Anda di halaman 1dari 56

Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

BAB I
DESAIN LANTAI KENDARAAN

1.1. PERENCANAAN TEBAL PLAT

aspal pelat beton

balok memanjang
Ket
:

b1 = 1,775 m d3= Tebal pelat beton


d4= tebal aspal
b1= jarak antar balok memanjang

Tebal pelat lantai ( BMS ps.6.1.12 )


Pelat Beton d3 ≥ 200 mm
.. b1 dalam
d3 ≥ 100 + 40 b1 meter
100 + 40 1,775
≥ 171
Dipakai d3 d3 = 200 mm = 20 cm

Aspal d4 = 5 s.d 8 cm
Dipakai d4 = 8 cm

1m 5,80 m

b1 = lx = 1,775 m

ly / lx = 5,8/ 1,775 = 3,2676 > 2

Bangunan Atas 1
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

 dianggap pelat 1 arah (tertumpu menerus pada balok


memanjang)

1.2. PEMBEBANAN
Metode perencanaan penulangan pelat lantai kendaraan adalah metode
ultimate.
 Faktor Beban KuMS (beton cor ditempat) = 1,3 (BMS 2.2.2)
 Faktor Beban KuTT (muatan truk T) = 2,0 (BMS 2.3.4)

a. Beban Mati
Berat Pelat = d3 . γc . 1 m = 0,2 . 24 . 1 m = 4,8 KN/m

Berat Asphalt = d4 . γas . 1 m = 0,08 . 22 . 1 m = 1,76 KN/m


qM = 6,56 KN/m
 qMU = KuMS . qD
= 1,3 . 6,56 = 8,528 KN/m

b. Beban Hidup
 Beban roda truk T = 100 KN dengan faktor kejut (DLA = Dynamic
Load Allowance) = 0,3 (BMS 2.3.6)
=> T = T ( 1 + 0,3 ) = 100 (1 + 0,3) = 130 KN
 Beban truk ultimate = TU = KuTT . T = 2 . 130 KN = 260 KN

c. Perhitungan Momen Arah Melintang (Mx)


 Akibat Beban Mati

 Akibat Beban Hidup (non komposit => S = b1 = lx

Bangunan Atas 2
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

 Mu total = 2,687+ 49,4 = 52,087 KNm

1.3. PENULANGAN PADA ARAH MELINTANG


fc’ = 25MPa
fy = 320 Mpa
Selimut beton = 40 mm
Tebal pelat = 200 mm = 20 cm
Diameter tulangan = 16 mm (arah x)
Diameter tulangan = 12 mm (arah y)
Tulangan arah melintang lapangan (arah x) dan tumpuan arah x
β1 = 0,85 – 0,008 (f’c-30)
= 0,85 – 0,008 (25-30)
= 0,89

h = 200 mm
Selimut Beton = 40 mm ; Dipakai tulangan D 13

Bangunan Atas 3
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

ρ min < ρ perlu < ρ max


Maka dipakai ρ perlu = 0,0078

 Dipakai tulangan D16 – 250; As = 804,25 mm2 lapangan


 Dipakai tulangan D16 – 150; As = 1340,41 mm2 tumpuan

1.4. PENULANGAN ARAH MEMANJANG


Tulangan susut atau tulangan memanjang (arah y)
Asy = ρ min . b . h
= 0,00438 . 1000 . 154
= 671,56 mm2
Dipakai tulangan D12 – 200; As = 565,5 mm2

1.5. KONTROL GESER PONS


Berdasarkan Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan (BMS pasal 6.7.2)
Vuc = U . d . (fcv + 0,3 . σcp)
Fcv = 0,17 ( 1 + 2 / β h ) . √fc’ ≤ 0,34 √fc’
Dimana :
Vuc = Kekuatan geser ultimate dengan tidak memperhitungkan
tulangan geser
U = keliling kritis
d = tinggi efektif diambil rata-rata di sekeliling garis keliling geser
kritis
fcv = kuat geser beton
σcp = intensitas rata-rata prategang efektif pada beton

Bangunan Atas 4
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

β h = perbandingan antara dimensi terpanjang dari luas efektif yang


dibebani “y” dengan dimensi “x” (y/x)

Bangunan Atas 5
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Muatan “T” dengan P = 100 KN dengan luas bidang kontak roda 500 mm x
200 mm
50 cm

d4

Luas Bidang Kontak d4 / 2 = 100 mm


Roda 200 mm
d4 / 2 = 100 mm

d4 / 2 500 d4 / 2
= mm =
100 mm 100 mm

Jadi => Beton memenuhi kuat geser Ponds

Bangunan Atas 6
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

BAB II

GELAGAR MEMANJANG

a aspa
A C B l pelat beton
a

b1 = 1,775 m

λ = 5,80 m

Direncanakan balok memanjang : WF 450 x 300 x 11 x 18


♦ Zx = 2550 cm³ ♦ Zy = 541 cm³
♦ bf = 300 mm ♦ ix = 18,9 cm
♦d = 450 mm ♦ iy = 7,18 cm
♦A = 440 cm2 ♦ Ix = 56100 cm4
♦ Iy = 8110 cm4 ♦w = 124 kg/m
♦r = 24 mm ♦h = 409,2 mm

2.1. PEMBEBANAN
BEBAN MATI

Bangunan Atas 7
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Maka momen lentur pada tengah bentang =>

BEBAN HIDUP
o Garis Pengaruh Mc
A 1 ton berjalan B

KEL = P
UDL = q

UDL, L > 30 m (BMS 2.3.3.1 – Rumus 2.1 b)

KEL

DLA untuk
L ≥ 50 = 0,38
(Gambar 2.8 BMS)

Bangunan Atas 8
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

o Mmax akibat KEL + UDL di C =>


P’
C qL1

1/4λ
λ = 5,45 m

o Mmax akibat beban truk “T” di C => T

1/4λ

o Momen di tengah Bentang =>

2.2. KONTROL LOKAL BUCKLING

Jadi => Penampang Kompak => Mn = Mp

2.3. KONTROL KEKUATAN LENTUR

Bangunan Atas 9
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

2.4. KONTROL LENDUTAN

KEL Tu
UDL
Δ2
Δ1

Cat : Lendutan yang terjadi akibat beban hidup saja

Bangunan Atas 10
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

2.5. KONTROL GAYA GESER


A B qm

λ = 5,80 m
P (KEL)

UDL
1

Tu

Vu max akibat UDL + KEL

Bangunan Atas 11
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Vu max akibat beban “Tu”

Vu max diambil 17864,05 kg


Cek Kekuatan Geser =>

Bangunan Atas 12
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

BAB III
GELAGAR MELINTANG

Direncanakan balok melintang : WF 400 x 400 x 21 x 21


♦W = 197 kg/m ♦ Sy = 1170 cm3
♦ bf = 408 mm ♦ ix = 17,5 cm
♦d = 400 mm ♦ iy = 9,75 cm
♦ A = 250,7 cm2 ♦ Ix = 70900 cm4
♦ Sx = 3540 cm3 ♦ Iy = 23800 cm4
♦ h = d – 2 (tf + r) = 400 – 2 (21+ 22) = 314 mm

3.1. PEMBEBANAN
Sebelum Komposit
b1 Berat Balok Memanjang
BEBAN MATI
Berat Balok Melintang

A B
B = 7,5 m

Bangunan Atas 13
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Bangunan Atas 14
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Sesudah Komposit
BEBAN ASPAL DAN KERB
Kerb
X aspal

VA 60 630 60 VB

BEBAN HIDUP
o Beban “D” (UDL + KEL) untuk mencari Mmax
qh1
x
qh2

VA 550 40 60 VB
60 40

Bangunan Atas 15
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

o Beban “D” (UDL + KEL) untuk mencari Dmax


qh1
x
qh2

VA 60 550 80 60 VB

Bangunan Atas 16
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

=> Vhidup = 299.1 KN

o Beban “T”

Bangunan Atas 17
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Bangunan Atas 18
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

MOMEN MAXIMUM MAXIMORUM DARI BEBAN TU

175 100 175

Tu1 Tu2 Tu3 Tu4

50 50

Antara R dan Tu2 diletakkan di tengah-tengah bentang

Tu1 Tu2 Tu3 Tu4

. R

375 375
750

Antara R dan Tu3 diletakkan di tengah-tengah bentang

Tu1 Tu2 Tu3 Tu4

375 375
750

Bangunan Atas 19
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

TEGANGAN YANG TERJADI (KOMPOSIT)


be

tb
d2 d1
Ya aw

Yb d3

bw
Check Kriteria Penampang

Kapasitas momen penampang dianalisa dengan distribusi tegangan plastis


Lebar Efektif (bef)

Posisi Garis Netral

Menentukan jarak-jarak dari centroid gaya yang bekerja

C 6016800
a = = = 125,84 mm
0,85 x be x Fc 47812,5
be C

tb a d1

d3

bw

d1 = tb - a/2 = 200 - 62,92 = 137 mm


d2 = 0 ( Profil baja tidak mengalami tekan )
D 400
d3 = = = 200 mm
2 2

Bangunan Atas 20
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Perhitungan Momen

3.2. PERHITUNGAN SHEAR CONNECTOR

3.3. KONTROL GESER

Bangunan Atas 21
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Bangunan Atas 22
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

BAB IV
DESAIN IKATAN ANGIN LATERAL

4.1. BEBAN ANGIN LATERAL (BMS 2.4.6)


Faktor beban Kewu = 1,2 di mana angin bekerja pada bangunan atas
jembatan rangka dan bidang samping dari kendaraan.
Beban Angin pada jarak > 5 km dari pantai, maka kecepatan angin (Vw)
= 30 m/s (Tabel 2.10).
Ab adalah luas ekivalen bagian samping jembatan = luas total bagian yang
masif dalam arah tegak lurus sumbu memanjang jembatan. Untuk
konstruksi rangka batang, Ab = luas total bagian yang masif yang dibatasi
oleh batang-batang terluar.

Cw adalah koefisien seret (tabel 2.9). Untuk rangka batang, Cw = 1,2.


Gaya nominal ultimate pada rangka jembatan

Gaya nominal ultimate pada kendaraan sepanjang jembatan

Karena jembatan direncanakan untuk jembatan tertutup, maka gaya-gaya


angin (1 & 2) dipikul oleh ikatan angin atas dan bawah. Ikatan angin atas
menggunakan ikatan bentuk ‘K’ yang tahan terhadap gaya tekan. Ikatan
angin bawah menggunakan ikatan bentuk ‘X’ yang tahan terhadap gaya
tarik.

Bangunan Atas 23
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

I J
D
C
d1
6m

K
A λ =5 m B
RANGKA UTAMA

Wb/2 Wb Wb Wb I Wb Wb Wb Wb Wb/2
II
X F
E

b1 7,5 m

b2
I
A II B
IKATAN ANGIN BAWAH

Wa/2 Wa Wa Wa c Wa Wa Wa Wa/2
b
a3 M H
G a3
e1
e3
e3 7,5 m
N e4 L
e2 e5

C b c D

IKATAN ANGIN ATAS

Bangunan Atas 24
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Beban ikatan angin atas (Wa)

Beban ikatan angin bawah (Wb)

4.2. KONSTRUKSI IKATAN ANGIN ATAS


Beban angin lateral cukup dilimpahkan ke simpul I dan J, tidak perlu
melalui titik tengah belah ketupat, karena angin ini disalurkan lewat batang
KI dan KJ
a3 M a3
Karena simetris =>
θ
e3 e3 Gaya Batang Kiri = Gaya Batang Kanan

Di titik M =>

Potongan b-b =>


Jika dihitung batang diagonal e1 dan e2 di titik N 5

3,75
α

Bangunan Atas 25
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

4.3. KONSTRUKSI IKATAN ANGIN BAWAH


Tinjau kiri potongan I-I

Tinjau kiri potongan II-II

4.4. PORTAL AKHIR


G C
RC = WA

b1 d1

RA = WB E A
HE HA
VE VA
7.5 m

Bangunan Atas 26
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Bangunan Atas 27
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

4.5. PERENCANAAN PROFIL


Batang Ikatan Angin Atas
Syarat Kelangsingan =>

Direncanakan menggunakan profil dobel siku ┘└ 70 x 70 x 9 dengan


data-data sebagai berikut :

40
Pu

40 60

Bangunan Atas 28
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Bangunan Atas 29
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Bangunan Atas 30
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Batang Ikatan Angin Bawah

Syarat Kelangsingan =>

Baut Ф 12 mm (bor) minimal 2 baut pada 1 deret dengan jarak @ 60 mm


Direncanakan menggunakan profil dobel siku ┘└ 100 x 100 x 10 dengan
data-data sebagai berikut :

40
Pu

40 60

Bangunan Atas 31
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Batang Portal Akhir

Bangunan Atas 32
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Batang ini merupakan beam kolom karena menerima gaya tekan dan lentur
serta gaya transversal. Dicoba profil =>

Bangunan Atas 33
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Bangunan Atas 34
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

BAB V
PERENCANAAN RANGKA UTAMA

J 9 K 10 L 11 M 12 N 13 O 14 P 15 Q
½P P P P P P P P ½P
19 20 21 25 27 29 30
16 17 18 22 23 24 26 28 31
A B
1 C 2 D 3 E 4 F 5 G 6 H 7 I 8
RA RB
λ =5 m

DATA-DATA
Direncanakan profil WF 400 x 400 x 21 x 21
Data profil : D = 400 mm Sx = 3540 cm3
bf = 408 mm Sy = 1170 cm3
tw = 21 mm ix = 17,5 cm
tf = 21 mm iy = 9,75 cm
r = 22 mm Ix = 70900 cm4
Ag = 250,7 cm2 Iy = 23800 cm4
Q = 197 kg/m Zx = 3920 cm3

PEMBEBANAN AKIBAT BEBAN MATI

PERHITUNGAN GAYA BATANG AKIBAT BEBAN MATI


Sudut rangka batang (α) = 67,38º ≈ 67,4º
Sin α = 0,92 Cos α = 0,38 Tan α = 2,4

Bangunan Atas 35
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan
P/2
S16
Batang S16
S1

RA

S12
Batang S12, S23
½P P P P S23

RA

Batang S4 ½P O
P P P S22

S4
RA

PERHITUNGAN GARIS PENGARUH AKIBAT BEBAN HIDUP KEL


DAN UDL

Bangunan Atas 36
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

V = V hidup akibat UDL saja = 108,38 KN = 10838 kg


V1 = V hidup akibat UDL dan KEL = 299,1 KN = 29910 kg
Garis Pengaruh S16

Garis Pengaruh S4

Garis Pengaruh S12

Garis Pengaruh S23

GP S16

Bangunan Atas 37
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

V1 V V V V V V

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7

GP S4

V V V V1 V V V

Y7
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6

GP S12

V V V V1 V V V

GP S23
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
V1 V Y7
V
V
V V V1 Y4 Y5
Y6 Y7
Y1 Y2 Y3

Bangunan Atas 38
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

KOMBINASI BEBAN MATI DAN BEBAN HIDUP

Bangunan Atas 39
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

KONTROL KEKUATAN BATANG


1. Batang Horisontal Bawah ( S4 => tarik => Pu = 5163,7 KN = 516370 kg)

Bangunan Atas 40
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

2. Batang Horisontal Atas ( S12 => tekan => Pu = 2475,12 KN = 247512 kg)

Bangunan Atas 41
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

3. Batang Diagonal Tepi ( S16 => tekan => Pu = 1362,48 KN = 136248 kg)

Bangunan Atas 42
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

4. Batang Diagonal Tengah ( S23 => tarik => Pu = 359,22 KN = 35922 kg


=> tekan => Pu = 57,15 KN = 5715 kg)
Kontrol Tarik

Bangunan Atas 43
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Kontrol Tekan

Bangunan Atas 44
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

KONTROL LENDUTAN
Syarat lendutan rangka batang pada BMS 7- K7 pasal 7.2.3.3 adalah sebesar :
L

500
dengan Δ adalah lendutan ijin dalam centimeter.
Untuk L =40 m = 4000 cm, maka lendutan ijin yang diperbolehkan =>
L 4000
   8cm
500 500

Lendutan rangka batang dihitung berdasarkan pembebanan P seperti pada


perhitungan rangka batang pada bab sebelumnya dengan :
Pmati = 22203,49 kg
Phidup = 29910 kg Kombinasi pembebanan : 1,2 Pmati + 1,6 Phidup
Kontrol Lendutan dilakukan dengan program SAP versi 8.2.3,
Adapun hasilnya adalah :
Lendutan maksimum = lendutan di tengah bentang (Joint 5)
= 6.71 cm < Δijin = 8 cm

Table: Joint Displacements


Joint Penurunan
cm
1 0,00
2 -2,66
3 -4,82
4 -6,22
5 -6,71
6 -6,22
7 -4,82
8 -2,66
9 0,00
10 -1,30
11 -3,73
12 -5,54
13 -6,50
14 -6,50
15 -5,54
16 -3,73
17 -1,30

Bangunan Atas 45
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

BAB VI
PERENCANAAN SAMBUNGAN

Sambungan yang digunakan adalah sambungan dari Baut Mutu Tinggi Tipe
Gesek (High Tension Bolt) dengan ukuran :
M30 x 3,5 => Фbaut = 30 mm
Kuat tarik minimum = Tb = 56100 kg
Permukaan bersih, pembuatan lubang standar dengan bor
Pelat-pelat yang digunakan dalam sambungan menggunakan pelat dengan
tebal 20 mm, BJ 41 (fu = 410 Mpa; fy = 250 Mpa).

SAMBUNGAN PADA BATANG HORISONTAL ATAS

40 60 60 60 40
40 60 60 60 40

Bangunan Atas 46
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

SAMBUNGAN PADA BATANG HORISONTAL BAWAH

SAMBUNGAN PADA BATANG DIAGONAL

Bangunan Atas 47
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

40 60 40
40 60 40

SAMBUNGAN GELAGAR MEMANJANG DAN GELAGAR


MELINTANG

Gelagar melintang

Dobel siku Gelagar memanjang

Bangunan Atas 48
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

SAMBUNGAN KAKU PADA PROTAL AKHIR

Bangunan Atas 49
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

SAMBUNGAN GELAGAR MELINTANG DENGAN GELAGAR


UTAMA

Bangunan Atas 50
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

BAB VII
DESAIN PERLETAKAN

7.1. PEMBEBANAN
Keadaan batas layan (load factor = k),
untuk beban hidup k = 2;
untuk beban mati dan beban gempa k = 1;
dan untuk beban angin k = 1,2
(Berdasarkan Bridge Design Code section 2)
Beban Mati =>

qh1

qh2

5,5 0,4 0,6


0,6 0,4
Beban Hidup =>

Bangunan Atas 51
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Beban Angin =>

Beban Gempa =>

Bangunan Atas 52
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Bangunan Atas 53
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

7.2. DESAIN ELASTOMER

Bangunan Atas 54
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Bangunan Atas 55
Tugas Perencanaan Struktur Jembatan

Bangunan Atas 56

Anda mungkin juga menyukai