Anda di halaman 1dari 16

1 Perhitungan Gelagar Jembatan

Gambar Potongan melintang gelagar jembatan

4.4.1 Data Konstruksi


Tebal slab lantai jembatan (h) = 0,2 m
Tebal lapisan aspal (ta) = 0,05 m
Tebal genangan air hujan (th) = 0,05 m
Jarak antara girder baja (s) = 1,25 m
Lebar jalur lalu lintas (b1) = 3,50 m
Lebar trotoar (b2) = 0,75 m
Lebar total jembatan (b) = 5,00 m
Panjang 1 bentang jembatan (l) = 24,20 m

Mutu baja BJ 44
Tegangan leleh baja (fy) = 280 MPa
Tegangan dasar (fs) = 187 MPa
Mudulus Elastisitas baja Es = 210.000 MPa

Mutu Beton K-350


Kuat tekan beton (fc') = 29,05 MPa
Modulus elastisitas beton (Ec) = 25.332,1 MPa

Spesific grafity
Berat baja (ws) = 77 kN/m3
Berat beton bertulang (wc) = 24 kN/m3
Berat lapisan aspal (wa) = 22 kN/m3
berat air hujan (wh) = 9,80 kN/m3

Profil baja
Berat profil baja (Wprofil) = 3,33 kN/m
Tinggi (d) = 1.100 mm
Lebar (b) = 400 mm
Tebal badan (tw) = 16 mm
Tebal sayap (tf) = 32 mm
2
Luas Penampang (A) = 42.427 mm
Tahanan momen (Wx) = 16.092.690,00 mm3
Momen inersia (Ix) = 8.851.108.000 mm4
Panjang bentang girder (L) = 24.200 mm
Tebal slab beton (h) = 200 mm
Jarak antara girder (s) = 1.250 mm

4.4.2 Section Properties Sebelum Komposit


Penampang balok sebelum komposit dapat dilihat pada gambar 4.6 dibawah ini.

L/d = 22,0
1.25*b / tf = 16
L/d > 1.25*b/tf OK
d/tw = 68,8
d/tw = 75,0 OK
Gambar 4.6 Potongan melintang profil
Tegangan Izin Kip

Pada girder baja diberi pengaku samping yang berupa balok difragma yang berfungsi sebagai pengaku
samping yang merupakan dukungan lateral dengan jarak,

L1 = L/6 = 4.033 mm
c1 = L1 * d (b * tf) = 347
c2 = 0.63 * Es / fs = 709

karena nilai, 250 < c1 < c2 maka : tegangan kip dihitung dengan rumus :
Fskip = fs - (c1 - 250) / ( c2 - 250) 0.3 x fs = 174,9 MPa

4.4.3 Section Properties Setelah Komposit

Lebar Efektif Slab Beton


Lebar efektif slab beton ditentukan dari nilai terkecil berikut ini :
L/4 = 6.050 mm
s = 1.250 mm
12 x h = 2.400 mm
Diambil lebar efektif slab beton yang terkecil Bef = 1.250 mm

4.4.4 Section Properties Girder Komposit

Rasio perbandingan modulus elastis n = Es / Ec = 8,29


2
Luas penampang beton transformasi Act = Bef x h / n = 30.157 mm
2
Luas penampang komposit Acom = A + Act = 72.584 mm
Momen statis penampang terhadap sisi bawah balok
Acom x ybs = A x d/2 + Act x (d + h/d)
Jarak garis netral terhadap sisi bawah
ybs = [Ax d/2 + Act x (d + h/2)]/ Acom = 820,1 mm
< d maka garis netral dibawah slab beton
Jarak sisi atas profil baja thd. grs. Netral yts = d - ybs = 279,9 mm
Jarak sisi atas slab beton thd. grs. Netral ytc = h + yts = 479,9 mm

Momen inersia penampang komposit :

Penampang balok setelah komposit dapat dilihat pada gambar 4.6 dibawah ini.

Gambar 4.7 Penampang komposit

3 4
1/2 x Bef x h /n = 603.144.867 mm
Act x (ytc - h/2) 2 = 4.353.296.964 mm
4

4
Ix = 8.851.108.000 mm
A x (d/2 - yts) 2 = 3.094.336.999 mm
4

4
Icom = 16.901.886.829 mm
Tahanan momen penampang komposit
3
Sisi atas beton Wtc = Icom / ytc = 35.216.774,9 mm
3
Sisi atas baja Wbs = Icom / ybs = 60.377.138,6 mm
3
Sisi bawah baja Wts = Icom / yts = 20.610.511,8 mm

Tegangan ijin
Tegangan ijin lentur beton Fc = 0.4 x fc' = 11,62 MPa
Tegangan ijin lentur baja Fs = 0.8 x fs = 149,3 MPa
4.4.5 Kondisi Girder Sebelum Komposit

Beban girder sebelum komposit dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.4 Berat total beban mati sebelum komposit
No. Jenis Beban Beban
kN/m
1 Berat sendiri profil baja WF 1100x400x16x32 3,33
2 Berat diafragma WF 1000x350x16x125 2,59
3 Perancah dan bekesting dari kayu 1,75
4 Slab beton 1.25 x 0.2 x 24 6,00
Total beban mati girder sebelum komposit (QD) = 13,67
Beban hidup sebelum komposit merupakan beban hidup pekerja pada saat pelaksanaan konstruksi,
diambil
2
ql = 2,00 kN/m
Beban hidup girder sebelum komposit QL = s x ql = 2,50 kN/m
Total beban pada girder sebelum komposit Qt = QD + QL = 16,17 kN/m

Tegangan pada baja sebelum komposit


Panjang bentang girder = 24,2 m
Momen maksimum akibat beban mati M = 1/8 x Qt x L2 = 1.183,5 kNm
f = M x 106/Wx = 73,54 MPa
< Fskip = 174,9 MPa
OK (AMAN)
Lendutan pada baja sebelum komposit
Qt = 16,17 kN/m Es = 210.000.000 kPa
L = 24,2 m Ix = 0,01 m4
4
d = 5/384 x Qt x L / (Es x Ix) = 0,039 m
< L/500 = 0,05 m
OK (AMAN)
Dapat dilihat Gambar diagram tegangan balok sebelum komposit dibawah ini.

Gambar 4.8 Tegangan lentur yang terjadi


4.4.6 Beban Pada Girder Komposit

Berat sendiri girder sesudah komposit dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.5 Total berat sendiri girder sesudah komposit
No. Jenis Beban Beban
kN/m
1 Berat sendiri profil baja WF 1100x400x16x32 3,33
2 Berat diafragma WF 1000x350x16x25 2,59
4 Slab beton 1.25 x 0.2 x 24 6,00
Total berat sendiri girder QMS = 11,92

Panjang bentang girder L = 24 m


Momen dan gaya geser maksimum akibat berat sendiri
2
MMS = 1/8 x QMA x L = 872,4 kNm
VMS = 1/2 x QMA x L = 144,2 kNm

Untuk beban mati tambahan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.6 Total beban mati tambahan
No. Jenis Beban Beban
kN/m
1 Aspal 0,05 x 1,250 x 22 1,38
2 Air Hujan 0,05 x 1,250 x 9,8 0,61
Total beban mati tambahan QMA = 1,99

Panjang bentang girder L = 24 m


Momen dan gaya geser maksimum akibat berat sendiri
MMS = 1/8 x QMA x L2 = 145,49 kNm
VMS = 1/2 x QMA x L = 24 kNm

4.4.7 Beban Lajur "D"

Beban kenderaan yang berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi rata (uniformly Distributed
Load), UDL dan beban garis (Knife Edge Load), KEL seperti pada Gambar. UDL mempunyai intensitas
q (kPa) yang besarnya tergantung pada panjang total L yang dibebani lalu-lintas atau dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut :

q = 9 kPa untuk L ≤ 30 m
q = 9 x (0.5 + 15/L) kPa untuk L > 30 m

KEL mempunyai intensitas p = 49 kN/m 80%


Faktor beban dinamis (dynamic Load Alloance) untuk KEL diambil sbb :
DLA = 0,4 untuk L ≤ 50 m
DLA = 0.4 - 0.0025 x (L - 50) untuk 50 < L < 90 m
DLA = 0,3 untuk L ≥ 90 m

Panjang bentang girder L = 24,2 m


q = 9 kPa DLA = 0,4 s = 1,25 m
Beban lajur "D"
QTD = q x s = 11,25 kN/m
PTD = (1 + DLA) x p x s = 85,8 kN

Momen dan gaya geser maksimum akibat beban lajur "D"


MTD = 1/8 x QTD x L2 + 1/4 x PTD x L = 1.342,344 kNm
VTD = 1/2 x QTD x L+ 1/2 x PTD = 179,00 kN
4.4.8 Gaya Rem (TB)

Pengaruh pengereman dari lalu lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang dan
dianggap bekerja pada jarak 1.80 m dari permukaan lantai jembatan. Besarnya gaya rem
tergantung panjang total jembatan (Lt) sbb :

Gaya rem, TTB = 250 kN untuk Lt ≤ 80 m


Gaya rem, TTB = 250 + 2.5 x (Lt - 80) kN untuk 80 < Lt < 180
Gaya rem, TTB = 500 kN untuk Lt ≥ 180 m
Panjang bentang girder L = 24 m
Jumlah Girder n = 4 bh
Besarnya gaya rem TTB = 250/n = 62,50 kN
Lengan thdp pusat tampang girder y = ytc + ta + 1.80 = 2,33 m

Momen dan gaya geser maksimum akibat beban lajur "D"


MTB = 1/2 x TTB x y = 72,81 kNm
VTB = TTB x y/L = 6,02 kN

4.4.9 Beban Angin (EW)

Beban garis merata tambahan arah horizontal pada permukaan lantai jembatan akibat angin
yang meniup kenderaan diatas jembatan dihitung dengan rumus :
TEW = 0.0012 x Cw x (Vw2)
Cw = koefisien seret = 1,250
Vw = kecepatan angin rencana = 35,00 m/det
TEW = 0.0012 x Cw x (Vw2) = 1,838 kN

Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kenderaan dengan tinggi 2 m
diatas lantai jembatan
h = 2 m
Jarak antara roda kenderaan x = 1,750 m

Transfer beban angin kelantai jembatan


QEW = (1/2h/x x TEW) = 1,0500 kNm

Panjang bentang girder L = 24 m


Momen dan gaya geser maksimum akibat transfer beban angin
MEW = 1/8 x QEW x L2 = 76,865 kNm
VEW = 1/2 x QEW x L = 12,705 kNm

4.4.10 Beban Gempa (EQ)

Gaya gempa vertikal pada balok dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal kebawah
sebesar 0.1 x g dengan g = percepatan grafitasi
Gaya gempa vertikan rencana TEW = 0.1 x Wt
Wt = Berat total struktur yang berupa berat sendiri dan beban merata tambahan

Beban Berat Sendiri QMS = 11,92 kN/m


Beban Mati Tambahan QMA = 1,99 kN/m
Beban Gempa vertikal QEQ = 0.10 x (QMS + QMA) = 1,49 kN/m
Panjang bentang girder L = 24,20 m
Momen dan gaya geser maksimum akibat transfer beban gempa
2
MEQ = 1/8 x QEQ x L = 108,91 kNm
VEQ = 1/2 x QEQ x L = 18,00 kNm
4.4.11 Tegangan Pada Girder Komposit

Tegangan pada saat komposit dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

3
Wtc = 35.216.775 mm
3
Wts = 20.610.511,8 mm
3
Wbs = 60.377.138,6 mm
n = 8,29

Gambar 4.9 Penampang komposit dan diagram tegangan

Tegangan pada sisi atas beton ftc = M * 106 / ( n * Wtc )


Tegangan pada sisi atas baja fts = M * 106 / Wts
Tegangan pada sisi bawah baja fbs = M * 106 / Wbs

Tabel 4.7 Kontrol terhadap kombinasi tegangan


Tegangan yang terjadi pada sisi atas beton atas baja bawah baja
No. Jenis Beban Momen ftc fts fbs
M (kNm) (MPa) (MPa) (MPa)
1 Berat Sendiri (MS) 872,39 2,99 42,33 14,45
2 Beban mati tambahan (MA) 145,49 0,50 7,06 2,41
3 Beban lajur "D" (TD) 1342,34 4,60 65,13 22,23
4 Gaya rem (TB) 72,81 0,25 3,53 1,21
5 Beban angin (EW) 76,87 0,26 3,73 1,27
6 Beban gempa (EQ) 108,91 0,37 5,28 1,80

KOMBINASI - 1
Tegangan ijin beton : 100% x Fc = 11,62 MPa
Tegangan ijin baja : 100% x Fs = 149 MPa
Tegangan yang terjadi pada sisi atas beton atas baja bawah baja
No. Jenis Beban Momen ftc fts fbs
M (kNm) (MPa) (MPa) (MPa)
1 Berat Sendiri (MS) 872,39 2,99 42,33 14,45
2 Beban mati tambahan (MA) 145,49 0,50 7,06 2,41
3 Beban lajur "D" (TD) 1342,34 4,60 65,13 22,23
4 Gaya rem (TB) 0,00 0,00 0,00 0,00
5 Beban angin (EW) 0,00 0,00 0,00 0,00
6 Beban gempa (EQ) 0,00 0,00 0,00 0,00
8,08 114,52 39,09
< 100% x Fc < 100% x Fs
OK(AMAN) OK(AMAN)

KOMBINASI - 2
Tegangan ijin beton : 125% x Fc = 14,53 MPa
Tegangan ijin baja : 125% x Fs = 186,7 MPa
Tegangan yang terjadi pada sisi atas beton atas baja bawah baja
No. Jenis Beban Momen ftc fts fbs
M (kNm) (MPa) (MPa) (MPa)
1 Berat Sendiri (MS) 872,39 2,99 42,33 14,45
2 Beban mati tambahan (MA) 145,49 0,50 7,06 2,41
3 Beban lajur "D" (TD) 1342,34 4,60 65,13 22,23
4 Gaya rem (TB) 0,00 0,00 0,00 0,00
5 Beban angin (EW) 76,87 0,26 3,73 1,27
6 Beban gempa (EQ) 0,00 0,00 0,00 0,00
8,35 118,25 40,36
< 125% x Fc < 125% x Fs
OK(AMAN) OK(AMAN)

KOMBINASI - 3
Tegangan ijin beton : 140% x Fc = 16,27 MPa
Tegangan ijin baja : 140% x Fs = 209,1 MPa
Tegangan yang terjadi pada sisi atas beton atas baja bawah baja
No. Jenis Beban Momen ftc fts fbs
M (kNm) (MPa) (MPa) (MPa)
1 Berat Sendiri (MS) 872,39 2,99 42,33 14,45
2 Beban mati tambahan (MA) 145,49 0,50 7,06 2,41
3 Beban lajur "D" (TD) 1342,34 4,60 65,13 22,23
4 Gaya rem (TB) 72,81 0,25 3,53 1,21
5 Beban angin (EW) 76,87 0,26 3,73 1,27
6 Beban gempa (EQ) 0,00 0,00 0,00 0,00
8,60 121,78 41,57
< 140% x Fc < 140% x Fs
OK(AMAN) OK(AMAN)
KOMBINASI - 4
Tegangan ijin beton : 150% x Fc = 17,43 MPa
Tegangan ijin baja : 150% x Fs = 224,0 MPa
Tegangan yang terjadi pada sisi atas beton atas baja bawah baja
No. Jenis Beban Momen ftc fts fbs
M (kNm) (MPa) (MPa) (MPa)
1 Berat Sendiri (MS) 872,39 2,99 42,33 14,45
2 Beban mati tambahan (MA) 145,49 0,50 7,06 2,41
3 Beban lajur "D" (TD) 1342,34 4,60 65,13 22,23
4 Gaya rem (TB) 72,81 0,25 3,53 1,21
5 Beban angin (EW) 76,87 0,26 3,73 1,27
6 Beban gempa (EQ) 108,91 0,37 5,28 1,80
8,97 127,06 43,37
< 150% x Fc < 150% x Fs
OK(AMAN) OK(AMAN)

4.4.12 Lendutan Pada Girder Komposit

Lendutan max. pada girder akibat :


4
1 Beban merata Q : δ max = 5/384 x Q x L / (Es x Icom)
3
2 Beban terpusat P : δ max = 1/48 x P x L / (Es x Icom)
2
3 Beban momen M : δ max = 1/(72Ґ3) x M x L /(Es x Icom)
Panjang bentang girder L = 24,2 m
Modulus Elastis Es = 210.000.000 kPa
4
momen Inersia Icom = 0,02 m
Tabel 4.8 Kontrol lendutan terhadap Kombinasi Beban
No. Jenis Beban Q P M Lendutan
(k/Nm) (kN) (kNm) δ max
1 Berat Sendiri (MS) 11,92 - - 0,01499
2 Beban mati tambahan (MA) 1,99 - - 0,00250
3 Beban lajur "D" (TD) 11,25 85,75 - 0,02129
4 Gaya rem (TB) - - 72,81 0,00010
5 Beban angin (EW) 1,05 - - 0,00132
6 Beban gempa (EQ) 1,49 - - 0,00187

Batasan lendutan elastis L/500 = 0,048 m


KOMBINASI BEBAN KOMB-1 KOMB-2 KOMB-3 KOMB-4
No. Jenis Beban Lendutan Lendutan Lendutan Lendutan
(kN/m) (kN) (kN/m) (kN)
1 Berat Sendiri (MS) 0,01499 0,01499 0,01 0,01499
2 Beban mati tambahan (MA) 0,00250 0,00250 0,00 0,00250
3 Beban lajur "D" (TD) 0,02129 0,02129 0,02 0,02129
4 Gaya rem (TB) - - 0,00 0,00010
5 Beban angin (EW) - 0,00132 0,00 0,00132
6 Beban gempa (EQ) - - - 0,00187
0,03878 0,0401 0,04 0,04020
< L/500 < L/500 < L/500 < L/500
OK(AMAN) OK(AMAN) OK(AMAN) OK(AMAN)

4.4.13 Gaya Geser Maksimum Pada Girder Komposit

Tabel 4.9 Kombinasi beban geser

Gaya geser
No. Jenis Beban
V (kN)
1 Berat Sendiri (MS) 144,20
2 Beban mati tambahan (MA) 24,05
3 Beban lajur "D" (TD) 179,00
4 Gaya rem (TB) 6,02
5 Beban angin (EW) 12,71
6 Beban gempa (EQ) 18,00
KOMBINASI - 1 100%
Gaya geser
No. Jenis Beban
V (kN)
1 Berat Sendiri (MS) 144,20
2 Beban mati tambahan (MA) 24,05
3 Beban lajur "D" (TD) 179,00
4 Gaya rem (TB) -
5 Beban angin (EW) -
6 Beban gempa (EQ) -
V max = 347,25
KOMBINASI - 2 125%
No. Gaya geser
Jenis Beban
V (kN)
1 Berat Sendiri (MS) 144,20
2 Beban mati tambahan (MA) 24,05
3 Beban lajur "D" (TD) 179,00
4 Gaya rem (TB) -
5 Beban angin (EW) 12,71
6 Beban gempa (EQ) -
V max = 359,95
KOMBINASI - 3 140%
Gaya geser
No. Jenis Beban
V (kN)
1 Berat Sendiri (MS) 144,20
2 Beban mati tambahan (MA) 24,05
3 Beban lajur "D" (TD) 179,00
4 Gaya rem (TB) 6,02
5 Beban angin (EW) 12,71
6 Beban gempa (EQ) -
V max = 365,97
KOMBINASI - 4 150%
Gaya geser
No. Jenis Beban
V (kN)
1 Berat Sendiri (MS) 137,07
2 Beban mati tambahan (MA) 33,23
3 Beban lajur "D" (TD) 234,96
4 Gaya rem (TB) 4,80
5 Beban angin (EW) 9,58
6 Beban gempa (EQ) 17,03
V max = 436,66

Persen Vmax 100 % Vmax


No. Kombinasi Beban
Teg. Ijin (kN) (kN)
1 KOMB - 1 100% 347,25 347,25
2 KOMB - 2 125% 359,95 287,96
3 KOMB - 3 140% 365,97 261,41
4 KOMB - 4 150% 436,66 291,11
Vmax (rencana) = 347,25

4.4.14 Perhitungan Shear Connector

Gambar 4.10 Detail posisi shear connector

Gaya geser maksimum rencana Vmax = 347,2 kN


ytc = 479,9 mm
h = 200,0 mm
2
Luas penampang beton yang ditransformasikan Act = 30.157,243 mm
Momen statis penampang tekan beton yang ditransformasikan
3
Sc = Act x (ytc - h/2) = 11.457.898,4 mm
qmax = Vmax x Sc / Icom = 235,40 N/mm
Untuk shear connector digunakan besi beton bentuk U D = 16

Luas penampang geser Asv = π/4 x D 2 x2 = 402 mm


2

Tegangan ijin geser fsv = 0.6 x fs = 241 MPa


Kekuatan 1 buah shear connector Qsv = Asv x fsv = 96.924 N

Jumlah shear connector dari tumpuan sampai 1/4L :


n = 1/4 x qmax x L / Qsv = 14,69
s = L / (4 x n) = 411,74
Digunakan shear connector 2 D16-100
Jumlah shear connector 1/4L sampai tengah bentang :
n = 1/8 x qmax x L / Qsv = 7,35
s = L / (4 x n) = 823,48
Digunakan shear connector 2 D16-200

4.4.15 Perhitungan Balok Diafragma

Diafragma berfunsi sebagai pengaku sisi melintang gelagar memanjang


Gaya yang mempengaruhi :
- Berart Sendiri Profil WF 1000x350x16x25 = 2,59 kN/m
- RP1 = ΣP1 (dimana P1 = 5 % dari V max) = 131,0 kN

Mmax = 1/8 q x l2 + 1/4 x RP1 x l = 41,44 kNm


= 414.418,705 kgcm
3
W = M max = 277,5 cm
Fs
3
Wprofil = 10717,6 cm

W < Wprofil = 277,5 cm3 < 10718 cm


3

Profil WF 1000x350x16x25 Aman

4.4.16 Perhitungan Sambungan Gelagar

Sambungan gelagar memanjang


Data :
Profil IWF 1100x400x32x16
V maks = 436,66 kN
δ = 15 mm
fy = 280 Mpa
fu = 186,6666667 Mpa
Jumlah budang geser (m) = 2
Mutu baut HTB = A 490 , fy baut = 490 Mpa
ф = 0,8
Diasumsikan diameter baut = 25 mm
Untuk lebih jelas lihat gambar sambungan dibawah ini.
0.90
0.05
0.10 0.10 0.100.10 0.10 0.10 0.10 0.10

0.90
0.05

0.075 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.075

Gambar 4.11 Beban yang bekerja pada sambungan


Nilai resultan pada gelagar memanjang

b = 3d + 12d + 3d = 18d
= 18 x 25 =
= 450 mm

e = 1/2 b = 1/2 x 450


= 225 mm

QMS = 11,92 kN/m


QMA = 1,99 kN/m
QUDL = 11,25 kN/m
Qtot = 11,92 + 1,99 + 11,92 = 25,8 kN/m

Mc = ( Qtot x L/2 x 12 ) - ( Qtot x 12 x 6 ) = 1.890 kNm

Momen yang terjadi (M) = ( Vmaks x e ) + Mc = 18.911.309 kgcm

Tabel 4.10 Penentuan jarak baut pada sambungan gelagar memanjang


No. Xi Yi Xi2 Yi2
cm cm cm cm
1 0 40 0 1600
2 0 30 0 900
3 0 20 0 400
4 0 10 0 100
5 0 0 0 0
6 0 10 0 100
7 0 20 0 400
8 0 30 0 900
9 0 40 0 1600
10 15 40 225 1600
11 15 30 225 900
12 15 20 225 400
13 15 10 225 100
14 15 0 225 0
15 15 10 225 100
16 15 20 225 400
17 15 30 225 900
18 15 40 225 1600
19 15 40 225 1600
20 15 30 225 900
21 15 20 225 400
22 15 10 225 100
23 15 0 225 0
24 15 10 225 100
25 15 20 225 400
26 15 30 225 900
27 15 40 225 1600
Jumlah 4050 18000

Kp = Vmaks = 1.617,3 kg
n
KMx = M x Yi = 25.730 kg
Σ(Xi2 + Yi2)
Kmy = M x Xi = 12.865 kg
Σ(Xi2 + Yi2)
Kr = √KMx2 + (Kmy + Kp)2 = 29.525 kg

Menentukan kekuatan baut

Ngeser = Φ x 0.5Fyb x Abaut x m = 11,540 ton


= 11.540 kg

Ntumpu = δmin x d x 2.4 fy x Φ = 33,08 ton


= 33.075 kg
Jadi, N baut = 33.075 kg

Syarat sambungan aman : Kr ≤ Nbaut = OK(AMAN)


Kr ≤ Nbaut Sambungan tidak aman maka harus ditambah di flens
Ditambah Perkuatan Baut di Flens
hw = H - 2tf = 103,60 cm
Ixw = 1/12 x hw3 x tw = 148.258 cm
4

4
Ixs = 885.111 cm

Mcw = Mc x Ixw = 31.660 kgcm


Ix
Mu = Vmaks x e + Mcw = 1.014.140,596 kgcm

Kp = Vmaks = 1.617,3 kg
n
KMx = M x Yi = 57,434 kg
Σ(Xi2 + Yi2)
KMy = M x Xi = 21,538 kg
Σ(Xi2 + Yi2)
Kr = √KMx2 + (Kmy + Kp)2 = 1.639,8 kg

Nbaut yaitu = 33.075,0 kg


Syarat sambungan aman : Kr ≤ Nbaut OK(AMAN)

Sambungan Baut Pada Flens

Mcf = Mc + Mcw = 18.933.144,8 kgcm

Kf = Mcf = 172.119,498 kg
H

Menentukan kekuatan baut pada flens

Ngeser = Φ x 0.5Fyb x Abaut x m = 9.015,2 kg


Ntumpu = δmin x d x 2.4 fy x Φ = 33.075 kg
Nbaut = 33.075 kg
N = Kf = 5,20 bh
Nbaut 6 bh

Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini.


0.075

0.900
0.300
0.15

0.075 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.075


0.075

Gambar 4.12 Sambungan Flens

Sambungan gelagar diafragma


Data :
Profil IWF 1000x350x16x25
V maks = 43665,79 kg
δ = 10 mm
fy = 280 Mpa
fu = =
Mutu baut = A 490 , fy baut = 490 Mpa
ф = 0,8
Diasumsikan diameter baut = 25 mm
Adapun beban yang bekerja pada sambungan diafragma dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

0.050
0.075

0.850
0.075

4.13 Pembebanan pada sambungan diafragma

e = 1/2 tw + 75 = 83 mm

L = 1.250 mm = 1,3 m

V = 1/2 x q x l + 1/2 P = 12,533 kN 125,33 kg

M = Vxe = 1.040,24 kgcm

Kp = Vmaks = 41,777 kg
n
KH = M x Yi = 31,207 kg
2(Yi2 + Yi2)
Kr = √KH2 + Kp2 = 52,146 kg

Kontrol Tegangan
Menentukan kekuatan baut
Ngeser = Φ x 0.5Fyb x Abaut x m = 9.015,23 kg
Ntumpu = δmin x d x 2.4 fy x Φ = 12.600,00 kg
Jadi, N baut = 12.600,00 kg
Kr < Nbaut = 47.751 kg < 11340 kg = OK(AMAN)

Anda mungkin juga menyukai