Anda di halaman 1dari 114

RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA

Jl. Kyai Maja No. 43 Kebayoran Baru


Jakarta Selatan

PEKERJAAN :
PERENCANAAN PEMABNGUNAN KORIDOR
PENGHUBUNG GEDUNG F DAN GEDUNG GRAHA
DROP OFF GEDUNG F DAN GEDUNG B

LOKASI PEKERJAAN :
JL. KYAI MAJA NO. 43 KEBAYORAN BARU
JAKARTA SELATAN

RENCANA KERJA DAN


SYARAT-
SYARAT-SYARAT
(RKS)

KONSULTAN PERENCANA
DAFTAR ISI
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN KORIDOR PENGHUBUNG GEDUNG F DAN GEDUNG B
DROP OFF GEDUNG F DAN GEDUNG B
DI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA

BAB.I SYARAT-SYARAT UMUM Hal


PASAL 1 URAIAN 01
PASAL 2 PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN 01
PASAL 3 KUASA PENYEDIA JASA PEMBORONGAN DAN KEAMANAN DILAPANGAN 03
PASAL 4 JAMINAN KESELAMATAN KERJA 03
PASAL 5 TIMBANGAN DUGA ( PEILHOOTGE ) 04
PASAL 6 UKURAN POKOK DAN BATAS DAERAH KERJA 04
PASAL 7 PEKERJAAN PERSIAPAN 05
PASAL 8 PEKERJAAN PENGUKURAN DAN SURVEI LAPANGAN 07
PASAL 9 PEKERJAAN BONGKARAN 08
PASAL 10 PEDOMAN PELAKSANAAN DAN ADAPTASI KEBIASAAN BARU (NEW
09
NORMAL) PADA PEYELENGGARAAN KONSTRUKSI

BAB.II SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR BETON DAN


BAJA
PASAL 1 PEKERJAAN TANAH UNTUK LAHAN BANGUNAN 16
PASAL 2 PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH 20
PASAL 3 PEKERJAAN BETON BERTULANG 21
PASAL 4 PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 51

BAB.III SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR


PASAL 1 PENJELASAN UMUM 58
PASAL 2 PEKERJAAN LANTAI 58
PASAL 3 PEKERJAAN LANGIT - LANGIT 61
PASAL 4 PEKERJAAN KUSEN PINTU & JENDELA 63
PASAL 5 PEKERJAAN KACA 64
PASAL 6 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG, ENGSEL DAN KUNCI 65
PASAL 7 PEKERJAAN PENGECATAN 67
PASAL 8 PEKERJAAN PENUTUP ATAP 70
PASAL 9 PEKERJAAN ALLUMUNIUM COMPOSITE PANEL 72

BAB.IV SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN


ELEKTRIKAL
PASAL 1 PERSYARATAN TEKNIS UMUM 80
PASAL 2 PEKERJAAN PLUMBING 88
PASAL 3 PEKERJAAN TATA UDARA DAN VENTILASI MEKANIK 94
PASAL 4 PEKERJAAN LISTRIK 101
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

BAB. I
SYARAT-SYARAT UMUM
PASAL 1
URAIAN
1.1. Keterangan Umum.
Pemberi Tugas : RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA

Pekerjaan : PEMBANGUNAN KORIDOR PENGHUBUNG


GEDUNG F DAN GEDUNG GRAHA,
DROP OFF GEDUNG F DAN GEDUNG B DI
RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA

Lokasi Pekerjaan : Jl. Kyai Maja No. 43, Kebayoran Baru


Jakarta Selatan.

1.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan :


Sesuai dengan BQ ( Bill of Quantity) dan Gambar Teknik yang terlampir

1.3. Pada akhir kerja, Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan membersihkan sisa
bahan dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa
material bangunan serta gundukan tanah, bekas tanah dan lain sebagainya.

1.4. Menyediakan Direksi Keet yang berupa Ruang Rapat dengan kapasitas 10
orang, ruang kerja Penyedia Jasa Konsultan Pengawas/MK dan Los Kerja untuk
menyimpan bahan-bahan bangunan yang akan digunakan.

1.5. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk juga mendatangkan


bahan-bahan bangunan dan peralatan dalam jumlah yang cukup untuk
pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 2.
PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN
2.1. Menurut Dokumen Pengadaan Barang/Jasa antara lain :
(1) Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(2) Gambar Kerja/Gambar Rencana (Bestek)
(3) Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
(4) Perubahan-perubahan dalam pelaksanaan (bila ada).
(5) Pekerjaan yang Harus dikerjaan oleh kontraktor Pelaksana, Meskipun tidak
disebutkan dldalam Bill of Quantity antara lain :

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 1


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

• Penyediaan sarana Direksi keet termasuk Perlengkapanya.


• Listrik dan Air Kerja
• Pagar Proyek Apabila diperlukan
• Membuat SHOP & ASBUILD DRAWING.

2.2. Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut :


(1) Algement Voorwarden AV 1941 Persyaratan Pembangunan di Indonesia
yang disyahkan oleh Pemerintah. (Khususnya pasal-pasal yang masih
berlaku/relevan)
(2) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 9/KPTS/M/2006 tentang
Persyaratan Teknis dan Bangunan.
(3) Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 18 Tahun 1999, Tanggal 7
Mei 1999, tentang Undang-undang Jasa Konstruksi.
(4) Peraturan Pemerintah Nomor : 28 T ahun 2000, tentang Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi;
(5) Peraturan Pemerintah Nomor : 29 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi;
(6) Peraturan Pemerintah Nomor : 30 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi;
(7) Standar Konstruksi dan Bangunan :
a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. PUPI (Peraturan Umum Pembebanan Indonesia) tahun 1987.
c. SNI Nomor : 03-0106-1987 tentang : Penggunaan ubin lantai keramik
marmer dan cara uji.
d. SNI Nomor : 03-3527-1994 tentang : Mutu Kayu bangunan.
e. SNI Nomor : 03-1726-1984 tentang Pedoman Perencanaan Tahan Gempa
untuk Rumah dan Gedung.
f. SNI Nomor : 03-1734-1989 tentang : Pedoman Perencanaan Beton Bertulang
dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung.
g. SNI Nomor : 03-1736-1989 tentang : Tata Cara Perencanaan Struktur
bangunan untuk penanggulangan bahaya kebakaran.
h. SNI Nomor : 03-2407-1991 tentang : Tata cara pengecatan kayu untuk
Rumah dan Gedung.
i. SNI Nomor : 03-2834-1992 tentang: Tata cara pembuatan rencana
Campuran Beton Normal.
j. SNI Nomor : 0255-1987.D. tentang: Persyaratan Instalasi Listrik.
k. SNI Nomor : 03-1727-1989 tentang Perencanaan Pembebanan untuk rumah
dan Gedung.
l. SNI Nomor : 03-2847-1992 tentang : Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 2


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

m. Keputusan Menteri PU Nomor : 468/KPTS/1998 tanggal 1 Maret 1998


tentang: Persyaratan Teknis Aksesbilitas pada Bangunan Umum dan
Lingkungan.
n. Keputusan Menteri PU Nomor : 10/KPTS/2000 tentang: Ketentuan Teknis
Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungannya.
o. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor:
45/PRT/M/2007 tanggal 20 Desember 2007 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

2.3. Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Pembuat Komitmen dalam


keadaan selesai 100% (seratus Persen), sesuai dengan Dokumen Pengadaan
Barang/Jasa, Surat Perjanjian Pemborongan dan Berita Acara Perubahan
Pekerjaan (bila ada) yang telah disahkan oleh Pembuat Komitmen.

PASAL 3.
KUASA PENYEDIA JASA PEMBORONGAN DAN KEAMANAN DILAPANGAN
3.1. Di lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Pemborongan wajib menunjuk seorang
kuasa Penyedia Jasa Pemborongan atau biasa disebut Pelaksana Kepala yang
cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat
kuasa penuh dari Penyedia Jasa Pemborongan.

3.2. Meskipun demikian tanggung jawab sepenuhnya tetap pada Penyedia Jasa
Pemborongan.

3.3. Apabila pelaksana yang ada kurang mampu atau tidak cukup cakap dalam
memimpin jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia Jasa, Konsultan
Pengawas dan Tim Pengawas Teknik Proyek berhak mengusulkan untuk
disediakan penggantinya.

3.4. Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab penuh atas keamanan di


lokasi pekerjaan yang antara lain kehilangan, kebakaran, kecelakaan (baik
barang maupun jiwa).

PASAL 4.
JAMINAN KESELAMATAN KERJA
4.1. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan obat-obatan sesuai dengan
ketentuan dan syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang
selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk musibah yang terjadi.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 3


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

4.2. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan air minum yang bersih dan
memenuhi syarat kesehatan bagi semua petugas yang terkait dan pekerja
yang ada dibawah tanggung jawabnya.

4.3. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan Alat keselamatan Kerja Baik
Untuk Pekerja, termasuk Konsultan Pengawas/MK dan Tim Tehnik Bangunan,
alat kkselamatan kerja yang dimaksud adalah Peralatan P3K, Helm pengaman,
Sabuk Pengaman (safety belt), sepatu Lapangan, sarung tangan dan alat-alat
keselamatan kerja lainnya yang dipandang perlu selama proses pekerjaan
sebagaimana telah diatur dalam peraturan K3.

4.4. Penyedia Jasa Pemborongan wajib mengasuransikan semua petugas yang


terkait dan pekerja pada Asuransi Tenaga Kerja (BPJS KETENAGAKERJAAN)

PASAL 5.
TIMBANGAN DUGA ( PEILHOOTGE )
5.1. Timbangan Duga (Peilhootge) ditentukan sesuai gambar rencana atau pada
saat peninjauan ke lokasi pekerjaan (dalam rangka uitzet).

5.2. Penyedia Jasa Pemborongan harus membuat patok duga, letak patok
ditentukan kemudian.

PASAL 6.
UKURAN POKOK DAN BATAS DAERAH KERJA
6.1. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar bestek, ukuran yang belum
tercantum dalam gambar bestek dapat ditanyakan pada Penyedia Jasa
Konsultan Perencana dan atau Penyedia Jasa Konsultan Pengawas/MK.
6.2. Penyedia Jasa Pemborongan harus memeriksa kecocokan semua ukuran di
dalam gambar, apabila terjadi ketidakcocokan wajib segera memberitahukan
kepada Penyedia Jasa Konsultan Pengawas/MK atau Penyedia Jasa Konsultan
Perencana untuk minta pertimbangan. Apabila terjadi kesalahan pelaksanaan
di luar ijin atau pertimbangan Penyedia Jasa Konsultan Pengawas/MK atau
Penyedia Jasa Konsultan Perencana, maka menjadi tanggungjawab Penyedia
Jasa Pemborongan.
6.3. Apabila dalam gambar Bestek tergambar, sedang pada SDP/Spesifikasi Teknis
dan BQ tidak tertulis,maka Gambar Bestek yang mengikat.
6.4. Apabila dalam SDP dan Spesifikasi Teknis tertulis sedangkan didalam Gambar
Bestek dan BQ tidak tergambar/tidak tertulis,maka SDP/Spesifikasi Teknis
yang mengikat.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 4


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

6.5. Apabila dalam BQ tertulis sedangkan didalam Gambar Bestek dan


SDP/Spesifikasi Teknis tidak tergambar/tidak tertulis,maka BQ yang mengikat.
6.6. Jika ada perbedaan pada Gambar Bestek maka gambar detail (gambar besar)
yang mengikat.
6.7. Dengan adanya Kontrak Gabungan, maka pekerjaan yang termasuk :
a. Kontrak Lumpsum adalah Pekerjaan Struktur Pondasi dan Persiapan.
b. Kontrak Harga Satuan adalah Seluruh pekerjaan selain struktur pondasi
(diperjelas dalam BQ terlampir).

PASAL 7.
PEKERJAAN PERSIAPAN
7.1. Pengukuran
(1) Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pengukuran lokasi proyek untuk
menentukan luasan, batas-batas lokasi, ketinggian dan level eksisting
lokasi proyek hingga menghasilkan data berupa gambar yang lengkap.

(2) Pelaksanaan pekerjaan


a. Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mengadakan pengukuran dan
penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi
keterangan-keterangan mengenai peil, ketinggian tanah, letak pohon,
letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera
kebenarannya.
b. Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenamya harus segera dilaporkan kepada Tim Teknis
dan Konsultan Pengawas/MK untuk dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan
alat-alat waterpass/Theodolith yang ketepatannya dapat
dipertanggung jawabkan.
d. Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan Theodolith/waterpass
beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan
Tim Teknis dan Konsultan Pengawas/MK selama pelaksanaan proyek.
e. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas
Segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang disetujui Tim Teknis dan Konsultan Pengawas/MK.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 5


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

7.2. Kantor Sementara/Direksi Keet


(1) Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kantor sementara/Direksi Keet adalah pekerjaan
penyediaan kantor di lokasi proyek sebagai sarana untuk Pengawas
evaluasi dan koordinasi proyek.

(2) Pelaksanaan pekerjaan


a. Kantor sementara/Direksi Keet merupakan bangunan dengan
konstruksi rangka kayu, lantai diplester, penutup pintu/jendela
secukupnya untuk penghawaan / pencahayaan. Ukuran luas kantor
disesuaikan dengan kebutuhan dengan tidak mengabaikan keamanan
dan kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.
b. Perlengkapan-perlengkapan kantor yang harus disediakan Penyedia
Jasa konstruksi berupa:,Meja kursi tamu, Meja Kursi Rapat,Meja Kursi
Rapat,Papan Tulis (white board) dan Alat tulis ,Helm Pengaman ,P3K,
Satu Unit Komputer dan Alat pemadam Api ringan (APAR)
c. Setelah proyek selesai barang tersebut menjadi milik penyedia Jasa
konstruksi.

7.3. Pekerjaan Pembersihan Lokasi


(1) Pekerjaan pembersihan lokasi adalah pekerjaan pembersihan lokasi
proyek yang ditunjukkan pada gambar rencana hingga lokasi proyek siap
untuk pekerjaan selanjutnya.
(2) Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bekas bongkaran
harus dikeluarkan dari lokasi proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun
di luar pagar proyek meskipun untuk sementara.

7.4. Penyediaan Alat-alat Pemadam Kebakaran, Keselamatan Kerja


Selama pembangunan berlangsung, penyedia Jasa konstruksi wajib
menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap
dengan isinya, dengan jumlah minimal 2 (dua) tabung, masing-masing tabung
berkapasitas 15 kg

7.5. Membuat / Mendirikan Papan Nama Proyek


Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian
depan halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi
papan nama tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau
sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 6


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam


bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas

7.6. Penyediaan air dan daya listrik untuk kerja.


(1) Air untuk bekerja harus disediakan pemborong dengan membuat sumur
pompa ditapak proyek atau air PAM, air harus bersih bebas dari lumpur,
minyak dan bahan kimia lainnya dengan dibuktikan dengan pemeriksaan
laboratorium.
(2) Reservoir/bak air untuk kerja berukuran minimum 4 m3 dan senantiasa
terisi penuh.
(3) Listrik untuk bekerja harus disediakan pemborong, penggunaan diesel
untuk pembangunan sementara atas persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.

7.7. Pagar Proyek


1. Pagar didirikan pada batas-batas yang mengelilingi tapak proyek seperti
yang ditentukan dengan tinggi 2 M.
2. Pagar proyek terbuat dari seng gelombang BJLS 30, dipasang pada tiang
rangka pada tiang dan rangka kayu klas II, dan diperkuat dengan beton
setempat.
3. Pada tempat-tempat yang ditentukan dalam gambar dibuat pintu
masuk untuk kendaraan angkutan dan pintu masuk orang, pintu terbuat
dari rangka kayu dan selanjutnya ditutup dengan finish cat dengan
persetujuan Konsultan Pengawas/MK.

7.8. Situasi
1) Pembangunan akan dilaksanakan di dalam lokasi Rumah Sakit Pusat
Pertamina Jakarta.
2) Halaman pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana
keadaan pada waktu rapat penjelasan untuk ini hendaknya para
Kontraktor mengadakan penelitian yang seksama terutama mengenai
tanah bangunan yang ada, sifat, luas pekerjaan dan lain-lain yang dapat
mempengaruhi harga penawaran.
3) Dalam rapat penjelasan akan ditunjuk tempat dimana pembangunan akan
dilaksanakan tertera pada gambar.

PASAL 8.
PEKERJAAN PENGUKURAN DAN SURVEI LAPANGAN
8.1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil
tekniknya untuk melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 7


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

fisik lapangan khususnya lokasi rencana konstruksi apakah terdapat


ketidaksesuaian. Kontraktor bersama-sama dengan Direksi harus secara
bersama-sama mengambil peil permukaan dan sounding areal kerja dan
menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua pekerjaan didasarkan.
8.2. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu
untuk mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian
pekerjaan.
8.3. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di
tiap-tiap bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan
dirawat selama berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
8.4. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung
berikut ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap
saat siap mengadakan pengukuran ulang.
8.5. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat
optik dan sudah ditera kebenarannya/dikalibrasi.
8.6. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar
dengan hasil pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu
kemudian.
8.7. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran
ulang menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus mengukur
ukang lagi dan dikoreksi oleh pihak Konsultan Pengawas.
8.8. Pengukuran kembali juga dilakukan setelah pekerjaan selesai.
8.9. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak
patok patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
8.10. Jika menurut pendapat Pemberi Tugas, kemajuan Kontraktor tidak
memuaskan untuk menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya
atau dalam hal Kontraktor tidak memulai pekerjaan atau melakukan
pekerjaan tidak dengan standar yang ditentukan. Pemberi Tugas dapat
menunjuk stafnya sendiri atau pihak lain untuk mengerjakan survey lapangan
dan membebankan seluruh biayanya kepada Kontraktor.

PASAL 9.
PEKERJAAN BONGKARAN
9.1. PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN
a. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran /
pembersihan / pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak / site
terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas / Perencana

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 8


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

dan Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksanaan diantaranya :
• Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing.
• Pembersihan material yang ada di lokasi.
b. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk
dapat dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
c. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak
/ site konstruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang
ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.Pada dasarnya, barang-barang
bongkaran tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali
apabila dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas.
d. Apabila ada kerusakan yang diakibatkan oleh kontraktor pelaksana
diluar lingkup pekerjaan, maka segala macam biaya-biaya
perbaikan yang timbul akan menjadi beban kontraktor pelaksana
sepenuhnya.

9.2. PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING


a. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang
berada di dalam tapak / site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan
Perencana / Konsultan Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi.
Untuk instalasi existing tersebut di atas, Kontraktor / Pemborong harus
menjaga dan memeliharanya dari gangguan / cacat.
b. kabel dan pipa existing yang masih berfungsi harus dilindungi. Khusus pada
bagian yang diperkirakan akan mendapat beban, maka pada dasar atau
pipa yang bersangkutan harus diberi alas dasar terbuat dari pasangan
batu bata minimal 1 (satu) lapis, lebar 30 cm. sepanjang pembebanan
tersebut. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi
existing yang masih berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor /
Pemborong harus melakukan pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas.

PASAL 10.
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN ADAPTASI KEBIASAAN BARU (NEW
NORMAL) PADA PEYELENGGARAAN KONSTRUKSI
10.1. PROTOKOL UMUM
1. TEMPAT KERJA
a. Penggunaan masker diwajibkan selama di tempat kerja, selama
perjalanan dari dan ke tempat kerja, serta setiap keluar rumah.
b. Prosedur masuk ke tempat kerja dilakukan sebagai berikut :

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 9


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

1) melakukan pengukuran suhu tubuh (skrining) di setiap titik masuk


tempat kerja;
2) melakukan self assessment risiko COVID-19 pada seluruh personil
untuk memastikan personil yang akan masuk kerja dalam kondisi tidak
terjangkit COVID-19, yang merujuk pada Instrumen self assessment
risiko COVID-19;
3) pengukuran suhu tubuh tidak dilakukan di pintu masuk dengan tirai
AC karena dapat mengakibatkan pembacaan hasil yang salah. Petugas
yang melakukan pengukuran suhu tubuh harus mendapatkan
pelatihan dan memakai alat pelindung diri (masker dan pelindung
wajah) karena berhadapan dengan orang banyak yang mungkin
berisiko membawa virus;
4) personil dilarang masuk ke tempat kerja jika memiliki gejala
demam/nyeri tenggorokan/batuk/pilek/sesak nafas dan dapat
diberikan kelonggaran untuk tidak masuk ke tempat kerja jika memiliki
gejala tersebut dengan menyampaikan surat keterangan sakit;
5) melarang seluruh personil dan tamu yang terindikasi memiliki suhu
tubuh > 37,3 (tiga puluh tujuh koma tiga) derajat celcius masuk ke
lokasi pekerjaan. Pengukuran dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dengan
jarak waktu 5 (lima) menit; dan
6) interpretasi dan tindak lanjut hasil pengukuran suhu tubuh di pintu
masuk dilaksanakan sesuai dengan prosedur sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat
Edaran ini.
c. Prosedur penerimaan tamu dilakukan sebagai berikut :
1) Tamu dibatasi akses masuk ke lokasi pekerjaan dan dilarang masuk
ke lokasi pekerjaan jika memiliki gejala demam/nyeri tenggorokan /
batuk / pilek / sesak nafas;
2) Penerimaan tamu dilakukan di area khusus yang terpisah dari
ruangan/area kerja dan ruangan/area ini rutin dibersihkan dengan
disinfektan sebelum dan sesudah digunakan; dan

d. Prosedur karantina/isolasi mandiri dilakukan sebagai berikut :


1) bagi personil yang ditemukan memiliki gejala terjangkit COVID-19
wajib dilakukan pengecekan dengan Rapid Test atau Polymerase
Chain Reaction (PCR)/Tes Cepat Molekuler (TCM) terhadap personil
tersebut dan personil lain yang melakukan kontak dekat dengannya,
kemudian dilakukan karantina/isolasi mandiri selama 14 (empat belas)
hari;
2) personil yang baru kembali dari perjalanan dinas ke
negara/daerah diwajibkan melakukan karantina/isolasi mandiri dan
pemantauan mandiri selama 14 (empat belas) hari dan mengukur
suhu 2 (dua) kali sehari dengan menggunakan formulir sebagaimana

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 10


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak


terpisahkan dari Surat Edaran ini.
3) personil yang menjalankan karantina/isolasi mandiri tetap
diberikan hak-haknya sesuai dengan ketentuan;
4) tempat kerja dapat memfasilitasi tempat observasi/karantina/isolasi
mandiri. Standar penyelenggaraan tempat
observasi/karantina/isolasi mandiri merujuk pada pedoman
dalam aturan yang disusun oleh Menteri Kesehatan; dan
5) pemantauan mandiri dilaksanakan dengan merujuk pada
Formulir Pemantauan Mandiri pada Karantina/Isolasi Mandiri
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini;

e. Prosedur jika ditemukan Personil kasus suspek, kasus probable, kasus


konfirmasi, kontak erat :
Bila tempat kerja menemukan/mendapat informasi personil kasus suspek,
kasus probable, kasus konfirmasi, kontak erat, maka:
1) Segera melaporkan dan berkoordinasi dengan Puskesmas atau Dinas
Kesehatan setempat;
2) Penanganan terhadap personil kasus suspek, kasus probable, kasus
konfirmasi, kontak erat mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan
terkait Penanganan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-
19.

f. Penerapan higiene dan sanitasi lingkungan kerja dilakukan sebagai


berikut
1) selalu memastikan sarana untuk menjaga kebersihan personil tersedia
(sarana cuci tangan, sabun, hand sanitizer, tisu, dll);
2) selalu memastikan seluruh area kerja bersih dan higienis dengan
melakukan pembersihan secara berkala menggunakan pembersih dan
disinfektan yang sesuai (setiap 4 jam sekali), terutama pegangan
pintu dan tangga, tombol lift, peralatan kantor yang digunakan
bersama, area dan fasilitas umum lainya; dan
3) selalu menjaga kualitas udara tempat kerja dengan
mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk ruangan
kerja, pembersihan filter AC.

g. Melakukan pencegahan penularan antara lain pemasangan


pembatas atau tabir kaca bagi personil yang melayani pelanggan, atau
menggunakan pelindung wajah (face shield).
h. Penerapan jaga jarak fisik (physical distancing) yang dilakukan
sebagai berikut :

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 11


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

1) pengaturan jumlah personil yang masuk agar memudahkan


penerapan jaga jarak fisik (physical distancing), dapat dilakukan
dengan menerapkan metode pengaturan jadwal kerja (shifting);
2) pada pintu masuk, agar personil tidak berkerumun dengan
mengaturjarak antrian. Beri penanda di lantai atau
poster/banner untuk mengingatkan;
3) jika tempat kerja merupakan gedung bertingkat maka untuk
mobilisasi vertikal lakukan pengaturan sebagai berikut :
a. Penggunaan lift: batasi jumlah orang yang masuk dalam lift, buat
penanda pada lantai lift dimana penumpang lift harus berdiri dan
posisi saling membelakangi;
b. Penggunaan tangga: jika hanya terdapat 1 (satu) jalur tangga,
bagi lajur untuk naik dan untuk turun, usahakan agar tidak ada
personil yang berpapasan ketika naik dan turun tangga. Jika
terdapat 2 (dua) jalur tangga, pisahkan jalur tangga untuk naik
dan jalur tangga untuk turun; dan
c. Lakukan pengaturan tempat duduk agar berjarak 1 (satu) meter
pada meja/area kerja, saat melakukan meeting, di kantin, saat
istirahat, dan lain lain.

i. Apabila menyediakan tempat ibadah harus mematuhi ketentuan :


1) jumlah peserta ibadah maksimal 50% dari kapasitas tempat
ibadah, serta tetap memperhatikan ketentuan jaga jarak fisik (physical
distancing) minimal 1 (satu) meter antar orang;
2) membatasi jumlah pintu atau jalur keluar masuk tempat ibadah;
3) tidak menggunakan karpet, serta melakukan pembersihan
dengan disinfektan sebelum dan sesudah kegiatan; dan
4) setiap jamaah harus membawa sendiri sajadah, perlengkapan sholat,
dan kantong/tas untuk membawa alas kakinya masing- masing.

j. Apabila menyediakan tempat makan dan/atau kantin harus


mematuhi ketentuan :
1) jumlah pengunjung/tamu/pengguna maksimal 50% dari
kapasitas tempat makan, serta pengaturan tempat duduk
memperhatikan ketentuan jaga jarak fisik (physical distancing);
2) melakukan pembersihan dengan disinfektan seluruh fasilitas di tempat
makan dan kantin, serta alat makan;
3) mendorong pembayaran menggunakan non tunai jika diperlukan;
4) penyajian dilakukan dengan menggunakan kemasan ramah
lingkungan dengan alat makan sekali pakai atau peralatan
makan/minum pribadi.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 12


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

k. Penyediaan toilet umum harus mematuhi ketentuan :


1) jumlah toilet memperhatikan jumlah penghuni/personil;
2) terdapat lubang ventilasi yang memadai untuk sirkulasi udara;
3) tidak menyediakan kain lap yang digunakan secara bergantian.
Menyediakan tisu dan sabun sebagai pengganti; dan
4) kebersihan sanitasi kamar mandi dan toilet harus terjaga dengan baik
dan menyediakan petugas yang melakukan pembersihan secara
berkala.

l. Jika memungkinkan, menyediakan transportasi khusus personil untuk


perjalanan pulang pergi dari mess/perumahan/tempat tinggal ke tempat
kerja sehingga personil tidak menggunakan transportasi publik. Apabila
menyediakan transportasi harus mematuhi ketentuan:
1) pembatasan jumlah penumpang pada transportasi darat, udara, dan
laut dilakukan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan terkait
Penanganan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.
2) mensterilkan sarana transportasi melalui penyemprotan
disinfektan setelah pemakaian terakhir;
3) menyiapkan hand sanitizer pada pintu masuk prasarana
transportasi; dan
4) melaksanakan pemeriksaan suhu tubuh penumpang dan
melarang penumpang dengan suhu di atas 37,3ᵒ C.

m. Apabila menyediakan mess/perumahan/barak kerja harus


mematuhi ketentuan :
1) Jumlah penghuni maksimal dan kapasitas ruangan, serta
pengaturan tempat tidur dilakukan sesuai Keputusan Menteri
Kesehatan terkait Penanganan Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian COVID-19;
2) melakukan pembersihan dengan disinfektan pada seluruh
fasilitas di mess/perumahan/barak kerja; dan
3) apabila salah satu penghuni memiliki gejala, maka seluruh
penghuni yang berada dalam 1 (satu) ruangan harus segera
dipindahkan ke tempat karantina/isolasi mandiri.

n. Harus memiliki petugas kesehatan/keselamatan konstruksi/bagian


kepegawaian yang melakukan pemantauan kesehatan personil
secara proaktif meliputi:
1) memantau pelaksanaan self assessment risiko COVID-19 pada seluruh
personil;
2) melakukan koordinasi dengan satuan kerja/bagian/divisi terkait
pemantauan pada semua personil jika ada yang mengalami
demam/batuk/pilek; dan

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 13


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

3) mendorong personil untuk mampu deteksi diri sendiri (self


monitoring) dan melaporkan apabila mengalami demam/sakit
tengorokan/batuk/pilek selama bekerja.

2. PENYELENGGARA JASA KONSTRUKSI


a. Selalu menerapkan gerakan masyarakat hidup sehat (germas) melalui
pola hidup bersih dan sehat saat di rumah, dalam perjalanan ke dan dari
tempat kerja dan selama di tempat kerja, dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1) Saat perjalanan ke/dari tempat kerja
a) pastikan anda dalam kondisi sehat, jika ada keluhan batuk, pilek,
demam agar tetap tinggal di rumah;
b) menggunakan masker;
c) mengupayakan tidak menggunakan transportasi umum;
d) Apabila menggunakan transportasi umum harus memperhatikan:
i. tetap menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 (satu) meter
ii. mengupayakan tidak sering menyentuh fasilitas umum,
gunakan hand sanitizer;
iii. menggunakan helm sendiri;

2) Selama di tempat kerja


a) saat tiba, segera mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir;
b) menggunakan siku untuk membuka pintu dan menekan tombol lift;
c) Tidak berkerumun dan menjaga jarak di lift dengan posisi saling
membelakangi;
d) membersihkan meja/area kerja dengan disinfektan;
e) mengupayakan tidak sering menyentuh fasilitas/peralatan yang
dipakai bersama di area kerja, gunakan hand sanitizer;
f) tetap menjaga jarak dengan rekan kerja paling dekat 1 (satu)
meter;

3) Saat tiba di rumah


a) jangan bersentuhan dengan anggota keluarga sebelum
membersihkan diri (mandi dan mengganti pakaian kerja);
b) mencuci pakaian dan masker dengan deterjen;
c) masker sekali pakai, sebelum dibuang robek dan basahi dengan
disinfektan agar tidak mencemari petugas pengelola sampah; dan
d) jika dirasa perlu bersihkan handphone, kacamata, tas dengan
disinfektan.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 14


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

4) Saat perjalanan dinas apabila menggunakan transportasi darat, udara,


dan laut harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) memastikan dalam kondisi sehat, jika ada keluhan batuk, pilek,
demam agar tetap tinggal di rumah;
b) tetap menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 (satu) meter.
c) mematuhi prosedur yang diarahkan petugas;
d) mengutamakan untuk melakukan pendaftaran diri secara daring
(online check in) untuk transportasi yang menggunakan sistem
pendaftaran secara daring (online check in);
e) semua penumpang dan pengendara wajib menggunakan
masker selama perjalanan;
f) mengupayakan tidak sering menyentuh fasilitas umum dan
menggunakan hand sanitizer;
g) tidak menyentuh wajah atau mengucek mata dengan tangan dan
menggunakan tisu bersih jika terpaksa;

b. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan konsumsi gizi seimbang, aktifitas


fisik minimal 30 menit perhari, istirahat cukup (tidur minimal 7 jam),
berjemur di pagi hari; dan
c. Lebih berhati-hati apabila memiliki penyakit degeneratif seperti diabetes,
hipertensi, gangguan paru dan gangguan ginjal atau kondisi
immunocompromised/penyakit autoimun dan kehamilan serta selalu
mengupayakan penyakit degeneratif dalam kondisi terkontrol.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 15


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR BETON DAN BAJA
PASAL 1
PEKERJAAN TANAH UNTUK LAHAN BANGUNAN

1.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat, metode
kerja dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
"pekerjaan tanah", seperti tertera pada gambar rencana dan spesifikasi ini.

Juga termasuk semua pembersihan dan penebasan/pembabatan, galian dan


urugan untuk bangunan seperti yang ditentukan Direksi Lapangan.

1.2. UMUM
Pembersihan, penebasan / pembabatan dan persiapan daerah yang akan
dikerjakan.
1) Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Penebasan
/ pembabatan harus dilaksanakan terhadap semua belukar, sampah yang
tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah
yang akan dikerjakan, harus dihilangkan dan dibuang dengan cara-cara
yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan
sebagainya, harus dihilangkan sampai kedalaman 0,500m di bawah
tanah dasar/permukaan.
2) Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada
maupun terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari
sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan
pelapukan dikemudian hari.
3) Segala pekerjaan pengukuran, persiapan termasuk tanggungan
Kontraktor.
4) Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa
pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali
apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.
5) Kontraktor harus menyerahkan contoh tanah urugan yang akan dipakai
berikut hasil uji laboratorium kepada Direksi Lapangan untuk
persetujuan, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum memulai
pengurugan.

1.3. PEKERJAAN GALIAN

1.3.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti yang ditentukan
dalam gambar. Kontraktor harus menjaga supaya tanah di bawah dasar
elevasi seperti pada gambar rencana atau ditentukan oleh Direksi Lapangan,

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 16


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

tidak terganggu, jika terganggu Kontraktor harus mengurug kembali lalu


dipadatkan sesuai syarat yang tertera dalam spesifikasi di bawah ini.

1.3.1 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.


1) Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-
syarat yang ditentukan menurut keperluan.
2) Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap
galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur,
maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali
dengan tanah merah, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan
kembali dasar yang waterpas.
3) Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan
pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus
menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian.
4) Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi
galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan
atau penunjang sementara atau lereng yang cukup.
5) Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah
pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan
lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada
bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan
mengalami kerusakan.
6) Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah
mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman
pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk
Direksi Lapangan.
7) Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah
yang bersih bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat
sebagai tanah urug.
Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-
lubang galian yang terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali
dengan tanah urug yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai
mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang dibuktikan dengan
test laboratorium.
8) Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan
untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin
ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai
menderita kerusakan harus direparasi/diganti oleh Kontraktor atas
tanggungannya sendiri.
Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di
lapangan dan hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara
lain yang dapat diketahui oleh Kontraktor dan ternyata diperlukan
perlindungan atau pemindahan, Kontraktor harus bertanggung jawab
untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 17


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.


Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan
Kontraktor, Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi
yang dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan
Kontraktor.
Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di
bawah tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus
dipindahkan keluar lapangan ke tempat yang disetujui oleh Direksi
Lapangan atas tanggungan Kontraktor.

1.4 PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN


Yang dimaksudkan di sini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan
tanah dengan syarat khusus dimana tanah hasil urugan ini akan
dipergunakan sebagai pemikul beban.

1.4.1. LINGKUP PEKERJAAN


1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
metode kerja dan alat-alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya
pekerjaan ini dengan baik.
2) Pekerjaan galian ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
3) Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-
sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk
ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

1.4.2. BAHAN-BAHAN
1) Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka minimum diberi 5 cm
urugan pasir padat (setelah disirami, diratakan dan dipadatkan) di bagian
atas dari urugan dibawah plat-plat beton bertulang, beton rabat dan
pondasi dangkal.
2) Urugan yang dipakai di bawah lapisan pasir padat tersebut adalah dari
jenis tanah silty clay yang bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan
yang bisa lapuk serta bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana
ukuran dari batu pecah tersebut tidak boleh lebih besar dari 15cm.
3) Direksi Lapangan mengharuskan agar supaya semua bahan urugan
hanya terdiri dari mutu yang terbaik yang dapat dipergunakan. Sebelum
memulai pekerjaan kontraktor harus menyerahkan contoh material
dengan dilampiri data laboratorium, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
sebelum memulai pekerjaan.

1.4.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1) Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis
sedemikian, sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15cm dalam keadaan
padat. Tiap lapis harus dipadatkan dan lolos uji CBR dan sand-cone

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 18


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

sebelum lapisan berikutnya diurug.


2) Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan
alat pemadat / compactor vibrator type yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan. Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan
lapangan tidak kurang dari 95% kepadatan maksimum hasil
laboratorium.
3) Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan
Proctor :
Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum
terhadap kadar air optimum, minimal satu kali untuk setiap jenis tanah
yang dijumpai di lapangan.

Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik
untuk bukti penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor
contoh, kepadatan kering maksimum dan kadar air optimumnya.
Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu ASTM D-
1557-70.
4) Pengeringan / pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah
supaya daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
5) Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-
batu yang besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi
dengan batu-batu kecil dan tanah yang dipadatkan.
6) Kelebihan material galian harus dibuang oleh Kontraktor ke tempat
pembuangan yang ditentukan oleh Direksi Lapangan.
7) Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan
dari tempat lain, tanpa tambahan biaya.

1.4.4. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN


1) Direksi Lapangan harus diberitahu bila penelitian di lapangan sudah
dapat dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatif yang
sebenarnya di lapangan.
2) Jika kepadatan di lapangan kurang dari 95% dari kepadatan maksimum,
maka Kontraktor harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan
sampai memenuhi syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95%
kepadatan maksimum di laboratorium.
3) Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM
D1556-70 atau prosedur lainnya yang disetujui Direksi Lapangan.
Penunjukan laboratorium harus dengan persetujuan Direksi Lapangan
dan semua biaya yang timbul untuk keperluan ini menjadi beban
Kontraktor.
4) Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 300meter
persegi dari daerah yang dipadatkan atau ditentukan lain oleh Direksi
Lapangan.
5) Penentuan kepadatan di lapangan dapat dipergunakan salah satu dari
cara/prosedur di bawah ini :
• Density of Soil Inplace by Sand-Cone Method,

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 19


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

AASHTO.T.191.
• Density of Soil Inplace by Driven-Cylinder Method,
AASHTO.T.204.
• Density of Soil Inplace by the Rubber Balloon Method,
AASHTO.T.205.
• atau cara-cara lain yang harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Lapangan.

Pasal 2.
PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH

2.1. UMUM
2.1.1. PERSYARATAN UMUM
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan
dan Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam
SNI-2847:2013, ACI 347, ACI 301, ACI 318.
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta
gambar-gambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi
cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem
rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang
aman.

2.1.2. LINGKUP PEKERJAAN


1) Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari
semua cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti
diperlukan dan diperinci berikut ini.

2) Pekerjaan yang berhubungan


1. Pekerjaan Pembesian
2. Pekerjaan Beton
3. Pekerjaan Baja

2.13 REFERENSI-REFERENSI
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar
atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-
standard atau spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1) SNI-2847:2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
2) SNI-1729:2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedung
3) SII Standard Industri Indonesia
4) ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
5) ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 20


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

Pasal 3.
PEKERJAAN BETON BERTULANG
3.1. U M U M
3.1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
1) Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua
pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan
semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya
dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau
sebagaimana diperlukannya.
2) Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang
terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam
beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan
Bangunan Gedung Beton Struktural 2013, ASTM dan ACI.
3) Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak
termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah
ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula
besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur
konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara
kedua macam gambar itu, maka ukuran yang harus berlaku harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau Direksi Lapangan
guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya disetujui oleh perencana.
4) Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna
kelangsungan pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh
berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat
dalam penuh Peraturan Bangunan Gedung Beton Struktural 2013. Dalam
hal ini Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk
persetujuannya, sebelum fabrikasi dilakukan.
5) Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan
beton yang berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan
penempatan batang-batang dowel ditanamkan di dalam beton seperti
terlihat dan terperinci di dalam gambar atau seperti petunjuk Direksi
Lapangan dan, bila disyaratkan, penyediaan penulangan untuk dinding
blok beton.
6) "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai
semua desain campuran beton dan test-test untuk menentukan
kecocokan dari bahan dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk
setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian slump, yang akan
bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi penempatan,
dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor
berkewajiban mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.
7) Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
• semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini.
• pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting.
• mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 21


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

tulangan beton.
• koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain
bagianlandasan beton untuk peralatan M/E.
• penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan

• dinding bata dengan kolom/dinding beton struktural dan dinding


bata dengan pelat beton struktural seperti yang ditunjukkan oleh
Direksi Lapangan.

3.1.2. REFERENSI DAN STANDAR-STANDAR


Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam
gambar atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan,
standard dan spesifikasi berikut ini :
1) SNI – 2013 Peraturan BangunanGedung BetonStruktural
2013
2) PBI- 1971 Peraturan Beton Indonesia – 1971
3) SKSNI - 1991 Tatacara Penghitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung
4) PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
5) ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced
Aggregate
Conc. For Structural and Mass Concrete, Part 2
6) ACI 304.2R-91, Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2
7) ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete
8) ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates
9) ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced
Concrete
10) ACI - 301 Specification for Structural Concrete of Building
11) ACI - 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1
12) ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete,
Part 1
13) ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland
Cement Concrete
14) ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly
mixed Concrete by the Pressure Method
15) ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for
Curing Concrete
16) ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed
concrete
17) ASTM - C31 Standard Method of Making and CuringConcrete
Test Specimens in the Field
18) ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled
Cores and Sawed Beams of Concrete
19) ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane
Forming Compounds for Curing Concrete

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 22


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

20) ASTM - D1752 Standard Specification for Performed Spange


Rubberand Cork Expansion Joint Fillers for
Concrete Paving and Structural Construction
21) ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion
Joint Fillers for Concrete Paving and Structural
Construction (Non-extruding and Resilient
Bituminous Types)

22) SII Standard Industri Indonesia


23) ACI - 315 Manual of Standard Practice for Reinforced
Concrete
24) ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire
Fabric
for Concrete Reinforcement.
25) ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain
Billet Steel Bars for Concrete Reinforcement,
Grade40, deformed, for reinforcing bars, Grade
40, for stirrups and ties.
26) Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.

3.1.3. PENYERAHAN-PENYERAHAN
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada
Direksi Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk
menyerahkan dan dengan segera sehingga tidak menyebabkan
keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan kontraktor
lain.
1) Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh
Kontraktor kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.

Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja


sebelum jadwal pelaksanaan pekerjaan beton.
2) Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum
pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi
Lapangan sedikitnya 5 hari kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil
percobaan laboratorium, baik hasil percobaan bahan maupun hasil
percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix) yang diperuntukan
proyek ini.
3) Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk
memperlancar pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan
sebelum memulai pengecoran.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 23


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

3.1.4. PERCOBAAN BAHAN DAN CAMPURAN BETON


1) Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus
dilakukan untuk test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur
ditujukan ke standard referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi
proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.
a. Semen : berat jenis semen
b. Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan),
penyerapan, kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat
kering dari agregat kasar, modulus terhalus dari agregat halus.
c. Adukan/campuran beton
1. Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design
masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang
didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih
sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui
oleh Direksi Lapangan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan
selambat-lambatnya 3 minggu sebelum pengerjaan dimulai,
dan selain itu mutu betonpun harus sesuai dengan mutu
standard penuh Peraturan Bangunan Gedung Beton Struktural
2013. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi
Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix
serta pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix harus diadakan
lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang
berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton yang
lain.
2. Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus
proporsional semen terhadap agregat berdasarkan berat, atau
proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana proposional
atau perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi
Lapangan.
3. Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap
jenis dan kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4)
adukan campuran dengan memakai nilai faktor air-semen
yang berbeda-beda.
4. Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah
benda uji silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai
penuh Peraturan Bangunan Gedung Beton Struktural 2013,
ACI Committee - 304, ASTM C 94-98.
5. Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan
pengetesan dilakukan pada hari yang tercantum pada item 6)

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 24


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-
rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum
(diambil yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah
maximum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat
setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan
lain oleh Direksi Lapangan.
6. Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing
untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari.
7. Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan penuh
Peraturan Bangunan Gedung Beton Struktural 2013, dilakukan
di lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi
Lapangan. Apabila digunakan metoda pembetonan dengan
menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan
contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus
dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa
"concrete-pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
8. Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang
ditentukan dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan penuh
Peraturan Bangunan Gedung Beton Struktural 2013 atau
metoda uji bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
9. Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus
disediakan dan disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas
ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan pemeriksaan selama
pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek
bangunan tersebut selesai dilaksanakan.

d. Pengujian slump
1. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump,
dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan
dalam penuh Peraturan Bangunan Gedung Beton Struktural
2013 dan sama sekali tidak diperbolehkan adanya penambahan
air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
"Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump
berikut, beton dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan,
yang akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos,
ataupun berongga-rongga.

Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa


"Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk produksi dari
beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang
memenuhi syarat batas slump.
2. Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada
pengukuran di pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maximum
slump harus 150 mm.
3. Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada
keadaan atau kondisi normal :

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 25


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

Slump pada (cm)


Konstruksi Beton Maksim Minim
um um

Dinding, pelat fondasi dan fondasi 12.50 10.00


telapak bertulang.
Fondasi telapak tidak bertulang, kaison 9.00 7.50
dan konstruksi di bawah tanah.
Pelat, balok, kolom dan dinding. 15.00 12.50
Pembetonan massal. 7.50 7.50

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat


dinaikkan sampai maksimum 1,5 cm.

e. Percobaan tambahan
1. Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus
mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan
tambahan pada bahan-bahan beton dan membuat desain
adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila
beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi.
2. Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum
tahapan pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk
pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan
perancah/acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan
pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian
dilakukan.

3.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan
peraturan-peraturan Indonesia.

3.2.1 SEMEN
a. Mutu semen
1. Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional
atau Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau
sesuai SII-0013-82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal
kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen
yang cepat mengeras hanya boleh dipergunakan dimana jika hal
tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh Direksi Lapangan.
2. Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen
portland dan bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi
ketentuan SII 0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau
spesifikasi untuk semen hidraulis campuran.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 26


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

3. Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan


dengan jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus
sesuai dengan jenis semen yang digunakan dalam ketentuan
persyaratan mutu (semen tipe 1).

b. Penyimpanan Semen
1. Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan
dan dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas
dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen
dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena
terlalu lama disimpan sehingga mengeras ataupun tercampur bahan
lain, tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat
pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik
terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan
dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen yang telah
disimpan lebih 60 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.
2. Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat
untuk melindungi terhadap penggumpalan semen dalam
penyimpanan.
3. Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai
dengan sertifikat test dari pabrik.
4. Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari
2,5 %.
5. "Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah
disetujui untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti
merk semen selama pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.

3.2.2 AGREGAT
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII
0052-80 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam
SII 0052-80, maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
a. Agregat halus (Pasir)
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam,
keras, bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti
yang ditentukan di pasal 3.5. dari penuh Peraturan Bangunan Gedung
Beton Struktural 2013.

Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan


terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-
bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur
melampaui 5 %, maka agregat halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3.
atau SII 0051-82.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 27


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus


minimum 2 % berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 %
berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90
% berat.

Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton.

Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari


pengotoran oleh bahan-bahan lain.

b. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)


Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami
dari batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu,
dengan besar butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.

Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah
butir-butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali,
bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.

Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering)


yang diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063
mm apabila kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.

Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak
beton.

Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas
ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-
sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60
% dan minimum 10 % berat.

Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari


Rudeloff dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
• tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 %
berat
• tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 %
atau dengan mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi
kehilangan berat lebih dari 50 % sesuai SII 0087-75, atau PBI-71

Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar


terlindung dari pengotoran bahan-bahan lain.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 28


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

3.2.3 AIR
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-
bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan
kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan
dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh
Direksi Lapangan.

3.2.4. BAHAN CAMPURAN TAMBAHAN (ADMIXTURE)


Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari
container. Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-
64. Segala macam admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus
disetujui oleh Direksi Lapangan. Admixture yang mengandung chloride atau
nitrat tidak boleh dipakai.

3.2.5. MUTU DAN KONSISTENSI DARI BETON


Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari,
kecuali ditentukan lain, harus seperti berikut :
Semua pelat : K-350 (f’c = 29.05 MPa)
Semua balok : K-350 (f’c = 29.05 MPa)
Semua kolom dan dinding beton : K-350 (f’c = 29.05 MPa)
Dinding + pelat beton yang
berhubungan dgn air : K-350 Integral
Untuk semua beton nonstruktural
seperti lantai kerja & sebagainya : Beton Klas - Bo

3.3. PELAKSANAAN BETON READY-MIXED


3.3.1. UMUM
a. Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton haruslah beton
ready-mixed yang didapatkan dari sumber yang disetujui Direksi
Lapangan, dengan takaran, adukan serta cara
pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi persyaratan di dalam
ASTM C94-78a, ACI 304-73, ACI Committee 304.

b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang


sesuai dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten
harus dikontrol bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-
mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah
berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di laboratorium.

c. Pemeriksaan.
Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat
pengantaran contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu.
Denah dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran
beton harus diperiksa oleh Direksi Lapangan sebelum pengadukan beton.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 29


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

d. Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang
akan dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh waktu dan
perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai
keadaan perbaikan memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton
sampai hasil percobaan, adukan beton dan contoh-contoh benda uji
disetujui oleh Direksi Lapangan. Lagipula, jangan memulai pekerjaan
beton sampai semua penyerahan disetujui oleh Direksi Lapangan.

e. Adukan Beton dan Kekuatan.


Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan
laboratorium oleh kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua
pihak, kontraktor dan pemasok beton ready-mix. Kekuatan tercantum
adalah kekuatan yang diijinkan minimum dan hasil dari hasil test oleh
percobaan laboratorium adalah dasar dari yang diijinkan.

f. Temperatur Beton Ready-Mix.

g. Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak


melampaui 38 oC.

h. Bahan Campuran Tambahan Penambahan bahan additive dalam proses


pembuatan beton ready-mix harus sesuai dengan petunjuk pabrik
additive tersebut. Bila diperlukan dua atau lebih bahan additive maka
pelaksanaannya harus dilaksanakan secara terpisah. Dalam
pelaksanaannya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63
dilakukan hanya oleh teknisi in-charge dengan persetujuan Direksi
Lapangan sebelumnya.

i. Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan
peralatan pengukur air yang tepat.

j. Pelaksanaan Pengadukan
Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit
setelah semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.

k. Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat
pengaduk di kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam
jangka waktu 1,5 jam atau sebelum alat pengaduk mencapai 300
putaran. Dalam cuaca panas, batas waktu tersebut di atas harus
diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila
dipergunakan retarder yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
l. Keadaan Khusus

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 30


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan


slump beton maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau
keputusan Direksi Lapangan dalam menentukan apakah adukan beton
tersebut masih memenuhi kondisi normal yang disyaratkan. Tidak
dibenarkan untuk menambah air ke dalam adukan beton dalam kondisi
tersebut.

m. Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai dengan
ACI 309R-87 (Recommended Practice for Consolidation of Concrete).
Sedapat mungkin penggetaran beton dilakukan dengan concrete-vibrator
(engine/electric).

3.3.2 PENGECORAN DAN PEMADATAN BETON


a. Persiapan
1. Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan menyerahan
kepada Direksi Lapangan untuk disetujui paling lambat 1 (satu)
minggu sebelum memulai kegiatan pengecoran.

2. Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya,


semprot dengan air dan kencangkan. Sebelum pengecoran, semua
cetakan, tulangan beton, dan benda-benda yang ditanamkan atau
di cor harus telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
Permohonan untuk pemeriksaan harus diserahkan kepada Direksi
Lapangan setidak-tidaknya 24 jam sebelum beton di cor. Kelebihan
air, pengeras beton, puing, butir-butir lepasan dan benda-benda
asing lain harus disingkirkan dari bagian dalam cetakan dan dari
permukaan dalam dari pengaduk serta perlengkapan
pengangkutan.

3. Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung


di sekeliling struktur dapat efektif dan menerus dicor.
Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan
genangan air sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase
ataupun segala perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan
dengan listrik untuk pengadaan bagi maksud penyempurnaan.
Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun,
kecuali bila galian tertentu telah bebas air dan lumpur.

4. Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui.


Logam-logam yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak,
karat besi dan pergerakan lain ataupun lapisan yang dapat
mengurangi rekatan. Kereta pengangkut adukan beton yang beroda
tidak boleh dijalankan melalui tulangan ataupun disandarkan pada
tulangan. Pada lokasi dimana beton baru ditempelkan ke pekerjaan
beton lama, buat lubang pada beton lama, masukkan pantek baja,

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 31


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

dan kemas cairan tanpa adukan nonshrink.

5. Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya


retak, basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi
penyusutan dan menjaga pelaksanaan beton.

6. Penutup Beton, bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton


harus sesuai dengan persyaratan Peraturan Bangunan Gedung
Beton Struktural 2013. :
• Pelat lantai : 20 mm
• Balok / kolom : 40 mm
• Tie beam / Drop Panel : 70 mm

7. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal


penutup beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan
jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama
dengan mutu beton yang akan dicor.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus
dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau
lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar
merata.

b. Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71, ACI
Committe 304 dan ASTM C94-98.

1. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat


pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat
dicegah pemisahan dan kehilangan bahan-bahan (segregasi).

2. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak


terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara adukan
beton yang sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan
beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran dengan
perantaraan talang-talang miring hanya dapat dilakukan setelah
disetujui oleh Direksi Lapangan. Dalam hal ini, Direksi Lapangan
mempertimbangkan persetujuan penggunaan talang miring ini,
setelah mempelajari usul dari pelaksana mengenai konstruksi,
kemiringan dan panjang talang itu. Batasan tinggi jatuh maksimum
1,50 m.

3. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam
setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus
diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan yang
panjang. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam,

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 32


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

apabila adukan beton digerakkan kontinue secara mekanis.


Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka
harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa
bahan pembantu yang ditentukan dalam pasal 3.8. PBI '71.

c. Pengecoran
1. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam Peraturan Bangunan
Gedung Beton Struktural 2013 PBI 1971, ACI Committee 304,
ASTMC 94-98.
2. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin
kecetakan akhir dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih
dari ketebalan 30 cm.

3. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak
disebutkan lain atau disetujui Direksi Lapangan.

4. Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh
lebih dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai
gajah, corong pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui
harus diperiksa, sedemikian sehingga pengecoran beton efektif
pada lapisan horisontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak
dari corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi
segregasi/pemisahan bahan-bahan.

5. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh
bahan asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.

6. Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya


senantiasa tetap mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk
pengaliran dari satu posisi ke posisi lain dan tuangkan secepatnya
serta sepraktis mungkin setelah diaduk.

7. Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau


metoda di luar ketentuan yang tercantum di dalam Peraturan
Bangunan Gedung Beton Struktural 2013 termasuk pekerjaan yang
tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka "Kontraktor"
harus membuat usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan paling lambat 3 minggu sebelum
pelaksanaan di mulai.

d. Pemadatan Beton
1. Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat
penggetar/vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga
kosong dan sarang-sarang kerikil.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 33


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

2. Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven,


type "immersion", beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala
penggetar lebih kecil dari diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk
kepala penggetar berdiameter 180 mm, semua dengan amlpitudo
yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang memadai.
3. Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada
keadaan darurat di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat
mungkin mendekati tempat pelaksanaan yang masih
memungkinkan
4. Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan adalah :
a. Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam
adukan kira-kira vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan
khusus boleh miring sampai 45 oC.

b. Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah


horisontal karena hal ini akan menyebabkan pemisahan
bahan-bahan.

c. Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian


beton yang sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak
boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari
beton yang sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar
tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak
terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat
ke bagian-bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.

d. Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang


jarum dan pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 - 50
cm. Berhubung dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian
konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis,
sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.

e. Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan


mulai nampak mengkilap sekitar jarum (air semen mulai
memisahkan diri dari agregat), yang pada umumnya tercapai
setelah maximum 30 detik. Penarikan jarum ini dapat diisi
penuh lagi dengan adukan.

f. Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa


hingga daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.

3.3.3. PENGHENTIAN/KEMACETAN PEKERJAAN


Penghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh
Direksi Lapangan.
Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton
basah bila pengecoran dihentikan, adakan tanggulan untuk pekerjaan ini.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 34


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

3.3.4. SIAR PELAKSANAAN


a. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa
sehingga tidak banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar
pelaksanaan harus direncanakan sedemikian sehingga mampu
meneruskan geser dan gaya-gaya lainnya.
Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan didalam gambar-
gambar rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui
oleh Direksi Lapangan. Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan
daripada yang ditunjukkan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh
Direksi Lapangan.
b. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom
harus ada waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada
beton dari kolom untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok
dan kepala-kepala kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistem
lantai dan harus dicor secara monolit dengan itu.

c. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira


di tengah-tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah
banyak berkurang. Apabila pada balok ditengah-tengah bentangnya
terdapat pertemuan atau persilangan dengan balok lain, maka siar
pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari pertemuan atau
persilangan itu.

d. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-


kotoran dan serpihan beton yang rapuh.

e. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan


harus cukup lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.

3.3.5. PERAWATAN BETON


a. Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam Peraturan Bangunan
Gedung Beton Struktural 2013 dan ACI 301-89.

b. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang


belum saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan
kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu
yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.

c. Masa Perawatan dan Cara Perawatan.


1. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai
dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling
sedikit 2 minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal
pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 38 oC.

2. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 35


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton


tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan
membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya
dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui
oleh Direksi Lapangan.

3. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara


luar, pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat
waktu pengerasan dapat di pakai tetapi harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi Lapangan.

d. Bahan Campuran Perawatan.


Harus sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-75.

3.3.6. TOLERANSI PELAKSANAAN.


Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada
cetakan Peraturan Bangunan Gedung Beton Struktural 2013; ACI-301 dan
ACI-347.
Toleransi Kedataran pada/untuk Pelat Lantai.
1. Penyelesaian akhir permukaan pelat menyatu. Keseragaman kemiringan
pelat lantai untuk mengadakan pengaliran positif dari daerah yang
ditunjuk. Perawatan khusus harus dilakukan agar halus, meskipun
sambungan diadakan di antara pengecoran yang dilakukan terus
menerus,
jangan memakai semen kering, pasir atau campuran dari semen dan
pasir untuk beton kering.

2. Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang akan
diberi karpet harus 7.0 mm dari 3 m.

3. Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 7.0 mm


dalam 3 m.

4. Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar


mengatur keramik, batu, bata, ubin lain dan "pavers" (mesin lapis jalan
beton), harus 10 mm dalam 1 m.

3.3.7. PENYELESAIAN DARI PELAT (FINISHED SLAB)


Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak memenuhi peraturan ini
seperti yang dicantumkan. Kemiringan lantai beton untuk pengaliran seperti
tercantum. Apabila pelat gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai
yang salah lalu akhiri lagi dengan lapisan atas sehingga kemiringan
pengaliran sesuai dengan gambar.

Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak


mengecualikan kegagalan terhadap pemenuhan syarat-syarat ini.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 36


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk
mengadakan pengaliran dari aliran.

3.3.8 CACAT PADA BETON (DEFECTIVE WORK)


Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi Lapangan
mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat sepeti
berikut :
a. Konstruksi beton yang keropos (honey-comb)
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan
atau posisinya tidak sesuai dengan gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang
direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
e. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang
tercantum dalam dokumen kontrak.
f. Atau yang menurut pendapat Direksi Lapangan pada suatu pekerjaan
akhir, atau dapat mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian
manapun dari suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari
spesifikasi.
g. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus
dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Direksi Lapangan dan
konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari
cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan
usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti/diperiksa dan
disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.
h. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan
dipakai dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari
Direksi Lapangan.
Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus
dilaksanakan dengan memuaskan.
i. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada
beton dan semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau
penggantian harus ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.
j. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan
instruksi Direksi Lapangan.
k. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena
penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada
pembongkaran cetakan, Direksi Lapangan harus diberitahu secepatnya,
dan tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh Direksi
Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air semen harus diadakan dengan
perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 37


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

3.3.9. PERLINDUNGAN DARI KERUSAKAN AKIBAT CUACA (WEATHER


INJURY)
a. Selama pengadukan
Dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum dicampur
(memakai es sampai air dingin), agar pemeliharaan dari suhu beton
masih dalam batasan yang disyaratkan. Tidak diijinkan pemakaian air
hujan untuk menambah campuran air.

b. Selama pengecoran dan pemeliharaan.


1. Umum
Adakan pemeliharaan penutup selama pengecoran dan perawatan
dari beton untuk melindungi beton terhadap hujan dan terik
matahari.

2. Dalam Cuaca Panas


Adakan dan pelihara keteduhan, penyemprotan kabut, ataupun
membasahi permukaan dari warna terang/muda, selama pengecoran
dan pemeliharaan beton untuk melindungi beton dari
kerugian/kehilangan bahan terhadap panas, matahari atau angin
yang berlebihan.

3. Kelebihan Perubahan Suhu


Lindungi beton sedemikian sehingga terjamin perubahan suhu yang
seragam di dalam beton, tidak lebih dari 3 oC dalam setiap jamnya.
4. Perlindungan Bahan-bahan
Peliharalah bahan-bahan dan peralatan yang memadai untuk
perlindungan di lapangan dan siap untuk digunakan.

3.3.10. PEKERJAAN PENYAMBUNGAN BETON


a. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan
semprotan udara bertekanan (compressed air) atau sejenisnya

b. Kurang lebih 10 menit sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton
lama yang sudah dibersihkan, harus dilapisi dengan bonding-agent
kental dengan kuas ex SIKA, Fosroc atau setara.
c. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus
dilapisi dengan bahan perekat beton polyvinyil acrylic (polyvinyl acrylic
concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

d. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus
dilapisi dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen
(epoxy cement base concrete bonding agent) seperti disetujui oleh
Direksi Lapangan.

e. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan


semen murni atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 38


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

permukaan beton lama mengering.

3.3.11. PENYELESAIAN STRUKTUR BETON (CONCRETE STRUCTURE


FINISHES)
Adakan variasi penyelesaian struktur beton keseluruhan pembetonan
seperti terlihat pada gambar dan perincian disini.
a. Penyelesaian Beton Exposed (Finish of Exposed Concrete)
1. Semua permukaan-permukaan beton cor/tuang (all cast in place
concrete surfaces) yang tampak pada penyelesaian struktur, baik
dicat maupun tidak dicat kecuali untuk permukaan kasar yang
diselesaikan dengan permukaan disemprot pasir dengan tekanan
harus mempunyai penyelesaian halus.
Buatlah permukaan halus, seragam dan bebas dari tambalan-
tambalan, sirip-sirip, tonjolan-tonjolan, baik tonjolan keluar
maupun akibat pemasangan paku, tepian dari serat tanda (edge
grain marks), bersihkan cekungan-cekungan dan daerah
permukaan celah semua ukuran (clean out pockets, and areas of
surface voids of any size)".

2. Semua pengikat-pengikat dari logam, termasuk yang dari


spreaders, harus dipotong kembali dan lubang-lubang dirapikan.
Semua tambalan bila diijinkan (pengisian dari cetakan yang diikat
dengan tekanan) harus diselesaikan sedemikian untuk dapat
melengkapi dalam perbedaan pada penyelesaian beton.
Tambalan pada suatu pekerjaan beton textured concrete work
harus diselesaikan dengan tangan untuk mencapai permukaan
yang diperlukan.

b. Penyelesaian Beton Terlindung (Finish of Concealed Concrete)


1. Permukaan beton terlindung harus termasuk beton yang diberi
lapisan termasuk lapisan arsitektur, kecuali cat atau bahan lapisan
yang fleksibel dan terlindung dari tampak pada penyelesaian
struktur.

2. Beton terlindung dan beton unexposed perlu ditambal dan


diperbaiki dari keropos dan kerusakan-kerusakan permukaan
sebagaimana semestinya sebelum ditutup permukaannya.

c. Penambalan Beton
Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang
terdiri dari 1 (satu) bagian semen (yang diatur dengan semen putih
atau tambahan bahan pewarna bila diijinkan untuk menyesuaikan
dengan warna disekitarnya) dengan 2 1/2 (dua setengah) bagian pasir
dengan air secukupnya untuk mendapatkan adukan yang diperlukan.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 39


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu


yang sebenarnya. Siapkan panel-panel contoh (30 cm persegi) dan
biarkan sampai berumur 14 hari sebelum keputusan akhir dibuat dan
penambalan dikerjakan.

Olah lagi adukan seperti diatas sampai mencapai kekentalan yang


tertinggi yang diijinkan untuk pengecoran. Sikat bagian yang akan
ditambah dengan bahan perekat yang terdiri dari pasta campuran air
dan semen murni serta tambalkan adukan bila bahan perekat masih
basah.

Hentikan penambalan sedikit lebih luas di sekeliling bagian yang


ditambal, biarkan untuk kira-kira satu sampai dua jam untuk memberi
kesempatan terhadap penyusutan dan penyesuaian penyelesaian
(finish flush) dengan permukaan sekelilingnya.

3.3.12. PENYELESAIAN DARI BETON PELAT (CONCRETE SLAB FINISHES)


1. Semua penyelesaian dari lantai harus diselesaikan sampai kemiringan
yang benar sesuai dengan kemiringan untuk pengaliran.

2. Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan


memakai merek lain, harus bebas dari segala minyak, karet ataupun
lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya lekatan pada
penyelesaian.

3. Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai sedini mungkin


setelah selesai pengerjaan.
Penyelesaian Menyatu (Monolith Finish)

a. Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk lantai beton


expose, dimana permukaan agregat dikehendaki.

b. Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai level dan


kemiringan yang tepat yang dapat dilakukan dengan atau tanpa
screed dengan power floating yang dilakukan secara merata.
Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air permukaan
menghilang dan beton telah mengeras serta bekerja. Permukaan
yang diperbolehkan harus ditrowel dengan besi untuk mencapai
permukaan yang halus.

c. Apabila permukaan menjadi keras, harus ditrowel dengan besi


untuk kedua kalinya untuk mendapatkan kekerasan, kehalusan
tapi tidak berlapis, padat, bebas dari segala tanda-tanda/bekas
trowel dan kerusakan-kerusakan lain.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 40


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

4. Perkerasan Beton (Concrete Hardener)


Untuk keperluan pelat lantai beton expose dengan beban berat,
perkerasan beton harus diadakan dengan kepadatan sebagai berikut :
a. Lantai parkir/sirkulasi lalu lintas normal, kepadatan sdg 3 kg/m2.

b. Ware house/loading dock/sirkulasi lalu lintas berat, kepadatan


berat 5 kg/m2.

3.3.13. LAPISAN PENUTUP LANTAI YANG DIKERJAKAN KEMUDIAN


(SEPARATE FLOOR TOPPINGS)
1. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan
singkirkan benda-benda asing, semprot dan bersihkan.

2. Letakan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang


akan ditanam/dicor.

3. Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan


petunjuk. Gunakan lapisan pasir dan semen pada lapisan dasar
secepatnya sebelum mengecor lapisan penutup (topping).

4. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan


kemiringan yang dikehendaki.

5. Pada lantai parkir, lantai atap, perkerasan lantai harus diadakan


seperti diperinci pada : C.3.13.c.2.

3.3.14. BETON MASSA (MASS CONCRETE)


1. Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.1R-87, ACI 207.2R-90 dan
ACI 207.3R-79 Revised 1985.

2. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus menentukan


metoda dari perbandingan, cara pengadukan, pengangkutan,
pengecoran serta pengontrolan temperatur dan cara perawatan, yang
harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.
3. Bahan-bahan.
a. Semen
Semen haruslah semen ordinary, moderate-heat atau semen
portland yang tahan terhadap sulfat.
1) Semen Portland memenuhi syarat syrat,ASTM C -150 atau
PUBI-982,Bab A-1
2) Kecuali ditentukan atau dipersyaratkan lain,harus digunakan
semen Type I atau Type II,ASTM C 150.
3) Semen yang dipakai dalam pekerjaan harus sama dengan
semen yang dipakai pada waktu menentukan campuran

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 41


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

beton.
4) Semua semen yang dikirim harus dalam keadaan utuh,tidak
rusak dan lengkap disertai merk atau cap dari pabrik.

b. Agregat
Ukuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah diperinci
sebelumnya. Kecuali dinyatakan lain pada catatan, agregat harus
mengikuti ketentuan tentang bentuk dan ukuran dari potongan
melintang serta jarak bersih dari tulangan-tulangan beton, dan
seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

c. Bahan Tambahan (Admixture) Pozzolanic


Jika diperlukan atau diperbolehkan ,bahan additive beton harus
memenuhi spesifiaksi sebagai berikut:
1) Air –entraining admixtures,ASTM C-260
2) Water –reducing, retarding, dan ASTM C 494.
3) Pozzolanic admixtures,ASTM C 618

d. Bahan Tambahan untuk Permukaan (Surface-active Agent)


Bahan tambahan untuk permukaan harus memenuhi spesifikasi
khusus. Kecuali yang tercantum dalam catatan, suatu retarder
type air entraining dan bahan "pereduce" air (water reducing
agent) atau harus digunakan retarder type water reducing agent.
Bagaimanapun, bahan tambahan apapun yang akan dipakai,
boleh dipakai bila dengan persetujuan/ijin dari Direksi Lapangan.

e. Bahan-bahan untuk campuran beton yang akan dipakai haruslah


dari bahan yang mempunyai suhu serendah mungkin.

f. Proporsi/Perbandingan Campuran.
1) Perbandingan campuran harus ditetapkan untuk
meminimumkan jumlah semen tehadap campuran dalam
batasan dari mutu beton yang dikehendaki/diminta dan harus
distujui oleh Direksi Lapangan.
2) Slump untuk beton massa tidak boleh lebih dari 12 cm.
3) Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan umur
beton 28 hari, maka umur beton juga perlu diperinci. Dalam
hal ini desain perbandingan campuran harus ditentukan sesuai
dengan metoda yang telah diperinci atau disetujui oleh Direksi
Lapangan.

g. Penulangan
1) Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi
dari bentuk tulangan tidak berubah selama pengecoran.

2) Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan bab

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 42


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

ini pasal C.4. tentang pembesian.

h. Pengecoran dan Pemeliharaan Temperatur


1) Sesudah beton dicor, permukaan harus dibasahi serta
dilindungi terhadap pengaruh langsung dari sinar matahari,
pengeringan yang mendadak dan lain-lain.

2) Untuk mengetahui kenaikan temperatur beton serta


pemeriksaan dalam proses perawatan beton maka
temperatur permukaan dan temperatur di dalam beton harus
diukur bilamana perlu setelah pengecoran beton dilaksanakan.

3) Apabila temperatur di bagian dalam beton mulai meningkat


maka perawatan beton harus sedemikian sehingga tidak
mempercepat kenaikan temperatur tersebut. Perhatian
dicurahkan agar temperatur pada permukaan beton menjadi
tidak terlalu rendah dibandingkan dengan temperatur di dalam
beton.

4) Setelah temperatur di dalam beton mencapai maksimum,


maka permukaan beton harus ditutupi dengan kanvas atau
bahan penyekat lainnya untuk mempertahankan panas
sedemikian rupa sehingga bagian dalam dan luar beton atau
penurunan temperatur yang mendadak di bagian dalam
beton. Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut diatas
dibuka permukaan tetap harus dilindungi terhadap
pengeringan yang mendadak.

5) Campuran beton yang direncanakan utuk adukan beton yang


dibuat harus berdasarkan pada kekuatan beton umur 28 hari.

6) Bila campuran beton yang direncanakan tersebut sudah dibuat


maka perkiraan kekuatan tekan beton dalam struktur harus
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan khusus untuk itu atau
sesuai instruksi Direksi Lapangan.

7) Cara perawatan dari benda uji untuk pengujian kekuatan


tekan beton guna dapat menetukan waktu yang sesuai untuk
pembongkaran cetakan beton sesuai dengan persyaratan
khusus untuk itu atau sesuai persetujuan Direksi Lapangan.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 43


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

3.3.14. PERLINDUNGAN TERHADAP MEKANIK DAN KERUSAKAN


PADA MASA PELAKSANAAN (PROTECTION FROM MECHANICAL
AND CONSTRUCTION INJURY).
Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat
mekanik, tegangan-tegangan akibat beban utama, kejutan besar (heavy
shock) dan getaran yang berlebihan.

3.3.15. PERCOBAAN BETON


1. Gudang/Tempat Penyimpanan Contoh Benda Uji.
Gudang penyimpanan yang terjamin atau ruangan harus disediakan
oleh "kontraktor" untuk menyimpan benda-benda uji silinder beton,
selama pemeliharaan. Gudang harus mempunyai ruang yang cukup
untuk menampung semua fasilitas yang diperlukan dan semua benda
uji kubus yang dimaksudkan. Kontraktor harus menyerahkan detail dari
gudang kepada Direksi Lapangan untuk persetujuan. Gudang harus
dilengkapi dengan pintu yang kuat dan kunci yang bermutu baik. Direksi
Lapangan berhak untuk langsung meninjau ruang/gudang
penyimpanan contoh benda uji silinder tersebut.

2. Percobaan Laboratorium.
Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan PBI-
71 NI-2, ASTM C-172, ASTM C-31.

3. Penyelidikan dari Hasil Percobaan dengan Kekuatan Rendah.


Apabila mutu benda uji berdasarkan hasiil percobaan kekuatan kubus
ternyata lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan
percobaan-percobaan dengan tahapan sebagai berikut :
1) Hammer test, percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM C-
805-79. Apabila hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari
yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut
di bawah ini.

2) Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C42-94. Apabila hasil
dari percobaan drilled core ini masih lebih rendah dari yang
disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut di
bawah ini.

3) Loading Test/percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71


dan ACI-318-99. Apabila hasil dari percobaan pembebanan ini
masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka beton dinyatakan
tidak layak dipakai.

3.3.17. DIIJINKAN
Kecuali ditentukan lain, secara umum harus sesuai dengan ACI-301
(Specification for Structural Concrete for Building). Apabila didapati

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 44


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

beberapa toleransi yang dapat dipakai bersamaan, maka harus


diambil/dipakai adalah yang terhebat/terkeras.

3.3.18. LAIN-LAIN
Grouting dan Drypacking
1. Grout/Penyuntikan Air Semen.
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air secukupnya agar dapat
mengalir dengan sendirinya. Pengurangan air dan bahan tambahan
untuk kemudahan pekerjaan beton boleh diberikan sesuai dengan
pertimbangan "kontraktor" melalui persetujuan Direksi Lapangan.

2. Drypack/Campuran Semen Kering


Satu bagian semen, 2 bagian pasir dengan air sekadarnya untuk
mengikat bahan-bahan menjadi satu.

3. Installation/Pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan taburi (slush) dengan semen
murni. Tekankan grout sedemikian agar mengisi kekosongan/celah-
celah dan membentuk lapisan seragam dibawah pelat. Haluskan
penyelesaian pada permukaan beton expose dan adakan perawatan
dengan pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.

4. Non-Shrink Grout
Campurkan dan tepatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan
ditempat lain dimana non-shrink grout diperlukan, sesuai dengan
instruksi dan rekomendasi yang tercantum dari pabrik. Technical service
harus dikerjakan oleh perusahaan/pabrik.

Perusahaan/pabrik yang bahan groutnya dipakai, harus mengerjakan


percobaan hasil yang memperlihatakan bahwa grout non-shrink tidak
ada penyusutan sejak awal pengecoran atau sambungan setelah
pemasangan sesuai CRD-C621-80 (susut); mempunyai kekuatan tekan
1 hari tidak kurang dari 3000 psi dan 8000 psi pada 28 hari sesuai ASTM
C109; mempunyai waktu pengikatan awal tidak kurang dari 45 menit
sesuai ASTM C191, memperlihatkan luasan bearing effective (EBA =
Effective Bearing Area) sebesar 90 sampai 100 persen.

Grout yang terdiri dari accelatator inorganis, pengurangan air, atau


"fluidifiers" harus tidak boleh mempunyai penyusutan kering lebih besar
dari persamaan semen pasir dan campuran air seperti percobaan di
bawah ASTM C 596. Semua grout harus menurut syarat petunjuk dari
CRD-C611-80 (flow cone).

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 45


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

3.4. PEMBESIAN
3.4.1. PERCOBAAN DAN PEMERIKSAAN (TEST AND INSPECTIONS)
Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus
disertai surat keterangan percobaan dari pabrik.

Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian


periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1
benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan.
Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus
dilakukan di laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT (LUK BPPT) Serpong
atau laboratorium lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal
sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah
ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.

Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang
merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.

Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat
dengan kawat dari baja lunak.

Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.

Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari


pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan
dan panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.

Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka
pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat
resmi dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

3.4.2. BAHAN-BAHAN / PRODUK


1. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan
tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti
dinyatakan pada gambar-gambar struktur.

Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 10 mm harus baja lunak


dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.

Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 10 mm


harus baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh
4000 kg/cm2.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 46


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

a. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)


Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan
kawat pengikat yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri
(Individual High Chairs).

b. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan


lain untuk mengatur jarak.
1) Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI,
kecuali diperlihatkan lain pada gambar.
2) Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak
direkomendasi.
3) Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir
atau horizontal runners dimana bahan dasar tidak akan
langsung menunjang batang kursi (chairs legs). Atau pakai
lantai kerja yang rata.
4) Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang
langsung berhubungan/ mengenai cetakan, sediakan
penunjang dengan jenis hot-dip-galvanized atau penunjang
yang dilindungi plastik.
c. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

3.4.3. JAMINAN MUTU


Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan
untuk semua tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus
memperlihatkan hasil-hasil dari semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.

3.4.4 Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan


Pembengkokkan dan pembentukan.
Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga
posisi dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan
bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan Peraturan Bangunan
Gedung Beton Struktural 2013
Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan
persyaratan PBI 1971 atau A.C.I. 315.

3.4.4. PENGIRIMAN, PENYIMPANAN DAN PENANGANANNYA


Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan
etiket/label yang mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda
pengenal.
Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang
di atas tanah harus kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan
terlindung dari lumpur, kotoran, karat dsb.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 47


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

3.5. PELAKSANAAN PEMASANGAN TULANGAN, PEMBENGKOKAN DAN


PEMOTONGAN
3.5.1. PERSIAPAN
1. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan
karat lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat.
Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan
konstruksi untuk menjamin rekatannya.

2. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.

3.5.2. PEMASANGAN TULANGAN


1. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan Peraturan Bangunan
Gedung Beton Struktural 2013 Koordinasi dengan bagian lain dan
kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk
mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada
lubang-lubang (openings) / bukaan.

2. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja,
hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
a. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang
pada posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan
spacers/penahan jarak.

b. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk


memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan
penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang
diperlukan.

c. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat


(seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus
dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling
sedikit sama dengan beton yang akan dicor.

d. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal


penutup beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan
jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama
dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus
dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m^2 cetakan atau
lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 48


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

e. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus


ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang
atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh
blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan
terhadap ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang
dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.

3. Toleransi pada Pemasangan Tulangan


a. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
b. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
c. Tulangan atas pada pelat dan balok :
1) balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6
m.
2) balok dengan tinggi lebih dari 200 mm : ± 12 mm
3) panjang batang : ± 50 mm
Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai Peraturan Bangunan
Gedung Beton Struktural 2013.

d. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan Peraturan Bangunan


Gedung Beton Struktural 2013.
1) Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan
dengan cara-cara yang merusak tulangan itu.

2) Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan


diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60
cm dari bengkokan sebelumnya.

3) Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak


boleh dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali
apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau
disetujui oleh perencana.

4) Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus


dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan
diijinkan oleh perencana.
Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak
(polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan
merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850
oC.

Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami


pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami
pemanasan di atas 100 oC yang bukan pada waktu las, maka
dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus
diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 49


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

pengerjaan dingin.

Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan,


kecuali diijinkan oleh perencana.

Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak


boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air.

Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan


dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari
setiap bagian dari bengkokan.

e. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.


1) Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan
toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila
tidak ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan
pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti
tercantum dalam ayat-ayat berikut.

2) Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun


ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari
batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm,
kecuali mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4).
Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut
sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25
mm.

3) Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok


ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau
kurang dan sebesar ± 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.

4) Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan


ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm.

f. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.


1) Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
- Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
- Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait

2) Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)


- Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
- Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait

3) Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 50


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

tegangan terbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok


dan pelat beton harus diadakan di tengah bentang, dan
tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang
dimana memungkinkan.

f. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui


perbandingan 1 terhadap 10.

g. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan Peraturan
Bangunan Gedung Beton Struktural 2013 kecuali ditentukan lain.

3.5.3. LAS
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai
dengan Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak
boleh dilakukan pada pembengkokan di suatu batang, pengelasan pada
persilangan (las titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau disahkan
oleh Direksi Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan
keperluan jaminan kehandalan kemampuan las dengan cara ini.

C.5.4. Sambungan Mekanik


Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom
dengan menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan
(pada kolom) harus disediakan dan dipakai.

Pasal 4.
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

1.1. LINGKUP PEKERJAAN


Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan
yang diperlukan untuk melaksanakan fabrikasi membuat konstruksi baja
termasuk pemasangan percobaan (trial erection) sesuai ketentuan
perencanaan, dan pemasangannya di lapangan.

Semua pekerjaan dan tukang yang diterima untuk melakukan pekerjaan


harus ahli dan yang berpengalaman serta profesional.

Pemborong harus mempersiapkan dan membuat gambar kerja serta metode


kerja yang lengkap, daftar material, dan sambungan dari komponen-
komponen, yang sebelum dilaksanakan harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Pekerjaan baja yang harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
tertera pada gambar kerja, pekerjaan besi, dan baja dilaksanakan untuk :
Rangka Atap dan Rangka Baja.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 51


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

1.2. REFERENSI
1. Bahan-bahan Struktur/Konstruksi Utama.
Kecuali kalau diatur secara tersendiri, semua material profil, pelat
dan kisi-kisi yang akan dibuat konstruksinya secara las harus
terbuat dari jenis baja karbon yang memenuhi persyaratan
ASTM A36 atau yang setara.
Untuk semua jenis pipa juga harus dari baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A53 type E atau S.

Kecuali kalau diatur secara tersendiri maka semua bahan-bahan untuk


konstruksi baja harus memenuhi spesifikasi American Institute of Steel
Construction (AISC) dan PPBBI Mei 1984.

2. Bahan-bahan Pengikat Struktur/Konstruksi Utama


Untuk bahan-bahan pengikat struktur/konstruksi utama yaitu baut-baut,
mur-mur/sekerup-sekerup dan ring-ring disyaratkan sebagai berikut :
• Untuk sambungan bukan baja ke baja :
Harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM
A370 dan telah digalvanis.
• Untuk sambungan baja ke baja:
Harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM
A325 dan atau ASTM A490 dan harus telah terlapis Cadmium.
• Untuk sambungan logam yang berlainan jenis bahannya,
pengikat-pengikat harus dari baja tahan korosi yang memenuhi
persyaratan ASTM A276 type 321.
• Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi ANSI B27,
type A.

3. Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari American Welding


Society (AWS D1.1-86: Structural Welding Code Steel).

4. Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan


ASTM A36 atau A325.

5. Lapisan seng : baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan
seng untuk produksi ulir dan sekrup harus memenuhi ASTM A153.

6. Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM
A307 dengan tipe baut segi enam (hexagon-bolt type) konvensional.
Pengencangan semua mur harus dengan kunci momen dan disaksikan
oleh Direksi Lapangan.

7. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru,


yaitu bahan yang belum pernah dipergunakan sebelumnya dan harus
disertai sertifikat pengiriman dari pabrik.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 52


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

8. Peraturan-peraturan dan pedoman standar yang dipakai :


• Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI), Mei
1984.
• American Institute of Steel Construction (AISC), Manual of
Steel Construction, 8th Edition, 1989.
• American National Standards Institute (ANSI), B27.265 Plain
Washers.
• American Society for Testing and Materials (ASTM)
Specifications:
 A 36 - 70a Structural Steel
 A 53 - 72a Welded and Seamless Steel Pipe
 A153 - 71 Zink Coating (hot dip) on Iron and Steel
Hardware
 A307 - 68 Carbon Steel Externally Threaded Standard
Fasteners
 A325 - 71a High Strength Bolts for structural Steel Joint,
Including Suitable Nuts and Plain Hardened Washers
 A490 - 71 Quenched and Tempered Alloy Steel Bolts for
Structural Steel Joints

1.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1.3.1. PERENCANAAN DAN PENGAWASAN
1. Gambar kerja
Sebelum pekerjaan fabrikasi di pabrik dimulai, Kontraktor harus
menyiapkan gambar-gambar kerja yang menunjukkan detail-detail
lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran
serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang diperlukan.

2. Ukuran-ukuran
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran dan dimensi yang tercantum pada gambar kerja.

3. Pemeriksaan dan lain-lain


Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas
tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian
rupa sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat di
lapangan. Direksi Lapangan mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan
di pabrik pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang
boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui Direksi
Lapangan. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan
gambar atau spesifikasi ini akan ditolak.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 53


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

1.3.2. STANDAR PENGELASAN


Pengelasan harus sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui Direksi
Lapangan dan harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC
Spesification.

Pelaksanaan pengelasan harus oleh personil yang memiliki kecakapan untuk


pekerjaan las dan di bawah pengawasan personil yang secara teknis
bertanggung jawab untuk pekerjaan tersebut.

Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las


listrik, serta hasilnya harus memenuhi persyaratan teknis.

Bagian konstruksi yang akan dilas harus bersih dari bekas-bekas cat, karat,
lemak,kerak-kerak dan kotoran-kotoran lainnya.

Pengelasan dapat dilakukan setelah diperiksa bahwa hubungan-hubungan


yang akan dilas sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku
untuk konstruksi itu.
Kedudukan konstruksi baja yang segera akan dilas harus menjamin situasi
yang paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang
dilakukan.

Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas
lapisan pertama, maupun bidang-bidang benda kerja harus dibersihkan dari
kerak (slag) dan kotorannya lainnya.

Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang
terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan logam
sebelum memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-
pori, rusak atau retak harus dibersihkan kembali dan diulang sejak awal.

Lokasi tempat pengelasan serta bidang konstruksi yang akan dilas, harus
terlindung dari hujan dan angin kencang selama pengelasan berlangsung.

1.3.3. LUBANG-LUBANG BAUT


1. Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus
dikerjakan dengan alat bor/punch dan harus dibersihkan.

2. Diameter baut selain baut angkur, maksimum adalah 1,6 mm lebih besar
dari nominal diameter.

3. Untuk baut angkur, lubang bautnya tidak boleh lebih besar 3,2 mm dari
nominal diameter baut angkur untuk angkur berdiameter 24 mm atau
kurang dan ketentuan itu menjadi 5 mm bila nominal diameter baut
angkur lebih dari 24 mm.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 54


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

1.3.4. SAMBUNGAN
Untuk sambungan komponen konstruksi yang tidak dapat dihindarkan,
berlaku ketentuan hanya diperkenankan maksimal satu sambungan dan
dilaksanakan dengan las tumpul / full penetration atau butt weld.

1.3.5. PEMASANGAN PERCOBAAN/TRIAL ERECTION


Bila dipandang perlu oleh Direksi Lapangan, Kontraktor diwajibkan
melaksanakan pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan
konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan
gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh Direksi Lapangan dan pemasangan
percobaan ini tidak boleh dibongkar sebelum mendapat persetujuan Direksi
Lapangan.
Pemasangan percobaan ini tidak dapat dipakai sebagai alasan penambahan
biaya oleh kontraktor.

1.3.6. PENGECATAN
Semua bahan konstruksi baja harus dilapis cat.
Cat dasar adalah jenis zink chromate setaraf ICI atau Danapaints dan
pelaksanaan pengecatan dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di
lapangan. Sedangkan baja yang akan ditanam di dalam beton tidak boleh di
cat.
Untuk lubang baut kekuatan tinggi (high strength bolt) permukaan baja tidak
boleh dicat. Pengecatan harus dilakukan setelah baut selesai dipasang.

Di bagian bawah dari base plate harus digrout dengan bahan Master Flow
713 Grout atau setara, dengan tebal minimum 2.5 cm. Cara
pemakaian harus sesuai spesifikasi pabrik.
1.3.7. PEMASANGAN AKHIR / FINAL ERECTION
Peralatan untuk pemasangan akhir harus sesuai dan sebanding dengan
pekerjaannya dan dalam kondisi kerja yang baik. Bila dijumpai bagian-bagian
konstruksi yang tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana
mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau perubahan bentuk
maka keadaan itu harus segera dilaporkan kepada Direksi Lapangan untuk
diperoleh cara perbaikannya.

Perbaikan kesalahan harus dilakukan di hadapan Direksi Lapangan, dan


pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan Kontraktor.

Termasuk sebagai peralatan pemasangan adalah : Sabuk pengaman dan tali-


tali harus digunakan oleh para pekerja khususnya pada saat bekerja di
tempat yang tinggi, selain pengaman yang berupa platform atau jaringan
(net).

Setiap komponen diberi kode/marking yang sesuai dengan gambar


pemasangan, sehingga memudahkan pemasangan.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 55


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara
harus digunakan untuk mencegah terjadinya tegangan-tegangan yang
melewati tegangan ijin. Ikatan-ikatan itu tetap dipasang sampai keseluruhan
konstruksi selesai.

Sambungan-sambungan sementara berupa las maupun baut harus diberikan


kepada bagian konstruksi untuk menahan beban mati, angin dan tegangan-
tegangan selama pembangunan.

Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus
telah disediakan dengan lengkap dan siap dipasang sebagaimana mestinya
sesuai dengan gambar.

Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque


wrench).

1.3.8. TOLERANSI
Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/500 dari
tinggi vertikal kolom.

Toleransi kelurusan tidak boleh lebih dari L/1000 untuk semua komponen.

1.3.9. CONTOH BAHAN


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-
contoh material antara lain : baja-profil, kawat las, cat dasar dan akhir dan
lain-lain untuk mendapat persetujuan Direksi Lapangan.

Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan akan dipakai


sebagai standar/pedoman untuk pemeriksaan/penerimaan material yang
dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.

Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh


material yang telah disetujui tersebut dalam Bangsal Direksi Lapangan /
Direksi keet.

1.4. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN


1. Sebelum dilaksanakan fabrikasi/pemasangan, Kontraktor diwajibkan
memberikan pada Direksi Lapangan "Certificate Test" bahan baja
profil, baut-baut, kawat las, cat dari produsen/pabrik.

2. Bila tidak ada "Certificate Test", maka Kontraktor harus melakukan


pengujian atas baja profil, baut, kawat las di laboratorium.

3. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap tipe pekerjaan pengelasan


dan tiap jenis dari bahan yang akan di las. Pengujian yang bersifat
merusak contoh dari prosedur dan kualifikasi pengelasan harus diadakan

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 56


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

sesuai dengan persyaratan ASTM A370.

4. Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak :


Khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang
dilas tidak lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan
secara visual, bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian
tersebut harus diuji dengan cara-cara seperti di bawah ini dan sesuai
standar AWS :
• Pemeriksaan dengan Ultrasonic sesuai dengan lampiran L dari
AWS D 1.1-86 atau persyaratan ASTM E114 - 75 : Ultrasonic
Contact Method; E164-74 : Ultrasonic Contact Examination or
Weldmends; E273-68 : Ultra sonic Inspection of Longitudinal
and Spiral Welds of Welded Pipe and Tubing (1974).

• Cara pemeriksaan dengan Partikel Magnetic harus sesuai


dengan ASTM E109.

• Cara pemeriksaan dengan Liquid Penetrant harus sesuai


dengan E109.

Titik-titik / bagian konstruksi yang akan dilakukan pengujian


ditentukan / dipilih oleh Direksi Lapangan termasuk jumlah pengujian.

5. Pemeriksaan visual mutu pengelasan dilakukan ketika pelaksanaan


pengelasan berlangsung dan setelah tahap pekerjaan diselesaikan.
Bagian pengelasan yang telah diselesaikan, harus disikat dengan sikat
kawat sampai bersih sebelum Direksi Lapangan membuat
pemeriksaannya.

Direksi Lapangan akan memberikan perhatian pada permukaan yang


pecah-pecah, porous, masuknya kerak-kerak las pada permukaan,
potongan bawah, lewatan/overlap, kantong udara dan ukuran las.
Pengelasan yang dinilai rusak harus diperbaiki kembali sesuai dengan
persyaratan AWS D 1.1-86.

6. Hasil pengujian dari laboratorium/lapangan harus diserahkan pada


Direksi Lapangan secepatnya, dan seluruh biaya yang berhubungan
dengan pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 57


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
PENJELASAN UMUM
1.1 Syarat-syarat Umum, Peraturan dan Standard.
Dalam melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus memenuhi peraturan-
peraturan yang berlaku di dalam negara Republik Indonesia. Pada khususnya
peraturan-peraturan ini berkenaan dengan pasal di atas meliputi:
1) Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan bangunan:
a) NI-3 (PUBB)/1963.
b) NI-3 (PUBB)/1960.
c) NI-3 1970.
2) Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang penggunaan tenaga kerja,
harian, mingguan dan bulanan/borongan).
3) Peraturan AVWI.
Tata cara pelaksanaan atau peraturan-peraturan Pembangunan dari
Pemerintah setempat harus ditaati.

1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan.


1) Bagian ini mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan Arsitektur sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.
2) Pekerjaan yang tercantum dalam bagian ini adalah:
a) Pekerjaan Lantai
b) Pekerjaan Dinding
c) Pekerjaan Langit-Langit
d) Pekerjaan pengecatan.
e) Pekerjaan alat-alat penggantung dan pengunci.

Pasal 2
PEKERJAAN LANTAI
2.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan
yang berhubungan dengan pekerjaan lantai sesuai dengan RKS serta gambar
rencana..

Ruang lingkup pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan atau jenis penutup
lantai masing-masing ruangan sesuai tabel finishing gambar.

2.2. Persyaratan bahan


Bahan – bahan yang digunakan harus baru dan memenuhi persyaratan yang
berlaku umum :

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 58


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

1) Pelapis Lantai Homogenous


Lantai Homegenous yang dipakai harus memenuhi syarat uji menurut
Singapore Standard 301 (1985) dan SII 0583 – 81. Bahan yang dipakai
merk ROMAN GRANIT

Spesifikasi Homogeneus Tile


Ukuran : 60x60x1,0cm, untuk lantai pada umumnya
warna ditentukan kemudian
Kekerasan glasur : > 8 skala Moh’s
Kekerasan badan : > 8 skala Moh’s
Moisture : 0,2 – 0,05 %
expansion
Tahan terhadap : Setelah dilakukan pencelupan kedalam HCL
asam selama 2 hari, hanya terpengaruh sampai 3 %
Thermal shock : Dipanaskan sampat 250 derajat celcius,
kemudian dicelupkan kedalam air dengan
suhu ruangan tidak terjadi keretakan.
Daya tahan : Dicelupkan kedalam KOH selama 2 hari,
terhadap alkali hanya terpengaruh 3 %. Warna tidak luntur,
tahan terhadap asam & basa yang umum
dipakai, tahan terhadap cuaca dan perubahan
suhu yang mendadak.

2.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN


1) UMUM
a. Permukaan yang akan dipasang bahan lantai harus bersih dari
berbagai macam kotoran.
b. Permukaan lantai yang akan dipasang bahan lantai harus betul-betul
rata dan datar yang harus diperiksa dengan water pass
c. Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir dengan perbandingan
1 : 4 yang dipergunakan sebagai media (“plur”) untuk meratakan level
lantai agar sesuai dengan level rencana. Sedangkan untuk
pemasangan bahan pada bidang vertikal agar menggunakan perekat
yang berkwalitas untuk menghindari kekotoran dan kerusakan warna
atau texture .
d. Bahan-bahan adukan dan bahan tambahan harus memenuhi
ketentuan Persyaratan teknis Adukan dan Plesteran.
e. Bahan Pengisi Celah/ Naad ( Grouting )
Mengandung pasir silica untuk celah naad ubin lebih dari 3mm . Tidak
mengandung pasir silica untuk naad ubin sampai dengan 3mm.
Mengandung bahan anti jamur, tahan terhadap sinar Ultra Violet (UV)
serta bersifat lentur dan berdaya lekat tinggi.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 59


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

2) Pekerjaan Beton Acian / Screed


Beton untuk lantai yang tidak difinish dengan suatu bahan pelapis
apapun, penyelesaiannya menggunakan adukan 1pc : 3ps, dengan
ketebalan minimum 5 cm.

3) Pekerjaan Pelapis Lantai Homogenous


Pelaksanaan
a. Aplikasikan screed/Adukan yang terdiri dari semen, pasir, dan air
dengan komposisi semen dan pasir 1:4 dengan tebal 2-5 cm pada
bidang dasar/lantai kerja.
b. Lekatkan tile di atas adukan , atur naad ( dengan spacer atau paku )
dean level yang dinginkan dengan menggunakan palu karet. Jarak
naad sebaiknya ± 2 mm
c. Untuk mendapatkan level yang baik dapat menggunakan waterpaas
d. Bersihkan permukaan tile dari bahan adukan yang menempel dan
diamkan supaya adukan/screed mengering 2 x 24 jam
e. Selama pemasangan, hindari zat-zat/cairan yang mengandung
pewarna yang kuat ( the, kopi, soft drink, spidol, tinta, dll). Jkia
terkena noda seperti diatas, bersihkan secepat mungkin.
f. Untuk lantai 2, 3 dan seterusnya, sebaiknya menggunakan additive
dengan bahan adhesive yang ada di pasaran
g. Expantion joint sebaiknya digunakan unmtuk pemasangan dengan
luas 50 m² - 100 m² untuk indoor dan luas 12 m² - 25 m² untuk
outdoor

4) Pengisian Naad
a. Sebaiknya dilakukan setelah 2x24 jam pemasangan tile
b. Sebelum pengisian bersihkan tile dari kotoran/debu dan minyak
terutama pada celah naad
c. Aplikasikan grout ke celah naad dibuat cekung mengikuti kemiringan
bevel ( tidak rata tile )
d. Gunakan bahan karet atau spon pengisi naad dan tekan sampai celah
naad terisi padat.
e. Berikan segera grout yang menempel pada permukaan tile dan
diamkan supaya grout mengering 2 x 24 jam

2.4. Referensi Produk


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor baru dapat
mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pengawas
Lapangan.

Produk bahan dan peralatan, pada dasarnya adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Merk/Produk


1 Homogeneus Tile 60 x 60 cm ROMAN GRANIT
2 Hospital plint ROMAN GRANIT

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 60


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

Pasal 3
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

3.1. Lingkup Pekerjaan.


1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini.

3.2. Persyaratan Bahan.


1) PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM
a. Jenis : Gypsum board 9 mm
b. Produk : Jayaboard
c. Rangka menggunakan besi hollow Galvanized 20X40cm dan 40X40
cm.

3.3. Persyaratan Pelaksanaan.


1) Sebelum Kontraktor melakukan pemesanan, terlebih dahulu mengajukan
contoh dari bahan kepada Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis. Bahan anti bacterial tiles yang datang harus
dalam pembungkus asli.
2) Bahan bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh contohnya untuk menda¬patkan persetujuan dari
Perencana dan Manajemen Konstruksi.
3) Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan per¬syaratan
teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Manajemen Konstruksi.
4) Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi diperlukan untuk
penyelesaian / penggantian pe¬kerjaan dalam bagian ini, harusbenar-
benar baru, berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui
Manajemen Konstruksi.
5) Rangka langit langit anti bacterial tiles dibuat dari pro¬fil profil logam
galvanized dengan bentuk, ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan
gambar untuk itu.
6) Batang batang profil untuk rangka langit langit yang dipasang adalah main
runner, Crosstee, perimeter trim, wall spring suspension / kawat seng BWG
14 dan lain sebagai-nya yang telah diseleksi dengan baik, lurus, rata, tidak
ada bagian yang bengkok atau melengkung, atau cacat cacat lainnya, dan
telah disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
7) Seluruh rangka langit langit digantungkan pada pelat beton atau rangka
atap dengan menggunakan penggantung dari logam galvanized suspension
/ kawat seng BWG 14 yang dapat diatur ketinggiannya dan dibuat
sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan baik dan
kuat pada pelat beton / rangka atap dan tidak dapat berubah ubah bentuk
lagi.
8) Setelah seluruh rangka langit langit terpasang, selu¬ruh permukaan rangka
harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan
batang batang rangka harus saling tegak lurus.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 61


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

9) Bahan penutup langit langit yang digunakan adalah anti bacterial tiles
dengan ukuran sesuai gambar produk yang dipakai.
10)Anti bacterial tile yang dipasang adalah anti bacterial tiles yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing masing unit sama, tidak ada
bagian yang retak, gompal atau cacat cacat lainnya dan telah mendapat
persetu¬juan dari Manajemen Konstruksi.
11)Anti bacterial tiles dipasang dengan pola pemasangan sesuai dengan
gambar. Dan setelah anti bacterial tiles terpasang, bidang permukaan langit
langit harus rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang, serta
sambungan antara unit unit anti bacterial tiles harus merupakan garis lurus
dan rata.
12)Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat man¬hole atau access panel
di langit langit yang bisa dibuka, tanpa merusak anti bacterial tiles dan
sekelilingnya, untuk ke¬perluan pemeriksaan / pemeliharaan M/E.
13)Setelah dipasang, semua bidang plafon dicek levelnya serta rata
permukaannya.
14)Pekerjaan ini dikerjakan oleh Pemborong yang ber¬pengalaman dibawah
supervisi / perwakilan dari pabrik bersangkutan dan dengan tenaga tenaga
ahli.
15)Pada pekerjaan langit langit perlu diperhatikan akan adanya pekerjaan lain
yang dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan
langit langit seperti perletakan lampu, diffuser, fire detector dan lain lain.
16)Sebelum dilaksanakan pemasangan langit langit, peker¬jaan lain yang
berada diatasnya harus sudah terpasang dengan baik dan sempurna.
17)Harus diperhatikan adanya disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan tersebut tidak
tercantum dalam gambar rencana langit langit, harus diteliti dalam gambar
Elektrikal, Plumbing, AC dan lain lain.

3.4. Referensi Produk


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor baru dapat
mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pengawas
Lapangan.

Produk bahan dan peralatan, pada dasarnya adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Merk/Produk


1 Plafond Gypsum Tebal 9 mm JAYABOARD

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 62


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

PASAL 4
PEKERJAAN KUSEN PINTU & JENDELA
4.1 Persyaratan Umum
1) Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna

2) Design Criteria
Seluruh pintu dan jendela harus mampu menahan beban angin (tarik
maupun tekan) sebesae 120 kg/m2

3) Standard
ASTM:
• C 509 – Cellular Elastomeric Preformed Gasked and Selaing Material
• C 2000 – Clasification System for Rubber Products in Automatic
Applications
• C 2287 – Nonrigid Vinyl Chloride Polymer and Copolymer Molding
and Extination Compounds.

4) Persetujuan-persetujuan
a. Shop drawing
• Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistim kontruksi,
hubungan-hubungan antar komponen, cara pengangkutan dan
lokasinya, penempatan hardware, dan detail-detail pemasangan.
• Harus memeperlihatkan kesesuainnya dengan gambar rencana dan
spesifikasi
• Shod drawing harus dikoordinasikan dengan
pasal…..”Ironmongery” guna ketepatan perkuatan-perkuatan yang
diperlukan serta lokasi dari hardware tersebut
• Shop drawing harus memperlihatkan juga detail-detail pemasangan
kaca, gasket, serta sealant

b. Contoh bahan :
• Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang
memperlihatkan tekstur, finishing dan warna
Sampul profil-profil extruded panjangnya minimum 300 mm. Untuk
aluminium sheet, ukuran 300 x 300 mm2, ketebalan sesuai dengan
yang akan dipakai.
• Semua sampul harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan,
jenusalloy, warna dan pekerjaan dimana bahan tersebut akan
dipakai.

5) Pengadaan dan Penyimpanan Material


a. Bahan harus didatangkan ke lapangan dalam kemasan pabrik,
lengkap dengan instruksi-instruksi pemasangan

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 63


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

4.2. Persyaratan Bahan


1) Pintu kaca 2 daun (frameless)

4.3. Persyaratan Pemasangan


1) Persiapan dan Pemeriksaan.
Pemborong diwajibkan untuk membersihkan semua bidang-
bidang dinding maupun lantai yang akan dipasang kusen
alluminium, terutama dari kotoran-kotoran adukan semen dan
sebagainya,serta pada waktu
pemasangan kusen pintu jendela aluminium harus
dilindungi oleh kertas perekat (plakband) untuk menghindari kotoran,
yang kemungkinan melekat karena pemasangan.
Kusen alluminium tidak diperbolehkan dioles dengan gemuk/olie/vet
untuk melindungi terhadap kotoran.

Pasal 5.
PEKERJAAN KACA
5.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan kaca meliputi pemotongan dan pemasangan material kaca yang ada
pada jendela, pintu dan boven.

5.2. Material :
(1) Kaca Sekualitas Asahimas, berupa kaca polos dan tempered dengan
bentuk dan ukuran sesuai gambar kerja, Pada pasangan yang ada celah
harus tertutup dengan sealing dan atau karet penjepit kaca, sekualitas
silicons sealant warna menyesuaikan dengan warna kaca.

(2) Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya,dapat
diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan pengembangan (Float glass)

(3) Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta
tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter. Kaca yang digunakan harus
bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat pada
kaca) d. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca
baik sebagian atau seluruh tebal kaca).

(4) Ketebalan Kaca sesuai dengan gambar kerja.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 64


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

(5) Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan sempel material yang harus
disetujui oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas/MK, sekurang – kurang
nya 2 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.

Pasal 6
PEKERJAAN ALAT-ALAT PENGGANTUNG, ENGSEL DAN KUNCI
6.1. SYARAT UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan
material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil
pekerjaan pemasangan yang baik dan sempurna.
b) Meliputi instalasi seluruh peralatan penggantung dan pengunci pada
pintu dan jendela, serta pada bagian bangunan yang dalam gambar
rencana ditunjukkan menggunakan penggantung dan atau pengunci.

2) Pekerjaan lain yang berhubungan :


Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela Alumunium.

6.2. SYARAT MATERIAL :


1) Pengunci :
a) Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan kunci
adalah dari eks Dekson
b) Masing-masing pengunci berbeda jenisnya sesuai jenis bahan Kusen,
Pintu, dan Jendelanya.
2) Pegangan Pintu :
a) Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua pekerjaan
handel dan pegangan pintu adalah dari bahan aluminium yang sama
dengan rangka daun pintu.
b) Masing-masing handel atau pegangan pintu berbeda jenisnya sesuai
jenis bahan Kusen dan Pintu.

3) Engsel :
a) Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan
engsel adalah dari bahan stainless steel.
b) Masing-masing engsel berbeda jenisnya dan kekuatannya sesuai
besarnya beban yang harus dipikul.
4) Winhaak.
Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan winhaak
(pengait jendela) adalah dari merk UNION/SESS/DEXSON

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 65


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

6.3. SYARAT PELAKSANAAN :


1) PERSIAPAN :
a. Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan alat
penggantung dan pengunci kepada Pengawas proyek untuk
mendapat persetujuan penggunaan bahan dari Pengawas proyek.
b. Brosur :
Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyediakan
brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang dipakai.
c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pelaksana harus selalu
berkoordinasi dengan pelaksanaan pekerjaan lain yang berkaitan
seperti pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Daun Jendela, serta
pekerjaan Kaca.
d. Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam
kemasan pabrik.
e. Penyimpanan bahan material ditempat yang bersih, aman, diberi
perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari
perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
f. Alat Kerja
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang
diperlukan untuk pemasangan komponen dan juga perlengkapan
kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.

2) PELAKSANAAN :
a. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan
standard pengerjaan yang telah disetujui oleh Pengawas proyek.
b. Pemasangan dan penyetelan harus tepat, tidak meninggalkan celah.
c. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan
dan persyaratan teknis yang benar.
d. Engsel untuk pintu dipasang sebanyak 3 buah untuk masing-masing
daun pintu, kecuali disebutkan lain dalam gambar. Engsel atas dan
bawah dipasang 28 cm dari ambang atas/bawah pintu, sedangkan
engsel tengah dipasang di tengah-tengah di antara kedua engsel
tersebut.
e. Engsel untuk jendela dipasang sebanyak 3 buah untuk masing-
masing daun jendela kecuali disebutkan lain dalam gambar.
f. Handel pintu dan pengunci dipasang 90 cm (as) dari permukaan
lantai dibawahnya.
g. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 66


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

3) PENGUJIAN :
Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar

Pasal 7
PEKERJAAN PENGECATAN
7.1. Lingkup Pekerjaan.
1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini.
2) Pekerjaan yang dimaksud meliputi: pekerjaan pengecatan
dinding/permukaan partisi, permukaan beton, plafond dan pengecatan
lantai atau seperti yang tercantum dalam gambar kerja.

7.2. Persyaratan Umum.


1) Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan standard dan atau spesifikasi
pabrik.
2) Hasil pekerjaan yang tidak disetujui pengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau
cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh
perencana/pengawas.

3) Bahan didatangkan langsung dari pabrik. Tiba di tapak masih disegel baik
dalam kemasan dan tidak cacat. Kontraktor wajib membuktikan keaslian
cat dari produk tersebut di atas mengenai kemurnian cat yang digunakan.
Pembuktian berupa segel kaleng. Test BD, test laboratorium dan hasil
akhir pengecatan. Biaya untuk pembuktian dibebankan kepada kontraktor.
Hasil test kemurnian mendapat rekomendasi tertulis dari produsen.

7.3. Persyaratan Teknis.


1) Umum
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor wajib melakukan
percobaan yang akan dilaksanakan. Biaya percobaan ini ditanggung
kontraktor.
Hasil percobaan tersebut harus diserahkan kepada kontraktor. Hasil
test kemurnian mendapat rekomendasi tertulis dari produsen.

b. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada


bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun
semprotan. Tebal minimum dari tiap lapisan/finished minimal sama
dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik.

c. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka kontraktor
harus menyediakan peralatan pelindung misalnya masker, sarung
tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 67


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

d. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan dalam keadaan cuaca


yang lembab/hujan, berdebu. Terutama untuk pelaksanaan di dalam
ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau membahayakan
manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang
cukup atau pengertian udara berlangsung lancar. Di dalam keadaan
tertentu untuk ruangan tertutup, kontraktor harus memakai kipas
angin untuk memperlancar pergantian udara.

e. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara


tekan/vacuum cleaner semprotan dan sebagainya harus tersedia dari
kualitas/mutu terbaik.
f. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemperotan hanya boleh dilakukan apabila disetujui
perencana/pengawas.
g. Pemakaian amplas, pencucian dengan air maupun pembersihan
dengan kain kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari pengawas terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.

h. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk


komponen bahan/material metal, harus dilakukan sebelum komponen
tersebut terpasang.

2) Pekerjaan pengecatan dinding/permukaan pasangan bata dan permukaan


beton.
a. Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan harus dibersihkan dari
debu, lemak, kotoran atau noda lain bekas-bekas cat yang terkelupas
bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering.

b. Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin


menggunakan roller.
c. Pekerjaan pengecatan semua dinding/permukaan pasangan batu dan
permukaan beton yang tampak/exposed seperti tercantum dalam
gambar kerja.

3) Permukaan interior dan exterior baru.


a. Lapisan pertama.
Cat jenis acrylic wall filler
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape
Ketebalan lapisan 25-40micron atau daya sebar 10m2/liter. Tunggu
selama minimum 24(dua puluh empat) jam sebelum pelaksanaan
pelapisan berikutnya.

b. Lapisan kedua.
Cat dasar jenis alkali resisting primer

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 68


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. Ketebalan setiap lapis 25-


50micron atau daya sebar 13-15m2/liter. Tinggi selama minimum
24(dua puluh empat) jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

c. Pelapisan ketiga dan keempat.


Cat jenis vinyl acrylic emulsion. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan setiap lapis 25-40micron atau daya sebar 11-17m2/liter per
lapis. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12(dua belas) jam.
Warna ditentukan kemudian.

4) Pekerjaan persiapan metal sebelum pengecatan.


a. Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/mill) karat, minyak,
lemak serta kotoran lain secara terliti dan menyeluruh sehingga
permukaan yang dimaksud menampilkan tampak metal yang halus
dan mengkilap. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat
mekanik/mechanical wire brush. Akhirnya permukaan dibersihkan
dengan vacuum cleaner atau sikat yang bersih.

b. Semua metal seperti yang tercantum dalam gambar kerja dengan


ketentuan sebagai berikut:
- Semua bagian/permukaan yang tampak/exposed dicat sampai
dengan cat finish.
- Semua bagian/permukaan yang tidak ditampakkan /
unexposed, menempel pada material lain, tertutup oleh
material lain, dicat hanya sampai dengan cat anti karat atau
cat dasar/primer. Pekerjaan ini tidak berlaku untuk baja
strainless steel.

5) Pekerjaan cat baja/besi.


a) Lapisan pertama
Cat primer jenis QD metal primer red lead pelaksanaan pekerjaan
dengan kuas. Ketebalan 50micran atau daya sebesar 8-10m2/liter.
Tunggu selama minimum 6(enam) jam sebelum pelaksanaan
pelapisan berikutnya.

b) Lapisan kedua
Cat dasar jenis uncercoat. Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
Ketebalan 35micron atau daya sebesar 10-13m2/liter. Tunggu
selama 6(enam) jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

c) Pelapisan ketiga
Cat akhir/finish jenis synthetic supergloos atau setaraf. Pelaksanaan
pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 30micron atau daya sebesar 15-
17m2/liter. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16(enam
belas) jam. Warna ditentukan kemudian.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 69


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

PASAL 8
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
8.1. UMUM :
Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
biaya,peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
1. Bahan Alluminium Spandeck t. 0.5 mm

8.2. MATERIAL :
1. Atap Allumunium Spandek tebal 0.5 mm

8.3. ALAT KERJA :


1) Penyedia jasa harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan
untuk fabrikasi komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan
pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan penyedia jasa juga harus menyediakan semua sarana
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini terutama yang
dipergunakan untuk menjalankan peralatan kerjanya.

8.4. PERSIAPAN :
1) SHOP DRAWING :
Sebelum pekerjaan penutup atap genteng keramik dilaksanakan,
penyedia jasa harus menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop
drawing kepada Pengawas proyek. Sebelum gambar shop drawing
tersebut disetujui oleh Pengawas proyek, Penyedia jasa tidak
diperkenankan melaksanakan pekerjaan.
Shop drawing yang dibuat Penyedia jasa harus memenuhi hal-hal
sebagai berikut :
a) Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistem konstruksi,
hubungan antar komponen, cara penyambungan, dan detail-detail
pemasangan.
b) Harus berkesesuaian dengan gambar rencana dan spesifikasi bahan.

2) MOCK – UP :
Sebelum memulai pekerjaan, penyedia jasa harus membuat contoh
pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola dan metode
pemasangan, perletakan, pelekatan bahan, serta kaitannya dengan

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 70


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

komponen bangunan lainnya. Mock-up yang telah disetujui akan


dijadikan standard minimal untuk pemasangan penutup atap.

3) Pekerjaan Konstruksi Rangka Atap tempat penutup atap akan dipasang


sudah harus dalam keadaan selesai / finish.

4) Penyedia jasa wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi


lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi
kekurang rataan kondisi permukaan, kurang waterpass, ataupun ketidak
sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan
disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib menyesuaikannya dengan
membuat shop drawing.

5) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam


kemasan pabrik, lengkap dengan instruksi-instruksi pemasangannya.

6) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan
perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan
bentuk ataupun dari kerusakan.

8.5 PELAKSANAAN :
1) Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga berpengalaman sesuai
rekomendasi produsen pembuat bahan zincalume penutup atap, dan
dengan standard pengerjaan yang telah disetujui oleh Pengawas
proyek.
2) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah.
3) Semua detail pertemuan harus rata dan bersih dari cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
4) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan
persyaratan teknis yang benar.
5) Clip-clip pemegang harus dipasang dengan jarak sesuai yang
direkomendasikan produsen penutup atap.
6) Semua sambungan antar bahan penutup atap harus dikunci dan saling
dilekatkan sesuai rekomendasi produsen penutup atap.
7) Setiap kali selesai pemasangan penutup atap dalam 1 hari, Penyedia
jasa harus membersihkan permukaan bidang atap yang sudah
terpasang dari semua kotoran sisa pelaksanaan pekerjaan maupun dari
kotoran-kotoran lain yang melekat

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 71


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

Pasal 9
PEKERJAAN ALLUMUNIUM COMPOSITE PANEL
9.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan
yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan panel
aluminium composite seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

9.2. PENGENDALIAN PEKERJAAN


Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai
dengan standar spesifikasi dari pabrik.

Bahan-bahan yang harus memenuhi standar antara lain :


a. AA The Aluminium Association
b. AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
c. ASTM American Standard fo Testing Materials.

9.3. KOMPONEN
a. Hot Dip Galvanized Steel 400 x 400 mm c.a finished untuk instalasi frame.
b. Full frame with stiffener aluminium 1.2mm
c. Sealant dan Gasket
- Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart dari pabrik.
- Lokasi sealant :
 antara panel aluminium dengan panel aluminium (Neutral / Non
Acid) ex MARKS
 antara panel aluminium dengan kaca.
9.4. BAHAN-BAHAN
a. Bahan :
- Bahan : Aluminium Composite
- Tebal : 4 mm
- Berat : 5-6 kg/m2
- Bending strength : 45 – 60 kg/ 4mm
- Heat Deformation : 200 derajat Celcius
- Sound Insulation : 24 – 39 dB
- Finished : Flourocarbond factory finished
- Warna : lihat gambar / sesuai approval.
- Aluminium skin thickness : 0.5 alloy 5005 untuk warna standart
- Aluminium alloy : 5005
- Coating type : PVDF
- Garansi : 15 Tahun Sertifikat PPG Factory
- Merk : SEVEN

b. Bahan composite tidak mengandung racun / non toxic

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 72


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

c. Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan


kemudian.
d. Bahan yang digunakan dari produksi ex. Seven dengan PVDF 0.5 & 0.3
alloy 5005 & 3003
e. Contoh–contoh :
Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada Direksi
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.

9.5. PELAKSANAAN
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
dengan menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan
yang pernah dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Aluminium Composite yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari
satu macam produk saja.
c. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil
pemasangan yang akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
d. Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus
dan tepat pada posisinya.
e. Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah-celah antara panel
dengan bahan caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai
dengan uraian Bab Caulking dan Sealant dalam persyaratan ini.
f. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal
yang dapat menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi, Kontraktor harus
memperbaiki tanpa biaya tambahan.
g. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Panel Composite harus
merupakan hasil pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.
h. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 15 tahun dari
PPG Factory terhadap warna dan kualitas aluminium berupa Sertifikat
Jaminan sesuai dengan volume yang dibutuhkan.

9.6 PEMASANGAN
A. Pekerjaan Persiapan
Tahap awal dalam Sistem kerja pemasangan pekerjaan ACP (Alumunium
Composite Panel) adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan ACP
(Alumunium Composite Panel).
Dalam hal ini kita dapat mengajukan ukuran-ukuran modul ACP
yang akan digunakan tanpa merubah bentuk desain dari segi

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 73


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

perencanaan. Hal ini berguna untuk memperkecil waste ACP / sisa


ACP yang tidak terlalu banyak, sehingga dapat mengurangi
penggunaan ACP yang berlebihan. Contoh ukuran modul ACP yang
terpasang yang dapat memperkecil waste ACP adalah:
a. Ukuran modul 118 x 240 cm
b. Ukuran modul 118 x 118 cm
c. Ukuran modul 57 x 240 cm
d. Ukuran modul 57 x 118 cm
e. Ukuran modul 57 x 57 cm , dsb

2. Approval material yang akan digunakan, Approval material berupa


warna dan type dari ACP itu sendiri dan juga warna sealant yang
akan digunakan.

3. Persiapan lahan kerja.


Persiapan untuk pabrikasi ACP dan juga penempatan material ACP
di lokasi pekerjaan agar benar-benar dipersiapkan, sehingga aman
dari segi keamanan lokasi pekerjaan dan juga benturan-benturan
dari pekerjaan lainnya.

4. Persiapan material kerja


Persiapan material kerja antara lain : ACP (Alumunium Composite
Panel), rangka ACP (disesuaikan dengan spesifikasi teknis
pekerjaan), breket siku / stifener alumunium, baut dynabolt,
sekrup, sealant, backup (busa hati) dan juga lakban kertas

5. Persiapan alat bantu kerja.


Persiapan alat bantu antara lain : scaffolding, waterpass, meteran,
benang, selang air, cutting well, gerinda, bor beton, bor tangan,
gun sealant, router, safty belt, dll.

B. Tahap Pemasangan ACP


Sistem Kerja Pemasangan Pekerjaan ACP (Alumunium Composite Panel)
secara umum terdiri dari 4 (empat) tahap :
1. Pekerjaan pemasangan rangka dudukan ACP
Jika bidang yang akan dipasang rangka dudukan ACP terbuat dari
pasangan dinding batu bata, maka dinding batu bata tersebut harus
diplester terlebih dahulu, minimal diplester tanpa di aci atau lebih
baik dengan acian. Agar rangka ACP yang dipasang akan lebih kuat

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 74


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

menahan beban rangka ACP itu sendiri dan beban material ACP
nantinya. Tarik benang yang menjadi acuan pemasangan dudukan
rangka ACP. Untuk jarak rangka dudukan ACP disesuaikan dengan
modul ACP yang telah kita ajukan. Sebagai contoh kita gunakan
modul ACP dengan ukuran 118x118 cm, untuk itu detail rangka
dudukan ACP sebagai berikut. (Gambar 1)

Gambar 1

2. Pekerjaan pabrikasi material ACP


Pekerjaan pabrikasi material ACP ini kita sesuaikan dengan modul
ACP yang kita ajukan sebelumnya. Sebagai contoh dengan modul
ukuran ACP 118x118 cm.
Lembaran ACP normal dengan ukuran 122x244 cm kita potong
menjadi 2 (dua) bagian, sehingga didapat ukuran modul yang telah
dipotong menjadi ukuran 122x122 cm. (Gambar 2)

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 75


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

Gambar 2

Setelah itu kita mulai pabrikasi modul ACP yang sudah dipotong
pada bidang ACP bagian belakang. Setiap modul ACP yang hendak
kita pakai wajib diberikan kupingan ACP 2cm keliling modul ACP
yang mau dipasang.
Fungsi dari kupingan itu sendiri adalah untuk memasang bracket
stifener alumunium dan dari bereket stifener alumunium itu modul
ACP disekrup ke rangka dudukan ACP yang telah kita buat pada
tahap ke 1 (satu). (Gambar 3)

Gambar 3

3. Pekerjaan pemasangan lembaran atau modul ACP


Tahap ini adalah tahap dimana pemasangan modul ACP yang telah
dipabrikasi akan dipasang pada rangka dudukan ACP. Diusahkan
untuk breket stifener alumunium tidak bertemu dengan breket
stifener alumunium modul lainnya, sehingga untuk sekrup yang
akan dipasang ke rangka dudukan ACP tidak menumpuk atau
bersinggungan. Pasang modul ACP yang sudah dipabrikasi ke
rangka dudukan ACP yang terpasang sesuai dengan ukurannya.
Tarik benang untuk menjadi acuan pemasangan modul ACP
menjaga kerataan pemasangan dan dapat berpengaruh pada besar
kecilnya nat yang dibuat. (Gambar 4 )

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 76


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

Gambar 4

4. Pekerjaan pemberian sealant pada pertemuan ACP dan


pembersihan.
Setelah pekerjaan pemasangan modul ACP selesai terpasang pada
rangka dudukan ACP, maka tahap berikut adalah pekerjaan sealent
pada cela / nat antar pertemuan modul ACP lalu diakhiri pekerjaan
pembersihan pada bidang yang terpasang ACP.
Untuk sealent yang digunakan di luar gedung (eksterior) sebaiknya
dipergunakan sealent netral dan memiliki daya tahan terhadap:
a. Tahan terhadap Suhu panas Sinar matahari ultra violet.
b. Tahan terhadap suhu dingin.
c. Tahan terhadap derasnya air hujan.
d. Dan memiliki daya rekat yang tinggi pada cela / nat
permukaan modul ACP.

Sistem pekerjaannya rekatkan lakban kertas dipermukaan ACP


yang menjadi cela / nat bidang ACP, yang berfungsi meratakan
permukaan sealent dan juga agar waktu pekerjaan perapihan
sealant tidak mengenai permukaan ACP tersebut.
Kemudian masukkan busa hati / backup yang telah kita siapkan
sesuai dengan kebutuhan lebar nat ACP, yang berfungsi sebagai
meratakan bagian dalam nat dan menjadi dudukan yang akan di

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 77


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

sealent. Kedalaman busa hati harus disesuaikan agar dapat


memberi ruang untuk sealent yang akan dimasukan diatasnya.
Pekerjaan sealent dapat dilakukan pada cela / nat pasangan ACP
yang telah dipasang busa hati tersebut, dengan menggunakan
bantuan Gun Sealant agar pekerjaan lebih mudah, terjangkau dan
lebih cepat.
Lalu rapikan permukaan sealent tersebut menggunakan busa hati
yang telah dibuat berbentuk persegi empat agar mudah merapikan
sealent.
Setelah proses perapihan sealent segera lepaskan lakban kertas
dari permukaan ACP tersebut. Agar mempermudah proses
pelepasan lakaban kertas pada permukaan ACP dapat dilakukan
pada selaent dalam kondisi basah (setengah kering).
Setelah pekerjaan sealent selesai dan sudah kering merekat
terhadap permukaan ACP, maka lakukan pembersihan baik sisa-sisa
ACP, pembersihan permukaan ACP dan juga pelepasan proteksi /
sticker pada permukaan ACP tersebut maksimal 45hari dari ACP

terpasang. (Gambar 5)

Gambar 5

C. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
dengan menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan
yang pernah dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapat
persetujuan.
D. Alumunium Composite Panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus
dari satu macam saja.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 78


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

E. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk


mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil
pemasangan yang akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
F. Rangka-rangka Panel Composite harus di persiapkan dengan teliti, tegak
lurus dan tepat pada posisinya.
G. Metode pemasangan antara lain :
1. Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda.
2. Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang dengan
skrup.
3. Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistim ikatan pinggir.

9.7 PEMBERSIHAN
1. Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan
pembersih yang cocok sangat tergantung pada lokasi gedung dan
kondisi dipermukaan.
2. Pembersihan dapat dilaksanakan dengan air dan spons atau sikat
lembut.
3. Apabila pengotoran labih berat bisa ditambahkan deterjen netral.

9.8. Referensi Produk


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan
yang dispesifikasikan. Kontraktor baru dapat mengganti bila ada
persetujuan resmi dan tertulis dari Pengawas Lapangan.

Produk bahan dan peralatan, pada dasarnya adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Merk/Produk


1 Allumunium - 0.5 Alloy 5005
SEVEN
Composite Panel Warna standart
2 Sealant MARKS

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 79


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

BAB. IV
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
Pasal 1
PERSYARATAN TEKNIS UMUM
1.1. Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada
klausul dari persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis
ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan
bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum

1.2. PERATURAN DAN ACUAN


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu
kepada Peraturan Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi
Profesi Internasional, Standar Nasional maupun Internasional yang terkait.
Kontraktor dianggap sudah mengenal dengan baik standard dan acuan
nasional maupun internasional dari Amerika dan Australia dalam spesifikasi ini.
Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain
seperti di bawah ini :
1) Listrik Arus Kuat (L.A.K)
a. SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.
b. SNI-04-0255-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.
c. SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan
Darurat, Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada
Bangunan.
d. SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat.
e. Standard Internasional antara lain : IEC, DIN, BS dll.

2) Listrik Arus Lemah (L.A.L)


a. UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000
tentang Telekomunikasi Indonesia.
b. AVE, VOE, PI, UIL

3) Plambing
a. Peraturan Daerah (PERDA) setempat
b. Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
c. Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan
Nurbambang & Morimura
d. Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 atau edisi terakhir
e. SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plambing

4) Tata Udara Gedung (T.U.G)


a. SNI-03-6390-2000 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara
b. SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem
Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.
c. ASHRAE 62-2001 Standard of Ventilation for Acceptable IAQ.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 80


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

d. ASHRAE HVAC Design Manual for Hospital and Clinics.


e. ASHRAE Handbook Series

1.3. GAMBAR-GAMBAR
1) Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan
suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
2) Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari
pabrik pembuat dan mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian
serta pemeliharaannya jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
3) Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila
ada) harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail
finishing instalasi.
4) Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja
dan detail, “Shop Drawing” kepada Pengawas Lapangan untuk dapat
diperiksa dan disetujui terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah
mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi
ini. Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan Kontraktor dari
kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas pemenuhan
kontrak.
5) Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-
built Drawings” disertai dengan Operating Instruction, Technical and
Maintenance Manual, harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan pada
saat penyerahan pertama pekerjaan dalam rangkap 5 (lima) terdiri dari
atas 1 (satu) asli kalkir berikut diskettenya dan 4 (empat) cetak biru dan
dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya,
dalam ukuran A0 atau A1 atau disebutkan lain dalam proyek ini. As-built
Drawing ini harus benar-benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi
M & E yang ada termasuk dimensi perletakan dan lokasi peralatan, gambar
kerja bengkel, nomor seri, tipe peralatan dan informasi lainnya sehingga
jelas.
6) Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan
asli (original) berikut terjemahannya dalam Bahasa Indonesia sebanyak 5
(lima) set dan dijilid dan dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan
penjelasan lainnya, dalam ukuran A4.

1.4. KOORDINASI
1) Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor
lainnya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 81


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

2) Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
3) Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi
dari Pengawas Lapangan, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka
semua akibat menjadi tanggung jawab Kontraktor ini.

1.5. RAPAT KOORDINASI LAPANGAN


Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat koordinasi proyek
yang diatur oleh Pengawas Lapangan.
Peserta rapat koordinasi harus mengetahui situasi dan kondisi lapangan serta
bisa memberi keputusan terhadap sebagian masalah.

1.6. PERALATAN DAN MATERiAL


Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur yang
dipublikasikan, sesuai dengan spesifikasi yang diuraikan, maupun pada
gambar-gambar rencana dan merupakan produk yang masih beredar dan
diproduksi secara teratur.

1) Persetujuan Peralatan dan Material


Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja
(SPK), dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun
material, Kontraktor diharuskan menyerahkan daftar dari material-material
yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang di
dalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, catalog dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Pengawas Lapangan
dan Konsultan Perencana antara lain :
- Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang
tercetak jelas cukup detail sehubungan dengan pemenuhan
spesifikasi.
- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau
kurva yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi
peralatan-peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
- Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama
terhadap kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah
diproduksi beberapa tahun, telah dipasang di beberapa lokasi dan
telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik.
Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Pengawas Lapangan akan
diberikan atas dasar atau sesuai dengan ketentuan di atas.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 82


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

2) Contoh Peralatan dan Material


a. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan
dipasang kepada Pengawas Lapangan paling lama 2 (dua) minggu
setelah daftar material disetujui. Semua biaya yang berkenaan
dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah
menjadi tanggungan Kontraktor.
b. Pengawas Lapangan tidak bertanggung jawab atas contoh bahan
yang akan dipakai dan semua biaya yang tidak berkenaan dengan
penyerahan dan pengambilan contoh/dokumen ini.

3) Peralatan dan Bahan Sejenis


Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama
harus diproduksi pabrik (bermerk), sehingga memberikan
kemungkinan saling dapat dipertukarkan.

4) Penggantian Peralatan dan Material


a. Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah
memenuhi spesifikasi, walaupun dalam pengajuan saat tender
kemungkinan ada peralatan dan bahan belum memenuhi
spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai spesifikasi bila sudah
ditunjuk sebagai Kontraktor .
b. Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi,
karena suatu hal yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti,
maka sebagai penggantinya harus dari jenis setaraf atau lebih baik
(equal or better) yang disetujui.
c. Bila Pengawas Lapangan membuktikan bahwa penggantinya itu
betul setaraf atau lebih baik, maka biaya yang menyangkut
pembuktian tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor.

5) Pengujian dan Penerimaan


a. Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan
didampingi Konsultan Perencana di pabrik masing-masing yang
sebelumnya sudah ditest oleh pabrik yang bersangkutan dan
disetujui untuk dikirim ke lapangan.
b. Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini
dikirim dan dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan
pengetesan dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan
pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang
terpasang, dan jika sudah ditest dan memenuhi fungsi-fungsinya
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit
lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan berdasarkan Berita
Acara oleh Pengawas Lapangan.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 83


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

6) Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan bahan/material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor,
Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan
yuridis lainnya.

1.7. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta
seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1) Pelaksanaan pemasangan
a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor
harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas
Lapangan dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud
gambar kerja disini adalah gambar yang menjadi pedoman dalam
pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan satu
dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai,
dinding dan peralatan, dimensi aksesoris yang dipakai. Pengawas
Lapangan berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti
ketentuan tersebut di atas.
b. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/
kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila
terdapat keraguan-keraguan, Kontraktor harus segera menghubungi
Pengawas Lapangan untuk berkonsultasi.
c. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang
sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan,
apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Untuk itu pemilihan peralatan dan material harus
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan atas rekomendasi
Konsultan Perencana.
d. Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan
konsultan dalam menentukan performnya, asumsi-asumsi ini harus
diganti oleh Kontraktor sesuai actual dari peralatan yang dipilih
maupun kondisi lapangan yang tidak memungkinkan. Untuk itu
Kontraktor wajib menghitung kembali performanya dari peralatan
tersebut dan memintakan persetujuan kepada Pengawas Lapangan.

2) Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana karena
penyesuaian dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan
tertulis dahulu dari pihak Konsultan Perencana dan Pengawas
Lapangan.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 84


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

b. Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan


yang ada kepada Pengawas Lapangan sebanyak rangkap 3 (tiga) set
yang akan dikirim oleh Pengawas Lapangan kepada Konsultan
Perencana.
c. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor
kepada Pengawas Lapangan secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan
tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Konsultan
Perencana dan Pengawas Lapangan secara tertulis.

3) Sleeves dan inserts


Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal
harus dipasang oleh Kontraktor. Semua inserts beton yang diperlukan
untuk memasang peralatan, termasuk inserts untuk penggantung
(hangers) dan penyangga lainnya harus dipasang oleh Kontraktor.

4) Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran


a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang
diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya
ke kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan Kontraktor instalasi
ini.
b. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan
apabila ada persetujuan dari pihak Pengawas Lapangan secara
tertulis.

5) Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena
pengangkutan atau pemasangan harus segera ditutup dengan dempul
dan dicat dengan warna yang sama, sehingga nampak seperti baru
kembali.

6) Penanggung Jawab Pelaksanaan


a. Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung
jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu
ada di lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Kontraktor dan
mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan
bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang
akan diberikan oleh Pengawas Lapangan.
b. Penanggung jawab tersebut di atas juga harus berada di tempat
pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh Pengawas
Lapangan.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 85


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

1.8. PENGAWASAN
1) Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah
dilakukan oleh Pengawas Lapangan.
2) Pengawas Lapangan harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji
setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
3) Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengamatan Pengawas Lapangan adalah tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
4) Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja
(08.00 sampai dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang
diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban Kontraktor yang
perhitungannya disesuaikan dengan peraturan pemerintah. Permohonan
untuk mengadakan pengawasan tersebut harus dengan surat yang
disampaikan kepada Pengawas Lapangan.
5) Di tempat pekerjaan, Pengawas Lapangan menempatkan petugas-
petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi
pekerjaan Kontraktor, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan
sesuai dengan isi surat perjanjian Pelaksanaaan Pekerjaan serta dengan
cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.

Laporan-laporan
a. Laporan Harian dan Mingguan
1. Kontraktor wajib membuat laporan harian dan mingguan yang
memberikan gambaran mengenai:
- Kegiatan fisik
- Catatan dan perintah Pengawas Lapangan yang
disampaikan secara lisan maupun tertulis.
- Jumlah material masuk/ditolak.
- Jumlah tenaga kerja dan keahliannya
- Keadaan cuaca
- Pekerjaan tambah/kurang
- Prestasi rencana dan yang terpasang
2. Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan
setelah ditandatangani oleh manajer proyek harus diserahkan
kepada Pengawas Lapangan untuk diketahui/disetujui

b. Laporan Pengetesan
1. Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas
Lapangan dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai
berikut :
- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 86


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

- Hasil pengetesan mesin atau peralatan


- Hasil pengetesan kabel
- Hasil pengetesan kapasitas aliran udara, kuat arus,
tegangan, tekanan, dll.
2. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan
harus disaksikan oleh Pengawas Lapangan.

1.9. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS


1) Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh
Kontraktor instalasi ini secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua)
minggu, atau ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan.
2) Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh
Kontraktor instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Pengawas
Lapangan dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

1.10. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


1) Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun
terhitung sejak saat penyerahan pertama.
2) Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 90 (sembilan puluh)
hari kalender sejak saat penyerahan pertama, bila Pengawas
Lapangan/Pemberi Tugas menentukan lain, maka yang terakhir ini yang
akan berlaku.
3) Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai
dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
4) Selama masa pemeliharaan ini, untuk seluruh instalasi ini Kontraktor
diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya
tambahan biaya.
5) Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor instalasi tidak
melaksanakan teguran dari Pengawas Lapangan atas
perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka Pengawas
Lapangan berhak menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan
tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor instalasi ini.
6) Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi harus melatih
petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik dalam teori dan praktek
sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pengoperasian dan pemeliharaannya.
7) Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah
ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani
bersama oleh Kontraktor dan Pengawas Lapangan.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 87


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

8) Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Kontraktor harus


menyerahkan daftar komponen/part list seluruh komponen yang akan
dipasang dan dilengkapi dengan gambar detail/photo dari masing-
masing komponen tersebut, lengkap dengan manualnya. Daftar
komponen tersebut diserahkan kepada Pengawas Lapangan dan Pemberi
Tugas masing-masing 1 (satu) set.
9) Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat
dilaksanakan setelah :
• Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa
instalasi ini dalam keadaan baik, ditandatangani bersama oleh
Kontraktor dan Pengawas Lapangan.
• Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta
Operating Instruction, Technical dan Maintenance Manuals
rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4 (empat) copy
telah diserahkan kepada Pengawas Lapangan.

1.11. GARANSI
Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila
peralatan mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang
disyaratkan di dalam spesifikasi teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung
jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut
memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang dan sertifikat
pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.

1.12. TRAINING
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Kontraktor harus
menyelenggarakan semacam pendidikan dan latihan serta petunjuk praktis
operasi kepada orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi
dan perawatan lengkap dengan 3 copies buku Operating Maintenance,
Repair Manual dan As-built drawing, segala sesuatunya atas biaya
Kontraktor.

Pasal 2
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING
2.1. Umum
1) Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan.
2) Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 88


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

3) Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini,
merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.

2.2. Lingkup Pekerjaan


1) Meliputi penyediaan instalasi air hujan termasuk: Pemilihan, pengadaan,
pemasangan serta pengujian material maupun sistem keseluruhan
sehingga sistem plambing dapat berjalan dan beroperasi dengan baik
dan benar sesuai gambar rencana dan persyaratan ini.
Sistem dan unit-unitnya meliputi :
a. Jaringan pipa air hujan.

2.3. Penjelasan Sistem

1) Air Buangan
a. Air buangan mencakup air hujan.
b. Pada proyek ini sistem untuk pengelolaan air buangan ini adalah :
- AIR Hujan disaluran ke Saluaran Kota

2.4. Ketentuan Bahan dan Peralaan


Material yang dipakai harus baru serta memenuhi persyaratan teknis dan
gambar rencana. Untuk itu pelaksana harus menyediakan contoh-contoh
sebelum pemasangan guna mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan
dan Konsultan Perencana.
Material-material yang dipakai meliputi :

1) Pipa–Pipa
a. Untuk pipa air buangan dan air kotor digunakan pipa PVC kelas AW
10 kg/cm2 dengan sambungan solvent cement atau sesuai dengna
jenis pipanya.
b. Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan
menggunakan adaptor atau coupling.
c. Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus
dalam keadaan bersih dari kotoran baik pada bagian yang akan
disambung ataupun di dalam pipa itu sendiri.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 89


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

d. Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak diperbolehkan


berada dalam beton/dinding.

2) Alat-Alat Bantu (Accesories)


Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan dari bahan-bahan sejenis
sesuai dengan bahan pipanya.

2.5. Persyaratan Teknis Pemasangan


1) Pipa–pipa
Umum
a. Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus
sesuai dengan gambar rencana dan harus dikerjakan dengan cara
yang benar untuk menjamin kebersihan serta kerapihan.
b. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang/disambung.
c. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka
dalam pekerjaan pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan,
harus ditutup dengan menggunakan caps atau plug untuk mencegah
masuknya kotoran/benda-benda lain.
d. Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi
dan tidak tajam (diampelas).
e. Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup
yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan
sebagainya sesuai dengan fungsi system dan yang diperlihatkan dalam
gambar.
f. Sambungan lengkung, reducer, expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan pemipaan harus mempergunakan fitting
buatan pabrik.
g. Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
h. Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus
dilengkapi dengan wartel mur atau flange.
i. Untuk setiap pipa yang menembus dinding basement harus
menggunakan pipa flexible untuk melindungi dari vibrasi akibat
terjadinya penurunan struktur gedung.
j. Setiap arah perubahan aliran untuk pemipaan air kotor yang
membentuk sudut 90° harus digunakan 2 buah elbow 45° dan
dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur aliran agar diberi
tanda.
k. Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (Valve handle) tidak
boleh menukik.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 90


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

l. Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus dipasang secara


menurun ke arah titik buangan. Pipa pembuangan dan vent harus
disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan.
Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya dicari titik terendah
dan dibuat cekung serta ditempatkan yang bebas untuk melepaskan
udara dari dalam.
m. Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve, air vent, wash out
untuk air bersih dan Clean out, air vent, wash out untuk jaringan
pipa air kotor.
n. Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus seperti
berikut kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
- Dibagian dalam toilet, φ 50 –100 mm atau lebih kecil : 1–2 %
- Dibagian dalam bangunan φ 150 mm atau lebih kecil : 1%
- Dibagian luar bangunan, φ 150 mm atau lebih kecildan φ 200
mm atau lebih besar : 1% .
o. Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
p. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau
finish arsitektural atau timbulnya kerusakan lain karena kelalaian,
maka semua perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

1. Sambungan Pipa
a. Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk
menghilangkan getaran dari sumber getaran.
b. Sambungan flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari
karet secara homogen.
c. Sambung Lem
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC mempergunakan lem
yang sesuai dengan jenis pipa dan rekomendasi dari pabrik
pembuat.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, untuk itu harus
mempergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa
harus mempergunakan alat pemotong khusus agar pemotongan
pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti
spesifikasi dari pabrik pipa.
d. Sambungan yang Mudah Dibuka
Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai
berikut :
• Antara Lavatory Faucet dan supply Valve.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 91


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

• Pada waste fitting dan siphon. Pada sambungan ini kerapatan


diperoleh dengan adanya packing dan bukan seal threat.

2. Selubung Pipa
a. Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus konstruksi beton.
b. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.
c. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja.
Untuk yang kedap air harus digunakan sayap.
d. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “
flushing sleeves”.
e. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan
rubber sealed atau “caulk”.

2) Pembersihan
a. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian
dilaksanakan, pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan
seksama, menggunakan cara-cara/metoda-metoda yang disetujui
sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
b. Desinfeksi :
• Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari
200 mg/l chlor selama 1 jam setelah itu dibilas.
• Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1
jam dan setelah itu dibilas.

3) Pengujian
a. Umum
- Semua biaya dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan
pengujian disediakan oleh pelaksana Kontraktor.
- Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi paling lambat
3 (tiga) hari kerja sebelum mulai pelaksanaan pengujian.
- Jika masih ada kebocoran atau belum berfungsinya suatu sistem
dengan baik, maka pelaksana harus memperbaiki peralatan
tersebut & mengulangi pengujian lagi.
- Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain: manometer,
pompa-pompa dan lain-lain, harus dalam keadaan baik dan
ditera secara resmi.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 92


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

b. Pipa dan Jaringan Pipa


- Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan ketentuan 2
(dua) kali tekanan kerja selama 8 jam tanpa ada penurunan
tekanan uji. Dalam hal ini tekanan uji saluran air bersih = 12
atm. Selanjutnya sebelum pipa dan jaringan pipa siap untuk
pertama kalinya dioperasikan, maka pelaksana wajib melakukan
“desinfektansi” terlebih dahulu (dengan desinfektansi yang
disetujui). Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara
bagian perbagian atau panjang pipa max. 100 m.
- Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi pengujian
dilakukan dengan test rendam dengan air selama 8 jam.

4) Referensi Produk
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi
spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain
yang setaraf dan Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada
persetujuan resmi dan tertulis dari Pengawas Lapangan dan Pemberi
Tugas.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
No Uraian Spesifikasi Teknis Merk/Produk
1 Pipa Air Hujan PVC kelas AW 10 Wavin, Rucika, Pralon
kg/cm2
2 Pipa Vent PVC kelas AW 10 Wavin, Rucika, Pralon
kg/cm2
3 Fitting PVC Class 10 kg/cm² TSK, Rucika, SSS
4 Hanger rod Galvanized Ex Lokal
5 Clamp Galvanized Ex Lokal
6 Clean out Toto, SAN EI, Kharisma
7 Floor drain Toto, SAN EI, Kharisma
8 Roof Drain PVC Antasan Bersama atau
setara

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 93


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

PASAL 2.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TATA UDARA DAN VENTILASI
MEKANIK

2.1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian,


garansi, sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi
(as-built drawing), petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas
instalasi ini dari pihak pemilik bangunan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua
persyaratan yang diminta di dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-
gambar, perincian penawaran (bills of quantity), standard dan peraturan
yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan setempat dan
perintah dari Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan.
Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material
yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya.

1) Lingkup Pekerjaan Utama


Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi tetapi tidak terbatas pada:
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian pemipaan refrigerant
lengkap dengan isolasi thermis, vapour barrier dan bahan
perlengkapan lainnya yang diperlukan.
b. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian seluruh instalasi air
pengembunan (drainage) sampai ke saluran air terdekat.
c. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya
listrik bagi instalasi ini seperti kabel, sensor dan semua
perlengkapan penunjang lainnya.
d. Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan
dan memelihara serta data teknis lengkap peralatan instalasi
terpasang.
e. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
f. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan dan instalasinya
yang terpasang selama 1 (satu) tahun sejak serah terima pertama
(kesatu).
g. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
h. Membuat As-built drawing.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 94


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

2) Lingkup Pekerjaan Terminasi


a. Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan
yang mempunyai hubungan dengan instalasi lain yang harus secara
lengkap dan terkoordinasi dikerjakan oleh Kontraktor instalasi ini.
- Menyambung pipa drain ke pipa drain utama sampai ke
saluran terdekat.
b. Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instansi terkait untuk
menjamin bahwa instalasi tersebut sudah benar, aman dan
memenuhi persyaratan.

3) Lingkup Pekerjaan Yang Terkait


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan
struktur, sipil atau finishing yang diperlukan untuk keperluan operasi dan
pemeliharaan instalasi ini yang harus dikerjakan oleh Kontraktor ini,
kecuali disebutkan lain di dalam bill of quantity bahwa akan dikerjakan
oleh Kontraktor lain/ tidak termasuk skope pekerjaan.
a. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi
akibat pekerjaan instalasi tata udara ini.
b. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan
oleh pekerjaan instalasi ini.
c. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam
dokumen ini berserta addendumnya.
d. Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapian kembali
yang diakibatkan oleh instalasi AC dan Fan.

2.2. PERSYARATAN TEKNIS UMUM

1) Umum
a. Spesifikasi teknis/RKS di bawah ini menjelaskan secara umum
ketentuan-ketentuan yang perlu diikuti untuk semua bagian yang
dalam pelaksanaannya berhubungan dengan instalasi Air
Conditioning (Tata Udara).
b. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya.

2) Publikasi, Code dan Standard


Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan
pedoman untuk instalasi peralatan ini. Untuk publikasi, code dan standard
yang belum ada di Indonesia, Kontraktor wajib mengikuti publikasi, code
dan standard internasional yang berlaku dan merupakan edisi terakhir
antara lain seperti :

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 95


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

a. SMACNA – 85
b. ASHRAE – Guide and data Book, ARI
c. NFPA – 90A
d. ASTM, ASME
e. AMCA
f. CTI
g. PUIL 2000
h. Pedoman Plumbing Indonesia
i. Keputusan/Peraturan Menteri, Gubernur dan Pemerintah daerah
j. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
k. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan

3) Kondisi Perancangan
a. Kondisi udara luar bangunan :
Temperatur rata-rata : 35° C
Relative Humidity : 70 – 75 %
Kecepatan angin rata-rata : 7 – 10 mile/jam
b. Kondisi udara dalam bangunan :
Temperatur : 24° ± 2° C
Relative Humidity : 55% ± 5 %
Ventilasi : 15 – 20 cfm/orang

4) Kriteria Kebisingan/Noise Criteria (NC)


Batas–batas yang diijinkan untuk perkantoran : 40 ~ 50 dB

5) Perlindungan Kebakaran
Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan tahan terhadap
api dalam jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api yang
disebabkan adanya celah-celah antara pipa dengan dinding atau lantai
harus menggunakan material yang sesuai untuk tujuan tersebut.

2.3. Pekerjaan Pemipaan


a. Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana, jalur-jalur
pipa yang terlihat adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan
ukuran pipa. Kontraktor wajib menyesuaikan dengan keadaan
setempat (shop drawing) dan dengan jalur-Jalur instalasi lainnya,
diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan
sebelum dilaksanakan.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 96


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

b. Peralatan

1. Pipa Refrigerant
Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati
dan sebaik mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah
bersih, kering dan bebas dari debu dan kotoran dan hendaknya
dipasang sependek mungkin.
• Pipa tembaga dari jenis seamless yang dehydrated dan
sealed, dan memenuhi standar ASTM B280. Diameter pipa
yang dipakai harus disesuaikan kembali dengan kapasitas
pendingin mesin dan panjang ekivalen pipa.
• Perbedaan tinggi antara condencing dan evaporator dan
panjang pipa tidak melebihi yang ditentukan oleh pabrik
pembuat.
• Sambungan pipa jenis “hard drawn” tubing harus disambung
dengan perantara wrought copper fitting atau non porous
brass fittings, dan dianjurkan dipakai solder perak dengan
meniupkan gas mulia seperti nitrogen kering kedalam pipa
yang sedang disambung untuk menghindarkan terbentuknya
kerak oksida di dalam pipa.
• Solder lunak “tintlead 50-50” tidak boleh dipergunakan.
Solder “tintlead 95-5” dapat dipergunakan kecuali pada pipa
discharge gas panas.
• Pipa jenis “soft drawn tubing” dapat disambung dengan
solder, nyala api atau lainnya yang sesuai untuk pipa
refrigerant. Pada pipa “precharger refrigerant lines” yang
disediakan oleh pabriknya maka harus dipasang sesuai
dengan persyaratan pabrik.
• Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik
untuk mencegah melentur dan meneruskan getaran mesin
ke bangunan.
• Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan
“Ashrae Guide Book” dan atau persyaratan pabrik.
• Suatu alat pengering refrigerant (filter drier) dengan
kapasitas yang cukup serta “sight glass moisture indicator”
harus dipasang pada bagian “liquid line” setiap pipa
terpasang, sight glass harus dilengkapi dengan tutup
pelindung, filter drier harus menurut ARI Standard 710,
hendaknya jenis full flow replacable care.
• Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE
forged brass flare nenurut ARI/Standard 720 dengan unit
short shank flare.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 97


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

• Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant


sebelum pemasukkan tiap thermostatic expansion valve.
• Pipa-pipa yang menembus dinding/plat betton harus
memakai sleeve dan sekitarnya diisi dengan bahan caulking
umpamanya compriband atau building sealant.
• Pipa sebelum diisolasi harus ditest sampai 12 kg/cm² selama
24 jam.
• Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak
gantungan pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :
sampai ½” : berjarak 1,2 m
diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
• Penggantung pipa pada plat beton memakai Phillips red heat
(dyna-bolt).
• Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau
collar yang dipasang erat pada pipa dan menumpu pada floor
memakai rubber pad.
• Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/
bagian dari bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
• Sudut belokan yang diperbolehkan adalah 90º dan 45º pada
dasarnya untuk sudut belokan 90º dan 45º terutama untuk
pipa pembuangan digunakan long radius dan dalam hal
kondisi setempat tidak memungkinkan maka menggunakan
short radius, hal ini harus mendapat persetujuan tertulis dari
Pengawas Lapangan dan konsultan perencana.
• Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam
keadaan sempurna.
• Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
• Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang
diakibatkan dari bahan yang dipaksakan.

2. Pipa Kondensasi (Drain)


 Pipa sebelum disambung harus dibersihkan dahulu bagian
luar dari kotoran-kotoran yang melekat, dan disambung
dengan lem perekat yang dianjurkan oleh pabrik pipa.
 Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape untuk
mencegah kebocoran dan tidak diperkenankan memakai
plumber rope, sedangkan untuk sambungan menggunakan
lem, semua bagian yang akan disambung harus sudah
bersih, kering dan bebas dari debu, kotoran dan hendaknya
dipasang sependek mungkin.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 98


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

 Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian


dalamnya dari kotoran-kotoran yang melekat.
 Pipa-pipa yang menembus dinding/plat beton harus
memakai sleeve dan sekitarnya diisi dengan bahan caulking
umpamanya compriband atau building sealant.
 Pipa harus dites sampai 10 kg/cm² selama 24 jam.
 Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak
gantungan pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :
− sampai ½” : berjarak 1,2 m
− diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
− diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
− diameter 2¼“ s/d 5” : berjarak 2,5 m
 Penggantung pipa pada plat betton memakai phillip red head
(dyna-bolt)
 Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau
collar yang dipasang erat pada pipa dan menumpu pada floor
memakai rubber pad.
 Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/
bagian dari bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
 Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada
dasarnya untuk sudut belokan 90º dan 45º terutama untuk
pipa pembuangan digunakan long radius dan dalam hal
kondisi setempat tidak memungkinkan maka menggunaan
short radius harus mendapat persetujuan tertulis dari
konsultan perencana.
 Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam
keadaan sempurna.
 Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
 Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang
diakibatkan dari bahan yang dipaksakan.
 Pipa drain (kondensasi) dari PVC class D dan dilengkapi
dengan isolasi.

1) PEKERJAAN ISOLASI

a. Umum
Seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, Kontraktor wajib
membuat contoh cara mengerjakan isolasi yang diperlukan untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan sebelum
dilaksanakan.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 99


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

b. Spesifikasi Teknis Isolasi


Pengadaan dan pemasangan isolasi untuk pipa, alat-alat bantu dan
peralatan yang ditentukan, lengkap dengan material bantu lainnya
yang menunjang bagi keperluan isolasi tersebut.
Isolasi pipa Elastomeric rubber density 50 -120kg
refrigerant dan pipa /m3. thermal conductivity 0,038 w/mºK
drain (max) dan Polyethylene Sheet lengkap
dengan aluminium foil self adhesive.

Isolasi peralatan Elastomeric rubber density 50 -120kg


dan alat bantu pipa /m3. thermal conductivity 0,038 w/mºK
(max).

Adhesive Tape Adhesive aluminium foil, fire retardant

c. Isoolasi Pipa Refrigerant dan drain.


Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant dan pipa drain
1. Ketebalan isolasi pipa refrigerant adalah 1”
2. Ketebalan isolasi pipa drain (kondensasi) adalah :
Diameter s/d 2” tebal ¾“
Diameter 2 ½ “ s/d 4” tebal 1”
3. Selanjutnya setelah diisolasi dibalut dengan vinil atau yang
dianjurkan oleh pabrik pembuat isolasi.
4. Untuk pipa drain dalam tanah isolasi memakai styrofoam class
d2, tebal 2” dan diseal pada sambungan antara dengan
flinkcote air dan selanjutnya dibalut dengan bituminous sheet
dengan tebal 1 ½ mm (Premseal 100)
5. Cara melekatkan isolasi ke pipa memakai perekat yang
dianjurkan pabrik pembuat isolasi, demikian juga dengan
sambungan antaranya.
6. Pada setiap sambungan pipa, harus memakai blok kayu
berbentuk lingkaran penuh dari kayu jati selebar 50 mm dan
setebal sama dengan isolasi. Ukuran diameter kayu tepat
sama dengan diameter luar pipa. Sambungan kayu dan isolasi
harus rapat dan memakai perekat. Selanjutnya pada
sambungan tersebut dibalut dengan adhesive alluminium foil
selebar 200 mm.

1) Referensi Produk
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi
spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 100


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

yang setaraf dan Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada
persetujuan resmi dan tertulis dari Pengawas Lapangan.

Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :


Alternatif
No Uraian Spesifikasi Teknis
Produk/Merk
1 Isolasi pipa Density 50 – 120 Kg/m³ - Armaflex
- Thermaflex
- K-Flex
- Insuflex

2 AC Cassete - Daikin

2 Alumunium Tape - Instape


- AB Tape
- Idenden

3 Pipa Refrigerant Seamless Mueller/Crane


Standard ASTM B280 /Denji/Kembla

4 Pipa drain PVC kelas AW 10 - Rucika


Kg/cm² - Wavin
- Pralon

PASAL.3
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LISTRIK
3.1 Syarat Umum
Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan ini.
1) Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
2) Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini,
merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 101


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

3.2 Lingkup Pekerjaan


1) Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan
yang disebutkan dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini,
antara lain :
a. Sistem penerangan secara lengkap termasuk di dalamnya
pengkawatan dan konduit, titik nyala lampu, armature, saklar dan
seluruh stop-kontak.
b. Kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga
c. Panel-panel penerangan dan Panel-panel tenaga secara lengkap.
d. Pekerjaan pentanahan/grounding
e. Pengadaaan dan pemasangan UPS (Uninterruptible Power Supply),
kapasitas sesuai dengan Gambar Perencanaan.
2) Penyambungan instalasi baru dengan instalasi eksisting
3) Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang
telah disebutkan dalam gambar/Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun
yang tidak disebutkan namun secara umum/teknis diperlukan untuk
memperoleh suatu sistem yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
4) Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh
instalasi listrik yang terpasang.
5) Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built drawings).

3.3 Ketentuan Bahan dan Peralatan

1) Panel Tegangan Rendah


a. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen
yang harus ada seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel
yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat,
50 Hz dan solidly grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL,
IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.
b. Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka
besi dan seluruhnya harus di zinchromate dan di duco 2 kali dan harus
dicat dengan cat bakar, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh
pihak Owner. Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan master key.
c. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen
dan sebagainya harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-
perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen dapat
mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen
lainnya.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 102


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

d. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan


dan keperluannya dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan. Spare
space harus disediakan sesuai gambar.
e. Body/badan panel harus ditanahkan secara sempurna.

f. Komponen panel :
Accessories
Bus bar, terminal-terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya
harus buatan pabrik dan berkualitas dan dipasang di dalam panel
dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang bergetar.
Busbar
• Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3
busbar phase R-S-T, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk
grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan dengan besar
arus yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan
kenaikkan suhu lebih besar dari 65° C. Untuk itu penampang
busbar harus sesuai ketentuan dalam PUIL.
• Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN,
dimana lapisan warna busbar tersebut harus tahan terhadap
panas yang timbul.
• Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum
conduktivitas 98%, rating amper sesuai gambar.
• Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL
sebagai berikut :
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau/Kuning

Circuit breaker
• Circuit breaker untuk penerangan boleh menggunakan MCB
dengan breaking capacity minimal 4.5 kA simetris atau sesuai
dengan gambar perencanaan.

• Rating arus untuk circuit breaker minimal adalah 10 A. Rating


tegangan 240/415 VAC.
• Circuit Breaker yang digunakan minimal 1 pole untuk 1 phasa dan
3 pole untuk 3 phasa.
• Circuit breaker lainnya harus dari tipe ACB, MCCB, sesuai dengan
yang diberikan pada gambar rencana dengan breaking capacity

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 103


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

MCCB minimal 10 kA simetris dan breaking capacity ACB minimal


65 kA simetris.
• Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi
thermal dan instantaneouse magnetic unit.
• Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi
shunt trip terminal.
• Main Circuit Breaker harus menggunakan type adjustable.
Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam
kotak tahan getaran. Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan
ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas
pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1
buah untuk setiap jenis alat ukur). Komponen-komponen
pengukuran yang dipakai :
• KW meter
• Ampermeter
• Voltmeter
• Frequency Meter
• Cos Phi Meter

2) Kabel Tegangan Rendah


a. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan.
b. Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah jenis NYY,
NYM, BCC. Untuk kabel feeder/power dari jenis NYY, kabel
penerangan dipergunakan kabel NYM sedangkan untuk kabel
grounding dari jenis BCC
c. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan
min. 0,6 KV dan 0,5 KV untuk kabel NYM.

3) Lighting Fixtures

1. Lampu Tabung (Down Light)


• Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector alluminium
tebal minimal 1.2 mm.
• Braket penggantung terbuat dari plat baja tebal 0.8 mm
finishing.
• Type dari ballast yang digunakan adalah electronic certalum.
• Lamp holder menggunakan standard E-27.
• Diameter dari kap lampu minimal 100 mm.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 104


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

• Jenis Lampu Yang Digunakan LED 14 Watt


• Contoh harus disetujui oleh Pemberi Tugas dan Pengawas
Lapangan.

4) Kotak-Kontak dan Saklar


a. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok
bata adalah tipe pemasangan masuk/inbow (flush mounting).
b. Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan
mengikuti standard VDE, sedangkan kotak-kontak khusus tenaga
(outbow) mempunyai rating 15 A dan mengikuti standard BS (3 pin)
dengan lubang bulat.
c. Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan
push button harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.
d. Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai
kecuali ditentukan lain dan ruang-ruang yang basah/lembab harus
jenis water dicht (WD) sedangkan untuk saklar dipasang 1,500 mm
dari permukaan lantai atau sesuai gambar.

5) Konduit
a. Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High
Impact.
b. Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL.

6) Rak kabel/Cable Tray


a. Rak kabel terbuat dari plat galvanis dan buatan pabrik, ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan.
b. Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung
maksimum 1 m. Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada
pembebanan tidak akan berubah bentuk. Penggantung harus dicat
dasar anti karat sebelum dicat akhir dengan warna abu-abu.
c. Bahan-bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik.

7) Perlengkapan Instalasi
a. Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk
melengkapi instalasi agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan,
handal dan mudah perawatan.
b. Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 105


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

c. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction


box/doos, warna kabel harus sama.
d. Juction box/doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi
tutup pengaman.

3.4 Persyaratan Teknis Pemasangan

1) Panel-panel
a. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar
kerja untuk mendapatkan persetujuan perencana dan Pengawas
Lapangan.
b. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuat dan harus rata (horizontal).
c. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan
dengan kondisi setempat.
d. Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel-kabel dari/ke
terminal panel harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam
dalam tembok secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel
yang dipasang menempel tembok (outbow), kabel-kabel dari/ke
terminal panel harus melalui tangga kabel.
e. Penyambungan kabel ke terminal menggunakan sepatu kabel (cable
lug) yang sesuai.
f. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600
mm dari lantai terhadap as panel.
g. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan
gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan
yang tajam.
h. Semua panel harus ditanahkan.

2) Kabel–Kabel
a. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark
yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah
beban. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna
untuk mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
b. kabel daya yang dipasang horizontal/vertical harus dipasang pada
tangga kabel, diklem dan disusun rapi.Setiap tarikan kabel tidak
diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada T-doos untuk
instalasi penerangan.
c. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi
dengan sepatu kabel untuk terminasinya.

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 106


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

d. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus


mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan
timah pateri.
e. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau
instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan
pelindung pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
f. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½
kali penampang kabel.
g. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada
suatu rak kabel.
h. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam
konduit.
i. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di
dalam kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan
bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya
dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm. Penyambungan kabel
menggunakan las doop.
j. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih
1 m disetiap ujungnya.
k. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling
menyilang.
l. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai
serifikat lulus uji dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel
sudah memenuhi persyaratan.
m. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai
tahanan isolasi minimum 500 kilo ohm.

3) Lampu Penerangan
a. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana
plafond dari Arsitek dan disetujui oleh Pengawas.
b. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka
plafond, dimana lampu yang terpasang harus mempunyai
gantungan sendiri.
c. Instalasi kabel penerangan yang berhubungan langsung dengan
lampu yang bersangkutan harus dilengkapi dengan flexible conduit.
d. Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang
tegak lurus

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 107


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

4) Kotak–Kontak dan Saklar


a. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan
masuk dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk
kontak-kontak dan 1.500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.
b. Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang
lembab/basah harus dari tipe water dicht (bila ada).
c. Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih
dahulu dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya disamping metal
doos tang harus terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut

5) Pengujian
a. Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus
diadakan pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat
dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik
dari pabrik pembuat dan LMK/PLN serta instansi lainnya yang
berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus
diadakan pengujian secara menyeluruh dari system untuk menjamin
bahwa system berfungsi dengan baik. Semua biaya yang timbul dari
pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab Kontraktor
b. Test meliputi :
- Test Beban Kosong (No Load Test)
- Test Beban Penuh (Full Load Test)

No Load Test
Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan ditest satu per
satu seperti misal pengujian Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan
Rendah):
• Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1,000 Volt
• Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1,000 Volt
• Pengukuran tahanan pentanahan

Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan/hasil


pengujian pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan baik,
maka test berikutnya harus dilaksanakan secara keseluruhan (Full
Load Test).

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 108


Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Pembangunan Koridor Penghubung
Gedung F Dan Gedung Graha
Drop Off Gedung F Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

Full Load Test (Test Beban Penuh)


Test beban penuh ini harus dilaksanakan Kontraktor sebelum
penyerahan pertama pekerjaan. Test ini meliputi :
• Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.
• Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan
bersama-sama sub pekerjaan pompa pompa.
• Test peralatan (beban) lainnya.

Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan


beban penuh, dan semua biaya dan tanggung jawab teknik
sepenuhnya menjadi beban Kontraktor, dengan
schedule/pengaturan waktu oleh Pengawas Lapangan.

c. Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan


Pengawas Lapangan. Selesai test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita
Acara test jam untuk lampiran penyerahan pertama pekerjaan.

6) Referensi Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan
yang dispesifikasikan. Kontraktor baru dapat mengganti bila ada
persetujuan resmi dan tertulis dari Pengawas Lapangan.
Produk bahan dan peralatan, pada dasarnya adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk/Produk


1 Komponen Panel TR MCB , MCCB Fixed Schneider, ABB, HAGER
, Merlin Gerlin
2 Panel Manufacturer wall mounted Panel Maker
Finishing box powder
coating
3 Push Button & Pilot Standard Schneider/Axle/Rivalco
Lamp
4 Control Fuse 4A TELE, GAE,Risesun,
JETRO
5 Kabel – kabel NYY, NYM, Supreme, Kabelindo,
Kabel Metal, Tranka,
VOKSEL
6 Konduit PVC Higt Impact Ega, Clipsal, Pralon
7 Down Light PLC Douwn Light LED 14 Watt Philips, Osram
8 Stop kontak, Saklar Full Color wide series Panasonic
9 Kabel tray Hot dip Galvanis Three star

Konsultan Perencana : PT. BUMI MADANI Halaman 109


Pembangunan Koridor Penghubung Gedung F dan Gedung Graha
Drop Off Gedung B Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

SPESIFIKASI MATERIAL - OUTLINE SPEK

NO ITEM PEKERJAAN URAIAN MERK/SPESIFIKASI


A PEKERJAAN ARSITEKTUR

A.1 Pek. Penutup Lantai & Dinding - Homogeneous Tile polished 60x60 cm Roman Granit
- Allumuinium Composite Panel Seven

A.2 Pek. Pasangan Plafond - Rangka Plafond Hollow 40 x 40 mm & 20 SNI


x 40 mm Galvanized, tebal 0,3 mm
- Penutup Plafond :
• Gypsum Board 9 mm Elephant, Jaya Board, Knauf

A.3 Pek. Kusen, Daun Pintu dan Jendela - Daun pintu : kaca tempered 12 mm Asahimas, Mulia, Tam Glass
- Hardware/aksesoris : Dekkson, Wilka, Dorma
Engsel, Handle, Kunci, Door Closer

A.4 Pek. Finishing Pengecatan dinding - Cat dasar ICI


,plafond ,besi - Cat interior Dulux
- Cat eksterior Dulux
- Cat besi Nippon

B STRUKTUR
B.1 Pek. Baja - Baja WF KS, Gunung Garuda
- Besi beton KS, MS, CS
- Plat Bonek
- Pipa BS Spindo, Bakrie

1
Pembangunan Koridor Penghubung Gedung F dan Gedung Graha
Drop Off Gedung B Dan Gedung B
Di Rumah Sakit Pusat Pertamina

C PEKERJAAN ELEKTRIKAL
C.1 Pek. Pemasangan Kabel - Kabel Power 4 besar
NYY,NYFGBY (4 X70 mm) (Kabelindo,Supreme,Tranka,Metal)
- Kabel Lampu, stop kontak dan saklar
NYM
- Kabel tray 10x30 cm (kabel arus kuat) Traytec
- Kabel tray 10x20 cm (kabel arus lemah)

C.2 Armature Lampu - Downlight LED 19 Watt 15 PHILIPS


- Stop Kontak Panasonic
- Saklar Ganda Panasonic
- Saklar Tunggal Panasonic

C.3 Pek. Pipa Conduit - Pipa Conduit dia. 20 mm Clipsal, EGA

D PEK. MEKANIKAL
D.1 Pek. Instalasi Air Bersih - Pipa PPR Wavin, Rucika
- Fitting-fitting dan aksesoris
D.2 Pek. Instalasi air bekas, air hujan - Pipa PVC AW class Wavin, Supramas, Rucika
- Fitting-fitting dan aksesoris
D.3 Pek. Instalasi Tata Udara - AC Cassete Daikin

Anda mungkin juga menyukai