BAB IV
ANALISIS PERHITUNGAN
data CBR
L1 L2
5.7 2.2
4.7 3.2
4.7 6.2
2.7 2.2
3.7 3.2
2.7 2.2
2.7 2.2
C. Data Perencanaan Metode Bina Marga
a. Pekerjaan konstruksi dilakukan bertahap hingga UR = 20 tahun, dengan tahap
pertama 12 tahun dan tahap kedua 8 tahun.
UR
Data Lalin Dibangun
Tahap 2
2018 (2025)
(2045)
i2
i1
i3
i0
UR
Desain
Tahap 1
(2020)
(2037)
Kelas jalan ditetapkan pada tahun 2025 , yaitu pada saat jalan dibangun berdasarkan
data lalu lintas pada tahun 2018, sehingga perlu untuk mengetahui LHR pada tahun 2025.
Sebelum menghitung LHR pada tahun 2025, perlu dilakukan perhitungan angka
pertumbuhan pada tahun 2020 yaitu pada saat perencanaan.
y = a + bx
2
No Tahun Y X Y*X X
1 2014 4301.6 -2 -8603.2 4
2 2015 4586.6 -1 -4586.6 1
3 2016 4871.6 0 0 0
4 2017 5346.6 1 5346.6 1
5 2018 5441.6 2 10883.2 4
∑ 24548 0 3040 10
∑Y = a*n +
b*(∑X)
∑XY = a*(∑X) +
b*(∑X2)
Maka:
Ʃ𝑦 24548
a= = = 4909,6
𝑛 5
Ʃ𝑥𝑦 3040
b= = = 304
Ʃ𝑥 2 10
No Tahun X Y' = a + bx
1 2019 3 5821.6
2 2020 4 6125.6
Y Maksimum 6125.6
Y Minimum 5821.6
i2020= 2.61 %
𝒀𝒎𝒂𝒌−𝒀𝒎𝒊𝒏
i=[ 𝒙𝟏𝟎𝟎%] /𝒏
𝒀𝒎𝒊𝒏
6125,6−5821,6
i0 = [ 𝑥100%] /2
5821,6
i0 = 2,61%
i2025 = 3.78 %
𝒀𝒎𝒂𝒌−𝒀𝒎𝒊𝒏
i=[ 𝒙𝟏𝟎𝟎%] /𝒏
𝒀𝒎𝒊𝒏
7645,6−6429,6
i1 = [ 𝑥100%] /5
6429,6
i1 = 3,78 %
Karena perhitungan angka pertumbuhan dilakukan pada tahun 2020 lalu ke 2025 maka analisis
LHR dilakukan 2 kali, menjadi :
Selanjutnya dianalisis pada tahun 2025 dengan n=5 tahun dari tahun 2020 menjadi :
Berdasarkan tabel diatas maka untuk klasifikasi jalan pada tahun 2025 adalah termasuk
kedalam klasifikasi jalan Kolektor kelas III.
Untuk lebih spesifiknya, kelas jalan tersebut dibandingkan lagi dengan table diatas, maka
untuk kelas jalan pada tahun 2025 dengan jumlah LHR 5728 SMP/hari adalah termasuk
kedalam kelas jalan III
Nilai CBR 0 termasuk kedalam kelas CBR jelek, karena pada perencanaan
perkerasan kelas jalan II B nilai CBR berkisar antara 6 – 8% . perlu dilakukan
perbaikan tanah, adapun cara perbaikan tanah yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan nilai CBR adalah dengan cara sebagai berikut :
sedangkan semen mempunyai efek pada tanah berpasir atau kerikil yang
mengandung sedikit tanah butir-butir halus. Campuran bagian gradasi yang
paling efektif dalam stabilisasi dengan menggunakan kapur adalah distribusi
dengan kandungan 20 -30% tanah kepasiran atau kerikil yang melalui ayakan
0,074 mm. Kapur yang digunakan biasanya dalam bentuk tepung atau butiran
dan hampir tidak pernah digunakan dalam bentuk campuran berair, kecuali
dalam keadaan tertentu. Bahan yang terdiri dari campuran semen dengan
tanah alami disebut semen tanah (soil cement). Biasanya stabilisasi dengan
semen adalah stabilisasi yang menggunakan semen tanah. Metoda pencampuran
untuk stabilisasi dengan kapur atau semen ada tiga macam:
Metoda campuran terpusat. Tanah dicampur dengan bahan stabilisasi pada
suatu terpat, kemudian diangkut ke tempat pekerjaan. Untuk ini diperlukan
mesin pencampur.
Metoda campuran dalam galian. Bahan stabilisasi dicampur dengan tanah di
lubang galian tanah lalu diangkut ke tempat pekerjaan . Bahan stabilisasi
dapat dipancangkan ke dalam tanah dalam bentuk tiang, kemudian digali
bersama-sama dan dicampur atau bahan stabilisasi itu ditaburkan di atas
tanah sehingga pada penggalian terjadi pencampuran.
Metoda pencampuran di tempat pekerjaan. Tanah dihamparkan di tempat
pekerjaan, kemudian ditaburi bahan stabilisasi dan dicampur atau tanah yang
akan distabilisasi itu digaruk dan dicampur dengan bahan stabilisasi.
d. Dll, sebenarnya banyak metoda yang digunakan untuk meningkatkan daya dukung
CBRnya. Dan yang paling umum dilakukan untuk peningkatan nilai CBR adalah
dengan metoda mekanik ( alat brat).
Karena dalam perencanaan kelas jalan II B nilai CBR minimum adalah 6 dan
maksimal 8 , maka diambil nilai CBR 8 dan DDT sebagai berikut dengan metode
stabilisasi dengan kapur:
= 5,05
Jalur rencana merupakan salah satu jalur lalu lintas dari suatu ruas jalan
raya, yang menampung lalu lintas terbesar. Jika jalan tidak memiliki tanda
batas jalur, maka jumlah jalur ditentukan dari lebar perkerasan menurut daftar di
bawah ini:
*) berat total < 5 ton, misalnya mobil penumpang, pick up, mobil hantaran
**) berat total > 5 ton, misalnya, bus, truk, traktor, semi trailler, trailler
Rumus:
x diambil 6 sesuai dengan standar yang berlaku saat ini (Kelas Jalan 2)
Pada soal disebutkan bahwa angka pertumbuhan tahap pertama sebesar i 2 = 3,51 % dan
angka pertumbuhan tahap kedua sebesar i3=2,29 %
Rumus:
Dimana:
E = Angka ekivalen
No Jenis Kendaraan LHR 2025 (SMP) n LHR 2037 (SMP) Emp LHR 2037 (SMP)
1 Mobil Penumpang 2607.01 12.00 3941.85 1.00 3941.85
2 bus kecil 651.75 12.00 985.46 1.30 1281.10
3 bus besar 651.75 12.00 985.46 1.30 1281.10
4 truk 2 AS 977.63 12.00 1478.19 1.30 1921.65
5 truk 3 AS 651.75 12.00 985.46 1.30 1281.10
6 truk 2 AS trailer/gandeng 325.88 12.00 492.73 1.30 640.55
7 Trailer 325.88 12.00 492.73 1.30 640.55
Jumlah 6191.65 9361.89 10987.90
Contoh perhitungan :
No Jenis Kendaraan LHR 2037 (SMP) n LHR 2045 (SMP) Emp LHR 2045 (SMP)
1 Mobil Penumpang 3941.85 8 4725.93 1.00 4725.9266
2 bus kecil 985.46 8 1181.48 1.30 1535.926145
3 bus besar 985.46 8 1181.48 1.30 1535.926145
4 truk 2 AS 1478.19 8 1772.22 1.30 2303.889217
5 truk 3 AS 985.46 8 1181.48 1.30 1535.926145
6 truk 2 AS trailer/gandeng 492.73 8 590.74 1.30 767.9630724
7 Trailer 492.73 8 590.74 1.30 767.9630724
Jumlah 9361.89 11224.08 13173.5204
Nilai LEP pada tahap kedua adalah :
Rumus:
Dengan:
UR = Umur Rencana
i = Angka Pertumbuhan Lalu Lintas
C = Koefisien Distribusi
E = Angka Ekivalen Kendaraan
Contoh Perhitungan :
Dimana:
LEP = Lintas Ekivalen Permukaan
LEA = Lintas Ekivalen Akhir
Maka ,
Tahap pertama , UR = 12 tahun
Rumus:
Dimana:
LET = Lintas Ekivalen Tengah
FP = Faktor Penyesuaian
UR = Umur Rencana
8
LER8 = 956,82 𝑥 = 765,46
10
D. Faktor Regional
Karena curah hujan maksimum = 1000 mm/th, kelandaian (< 6%), serta % kendaraan
berat lebih dari 30%,maka nilai FR diambil= 3
E. Indeks Permukaan
Adapun beberapa nilai IP beserta artinya adalah seperti yang tersebut di bawah ini:
IP = 2,0: adalah tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang masih mantap
IP = 2,5: adalah menyatakan permukaan jalan yang masih cukup stabil dan baik.
Dalam menentukan indeks permukaan (IP) pada akhir umur rencana, perlu
dipertimbangkan faktor-faktor klasifikasi fungsional jalan dan jumlah lintas ekivalen
rencana (LER), menurut daftar di bawah ini:
Dari tabel diatas direncanakan jenis permukaan adalah Laston, maka diambil nilai IPo = 5
kedua, pada konstruksi bertahap dimana diharapkan pada akhir tahap 1 masih tersisa umur
rencana 40 %, diperoleh dengan menggunakan nomogram berikut dengan nilai LER8
menjadi = 2,5 LER8 = 2122.640221
Pemilihan mutu diatas didasarkan agar mendapatkan nilai tebal lapisan setipis
mungkin, karena apabia mutu direndahkan akan menyebabkan semakin teba lapisannya.
Maka Nilai d1 dan d2 diambil dari tebal minimum dari kriteria tebal minimum lapisan
perkerasan yang digunakan yaitu laston dan batu pecah kelas A.
UR = 12 tahun
D3 = 21 cm
Kontrol Ekonomis =
d3>d2>d1 = OK!
Pemilihan mutu diatas didasarkan agar mendapatkan nilai tebal lapisan setipis
mungkin, karena apabia mutu direndahkan akan menyebabkan semakin teba lapisannya.
Maka Nilai d1 dan d2 diambil dari tebal minimum dari kriteria tebal minimum lapisan
perkerasan yang digunakan yaitu laston dan batu pecah kelas A.
UR = 8 tahun
D3 = 21 cm
Kontrol Ekonomis =
d3>d2>d1 = OK!
4.5 Jumlah Lalu Lintas Akumulatif Selama Umur Rencana (AE 18 KSAL)
Perhitungan Jumlah Lalu Lintas Akumulatif Selama Umur Rencana (AE18KSAL)
adalah dengan rumus :
𝐦𝐩
AE 18 KSAL = 𝟑𝟔𝟓. 𝐍. ∑𝐭𝐲 𝐦 . 𝐔𝐄𝟏𝟖𝐊𝐒𝐀𝐋
Dimana :
365 = Jumlah hari dalam satu tahun
N = Faktor umur rencana yang sudah disesuaikan dengan perkembangan jalan.
(1+i)n−1 −1
N = 0.5. [1 + (1 + i)n + 2. (1 + i). ]
i
n = Umur rencana
m = Jumlah masing-masing jenis kendaraan
i atau r = Angka Pertumbuhan
AE18KSAL = Jumlah lalu lintas akumulatif selama umur rencana
UE18KSAL = Unit equivalent 18 Kip Single Axle Load
Untuk mendapatkan jumlah lalu lintas akumulatif selama umur rencana
(AE18KSAL) yaitu dilakukan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut.
A. Perhitungan Faktor Umur Rencana
(1+𝑖)𝑛−1 −1
N = 0.5. [1 + (1 + 𝑖)𝑛 + 2. (1 + 𝑖). ]
𝑖
(1+3.51%)5−1 −1
= 0,5 [1 + (1 + 3.51%)5 + 2. (1 + 3.51%). ]
3.51%
= 5,379
B. Jumlah Kendaraan Perhari pada Tahun 2025
Berdasarkan hasil analisis data lalu lintas didapat nilai kendaraan perhari pada tahun
2025 sebagai berikut
Tabel 4.25 Jumlah Masing-masing Kendaraan Perhari
No Jenis Kendaraan LHRs 2020 (unit) n LHRo 2025 (unit) Emp LHRo 2025 (SMP)
1 Mobil Penumpang 2291.79 5 2607.01 1 2607.01
2 bus kecil 572.95 5 651.75 1.3 847.28
3 bus besar 572.95 5 651.75 1.3 847.28
4 truk 2 AS 859.42 5 977.63 1.3 1270.92
5 truk 3 AS 572.95 5 651.75 1.3 847.28
6 truk 2 AS trailer/gandeng 286.47 5 325.88 1.3 423.64
7 Trailer 286.47 5 325.88 1.3 423.64
Jumlah 5442.992961 6191.65365 7267.05
𝐦𝐩
C. Perhitungan ∑𝐭𝐲 𝐦 . 𝐔𝐄𝟏𝟖𝐊𝐒𝐀𝐋 untuk 4/2 UD (4 lajur 2 arah) pada Tahun 2025
mp
m . 𝑈𝐸18𝐾𝑆𝐴𝐿 =
∑𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
xE
∑𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟
ty
623.475
∑𝑚𝑝
𝑡𝑦 𝑚 . 𝑈𝐸18𝐾𝑆𝐴𝐿 = 623,475
Dimana :
d = lendutan balik (mm)
d1 = pembacaan awal (mm)
d2 pembacaan antara (mm)
d3 = pembacaan akhir (mm)
Ca = faktor pengaruh air tanah (faktor musim)
= 1,2 jika pemeriksaan dilakukan pada musim kemarau atau muka air rendah.
= 0,9 jika pemeriksaan dilakukan pada musim hujan atau muka air tanah tinggi.
Ft = Faktor penyesuaian temperatur lapis permukaan t1 didapat dengan
menggunakan grafik.
t1 = ⅓ (tp + tt + tb)
tp = temperatur permukaan, dari data lapangan
tt = temperatur tengah, dari tabel
tb = temperatur bawah, dari tabel
FKB-BB = faktor koreksi beban uji Benkleman Beam
= 77,343 x beban uji (ton) -2,0715
= 77,343 x (8,2) -2,0715 = 0.99
Diketahui data dari lapangan:
tp = 350 C
tu = 270 C
tp + tu = 350 C + 270 C = 620 C, kemudian dicari temperatur tengah
(tt = diambil dengan ketebalan H1=11 cm) dan temperatur bawah
(tb = diambil dengan ketebalan H2 =21 cm ).
Tabel 4.27. Temperatur Tengah (Tt) dan Bawah (Tb) Lapis Beraspal Berdasarkan Data
Temperatur Udara (Tu) dan Temperatur Permukaan (Tp)
B. Menentukan Nilai Ft
Ft diperoleh berdasarkan ketebalan perkerasan dan suhu rerata (t1) dengan
menggunkan tabel atau grafik. Untuk lebih memudahkan mendapatkan nilai Ft dengan
mempergunakan interpolasi pada tabel, lihat Kurva B untuk HL> 10 cm (karena tebal
existing lapis permukaan >10 cm). Adapun tabel dan kurva faktor koreksi lendutan
terhadap temperatur standar (Ft), dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 4.5. Kurva faktor koreksi lendutan terhadap temperatur standar (Ft).
Dari kurva faktor koreksi lendutan terhadap temperatur standar (Ft) di atas, didapat
nilai secara tabelaris seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.28 Faktor Koreksi Koreksi Lendutan Terhadap Temperatur Standar
Untuk pengaruh air tanah, pengujian dilakukan pada saat kritis, yaitu dengan
menggunakan Benkelman Beam pada saat kemarau sehingga C = 1.2
Langkah Perhitungan :
- Menghitung lendutan pada tiap titik dengan rumus
d = 2(d3 – d1).Ft.Ca.FKBB
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘
- Mencari rerata d (dR) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘
Temperatur 0C
No Stationing d1 d3 T1 Ft Ca FKB-BB d d2
Tu Tt Tp Tb
1 0+100 0 5.8 27 30.8 35 28.52 31.44 1.0868 1.2 0.99 15.0 224.3
2 0+200 0 4.8 27 30.8 35 28.52 31.44 1.0868 1.2 0.99 12.4 153.6
3 0+300 0 4.8 27 30.8 35 28.52 31.44 1.0868 1.2 0.99 12.4 153.6
4 0+400 0 2.8 27 30.8 35 28.52 31.44 1.0868 1.2 0.99 7.2 52.3
5 0+500 0 3.8 27 30.8 35 28.52 31.44 1.0868 1.2 0.99 9.8 96.3
6 0+600 0 2.8 27 30.8 35 28.52 31.44 1.0868 1.2 0.99 7.2 52.3
7 0+700 0 2.8 27 30.8 35 28.52 31.44 1.0868 1.2 0.99 7.2 52.3
8 1+100 0 2.2 27 30.8 35 28.52 31.44 1.0868 1.2 0.99 5.7 32.3
9 1+200 0 3.2 27 30.8 35 28.52 31.44 1.0868 1.2 0.99 8.3 68.3
10 1+300 0 6.2 27 30.8 35 28.52 31.44 1.0868 1.2 0.99 16.0 256.3
11 1+400 0 2.2 27 30.8 35 28.52 31.44 1.0868 1.2 0.99 5.7 32.3
12 1+500 0 3.2 27 30.8 35 28.52 31.44 1.0868 1.2 0.99 8.3 68.3
13 1+600 0 2.2 27 30.8 35 28.52 31.44 1.0868 1.2 0.99 5.7 32.3
14 1+700 0 2.2 27 30.8 35 28.52 31.44 1.0868 1.2 0.99 5.7 32.3
Ʃ 126.5 1306.7
Standar Deviasi (S) 3.542
Lendutan Rata -rata (dR) 9.038
Jumlah Titik (n) 14
C. Menentukan Nilai Lendutan Balik Wakil
Dwakil adalah nilai lendutan balik yang digunakan untuk menunjukkan lendutan
balik satu segmen jalan dan digunakan untuk perencanaan tebal lapis tambah.
Karena jalan merupakan jalan Arteri, maka rumus D yang digunakan adalah
Dwakil = dR + 1,64.S
= 9,038+ 2. (3,542) . (95/100) = 14,56 mm
Dimana :
dwakil = lendutan balik untuk mewakili satu segmen jalan
dR = lendutan balik rata-rata
K = 1,64; tingkat kepercayaan 95%
4.7. Mencari FK (Faktor Keseragaman Lendutan)
Untuk menentukan faktor keseragaman lendutan (FK) digunakan rumus sebagai
berikut.
𝑆
FK = x 100 %
𝐷
Dimana :
FK = Faktor keseragaman
S = Standar Deviasi
D = Dwakil
Ada 3 (tiga) kategori tingkat keseragaman, yaitu :
0 – 10 % ; keseragaman sangat baik
11 – 20 % ; keseragaman baik
21 – 30 % ; keseragaman cukup baik
Maka :
𝑆 3,542
FK = x 100 % = 15,98 x 100% = 24,33%
𝐷
A. Cara Grafis
Untuk menentukan nilai lendutan ijin berdasarkan pengukuruan di lapangannya
dengan menggunakan alat Bankelman Beam, maka dapat digunakan dengan cara grafis
pada gambar di bawah ini.
Untuk pemilihan material lapis ulang dipilih Laston dengan MR= 2000 MPa,
maka :
12,24 x 105
= 365 𝑥 623,475
= 5.379
Maka umur sisa konstruksi (sisa pelayanan) jalan didapat dengan rumus :
2 2
log 2 N 1 - log 1
i i
n =
log i 1
Dimana :
N = faktor umur rencana
n = umur sisa jalan
i = angka pertumbuhan lalu lintas (3.51%)
2 2
𝑙𝑜𝑔(2𝑥5,379+( )+1) − 𝑙𝑜𝑔 (( )+1)
3,51 3,51
n = 𝑙𝑜𝑔(3.51+1)
TAHUN 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045
LEP 47.96 47.96 47.96 47.96 47.96 47.96 47.96 47.96 47.96 47.96 47.96 47.96 47.96 72.52 72.52 72.52 72.52 72.52 72.52 72.52 72.52
LET 60.24 60.24 60.24 60.24 60.24 60.24 60.24 60.24 60.24 60.24 60.24 60.24 60.24 79.74 79.74 79.74 79.74 79.74 79.74 79.74 79.74
LEA 72.52 72.52 72.52 72.52 72.52 72.52 72.52 72.52 72.52 72.52 72.52 72.52 72.52 86.95 86.95 86.95 86.95 86.95 86.95 86.95 86.95
TOTAL 180.73 180.73 180.73 180.73 180.73 180.73 180.73 180.73 180.73 180.73 180.73 180.73 180.73 239.21 239.21 239.21 239.21 239.21 239.21 239.21 239.21
LHR 5169.52 5779 6388 6564 6740 6916 7091 7267 7577 7887 8197 8507 8817 9127 9438 9748 10058 10368 10678 10988 11261 11534 11808 12081 12354 12627 12900 13174
Kelas Jalan 3A 2B 2A
Percepatan
Konsolidasi
Perkerasan
Tahap 1
Perkerasan
Tahap 2
Evaluasi
Overlay
Pelebaran Jalan