengan nol pada saat beban luar mulai bekerja. Sekitar 25% dari
defleksi awal tersebut adalah elastis sehingga akan hilang pada hilang
pada saat beban konstruksi telah bekerja. Informasi rinci untuk profil
tertentu diberikan dalam Part 1 manual LRFD dalam judul “Standard
Mill Practice.” Perlu diingat bahwa balok yang diberikan defleksi awal
keatas terlihat lebih kuat dibandingkan yang melentur kebawah
meskipun kecil.
Persyaratan pemberian defleksi awal keatas (chamber) sangat
lazim. Bahkan sebagian besar balok yang digunakan dalam struktur
komposit sekarang ini juga diberikan chamber. Tetapi dibandingkan
dengan memberikan chamber, akan lebih ekonomis jika dipilih profil
yang lebih besar dan mempunyai momen inersia yang lebih besar
untuk mengurangi defleksi dan mencegah biaya pelaksanaan untuk
chambering. Umumnya diperlukan satu jam kerja ekstra untuk
memberikan efek chamber pada setiap balok.
Seringkali pemberian chamber menimbulkan masalah bagi
pelaksana konstruksi baja. Misalnya, jika suatu balok diberikan
chamber maka diperlukan penyesuaian pada sambungan agar balok
yang digunakan bisa cocok.
Lebih baik menggunakan profil yang lebih berat untuk
mereduksi defleksi sehingga tidak perlu dibuat chamber. Juga lebih
baik menggunakan baja mutu yang lebih tinggi dibandingkan harus
membuat chamber dengan mutu baja yang rendah.
Defleksi dapat menentukan ukuran balok baik untuk bentang
panjang maupun pendek. Untuk membantu perencana dalam memilih
profil dimana defleksi menentukan, manual LRFD Part 4 dalam
“Momen of Inertia Selection Table” memberikan nilai Ix untuk
penampang yang biasa digunakan sebagai balok. Tabel ini diberikan
dalam kelompok dimana profil yang paling ringan dalam suatu
kelompok diberikan dalam cetak tebal. Contoh 3.4 memberikan contoh
desain balok yang dikontrol oleh defleksi.

Contoh 3.4
Tentukan profil paling ringan dengan Fy = 36 ksi untuk memikul beban
mati layan 1,2 klf dan beban hidup layan 3,0 klf dengan kondisi
tumpuan sederhana dan bentang 30 ft. Penampang mempunyai

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 78


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

sokongan lateral menerus pada flens tekan dan defleksi total


maksimum akibat beban layan adalah 1/1500 bentang.

Solusi:

Asumsi berat sendiri balok = 167 lb/ft

wu = (1,2)(1,367) + (1,6)(3) = 6,44 klf

(6,44)(30) 2
Mu   724,5 ft - k
8

(12)(724,5)
Z perlu   268,3 in 3
(0,9)(36)

Coba W30 x 90 (Ix = 3620 in4)


 1 
Defleksi maksimum yang diijinkan:    (12 x 30)  0,24 in.
 1500 

(4,367)(30) 2
(30) 2
ML2 8
Defleksi yang terjadi:   
C1I x (161)(3620)
 0,759 in.  0,24 in. (Kondisi elastis)

Defleksi yang terjadi dapat dihitung dengan cara lain yaitu:


5wL4 (5)(4,367 / 12k.in)(30 x12in)4
   0,75in
384EI (384)(29000ksi)(3620in) (Kondisi elastis)

Ix minimum yang diperlukan membatasi defleksi sebesar 0,24 in:

 0,759 
 (3620)  11.448 in 4
 0, 24 

Dari tabel momen inersia, gunakan W40 x 167.


Dalam kasus ini, yang menentukan adalah serviceability (daya layan)
dan bukan kekuatan (lentur atau geser).

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 79


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

Vibrasi
Meskipun elemen baja telah dipilih untuk memenuhi momen, geser,
defleksi dan lainnya, tetapi getaran/vibrasi lantai yang cukup
mengganggu masih dapat terjadi. Vibrasi sering terjadi pada bentang
dan bukaan (opening) yang besar tanpa partisi atau media lain yang
bersifat meredam. Hal ini banyak terjadi pada lantai mall yang luas.
Redaman getaran dapat diberikan oleh partisi portal dalam
sistem lantai paling sedikit pada tiga tempat atau dengan memasang
lembaran peredam diantara lantai dan langit-langit. Redaman juga
dapat diberikan dengan mempertebal lantai, oleh furniture, atau
peralatan lain dalam gedung. Cara yang paling baik adalah dengan
mengontrol kekakuan sistem struktur. Akan sulit untuk mengontrol
getaran pada struktur yang telah jadi. Akan lebih mudah jika vibrasi
telah diperhitungkan dalam desain awal.
F. J. Hatfield1 telah membuat suatu kurva yang berguna untuk
memperhitungkan getaran balok baja dan lantai beton pada bangunan
perkantoran dan rumah tinggal.

Genangan Air (‘Ponding’)


Jika terjadi genangan air pada atap datar, maka akan terjadi tambahan
beban yang menyebabkan defleksi lebih besar. Metoda yang paling
baik untuk mencegah terjadi genangan air adalah dengan memberikan
kemiringan yang cukup pada atap (¼ in/ft atau lebih) dan dilengkapi
dengan drainase yang baik. Diperlukan biaya 3 s.d. 6% lebih besar
untuk membuat kemiringan atap yang disyaratkan tersebut
dibandingkan atap tanpa kemiringan.2
Keruntuhan akibat genangan air dapat dihindari jika system
atap (terdiri dari dek atap dan balok) mempunyai kekakuan yang
cukup. LRFD Spesification K2 menjelaskan kekakuan minimum yang
disyaratkan jika keruntuhan akibat genangan air ingin dicegah. Jika
kekakuan yang disyaratkan tidak dipenuhi maka harus dijamin bahwa
genangan air tidak akan terjadi.
___________
1F. J. Hatfield, “Design Chart for Vibration of Office and Residential

Floors,” Engineering Journal, AISC, 29, 4 (4th quarter, 1992), pp. 141 –
144.
2Gary Van Ryzin, “Roof Design: Avoid Ponding by Sloping to Drain,” Civil

Engineering (New York: ASCE, January 1980), pp. 77 – 81.


Secara teoritis perhitungan ponding sangat rumit. Persyaratan
tentang ponding dalam LRFD didasarkan pada hasil kerja F. J. Marino 3

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 80


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

yang meninjau interaksi dua sistem elemen sekunder yang mendukung


elemen utama.

3.4 Web dan Flens dengan Beban Terpusat


Balok yang memikul beban terpusat tegak lurus pada satu flens dan
simetri terhadap web, maka flens dan webnya harus cukup mempunyai
kekuatan rencana terhadap: lentur flens, leleh web, kripling/lipat web,
dan tekuk lateral web. Jika balok memikul beban terpusat pada kedua
flens, maka balok harus mempunyai kuat rencana web terhadap: leleh
web, kripling/lipat web, dan tekuk kolom web. Dalam sub bab ini
dibahas rumus untuk menentukan kekuatan rencana tersebut.
Jika kekuatan flens dan web tidak memenuhi persyaratan LRFD
Section K1.2 s.d. K1.6, maka dipasang pengaku transversal pada lokasi
beban terpusat. Jika kuat rencana web tidak memenuhi persyaratan
LRFD Section K1.7, maka perlu dipasang pelat ganda pada kanan dan
kiri web atau pengaku diagonal.

3.4.1 Lentur Lokal Flens


Flens harus cukup kaku sehingga tidak akan berdeformasi dan
menyebabkan suatu daerah konsentrasi tegangan pada pertemuan las
antara flens dengan web. Beban tarik nominal yang dapat dipikul oleh
pelat yang dilas pada flens dari profil W adalah:

  0,90
Rn  6,25t 2f Fyf (LRFD Pers. K1-1) (3.6)

dimana Fyf tegangan leleh minimum flens (ksi) dan tf adalah tebal flens
(in.).
Rumus ini tidak perlu dicek jika panjang beban pada flens
kurang dari 0,15 kali lebar flens bf atau jika tersedia sepasang pengaku
web dengan panjang lebih dari ½ tinggi web atau lebih. Gambar 3.10(a)
memperlihatkan balok dengan lentur lokal flens.

3.4.2 Leleh Lokal Web


Leleh lokal web berlaku untuk semua beban terpusat, tekan atau tarik.
Disini akan diberikan pembatasan tegangan dalam web dimana terjadi
transfer gaya. Leleh lokal web diberikan dalam Gambar 3.10(b).
Kekuatan nominal web suatu balok pada kaki las yang
mendapat beban terpusat atau reaksi ditentukan dari dua rumus di

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 81


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

bawah ini dimana k adalah jarak dari sisi luar flens pertemuan las flens
dan web, N adalah panjang tumpuan (in.) dari gaya yang bekerja, Fyw
tegangan leleh web (ksi), dan tw adalah tebal web.
Jika gaya berupa beban terpusat atau reaksi yang menyebabkan
tarik atau tekan dan bekerja pada jarak lebih besar dari tinggi balok,
dari ujung balok

  1,0
Rn  (5k  N ) Fywtw (LRFD Pers. K1-2) (3.7)

Jika gaya adalah beban terpusat atau reaksi yang bekerja pada
jarak d atau kurang, dari ujung balok

  1,0
Rn  (2,5k  N ) Fywtw (LRFD Pers. K1-3) (3.8)

Dari Gambar 3.9 terlihat jelas bagaimana rumus di atas didapat.


Kekuatan nominal Rn sama dengan panjang beban terpusat tersebut
didistribusikan pada saat mencapai kaki las web dikalikan dengan tebal
web dan tegangan leleh web. Jika tersedia pengaku dengan panjang
lebih dari separuh tinggi web pada setiap sisi, maka tidak perlu
memeriksa leleh web.
N

Kaki 45o
R k
fillet

N + 2,5 k
N+5k

Kaki R
45o k
fillet
N

(a) (b)

Gambar 3.9 Leleh Lokal Web

3.4.3 Kripling/Lipat Web


Jika beban tekan terpusat bekerja pada suatu elemen dengan web
tanpa pengaku (beban bekerja pada bidang web) kekuatan nominal
kripling web dari web ditentukan dengan dua persamaan pendekatan
berikut yang sesuai (dimana d adalah tinggi profil). Jika satu atau dua

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 82


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

pengaku web atau satu atau dua pelat ganda tersedia dan dipasang
setidaknya lebih dari separuh tinggi web, maka lipat web tidak perlu
dicek. Hasil uji menunjukkan bahwa jika lipat web terjadi, maka hal itu
akan terjadi pada bagian web dekat flens yang dibebani. Jadi dapat
dianggap bahwa adanya pengaku web pada daerah separuh tinggi
profil akan mencegah masalah lipat web. Gambar 3.10 memperlihatkan
fenomena lipat web.
Jika beban terpusat bekerja pada jarak tidak kurang dari d/2
dari ujung elemen
  0,75
  
1, 5
 F t
2  N  t w  
Rn  135t w 1  3 
yw f
(LRFD Pers. K1-4) (3.9)
 
  f 
d t   tw
 
Jika beban terpusat bekerja pada jarak kurang dari d/2 dari
ujung elemen
N
Untuk  0,2
d
  0,75
  tw   Fywt f
1, 5
 N 
Rn  68t 1  3   
2
(LRFD Pers. K1-5a) (3.10)
  d  t f   tw
w

 
N
Untuk  0,2
d
  0,75
  
1, 5
 F t
 N  t
Rn  68tw2 1   4  0,2  w  
yw f
(LRFD Pers. K1-5b) (3.11)
  d  t f   tw
 

(b) Leleh Web Lokal (c) Lipat Web


(a) Lentur Lokal Flens

(d) Tekuk Lateral Web

Gambar 3.10 Tekuk Lokal pada Flens dan Web

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 83


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

3.4.4 Tekuk Lateral Web


Jika beban tekan diberikan pada flens tekan yang mendapat sokongan
lateral, maka web akan mendapat gaya tekan dan flens yang tertarik
akan menekuk seperti pada Gambar 3.10(d).
Tekuk lateral web tidak akan terjadi jika flens dikekang
terhadap rotasi dengan

 h  l 
    2,3
 
 t w  b f 

atau

 h  l 
    1,7
 
 tw  b f 

jika rotasi flens tidak dikekang. Dalam rumus diatas, h adalah tinggi
web diantara disisi dalam las pertemuan web dan flens atau sama
dengan d-2k. l adalah jarak sokongan lateral terbesar sepanjang flens
yang menerima beban.
Tekuk lateral web juga dapat dicegah dengan memberikan
sokongan lateral atau pengaku (stiffeners) pada lokasi beban terpusat.
LRFD Commentary menyarankan bahwa pengaku local untuk kedua
flens direncanakan terhadap gaya sebesar 1% dari beban terpusat yang
bekerja pada titik tersebut. Jika digunakan pengaku, maka pengaku
tersebut harus diteruskan sedikitnya ½ tinggi profil dari lokasi beban
terpusat dan harus direncanakan untuk memikul seluruh beban. Rotasi
flens harus dicegah jika pengaku direncanakan secara efektif memikul
seluruh beban.
Jika balok tidak dikekang terhadap perpindahan relatif oleh
pengaku atau sokongan lateral dan menerima beban tekan terpusat,
kekuatannya dapat ditentukan sebagai berikut:

Jika flens yang menerima beban dikekang terhadap rotasi dan


 h  l 
    2,3
 
 t w  b f 

  0,85

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 84


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

Cr tw3 t f   h / tw  
3

Rn  1  0,4  (LRFD Pers. K1-6) (3.12)


h2   l /b  
  f 

Jika flens yang menerima beban tidak dikekang terhadap rotasi
 h  l 
dan     1,7
 
 tw  b f 
  0,85
Cr t w3 t f   h / t w  
3

Rn  0,4   (LRFD Pers. K1-7) (3.13)


h 2   l / b f  
 

   
Jika h / tw  / l / b f  dalam Pers. (3.12) > 2,3 atau h / tw  / l / b f 
dalam Pers. (3.13) > 1,7 atau web menerima beban merata, maka
kedua persamaan diatas tidak perlu dicek. Persamaan ini
dikembangkan untuk sambungan tumpu (bearing connection) dan tidak
berlaku untuk sambungan momen (momen connection). Dalam rumus
ini, h adalah sebagaimana telah didefinisikan dalam Sub Bab 3.2 untuk
Geser, dan
Cr = 960.000 jika Mu < My pada lokasi gaya, ksi
Cr = 480.000 jika Mu  My pada lokasi gaya, ksi

3.4.5 Tekuk Tekan Web


Kondisi batas ini berlaku untuk kedua flens elemen yang mendapat
beban tekan terpusat, misalnya sambungan momen pada kedua ujung
kolom. Untuk kondisi seperti ini perlu membatasi rasio kelangsingan
web untuk mencegah kemungkinan tekuk. Jika beban terpusat lebih
besar dari Rn yang diberikan di bawah ini, maka diperlukan sebuah
atau sepasang pengaku (stiffener) yang dipasang setinggi web penuh
dan harus memenuhi persyaratan spesifikasi LRFD K1.9. Persamaan
berikut berlaku untuk sambungan momen dan tidak untuk sambungan
tumpu.
  0,90
4100t w3 Fyw
Rn  (LRFD Pers. K1-8) (3.14)
h
Contoh 3.5 memberikan ilustrasi pemilihan balok yang
menerima momen dan diperiksa terhadap semua kondisi batas yang
telah dibahas dalam bab ini.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 85


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

Contoh 3.5
Pilih penampang W A36 dengan bentang dan beban layan seperti pada
Gambar 3.11. Sokongan lateral diberikan pada tumpuan dan lokasi
beban terpusat. Jika panjang pelat landasan tumpuan adalah 3,50 in
dan panjang pelat landasan pada lokasi beban terpusat adalah 3,00 in,
periksalah balok terhadap leleh web, lipat web, dan teku lateral web.

PL =25 k PL =25 k
wD = 1 klft

5 ft 5 ft 5 ft

Gambar 3.11

Solusi:

Asumsi berat sendiri = 44 lb/ft


(1,2)(1,044)(15) 2
Mu   (1,6)(25)(5)  235,2 ft - k
8
(12)(235,2)
Z perlu   87,1 in 3
(0,9)(36)

Gunakan W21 x 44 (Lp = 5,3 ft > Lb yaitu 5,0 ft, d = 20,66 in., bf = 6,500
in., tw = 0,350 in., tf = 0,450 in., k = 1 3/16 in.)

Reaksi
 15 
Ru  (1,2)(1,044)   (1,6)( 25)  49,4 k
2
Beban terpusat

Pu = (1,6)(25) = 40 k
Leleh lokal web

Reaksi
 3 
Rn   (2,5k  N ) Fywtw  1,0 2,5 x 1 3,5 (36)(0,350)
 16 
 81,5 k  49,4 k (memenuhi syarat)

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 86


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

Beban terpusat
 3 
 Rn   (5k  N)Fywtw  1,0  5 x 1  3,0  (36)(0,350)
 16 
 112,6 k  40 k (memenuhi syarat)

Lipat web
Beban terpusat
 1, 5

2  N  t w   Fywt f
Rn  135tw 1  3 
  d  t f   t w
 
  3,00  0,350   (36)(0,450)
1, 5

 (0,75)(135)(0,350) 1  3
2
  
  20,66  0,450   0,350
 109,6 k  40 k (memenuhi syarat)
Reaksi

N 3,5
  0,169  0,20
d 20,66
  
1, 5
 F t
 N  t
Rn   68tw2 1  3  w   yw f
  d  t f   t w
 
  3,5  0,350   (36)(0,450)
1, 5

 (0,75)(68)(0,350)2 1  3   
  20,66  0,450   0,350
 57,3 k  49,4 k (memenuhi syarat)

Tekuk lateral web


 3
20,66  2 x 1 
 h  l   16   12 x 5 
    
  6,50 
 t w  b f
 0,350
 5,66  2,3
Jadi tekuk lateral web tidak perlu dicek.
Dalam Part 4 manual LRFD diberikan beberapa set tabel dengan
judul “Beams W Shapes,” “Beams S Shapes,” dll sehingga perhitungan
untuk balok dalam bab ini menjadi lebih sederhana.
Misalnya, untuk balok yang biasa digunakan sebagai balok
dengan tegangan leleh 36 dan 50 ksi, tersedia nilai bMp, vVn, Lp, dan
Lu berikut R1, R2, rR3, rR4. Kumpulan nilai yang terakhir ini berguna

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 87


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

dalam perhitungan leleh web dan lipat web. Untuk W21 x 44 (tw =
0,350 in., k = 1 3/16 in., fyw = 36 ksi) yang ditumpu pada landasan
dengan panjang N = 3,5 in, nilai Rn untuk leleh web dapat dihitung
sebagai berikut:
 3 
Rn   (2,5k  N ) Fywtw  1,0 2,5 x 1  3,5 (36)(0,350)
 16 
 81,5 k

Atau dapat menggunakan tabel untuk mendapatkan nilai R1


dan R2

Rn = R1 + R2N = 37,4 + (12,6)(3,5) = 81,5 k

Jika persyaratan lentur lokal flens, leleh lokal web, lipat web,
atau tekuk lateral web pada lokasi beban terpusat tidak dipenuhi,
biasanya akan lebih ekonomis jika digunakan profil yang lebih besar.
Jika masalahnya tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan profil
yang sedikit lebih besar, maka dapat digunakan pengaku web
sebagaimana dijelaskan dalam spesifikasi LRFD Section K1.9. Pengaku
semacam ini dapat dipasang disatu sisi atau dua sisi dari web. Jika
beban normal yang bekerja pada flens adalah tarik, pengaku cukup
dilas pada flens yang dibebani saja. Sebaliknya, jika beban adalah
tekan, pengaku harus dilas pada flens tekan.

3.5 Lentur Tidak Simetris


Dari teori kekuatan bahan diketahui bahwa setiap penampang balok
mempunyai sepasang sumbu utama yang saling tegak lurus dengan
inersia produk sama dengan nol. Lentur yang terjadi selain terhadap
sumbu utama disebut lentur tidak simetris. Jika beban luar tidak dalam
bidang sumbu utama atau jika beberapa beban bekerja secara simultan
dari dua atau lebih arah maka akan dihasilkan lentur tidak simetris.
Jika beban tidak dalam bidang utama tegangan dapat dihitung
dengan menguraikan beban menjadi komponen beban yang saling
tegak lurus terhadap sumbu utama, menghitung momen terhadap
masing-masing sumbu utama Mux dan Muy seperti pada Gambar 3.12.
Jika penampang mempunyai satu sumbu simetri dan sumbu
tersebut adalah salah satu sumbu utamanya maka rumus untuk
menghitung tegangan sangat sederhana. Oleh karena itu lentur tidak
simetris bukan hal yang rumit, seperti halnya pada profil W, S, M, atau

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 88


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

C. Semua profil ini setidaknya mempunyai satu sumbu simetris dan


perhitungan akan lebih sederhana. Hal lain yang dapat lebih
menyederhanakan persoalan adalah beban biasanya berupa beban
gravitasi yang tegak lurus terhadap sumbu x.

Mux M ux
y
y

x
x x M uy
Muy
x

y y
Gambar 3.12 Balok Mengalami Lentur Dua Arah

Contoh balok yang harus menahan lentur tidak simetris adalah


balok crane dalam bangunan industri dan gording. Sumbu x dari
gording searah dengan kemiringan atap sedangkan sebagian besar
beban adalah beban gravitasi. Beban ini tidak satu bidang dengan
sumbu utama sehingga akan menghasilkan lentur tidak simetris. Beban
angin biasanya diasumsikan tegak lurus bidang atap sehingga tegak
lurus terhadap sumbu x dari gording sehingga angin tidak menimbulkan
lentur tidak simetris. Sumbu x dari balok crane biasanya horisontal
tetapi balok mendapat gaya lateral dari crane yang bergerak selain
beban gravitasi.
Untuk memeriksa suatu elemen yag melentur terhadap kedua
sumbu secara simultan, LRFD memberikan rumus dalam Section H.
Persamaan berikut ini adalah untuk kombinasi lentur dan tarik aksial
atau tekan aksial jika Pu/Pn < 0,2.

Pu  M ux M uy 
    1,0 (LFRD Pers. H1-1b) (3.15)
2Pn  b M nx b M ny 

Karena dalam pembahasan ini Pu sama dengan nol maka rumus


diatas menjadi:

M ux M uy
  1,0 (3.16)
b M nx b M ny

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 89


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

Ini adalah rumus interaksi atau persamaan persentase. Jika Mux


misalnya sama dengan 75% dari momen yang dapat dipikul jika
melentur terhadap sumbu x saja (bMnx), maka Muy tidak dapat lebih
besar dari 25% dari momen yang dapat dipikul jika melentur terhadap
sumbu y saja (bMny).
Contoh 3.6 dan 3.7 memberikan ilustrasi desain balok yang
mendapat lentur tidak simetris. Perhatikan perlunya sokongan lateral
pada flens tekan. Jika sokongan lateral menjadi hal yang meragukan,
perencana dapat menurunkan kekuatan momen rencana seperti yang
telah diuraikan sebelumnya.

Contoh 3.6
Suatu balok menerima momen lentur vertikal Mux = 160 ft-k dan
momen lentur lateral Muy = 35 ft-k. Momen tersebut telah
memperhitungkan berat sendiri balok. Beban dianggap melalui titik
berat penampang. Pilih profil W24 yang dapat menahan momen
tersebut. Gunakan baja A36 dan peraturan LRFD dengan asumsi
terdapat sokongan lateral menerus pada flens tekan.

Solusi:
S yang diperlukan untuk menahan momen lentur vertikal saja adalah
12 x 160/24 = 60 in3. Coba penampang dengan modulus penampang
yang lebih besar karena momen yang bekerja dalam dua arah.

Coba: W24 x 62 (bMp = bMnx = 413 ft-k, Zy = 15,7 in3)

(0,9)(36)(15,7)
b M ny   42,39 ft - k
12

M ux M uy 160 35
    1,21  1,0
b M nx b M ny 413 42,39
(tidak memenuhi syarat)

Coba: W24 x 68 (bMp = bMnx = 478 ft-k, Zy = 24,5 in3)

(0,9)(36)(24,5)
b M ny   66,15 ft - k
12

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 90


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

M ux M uy 160 35
    0,864  1,0 (memenuhi syarat)
b M nx b M ny 478 66,15
Gunakan W24 x 68
Terlihat dari Contoh 3.6 bahwa prosedur desain diatas akan
cukup panjang meskipun akan dihasilkan profil yang dapat mendukung
beban luar. Hal ini disebabkan dua variabel Zx dan Zy mempengaruhi
dimensi profil. Jika Mux besar dan Muy kecil, kemungkinan profil
ekonomis adalah profil yang tinggi dan flens tidak lebar, sedangkan jika
Muy lebih besar dari Mux penampang ekonomis adalah yang lebar dan
pendek.

3.6 Perencanaan Gording


Untuk mencegah lentur pada batang atas dari rangka atap, secara
teoritis dapat dipasang gording hanya pada titik kumpul dari rangka
atap tersebut. Tetapi untuk rangka atap yang besar akan lebih
ekonomis jika gording dipasang pada jarak yang lebih dekat karena jika
hal ini tidak lakukan maka akan didapat dimensi gording yang cukup
besar dan tidak praktis. Jika akan dipasang gording tambahan selain
pada titik kumpul maka batang atas dari rangka atap harus
direncanakan terhadap lentur dan juga tegangan aksial seperti
dijelaskan dalam Bab 1. Gording biasanya berjarak 2 s.d 6 ft tergantung
kondisi pembebanan, sedangkan perbandingan tinggi profil dan
panjang bentang adalah sekitar 1/24. Profil kanal dan S adalah
penampang yang paling sering digunakan sebagai gording.
Seperti dijelaskan dalam Bab 4 bahwa profil kanal dan S adalah
penampang yang lemah terhadap sumbu web dan seringkali digunakan
trekstang (sag rod) untuk mengurangi panjang bentang akibat lentur
pada sumbu tersebut. Pengaruh dari trekstang adalah membuat
gording menerus pada sumbu y dan momen terhadap sumbu ini akan
tereduksi cukup besar seperti pada Gambar 3.13. Diagram momen ini
didapat dengan asumsi bahwa perubahan panjang trekstang dapat
diabaikan. Selanjutnya juga diasumsikan bahwa gording ditumpu
dengan sendi-rol pada rangka atap. Asumsi ini sebenarnya agak
konservatif karena pada kenyataan gording menerus pada dua atau
lebih rangka atap dan kontinuitas yang cukup besar juga terjadi pada
sambugan antar gordingnya. Dalam diagram tersebut l adalah jarak
antara rangka atap, wuy adalah komponen beban dalam arah tegak
lurus web gording, dan wux adalah komponen beban dalam arah sejajar
web.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 91


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

wux

wuy

wuyl2/32
(3/8)l/2 (3/8)l/2
(a)
9wuyl2512 9wuyl2512
l/2 l/2

wuyl2/90 wuyl2/90

2wuyl2/225 wuyl2/360 2wuyl2/225 (b)


l/3 l/3 l/3

wuyl2/8
(c)

Gambar 3.13 (a) Gording Kanal. (b) Momen terhadap sumbu web dengan trekstang
pada tengah bentang. (c) Momen terhadap sumbu web dengan trekstang pada 1/3
bentang. (d) Momen terhadap sumbu x gording

Jika tidak digunakan trekstang, momen terhadap sumbu web


akan sebesar wuyl2/8. Jika trekstang digunakan pada tengah bentang,
momen ini akan tereduksi hingga mencapai maksimum sebesar
wuyl2/32 (atau reduksi sebesar 75%) dan jika digunakan pada setiap 1/3
bentang maka momen maksimum tereduksi menjadi wuyl2/90 (atau
reduksi sebesar 91%). Dalam Contoh 3.7, trekstang digunakan pada
tengah bentang dan gording direncanakan untuk momen sebesar
wuxl2/8 dalam arah sumbu web dan wuyl2/32 dalam arah tegak lurus
sumbu web.
Selain kelebihan dalam mereduksi momen terhadap sumbu
web, gording juga berguna sebagai sokongan lateral gording dan untuk
mempertahankan bentuk gording pada saat pelaksanaan sampai atap
dipasang dan dihubungkan dengan gording.

Contoh 3.7
Pilih profil W6 untuk gording dari atap pada Gambar 3.14. Jarak antar
rangka adalah 15 ft dan digunakan trekstang pada pertengahan elemen

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 92


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

rangka atap. Diasumsikan terdapat sokongan lateral menerus oleh atap


diatasnya. Gunakan baja A36 dan peraturan LRFD dan dianggap tidak
terdapat torsi. Jadi harus digunakan nilai Zy keseluruhan. Beban dalam
pounds per ft2 luas atap adalah:

Air hujan = 30 psf


Penutup atap = 6 psf
Perkiraan berat gording = 3 psf
Tekanan angin = 15 psf tegak lurus permukaan atap
Beban angin = 15 psf tegak lurus permukaan atap

Gording 4 ft – 5 ft

12 ft

6 @ 8 ft = 48 ft
Gambar 3.14 Rangka Atap untuk Contoh 3.7

Solusi:
Menghitung beban wux yang harus dipikul gording per foot (jarak antar
gording 4,42 ft).

wux  1,2 D  1,6S  0,8W


 2   2 
 (1,2)(6  3)(4,42)   (1,6)(30)(4,42)   0,8(15)(4,42)
 5  5
 285,6 lb/ft (menentuka n)

wux  1,2D  0,5S  1,3W


 2   2 
 (1,2)(6  3)(4,42)    (0,5)(30)(4,42)    (1,3)(15)(4,42)
 5  5
 188,2 lb/ft

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 93


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

1
wuy  (1,2 D  01,6 S )
5
 1 
 [ (1,2)(6  3)(4,42)  (1,6)(30)( 4,42)] 
 5
 116,5 lb/ft

(0,2856)(15) 2
M ux   8,03 ft - k
8

(0,1165)(15) 2
M uy   0,819 ft - k
32

Coba: W6 x 9 (bMp = 16,8 ft-k, Zy = 1,73 in3)

Pu
Karena  0,2 , maka:
Pn
M ux M uy 8,03 0,819
    0,653  1,0
b M nx b M ny 16,8 (0,9)(36)(1,73) / 12
(memenuhi syarat)
Gunakan: W6 x 9

3.7 Pusat Geser


Pusat geser didefinisikan sebagai titik pada penampang balok yang
harus dilalui oleh resultan beban transveral sehingga tegangan pada
balok hanya diakibatkan oleh lentur murni dan geser transveral. Jika
resultan gaya melalui titik ini, maka balok tidak perlu dianalisa
terhadap momen torsi. Untuk balok dengan dua sumbu simetri, pusat
geser adalah titik potong kedua sumbu tersebut, jadi berimpit dengan
titik pusat penampang. Untuk balok dengan satu sumbu simetri pusat
geser akan terletak pada sumbu tersebut tetapi tidak harus pada titik
pusat penampang. Ini berarti bahwa untuk mencegah torsi dalam balok
dengan satu sumbu simetri, garis kerja gaya tidak harus melalui titik
pusat penampang.
Pusat geser khususnya penting pada penampang yang terdiri
dari bagian-bagian tipis dengan tahanan lentur cukup besar tetapi
mempunyai tahanan torsi yang kecil seperti profil W, S, C, dan siku.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 94


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

Lokasi pusat geser untuk beberapa penampang terbuka


diberikan dalam Gambar 3.15. Penampang ini lemah terhadap torsi
sehingga lokasi gaya luar menjadi sangat penting. Penambahan satu
atau dua web pada penampang ini sehingga membentuk penampang
box akan meningkatkan tahanan torsi.

Gambar 3.15 Aliran Geser pada Beberapa Profil Baja

Seringkali perencana mengabaikan perhitungan pusat geser


yang agak rumit untuk menghitung pengaruh torsi. Kalaupun dilakukan
perhitungan hanya dibuat pendekatan pengaruh torsi berdasarkan
momen lentur yang terjadi. Salah satu pendekatan perhitungan yang
tidak begitu baik tetapi sering dilakukan adalah mereduksi bMny
sebesar 50% untuk digunakan dalam persamaan interaksi.
Untuk penampang terbuka dan web tipis pusat geser dapat
ditentukan dengan cepat. Untuk profil balok lain, pusat geser dapat
dicari meskipun dengan sulit. Istilah aliran geser (shear flow) sering
digunakan jika membahas elemen dengan dinding tipis meskipun pada
kenyataannya tidak terdapat aliran. Aliran geser menyatakan geser per
inci penampang dan sama dengan tegangan geser dikalikan dengan
tebal elemen. Telah dibahas dimuka bahwa tegangan geser dihitung
dari rumus: VQ/bI dan aliran geser dihitung dari VQ/I jika tegangan
geser dianggap konstan untuk ketebalan elemen tersebut. Aliran geser
bekerja sejajar terhadap sisi setiap elemen.
Penampang kanal pada Gambar 3.16(a) akan digunakan sebagai
ilustrasi dalam pembahasan. Dalam gambar ini aliran geser diberi
notasi dengan anak panah kecil dan dalam bagian (b) menyatakan nilai
total dari setiap komponen penampang dan diberi notasi H dan V.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 95


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

Kedua nilai H berada dalam keseimbangan secara horisontal dan nilai V


diimbangi oleh geser luar pada penampang. Meskipun gaya horisontal
dan vertikal berada dalam keseimbangan, tetapi tidak demikian dengan
keseimbangan momen kecuali jika resultan gaya luar melalui titik pusat
geser (shear center). Gaya horisontal H pada bagian (b) membentuk
momen kopel. Momen kopel ini harus sama dan berlawanan arah
dengan momen kopel yang dihasilkan oleh gaya V. Lokasi pusat geser
merupakan masalah dalam keseimbangan, maka momen dihasilkan
harus dapat menghilangkan gaya yang mungkin terjadi.
Dari uraian diatas dapat ditentukan persamaan momen kopel
untuk mendapatkan lokasi pusat geser sebagai berikut.

Ve = Hh (momen diambil terhadap pusat penampang web)

V e H

V
h
Pusat geser

(a) (b)

Gambar 3.16 Penampang Kanal dengan Aliran Geser

Contoh 3.8 dan 3.9 memberikan ilustrasi perhitungan yang


melibatkan pusat geser kedua penampang. Perlu dicatat bahwa lokasi
pusat geser tidak tergantung pada gaya geser luar V. Lokasi pusat geser
untuk profil kanal diberikan dalam Tabel Part 1 manual LRFD.

Contoh 3.8
Profil kanal dalam Gambar 3.17(a) mendapat gaya geser luar sebesar V
k. Tentukan lokasi pusat gesernya.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 96


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

H A 1,98 k/in
B

0,3 in

V
10 in

0,3 in

H
C D
3 in 1,98 k/in

(a) (b) Variasi Tegangan Geser

Gambar 3.17 Profil Kanal untuk Contoh 3.8

Solusi:

Properti penampang:

I x  121 (3)(10)3  121 (2,7)(9,4)3  63 in 4

V (2,85 x 0,3 x 4,85)


f v di B   0,06582 V/in
63

H total = (½)(2,85)(0,06582 V) = 0,0938 V

Lokasi pusat geser:

Ve = Hh = (0,0938V)(9,7)

e = 0,91 in dari sumbu web

Perlu diketahui bahwa variasi tegangan geser pada sudut


penampang tidak dapat dihitung secara tepat hanya dengan rumusan
kekuatan bahan (VQ = bI atau VQ/I untuk aliran geser) dan juga tidak
dapat ditentukan dengan tepat dengan menggunakan teori elastis yang
cukup rumit. Dalam dua contoh ini digunakan asumsi bahwa aliran
geser bervariasi dalam bentuk yang sama sampai pertengahan dari
setiap sudut (variasi linier untuk elemen horisontal dan variasi parabola
untuk elemen yang tidak horisontal). Nilai Q dihitung dari dimensi

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 97


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

penampang. Asumsi lain adalah variasi aliran geser diteruskan secara


vertical untuk seluruh tinggi web dan hanya untuk bagian flens disudut
pertemuan dengan web. Hasil yang didapat dari kedua asumsi ini tidak
akan memberikan hasil yang sama besar. Misalnya pada Contoh 3.9,
jumlah gaya geser vertikal tidak persis sama besar dengan geser luar.

Contoh 3.9
Penampang terbuka pada Gambar 3.18 mendapat geser luar sebesar V.
Tentukan lokasi pusat gesernya.
A
3 in
C

10 in

0,25 in
E
D
3 in

4 in F

Gambar 3.18 Penampang untuk Contoh 3.9

Solusi:
Properti penampang:

I x  121 (0,25)(16)3  (2)(3,75 x 0,25)(4,87)2  129,8 in 4

Aliran geser, q:
qA = 0
V (3,12 x 0,25 x 6,44)
qB   0,0387V /in
129,8
V (3,75 x 0,25 x 4,87)
qC  qB   0,0739V /in
129,8
V (4,87 x 0,25 x 2,44)
q di titik berat penampang  qC   0,0968V /in
129,8

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 98


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

Nilai aliran geser ini diberikan dalam Gambar 3.19(a) dan jumlah aliran
geser untuk setiap bagian dari elemen diberikan dalam Gambar
3.19(b).

3,75 in

A
0,0387 k/in

C 0,0807V 0,0379 k/in


0,0387 k/in
B
0,211V

0,869V 9,75 in 1,94 k/in


e

0,211V
E 0,0387 k/in
D
0,0807V 0,0739 k/in

0,0387 k/in
F

Gambar 3.19 Aliran Geser untuk Contoh 3.9

Ambil momen terhadap garis CD:

-(0,211V)(9,75) + (2)(0,0807)(3,75) + Ve = 0
e = 1,45 in

Teori pusat geser sangat berguna dalam desain tetapi harus


dipahami keterbatasannya. Misalnya, pendekatan analisa yang
diberikan dalam sub bab ini hanya berlaku untuk penampang dengan
tebal dinding yang tipis (karena untuk dinding tebal aliran geser tidak
seragam). Jika balok mempunyai penampang yang bervariasi sepanjang
bentang maka pusat geser sepanjang bentang tidak berupa garis lurus.
Hasilnya adalah jika resultan gaya luar melalui pusat geser pada satu
irisan tetapi pada irisan lain mungkin tidak demikian.
Jika perencana harus mengatasi beban luas yang bekerja pada
penampang dengan dinding tipis dimana puntir penampang akan
menjadi masalah, biasanya akan diberikan kekangan terhadap puntir.
Caranya adalah dengan memberikan sokongan (bracing) dengan jarak
cukup dekat, atau dengan melekatkan penampang tersebut dengan
lantai atau atap dan semacamnya. Jika cara tersebut tidak
menyelesaikan masalah, lebih baik digunakan profil lain dengan

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 99


BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

kekakuan torsi yang lebih besar. Pembahasan mengenai hal ini,


diberikan lebih rinci dalam referensi.1,2
__________________
1C. G. Salmon dan J. E. Johnson, Steel Structures, Design and Behaviou,

2nd ed., Harper & Row, New York, 1980, pp. 672-675.
2AISC Engineering Staffs, Torsional Analysis of Steel Members, AISC,

Chicago, 1983.

3.8 Pelat Landasan Balok


Jika ujung balok ditumpu secara langsung oleh beton atau konstruksi
batu lainnya maka diperlukan suatu media untuk mendistribusikan
reaksi balok pada tumpuan dengan menggunakan pelat landasan.
Reaksi diasumsikan tersebar merata melalui pelat landasan untuk
diteruskan pada konstruksi beton dan konstruksi beton akan
mendorong pelat keatas dengan tekanan seragam sebesar Ru pada
pelat seluas A1. Tekanan ini akan cenderung membuat pelat dan bagian
bawah flens melengkung keatas. Manual LRFD menyarankan bahwa
pelat landasan harus memikul seluruh momen lentur yang dihasilkan
dan penampang kritis untuk momen dianggap berada pada jarak k dari
pusat penampang balok, seperti diperlihatkan dalam Gambar 3.20.
Jarak k adalah jarak yang sama dari sisi luar flens ke kaki pertemuan
flens-web dan nilai ini diberikan dalam tabel manual LRFD (atau jarak
ini sama dengan tebal flens ditambah dengan jari-jari sambungan flens-
web).

1 in
C
t
n
k
B

Gambar 3.20 Pelat Landasan Balok

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 100
BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

Karena untuk menentukan distribusi tekanan aktual dalam pelat


landasan balok sangat sulit maka diasumsikan distribusi tekanan yang
seragam. Asumsi ini akan memberikan hasil yang konservatif karena
kemungkinan tekanan akan besar pada pusat balok dibandingkan pada
sisi balok. Sisi luar dari pelat dan flens cenderung untuk melentur ke
atas dan pusat balok akan ke bawah dan memusatkan tekanan di
sekitar pusat balok.
Dengan mengacu pada Gambar 3.20, tebal yang diperlukan
untuk lebar pelat 1 in dapat dihitung dari:

Ru n Ru n 2
Mu  n 
A1 2 2 A1
 t  t  t2
Z dari pelat selebar 1 in dengan tebal t = (1)  (2) 
 2  4  4
M u  b Fy Z dengan b  0,9

Ru n 2  t2 
 (0,9)( Fy ) 
2 A1 4

2,22 Ru n 2
t (3.17)
A1Fy

Kuat rencana dari pelat landasan diatas beton adalah c Pp


menurut LRFD Specification J9. Spesifikasi ini menyatakan bahwa jika
pelat landasan menutupi seluruh tumpuan beton, kekuatan tumpuan
beton dihitung dari:

c  0,6

Pp  0,85 f c' A1 (LFRD Pers. J9-1) (3.18)

Dalam rumus diatas, f c' adalah kuat tekan beton dalam psi dan
A1 adalah luas pelat (in2) landasan yang bekerja secara konsentris
diatas tumpuan beton. Untuk mendesain pelat ini, diperlukan luas A1
yang ditentukan dengan membagi reaksi terfaktor Ru dengan c Pp
sebagai berikut:

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 101
BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

Ru Ru
A1   (3.19)
c Pp c 0,85 f c'

Hasil yang didapat sama dengan yang diberikan oleh ACI


Building Code for Reinforced Concrete 1989.
Jika beban bekerja pada luas pelat landasan yang lebih kecil dari
tumpuan beton, c Pp dihitung dari rumus dibawah ini, dimana A2
adalah luas maksimum dari luas tumpuan yang secara geometri hampir
sama dengan luas tumpuan beban konsentris dimana A2 / A1
mempunyai nilai maksimum sama dengan 2.

c  0,60

A2
Pp  0,85 f c' A1 (LRFD Pers. J9-2) (3.20)
A1

Dalam kasus dimana tidak seluruh tumpuan beton dibebani, A1


dapat dihitung sebagai berikut:
R Ru
A1  u 
c Pp A (3.21)
c f c' A1 2
A1
2
1  Ru 
  
' 
jika A 2  4 A1
A2  c 0,85 f c 
atau

Ru
A1  jika A 2  4 A1 (3.22)
1,7c f c'

Setelah A1 dihitung, panjang (searah sumbu longitudinal balok)


dan lebar pelat landasan dapat ditentukan. Panjangnnya tidak boleh
kurang dari N yang diperlukan untuk mencegah leleh web atau lipat
web, juga tidak boleh kurang dari 3½ atau 4 in, untuk tujuan
kemudahan pelaksanaan. Tebal pelat landasan ini tidak boleh lebih
besar dari dinding atau tumpuannya, dan harus lebih tipis dari dinding
terutama dinding luar untuk mencegah supaya pelat tidak terkena
langsung dengan udara luar gedug.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 102
BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

Contoh 3.10 memberikan ilustrasi perencanaan pelat landasan


balok. Lebar dan panjang pelat diambil sebagai pembulatan dalam inci.

Contoh 3.10
Balok dari profil W18 x 71 (d = 18,47 in, bf = 7,635 in, k = 1½ in, tw =
0,495 in, tf = 0,810 in) salah satu ujungnya ditumpu pada konstruksi
dinding beton bertulang dengan dengan fc’ = 3 ksi. Rencanakan pelat
landasan untuk balok dengan A36 dan peraturan LRFD. Besar reaksi
terfaktor adalah 120 k dan panjang maksimum landasan tegak lurus
terhadap dinding adalah setebal dinding yaitu 8,0 in.

Solusi:

Ru 120
Luas yang diperlukan = A1    78,43 in 2
c 0,85 f c (0,60)(0,85)(3)
'

Panjang minimum dari landasan arah tegak lurus dinding yang


diperlukan untuk mencegah leleh web adalah:

Ru   (2,5k  N ) Fywtw
120  1,0(2,5 x 1 12  N )(36)(0,495)
N = 2,98 in.

Panjang minimum dari landasan arah tegak lurus dinding yang


diperlukan untuk mencegah lipat web adalah:

N 8
Asumsikan   0,433  0,20
d 18,47

  t w   Fywt f
1, 5
 N 
Ru  Rn   68t 1   4  0,2   
2

  d  t f   t w
w

 
  N  0,495   (36)(0,810)
1, 5

120  (0,75)(68)(0,495) 1   4
2
 0,2   
  18,47  0,810   0,495
N  3,36 in.

Coba pelat 8 x 10 in.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 103
BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

n = 5,00 – 1 ½ = 3,50 in

2,22 Ru n 2 (2,22)(120)(3,50) 2
t 
A1Fy (80,0)(36)
 1,06 in

Gunakan pelat 11/8 x 8 x 10 in.

Kadang-kadang flens balok sudak cukup memberikan luas


landasan, tetapi pelat landasan tetap disarankan karena berguna untuk
mempermudah pelaksanaan dan memastikan permukaan landasan
yang rata untuk balok. Jika ujung balok tertanam dalam dinding atau
beton maka disarankan menggunakan angkur untuk mencegah gerakan
longitudinal balok terhadap dinding. Angkur bisa terbuat dari batang
baja yang dibengkokan melalui web balok berarah sejajar dengan
dinding. Ukuran detail dari angkur diberikan dalam LRFD Gambar 12-
13. Kadang-kadang siku juga dapat digunakan sebagai pengganti
angkur. Jika diantisipasi akan terjadi beban longitudinal yang cukup
besar, dapat digunakan baut angkur vertikal pada ujung balok.
Jika ingin memeriksa apakah tebal flens saja sudah cukup,
maka:

2,22 Ru n 2 (2,22)(120)(2,94) 2
t   1,02 in  t f dari W18 x 71
A1Fy (8 x 7,635)(36)

Jadi flens tidak memenuhi syarat.

Kumpulan Soal
3.1 s.d. 3.5. Tinjau momen saja dan asumsikan sokongan lateral
menerus untuk flens tekan. Pilih profil paling ringan
dengan menggunakan baja 50 ksi. Beban yang
diberikan sudah termasuk berat sendiri balok.
Gunakan analisa elastis, beban terfaktor, dan aturan
0,9.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 104
BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

wU = 3,6 klft

40 ft 40 ft 30 ft

Soal 3.1 (Jawab: W24 x 55)

Pu = 80 k

wu = 2,4 klf

20 ft 20 ft

30 ft 40 ft 20 ft

Soal 3.2

Pu = 60 k

wu = 3 klf

20 ft 20 ft
60 ft 40 ft 15 ft

Soal 3.3 (Jawab: W24 x 84)

Pu = 80 k 3/8Pu = 30 k 3/8Pu = 30 k 3/8Pu = 30 k

wu = 4 klf

20 ft 20 ft 10 ft 10 ft 10 ft 20 ft 20 ft
40 ft 30 ft 40 ft

Soal 3.4

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 105
BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

wu = 4,8 klf

15 ft 40 ft 30 ft

Soal 3.5

3.6 Ulangi Soal 3.1 dengan menggunakan analisa plastis.

3.7 Ulangsi Soal 3.3 dengan menggunakan analisa plastis (Jawab:


W24 x 76, W24 x 68 mengalami sedikit tegangan berlebih).

3.8 Ulangi Soal 3.5 dengan menggunakan analisa plastis.

3.9 Tiga cara untuk menyokong atap diperlihatkan dalam gambar


dibawah ini. Dengan menggunakan analisa elastis dengan
beban terfaktor, Fy = 50 ksi, dan asumsi sokongan lateral
menerus pada setiap metoda tersebut, tentukan profil paling
ringan jika beban mati merata servis (tidak termasuk berat
sendiri) adalah 1 klf dan beban hidup merata servis adalah 1,2
klf. Tinjau momen saja.

36 ft 36 ft 36 ft

(a)

36 ft 36 ft 36 ft

(b)

7 ft 22 ft 7 ft

36 ft 36 ft 36 ft

(c)
Soal 3.9

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 106
BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

3.10 Penampang dengan sambungan las dibawah ini terbuat dari


baja A36 dengan sokongan lateral menerus pada flens tekan
dan melentur terhadap sumbu kuat. Jika Cb = 1,0, tentukan kuat
momen rencana dan gesernya.

PL1 x 16

PL½ x 60

PL1 x 16

3.11 s.d. 3.13. Gunakan Fy = 50 ksi, tentukan profil untuk bentang dan
beban seperti ditunjukkan dalam gambar. Tinjau
momen dan geser saja serta abaikan berat balok
pada semua perhitungan. Diasumsikan balok
mempunyai sokongan lateral menerus pada flens
tekan.

Soal 3.11 (Jawab: W30 x 90)

Pu = 150 k Pu = 100 k Pu = 400 k

4 ft 10 ft 10 ft 2 ft

26 ft

Soal 3.12

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 107
BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

3.13 Ulangi Soal 3.11 dengan menggunakan Fy = 36 ksi. (Jawab: W33


x 118)

3.14 Profil W14 x 34 mempunyai sokongan lateral menerus dan


terdiri dari baja 50 ksi. Profil digunakan pada balok dua
tumpuan sederhana dengan bentang 6 ft 6 in. Tentukan beban
merata maksimum wu yang dapat dipikul selain berat sendiri
balok terfaktor. Gunakan analisa elastis dan tinjau momen dan
geser saja.

3.15 Profil W16 x 40 terbuat dari baja 50 ksi dan digunakan sebagai
balok tumpuan sederhana dengan bentang 8 ft. Jika balok
mendapat sokongan lateral menerus, tentukan beban merata
maksimum wu yang dapat dipikul balok selain berat sendiri
balok terfaktor. Gunakan analisa elastis serta meninjau geser
dan momen saja. (Jawab: 32,95 klf).

3.16 Profil W36 x 245 terdiri dari baja A36 digunakan sebagai balok
tumpuan sederhana dengan bentang 16 ft. Tinjau momen dan
geser saja serta gunakan analisa elastis. Tentukan beban merata
maksimum wu yang dapat dipikul selain berat sendiri balok.

3.17 Balok tumpuan sederhana dengan panjang bentang 30 ft harus


memikul beban bergerak Pu = 100 kips. Dengan menggunakan
baja 50 ksi, tentukan profil paling ekonomis dengan meninjau
geser dan momen saja. Gunakan analisa elastis dan abaikan
berat sendiri balok. (Jawab: W24 x 68).

3.18 Balok tumpuan sederhana mempunyai bentang 40 ft harus


memikul beban layan terpusat PL = 30 k ditengah bentang.
Sokongan lateral diberikan pada kedua tumpuan dan tengah
bentang. Jika defleksi maksimum yang diijinkan ditengah
bentang akibat beban layan adalah 1/1000 bentang, tentukan
profil W yang paling ringan untuk baja 50 ksi dengan hanya
meninjau momen, geser, dan defleksi. Abaikan berat sendiri
balok.

3.19 Rencanakan profil W untuk digunakan sebagai balok tumpuan


sederhana dengan bentang 24 ft dan memikul beban merata wD

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 108
BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

= 1,2 klf (termasuk berat sendiri balok) dan wL = 2,8 klf. Defleksi
maksimum yang diijinkan akibat beban layan adalah 1/1200
bentang. Gunakan baja 50 ksi dan hanya ditinjau geser, momen,
dan defleksi saja. Balok mempunyai sokongan lateral menerus.
(Jawab: W30 x 108).

3.20 Pilih profil W yang paling ringan dari baja A36 untuk bentang
dan beban seperti pada gambar. Balok mempunyai sokongan
lateral menerus untuk flens tekannya. Defleksi maksimum yang
diijinkan akibat beban layan ditengah bentang adalah 1/1500
bentang. Tinjau geser, momen, dan defleksi saja.

wD = 2 klf (tidak termasuk b.s. balok)


wL = 4 klf

28 ft

3.21 Tentukan profil W paling ringan jika Fy = 50 ksi untuk bentang


dan beban pada gambar dibawah ini jika penampang
mempunyai sokongan lateral menerus dan defleksi maksimum
ijin akibat beban terfaktor adalah 1/800 bentang. Abaikan berat
sendiri balok dan tinjau hanya geser, momen, dan defleksi.
(Jawab: W44 x 230)

PL = 12 k PL = 25 k

10 ft 10 ft

3.22 Tentukan profil W paling ringan jika Fy = 50 ksi untuk bentang


dan beban pada gambar dibawah ini jika penampang
mempunyai sokongan lateral menerus dan defleksi maksimum
ijin akibat beban terfaktor adalah 1/200 bentang. Tinjau hanya
geser, momen, dan defleksi.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 109
BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

PL = 20 k PL = 10 k

wD = 1 klf
(tidak termasuk b.s. balok)
5 ft 10 ft

3.23 Tentukan profil W paling ringan jika Fy = 50 ksi untuk bentang


dan beban hidup pada gambar dibawah ini jika penampang
mempunyai sokongan lateral pada setiap jarak 12 ft dan
defleksi maksimum ijin akibat beban terfaktor adalah 1/1500
dari bentang 24 ft. Abaikan berat sendiri balok dan tinjau hanya
geser, momen, dan defleksi. (Jawab: W30 x 108)
Pu = 150 k Pu =30 k

12 ft 12 ft 12 ft

36 ft

3.24 Balok tumpuan sederhana dari profil W24 x 146 A36 memikul
beban hidup layan 300 k seperti pada gambar. Jika panjang
landasan sebelah kiri tumpuan adalah 8 in dan pada beban
terpusat adalah 12 in, periksa balok terhadap geser, leleh web,
dan lipat web.
PL = 300 k

2 ft 4 ft

6 ft

3.25 Balok sepanjang 32 ft mendapat sokongan lataral menerus pada


flens atasnya dan memikul beban terpusat bergerak 60 k.
Dengan menggunakan baja 50 ksi, tentukan profil yang paling
ringan untuk memikul momen. Periksa apakah penampang yang
dipilih memenuhi terhadap geser dan hitung panjang minimum

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 110
BAB III – Topik Lain dalam Perencanaan Balok

pelat landasan pada tumpuan dilihat dari leleh web dan lipat
web. (Jawab: W24 x 84).

3.26 Tentukan penampang W30 yang paling ringan dari baja 50 ksi
untuk menahan momen gravitasi Mux = 500 ft-k dan momen
lentur lateral Muy = 200 ft-k. Penampang diangggap mendapat
sokongan lateral menerus.

3.27 Balok tumpuan sederhana bentang 20 ft mendapat sokongan


lateral menerus pada flens tekannya dan terbuat dari baja A36.
Balok memikul beban mati layan gravitasi 1,2 klf (termasuk
berat sendiri balok) dan beban hidup gravitasi 3,4 klf. Beban
diasumsikan bekerja melalui pusat berat penampang. Tentukan
profil W33 yang paling ringan. (Jawab: W33 x 130).

20o

3.28 Ulangi Soal 3.27 jika Fy = 50 ksi jika beban hidup gravitasi adalah
4,8 klf.

3.29 Rencanakan pelat landasan dari baja A36 untuk balok W21 x 68
dengan reaksi Ru = 100 k. Balok terletak di atas dinding beton
bertulang dengan fc’ = 4 ksi. Asumsikan lebar pelat dalam arah
tegak lurus dinding tidak lebih dari 8 in.

3.30 Rencanakan pelat landasan dari baja 50 ksi untuk balok W30 x
116 dengan reaksi Ru = 170 k. Balok terletak di atas dinding
beton bertulang dengan fc’ = 3 ksi. Asumsikan lebar pelat dalam
arah tegak lurus dinding adalah 8 in.

3.31 Ulangi Soal 3.30 dengan menggunakan Fy = 36 ksi. (Jawab: salah


satunya 1¾ x 8 x 1 ft 2 in.)

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 111

Anda mungkin juga menyukai