Anda di halaman 1dari 21

LENTUR MURNI - PELAT

Persyaratan tumpuan pelat


Disamping pembebanan, ukuran dan persyaratan
tumpuan tepi pelat juga perlu dipertimbangkan.
Beberapa kondisi tumpuan yang dipertimbangkan:
1. Ditumpu bebas
pelat dapat berotasi bebas pada tumpuan,
contohnya pelat yang ditumpu oleh tembok bata.
2. Terjepit penuh
tumpuan mencegah pelat untuk berotasi dan
relatif sangat kaku terhadap momen puntir,
contohnya pelat yang monolit (menyatu) dengan
balok yang tebal.
3. Terjepit sebagian (jepit elastis)
tumpuan tidak cukup kuat untuk mencegah rotasi,
contohnya pelat yang monolit dengan balok tetapi
balok tidak begitu tebal sehingga tidak cukup kaku
dan tidak cukup kuat mencegah rotasi.
Selain jepit penuh dan jepit sebagian, juga sering
ditemukan ‘jepit tak terduga’, contohnya pelat
tertanam sepanjang sisinya dalam tembok. Pada sisi
pelat yang tertanam akan timbul momen jepit
(momen tak terduga).
Ditumpu bebas:

sebelum setelah
dibebani dibebani

Terjepit penuh

sebelum setelah
dibebani dibebani

Terjepit sebagian (jepit elastis)

sebelum
dibebani setelah
dibebani

Jepit tak terduga


Panjang bentang teoritis pelat
 Bila lebar balok perletakan kurang dari atau
sama dengan dua kali tebal pelat ( b  2h ), maka
panjang bentang teoritis dianggap sama dengan
jarak antara pusat ke pusat balok (Gambar a).
 Bila lebar balok perletakan lebih dari atau sama
dengan dua kali tebal pelat ( b  2h ), maka
panjang bentang teoritis dianggap ( l  L  100 )
(Gambar b).

b L b b L b
l=L+b l=L+100
(a) (b)

 Bila (L+h) lebih besar dari jarak pusat ke pusat


tumpuan, maka panjang bentang teoritis boleh
diambil jarak pusat ke pusat tersebut (
l  L  2 1 b  L  b)
2

L b L b

l=L+b l=L+b
Persyaratan tebal pelat
I). SNI 03-2847-2002 Pasal 11.5 ayat (3)
mensyaratkan tebal pelat minimum dengan balok
yang menghubungkan tumpuan pada semua
sisinya (pelat dengan penulangan dua arah)
harus memenuhi ketentuan berikut:

a) Untuk m  0,2 , tebal pelat minimum harus


memenuhi syarat seperti Tabel dibawah (syarat
untuk pelat tanpa balok interior yang
menghubungkan tumpuan-tumpuannya dan rasio
bentang panjang terhadap bentang pendek tidak
lebih dari dua).
Tanpa penebalan Dengan penebalan
Panel Panel
Tegangan Panel luar Panel luar
dalam dalam
leleh, fy
Tanpa Dengan Tanpa Dengan
(MPa)
balok balok balok balok
pinggir pinggir pinggir pinggir
300 n/33 n/36 n/36 n/36 n/40 n/40
400 n/30 n/33 n/33 n/33 n/36 n/36
500 n/28 n/31 n/31 n/31 n/34 n/34
n adalah bentang bersih pelat (jarak tepi ke tepi balok/tumpuan)

dan nilai diatas tidak boleh kurang dari nilai


berikut:
- pelat tanpa penebalan : 120 mm
- pelat dengan penebalan : 100 mm
b) untuk 0,2   m  2,0 , tebal pelat minimum harus
memenuhi
 fy 

n  0,8  
 1500 
h
36  5 β α m  0,2
dan tidak boleh kurang dari 120 mm

c) untuk  m  2,0 , tebal pelat minimum adalah


 fy 

n  0,8  
 1500 
h
36  9 β
dan tidak boleh kurang dari 90 mm

II). SNI 03-2847-2002 Pasal 11.5 ayat (2)


mensyaratkan tebal pelat minimum dengan
penulangan satu arah (bila lendutan tidak
dihitung) harus memenuhi ketentuan berikut:
Dua Satu Kedua
Komponen
tumpuan ujung ujung Kantilever
struktur
sederhana menerus menerus
Pelat masif satu
n/20 n/24 n/28 n/10
arah
Balok atau pelat
n/16 n/18,5 n/21 n/8
rusuk satu arah
Distribusi gaya-gaya dalam pelat satu arah
Distribusi gaya-gaya dalam pelat dapat dianggap
sebagai gelegar diatas beberapa tumpuan. Besarnya
gaya-gaya dapat ditentukan dengan metode
mekanika teknik yang telah baku.
SNI 03-2847-2002 Pasal 15.6 mengijinkan
menentukan distribusi gaya-gaya menggunakan cara
Perencanaan Langsung yaitu menggunakan koefisien
momen jika memenuhi syarat-syarat berikut:
a) Panel pelat harus berbentuk persegi dengan
perbandingan bentang panjang terhadap bentang
pendek tidak lebih dari dua.
b) Minimum harus ada tiga bentang menerus dalam
masing-masing arah.
c) Panjang bentang bersebelahan, diukur antara
sumbu ke sumbu tumpuan, tidak boleh berbeda
lebih dari sepertiga bentang terpanjang.
d) Beban yang diperhitungkan hanya beban gravitasi
dan terbagi rata; beban hidup tidak boleh
melebihi 2 kali beban mati.
e) Posisi kolom boleh menyimpang maksimum 10%
panjang bentang (dalam arah penyimpangan).
f) Kekakuan relatif balok dalam dua arah tegak lurus
 
0,2   1 22  2 12  5,0
Contoh penggunaan koefisien untuk berbagai kondisi
dalam menghitung distribusi momen. Besar momen
adalah koefisien dikalikan dengan wu n2 .

Keterangan: tumpuan ujung tetap


tumpuan ujung sederhana
menerus diatas tumpuan
Perencanaan pelat satu arah
Dengan memperhatikan syarat-syarat batas,
panjang bentang dan distribusi momen, maka
tulangan pelat yang diperlukan dapat dihitung
seperti dijelaskan dalam contoh berikut:
Diketahui:
Pelat lantai ditumpu bebas diatas tembok bata,
menahan beban hidup qL = 2,5 kN/m2 dan penutup
lantai qD = 0,5 kN/m2. Pelat berada di lingkungan
kering. Mutu beton fc' = 20 MPa dan mutu baja fy
= 240 MPa.

b=240 L=3760 b=240

Ditanya:
Tentukan tebal pelat dan jumlah tulangan yang
diperlukan.
Penyelesaian:
Perhitungan dilakukan per 1 m’ lebar pias.
Bentang teoritis:
l  L  (2  21 b )  3760  (2  21  240)  4000 mm
Pelat diatas tumpuan sederhana (tumpuan bebas):
1 l
untuk fy  240 MPa  hmin  27
1  4000  148 mm  tebal 150 mm
hmin  27

Beban-beban:
- berat sendiri pelat : 0,15x24 = 3,6 kN/m2
- berat penutup lantai : = 0,5 kN/m2
qD = 4,1 kN/m2
qu  1,2qD  1,6qL  1,2  4,1  1,6  2,5  8,92 kN/m2
Momen lapangan :
1 1
Mu  qu l 2   8,92  42  17,84 kNm
8 8
Momen tumpuan :
1
Mu , tak terduga   8,92  4 2  5,95 kNm
24
Perhitungan tinggi efektif d :
d h
beton deking 20 mm
tulangan 10 mm

sehingga tinggi efektif :


d = 150 – 20 – (½ x 10) = 125 mm
Penulangan Lapangan:
M 17,84
Mn  u   22,30 kNm
φ 0,80
Mn 22,3.10 6
Rn    1,427 MPa
2 2
bd 1000.(125)
fy 240
m   14,12
0,85fc' 0,85  20

1  2mRn 

ρ 1 1
m  fy 

1  2  14,12  1,427 
ρ  1  1    0,00622
14,12  240 
1,4 1,4
ρ min    0,00583
fy 240

ρ maks  0,75ρ b
 0,85fc' 600 
ρ maks  0,75   β1
 fy 600  fy 

0,85  20 600
ρ maks  0,75    0,85  

 240 600  240 
ρ maks  0,75  0,0430  0,03225

ρ min  ρ  ρ maks  under-reinforced)


As  ρbd  0,00622  1000  125  778 mm2
dipasang tulangan 10-100 (Ast = 785 mm2)

Tulangan bagi (tulangan susut dan suhu):


fy = 240 MPa  As = 0,25%.b.h
fy = 400 MPa  As = 0,18%.b.h
Asb  0,25%  1000  150  375 mm2
(dipasang tulangan 8-125)
Penulangan Tumpuan:
M 5,95
Mn  u   7,4375 kNm
φ 0,80
Mn 7,4375.10 6
Rn    0,476 MPa
2 2
bd 1000.(125)

1  2mRn 

ρ 1 1
m  fy 

1  2  14,12  0,476 
ρ  1  1    0,0020
14,12  240 
As  ρbd  0,002  1000  125  252 mm2
dipasang tulangan 8-150 (Ast = 333 mm2)
dipasang tulangan bagi 8-250

Catatan:
tulangan momen tak terduga dan tulangan bagi
tidak perlu dibandingkan dengan min.

Gambar tulangan:

b=240 L=3760 b=240


Jarak maksimum dan minimum dari tulangan:

d h

Jarak maksimum tulangan utama:


1,5 h atau 250 mm (pada momen maksimum)
3 h atau 500 mm (momen menurun)
Jarak minimum tulangan utama: 25 mm atau 
(disarankan 40 mm)
Jarak maksimum tulangan bagi: 250 mm
Perencanaan pelat dua arah

- Pelat dua arah yang ditumpu pada keempat


tepinya merupakan struktur statis tak tentu.
- Penyaluran beban pelat ke tumpuan untuk pelat
dua arah dengan syarat-syarat batas yang sama
pada keempat tepinya dapat digambarkan seperti
berikut:

ly

45o

lx
0,5 qu,lantai lx

lx

0,5 qu,lantai lx

ly
lebar pias
arah y

qy

ly lebar
pias y
arah x

45o
lx qx

4 x
5 qx l x
δx 
384 EI
4
5 qy ly
δy  ; δx  δy & q  qx  qy
384 EI
Penyelesaian akan mendapatkan momen tumpuan dan
momen lapangan dalam arah-x dan arah-y.
Untuk pelat tertumpu bebas pada keempat sisinya,
dengan tabel didapat koefisien x sebagai berikut:
Momen per meter ly /lx
lebar pias 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,5 3,0
Mlx=0,001 qu lx2 x 41 54 67 79 87 97 110 117
Mly=0,001 qu ly2 x 41 35 31 28 26 25 24 23
Mtix  1 Mlx : momen jepit tak terduga/m’ arah x
2
Mtiy  1 2 Mly : momen jepit tak terduga/m’ arah y
Sketsa penulangan dua arah: Cara PBI 1971 NI-2

8-200
8-250 8-250

3000
8-250
8-250
8-200

8-250 8-250
8-200

8-200

3000
8-250
8-200

8-250 8-250
8-250
3000

8-250
8-200

4000
Sketsa penulangan dua arah: Cara SNI 03-2847-2002

-100

-200

-200
8-125 8-125
8-250

3000
8-250
-100

-200

-200

8-125 8-125
8-250

3000
8-250
-100

-200

-200

8-125 8-125
8-250
3000

8-250
-100

4000
Contoh perencanaan penulangan pelat dua arah
Diketahui:
Suatu pelat lantai ditumpu bebas pada keempat
sisinya (diatas tembok bata). Pelat lantai menerima
beban hidup wL = 6,0 kN/m2 dan beban mati
penutup lantai (tegel+spesi) wD = 0,8 kN/m2. Pelat
berada di lingkungan basah. Mutu beton fc' = 15
MPa, mutu baja fy = 240 MPa.

240

6400
6160
240

240 3760 240

lx=4000

Ditanya: Rencanakan penulangan pelat .


Penyelesaian:
Perhitungan dilakukan per 1 m’ lebar pias.
Syarat-syarat batas dan bentang teoritis:
l x  Lx  (2  21 b )  3760  (2  21  240)  4000 mm
l y  Ly  (2  21 b )  6160  (2  21  240)  6400 mm
ly
 6400  1,60
lx 4000
l 4000
Tebal pelat: hmin  x   200 mm
20 20

Beban-beban:
- berat sendiri pelat : 0,20 . 24 = 4,8 kN/m2
- berat penutup lantai (tegel+spesi) = 0,8 kN/m2
qD = 5,6 kN/m2
qu  1,2qD  1,6q L  1,2  5,6  1,6  6,0  16,3 kN/m2

Momen-momen:
Mlx  0,001  16,3  4 2  79  20,6 kNm
Mly  0,001  16,3  4 2  28  7,3 kNm
Mtix  21 Mlx  21  20,6  10,3 kNm
Mtiy  21 Mly  21  7,3  3,7 kNm

Perhitungan tinggi efektif d :


Tebal penutup beton 40 mm
dx h
 tulangan arah-x 10 mm
 tulangan arah-y 10 mm
sehingga tinggi efektif :
dx = 200 – 40 – (½ x 10) = 155 mm
dy = 200 – 40 – 10 – (½ x 10) = 145 mm
Penulangan lapangan arah-x:
Mu = Mlx = 20,6 kNm
Mu 20,6
Mn    25,75 kNm
φ 0,80
Mn 25,75.106
Rn    1,072 MPa
bdx 2 1000.(155)2

fy 240
m   18,82
0,85fc' 0,85  15
1  2mRn 

ρ 1 1
m fy 
 
1  2  18,82  1,072 
ρ  1  1    0,0047
18,82  240 
1,4 1,4
ρ min    0,00583
fy 240
ρ maks  0,75 ρ b
 0,85f ' 600 
ρmaks  0,75   c β
1
 fy 600  fy 

0,85  15 600
ρmaks  0,75    0,85 


 240 600  240 
ρ maks  0,75  0,03227  0,0242
ρ  ρ min  digunakan tulangan minimum
As  ρ minbd  0,00583  1000  155  904 mm2
dipasang tulangan 10-85 (Ast = 923 mm2)
Penulangan lapangan arah-y:
ρ  ρ min
Asly  ρ minbd  0,00583  1000  145  846 mm2
dipasang tulangan 10-90 (Ast = 872 mm2)
Penulangan tumpuan arah-x:
Mu = Mtix = 10,3 kNm
(momen tumpuan ~ momen jepit tak terduga)
Mu 10,3
Mn    12,875 kNm
φ 0,80
Mn 12,875.10 6
Rn    0,536 MPa
2 2
bd 1000.(155)
1  2mRn 
ρ 1 1
m fy 
 
1  2  18,82  0,536 
ρ  1  1    0,0023
18,82  240 
Astix  ρbd  0,0023  1000  155  357 mm2
dipasang tulangan 10-200 (Ast = 392 mm2)
Penulangan tumpuan arah-y:
Mu = Mtiy = 3,7 kNm
Mu 3,7
Mn    4,625 kNm
φ 0,80
Mn 4,625.10 6
Rn    0,220 MPa
2 2
bd 1000.(145)
1  2mRn 
ρ 1 1
m  fy 
 
1  2  18,82  0,220 
ρ  1  1    0,000925
18,82  240 
Astiy  ρbd  0,000925  1000  145  134 mm2
dipasang tulangan 10-300 (Ast = 261 mm2)
Untuk daerah tumpuan dipasang tulangan bagi,
praktisnya dipasang 8-300
Gambar sketsa penulangan:
-300

8-300

/5 lx
1
1
1
/5 lx /5 lx
-180

-180

10-200 10-200

10-170
10-170
8-300
8-300

8-300
-300

/5 lx
1

Anda mungkin juga menyukai