A. Tujuan Pengujian :
B. Peralatan :
Timbangan
Nomor Ayakan
1
3/4
3/8
3/16
Pan
C. Bahan :
D. Prosedur pengujian :
Masukkan batu pecah dalam ayakan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas, dan digetarkan dengan mesin penggetar selama 1
menit
Menentukan persentase (%) batu pecah yang tertinggal pada saringan (Rn)
9860
Rn3/4 = 36000 x 100% = 27,4%
10735
Rn3/8 = 36000 x 100% = 29,8%
7350
RnNo.4 = 36000 x 100% = 20,4%
6580
Rnpan = 36000 x 100% = 18,3%
3/4 = 27,4 %
Jumlah = 27,4 + 57,2 + 77,6 + 95,9 + 95,9 + 95,9 + 95,9 + 95,9 = 641,7%
F. Tabel :
70 30
70
60 40
55
50 50
50
45
40 40 60
35
30 30 70
25
20 80
15
10 10 90
10
5
0 3/16" 3 /8" 3 /4 " 1 /2 " 100
11/ 2" 2 1/2" 3
H. Kesimpulan :
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa lengkung ayakan berada pada grading
zone ... dengan nilai modulus kehalusan sebesar 6,417 .
I.Dokumentasi Pengujian
A. Tujuan Pengujian :
B. Peralatan :
Timbangan
Oven
Pan
C. Bahan :
D. Prosedur pengujian :
Masukkan batu pecah ke oven selama 24 jam dengan temperatur 110oC + 5oC
Keluarkan batu pecah dari oven, tunggu dingin lalu timbang beratnya (B)
E. Perhitungan :
Berat batu pecah kering oven (B) = 480 g (pengujian dan ditimbang)
= 4%
F. Tabel :
Pengujian Nomor 1
Berat Batu Pecah Asli (A) 500 g
Berat Batu Pecah Kering Oven (B) 480 g
Kelembapan Batu Pecah 4%
G. Kesimpulan :
Untuk standart kelembapan batu pecah diharapkan tidak lebih dari 7,5 %.
Berdasarkan data dan perhitungan diatas, diperoleh besarnya kelembapan batu
pecah sebesar 4% < 7,5%. Jadi dapat disimpulakn bahwa batu pecah yang
digunakan dalam praktikum memenuhi standart yag telah ditentukan dan layak
digunakan sebagai agregat campuran beton.
3.3. UJI BERAT JENIS BATU PECAH (ASTM C 127-88)
A. Tujuan Pengujian :
B. Peralatan :
Timbangan air
C. Bahan :
D. Prosedur pengujian :
Timbang batu pecah sebanyak 3000 g (A), kemudian timbang dalam air (B)
E. Perhitungan :
Berat batu pecah SSD di udara (A) = 3000 g (ditentukan & ditimbang)
A 3000
= =2,32
Berat jenis batu pecah = AB 30001710
F. Tabel :
Pengujian Nomor 1
Berat Batu pecah SSD di udara (A) 3000 g
Berat Batu pecah di air (B) 1710 g
Berat jenis batu pecah 2,32
G. Kesimpulan :
Standart berat jenis batu pecah adalah < 3,5. Berdasarkan data
perhitungan dan tabel di atas diperoleh nilai berat jenis batu pecah sebesar 2,32 <
3,5. Percobaan dilakukan sebanyak satu kali. (Berat jenis batu pecah ini
selanjutnya akan digunakan dalam perhitungan mix design untuk menentukan
berat jenis relatif agregat).
H. Keterangan tambahan
Berat jenis batu pecah :Berat batu pecah saat berada di udara terbuka
dibandingkan dengan berat batu pecah saat dimasukkan
kedalam air dimana pori-pori batu pecah tersebut telah
terisi oleh air.
3.4. UJI BERAT VOLUME BATU PECAH (ASTM C 29-78)
A. Tujuan Pengujian :
Menentukan berat volume batu pecah / kerikil dalam keadaan lepas dan
keadaan padat
B. Peralatan :
Timbangan
C. Bahan :
D. Prosedur pengujian :
Tanpa rojokan
Silinder diisi batu pecah sampai batas kapasitas dan ratakan permukaannya,
kemudian timbang beratnya (B)
Dengan rojokan
Isi silinder dengan pasir 1/3 bagian, kemudian rojok sebanyak 25 kali. Isi lagi
1/3 bagian silinder rojok 25 kali, lakukan lagi dengan cara sama hingga
silinder penuh.
E. Perhitungan :
Tanpa Rojokan:
Volume Silinder (V) = .r2 .t = 3,14 x 12,752 x 27 = 13782,04 cm3 = 13,8 liter
Dengan Rojokan :
Volume Silinder (V) = .r2 .t = 3,14 x 12,752 x 27 = 13782,04 cm3 = 13,8 liter
F. Tabel :
Tanpa Dengan
Pengujian
Rojokan Rojokan
Berat Silinder (A) 8,075 Kg 8,075 Kg
Berat Silinder + Batu pecah (B) 24,635 Kg 26,705 Kg
Berat Batu Pecah (B-A) 16,56 Kg 18,63 Kg
Volume Silinder (V) 13,8 Liter 13,8 Liter
Berat Volume (B-A)/V 1,2 Kg/liter 1,35 Kg/liter
Berat Volume Rata-rata 1,275 Kg/liter
G. Kesimpulan :
Standart berat volume batu pecah adalah 1,2 1,8. Berdasarkan data
perhitungan dan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata berat volume batu pecah
sebesar 1,275 Kg/liter, (Berat volume batu pecah ini selanjutnya akan digunakan
dalam menentukan perbandingan volume agregat dalam kondisi asli).
3.5. UJI RESAPAN BATU PECAH (ASTM C 127-88)
A. Tujuan Pengujian :
B. Peralatan :
Timbangan
C. Bahan :
D. Prosedur pengujian :
E. Perhitungan :
30002835
Kadar air resapan = 2835 x 100% = 5,82 %
F. Tabel :
Pengujian
Berat batu pecah SSD 3000 g
Berat batu oven (A) 2835 g
Kadar air resapan (%) 5,82%
G. Kesimpulan :
Dari data perhitungan dan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
kadar air resapan batu pecah dalam praktikum sebesar 5,82%. (Air resapan batu
pecah ini selanjutnya akan digunakan untuk mencari perbandingan dari kondisi
SSD ke kondisi asli dalam mix design).
3.6. KEBERSIHAN BATU PECAH TERHADAP LUMPUR DENGAN CARA KERING
(ASTM C 117-76)
A. Tujuan Pengujian :
Timbangan
Saringan 0,063 mm
Pan
C. Bahan :
Air
D. Prosedur pengujian :
Keluarkan batu pecah bersih kering oven, tunggu dingin lalu timbang
beratnya (A)
E. Perhitungan :
Berat batu pecah kering oven (B) = 500 g (ditimbang & ditentukan)
500480
Kadar lumpur = 480 x 100% = 4,17%
F. Tabel :
Pengujian
Berat batu pecah kering oven (B) 500 g
Berat batu pecah bersih kering (A) 480 g
Kadar lumpur 4,17%
G. Kesimpulan :
A. Tujuan Pengujian :
B. Peralatan :
Timbangan kapasitas 20 kg
C. Bahan :
Batu pecah kering oven sebanyak 5000 g dengan gradasi sebagai berikut :
D. Prosedur pengujian :
Masukkan batu pecah tersebut bersama dengan12 bola baja dan jalankan
mesin Los Angeles dengan kecepatan 30 s/d 33 rpm dan diputar 500 kali
Keluarkan batu pecah dari mesin los angeles dan ayak dengan ayakan no.
12
Keluarkan batu pecah dari oven dan setelah dingin timbang beratya (B)
E. Perhitungan :
Berat batu pecah sebelum abrasi (A) = 5000 g (ditimbang & ditentukan)
50004540
Keausan = 5000 x 100% = 9,2%
F. Tabel :
Pengujian
Berat batu pecah sebelum abrasi (A) 5000 g
Berat batu pecah setelah abrasi (B) 4540 g
Keausan 9,2%
G. Kesimpulan :
Standart keausan batu pecah adalah tidak boleh melebihi 50%. Berdasarkan
data perhitungan dan tabel diatas diperoleh nilai sebesar 9,2%, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa batu pecah yang digunakan dalam praktikum memenuhi
standart yang telah ditentukan dan layak digunakan dalam campuran agregat beton.
H. Dokumentasi Pengujian