Anda di halaman 1dari 81

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pembangunan Proyek


Kurangnya fasilitas ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu
kesehatan di wilayah Sidoarjo khususnya di daerah Bypass Krian
membuat pihak Yayasan RSU ANWAR MEDIKA ingin
mendirikan suatu bangunan kampus. Tujuan didirikan kampus
untuk mencetak apoteker yang profesional dalam melaksanakan
tugasnya, dan berguna bagi masyarakat, khususnya di kawasan
Krian.
Di lingkungan Krian sendiri masih sangatlah minim fasilitas
publik, baik dalam hal rumah sakit, kampus perkuliahan, dan
tenaga ahli dalam bidang kesehatan. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut maka pihak Yayasan RSU ANWAR MEDIKA
memfasilitasi, dengan cara mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan RSU ANWAR MEDIKA yang nantinya akan
difungsikan sebagai tempat untuk menimba ilmu pengetahuan,
khususnya dalam bidang kesehatan. Kampus tersebut akan
dibangun oleh PT TATA BUMI RAYA yang berada di kawasan
Jalan Bypass Krian, yang mana rencananya akan dibangun 7
Lantai.
1.2 Maksud Dan Tujuan Pembangunan Proyek
Melihat uraian diatas mengenai latar belakang pembangunan
STIKE RSU ANWAR MEDIKA Krian, Tentunya pihak yang
terkait dalam proyek tersebut mempunyai maksud dan tujuan
tertentu yaitu :
1. Membangun tempat perkuliahan yang juga bisa sebagai tempat
untuk menimba ilmu yang nyaman dan berkualitas bagi para
mahasiswanya
2. Memacu tumbuh dan berkembangnya mutu pendidikan di
wilayah Bypass Krian
3. Mendukung tujuan pembangunan Nasional dalam menciptakan
sesuatu gedung yang berkualitas seiring dengan permintaan
masyarakat dan perkembangan zaman.
4. Menyediakan tempat bagi para pencari lapangan kerja selama
maupun setelah proyek berlangsung
5. Turut serta mewujudkan wilayah Krian menjadi wilayah yang
maju

1.3 Lokasi Proyek


Proyek Pembangunan STIKES RSU ANWAR MEDIKA
terletak di By Pass KM. 33 Desa Semawut Balongbendo
Sidoarjo.
1.4 Data Proyek
Spesifikasi Proyek :
Nama Gedung : STIKES RSU ANWAR MEDIKA
Lokasi : JL. By Pass KM. 33 Desa Semawut
Balongbendo Sidoarjo
Owner : YAYASAN RS ANWAR MEDIKA
Konsultan Pengawas : CV. ASIA KONSTRUKSI RAYA
Perencana Proyek : PT. ADYA GRAHA
Kontraktor : PT. TATA BUMI RAYA
Nilai Proyek : 33.000.000.000
Tipe Kontrak : Lumpsum Fixed Priced
Periode Kontrak : 356 Hari
1.5 Data Teknis Proyek
Luas Lahan : 3000 m2
Luas Bangunan : 800 m / Lantai
Konstruksi Bangunan : Tiang Pancang

1.6 Tujuan Kerja Praktek


Maksud dan tujuan dari pelaksanaan kerja praktek pada
dasarnya, yaitu :
1. Mempunyai pengalaman visual bentuk kegiatan fisik
pembangunan di bidang rekayasa sipil.
2. Mengetahui tahapan kegiatan fisik pembangunan.
3. Mengetahui manajemen pelaksanaan di lapangan.
4. Memahami praktek di lapangan sebagai hasil penerapan teori.
5. Membuat laporan kerja praktek.
6. Membuat dokumentasi proyek yang dapat digunakan sebagai
bahan acuan untuk belajar.
BAB II
MANAJEMEN PROYEK

2.1 Pihak Pihak Yang Terkait Dalam Organisasi Proyek


Organisasi Proyek mutlak diperlukan dalam mengangani suatu
proyek pekerjaan dengan tujuan supaya dapat memperlancar sistem
pekerjaan yang rapid an terstruktur, Dengan cara demikian
diharapkan masing masing pihak yang bersangkutan dapat
mengerti dan memahami tugas dan tanggung jawab masing masing
sesuai dengan jabatannya dalam struktur organisasi.
Dalam melaksanakan suatu proyek pembangunan segala
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai penyelesaian
pembangunan proyek perlu diorganisir untuk mencapai
penyelesaian pembangunan yang baik dan terstruktur.
Tahap-tahap yang diperlukan untuk memanajemen yaitu :
1. Penggolongan aktivitas menurut jenis dan sifat pekerjaan
2. Menyusun organ atau wadah untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang telah digolongkan
3. Melengkapi organ atau wadah yang sesuai dengan tugas,
kewajiban, serta otoritas yang jelas
4. Melengkapi dengan alat-alat serta perlengkapan yang diperlukan
2.2 Struktur Organisasi Manajemen Proyek
Struktur Organisasi Proyek adalah sekumpulan orang yang
terorganisir yang memiliki ilmu dan keahlian yang berbeda-beda
untuk melaksanakan tugas pelaksanaan proyek dengan cara
tertentu. Susunan struktur organisasi manajemen proyek STIKES
RSU. ANWAR MEDIKA dapat dilihat pada Gambar 2.1

Pemilik Proyek
(Yayasan RSU ANWAR MEDIKA)

Gambar 2.1
Konsultan Pengawas Konsultan Perencana
(CV.ASIA KONSTRUKSI RAYA) (PT.ADYA GRAHA)

Pelaksana Proyek
(PT. TATA BUMI RAYA)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Manajemen Proyek STIKES


RSU. ANWAR MEDIKA
Untuk penjelasan tugas dan wewenang diuraikan rinci pada bab
selanjutnya.
2.2.1 Pemilik Proyek
Tugas pemilik proyek atau owner
Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan
proyek.
Mengadakan kegiatan administrasi proyek. Memberikan tugas
kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek.
Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau
manajemen konstruksi ( MK )
Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor

Wewenang yang dimiliki pemilik proyek atau owner


Membuat surat perintah kerja ( SPK )
Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.
Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek
atas hasil pekerjaan konstruksi.
Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek
yang tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi
surat perjanjian kontrak. misalnya pelaksanan pembangunann
dengan bentuk dan material yang tidak sesuai dengan RKS.
2.2.2 Konsultan Perencana
Tugas Konsultan Perencana
Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan
pemilik bangunan.
Membuat gambar kerja pelaksanaan.
Membuat Rencana kerja dan syarat sayarat pelaksanaan
bangunan ( RKS ) sebagai pedoman pelaksanaan.
Membuat rencana anggaran biaya bangunan. Memproyeksikan
keinginan keinginan atau ide ide pemilik ke dalam desain
bangunan.
Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan
desain terwujud di wujudkan.
Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika
terjadi kegagalan konstruksi.

Wewenang Konsultan Perencana


Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak pihak
pelaksana bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai
dengan rencana.
Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pembangunan.
2.2.3 Konsultan Pengawas
Tugas Konsultan Pengawas
Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan
kontrak kerja.
Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan
pelaksanaan proyek.
Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat
dilihat oleh pemilik proyek.
Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan
kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek
pelaksanaan pekerjaan.
Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang
diajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan
pembangunan proyek.
Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek
yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan
pemilik proyek namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja
konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya.

Wewenang Konsultan Pengawas


Memperingatkan atau menegur pihak peleksana pekerjaan jika
terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja.
Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek
tidak tidak memperhatikan peringatan yang diberikan.
Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek.
Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shopdrawing
pelaksana proyek.
Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara
perubahan ( site Instruction)
Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar
sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.

2.2.4 Pelaksana Proyek (Kontraktor)


Tugas Pelaksana Proyek
Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan
spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam
kontrak perjanjian pemborongan.
Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi
laporan harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek

Wewenang Pelaksana Proyek


Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja,
peralatan, dan alat pendukung lain yang digunakan mengacu
dari spesifikasi dan gambar yang telah ditentukan dengan
memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan keamanan pekerjaan.
Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan
metode pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadual (time schedule)
yang telah disepakati.
Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaan terhadap
kehilangan dan kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan.
Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap
kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kendaraan proyek yang
mengangkut peralatan dan material ke tempat pekerjaan.
Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik
proyek sehubungan dengan pengunduran waktu penyelesaian
pembangunan dengan memberikan alasan yang logis dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan yang memerlukan tambahan
waktu.
Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan
sewaktu pelaksanaan pekerjaan, serta wajib menyediakan
perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan

2.3 Struktur Organisasi Tata Bumi Raya


Struktur Organisasi Proyek Tata Bumi Raya terdiri dari
sekumpulan orang yang terorganisir, yang memiliki ilmu dan
keahlian yang berbeda-beda untuk melaksanakan tugas
pelaksanaan proyek dengan cara tertentu. Untuk susunan struktur
organisasi PT. Tata Bumi Raya dapat dilihat pada Gambar 2.2

Project Manager

Project Officer Quality Control

Administrasi dan Mechanical


Drafter Surveyor Pelaksana Sipil
Keuangan Proyek Electrical Proyek

Logistik Asisten Surveyor

Mekanik dan
Peralatan Proyek

Gudang

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Pelaksana Proyek


PT. Tata Bumi Raya

Untuk Penjabaran Tugas dan Tanggung Jawab dapa dilihat pada


bab selanjutnya.
2.3.1 Project Manager
Tugas dan Tanggung jawab Project Manager :
Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan
timbul agar dapat diantisipasi secara dini.
Melakukan koordinasi kedalam (team proyek, manajemen, dll)
dan keluar
Dibantu semua untuk menyiapkan rencana kerja operasi proyek,
meliputi aspek teknis, waktu, administrasi dan keuangan proyek
Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga
operasi proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana
Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tertulis (Laporan
Kemajuan Pekerjaan).
Seorang Project Manager harus mengontrol proyek yang
ditanganinya. Proyek harus selesai sesuai dengan budget, sesuai
dengan spesifikasi, dan waktu.
Proyek yang ditangani harus mempunyai return yang nyata
terhadap organisasi. Taat kepada setiap kebijakan yang di
keluarkan organisasi, harus mengambil keputusan dengan
wewenang yang terbatas dari organisasi.

2.3.2 Project Officer


Tugas dan Tanggung jawab Project Officer :
Membuat rencana kerja dan anggaran konstruksi
Mengendalikan seluruh kegiatan konstruksi
Melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait
Membangun komunikasi internal dan eksternal
Menetapkan kebutuhan sumber daya
Menentukan alternatif mencapai target
Menyetujui rencana dan metode kerja
Menunjuk pemasok dan subkontraktor
Tercapainya sasaran biaya, mutu, waktu, k3 dan lingkungan
Efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya
Terkoordinasinya semua pihak terkait
Kepuasan pelanggan

2.3.3 Quality Control


Tugas dan Tanggung jawab Quality Control :
Membuat permintaan untuk pemeriksaan atau pengetesan
barang untuk intern kontraktor maupun bersama dengan
konsultan pengawas atau owner untuk memastikan material
yang akan digunakan sudah sesuai dengan criteria yang
diinginkan pemilik proyek bangunan.
Membuat surat teguran atau menegur secara langsung kepada
pelaksana, sub kontraktor atau mandor apabila terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan atau pemngadaan material
yang mempengaruhi mutu hasil pekerjaan dilapangan.
Melakukan pengecekan terhadap material yang akan
didatangkankan maupun yang sudah tiba di lokasi proyek untuk
memberikan status kepada bahan bangunan tersebut apakah
ditolak atau diterima setelah melihat kualitas bahan.
Mengikuti jalanya pelaksanaan pembangunan sehingga setiap
penyimpangan dalam pelaksanaan yang dapat mengurangi mutu
pekerjaan dapat dicegah, hal ini lebih baik jika dibanding
perlakuan pengecekan pekerjaan pada hasil akhir saja sehingga
apabila terjadi mutu yang kurang baik harus dilakukan bingkar
pasang yang dapat menyebabkan biaya tambahan.
Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan
dilapangan sudah sesuai dengan gambar pelaksanaan atau shop
drawing.
Meminta contoh material atau brosur yang berisi spesifikasi
material bahan kepada supplier sebelum melakukan pembelian
sehingga material terpilih sesuai dengan standar kualitas yang
dalam kontrak kerja.
Membuat laporan dan datadata yang dibutuhkan perusahaan
yang berhubungan dengan pekerjaan quality qontrol pada
proyek bangunan.

2.3.4 Drafter
Tugas dan Tanggung jawab Drafter :
Tugas drafter pada perusahaan kontraktor Membuat gambar
pelaksanaan / gambar shop drawing gambar shop drawing
adalah gambar detail yang disertai ukuran dan bentuk detail
sebagai acuan pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan
pembangunan dilapangan sesuai dengan gambar perencanaan
yang sudah dibuat sebelumnya.
Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata
dilapangan seringkali apa yang sudah direncanakan oleh
perencana tidak memungkinkan untuk dilaksanakan dilapangan
karena kondisi kenyatanya ternyata berbeda atau bisa jadi telah
ada perubahan bentuk struktur pekerjaan sebelumnya yang
menyebabkan pekerjaan selanjutnya harus berubah, disinilah
tugas seorang drafter untuk membuat gambar kerja yang dapat
dilaksanakan.
Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/ surveyor Gambar shop
drawing yang sudah dibuat adakalanya kurang dipahami oleh
pelaksana lapangan baik dari segi bentuk detail struktur maupun
ukuran bangunansehingga diperlukan koordinasi yang baik
dengan pihak lapangan agar struktur bangunan yang dibuat
sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
Membuat gambar akhir pekerjaan / asbuilt drawing Gambar
asbuilt drawing adalah gambar laporan hasil pelaksanaan yang
sudah dibuat dilapangan untuk dijadikan pertanggung jawaban
kepada pemilik proyek/owner, gambar asbuilt drawing dibuat
setelah pekerjaan selesai dan tidak ada perubahan dilapangan.
Tugas drafter pada perusahaan konsultan Bersamasama arsitek
membuat gambar pra rencana bangunan, gambar perencanaan
bangunan, serta gambar for construction yang diserahkan
kepada owner/pemilik proyek untuk dijadikan pedoman dalam
menghitung rencana anggaran biaya bangunan serta pelaksanaan
pembangunan

2.3.5 Administrasi dan Keuangan Proyek


Tugas dan Tanggung jawab Administrasi dan Keuangan
Proyek :
Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja diproyek untuk
pegawai bulanan sampai dengan pekerja harian dengan
spesialisai keahlian masingmasing sesuai posisi organisasi
proyek yang dibutuhkan.
Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek,
laporan pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar
hutang dan lainlain.
Membuat dan melakukan verifikasi buktibukti pekerjaan yang
akan dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek.
Melayani tamu tamu intern perusahaan maupun ekstern dan
melakukan tugas umum.
Mengisi datadata kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga
kerja, menyimpan datadata kepegawaian karyawan dan
pembayaran gaji serta tunjangan karyawan.
Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan
perpajakan serta retribusi.
Mengurus tagihan kepada pemilik proyek atau jika kontraktor
nasional dengan banyak proyek maka bertugas juga membuat
laporan ke kantor pusat serta menyiapkan dokumen untuk
permintaan dana ke bagian keuangan pusat.
Membantu project manager terutama dalam hal keuangan dan
sumber daya manusia sehingga kegiatan pelaksanaan proyek
dapat berjalan dengan baik.
Membuat laporan ke pemerintah daerah setempat, lurah atau
kepolisian mengenai keberadaan proyek dan karyawan dalam
pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
Mencatat aktivas proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas,
alatalat proyek dan sejenisnya.
Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor jika
proyek yang dikerjakan berskala besar sehingga melakukan
pemborongan kembali kepada kontraktor spesialis sesuai
dengan item pekerjaan yang dikerjakan.
Memelihara buktibukti kerja sub bagian administrasi proyek
serta datadata proyek.
2.3.6 Surveyor
Tugas dan Tanggung jawab Surveyor :
Membantu Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya
pengukuran topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan
penggambaran data-data lapangan.
Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah
dilakukan sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan
melakukan tindak koreksi dan pencegahannya,
Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk
memastikan pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah
mewakili kuantitas untuk pembayaran sertifikat bulanan untuk
pembayaran terakhir.
Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk
memastikan pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang
benar dan menjamin data yang diperoleh akurat sesuai dengan
kondisi lapangan untuk keperluan peninjauan desain atau detail
desain.
Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai
dengan gambar rencana.
Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan Dan
pengukuran tempat-tempat lokasi yang akan dikerjakan
terutama untuk pekerjaan
Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala
proyek

2.3.7 Pelaksana Sipil


Tugas dan Tanggung jawab Pelaksana Sipil :
Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai
pedoman dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan.
Bersama dengan bagian enginering menyusun kembali metode
pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya
yang telah ditetapkan.
Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan
kegiatan harian kepada pelaksana pekerjaan.
Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan
pekerjaan dilapangan. Membuat program penyesuaian dan
tindakan turun tangan, apabila terjadi keterlambatan dan
penyimpangan pekerjaan di lapangan.
Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan
memproses berita acara kemajuan pekerjaan dilapangan.
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja
mingguan, metode kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik.
Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan
mengatur pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek.
Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan,
tenaga dan alat di lapangan.
Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran
hasil pekerjaan dilapangan. Mengadakan pemeriksaan dan
pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.
Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar
selalu sesuai dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang
telah ditetapkan.
Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di
lapangan.

2.3.8 Mekanikal Elektrikal Proyek


Tugas dan Tanggung jawab Mekanikal Elektrikal Proyek :
Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan
Kerja dan Lingkungan ( K3L)
Menyiapkan data perencanaan yang dibutuhkan
Melakukan kegiatan pembuatan sistem mekanikal berdasarkan
hasil rancangan
Melakukan pengawasan pelaksanaan pembuatan system
mekanikal sesuai dengan jadwal waktu dan spesifikasi yang
telah ditentukan
Melakukan pengawasan pada kegiatan instalasi system
mekanikal mengacu pada manual pemasangan yang telah
ditentukan
Melakukan pengujian hasil instalasi sistem mekanikal
Melakukan pemeliharaan sistem kekanikal yang telah dipasang

2.4 Sub Kontraktor

PT. TATA BUMI


RAYA
Kontraktor

Supply Aluminium
Supply Galvalum
dan Kaca
PT. Pembangunan Jaya
PT. Roofmart Indonesia

Supply Realing
Supply Plafond
Tangga
Bengkel Las Ragil Jaya CV. Anugrah Pluster Indo

Supplay Pintu
Supplay ACP
Tangga Darurat
CV. Kreasi Indah Abadi PT. Smart Urban

Supplay Panel
Supplay Marmer
Listrik
Andika Jaya Marmer CV. Surya Elektrikal

Supply Tiang
Sewa Skafolding Supply Cat Supply Lift
Pancang
CV. Sinergia Makmur PT. Wahana Concreate
CV. Dharma Sentosa PT. Balista Tindo

Gambar 2.3 Sub Kontraktor Proyek


PT. Tata Bumi Raya bekerjasama dengan beberapa perusahaan dan
badan usaha untuk menyediakan beberapa material dalam proyek,
Subkontraktor-subkontraktor yang terlibat di proyek gedung
STIKES RSU. ANWAR MEDIKA seperti dalam Gambar 2.3
BAB III
PENGENDALIAN PROYEK KONSTRUKSI

3.1 Pengendalian Proyek


Agar pelaksanaan proyek dapat tercapai dsesuai dengan tujuan
dibutuhkan metode agar target dan rencana dalam pelaksanaan
pembangunan proyek tepat waktu, biaya ekonomis, dan kualitas
maksimal, maka diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus
proyek mulai dari peyusunan program, perencanaan, pengawasan,
pelaksanaan, pemeriksaan, dan pengendalian mutu.
Dalam proyek pembangunan gedung Sekolah Tinggi RSU.
ANWAR MEDIKA, Bypass Krian pengendalian masalah kualitas/
mutu dalam pelaksanaan proyek konstruksi erat hubungannnya
dengan masalah masalah berikut :
1. Mutu material
2. Mutu peralatan
3. Mutu dalam pelaksanaan

3.2 Pengendalian Mutu Material


Dalam mengendalikan mutu material yang digunakan dalam
pembangunan proyek STIKES RSU. ANWAR MEDIKA, PT. Tata
Bumi Raya menyediakan hampir semua material baik material
untuk pekerjaan struktur maupun pekerjaan non-struktur. Berikut
ini adalah supplier material pada proyek pembangunan STIKES
RSU. ANWAR MEDIKA, Bypass Krian :
1. PT. Roofmart sebagai supplier Galvalum.
2. PT. Pembangunan Jaya Indonesia sebagai supplier
Aluminium dan kaca.
3. PT. Smart Urban sebagai supplier Pintu tangga darurat.
4. PT. Balista sebagai supplier Lift.
5. PT. Wahana Concreate Tindo sebagai supplier Tiang
pancang.
6. CV. Anugrah Plaster Indo sebagai supplier Plafond.
7. CV. Kreasi Indah Abadi sebagai supplier ACP.
8. CV. Surya Elektrikal sebagai supplier Panel Listrik.
9. CV. Dharma sebagai sewa Skaffolding.
10. CV. Sinergis Makmur Sentosa sebagai supplier Cat
tembok.
11. Andika Jaya Marmer sebagai supplier Marmer.
12. Bengkel Las Ragil Jaya sebagai supplier Realing tangga.

Perusahaan-perusahaan diatas terikat kontrak dengan PT. Tata


Bumi Raya ( TBR ), disamping sebagai supply juga bertindak
sebagai pelaksana pemasangan sistem pekerjaannya masing
masing, tetapi ada juga yang bertindak sebagai supplier saja.
Pengecekan mutu material dilakukan dengan mengambil
sempel mutu atau bukti tes lap dari perusahaan / supplier material
dan juga pengecekan langsung di lapangan. Pengecekan dilapangan
dilakukan oleh tim Quality Control sebagai berikut :
Material besi dilakukakan pengecekan diameter yang ada
dilapangan dengan spesifikasi persyaratan, melakukan
pengujian tarik besi hingga putus untuk mengetahui mutu besi
tulangan
Material pasir menggunakan pasir dari Lumajang berwarna
hitam pekat sesuai dengan spesifikasi persyaratan.
Material semen menggunakan semen produksi Semen Gresik

Peraturan-peraturan yang digunakan tim Quality Control sebagai


acuan adalah :
Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBI 1971 ).
Peraturan Umum Pemeriksanaan Bahan Bahan Bangunan
Indonesia ( PUBI 1982 ).
Peraturan Muatan / Pembebanan Indonesia ( PMI 1981 )
Peraturan Semen Portland Indonesia ( NI 08 ).
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia ( PUIL 1977 )
Bila ternyata bahan bahan tersebut tidak memenuhi syarat
syarat yang telah ditentukan maka bila direksi / pengawas
menganggap tidak mungkin, maka bahan bahan tersebut-
ditolak.
SNI tahun 2002 dan 2013

3.3 Pengendalian Mutu Peralatan


Peralatan dan pekerja termasuk dalam sarana penunjang untuk
keberhasilan atau kelancaran suatu proyek pembangunan. Pada
proyek pembangunan gedung STIKES RSU. ANWAR MEDIKA
yang mana PT. TBR selaku main kontraktor yang berkewajiban
dalam pengadaan alat dan menginstruksikan pekerja yang sesuai
dengan prosedur atau standart proyek untuk bangunan tinggi.
Selain PT. TBR sub kontraktor yang bertindak sebagai supplier
juga berkewenangan untuk menyediakan pengadaan alat dan
mengintruksikan pekerjaannya dalam pengerjaan proyek yang
sesuai dengan keahlian pekerjaan masing-masing.

3.4 Peralatan Penunjang Proyek


Peralatan yang digunakan sebagai saran penunjang pada proyek
pembangunan gedung STIKES RS. ANWAR MEDIKA, Bypass
Krian yang disediakan oleh kontraktor dalam hal ini adalah PT.
Tata Bumi Raya (TBR) sebagai sarana yang wajib ada dan sudah
sesuai dengan standart operasional peralatan (S0P). Peralatan-
peralatan tersebut diantaranya :
1. Tower Crane
Digunakan untuk mengangkat concrete bucket untuk
pengecoran kolom pada lokasi yang tinggi serta mengangkut
peralatan bantu dan bahan-bahan untuk pekerjaan struktur, seperti
air compressor, bekisting kolom, fiying table form, besi beton, serta
alat dan bahan lain. Seluruh operasional proyek sangat dipengaruhi
oleh berfungsinya tower crane, disebabkan perannya yang dominan
untuk kelancaran jalannya pembangunan proyek bangunan tinggi.
Penampatan tower crene harus sesuai dengan SOP dan
pengendalian menejemen peralatan yang tidak boleh dilakukan
sembarangan, penempatan di tinjau dari segi jangkau layanan,
bebas dari halangan, dan juga penempatan gedung.

Gambar 3.1 Tower Crane


2. Bar Cutter
Bar cutter adalah alat yang berfungsi untuk memotong baja besi
beton. Baja besi beton yang dipesan dari supplier telah memiliki
ukuran panjang standar sehingga untuk keperluan baja besi beton
yang lebih pendek diperlukan pemotongan besi beton.

Gambar 3.2 Bar Cutter

3. Bar Bender
Alat yang berupa besi kotak yang terhubung dengan
listriksebagai tenaganya untuk membengkokkan besi. Digunakan
untuk membengkokan besi beton besi, sehingga mempermudah
dalam proses perakitan besi beton untuk struktur.
Gambar 3.3 Bar Bender

4. Compressor Cleaner
Compressor Cleaner adalah salah satu dari alat yang diperlukan
untuk dalam proses Pembersihan lahan sebelum proses pengecoran
pencampuran beton. Alat ini berbentuk tabung besar dengan mesin
diesel yang terletak di bawah tabung kompresor tersebut. Alat ini
membersihkan dengan cara menyalurkan angin yang dikeluarkan
kompresor melalui selang-selang menuju bagian atau yang akan
dibersihkan atau yang akan dicor.

Gambar 3.4 Compressor Cleaner

5. Concrete Vibrator
Suatu alat yang berbentuk lonjong terbuat dari besi yang
terhubung dengan listrik sebagai tenaganya untuk memadatkan
campuran beton. Cara kerja mesin ini untuk meratakan pengecoran,
sehingga tidak terjadi pori.

Gambar 3.5 Concrete Vibrator

6. Scaffolding
Suatu alat yang berupa besi rancangan yang berfungsi sebagai
penahan atau perancah yang digunakan untuk menahan bekisting,
maupun sebagai alat bantu tangga untuk membantu para pekerja
untuk naik ke lantai atasnya.

Gambar 3.6 Scaffolding


7. Concrete Mixer
Concrete Mixer adalah salah satu dari alat yang diperlukan
untuk dalam proses pencampuran beton. Alat ini berupa mesin
diesel dengan tangki yang berada di belakang bervolume sekitar 6
m3. Cara kerja dari Concrete Mixer yakni dengan menggerakkan
atau memutar tangki yang berisi campuran beton berlawanan arah
jarum jam sampai campuran beton tersebut keluar dari bibir mulut
tangki.

Gambar 3.7 Concreate Mixer


8. Backhoe
Backhoe sering juga disebut dengan pull shovel yang khusus
dibuat untuk menggali material dibawah permukaan tanah atau
dibawah tempat kedudukan alatnya. Misalnya pengerukan tanah
dan pemindahan material.
Gambar 3.8 Backhoe

3.5 Material Yang Digunakan Di Proyek

3.5.1 Semen
Material semen yang digunakan kebanyakan menggunakan tipe
standart. Untuk pekerjaan non struktural misalnya pasangan bata,
keramik, plesteran dan lain-lain menggunakan semen tipe standart,
Sedangkan untuk pekerjaan yang struktural misalnya kolom, balok,
plat, pondasi,dan lain-lain menggunakan semen tipe mutu tinggi.
Untuk cara penyimpanannya yaitu ditaruh diruangan kosong
alasnya diberi terpal dan atasnya tumpukan semen ditutup dengan
terpal untuk menghindari apabila semen terkena hujan, dan juga
hindarkan dari air.
Gambar 3.9 Semen Gresik

3.5.2 Pasir

Material pasir yang digunakan haruslah bersih dari kotoran-


kotoran seperti lumpur, akar-akaran, daun-daunan dan lain-lain
yang dapat menyebabkan penurunan mutu bahan perencanaan dan
haruslah sesuai dengan standart yang ada. Pasir yang digunakan
dalam pendirian bangunan ini diambil dari kota Lumajang yang
pasir tersebut berasal dari aliran lahar yang berasal dari gunung
setempat. Untuk cara penyimpanannya ditaruh dipojokan untuk
menghindari keterbatasan ruang.

Gambar 3.10 Pasir


3.5.3 Besi Beton/ Tulangan
Material baja yang digunakan dalam hal ini berupa besi beton
yang berbentuk polos dan ulir. Untuk kawat yang polos yang dalam
hal ini digunakan untuk tulangan plat lantai yang berbentuk
anyaman atau yang disebut dengan Wiremesh. Untuk besi beton
yang berbentuk kawat berulir digunakan sebagai tulangan pada
balok dan kolom. Diamter tulangan polos mutu 240 sedangkan besi
ulir mutu 390. Untuk penyimpanan besi disimpan pada ruangan.

Gambar 3.11 Besi Beton

3.5.4 Air
Pada material air ini haruslah bersih, tidak mengandung
lumpur, garam-garaman dan material lain yang dapat mengurangi
mutu yang direncanakan. Air yang digunakan berasal dari air tanah
disekitar proyek.
3.5.5 Kayu
Material kayu dipergunakan sebagai gelagar maupun suri-suri
untuk penyangga bekisting pada pekerjaan cor beton. Untuk kayu
yang dipakai adalah kayu dengan mutu sedang atau kayu kelas III.
Untuk penyimpanannya disimpan pada ruangan.

Gambar 3.12 Balok Kayu

3.5.6 Multiplex
Multiplex adalah suatu bahan dari sari kayu yang digunakan
sebagai bekisting untuk kolom, balok dan plat sebelum dicor.
Untuk penyimpanannya ditaruh pada ruangan.

Gambar 3.13 Kayu Multiplexs


3.5.7 Besi Hollow
Hollow digunakan sebagai perkuatan dan pengaku pada
bekisting. Penguat/pengaku ini digunakan untuk mencegah
lendutan multipleks akibat pembebanan selama pengecoran agar
didapat hasil pengecoran yang sempurna. Untuk penyimpanan
ditaruh pada ruangan.

Gambar 3.14 Besi Hollow

3.7 Pengendalian Waktu


Pengendalian waktu sangat diperlukan dalam melaksanakan
pembangunan proyek, bertujuan untuk memperkirakan waktu
dalam rangkaian pekerjaan supaya dapat diselesaikan tepat waktu.
Salah satu cara untuk melihat proyek tersebut sukses dan tepat
waktu dapat dilihat pada diagram kurva S pada time schedule
dengan metode Updating dan Analysis Varian. Updating yaitu
menggambarkan atau memperbarui time schedule, umumnya
mingguan. Analysis Varian yaitu membandingkan varian yang
lama dengan varian yang baru misalnya antara pelaksanaan dengan
perencanaan.
Penyebab terjadinya keterlambatan waktu mulai dari
keterlambatan material, alat berat rusak, kecelakaan kerja, kendala
cuaca yang berubah ubah. Untuk itu ada beberapa solusinya yaitu
menggunakan metode Crassprogram, Re-scheduling, dan
Reengineering.
1. Crassprogram yaitu Program khusus jangka pendek untuk
mengejar ketinggalan. Catatan : Apabila ketertinggalan belum
parah.(penambahan waktu jam kerja, penambahan tenaga kerja).
2. Re-scheduling yaitu Penjadwalan ulang, digunakan apabila
keterlambatan sudah banyak, butuh persetujuan owner dan
pengawas.
3. Reengineering yaitu Mengubah alat kerjanya (pacul menjadi
excavator) mengubah bahannya (bekisting kayu plat menjadi
bondek), mengubah metodenya.

Untuk cara membuat kurva S yaitu :


1. Mendata rincian pekerjaan dan harga pada RAB
2. Memperkirakan waktu pelaksanaan masing-masing
pekerjaan
3. Memilah pekerjaan yang dapat dikerjakan secara
bersamaan
4. Menghitung bobot masing-masing pekerjaan
5. Membagi pekerjaan pekerjaan dengan durasi kemudian
meletakkan pada kolom hari pelaksanaannya
6. Menggambar kurva S sesuai dengan bilangan presentasi
pada setiap baris item pekerjaan.

Progres yang terjadi pada lapangan yaitu tidak sesuai dengan yang
direncakan karena beberapa faktor antara lain yaitu :
1. Keterlambatan material
2. Jumlah pekerja yang tidak memenuhi
3. Kondisi cuaca yang berubah ubah
4. Keterlambatan alat berat
5. Koordinasi yang kurang tepat
6. Perencanaan yang tidak sesuai
7. Lemahnya kontrol waktu
8. Pengawasan yang tidak memadahi
9. Komunikasi yang lemah
10. Metode pelaksanaan yang tidak sesuai
BAB IV
PELAKSANAAN PROYEK

4.1 Tinjauan Umum


Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan
melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pelaksanaan pekerjaan
merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkan
pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik sehingga dapat
diperoleh hasil yang baik, tepat waktu, dan sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan sebelumnya.
Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang
menentukan berhasil tidaknya suatu proyek, oleh karena itu perlu
dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga pelaksana khususnya tenaga
ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan baik
serta dapat mengambil keputusan keputusan mengenai masalah
masalah yang ditemui di lapangan.
Struktur atas pada Proyek Gedung STIKES RSU. ANWAR
MEDIKA terdiri atas 7 lantai. Adapun jenis material, pelaksanaan,
kontrol dan pemeriksaan kualitas beton yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Mutu Beton :
Kolom lantai 1 s/d 7 = K-350 kg/cm2
Shearwall = K-350 kg/cm2

2. Mutu Baja Besi beton


Notasi : fy = MPa (BJTP 24) (polos)
Notasi D : fy = MPa (BJTP 39) (ulir)

Selama kerja praktek berlangsung, pengamatan di lapangan


dilakukan beberapa kali. Pengamatan di lapangan ini berguna untuk
menambah wawasan mengenai praktek pelaksanaan konstruksi di
lapangan. Dari hasil pengamatan tersebut, dapat dipelajari beberapa
proses pelaksanaan konstruksi dan material pendukungnya.
Pada sub bab berikut akan dijelaskan mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang diamati selama kerja praktek yaitu :
- Pekerjaan Kolom Lantai 6
- Pekerjaan Balok dan Plat Lantai Lantai 6

4.2 Pekerjaan Kolom


Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang
berfungsi untuk memikul beban vertikal, beban horisontal, maupun
beban momen, baik yang berasal dari beban tetap maupun beban
sementara. Dimensi kolom yang dirancang bervariasi menurut
beban yang diterima. Kolomkolom struktur pada bangunan ini
dirancang beravariasi bentuk di antaranya adalah persegi panjang,
persegi dan lingkaran.
Kolom direncanakan tidak boleh gagal terlebih dahulu dari
balok. Oleh karena itu dalam kondisi apapun tidak boleh terjadi
sendi plastis dalam kolom, Dengan demikian untuk perencanaan
kolom, momen kapasitas dari kolom harus lebih besar dari momen
kapasitas balok yang terhubung dengan kolom tersebut. Pekerjaan
kolom melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah penentuan
as kolom, penulangan kolom, pembuatan bekisting kolom,
pengecoran beton, pembongkaran bekisting kolom dan perawatan
diuraikan dibawah ini.

4.2.1 Penentuan As Kolom


Titiktitik as kolom diperoleh dari hasil pekerjaan pengukuran
dan pematokan, yaitu marking berupa titik titik atau garis yang
digunakan sebagai dasar penentuan letak kolom. Cara penentuan as
as kolom adalah dengan menggunakan alat Theodolith, yaitu
dengan menentukan letak as awal atau yang disebut Benchmark
(BM) yang didapat dari pengukuran terhadap acuan BM yang telah
ada. Dari BM turunan tersebut dibuat as as yang lain dengan
mengikuti jarak yang telah disyaratkan dalam perencanaan awal.
Letak as as ini harus selalu dikontrol karena bukan tidak mungkin
karena satu dan lain hal, as as tersebut berubah dari yang telah
dibuat. Cara penentuan posisi as menggunakan Theodolith adalah:
1) Tentukan kolom kolom yang akan menjadi acuan pembuatan
as kolom
2) Theodolit diletakkan segaris dengan posisi as as kolom yang
telah terkonstruksi dan dibuat garis yang mewakili as as kolom
tersebut (garis 1)
3) Kemudian theodolit digeser ke arah tegak lurus menurut letak
kolom yang telah dijadikan acuan kolom segaris
4) Kemudian theodolit digeser ke arah tegak lurus menurut letak
kolom yang telah dijadikan acuan kolom segaris
5) Garis 1 dan garis 2 bila disatukan akan membentuk perpotongan
garis tegak lurus yang melewati as kolom yang akan dibuat
6) Titik perpotongan tersebut kemudian dijadikan acuan as kolom
dan sudah bisa dipakai untuk mendimensi kolom. Untuk ukuran
kolom 70 cm x 70 cm, maka dari as kolom diukur 35 cm ke atas,
kanan, bawah, dan kiri.

Pengamatan Saat Kerja Praktek :


Juru Surveyor melakukan pengukuran dan marking area untuk titik
penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari kolom, balok, plat
lantai.
Pekerjaan pengukurannya dilakukan secara urut mengikuti alur
pekerjaan struktur beton yang direncanakan.

4.2.2 Penulangan Kolom


Penulangan kolom lantai 6 dilaksanakan setelah selesainya
pengecoran balok dan plat lantai. Pekerjaan penulangan kolom
berbeda dengan penulangan balok, karena pemasangan
bekistingnya dilakukan setelah pemasangan tulangan kolom.
Pemasangan tulangan pada kolom ini secara garis besar hampir
sama keseluruhannya. Yang membedakan hanyalah jumlah
tulangan utama yang dipakai karena semakin kecil dimensi kolom
tersebut, maka semakin sedikit tulangan yang dipakai.
Penulangan pada kolom 70 cm x 70 cm terdiri dari dua tulangan
yaitu tulangan utama atau tulangan longitudinal dengan mutu D25
dan begel atau sengkangdengan muutu D13. Tulangan pokok
berfungsi menahan kombinasi beban aksial dan momen lentur,
sedangkan sengkang berfungsi untuk menahan gaya geser akibat
torsi atau puntir.
Adapun tahapan pelaksanaannya adalah :
1) tulangan baja disiapkan terlebih dahulu, meliputi pembersihan
permukaan, pemotongan dan pembengkokkan sesuai dengan
panjang dan ketentuan yang ada (bending list)
2) Tulangan kolom dirakit langsung di tempat dengan meneruskan
stek kolom di atasnya dengan dimensi sesuai gambar.
Sedangkan untuk tulangan sambungan dirakit ditempat
pembesian
3) Penyambungan tulangan kolom dengan stek di bawahnya
dilakukan di atas plat lantai dan sambungan tulangan diangkat
dengan tower crane. Panjang lewatan sambungan (overlap)
adalah 40 D (diameter tulangan utama).
4) Setelah tulangan utama berdiri dilanjutkan dengan pemasangan
tulangan sengkang yang diikatkan pada tulangan utama dengan
kawat bendrat. Tulangan sengkang mempunyai jarak yang sama
setinggi kolom
5) Pemasangan tulangan dilengkapi dengan beton decking untuk
membuat ruang selimut beton, sebesar 30 mm
6) Pengawas lapangan mengadakan pemeriksaan setelah pekerjaan
penulangan selesai. Apabila ada kesalahan maka berhak untuk
memerintahkan untuk perbaikan pekerjaan.

Pengamatan Saat Kerja Praktek :


- Sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada
tulangan utama dengan kapur.
- para pekerja memasang besi beton tulangan (setelah dipabrikasi)
sesuai dengan jumlah, panjang, diameter dan posisinya. Kemudian
pekerja memasang pembesian sengkang sesuai jumlah dan
jaraknya, lalu diikat dengan kawat beton.
- Setelah pekerjaan penulangan selesai, kemudian seluruh tulangan
dicek kembali diameternya, jumlah dan jarak sengkangnya sesuai
perencanaan (Sudah sesuai). Untuk gambarnya dapat dilihat pada
Gambar 4.1

Gambar 4.1 Pekerjaan Penulangan Kolom.

4.2.3 Bekisting Kolom


Pada prinsipnya pekerjaan bekisting pada tiap-tiap kolom
adalah sama. Untuk menjaga posisi bekisting kolom tetap tegak
maka selama pengerjaan pengecoran, bekisting kolom diberi
pengaku dari rangka scaffolding dalam posisi tegak lurus. Untuk
gambar dapat dilihat pada Gambar 4.2
Gambar 4.2. Pekerjaan Bekisting Kolom.

Pengaku berfungsi pula sebagai tempat pijakan para pekerja


pada saat pengecoran. Sedangkan untuk menjaga bentuk bekisting
kolom agar tetap persegi maupun lingkaran dan menghindarkan
kebocoran saat pengecoran digunakan mur pengikat disekeliling
bekisting. Untuk mengetahui apakah bekisting kolom tersebut
sudah benar-benar tegak lurus maka setelah pemasangan bekisting
harus dikontrol dengan theodolite.
Sebelum pelaksanaan pemasangan bekisting kolom maka
terlebih dahulu dipasang stek- stek baja sebagai batas dari bagian
bawah bekisting, dengan cara memasukkan stek- stek tersebut ke
dalam beton yang telah dicor sebelumnya. Secara lebih jelasnya
tahapan pelaksanaan bekisting kolom adalah sebagai berikut :
1) Pemasangan beton decking pada beberapa bagian tulangan sisi
luarnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga jarak antar tulangan
kolom dengan bekisting
2) Bekisting kolom dipasang pada seluruh permukaan lingkaran
kolom dengan ketinggian kolom yaitu 4 meter
3) Dipasang besi hollow yang ditahan oleh tie rot dan disangga
oleh pipe support dipasang setiap jarak 80 cm
4) Setelah bekisting berdiri kuat dan kaku, pada kedua sisinya yang
bersilangan diberi unting- unting untuk mengontrol
ketegaklurusannya (load kolom) agar sesuai dengan as
5) Setelah pekerjaan selesai maka pengawas lapangan mengadakan
pemeriksaan. Apabila ada kesalahan maka berhak untuk
memerintahkan perbaikan pekerjaan.
Plat yang digunakan untuk pembuatan bekisting kolom pada
proyek ini adalah setebal 3 mm.

Pengamatan Saat Kerja Praktek :


- Pertama para pekerja membersihan bekisting dan diolesi dengan
minyak pelumas. Kemudian memindahkan bekisting ke lokasi yang
telah disiapkan.
- Pekerja menempatkan bekisting kolom pada posisinya, dan bagian
dalam plywoodnya harus tepat menempel pada sepatu kolom
- Kemudian setting setiap panel bekisting agar berada posisi yang
sudah betul
- Surveyor lalu mengecheck posisi vertikal bekisting terhadap as
kolom agar nanti kolom tidak miring (tidak terjadi kemiringan)

4.2.4 Pengecoran Kolom


Untuk pengecoran kolom digunakan bucket yang diangkat
dengan crane agar pekerjaan pengecoran menjadi lebih cepat dan
dilakukan pemadatan menggunakan concrete vibrator agar beton
merata pada seluruh bagian yang dicor. Lihat gambar 4.3

Gambar 4.3. Pekerjaan Pengecoran Kolom.


Sebelum pengecoran dilakukan pengecheckan mutu beton dengan
cara test slump. Untuk pengecoran menggunakan alat crane.
Pada saat pengecoran, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Penggunaan concrete vibrator
2) Keluarnya air semen dari sisi/ sudut/ sambungan bekisting.
3) Pemadatan dibantu dengan palu karet pada bidang sisi kolom.
Untuk lebih jelasnya, maka prosedurnya adalah sebagai berikut
1) Tempatkan bekisting yang telah disiapkan
2) Jaga agar pembesian dan bekisting tetap pada tempatnya
3) Pengecoran dilaksanakan setelah mendapat persetujuan direksi
4) Sebelum pelaksanaan, ambil sampel beton untuk digunakan
sebagai sampel test compressive strength di
laboratorium.Selama pelaksanaan pengecoran, dibantu dengan
concrete vibrator secara periodik agar didapatkan hasil beton
yang padat dan tidak keropos
Pada penghentian pengecoran kolom prinsipnya sama dengan pada
balok dan plat lantai yaitu harus mengetahui terlebih dulu dimana
letak titik yang menerima momen terkecil.

Pengamatan Saat Kerja Praktek :


- Para Pekerja menyiapkan perlengkapan K3LM sebelum memulai
pekerjaan
- Lalu Surveyor memeriksa tulangan,jumlah tulangan dan jarak
sengkang apa sudah sesuai dengan perencanaan atau tidak (Sudah
sesuai)
- Pada pelaksanaan pengecoran mutu beton menggunakan mutu
sesuai dengan pada saat slump test K 350
- Setelah pengecoran dilakukan beberapa pekerja mengetok ngetok
bekisting dengan palu pada bagian luar bekisting
- Beberapa Pekerja membersihkan tumpahan sisa beton

4.2.5 Pembongkaran Bekisting Kolom


Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton kolom sudah
memenuhi syarat kekuatan yamg ditentukan. Pada proyek ini,
bekisting kolom dibongkar minimal setelah kolom berumur 8 jam
setelah pengecoran lalu kemudian dilakukan curing dengan
compound. Pembongkaran bekisting kolom dilakukan dengan hati-
hati agar tidak merusak beton dan bekisting dapat digunakan
kembali. Gambar pembongkaran bekisting dapat dilihat pada
gambar 4.4

Gambar 4.4 Pembongkaran Bekisting


Pengamatan Saat Kerja Praktek :
- Pertama-tama para pekerja mengendorkan baut pada bekisting
,Pembongkaran biasanya dilakukan pada 48 jam setelah
pengecoran tetapi pada proyek ini hanya 24 jam saja
- lalu pekerja mengendorkan Kicker Brace dan bekisting lalu lepas
dengan sendirinya dari permukaan beton
- lalu bekisting dipindahkan ke kolom selanjutnya yang akan dicor
oleh pekerja,atau diangkat melalui crane juga bisa

4.2.6 Perawatan Kolom


Untuk menjaga kualitas beton setelah pengecoran maka perlu
adanya perawatan. Setelah bekisting dibongkar dan dilakukan
perbaikan bila perlu, maka kolom disirami dengan air dengan untuk
mencegah penguapan pada beton. Perawatan kolom ini dilakukan
selama kurang lebih 7 hari hingga beton benar- benar mengeras.

Pengamatan Saat Kerja Praktek :


- Pekerja menyirami kolom beton dengan air, sayangnya tidak ada
yang menggunakan karung goni basah untuk perawatannya
4.3 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai
Balok berfungsi memikul beban yang diterima oleh plat, balok
anak dan beban lain yang kemudian diteruskan ke kolom. Balok
anak membagi plat menjadi segmen segmen, sehingga plat
menahan beban dari luas yang lebih kecil. Dimensi balok
tergantung dari besarnya beban yang bekerja.
Balok direncanakan selain menahan gravitasi juga sebagai
panyalur gaya lateral antara kolom dengan kolom, kolom dengan
corewall ataupun dari corewall dengan corewall. Dengan demikian
balok harus direncanakan mampu menahan momen dan gaya geser
yang terjadi akibat beban gempa rencana. Reduksi kekakuan pada
balok diambil 35%.

4.3.1 Penulangan Balok dan Plat Lantai


Pemasangan besi beton balok dan plat dilaksanakan sejalan
dengan pembuatan bekisting alas bawah bekisting balok. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemasangan besi beton
adalah:
1) Sebelum baja besi beton dipasang maka diameter, panjang dan
bentuk besi beton harus diperiksa
2) Pemasangan sengkang ke besi beton utama dengan kawat
bendrat dilaksanakan secara manual
3) Jarak antara besi beton serta jumlah besi beton baik untuk besi
beton lentur maupun untuk besi beton geser dikerjakan di
lapangan sesuai dengan gambar yaitu tulangan balok
menggunakan besi D19 dan tulangan plat menggunakan besi
10.
4) Daerah ukuran panjang penyaluran, sambungan lewatan dan
panjang penjangkaran sesuai dengan gambar
5) Tebal selimut beton dengan pemasangan tuhu beton (beton
decking) sesuai gambar.

Adapun Tahapan pelaksanaan pekerjaan penulangan plat lantai


adalah sebagai berikut:
1) Penulangan harus sesuai dengan bestek, yaitu untuk masing-
masing lantai besi beton arah memanjang dan arah
melintang.
2) Besi beton arah memanjang dan melintang disatukan dengan
kawat bendrat

Sedangkan tahapan pelaksanaan penulangan balok adalah sebagai


berikut :
1) Besi beton pokok atau besi beton utama dipasang dulu.
2) Apabila terdapat sambungan pada penulangan, dilakukan
sambungan lewatan sekitar 40D (sesuai peraturan PBI 1971).
Sambungan besi beton berselang - seling dan dihindari
penempatan sambungan di tempat - tempat bertegangan
maksimum
3) Jarak pemasangan besi beton sengkang harus diatur, dimana
jarak pada tumpuan lebih rapat dibandingkan dengan jarak
tengah bentang, sesuai dengan besarnya momen yang akan
diterimanya. Sengkang diikat dengan kawat bendrat
4) Untuk balok anak, besi beton atas harus menumpu di atas besi
beton balok induk. Sebagai pengaku, dipasang besi beton
pinggang sesuai dengan perencanaan.

Gambar 4.5 Pekerjaan penulangan Balok dan Plat.

Pengamatan Saat Kerja Praktek :


- Pengankutan Besi oleh Crane ke lokasi yang akan dipasang
- Pemasangan beton Decking oleh pekerja untuk jarak selimut
beton pada alas dan samping balok lalu diikat
- Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode
pemasangannya. Perubahan yang pertama yaitu semua besi
tulangan dipabrikasi seluruh bagian sampai balok jadi utuh, namun
ada kendala pada saat pertemuan pembesian kolom sehingga
dilakukan perubahan yang kedua yaitu dengan pembesian pabrikasi
sebagian, tulangan memanjang dan sengkang dipisah namun ada
kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang terakhir
semua bagian pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak
dipabrikasikan lagi dan sampai kini metode ini yang paling baik
untuk digunakan
- untuk plat, para pekerja merakit pembesian bawah dulu kemudian
memasang tulangan 10-150
- lalu di ikat dengan para pekerja meletakan beton decking antara
tulangan bawah plat dan bekisting alas plat ,lalu dipasang juga
tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah plat

4.3.2 Pekerjaan Bekisting Balok dan Plat Lantai


Bekisting plat lantai diletakkan di atas balok kayu yang
menumpu pada scafolding. Scafolding dipakai karena dilihat dari
kepraktisannya dan pengaturan tinggi. Setelah scafolding dipasang
barulah pekerjaan bekisting balok dan plat lantai dilaksanakan.
Bekisting balok dipasang pada bagian bawah terlebih dahulu,
sebagai alas untuk pekerjaan pembesian. Bagian sisi samping
dipasang setelah pakerjaan pembesian selesai dilakukan. Setelah
bekisting selesai dipasang, untuk balok dilakukan marking agar
sesuai dengan as balok.

Gambar 4.6 Metode Bekisting Balok dan Plat.

Untuk memeriksa apakah bekisting sudah benar-benar


horisontal dilakukan dengan menggunakan waterpass. Secara lebih
jelasnya langkah-langkah pekerjaan bekisting balok dan plat lantai
adalah sebagai berikut :
1) Persiapan multipleks dan bagian-bagian bekisting yang akan
dipasang
2) Scafolding dipasang terlebih dahulu sesuai dengan tinggi yang
dibutuhkan sebelum bekisting dinaikan. Apabila tinggi
scafolding kurang, maka disambung dan diatur hingga sesuai
dengan kebutuhan.
3) Diatas scafolding dipasang U- Head Jack kemudian balok kayu
dipasang sejajar sumbu balok diatasnya dan dipaku pada U-
Head Jack agar tidak bergeser. Lalu diatasnya dipasang girder
4) Setelah itu dipasang balok kayu, baru kemudian dipasang
multipleks untuk bekisting bagian bawah balok
5) Untuk bekisting plat, pada bagian bawah dipasang horry beam
ataupipa besi berdimensi 2 inch yang posisinya melintang
dengan sumbu balok induk. Kemudian baru dipasang balok
kayu, serta diatasnya dipasang multipleks bagian bawah plat
6) Seluruh permukaan atas multipleks tidak perlu dilapisi minyak
bekisting, karena permukaan bekesting sudah cukup rata dan
licin. Kemudian dilaksanakan pekerjaan pembesian. Setelah
pekerjaan pembesian selesai, bekisting samping balok yang
paling pinggir dipasang besi hollow untuk menjamin agar
posisinya tetap tegak.
Gambar 4.7 Metode Bekisting Plat.

Gambar 4.8 Tampak Bawah Bekisting Plat dan Balok

Pengamatan Saat Kerja Praktek :


- Pertama Bekisting balok, pekerja mendirikan scaffolding masing
masing pada jarak 100cm disusun sejajar dengan kebutuhan
dilapangan (Sudah sesuai)
- Lalu pelaksanan memperhitungkan ketinggian scaffolding balok
dengan mengatur Base Jack atau U-Head Jacknya selanjutnya
pemasangan Balok kayu pada U-Head dan dipasang plywood
sebagai alas balok
- Setelah itu dpasang dinding bekisting dan dikunci
- Selanjutnya Bekisting Plat, sekali lagi para pekerja menyusun
scaffolding untuk plat karena letak plat lebih tinggi dari balok
- Kemudian dipasangkan plywood sebagai alas plat dan dipasang
juga dinding untuk tepi plat dandikunci menggunakan siku
-pekerja memasang plywood dengan rapat agar tidak terjadi
kebocoran saat pengecoran
- Setelah semua bekisting rapat terpasang para pekerja mengolesi
pelumas agar beton tidak menempel pada dinding bekisting
- Surveyor melakukan pengecheckan tinggi level pada bekisting
balok dan plat dengan waterpass (Sudah Sesuai dengan
perencanaan) maka bekisting balok dan plat sudah siap

4.3.3 Pengecoran Balok dan Plat Lantai


Sebelum diadakan pengecoran diadakan pemeriksaan terlebih
dahulu, yaitu:
1. Pemeriksaan bekisting. Termasuk didalamnya cek elevasi
dengan menggunakan waterpass dan kerapatan antar bekisting.
Selain itu juga diperhatikan kebersihan bekisting dari potongan
bendrat dan serpihan serpihan lain yang nantinya bisa
mengganggu kualitas beton. Pembersihan dilakukan
menggunakan compressor yang dapat mengeluarkan angin
bertekanan tinggi. Tebal selimut beton juga harus dicek kembali.
Apabila ada beton decking yang pecah, maka diganti yang baru.
2. Pemeriksaan besi beton, yaitu memeriksa jumlah, jarak
penempatan, panjang lewatan, penyaluran dan kaitan
3. Adapun pelaksanaan pengecoran balok dan plat lantai dilakukan
secara bersamaan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Campuran beton siap pakai diangkut dari batching plant ke
lokasi proyek. Sebelum dituang keluar dari truck mixer,
dilakukan pengetesan mutu beton dengan slump test untuk
mengetahui kadar kekentalan beton dan test silinder untuk uji
tekan beton (compressive strength test). Berdasarkan PBBI 1971
tabel 5.4.1 disyaratkan nilai slump yang disyaratkan untuk
pekerjaan balok dan plat lantai adalah minimal 7,5 cm dan
maksimal 15 cm.
Bila nilai slump kurang dari 10 cm maka adukan ditambah
dengan air semen untuk mengisi pori- pori beton dan apabila
nilai slump lebih dari 14 cm maka adukan tidak dapat lagi
digunakan (pihak kontraktor dan konsultan pengawas berhak
menolak beton tersebut) dan dikembalikan ke bacthing plant
.Setelah sesuai dengan nilai slump test yang disyaratkan maka
adukan beton dimasukkan ke dalam concrete pump, dialirkan
menuju lokasi yang akan dicor. Semakin tinggi lokasi
pengecoran, semakin besar tekanan yang dibutuhkan.
Tumpukan beton dari mulut pompa segera diratakan dan
diusahakan penuangan dilakukan di atas plat atau balok. Tinggi
jatuh beton diatur dengan penyangga pipa dari kayu. Untuk
sambungan beton lama dengan beton baru diberi cairan Calbon/
lem beton.
2. Adukan beton diratakan dengan kayu atau cangkul dan
digetarkan dengan concretevibrator yang berfungsi untuk
meratakan pemadatan beton dan mencegah terjadinya rongga
yang akan menyebabkan terjadinya keropos pada beton.
3. Elevasi pengecoran diukur menggunakan alat waterpass.
Pengecoran harus diidasarkan pada arah yang telah
direncanakan. Hal ini berguna untuk menjaga keteraturan,
kemudahan pelaksanaan dan menjaga agar bagian yang
seharusnya tersambung tidak menjadi kering.
4. Pada permukaan yang kurang halus diratakan menggunakan
acian permukaan. Penghentian pengecoran dilakukan pada
lokasi dengan momen dan geser kecil dan dibuat miring. Batas
penghentian pengecoran ditandai dengan pemasangan kawat
kasa. Setelah pengecoran bagian permukaan plat lantai disiram
air sebagai tindakan perawatan.
Pengamatan Saat Kerja Praktek :
- Sebelum memulai cor pelaksana menyarankan agar dibersihkan
lagi area pengecoran dengan air compressor hingga bersih
- Pengecoran dilakukan oleh pekerja dengan menyalurkan
readymix melalui truck dan pipa pipa yang disambung hingga
tercapai lokasi pengecoran
- Lalu dipadatkan dengan vibrator
- Setelah padat,para pekerja meratakan permukaan coran hingga
merata

Gambar 4.9 Pengecoran Balok dan Plat

4.3.4 Pembongkaran Bekisting Balok dan Plat Lantai


Pembongkaran bekisting balok dan plat lantai dilakukan setelah
beton mencapai kekuatan maksimumnya karena sudah mulai
memikul beban sementara struktur selama pelaksanaan. Pada
proyek ini pembongkaran bekisting dilaksanakan pada waktu beton
berumur 7 hari.

Pengamatan Saat Kerja Praktek :


- Pembongkaran dilakukan tepat pada saat 7 hari setelah
pengecoran

Gambar 4.10 Pembongkaran bekisting balok

4.3.5 Perawatan Beton Balok dan Plat Lantai


Perawatan beton balok dan plat lantai dilakukan satu hari
setelah pengecoran. Selama proses pengerasan beton dilakukan
perawatan (curing) dengan cara menyemprotkan air pada
permukaan beton. Hal ini berfungsi untuk menjaga agar tidak
terjadi hidrasi yang berlebihan pada siang hari.. Perawatan ini
dilakukan selama kurang lebih selama 7 hari dimana beton sudah
mulai mengeras.

Pengamatan Saat Kerja Praktek :


- Para pekerja selalu rutin menyiram beton agar kadar airnya terjaga
dan tidak kekeringan
- atas ijin dari pengawas menggunakan uap bertekanan tinggi untuk
mempercepat pencapaian kekuatan serta mengurangi waktu
perawatan juga diperbolehkan

Gambar 4.11 Perawatan beton dengan penyiraman untuk


menjaga kadar air beton
4.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Menerapkan praktek kerja yang aman pada setiap pekerjaan
sangat penting untuk memperkecil kecelakaan, teruka dan
terhentinya pekerjaan. PT. Tata Bumi Raya selaku kontraktor
pelaksana proyek mendukung sasaran untuk memenuhi, dalam
menjalankan prosedur yang berkaitan dengan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja dengan berkomitmen kepada zero fatal
accident, frecuency rate, severity rate, lingkungan kerja yang sehat,
perlindungan pekerja terhadap penyakit akibat kerja dan mencegah
pencemaran lingkungan akibat aktivitas Perusahaan.
Tujuan menyeluruh dari sistem yang ingin diwujudkan
adalah mengurangi secara terus menerus (berkelanjutan) angka
kecelakaan kerja dan memperbaiki terus menerus produktivitas
serta kinerja K3 secara keseluruhan. Untuk memastikan bahwa
sistem Sistem Manajemen K3 diterapkan, seluruh bagian
melaporkan penerapan sistem untuk memecahkan setiap masalah
yang berhubugan dengan efektivitas sistem manajemen melalui
mekanisme yang dijelaskan di Manual dan dan dirincikan dalam
prosedur.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi & keefektifan Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan,
Pekerjaan Pembangunan Gedung STIKES RSU. ANWAR
MEDIKA menjalankan program kerja yang berkaitan dengan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan untuk
mencegah:
1) Pencemaran lingkungan
2) Kecelakaan kerja
3) Penyakit akibat kerja
Prosedur-prosedur yang diberlakukan yang berkaitan dengan K3
yaitu
1. Prosedur Keselamatan Kerja
2. Prosedur Pemberian Ijin Kerja

4.5 Prosedur Keselamatan Kerja


Prosedur ini merupakan panduan dan pedoman untuk
mengidentifikasikan kesiapan kontraktor dalam memenuhi
persyaratan keselamatan kerja yang berlaku dalam melakukan
pekerjaan di lingkungan proyek. Wewenang dan tanggung jawab
pelaksanaan prosedur ini melibatkan beberapa pihak selain
kontraktor adalah pengawas proyek dan Safety Management.
Pengawas proyek bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
sebelum kontraktor memulai kegiatan telah mendapat penjelasan
keselamatan kerja yang disampaikan oleh Safety Managemen.
Adapun wewenang dan tanggung jawab kontraktor adalah
memenuhi seluruh persyaratan keselamatan kerja yang
dipersyaratkan oleh perusahaan selama melakukan pekerjaan.
Kontraktor dengan jumlah 15 orang diharuskan memiliki
Safety Officer yang kemudian bertanggung jawab untuk
memastikan ketaatan pekerja terhadap peraturan K3 yang berlaku
dalam kegiatan pekerjaannya. Untuk kontraktor dengan jumlah
pekerja < 15 orang maka pimpinan kontraktor bertindak sebagai
Safety Officer. Dengan demikian, PT. Tata Bumi Raya sebagai
kontraktor proyek pembangunan gedung struktur STIKES RSU.
ANWAR MEDIKA, diharuskan memiliki Safety Officer karena
jumlah pekerja yang dipergunakan lebih dari 15 orang.
Berikut adalah Prosedur Keselamatan Kerja Kontraktor:
1) Kontraktor memberitahukan perihal proyek kepada Project
Officer.
2) Project Officer sebagai pengawas terhadap pekerjaan
kontraktor memberitahukan kepada Safety Management
melalui internal memo yang berisikan informasi tentang nama
kontraktor, jenis pekerjaan, lokasi pekerjaan, dan jangka waktu
pekerjaan.
3) Safety Management memberikan penjelasan / pengarahan
tentang peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
berlaku.
4) Kontraktor mengisi dan menandatangani Surat Pernyataan.
Surat Pernyataan berlaku 6 bulan untuk satu jenis pekerjaan
(tanggal berlaku terhitung sejak kontraktor melakukan
pekerjaan). Setelah mendapat penjelasan, kontraktor dapat
memulai pekerjaan.
5) Safety Management melakukan pengecekan terhadap
kontraktor atas standar keselamatan kerja yang telah dipersyaratkan
oleh perusahaan menggunakan Contractor Safety Inspection
Form.Penggunaan formulir ini hanya berlaku satu kali ketika
kontraktor akan memulai pekerjaan. Apabila kontraktor belum
memenuhi seluruh persyaratan standar yang telah ditetapkan,
kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan. Berikut
adalah Standar Keselamatan Kerja Kontraktor di proyek
Pembangunan Gedung STIKES RSU. ANWAR MEDIKA :
1) Asuransi
Seluruh pekerja telah dilindungi dengan program Asuransi baik
jiwa maupun kecelakaan.
2) Sertifikasi dan Ijin
Seluruh peralatan/mesin telah memenuhi standar Keselamatan
Kerja yang telah ditetapkan oleh DEPNAKER dan telah
memiliki dan pengoperasiannya menggunakan operator
bersertifikat.
3) Alat P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
Tersedia P3K untuk pertolongan pertama apabila terjadi
kecelakaan kerja sebelum dilarikan kerumah sakit dan
kecelakaan ringan.
4) Perlengkapan / Sarana Proyek
Tersedianya perlengkapan peralatan untuk proyek khususnya
pencegahan kebakaran bagi kegiatan-kegiatan yang mungkin
dapat menyebabkan kebakaran.
Perlengkapan / sarana proyek antara lain :
a. Alat pemadam kebakaran : Hendaknya diletakkan ditemapat-
tempat yang strategis, mudah dilihat & mudah dijangkau.
b. Lampu Penerangan : Dipasang di seluruh daerah yang
menjadi daerah kerja dan yang tidak dapat penerangan
matahari pada waktu siang.
c. Perawatan peralatan kerja : Hendaknya dibersihkan setelah
selesai digunakan.
d. Peringatan atau tanda-tanda dan label pemberian gambar atau
tulisan tertentu yang mudah dimengerti. Contoh rambu
rambu dapat dilihat pada gambar 4.12

Gambar 4.12 Rambu K3 PT.TBR


5) Alat Lindung Diri (APD)
Kontraktor berkewajiban untuk menyediakan APD bagi
pekerjanya sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. APD
yang akan dipergunakaan harus disesuaikan dengan standar
yang telah ditetapkan oleh DEPNAKER. Peralatan perindungan
diri antara lain :
a. Helm Pengaman : Berguna untuk melindungi kepala dari
kejatuhan benda-benda keras serta terbentur.
b. Sabuk Pengaman : Digunakan untuk pekerja yang bekerja
diketinggian 3 meter khususnya para pekerja konstruksi
baja.
c. Sepatu Pengaman : Berguna untuk melindungi kaki dari
benda-benda tajam yang dapat terinjak oleh kaki.
d. Sarung Tangan : Berguna untuk melindungi tangan agar tidak
teruka ketika memegang benda tajam atau panas.
e. Masker : Untuk melindungi hidung & mulut dari debu yang
dapat mengganggu kesehatan.
f. Kaca Mata Las : Untuk melindungi mata dari percikan api
atau debu terutama untuk para pekerja baja.
g. Pakaian Kerja : Hendaknya tidak terlalu longgar yang dapat
mengganggu gerakan badan pada waktu bekerja.
BAB 5
ANALISA BIAYA PEMBANGUNAN GEDUNG STIKES RSU.
ANWAR MEDIKA, BYPASS KRIAN

5.1 Analisa Biaya


Menganalisa biaya dalam sebuah proyek pembangunan itu
penting dilakukan, karena dengan menganalisa biaya kita dapat
mengetahui besarnya biaya yang telah dikeluarkan dengan melihat
tahap pekerjaan yang telah tercapai. Besarnya biaya ini dapat
dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan
Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dari
perbandingan ini, dapat diketahui apabila pada pekerjaan yang telah
dilaksanakan tersebut terjadi pembengkakan biaya sehingga dapat
dilakukan evaluasi biaya.
Pada pelaporan ini dilakukan analisa biaya terhadap salah satu
aitem pekerjaan. Analisa aitem pekerjaan yang dimaksud adalah
pekerjaan kolom K1. Dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. L (Tinggi Kolom) = 4000 mm dari as ke as
2. K1 Tumpuan = D19 jumlah 20 dengan sengkang D10-100
3. K1 Lapangan = D19 jumlah 20 dengan sengkang D10-150
Tahapan analisa dilakukan dengan menggunakan HSPK 2015
sebagai pedoman harga yang digunakan. Berikut ini adalah analisa
HSPK pekerjaan kolom, terlampir.
BAB 6
PENUTUP

6.1 Adapun kesimpulan dari kerja praktek ini yaitu :


1. Dalam pelaksanaan proyek yang harus dilakukan adalah
penyusunan skedul pelaksanaan proyek untuk memantau
pengendalaian waktu pelaksanaan sehingga dapat selesai
tepat waktu.
2. Pelaksanaan proyek diperlukan adanya Manajemen Proyek
seperti : struktur organisasi proyek. Masing-masing dari
struktur organisasi proyek melakukan tugas dan tanggung
jawab sesuai dengan manajemen dan waktu yang telah
ditentukan.
3. Pelaksanaan proyek untuk memastikan pencapaian tujuan
dan pelaksanaan proyek sesuai dengan batas waktu yang
yang telah ditentukan perlu dilakukan pengendalian waktu,
pengendalian mutu, dan diimbangi dengan pengendalian
biaya.

6.2 Saran
Setelah kurang lebih dua bulan kerja praktek pada perusahaan
PT. TBR diproyek gedung STIKES RSU. ANWAR MEDIKA,
Bypass Krian. Kami menemukan ternyata masih banyak hal hal
yang belum kami ketahui didalam proyek misalnya cara
menghadapai dan memberi masukan ketukang harus dengan cara
yang sopan dan dengan beberapa trik khusus supaya pihak tukang
tersebut dapat dengan mudah kita arahkan.
DAFTAR ISI

Halaman Judul ----------------------------------------------------


Lembar Pengesahan ---------------------------------------------
Kata Pengatar -----------------------------------------------------
Daftar Isi ----------------------------------------------------------
Daftar Gambar ----------------------------------------------------
Daftar Tabel ------------------------------------------------------
BAB I Pendahuluan ---------------------------------------------
1.1 Latar Belakang Pembangunan Proyek -------------------
1.2 Maksud dan Tujuan Pembangunan Proyek --------------
1.3 Lokasi Proyek ------------------------------------------------
1.4 Data Proyek --------------------------------------------------
1.5 Ruang Lingkup Pekerjaan ----------------------------------
1.6 Tujuan Kerja Praktek ---------------------------------------
BAB 2 Proyek Manajemen -------------------------------------
2.1 Pihak-Pihak Yang Terkait Dalam Organisasi Proyek---
2.1.1 Struktur Organisasi Management Proyek ------------
2.1.1.1 Pemilik / owner ------------------------------------------
2.1.1.2 Konsultan Perencana ------------------------------------
2.1.1.3 Managemen Konstruksi --------------------------------
2.1.1.4 Quantity Surveyor ---------------------------------------
2.1.1.5 Main Contractor -----------------------------------------
2.1.1.6 Sub Contractor -------------------------------------------
2.1.2 Tugas dan Wewenang-----------------------------------
2.1.2.1 Pemilik / Owner -----------------------------------------
2.1.2.2 Konsultan Perencanaa-----------------------------------
2.1.2.3 Manajement Konstruksi --------------------------------
2.1.2.4 Quantity Surveyor ---------------------------------------
2.1.2.5 Main Contractor -----------------------------------------
2.1.2.6 Sub Contractor -------------------------------------------
2.1.3 Struktur Organisasi Manajement Konstruksi PT. TBR
2.1.3.1 Project Manager -----------------------------------------
2.1.3.2 Site Engineer ---------------------------------------------
2.1.3.3 Field Coordinator ----------------------------------------
2.1.3.4 Supporting Staff -----------------------------------------
2.2 Unsur unsur Pelaksana Proyek ---------------------------
2.2.1 Project Manager -----------------------------------------
2.2.2 Site Manager ---------------------------------------------
2.2.3 Quality Control ------------------------------------------
2.2.4 K-3 --------------------------------------------------------
2.2.5 Pelaksana -------------------------------------------------
2.2.6 Mekanikal dan Elektrikal -------------------------------
2.2.7 Drafter -----------------------------------------------------
2.2.8 Surveyor --------------------------------------------------
2.2.9 Pengadaan atau Gudang --------------------------------
2.2.10 Sekretaris

BAB 3 PENGENDALIAN PROYEK KONSTRUKSI


3.1 Pengendalian Proyek ----------------------------------------
3.2 Proses Management Proyek --------------------------------
3.3 Pengendalian Mutu Material -------------------------------
3.4 Pengendalian Mutu Peralatan ------------------------------
3.5 Peralatan Penunjang Proyek -------------------------------
3.6 Pengendalian Mutu Pelaksanaan ---------------------------
3.7 Penyusunan Program Kerja ---------------------------------
3.8 Perencanaan Pelaksanaan -----------------------------------
3.8.1Rencana Kerja -----------------------------------------------
3.8.2 Rencana Anggaran Proyek -------------------------------
3.8.3Pelaporan ----------------------------------------------------
3.9 Pengawasan Pelaksanaan -----------------------------------
3.9.1 Rencana Kerja ----------------------------------------------
3.9.2 Rencana Anggaran Proyek -------------------------------
3.9.3 Pelaporan ----------------------------------------------------
3.10 Rapat Kordinasi Bulanan ---------------------------------
3.10.1 Rencana Kerja --------------------------------------------
3.10.2 Rencana Anggaran Proyek -----------------------------
3.10.3 Pelaporan -------------------------------------------------
3.11 Bahan Bahan ---------------------------------------------
3.11.1 Semen -----------------------------------------------------
3.11.2 Pasir -------------------------------------------------------
3.11.3 Besi Beton / Tulangan -----------------------------------
3.11.4 Air ---------------------------------------------------------
3.11.5 Kayu -------------------------------------------------------
3.11.6 Multiplex --------------------------------------------------
3.11.7 Besi Hollow -----------------------------------------------
BAB 4 PELAKSANAAN PROYEK
BAB 5 ANALISA BIAYA PEMBANGUNAN GEDUNG
STIKES RSU ANWAR MEDIKA
BAB 6 PENUTUP

LEMBAR PENGESAHAN

Kegiatan : Kerja Praktek


Tanggal : 10 Maret 2017 s/d
Judul : Proyek Pembangunan STIKES RSU. ANWAR
MEDIKA Jl. By Pass KM. 33 Desa Semawut
Balongbendo Sidoarjo
Nama : Muhammad Fajar Zulqurnia Nashor
NPM : 14110055

Menyetujui,

PT. TATA BUMI RAYA Dosen Pembimbing

Syaiful Chamsyah, ST. Ir.Utari Khatulistiani, MT


Project Manager NIP : 93190-ET

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Sipil

Dr. Ir. H. Miftahul Huda. MM


NIP. 19601210331031002
2.2 Uraian Kerja dan Syarat Proyek
Uraian Teknis
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pengurukan
Pekerjaan Pemadatan
Urugan Pasir
Pemasangan pondasi (Menggunakan Bor Pile)
Pekerjaan Beton
Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan Atap dan plafond
Pekerjaan Pintu dan Jendela
Pekerjaan kaca
Pekerjaan Pasangan Keramik
Pekerjaan Rabat beton
Pekerjaan Flumbing dan Sanitasi Air
Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan Instalasi Air Bersih / Kotor
Pekerjaan Lain Lain

Anda mungkin juga menyukai