KOMANG HARIA 06.07
2. Mobilisasi alat
Peralatan yang akan digunakan di lapangan harus dipersispkan paling lambat 3 hari sebelum
pekerjaan dimulai. Peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini antara lain:
1. Concrete Mixer : 2 unit
2. Bak Adukan : 4 unit
3. Pompa Air : 2 unit
4. Stemper : 1 unit
5. Dump Truck : 1 unit
6. Pick Up : 1 unit
Semua peralatan utama merupakan milik sendiri. Mobilisasi peralatan dapat dilakukan pada awal
pekerjaan dan demobilisasi dilakukan pada mingggu akhir pekerjan setelah pekerjaan selesai.
3. Mobilisasi bahan
Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini seperti semen, pasir, krikil, batu kali, baja tulangan,
kawat beton, paku dan yang lainnya diangkut ke tempat penyimpanan sesuai jadwal yang akan
dipersiapkan.
B. Shop Drawing
Sebelum mengerjakan pekerjaan, terlebih dahulu membuat Gambar-gambar kerja (shop drawing)
yang acuannya dari Gambar Rencana yang terakhir. Jika terdapat perbedaan antara gambar kerja
dengan keadaan sebenarnya di lapangan, maka yang dilaksanakan adalah keputusan yang
diberikan oleh Direksi. Selanjutnya melakukan penggambaran kembali tapak proyek sesuai
dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar
rencana, akan mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang dipatok. Direksi
akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat / revisi pada satu lembar gambar
tersebut dan mengembalikannya kepada kontraktor. Setelah diperbaiki, diajukan kembali gambar
yang Direksi diminta untuk direvisi. Gambar tersebut akan digambar kembali diatas kertas A3
dan setelah disetujui oleh Direksi, mka diserahkan kepada Direksi gambar asli dan 3 (tiga)
lembar hasil rekamannya.
E. Pemasangna Bowplank
1. Pada setiap pembuatan bangunan dan bangunan, dipasang bouwplank/profil dan mencantumkan
elevasi serta nama bangunannya. Pemasangan bouwplank/ profil berdasarkan peil elevasi
ketinggian dari patok hasil pengukuran Uitzet dan pemasangannya dapat dilaksanakan apabila
pengukuran dinyatakan selesai dan benar serta mendapat persetujuan dari Direksi.
2. Bouwplank dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata, untuk membimbing
pelaksanaan dilapangan digunakan tarikan benang dan kapur bangunan agar terlihat bentuk tanah
yang akan digali ataupun bangunan yang akan dipasang, untuk pekerjaan tanah profil dipasang
setiap jarak 25 m ataupun lebih rapat bila diperlukan sehingga terlihat penampang yang harus
digali ataupun yang harus ditimbun.
Pembersihan Akhir
Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja ditinggal dalam keadaan bersih dan siap untuk
dipakai dan mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam
dokumen kontrak ke kondisi semula, membongkar bangunan-bangunan atau fasilitas penunjang
sementara yang dibangun.
II. UTILIZAT/PENGUKURAN
B. Pengukuran Poligon
Langkah Kerja
1. Menyiapkan catatan, daftar pengukuran dan membuat sket lokasi areal yang akan diukur.
2. Menententukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.
3. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan melakukan penyetelan alat sampai didapat kedataran.
4. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan menolkan piringan sudut horizontal dan kunci kembali
dengan memutar sekrup piringan bawah.
5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut horizontalnya
yang sekaligus sebagai sudut azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, putar pesawat 180º searah jarum jam, kemudian putar
teropong 180º arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2.
7. Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan
muka.
8. Putar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan pembacaan sudut horizontal
pada bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang.
9. Dengan cara yang sama, dilakukan pada titik-titik poligon berikutnya hingga kembali lagi ke
titik P1.
10. Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
11. Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan koordinat masing-masing titik.
12. Menggambar hasil pengukuran dan perhitungan.
- Pengukuran situasi
Pengukuran situasi dilakukan dengan menggunakan electronic total station (ets) atau dengan alat
ukur teodolit dengan ketelitian bacaan ≤ 20”. Data yang diukur mencakup semua obyek bentukan
alam dan buatan manusia yang ada disekitar bangunan rencana .
Pada pengukuran situasi tersebut, pengambilan titik ukur detail / rapat. Hal ini karena pada lokasi
disekitar rencana jembatan akan dilapangkan.
- Profil Memanjang
Pengambilan data penampang memanjang dilakukan dengan setiap perubahan muka tanah dan
sesuai dengan kerapatan detail yang ada sepanjang trase. Pembacaan rambu harus di lakukan
pada pada tiga benang yaitu : benanf atas, benang bawah, benang tengah
- Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang saluran di lakukan alat sipat datar pada daerah datar dan
terbuka, tetapi pada daerah dengan topografi bergelombang dilakukan dengan menggunakan
teodolit kompas dengan ketelitian bacaan 20”.
Pengukuran penampang melintang saluran dilakukan tegak lurus dengan ruas jalan. Pengambilan
data dilakukan pada tiap perubahan muka tanah dan sesuai dengan kerapatan detail yang ada
dengan mempertimbangkan factor skala peta yang dihasilkan dan tingkat kepentingan data yang
akan ditonjolkan,
Sketsa penampang melintang tidak boleh terbalik antara sisi kanan dengan sisi kiri. Untuk
mempermudah pengecekan, pada masing masing sisi koridor di beri notasi yang berbeda,
misalnya koridor sebelah kiri dari center line jalan diberi notasi alphabetic dan untuk koridor
sebelah kanan di beri notasi numbers.
Pengukuran penampang melintang dilakukan dengan persyaratan : Kondisi datar, landai dan
lurus dilakukan pada interval tiap 50 m dengan lebar koridor 75 m ke kiri dan 75 m ke kanan AS
trase jalan.
III. SOSIALISASI
- Persiapan.
1. Koordinasi,
Melakukan koordinasi dengan Camat, Lurah/Kepala Desa, Kadus, Kaling, Bendesa adat dan
Pekaseh di lingkungan setempat.
2. Penyiapan Tempat.
Lokasi tempat rapat disiapkan sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak terkait pada saat
koordinasi.
-Materi Sosialisasi.
Materi sosialisasi mencakup: Tata cara memulai pekerjaan, Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan,
Tatacara penanganan Bangunan-bangunan Suci, dan Tatacara mengakhiri pelaksanaan pekerjaan
di lapangan. Materi sosialisasi dibuat sehingga masyarakat setempat dapat memahami
pentingnya kegiatan ini bagi dirinya dan orang lain. Masyarakat harus diberi pemahaman tentang
tata cara pelaksanaan pekerjaan, gangguan yang akan timbul dan cara mengatasi permasalahan
darurat. Untuk itu materi sosialisasi adalah berupa makalah, leaflet, animasi, atau hal-hal lain
sesuai dengan permintaan tokoh masyarakat setempat.
Materi sosialisasi sekuraung-kurangnya memuat:
1. Rencana dan Kegiatan Secara umum.
2. Waktu Pelaksanaan.
3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan.
4. Gangguan dan hambatan yang akan timbul.
IV. PEKERJAAN TANAH
A. Pekerjaan Galian Tanah Biasa
1. Tahapan Pekerjaan:
a. Melakukan penandaan pada lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan kelandaian , sesuai
gambar atau sesuai perintah Direksi Pekerjaan.
b. Penggalian secara manual dengan ukuran dan kelandaian galian sesuai gambar, hasil galian
dipindahkandengan dump truck ke lokasi yang tepat dan diratakan sehingga dapat mencegah
dampak lingkungan yang mungkin terjadi.
c. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian.
d. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan
jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
e. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan.
f. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.
V. PEKERJAAN DEWATERING
A. Pekerjaan Kistdam
1. Kisdam dibuat dari tanggul (timbunan tanah yang dipadatkan) atau dari turap dari baja (sheet
pile) yang diisi tanah timbunan untuk mencegah agar air tidak masuk atau untuk mengalihkan
aliran air dari daerah yang ada di dalam kisdam yang akan merupakan daerah kerja. Biasanya di
dalam kisdam kemungkinan masih ada / banyak air. Sehingga air tersebut perlu dikeluarkan agar
daerah kerja tersebut tetap kering, dengan menggunakan pompa. Pekerjaan kisdam diikuti oleh
pekerjaan pengeringan.
VI. PEKERJAAN PASANGAN
B. Pekerjaan Plesteran
Tahapan Pekerjaan:
a. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 3 PP (12,5 Mpa) dan diaduk
menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
b. Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan dibersihkan dan dibasahi dulu dengan air.
c. Pemelesteran dengan ketebalan rata-rata 1,5 cm
d. Penyelesaian dan perapihan setelah pelesteran.
e. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas
kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus
mengatur arus lalu lintas.
f. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan
C. Pekerjaan Siaran
Tahapan Pekerjaan:
g. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 2 PP (17,2 Mpa) dan diaduk
menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
h. Sebelum disiar bidang muka pasangan dibasahi dulu dan dibersihkan dari kotoran yang melekat
pada pasangan.
i. Pekerjaan siaran dengan ketentuan siar tenggelam (masuk ke dalam 1 cm), siar rata (rata dengan
muka batu), dan siar timbul (timbul dengan tebal 1 cm, lebar 2 cm)
j. Penyelesaian dan perapihan setelah siaran selesai.
k. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas
kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus
mengatur arus lalu lintas.
l. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan
D. Pekerjaan Pipa Drainase
Tahapan Pekerjaan:
1. Pipa paralon (PVC 2“) dipotong-potong sesuai dengan panjang yang dibutuhkan, menggunakan
alat pemotong berupa gergaji besi bertangkai. Selanjutnya pada salah satu ujungnya disumbat
dengan ijuk dan diikat dengan baik sehingga mudah untuk dipindahkan.
2. Pipa drainase dipasang setiap 1,50 meter jarak datar dan 1,00 meter jarak vertikal.
3. Kualitas pipa dikontrol berdasarkan ketebalan pipa yang digunakan yang dipasang. Untuk
mencegah terjadinya erosi di belakang pasangan, maka pada ujung pemasukan pipa diberikan
filter berupa ijuk dan koral.
VII. PEKERJAAN PONDASI
2. Mobilisasi L - Shape
1. Packing Dalam proses pemuatan, penumpukan, dan pemasangannya dilakukan sesuai dengan
petunjuk untuk menghindari kerusakan akibat penanganan yang tidak benar.
2. Pengangkatan (Loading/Unloading) Pengangkatan Produk L - Shapedengan menggunakan
Truck Crane, maka diperlukan tali sling, yang diikatkan pada lifting hole yang terdapat pada sisi
L - Shape.
3. Penumpukan Posisi L - Shapeantara lapis di atas dan dibawah hendaknya dibuat sejajar agar
posisinya rata.
4. L - Shape diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan Truck
IX. MANAJEMEN PROYEK
1. Struktur Organisasi
Proyek ini akan dikerjakan oleh Tim Kerja yang dikendalikan oleh seorang Site Manager yang
memiliki Sertifikat Ahli Sumber Daya Air dengan dibantu oleh Administrator, Logistic dan
Pelaksanan. Pelaksana di bantu oleh Mandor dan Juru Ukur. Personil
inti lebih diprioritaskan yang mempunyai sertifikat irigasi dan pengalaman pekerjaan
sejenis. Berikut bentuk struktur organisasi dalam Peningkatan Jaringan Irigasi Subak Ulun Uma,
Saluran Tersier – D.I. Ulun Uma.
3. Komunikasi
Pengelolaan komunikasi di lapangan antara lain terdiri dari;
· Komunikasi antar personil inti.
· Komunikasi antara anggota tim proyek dengan berbagai agen perusahaan pemasok, penyewaan,
dan sebagainya.
· antara kantor pusat dan lapangan
· Antara proyek dengan pemerintah atau masyarakat umum setempat.
Penyelenggaraan komunikasi yang lancar tentu akan menghasilkan kinerja yang baik bagi
konstruksi.
1. Tenaga Kerja
Dalam manajemen tenaga kerja terdapat proses pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan:
1. Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja.
2. Recruitment dan pembagian tenaga kerja kedalam kelompok kerja.
3. Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan.
4. Pengendalian jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.
5. Perencanaan, penjadualan, pengarahan dan pengawasan kegiatan tenaga kerja.
2. Pemilihan Alat
1. Memastikan alat dirawat sesuai prosedur
2. Mengganti alat yang tidak sesuai atau tidak cocok.
3. Memastikan tersedianya suku cadang di proyek terutama pada elemen alat yang bersifat aus
4. Bila perlu menambah jumlah alat sehingga mencukupi kebutuhan pelaksanaan
5. Mengganti alat yang memiliki kapasitas yang lebih besar
6. Membuat sumber tenaga listrik cadangan. Kerusakan genset akan menghentikan hampir seluruh
pekerjaan.
3. Bahan/Material
a) Pemilihan Material
Untuk pemilihan material permanen pada suatu proyek konstruksi, harus sesuaidengan ketentuan
yang tertera dalam gambar kerja dan spesifikasi yang terdapatdalam kontrak
b) Pemilihan Pemasok Material
Pemilihan pemasok material pada dasarnya ditentukan pada penawaran harga terendah, namun
ada beberapa faktor lain yang dipertimbangkan sebelum memutuskan, yaitu :
- Kehandalan pemasok
- Ukuran pemasok
- Layanan purna jual yang ditawarkan pemasok
- Syarat pembayaran yang diminta oleh pemasok
- Kualitas material yang dipasok
- Kemampuan pemasok untuk menyediakan material dalam keadaan tidak terjadwal
c) Pembelian Material
Pengendalian pembelian dilakukan oleh petugas pembelian dengan menggunakan buku pesanan
pembelian yang dibuat dalam beberapa rangkap. Masing-masing rangkap diserahkan kepada
pihak-pihak yang terkait untuk kelengkapan administrasi proyek. Rincian yang harus
dimasukkan dalam buku pesanan pembelian adalah :
- Nama dan alamat pemasok
- Nama orang yang memesan material
- Rincian material yang dibutuhkan
- Perintah penyerahan material
- Harga material yang dipesan
- Nama petugas yang bertanggung jawab terhadap pembelian material.
- Rincian untuk administrasi akutansi biaya pembelian material
d) Pengiriman Material
Pengiriman material berdasarkan surat permintaan pembelian material yang telah disetujui
dengan jaminan bahwa material yang akan dikirim pemasok sesuai dengan spesifikasi dan
dikirim ke lokasi yang tepat dan waktu yang diminta. Bagian pengiriman material juga harus
mengatur persetujuan bea Cukai, pembayaran tarif impor, mendapatkan izin impor dan lain-lain.
Bila pemasok tidak bisa menyanggupi pengadaan material yang dibutuhkan pada waktu
dantempat yang telah ditetapkan, maka bagian pengirirman material mengambil langkah-langkah
untuk menyelesaikan masalah tersebut, langkah-langkah yang mungkin dilakukan adalah :
- Mengubah material yang diminta "misalnya merk atau ukuran# yang telahmendapat persetujuan
lebih dahulu dari pihak yang berwenang.
- Mengatur dan melakukan uji coba pada material yang tidak standar untuk memgetahui kinerja dari
material tersebut.
- Membatalkan pesanan dan memesan pada pemasok lain.
e) Penerimaan Material
Material-material yang dipasok merupakan suatu hasil dari surat permintaan pembelian yang
wajib diperiksa pada saat penyerahan oleh bagian logistik. Sebelum material dibongkar, petugas
logistik memeriksa terlebih dahulu bahwa material-material yang diserahkan benar-benar
material pesanan yang merupakan bagian dari pelaksanaan proyek. Hal-hal yang perludi periksa
oleh petugas logistik adalah :
- Material yang diserahkan telah diuji coba dan disetujui sesuai dengan spesifikasi.
- Kuantitas material pada saat diserahkan harus sama dengan permintaan.
- Kualitas material merk harus sama dengan catatan penyerahan.
- Material-material yang diserahkan harus dalam susunan yang baik.
Setelah petugas gudang selesai memeriksa penyerahan material dan hasilnya baik, maka catatan
penyerahan yang terdiri dari 2 rangkap sebagai bukti tanda terima
harus ditandatangani. (angkap pertama dikembalikan kepada petugas yang menyerahkan
sedangkan rangkap kedua disimpan sebagai arsip yang digabungkan dalam satu gandaan surat
permintaan pembelian sebagai laporan untuk kelengkapan administrasi. Laporan-laporan ini akan
dijadikan dokumen yang akan diserahkan pada pemegang pembukuan sebagai informasi perihal
penerimaan material yang dipesan, sehingga dapat mempersiapkan pembayaran kepada pemasok
ketika mengajukan penagihannya.
f) Penyimpanan Material
Penyerahan material yang sudah sesuai dan dapat diterima harus disimpan dengan baik oleh
petugas logistik. Petugas logistik ini bertanggung jawab dalam menjaga dan menyimpan
meterial-material yang diserahkan antara waktu penyerahan sampai dengan material tersebut
dikeluarkan dari logistik yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. spek utama
manajemen material adalah aspek keamanan fisik dan selalu siap (availibility). Pemeriksaan
secara periodik terhadap material-material yang disimpan harus diadakan untuk memperkuat
catatan petugas logistik agar tidak terjadi perbedaan jumlah material yang disimpan dengan
catatan yang ada.
g) Pengeluaran Material
Semua material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi tercatat
dan tersimpan di dalam gudang. Sehingga untuk penggunaan material tersebut harus dikeluarkan
dari gudang penyimpanan dengan melengkapi
berita acara pengeluaran material yang dikeluarkan dari gudang penyimpanan dengan
melengkapi berita acara pengeluaran material yang dikeluarkan oleh petugas gudang. Berita
acara ini berisi informasi tentang jumlah dan jenis material yang diambil, maksud penggunaan
material dan informasi-informasi lainnya yang terkait dengan material yang dibutuhkan. Petugas
gudang harus dapat menjamin bahwa material yang keluar dari gudang benar-benar untuk
kepentingan pelaksanaan pembangunan proyek dan sesuai dengan daftar rincian dalam berita
acara. Berita acara pengeluaran dari gudang harus diperiksa oleh yang bertanggung jawab untuk
menjamin :
- Material yang dikeluarkan dari gudang dibutuhkan dan benar-benar digunakandalam pelaksanaan
pembangunan proyek.
- nformasi yang terdapat dalam berita acara pengeluaran adalah benar yangdiperlukan untuk proyek.
Bahan permanen dan bahan sementara yang dikeluarkan dari gudang akan digunakan dalam
pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi, selanjutnya petugas gudang tidak mempunyai
kepentingan lagi terhadap material-material tersebut. Untuk bahan sementara bila sudah tidak
digunakan, akan dikembalikanlagi ke gudang penyimpanan yang akan digunakan pada
pelaksanaan pembangunan proyek lainnya (sebagai contoh : cetakan, pompa, molen, dan lain-
lain).
Tanggung jawab atas keamanan bahan konstruksi yang harus dikembalikan harus tetap atas nama
orang yang bertanggung jawab atas dikeluarkannya barang tersebut. Petugas gudang juga harus
dapat menjamin bahwa semua barang yang dipulangkan telah dibersihkan dan dapat beroperasi
penuh. Bila dibutuhkan perbaikan, petugas gudang harus memperbaiki secepatnya, sehingga
barang tersebut siap pakai bila tiba-tiba dibutuhkan.
4. Pengamanan ( Security )
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, CV. Sarana Bali akan menyediakan tenaga
keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal :
- Pengamanan terhadap proyek pada umumnya
- Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan dari pencurian
- Pengamanan dan Pengaturan lalu lintas/lingkungan sekitar pada saat pelaksanaan proyek
- Menjaga dan membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar lokasi proyek, agar pelaksanaan
proyek mendapat dukungan dari lingkungan setempat sehingga tidak mendapat kendala dari
lingkungan/masyarakat sekitar.
5. Program K3
Pelaksanaan K3 dilakukan sesuai dengan Rencana Usulan Keslamatan dan Kesehatan Kerja.
Pelaksanaan K3 meliputi:
a. Menyusun instruksi kerja.
b. Menyediakan peralatan keselamatan kerja seperti helm, sarung tangan, sepatu keselamatan.
c. Membuat rambu-rambu keselamatan.
d. Menyediakan perlengkapan P3K.
e. Melakukan pelatihan kepada pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
7. Jadwal Pekerjaan
Jadwal Pekerjaan akan dijabarkan lebih detail (bulanan dan mingguan) dan akan dimonitor
secara cermat menggunakan laporan harian dan mingguan. Pengontrolan secara keseluruhan
akan dituangkan dalam bentuk Bar Chart. Aktivitas yang ditunjukkan pada Bar Chart terdiri dari
waktu untuk persiapan dan persetujuan gambar-gambar dan contoh-contoh, pengadaan bahan,
dan peralatan. Kemajuan pekerjaan selanjutnya akan diplot dalam kurva-S yang menunjukkan
perbandingan antara kemajuan pekerjaan dengan jadwal yang direncanakan. Berikut Bar Chart
dan Kurva S pada proyek Peningkatan Jaringan Irigasi Subak Ulun Uma, Saluran Tersier – D.I.
Ulun Uma
TIME
SCHEDULE
(SKEMA RENCANA
KERJA)
KEGIATAN :Peningkatan Jaringan Irigasi
LOKASI :Di Kecamatan ...
T. A :2016
Pembuangan tanah dilakukan secara periodik untuk menghidari longsor dan dampak lingkungan
lainnya
Untuk koordinasi dalam pelaksanaan proyek, maka rapat-rapat akan dilaksanakan secara rutin
antara pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas, dan Direksi Pekerjaan sebagaimana dituang
dalam kontrak. Demikian juga rapat internal antar bagian dalam organisasi kontraktor akan
dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu dan berfungsi membahas dan
koordinasi pelaksanaan pekerjaan, permasalahan dan penyelesaiannya serta program pelaksanaan
di lapangan. Hal tersebut bertujuan agar tercipta suasana komunikasi kerja yang harmonis
sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan. Disamping itu CV. SB juga menerapkan
sistem koordinasi yang sinergis antara semua pihak yang terkait dalam kegiatan ini. Dalam
pelaksanaan sistem koordinasi tersebut terdapat
garis instruksi, garis koordinasi, dan garis konsultasi antara beberapa pihak tertentu. Garis
instruksi merupakan garis/hubungan pemberian instruksi/tugas pelaksanaan pekerjaan dari
hirarki yang lebih tinggi (dalam hal ini pemberi tugas) ke pihak pelaksana (kontraktor dan
konsultan). Garis koordinasi adalah garis/hubungan pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan
dan hubungan koordinatif dari pihak pelaksana (kontraktor dan konsultan) ke hirarkhi yang lebih
tinggi (pemberi tugas), sementara garis konsultasiadalah hubungan/garis dari dua belah pihak
(kontraktor dan konsultan) yang sejajar kedudukannya yang bersifat konsultatif. Adapun
hubungan antara pemberi tugas, direksi lapangan, konsultan perencana, konsultan pengawas, dan
kontraktor di gambarkan seperti bagan dibawah ini :
Gambar Diagram Koordinasi
XII. QUALITY CONTROL
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan,
perlu dilakukan pengendalian proses dan pengawasan mutu (Quality Control ) terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang antara lain, adalah:
- Perawatan alat
- Test material di laboratorium dan lapangan
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun untuk
hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas
khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian teknik dan melakukan proses Quality
Control dan prosedurnya yang telah berlaku diproyek yang dilaksanakan oleh CV. SB.
Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan terencana yang
diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa proses
pelaksanaan di proyek secara terkendali dan konsisten dapat mencapai semua sasaran dan
persyaratan mutu yang diminta dalam gambar-gambar pelaksanaan dan spesifikasi pekerjaan
pengendalian mutu di pelaksanaan akan dapat dijalankan dengan baik dengan adanya:
- Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
XIII. PENUTUP
Demikian secara singkat metode pelaksaan yang akan kami laksanakan di lapangan
apabila kami ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan dan uraian langkah-langkah kerja secara
detail akan kami konsultasikan dengan direksi lapangan maupun dengan pihak proyek.