Anda di halaman 1dari 43

METODE PELAKSANAAN

REHABILITASI PAGAR DEPAN ASRAMA KLIEN

Tahun Anggaran 2015

Metode pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:

PEKERJAAN AWAL/PERSIAPAN

Persiapan Administrasi

Setelah diterbitkan surat penetapan pemenang dan dilanjutkan dengan Surat

Perintah Mulai Kerja, maka dalam waktu 3 hari, kami akan melaksanakan

Rapat Pra Pelaksanaan (Pra Construction Meeting) yang dihadiri oleh

Pemilik, Direksi Pekerjaan, Kontraktor dan Pengawas Lapangan membahas

semua hal baik teknis maupun yang non teknis dalam proyek ini.

Dalam waktu 2 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, kami menyerahkan

Jadwal kemajuan pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule) secara

keseluruhan dan Time Schedule-Shop Drawing untuk bulan Pertama

pekerjaan yang didalamnya menjelaskan rencana pelaksanaan yang akan

dicapai pada tahap awal, mobilisasi,Lay out perletakan (Pagar, Direksi

keet,gudang bahan, Bengkel, dan barak pekerja), schedule penggunaan

bahan, alat dan tenaga kerja yang akan dilibatkan dalam proses

penyelesaian pekerjaan.

Mobilisasi dan Pelaksanaan Awal Pekerjaan

Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan dilakukan mobilisasi Tenaga

Kerja, Material, dan Peralatan untuk segera melaksanakan Pembuatan

Direksi Keet, Base Camp, Bangsal Kerja,Pagar Proyek(t= 2m), Penyediaan


sumber air kerja dan air bersih(Melalui Pengeboran atau PDAM), lampu

penerangan, rambu-rambu lalu lintas, kotak P3K (Melalui Jamsostek) dan

lain-lain yang dianggap perlu dalam memulai pelaksanaan pekerjaan.

Pembongkaran dan Pembersihan

Sebelum melaksanankan pembongkaran gedung lama/eksisting, pemborong

terlebih dahulu melaporkan mekanisme kerja pembongkaran kepada pemilik

Proyekserta berkoordinasi untuk hasil bongkaran yang perlu dibuang dan

yang perlu dijaga.

Semua penghalang dalam batas tanah bangunan yang menghalangi

jalannya pekerjaan harus dibongkar atau dibersihkan dan dipindahkan dari

tanah bangunan itu, kecuali hal-hal yang tercantum dalam gambar atau yang

ditentukan oleh Pemberi Tugas harus dilindungi agar tetap utuh.

Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk

menghindarkan harta benda atau bangunan yang berdekatan dari

kerusakan.

Kerusakan yang terjadi pada harta/benda instansi atau badan lain atau

perorangan di dalam atau di luar halaman karena alasan pekerjaan-

pekerjaan yang dilakukan dari Pemberi Tugas/Pemilik.

Semua pohon-pohonan, semak-semak, rumput-rumputan dan tumbuh-

tumbuhan lainnya yang ada di daerah yang harus diurug, harus

dihilangkan/dibersihkan kecuali kalau tercantum supaya tetap berada disitu.

Semua saluran-saluran yang masih berjalan; roil, air, listrik atau benda-

benda lain yang berfaedah harus di lindungi agar tidak rusak, kecuali kalau

dinyatakan untuk dihilangkan.


Bila timbul kerusakan harus diperbaiki atau diganti oleh Pemborong atau

beban Pemborong. Bila Benda-benda tersebut di atas itu ada dan masih

berfungsi dan tidak dinyatakan dalam gambar dan yang tidak diberitahukan

kepada pemborong dan kini membutuhkan perlindungan atau perlu

ditempatkan kembali, maka Pemborong harus bertanggung jawab untuk

mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menjamin agar benda-benda

itu tetap berjalan lancar dan tidak mendapat gangguan.

Semua hasil bongkaran diserahkan kepada pemilik proyek, dan untuk

barang hasil bongkaran yang sudah tidak digunakan akan dibawa keluar dari

area proyek dan menjadi tanggung jawab pemborong.

Metode Pelaksanaan Pengukuran

Semua pengukuran yang akan dimulai, didasarkan pada BM (Bench Mark) yang

telah ditentukan oleh Direksi dan konsultan pengawas.

Pengukuran untuk penentuan batas-batas area pekerjaan dan posisi

Gedung menggunakan alat ukur Theodolith dan Water Pass.

Pengukuran dilaksanakan oleh pelaksana bersama-sama dengan

konsultan pengawas agar ketinggian peil tanah dasar dapat disetujui

bersama yang nantinya akan menjadi patokan dalam menentukan peil

bangunan lainnya yang akan segera dikerjakan.

Apabila dalam pengukuran telah diperoleh batas-batas dan ketinggian peil

tanah dasar, maka patok-patok pembantu dibuat dari beton cor agar

kedudukan titik-titik yang dimaksud tidak berubah.

Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan,

sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi

harga penawaran.
Kelalaian atau kekurangan telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat

dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.

Dalam pengukuran supaya benar-benar akurat dan disesuaikan dengan

gambar rencana sebelum direalisasikan pekerjaan fisik dan sebaiknya

supaya dikonsultasikan dengan Direksi Lapangan/Pengawas Lapangan.,

maka pembongkaran menjadi tanggung jawab pihak kontraktor pelaksana

berikut biaya yang dikeluarkan untuk hak itu.

Duga lantai (permukaan atas lantai) ditentukan sesuai dengan gambar

perencanaan.

Kontraktor harus menyediakan orang ahli dalam cara-cara mengukur, alat-

alat penyipat datar (Theodolit, Waterpas) prisma silang pengukuran

menurut system dan kondisi tanah bangunan dan lain-lain, yang selau

berada di lapangan.

PEKERJAAN STRUKTUR

Pekerjaan Tanah

Dalam pelaksanaan pekerjaan tanah yang perlu dipertimbangkan :

Membongkar dan memindahkan penghalang-penghalang.

Melindungi harta-harta dan barang-barang yang berguna.

Daya upaya yang bersifat melindungi.

Pengeirngan dan kontrol drainage.

Menggali dan mengurung

Pemadatan.

Membuang bahan bangunan dan sisa bahan bangunan yang tidak berguna

lagi.
Menyediakan bahan-bahan tanah urug yang cocok.

Menyediakan tenaga kerja dan peratalan serta bahan-bahan yang

berhubungan dengan pekerjaan lapangan.

Pembuatan Jalan masuk (entrance) dan pedestrian.

Permukaan tanah

Sebelum memulai sesuatu penggalian, Pemborong harus yakin bahwa

semua permukaan tanah baik setempat maupun garis transisi yang tertera

dalam gambar kontrak adalah betul.

Jika terdapat ketidak sesuaian permukaan tanah, maka Pemberi Tugas

harus diberitahu secara tertulis dalam waktu 10 (sepuluh) hari sesudah Surat

Perintah Kerja, jika tidak maka tuntutan tidak akan dipertimbangkan dan

gugatan dari Pemborong mengenai ketidaksesuaian garis transisi, tidak akan

dibenarkan setelah tanah di lapangan sudah tergali.

Lapisan permukaan tanah asli (top soil)

Pada daerah tapak bangunan dan daerah untuk jalan dan daerah yang

harus di urug, top soil harus dibuang minimum 20 cm. Setelah top soil

dibuang daerah itu harus dipadatkan sebelum dimulai pengurugan.

Penggalian

Semua penggalian harus dilaksanakan menurut apa yang di syaratkan

mengenai panjangnya, dalamnya, serongan-serongan dan kelokal-kelokan

yang diperlukan untuk konstruksi pekerjaan-pekerjaan, atau seperti yang

tertera dalam gambar untuk bahan apapun, dan tanah kelebihannya harus

dipergunakan untuk urugan atau dibuang menurut apa yang diinstruksikan

oleh Pemberi Tugas/Direksi.

Pemadatan Tanah
Pemadatan Tanah yang dilakukan pada daerah tapak bangunan dan titik titik

pondasi dan jalur pondasi poer serta jalan-jalan harus mencapai 90 %

kepadatan maksimum,. Untuk daerah luar tapak bangunan sekurang-

kurangnnya 85 % kepadatan maksimum.

Standard kepadatan maksimum sesuai dengan standard proktor, kecuali

kalau ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.

Penggalian dan pengurugan

Lapisan tanah paling atas harus dibuang seperti tercantum dalam ayat 5

pasal ini dan permukaan tanah harus digilas untuk mencapai 90 %

kepadatan maksimum. Ketebalan maksimum setiap lapisan pengurungan

adalah 15 cm.

Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapisan demi lapisan yang

tebalnya 15 cm tanah buyar dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan

maksimum.

Jika tidak ada persetujuan sebelumnya dari Pemberi Tugas/Direksi,

pemadatan tersebut tidak dengan dibasahi air. Pemberian air untuk

pembahasan tanah hanya seperlunya saja, sampai kadar air tanah

mencapai w optimum (hasil test lab). Pemadatan urugan dilakukan dengan

memakai alat penggilas untuk pemadatan seperti; Sheep Foot Roller, Hand

Compaction, Light Mechanical Tampor, atau alat lain yang sesuai dengan

persetujuan Direksi.

Penggalian dan pengurugan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi.

Dalam hal pengurugan, jika bagian-bagian yang dipadatkan sudah siap,

Pemberi Tugas/Direksi harus segera diberitahu agar ia dapat segera


mengatur untuk mengadakan pengujian kepadatan.

Kayu-kayu, bekas-bekas dan lain-lain tidak boleh di biarkan tertinggal pada

waktu pengurugan dilaksanakan.

Bahan Tanah Urug

Didapat dari tanah daerah bangunan setempat atau dari tempat-

tempat/sumber-sumber di luar tanah bangunan yang bebas dari akar-akaran,

bahan organic, sampah dan batu-batuan yang lebih besar dari 10 cm dan

telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.

Bila terdapat bahan urug yang tidak memuaskan untuk pemadatan seperti

diuraikan di atas, maka bahan urug itu harus diganti dengan pasir urug (fill

sand)

Pengurugan kembali

Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau lain-

lain yang dibangun yang bakal ditutup atau tersembunyi oleh tanah urugan

diperiksa dan disetujui oleh Pemberi Tugas/Direksi.

Pengurugan sekitar pondasi, septitank dan lain-lain yang dibangun harus

dilaksanakan sekaligus berturut-turut dan tidak boleh melakukannya

terpisah-pisah, kecuali jika ada persetujuan Pemberi Tugas. Menurut ayat 9

dari pasal ini, hanya bahan yang telah disetujui boleh dipakai untuk urugan

dan ini harus ditaruh lapisan demi lapisan yang masing-masing tebalnya

tidak boleh melebihi 5 cm.

Tiap lapisan harus ditibris betul-betul dan dikuatkan, sebaiknya dengan

memakai alat mesin dan tidak boleh dicampur dengan air, kecuali jika

dikehendaki dan disetujui oleh Direksi.

Perataan Terakhir
Semua daerah yang dicakup Proyek termasuk bagian-bagian yang digali dan

diurug, dan daerah-daerah transisi yang berdekatan harus diratakan secara

licin dan sama dan bebas dari permukaan-permukaan yang tidak beraturan.

Harus diusahakan agar permukaan tanah memiliki kemiringan 2% dari arah

bangunan, kecuali bilamana dinyatakan lain dalam gambar.

Pemeriksaan pekerjaan tanah

Pekerjaan pemadatan tanah diperiksa dan ditest oleh Laboratoriun Tanah

yang ditunjuk oleh Direksi.

Tugas pekerjaan yang disampaikan pada Laboratorium Tanah ditentukan

oleh Arsitek yang pada umumnya terdiri dari:

1. Cara mengurug dan pemadatan

2. Test kepadatan untuk semua fill & back fill (compaction test) dan

pemeriksaan bahan urug.

3. Mengirimkan laporan-laporan hasil pemadatan kepada Arsitek.

Bilamana hasil test pemadatan tidak memenuhi angka test pemadatan yang

ditentukan, maka Pemborong harus membongkar kembali tanah urug

sampai ke permukaan tanah asli kemudian memadatkannya kembali.

Biaya untuk test dan pengukuran

Pemborong harus memasukkan ke dalam penawarannya segala biaya

untuk keperluan pengetesan dan pengontrolan, pengukuran.

Pemborong harus bertanggung jawab pula untuk semua ongkos-ongkos,

semua test-test yang gagal dalam memenuhi permintaan standard yang

ditentukan.

Metode dan petunjuk pelaksanaan dapat dilihat pada gambar rencana dan
detail.

Sistem dan cara penggunaan bahan akan dijelaskan lebih lanjut

berdasarkan gambar design pondasi konstruksi sarang laba-laba yang

merupakan suatu karya cipta yang mempunyai lisensi yang dijamin

kualitasnya dan cukup berhasil dibeberapa kota untuk bangunan konstruksi

berlantai.

Pembersihan

Pembersihan semua bahan bekas galian yang berlebihan yang tidak dipakai

untuk fill, back fill atau grading dan semua sampah dan bekas bongkaran

bangunan harus dibuang dari tanah bangunan.

Perlindungan terhadap gangguan air

Selama masa pelaksanaan dan masa pemeliharaan, Pemborong harus

melindungi seluruh site dari gangguan air ataupun erosi. Untuk itu termasuk

pembuatan selokan-selokan sementara, sumur-sumur pompa atau lainnya

yang dapat mencegah kerusakan terhadap hasil pekerjaan ataupun yang

mungkin menghambat jalannya pekerjaan.

Perlindungan terhadap sarana utlitas

Semua sarana air buangan, air minum, listrik dan sarana utilitas lainnya yang

masih berjalan harus dilindungi dari perusakan dan bila terjadi kerusakan

harus diperbaiki dan dibetulkan oleh Pemborong atas biaya Pemborong.

Tanah yang digali berada untuk pekerjaan sub struktur (pondasi batu kali,

pondasi batu bata, saliran keliling bangunan, penggalian dapat

menggunakan tenaga manusia (konvensional) jika lahan tidak

memungkinkan olah gerak bagi alat berat. Dan hasil penggalian di luar lokasi

proyek yang ditentukan oleh direksi, atau jika ada pekerjaan timbrisan maka
timbunan hasil galian dituang kembali kedalam sisi pasangan.

Setelah penggalian berjalan beberapa meter, maka pada dasar galian diberi

urugan pasir setebal 5 cm, kemudian diatasnya diberi pasangan batu kosong

setinggi 20 cm dan diatas batu kosong diberi pasangan batu gunung dengan

campuran 1:3

Lebar atas pondasi 25 cm, lebar bawah 75 cm dan tinggi 85 cm. Setelah

pekerjaan pemasangan pondasi menerus selesai maka perlu dilakukan

pengecekan sudut guna mencegah kemiringan posisi bangunan

Tanah diambil dari lokasi galian atau mengambil dari bukit – bukit sekitar

lokasi diangkut dengan Dump Truck, setelah sampai di lokasi, tanah dituang

dari Dump Truck, dan dihampar dengan menggunakan Bulldozer tiap 20 cm

dan dipadatkan dengan Vibro Compactor sampai mencapai kepadatan yang

ditentukan, apabila tanah terlalu kering, dapat disiram dengan air dari Water

TankPekerjaan plesteran dilakukan setelah selesainya pemasangan pipa

kabel listrik dan pipa air serta instalasi lain yang akan dipasang atau

ditanam. Sebelum plesteran dilakukan, terlebih dahulu dinding harus disiram

air sampai jenuh agar spesi dapat melekat dengan baik. Spesi yang

digunakan adalah adukan 1 Pc : 4 Psr, sedangkan untuk dinding yang kedap

air spesinya berbanding 1Pc : 2 Psr. Yang akan digunakan pada :

Dinding setinggi 50 cm dari atas sloof

Dinding ruangan basah seperti kamar mandi, WC dan tempat cuci.

Pasangan saluran air hujan.

Bak mandi dalam kamar mandi dan WC.

Dak-plat beton.
Pekerjaan Pasangan Batu Kali

Persyaratan dalam pelaksanaan pekerjaan:

Sebelum pelaksanaan pekerjaan pemasangan, harus dibuat profil-

profil/bentuk pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk

dan ukurannya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah mendapat

persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan/Perencana.

Dasar Galian harus diurug pasir urug setebal 10 cm, disiram sampai jenuh,

diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat.

Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kali kosong tebal 20 cm

atau lantai kerja setebal 6 cm dari adukan 1 PC : 3 pasir : 6 kerikil atau

sesuai Gambar Kerja.

Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran

1 PC dan 4 Pasir, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam

Gambar Kerja. Untuk kepala pondasi digunakan aduk kedap air dengan

campuran 1 PC : 2 Pasir setinggi 20 cm dihitung dari permukaan atas

pondasi ke bawah.

Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada

bagian dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada

bagian tengah.

Apabila di atas pasangan batu kali akan dipasang dinding bata, maka setiap

jarak 100 cm as-as harus ditanam stek 10 mm untuk sloof dan dinding

pasangan yang tercantum dalam Gambar Kerja.

Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis harus ditanam stek-stek

tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi sama dengan tulangan

pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut.


Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimal 40

kali diameter tulangan pokok atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar

Kerja. Demikian pula dengan bagian stek yang tidak tertanam atau mencuat

ke atas sepanjang 40 kali diameter tulangan pokok atau sesuai dengan

ukuran dalam Gambar Kerja. Jarak antara stek-stek ini adalah setiap 3.00 m

dan/atau seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja.

Pekerjaan Beton

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pekerjaan Beton:

Perlu dibuat beton percobaan, untuk mengetahu nilai slump dan

karakteristik mutu beton yang akan dicapaidengan mutu K300 K275 K225

1;2;3

Seluruh biaya pengetesan (JMF) menjadi tanggung jawab kontraktor.

Sebelum memulai pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu melaporkan ke

direksi dan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Harus dibuatkan jadwal perawatan beton.

Pekerjaan Pembesian dilaksanakan terlebih dahulu ditempat lain atau

bersamaan (disesuaikan dengan pelaksanaan dan kebutuhan).

Seluruh bahan yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan

direksi dan pengawas lapangan, dan peralatn dan material harus bersih dari

campuran/bahan yang dapat mengurangi mutu beton.

Menyediakan tenaga kerja dan peratalan serta bahan-bahan yang

berhubungan dengan pekerjaan lapangan.

Urutan Kerja : Bahan-bahan berupa Semen, Pasir, Batu kerikil dan air

dimasukkan ke dalam Cool Bin Batching Plant menggunakan Wheel Loader


untuk dicampur dan diaduk menjadi Beton di dalam Batching Plant, setelah

tercampur Beton diangkut dengan menggunakan Truck Mixer ke lapangan

dan dicor/dituang ke dalam perancah yang telah dipersiapkan, kemudian

diadakan penyelesaian dan perapihan oleh beberapa pekerja.

Urutan Kerja : Besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan ukuran

dan bentuk yang dibutuhkan dengan menggunakan Gunting Potong dan

Kunci Pembengkok Tulangan; kemudian Baja Tulangan dipasang/disusun

sesuai dengan gambar rencana kerja yang telah disiapkan, dan pada setiap

persilangannya diikat dengan kawat bendrat.

Material Bahan Beton

Semen

Yang digunakan adalah terdiri dari suatu jenis merk dan mutu yang baik atas

persetujuan direksi dan ditetapkan harus memakai produk lokal, semen yang

tidak boleh digunakan adalah :

Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya.

Kantong zaknya telah sobek.

Semen yang tertumpah

Semen yang telah dipakai untuk mencampur kering dan sudah bermalam.

Semen yang sudah lama dijemur/kena matahari.

Keamanan / tempat menyimpan semen harus diusahakan sedemikian rupa

sehingga bebas dari kelembaban lantai atau percikan air.

Pasir Beton

Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis

yang baik serta bersih dan tidak tercampur dengan tanah liat atau

kotoran/bahan organis lainnya.


Pasir dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat –

alat pemecahan batu.

Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar dan bersih

Lumpur/bahan organis lainnya.

Pasir harus terhindar dari batu – batu tajam dan keras. Butir – butir halus

bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.

Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap

berat kering).

Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya pasir

harus memenuhi syarat – syarat PBI 71 Bab 3.3.

Kerikil/Batu Pecah Beton

Kerikil dapat berupa kerikil alam atau batuan – batuan yang diperoleh dari

pemecahan batu.

Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas

dari bahan – bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.

Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam

PBI 1971 Bab 3.

Kerikil harus disimpan diatas permukaan bersih dan keras serta

dihindarkan terjadinya pengotoran serta tercampur adukan.

Bahan untuk batu gunung keculi dipersyaratan lain, harus sesuai dengan

PUBB 1977 NI-3.

Batu gunung / kali yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan

untuk pondasi dan untuk pasangan batu kosong bahwa pondasi,

berstruktur cukup kuat dan awet serta tidak keropos.


Kerikil/batu pecah beton sebelum digunakan harus dicuci dengan air

sampai bersih (bila kotor). Penumpukan bahan kerikil/batu pecah beton

harus dipisahkan dengan material lain.

Air

Air yang digunakan harus air tawar bersih tidak mengandung minyak, asam,

garam, alcohol atau bahan lain yang dapat merusak beton.

Takaran Material Beton

Takaran/ukuran perbandingan material beton tidak diperbolehkan hanya

menggunakan skop/diperkirakan saja. Takaran yang diperbolehkan adalah

ukuran dan bahan sama, antara lain seperti : ember, drum plastik, atau

tong dari kayu dengan standar yang telah ditentukan yakni dengan ukuran

K 225.

Testing dilakukan sesuai dengan PBI. 1971 Bab 4.7. termasuk slump test

maupun compression test. Bilamana beton tidak memenuhi slumptest

maka seluruh adukan tidak boleh digunakan dan harus dibuang keluar site

oleh kontraktor.

Apabila tidak memenuhi compression test maka prosedur PBI. 1997 untuk

perbaikan beton yang harus dilakukan. Mutu beton harus K.225. pemboran

harus membuat mixed desain untuk ditujukkan dan disetujui Direksi

sebelum mulai dengan pengecoran dan pada tiap perobahan sumber

pengambilan agregat.

Besi Beton

Besi beton yang digunakan adalah mutu yang ssesuai dengan spesifikasi

dan kekuatan konstruksi yang diperlukan yaitu baja dengan mutu U-24

sesuai PBI 1971.


Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari

cacat – cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.

Memenuhi syarat – syarat yang ditentukan dalam PBI 1985.

Dimensi dan ukuran penampang, bulat besi beton harus sesuai dengan

petunjuk gambar kerja (FULL dan sesuai standar SII), memenuhi batas

toleransi minimal seperti yang dipersyaratkan dalam PBI 1971.

Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi

pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi.

Biaya menjadi tanggungan kontraktor.

Batang baja/besi beton harus bebas dari karat dan cacat perubahan bentuk.

Harus disimpan terlepas dari tanah serta tidak diperbolehkan ditempat

terbuka untuk jangka waktu panjang.

Besi beton harus bersih dari lapisan, minyak, karat bebas dari cacat seperti

retak, bengkok – bengkok dan lain – lain sebagainya serta harus

berpenampang, bulat dan memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI –

1971.

Pekerjaan Pembesian Beton

Pembesian/rakitan besi beton dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja

dan diukur dengan mm (millimeter) untuk besaran diameternya.

Ikatan besi beton harus menjadi pembesian hingga tidak berubah tempat

selama pengecoran & selimut beton harus sesuai dengan syarat yang

ditentukan dalam PBI 1971.

Besi beton yang dipasang lebih dari satu lapis harus diberi antara dengan

potongan besi minimal sama dengan diameter besi tersebut.


Jarak pemasangan besi beton harus dapat dilalui oleh material beton

dengan standar PBI-1971 adalah minimal 2,5 cm antara besi.

Ketentuan – ketentuan lain adalah mengikuti syarat yang tercantum dalam

PBI – 1971.

Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari

lokasi pekerjaan waktu 1 x 24 jam setelah adanya perintah tertulis dari

Direksi.

Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang

disyaratkan dalam NI-2 Bab. 3.7.

Jenis dan Mutu Beton

Beton bertulang K300 K275K225 (1pc :2ps : 3 krk), digunakan pada Kolom,

Sloef, Balok dan Ring Balok, dan pekerjaan Plat

Beton tidak bertulang campuran 1 pc ; 3 ps ; 6 krk, digunakan untuk lantai

beton (rabat) pada overstek keliling bangunan (T-6 cm).

Mutu beton yang digunakan adalah sesuai dipersyaratkan dengan standar

komposisi bahan atau setara/minimal

Campuran-campuran Percobaan

Campuran percobaan beton harus dibuat dari tiga campuran yang sama,

dan dari setiap campuran akan diambil 6 (enam) buah kubus beton. 3 (tiga)

buah diantaranya akan ditest pada umur 7 (tujuh) hari, dan 3 (tiga)

selebihnya pada umum 28 hari.

Faktor pemadatan dan slump dari masing-masing ketiga campuran tersebut

akan dipakai pula sebagai pembanding.

Target kekuatan kubus untuk umur 28 hari yang dibuat dari campuran

percobaan, yang dibuat untuk mutu beton tertentu harus mencapai 1.45 dari
kekuatan beton karakteristik. Rata-rata dari hasil ketiga kubus yang berumur

28 hari dari masing-masing campuran tidak boleh kecil dari 1.15 dari

kekuatan beton karakteristik.

Apabila campuran-campuran percobaan memberikan hasil yang sangat

minimum sekali, Kontraktor sehubungan dengan hal tersebut diatas harus

memberikan keterangan-keterangan yang lengkap, termasuk dari hasil

kekuatan beton, tingkatan dari masing-masing jenis batuan, tingkatan yang

dicampur, slump dan faktor pemadatan kepada Pengguna Jasa/Pengawas

Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

Kontraktor disyaratkan membuat perencanaan mengenai pengawetan dan

pemeriksaan kubus percobaan biaya sendiri.

Apabila ada perubahan mengenai jenis semen atau jenis batuan yang

dipakai, atau apabila karena sesuatu sebab, terpaksa diusulkan adanya

perubahan daripada campuran atau komposisi beton, pemeriksaan

pendahuluan daripada kubus-kubus harus diulangi lagi, dan harus

mendapatkan keputusan serta persetujuan dari pada Pengawas Lapangan

sebelum campuran/komposisi beton yang baru itu dipergunakan.

Pengecoran dan Perawatan Beton

Semua beton harus diaduk dalam beton molen, dengan kapasitas diatas 250

L. lebih disukai molen yang bekerja berdasarkan perbandingan berat. Bila

digunakan pengaduk berdasarkan volume, maka kontraktor harus

menghitung perbandingan material dalam volume dengan membagi berat

tiap bahan oleh obsorpsi air dan kadar kelembaban.

Angker Untuk Dinding


Semua sambungan vartikal antara kolom beton dengan tembok harus

dilengkapi dengan batang-batang baja 10 mm, 25 cm panjang, ditekuk

pada satu ujungnya yang dimasukkan kedalam beton, yang lainnya dibiarkan

berupa stok panjang 25 cm untuk penyambungan dengan dinding kemudian.

Angker-angker tersebut dipasang pada jarak 50-150 cm – 250 cm diatas

sloof pondasi atau plat.

Lubang-lubang Serta Kelos Kayu Dan Lain-lain

Kontraktor harus menentukan tempat serta pembuat lobang-lobang, kelos-

kelos kayu, angker-angker dan sebagaimana yang diperlukan untuk jalan

pipa, pemasangan alat-alat penyambung dan sebagainya. Apabila kemudian

ternyata tempatnya tidak sesuai maka harus dipindahkan sesuai dengan

petunjuk Direksi dan perlengkapan lainnya harus dilakukan agar dicapai

tujuan yang disyaratkan.

Toleransi

Toleransi untuk beton kasar.

Bagian-bagian pekerjaan beton harus tepat dengan toleransi hanya 1 cm

dengan syarat toleransi ini tidak boleh komulatif.

Ukuran-ukuran bagian harus dalam batas-batas ketelitian – 0,3 dan + 0,5 cm.

Toleransi untuk beton dengan permukaan rata.

Toleransi untuk beton adalah 0,6 cm untuk penempatan bagian-bagian dan

antara 0 dan 0,2 cm untuk ukuran-ukuran bagian.

Pergeseran bekisting pada sambungan-sambungan tidak boleh melebihi 0,1

cm penyimpangan terhadap kelurusan bagian harus dalam batas-batas 1 %

tetapi toleransi ini tidak boleh kumulatif.


Pemberitahuan Sebelum Pengecoran

Sebelum pengecoran beton untuk bagian-bagian yang penting Kontraktor

diwajibkan memberitahukan Direksi dan Pengawas serta mendapatkan

persetujuan.

Apabila hal ini dilalaikan atau pekerjaan persiapan untuk pengecoran tidak

disetujui oleh Direksi, maka Kontraktor diwajibkan membongkar beton yang

sudah dicor dengan biayanya sendiri.

Pengangkutan dan Pengecoran Beton

Beton harus diangkut dengan menghindari dengan terjadinya penguraian

dari komponen-komponennya serta tidak diperkenankan untuk dicor dari

ketinggian melebihi 2 m kecuali disetujui Direksi. Pada kolom yang panjang,

pengecoran dilakukan lewat lubang pada bekisting untuk menghindari hal

tersebut.

Semua kotoran dan lain – lain harus dibersihkan sebelum pengecoran.

Permukaan bekisting yang menghadap beton harus dibasahi dengan air

bersih segera sebelum pengecoran.

Semua peralatan yang bersangkutan harus bersih serta bebas dari beton

keras, lunak dan sebagainya.

Pengecoran Beton

Pengecoran beton dalam bekisting harus diselesaikan sebelum beton

mengeras, yaitu sebelum 30 menit pada keadaan normal.

Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu untuk satu bagian pekerjaan,

pemberhentian pengecoran tidak dibenarkan tanpa persetujuan Direksi.

Sambungan-sambungan pengecoran yang terjadi harus memenuhi

persyaratan didalam PBI. 1997.


Pengecoran tidak boleh dilakukan waktu hujan kecuali apabila Kontraktor

telah mengadakan persiapan-persiapan untuk itu serta disetujui oleh Direksi.

Pemadatan Beton

Beton harus dipadatkan benar-benar dengan fibrator yang sudah disetujui

dan mempunyai frekuensi minimum 3000 putaran permenit. Tak ada bagian

beton yang boleh dipadatkan lebih dari 20 detik. Bila disaran kan oleh

direksi.

Bagian beton yang telah mengeras tidak boleh digetarkan baik langsung,

maupuin melalui penulangan.

Pemadatan beton harus memenuhi peraturan-peraturan dalam PBI. 1997.

Proses Pengerasan

Kontraktor wajib melindungi beton yang baru dicor terhadap matahari, angin

dan hujan sampai beton tersebut sempat mengeras secara wajar dan

menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat dengan cara sebagai berikut

Semua bekisting yang mengandung beton yang baru dicor harus dibasahi

secara teratur sampai dibongkar.

Semua permukaan beton tidak terlindungi harus dibasahi untuk 14 hari

setelah pengecoran.

Semua permukaan lantai beton harus dilindungi terhadap pengeringan

dengan memberi tutup yang basah.

Tidak dibenarkan untuk menimbun barang atau mengangkut barang diatas

beton yang menurut pendapat Direksi belum cukup mengeras.

Pembongkaran Bekisting
Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting, sebelum memcapai

kekuatan sesuai PBI 1997 Bab 5 ayat 8 (hal 51).

Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian pekerjaan beton

mandapat tekanan melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan untuk

membongkar bekistingnya untuk jangka waktu selama keadaan itu

berlangsung. Haruss ditekankan disini bahwa tanggung jawab terhadap

keamanan beton sepenuhnya ada dipihak kontraktor serta harus memenuhi

peraturan mengenai pembongkaran bekisting didalam PBI 1997.

Kontraktor wajib memberitahukan Direksi pada waktu akan membongkar

bekisting bagian-bagian pekerjaan beton yang penting serta mendapatkan

persetujuan Direksi, tapi hal ini tidak mengurangi tanggung jawab atas hal

tersebut.

Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan direksi.

Pembongkaran mall beton harus dapat dibongkar setelah berumur 3 (tiga)

minggu, kecuali beton beton praktis, bila dianggap perlu dapat dibongkar

setelah berumur 3-7 hari dengan persetujuan Direksi.

PEMASANGAN BEKISTING

Bekisting sloof dipasang setelah rampungnya pasangan pondasi batu

gunung dan selesainya pemasangan besi tulangan sloof. Bekisting / papan

acuan terbuat dari kayu kls II dengan ketebalan 15-20 mm, ukuran bekisting

mengikuti ukuran pembesian sloof. Hal yang perlu diperhatikan dalam

bekisting ini adalah kayu tersebut harus bersih dari kotoran dan

permukaannya rata serta tidak pecah atau cacat. Untuk pemakaian bekisting

yang berulang-ulang, sebelum pemakaian perlu diperiksa apakah kayu

tersebut masih layak untuk dipakai sehingga tidak menyebabkan kurang


sempurnanya pengecoran.

PEMBESIAN SLOOF

Pembesian sloof dilaksanakan setelah pemasangan batu gunung dan dapat

pula dikerjakan ditempat lain bersamaan dengan mengerjakan pasangan

pondasi dan setelah itu barulah diangkat ke atas pondasi.

PENGECORAN SLOOF

Setelah pembesian dan pemasangan bekisting sloof rampung dan telah

dilakukan pembersihan, maka pengecoran sloof dapat dimulai. Mutu beton

yang akan digunakan untuk sloof adalah mutu K 225. Selama dalam

pelaksanaannya, mutu beton akan kami pertahankan dan kami akan

menggunakan vibrator untuk menghasilkan beton yang homogen.

PEMBESIAN DAN PENGECORAN KOLOM.

Sebelum pengecoran sloof maka pada titik-titik penempatan kolom terlebih

dahulu diberi stek-stek kolom. Hal ini dilakukan agar supaya terjadi ikatan

yang sempurna antara besi sloof dan kolom. Selama dalam

pelaksanaannya, kolom tersebut harus tetap berada dalam posisi tegak

lurus.

Sebelum pengecoran dilaksanakan maka hal-hal yang perlu diperhatikan :

Bekisting tersebut harus dibersihkan dari kotoran dan disiram dengan air

hingga basah.

Pengecekan sambungan bekisting dan memperbaiki celah-celah pada

sambungan.

Tulangan besi beton dan sengkang tidak boleh menempel pada bekisting,
untuk itu harus dibuat penahan atau ganjalan dari beton yang tebalnya

sesuai dengan selimut beton.

Pengecekan dimensi pembesian, jarak-jarak sengkang serta dimensi sloof.

Tempat-tempat sambungan pengecoran harus sesuai dengan keadaan yang

dianggap aman.

Pengadukan beton harus dilakukan secara sempurna dengan menggunakan

mesin pengaduk beton (beton molen) dan pemadatan beton pada waktu

pengecoran harus dilakukan secara sempurna dengan vibrator sehingga

tidak terjadi hasil pengecoran yang keropos.

Pekerjaan Pasangan Batu Bata

Persyaratan dalam pelaksanaan pekerjaan:

Sebelum dimulai pemasangan, maka batu batanya harus direndam lebih

dahulu di dalam air selama setengah jam atau sampai jenuh dan

permukaan yang akan dipasang harus juga basah.

Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di dalam bak kayu

yang besarnya memenuhi syarat. Mencampurnya semen dan pasir harus di

dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran

plastis. Adukan yang sudah mengering/kering tidak boleh dicampur dengan

adukan yang baru.

Dalam satu hari pasangan tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu meter). Dari

pengakhiran pasangan satu hari tersebut harus dibuat bertangga menurun

dan tidak tegak berdiri untuk menghindari retak dikemudian hari. Tebalnya

siar batu bata tidak boleh kurang dari 1 (satu) cm atau 10 mm dan siarnya

harus benar-benar pada adukannya.


Semua pasangan baru dijaga jangan sampai terkena sinar matahari

langsung dengan menutupnya memakai karung basah.

Tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu dengan

menyumbatnya memakai batang pisang untuk diameter besar, sedangkan

untuk diameter lebih kecil dipakai potongan bambu.

Semua pasangan bata harus rata (horizontal) dan tiap-tiap kali diukur dari

lantai, dengan menggunakan benang. Pemasangan benang tidak boleh

lebih dari 30 cm di atas pasangan di bawahnya. Pada semua pasangan

bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikat yang sempurna.

Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separo panjang, kecuali

sesuai peraturannya (di sudut). Lapisan yang satu dengan lapisan yang

diatasnya harus berbeda setengah panjang bata. Pada pasangan satu batu

dan pasangannya lebih tebal harus disusun sesuai dengan

petunjuk/peraturan seharusnya.

Pada tiap-tiap pertemuan dinding pasangan bata tegak lurus, di atas setiap

lubang pintu dan jendela atau lubang lain serta dimana luas dinding tidak

lebih dari 12 m2, baik tergambar maupun tidak, dipasang kolom/balok beton

praktis yang merupakan bingkai, kecuali satu dan lain hal disesuaikan

dengan gambar. Ukuran untuk balok/kolom praktis tersebut setebal dinding

bata dengan pembesian 4 Ø10 sengkang Ø8 - 150. Semua pertemuan

tegak lurus harus benar-benar bersudut 90º.

Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus diketok sedalam

0.5 cm sehingga adukannya akan cukup mengikat plesteran yang akan

dipasang.
Bilamana didalam pemasangan ternyata terdapat batu bata yang cacat atau

tidak sempurna, maka batu bata ini harus diganti dengan yang baik atas

biaya kontraktor.

Di tempat yang akan terdapat pintu, jendela, lobang ventilasi dan lain-lain,

pasangan bata hendaknya ditinggalkan sampai rangka kusen kayunya

selesai dan dipasang ditempat yang tepat.

Lubang untuk alat-alat listrik :

Dimana akan dipasang pipa-pipa dan atau alat-alat yang ditanam

dalam dinding, maka harus dibuat pahatan secukupnya pada

pasangan bata sebelum diplester.

Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan

adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan

bersama-sama dengan plesteran seluruhnya di bidang tembok.

Pekerjaan Plesteran

Persyaratan dalam pelaksanaan pekerjaan:

Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.

Beraben adalah plesteran kasar dengan campuran adukan kedap air yaitu

1 PC : 3 Pasir. Dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu

bata yang tertanam dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau

lantai.

Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 3 Pasir. Adukan plesteran ini

untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian

dalam bangunan terkecuali dinyatakan kedap air seperti tercantum dalam

Gambar Kerja.
Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 3 Pasir. Adukan plester ini

untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian

luar/tepi bangunan dan dinding talud yang terekspose pada bagian dalam

bangunan, semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan

batu bata seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat

sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.

Plesteran halus ini adalah pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah

aduk plesteran sebagai lapisan dasar berumur 7 (tujuh) hari/sudah kering

benar.

Semua jenis aduk plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian

rupa sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan

pemasangan.

Terkecuali untuk braben, permukaan semua aduk plesteran harus

diratakan. Permukaan plesteran tersebut, khususnya plesteran halus, harus

rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga serta

berlobang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang

membuat cacat.

Sebelum pelaksanaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata dan

beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa begisting

kemudian diketrek/scratched. Semua lubang-lubang bekas pengikat

begisting atau formtie harus tertutup aduk plesteran.

Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu

bata dan beton yang akan difinish dengan cat.


Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin

keramik dan lainnya, maka permukaan plesterannya harus diberi alur-alur

garis horizontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap

bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan

finishing tersebut cat.

Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan

dinding/kolom/lantai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau sesuai

peil-peil yang diminta dalam Gambar Kerja. Tebal plesteran minimal 10

mm, maksimal 25 mm. Jika ketebalan melebihi 30 mm, maka diharuskan

menggunakan kawat strimin yang diikatkan ke pemukaan pasangan batu

bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat

plesteran.

Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau

pencembungan bidang tidak boleh melebihi 2 mm untuk setiap jarak 2 m.

Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung

dengan wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan

membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan

melindunginya dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang

dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut

adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Penyedia jasa

harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari

sampai jenuh. Jika terjadi keretakan, Penyedia jasa harus membongkar

dan memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan diterima Pengguna

Jasa/Pengawas lapangan.

Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan


sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

Pekerjaan Pengecatan

Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan Pengecatan Dinding Bata dan Beton

1) Pekerjaan persiapan Sebelum Pengecatan

Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan harus

dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain.

Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak

mungkin menggunakan roller.

Pekerjaan pengecatan semua dinding/permukaan

pasangan bata dan permukaan beton yang

tampak/exposed seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2) Permukaan Interior dan Exterior

Lapisan Pertama

Alkalli killer acrylic ex Metrolite

Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas/rol.

Ketebalan lapisan 25 – 150 micron atau daya sebar 10

m2/liter.

Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan

pelapisan berikutnya.

Lapisan sampai didapatkan permukaan rata

Cat jenis Vinyl Acrylic Emulsion untuk interior, sedang

exterior dari jenis weathershield setara Metrolite


Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.

Ketebalan lapisan 25 – 40 micron atau daya sebar 11 –

17 m2/liter per lapis.

Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.

Warna ditentukan kemudian.

Pekerjaan Pengecatan Metal/Besi

1) Pekerjaan Persiapan Metal Sebelum Pengecatan

Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/mill), karat,

minyak, lemak serta kotoran lain secara teliti dan

menyeluruh sehingga permukaan yang dimaksud

menampilkan tampak metal yang halus dan mengkilap.

Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik.

Akhirnya permukaan dibersihkan dengan vacuum cleaner

atau sikat yang bersih.

Semua metal seperti yang tercantum dalam gambar kerja

dengan ketentuan sebagai berikut :

o Semua bagian/permukaan yang tampak/expose

dicat sampai cat finish.

o Semua bagian/permukaan yang tidak

ditampakkan/ un-exposed, menempel pada

material lain, tertutup oleh material lain, dicat

hanya sampai dengan cat anti karat atau cat

dasar primer.
Pekerjaan ini tidak berlaku untuk baja stainless steel.

2) Pekerjaan Cat Baja/Besi

Lapisan Pertama---

Cat primer jenis QD Metal Primer Red Lead setara

Glotex.

Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 45

micron atau daya sebar 9 - 12 m2/liter.

Tunggu selama minimum 6 jam sebelum

pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan Ke Dua---

Cat dasar jenis Undercoat setara Glotex undercoat.

Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 35

micron atau daya sebar 17 m2/liter.

Tunggu selama minimum 6 jam sebelum

pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan Ke Tiga---

Cat akhir/finish jenis syntetic Super Gloss, setara

ICI Dulux Super Gloss

Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 30

micron atau daya sebar 11 – 14 m2/liter.

Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam.

Warna ditentukan kemudian.


Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding

Persyaratan Bahan

Ada beberapa macam keramik yang dipakai di proyek ini yaitu

Keramik untuk lantai

1. Jenis : Asia tile roman atau setara

2. Finishing Permukaan :polish/unpolish (sesuai gambar detail)

3. Produksi :

Uk. 20/20 (rock tile) ex. Roman

4. Ketebalan : Minimum 12 mm

5. Bahan Pengisi Air : Drymix, AM grout

6. Bahan Perekat : Adukan 1 Pc : 2 Pasir

7. Warna/ texture : ditentukan kemudian

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-

peraturan ASTM, Perturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan

PVBI 1982.

Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus

diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari

Pengawas lapangan.

Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan

persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Pengawas

lapangan.

Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan

untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus kualitas

terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Pengawas lapangan.


Pelaksanaan Penutup Lantai

Sebelum dimulai pekerjaan, pelaksana pekerjaan diwajibkan membuat

shop drawing mengenai pola keramik.

Homogeneous tile atau keramik yang terpasang harus dalam keadaan

baik, tidak retak, cacat dan bernoda.

Adukan pasangan/pengikat dengan adukan 1 Pc : 3 Psr pasang atau

menggunakan bahan perekat dari Drymix, mortar utama atau setara.

Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih

(tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.

Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan

yang benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan

kemiringan di daerah basah dan teras.

Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai gambar

detail atau sesuai petunjuk Pengawas lapangan lapangan. Perhatikan

lubang instalasi dan drainase/bak kontrol sebelum dimulai.

Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan

seperti yang telah disyaratkan di atas. Warnanya disesuaikan dengan

warna keramik yang dipasang.

Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong

keramik khusus sesuai dengan persyaratan pabrik.

Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam

noda pada permukaan keramik hingga betul-betul bersih.

Keramik yang terpasang harus dibersihkan dari sentuhan / beban


selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari

pekerjaan lain.

Keramik plint terpasang siku terhadap lantai dengan memperhatikan

siar-siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar

yang sama pula.

PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELETRIKAL

A. Pekerjaan Elektrikal

A.1. Pekerjaan Sistem Elektrikal

1. Umum

1.1. Penjelasan penerangan

Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi

1). Menyediakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat

beroperasi secara sempurna.

2). Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang

saling melengkapi dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar

dan spesifikasi bersifat mengikat.

3). Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus

dikerjakan oleh sub kontraktor instalatur yang dapat dipercaya,

mempunyai reputasi yang baik dan mempunyai pekerja-pekerja

yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya.

4). Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut

"Persyaratan Umum Instalasi Listrik di Indonesia (PUIL) edisi

terakhir tahun 2000 dan Peraturan PLN (SPLN)" sebagai petunjuk


dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan

standar-standar/kode-kode lainnya yang diakui (VDE, DIN).

5). Kontraktor harus menempatkan seorang sarjana atau yang

dianggap ahli sebagai wakil dari perusahaan dan dapat

memberikan keputusan-keputusan apabila sewaktu-waktu

diperlukan. Pengawas lapangan dapat meminta pergantian

pengawas yang lain apabila dianggap tidak mampu.

1.2. Bidang Pekerjaan yang Dikerjakan

1). Penyediaan dan pemasangan panel-panel :

a). Panel MDP

b). Panel-panel penerangan

c). Panel-panel daya

d). Panel Mekanikal dan panel control

2). Pengadaan dan pemasangan kabel distribusi tegangan rendah.

3). Instalasi penerangan dalam, luar bangunan dan general purpose

outlet/ stop kontak.

4). Pengadaan dan pemasangan fixture dan armature penerangan

lengkap dengan komponen dan accessoriesnya.

5). Sistem pentanahan peralatan.

6). Testing dan commissioning peralatan dan instalasi.

1.3. Koordinasi Pekerjaan

Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh

bagian yang terlibat di dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang
menyangkut di dalam proyek harus dikoordinir lebih dahulu agar

gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan.

Melokalisasi/memperinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk

mendapat persetujuan Pengawas lapangan/Perencana.

1.4. Material dan "Workmanship"

Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini

harus baru dan material harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh

pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap

pekerja harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan. Dimana

latihan khusus bagi pekerja adalah diperlukan dan Kontraktor

Pelaksana harus melaksanakannya. Kontraktor Pelaksana harus

melengkapi surat sertifikat yang sah untuk setiap personal ahli, yang

menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan

khusus ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam

bidang keahlian masing-masing.

1.5. Daftar Material

Pada waktu mengajukan penawaran, Kontraktor Pelaksana harus

menyertakan/melampirkan "Daftar Material" yang lebih dahulu diperinci

dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek dan harus

disebutkan pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap dengan

brosur/katalog. Ini adalah mengikat dan harus diajukan lengkap tidak

boleh sebagian-sebagian.

1.6. Shop Drawing

Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material,

Kontraktor Pelaksana diharuskan menyerahkan shop drawing untuk


disetujui Perencana. Shop Drawing harus termasuk katalog data dari

pabriknya, literatur mengenai uraian-uraian, diagram pengkabelan, data

ukuran dimensi, data pembuatan dan nama serta alamat yang terdekat

dari service dan group perusahaan pemeliharaan yang tetap

menyediakan persediaan/stock suku cadang yang terus menerus, shop

drawings harus diberi catatan dari Kontraktor Pelaksana, yang

menyatakan bahwa apa yang dianjurkan sudah sesuai dengan

spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan.

Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang

lengkap dari seluruh koordinasi komponen untuk peninjauan

keseluruhan yang sebenarnya dari keseluruhan sistem, penyerahan

sebagian-sebagian tidak akan diperhatikan. Gambar shop drawing

harus dibuat sebanyak 4 (empat) set.

Shop drawing yang harus diajukan adalah :

1). Panel MDP.

2). Panel-panel daya dan penerangan, outlet box dan lain-lain.

3). Layout kabel distribusi dan lain-lain.

4). Detail-detail pemasangan lampu.

5). Rencana instalasi penerangan, stop kontak setiap lantai.

6). Dan lain-lain yang diminta oleh Perencana/Pengawas lapangan.

Shop drawing dimasukan untuk diperiksa/ disetujui Perencana/

Pengawas lapangan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung

setelah dikeluarkannya SPK.

1.7. Contoh
Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh

material untuk mendapatkan persetujuan sebelumnya. Seluruh biaya

ditanggung atas biaya Kontraktor Pelaksana. Contoh-contoh tersebut

(mock-up) dimasukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja,

terhitung setelah dikeluarkannya SPK.

1.8. Acces Opening

Kontraktor Pelaksana harus menyediakan access opening (bukaan-

bukaan) untuk instalasi dan pemeliharaan dari instalasi listrik. Bukaan-

bukaan (access opening) yang terdapat pada konstruksi bangunan

seperti dinding-dinding, langit-langit, dan seterusnya begitu pembukaan

harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat bagi permukaan

peralatan, penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa

mengakibatkan kerusakan pada permukaan yang berdekatan.

1.9. Gambar Pemasangan Yang Sebenarnya

Kontraktor Pelaksana harus mempergunakan secara baik satu set

lengkap gambar-gambar di lapangan yang mana harus diberi tanda

yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis sistem outlet panel/kabinet,

peralatan, pengkabelan dan seterusnya dengan dimensi yang diambil

dari patokan center colom (as colom). Kontraktor Pelaksana harus

melengkapi gambar pemasangan yang sebenarnya ("as installed") dari

instalasi. Kontraktor Pelaksana pada saat mendekati penyerahan (2

minggu sebelum penyerahan) harus menyerahkan gambar "as built

drawing"yang menyatakan gambar-gambar seperti yang telah

terpasang untuk diserahkan pada Pejabat Pembuat Komitmen setelah

disetujui Perencana/Pengawas lapangan sebanyak 2 (empat) set


gambar cetak dan 1 (satu) set kalkir.

1.10. Pengetesan

Kontraktor Pelaksana harus melakukan seluruh pengetesan seperti

disebutkan dan harus melakukan percobaan seperti operasi

sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem. Peralatan, material

dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami kerusakan/cacat/salah

harus diganti/dibetulkan dan percobaan diulangi. Seluruh pengkabelan,

instalasi "keur" Kontraktor Pelaksana harus bertanggung jawab untuk

memperoleh persetujuan PLN bagi pemasangan sistem jaringan listrik

dan seluruh biaya ditanggung atas beban Kontraktor Pelaksana.

1.11. Data Suku Cadang

Sejak pengiriman dari bagian-bagian dan peralatan ke tempat lapangan

Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas lapangan

daftar lengkap dari suku cadang (spare parts) dan menyerahkan untuk

masing-masing bagian disertai dengan daftar harga satuan dan alamat

supplier dan tambahan daftar dari suku cadang dan suplai yang secara

normal harus dalam setiap pembelian atau suku cadang yang

disebutkan dalam spesifikasi yang harus dilengkapi oleh Kontraktor

Pelaksana dengan biaya dari Kontraktor Pelaksana. Lama pengetesan

peralatan listrik 1 x 24 jam tanpa henti biaya pengetesan ditanggung

Kontraktor Pelaksana.

1.12. Buku Petunjuk (Manual) dan Instruksi

Kontraktor Pelaksana harus melengkapi buku petunjuk (manual)

pemeliharaan dan manual cara mengoperasikannya, dan bahasa dari


instruksi bagi seluruh bagian peralatan ini harus dalam bahasa Inggris

dan Indonesia.

1.13. Training

Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk

menjalankan, mengoperasikan pengujian dan maintenance seperlunya

terhadap instalasi. Segala biaya-biaya tersebut adalah menjadi

tanggungan Kontraktor Pelaksana

Syarat – Syarat Pelaksanaan

1. Pengajuan-Pengajuan

Pada saat sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana

harus mengajukan :

a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.

b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-

pekerjaan/ pemasangan peralatan dan pemipaan, penyambungan

dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau pekerjaan-pekerjaan yang

sulit dilaksanakan. Ataupun perubahan-perubahan atau modifikasi

yang diusulkan terhadap gambar rencana.

c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari

peralatan-peralatan yang akan dipasang.

d. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan

yang besar) dari material/peralatan yang akan dipasang.

2. Review

Konsultan Konsultan Manajemen Konstruksi akan memeriksa


(mereview) pengajuan-pengajuan dari Kontraktor Pelaksana dan

memberi komentar atas hal tersebut.

Kontraktor Pelaksana harus memodifikasi/merevisi pengajuannya

sesuai dengan komentar, sampai didapat persetujuan dari Konsultan

Konsultan Manajemen Konstruksi.

3. Standard dan Code

Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan ini

berlaku peraturan-peraturan sebagai berikut :

a. Peraturan Badan Pemadam Kebakaran.

b. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran pada

Bangunan Gedung - Departemen P.U.

c. Pedoman Plambing Indonesia.

4. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasional

a. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah

terima pertama Kontraktor Pelaksana wajib menyerahkan gambar-

gambar instalasi terpasang sebanyak 3 set cetak biru dan 1 set

transparant, serta 1 set CD.

b. Kontraktor Pelaksana juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 set

petunjuk operasi dan maintenance dari system yang dipasang

dalam bentuk buku dan CD.

5. Bagian Yang berhubungan

Bagian yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah :

a. Bagian Pemipaan

b. Bagian Isolasi dan pengecatan

c. Bagian Pompa
d. Bagian Katub/Valves

6. System Air Bersih

a. Dari sumur pompa, air bersih ini dengan menggunakan pompa

didistribusikan ke Tower tank.

b. Selanjutnya dengan cara gravitasi, air bersih ini didistribusikan ke

setiap unit Ruangan pemakai.

7. System Air Bekas/Air Kotor

Pada dasarnya air buangan yang berasal dari toilet seperti dari floor

drain, lavatory dipisah dengan air kotor yang berasal dari WC dan

urinoir.

8. System Air Hujan

a. Pada dasarnya air hujan dari atap bangunan disalurkan melalui

pipa-pipa tegak sampai ke bak kontrol yang ada dilantai dasar.

b. Dari bak kontrol ini, air hujan disalurkan ke saluran drainasi yang

ada disekeliling gedung untuk selanjutnya dialirkan ke lokasi

pembuangan akhir/saluran kota.

9. Masa Garansi

a. Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan

untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan

yang hilang atau rusak harus diganti oleh Kontraktor Pelaksana

tanpa biaya tambahan.

b. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam

bidangnya (Skiller Labour) agar dapat memberikan hasil kerja


terbaik dan rapi. Sebelum suatu pipa tertutup (oleh dinding, langit-

langit dan lain-lain) harus diuji dan disetujui oleh Konsultan

Manajemen Konstruksi dan wakilnya yang ditunjuk.

c. Kontraktor harus memberikan garansi tertulis kepada Konsultan

Manajemen Konstruksi, bahwa seluruh instalasi penyediaan dan

distribusi air bersih, instalasi pemadam kebakaran, instalasi

pembuangan air kotor akan bekerja dengan memuaskan, dan

bahwa Kontraktor Pelaksana akan menanggung semua biaya atas

kerusakan-kerusakan/penggantian yang perlu selama jangka

waktu satu tahun.

PEKERJAAN FINISHING

a. Pekerjaan perapihan dan pembersihan

b. Pembuatan Laporan Akhir dan As built drawing yang merupakan

kelengkapan data pada saat serah terima pekerjaan akhir.

Tahapan ini dilaksanakan dengan ketentuan yang telah ditetapkan pada schedule

pelaksanaan, dimana semua pekerjaan inti sudah mencapai penyelesaian akhir.

Gowa, 12 Juli 2015

CV. KARYA UTAMA NUSANTARA

TASMAN, S.Kom

Direktur

Anda mungkin juga menyukai