BAB I
PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN
Pekerjaan meliputi pengadaan secara memadai untuk tenaga ahli, alat-alat bantu dan
bahan material sesuai jenis pekerjaan. Pekerjaan terdiri dari :
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Struktur
- Pekerjaan Arsitektur
- Lain-Lain
1.6.4. Kontraktor Pelaksana wajib membuatkan Kamar mandi serta WC untuk pekerja
pada tempat-tempat tertentu yang disetujui oleh Konsultan Pengawas demi
terjaminnya kebersihan dan kesehatan dalam pekerjaan.
1.6.5. Para pekerja Kontraktor Pelaksana tidak diperkenankan untuk :
a. Menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan ijin Konsultan Pengawas atau
Direksi.
b. Memasak ditempat bekerja kecuali ijin Konsultan dan Direksi.
c. Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minum, roko dan
sebagainya ketempat pekerjaan.
d. Keluar masuk dengan bebas.
1.6.6. Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas
atau Pengelola Teknis Pekerjaan (PTP) pada waktu pelaksanaan)
1.7.1. Bila dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat yang disebutkan nama dan pabrik
pembuatan dari suatu material/bahan, maka dal ini dimaksudkan bahwa
spesifikasi teknis dari material tersebut yang digunakan dalam perencanaan
dan untuk menunjukan material/bahan yang digunakan dan untuk
mempermudah Kontraktor Pelaksana mencari material barang tersebut.
1.7.2. Setiap penggantian spesifikasi teknis dari material, nama dan pabrik pembuat
dari suatu bahan/barang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas yang telah
dikoordinasikan terlebiih dahulu dengan Konsultan Perencana dan bila tidak
ditentukan dalam RKS serta Gambar Kerja, maka bahan dan barang tersebut
diusahakan dan disediakan oleh kontraktor Pelaksana yang harus
mendapatkan persetujuan dahulu dari Konsultan Perencana melalui Konsultan
Pengawas/Direksi.
1.7.3. Contoh material yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera
disediakan atas biaya Kontraktor Pelaksana, setelah disetujui Konsultan
Pengawas/Direksi, harus dinilai bahwa material tersebut yang akan dipakai
dalam pelaksanaan pekerjaan nanti dan telah memenuhi syarat spesifikasi
teknis perencanaan.
1.7.4. Contoh material tersebut, disimpan oleh Konsultan Pengawas, Pengelola
Teknis Pekerjaan atau Pemberi Tugas untuk dijadikan dasar penolakan bila
ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai kualitasnya, sifat maupun
spesifikasi teknisnya.
1.7.5. Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor Pelaksana harus sudah
memasukan sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai material. Tanpa
mengingat jumlah tersebut, Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab
pula atas biaya pengujian material yang tidak memenuhi syarat atas Perintah
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
1.7.6. Bahan-bahan yang tidak sesuaitidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas
jelek yang dinyatakan afkirditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera
GCS_RKS-Teknis/Pemb. Gd. Lab. Pusat Komputer/Perenc.2009 - 3
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam tempo 2x24
jam dan tidak boleh dipergunakan.
1.8.1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara Gambar Kerja dan Rencana Kerja
dan Syarat-Syarat ini, maka Kontraktor Pelaksana harus mananyakannya
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan Kontraktor Pelaksana harus
mentaati keputusan tersebut.
1.8.2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah
yang berlaku dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada
ukuran skala dari gambar-gambar, tapi jika mungkin ukuran ini harus diambil
dari pekerjaan yang sudah selesai.
1.8.3. Apabila ada hal-hal yang disebutkan pada Gambar Kerja, RKS atau dokumen
yang berlainan dan atau bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk
menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi untuk menegaskan masalahnya.
Kalau terjadi hal ini, maka yang diambil sebagai patokan adalah yang
mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai biaya yang tinggi.
1.8.4. Apabila terdapat perbedaan antara :
- Gambar arsitektur dengan gambar struktur, maka yang dipakai sebagai
acuan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur, sedangkan untuk
jenis dan kualitas bahan dan barang adalah gambar struktur.
- Gambar arsitektur dengan gambar sanitasi, maka yang dipakai sebagai
acuan dalam ukuran kualitas dan jenis bahan adalah gambar sanitasi,
sedangkan untuk ukuran fungsional adalah Gambar Arsitektur.
- Gambar arsitektur dengan gambar elektrikal, maka yang dipakai sebagai
acuan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur, sedangkan untuk
ukran kualitas dan bahan adalah gambar elektrikal.
1.9.1. Jika terdapat kekurangjelasan dalam gambar kerja, atau diperlukan gambar
tambahan/gambar detail, atau untuk memungkinkan Kontraktor Pelaksana
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka
Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar tersebut dan dibuat rangkap 3
(tiga). Gambar tersebut atas biaya Kontraktor Pelaksana dan harus disetujui
Konsultan Pengawas.
1.9.2. Gambar kerja hanya dapat berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh
Pemberi Tugas, dnegan mengikuti penjelasan dan pertimbangan dari
Konslutan Perencana dan Konsultan Pengawas.
1.9.3. Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Pemberi Tugas atau konsultan, yang jelas memperhatikan
perbedaan antara gambar kerja dan gambar perubahan rencana.
1.9.4. Gambar tersebut harus diserahkan kepada konsultan Pengawas untuk disetujui
sebelum dilaksanakan.
1.10.1. Termasuk semua yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena
penyimpangan, perubahan atas perintah Pemberi Tugas atau Konsultan, maka
Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan
apa yang telah dilaksanakan, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara
gambar kerja dan pekerjaan yang dilaksanakan.
1.10.2. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 5 (lima) berikut kalkirnya
(gambar asli) yang biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor
Pelaksana.
2.2. PENGUKURAN
2.2.1. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas agar dapat
ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.
2.2.2. Pengukuran yang benar adalah penenuan titik-titik yang telah disetujui oleh
direksi atau pengawas.
2.5. IJIN-IJIN
2.6. DOKUMENTASI
3.1.1. Semen
Semen yang dipergunakan harus Portland Cement dari sumber yang disetujui
serta memenuhi dalam segala bidang dengan syarat-syarat minimum untuk S.
550 dari Peraturan semen Portland Indonesia 1972 - N.I. 8.
Selama pengangkutan, semen harus dilindungi terhadap hujan, penyerahan
harus didalam kantong-kantong aslinya yang disegel dari pabrik serta disimpan
didalam gudang berventilasi cukup serta tidak bocor diletakkan diatas lantai yang
ditinggikan minimum 30 cm dari tanah. Kantong-kantong semen tidak
dipersiapkan
3.1.2. Kerikil
3.1.2.2. Penyimpanan
Kerikil harus disimpan diatas permukaan bersih dan keras dihindarkan
terjadinya pengotoran serta tercampur adukan.
3.1.3. Air
Air untuk adukan pasangan dan beton serta membasahi beton harus bersih (air
PAM, bebas dari bahan-bahan atau kotoran yang dapat mempengaruhi ikatan
semen).
3.1.4. Pasir
3.1.4.1. Pasir dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan oleh
alat-alat pemecah batu.
3.1.4.2. Pasir harus terdiri dari batu-batu tajam dan keras. Butir-butir harus
bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
3.1.4.4. Pasir tidak boleh mengandung beban organis terlalu banyak yang harus
dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrama Harder. (PBI 1971 hal.
33 (4))
3.1.4.6. Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya
pasir harus memenuhi syarat-syarat P.B.I. 71 Bab 3.3.
3.1.5. Penulangan
3.1.5.2. Penyimpanan
Penulangan harus disimpan terlepas dari tanah serta tidak
diperbolehkan ditempat terbuka untuk jangka waktu panjang.
3.1.5.3. Pelaksanaan
Penulangan harus bebas dari lemak, kotoran, cat karat atau bahan-
bahan lain yang merugikan segera sebelum dilakukan pemasangan.
Semua penulangan harus ditempatkan secara kokoh untuk menghindari
pergeseran selama pengerjaan. Ketinggian dan jarak lapisan penutup
harus tepat. Untuk ini perlu digunakan klos-klos beton yang memenuhi
syarat.
3.1.6. Bekisting
3.1.6.1. Bahan
Bahan untuk bekisting harus dari papan kualitas baik (klas 2). Ketebalan
minimum papan 2,5 cm. Untuk beton Fair Faced harus dipakai bekisting
multiplex tsb tidak boleh dipakai berulang. Untuk bekisting kolom beton
bulat dianjurkan mengunakan bekisting plat baja.
3.1.6.2. Pelaksanaan
Konstruksi bekisting harus kuat dan kaku sehingga dapat menahan
getaran-getaran tekanan dan lendutan pada proses pengecoran,
pemadatan maupun pengerasan beton. Bekisting harus pula dibuat
sedemikian rupa sehingga pembongkarannya dapat dilaksanakan
dengan baik.
3.1.9.1. Toleransi untuk Beton Kasar Bagian-bagian pekerjaan beton harus tepat
dengan toleransi hanya 1 cm dengan syarat toleransi ini tidak boleh
komulatif. Ukuran-ukuran bagian harus dalam batas-batas ketelitian- 0,3
dan + 0,5 cm.
Keramik 20x25 (atau seperti ditunjukkan dalam gambar) dipasang pada dinding
didaerah daerah yang ditunjukkan dalam gambar.
4.2.2. BAHAN-BAHAN
4.2.2.1. Keramik
Keramik yang dipergunakan adalah keramik berukuran 20x25 cm
produksi dalam negeri setaraf produksi ROMAN. Warna ditentukan
kemudian.
4.2.2.2. Adukan
Adukan terdiri dari 1 pc : 3 pasir. Bahan perekat keramik yang akan
dipergunakan untuk pemasangan pada dinding adalah Portland
Cement biasa yang disetujui Ahli.
4.2.2.3. Air
Air harus bersih dan bebas dari asam, alkali dan organik lainnya.
4.2.2.4. Contoh-contoh
Sebelum diadakan pemasangan Pemborong diharuskan memberikan
contoh bahan-bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
4.2.3.1. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik dapat
langsung diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi 1 pc : 3
pasir, diaduk baik memakai larutan supercement, jumlah pemakaian
adalah 1 % dari berat semen yang dipakai dengan tebal adukan
tidak lebih 1,5 cm atau bahan perekat khusus, dengan memperhatikan
sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada
gambar.
4.2.3.2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
warna, motif keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat
lainnya.
4.2.3.8. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus
benar-benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda
ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.
4.2.3.9. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar
4 - 5 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak
lurus.
Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga
membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam
persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
4.4.3. Pelaksanaan
Pemborong harus menyerahkan rencana langit-langit kepada Konsultan
Pengawas untuk persetujuannya.
Siapkan sambungan-sambungan lubang-lubang untuk pekerjaan lain (listrik,
mekanikal) pada pekerjaan langit-langit.
4.4.4. Pemasangan
Lembaran plat asbes semen yang cacat dan retak-retak tidak boleh digunakan,
dan harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.
4.4.5. Penyimpanan
Letakkan lembaran-lembaran Kalsiboard dan Gyptile yang akan dipakai di
daerah yang terlindung baik dari cuaca. Tumpukkan di atas tiga kayu penahan
(alas) pada setiap panjang lembaran ini.
Tinggi tumpukkan lembaran-lembaran plat asbes semen tidak boleh lebih dari 2
meter.
Tempat tumpukkan harus jauh dari lalu lintas kendaraan-kendaraan proyek
yang mungkin menggangu.
Lisplank : Galvalumne t = 1 mm
Perkuatan : - PLD-Diafragme
: - Wind Braching
4.5.2.4. Semua rangka atap sebelum ditutup penutup atap terlebih dahulu
harus diperiksa ulang mengenai sambungan-sambungan dan
kemiringan atap yang dikehendaki, sebelum melaksanakan
penutupan atap kontraktor harus memimta izin kepada konsultan
pengawas lapangan atau direksi.
4.6.1. Umum
4.6.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan baku,
perlengkapan atap dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
4.6.1.2. Pemasangan atap meliputi seluruh pasangan pada rangka atap yang
ditentukan seperti yang ditunjukan/diisyaratkan dalam gambar atau
dalam table rincian jenis pekerjaan.
4.6.2. Persyaratan Bahan
4.6.2.1. Penutup atap yang digunakan adalah dari bahan genteng,
pemasangan dilakukan dengan kemiringan atap sesuai dengan
gambar. Kualitas bahan yang dipakai adalah ex KIA/Morando.
4.6.2.2. Bahan penutup atap ini tidak rusak permukaannya atau cacat lainnya.
4.6.2.3. Bahan penutup atap ditentukan warna standart. Termasuk dalam
pekerjaan ini adalah pelengkap seperti flashing (penutup atap dan
penutup samping) dengan bahan yang sama.
4.6.2.4. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan, brosur serta data
teknis kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
4.6.2.5. Penyimpanan semua bahan atap, harus memperhatikan cara-cara
sedemikian rupa sehingga bahan atap terhindar dari lecet, retak,
tertekuk selama penyimpanan.
4.6.2.6. Sebelum pemasangan penutup atap semua pekerjaan yang
mendahuluinya telah disetujui oleh Konsultan Pengawas diantaranya
rangka konsol, pekerjaan reng.
4.6.3. Pelaksanaan
4.6.3.1. Pemasangan penutup atap tepat pada tempatnya, lurus, rata dan level,
ukur dari bagian-bagian yang sudah permanen, lakukan pemotongan
dan keperluan lain untuk pemasangan sesuai dengan shop drawing.
4.6.3.2. Pemasangan bumbungan/nok menggunakan bumbung genteng
keramik yang berkualitas sama dengan atapnya, pemasangan harus
dilakukan dengan baik dan teliti. Kebocoran bumbungan yang
GCS_RKS-Teknis/Pemb. Gd. Lab. Pusat Komputer/Perenc.2009 - 20
diakibatkan ketidaksempurnaan pelaksanaan pekerjaan maupun
bahan merupakan kewajiban pemborong untuk mengulang
kembali/memperbaiki pekerjaan tersebut.
4.7.4. Pelaksanaan
Pelaksanaan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan pakai
yang dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.
Pemborong harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas aturan
pemakaian cat dari pabrik pembuat cat yang disetujui Konsultan Pengawas.
5.1.1. Sistim perpipaan air bersih dari pipa air di dekat bangunan ke fixture-fixture
dalam bangunan lengkap dengan sambungan-sambungan, belokan-belokan,
tikungan, fitting-fitting dan perlengkapan lain yang diperlukan.
5.1.2. Semua fixture yang direncanakan untuk dipasang termasuk kran-kran, lengkap
dengan sambungan-sambungan, belokan-belokan, tikungan, fitting-fitting dan
perlengkapan lain yang diperlukan.
5.1.3. Semua fixture yang direncanakan untuk dipasang termasuk kran-kran, lengkap
dengan sambungan-sambungan dan perlengkapan lain yang diperlukan dalam
persyaratan.
5.1.4. Sistem perpipaan pembuangan air kotor dan perpipaan vent dari fixture-fixture
dalam bangunan sampai ke bak-bak penampung, septic tank, atau saluran air
hujan lengkap dengan sambungan-sambungan, tikungan-tikungan dan
perlengkapan lain yang diperlukan.
Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus sesuai dengan Pedoman
Plumbing Indonesia.
5.3.1. Semua bahan pipa dan peralatan-peralatan yang diperlukan harus memenuhi
standar di bawah ini :
5.3.1.1. ASTM-A 120-57 untuk pipa-pipa dan fitting dari "Galvanized Iron".
5.3.1.2. ISO dan SNI 0162-1987-A dan SNI 0178-1987-A untuk pipa dan
fitting PVC.
5.3.2. Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, fixture-fixture dan peralatan yang
akan dipasang pada instalasi ini harus mempunyai tanda-tanda merk yang jelas
dari pabrik pembuatnya.
Fitting-fitting dan fixture-fixture yang tidak memiliki tanda-tanda tersebut harus
diganti atas tanggung jawab Pemborong.
5.3.4. Pipa-pipa air bersih utama maupun pipa-pipa cabang untuk distribusi air sampai
ke bangunan, baik yang ditanam di dalam tanah maupun yang ditempatkan di
atas langit-langit dibuat dari Galvanized Iron Pipe.
GCS_RKS-Teknis/Pemb. Gd. Lab. Pusat Komputer/Perenc.2009 - 22
5.3.5. Pipa-pipa sanitair domestik dari fixture-fixture sampai ke pipa yang ada, dibuat
dari PVC tekanan kerja 5 kg/cm2 standar ISO (klas AW).
5.3.6. Semua pipa-pipa sanitair di luar bangunan dibuat dari PVC tekanan kerja 5
kg/cm2 standar ISO (klas AW).
5.3.7. Fitting-fitting untuk PVC harus cetakan pabrik dengan bahan penyambung
(perekat) seperti direkomendasikan oleh pabrik pembuat pipa.
5.3.8. Kran-kran air yang dipergunakan harus dari bahan kuningan dengan lapisan
chrome, merk SAN-EI atau merk lain yang setaraf dan disetujui.
5.3.9. Wastafel harus dari jenis terpasang pada dinding dari keramik berwarna
standard, seperti buatan TOTO LW-230J lengkap dengan kran, fitting - fitting,
cermin dan peralatan tambahan lainnya.
5.3.10. Urinal harus dari jenis terpasang pada dinding seperti merk TOTO type U-57,
warna standard, atau merk lainnya yang setaraf.
5.4. PERENCANAAN
5.4.1. Selama pemasangan berjalan, Pemborong harus menutup setiap ujung pipa
yang terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lain.
Setiap jaringan pipa yang telah selesai dipasang harus ditiup dengan udara
kempa, agar kotoran-kotoran yang mungkin sudah masuk dapat terbuang sama
sekali.
5.4.2. Cabang-cabang pipa air bersih harus dilengkapi dengan katup yang
ditempatkan sedemikian rupa sehingga jaringan tersebut dapat berfungsi,
diganti dan dikontrol alirannya untuk masing-masing kelompok atau outlet atau
fixture.
5.4.3. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan angker yang cukup
kokoh (rigid).
Pipa-pipa tersebut ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, agar
inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikian
sehingga masih memungkinkan konstruksi dan expansi pipa oleh perubahan
temperatur.
5.4.4. Pipa horisontal harus ditumpu dengan jarak antara tidak lebih dari 3 meter.
5.4.5. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (clamp atau collar).
5.4.8. Semua sambungan harus dibuat kedap suara dan kedap air.
5.5.3. Pemborong bertanggung jawab atas penyediaan dan lokasi pemasangan yang
tepat.
5.6. PEMBERSIHAN
Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish arsitektural
atau timbulnya kerusakan lainnya, yang semuanya atas kelalaian Pemborong, karena
tidak membersihkan sistim perpipaan dengan baik, maka semua perbaikannya adalah
menjadi tanggung jawab Pemborong.
6.1.1. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, dan
lain-lain, pemasangan, pengujian (commissioning) dan pemeliharaan seluruh
Pekerjaan Listrik Arus Kuat seperti disyaratkan dalam :
6.1.1.5. Adendum
Dalam pekerjaan ini termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang
berhubungan dengan Pekerjaan Listrik Arus Kuat yang belum
disebutkan secara terinci, tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan
fungsi dan operasi Listrik Arus Kuat.
6.1.3. Sumber daya listrik dari Panel Existing ditentukan kemudian Tegangan Rendah
380/220 v.
6.1.4. Kawat atau kabel untuk setiap bangunan harus meliputi kabel tegangan
rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain
yang perlu untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi
dari semua sistem dan peralatan.
6.1.7. Sistem Tegangan Rendah dan perlengkapannya (dibawah 600 Volt) Sistem-
sistem tegangan rendah meliputi : switch, tombol-tombol, circuit-circuit
breaker, indikator, magnetic contactor, accessories peralatan-peralatan
dan barang-barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang
sempurna dari segenap sistem dan peralatan-peralatan.
6.1.9. Gambar-gambar
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik,
dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi lainnya.
Pemasangan peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan. Gambar-
gambar arsitektur, struktur, Mekanikal/Elektrikal, harus menjadi referensi untuk
koordinasi pekerjaan secara keseluruhan. Kontraktor harus menyesuaikan
peralatan dengan perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap kekurangan
atau kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli, Direksi/
Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.
6.2.1. Bekerjanya sistem listrik sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-
bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.
6.3.1.2. Ukuran-ukuran
Semua konduit, kawat-kawat dan sambungan elektrikal harus diadakan
secara lengkap. Konduit dan kawat-kawat tersebut harus mempunyai
ukuran sesuai dengan yang ditunjuk atau dipersyaratkan untuk
memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku.
6.4.1.1. Semua kabel-kabel harus berada di dalam konduit, cable tray, cable
rack dan di-klem/diikat dengan pengikat kabel (cable tee).
6.4.6. Finishing
Semua bagian belakang dari panel, dan pintu-pintu untuk "panel board" harus
dibuat tahan karat dengan cara galvanisasi atau "Cadmium plating" atau
dengan "Zinc Chromate Primer". Selain yang disebutkan, harus dilapisi dengan
lapisan anti karat sebagai berikut :
Bagian dari dalam panel dan pintu semua instalasi yang terpendam tanpa
kecuali.
Bagian luar dari panel yang digalvanisasi atau diberi "cadmium plating" tak
perlu dicat kalau seluruh kotak terpendam. Kalau dipakai "Zinc Chromate
Primer", harus dicat.
6.4.12. Label
Semua panel, switch dan fuse unit, isolator switch group dan peralatan-
peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya. Label ini terbuat
dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.
6.4.14. Apabila beberapa pipa berjalan sejajar di dinding atau langit-langit, maka harus
dipergunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar. Ujung-ujung pipa pada
peralatan harus dipasang sekrup dengan kuat. Semua ujung pipa yang bebas
harus ditutup/diperlengkapi dengan plat kuningan yang sesuai. Bila pipa berada
diluar bangunan maka harus pipa yang digalvanisir.
6.4.16. Pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus dicat satu jalan
sebelum dipasang, dan satu lagi sesudah dipasang. Dengan warna yang
ditentukan oleh ahli/arsitek. Untuk mempermudah pengenalan, maka pada
permukaan pipa harus dicat dengan warna sebagai berikut :
Pipa penerangan dan daya, orange.
Pipa Telephone, hijau.
Pipa Fire Alarm, merah.
Pipa Tata Suara, kuning.
6.4.17. Bila pipa masuk kedalam atau keluar dari daerah yang mengandung bahaya
kebakaran, maka pipa harus disambungkan pada kotak-kotak isolasi yang
tahan api.
6.4.18. Bila pipa melintas tembok, penyedot ruangan, lantai, langit-langit dan lain-
lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat
dilalui oleh debu, lembab, api dan asap.
6.4.19. Penanaman dibawah tanah (cable trench) minimal 80 cm dari permukaan. Bila
bersilangan dengan saluran lain, misalnya saluran air, maka cable trench dapat
dan harus ditanam setelah pengerasan tanah. Untuk cable trench yang
melintasi jalan, maka penanaman dilakukan setelah pengerasan badan jalan
atau bila sebelumnya harus lebih dari 110 cm atau atas persetujuan
Direksi/Pengawas.
6.4.23. Sambungan
Dikemudian hari bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka
ruangan-ruangan tersebut harus dilengkapi dengan terminal, klem-klem
pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang akan
dipasang di kemudian hari, termasuk terminal. Kemungkinan penyambungan
dikemudian hari dapat berupa equipment panel baru switch, circuit breaker,
magnetic kontaktor dan lain-lain.
6.5.1. Lingkup pengetesan ini terbagi dalam beberapa tahap antara lain :
6.6.2. Peralatan utama dan peralatan bantu Pekerjaan Listrik dalam spesifikasi ini
harus disediakan oleh kontraktor seperti ditunjuk pada dokumen kontrak.
6.6.4.6. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja
untuk mengoperasikan/ merawat peralatan Elektrikal dan
mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk
memeriksa atau melakukan balancing selama masa pemeliharaan.
6.6.5. Perijinan
GCS_RKS-Teknis/Pemb. Gd. Lab. Pusat Komputer/Perenc.2009 - 38
6.6.5.1. Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan
untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas
tanggungan dan biaya Kontraktor.
6.6.5.7. Penyetelan seluruh sistem agar lengkap dan dapat bekerja dengan
baik sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-
gambar yang ada.
Pengetesan harus disaksikan oleh pemilik, Pengelola Proyek lapangan dan perancang
masing-masing 1 (satu) orang. Segala biaya yang diperlukan (transport, akomodasi, exit
permit dll) menjadi tanggung jawab Kontraktor. Sistem pengujian dan schedulenya harus
disampaikan secara tertulis selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah menerima SPK.
7.1. Semua bahan/material harus diajukan terlebih dahulu oleh Kontraktor Pelaksana
sebelum dilaksanakan untuk mendapatkan persetujuan.
7.2. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor Pelaksana wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, halaman harus ditata rapi dan
semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari pekerjaan.
7.3. Meskipun telah ada pengawasan dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana, untuk itu
Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
7.4. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor Pelaksana wajib merawat, mengamankan dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ini (RKS) akan
ditentukan kemudian dalam rapat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).