Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seiring dengan tujuan lembaga pendidikan yakni menjadikan mahasiswa yang
profesional dan mampu bersaing secara nyata dalam dunia kerja, maka dengan dasar
tersebut lembaga pendidikan dituntut untuk memberikan mata kuliah wajib yakni kerja
praktek. Didalam kerja praktek ini mahasiswa dapat lebih mengetahui secara nyata
penerapan teori-teori yang diperoleh didalam perkuliahan. Dengan demikian, mahasiswa
dapat lebih terampil dan siap pakai setelah selesai dari perkuliahan ( setelah memperoleh
gelar sarjananya ).
Laporan Kerja Praktek ini juga mengacu kepada mata kuliah prioritas ( perminatan )
mahasiswa itu sendiri. Oleh karena itu, proyek yang dipilih adalah pembangunan gedung
bertingkat dikarenakan penulis berprioritas pada bidang struktur.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penulis memilih lokasi proyek adalah selain mata kuliah yang
berprioritas pada bidang struktur, lokasi proyek juga mudah dijangkau. Sehingga
memudahkan dalam meninjau ataupun melaksanakan tugas pengamatan pada lokasi
proyek tersebut.
Pemilihan proyek pembangunan gedung bertingkat ini bertujuan untuk mematangkan
konsep-konsep pembangunan struktur bangunan yang telah terlebih dahulu dipelajari
dalam perkuliahan, khususnya di bidang struktur.

1.3 SITUASI DAN KEADAAN SETEMPAT

- TOPOGRAFI
Keadaan topografi daerah pekerjaan adalah daerah dataran rata, yang akan memasuki
perencanaan bagian pondasi, pada perencanaan gedung lapangan tenis indoor.



- KONDISI GEOLOGIS
Kondisi geologis di area proyek tersebut terdiri dari tanah lempung yang relatif
kering.

- IKLIM DAN CUACA
Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan pada musim kemarau, tetapi masih terjadi hujan
dengan intensitas yang cukup tinggi pada hari pelaksanaan pekerjaan.

- SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA
Penduduk disekitar lokasi adalah campuran dari berbagai suku, ras, dan agama.
Kondisi keamanan daerah cenderung dalam keadaan kondusif dan aman. Mata
pencaharian penduduk sebagian berwirausaha, berdagang, dan pegawai negeri.
Perekonomian tergolong tinggi dan sedang.

- PERANAN PEMERINTAH DAERAH
Pemerintah daerah Kota Medan tidak terlalu berpengaruh didalam pelaksanaan
proyek ini.

1.4 SISTEMATIK PENULISAN

Penulisan ini dilaksanakan berpedoman kepada ketentuan/penuntun dari dosen
pembimbing yang bersangkutan dengan tetap mengacu kepada peraturan penyusunan
laporan Kerja Praktek yang dikeluarkan oleh Fakultas Teknik Program Study Sipil
Universitas HKBP Nommensen Medan, dimana bertujuan agar diperoleh keseragaman isi
dan metode penulisan. Tahapan penyusunan laporan Kerja Praktek yang dimaksud adalah
antara lain :
a. Proses tender dan persyaratannya
b. Manajemen Proyek
c. Metode pelaksana
d. Kegiatan proyek selama Kerja Praktek
e. Bahan bahan dan peralatan yang dipakai
f. Masalah masalah yang dihadapi dalam proyek
g. Kontrol perhitungan konstruksi ( Pondasi )
h. Kesimpulan dan saran
i. Lampiran lampiran dalam kegiatan kerja praktek
Selama penulisan laporan Kerja Praktek penulis mendapat pengarahan dari dosen yang
bersangkutan hingga akhir keseluruhannya dapat tertuang dalam tulisan dengan lengkap
data data yang dikeluarkan oleh pihak dimana Kerja Praktek berlangsung/berjalan.






















BAB II
DATA DATA PROYEK
PROSES TENDER DAN PERSYARATANNYA

2.1 DATA DATA PROYEK

2.1.1 NAMA PROYEK

Proyek yang sedang berlangsung, dimana para praktikan (penulis) melaksanakan
kerja praktek adalah proyek pembangunan LAPANGAN TENNIS INDOOR.

Adapun data data umum proyek adalah :
- Nama Proyek : Proyek Perencanaan Gedung Tennis Indoor PTPN IV
- Lokasi Proyek : Jl. Amal, MEDAN SUNGGAL
- Pengguna Jasa : PT HARWANA CONSULTANT
- Kontraktor Utama : PT HARWANA CONSULTANT
- Konsultan Perencana : PT TRP (Divisi Teknik)
- Konsultan Supervise : PT TRP (Divisi Teknik)

2.1.2 WAKTU PELAKSANAAN

Pelaksanaan pembangunan gedung ini membutuhkan waktu kira kira 240 hari,
proyek ini berjalan sejak September 2012 dan proyek ini diharapkan dapat selesai sesuai
dengan waktu yang direncanakan sehingga tidak mengganggu kepada hal hal yang
menyangkut orang banyak. Waktu pelaksanaan proyek pembangunan lapangan tennis indoor
ini meliputi beberapa hal antara lain perencanaan bangunan/konstruksi, investigasi tanah,
pondasi, bangunan struktur bawah dan bangunan struktur atas.

2.1.3 NILAI PROYEK

Berhubung proyek ini adalah proyek dengan penunjukan langsung dan tidak ada
proses lelang, maka tidak diketahui jumlah dana yang dipakai dalam proyek pembangunan
ini. Yang mengetahui hanya dari pihak pemilik pembangunan yakni PT Timur Raya Persada,
sedangkan kontraktor hanya diberi upah kerja.
2.1.4 PEMILIK PROYEK

Pemilik proyek adalah PT Timur Raya Persada.

Pemilik proyek mempunyai kewajiban sebagai berikut yaitu memberikan tugas
kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang diuraikan dalam pasal pasal
rencana kerja dan syarat sesuai dengan gambar kerja, berita acara penjelasan, maupun berita
acara klasifikasi menurut syarat syarat teknis sampai pekerjaan seluruhnya berjalan dengan
baik.

Pemilik proyek memberikan keterangan kepada kontraktor mengenai pekerjaan
sejelas jelasnya dan harus menyediakan segala gambar kerja, buku rencana kerja, dan syarat
yang diperlukan untuk pelaksanaan dengan baik.

Saat kontraktor menemukan suatu ketidaksamaan atau penyimpangan antara gambar
kerja, rencana kerja, dan syarat syarat lainnya, maka kontraktor dengan segera
memberitahukan kepada pemberi tugas secara tertulis uraian ketidaksamaan atau
penyimpangan itu dan pemberi tugas mengeluarkan petunjuk mengenai hal itu.

2.1.5 PEMIMPIN PROYEK

Pemimpin proyek adalah seorang ahli yang ditunjuk oleh pemilik proyek yang
dibantu oleh staf pelaksana dalam pelaksanaan pembangunan ruko ini. Pemimpin proyek
(Project Manager) dengan direksi yang dimaksud adalah pemimpin proyek dan staf pelaksana
yang bertindak untuk dan atas nama pemberi tugas.

2.1.6 KONSULTAN PERENCANA

Konsultan perencana yaitu perorangan, perkumpulan, atau badan hukum yang ahli
dalam bidang perencanaan. Dalam proyek ini, yang menjadi konsultan perencana adalah PT
TRP (Divisi Teknik).

Tugas dan wewenang konsultan perencana adalah : Perencana secara menunggu di
lapangan untuk melihat kemajuan kemajuan pekerjaan dan ikut serta menilai kuallitas
pekerjaan yang dilakukan kontraktor agar tidak menyimpang dari ketentuan dalam dokumen
kontrak.


- Perencana memberikan konsultasi mengenai hal hal estetis/arsitektural, fungsional,
struktural saat terdapat keragu-raguan atas ketentuan dalam dokumen kontrak melalui
direksi lapangan.
- Perencana meminta pemeriksaaan pengujian pekerjaan sesuai dengan isi dokumen
kontrak melalui direksi lapangan.
- Perencana memberikan penjelasan lanjut tentang isi dokumen kontrak sebagai
instruksi kepada kontraktor melalui direksi lapangan.

2.1.7 KONTRAKTOR

Kontraktor adalah perseorangan atau perkumpulan ataupun badan hukum yang
mengerjakan pekerjaan menurut syarat syarat yang telah ditetapkan dengan dasar imbalan
pembayaran menurut jumlah tertentu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Pada
proyek pembangunan LAPANGAN TENNIS INDOOR yang menjadi kontaktor adalah PT
HARWANA CONSULTANT.

Tugas, kewajiban, dan hak kontraktor adalah :
Kontraktor menunjuk Manager Project sebagai wakil penuh dalam
perusahaannya untuk menyelesaikan masalah masalahnya berkenan dengan
pelaksanaan pekerjaan dalam hal manajemen proyek.
Kontraktor menempatkan Site Manager yang bertanggung jawab dan
mempunyai kuasa penuh atas pelaksanaan pekerjaan dalam hal tersebut.
Kontraktor menanggung biaya pembuatan dokumen kontrak termasuk
gambar kontrak dan wajib menyediakan satu set dokumen kontrak dilapangan
untuk digunakan sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor tidak
diperbolehkan melaksanakan pekerjaan tanpa kelengkapan dokumen kontrak.
Kontraktor menjamin pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan
peraturan dalam dokumen kontrak. Kontraktor wajib meneliti dokumen
kontrak saat terdapat perbedaan perbedaan yang dapat membawa akibat
terhadap segi konstruksi, arsitektural, fungsi, teknik, baik menyangkut segi
kemudahan pelaksanaan, pelayanan (operator), maupun perawatan
(maintenance) atau pembiayaan, kontraktor memberitahukan kepada direksi
lapangan/konsultan pengawas yang akan menetapkan kebijakan yang akan
diambil.
Kontraktor mengindahkan petunjuk, teguran, dan perintah tertulis dari direksi
lapangan.
Kontraktor bertanggungjawab atas perawatan, pengawasan, dan penjagaan
keamanan fisik dan teknis selama dan dalam hubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan, sejak mulainya pelaksanaan pekerjaan sampai dengan penyerahan
pekerjaan/proyek.
Kontraktor menyediakan kemudahan dan fasilitas bagi pemberi tugas, direksi
lapangan dan perencana untuk bebas memasuki dan mengunjungi
tapak/lokasi selama pembangunan.
Kontraktor hadir dalam setiap rapat pertemuan, rapat koordinasi proyek dan
atau rapat lain yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor memberitahukan tepat pada waktunya pada direksi lapangan,
persiapan atau pengaturan tanggal pemeriksaan dokumen kontrak atau
peraturan mensyaratkan suatu pekerjaan untuk disetujui, sehingga direksi
lapangan apat melakukan pemeriksaan atau pengujian tersebut dengan baik.
Kontraktor bertanggungjawab atas semua biaya pemeriksaan dan pengujian
yang disebutkan dalam dokumen kontrak.
Kontraktor melakukan perbaikan perbaikan atas kerusakan atau kurang
sempurnanya pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan pembangunan.
Semua biaya perbaikan pekerjaan tersebut diatas ditanggung oleh kontraktor.

2.1.8 KONSULTAN PENGAWAS (DIREKSI LAPANGAN)

Konsultan pengawas adalah perseorangan, beberapa orang, ataupun badan hokum
yang melaksanakan manajemen konstruksi atau badan pengawas bangunan. Badan pengawas
lapangan diangkat oleh pemimpin proyek yang mewakili direksi dalam melaksanakan tugas
sehari hari di lapangan. Pada proyek ini yang menjadi konsultan pengawas adalah pemilik
proyek sendiri yakni PT Timur Raya Persada.

Tugas, kewajiban, dan hak konsultan pengawas :
Konsultan pengawas menjalankan tugas pengawasan dan pengendalian
selama pelaksanaan pekerjaan keseluruhan, dan penasehat bagi pemberi
tugas.
Konsultan pengawas menempatkan tenaga ahli dalam masing masing
bidang yang dibutuhkan dilapangan dan bertindak sebagai direksi dan
koordinator pelaksanaan proyek dilapangan.
Konsultan pengawas mengawasi pelaksanaan pembangunan yang
menyangkut pengendalian aspek kualitas dan kuantitas (Quality and Quantity
control) dan penyesuaian dengan jadwal pelaksanaan yang diajukan
kontraktor dan telah disetujui oleh konsultan pengawas.
Konsultan pengawas memegang teguh peraturan peraturan yang berlaku
pada pelaksanaan pembangunan dan memberi petunjuk supaya pelaksanaan
pekerjaan pembangunan mengikuti dan sesuai dengan dokumen kontrak yang
telah disepakati.
Konsultan pengawas menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen
kontrak dan memerintahkan pemeriksaan khusus terhadap bagian pekerjaan
tertentu yang meragukan atas biaya kontraktor.
Konsultan pengawas menilai kinerja kontraktor dan pegawai pegawainya
atau orang orang lain dalam melaksanakan dan menolak seseorang dari
pihak kontraktor yang dinilai menghambat kelancaran pelaksanaan pekerjaan
pembangunan.
Konsultan pengawas menghentikan sementara pekerjaan pada keadaan
tertentu saat terdapat penyimpangan penyimpangan dari peraturan
peraturan yang berlaku dan atau dokumen kontrak yang disepakati.
Konsultan pengawas menandatangani berita acara pemeriksaan/kemajuan
pekerjaan, setelah selesainya pekerjaan dan penyerahan pekerjaan
pembangunan tersebut.

Konsultan pengawas membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan dalam rangka
penyusunan laporan berkala mengenai kemajuan pekerjaan dari permulaan pelaksanaan
hingga selesai atau penyerahan kedua.


2.2 PROSES TENDER DAN PERSYARATANNYA

2.2.1 PENGERTIAN TENDER

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan kebutuhan manusia dalam segi kualitas
dan kuantitas suatu konstruksi, maka peningkatan jumlah kontraktor yang akan berperan
dalam pemenuhan kebutuhan tersebut juga semakin bertambah. Sehingga untuk mendapatkan
penyedia jasa konstruksi baik dibidang perencanaan (konsultan perencana), pelaksana
(kontraktor), maupun dibidang pengawasan yang tidak menyimpang dari prinsip prinsip
ekonomis, tepat waktu, dan kualitas maka perlu dibuat suatu prosedur. Prosedur tersebut
adalah tender atau lelang, sehingga dapat mewujudkan suatu hasil konstruksi yang
memuaskan dan meyakinkan.

Dapat disimpulkan bahwa tender adalah suatu penawaran untuk melaksanakan suatu
proyek dari pemilik proyek (owner) kepada para kontraktor sebagai calon pelaksana proyek
yang akan ditenderkan dengan tujuan untuk mendapatkan kontraktor dengan penawaran
bersaing dang menghasilkan suatu konstruksi yang akan dicapai atau sesuai dengan keinginan
pemilik proyek (owner).

Dalam tender, tidak dapat dipastikan bahwa kontraktor yang mengajukan rencana
anggaran biaya terendah untuk melaksanakan suatu proyek yang akan memenangkan tender,
tetapi faktor faktor yang lain juga digunakan sebagai bahan pertimbangan, antara lain nama
baik yang disandang oleh kontraktor, bonafitas, modal, teknologi peralatan yang dimiliki, dan
tenaga ahli yang dimiliki oleh suatu perusahaan kontraktor peserta tender.

2.2.2 JENIS JENIS PROSES TENDER

Beberapa jenis proses tender yang umum digunakan oleh para pemilik proyek
(owner), antara lain :

1. Tender umum/terbuka (open tender)
Yaitu tender yang diumumkan secara luas dimedia massa tentang proyek yang akan
dilelangkan (ditenderkan), sekaligus pengumuman tersebut sebagai undangan bagi semua
kontraktor yang berminat untuk ikut dalam proses tender. Sistem penentuan pemenang
tender tidak berpatokan kepada harga terendah, karena kontrktor memasukkan penawaran
harus diteliti terlebih dahulu kemampuan dana yang dimilkinya, bonafitas, modal kerja,
keahlian, dan pengalaman yang dimiliki oleh kontraktor yang bersangkutan.

2. Tender terbatas (limited tender)
Tender jenis ini juga harus diumumkan melalui media massa. Kontraktor yang ingin ikut
terlebih dahulu diseleksi berdasarkan persyaratan persyaratan yang ditentukan oleh
panitia lelang atau pemilik proyek (owner). Bagi peserta lelang atau pelaksana
(kontraktor) yang memenuhi persyaratan lelang akan diundang untuk mengikuti tender
yang dimaksud. Dalam jenis tender ini, cara penentuan pemenang tender pada umumnya
adalah penawaran terendah, karena para peserta lelang atau pelaksana (kontraktor) telah
diseleksi berdasarkan persyaratan persyaratan sehingga proyek dapat dikerjakan dengan
kualitas yang baik dan biaya yang paling ekonomis. Penawaran terendah kemungkinan
tidak terpilih sebagai pemenang tender bila terdapat kesalahan dalam dokumen
penawarannya yang dianggap dapat berakibat sangat fatal bila proyek dilaksanakan oleh
kontraktor yang bersangkutan.

3. Tender dibawah tangan (under hand tender)
Tender jenis ini terutama dang sering dipakai pada proyek berskala kecil ataupun pada
proyek yang memerlukan spesialisasi kontraktor tertentu. Dalam hal ini, panitia lelang
ataupun pemilik proyek (owner) hanya perlu mengambil data data dari beberapa
kontraktor rekanan yang sudah dikenal baik. Yang meliputi kemampuan kontraktor
ataupun pernah melakukan pekerjaan sejenis dan dinilai oleh panitia bahwa hasil yang
dicapai sangat memuaskan. Setelah panitia lelang mempertimbangkan dengan seksama,
panitia menunjuk salah satu kontraktor rekanan dan menanyakan kesediaannya untuk
melaksanakan proyek yang dimaksud dan sekaligus diadakan penawaran dana yang akan
dibutuhkan untuk pelaksanaan konstruksi. Sistem tender ini biasanya memiliki
keselamatan dalam hal efisiensi dana karena panitia lelang tidak dapat membandingkan
penawaran penawaran yang ada, sehingga harga pelaksanaan tidak menjadi ekonomis.

Pada proyek pengerjaan LAPANGAN TENNIS INDOOR Medan, proses tender
dilaksanakan dengan cara tender dibawah tangan (under hand tender). Dalam hal ini pemilik
proyek (owner) menugaskan dan mempercayai pengerjaan proyek tersebut kepada PT
HARWANA CONSULTANT yang dinilai cukup baik kemampuannya dalam bidang
pengerjaan pondasi dan kegiatan upper structure, sehingga dalam hal ini dapat dikatakan PT
HARWANA CONSULTANT berperan sebagai kontraktor.

2.2.3 PERSYARATAN DALAM MENGIKUTI PROSES TENDER

Persyaratan bagi peserta lelang yang akan mengikuti suatu pelelangan proyek antara
lain :

1. Kontraktor yang boleh mengikuti tender adalah kontraktor yang memenuhi syarat untuk
pekerjaan yang dilelangkan dan diundang oleh panitia lelang atau pemilik proyek
(owner).
2. Kontraktor yang tidak boleh mengikuti tender adalah kontraktor yang tidak diundang,
yang dinyatakan Failed oleh pihak Bank dan yang tidak memenuhi syarat dari pekerjaan
yang akan ditenderkan.

Setelah para kontraktor diundang untuk mengikuti proses tender dan telah mengerti
akan spesifikasi serta gambar gambar kerja dari suatu proyek, maka kontraktor dapat
menyusun rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek tersebut.

Bentuk penawaran tersebut diajukan kepada panitia lelang bersama dengan bukti
bukti bahwa perusahaan kontraktor tersebut benar benar ada dan sah menurut hukum, hal ini
berguna untuk kelangsungan dan jaminan pelaksanaan proyek tersebut.

Adapun berkas berkas yang diikutsertakan dalam penawaran suatu proyek, antara
lain :
Surat keterangan Bank
Surat jaminan Bank
Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
Surat penawaran harga
Time schedule pekerjaan (bar chart)
Network planning
Daftar pengalaman kerja selama 2 tahun terakhir
Surat izin usaha dari departemen perdagangan yang masih berlaku
Neraca perusahaan terakhir
Daftar susunan modal
Akte notaris tentang pendirian perusahaan
Prakualifikasi dari Gubernur setempat yang masih berlaku
Daftar susunan staf ahli

2.2.4 PROSEDUR DAN PROSES TENDER

Prosedur dan proses tender yang akan dilalui untuk mendapatkan pemenang dari
suatu pelelangan antara lain :
1. Pembentukan panitia lelang
Panitia lelang dibentuk oleh pemilik proyek (owner) atau oleh pimpinan proyek
(pimpro) sebagai wakil dari pemilik. Keanggotaan panitia minimal berjumlah 5
orang yang terdiri dari perencana, penanggungjawab keuangan,
penanggungjawab perlengkapan, penanggungjawab administrasi, dan teknisi
khusus.
2. Penyiapan dokumen lelang
Yaitu dokumen yang diperlukan atau digunakan untuk lelang yang disiapkan oleh
panitia.
3. Undangan terhadap peserta lelang
Untuk tender terbatas, dilakukan penelitian terhadap rekanan yang akan diundang
untuk mengikuti tender, kemudian pihak panitia tender akan mengundang para
kontraktor yang cukup baik.
4. Pengambilan dokumen lelang
Pengambilan dokumen lelang sekaligus juga merupakan pendaftaran peserta
lelang.
5. Penjelasan pekerjaan (aunweijing)
Selang beberapa waktu setelah masa pengambilan dokumen lelang selesai, maka
diadakan pertemuan rapat antara peserta lelang yang telah mengambil dokumen
lelang dengan panitia lelang. Pertemuan tersebut untuk menjelaskan kepada calon
peserta lelang tentang lingkup pekerjaan dan hal lain yang dianggap perlu dan
kurang jelas bagi peserta lelang. Pada aunweijing juga dilakukan peninjauan
proyek untuk mengetahui areal proyek yang akan dilelangkan.
6. Pemasukan/penyerahan dokumen
Setelah dilakukan perhitungan dan penyiapan persyaratan oleh rekanan, maka
dilakukan pemasukan penawaran.
7. Pembukaan dokumen penawaran
Setelah batas waktu pemasukan penawaran berakhir pada waktu yang sudah
ditentukan dilakukan pembukaan dokumen penawaran. Pembukaan dokumen
penawaran dilaksanakan dihadapan para peserta lelang, dilakukan pemeriksaan
evaluasi terhadap dokumen penawaran yang masuk dari peserta lelang.
8. Penetapan calon pemenang
Penetapan pemenang dilakukan setelah persyaratan administrasi dan teknis lulus
dan diperiksa penawaran harganya. Jika harga penawaran telah dianggap wajar
dan dalam batas tertentu sesuai harga standard yang ditetapkan, maka panitia
menetapkan peserta penawaran yang paling menguntungkan dalam arti :
a. Penawaran secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
b. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Penawaran tersebut adalah terendah diantara penawaran yang memenuhi
poin (a) dan (b).
9. Penetapan pemenang oleh pemilik proyek (owner) atau pejabat yang
bertanggungjawab, dimana pemenang diambil dari calon yang diusulkan oleh
panitia tender.



2.2.5 WAKTU PELAKSANAAN TENDER

Dalam hal ini, tidak pernah ada terjadi proses tender. PT HARWANA
CONSULTANT sebagai pemilik proyek sekaligus sebagai kontraktor dalam proyek ini. Hal
ini terjadi karena PT Timur Raya Persada adalah perusahaan property yang memiliki Divisi
Teknik untuk membangun property yang hendak mereka bangun dan pasarkan.




























BAB III
METODE PELAKSANAAN DAN
PENGADAAN ALAT & BAHAN

3.1 PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1.1 PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK

Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran, maka bersama dengan direksi ditentukan
terlebih dahulu titik BM yang mempunyai koordinat X,Y dan menjadi acuan elevasi atau
ketinggian untuk pekerjaan selanjutnya. Pada proses pengukuran, menggunakan peralatan
Theodolite, Waterpass, meteran, dan patok. Pada setiap titik yang telah diukur dipasang stake
out atau pematikan sesuai dengan gambar rencana atau ke peta lapangan dan juga
pemasangan bowplank pada jarak 1m dari titik terluar bangunan, supaya tidak mengganggu
pada pelaksanaan pekerjaan kemudian dibuatkan gambar kerja.

3.1.2 PEMBUATAN DIREKSI KEET

Direksi keet dibangun sebagai tempat bekerja bagi para staf, baik staf dari kontraktor,
pengawas maupun pemilik proyek di lapangan yang dilengkapi dengan ruang ruang kerja
staf, ruang rapat, ruang pimpinan, mushola, dan toilet dan dilengkapai dengan fasilitas meja
kerja, meja rapat, lemari file gambar, computer, printer, peralatan P3K, dan safety tools.
Seluruh fasilitas dan sarana yang dibangun untuk pekerjaan persiapan adalah sementara. Oleh
karena itu, design direksi keet tersebut juga dibuat tidak permanen. Namun demikian, tetap
harus mengutamakan kenyamanan dan persyaratan sebagai tempat kerja sebagaimana yang
dilakukan oleh PT Timur Raya Persada.

3.1.3 GUDANG KERJA, BARAK KERJA, DAN LOS KERJA

Bahan bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca, seperti semen dan
material finishing lainnya harus disimpan dalam tempat tertutup. Untuk itu, diperlukan tempat
penyimpanan yang disebut gudang. Sebagai tempat penyimpanan material, gudang harus
memenuhi berbagai persyaratan. Kondisinya harus dijaga agar tetap kering dan tidak lembab.
Karena kondisi gudang sangat mempengaruhi kualitas bahan yang disimpan. Penyimpanan
material seperti semen, harus diatur sedemikian rupa sehingga material yang datang lebih
dulu dapat diambil dan digunakan lebih awal.

Gudang berfungsi juga sebagai tempat penyimpanan peralatan ringan, seperti vibrator
untuk pemadatan beton, mesin genset, alat alat pengukuran (theodolit, waterpass, meteran),
alat alat untuk pekerjaan finishing (mesin potong keramik, mesin bor), serta berbagai
peralatan lainnya.

Barak sebagai tempat tinggal staf dan pekerja dibangun ataupun disewa tidak boleh
jauh dari lokasi proyek. Pembuatan base camp staf proyek dibuat terpisah dengan barak
pekerja dimana masing masing dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi, toilet, dapur, dan
fasilitas tambahan seperti fasilitas televisi maupun fasilitas olahraga.

Los kerja besi merupakan tempat untuk pemotongan maupun pembengkokan besi
beton sesuai gambar kerja (shop drawing) yang ada. Sementara itu, los kerja kayu digunakan
sebagai tempat pembuatan bekisting dan pekerjaan kayu lainnya. Bangunan untuk fasilitas ini
akan dibuat lepas tanpa dinding (los) dan diberi penutup atap agar para pekerja dapat bekerja
dengan nyaman.

3.1.4 PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK

Papan nama dibuat dari triplek 9mm 1 lembar, dicat putih (atau sesuai petunjuk
direksi) dan disablon dengan huruf huruf standar sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan. Pada papan nama tersebut tertera :
- Nama perusahaan
- Nama pemberi kerja
- Nama proyek
- Dan lain lain

Setelah dibuat dengan cat yang bersinar bila terkena cahaya, maka papan nama
tersebut dibawa ke lokasi proyek. Papan nama dipasang dengan dua buah kaso yang dipaku
ke papan nama tersebut. Cara memasangnya dengan memakai paku yang dipalukan dengan
memakai palu.

Pada tempat yang akan dipasang, digali terlebih dahulu dengan menggunakan linggis.
Papan nama yang telah dipaku ke kaso tadi, dipasang pada tanah yang telah digali. Tanah
galian tersebut kemudian dipadatkan.

3.1.5 DOKUMENTASI

Setelah dilakukan survey lapangan dan pemasangan papan nama, maka dilaksanakan
foto visual 0% pertama menggunakan color asa 200 dengan kamera. Pengamblan foto
diharuskan pada titik yang ditentukan oleh direksi, minimal dari satu titik pengambilan dan
titik tidak berubah ubah. Untuk selanjutnya pada pengambilan foto 50% dan 100% pun
dilakukan dari titik yang sama.

3.1.6 AIR KERJA DAN LISTRIK KERJA

Kebutuhan penerangan / tenaga listrik
Kebutuhan penerangan/tenaga listrik yang dimaksud adalah jumlah daya yang
diperlukan oleh kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi selama pelaksanaan
proyek.
- Penerangan
- Air Condition (AC)
- Peralatan kerja seperti : Tower crane, mesin potong keramik, bor, bar
bending, bar cutter, pompa air, dan lain lain.
- Peralatan kantor seperti : computer, plotter, mesin fotocopy, dan lain lain.

Jumlah daya listrik yang diperlukan harus memenuhi berbagai keperluan tersebut.
Sedangkan besar kecilnya daya listrik yang diperlukan tergantung pada besar kecilnya
fasilitas keja yang dibutuhkan untuk bangunan kantor maupun sarana pendukung lainnya.

Kebutuhan air kerja
Kebutuhan air kerja untuk keperluan proyek biasa diperoleh dari sumur bor atau PAM
(Perusahaan Air Minum). Air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan sebagai
berikut :
- Toilet di kantor proyek
- Pencucian kendaraan proyek, dump truck, concrete mixer, dan lainnya
- Perawatan beton (concrete curing), termasuk testing beton




3.1.7 PAGAR PENGAMAN PROYEK

Pembuatan pagar proyek merupakan suatu keharusan dengan maksud untuk
menjamin keamanan kerja dalam lingkungan proyek. Karena fungsinya sebagai pengaman,
maka pagar harus dibuat kokoh agar tidak mudah roboh. Disamping itu, untuk keserasian
dengan lingkungan sekitarnya, maka pagar proyek harus rapi, bersih, dan estetis. Untuk itu
pagar proyek harus dicat agar terlihat lebih asri.

Konstruksi pagar proyek, biasanya dibuat dengan menggunakan dinding seng dan
didukung dengan tiang tiang besi atau kayu dan dipaku atau diikat dengan baut pengikat
pada jarak tertentu. Sehingga, konstruksinya kuat sebagai pengaman proyek yang sedang
dikerjakan.

3.1.8 MOBILISASI

Setelah shop drawing disetujui oleh Direksi, maka dilakukan pekerjaan mobilisasi
yang meliputi :
a. Mobilisasi peralatan
b. Mobilisasi bahan material dan tenaga

3.1.9 GALIAN TANAH PONDASI, SLOOF, DAN POER

Pekerjaan galian dilakukan sesuai gambar kerja. Penggalian dapat dilaksanakan
setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu setelah diperiksa dan disetujui oleh
pihak Direksi.

Cara penggalian dapat menggunakan Dozer dan Excavator atau menggunakan tenaga
manusia dengan linggis dang cangkul. Tergantung pada volume dan kedalaman dari
pekerjaan galian.

3.1.10 URUNGAN PASIR

Pekerjaan urungan pasir dilakukan pada daerah daerah seperti bawah lantai dasar,
sloof, pondasi, dan bawah pipa.

Pengurupan pasir dilakukan dengan tenaga manual dan dipadatkan dengan
menggunakan stamper.

3.1.11 URUNGAN TANAH

Pekerjaan urungan tanah dilakukan pada tanah galian seperti pondasi dan daerah
elevasi tanah asli yang lebih rendah dari rencana, pelaksanaan urungan tanah ini harus
dilakukan sesuai dengan petunjuk Direksi.

3.1.12 PERATAAN TANAH / PEMADATAN

Setelah galian tanah selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan perataan
permukaan galian dan dilanjutkan dengan pemadatan. Pemadatan dilakukan dengan alat
stamper.

3.1.13 TIANG PANCANG

A. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan pengukuran untuk membuat peta topografi serta setting posisi tiang pancang.
Pekerjaan pengukuran ini sangat penting karena akan menentukan ketepatan pekerjaan di
lapangan dengan gambar rencana proyek. Pekerjaan pengukuran yang dilakukan antara
lain pengukuran titik pancang serta pengecekan ketegakan tiang saat pemancangan. Alat
alat yang digunakan adalah theodolite, mistar ukur, pita ukur, benang, dan patok
patok. Pemberian tanda pada tiang pancang berupa pemberian angka elevasi yang diatur
dengan pemberian tanda tiap interval 50 cm. Penyimpanan tiang pancang di lapangan
dilaksanakan diatas bantalan dan tidak menempel pada tanah.

Bantalan harus diletakkan di lokasi titik angkat tiang pancang. Perletakkannya juga saling
dipisahkan satu sama lainnya dengan balok balok kayu yang berkekuatan cukup. Bila
diangkat, dipindahkan, diderek, atau dimiringkan, maka tiang pancang tidak boleh
mengalami tegangan melebihi tegangan izin beton dan tegangan tulangan terpasang.

Semua tiang pancang beton pracetak akan diberikan perincian perincian secara jelas
pada sisi puncak tiangnya :
- Nomor refrensi
- Panjang tiang
- Tanggal pengecoran

Sebelum dilakukan pemancangan akan diteliti hal hal sebagai berikut :
- Kedataran dan stabilitas mesin
- Ukuran dan keamanan tiang pancang
- Ukuran tiang pancang
- Panjang yang tepat dari tiang pancang
- Keutuhan bentuk
- Keadaan dari topi paking (helmet packing)
- Alat pemukul (hammer) harus segaris dengan sumbu tiang pancang

B. Pekerjaan Pemancangan
Pekerjaan ini didahului dengan pekerjaan pengukuran untuk penentuan titik pancang,
baru kemudian dilaksanakan pekerjaan pemancangan tiang pancang. Untuk tiap crane
pancang diperkirakan akan mampu memancang sebanyak 10 titik setiap harinya dan
didukung oleh 2 grup tukang las per satu alat pancang. Pemancangan harus berlangsung
secara kontinu sampai kedalaman rencana dan perlawanan (refusal) atau set yang
ditentukan dicapai.

Dalam hal ini sesuatu sebab yang tak terhindarkan pemancangan terpaksa tidak dapat
diteruskan, dimana tanahnya sudah terganggu dan perlawanan tanah menurun, dapat
memperoleh kembali kekuatannya (efek thixorohy). Bila sudah demikian, asal tidak lebih
dari 24 jam sesudah penghentian pemancangan pertama dilakukan dapat diteruskan
dengan melakukan 50 kali pukulan untuk melepaskan jepitan tanah. Jumlah pukulan
tersebut tidak dimasukkan kedalam perhitungan jumlah pukulan dalam catatan
pemancangan tiang. Pada saat pemancangan tiang, pencatatan jumlah pukulan dan
penetrasi yang didapatkan harus dilakukan sepanjang tiang. Pencatatan jumlah pukulan
dan pengambilan set dapat memberikan indikasi tentang perlawanan tanah, sebagai
contoh bilamana rata rata diperlukan lebih kurang 1000 pukulan untuk mencapai
kedalaman rencana, tiba- tiba di lokasi tertentu diperlukan 700 pukulan, maka ini
menunjukkan adanya struktur tanah yang berlainan.

Sesudah dicapai kedalaman yang direncanakan atau final set, maka langkah yang harus
dilakukan adalah menghitung daya dukung pancang tersebut secara manual dan
dilanjutkan dengan PDA test, kemudian kedua hitungan ini dikonfersi, apabila sudah
memenuhi sesuai dengan daya dukung yang direncanakan, maka dilakukan pemotongan
kepala tiang pancang dengan pancang potongan sesuai dengan rencana.

3.1.14 PEKERJAAN PILE CAP DAN SLOOF

1. Pembuatan tanda tanda yang menyatakan as as atau level dengan
menggunakan cat warna yang jelas dan tahan lama.
2. Pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan metode Backhoe untuk ruangan
yang memungkinkan dan tenaga manusia untuk ruang ruang sempit.
3. Pekerjaan galian dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan dilakukan
pengukuran dengan menggunakan waterpass sampai pada elevasi yang
diinginkan.
4. Setelah pekerjaan galian poer dan sloof kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan
urungan pasir dan lantai kerja untuk dudukan poer dan sloof sesuai dengan
elevasi rencana.
5. Buat profil pada tiap sudut atau tempat yang telah ditentukan. Profil dibuat dari
kayu kaso yang berfungsi sebagai patokan ketegakkan pasangan batako sehingga
profil harus benar benar tegak.
6. Profil profil diberi tanda pada setiap ketebalan batako dan adukan, biasanya
digunakan pensil/spidol untuk menandai profil tersebut.
7. Pasang benang untuk setiap lapis dari profil ke profil untuk mengontrol kelurusan
pasangan.
8. Pasang batako putih sesuai profil yang telah terpasang.
9. Cek kerataan bidang pemasangan dengan jidar serta posisi pasangan batako,
apakah sesuai dengan gambar kerja atau belum.

3.2 PENGADAAN ALAT DAN BAHAN

3.2.1 BAHAN BAHAN BANGUNAN

Bahan bahan yang digunakan sebagai material suatu bangunan merupakan salah
satu faktor utama yang menentukan keberhasilan proyek tersebut. Ini berarti bahwa bahan
bangunan dari segi kualitas dan kuantitas perlu diperhatikan dengan baik untuk memperoleh
bangunan dengan mutu yang baik. Hal yang perlu diperhatikan antara lain ; pemilihan jenis
material, proses penyimpanan, proses pengolahan, serta proses pemekaran suatu proyek.

Spesifikasi material untuk beton, grouting, dan baja tulangan yang digunakan dalam
perencanaan dan pembuatan komponen struktur pracetak Sistem Less Moment Connection
(LMC) adalah sebagai berikut :

a. Bahan Beton
- Kuat Tekan Beton 28 hari : K-250 (fc = 250 MPa)
- Jenis Beton : Beton Normal
- Berat Jenis Beton : 2400 kg/m
- Modulus Elastisitas Beton : 27249.49 MPa

Tial-mix mutu beton K-350 untuk tiap 0.03 m beton terdiri atas :
- Pasir Beton : 21.81 kg
- Kerikil (split 2/3) : 24.57 kg
- Semen : 15.36 kg
- Air : 4.25 4.8 liter

b. Baja Tulangan
- Baja Tulangan Deform (BjTD) : U-14 (fy = 400 MPa)
- Baja Tulangan Polos (BjTP) : U-14 (fy = 240 MPa)
- Modulus Elastisitas (Es) : 200000 MPa
- Modulus Geser (G) : 80000 MPa
- Nisbah Poisson (A) : 0.3
- Koefisien Pemuaian (O) :

/ C

c. Kayu dan Kayu Lapis
- Kayu untuk Bekisting : Kayu Kelas Kuat II
- Kayu Lapis untuk Bekisting : Garuda Foam 12-18 mm

d. Standart Acuan
- ASTM : America Standard and Testing Material
- NI 8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
- Laporan Pengujian system Less Momen Conection (LMC) laboratorium
struktur dan konstruksi bangunan pusat Litbang permukiman, Cileunyi
Bandung 2002
- SNI 03 1726 2002 : Tata cara perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Rumah dan Gedung.
- SNI 03 2847 2002 BSN : Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk
bangunan Gedung.
- SKBI 1.3.5.3.1987 : Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman
Perencanaan Pembebanan untuk rumah dan gedung.
- Spesifikasi dari produsen Fosroc.

3.2.2 PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Adapun peralatan yang digunakan untuk efesiensi dalam pekerjaan pada proyek
pembangunan ruko JATI JUNCTION adalah :
Alat Berat (Becco)
Berfungsi sebagai pemerataan tanah dan pemindahan tanah.
Crane
Berfungsi untuk pengangkatan tiang pancang dan pemindahan bahan
bahan lainnya.
Alat ukur Waterpass
Berfungsi untuk mengukur jarak, menentukan titik titik patok untuk
pemancangan dan titik lainnya, serta untuk mengontrol sudut serta
jarak suatu titik.
Vibrator
Berfungsi untuk pemadatan adukan beton pada saat pengecoran
sehingga tidak terjadi rongga rongga udara setelah pengecoran.
Mesin Genset
Berfungsi untuk mengalirkan listrik pada saat dibutuhkan pada
tertentu.
Perkakas lainnya yang mendukung.

3.2.3 JENIS KOMPONEN SISTEM STRUKTUR PRACETAK LESS MOMENT
CONNECTION (LMC)

Struktur beton pracetak less moment connection (LMC) adalah sistem struktur rangka
terbuka (Open Frame) yang memiliki keunikan pada lokasi penyambungan komponen balok,
dimana sistem ini untuk bangunan bertingkat rendah dan bertingkat tinggi, dengan penekanan
pada bangunan bertingkat menengah.

Komponen Pracetak Sistem LMC
Sistem struktur pracetak LMC terdiri dari 4 komponen yaitu :
1. Komponen kolom (Coloumn Component)
Pada bagian bawah komponen kolom dibuat lubang yang berfungsi sebagai
tempat stek dari kolom bawah dan pilecap lubang tersebut dibelokkan ke sisi
luar kolom sebagai tempat untuk memasukkan bahan grouting. Pada bagian
atas komponen kolom terdapat stek kolom untuk sambungan dengan kolom
diatasnya dan titik kumpul.

2. Komponen titik kumpul / Kolom Joint (Joint Component)
Secara umum terdapat tiga jenis komponen titik kumpul pada sistem struktur
pracetak LMC, berturut turut disebut sebagai tipe X, tipe T, dan Tipe L.
Tipe X adalah titik kumpul interior dan tipe T dan L adalah titik kumpul
eksterior.

3. Komponen Balok (Beam Component)
Komponen balok merupakan balok setengah bentang dan selanjutnya
disambungkan pada ujung komponen titik kumpul.

4. Komponen Pelat (Slab Component)
Komponen pelat dari semi full slab yang dicetak dengan perbandingan 5 cm
full dan 7 cm dari tebal rencana pelat pada bagian pinggir pelat (lebar 20 cm)
dicor ditempat (cast in situ) yang sekaligus berfungsi untuk menyatukan
komponen lainnya sehingga tercapai monolitas yang baik. Dengan demikian,
tinggi komponen titik kumpul dan balok (ketika dicetak) harus berkurang
setebal rencana pelat.
Keuntungan sistem pracetak Less Moment Connection (LMC) adalah sebagai
berikut :
o Mudah dan cepat dalam pemasangan serta rapi.
o Kekuatan struktur sambungan balok lebih terjamin karena
sambungan balok terletak pada daerah momen minimum.
o Sistem rangka terbuka penuh, sehingga berat struktur menjadi ringan
dan desain struktur menjadi fleksibel mengikuti desain arsiteknya
tidak seperti pada sistem bearing wall (Dinding Struktur) yang selain
berfungsi sebagai penyekat, tetapi juga sebagai struktur sehingga
strukturnya menjadi tidak fleksibel.
o Sambungan balok bukan pada daerah titik kumpul sehingga
mengurangi penumpukkan tulangan pada titik kumpul.
o Biaya struktur relatif murah dibanding dengan sistem konvensional.
o Perilaku struktur identik dengan sistem konvensional.

































BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN
TIANG PANCANG

4.1 Analisa Data dan Penyelidikan Tanah


Pondasi merupakan struktur bawah yang berfungsi untuk meletakkan bangunan di atas tanah dan

meneruskan beban ke tanah dasar. Untuk itu perlu dilaksanakan penyelidikan kondisi tanah pada

lokasi yang akan dibangun.



Dari hasil tes sondir


Sondir dilakukan pada 5 (lima) titik sondir, dengan hasil sebagai berikut :


- Titik sondir 1 (S
1
) tanah keras (q
c
= 98 kg/cm2) di kedalaman -8,60 m


- Titik sondir 2 (S
2
) tanah keras (q
c
= 110 kg/cm2) di kedalaman -2,80 m


- Titik sondir 3 (S
3
) tanah keras (q
c
= 98 kg/cm2) di kedalaman -9,20 m


- Titik sondir 4 (S
4
) tanah keras (q
c
= 98 kg/cm2) di kedalaman -8,80 m


- Titik sondir 5 (S
5
) tanah keras (q
c
= 93 kg/cm2) di kedalaman -9,60 m



Dilihat dari 5 (lima) macam analisa data tanah di atas, maka lapisan tanah keras yang paling dalam

yaitu pada kedalaman -9,20 m


4.2 Pemilihan Jenis Pondasi


Dalam merencanakan struktur bawah dari konstruksi bangunan dapat digunakan beberapa macam

tipe pondasi, pemilihan tipe pondasi didasarkan pada hal-hal sebagai berikut :


- Fungsi bangunan atas


- Besarnya beban dan berat dari bangunan atas


- Keadaan tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan


- Jumlah biaya yang dikeluarkan



Pemilihan tipe pondasi dalam perencanaan ini tidak terlepas dari hal-hal tersebut di atas. Dari per-

timbangan hasil penyelidikan tanah dari aspek ketinggian gedung dan beban dari struktur di atas -

nya, maka jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang dengan penampang ber -

bentuk lingkaran.


Adapun spesifikasi dari tiang pancang tersebut adalah :


- Mutu beton (f'c)

= 25 Mpa


- Mutu baja (fy)

= 300 Mpa


- Ukuran ()

= 40 cm


- Luas penampang = 1256 cm
2



- Keliling

= 125,6 cm


4.3 Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang


Berdasarkan Kekuatan Bahan


Tegangan tekan beton yang diijinkan yaitu :


b

= 0,33 . f'c


= 82,5 kg/cm
2




Ptiang = b . A tiang


= 103620 kg


= 103,62 ton



dimana :


P tiang = Kekuatan pikul tiang yang diijinkan


b

= Tegangan tekan tiang terhadap penumbukan


A tiang = Luas penampang tiang pancang



Berdasarkan Hasil Sondir


Data hasil sondir S3 untuk kedalaman
-
9,20 m, didapatkan :


P tiang = 52,84 ton



Sehingga daya dukung yang mementukan adalah daya dukung berdasarkan data sondir



Menentukan Jumlah Tiang Pancang


Untuk menentukan jumlah tiang pancang yang dibutuhkan digunakan rumus acuan sebagai berikut




n =





tiang
P
P
Dimana :

n

= jumlah tiang pancang yang dibutuhkan


P

= gaya vertikal (t)


Ptiang = daya dukung 1 tiang (t)












Tabel 4.1 Jumlah tiang pancang pada masing-masing kolom


No Tiang
P P
tiang

n Pembulatan
Momen


(ton) (ton)
(tm)


1 P
1
55,777 52,84 1,508 2 6,276


2 P
2
93,236 52,84 2,521 3 7,898


3 P
3
89,924 52,84 2,431 3 7,773


4 P
4
107,596 52,84 2,909 3 3,015


5 P
5
177,796 52,84 4,807 5 2,980


6 P
6
170,286 52,84 4,604 5 3,018


7 P
7
103,568 52,84 2,800 3 3,326


8 P
8
171,926 52,84 4,648 5 3,404


9 P
9
163,816 52,84 4,429 5 3,450


10 P
10
104,759 52,84 2,832 3 3,510


11 P
11
173,135 52,84 4,681 5 3,588


12 P
12
165,606 52,84 4,477 5 3,794


13 P
13
112,381 52,84 3,038 4 1,891


14 P
14
165,833 52,84 4,483 5 2,076


15 P
15
150,406 52,84 4,066 5 0,579


16 P
16
111,962 52,84 3,027 4 4,895



17 P
17
165,033 52,84 4,462 5 4,677


18 P
18
154,175 52,84 4,168 5 6,222


19 P
19
108,575 52,84 2,935 3 3,477


20 P
20
178,296 52,84 4,820 5 3,679


21 P
21
170,866 52,84 4,619 5 3,609


22 P
22
56,222 52,84 1,520 2 0,245


23 P
23
93,177 52,84 2,519 3 1,728


24 P
24
89,33 52,84 2,415 3 1,482



Keterangan :


- P dan Momen merupakan hasil dari analisa program SAP 2000









































4.4 Menghitung Efisiensi Kelompok Tiang Pancang







dimana :


m = Jumlah baris


n = Jumlah tiang 1 (satu) baris


=

Arc tan dalam derajt




d = Diameter tiang (cm)


s = Jarak antar tiang (cm)



syarat jarak antar tiang



2,5 . d S 2 . d


atau


S





syarat jarak tiang ke tepi


S 1,25 . d



Tipe-tipe poer (pile cap) yang digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :




Pondasi tiang pancang (P1)













|
|
.
|

\
| +
=
n x m
n m m n
Eff
(
) 1 ( ) 1 (
90
1
u
|
.
|

\
|
s
d
2
. . . 57 , 1
+
s
n m
n m d
1
0
0
2
2
5
6
0
4
0
3
0
4
0
8
5
4
0
3
0
3
0
4
0
3
0







Pondasi tiang pancang (P2)



































200
40
200
40
50
100
50
50 100 50
60





















4.6 Perhitungan Tulangan Tiang Pancang
Ag
perlu
=
g)) fy( ( g)) - x(1 x0,85xfc' 85 , 0 ( + x
Pu


=


Ag
perlu
= 319,305
Ag
Aktual
= 1/4 ..40
2
= 1256cm
2


Luas tulangan ang diperlukan A
st perlu
=
(fy) . 0,80
Pu



=


= 26,532cm
2

Digunakan tulangan pokok 9D22 (A
st Aktual
= 30,39cm
2
)

Tulangan sengkang (spiral) (12)
A
sp
= 113,0mm
2
, dengan selmut beton = 6cm.

Luas bersih inti pile :
Dc = 400 (2 x 60) = 280mm Ac =615,752
) 2400(0,03) ( 0,03)) - 250x(1 x x0,85 7 , 0 85 , 0 (
84 , 52
+ x
2400 x 70 , 0 x 0,80
35659

s
(min) = 0,45
fy
fc Ag
'
1
Ac
)
`



= 0,0488

Spasi maksimum sengkang spiral:
S
maks
=

=

= 26,00mm dipakai spasi 25mm

Maka dipakai tulangan tiang 9 D 22 dengan sengkang spiral 12 - 25.



4.7 Penulangan pile cap
Momen rencana untuk perhitungan tulangan:
M
u
= Q
1
. (e) + Q
4
. (e)
= 35,659 (0,55) + 35,659 (0,55)
= 39,225 ton/m
2

perlu
<
minimum
= 0,0058. Maka digunakan
min
As
pelu
= bd = 0,0058 (2,5) (0,50)
= 0,0072m
2
= 7250mm
2

Seimut beton = 5cm

Jika digunakan tulangan rangkap dengan diameter tulangan(D16) jarak 150mm, maka jumlah
tulangan
N = (2500 (50 x 2)) / 125 = 19,2 2 bais = 38 buah
Maka As ada = n x As = 38 x 21,062 = 7640,35 mm
2
> 7250mm
2
OK
Dengan demikian tulangan pile cap dipakai D16-125 (rangkap)


(min) .
) lim ( 4
2
s
sp
Dc
ut Se Dc x xA

0488 , 0 280
) 60 280 ( 04 , 113 4
2
x
x x
BAB V
DOKUMENTASI DAN GAMBAR KERJA

8.1 FOTO DOKUMENTASI







































BAB VI
KONTROL PERHITUNGAN

6.1 PENGERTIAN

Perhitungan kontrol pada hasil yang sebenarnya di lapangan adalah mencocokkan
perhitungan pondasi yang sesuai dengan teori yang telah dipelajari penulis dalam perkuliahan
dengan hasil yang terjadi pada lapangan ( lokasi proyek ). Hal ini bertujuan untuk mengoreksi
sekaligus meningkatkan pemahaman penulis, terkhusus pada bagian pondasi bangunan
bertingat.

6.2 DATA LAPANGAN

Kontrol yang dilakukan pada pondasi bangunan bagian 1-C, dengan data sebagai
berikut :
a. Bangunan terdiri atas 3 lantai ditambah 1 atap
b. Jenis pondasi adalah tiang pancang dengan dimensi 200 x 200 cm
c. Pondasi pancang adalah grup tiang yang terdiri atas 4 buah tiang
d. Kedalaman tiang pancang adalah 300 cm
e. Ketinggian kolom adalah 12.5 meter
f. Dimensi kolom adalah 400 x 400 cm

6.3 KONTROL PERHITUNGAN

Berdasarkan hasil data sondir, maka didapat Daya Dukung tanah pada kedalaman
-3.00 adalah sebagai berikut :
Data : Qc = 55 kg/cm
Tsf = 150 kg/cm

1200 cm
Gambar :

300 cm 1200 cm

200 cm
Sehingga :


= 733,333.33 kg + 12,000 kg
= 745,333.33 kg/tiang 745.333 Ton/tiang

Faktor Efisiensi :


= 1 9.462


= 1 0.105
= 0.895

Jadi, daya dukung setiap tiang dalam kelompok adalah 0.895 kali dari daya dukung tiang
pribadi.
Sehingga didapat : Daya Dukung tiap Tiang = 0.895 x 745.333
= 667.073 Ton/tiang




Beban yang dipikul oleh pondasi tiang pancang adalah :

BEBAN MATI / BEBAN TETAP
a. Kolom 1-C
Berat kolom = 12.5 x 0.4 x 0.4 x 2400
= 4,800 kg 4.8 Ton

b. Lantai / Balok
Berat lantai tiap tingkat = (80) x (40 + 35) x 0.12 x 2400
= 40 x 37.5 x 0.12 x 2400
= 432,000 kg

Berat lantai keseluruhan = 3 x 432,000 kg
= 1,296,000 kg 1,296 Ton

c. Atap
Berat Atap = (80) x (40 + 35) x 0.09 x 2400
= 40 x 37.5 x 0.09 x 2400
= 324,000 kg 324 Ton

Maka, total beban mati = 4.8 Ton + 1,296 Ton + 324 Ton
= 1,624.8 Ton


BEBAN HIDUP / BEBAN TIDAK TETAP
a. Muatan hidup lantai
Untuk supermarket = 39 x 6 x 250 kg/cm
= 58,500 kg

Muatan hidup lantai keseluruhan = 3 x 58,500 kg
= 175,500 kg 175.5 Ton

b. Berat asbes + penggantung = 39 x 6 x 18 kg/cm
= 4,212 kg

Total berat asbes + penggantung = 3 x 4,212 kg
= 12,636 kg 12.636 Ton

c. Berat lantai keramik = 39 x 6 x 24 kg/cm
= 5,616 kg

Total berat lantai keramik = 3 x 5,616 kg
= 16,848 kg 16.848 Ton

d. Berat air diatas atap = 39 x 6 x 20 kg/cm
= 4,680 kg 4.68 Ton

Maka, total beban hidup = 175.5 Ton + 12.636 Ton + 16.848 Ton + 4.68 Ton
= 209.664 Ton


Maka, beban keseluruhan = 1,624.8 Ton + 209.664 Ton
= 1,834.464 Ton


Sehingga kontrol menjadi : 4 x Daya dukung tiap tiang Beban keseluruhan
: 4 tiang x 667.073 Ton/tiang 1,834.464 Ton
: 2,668.292 Ton 1,834.464 Ton . . . (OK)

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN



7.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan kami sebagai mahasiswa yang melaksanakan praktek kerja
lapangan adalah banyak ilmu yang telah kami dapatkan dalam pekerjaan proyek
Pembangunan gedung lapangan tennis indoor PTPN IV karena kami dapat
mengamati serta mempraktekkan langsung teori teori yang kami dapat dalam
perkuliahan. Kami melihat secara langsung bahwa pekerjaan proyek Pembangunan
lapangan tennis indoor ini memiliki metode pekerjaan yang sangat baik ( Manajemen
yang baik ), memiliki pekerja pekerja yang professional yang kami lihat baik dari
Konsultan maupun Kontraktor. Dalam setiap pekerjaan hamper setiap permasalahan
diatasi tanpa mengabaikan hal hal yang kecil.

Kami sangat berterimakasih bahwa kami tidak dianggap hanya sebagai mahasiswa
biasa, akan tetapi kami benar benar diajari dan dituntun sesuai dengan pengalaman yang
mereka miliki, kekurangan data data selama penyusunan laporan praktek kerja lapangan
ini diberikan oleh pihak yang kami jumpai. Kami tidak dibatasi dan tidak dipersulit oleh
pihak manajemen proyek dalam pengambilan data dan dokumentasi sehingga semuanya
itu tidak menghambat kami dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini.

Dalam proses pelaksanaan pemancangan sampai kepada pengecoran sesuai dengan
spek yang ada dan setiap pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tepat dan
cepat karena sesuai dengan prosedur pelaksanaan, mobilisasi, dan demobilisasi yang baik.


7.2 Saran

Hendaknya setelah struktur bangunan sudah naik haruslah di cek kontrol ulang agar
kontraktor dan konsultan dapat mengetahui bahwasanya sudah kontrol atau tidak struktur
yang dilapangan dengan diperencanaan.
Kemudian cek ulang kembali balok tribun yang digunakan untuk memikul beban
hidup penonton dan beban mati pada balok tribun tersebut.
Dan juga pemilihan kayu yang digunakan untuk kosen pada bangunan
LAPANGAN TENNIS INDOOR tesebut haruslah yang berkualitas agar dapat bertahan lama
dan tidak mudah lapuk ( membusuk ).








































8.2 Gambar Kerja

Anda mungkin juga menyukai