PENDAHULUAN
Pada bagian bab II ini akan banyak membahas mengenai berbagai macam syarat-syarat
administrasi dalam sebuah proyek dan juga akan membahas mengenai teknik pelaksanaan dalam
Proyek Pembangunan Gedung Hotel Harper.
Gambar 2.1 Situasi Lokasi Proyek, Akses Masuk, Penempatan Material Dan Los Kerja
Pekerjaan Scaffolding
Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Tulangan
Pekerjaan Pengecoran
Selesai
Pekerjaan Scaffolding
Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Tulangan
Pekerjaan Pengecoran
Selesai
e) Pekerjaan Pengecoran
Sebelum pengecoran dilakukan, lokasi pengecoran pelat perlu dibersihkan terlebih
dahulu. Selain dibersihkan, dilakukan juga penyiraman dengan air.
Pengecoran dilaksanakan dengan menggunakan beton mutu K-250. Pengecoran
dikerjakan dengan menggunakan concrete pump. Alat-alat yang digunakan oleh tukang
adalah sendok semen, cangkul, sekop, alat perataan beton, dan seterika kayu. Dalam
pelaksanaan pengecoran di lapangan, setiap beton yang digunakan dari readymix,
dilakukan pengujian slump. Pengujian slump dapat dilakukan selama proses pengecoran
Mulai
Pekerjaan Scaffolding
Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Tulangan
Pekerjaan Pengecoran
Selesai
2. Alat
Alat –alat yang digunakan antara lain :
a) Alat yang digunakan untuk pekerjaan pembesian: tang untuk pengikat kawat, gerinda
pemotong besi, meteran.
b) Alat yang digunakan untuuk pekerjaan bekisting: gergaji, gerinda pemotong kayu, palu,
paku.
c) Alat yang digunakan untuk pekerjaan pengecoran: concrete mixer, concrete pump,
ember cor, sekop, cangkul, vibro sebagai pengetar serta alat-alat penunjang yang lain.
c) Pekerjaan Bekisting
Bekisting kolom lantai 2 dibuat dengan ukuran yang sesuai dengan rencana.
Pekerjaan pembuatan rangka bekisting dikerjakan oleh tukang kayu setelah pekerjaan
pembesian pada tiap kolom selesai.
Pekerjaan bekisting dimulai dengan kayu usuk dan tripleks diukur lalu dipotong
sesuai ukuran. Tripleks lau direkatkan dengan kayu usuk dengan menggunakan paku.
Setiap sisi bekisting dikerjakan secara terpisah, setelah selesai mengerjakan setiap sisi
bekisting untuk satu jenis barulah diambil 3 sisi bekisting lalu disambungkan satu sama
lain.
Bekisting ini dibuat untuk semua kolom sesuai dengan dimensinya masing-masing.
Alat yang digunakan pada saat perakitan bekisting adalah gergaji, palu, paku, mistar
d) Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran menggunakan alat-alat seperti ember, sekop dan concrete mixer truck
dengan kapasitas 7 m3. Pengecoran dilakukan setelah semua bekisting kolom terpasang.
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan ready mix dengan mutu K-300 yang
diproduksi adalah PT. Sinar Bangun Mandiri.
Sesuai dengan pengamatan di lapangan, pekerjaan ini dilakukan dalam waktu 1
hari. Beton yang telah diproduksi dari pabrik dibawa ke tempat proyek dengan
menggunakan concrete mixer truck dan kemudian dipompa oleh mobil concrete pump.
Berdasarkan pengamatan di lapangan tidak dilakukan pengambilan sampel untuk uji
slump.
Mulai
Pekerjaan Scaffolding
Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Tulangan
Pekerjaan Pengecoran
Selesai
e) Pekerjaan Pengecoran
Sebelum pengecoran dilakukan, lokasi pengecoran pelat perlu dibersihkan terlebih
dahulu. Selain dibersihkan, dilakukan juga penyiraman dengan air.
Pengecoran dilaksanakan dengan menggunakan beton mutu K-300. Pengecoran
dikerjakan dengan menggunakan concrete pump. Alat-alat yang digunakan oleh tukang
adalah sendok semen, cangkul, sekop, alat perataan beton, dan seterika kayu. Dalam
pelaksanaan pengecoran di lapangan, setiap beton yang digunakan dari readymix,
4. Rompi Safety
Rompi sebagai komponen ADP yang baik adalah yang berbahan polyester dan mampu memantulkan
cahay akarena telah didesain secara khusus dengan tambahan reflector. Fungsi utama menggunakan
6. Sarung Tangan/Gloves
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari apai, suhu panas atau dingin, radiasi, arus
listrik, bahan kimia, benturan atau pukulan, tergores benda tajam atau infeksi. Sarung tangan terbuata dari
material yang beraneka ragam. Sarung tangan yang paling sering diapaki pekerja konstruksi adalah sarung
tangan berbhan dasar katun seperti yang terlihat pada gambar 4.6 dibawah ini
Berdasarkan Pekerjaan pembongkaran beksiting plat, dapat dilihat tidak terdapat alat pelindung diri seperti
helm keselamatan, sepatu pelindung, masker, dan sarung tangan pada saat pembongkaran bekisting balok
dan pelat lantai 4 pada proyek ini. Dapat dilihat pada gambar 4.11 dibawah ini :
Gambar 4.11 orang yang tidak menggunakan ADP saat pembongkaran bekisting
Berdasarkan gambar Pekerjaan Pengecoran, ada seorang pekerja yang memakai alat pelindung diri berupa
sepatu boot dan sarung tangan, namun dapat dilihat pekerja yang lain tidak memakai alat pelindung diri
seperti helm keselamatan, sepatu pelindung (sepatu boot), masker, dan sarung tangan dalam pekerjaan
pengecoran pada proyek ini. Dapat dilihat pada gambar 4.12 dibawah ini :
5.2 Saran
Pada proyek Pembangunan Hotel Harper, terdapat beberapa kekurangan selama pelaksanaan
pekerjaan. Untuk itu, penulis memberikan beberapa hal berikut sebagai saran:
1. Sebaiknya para pekerja menggunakan perlengkapan kerja seperti helm pengaman, baju kerja,
sepatu boot, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan keselamatan kerja pekerja (Manajemen
K3).
2. Harus ada koordinasi yang baik antara semua pihak yang terlibat dalam proyek sehingga tidak
menghambat pelaksanaan pekerjaan.
3. Perlunya persiapan sember daya konstruksi sebelum proyek dilaksanakan seperti material, alat dan
pekerja. Kurangnya sumber daya ini dapat menghambat pelaksanaan karena mengakibatkan
keterlambatan dalam menyelesaikan proyek