Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PENYELENGGARAAN KEAMANAN DAN KESEHATAN KERJA
III. PEKERJAAN TANAH
IV. PEKERJAAN PASANGAN
V. PEKERJAAN BETON
PEKERJAAN PERSIAPAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
III. Mobilisasi bahan
Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini seperti semen, pasir, krikil, batu
kali, baja tulangan, kawat beton, paku dan yang lainnya diangkut ke tempat
penyimpanan sesuai jadwal yang akan dipersiapkan.
2. Shop Drawing
Sebelum mengerjakan pekerjaan, terlebih dahulu membuat Gambar-gambar
kerja (shop drawing) yang acuannya dari Gambar Rencana yang terakhir. Jika
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
terdapat perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan sebenarnya di
lapangan, maka yang dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan oleh Direksi.
Selanjutnya melakukan penggambaran kembali tapak proyek sesuai dengan
keadaan sebenarnya di lapangan. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari
gambar rencana, akan mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari
daerah yang dipatok. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau
pendapat / revisi pada satu lembar gambar tersebut dan mengembalikannya
kepada kontraktor. Setelah diperbaiki, diajukan kembali gambar yang Direksi
diminta untuk direvisi. Gambar tersebut akan digambar kembali diatas kertas A3
dan setelah disetujui oleh Direksi, mka diserahkan kepada Direksi gambar asli
dan 3 (tiga) lembar hasil rekamannya.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
7. Pemasangan Papan Nama Proyek
I. Menyiapkan papan nama dari papan playwood 5 mm dicat warna dasar
putih dengan redaksi dan ukuran 1,50 m x 1,00 m
II. Menulis pada papan dengan tulisan warna hitam, teks sesuai petunjuk
Direksi.
III. Pemasangan papan-papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan
pondasi yang cukup stabil dan dipasang di lokasi yang disetujui direksi.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
lapangan dan jembatan sementara, sehingga proyek ditinggal dalam kondisi siap
pakai dan diterima oleh direksi pekerjaan.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
g. Penginapan untuk petugas/pekerja layak dan memenuhi syarat kesehatan.
h. Menyediakan fasilitas sebagai berikut;
- Listrik dan penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan
pekerjaan dan keamanan.
- Air minum atau air bersih yang dapat diminum untuk
semua keperluan selama pelaksanaan pekerjaan dan
semua petugas yang ada diproyek.
- Alat-alat pemadam kebakaran.
- Alat-alat P3K.
- Kamar mandi dan WC untuk pekerjaan lapangan
termasuk septictank sementara.
- Alat Komunikasi.
- Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
- Alat pengendalian dan pengamanan lalu lintas.
12. UTILIZAT/PENGUKURAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
b. Pengukuran Poligon
Langkah Kerja
a. Menyiapkan catatan, daftar pengukuran dan membuat sket lokasi areal
yang akan diukur.
b. Menententukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.
c. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan melakukan penyetelan alat sampai
didapat kedataran.
d. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan menolkan piringan sudut
horizontal dan kunci kembali dengan memutar sekrup piringan bawah.
e. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat
sudut horizontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth. Bacaan ini
merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.
f. Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, putar pesawat 180º searah jarum
jam, kemudian putar teropong 180º arah vertikal dan arahkan teropong ke
titik P2.
g. Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan
luar biasa untuk bacaan muka.
h. Putar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan
pembacaan sudut horizontal pada bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini
merupakan bacaan belakang.
i. Dengan cara yang sama, dilakukan pada titik-titik poligon berikutnya hingga
kembali lagi ke titik P1.
j. Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
k. Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan koordinat
masing-masing titik.
l. Menggambar hasil pengukuran dan perhitungan.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
c. Pengukuran Water Pass
Langkah Kerja;
a. Menyiapkan alat ukur waterpass di atas kaki tiga, dan siapkan pula alat tulis
untuk mencatat hasil pengukuran
b. Buka kaki tiga dari pengunci
c. Berdirikan dan dalam keadaan tidak terkunci tinggikan sampai kira-kira
sebatas dada, kemudian kuncikan kembali
d. Renggangkan ketiga kakinya membentuk segitiga sama sisi dengan jarak
antar kaki sekitar 60 cm dan kepala kaki tiga dalam keadaan mendatar
e. Keluarkan alat ukur dari tempatnya, kemudian pasang di atas kepala kaki
tiga yang sudah disiapkan tadi, pasang skrup yang ada di kepada kaki tifa
pada lubang yang ada di bagian bawah alat ukur cukup kuat agar antara
kaki tiga dan alat betul-betul menjadi satu kesatuan. Lalu injak alat injakan
yang ada di kaki tiga
f. Mengatur teropong sejajar dengan dua buah skrup pendatar
g. Putar kedua skup pendatar ke atas atau kebawah secara bersamaan dan
skrup ketiga sebagai pengatur sampingan, sampai gelembung nivo tepat
ditengah kotak
h. Untuk memenuhi syarat garis bidik sejajar garis nivo, atur gelembung nivo
tabungnya agar tepat ada ditengah dengan menggunakan skrup pengatur
nivo tabung
i. Arahkan tropong ke sasaran, berupa rambu ukur yang didirikan tegak diatas
titik pengukuran
j. Cek benang diafragma terlihat atau tidak. Bila tidak terlihat putar-putar
skrup pemokus difragma sampai benang diafragma tersebut terlihat jelas
k. Menentukan dua titik A dan B
l. Membagi panjang PQ dalam beberapa slag
m. Membaca benang tengah di tiap slag, dengan menganggap bacaan bt yang
berlawanan dengan arah pengukuran menjadi arah belakang (b), yang
searah menjadi arah muka (m) dan catat pada lembar kerja. Hitung beda
tinggi tiap-tiap slag.
a. Pengukuran situasi
b. Pengukuran situasi dilakukan dengan menggunakan electronic total station
(ets) atau dengan alat ukur teodolit dengan ketelitian bacaan ≤ 20”. Data
yang diukur mencakup semua obyek bentukan alam dan buatan manusia
yang ada disekitar bangunan rencana .
c. Pada pengukuran situasi tersebut, pengambilan titik ukur detail / rapat. Hal
ini karena pada lokasi disekitar rencana jembatan akan dilapangkan.
d. Profil Memanjang
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
e. Pengukuran penampang memanjang dalam pelaksanaanya di lakukan
bersamaan dengan pengukuran sifat datar atau pengukuran penampang
melintang .
f. Pengambilan data penampang memanjang dilakukan dengan setiap
perubahan muka tanah dan sesuai dengan kerapatan detail yang ada
sepanjang trase. Pembacaan rambu harus di lakukan pada pada tiga
benang yaitu : benanf atas, benang bawah, benang tengah, Penampang
Melintang
g. Pengukuran penampang melintang saluran di lakukan alat sipat datar pada
daerah datar dan terbuka, tetapi pada daerah dengan topografi
bergelombang dilakukan dengan menggunakan teodolit kompas dengan
ketelitian bacaan 20”.
h. Pengukuran penampang melintang saluran dilakukan tegak lurus dengan
ruas jalan. Pengambilan data dilakukan pada tiap perubahan muka tanah
dan sesuai dengan kerapatan detail yang ada dengan mempertimbangkan
factor skala peta yang dihasilkan dan tingkat kepentingan data yang akan
ditonjolkan,
i. Sketsa penampang melintang tidak boleh terbalik antara sisi kanan dengan
sisi kiri. Untuk mempermudah pengecekan, pada masing masing sisi
koridor di beri notasi yang berbeda, misalnya koridor sebelah kiri dari center
line jalan diberi notasi alphabetic dan untuk koridor sebelah kanan di beri
notasi numbers.
j. Pengukuran penampang melintang dilakukan dengan persyaratan : Kondisi
datar, landai dan lurus dilakukan pada interval tiap 50 m dengan lebar
koridor 75 m ke kiri dan 75 m ke kanan AS trase jalan.
o. SOSIALISASI
a. Persiapan.
b. Koordinasi,
c. Penyiapan Tempat.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
e. Materi Sosialisasi.
Dinding Penahan Tipe Turap (Sheet Pile), jenis konstruksi dinding penahan tipe turap
merupakan jenis konstruksi yang banyak digunakan untuk menahan tekanan tanah aktif
lateral tanah pada timbunan maupun untuk membendung air (coverdam). Jenis
konstruksi tipe turap/sheet pile umumnya terbuat dari material beton pra tegang
(Prestrees Concrete) baik berbentuk corrugate-flat maupun dari material baja. Konstruksi
dinding penahan tipe sheet pile berbentuk ramping dengan mengandalkan tahanan jepit
pada kedalaman tancapnya dan dapat pula dikombinasikan dengan sistem
angkur/Anchord yang disesuaikan dengan hasil perancangan. Dalam pelaksanaannya
kedalaman tancap sheet pile dapat mencapai elevasi sampai tanah keras.
Perbedaan turap dan dinding penahan tanah, dari segi konstruksi turap lebih ringan dan
tipis, sedangkan DPT berat dan besar. Turap pelaksanaan nya cepat, sedangkan DPT
relatif lebih lama. Stabilitas turap berdasarkan jepitan pada tanah/angker, sedangkan
DPT berdasarkan berat sendiri.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
1.Turap Kayu
Sheet pile kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu tinggi. Karena
tidak kuat menahan beban-beban lateral yang besar. Sheet pile kayu ini tidak cocok
digunakan pada tanah yang berkerikil karena sheet pile cenderung retak bila dipancang.
Bila sheet pile kayu digunakan untuk bangunan permanen yang berada diatas muka air,
maka perlu diberikan lapisan pelindung agar tidak mudah lapuk. Sheet pile kayu banyak
digunakn pada pakerjaan-pekerjaan sementara, misalnya untuk penahan tebing galian.
Tiang sheet pile yang digunakan adalah papan kayu atau beberapa papan yang digabung
(wakefield piles). Papan kayu kira-kira dengan ukuran penampang biasanya 50 mm x
300 mm dengan takik pada ujung-ujungnya. Tiang wakefield dibuat dengan memakukan
tiga papan seca bersama-sama dimana papan tengahnya dioffset sejauh 50-75 mm.
Papan kayu juga bisa ditatik dalam bentuk tatik lidah. Atau dengan menggunakan besi
yang ditanamkan pada masing-masing papan setelah tiang dimasukan kedalam tanah.
2. Turap Beton
Sheet pile beton merupakan balok-balok beton yang telah dicetak sebelum dipasang
dengan bentuk tertentu. Balok-balok sheet pile dibuat saling mengkait satu sama lain.
Masing-masing balok, kecuali dirancang kuat menahan beban-beban yang akan bekerja
pada waktu pengangkatannya.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
Sheet pile beton ini biasanya digunakan untuk konstruksi berat yang dirancang dengan
tulangan untuk menahan beban permanen setelah konstruksi dan juga untuk menangani
tegangan yang dihasilkan selama konstruksi. Penampang tiang-tiang ini adalah sekitar
500-800 mm lebar dan tebal 150-120 mm. Ujung bawah turap biasanya dibentuk
meruncing untuk memudahkan pemancangan.
3. Turap Baja
• Konstruksi lebih ringan dibanding beton
• Mudah dipancang
• Dapat dibongkar dan dipancang
• Keawetan tinggi
• Mudah dilakukan penyambungan
Tebal sheet pile baja berkisar antara 10-13 mm. Penampang sheet pile bisa berbentuk
Z, lengkung dalam (deep arch), lengkung rendah (low arch) atau sayap lurus (straight
web). Interlok pada sheet pile dibentuk seperti jempol-telunjuk atau bola-keranjang yang
bisa dihubungkan sehingga dapat menahan air.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
- Hanya cocok untuk menahan tanah dengan kedalaman sedang.
Pada sebuah konstruksi sheet pile, gaya-gaya yang bekerja dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu :
- Gaya lateral akibat tekanan tanah
Analisis didasarkan pada anggapan bahwa dinding bergerak secara lateral dengan cara
menggeser atau berotasi terhadap kaki dinding, dalam kondisi ini, tekanan tanah lateral
memenuhi teori-teori Rankine atau Coulomb.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
4. Tentukan kedalaman pemancangan sheet pile
5. Hitung momen maksumum dan pilih ukuran sheet pile yang memenuhi
6. Hitung batang angker (bila dibutuhkan angker)
7. Hitung panjang pengangkeran
Metode Pelaksanaan
1. Lakukan perhitungan analisis untuk mengecek kedalaman sheet pile yang tertanam
berdasarkan type sheet pile yang dipakai dan data tanah hasil soil investigation.
2. Pengukuran area pemancangan sheet pile dengan menggunakan theodoiite.
3. Lakukan penumpukkan sheet pile sedekat mungkin dengan lokasi pemancangan
sehingga dapat dijangkau Iangsung oleh Crawler Crane, sehingga penggunaan
Crane Service dapat diminimalkan.
4. Untuk mendapatkan hasil pemancangan yang lurus dapat dilakukan dengan
pemasangan Guide Wall terlebih dahulu.
5. Lakukan pemancangan sheet pile sesuai urutan yang telah ditentukan dengan
menggunakan Crawler Crane 35/45 Ton + Vibro hammer 60 KVa dan Genset 250
KVa.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
antar sheet pile dapat rnengakibatkan sheet pile yang telah terpancang
ambIas sewaktu pemancangan sheet pile dilakukan disebeIahnya.
2. Pemancangan tiang kedua
a. Pemancangan sheetpile kedua mencapai muka level rencana dan terkunci
dengan sheetpile pertama.
b. Posisi pemancangan antara sheetpile yang terkunci :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
Sub-Kontraktor tidak ada dalam proyek ini, untuk precast L-Shape di suplay oleh
PT. Structure Concrete Prescast Indoneisa
3. Komunikasi
Pengelolaan komunikasi di lapangan antara lain terdiri dari;
a. Komunikasi antar personil inti.
b. Komunikasi antara anggota tim proyek dengan berbagai agen perusahaan
pemasok, penyewaan, dan sebagainya.
c. antara kantor pusat dan lapangan
d. Antara proyek dengan pemerintah atau masyarakat umum setempat.
e. Penyelenggaraan komunikasi yang lancar tentu akan menghasilkan kinerja
yang baik bagi konstruksi.
h. Pemilihan Alat
i. Memastikan alat dirawat sesuai prosedur
j. Mengganti alat yang tidak sesuai atau tidak cocok.
k. Memastikan tersedianya suku cadang di proyek terutama pada elemen alat
yang bersifat aus
l. Bila perlu menambah jumlah alat sehingga mencukupi kebutuhan
pelaksanaan
m. Mengganti alat yang memiliki kapasitas yang lebih besar
n. Membuat sumber tenaga listrik cadangan. Kerusakan genset akan
menghentikan hampir seluruh pekerjaan.
o. Bahan/Material
Pemilihan Material
Untuk pemilihan material permanen pada suatu proyek konstruksi, harus
sesuaidengan ketentuan yang tertera dalam gambar kerja dan spesifikasi
yang terdapatdalam kontrak
Pemilihan Pemasok Material
Pemilihan pemasok material pada dasarnya ditentukan pada penawaran
harga terendah, namun ada beberapa faktor lain yang dipertimbangkan
sebelum memutuskan, yaitu :
- Kehandalan pemasok
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
- Ukuran pemasok
- Layanan purna jual yang ditawarkan pemasok
- Syarat pembayaran yang diminta oleh pemasok
- Kualitas material yang dipasok
- Kemampuan pemasok untuk menyediakan material dalam
keadaan tidak terjadwal
p. Pembelian Material
Pengendalian pembelian dilakukan oleh petugas pembelian dengan
menggunakan buku pesanan pembelian yang dibuat dalam beberapa
rangkap. Masing-masing rangkap diserahkan kepada pihak-pihak yang
terkait untuk kelengkapan administrasi proyek. Rincian yang harus
dimasukkan dalam buku pesanan pembelian adalah :
- Nama dan alamat pemasok
- Nama orang yang memesan material
- Rincian material yang dibutuhkan
- Perintah penyerahan material
- Harga material yang dipesan
- Nama petugas yang bertanggung jawab terhadap pembelian
material.
- Rincian untuk administrasi akutansi biaya pembelian material
q. Pengiriman Material
r. Penerimaan Material
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
terlebih dahulu bahwa material-material yang diserahkan benar-benar
material pesanan yang merupakan bagian dari pelaksanaan proyek. Hal-
hal yang perludi periksa oleh petugas logistik adalah :
a. Material yang diserahkan telah diuji coba dan disetujui sesuai
dengan spesifikasi.
b. Kuantitas material pada saat diserahkan harus sama dengan
permintaan.
c. Kualitas material merk harus sama dengan catatan penyerahan.
d. Material-material yang diserahkan harus dalam susunan yang
baik.
Penyimpanan Material
Penyerahan material yang sudah sesuai dan dapat diterima harus disimpan
dengan baik oleh petugas logistik. Petugas logistik ini bertanggung jawab
dalam menjaga dan menyimpan meterial-material yang diserahkan antara
waktu penyerahan sampai dengan material tersebut dikeluarkan dari
logistik yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. spek
utama manajemen material adalah aspek keamanan fisik dan selalu siap
(availibility). Pemeriksaan secara periodik terhadap material-material yang
disimpan harus diadakan untuk memperkuat catatan petugas logistik agar
tidak terjadi perbedaan jumlah material yang disimpan dengan catatan yang
ada.
Pengeluaran Material
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
informasi-informasi lainnya yang terkait dengan material yang
dibutuhkan. Petugas gudang harus dapat menjamin bahwa material yang
keluar dari gudang benar-benar untuk kepentingan pelaksanaan
pembangunan proyek dan sesuai dengan daftar rincian dalam berita
acara. Berita acara pengeluaran dari gudang harus diperiksa oleh yang
bertanggung jawab untuk menjamin :
c. Bahan permanen dan bahan sementara yang dikeluarkan dari gudang akan
digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi,
selanjutnya petugas gudang tidak mempunyai kepentingan lagi terhadap
material-material tersebut. Untuk bahan sementara bila sudah tidak
digunakan, akan dikembalikanlagi ke gudang penyimpanan yang akan
digunakan pada pelaksanaan pembangunan proyek lainnya (sebagai
contoh : cetakan, pompa, molen, dan lain-lain).
d. Tanggung jawab atas keamanan bahan konstruksi yang harus
dikembalikan harus tetap atas nama orang yang bertanggung jawab atas
dikeluarkannya barang tersebut. Petugas gudang juga harus dapat
menjamin bahwa semua barang yang dipulangkan telah dibersihkan dan
dapat beroperasi penuh. Bila dibutuhkan perbaikan, petugas gudang harus
memperbaiki secepatnya, sehingga barang tersebut siap pakai bila tiba-tiba
dibutuhkan.
e. Pengamanan ( Security )
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, PT. SINAR ARENGKA
SETIA MAJU akan menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan
kebutuhan, yang bertugas dalam hal :
a. Pengamanan terhadap proyek pada umumnya
b. Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan
dari pencurian
c. Pengamanan dan Pengaturan lalu lintas/lingkungan sekitar pada saat
pelaksanaan proyek
d. Menjaga dan membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar
lokasi proyek, agar pelaksanaan proyek mendapat dukungan dari
lingkungan setempat sehingga tidak mendapat kendala dari
lingkungan/masyarakat sekitar.
f. Program K3
Pelaksanaan K3 dilakukan sesuai dengan Rencana Usulan Keslamatan
dan Kesehatan Kerja. Pelaksanaan K3 meliputi:
I. Menyusun instruksi kerja.
II. Menyediakan peralatan keselamatan kerja seperti helm,
sarung tangan, sepatu keselamatan.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
III. Membuat rambu-rambu keselamatan.
IV. Menyediakan perlengkapan P3K.
V. Melakukan pelatihan kepada pekerja tentang keselamatan
dan kesehatan kerja.
h. Jadwal Pekerjaan
Jadwal Pekerjaan akan dijabarkan lebih detail (bulanan dan mingguan) dan
akan dimonitor secara cermat menggunakan laporan harian dan mingguan.
Pengontrolan secara keseluruhan akan dituangkan dalam bentuk Bar
Chart. Aktivitas yang ditunjukkan pada Bar Chart terdiri dari waktu untuk
persiapan dan persetujuan gambar-gambar dan contoh-contoh, pengadaan
bahan, dan peralatan. Kemajuan pekerjaan selanjutnya akan diplot dalam
kurva-S yang menunjukkan perbandingan antara kemajuan pekerjaan
dengan jadwal yang direncanakan. Berikut Bar Chart dan Kurva S pada
proyek Peningkatan Rehabilitasi Daerah Irigasi Siman Di Kab. Kediri Dan
Kab. Jombang (Tahap-2).
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
semua pihak yang terkait dalam kegiatan ini. Dalam pelaksanaan sistem
koordinasi tersebut terdapat
b. garis instruksi, garis koordinasi, dan garis konsultasi antara beberapa pihak
tertentu. Garis instruksi merupakan garis/hubungan pemberian
instruksi/tugas pelaksanaan pekerjaan dari hirarki yang lebih tinggi (dalam
hal ini pemberi tugas) ke pihak pelaksana (kontraktor dan konsultan). Garis
koordinasi adalah garis/hubungan pertanggungjawaban pelaksanaan
pekerjaan dan hubungan koordinatif dari pihak pelaksana (kontraktor dan
konsultan) ke hirarkhi yang lebih tinggi (pemberi tugas), sementara garis
konsultasiadalah hubungan/garis dari dua belah pihak (kontraktor dan
konsultan) yang sejajar kedudukannya yang bersifat konsultatif. Adapun
hubungan antara pemberi tugas, direksi lapangan, konsultan perencana,
konsultan pengawas, dan kontraktor di gambarkan seperti bagan dibawah
ini :
a. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu
yang disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian proses dan pengawasan
mutu (Quality Control ) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain,
adalah:
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
b. Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara
pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas
sudah ada penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas
khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian teknik dan
melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku
diproyek yang dilaksanakan oleh PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU.
XIII. PENUTUP
Demikian secara singkat metode pelaksaan yang akan kami laksanakan di lapangan
apabila kami ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan dan uraian langkah-langkah kerja
secara detail akan kami konsultasikan dengan direksi lapangan maupun dengan pihak
proyek.
RAVI SAUQI
Kuasa KSO
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO)