ABSEN : 10 %
TUGAS/PR/QUIZ : 30 %
MID : 30 %
FINAL : 30 %
Objectives:
Memberikan pengetahuan agar mahasiswa dapat
menganalisa dan merencanakan balok dengan metode
kekuatan batas, dan menganalisis kolom dengan
eksentristas dengan berdasarkan SK-SNI 2002
Materials :
Pengetahuan tentang mutu beton, kuat tekan
karakteristik, jenis-jenis pembebanan. Pengenalan
beton, secara elastis untuk konstruksi balok dan
kolom. Analisa dan perencanaan balok beton
bertulang dengan metode kekuatan batas.
Perencanaan tulangan geser lentur dan puntir untuk
balok. Perencanaan kolom dengan eksentrisitas kecil
dan perencanaan tulangan geser kolom berdasarkan
SK-SNI 2002
Motivations:
- Berpikir logika, cekatan berhitung, rajin
belajar dan mencintai mata kuliah ini.
Reading books :
1. Park and Paulay, 1975, Reinforce Concrete
Structure, John Willey & Son
2. Istimawan Dipohusoda (1994) Struktur Beton
Bertulang
3. SK – SNI Beton 2002
4. Buku referensi yang berkenaan.
Beton dibentuk dari campuran PC + Agregat Halus
(Pasir) + Agregat kasar (Kerikil) + Air dengan atau
tanpa bahan tambah dengan proporsi tertentu
f’ maks
P
Dalam penggunaan beton sebagai
komponen struktur, beton diperkuat
dengan baja tulangan sebagai bahan
D yg dapat bekerja sama dng beton
serta mampu memperbaiki kelemahan
beton terhadap gaya tarik
Beton bertulang merupakan beton yg diperkuat
batang baja tulangan yg saling bekerja sama dalam
menahan gaya-gaya yg terjadi
Anak Tangga
Balustrade
Bordes
a = aantrede (antritt)
s = optrede (auftritt)
Pot. A-A
Pot. A-A:
A = aantrede (antritt)
O = optrede (auftritt)
Aturan / Pedoman:
2. Keamanan O + A = 46 cm
3. Kenyamanan A – O = 12 cm
A A A
O O O
Aturan / Pedoman:
Lebar tangga : minimum 80 cm,
(tgt luas bangunan, jml.penghuni)
A
O
Sistim Struktur Tangga
Tangga dg balok: Asumsi sistim struktur tergantung pada posisi kolom yang ada
A B C
Balok
Balok
Kolom
Kolom
Kolom Kolom
Kolom /
Balok induk
Kolom /
Kolom / Balok induk
Balok induk
Dipasang begel
yg cukup Salah ! Benar !
Sistim Struktur Tangga
Kolom
Kolom /
Balok induk
Sistim Struktur Tangga
Tangga pelat: Asumsi sistim struktur tergantung pada posisi kolom yang ada
Balok Bordes
Sistim Struktur Tangga
2 C
Pelat
Pelat
Pelat
Balok Bordes
B
Sistim Struktur Tangga
C
3
Pelat
Pelat Bordes
Pelat Kantilever
A
Pelat
Balok Bordes
B
Perancangan Tangga
1. Untuk tangga dengan balok:
- Perancangan plat injak (anak tangga) dan pelat bordes
- Perancangan balok tangga
2. Tangga pelat (tanpa balok):
- Perancangan pelat tangga dan pelat bordes
- Perancangan balok2 lintang
3. Perancangan kolom dan fondasinya pada ruang tangga
(Biasanya kolom dan fondasi ini juga merupakan bagian dari struktur bangunan
sec. Keseluruhan, yang mendapat beban dari lantai2 bangunan dan beban tangga)
Catatan:
- Perancangan tangga biasanya dilakukan terpisah dari hitungan
struktur portal bangunan, seperti halnya elemen2 asesori lainnya:
sunscreen, talang air, listpank etc.
- Gambar2 rencana dan pelaksanaan harus sesuai dengan asumsi
yang digunakan dalam hitungan.
CONTOH HITUNGAN TANGGA :
Diketahui gambar struktur tangga dengan dimensi sbb :
1.9 M Balok
bordes 3.8 M
1.9M
1.2M 3.55M
1.2 M
3.25 M 1.2M
1.2M 3.55M
Menghitung kemiringan tangga
Hubungan Antara Opterede (O) dan Anterede (A)
2 O + A = 61 s/d 65
Rumus Perhitungan Tangga = 61 Diambil
Maka untuk langkah orang Indonesia=
Sehingga : 2 O + A = 61
1.07 A + A = 61
A= 29.463
Diambil A= 30 cm
2 O+A= 61
O= 15.5 cm
bE bE bE
hf
bw bo bw bo bw
1. Balok Tepi :
bE ≤ bW + (L/12)
bE ≤ bW + 6hf Diambil nilai terkecil
bE ≤ bW + bo/2
2. Balok Tengah :
bE ≤ L/4
bE ≤ bW + 16hf Diambil nilai terkecil
bE ≤ bW + bo
Analisi Balok Tampang T
persyaratan daktilitas (keliatan) balok T sama dengan balok
tampang persegi, dimana rasio tulangan :
≤ 0.75 b dan = As/(bE.d)
≤ min dan min = 1.4/fy
d d – a/2
As
T
εs > εy
bw
As
ds T
εs > εy
bw
Gaya Tarik T = As.fy
Gaya Tekan, daerah A1 C1 = 0.85. fc’. bE. a
daerah A2 C2 = 0.85 fc’( bE – bW ). hf
Kesetimbangan gaya-gaya dalam : T = C ; C = C1 + C2, akan memberikan :
a = T – C2
0.85.fc’.bW
Momen nominal diperoleh : Mn = C1.z1 + C2.z2
Dimana z1 = d – (a/2) dan z2 = d – (hf/2)
Perencanaan Balok Tampang T
Balok memikul momen dan gaya geser. Pada saat yang bersamaan
juga momen dan gaya geser terjadi akibat adaya gaya lentur.
f f2
f pr v2
2 4
dimana :
fpr = tegangan utama
f = tegangan lentur
v = tegangan geser
v v
0.707v
v
v
0.707V + 0707V = T
x Karena; gaya=luas x tegangan
v
x
1.414 x Maka :
0.707v 45° 0.707v(x) + 0.707v(x) = 1.414t(x)
T 1.414v = 1.414t
Maka v=t → dimana t = tegangan tarik
Pada garis netral : f pr v 2 v
Menunjukkan bahwa pada bidang yang tegak lurus
bidang A-A mengalami tegangan tarik dan tekan
V M
v k1 dan f ' k 2 2
→ k1 dan k2 adalah nilai banding
bd bd
Karena tegangan tarik utama merupakan fungsi dari v dan f, maka
didpt hubungan:
f k2 M M
ks
v k1Vd Vd
M maka didapat : a
Bila bentang geser : a
f
V ks
V d
bentang geser
retak geser/miring
- Proses terjadinya retak lentur dimulai dari tepi beton tarik, terus masuk
merambat kedalam balok dengan arah umumnya hampir vertikal. Proses
tsb terus berlanjut tanpa mengakibatkan berkurangnya tegangan sampai
tercapainya kombinasi kritis tegangan lentur dan tegangan geser yg
kemudian mengakibatkan terjadinya retak miring.
- Pada balok beton bertulang lentur arah memanjang, baja tulangan
bertugas menahan gaya tarik akibat lenturan. Apabila beban yg bekerja
meningkat, tegangan lentur dan tegangan geser juga akan meningkat
sesuai peningkatan beban. Karena baja tulangan untuk menahan lentur,
letaknya tidak pd tempatnya dimana tegangan tarik diagonal terjadi,
maka diperlukan tambahan baja tulangan untuk menahan tegangan tarik
diagonal
Mekanisme perlawanan geser pd struktur beton bertulang, tidak
lepas dari pengaruh dan sebagai kombinasi dari beberapa kejadian :
Vu
vu
.bw .d
Dimana :
vu = tegangan geser rencana total (rata-rata) (MPa)
Vu = gaya geser rencana total akibat beban luar (N)
Ф = faktor reduksi kekuatan (geser = 0.60)
bw = labar balok, utk penampanh persegi b(mm)
d = tinggi efektif balok (mm)
PENULANGAN GESER
Perencanaan geser pd struktur tertentu didasarkan pd anggapan-
anggapan :
1. Beton masih mampu menahan sebagian gaya geser
2. Kelebihan atau gaya geser diatas kemampuan beton
menahan gaya geser, maka ditahan tulangan geser.
Dengan demikian perencanaan penampang akibat geser, hrs
didasarkan pd :
Vu ≤ ФVn sedangkan Vn = Vc + Vs sehingga:
Vu ≤ ФVc + ФVs
dimana :
Vu = tegangan geser terfaktor, lbh mudah ditentukan dgn
menggunakan SFD
Vn = Kuat geser nominal
Vc = Kuat geser nominal beton
Vs = Kuat geser nominal baja tulangan geser/sengkang
Ф = faktor reduksi kekuatan = 0.60
Komponen struktur menahan geser dan lentur, besarnya
kapasitas/kemampuan beton (tanpa tulangan geser) utk menahan
geser adalah :
1
Tegangan geser : vc fc'
6
1
Kuat geser : Vc fc'.bw.d
6
Atau bila dihitung dgn lebih rinci :
1 Vu d
Vc fc' 120 w . .bw .d 0.30. fc'.bw .d
6 Mu
Dengan :
Mu = momen terfaktor yg terjadi bersaman dgn Vu pd
penampang yg ditinjau dan disyaratkan : Vu .d
1 .0
Mu
As
w
bw .d
SK-SNI menyatakan bahwa meskipun secara teoritis tdk diperlukan
tulangan geser bila Vu ≤ ФVc, tetapi tetap harus diberikan tulangan
geser minimum tk menjaga apabila terjadi beban tak terduga yg dapat
mengakibatkan kerusakan (gagal) geser. Karena gagal geser pd
struktur beton bertulang terlentur akan terjadi secara tiba-tiba
1. Tulangan geser minimal diberikan pd struktur terlentur, kecuali :
Plat dan fondasi plat
Struktur balok beton rusuk
Balok dengan tinggi total ≤ 250 mm, atau 2.5 kali tebal flens atau
1.5 kali lebar balok dimabil nilai terbesar
Titik dimana Vu ≤ ½ . ФVc
1 bw .s
Luas Tulangan geser minimum : Av atau
3 fy
3 Av . fy
smaks
bw
dimana :
Av = Luas penampang tulangan geser total dengan jarak spasi
antar tulangan s, untuk sengkang tunggal Av = 2 A1ØS
s = jarak pusat ke pusat batang tulangan geser (spasi
tulangan)
Tipe / Bentuk Penulangan geser
d/2
45°
≥ 45°
s s
> 30°
- Sengkang vertikal dipasang tegak lurus sumbu struktur
- Jaringan kawat baja las, dipasang tegak lurus sumbu aksial
- Sengkang miring yg membuat sudut ≥ 45°
terhdp tulangan tarik longitudinal
- Tulangan tarik yg dibengkokkan dengan sudut ≥ 30°, umumnya
disebut tulangan miring
- Kombinasi sengkang dengan tulangan miring
tulangan spiral
Vu
Vu Vu
d
d d
Vu
d
KRITERIA PERENCANAAN
1. Bila Vu
1
.Vc Maka tidak diperlukan tulangan geser
2
1
2. Bila .Vc Vu Vc Maka tidak diperlukan tulangan
2 geser minimum
dimana Vc
1
fc'.bw.d
6
Luas tulangan geser minimum (sengkang vertikal)
1 bw .s 3 Av . fy Av . fy.d
Av . atau s dan Vs
3 fy bw s
Spasi sengkang : s d atau s 600mm
2
1
3. Bila Vc Vu (Vc fc'.bw d ) atau
3
Vc Vu .(3.Vc )
Maka diperlukan tulangan geser untuk menahan gaya geser yg
kelebihan :
V s perlu Vu Vc dengan spasi : s d atau s 600 mm
2
1 2
4. Bila (Vc fc'.bw d ) Vu (Vc fc'.bw .d ) atau
3 3
(3.Vc ) Vu .(5.Vc )
Maka diperlukan tulangan geser untuk menahan gaya geser yg
kelebihan :
Lb = 7200 mm
L = 7500 mm
Balok Anak
Balok Induk
Balok-balok yg mengalami torsi
Balok Induk
Balok-balok yg mengalami torsi
1
Tu fc'.x 2 . y
20
Komponen statis tak tentu nilau Tu dpt dikurangi:
1
Tu fc'.x 2 . y
3
Propertis Penampang Torsi
x2 x3 h f x2=x3
y2 y3 3h f y2 y3
y1
x2 y x12 . y1 2( x22 . y2 )
x1 As
Tulangan Torsi berupa sengkang tertutup dan tulangan memanjang
yang didistribusikan disekeliling komponen puntit
Tu T n dan Tn Tc Ts
Tu = Momen torsi berfaktor
Tn = kuat momen torsi nominal
Tc = kuat momen torsi yg disumbangkan beton
Ts = momen torsi yg disumbangkan baja yulangan
1
fc'.x2 . y bw.d
Tc 15 Ct
2 x 2 . y
0.4.V u
1
Ct .Tu
d 1
Tu fc'.x 2 . y
20
bt + d
Bentang tulangan torsi
At . t .x1. y1. f y
Ts
s
At . t .x1. y1. f y
Ts
s
1
Tu . fc'.x 2 . y
24
bw .s
Av 2 At
3 fy
1
. fc'.bw .d
Vc 16
2
Tu
1 2.5.Ct
Vu
Av V
Vs Vn Vc dan s
s f y .d
x1 y1
s 300
4
Ts 4.Tc
Tulangan torsi yg berupa sengkang tertutup, penampang yg mengalami
torsi juga harus diberi tulangan torsi memanjang yg didistribusikan
merata disekeliling komponen puntir
Luas perlu tulangan torsi memanjang AL hrs diambil nilai yg besar dari
x1 y1
AI 2. At
s
2.8.x.s Tu x y
AI 2 At 1 1
fy Vu s
Tu
3.Ct
Bila nilai AI yg diperoleh dr persamaan di atas kedua lebih besar dari
AI yg diperoleh dari persamaan di atas pertama, maka nilai AI tdk boleh
lebih besar dari:
2 b .s x y
2.8.x.s Tu
AI . w 1 1
fy Vu 3 fy s
T
u
3.Ct
1 bw .s
. At
3 fy
KOLOM BETON BERTULANG
salah salah
RANGKA BANGUNAN
Denah:
Portal Portal memanjang
melintang
Cara menidentifikasi bentuk struktur kolom pendek
tanpa bressing pengaku dengan rumus :
klu/r ≤ 22 (kolom tidak lansing)
Dimana :
lu panjang elemen kolom
k faktor dukungan ujung kolom
r 0.3 h (tinggi balok)
KOLOM PENDEK
KOLOM LANGSING
DENGAN PENGAKU (BRACED)
TANPA PENGAKU (UN-BRACED)
sendi
sendi
jepit
k = 0.7l
k=l
k = 0.5l rol
jepit
sendi
jepit k = 2l
jepit
Dimana :
Pcr = Beban Tekuk (N)
E = Modulus Elastisitas beton 4700√fc’ (MPa)
fc’ = Mutu beton (MPa)
k = faktor tekuk
lu = Panjang tekuk
Dimana :
k = faktor tekuk
ln = panjang bersih kolom
M1b, M2b = momen batas (Mu) pada ujung
kolom yang tidak menyebabkan
goyangan ke samping.
M1b < M2b
Kolom bujur sangkar b = h
Inersia Ix = 1/12.b.h3
h
Kolom bulat b ≠ h
d inersia Ix = (d4/64) + (d4/4).d2.e2
e
PERSYARATAN
TULANGAN MINIMUM 1%
TULANGAN MAXIMUM 8%
ekonomis
kemudahan pelaksanaan penulangan
Pola tegangan pada kolom
Daerah tekan e
Pb
b
Daerah tarik
Mp Mb
Spiral
Ag f c’
s = 0.45 Ac - 1 fy
Pn(max) = 0.85 (0.85 fc’ (Ag - Ast) + fy Ast)
Sengkang
Pn(max) = 0.80 (0.85 fc’ (Ag - Ast) + fy Ast)
Pu Pu Pu Pu
Mu
e e
Pu
Pu
e
Pu disini dikatakan sebagai beban eksentris
(menggantikanhkombinasi b. aksial + m. lentur)
P + M.y = f
b cu
A I
: fcu
e P M.y
P + = fcu
fcu.A fcu.I
P M
+ = fcu
Pmax Mmax
ANALISA PENAMPANG KOLOM PERSEGI
DENGAN TULANGAN PADA 2 SISI
Pu
Mu
d’’ e
e’
h Titik pusat plastis
Pu Penampang
b
Kolom
d’
d
s
cu = 0.003 Regangan
s’
fs c
Tegangan
fs
a Tegangan
0.85 fc’ Equivalen
Resultan Gaya
T CcCs Pu
y cu = 0.003
c
x x Regangan
s1
y 0.85 fc’
y
fs3
a
x x fs2 Tegangan
fs1
y
y
a Daerah
Tekan
x x
y
Analisis Kolom Pendek Eksentrisitas Kecil
Dengan demikian jarak spasi tulangan sengkang 400 mmm telah memenuhi syarat.
Susunan tulangan sengkang ditetapkan dengan cara memeriksa jarak bersih antara
batang-batang tulangan pokok memanjang, sesuai dengan persyaratan tidak boleh
lebih besar dari 150 mm. Apabila jarak bersih tsb lebih besar dari 150 mm,
sengkang memerlukan batang pengikat tambahan untuk memperkokoh kedudukan
tulangan pokok sesuai dengan ketentuan SNI
Jarak bersih = ½ (400 – 2(40) – 2(10) – 3 (29)) = 121 mm < 150 mm
Maka idak diperlukan tulangan pengikat tambahan untuk kolom ini.
Perhitungan apakah kolom bulat diameter 380 mm, cukup kuat
menopang beban beban aksial rencana Pu = 2400 kN dengan
eksentrisitas kecil, fc’ = 30 Mpa, fy = 400 Mpa. Periksalah tulangan
sengkang nya?
min = 0.0204
Jarak bersih spiral tidak boleh lebih besar dari 80 mm dan tidak kurang dari 25 mm.
Jarak bersih = 50 mm – 10 mm = 40 mm
Maka, kolom yg sesuai dengan kondisi yang tekah ditentukan memenuhi syarat
ANALISIS KOLOM PENDEK EKSENTRISITAS BESAR
Tentukan kuat tean aksial Φ Pn suatu kolom persegi dengan pengikat sengkang untuk
berbagai kondisi berikut :
(a) Eksentrisitas keci
(b) Momen murni
(c) e = 125 mm
(d) Keadaan penampang seimbang
Dimensi penampang melintang kolom b = 250 mm, h = 500 mm, d’ = d = 60mm, As = 3
D29; As = 3D29, berupa kolom pendek, tinjuan lenturan terhadap sumbu y-y (sumbu
pendek), fc‘ = 30 Mpa, dan fy = 400 MPa
Penyelesaian :
(a) Eksentrisitas kecil
Kuat Kolom Maksumum :
Pn(max) = 0.80 x0.65x (0.85 25 (175000 – 3963.3) + 400x3963.3
= 3092000 N = 3092kN
0.003
0.85fc’
60 s’
Cs’
As’ c a = 0.85.c Cc
Pusat berat
plastis MR
440 garis netral z1 z2
As
s Ts
60 regangan tegangan
350
Apabila dikehendaki As = As’ maka As’ harus pada kondisi tegangan yg lebih
rendah dari tegangan leleh, sedangkan As dianggap berada tegangan leleh.
Cc = gaya tekan beton
Cs’ = gaya tekan baja tulangan
Ts = gaya tarik baja tulangan
Dengan mengacu pd diagram regangan, maka diperoleh :
Kesalahan berupa selisih kecil antara hasil (Cc-beton ditempati baja+Cs’) dan
Ts dapat diabaikan. Kopel Momen dalam adalah :
e = 125 mm
Pada analisis bagian (a) seluruh bayang dalam keadaan tekan sedangkan
pada analisis bagian (b) batang tulangan baja, yang terletak di daerah
bukan di pihak bekerjannya beban (sesuai arah momen), dalam keadaan
tarik. Dengan demikian, dapat dicari nilai eksentrisitas pd saat mana
batang tulangan mengalami peralihan dari keadaan tarik menjadi tekan.
Oleh karena itu nilai eksentrisitas yg dimaksud belum diketahui yang
kemudian dibetulkan pabila perlu.
Anggapan2 pd keadaan beban batas runtuh adalah :
1). Regangan maksimum 0.003
2). Apabila s’ > y dengan demikian fs’=fy
3). s adalah tarik
4). Apabila s < y, dengan demikian fs< fy
Evaluasi besarnya gaya tekan dan tarik di mana bilangan yg belum diketahui
adalah Pn dan c. gaya Cs’ adalah gaya yg bekerja pd batang tulangan desak
termasuk memperhitungkan pengurangan gaya tekan beton seluas As’ karena
ditempatkan oleh tulangan baja tekan, sedangkan Ts adalah gaya tarik total pd
tulangan
0.003
0.85fc’
60 s’
Cs’
Pu As’ c a = 0.85.c Cc
Pusat berat
plastis 125
315 garis netral z1 z2
440 As
s Ts
60 regangan tegangan
350
Dan y = 0.002
Nilai eb didapat dengan cara menjumlahkan seluruh momen terhadap garis kerja gaya
tarik Ts (keseimbangan momen terhadap Ts), sebagai berikut :
Pb. (eb + 190) = Cc (d-(1/2).(0.85.cb)) + Cs’.(380)
1952(eb + 190) = 2003(440 – (1/2).(0.85.264) + 742.380
Penyelesaian persamaan menghasilkan eb = 291 mm, maka pd keadaan seimbang :
ΦPb = 0.65.(1952) = 1269 kN
MR = ΦPb.eb = 1269.(291) = 369300 N = 369.3 kN