Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang (UNITRI) merupakan
perguruan tinggi swasta yang mengedepankan penguasaan dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung era globalisasi Sebagai
mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI),
Semester 7, kami akan mengikuti Program Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama
1 bulan dari tanggal 18 Februari 2023 sampai dengan 28 Maret 2023 yang
merupakan kebutuhan mahasiswa selanjutnya. Lanjut semester depan.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari praktek kerja lapangan jenis ini
yaitu mengenalkan mahasiswa pada dunia kerja yang sebenarnya, mengubah cara
berpikir mahasiswa, menambah pengetahuan dan yang terpenting mempersiapkan
mahasiswa untuk bekerja setelah lulus kuliah karena memiliki peraturan dan dasar
kerja modal.
Perencanaan bangunan atau perumahan khususnya perumahan di Jalan
Balai Desa Kepu Herjo Kedawung di Ngijo Kec. Karang Ploso, Kab. Malang,
Jawa Timur Perhatian harus diberikan pada berbagai standar yang telah terbukti
dalam hal elemen, ketahanan, kenyamanan, dan ekonomi. Tingkat kenyamanan
yang dibutuhkan membutuhkan tingkat akurasi dan keamanan yang tinggi dalam
perhitungan konstruksi.
Faktor yang sering mempengaruhi kekuatan suatu struktur adalah beban
hidup, beban mati, beban angin, dan beban gempa Oleh karena itu, perlu disadari
bahwa keadaan atau kondisi lokasi pembangunan rumah juga dapat
mempengaruhi kekuatan gempa yang dihasilkan, yang pada gilirannya
mempengaruhi bangunan itu sendiri Indonesia sebagai salah satu daerah rawan
gempa, keadaan ini memberikan pengaruh yang mendasar terhadap proses
perencanaan bangunan di Indonesia Oleh karena itu, diperlukan suatu solusi untuk
mengurangi resiko gempa bumi.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam praktek kerja lapangan yaitu:

1
1. Bagaimana proses pekerjaan struktur pada pembanggunan rumah
tinggal 2 lantai?
2. Bagaimana situasi dan kondisi proyek?
3. Bagaimana pelaksanan pekerjaan Dinding dan Kolom yang ada di
Lapangan?

1.3. Tujuan Praktek Kerja Lapangan


Adapun maksud dan tujuan dari praktek kerja lapangan adalah:
1. Mahasiswa dapat melihat langsung dan mengawasi pekerjaan
struktur pada saat pembangunan perumahan
2. Siswa memperdalam pemahaman teoretis mereka diperkuliahan
dan menerapkannya pada praktek kerja lapangan
3. Mahasiswa mendapatkan pengalaman teknis di lapangan sehingga
diharapkan dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan
tepat ketika nantinya terjun ke masyarakat dalam menghadapi
permasalahan yang sebenarrnya.
4. Melengkapi persyaratan akademik sebelum Sarjana Teknik Sipil
(S1) di Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang
1.4. Manfaat Praktek Kerja Lapangan
a. Bagi Universitas Mempererat dan meningkatkan kerja Sama antara
Universitas sebagai lembaga pendidikan dengan industry konstruksi serta
untuk memperkenalkan pendidikan di Universitas.
b. Bagi mahasiswa Manfaat praktek kerja lapangan bagi mahasiswa:
1. Memperoleh bekal pengetahuan dan menambah cakrawala pandang
dalam dunia industri konstruksi sipil secara nyata sebelum akhirnya
terjun ke lapangan.
2. Menambah informasi actual mengenai dunia konstruksi dengan
pengembangan ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
c. Bagi Pihak Perusahaan Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan, industri
konstruksi Akan mendapatkan masukan-masukan yang dapat diterima di
lapangan dan berguna untuk Industri konstruksi.
1.5. Manfaat Praktek Kerja Lapangan

2
Ada beberapa manfaat praktek kerja lapangan antara lain
Manfaat Bagi Mahasiswa:
a. Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan praktek bangunan bagi
mahasiswa antara lain: Memperoleh bekal pengetahuan dan menambah
cakrawala pandang dalam dunia industri konstruksi sipil secara nyata
sebelum akhirnya terjun ke lapangan.
b. Menambah informasi actual mengenai dunia konstruksi dengan
pengembangan ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
Manfaat Bagi Pihak Perusahaan:
a. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan, industri konstruksi akan
mendapatkan masukan-masukan yang dapat diterima di lapangan dan
berguna untuk Industri konstruksi.
Manfata Bagi Universitas Adalah:
1. Dapat dijadikan bahan masukan untuk pengembangan ilmu di bidang
Teknik Sipil.
2. Menambah perbendaharaan kepustakaan yang berkaitan dengan materi
perkuliahan terutama PKL.
3. Mendapatkan lulusan yang terampil di bidang konstruksi

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kegiatan Umum


2.1.1. Devinisi Proyek
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat serta bimbingannya penyusunan laporan kerja lapangan ini
dengan Judul’ Pengawasan Pekerjaan Rumah 2 Lantai Di Jalan Balai, Desa Kepu
Herjo Kedawung,Ngijo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang Jawa Timur,
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu
tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumberdaya yang terbatas.Sehingga
pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil
dalam bentuk bangunan infrastruktur. Pengawasan dalam manajemen konstruksi
meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. Pengawasan dalam manajemen
konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain:
a. Sebagai pengawasan mutu (quality control) untuk menjaga kesesuaian
antara perencanaan dan pelaksanaan.
b. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan dan mengatasi
kendala-kendala pada waktu pelaksanaan.
c. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu
dilakukan dengan membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.

Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap


masalah–masalah yang terjadi di lapangan.

4
2.1.2. Lokasi Kerja Praktek Lapangan
Lokasi proyek Di Jalan Balai, Desa Kepu Herjo Kedawung, Ngijo Kecamatan
Karang Ploso Kab.Malang Jawa Timur

Gambar 2.1 Peta Lokasi

2.1.3. Profil Identitas Perusahaan


Identitas perusahaan
Perusahaan ini bernama “PT RAJALAND PROPERTY INDONESIA”.
a. Visi
“Menjadi Pembangunan dan pengembang property yang mampu meningkatkan
kualitas pembangunan di Indonesia dan memberikan nilai tambah yang
meningkat setiap periode.”
b. Misi
1. Membangun kawasan yang nyaman pada masyarakat.
2. Mengutamakan komitmen, pelayanan dan kejujujran dalam berbisnis.
3. Memberikan solujsi properti ujntujk masyarakat sesujai perkembangan
zaman.
4. Menjunjung tinggi kualitas produkyang sesujai dengan kontrak.
5. Menciptakan proyek yang berkembang,dengan hasil yang optimal
2.2. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan
Setiap pembangunan suatu peroyek biasanya melibatkan beberapa pihak
dimana pihak yang satu dengan pihak yang lainyan sangat erat hubungangannya
dan harus dapat bekerja Sama, sehingga nantinya tujuan dan hasil yang hendak di

5
capai akan dapat terealisasi. Berdasarkan sifat dan bentuknya struktur organisasi
peroyek dapat di bedakan menjadi 2 yaitu:
1. Struktur organisasi proyek
Struktur organisasi proyek dapat di definisikan sebagai pengorganisasian
dalam lingkup pekerjaan proyek kontruksi yang mempunyai hubungan
kerjasama yang baik dan bertanggung jawab antara semua unsur-unsur yang
terkait dalam struktur organisasi yaitu:
2) Struktur organisasi lapangan

Dalam melaksanakan suatu proyek maka pihak kontraktor (pemborong), salah


satu kewajibannya adalah membuat struktur organisasi lapangan. Pada gambar
struktur organisasi lapangan Akan diperlihatkan struktur organisasi lapangan
dari pihak kontraktor (pemborong) pada pembangunan Tujuan pembentukan
organisasi proyek antara lain:
Menjelaskan hubungan, kedudukan hak dan wewenang dari masing - masing
pihak agar terjadi keselarasan untuk menghindari kesimpang dalam menjalani
hak, wewenang dan tanggung jawab.

a. Dengan adanya pembagian kerja yang jelas di maksudkan agar tidak terjadi
pemusatan pekerjaan hanya pada satu unsur saja tetapi setiap unsur dapat
menggunakan keahliannya secara optimal untuk mencapai hasil kerja yang
maksimal
b. Memudahkan dalam pelaksanan, pengawasan baik setiap item pekerjaan
maupun secara keseluruhan kegiatan, sehingga dapat melihat kemajuan dan
hambatan yang ada di proyek, agar proyek tersebut dapat berjalan dengan
tertib dan selesai tepat waktu sesuai dengan Time Schedule.

6
Pemilik Proyek
PT Rajaland Property
Indonesia

Pemimpin Proyek
Luqman Khakim

Admin Proyek Supervisor Tim Arsitek


Lina Khalekil Karima Ridho Bagus Kritiono -Diventara A.
-Massa Ratri N.R

Kontraktor Kontraktor
Kontraktor
M.Dailani Fanus
Ikh Khoiri

Pelaksana Lapangan Pelaksana Lapangan Pelaksana Lapangan


Khozinul Abror Imam Sulistyanto Pak Lamat

Tabel 1. Struktur Organisasi

Adapun pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek antara lain:

2.2.1. Pemilik Proyek (Owner)


Pemilik proyek atau pengguna jasa adalah orang atau badan yang memiliki
proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada
pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Hak pemilik
proyek:
1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
telah dilakukan oleh penyedia jasa.
3. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
dengan jalan menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk
bertindakatas Nama pemilik.
Tugas dan tanggung jawab pemilik adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan proyek (kebutuhan)

7
2. Menetapkan tujuan proyek
3. Membentuk dan memilih anggota tim proyek
4. Mengomunikasikan persyaratan mengenai cara proyek dilaksanakan
5. Memastikan ketersediaan dan mengelola pendanaan untuk proyek
2.2.2. Pimpinan Proyek
Pimpinan proyek adalah penanggung jawab seluruh pelaksananan pekerjaann
serta bertindak sebagai pemberi tugas yang telah ditunjuk oleh pemilik proyek.
Pimpinan proyek secara langsung bertanggung jawab kepada pemilik
proyek:
Tugas dan wewenang pimpinan Proyek antara lain:
1. Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai proyek yang di
kerjakan.
2. Menandatangani semua Surat perintah kerja dan Surat perjanjian (kontrak)
Dengan pihak pelaksana.
3. Mengeluarkan semua instruksi kepada pihak pelaksana.
4. Memonitor jalannya pelaksanaan pekerjaan.
5. Menetapkan penambahan atau pengurangan pekerjaan akibat perubahan
desain atau sebab lain.
2.2.3. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau
badan usaha baik swasta maupun pemerintah.Konsultan perencana bertugas
merencanakan struktur, mekanikan elektrikal, arsitektur, lanscape, rencana
anggaran biaya (RAB) serta dokumen-dokumen pelengkap lainnya.
Tugas Konsultan Perencana:

1. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik


proyek (bisa pihak swasta maupun pemerintah).
2. Membuat gambar kerja pelaksanaan. Membuat Rencana kerja dan syarat–
sayarat pelaksanaan bangunan (RKS) sebagai pedoman pelaksanaan.
3. Membuat rencana anggaran biaya (RAB).
4. Memproyeksikan keinginan-keinginan atau ide-ide pemilik proyek ke
dalam desain bangunan. Melakukan perubahan desain bila terjadi

8
penyimpangan pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang tidak
memungkinkan untuk dilaksanakan.
5. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi. Kemudian proses pelaksanaanya diserahkan kepada
konsultan pengawas. Konsultan pengawas ini sendiri adalah orang/instansi
yang menjadi wakil pemilik proyek di lapangan.Wewenang Konsultan
Perencana.
6. Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak-pihak pelaksana
bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan
rencana.Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan.
7. Pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa secara hukum
untuk mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan
konstruksi sesuai dengan bestek. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat-syarat
teknik yang ada.pengawas konstruksi berfungsi ekerjaan konstruksi.
2.2.4. Pengawas
Melaksanakan pengawasan kedua pekerjaan pada tahap konstruksi. Pengawas
konstruksi mulai bertugas sejak ditetapkan berdasarkan Surat perintah kerja
pengawasan sampai dengan penyerahan oleh pemborong. Pengawas konstruksi
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada
pemimpin proyek/bagian proyek.
Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah:
1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan
lancar.
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.

9
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar
dicapai hasil akhir yang sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas,
kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku.
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau
berkurangnya pekerjaan.
Adapun tugas dan tanggung jawab konsultan pengawas:
1. Menolak penilaian estetis hasil pekerjaan pelaksana.
2. Mengembalikan seluruh tugas yang dibebankan karena
perimbangan dalam dirinya akibat yang muncul diluar kekuasaan
kedua belah pihak dan juga dari pemberi tugas.
3. Menerima honorium atas jasa sesuai dengan kontrak.
2.2.5. Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan biaya yang
telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta
syarat-syarat.Kontraktor dipilih setelah melalui proses tender yang diadakan oleh
pihak pemilik proyek untuk menjalankan proyek. Kontraktor bertanggung jawab
langsung kepada pemilik proyek, dan selama melaksanakan tugasnya diawasi
langsung oleh Konsultan MK.
Hak dan kewajiban kontraktor antara lain:
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, dan
syaratsyarat, risalah penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan syarat-
syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan
pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.
3. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam
peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.

10
4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan
bulanan.
5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah
diselesaikannya sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
2.2.6. Manejer Proyek (Site Manager)
Manejer Proyek adalah orang yang duduk di dalam proyek atau yang secara
langsung memimpin pelaksanaan dan bertanggung jawab atas:
a) Tercapainya sasaran proyek sebagaimana yang di tetapkan.
b) Efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya milik perusahaan
yang dipercayakan kepadanya.
c) Upaya untuk mendapat hasil yang baik dari proyek sesuai untuk
kepentingan bersama.
Tugas dan wewenang manejer proyek adalah:
1. Mengupayakan rencana kerja dan anggaran pelaksanaan proyek sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
2. Mengupayakan kualitas dan pelaksanaan kerja, pemanfaatan
sumberdaya keuangan dan waktu penyelesaian proyek secara optimal.
3. Memiliki metode kerja yang handal dan efektif.
4. Menandatangani Surat menyurat sehubungan dengan pelaksanaan
proyek
5. Mengupayakan pemilihan kemanpuan dan disiplin bawahannya untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
6. Mengupayakan strategi pelaksanaan untuk mencapai hasil yang baik.
2.2.7. Kepala Proyek / Pelaksana.
Kepala proyek adalah teknisi yang mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan
baik pelaksana sipil maupun pelaksana – pelaksana yang lain, yang ada
dilapangan dan bertanggung jawab kepada manejer proyek.
Tugas dan wewenang kepala pelaksanaan adalah:
1. Mencapai sasaran proyek bagaimana yang telah ditetapkan
oleh manejer proyek.
2. Bertanggung jawab mengenai terselenggaranya efisiensi
dan aktivitas proyek dan sumber daya sesuai dengan lingkupnya.

11
3. Hasil lebih dari tahap pekerjaan sesuai dengan bidangnya.
4. Memeriksa hasil kerja yang di lakukan oleh pelaksana.
2.2.8. Pelaksana Sipil / Struktur (Site Engineering)
Pelaksana sipil adalah bagian teknisi yang mengkoordinasikan pekerjaan
dilapangan.
Tugas dan wewenang pelaksana sipil adalah:
1. Bertanggung jawab atas tersedianya program kerja harian dari
setiap tahap pekerjaan sesuai dengan bidangnya, berdasarkan
program mingguan.
2. Menghitung jumlah kebutuhan bahan yang dipakai sekaligus
menghitung upah pekerjaan setiap minggu.
3. Memberi petunjuk kepada mandor berdasarkan gambar
kerja.memberikan laporan yang benar dan terperinci setiap hari
atau sedikitnya seminggu sekali kepada pelaksana mengenai
perkembangan volume pekerjaan yang telah di kerjakan.
2.2.9. Logistic
Logistic adalah bagian dari organisasi proyek yang bertanggung jawab
terhadap keselamatan dan ke beradaan barang dalam gudang.
Tugas wewenangnya adalah:
1. Bertanggung jawab terhadap penerimaan dan pengeluaran barang dari
dalam gudang.
2. Bertanggung jawab terhadap banyaknya barang dalam gudang dan
melaporkan kepada pengawas lapangan.
2.2.10. Mandor
Dalam suatu proyek mandor berfungsi untuk mengawasi secara langsung pada
pekerjaan dilapangan.Mandor memberi instruksi kepada para tukang agar bekerja
sesuai dengan gambar rencana atau menurut instruksi dan tugas untuk mengontrol
kebutuhan jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan proyek.Apabila jumlah
pekerja di perhitungkan masih – masing. Tugasnya adalah melaksanakan APA
yang di perintahkan oleh mandor sesuai dengan gambar yang di rencana atau
menurut instruksi gambar. Tukang dibagi beberapa bagian yaitu:
1. Tukang batu dengan tugas adalah sebagai berikut:

12
2. Menggali dan mengebor tanah untuk pondasi serta memasang batu
kosong (Aanstampang), urugan pasir, lantai, kerja dan pondasi.
Mengecor beam (Sloof), pelat lantai dan balok, kolom, tangga, ring
balok serta semua pekerjaan struktur. Memasang pasangan batu bata
untuk tembok serta plesteran, acian an lain –alainnya
3. Tukang besi mempunyai tugas adalah :
4. Memotong, menekuk dan merangkai serta memasang besi tulangan
untuk pondasi, sloof, pelat lantai dan kolom, tangga dan lain – lainnya
yang berhubungan dengan pembesian.
a. Tukang kayu mempunyai tugas adalah
1). Membuat penyanggah (schafolding), bekisting (balok, kolom dan
plat lantai)
2). Membuat kerangka atap kayu.
3). Membuat plafond dan,.
4). Memasang Kusen, pintu, jendela dan ventilasi serta daun pintu
jendela dan ventilas
b. Tukang cat mempunyai tugas adalah :Melakukan
pengecetan terhadap semua yang perlu dicaat bangunan
2.3. Pekerjaan Khusus
2.3.1 Pondasi
Menurut (Gunawan, 1983) pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi
bangunan yang berfungsi meletakkan bangunan dan meneruskan beban bangunan
atas (upper structure/super structure) ke dasar tanah yang cukup kuat
mendukungnya. Untuk tujuan itu pondasi bangunan harus diperhitungkan dapat
menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban-beban berguna dan
gaya-gaya luar, seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain-lain tanpa
mengakibatkan terjadi keruntuhan geser tanah dan penurunan (settlement) tanah /
pondasi yang berlebihan. (Frick, 2001) menyatakan bahwa pondasi merupakan
bagian bangunan yang menghubungkan bangunan dengan tanah yang menjamin
kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban hidup dan Gaya – Gaya luar
terhadap gedung seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain-lain. (Bowles, 1997)
Pondasi merupakan bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban

13
yang ditopang oleh pondasi dan beratnya sendiri kepada dan kedalam tanah atau
bebatuan yang terletak dibawahnya.
Menurut Bowles, 1996, pondasi adalah suatu sistem rekayasa yang
meneruskan beban yang ditopang oleh pondasi dan berat sendiri dan kedalam
tanah dan batuan yang terletak dibawahnya. Sedangkan menurut, Heinz (1980),
Pondasi adalah bagian bangunan yang menghubungkan bangunan dengan
tanah.Yang menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri.
Dalam pemilihan bentuk pondasi, jenis pondasi dan kedalaman pondasi
bangunan yang memadahi perluh diprhatikan beberapa hal yang bekaitan
pekerjaan pondasi tersebut.
Hal ini disebabkan tidak semua jenis pondasi dapat dilaksanakan disemua
tempat penggunaan pondasi tiang pancang padat daerah padat penduduk tentu
tidak tepat meskipun secara teknis telah memenuhi syarat. Berikut ini Cara
memilih pondasi berdasarkan daya dukung tana:
1. Bila kondisi tanah keras terletak pada permukaan tanah atau kedalaman
pondasi
2. Antara 2-3 meter dibawah permukaan tanah maka pondasinya adalah
dangkal seperti pondasi jalur, pondasi telapak atau pondasi Strauss pile.
3. Bila kondisi tanah lunak sehingga kedalaman kurang lebih 6 meter maka
jenis pondasi yang dapat digunakan adalah pondasi strauss atau bor pile
manual
4. Bila tanah keras terletakan pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi bored pile, pondasi
sumuran atau pondasi minipile.
5. Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih dibawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau
pondasi bored pile.
Standar daya dukung tanah menurut peraturan pembebanan Indonesia untuk
Gedung 1983 adalah:
1. Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2)
2. Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
3. Tanah lunak (o,5-2 g/cm2)

14
4. Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)
Kriteria daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian
sederhana misalnya pada tanah yang berukuran 1 cm x 1cm yang 5 kg tidak akan
mengalamai penurunan atau amblas, maka tanah tersebut digolongkan tanah kerja.
1. jenis pondasi
Bentuk pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah disekitar
bangunan, sedangkan kedalaaman pondasi ditetentuka oleh letak tanah padat yang
mendukung pondasi. Jika terletak pada tanah yang miring lebih dari 10%, maka
pondasi bangunan tersebut harus dibuat rata atau di bentuk tangga dengan bagian
bawah dan bagian atas rata. Jenis pondasi dibagi menjadi dua yaitu.
1). Pondasi Strauss Pile
Strauss pile adalah pekerjaan pondasi dengan Cara tanah di bor secara
manual (penggerak mata bor nya adalah tenaga manusia) hingga
kedalaman tertentu lalu dimasukkan besi tulangan yang telah diinstall
kemudian dituangkan adukan cor hingga penuh.

Gambar 2.2 Contoh pondasi


2). Pondasi tapak (pad foudations)
Di gunakan untuk mendukung beban titik individual seperti kolom
untuk struktur. Pondasi pad ini dapat di buat dalam bentuk bukatan
(melingkar), persegi atau rektaguler. Jenis pondasi ini biasanya terdiri
dari lapisan beton bertulang dengan ketebalan yang seragam, tetapi
pondasi pad dalam jga dibuat dalam bentuk bertingkat atau haunched
jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom
berat. Pondasi tapak di samping diterapkan dalam pondasi dangkal
dapat juga digunankan untuk pondasi dalam.

15
Gambar 2.3 Contoh Tapak

3). Pondasi jalur atau pondasi memanjang (strip foundations)


Pondasi jalur adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung
beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban
dinding atau beban kolom dimana penempatan kolom dalam jarak
yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban
berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan .pondasi jalur
atau pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk
memanjang dengan potongan persegi atau trapesium. Biasanya
digunakan pondasi dinding atau kolom praktis. Bahan untuk beton
tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu pecah,
Batu, kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan
pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban
structural.

Gambar 2.4 Contoh Pondasi Jalur

2.3.2 Fungsi Pondasi


Pondasi dalam suatu bangunan konstruksi mempunnyai peranan penting
karena berfungsi sebagai penahan atau penopang beban bangunan yang ada

16
diatasnya untuk diteruskan ke lapisan tanah yang ada dibawahnya, untuk
menghasilkan bangunan yang kuat dan kokoh. Pondasi suatu banguna harus di
rencanakan dengan baik.Perencanaan dalam pemilihan pondasi suatu bangunan di
tentukan berdasarkan jenis tanah, kekuatan dan daya dukung tanah dan beban
bangunan itu sendiri. Pada tanah yang memiliki daya dukung baik, maka
pondasinya juga membutuhkan konstruksi yang sederhana. Jika tanahnya labil dan
memiliki daya dukung yang jelek maka penentuan pondasinya juga harus lebih
teliti. Fungsi pondasi suatu konstruksi bangunan harus mampu menahan beban
sebagai berikut:
1. Beban horizontal/ atau beban geser, seperti beban akibat Gaya tekan
tanah.
2. Beban hidup atau live load, atau beban suatu fungsi bangunan.
a. Beban gempa
b. Beban angin
c. Gaya angkat air
d. Momen dan torsi
Standar menurut peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung tahun 1983
adalah:
1. Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm^2)
2. Tanah sedang (2-5 kg/cm^2)
3. Tanah lunak (0,5-2 g/cm^2)
4. Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm^2)
Klarifikasi daya dukung tanah tersebut dapat di tentukan melalui pengujian
secara sederhana yaitu dengan Cara diberi beban 5 kg pada tanah berukuran 1 cm
x 1 cm. jika tanah tanah tidak mengalami penurunan atau amblas maka tanah
tersebut di klarifikasikan sebagai tanah keras.
2.3.3 Pengertian Sloof

Sloof adalah suatu elemen struktural yang mampu menahan beban terutama
dengan menolak membungkuk. Gaya membungkuk diinduksi ke materi balok
sebagai hasil dari beban eksternal, beratnya sendiri, span dan reaksi eksternal
untuk beban ini disebut momen lentur.

17
Gambar 2.5 Sloof
Sloof merupakan bagian konstruksi yang berfungsi menyalurkan beban
dinding ke pondasi. Pada proyek perumahan biasanya menggunakan sloof dan
ringbalk berdimensi 20/30 cm dan 15/20 cm (Wijaya, dkk. Tanpa Tahun). Sloof
adalah struktur dari bangunan yang terletak diatas fondasi, berfungsi untuk
meratakan beban yang diterima oleh fondasi, juga berpungsi sebagi pengunci
dinding agar apabila terjadi pergerakan pada tanah, dinding tidak roboh. Sehingga
sloof sangat berperan sekali terhadap kekuatan dari bangunan, bahan yang
digunakan adalah beton dengan campuran 1 semen: 2 Pasir: 3 split (koral).
Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai
satu, lebar 15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 batang
diameter 10 mm (4d 10),Dan tulangan pembantu 2 batang berdiameter (2d-8)
sedangkan untuk begel menggunakan diameter 6 mm berjarak 15 cm (d 6-15).
Untuk rumah lantai dua, dimensi sloof yang sering digunakan adalah, lebar 20 cm
tinggi 30 cm, besi beton utama 6 d 12 mm, begel d8–10 cm (Anonim, 2011).
Untuk rumah tinggal tembokan sederhana, kunci ketahanan gempa adalah
pemakaian pondasi (sloof), kolom praktis dan ring balok yang dibuat dari beton
bertulang dan disatukan dengan pasangan batanya (Sukamta, 2006). Pondasi
Strouss dan sloof adalah komponen yang wajib terangkai baik dan harus stabil
(Raharjo, dkk. 2013).
Rangka bangunan yang terdiri dari kolom, balok sloof dan balok ring
semuanya terbuat dari beton bertulang yang saling berhubungan sehingga
membentuk konstruksi ruang. Konstruksi ruang ini mempunyai momen inersia
yang besar sehingga lebih kuat menahan momen guling akibat adanya Gaya
horisontal yang ditimbulkan oleh gempa. Sementara Gaya vertikal akibat berat

18
sendiri bangunan yang sebagian besar terbuat dari kayu dan seng relatif ringan
sehingga cukup kuat ditahan oleh rangka bangunan yang relatif tidak berdimensi
besar (Setiawan, 2007).
Dengan pembuatan sampel kolom dan balok atas yang dipasang sesuai
yang direncanakan dapat disimpulkan struktur tersebut stabil dan apabila terjadi
penurunan sebesar 2 cm atau 1/100 x L sloof (L sloof = 200 cm) maka struktur
masih stabil dan sambungansambungan masih utuh. Apabila terjadi penurunan 4
cm atau 1/50 x L sloof (L sloof = 200 cm) maka terjadi keretakan pada sloof dan
pergoyangan pada sambungan kolom pedestal dengan kolom. Penurunan tidak
boleh sampai 1/50 x L sloof di mana pada kondisi ini struktur menjadi tidak stabil
(Suwono, dkk. Tanpa Tahun).
2.3.4 Fungsi Sloof
Fungsi sloof sangat penting dalam struktur, diantaranya sebagai penahan
beban yang ada di atasnya seperti dinding, jendela, kusen untuk di salurkan ke
ujung-ujungnya atau ke bagian pondasi sehingga pondasi tidak langsung
menerima beban dari atas. Sloof berfungsi untuk memikul beban dinding,
sehingga dinding tersebut “berdiri” pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi
penurunan dan pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding rumah menjadi retak
atau pecah. Selain itu Sloof juga memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Menerima beban dari bagian bangunan diatasnya, seperti pasangan dinding,
pintu, jendela, dan sejenisnya.
2. Meratakan beban yang diterima dari bangunan diatasnya untuk kemudian
disalurkan menuju pondasi.
3. Sebagai pengikat antar kolom sehingga struktur bangunan menjadi kaku dan
aman terhadap goncangan akibat angin, gempa, dan lain-lain
4. Sebagai dinding penahan material urugan tanah, pasangan keramik dan
berbagai macam pekerjaan lantai bangunan agar bisa tetap berada pada
posisi yang direncanakan.
5. Sloof juga bisa difungsikan sebagai ornamen untuk memperindah arsitektur
bangunan, terutama sloof yang lokasinya diatas permukaan tanah sehingga
bisa langsung terlihat oleh orang.

19
Selain itu, dari segi sosial, dengan adanya sistem struktur sloof maka
beberapa orang bisa memperoleh pendapatan, ada tukang bangunan yang
mendapatkan upah kerja, ada pengusaha besi begel yang mendapat keuntungan
dari penjualan, ada toko bangunan yang mendapatkan laba dari hasil penjualan
material, ada juga arsitek atau insinyur yang mendapatkan penghasilan dari
kegiatan menghitung, merancang dan melaksanakan pembangunan.
2.3.5 Pekerjaan Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan
bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Kolom merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Kolom beton (tiang
beton) adalah beton bertulang yang diletakkan dengan posisi vertikal. Kolom
berfungsi sebagai pengikat pasangan dinding bata dan penerus beban dari atas
menuju sloof yang kemudian diterima oleh pondasi. Kolom berfungsi sangat
penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari
atap. Beban atap Akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom.Seluruh
beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Kesimpulannya, sebuah bangunan Akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis
pondasinya sesuai dengan perhitungan. Pada umumnya kegagalan atau keruntuhan
komponen tekan tidak diawali dengan tanda peringatan yang jelas, bersifat
mendadak.
Oleh karena itu, dalam merencanakan struktur kolom harus diperhitungkan
secara cermat dengan memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi dari pada untuk
komponen struktur lainnya. Dak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral
terkecil.

20
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga,
yaitu Kolom ikat (tie column). Kolom spiral (spiral column). Kolom komposit
(composite column). Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan
Dipohusodo, 1994), ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu:

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan


kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang,
yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah
lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok
memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya Sama dengan yang
pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah
tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di
sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan
kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga
mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses
redistribusi momen dan tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang
diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa,
dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.
Pada bangunan, kolom merupakan batang tekan vertikal dari rangka
struktur yang berfungsi sebagai pemikul beban dari balok. Peran kolom sangatlah
penting bagi suatu bangunan, di mana runtuhnya kolom dapat berakibat pada
keruntuhan sebagian dan atau keseluruhan struktur bangunan tersebut. Artinya,
kolom inilah yang menjadi elemen terpenting penyangga beban tekan vertikal
suatu bangunan sehingga dapat` berdiri dengan tegak.
Pada dasarnya, suatu kolom bangunan dibuat dengan menggabungkan
material yang tahan terhadap tarikan dan material yang terhadap tekanan. Besi dan
beton adalah dua material yang paling sering dipakai untuk membuat kolom
bangunan ini. Perlu diketahui, besi merupakan material yang paling tahan dengan
tarikan, sedangkan beton ialah material yang paling tahan dengan tekanan.
Kombinasi dari keduanya menghasilkan kolom yang sanggup menahan Gaya tarik
dan Gaya tekan yang timbul pada suatu bangunan.

21
Prinsip kerja kolom bangunan yaitu meneruskan beban bangunan yang
ditopangnya ke pondasi sehingga dapat berdiri tegak. Bisa dibayangkan
bagaimana kerangka tulang mampu membuat suatu makhluk hidup dapat berdiri
tegak, begitulah prinsip kerja kolom bangunan. Penghitungan beban yang ditahan
kolom dimulai dari beban atap yang Akan menjalar ke kolom dan akhirnya beban
dibawa ke permukaan tanah melalui pondasi. Berdirinya setiap bangunan ditopang
oleh kolom utama dan kolom praktis.
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu banguan dan memikul beban dari balok, sehingga keruntuhan
pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya
lantai.
Tahapan-tahapan dalam pekerjaan kolom yaitu:
1. Pekerjaan Persiapan
Rencanakan urutan kolom, urutan pemasangan bekisting kayu kolom ukuran
5/7 dan papan 2 x 20 cm , penempatan kolom sesuai gambar rencana dan
dilakukan pengukuran pada setiap posisi bekisting kolom, selanjutnya
melakukan pekerjaan bekisting dan penulangan kolom.
2. Pekerjaan Bekisting
Bekisting memiliki fungsi dalam bangunan untuk membuat bentuk dan dimensi
pada suatu konstruksi beton, dan mampu memikul beban sendiri yang baru
dicor sampai konstruksi tersebut dapat dipikul seluruh beban yang ada. Tujuan
pemasangan bekisting kolom adalah untuk mengetahui penting pembuatan
cetakan yang baik, rata, kuat, siku dan lurus, karena apabila bekisting tidak siku
maka beton yang dihasilkan Akan berubah bentuknya. Untuk mendapatkan
struktur kolom yang monolit disarankan agar proses pengecoran struktur kolom
ini dilakukan dalam kesatuan waktu tertentu. Oleh karenanya kemampuan
cetakan atau bekisting kolom harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
mampu menahan gaya-gaya yang timbul selama proses pengecoran, terutama
yang ditimbulkan oleh agregat beton basah. Syarat-syarat pembuatan bekisting
adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan bekisting harus memenuhi beberapa persyaratan agar
konstruksinya sesuai yang diharapkan. Persyaratan pembuatan bekisting

22
menurut Arief Sabaruddin dalam bukunya membangun rumah sederhana
tahan gempa antara lain: Papan bekisting harus dipasang dengan tepat
dan kuat, kaku, awet dan diberi rangka secukupnya untuk mencegah
melengkungnya maupun terpelintirnya papan pengaruh dari sinar
matahari dan hujan.
2. Bekisting dan penyokongnya atau rangka harus kuat menahan beban
bekisting itu sendiri, beban orang, peralatan dan bahan-bahan lain yang
digunakan.
3. Sambungan antara bagian yang membentuk bekisting harus cukup rapat
agar adukan tidak keluar dari bekisting yang dapat menyebabkan
pemborosaan akibat dari terbuangnya adukan beton dari bekisting yang
mengalami kebocoran. Kebocoran dapat menimbulkan cacat pada beton
itu sendiri.
4. Proses Pembuatan Bekisting Pada pekerjaan bekisting kolom dalam
proyek ini menggunakan multiplex tebal 9 mm dan penyangga rangka
balok menggunakan usuk kayu berukuran 5/7 cm. Adapun langkah-
langkah pembuatan bekisting kolom adalah sebagai berikut.
 Menyiapkan bahan dan alat:
a. Alat yang disiapkan antara lain palu, pensil, and meteran dan
gergaji. Sedangkan bahannya adalah multiplex dengan tebal 9 mm,
kayu balok atau kasau, paku dan besi penahan bekisting.
b. Memotong multiplex dan balok kayu serta besi sesauai dengan
ukuran yang ditentukan.
c. Merangkai bekisting kolom yang sudah dipasang sebelumnya.
d. Multiplex disambung dengan cara dipaku atau diikat pada balok-
balok atau besi dukung yang telah disiapkan sebelumnya.
e. Mengecek kembali kekuatan bekisting yang telah dipasang.

23
Gambar 2.6 Pemasangan Bekisting Kolom

1. Pekerjaan Pembesian
a. Perakitan tulangan

Perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi


proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan
balok dapat berjalan lebih cepat.
Cara perakitan tulangan:
1. Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat
diketahui dari ukuran kolom.
2. Mendesain bentuk atau dimensi dari tulangan kolom, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
kolom tersebut.
3. Merakit satu per satu bentuk dari tulangan kolom dengan kawat
pengikat agar kokoh dan tulangan tidak mudah terlepas.
b. Pemasangan Tulangan
1. Pemasangan tulangan utama kolom (tulangan memanjang)
dilakukan dengan bantuan perancah untuk menyangka tulangan
agar tetap tegak.
2. Setelah selesai memasang semua tulangan utama kolom (tulangan
memanjang), pasang tulangan sengkang yang berfungsi menjaga
agar tulangan utama kolom tidak bergeser atau berubah posisinya.
3. Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat
langsung melakukan pengecoran.

Dalam pemasangan besi tulangan ada beberapa hal yang perluh


diperhatikan, antara lain:
a. Besi atau baja tulangan harus bersih dari kotoran

24
b. Rangkaian tulangan harus dibuat sedemikian rupa sesuai dengan
gambar rencana dan tidak boleh terlalu rapat dalam
penempatanya.
c. Ikatan yang dilakukan pada tulangan harus benar-benar kuat.
d. Apabila diperlukan penyambungan, maka besi tulangan harus
diberi overlapping sesuai spesifikasi teknis.

Gambar 2.7 Tulangan kolom yang sudah dipasang

2. Pengecoran Kolom
Pekerjaan pengecoran merupakan pekerjaan penuangan beton Segar ke
area bekisting yang telah diberi tulangan. Sebelum memasuki pekerjaan cor
tersebut, dilakukan pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah
siap.Penulangan spesi beton ke kolom beton dengan menggunakan gerobak
sorong dan ember atau kaleng dan dalam pelaksanaan ini dilaksanakan secara
manual.

Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan, persiapan tangga darurat


untuk mengangkut beton secara manual, gerobak sorong penyalur
beton, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan.
2. Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, malam hari.
3. Menyiapkan molen untuk adukan beton karena pada pekerjaan
pengecoran tersebut di lakukan secara manual dan tidak menggunakan
truk mixe panjang penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan
“kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar rencana. Diperiksa pula
posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.

25
4. Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan
kotoran dengan Cara menyirami air, sehingga tidak ada debu pada
bekisting.
5. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran
dapat dilaksanakan.
6. Menuangkan spesi beton kedalam bekisting kolom dan plat dengan
gerobak sorong dan kaleng atau ember dengan dibantu tenaga pengecor
dalam pemadatan beton dengan penumbukan memakai besi secara
manual.
7. Bekisting kolom dan pelat dapat dilepas setelah umur beton telah
mencapai 21 hari dan dalam membongkar bekisting diharapkan berhati-
hati untuk menghindari terjadi patah pada kolom.

Gambar 2.8 Pengecoran Kolom

Sebelum melakuakan pekerjaan pengecoran kita harus mempersiapkan tenaga


kerja, alat, bahan dan pemeriksaan kondisi bekisting:
1. Sekop
2. Strika beton/cetok
3. Besi ukur tebal beton
4. Ember
5. Molen
6. Besi pemadat beton
7. Gerobak/Arko
8. Tangga darurat
9. Papan yang dibuat kotak segiempat untuk penuangan campuran beton

Bahan pengecoran Kolom:

26
a. Semen
b. Pasir
c. Kerikil
d. Air
10. Tenaga kerja:
a. Tukang cor yang terampil karena pekerjaan pengecoran membutuhkan
kecepatan dan ketrampilan yang baik.
b. Menjelaskan hubungan, kedudukan hak dan wewenang dari masing -
masing pihak agar terjadi keselarasan untuk menghindari kesimpang
dalam menjalani hak, wewenang dan tanggung jawab.
c. Dengan adanya pembagian kerja yang jelas di maksudkan agar tidak
terjadi pemusatan pekerjaan hanya pada satu unsur saja tetapi setiap
unsur dapat menggunakan keahliannya secara optimal untuk mencapai
hasil kerja yang maksimal.
d. Memudahkan dalam pelaksanan, pengawasan baik setiap item
pekerjaan maupun secara keseluruhan kegiatan, sehingga dapat
melihat kemajuan dan hambatan yang ada di proyek, agar proyek
tersebut dapat berjalan dengan tertib dan selesai tepat waktu sesuai
dengan Time Schedule.

BAB III

27
HASIL PELAKSANAN KEGIATAN

3.1. Pengerjaan Dinding


3.1.1. Dinding
Disini saya berfokus pada pengerjaan dinding dan kolom,dinding adalah
suatu struktur padat yang membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur
lainnya dan membatasi ruang lainnya.kegiatan kerja praktek yang dilakukan
membahas mengenai pasangan dinding batu bata pada proyek pembangunan
rumah tinggal di Jalan Balai Desa Kepu Herjo Kedawung di Ngijo Kec. Karang
Ploso, Kab. Malang, Jawa Timur.praktikan membandingkan beberapa teori yang
telah diterima pada saat perkuliahandan membandingkan dengan yang ada di
lapangan.
Berikut ini adalah jenis-jenis dinding yang sering digunakan pada bangunan.
antar lain:
1. Dinding partisi dinding ringan yang memisahkan antar ruang dalam
terbuat dari gypsum, Fiber, triplek atau douplex.
2. Dinding pembatas untuk menandakan batas lahan atau bisa discbut
dinding privasi.
3. Dinding penahan digunakan pada tanah yang berkontur dan dibutuhkan
struktur tambahan untuk menahan tekanan tanah.
4. Dinding struktural untuk menopang atap dan sama sekali tidak
menggunakan cor heton untuk kolom, konstruksinya 100%
mengandalkan pasangan batu bata dan semen.

5. Dinding non struktural dinding yang tidak menopang beban hanya


sebagai pembatas apabila dinding di robohkan maka bangunan tetap
berdiri.beberapa material dinding non structural diantaranya seperti batu
bata,batako, bata ringan. Kayu dan kaca.
Berbagai dengan karakteristik yang dimiliki oleh sctiap jenis dinding,
pekerjaan dinding pada pembangunan rumah tinggal ini menggunakan dinding
areas ruang karena dianggap dapat memberikan kesan yang bagus dan gamlang
dibuat.menurut wikipedia bahasa indonesia, dinding suatu struktur padat yang
membatasi dan kadang melindungi suatu arca. umumnya dinding yang membatasi

28
suatu ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan atau membatasi suatu
ruang terbuka. tiga jenis utama dinding structural adalah dinding bangunan,
dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (reatening).
3.1.2. Pelaksanaan Pekerjaan
Pemasangan dinding biasanya dilakukan setelah sloof pada bangunan selesai
supaya dapat memasang pada lantai kerja agar dinding yang dipasang kuat dan
tidak ada penurunan. berdiskusi dengan kepala tukang mengenai apa saja tahapan
yang akan dikerjakan. langsung kelapangan dan melihat tahapan pengerjaan
pemasangan dinding batu bata,serta mengikuti prosesnya.
3.1.3. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Palu
2. Paku
3. Meteran
4. Water Pass dan Selang Air
5. Sendok Semen/Cetok
6. Ember
7. Sekop
8. Cangkul
9. Benang
b. Bahan
1. Semen
2. Pasir
3. Air
4. Batu Bata
3.1.4. Persiapan
Pekerjaan pemasangan dinding bata diawali dengan mangukur ketinggian
balok sloof dengan water pass agar pemasangan batanya rata dan tidak miring.
Lalu menarik benang dan di paku pada sebatang kayu kecil.

29
Gambar 3.1 Pemasangan Benangan

3.2. Pemasangan Dinding Batu Bata

Pekerjaan ini menggunakan pasangan batu bata yang memakai siar/spesi


tegak tidak banding lurus, seperti pasangan lapisan batu bata pertama (1,3,5,
bilangan ganjil) utuh, nah selanjutnya lapisan atasnya (2,4,6,bilangan genap)
menggunakan bata yang setengah pada ujung, begitulah seterusnya hingga selesai.

Gambar 3.2 Pemasangan Dinding Luar Gambar 3.3 Pemasangan Dinding


Kamar
3.2.1. Perkerjaan Kolom
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.
bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan
sebuah bangunan berdiri. kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat
bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta
beban hembusan angin. kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak
mudah roboh. beban sebuah bangunan dimulai dari atap. beban atap akan
meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. seluruh beban yang diterima
kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya (arsitur, 2016).

30
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. besi adalah material
yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau
bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya
tarik pada bangunan. apabila beban yang bekerja pada kolom semakin besar, maka
retak akan terjadi diseluruh tinggi kolom pada daerah sengkang. pada batas
keruntuhan biasanya ditandai dengan selimut beton yang lepas terlebih dahulu
sebelum baja tulangan kehilangan letakan. berdasarkan bentuk dan susunan
tulangan, kolom dibedakan menjadi 3, diantaranya:
a. kolom dengan beban sentris dan eksentris
berdasarkan posisi beban, kolom dibedakan menjadi 2 yaitu kolom dengan
beban sentris dan kolom dengan beban eksentris. kolom dengan beban sentris
mengalami gaya aksial dan tidak mengalami momen lentur. keruntuhan
kolom dapat terjadi pada beton hancur karena tekan atau baja tulangan leleh
karena tarik. kolom pendek adalah kolom yang runtuh karena materialnya,
yaitu lelehnya baja tulangan atau hancurnya beton. kolom langsing adalah
kolom yang runtuh karena tekuk yang besar. perencanaan kolom didasarkan
pada dua kondisi yaitu: kolom pendek dengan beban sentris dan dengan
beban eksentris. perencanaan kolom didasarkan pada dua kondisi yaitu:
kolom pendek dengan beban sentris dan dengan beban eksentris.`
b. kolom langsing
apabila angka kelangsingan kolom melebihi batas untuk kolom pendek maka
kolom tersebut akan mengalami tekuk sebelum mencapai batas limit
kegagalan material. kolom tersebut adalah jenis kolom langsing yang
mengalami momen tambahan akibat efek pδ dimana p adalah beban aksial
dan δ adalah defleksi akibat kolom tertekuk pada penampang yang ditinjau.
c. Flowchart
flowchart adalah gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan
hubungan antar proses beserta fungsinya. flowchart perancangan dan analisis
kolom persegi (bujur sangkar) dan kolom bulat (lingkaran) struktur beton
bertulang adalah sebagai berikut:

31
1. flowchart perancangan dan analisis kolom persegi secara hitungan manual.
2. flowchart perancangan dan analisis kolom persegi secara grafik.
3. flowchart perancangan dan analisis kolom bulat dengan cara hitungan
manual.
4. perencanaan dan analisis kolom bulat dengan grafik (hendra poerwanto g,
2014).
pekerjaan kolom terbagi atas :
a) perakitan tulangan
b) pemasangan tulangan
c) pengecoran kolom
d) perawatan kolom
langkah-langkah pekerjaan kolom:
3.2.2. Pemotongan Besi
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. pekerjaan ini
memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi
besi, tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung. berikut adalah
metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga
pemasangan tulangan.
Pada proses ini akan dilakukan pembengkokan dan pemotongan pada
tulangan untuk kemudian dirakit sesuai desain dan spesifikasi yang dibutuhkan
untuk tulangan.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
a. Gunakanlah landasan (meja) yang kuat dan rata.
b. Cek diameter besi.
c. Setelah dicek diameter dan diukur, kemudian besi dipotong
d. Besi tulangan ditekuk atau dibengkokkan sesuai kebutuhan
e. Besi/tulangan yang telah dipotong atau ditekuk sesuai ketentuan
selanjutnya harus dirangkai, baik secara terpisah.
3.2.3. Pembongkaran Besi Dan Perakitan Besi.
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
a. pembesian atau perakitan tulangan kolom  adalah  precast atau dikerjakan
di tempat lain yang lebih aman

32
b. perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
c. selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. sebelum pemasangan
sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
d. selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara
tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
e. setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut ke
lokasi yang akan dipasang.
f. setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton
deking sesuai ketentuan. beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
3.2.4. Pembuatan Bekisting
Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan
pembesian  tulangan telah selesai dilaksanakan.
berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom:
a. Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
b. Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom
sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari
masing-masing as kolom.
c. Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai
sesuai dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai
acuan dalam penempatan bekisting kolom.
d. Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
e. Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
f. Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
g. Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
h. Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.
syarat-syarat pembuatan bekisting:
Pembuatan bekisting harus memenuhi beberapa persyaratan agar
konstruksinya sesuai yang diharapkan. persyaratan pembuatan bekisting menurut
arief sabaruddin dalam bukunya membangun rumah sederhana tahan gempa
antara lain:

33
1. Papan bekisting harus dipasang dengan tepat dan kuat, kaku, awet dan
diberi rangka secukupnya untuk mencegah melengkungnya maupun
terpelintirnya papan pengaruh dari sinar matahari dan hujan.
2. Bekisting dan penyokongnya atau rangka harus kuat menahan beban
bekesting itu sendiri, beban orang, peralatan dan bahan-bahan lain yang
digunakan.
3. Sambungan antara bagian yang membentuk iharus cukup rapat agar
adukan tidak keluar dari bekisting yang dapat menyebabkan pemborosaan
akibat dari terbuangnya adukan beton dari bekisting yang mengalami
kebocoran. Kebocoran dapat menimbulkan cacat pada beton itu sendiri.

Gambar 3.4 Pemasangan Bekisting


3.2.5. Pemasangan Besi Beton
Pemasangan besi tulangan:
1. Pemasangan tulangan utama kolom (tulangan memanjang) dilakukan
dengan bantuan perancah untuk menyangka tulangan agar tetap tegak.
2. Setelah selesai memasang semua tulangan utama kolom (tulangan
memanjang), pasangan tulangan sengkang yang berfungsi menjaga agar
tulangan utama kolom tidak bergeser atau berubah posisinya.
3. Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
Dalam pemasangan besi tulangan ada beberpa hal yang perluh
diperhatikan, antara lain:
1. Pemasangan baja tulangan harus kokoh dan antara letakan diberi penjaga
jarak agar tidak bergeser, melengkung atau berpindah tempat saat
memasukan adukan.

34
2. Besi atau baja tulangan harus bersih dari kotoran
3. Menghindari pemasangan baja tulangan yang berkarat, terkena tanah dan
lain-lain untuk menjaga lepasnya baja tulangan dari adukan beton.
4. Penanaman instalasi listrik seperti pipa-pipa didalam konstruksi beton
ditanam dengan memperhatikan bahwa baja tidak akan merusak kekuatan
beton.
5. Rangkaian tulangan harus dibuat sedemikian rupa sesuai dengan gambar
rencana dan tidak boleh terlalu rapat dalam penempatanyya.
6. Pemasangan pipa-pipa yang berbahaya (penyambung gas, zat kimia)
diperlukan syarat-syarat penutup dalam pasangan.
7. Ikatan yang dilakukan pada tulangan harus benar-benar kuat.
8. apabila diperlukan penyambungan, maka besi tulangan harus diberi
overlapping sesuai spesifikasi teknis

Gambar 3.5 Pemasangan Besi Beton

3.2.6. Pengecoran Kolom


Pekerjaan pengecoran merupakan pekerjaan penuangan beton segar ke area
bekisting yang telah diberi tulangan. sebelum memasuki pekerjaan cor tersebut,
dilakukan pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah siap.
Penuangan spesi beton ke kolom beton dengan menggunakan gerobak sorong
dan ember atau kaleng dan dalam pelaksanaan ini dilaksanakan secara manual.
pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut:

35
1. Menyiapkan alat-alat pendukung di lapangan seperti kaleng, persiapan
tangga darurat untuk mengangkut beton secara manual, gerobak sorong
penyalur beton, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan.
2. Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran.
3. Menyiapkan molen untuk adukan beton karena pada pekerjaan pengecoran
tersebut di lakukan secara manual dan tidak menggunakan truk mixe
panjang penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam”
yang harus sesuai dengan gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting
agar cukup kokoh menahan beban.
4. Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan cara menyirami air, sehingga tidak ada debu pada bekisting. Setelah
hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
5. Menuangkan spesi beton kedalam bekisting kolom dan plat dengan gerobak
sorong dan kaleng atau ember dengan dibantu tenaga pengecor dalam
pemadatan beton dengan penumbukan memakai besi secara manual.

Gambar 3.6 Pengecoran Kolom

3.2.7. Pelepasan Bekisting


Pembongkaran bekisting dilakukan apabila bagian konstruksi dengan sistem
bekisting telah mencapai umur sesuai dengan beban yang diterima oleh konstruksi
tersebut. apabila beban besar, sebaiknya dibuka setelah beton mencapai umur 1
hari. Apabila pada saat pembongkaran terjadi cacat, maka harus diperbaiki dengan
melapisinya denga campuran beton yang sama dengan yang telah ada.

36
Pembongkaran bekisting harus dikerjakan secara hati-hati sesuai dengan
perhitungan agar beton yang belum mengeras dan belum cukup kekuatannya tidak
runtuh. Semakin banyak menggunakan semen yang cepat pengerasannya semakin
cepat proses pembongkaran bekisting. Waktu pembongkaran bekisting ditentukan
pula oleh kekuatan dan beban yang disangga. panas matahari juga mempercepat
proses pembongkaran bekisting.
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting.
proses pembongkarannya adalah sebagai berikut:
Pembongkaran bekisting dilakukan apabila bagian konstruksi dengan sistem
bekisting telah mencapai umur sesuai dengan beban yang diterima oleh konstruksi
tersebut. apabila beban besar, sebaiknya dibuka setelah beton mencapai umur 1
hari. apabila pada saat pembongkaran terjadi cacat, maka harus diperbaiki dengan
melapisinya denga campuran beton yang sama dengan yang telah ada.
Pembongkaran bekisting harus dikerjakan secara hati-hati sesuai dengan
perhitungan agar beton yang belum mengeras dan belum cukup kekuatannya tidak
runtuh. semakin banyak menggunakan semen yang cepat pengerasannya semakin
cepat proses pembongkaran bekisting. waktu pembongkaran bekisting ditentukan
pula oleh kekuatan dan beban yang disangga. panas matahari juga mempercepat
proses pembongkaran bekisting.
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting.
proses pembongkarannya adalah sebagai berikut:
a. Setelah beton berumur 1, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
b. Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar
lekatan beton pada plywood dapat terlepas.
c. Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
d. Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga
rangkaian/panel bekisting terlepas.
e. Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat
ke lokasi pabrikasi awal.
3.2.8. Peralatan Yang Digunakan
1. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pemotongan besi
a. Alat pemotongan besi

37
Gambar 3.7 Pemotong Besi
b. Pensil
Pensil digunakan untuk memberi tanda (marking) pada besi yang akan
dipotong
c. Meteran
Meteran dalam pekerjaan ini digunakan untuk mengukur panjang besi

Gambar 3.8 Meter


d. Pleser/Penekuk
Pleser penekuk digunakan untuk meluruskan besi

Gambar 3.9 Penekuk Besi


2. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pembongkaran dan perakitan
besi:
a. Alat pembengkok besi (berupa meja dengan mal pembengkok)
Alat pembengkok besi yaitu alat berupa meja atau landasan digunakan
sebagai mal pembengkok

38
Gambar 3.10 Mal Pembuatan Begel/Cincin
b. Gung/tang
Gung/tang digunakan untuk melilit kawat ikat pada besi tulangan yang
telah dirangkai.

Gambar 3.11 Tang


c. Pensil
Pensil digunakan untuk memberi tanda (marking) pada besi yang akan
dibengkokan
d. Meteran atau siku
Meteran atau siku dalam pekerjaan ini digunakan untuk mengukur besar
bengkoknya besi

Gambar 3.12 Siku

39
e. Gunting Kawat

Gambar 3.13 Gunting Kawat


3. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pembuatan bekisting :
a. Gergaji
gergaji digunakan untuk memotong papan triplek dan push pull

Gambar 3.14 Gergaji Kayu


b. Palu
palu digunakan untuk mengunci papan bekisting yang sudah diukur
dengan palu

Gambar 3.15 Palu


4. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pemasangan besi beton :
5. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pengecoran kolom :
a. Sekop atau pacul

40
Sekop atau pacul digunakan untuk mengankut pasir dan mengangkut beton
kedalam ember.

Gambar 3.16 Sekop Atau Pacul


b. Strika beton/cetok

Gambar 3.17 Strika Beton/Cetok


Alat ini merupakan sebuah batang besi yang telah diukur untuk mengukur
tebal beton
c. Ember
ember beton digunakan untuk mengangkat pasir dan beton

Gambar 3.18 Ember

d. Molen
Molen berfungsi sebagai alat atau mesin mixing agregat sehingga menjadi
beton

41
Gambar 3.19 Molen
e. Besi pemadatan beton
Padat. Sebuah batang besi yang digunakan untuk menumbuk beton
sehingga beton menjadi
f. Tangga darurat
Sebagai landasan pijak pada jalur pengangkutan beton

Gambar 3.20 Tangga Darurat


g. Papan yang dibuat kotak segiempat untuk penuangan campuran beton
sebuah papan kotak yang dibuat agar pada saat penuangan, beton tidak
bercecer dan tidak tumpah.

42
BAB IV
ESTIMASI BIAYA DAN TIME SCHEDULE

4.1. Perhitungan Volume Dinding Dan Kolom

4.1.1. Material Atau Bahan


Bahan bangunan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi di dalam
mendirikan atau membuat suatu bangunan. Pemilihan bahan-bahan tersebut harus
Bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pasangan dinding dan kolom baik yang
termasuk material pokok atau material Bantu dapat di list sebagai berikut:
a. Portland cement / semen (bosowa) merupakan bahan perekat pada adukan
yang selanjutnya digunakan untuk merangkai pasangan dinding dan
pengecoran kolom.
b. Pasir adalah bahan bahan bagunaan yang bayak dipergunakan dari struktur
paling bawah hingga paling atas dalam bangunan.Baik sebagai pasir uruk,
adukan hinga campuran beton.
c. Kerikil/koral untuk campuran adukan beton pada kolom dll.
d. Pada umunya besi polos di gunakan sebagai tulangan beton, di tempat
peraktek lapangan mengunakan besi polos dengan diameter 10 mm.Dan besi
diameter 8 sebagai tulangan pembantu dan diameter 6 mm digunakan
sebagai sengkang/begel.
e. Triplek 9 mm digunakan untuk membuat bagisting pengecoran kolom dll.
f. Usuk 5/7 digunakan untuk membuat bagisting pengecoran kolom dll.
g. Material Bantu seperti paku, kawat bendrat, benang ukur, papan boplank dll.
h. Benar- benar mendapat perhatian demi kelancaran pelaksanaan
pembangunan dan mendapatkan kualitas bangunan yang baik.

Material yang diperlukan dalam Pembangunan PT Rajaland Property Indonesia


Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang Jawa Timur adalah Kayu digunakan
untuk membantu pembangunan kontruksi baik sebagai penyangga
cetakan/begisting ataupun sebagai pijakan. Kayu yang dipakai harus pada kondisi
yang baik, tidak cacat dan tidak lapuk. Pada proyek ini kayu digunakan sebagai

43
perancah dan penguat begisting. Karena hanya sebagai alat Bantu dalam
pengrjaan kontruksi.

4.1.2. Perhitungan Volume dinding rumah dalam m2


1) Volume dinding
Volume dinding = luas dinding keseluruhan - luas pintu dan jendela dan kolom
a. Total panjang dinding
 Tinggi 4m = A+B+C+D+C+F+G+H+I+J+K+L+M
= 8+2+3+1,5+2,9+1,5+2,5+2,25+2+1,5+1,5+3+2,5
= 34,15 m
b. Luas dinding keseluruhan
 Tinggi 4m =34,15m x 4m
 Total luas dinding = 136,6 m2
c. Luas pintu jendela dan kolom
 Pintu jendela ruang tamu = (2,5 x 1,8) +(2,5 x 1,5 = 8,25 m2
 Pintu kamar =2,16 x 0,92 =1,98 m2
 Pintu kamar mandi/wc = 2,10 x 0,70 =1,47 m2
 Jendela samping = 2,5 x 0,60 = 1,5 m2
 Jendela depan =2,5 x 1,25 =3,12 m2
 Kolom utama = 0,30 x 4 x 11 = 13,2 m2
 Kolom praktis =0,15 x 4 x 8 = 4,8 m2
d. Total luas pintu jendela dan kolom =8,25+1,98+1,47+1,5+3,12+13,2+4,8
= 34,32 m2
=136,6 - 34,32
 Luas dinding = 102,28 m2
Jadi luas dinding pada gambar rumah tersebut adalah 102,28 m2

Analisa harga satuan SNI 6897:2008 No.6.12 mengimfirmasikan bahwa


memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5x11x22) ½ bata campuran spesi 1
PC : Pasir pasang membutuhkan material
 Bata merah = 70 buah
 Pasir pasang = 0,05 m3

44
 Semen =6,5 kg
Jadi untuk pemasangan dinding batu bata dengan volume m2 memerlukan
sebagai berikut:
 Bata merah = 70 buah x 102,28 m2
= 7.159,6 bh
 Pasir pasang = 0,05 x 102,28 m3
= 5,114 m3
 Semen = 6,5 kg x 102,28 m2
= 664,82/ 40
=16,6 Sak
2) perhitungan volume kolom
a. kolom utama ukuran 30/15 dan kolom praktis 15/15
Rumus = panjang kolom x lebar kolom x tinggi kolom x jumlah kolom
1. Volume kolom utama 30/15
= 0,30 x 0,15 x 4
= 0,18 m3 x 11 bh
=1,98 m3
2. Volume kolom praktis 15/15
= 0,15 x 0,15 x 4
= 0,09 m3 x 8 bh
= 0,72 m3
Jumlah volume kolom utama dan kolom praktis
= 1,98 + 0,72
= 2,7 m3
b. Jumlah tulangan kolom
Jumlah tulangan kolom x tinggi kolom x jumlah kolom
 Jumlah tulangan berdiameter (d 10 mm)
= 4 x4 x 19 bh
= 304 m
 Tulangan pembantu berdiameter (d 8 mm)
= 2 x 4 x 11 bh
= 88 m

45
c. Jumlah besi sengkang/begel (d 6 mm) dengan jarak sengkang/begel 15 cm
 Kolom utama = 30 +30+ 15 + 15 + 6
= 96 cm
= 4/0,15
=26 x 96
=2496 di bulatkan menjadi 25 m
= 25 x 11 kolom
=275/12
=23 batang
 Kolom praktis = 15x 15 x 15 15 +6
= 66 cm
= 4/0,15
= 26 x 66
=17 m x 8 kolom
=136/12
= 11 batang

d. Volume Begisting Kolom

Volume Begisting Kolom Utama 30/15


= 30 + 15 + 15 +30 cm
= 90 cm
= 0,9 x 4m
= 3,6 x 11 kolom
= 39,6 m2
Volume Begisting Kolom praktis 15/15
=15 +15+15+15
= 60 cm
= 0,6 x 4m
= 2,4 x 8 kolom
= 19,2 m2
Jumlah volume kolom 39,8 + 19,2 = 59 m2
Jumlah kebutuhan multi triplek untuk begisting kolom

46
= 59 m2 : 2,88 m2
=20,48 lembar = 21 lembar

Tabel 2. Perhitungan bahan pekerjaan kolom


Proporsi campuran beton mutu k. 175 –beton f,c14,5 MPa
N
o
Jenis Bahan Satuan Jumlah Volume
880,2 Sak = 22
Kebutuhan Semen
1 Kg 326 Sak
2 Kebutuhan Pasir M3 760 2,052 M3
3 Kebutuhan Split/Kerikil M3 1029 2,78 M3
4 Kebutuhan Besi Tulangan Utama D 10 M 304 25 Batang
5 Kebuthan Besi Btulangan Bantu D 8 M 88 7 Batang
6 Kebuthan Besi Begel D 6 411 34 Batang

4.2. Analisa Satuan Harga Pekerjaan (ASHP)

Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu Cara perhitungan harga satuan
pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan,
upah kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan
pekerja dan harga sewa / beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan
konstruksi. Analisa harga satuan pekerjaan ini dipengaruhi oleh angka koefisien
yang menunjukkan nilai satuan bahan/material, nilai satuan alat, dan nilai satuan
upahtenaga kerja ataupun satuan pekerjaan yang dapat digunakan sebagai
acuan/panduan untuk merencanakan atau mengendalikan biaya suatu pekerjaan.
Yang dimaksud dengan harga satuan pekerjaan adalah jumlah bahan dan upah
tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan didapat dari pasaran,
dikumpulkan dalam suatu daftar yang dinamakan Daftar Satuan Bahan, sedangkan
upah tenaga kerja didapatkan di lokasi dan dikumpulkan dan dicatat dalam suatu
daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Upah.

4.2.1. Analisa harga satuan pekerjaan dinding


Tabel 3. analisa harga pekerjaan dinding
No Jenis Pekerjaan Volume Satuan Harga Satuan Jumlah Harga

47
1 Bata Merah 7.159 Buah Rp.1.200.00 8.590.800
2 Semen 17 Sak Rp.58.000.00 986.000

2 Pasir 5,11 M3 Rp.139.000 710.290


3 Benang 1 Gulung Rp.10.000 10.000
4 Paku 1 Kg Rp.17.000 17.000
5 Pekerja 10 Oh Rp.80.000 800.000
6 Kepala Tukang 1 Oh Rp.110.000 110.000

7 Mandor 1 Oh Rp.150.000 150.000


Jumlah 11.356.090

4.2.2. Analisa harga satuan pekerjaan kolom


Tabel 4. analisa harga pekerjaan kolom
N Harga
Jenis pekerjaan Satuan Jumlah harga
o Volume satuan
1 Pekerjaan bekisting
Lemba
1.pemasangan tripleks Rp. 118.000 Rp. 2.478.000
21 r
2.paku 5-10 cm 2 Kg Rp. 17.000 Rp. 34.000
3.pekerja 6 Oh Rp. 80.000 Rp. 480.000
4.kepala tukang 1 Oh Rp. 110.000 Rp. 110.000
5.mandor 1 Oh Rp. 150.000 Rp. 150.000
Jumlah Rp3.252.000
2 Pekerjaan pembesian
1.besi Ø 10 Batang Rp. 50.000 Rp. 1.250.000
25
2.besi Ø 8 7 Batang Rp. 45.000 Rp. 315.000
3.besi beton Ø 6(begel) 34 Batang Rp. 38.000 Rp. 1.292.000
4.kawat beton (bendrat) 3 Kg Rp. 15.000 Rp. 75.000
5.pekerja 5 Oh Rp. 80.000 Rp. 400.000
6.kepala tukang 1 Oh Rp. 110.000 Rp. 110.000
7.mandor 1 Oh Rp. 150.000 Rp. 150.000
Jumlah Rp. 3.593.000
Pekerjaan pengecoran
3
kolom
1.semen portland 40 kg 22 Zak Rp. 58.000 Rp. 1.276.000
2.pasir 2,02 m³ Rp. 139.000 Rp. 280.778
3.kerikil 2,78 m³ Rp. 183.000 Rp. 508.74

48
4.pekerja 15 Oh Rp. 80.000 Rp. 1.200.000
5.kepala tukang 1 Oh Rp. 110.000 Rp. 110.000
6.mandor 1 Oh Rp. 150.000 Rp. 150.000
Jusmlah Rp. 3.067.652
4 Peralatan
Rp.
1.molen Unit Rp. 9.000.000
1 9.000.000
2.gerobak sorong 3 Unit Rp. 450.000 Rp. 1.350.000
3.ember 20 Buah Rp. 9.000 Rp. 180.000
4.cetok 5 Buah Rp. 29.500 Rp. 147.500
Jumlah Rp. 10.677.500
Jumlah total biaya
Rp. 20.590.152
pengerjaan kolom
Sumber:PT Rajaland Property Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

49
Https;//Smartbeauty22.Blogspot.Co.Id/2012/01/Pengaplikasikan-Pondasi-Cakar
Ayam Dalam .Html, Diakses Pada Tanggal 25 Desember 2015

Pondasi/Metode-Pelaksanaan-Pondasi Cakar Ayam Https://Www.Ilmutekniksipil.


Com/TeknikNandan_Supriatna/Kb_D3pondasi Pend.Teknik_Sipil/1960122
41991011Http://Jurnal.Itats.Ac.Id/WpContent/Uploads/
2015/10/16.Makalah-Harris-Sipil-Done.Pdf

Http://Psbtik.Smkn1cms.Net/Bangunan/Teknik_Bangunan_Gedung/
Teknik_Konstruksi_ Angunan/Memasang_Pondasi_Pondasi Cakar Ayam Pdf..

Ahadi. (2013, May 27). Rab Rencana Anggaran Biaya Proyek Pembangunan.
Ilmusipil.Com, Pp. Http://Www.Ilmusipil.Com/Rap-Rencana-Anggaran-
Biaya-Proyek-Pembangunan.

Departemen Pekerjaan Umum. Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang


Menurut Sksni-T15-1993-2003. Ervianto, W. (2007). Cara Tepat
Menghitung Biaya Bangunan. Jogjakarta: Andi.

Hanna, Awad S. (2004). “Conctere Formwork System“. Marcel Dekker. Inc,


University Of Wisconsin, New York Wigbout, F. (1997). “Bekisting (Kotak
Cetak) “. Pt. Erlangga, Jakarta

Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal Menurut Sksni-03-2834-


2000. Fadillah, G. S., Putri, R. A., Tudjono, S., Priastiwi, Y. A., Sipil, J. T.,

Teknik, F., & Diponegoro, U. (2017). Kajian Susut Beton Pada Struktur Beton
Bertulang Yang Cepat Bongkar Perancah Studi Kasus Gedung Ict Center
Universitas Diponegoro. Jurnal Karya Teknik Sipil, 6(2), 214– 227.

Mhd. Shafwan Koto. (2017). Fungsi Organisasi Dalam Manajemen Proyek.


Fungsi Organisasi Dalam Manajemen Proyek, 5(Februari), 9.

50

Anda mungkin juga menyukai