Anda di halaman 1dari 24

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PEKERJAAN TANGGUL PERMANEN SUNGAI CITARUM HILIR


DESA SUMBER URIP, KECAMATAN PABAYURAN
KABUPATEN BEKASI

PPK Sungai dan Pantai III

SNVT PJSA BBWS Citarum


Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi
Wilayah Jawa Barat

TAHUN ANGGARAN 2021 – 2022

    

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Ruang Lingkup Pekerjaan KONSTRUKSI PEKERJAAN TANGGUL PERMANEN


SUNGAI CITARUM HILIR DESA SUMBER URIP, KECAMATAN PABAYURAN
KABUPATEN BEKASI terdiri dari :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PENYELENGGARAAN KEAMANAN DAN KESEHATAN KERJA
III. PEKERJAAN TANAH
IV. PEKERJAAN PASANGAN
V. PEKERJAAN BETON

PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Mobilisasi dan Demobilisasi


Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan
digunakan dalam pekerjaan.
I. Mobilisasi personil
Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil
yang akan digunakan dalam proyek ini antara lain :

1. Manajer Pelaksanaan / Proyek : 1 Orang


2. Manajer Teknik 1 - Ahli SDA : 1 orang
3. Manajer Tehnik 2 – Ahli Geoteknik : 1 Orang
4. Manajer Keuangan : 1 orang
5. Ahli K3 Konstruksi : 1 orang

II. Mobilisasi alat


Peralatan yang akan digunakan di lapangan harus dipersispkan paling lambat
3 hari sebelum pekerjaan dimulai. Peralatan yang akan digunakan dalam
proyek ini antara lain:
1 ExcavatorStandar 0,9 m3 2
2 Pile Drive Hammer 2,5 – 3,0 Ton 1
3 Dump Truck 3500 – 4500 cc 3
4 Concrete Pump Truck 60 m3/jam atau 7000 cc 1
5 Vibro Roller 82 - 110 HP 1
6 Crawler Crane 20 - 25 Ton 1

Semua peralatan utama merupakan sewa. Mobilisasi peralatan dapat


dilakukan pada awal pekerjaan dan demobilisasi dilakukan pada mingggu akhir
pekerjan setelah pekerjaan selesai.  

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
III. Mobilisasi bahan
Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini seperti semen, pasir, krikil, batu
kali, baja tulangan, kawat beton, paku dan yang lainnya diangkut ke tempat
penyimpanan sesuai jadwal yang akan dipersiapkan.

2. Shop Drawing
Sebelum mengerjakan pekerjaan, terlebih dahulu membuat Gambar-gambar
kerja (shop drawing) yang acuannya dari Gambar Rencana yang terakhir. Jika

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
terdapat perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan sebenarnya di
lapangan, maka yang dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan oleh Direksi.
Selanjutnya melakukan penggambaran kembali tapak proyek sesuai dengan
keadaan sebenarnya di lapangan. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari
gambar rencana, akan mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari
daerah yang dipatok. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau
pendapat / revisi pada satu lembar gambar tersebut dan mengembalikannya
kepada kontraktor. Setelah diperbaiki, diajukan kembali gambar yang Direksi
diminta untuk direvisi. Gambar tersebut akan digambar kembali diatas kertas A3
dan setelah disetujui oleh Direksi, mka diserahkan kepada Direksi gambar asli
dan 3 (tiga) lembar hasil rekamannya.

3. Penyediaan Lokasi Hasil Galian


Lokasi Hasil Galian akan dipersiapkan sebelum melaksanakan pekerjaan galian
dengan persetujuan Direksi/Pengawas.
4. Penyediaan Air Bersih
Untuk pengadaan air bersih diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi
air bersih. Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan
pemantekan untuk mendapatkan sumber air, kemudian dilakukan pemasangan
pipa dan kran air. Air bersih ditampung dalam toren air . Air bersih dapat juga
diperoleh dari sumber existing yang ada dengan penyambungan dan membayar
sejumlah biaya yang telah ditentukan.
5. Pemasangan Bowplank
Pada setiap pembuatan bangunan dan bangunan, dipasang bouwplank/profil dan
mencantumkan elevasi serta nama bangunannya. Pemasangan bouwplank/ profil
berdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok hasil pengukuran Uitzet dan
pemasangannya dapat dilaksanakan apabila pengukuran dinyatakan selesai dan
benar serta mendapat persetujuan dari Direksi.
Bouwplank dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata, untuk
membimbing pelaksanaan dilapangan digunakan tarikan benang dan kapur
bangunan agar terlihat bentuk tanah yang akan digali ataupun bangunan yang
akan dipasang, untuk pekerjaan tanah profil dipasang setiap jarak 25 m ataupun
lebih rapat bila diperlukan sehingga terlihat penampang yang harus digali ataupun
yang harus ditimbun.

6. Pembersihan Lahan dan Pembuangannya


Membersihkan lokasi / lapangan kerja bangunan dan bangunan yang akan
dikerjakan dari kotoran-kotoran, rerumputan, semak belukar, pepohonan,
tonggak-tonggak (sampai dengan kedalaman 1 m dari permukaan tanah), dan
semua rintangan permukaan kecuali bangunan-bangunan sampai permukaan
tanahnya kelihatan.
Hasil-hasil dari pembersihan (rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-
tonggak dan sampah lainnya) akan dibakar sampai habis pada lokasi yang aman,
dijaga dan tidak membahayakan/merugikan lingkungan sekitarnya. Sisa
pembakaran yang dipastikan tidak ada lagi api yang menyala/membara ditanam
dan diurug kembali secara rapi.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
7. Pemasangan Papan Nama Proyek
I. Menyiapkan papan nama dari papan playwood 5 mm dicat warna dasar
putih dengan redaksi dan ukuran 1,50 m x 1,00 m
II. Menulis pada papan dengan tulisan warna hitam, teks sesuai petunjuk
Direksi.
III. Pemasangan papan-papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan
pondasi yang cukup stabil dan dipasang di lokasi yang disetujui direksi.

8. Penyediaan Kantor Direksi


1. Merundingkan terlebih dahulu dengan Direksi mengenai pembagian halaman
untuk bangunan sementara. Selanjutnya membuat bangunan sementara yang
terdiri dari tempat penimbunan barang- barang, gudang, ruang Direksi, ruang
Kontraktor, kamar mandi/WC dan ruang- ruang lain yang dianggap perlu.
2. Menyediakan sebuah bangunan untuk direksikeet minimal 20 m2 dan
dilengkapi panil-panil untuk menempel gambar-gambar.
3. Ruang Direksi dilengkapi minimal dengan:
a. set meja kerja dan kursi
b. 1 set meja rapat dan kursi, kapasitas minimal untuk 12 orang
c. 1 set meja dan kursi tamu
d. 1 white board
4. Menyediakan kantor lapangan, akomodasi kantor yang cocok dan fasilitas
yang memenuhi kebutuhan proyek di tempat-tempat pekerjaan penting.
Memelihara bangunan sementara yang telah ada di lapangan dan
memperbaiki/mengganti kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan.
Bangunan-bangunan seperti ruang Direksi, los kerja dan bangunan sementara
akan dibongkar setelah mendapat persetujuan Direksi.

9. Pembersihan Sisa Material dan Fasilitas Sementara


Selama periode pelaksanaan pekerjaan, memelihara pekerjaan bebas dari
akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh
operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya pekerjaan, semua sisa bahan
bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan
mesin-mesin disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak
dibersihkan, termasuk juga semua fasilitas sementara seperti gudang, kantor

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
lapangan dan jembatan sementara, sehingga proyek ditinggal dalam kondisi siap
pakai dan diterima oleh direksi pekerjaan.

a. Sebelum pekerjaan pengukuran dimulai, tapak proyek dibersihkan dari rumput,


semak-semak, lumpur, akan pohon, tanah humus, puing-puing dan segala
sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat menggangu jalannya pekerjaan.
Penebangan pohon-pohon sesuai dengan petunjuk Direksi.
b. Semua barang bekas bongkaran harus dikeluarkan dari lokasi, selambat-
lambatnya sebelum pekerjaan galian tanah dimulai.

10. Pembersihan Selama Pelaksanaan


Melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja,
struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa
bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-
operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih
setiap saat.
a. Bilamana dianggap perlu, menyemprot bahan dan sampah yang kering dengan
air untuk mencegah debu atau pasir yang beterbangan.
b. Menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan,
kotoran dan sampah sebelum dibuang.
c. Membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah ditempat yang telah
ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat dan Daerah dan Undang-undang
Pencemaran Lingkungan yang berlaku.
d. Pembersihan Akhir
e. Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai dan mengembalikan bagian-bagian dari tempat
kerja yang tidak diperuntukkan dalam dokumen kontrak ke kondisi semula,
membongkar bangunan-bangunan atau fasilitas penunjang sementara yang
dibangun.

11. Penerangan dan Keselamatan Kerja


a. Mengutamakan keselamatan kerja dengan menyediakan sarana pengamanan
kerja baik itu berupa helm, sepatu, pakaian pelindung dan pengaman lain yang
diperlukan.
b. Menyelenggarakan, membangun tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat yang
sesuai dan cukup serta mengambil tindakan pencegahan yang perlu untuk
perlindungan pekerjaan dan keselamatan umum. Jalan-jalan yang tertutup
bagi lalulintas harus dilindungi dengan perintang yang cukup, perintang
tersebut diberi penerangan atau lampu dan dinyalakan mulai sejak matahari
terbenam hingga matahari terbit.
c. Berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat untuk menghindari hal – hal
yang tidak diinginkan.
d. Menjaga kebersihan agar menjamin kesehatan lingkungan.
e. Menyediakan kotak obat lengkap dengan obat-obatan untuk memberi
pertolongan darurat bila ada petugas/pekerja yang sakit.
f. Mengasuransikan tenaga kerja.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
g. Penginapan untuk petugas/pekerja layak dan memenuhi syarat kesehatan.
h. Menyediakan fasilitas sebagai berikut;
- Listrik dan penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan
pekerjaan dan keamanan.
- Air minum atau air bersih yang dapat diminum untuk
semua keperluan selama pelaksanaan pekerjaan dan
semua petugas yang ada diproyek.
- Alat-alat pemadam kebakaran.
- Alat-alat P3K.
- Kamar mandi dan WC untuk pekerjaan lapangan
termasuk septictank sementara.
- Alat Komunikasi.
- Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
- Alat pengendalian dan pengamanan lalu lintas.

12. UTILIZAT/PENGUKURAN

a. Pengecekan Patok BM dan pemasangan patok CP


1) Memastikan bahwa patok batas lahan, pada tiap sudut perimeter
lahan sesuai dengan data Badan Pertanahan Nasional
2) Jika patok yang ada belum permanen (tidak dicor) atau tidak
terlindungi dengan baik, dibuat patok beton dengan cor dan
memasang titik batas dengan tanda paku tertanam di tiap patok
dan melindungi patok-patok tersebut dengan perimeter yang baik
dan mudah dipantau (dari bambu atau kaso dan diberi tanda
warna atau bendera atau tanda lain yang mudah dilihat)
3) Setelah dipastikan seluruh patok perimeter sesuai, Berita Acara
Joint Survey yang sudah disahkan bersama instansi terkait dan
Konsultan Pengawas disimpan dan menjadi dasar acuan seluruh
pengukuran berikutnya
4) Titik batas lahan dan garis perimeternya diplot ke gambar dan
dilakukan cross check apakah sesuai dengan batas yang
diberikan dalam gambar desain atau gambar konstruksi —jika
terjadi perbedaan maka akan dilaporkan kepada Konsultan untuk
dilakukan penyesuaian gambar desain.
5) memastikan patok-patok benchmark utama (BM) yang terhubung
dengan seluruh titik sudut perimeter lahan di lokasi yang tidak
terganggu selama pelaksanaan proyek dan diplotkan pada
gambar pelaksanaan, serta menjadi acuan awal pelaksanaan
pematokan (stacking out) pada bangunan-bangunan yang akan
dilaksanakan
6) Membuat patok-patok Control Point (CP) untuk mempermudah
pelaksanaan pengukuran dan pematokan berikutnya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
b. Pengukuran Poligon
Langkah Kerja
a. Menyiapkan catatan, daftar pengukuran dan membuat sket lokasi areal
yang akan diukur.
b. Menententukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.
c. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan melakukan penyetelan alat sampai
didapat kedataran.
d. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan menolkan piringan sudut
horizontal dan kunci kembali dengan memutar sekrup piringan bawah.
e. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat
sudut horizontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth. Bacaan ini
merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.
f. Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, putar pesawat 180º searah jarum
jam, kemudian putar teropong 180º arah vertikal dan arahkan teropong ke
titik P2.
g. Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan
luar biasa untuk bacaan muka.
h. Putar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan
pembacaan sudut horizontal pada bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini
merupakan bacaan belakang.
i. Dengan cara yang sama, dilakukan pada titik-titik poligon berikutnya hingga
kembali lagi ke titik P1.
j. Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
k. Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan koordinat
masing-masing titik.
l. Menggambar hasil pengukuran dan perhitungan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
c. Pengukuran Water Pass
Langkah Kerja;
a. Menyiapkan alat ukur waterpass di atas kaki tiga, dan siapkan pula alat tulis
untuk mencatat hasil pengukuran
b. Buka kaki tiga dari pengunci
c. Berdirikan dan dalam keadaan tidak terkunci tinggikan sampai kira-kira
sebatas dada, kemudian kuncikan kembali
d. Renggangkan ketiga kakinya membentuk segitiga sama sisi dengan jarak
antar kaki sekitar 60 cm dan kepala kaki tiga dalam keadaan mendatar
e. Keluarkan alat ukur dari tempatnya, kemudian pasang di atas kepala kaki
tiga yang sudah disiapkan tadi, pasang skrup yang ada di kepada kaki tifa
pada lubang yang ada di bagian bawah alat ukur cukup kuat agar antara
kaki tiga dan alat betul-betul menjadi satu kesatuan. Lalu injak alat injakan
yang ada di kaki tiga
f. Mengatur teropong sejajar dengan dua buah skrup pendatar
g. Putar kedua skup pendatar ke atas atau kebawah secara bersamaan dan
skrup ketiga sebagai pengatur sampingan, sampai gelembung nivo tepat
ditengah kotak
h. Untuk memenuhi syarat garis bidik sejajar garis nivo, atur gelembung nivo
tabungnya agar tepat ada ditengah dengan menggunakan skrup pengatur
nivo tabung
i. Arahkan tropong ke sasaran, berupa rambu ukur yang didirikan tegak diatas
titik pengukuran
j. Cek benang diafragma terlihat atau tidak. Bila tidak terlihat putar-putar
skrup pemokus difragma sampai benang diafragma tersebut terlihat jelas
k. Menentukan dua titik A dan B
l. Membagi panjang PQ dalam beberapa slag
m. Membaca benang tengah di tiap slag, dengan menganggap bacaan bt yang
berlawanan dengan arah pengukuran menjadi arah belakang (b), yang
searah menjadi arah muka (m) dan catat pada lembar kerja. Hitung beda
tinggi tiap-tiap slag.

n. Pengukuran Situasi, Potongan Memanjang dan Melintang

a. Pengukuran situasi
b. Pengukuran situasi dilakukan dengan menggunakan electronic total station
(ets) atau dengan alat ukur teodolit dengan ketelitian bacaan ≤ 20”. Data
yang diukur mencakup semua obyek bentukan alam dan buatan manusia
yang ada disekitar bangunan rencana .
c. Pada pengukuran situasi tersebut, pengambilan titik ukur detail / rapat. Hal
ini karena pada lokasi disekitar rencana jembatan akan dilapangkan.
d. Profil Memanjang

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
e. Pengukuran penampang memanjang dalam pelaksanaanya di lakukan
bersamaan dengan pengukuran sifat datar atau pengukuran penampang
melintang .
f. Pengambilan data penampang memanjang dilakukan dengan setiap
perubahan muka tanah dan sesuai dengan kerapatan detail yang ada
sepanjang trase. Pembacaan rambu harus di lakukan pada pada tiga
benang yaitu : benanf atas, benang bawah, benang tengah, Penampang
Melintang
g. Pengukuran penampang melintang saluran di lakukan alat sipat datar pada
daerah datar dan terbuka, tetapi pada daerah dengan topografi
bergelombang dilakukan dengan menggunakan teodolit kompas dengan
ketelitian bacaan 20”.
h. Pengukuran penampang melintang saluran dilakukan tegak lurus dengan
ruas jalan. Pengambilan data dilakukan pada tiap perubahan muka tanah
dan sesuai dengan kerapatan detail yang ada dengan mempertimbangkan
factor skala peta yang dihasilkan dan tingkat kepentingan data yang akan
ditonjolkan,
i. Sketsa penampang melintang tidak boleh terbalik antara sisi kanan dengan
sisi kiri. Untuk mempermudah pengecekan, pada masing masing sisi
koridor di beri notasi yang berbeda, misalnya koridor sebelah kiri dari center
line jalan diberi notasi alphabetic dan untuk koridor sebelah kanan di beri
notasi numbers.
j. Pengukuran penampang melintang dilakukan dengan persyaratan : Kondisi
datar, landai dan lurus dilakukan pada interval tiap 50 m dengan lebar
koridor 75 m ke kiri dan 75 m ke kanan AS trase jalan.

o. SOSIALISASI

a. Persiapan.

b. Koordinasi,

Melakukan koordinasi dengan Camat, Lurah/Kepala Desa, Kadus, Kaling,


Bendesa adat dan Pekaseh di lingkungan setempat.

c. Penyiapan Tempat.

Lokasi tempat rapat disiapkan sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak


terkait pada saat koordinasi.

d. Penyiapan Tenaga Ahli.


Menyiapkan tenaga ahli yang fasih dan memahami Bahasa daerah
setempat, memahami adat istiadat setempat, memahami tata cara memulai
dan mengakhiri pekerjaan di daerah masing-masing.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
e. Materi Sosialisasi.

Materi sosialisasi mencakup: Tata cara memulai pekerjaan, Tatacara


Pelaksanaan Pekerjaan, Tatacara penanganan Bangunan-bangunan Suci,
dan Tatacara mengakhiri pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Materi
sosialisasi dibuat sehingga masyarakat setempat dapat memahami
pentingnya kegiatan ini bagi dirinya dan orang lain. Masyarakat harus diberi
pemahaman tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan, gangguan yang
akan timbul dan cara mengatasi permasalahan darurat. Untuk itu materi
sosialisasi adalah berupa makalah, leaflet, animasi, atau hal-hal lain sesuai
dengan permintaan tokoh masyarakat setempat.
Materi sosialisasi sekuraung-kurangnya memuat:
1) Rencana dan Kegiatan Secara umum.
2) Waktu Pelaksanaan.
3) Metode Pelaksanaan Pekerjaan.
4) Gangguan dan hambatan yang akan timbul.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Sheet Pile

(Sheet Pile) Dinding Penahan Tipe Turap

Dinding Penahan Tipe Turap (Sheet Pile), jenis konstruksi dinding penahan tipe turap
merupakan jenis konstruksi yang banyak digunakan untuk menahan tekanan tanah aktif
lateral tanah pada timbunan maupun untuk membendung air (coverdam). Jenis
konstruksi tipe turap/sheet pile umumnya terbuat dari material beton pra tegang
(Prestrees Concrete) baik berbentuk corrugate-flat maupun dari material baja. Konstruksi
dinding penahan tipe sheet pile berbentuk ramping dengan mengandalkan tahanan jepit
pada kedalaman tancapnya dan dapat pula dikombinasikan dengan sistem
angkur/Anchord yang disesuaikan dengan hasil perancangan. Dalam pelaksanaannya
kedalaman tancap sheet pile dapat mencapai elevasi sampai tanah keras.
Perbedaan turap dan dinding penahan tanah, dari segi konstruksi turap lebih ringan dan
tipis, sedangkan DPT berat dan besar. Turap pelaksanaan nya cepat, sedangkan DPT
relatif lebih lama. Stabilitas turap berdasarkan jepitan pada tanah/angker, sedangkan
DPT berdasarkan berat sendiri.

Ada 2 hal yang harus diingat :


a. Turap tidak cocok untuk menahan timbunan tanah yang sangat tinggi
b. Turap tidak cocok digunakan pada tanah granular / berbatu

Turap sering digunakan pada konstruksi :


• Dermaga turap
• Coffer dam
• Pemecah gelombang
• Penahan tanah

Tipe turap berdasarkan bahan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
1.Turap Kayu

Sheet pile kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu tinggi. Karena
tidak kuat menahan beban-beban lateral yang besar. Sheet pile kayu ini tidak cocok
digunakan pada tanah yang berkerikil karena sheet pile cenderung retak bila dipancang.
Bila sheet pile kayu digunakan untuk bangunan permanen yang berada diatas muka air,
maka perlu diberikan lapisan pelindung agar tidak mudah lapuk. Sheet pile kayu banyak
digunakn pada pakerjaan-pekerjaan sementara, misalnya untuk penahan tebing galian.

Tiang sheet pile yang digunakan adalah papan kayu atau beberapa papan yang digabung
(wakefield piles). Papan kayu kira-kira dengan ukuran penampang biasanya 50 mm x
300 mm dengan takik pada ujung-ujungnya. Tiang wakefield dibuat dengan memakukan
tiga papan seca bersama-sama dimana papan tengahnya dioffset sejauh 50-75 mm.
Papan kayu juga bisa ditatik dalam bentuk tatik lidah. Atau dengan menggunakan besi
yang ditanamkan pada masing-masing papan setelah tiang dimasukan kedalam tanah.

• Digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak tinggi


• Digunakan pada tanah yang tidak berkerikil
• Banyak digunakan untuk pekerjaaan sementara; Penahan tebing galian

2. Turap Beton

Sheet pile beton merupakan balok-balok beton yang telah dicetak sebelum dipasang
dengan bentuk tertentu. Balok-balok sheet pile dibuat saling mengkait satu sama lain.
Masing-masing balok, kecuali dirancang kuat menahan beban-beban yang akan bekerja
pada waktu pengangkatannya.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
Sheet pile beton ini biasanya digunakan untuk konstruksi berat yang dirancang dengan
tulangan untuk menahan beban permanen setelah konstruksi dan juga untuk menangani
tegangan yang dihasilkan selama konstruksi. Penampang tiang-tiang ini adalah sekitar
500-800 mm lebar dan tebal 150-120 mm. Ujung bawah turap biasanya dibentuk
meruncing untuk memudahkan pemancangan.

Umumnya dibuat fabrikasi


Stabilitas : momen akibat tekanan tanah dan momen pengangkatan
Tebal minimum ± 20 cm

3. Turap Baja
• Konstruksi lebih ringan dibanding beton
• Mudah dipancang
• Dapat dibongkar dan dipancang
• Keawetan tinggi
• Mudah dilakukan penyambungan

Tebal sheet pile baja berkisar antara 10-13 mm. Penampang sheet pile bisa berbentuk
Z, lengkung dalam (deep arch), lengkung rendah (low arch) atau sayap lurus (straight
web). Interlok pada sheet pile dibentuk seperti jempol-telunjuk atau bola-keranjang yang
bisa dihubungkan sehingga dapat menahan air.

Tipe turap berdasarkan konstruksinya


• Dinding turap kantilever
- Menahan beban lateral mengandalkan tanahan tanah didepan dinding.
- Defleksi lateral yang terjadi relative besar.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
- Hanya cocok untuk menahan tanah dengan kedalaman sedang.

• Dinding turap dengan angker


- Cocok untuk menahan galian yang dalam
- Masih bergantung pada kondisi tanah.
- Menahan beban lateral dengan mengandalkan tahanan tanah pada bagian sheet pile
yang terpancang dalam tanah dengan dibantu oleh angker yang dipasang pada bagian
atasnya.

• Dinding turap dengan platform


Dalam menahan tekanan tanah lateral dibantu oleh tiang-tiang yang dibuat landasan
untuk meletakkan bangunan tertentu.

• Dinding turap untuk bendungan elak seluler


- Merupakan sheet pile yang berbentuk sel-sel yang diisi dengan pasir.
- Dinding ini menahan tekanan tanah dengan mengandalkan beratnya sendiri.

Gaya Lateral pada Sheet Pile

Pada sebuah konstruksi sheet pile, gaya-gaya yang bekerja dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu :
- Gaya lateral akibat tekanan tanah
Analisis didasarkan pada anggapan bahwa dinding bergerak secara lateral dengan cara
menggeser atau berotasi terhadap kaki dinding, dalam kondisi ini, tekanan tanah lateral
memenuhi teori-teori Rankine atau Coulomb.

- Gaya lateral akibat tekanan air


Tekanan lateral pada turap mencapai maksimum bila muka air di depan turap pada
kedudukan paling rendah. Muka air tanah di belakang dinding lebih tinggi dari muka air
tanah di depan dinding akan menimbulkan tambahan tekanan pada dinding turap.

Prosedur Umum Desain Sheet Pile


1. Kumpulkan informasi umum
1. Survey topografi
2. Elevasi puncak sheet pile
3. Elevasi penggalian
4. Tinggi maksimum, rata-rata, dan minimum muka air
2. Buat profil pelapisan tanah
1. Investigasi lapangan diharapkan bisa menggambarkan lapisan tanah dengan
konsistensi lepas sampai keras atau bedrock
2. Kuat geser masing-masing lapisan tanah bisa ditentukan melalui uji SPT atau
unconfined (USC)
3. Apabila penggalain sudah dilakukukan akan terjadi pengurangan tegangan efektif
yang bisa menyebabkan berkurangnya kuat geser tanah dibawah galian
4. Pilih tipe sheet pile yang akan digunakan
3. Hitung tekanan lateral tanah berikut tekanan lateral akibat beban luar

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
4. Tentukan kedalaman pemancangan sheet pile
5. Hitung momen maksumum dan pilih ukuran sheet pile yang memenuhi
6. Hitung batang angker (bila dibutuhkan angker)
7. Hitung panjang pengangkeran

Metode Pelaksanaan Steel Sheet Pile


ALAT:
- Crawler Crane
- Vibro Hammer
- Genset
- Mesin Las
- Manual Katrol
- Theodolit
- Alat Bantu, dll
.
BAHAN:
- Sheet Pile
- Kawat Las
- Material Bantu, dll.

Metode Pelaksanaan

1. Lakukan perhitungan analisis untuk mengecek kedalaman sheet pile yang tertanam
berdasarkan type sheet pile yang dipakai dan data tanah hasil soil investigation.
2. Pengukuran area pemancangan sheet pile dengan menggunakan theodoiite.
3. Lakukan penumpukkan sheet pile sedekat mungkin dengan lokasi pemancangan
sehingga dapat dijangkau Iangsung oleh Crawler Crane, sehingga penggunaan
Crane Service dapat diminimalkan.
4. Untuk mendapatkan hasil pemancangan yang lurus dapat dilakukan dengan
pemasangan Guide Wall terlebih dahulu.
5. Lakukan pemancangan sheet pile sesuai urutan yang telah ditentukan dengan
menggunakan Crawler Crane 35/45 Ton + Vibro hammer 60 KVa dan Genset 250
KVa.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Sheet Pile (SP)

1. Pengaturan posisi sheetpile


a. Memasang papan penunjuk untuk memposisikan letak pemasangan
sheetpile.
b. Petunjuk pemasangan awal pada sheetpile
c. Pada pemancangan sheetpile yang pertama Sampai tersisa 1 m dari muka
tanah rencana.
d. Pastikan pemancangan pertama tegak lurus, karena hal itu akan
berpengaruh terhadap ketegakan sheet pile berikutnya. Pemancangan
hanya sampai elevasi + 1.00 m di atas level rencana, karena connecting

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
antar sheet pile dapat rnengakibatkan sheet pile yang telah terpancang
ambIas sewaktu pemancangan sheet pile dilakukan disebeIahnya.
2. Pemancangan tiang kedua
a. Pemancangan sheetpile kedua mencapai muka level rencana dan terkunci
dengan sheetpile pertama.
b. Posisi pemancangan antara sheetpile yang terkunci :

3. Proses pengulangan pemancangan


Dilakukan pengulangan pemancangan seperti langkah 2 dan 3 sepanjang garis
referensi pemancangan sheetpile.

Setelah 10 - 15 sheet pile pemancangan dapat dilanjutkan sampai elevasi rencana


dan pemancangan dapat dilanjutkan sesuai urutan yang sama.

4. Pemancangan tahap akhir

Hal yang harus mendapat perhatian:


• Kecenderungan sheet pile selalu miring ke arah pemancangan (membentuk kipas)
akibat getaran vibro & pemancangan tidak tegak lurus, hal ini dapat diatasi dengan
alar bantu katrol untuk menarik sheet pile menjadi lurus setelah selesai
pemancangan.
• Bila diinginkan daerah galian bebas dari struktur penahan, maka dapat digunakan
sistem angkur.
• Jika berdasarkan perhitungan konstruksi sheet pile free standing tidak mampu
menahan geser dan guling akibat tekanan tanah aktif dapat ditambah dengan walling
beam + anchor.
• Bila pada kaki steel sheet pile terdapat lapisan impermeable (clay) yang
ketebalannya tidak cukup kuat menahan tekanan air, agar tidak terjadi peristiwa quick
sand, di luar dinding steel sheet pile dipasang pressure relief well (Sumur pelepasan
tekanan).
• Bila lapisan impervious letaknya sangat dalam, untuk memperkecil hydraulic
gradient (untuk mengurangi tinggi tekanan air) pemancangan steel sheet pile dapat
diperdalam. Dengan demikian dapat dihindari terjadinya peristiwa quick sand. Air tidak
akan muncul pada dasar galian karena telah kehabisan tinggi tekanan airnya.

IX. MANAJEMEN PROYEK


1. Struktur Organisasi
Proyek ini akan dikerjakan oleh Tim Kerja yang dikendalikan oleh seorang Project
Manager yang memiliki Sertifikat Manajemen Proyek Utama dengan
dibantu oleh Administrator, Logistic dan Pelaksanan. Pelaksana di bantu oleh Mandor
dan Juru Ukur.
Personil inti lebih diprioritaskan yang mempunyai sertifikat irigasi dan pengalaman
pekerjaan sejenis. erikut bentuk struktur organisasi dalam Pekerjaan Rehabilitasi Di.
Siman Kab. Kediri Dan Kab. Jombang (Tahap 2).

2. Sub-Kontraktor Dan Suplayer

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
Sub-Kontraktor tidak ada dalam proyek ini, untuk precast L-Shape di suplay oleh
PT. Structure Concrete Prescast Indoneisa

3. Komunikasi
Pengelolaan komunikasi di lapangan antara lain terdiri dari;
a. Komunikasi antar personil inti.
b. Komunikasi antara anggota tim proyek dengan berbagai agen perusahaan
pemasok, penyewaan, dan sebagainya.
c. antara kantor pusat dan lapangan
d. Antara proyek dengan pemerintah atau masyarakat umum setempat.
e. Penyelenggaraan komunikasi yang lancar tentu akan menghasilkan kinerja
yang baik bagi konstruksi.

X. METODE PELAKSANAAN MANAJEMEN


a. Tenaga Kerja
b. Dalam manajemen tenaga kerja terdapat proses pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan:
c. Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja.
d. Recruitment dan pembagian tenaga kerja kedalam kelompok kerja.
e. Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan.
f. Pengendalian jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek
berlangsung.
g. Perencanaan, penjadualan, pengarahan dan pengawasan kegiatan tenaga
kerja.

h. Pemilihan Alat
i. Memastikan alat dirawat sesuai prosedur
j. Mengganti alat yang tidak sesuai atau tidak cocok.
k. Memastikan tersedianya suku cadang di proyek terutama pada elemen alat
yang bersifat aus
l. Bila perlu menambah jumlah alat sehingga mencukupi kebutuhan
pelaksanaan
m. Mengganti alat yang memiliki kapasitas yang lebih besar
n. Membuat sumber tenaga listrik cadangan. Kerusakan genset akan
menghentikan hampir seluruh pekerjaan.

o. Bahan/Material
Pemilihan Material
Untuk pemilihan material permanen pada suatu proyek konstruksi, harus
sesuaidengan ketentuan yang tertera dalam gambar kerja dan spesifikasi
yang terdapatdalam kontrak
Pemilihan Pemasok Material
Pemilihan pemasok material pada dasarnya ditentukan pada penawaran
harga terendah, namun ada beberapa faktor lain yang dipertimbangkan
sebelum memutuskan, yaitu :
- Kehandalan pemasok

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
- Ukuran pemasok
- Layanan purna jual yang ditawarkan pemasok
- Syarat pembayaran yang diminta oleh pemasok
- Kualitas material yang dipasok
- Kemampuan pemasok untuk menyediakan material dalam
keadaan tidak terjadwal

p. Pembelian Material
Pengendalian pembelian dilakukan oleh petugas pembelian dengan
menggunakan buku pesanan pembelian yang dibuat dalam beberapa
rangkap. Masing-masing rangkap diserahkan kepada pihak-pihak yang
terkait untuk kelengkapan administrasi proyek. Rincian yang harus
dimasukkan dalam buku pesanan pembelian adalah :
- Nama dan alamat pemasok
- Nama orang yang memesan material
- Rincian material yang dibutuhkan
- Perintah penyerahan material
- Harga material yang dipesan
- Nama petugas yang bertanggung jawab terhadap pembelian
material.
- Rincian untuk administrasi akutansi biaya pembelian material

q. Pengiriman Material

Pengiriman material berdasarkan surat permintaan pembelian material


yang telah disetujui dengan jaminan bahwa material yang akan dikirim
pemasok sesuai dengan spesifikasi dan dikirim ke lokasi yang tepat dan
waktu yang diminta. Bagian pengiriman material juga harus mengatur
persetujuan bea Cukai, pembayaran tarif impor, mendapatkan izin impor
dan lain-lain. Bila pemasok tidak bisa menyanggupi pengadaan material
yang dibutuhkan pada waktu dantempat yang telah ditetapkan, maka
bagian pengirirman material mengambil langkah-langkah untuk
menyelesaikan masalah tersebut, langkah-langkah yang mungkin
dilakukan adalah :
- Mengubah material yang diminta "misalnya merk atau ukuran#
yang telahmendapat persetujuan lebih dahulu dari pihak yang
berwenang.
- Mengatur dan melakukan uji coba pada material yang tidak
standar untuk memgetahui kinerja dari material tersebut.
- Membatalkan pesanan dan memesan pada pemasok lain.

r. Penerimaan Material

Material-material yang dipasok merupakan suatu hasil dari surat


permintaan pembelian yang wajib diperiksa pada saat penyerahan oleh
bagian logistik. Sebelum material dibongkar, petugas logistik memeriksa

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
terlebih dahulu bahwa material-material yang diserahkan benar-benar
material pesanan yang merupakan bagian dari pelaksanaan proyek. Hal-
hal yang perludi periksa oleh petugas logistik adalah :
a. Material yang diserahkan telah diuji coba dan disetujui sesuai
dengan spesifikasi.
b. Kuantitas material pada saat diserahkan harus sama dengan
permintaan.
c. Kualitas material merk harus sama dengan catatan penyerahan.
d. Material-material yang diserahkan harus dalam susunan yang
baik.

e. Setelah petugas gudang selesai memeriksa penyerahan material


dan hasilnya baik, maka catatan penyerahan yang terdiri dari 2
rangkap sebagai bukti tanda terima
f. harus ditandatangani. (angkap pertama dikembalikan kepada
petugas yang menyerahkan sedangkan rangkap kedua disimpan
sebagai arsip yang digabungkan dalam satu gandaan surat
permintaan pembelian sebagai laporan untuk kelengkapan
administrasi. Laporan-laporan ini akan dijadikan dokumen yang
akan diserahkan pada pemegang pembukuan sebagai informasi
perihal penerimaan material yang dipesan, sehingga dapat
mempersiapkan pembayaran kepada pemasok ketika
mengajukan penagihannya.

Penyimpanan Material
Penyerahan material yang sudah sesuai dan dapat diterima harus disimpan
dengan baik oleh petugas logistik. Petugas logistik ini bertanggung jawab
dalam menjaga dan menyimpan meterial-material yang diserahkan antara
waktu penyerahan sampai dengan material tersebut dikeluarkan dari
logistik yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. spek
utama manajemen material adalah aspek keamanan fisik dan selalu siap
(availibility). Pemeriksaan secara periodik terhadap material-material yang
disimpan harus diadakan untuk memperkuat catatan petugas logistik agar
tidak terjadi perbedaan jumlah material yang disimpan dengan catatan yang
ada.

Pengeluaran Material

a. Semua material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan


proyek konstruksi tercatat dan tersimpan di dalam gudang. Sehingga untuk
penggunaan material tersebut harus dikeluarkan dari gudang penyimpanan
dengan melengkapi
b. berita acara pengeluaran material yang dikeluarkan dari gudang
penyimpanan dengan melengkapi berita acara pengeluaran material yang
dikeluarkan oleh petugas gudang. Berita acara ini berisi informasi tentang
jumlah dan jenis material yang diambil, maksud penggunaan material dan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
informasi-informasi lainnya yang terkait dengan material yang
dibutuhkan. Petugas gudang harus dapat menjamin bahwa material yang
keluar dari gudang benar-benar untuk kepentingan pelaksanaan
pembangunan proyek dan sesuai dengan daftar rincian dalam berita
acara. Berita acara pengeluaran dari gudang harus diperiksa oleh yang
bertanggung jawab untuk menjamin :

I. Material yang dikeluarkan dari gudang dibutuhkan dan benar-


benar digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek.
II. nformasi yang terdapat dalam berita acara pengeluaran adalah
benar yangdiperlukan untuk proyek.

c. Bahan permanen dan bahan sementara yang dikeluarkan dari gudang akan
digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi,
selanjutnya petugas gudang tidak mempunyai kepentingan lagi terhadap
material-material tersebut. Untuk bahan sementara bila sudah tidak
digunakan, akan dikembalikanlagi ke gudang penyimpanan yang akan
digunakan pada pelaksanaan pembangunan proyek lainnya (sebagai
contoh : cetakan, pompa, molen, dan lain-lain).
d. Tanggung jawab atas keamanan bahan konstruksi yang harus
dikembalikan harus tetap atas nama orang yang bertanggung jawab atas
dikeluarkannya barang tersebut. Petugas gudang juga harus dapat
menjamin bahwa semua barang yang dipulangkan telah dibersihkan dan
dapat beroperasi penuh. Bila dibutuhkan perbaikan, petugas gudang harus
memperbaiki secepatnya, sehingga barang tersebut siap pakai bila tiba-tiba
dibutuhkan.

e. Pengamanan ( Security )
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, PT. SINAR ARENGKA
SETIA MAJU akan menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan
kebutuhan, yang bertugas dalam hal :
a. Pengamanan terhadap proyek pada umumnya
b. Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan
dari pencurian
c. Pengamanan dan Pengaturan lalu lintas/lingkungan sekitar pada saat
pelaksanaan proyek
d. Menjaga dan membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar
lokasi proyek, agar pelaksanaan proyek mendapat dukungan dari
lingkungan setempat sehingga tidak mendapat kendala dari
lingkungan/masyarakat sekitar.
f. Program K3
Pelaksanaan K3 dilakukan sesuai dengan Rencana Usulan Keslamatan
dan Kesehatan Kerja. Pelaksanaan K3 meliputi:
I. Menyusun instruksi kerja.
II. Menyediakan peralatan keselamatan kerja seperti helm,
sarung tangan, sepatu keselamatan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
III. Membuat rambu-rambu keselamatan.
IV. Menyediakan perlengkapan P3K.
V. Melakukan pelatihan kepada pekerja tentang keselamatan
dan kesehatan kerja.

g. Metode Pengendalian Proyek


Pengendalian proyek bertujuan sebagai instrumen pengontrol progress
pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Apabila terjadi permasalahan teknis
maupun non teknis pada saat pelaksanaan proyek atau indikasi-indikasi
permasalahan yang muncul, maka sesegera mungkin dicari jalan
penyelesaiannya. Hal tersebut dimaksudkan agar keterlambatan yang
terjadi diproyek dapat diantisipasi atau dikejar di masa yang akan datang
dan tidak terlalu berdampak buruk pada pekerjaan-pekerjaan berikutnya.
Hal-hal yang menjadi fokus pengendalian proyek, adalah:
- Waktu yang telah digunakan terhadap rencana
- Besar progress kemajuan proyek
- Mutu konstruksi yang telah dilaksanakan
- Biaya yang telah digunakan terhadap rencana
- Jumlah tenaga kerja yang digunakan
- Jumlah dan mutu material yang akan digunakan/dipasang

h. Jadwal Pekerjaan
Jadwal Pekerjaan akan dijabarkan lebih detail (bulanan dan mingguan) dan
akan dimonitor secara cermat menggunakan laporan harian dan mingguan.
Pengontrolan secara keseluruhan akan dituangkan dalam bentuk Bar
Chart. Aktivitas yang ditunjukkan pada Bar Chart terdiri dari waktu untuk
persiapan dan persetujuan gambar-gambar dan contoh-contoh, pengadaan
bahan, dan peralatan. Kemajuan pekerjaan selanjutnya akan diplot dalam
kurva-S yang menunjukkan perbandingan antara kemajuan pekerjaan
dengan jadwal yang direncanakan. Berikut Bar Chart dan Kurva S pada
proyek Peningkatan Rehabilitasi Daerah Irigasi Siman Di Kab. Kediri Dan
Kab. Jombang (Tahap-2).

XI. KOORDINASI ANTAR DISIPLIN

a. Untuk koordinasi dalam pelaksanaan proyek, maka rapat-rapat akan


dilaksanakan secara rutin antara pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas,
dan Direksi Pekerjaan sebagaimana dituang dalam kontrak. Demikian juga
rapat internal antar bagian dalam organisasi kontraktor akan dilaksanakan
minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu dan berfungsi membahas dan
koordinasi pelaksanaan pekerjaan, permasalahan dan penyelesaiannya
serta program pelaksanaan di lapangan. Hal tersebut bertujuan agar
tercipta suasana komunikasi kerja yang harmonis sehingga mendukung
kelancaran pelaksanaan kegiatan. Disamping itu PT.SINAR ARENGKA
SETIA MAJU, juga menerapkan sistem koordinasi yang sinergis antara

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
semua pihak yang terkait dalam kegiatan ini. Dalam pelaksanaan sistem
koordinasi tersebut terdapat

b. garis instruksi, garis koordinasi, dan garis konsultasi antara beberapa pihak
tertentu. Garis instruksi merupakan garis/hubungan pemberian
instruksi/tugas pelaksanaan pekerjaan dari hirarki yang lebih tinggi (dalam
hal ini pemberi tugas) ke pihak pelaksana (kontraktor dan konsultan). Garis
koordinasi adalah garis/hubungan pertanggungjawaban pelaksanaan
pekerjaan dan hubungan koordinatif dari pihak pelaksana (kontraktor dan
konsultan) ke hirarkhi yang lebih tinggi (pemberi tugas), sementara garis
konsultasiadalah hubungan/garis dari dua belah pihak (kontraktor dan
konsultan) yang sejajar kedudukannya yang bersifat konsultatif. Adapun
hubungan antara pemberi tugas, direksi lapangan, konsultan perencana,
konsultan pengawas, dan kontraktor di gambarkan seperti bagan dibawah
ini :

Gambar Diagram Koordinasi

XII. QUALITY CONTROL

a. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu
yang disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian proses dan pengawasan
mutu (Quality Control ) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain,
adalah:

- Seluruh material yang digunakan


- Pemilihan tenaga kerja
- Perawatan alat
- Test material di laboratorium dan lapangan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
b. Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara
pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas
sudah ada penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas
khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian teknik dan
melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku
diproyek yang dilaksanakan oleh PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU.

c. Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik


dan terencana yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu
perusahaan untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek secara
terkendali dan konsisten dapat mencapai semua sasaran dan persyaratan
mutu yang diminta dalam gambar-gambar pelaksanaan dan spesifikasi
pekerjaan pengendalian mutu di pelaksanaan akan dapat dijalankan
dengan baik dengan adanya:

I. Sasaran mutu yang jelas


II. Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab
yang jelas
III. Organisasi proyek yang handal
IV. Sistem dan prosedur mutu yang baku
V. Penerapan manajemen mutu yang konsisten

XIII. PENUTUP

Demikian secara singkat metode pelaksaan yang akan kami laksanakan di lapangan
apabila kami ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan dan uraian langkah-langkah kerja
secara detail akan kami konsultasikan dengan direksi lapangan maupun dengan pihak
proyek.

Pekanbaru, 13 September 2021

PT. FARREL SIAK PERDANA


PT. BUMI SIAK MAKMUR
( KSO )

RAVI SAUQI
Kuasa KSO

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PT. FARREL SIAK PERDANA – PT.BUMI SIAK MAKMUR (KSO) 

Anda mungkin juga menyukai