2.2.1 Pendahuluan
Jenis batang tarik dapat ditemukan pada struktur rangka batabg kuda-kuda maupun
struktur rangka jembatan. Batang tarik pada struktur rangka kuda-kuda yaitu balok tarik,
adapun pada struktur rangka jembatan yaitu batang yang terletak dibagian bawah yang
berada diantara tumpuan. Penampang melintang batang yang menahan beban tarik adalah
penampang melintang bersih atau penampang netto (A n). Sehingga perlemahan akibat
adanya lubang alat sambung seperti baut, paku, pasak dan alat sambung lainnya serta
perlemahan yang diakibatkan oleh asanya lubang yang tertutup maupun terbuka harus
diperhitungkan sebagai perlemahan.
Apabila pengencang berupa baut dipasang pada satu potongan melintang, maka luas
penampang neto harus dihitung penampang bersih dengan mengurangi penampang bruto
oleh penampang memanjang baut seluruh baut pada satu potongan melintang tersebut
(Gambar 2.2.2 dan 2.2.3).
19
db db
Lubang pada tebal penampang balok
An = (b * h) – (1 db * h) → An = (b – 1 db) * h
An = (b * h) – (2 db * h) → An = (b – 2 db) * h
An = (b * h) – (3 db * h) → An = (b – 3 db) * h
h
An = (b * h) – (n db * h) → An = (b – n db) * h
An = (b – n db) * h......................(2.2.2) b b
db
h
An = (h * b) – (2 db * h) → An = (h – 2 db) * b
An = (h * b) – (3 db * h) → An = (h – 3 db) * b
An = (h . b) – (n db . h) → An = (h – n db) * b b b
Perlemahan akibat adanya lubang paku, luas penampang netto (An) dapat dihitung
dengan nilai berkisar antara (80 s.d 90)% dari luas penampang brutto (Ab)
An = (80 s.d 90)% * Ab...........................(2.2.4)
Pengurangan akibat adanya takikan pada sambungan gigi, luas penampang netto
(An) yaitu tinggi penampang melintang dikurangi dalamnya takikan (t m) kali tebal (b), karena
penampang melintang balok berdiri
An = (h – tm) * b.........................(2.2.4)
dimana h
ℓm
TT ′ = Ft ′ ∗ Aneto … … … … … … … … … … … … … . (2.2.5)
dimana
TT’ : kapasitas tarik terkoreksi luas penampang neto
Ft’ : nilai desain tarik sejajar serat terkoreksi
Aneto : luas penampang neto
Nilai desain tarik sejajar serat terkoreksi (Ft’) adalah fungsi dari Nilai Desain Tarik
Sejajar Serat (Ft), Faktor Layan Basah (CM), Faktor Temperatur (Ct), Faktor Ukuran (CF),
Faktor Tusukan (Ci), Faktor Konversi Format (KF), Faktor Ketahanan (Фt), dan Faktor Efek
Waktu (λ). Sehingga nilai desain tariksejajar serta terkoreksi dihitung dengan menggunakan
Persamaan 2.2.6 sebagai berikut.
Ft ′ = Ft ∗ CM ∗ Ct ∗ CF ∗ Ci ∗ K F ∗ Φt ∗ λ … … … … … … … … … … . (2.2.6)
Luas penampang melintang neto (An) ditentukan berdasarkan pada daerah kritis.
An = b ∗ d … … … … … … . . . . … … … … … … … . (2.2.7)
Keterangan:
b : tebal atau lebar penampang batang tarik (mm)
d : tinggi penampang batang tarik (mm)
2.2.4 Soal
1. Gambar 2.2.5 digunakan kayu dengan Kode Mutu E16 (SNI 7973:2013). Hitung beban
ultimit (PU) berdasarkan kapasitas tarik terkoreksi batang AC, jika panjang a = 300 cm
dan dimensi penampang melintang batang AC adalah (b/d) = 100/300 mm mengalami
perlemahan akibat adanya takikkan sambungan Gigitunggal sebesar tm = 1/5 d. Ketentuan
lain yang diperlukan silahkan tentukan sendiri berdasarkan peraturan yang berlaku dan
terkini.
21
a
A B
C
a a a a a a a a
RA RB
PU 0,5 PU PU 0,5 PU PU 0,5 PU PU
2. Gambar 2.2.6 digunakan kayu dengan Kode Mutu E16 (SNI 7973:2013). Hitung beban
ultimite (PU) berdasarkan kapasitas tarik terkoreksi batang AF (P’AF), jika nilai panjang
L = 4 * 3.000 mm dan dimensi penampang melintang batang AF adalah (b/d) = 100/300
mm mengalami perlemahan akibat takikkan sambungan Gigitunggal sebesar tm = 1/5 d.
Ketentuan lain yang diperlukan silahkan tentukan sendiri berdasarkan peraturan yang
berlaku dan terkini. PU
PU C PU
0,5 PU E G 0,5 PU
A 35o 35o B
F D H
RA RB
Gambar 2.2.6 Rangka kuda-kuda konvensional
SELAMAT MENGERJAKAN
=======0000000=======