PENDAHULUAN
1
1. Bagaimana proses pekerjaan struktur pada pembanggunan rumah
tinggal 2 lantai?
2. Bagaimana situasi dan kondisi proyek?
3. Bagaimana pelaksanan pekerjaan Dinding dan Kolom yang ada di
Lapangan?
2
Ada beberapa manfaat praktek kerja lapangan antara lain
Manfaat Bagi Mahasiswa:
a. Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan praktek bangunan bagi
mahasiswa antara lain: Memperoleh bekal pengetahuan dan menambah
cakrawala pandang dalam dunia industri konstruksi sipil secara nyata
sebelum akhirnya terjun ke lapangan.
b. Menambah informasi actual mengenai dunia konstruksi dengan
pengembangan ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
Manfaat Bagi Pihak Perusahaan:
a. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan, industri konstruksi akan
mendapatkan masukan-masukan yang dapat diterima di lapangan dan
berguna untuk Industri konstruksi.
Manfata Bagi Universitas Adalah:
1. Dapat dijadikan bahan masukan untuk pengembangan ilmu di bidang
Teknik Sipil.
2. Menambah perbendaharaan kepustakaan yang berkaitan dengan materi
perkuliahan terutama PKL.
3. Mendapatkan lulusan yang terampil di bidang konstruksi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1.2. Lokasi Kerja Praktek Lapangan
Lokasi proyek Di Jalan Balai, Desa Kepu Herjo Kedawung, Ngijo Kecamatan
Karang Ploso Kab.Malang Jawa Timur
5
capai akan dapat terealisasi. Berdasarkan sifat dan bentuknya struktur organisasi
peroyek dapat di bedakan menjadi 2 yaitu:
1. Struktur organisasi proyek
Struktur organisasi proyek dapat di definisikan sebagai pengorganisasian
dalam lingkup pekerjaan proyek kontruksi yang mempunyai hubungan
kerjasama yang baik dan bertanggung jawab antara semua unsur-unsur yang
terkait dalam struktur organisasi yaitu:
2) Struktur organisasi lapangan
a. Dengan adanya pembagian kerja yang jelas di maksudkan agar tidak terjadi
pemusatan pekerjaan hanya pada satu unsur saja tetapi setiap unsur dapat
menggunakan keahliannya secara optimal untuk mencapai hasil kerja yang
maksimal
b. Memudahkan dalam pelaksanan, pengawasan baik setiap item pekerjaan
maupun secara keseluruhan kegiatan, sehingga dapat melihat kemajuan dan
hambatan yang ada di proyek, agar proyek tersebut dapat berjalan dengan
tertib dan selesai tepat waktu sesuai dengan Time Schedule.
6
Pemilik Proyek
PT Rajaland Property
Indonesia
Pemimpin Proyek
Luqman Khakim
Kontraktor Kontraktor
Kontraktor
M.Dailani Fanus
Ikh Khoiri
7
2. Menetapkan tujuan proyek
3. Membentuk dan memilih anggota tim proyek
4. Mengomunikasikan persyaratan mengenai cara proyek dilaksanakan
5. Memastikan ketersediaan dan mengelola pendanaan untuk proyek
2.2.2. Pimpinan Proyek
Pimpinan proyek adalah penanggung jawab seluruh pelaksananan pekerjaann
serta bertindak sebagai pemberi tugas yang telah ditunjuk oleh pemilik proyek.
Pimpinan proyek secara langsung bertanggung jawab kepada pemilik
proyek:
Tugas dan wewenang pimpinan Proyek antara lain:
1. Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai proyek yang di
kerjakan.
2. Menandatangani semua Surat perintah kerja dan Surat perjanjian (kontrak)
Dengan pihak pelaksana.
3. Mengeluarkan semua instruksi kepada pihak pelaksana.
4. Memonitor jalannya pelaksanaan pekerjaan.
5. Menetapkan penambahan atau pengurangan pekerjaan akibat perubahan
desain atau sebab lain.
2.2.3. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau
badan usaha baik swasta maupun pemerintah.Konsultan perencana bertugas
merencanakan struktur, mekanikan elektrikal, arsitektur, lanscape, rencana
anggaran biaya (RAB) serta dokumen-dokumen pelengkap lainnya.
Tugas Konsultan Perencana:
8
penyimpangan pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang tidak
memungkinkan untuk dilaksanakan.
5. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi. Kemudian proses pelaksanaanya diserahkan kepada
konsultan pengawas. Konsultan pengawas ini sendiri adalah orang/instansi
yang menjadi wakil pemilik proyek di lapangan.Wewenang Konsultan
Perencana.
6. Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak-pihak pelaksana
bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan
rencana.Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan.
7. Pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa secara hukum
untuk mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan
konstruksi sesuai dengan bestek. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat-syarat
teknik yang ada.pengawas konstruksi berfungsi ekerjaan konstruksi.
2.2.4. Pengawas
Melaksanakan pengawasan kedua pekerjaan pada tahap konstruksi. Pengawas
konstruksi mulai bertugas sejak ditetapkan berdasarkan Surat perintah kerja
pengawasan sampai dengan penyerahan oleh pemborong. Pengawas konstruksi
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada
pemimpin proyek/bagian proyek.
Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah:
1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan
lancar.
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
9
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar
dicapai hasil akhir yang sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas,
kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku.
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau
berkurangnya pekerjaan.
Adapun tugas dan tanggung jawab konsultan pengawas:
1. Menolak penilaian estetis hasil pekerjaan pelaksana.
2. Mengembalikan seluruh tugas yang dibebankan karena
perimbangan dalam dirinya akibat yang muncul diluar kekuasaan
kedua belah pihak dan juga dari pemberi tugas.
3. Menerima honorium atas jasa sesuai dengan kontrak.
2.2.5. Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan biaya yang
telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta
syarat-syarat.Kontraktor dipilih setelah melalui proses tender yang diadakan oleh
pihak pemilik proyek untuk menjalankan proyek. Kontraktor bertanggung jawab
langsung kepada pemilik proyek, dan selama melaksanakan tugasnya diawasi
langsung oleh Konsultan MK.
Hak dan kewajiban kontraktor antara lain:
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, dan
syaratsyarat, risalah penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan syarat-
syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan
pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.
3. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam
peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
10
4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan
bulanan.
5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah
diselesaikannya sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
2.2.6. Manejer Proyek (Site Manager)
Manejer Proyek adalah orang yang duduk di dalam proyek atau yang secara
langsung memimpin pelaksanaan dan bertanggung jawab atas:
a) Tercapainya sasaran proyek sebagaimana yang di tetapkan.
b) Efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya milik perusahaan
yang dipercayakan kepadanya.
c) Upaya untuk mendapat hasil yang baik dari proyek sesuai untuk
kepentingan bersama.
Tugas dan wewenang manejer proyek adalah:
1. Mengupayakan rencana kerja dan anggaran pelaksanaan proyek sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
2. Mengupayakan kualitas dan pelaksanaan kerja, pemanfaatan
sumberdaya keuangan dan waktu penyelesaian proyek secara optimal.
3. Memiliki metode kerja yang handal dan efektif.
4. Menandatangani Surat menyurat sehubungan dengan pelaksanaan
proyek
5. Mengupayakan pemilihan kemanpuan dan disiplin bawahannya untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
6. Mengupayakan strategi pelaksanaan untuk mencapai hasil yang baik.
2.2.7. Kepala Proyek / Pelaksana.
Kepala proyek adalah teknisi yang mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan
baik pelaksana sipil maupun pelaksana – pelaksana yang lain, yang ada
dilapangan dan bertanggung jawab kepada manejer proyek.
Tugas dan wewenang kepala pelaksanaan adalah:
1. Mencapai sasaran proyek bagaimana yang telah ditetapkan
oleh manejer proyek.
2. Bertanggung jawab mengenai terselenggaranya efisiensi
dan aktivitas proyek dan sumber daya sesuai dengan lingkupnya.
11
3. Hasil lebih dari tahap pekerjaan sesuai dengan bidangnya.
4. Memeriksa hasil kerja yang di lakukan oleh pelaksana.
2.2.8. Pelaksana Sipil / Struktur (Site Engineering)
Pelaksana sipil adalah bagian teknisi yang mengkoordinasikan pekerjaan
dilapangan.
Tugas dan wewenang pelaksana sipil adalah:
1. Bertanggung jawab atas tersedianya program kerja harian dari
setiap tahap pekerjaan sesuai dengan bidangnya, berdasarkan
program mingguan.
2. Menghitung jumlah kebutuhan bahan yang dipakai sekaligus
menghitung upah pekerjaan setiap minggu.
3. Memberi petunjuk kepada mandor berdasarkan gambar
kerja.memberikan laporan yang benar dan terperinci setiap hari
atau sedikitnya seminggu sekali kepada pelaksana mengenai
perkembangan volume pekerjaan yang telah di kerjakan.
2.2.9. Logistic
Logistic adalah bagian dari organisasi proyek yang bertanggung jawab
terhadap keselamatan dan ke beradaan barang dalam gudang.
Tugas wewenangnya adalah:
1. Bertanggung jawab terhadap penerimaan dan pengeluaran barang dari
dalam gudang.
2. Bertanggung jawab terhadap banyaknya barang dalam gudang dan
melaporkan kepada pengawas lapangan.
2.2.10. Mandor
Dalam suatu proyek mandor berfungsi untuk mengawasi secara langsung pada
pekerjaan dilapangan.Mandor memberi instruksi kepada para tukang agar bekerja
sesuai dengan gambar rencana atau menurut instruksi dan tugas untuk mengontrol
kebutuhan jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan proyek.Apabila jumlah
pekerja di perhitungkan masih – masing. Tugasnya adalah melaksanakan APA
yang di perintahkan oleh mandor sesuai dengan gambar yang di rencana atau
menurut instruksi gambar. Tukang dibagi beberapa bagian yaitu:
1. Tukang batu dengan tugas adalah sebagai berikut:
12
2. Menggali dan mengebor tanah untuk pondasi serta memasang batu
kosong (Aanstampang), urugan pasir, lantai, kerja dan pondasi.
Mengecor beam (Sloof), pelat lantai dan balok, kolom, tangga, ring
balok serta semua pekerjaan struktur. Memasang pasangan batu bata
untuk tembok serta plesteran, acian an lain –alainnya
3. Tukang besi mempunyai tugas adalah :
4. Memotong, menekuk dan merangkai serta memasang besi tulangan
untuk pondasi, sloof, pelat lantai dan kolom, tangga dan lain – lainnya
yang berhubungan dengan pembesian.
a. Tukang kayu mempunyai tugas adalah
1). Membuat penyanggah (schafolding), bekisting (balok, kolom dan
plat lantai)
2). Membuat kerangka atap kayu.
3). Membuat plafond dan,.
4). Memasang Kusen, pintu, jendela dan ventilasi serta daun pintu
jendela dan ventilas
b. Tukang cat mempunyai tugas adalah :Melakukan
pengecetan terhadap semua yang perlu dicaat bangunan
2.3. Pekerjaan Khusus
2.3.1 Pondasi
Menurut (Gunawan, 1983) pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi
bangunan yang berfungsi meletakkan bangunan dan meneruskan beban bangunan
atas (upper structure/super structure) ke dasar tanah yang cukup kuat
mendukungnya. Untuk tujuan itu pondasi bangunan harus diperhitungkan dapat
menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban-beban berguna dan
gaya-gaya luar, seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain-lain tanpa
mengakibatkan terjadi keruntuhan geser tanah dan penurunan (settlement) tanah /
pondasi yang berlebihan. (Frick, 2001) menyatakan bahwa pondasi merupakan
bagian bangunan yang menghubungkan bangunan dengan tanah yang menjamin
kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban hidup dan Gaya – Gaya luar
terhadap gedung seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain-lain. (Bowles, 1997)
Pondasi merupakan bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban
13
yang ditopang oleh pondasi dan beratnya sendiri kepada dan kedalam tanah atau
bebatuan yang terletak dibawahnya.
Menurut Bowles, 1996, pondasi adalah suatu sistem rekayasa yang
meneruskan beban yang ditopang oleh pondasi dan berat sendiri dan kedalam
tanah dan batuan yang terletak dibawahnya. Sedangkan menurut, Heinz (1980),
Pondasi adalah bagian bangunan yang menghubungkan bangunan dengan
tanah.Yang menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri.
Dalam pemilihan bentuk pondasi, jenis pondasi dan kedalaman pondasi
bangunan yang memadahi perluh diprhatikan beberapa hal yang bekaitan
pekerjaan pondasi tersebut.
Hal ini disebabkan tidak semua jenis pondasi dapat dilaksanakan disemua
tempat penggunaan pondasi tiang pancang padat daerah padat penduduk tentu
tidak tepat meskipun secara teknis telah memenuhi syarat. Berikut ini Cara
memilih pondasi berdasarkan daya dukung tana:
1. Bila kondisi tanah keras terletak pada permukaan tanah atau kedalaman
pondasi
2. Antara 2-3 meter dibawah permukaan tanah maka pondasinya adalah
dangkal seperti pondasi jalur, pondasi telapak atau pondasi Strauss pile.
3. Bila kondisi tanah lunak sehingga kedalaman kurang lebih 6 meter maka
jenis pondasi yang dapat digunakan adalah pondasi strauss atau bor pile
manual
4. Bila tanah keras terletakan pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi bored pile, pondasi
sumuran atau pondasi minipile.
5. Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih dibawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau
pondasi bored pile.
Standar daya dukung tanah menurut peraturan pembebanan Indonesia untuk
Gedung 1983 adalah:
1. Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2)
2. Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
3. Tanah lunak (o,5-2 g/cm2)
14
4. Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)
Kriteria daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian
sederhana misalnya pada tanah yang berukuran 1 cm x 1cm yang 5 kg tidak akan
mengalamai penurunan atau amblas, maka tanah tersebut digolongkan tanah kerja.
1. jenis pondasi
Bentuk pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah disekitar
bangunan, sedangkan kedalaaman pondasi ditetentuka oleh letak tanah padat yang
mendukung pondasi. Jika terletak pada tanah yang miring lebih dari 10%, maka
pondasi bangunan tersebut harus dibuat rata atau di bentuk tangga dengan bagian
bawah dan bagian atas rata. Jenis pondasi dibagi menjadi dua yaitu.
1). Pondasi Strauss Pile
Strauss pile adalah pekerjaan pondasi dengan Cara tanah di bor secara
manual (penggerak mata bor nya adalah tenaga manusia) hingga
kedalaman tertentu lalu dimasukkan besi tulangan yang telah diinstall
kemudian dituangkan adukan cor hingga penuh.
15
Gambar 2.3 Contoh Tapak
16
diatasnya untuk diteruskan ke lapisan tanah yang ada dibawahnya, untuk
menghasilkan bangunan yang kuat dan kokoh. Pondasi suatu banguna harus di
rencanakan dengan baik.Perencanaan dalam pemilihan pondasi suatu bangunan di
tentukan berdasarkan jenis tanah, kekuatan dan daya dukung tanah dan beban
bangunan itu sendiri. Pada tanah yang memiliki daya dukung baik, maka
pondasinya juga membutuhkan konstruksi yang sederhana. Jika tanahnya labil dan
memiliki daya dukung yang jelek maka penentuan pondasinya juga harus lebih
teliti. Fungsi pondasi suatu konstruksi bangunan harus mampu menahan beban
sebagai berikut:
1. Beban horizontal/ atau beban geser, seperti beban akibat Gaya tekan
tanah.
2. Beban hidup atau live load, atau beban suatu fungsi bangunan.
a. Beban gempa
b. Beban angin
c. Gaya angkat air
d. Momen dan torsi
Standar menurut peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung tahun 1983
adalah:
1. Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm^2)
2. Tanah sedang (2-5 kg/cm^2)
3. Tanah lunak (0,5-2 g/cm^2)
4. Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm^2)
Klarifikasi daya dukung tanah tersebut dapat di tentukan melalui pengujian
secara sederhana yaitu dengan Cara diberi beban 5 kg pada tanah berukuran 1 cm
x 1 cm. jika tanah tanah tidak mengalami penurunan atau amblas maka tanah
tersebut di klarifikasikan sebagai tanah keras.
2.3.3 Pengertian Sloof
Sloof adalah suatu elemen struktural yang mampu menahan beban terutama
dengan menolak membungkuk. Gaya membungkuk diinduksi ke materi balok
sebagai hasil dari beban eksternal, beratnya sendiri, span dan reaksi eksternal
untuk beban ini disebut momen lentur.
17
Gambar 2.5 Sloof
Sloof merupakan bagian konstruksi yang berfungsi menyalurkan beban
dinding ke pondasi. Pada proyek perumahan biasanya menggunakan sloof dan
ringbalk berdimensi 20/30 cm dan 15/20 cm (Wijaya, dkk. Tanpa Tahun). Sloof
adalah struktur dari bangunan yang terletak diatas fondasi, berfungsi untuk
meratakan beban yang diterima oleh fondasi, juga berpungsi sebagi pengunci
dinding agar apabila terjadi pergerakan pada tanah, dinding tidak roboh. Sehingga
sloof sangat berperan sekali terhadap kekuatan dari bangunan, bahan yang
digunakan adalah beton dengan campuran 1 semen: 2 Pasir: 3 split (koral).
Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai
satu, lebar 15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 batang
diameter 10 mm (4d 10),Dan tulangan pembantu 2 batang berdiameter (2d-8)
sedangkan untuk begel menggunakan diameter 6 mm berjarak 15 cm (d 6-15).
Untuk rumah lantai dua, dimensi sloof yang sering digunakan adalah, lebar 20 cm
tinggi 30 cm, besi beton utama 6 d 12 mm, begel d8–10 cm (Anonim, 2011).
Untuk rumah tinggal tembokan sederhana, kunci ketahanan gempa adalah
pemakaian pondasi (sloof), kolom praktis dan ring balok yang dibuat dari beton
bertulang dan disatukan dengan pasangan batanya (Sukamta, 2006). Pondasi
Strouss dan sloof adalah komponen yang wajib terangkai baik dan harus stabil
(Raharjo, dkk. 2013).
Rangka bangunan yang terdiri dari kolom, balok sloof dan balok ring
semuanya terbuat dari beton bertulang yang saling berhubungan sehingga
membentuk konstruksi ruang. Konstruksi ruang ini mempunyai momen inersia
yang besar sehingga lebih kuat menahan momen guling akibat adanya Gaya
horisontal yang ditimbulkan oleh gempa. Sementara Gaya vertikal akibat berat
18
sendiri bangunan yang sebagian besar terbuat dari kayu dan seng relatif ringan
sehingga cukup kuat ditahan oleh rangka bangunan yang relatif tidak berdimensi
besar (Setiawan, 2007).
Dengan pembuatan sampel kolom dan balok atas yang dipasang sesuai
yang direncanakan dapat disimpulkan struktur tersebut stabil dan apabila terjadi
penurunan sebesar 2 cm atau 1/100 x L sloof (L sloof = 200 cm) maka struktur
masih stabil dan sambungansambungan masih utuh. Apabila terjadi penurunan 4
cm atau 1/50 x L sloof (L sloof = 200 cm) maka terjadi keretakan pada sloof dan
pergoyangan pada sambungan kolom pedestal dengan kolom. Penurunan tidak
boleh sampai 1/50 x L sloof di mana pada kondisi ini struktur menjadi tidak stabil
(Suwono, dkk. Tanpa Tahun).
2.3.4 Fungsi Sloof
Fungsi sloof sangat penting dalam struktur, diantaranya sebagai penahan
beban yang ada di atasnya seperti dinding, jendela, kusen untuk di salurkan ke
ujung-ujungnya atau ke bagian pondasi sehingga pondasi tidak langsung
menerima beban dari atas. Sloof berfungsi untuk memikul beban dinding,
sehingga dinding tersebut “berdiri” pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi
penurunan dan pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding rumah menjadi retak
atau pecah. Selain itu Sloof juga memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Menerima beban dari bagian bangunan diatasnya, seperti pasangan dinding,
pintu, jendela, dan sejenisnya.
2. Meratakan beban yang diterima dari bangunan diatasnya untuk kemudian
disalurkan menuju pondasi.
3. Sebagai pengikat antar kolom sehingga struktur bangunan menjadi kaku dan
aman terhadap goncangan akibat angin, gempa, dan lain-lain
4. Sebagai dinding penahan material urugan tanah, pasangan keramik dan
berbagai macam pekerjaan lantai bangunan agar bisa tetap berada pada
posisi yang direncanakan.
5. Sloof juga bisa difungsikan sebagai ornamen untuk memperindah arsitektur
bangunan, terutama sloof yang lokasinya diatas permukaan tanah sehingga
bisa langsung terlihat oleh orang.
19
Selain itu, dari segi sosial, dengan adanya sistem struktur sloof maka
beberapa orang bisa memperoleh pendapatan, ada tukang bangunan yang
mendapatkan upah kerja, ada pengusaha besi begel yang mendapat keuntungan
dari penjualan, ada toko bangunan yang mendapatkan laba dari hasil penjualan
material, ada juga arsitek atau insinyur yang mendapatkan penghasilan dari
kegiatan menghitung, merancang dan melaksanakan pembangunan.
2.3.5 Pekerjaan Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan
bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Kolom merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Kolom beton (tiang
beton) adalah beton bertulang yang diletakkan dengan posisi vertikal. Kolom
berfungsi sebagai pengikat pasangan dinding bata dan penerus beban dari atas
menuju sloof yang kemudian diterima oleh pondasi. Kolom berfungsi sangat
penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari
atap. Beban atap Akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom.Seluruh
beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Kesimpulannya, sebuah bangunan Akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis
pondasinya sesuai dengan perhitungan. Pada umumnya kegagalan atau keruntuhan
komponen tekan tidak diawali dengan tanda peringatan yang jelas, bersifat
mendadak.
Oleh karena itu, dalam merencanakan struktur kolom harus diperhitungkan
secara cermat dengan memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi dari pada untuk
komponen struktur lainnya. Dak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral
terkecil.
20
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga,
yaitu Kolom ikat (tie column). Kolom spiral (spiral column). Kolom komposit
(composite column). Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan
Dipohusodo, 1994), ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu:
21
Prinsip kerja kolom bangunan yaitu meneruskan beban bangunan yang
ditopangnya ke pondasi sehingga dapat berdiri tegak. Bisa dibayangkan
bagaimana kerangka tulang mampu membuat suatu makhluk hidup dapat berdiri
tegak, begitulah prinsip kerja kolom bangunan. Penghitungan beban yang ditahan
kolom dimulai dari beban atap yang Akan menjalar ke kolom dan akhirnya beban
dibawa ke permukaan tanah melalui pondasi. Berdirinya setiap bangunan ditopang
oleh kolom utama dan kolom praktis.
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu banguan dan memikul beban dari balok, sehingga keruntuhan
pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya
lantai.
Tahapan-tahapan dalam pekerjaan kolom yaitu:
1. Pekerjaan Persiapan
Rencanakan urutan kolom, urutan pemasangan bekisting kayu kolom ukuran
5/7 dan papan 2 x 20 cm , penempatan kolom sesuai gambar rencana dan
dilakukan pengukuran pada setiap posisi bekisting kolom, selanjutnya
melakukan pekerjaan bekisting dan penulangan kolom.
2. Pekerjaan Bekisting
Bekisting memiliki fungsi dalam bangunan untuk membuat bentuk dan dimensi
pada suatu konstruksi beton, dan mampu memikul beban sendiri yang baru
dicor sampai konstruksi tersebut dapat dipikul seluruh beban yang ada. Tujuan
pemasangan bekisting kolom adalah untuk mengetahui penting pembuatan
cetakan yang baik, rata, kuat, siku dan lurus, karena apabila bekisting tidak siku
maka beton yang dihasilkan Akan berubah bentuknya. Untuk mendapatkan
struktur kolom yang monolit disarankan agar proses pengecoran struktur kolom
ini dilakukan dalam kesatuan waktu tertentu. Oleh karenanya kemampuan
cetakan atau bekisting kolom harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
mampu menahan gaya-gaya yang timbul selama proses pengecoran, terutama
yang ditimbulkan oleh agregat beton basah. Syarat-syarat pembuatan bekisting
adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan bekisting harus memenuhi beberapa persyaratan agar
konstruksinya sesuai yang diharapkan. Persyaratan pembuatan bekisting
22
menurut Arief Sabaruddin dalam bukunya membangun rumah sederhana
tahan gempa antara lain: Papan bekisting harus dipasang dengan tepat
dan kuat, kaku, awet dan diberi rangka secukupnya untuk mencegah
melengkungnya maupun terpelintirnya papan pengaruh dari sinar
matahari dan hujan.
2. Bekisting dan penyokongnya atau rangka harus kuat menahan beban
bekisting itu sendiri, beban orang, peralatan dan bahan-bahan lain yang
digunakan.
3. Sambungan antara bagian yang membentuk bekisting harus cukup rapat
agar adukan tidak keluar dari bekisting yang dapat menyebabkan
pemborosaan akibat dari terbuangnya adukan beton dari bekisting yang
mengalami kebocoran. Kebocoran dapat menimbulkan cacat pada beton
itu sendiri.
4. Proses Pembuatan Bekisting Pada pekerjaan bekisting kolom dalam
proyek ini menggunakan multiplex tebal 9 mm dan penyangga rangka
balok menggunakan usuk kayu berukuran 5/7 cm. Adapun langkah-
langkah pembuatan bekisting kolom adalah sebagai berikut.
Menyiapkan bahan dan alat:
a. Alat yang disiapkan antara lain palu, pensil, and meteran dan
gergaji. Sedangkan bahannya adalah multiplex dengan tebal 9 mm,
kayu balok atau kasau, paku dan besi penahan bekisting.
b. Memotong multiplex dan balok kayu serta besi sesauai dengan
ukuran yang ditentukan.
c. Merangkai bekisting kolom yang sudah dipasang sebelumnya.
d. Multiplex disambung dengan cara dipaku atau diikat pada balok-
balok atau besi dukung yang telah disiapkan sebelumnya.
e. Mengecek kembali kekuatan bekisting yang telah dipasang.
23
Gambar 2.6 Pemasangan Bekisting Kolom
1. Pekerjaan Pembesian
a. Perakitan tulangan
24
b. Rangkaian tulangan harus dibuat sedemikian rupa sesuai dengan
gambar rencana dan tidak boleh terlalu rapat dalam
penempatanya.
c. Ikatan yang dilakukan pada tulangan harus benar-benar kuat.
d. Apabila diperlukan penyambungan, maka besi tulangan harus
diberi overlapping sesuai spesifikasi teknis.
2. Pengecoran Kolom
Pekerjaan pengecoran merupakan pekerjaan penuangan beton Segar ke
area bekisting yang telah diberi tulangan. Sebelum memasuki pekerjaan cor
tersebut, dilakukan pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah
siap.Penulangan spesi beton ke kolom beton dengan menggunakan gerobak
sorong dan ember atau kaleng dan dalam pelaksanaan ini dilaksanakan secara
manual.
25
4. Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan
kotoran dengan Cara menyirami air, sehingga tidak ada debu pada
bekisting.
5. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran
dapat dilaksanakan.
6. Menuangkan spesi beton kedalam bekisting kolom dan plat dengan
gerobak sorong dan kaleng atau ember dengan dibantu tenaga pengecor
dalam pemadatan beton dengan penumbukan memakai besi secara
manual.
7. Bekisting kolom dan pelat dapat dilepas setelah umur beton telah
mencapai 21 hari dan dalam membongkar bekisting diharapkan berhati-
hati untuk menghindari terjadi patah pada kolom.
26
a. Semen
b. Pasir
c. Kerikil
d. Air
10. Tenaga kerja:
a. Tukang cor yang terampil karena pekerjaan pengecoran membutuhkan
kecepatan dan ketrampilan yang baik.
b. Menjelaskan hubungan, kedudukan hak dan wewenang dari masing -
masing pihak agar terjadi keselarasan untuk menghindari kesimpang
dalam menjalani hak, wewenang dan tanggung jawab.
c. Dengan adanya pembagian kerja yang jelas di maksudkan agar tidak
terjadi pemusatan pekerjaan hanya pada satu unsur saja tetapi setiap
unsur dapat menggunakan keahliannya secara optimal untuk mencapai
hasil kerja yang maksimal.
d. Memudahkan dalam pelaksanan, pengawasan baik setiap item
pekerjaan maupun secara keseluruhan kegiatan, sehingga dapat
melihat kemajuan dan hambatan yang ada di proyek, agar proyek
tersebut dapat berjalan dengan tertib dan selesai tepat waktu sesuai
dengan Time Schedule.
BAB III
27
HASIL PELAKSANAN KEGIATAN
28
suatu ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan atau membatasi suatu
ruang terbuka. tiga jenis utama dinding structural adalah dinding bangunan,
dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (reatening).
3.1.2. Pelaksanaan Pekerjaan
Pemasangan dinding biasanya dilakukan setelah sloof pada bangunan selesai
supaya dapat memasang pada lantai kerja agar dinding yang dipasang kuat dan
tidak ada penurunan. berdiskusi dengan kepala tukang mengenai apa saja tahapan
yang akan dikerjakan. langsung kelapangan dan melihat tahapan pengerjaan
pemasangan dinding batu bata,serta mengikuti prosesnya.
3.1.3. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Palu
2. Paku
3. Meteran
4. Water Pass dan Selang Air
5. Sendok Semen/Cetok
6. Ember
7. Sekop
8. Cangkul
9. Benang
b. Bahan
1. Semen
2. Pasir
3. Air
4. Batu Bata
3.1.4. Persiapan
Pekerjaan pemasangan dinding bata diawali dengan mangukur ketinggian
balok sloof dengan water pass agar pemasangan batanya rata dan tidak miring.
Lalu menarik benang dan di paku pada sebatang kayu kecil.
29
Gambar 3.1 Pemasangan Benangan
30
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. besi adalah material
yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau
bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya
tarik pada bangunan. apabila beban yang bekerja pada kolom semakin besar, maka
retak akan terjadi diseluruh tinggi kolom pada daerah sengkang. pada batas
keruntuhan biasanya ditandai dengan selimut beton yang lepas terlebih dahulu
sebelum baja tulangan kehilangan letakan. berdasarkan bentuk dan susunan
tulangan, kolom dibedakan menjadi 3, diantaranya:
a. kolom dengan beban sentris dan eksentris
berdasarkan posisi beban, kolom dibedakan menjadi 2 yaitu kolom dengan
beban sentris dan kolom dengan beban eksentris. kolom dengan beban sentris
mengalami gaya aksial dan tidak mengalami momen lentur. keruntuhan
kolom dapat terjadi pada beton hancur karena tekan atau baja tulangan leleh
karena tarik. kolom pendek adalah kolom yang runtuh karena materialnya,
yaitu lelehnya baja tulangan atau hancurnya beton. kolom langsing adalah
kolom yang runtuh karena tekuk yang besar. perencanaan kolom didasarkan
pada dua kondisi yaitu: kolom pendek dengan beban sentris dan dengan
beban eksentris. perencanaan kolom didasarkan pada dua kondisi yaitu:
kolom pendek dengan beban sentris dan dengan beban eksentris.`
b. kolom langsing
apabila angka kelangsingan kolom melebihi batas untuk kolom pendek maka
kolom tersebut akan mengalami tekuk sebelum mencapai batas limit
kegagalan material. kolom tersebut adalah jenis kolom langsing yang
mengalami momen tambahan akibat efek pδ dimana p adalah beban aksial
dan δ adalah defleksi akibat kolom tertekuk pada penampang yang ditinjau.
c. Flowchart
flowchart adalah gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan
hubungan antar proses beserta fungsinya. flowchart perancangan dan analisis
kolom persegi (bujur sangkar) dan kolom bulat (lingkaran) struktur beton
bertulang adalah sebagai berikut:
31
1. flowchart perancangan dan analisis kolom persegi secara hitungan manual.
2. flowchart perancangan dan analisis kolom persegi secara grafik.
3. flowchart perancangan dan analisis kolom bulat dengan cara hitungan
manual.
4. perencanaan dan analisis kolom bulat dengan grafik (hendra poerwanto g,
2014).
pekerjaan kolom terbagi atas :
a) perakitan tulangan
b) pemasangan tulangan
c) pengecoran kolom
d) perawatan kolom
langkah-langkah pekerjaan kolom:
3.2.2. Pemotongan Besi
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. pekerjaan ini
memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi
besi, tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung. berikut adalah
metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga
pemasangan tulangan.
Pada proses ini akan dilakukan pembengkokan dan pemotongan pada
tulangan untuk kemudian dirakit sesuai desain dan spesifikasi yang dibutuhkan
untuk tulangan.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
a. Gunakanlah landasan (meja) yang kuat dan rata.
b. Cek diameter besi.
c. Setelah dicek diameter dan diukur, kemudian besi dipotong
d. Besi tulangan ditekuk atau dibengkokkan sesuai kebutuhan
e. Besi/tulangan yang telah dipotong atau ditekuk sesuai ketentuan
selanjutnya harus dirangkai, baik secara terpisah.
3.2.3. Pembongkaran Besi Dan Perakitan Besi.
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
a. pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan
di tempat lain yang lebih aman
32
b. perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
c. selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. sebelum pemasangan
sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
d. selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara
tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
e. setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut ke
lokasi yang akan dipasang.
f. setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton
deking sesuai ketentuan. beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
3.2.4. Pembuatan Bekisting
Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan
pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan.
berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom:
a. Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
b. Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom
sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari
masing-masing as kolom.
c. Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai
sesuai dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai
acuan dalam penempatan bekisting kolom.
d. Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
e. Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
f. Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
g. Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
h. Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.
syarat-syarat pembuatan bekisting:
Pembuatan bekisting harus memenuhi beberapa persyaratan agar
konstruksinya sesuai yang diharapkan. persyaratan pembuatan bekisting menurut
arief sabaruddin dalam bukunya membangun rumah sederhana tahan gempa
antara lain:
33
1. Papan bekisting harus dipasang dengan tepat dan kuat, kaku, awet dan
diberi rangka secukupnya untuk mencegah melengkungnya maupun
terpelintirnya papan pengaruh dari sinar matahari dan hujan.
2. Bekisting dan penyokongnya atau rangka harus kuat menahan beban
bekesting itu sendiri, beban orang, peralatan dan bahan-bahan lain yang
digunakan.
3. Sambungan antara bagian yang membentuk iharus cukup rapat agar
adukan tidak keluar dari bekisting yang dapat menyebabkan pemborosaan
akibat dari terbuangnya adukan beton dari bekisting yang mengalami
kebocoran. Kebocoran dapat menimbulkan cacat pada beton itu sendiri.
34
2. Besi atau baja tulangan harus bersih dari kotoran
3. Menghindari pemasangan baja tulangan yang berkarat, terkena tanah dan
lain-lain untuk menjaga lepasnya baja tulangan dari adukan beton.
4. Penanaman instalasi listrik seperti pipa-pipa didalam konstruksi beton
ditanam dengan memperhatikan bahwa baja tidak akan merusak kekuatan
beton.
5. Rangkaian tulangan harus dibuat sedemikian rupa sesuai dengan gambar
rencana dan tidak boleh terlalu rapat dalam penempatanyya.
6. Pemasangan pipa-pipa yang berbahaya (penyambung gas, zat kimia)
diperlukan syarat-syarat penutup dalam pasangan.
7. Ikatan yang dilakukan pada tulangan harus benar-benar kuat.
8. apabila diperlukan penyambungan, maka besi tulangan harus diberi
overlapping sesuai spesifikasi teknis
35
1. Menyiapkan alat-alat pendukung di lapangan seperti kaleng, persiapan
tangga darurat untuk mengangkut beton secara manual, gerobak sorong
penyalur beton, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan.
2. Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran.
3. Menyiapkan molen untuk adukan beton karena pada pekerjaan pengecoran
tersebut di lakukan secara manual dan tidak menggunakan truk mixe
panjang penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam”
yang harus sesuai dengan gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting
agar cukup kokoh menahan beban.
4. Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan cara menyirami air, sehingga tidak ada debu pada bekisting. Setelah
hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
5. Menuangkan spesi beton kedalam bekisting kolom dan plat dengan gerobak
sorong dan kaleng atau ember dengan dibantu tenaga pengecor dalam
pemadatan beton dengan penumbukan memakai besi secara manual.
36
Pembongkaran bekisting harus dikerjakan secara hati-hati sesuai dengan
perhitungan agar beton yang belum mengeras dan belum cukup kekuatannya tidak
runtuh. Semakin banyak menggunakan semen yang cepat pengerasannya semakin
cepat proses pembongkaran bekisting. Waktu pembongkaran bekisting ditentukan
pula oleh kekuatan dan beban yang disangga. panas matahari juga mempercepat
proses pembongkaran bekisting.
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting.
proses pembongkarannya adalah sebagai berikut:
Pembongkaran bekisting dilakukan apabila bagian konstruksi dengan sistem
bekisting telah mencapai umur sesuai dengan beban yang diterima oleh konstruksi
tersebut. apabila beban besar, sebaiknya dibuka setelah beton mencapai umur 1
hari. apabila pada saat pembongkaran terjadi cacat, maka harus diperbaiki dengan
melapisinya denga campuran beton yang sama dengan yang telah ada.
Pembongkaran bekisting harus dikerjakan secara hati-hati sesuai dengan
perhitungan agar beton yang belum mengeras dan belum cukup kekuatannya tidak
runtuh. semakin banyak menggunakan semen yang cepat pengerasannya semakin
cepat proses pembongkaran bekisting. waktu pembongkaran bekisting ditentukan
pula oleh kekuatan dan beban yang disangga. panas matahari juga mempercepat
proses pembongkaran bekisting.
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting.
proses pembongkarannya adalah sebagai berikut:
a. Setelah beton berumur 1, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
b. Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar
lekatan beton pada plywood dapat terlepas.
c. Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
d. Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga
rangkaian/panel bekisting terlepas.
e. Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat
ke lokasi pabrikasi awal.
3.2.8. Peralatan Yang Digunakan
1. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pemotongan besi
a. Alat pemotongan besi
37
Gambar 3.7 Pemotong Besi
b. Pensil
Pensil digunakan untuk memberi tanda (marking) pada besi yang akan
dipotong
c. Meteran
Meteran dalam pekerjaan ini digunakan untuk mengukur panjang besi
38
Gambar 3.10 Mal Pembuatan Begel/Cincin
b. Gung/tang
Gung/tang digunakan untuk melilit kawat ikat pada besi tulangan yang
telah dirangkai.
39
e. Gunting Kawat
40
Sekop atau pacul digunakan untuk mengankut pasir dan mengangkut beton
kedalam ember.
d. Molen
Molen berfungsi sebagai alat atau mesin mixing agregat sehingga menjadi
beton
41
Gambar 3.19 Molen
e. Besi pemadatan beton
Padat. Sebuah batang besi yang digunakan untuk menumbuk beton
sehingga beton menjadi
f. Tangga darurat
Sebagai landasan pijak pada jalur pengangkutan beton
42
BAB IV
ESTIMASI BIAYA DAN TIME SCHEDULE
43
perancah dan penguat begisting. Karena hanya sebagai alat Bantu dalam
pengrjaan kontruksi.
44
Semen =6,5 kg
Jadi untuk pemasangan dinding batu bata dengan volume m2 memerlukan
sebagai berikut:
Bata merah = 70 buah x 102,28 m2
= 7.159,6 bh
Pasir pasang = 0,05 x 102,28 m3
= 5,114 m3
Semen = 6,5 kg x 102,28 m2
= 664,82/ 40
=16,6 Sak
2) perhitungan volume kolom
a. kolom utama ukuran 30/15 dan kolom praktis 15/15
Rumus = panjang kolom x lebar kolom x tinggi kolom x jumlah kolom
1. Volume kolom utama 30/15
= 0,30 x 0,15 x 4
= 0,18 m3 x 11 bh
=1,98 m3
2. Volume kolom praktis 15/15
= 0,15 x 0,15 x 4
= 0,09 m3 x 8 bh
= 0,72 m3
Jumlah volume kolom utama dan kolom praktis
= 1,98 + 0,72
= 2,7 m3
b. Jumlah tulangan kolom
Jumlah tulangan kolom x tinggi kolom x jumlah kolom
Jumlah tulangan berdiameter (d 10 mm)
= 4 x4 x 19 bh
= 304 m
Tulangan pembantu berdiameter (d 8 mm)
= 2 x 4 x 11 bh
= 88 m
45
c. Jumlah besi sengkang/begel (d 6 mm) dengan jarak sengkang/begel 15 cm
Kolom utama = 30 +30+ 15 + 15 + 6
= 96 cm
= 4/0,15
=26 x 96
=2496 di bulatkan menjadi 25 m
= 25 x 11 kolom
=275/12
=23 batang
Kolom praktis = 15x 15 x 15 15 +6
= 66 cm
= 4/0,15
= 26 x 66
=17 m x 8 kolom
=136/12
= 11 batang
46
= 59 m2 : 2,88 m2
=20,48 lembar = 21 lembar
Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu Cara perhitungan harga satuan
pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan,
upah kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan
pekerja dan harga sewa / beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan
konstruksi. Analisa harga satuan pekerjaan ini dipengaruhi oleh angka koefisien
yang menunjukkan nilai satuan bahan/material, nilai satuan alat, dan nilai satuan
upahtenaga kerja ataupun satuan pekerjaan yang dapat digunakan sebagai
acuan/panduan untuk merencanakan atau mengendalikan biaya suatu pekerjaan.
Yang dimaksud dengan harga satuan pekerjaan adalah jumlah bahan dan upah
tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan didapat dari pasaran,
dikumpulkan dalam suatu daftar yang dinamakan Daftar Satuan Bahan, sedangkan
upah tenaga kerja didapatkan di lokasi dan dikumpulkan dan dicatat dalam suatu
daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Upah.
47
1 Bata Merah 7.159 Buah Rp.1.200.00 8.590.800
2 Semen 17 Sak Rp.58.000.00 986.000
48
4.pekerja 15 Oh Rp. 80.000 Rp. 1.200.000
5.kepala tukang 1 Oh Rp. 110.000 Rp. 110.000
6.mandor 1 Oh Rp. 150.000 Rp. 150.000
Jusmlah Rp. 3.067.652
4 Peralatan
Rp.
1.molen Unit Rp. 9.000.000
1 9.000.000
2.gerobak sorong 3 Unit Rp. 450.000 Rp. 1.350.000
3.ember 20 Buah Rp. 9.000 Rp. 180.000
4.cetok 5 Buah Rp. 29.500 Rp. 147.500
Jumlah Rp. 10.677.500
Jumlah total biaya
Rp. 20.590.152
pengerjaan kolom
Sumber:PT Rajaland Property Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
49
Https;//Smartbeauty22.Blogspot.Co.Id/2012/01/Pengaplikasikan-Pondasi-Cakar
Ayam Dalam .Html, Diakses Pada Tanggal 25 Desember 2015
Http://Psbtik.Smkn1cms.Net/Bangunan/Teknik_Bangunan_Gedung/
Teknik_Konstruksi_ Angunan/Memasang_Pondasi_Pondasi Cakar Ayam Pdf..
Ahadi. (2013, May 27). Rab Rencana Anggaran Biaya Proyek Pembangunan.
Ilmusipil.Com, Pp. Http://Www.Ilmusipil.Com/Rap-Rencana-Anggaran-
Biaya-Proyek-Pembangunan.
Teknik, F., & Diponegoro, U. (2017). Kajian Susut Beton Pada Struktur Beton
Bertulang Yang Cepat Bongkar Perancah Studi Kasus Gedung Ict Center
Universitas Diponegoro. Jurnal Karya Teknik Sipil, 6(2), 214– 227.
50