BAB 1
MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DAN LINGKUNGAN (K3-L).
1.1. Kompetensi
1.2. Peraturan
Pelaksanaan prosedur K3L khusus untuk pelaksana lapangan, dibatasi hanya 2 hal penting
yaitu :
Peralatan pelindung diri untuk pekerja pada dasarnya mempunyai masalah tersendiri.
Rendahnya motivasi dari pihak pekerja untuk menggunakan peralatan itu hendaknya
diimbangi dengan kesungguhan Kontraktor menerapkan aturan penggunaan peralatan itu.
Terdapat beberapa segi yang perlu perhatian dan pemecahan sekaligus:
Untuk pertama kali menggunakan alat pelindung diri seperti helm, sepatu kerja dan
ikat pinggang pengaman memang kurang menyenangkan pekerja. Memanjat dengan
memakai sepatu bahkan akan terasa kurang aman bagi yang tidak terbiasa,
mulamula terasa memperlambat pekerjaan. Memakai sarung tangan juga mula-mula
akan terasa risih. Memang diperlukan waktu agar menggunakan alat pelidung diri itu
menjadi kebiasaan. Tetapi yang penting pada akhirnya harus terbiasa.
Hampir semua Alat Pelindung Diri yang dipakai pada bidang Industri dan jasa lain,
digunakan juga dalam dunia Konstruksi, karena dunia konstruksi bukan hanya untuk
membangun fasilitas baru tetapi digunakan pula dalam pemeliharaan dan perbaikan suatu
fasilitas yang masih berjalan.
A. Baju Kerja
Baju kerja dipakai selama melakukan tugas pekerjaan dengan ukuran yang pas
dengan besar dan tingginya badan, para tenaga kerja dengan badan cukup memadai
sesuai jenis pekerjaan.
B. Pelindung Kepala
Untuk pekindung kepala selalu digunakan Helm Pengaman, yang berguna untuk
menghindari risiko kejatuhan benda-benda tajam dan berbahaya. Peralatan atau
bahan kecil tetapi berat bila jatuh dari ketinggian dan menimpa kepala bisa berakibat
mematikan. Kecelakaan yang menimpa kepala sering terjadi sewaktu bergerak dan
berdiri dalam posisi berdiri atau Ketika naik ketempat yang lebih tinggi. Terutama bila
ditempat yang lebih tinggi pekerjaan sedang berlangsung. Aturan yang lebih keras
pada daerah seperti ini harus diberlakukan tanpa kecuali terhadap siapapun yang
memasuki area tersebut. Upaya ini ditambah leflet-leflet peringatan tertulis yang jelas
dan mudah terbaca.
Jenis Helm yang digunakan juga harus standar. Ada standar Nasional dan ada juga
standar Internasional. Juga cara pemakaiannya harus betul, tali pengikat ke dagu
harus terpasang sebagaimana mestinya sehingga tidak mudah terlepas.
C. Pelindung Kaki
Sepatu Keselamatan (Safety shoes) untuk menghindari kecelakaan yang diakibatkan
tersandung bahan keras seperti logam atau kayu, terinjak atau terhimpit beban berat
atau mencegah luka bakar pada waktu mengelas. Sepatu boot karet bila bekerja
pada pekerjaan tanah dan pengecoran beton. Pada umumnya di pekerjaan
konstruksi, kecelakaan kerja terjadi karena tertusuk paku yang tidak dibengkokkan,
terpasang vertical di papan sebagai bahan banguna yang berserakan ditempat kerja.
E. Pelindung Pernafasan
Beberapa alat pelindung pernafasan (masker) diberikan sebagai berikut, dengan
penggunaan tergantung kondisi ataupun situasi dlapangan disesuaikan dengan
tingkat kebutuhan :
1) Masker Pelindung Pengelasan yang dilengkapi kaca pengaman (Shade of
Lens) yang disesuaikan dengan diameter batang las (welding rod)
o Untuk welding rod 1/16” sampai 5/32” gunakan shade no.10
o Untuk welding rod 3/16 sampai ¼ “ gunakan shade no 13
2) Masker Gas dan Masker Debu adalah alat perlindungan untuk melindungi
pernafasan dari gas beracun dan debu. Dalam pekerjaan di proyek banyak
terdapat pekerjaan yang berhubungan dengan bahaya debu, minyak atau gas
yang berasal dari:
o Peralatan pemecah dan batu.
o Kecipratan pasir.
o Bangunan terbuka yang mengandung debu asbes.
o Pekerjaan las, memotong bahan yang dibungkus atau dilapisi zinkum,
nikel ata cadmium.
o Cat semprot.
o Semburan mendadak.
Bila terdapat kecurigaan bahwa di udara terdapat gas beracun, pelindung pernafasan
harus segera dipakai. Jenis Pelindung Pernafasan yang harus dipakai tergantung
kepada bahaya dan kondisi kerja masing-masing. Juga diperlukan latihan cara
menggunakan dan merawatnya. Perlu minta petunjuk pihak berwenang untuk
peralatan Pelindung Pernafasan ini. Bekerja di ruang tertutup seperti gudang atau
ruangan bawah tanah ada kemungkinan terdapat bahaya asap, gas berbahaya atau
bahan-bahan yang rapuh wajib pula menggunakan perlindungan pernafasan.
Juga terdapat alat Pelindung Pernafasan jenis setenga muka yang terdiri atas :
Yang memakai alat filter atau penyaring katrid. Filter ini perlu diganti secara
berkala.
Pelindung Pernafasan dari gas dan asap
Filter kombinasi penahan gas dan asap.
Disamping itu terdapat juga alat Pelindung Pernafasan penuh muka memakai filter
yang bisa melindungi mata maupun muka. Pelindung Pernafasan yang lain ialah
yang melindungi seluruh muka yang dilengkapi udara dalam tekanan tertentu dan
merupakan jenis yang terbaik, terutam bila di tempat kerja kurang dapat oksigen.
Udara dialirkan dari kompresor yang dilengkapi penyaring. Pada iklim panas alat ini
terasa sejuk dan menyenangkan. Alat ini lebih mandiri tapi memerlukan pelatihan
cara memakainya sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
F. Pelindung Pendengaran
Pelindung Pendengaran untuk mencegah rusaknya pendengaran akibat suara bising
diatas ambang aman seperti pekerjaan plat logam. (batasan nilai ambang batas akan
diterangkan dalam modul kesehatan).
G. Pelindung Mata
Kaca Mata Pelindung (Protective goggles) untuk melindungi mata dari percikan
logam cair, percikan bahan kimia, serta kaca mata pelindung untuk pekerjaan
menggerinda dan pekerjaan
Berdebu Mata dapat luka karena radiasi atau debu yang berterbangan. Kecalakaan
yang mengenai mata seringkali terjadi dalam:
Memecah batu, pemotongan, pelapisan atau pemasangan batu, pembetonan
dan memasan bata dengan tangan atau alat kerja tangan menggunakan
tenaga listrik
Pengupasan dan pelapisan cat atau permukaan berkarat.
Penutupan atau penyumbatan baut.
Menggerinda dengan tenaga listrik.
Pengelasan dan pemotongan logam.
Dalam pekerjaan konstruksi terdapat juga risiko karena tumpahan, kebocoran atau
percikan bahan cair panas atau lumpur cair. Persoalan yang banyak terjadi adalah,
kemalasan tukang untuk memakai pelindung, alat tidak cocok, atau memang alatnya
tidak tersedia sama sekali di proyek.
Terdapat banyak jenis Ikat Pinggang Pengaman dan Tali Pengaman, diperlukan
petunjuk dari pihak yang kompeten tentang tali pengaman yang paling cocok untuk
Batas jatuh pemakai tidak boleh lebih dari dua meter dengan cara meloncat.
Harus cukup kuat menahan berat badan.
Harus melekat di bangunan yag kuat melalui titik kait diatas tempat kerja.
Demikianlah Alat Pelindung Diri yang umum dipakai dan sifatnya lebih mendasar. Karena
diluar itu sangat banyak sekali ketentuan - ketentuan yang harus diingat baik bila
mengerjakan sesuatu, menggunakan peralatan tertentu dan menangani bahan tertentu.
Sesungguhnya bila pekerja itu dipersiapkan melalui sistim pelatihan, kecelakaan yang
diakibatkan alpa menggunakan Alat Pelindung Diri seperti ini akan jauh berkurang. Sebab
dalam sistim pelatihan diajarkan cara menggunakan peralatan yang betul, efektif dan tanpa
membahayakan. Hampir semua pekerja tukang kita tidak pernah dibekali pengetahuan
melalui sistim pelatihan. Hanya memupuk pengalaman sambil langsung bekerja. Dengan
cara penjelasan ringkas kepada mereka sambil bekerja tentang pencegahan kecelakaan
hasilnya akan terbatas. Akan jauh lebih berhasil bila merupakan program dalam paket
pelatihan sejak berstatus calon pencari kerja atau pemula. Hal ini merupakan penyeebab
angka kecelakaan kerja bidang konstruksi di Indonesia termasuk tinggi.
Alat Pelindung Diri akan berfungsi dengan sempurna apabila dipakai secara baik dan benar .
Sediakanlah Alat Pelindung Diri yang sudah teruji dan telah memiliki SNI atau
standar Internasional lainnya yang diakui.
Pakailah alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis pekerjaan walaupun pekerjaan
tersebut hanya memerlukan waktu singkat.
Alat Pelindung Diri harus dipakai dengan tepat dan benar.
Jadikanlah memakai alat pelindung diri menjadi kebiasaan. Ketidaknyamanan dalam
memakai alat pelindung diri jangan dijadikan alasan untuk menolak memakainya
Alat Pelindung Diri tidak boleh diubah-ubah pemakaiannya kalaumemang terasa
tidak nyaman dipakai laporkan kepada atasanatau pemberi kewajiban pemakaian
alat tersebut.
Alat Pelindung Diri dijaga agar tetap berfungsi dengan baik.
Semua pekerja,pengunjung dan mitra kerja ke proyek konstruksi harus memakai alat
pelindung diri yang diwajibkan seperti Topi Keselamatan dll.
Pada waktu bekerja di kantor, maka bahaya kecelakaan kerja yang sering terjadi adalah
terjadinya bahaya kebakaran. Berikut prosedur K3L berupa instruksi kerja untuk pencegahan
bahaya kebakaran.
e. Memberikan pelatihan kepada pekerja yang terkait mengenai cara penggunaan alat
pemadam kebakaran yang benar dan potensi bahaya yang mungkin terjadi.
Pekerja/petugas yang terlatih harus berada di tempat kerja selama jam kerja.
f. Mengupayakan seminimal mungkin penggunaan bahan-bahan yang mudah terbakar.
g. Melakukan seleksi dan mengelompokkan bahan-bahan yang mudah terbakar dan
ditempatkan secara tersendiri.
h. Melakukan pemeriksaan instalasi listrik atau gas secara berkala serta menyusun
secara rapi dan aman.
i. Alat pemadam kebakaran harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh petugas
yang berwenang agar tetap berfungsi dengan baik dan dijaga agar tidak terjadi
kerusakan teknis.
j. Memasang rambu/tanda peringatan di semua area kerja yang berpotensi bahaya
kebakaran, antara lain: “Dilarang Merokok”, “Awas Bahaya Kebakaran” dan
sebagainya.
k. Membersihkan secara periodik sampah, kertas bekas dan material sisa lainnya yang
mudah terbakar dari tempat kerja.
l. Memasang peta situasi penempatan alat kebakaran dan daerah aman. Peta
ditempatkan di daerah yang mudah dilihat publik.
m. Menyediakan jalan untuk melakukan tindakan evakuasi atau penyelamatan diri.
n. Secara periodik mengadakan pelatihan cara penanggulangan cara penyelamatan
bahaya kebakaran kepada personil yang terkait dan pekerja.
o. Tidak diperkenankan melompat dari ketinggian, dan berusaha bertahan sampai
datangnya pertolongan.
p. Membunyikan alarm atau tanda peringatan bahaya kebakaran sewaktu terjadi
kebakaran.
Pemeriksaan lapangan dimulai dengan pemeriksaan elevasi, ukuran dan posisi bangunan.
Pemeriksaan dilakukan bersama juru ukur, baik juru ukur dari pelaksana konstruksi maupun
juru ukur dari owner/konsultan pengawas. Selanjutnya pemeriksaan dilanjutkan dengan
pemeriksaan kesiapan tenaga kerja, bahan, peralatan, perlengkapan K3L, serta sarana dan
prasarana pekerjaan.
Format laporan hasil pemeriksaan dan pengecekan di lapangan disiapkan oleh bagian teknik
proyek. Pengisian format laporan hasil pemeriksaan dan pengecekan di lapangan dilakukan
pelaksana lapangan sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
BAB 2
MENERAPKAN KOMUNIKASI DAN KERJASAMA
DI TEMPAT KERJA
1 BAB 2 Menerapkan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja
2.1. KOMPETENSI
2.2. Umum
Apabila kita sedang melaksanakan suatu pekerjaan konstruksi, adalah tidak mungkin bila
dilakukan seorang diri, apalagi untuk pekerjaan yang cukup besar dan bersifat kompleks.
Pada pelaksanaan pekerjaan tersebut mutlak diperlukan koordinasi baik secara vertical
maupun horizontal.
Pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan bersama-sama memerlukan team work yang baik
dan koordinasi yang efektif dan efisien. Koordinasi dalam pekerjaan seorang pelaksana
lapangan ada 3 macam yaitu :
Rapat dengan sub kontraktor/mandor biasanya dilakukan seminggu sekali pada awal
minggu. Rapat diadakan sebelum dilakukan rapat dengan seluruh tim pelaksana proyek
(kepala proyek, bagian teknik, dan bagian-bagian lainnya). Pertama kali dilakukan
identifikasi materi rapat antara lain progress pelaksanaan pekerjaan di lapangan, adanya
hambatan-hambatan di lapangan baik teknis maupun non teknis, evaluasi mutu pekerjaan
dan lain-lain. Apabila diperlukan maka rapat koordinasi sub kontraktor/mandor dapat
disatukan dengan bimbingan teknis.
Dengan adanya perjanjian kerja yang memuat hak dan kewajiban para fihak, maka berbagai
kendala seperti di atas diharapkan tidak terjadi dan dapat diselesaikan dengan baik.
Sesuai konteksnya maka diharapkan hubungan kerja antara mandor/sub kontraktor dan
pemberi pekerjaan dituangkan dalam perjanjian kerja tertulis dan biasanya tidak perlu
dengan format seperti kontrak kerja dengan isi beberapa halaman tetapi cukup satu
halaman saja. Pada uraian berikutnya akan diberikan contoh mengenai SPK (Surat Perintah
Kerja) beserta proses berikutnya yaitu :
SPK tersebut merupakan semacam “kontrak kerja” yang sederhana antara mandor borong
dan Pemberi Perintah Kerja (biasanya perusahaan konstruksi).
a) Bagian dan uraian pekerjaan : berupa pekerjaan yang harus betulbetul mampu
dilaksanakan oleh mandor.
b) Volume pekerjaan : harus dihitung betul kemampuan mandor mendatangkan pekerja
dan tukang untuk menyelesaikan volume pekerjaan tersebut sesuai jadwal.
c) Harga satuan : harus dihitung secara teliti agar terhindar dari kemungkinan rugi.
d) Jumlah harga borongan : untuk memperkirakan modal yang harus dipunyai seorang
mandor.
e) Syarat-syarat yang harus ditaati menyangkut :
Waktu pelaksanaan
Kualitas pekerjaan
Peralatan yang harus diadakan sendiri dan yang harus disewa.
Metoda kerja dan konstruksi kerja.
Bahan material disediakan pemberi kerja atau tidak.
Syarat-syarat untuk pekerjaan persiapan dan mobilisasi sumber daya.
Pajak baik nilainya maupun cara perhitungannya.
Dan lain-lain yang menyangkut hubungan kerja kedua belah pihak.
Dibuat per satuan waktu atau setiap menyelesaikan setiap tahapan pekerjaan.
Proses penunjukkan mandor merupakan contoh proses yang dilakukan oleh pemberi
pekerjaan dalam hal ini perusahaan kontruksi. Proses ini merupakan langkah-langkah yang
harus dilakukan sesuai prosedur ISO 9001 yaitu prosedur proyek bagi perusahaan
konstruksi yang telah melaksanakannya.
Proses tersebut melibatkan staf proyek dimana biasanya pelaksana lapangan sebagai wakil
dari kepala proyek melakukan proses penunjukan mandor/sub kontraktor tersebut.
c) Mencatat mandor yang telah mendapat referensi dari perusahaan dan memasukkan
ke dalam daftar mandor.
Rapat dilakukan oleh kepala lapangan (kalau proyek besar) pelaksana mupun pelaksana
lapangan dengan peserta dari mandor/sub kontraktor. Rapat membahas evaluasi pekerjaan
di lapangan baik evaluasi progress pelaksanaan, evaluasi mutu pekerjaan, hambatan-
hambatan pada pelaksanaan dan melaksanakan bimbingan teknis apabila diperlukan.
Notulen rapat tersebut didokumentasikan dengan baik sesuai prosedur yang berlaku.
Rapat rutin mingguan di proyek merupakan salah satu prosedur mutu sesuai standar ISO
9001 Sistem Manajemen Mutu merupakan system yang harus dilaksanakan oleh seluruh
personil proyek.
Pelaksana lapangan mempelajari hasil rapat minggu lalu dan mengidentifikasi apa saja yang
menjadi tanggung jawabnya danmelaporkan hasil dari tugas yang dibebankan minggu lalu.
Selanjutnya pada tugas yang akan dirapatkan pada minggu ini, pelaksana lapangan
memberikan masukan-masukan tugas-tugas yang akan dikerjakan dan kemungkinan
adanya hambatan-hambatan pada tugas tersebut.
Dari hal tersebut, pelaksana lapangan harus focus pada action plan sesuai notulen rapat
tersebut karena pada rapat minggu depannya yang bersangkutan harus melaporkan hasil
action plan tersebut secara rinci dan apabila target yang menjadi tanggung jawabnya tidak
tercapai harus ada alasan-alasan yang kuat yang mendasarinya.
Prosedur mutu RTM memastikan seluruh pelaksana pekerjaan harus sesuai target yang
telah ditetapkan baik target biaya, target mutu dan target waktu.
BAB 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1. Kompetensi
Pekerjaan Persiapan 22
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
3.2. Umum
Apabila persiapan lapangan terlambat maka dipastikan pekerjaan utama selanjutnya akan
terlambat pula. Hal tersebut akan mengakibatkan terpaksa mengadakan percepatan
pekerjaan yang akan berakibat pada biaya proyek membengkak.
Kegiatan persiapan lapangan terdiri dari pekerjaan staking out, mobilisasi sumber daya,
persiapan site facilities dan persiapan rencana pengujian mutu.
Waktu pelaksanaan survey dan staking out harus direncanakan dengan cermat.
Sering terjadi perencanaan waktu survey kurang cermat (misal kondisi lapangan
sulit) menyebabkan waktu pelaksanaan survey jauh melebihi target waktu yang
ditentukan;
Mobilisasi sumber daya yang krusial biasanya adalah mobilisasi alat berat. Sering
terjadi mobilisasi alat berat terlambat karena alat berat tidak siap pakai dan harus
diadakan perbaikan terlebih dahulu.
Untuk mobilisasi sumber daya bahan/material, perlu dihitung dengan cermat waktu
pengadaannya, terutama mungkin bahan yang diimpor.
Mobilisasi pekerja juga perlu direncanakan dengan matang, melihat kesibukan
proyekproyek yang lain, waktu panen dan lain-lain.
Faktor yang menghambat mobilisasi sumber daya perlu diperhatikan bukti
administrasinya.
3.3.1. Pengecekan BM
Pengecekan bench mark dimulai dari cek fisik BM, dilanjutkan dengan cek nilai BM dengan
ikatan BM yang lain.
Pekerjaan Persiapan 23
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Dilakukan pengukuran patok sementara dan diikat pada BM, selanjutnya memasang BM
baru setiap jarak ±2 KM.
I. Bahan
Patok jadi yang diberi kaki / alas:
Segi empat 15/15 panjang 80cm
Bulat diameter 6” panjang 80 cm
Ujung atas dibuat halus, rata dan ditanam baut berkepalaan panjang 15 -20
cm dan yang kelihatan kepala bautnya saja.
II. Tenaga Kerja
Tenaga kerja menggali / memasang patok TBM tersebut.
Juru Ukur / pembantu untuk mengarahkan / memberi petunjuk pelaksanaan,
agar betul – betul elevasi / kedudukan mantap / stabil.
III. Peralatan
Unit pesawat water pass
Bak ukur secukupnya
Jalon secukupnya
Patok, cat, cangkul, linggis, alat angkut patok, dll.
IV. Metode Pelaksanaan
a) Persiapan
1) Siap gambar kerja/shop drawing
2) Siap peta rintisan-rintisan
3) Siap tenaga
4) Siap Patok
5) Siap Lahan
Pekerjaan Persiapan 24
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
b) Pelaksanaan
1) Pada waktu awalnya pihak I dan Pihak II (Kontraktor-Bouwher)
mengadakan pemeriksaan bersama ke lokasi / letak BM dimana untuk
pedoman elevasi yang akan dibawa ke lokasi proyek.
2) Hal ini bisa terjadi lokasi awal pengambilan jauh dari lokasi, biasanya
proyek-proyek irigasi, bendungan, dll.
3) Adapun yang dekat untuk pembuatan gedung, bisa mengambil daerah
sekitar (telah ditentukan)
4) Setelah ditentukan kesepakatan letak pengambilan BM kemudian
dipindahkan ke lokasi proyek sbb:
Pengukuran dengan alat water pass. Dimulai pengambilan elevasi
dari BM awal, dipindahkan secara bertahap/ berurutan dengan
alatt bak ukur dan patok-patok pembantu.
Demikian seterusnya setiap jarak 50 m sampai dengan lokasi
proyek
Pada lokasi proyek untuk TBN kedua setelah dari BM awal diukur
ulang menuju ke BM awal dengan melalui bantuan-bantuan patok
yang telah ada.
Setelah elevasi cocok, kemudian dibuat berita acara antara pihak
kesatu dan pihak kedua bahwa TBM kedua (diproyek) dinyatakan
sah.
Untuk bangunan gedung, TBM (Titik Bench Mark) kedua
dipindahkan ke TBM-TBM di sekitar areal gedung cukup dibuat 4
(empatt) buah (daerah sisi sisi luar dekat dengan pagar dengan
cara diukur ulang).
TBM kedua dan seterusnya diamankan dan diberi tanda / pagar
agar tidak terganggu elevasinya.
Untuk bangunan air / irigasi biasanya dibuat setiap jarak 200 m
sepanjang irigasi, dan ditempatkan dilokasi yang paling aman, hal
ini sangat mempengaruhi elevasi/debit aliran air apabila terjadi
TBM yang terganggu.
Patok-patok beton tersebut ditanam secara permanent dan
vertical.
Patok beton diusahakan + 20 – 30 cm diatas permukaan tanah.
Baut sebagai titik elevasi kelihatan kepala bautnya saja.
V. Lingkungan
Letak BM betul-betul harus aman dari gangguan orang, hewan, dll (diberi pagar)
Pekerjaan Persiapan 25
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Pekerjaan Persiapan 26
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Pekerjaan Persiapan 27
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Pelajari terlebih dahulu prosedur (SOP) permintaan peralatan yang berlaku pada
perusahaan.
Permintaan peralatan dilaksanakan sesuai prosedur yang ada.
Pelaksana lapangan biasanya hanya meminta peralatan-peralatan kecil, peralatan
tambahan atau peralatan bantu.
Spec peralatan dapat dilihat dari spec teknis dan metoda pelaksanaan.
Pekerjaan Persiapan 28
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Sebelum meminta bahan yang diperlukan, pelaksana perlu untuk mempelajari spesifikasi
bahan dimaksud. Disamping hal tersebut, dengan melihat gambar kerja maka dapat dihitung
volume bahan yang diminta.
Setiap perusahaan mempunyai prosedur (SOP) permintaan bahan untuk control biaya
pemakaian bahan. Prosedur tersebut harus dipelajari dulu dan diisi untuk disampaikan ke
bagian logistik.
Apabila sudah membuat skedul pendatangan bahan, maka dapat dirinci, kebutuhan bahan
sesuai waktu dan volume yang sudah dicantumkan pada skedul tersebut.
Pertama harus diketahui terlebih dahulu prosedur penyiapan tenaga kerja sesuai prosedur
yang ditetapkan proyek.
Dari skedul pengadaan tenaga kerja maka dapat dihitung kebutuhan tenaga kerja dengan
kualifikasi tertentu.
Berikut prosedur pengadaan tenaga kerja dimana pelaksana lapangan biasanya hanya
ditugaskan untuk pengadaan mandor borong saja.
Rencana fasilitas lapangan sementara (temporary site facilities) adalah sebagai berikut :
Pekerjaan Persiapan 29
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Dari peta lokasi, peta situasi, kondisi geografi dari keseluruhan lokasi proyek, maka dapat
dianalisa rencana jalan kerja yang paling efisien dan efektif. Survey jalan kerja harus
dilakukan ke seluruh lokasi pelaksanaan proyek mulai dari kantor proyek sampai ke
quary/borrow area sampai ke lokasi seluruh rencana saluran irigasi maupun sampai ke spoil
bank yang direncanakan.
Pada persiapan lapangan, jalan kerja harus segera dibuat agar pelaksanaan konstruksi
dapat cepat segera dimulai.
Konstruksi jalan kerja biasanya terdiri dari penguatan sub grade dan pelapisan agregat class
C/sirtu diatasnya dan dipadatkan sesuai standar yang ditentukan.
Dari site plan yang telah dibuat, maka disiapkan kantor proyek, laboratorium (untuk kegiatan
skala besar), dan sarana kantor lainnya sesuai standar yang berlaku (spesifikasi) dan
prosedur K3. Untuk barak kerja, juga disiapkan sesuai standar yang berlaku dan prosedur
K3.
Pekerjaan Persiapan 30
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
- Fasilitas Umum.
Pekerjaan Persiapan 31
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
1) Membuat denah lokasi tempat-tempat fasilitas yang tersedia dan dipasang di tempat-
tempat yang strategis dan diberi identifikasi agar mudah diketahui olehpekerja;
2) Semua tempat kerja harus disediakan toilet yang cukup, tempat duduk untuk
beristirahat para pekerja yang memadai dan tempat makan yang memadai;
3) Toilet yang tersedia harus terjaga kebersihannya, serta diberikan penerangan yang
cukup;
4) Menyediakan bak air bersih/wash basin dengan ukuran yang cukup untuk cuci
tangan dan dijaga kebersihannya;
5) Menyediakan air minum dan gelas serta menjaga kebersihannya;
6) Menyediakan tempat ganti pakaian dan menyimpan pakaian, dan dijaga keamanan
dan kebersihannya;
7) Menyediakan tempat untuk beribadah dan dilengkapi dengan sarana yang
dibutuhkan, serta dijaga kebersihannya;
8) Semua tempat kerja harus memiliki ventilasi atau lubang angin yang cukup untuk
sirkulasi udara sehingga dapat mengurangi terhadap bahaya debu, uap, asap dan
bahaya lainnya;
9) Memasangan rambu/tanda peringatan misalnya “Jagalah Kebersihan”;
10) Menyediakan tempat untuk merokok bagi pekerja yang merokok dan ditempatkan
terpisah dengan tempat umum lainnya;
11) Kebersihan, kerapihan dan ketertiban merpakan tanggung jawab bagi semua
personil yang memanfaatkan tempat umum tersebut.
Pekerjaan Persiapan 32
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
BAB 4
SURVEI LAPANGAN
4.1. Analisis Gambar Desain, Peta Situasi dan Data Hasil Penyelidikan Tanah
Analisis gambar desain dan peta situas dalam rangka persiapan lapangan diperlukan untuk
menentukan jalan kerja di dalam site plan (dimana akan dibuat kantor proyek, gudang
bahan, barak-barak kerja, lokasi concrete batching plant kalau diperlukan, tempat parkir alat
berat, bengkel alat berat dan lain-lain). Kecuali pembuatan site plan, analisis gambar desain
dan peta situasi diperlukan untuk menentukan jalan kerja dari site plan ke seluruh lokasi
saluran irigasi, termasuk jalan kerja dari quarry dan borrow area. Pada waktu persiapan
lapangan maka pada quarry dan borrow area perlu dilakukan penyelidikan laboratorium
untuk tanah dan batuan sebagai bahan konstruksi sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.
Penetapan quarry atau borrow area yang akan dipakai tergantung dari kualitas bahan (harus
sesuai spesifikasi) perkiraan volume bahan yang tersedia, dan jarak tempuh quarry dengan
lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Analisis gambar desain, peta situasi dan data hasil penyelidikan tanah diperlukan untuk
membuat rencana persiapan lapangan, menentukan jalan kerja, menentukan quary,
membuat site plan dan hasil akhir yang paling penting adalah membuat smetode
pelaksanaan yang efektif dan efisien.
Sebelum melakukan survey pada quary, pelaksana perlu melakukan identifikasi jenis bahan
yang akan dipakai berdasarkan data dari spesifikasi teknis. Pelaksana lapangan biasanya
diberi tugas hanya mencari bahan-bahan dari quary dan borrow area misalnya tanah
timbunan, pasir, koral, sirtu dan lain-lain, dan nantinya akan mengawasi pelaksanaan
pengambilan bahan-bahan tersebut. Untuk itu ada baiknya, pelaksana lapangan dapat
mempelajari pengetahuan dan karakteristik bahan sebagai berikut :
Survey tersebut dicocokkan dengan gambar desain, peta situasi dan data hasil penyelidikan
tanah. Dengan survey tersebut akan dapat ditentukan jalan kerja (dari quary maupun jalan
site), pembuatan site plan dan menentukan metode pelaksanaan. Berikut disampaikan
Survey Lapangan 33
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
pedoman survey lapangan, apa saja yang harus dikerjakan, dicatat dan diambil datanya.
Survey ini lengkap sekali, untuk itu pelaksana lapangan perlu konsultasi kepada atasan
langsung survey apa saja yang perlu dilakukannya.
Survey Lapangan 34
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Survey Lapangan 35
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Survey Lapangan 36
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Survey Lapangan 37
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Survey Lapangan 38
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Hasil survey lokasi pekerjaan, lokasi quary, lokasi borrow area, jalan kerja, sosial budaya di
sekitar lokasi pekerjaan, dianalisa dengan cermat dan teliti. Juga disurvey lokasi spoil bank
pada pekerjaan galian tanah yang kesemuanya menyangkut tanah penduduk.
Metoda pelaksanaan dibuat per item pekerjaan dengan cermat dan teliti. Pembuatan metoda
pelaksanaan merupakan siatu siklus dalam arti apabila setelah dihitung harga satuan per
item pekerjaan masih terlalu tinggi, diusahakan mencari metoda pelaksanaan yang lebih
efisien, begitu seterusnya.
Survey Lapangan 39
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Catatan :
Perlu diketahui bahwa pertanggungan jawab pembuatan metoda pelaksanaan adalah kepala
proyek. Pelaksana hanya memberikan data-data lapangan yang penting. Begitu juga
perhitungan analisa harga satuan.
Tetapi dalam hal ini, semua staf inti proyek termasuk pelaksana lapangan harus mengetahui
maksud dan tujuan pembuatan metoda pelaksanaan, cara pembuatan dan mempelajari
dengan cermat dan teliti metoda pelaksanaan setiap item pekerjaan, untuk pedoman
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Yang perlu diperhatikan dalam metode pelaksanaan pembuatan saluran adalah antara lain:
• Harus diamati proses pekerjaan dan seminimal mungkin adanya alat berat yang idle;
• kesepuluh dump truck yang harus disediakan selalu dalam kondisi yang baik dan
siap kerja. Satu saja dump truck yang rusak sehingga yang beroperasi hanya 9 buah
akan menimbulkan pembengkakan biaya;
• Adalah lebih baik misalnya menyediakan 2 dump truck cadangan untuk mengganti
apabila ada yang rusak;
• Pada saat sekarang lebih efisien apabila kepala proyek mengambil sub kontraktor
spesialis galian dan timbunan sehingga unit price bisa terkendali;
• Pelaksana tetap akan mengawasi utilitas dan jumlah alat dari pihak sub kontraktor
agar pekerjaan dilakukan secara efisien dan subkontraktor juga terhindar dari
kerugian yang tidak perlu;
• Sehubungan dengan kecepatan hauling dump truck, perlu diperhatikan kondisi jalan
kerja dari quary ke site.
- Identifikasi kualitas bahan dari quary (ambil sample (contoh) bahan dan dilakukan
test di lab)
- Identifikasi perkiraan volume bahan di quary
- Identifikasi jarak quary dari site.
Survey Lapangan 40
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
4.5.3. Penentuan dan Perhitungan Jenis dan Tipe Alat yang Dibutuhkan
- Ditetapkan lebih dahulu quary ataupun borrow area yang cocok baik volume, kualitas
dan jarak dari site.
- Dihitung jarak pengangkutan bahan dari quary ke site
- Dari hal tersebut di atas dapat dihitung jenis, tipe dan jumlah alat yang dibutuhkan.
Catatan:
Metode pelaksanaan dan perhitungan biaya pelaksanaan biasanya dibuat oleh kepala
proyek beserta staf teknik. Pelaksana memberikan data dukungan saja. Ada kemungkinan
untuk pekerjaan sederhana, pelaksana dilatih untuk membuat metoda pelaksanaan yang
baik.
Adalah tugas pelaksana lapangan untuk mengawasi pelaksanaan metoda tersebut agar
berjalan sesuai prosedur yang telah dibuat dan mendeteksi apabila ada hambatan -
hambatan yang cenderung menjadikan pembengkakan biaya segera dapat dilakukan
tindakan perbaikan bersama bagian lain terkait.
Survey Lapangan 41
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
BAB 5
PENGUKURAN, PEMATOKAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK
PROFIL SALURAN
5.1. Kompetensi
Posisi titik ikat untuk menetapkan koordinat lokasi pekerjaan diambil dari sebuah titik BM
(Bench Mark tertentu sesuai dengan yang di tetapkan di dalam kontrak atau sesuai petunjuk
Direksi). Bench Mark merupakan titik tetap yang ada di dalam sebuah sistem tata koordinat
suatu wilayah. Data koordinat pada titik BM menunjukkan koordinat x,y dan z titik tersebut di
permukaan bumi. Untuk mengetahui koordinat sebarang titik di muka bumi, bisa dilakukan
dengan cara melakukan pengukuran menggunakan alat ukur dari sebuah titik BM ke titik
yang ingin diketahui koordinatnya. Dengan mengacu pada data koordinat titik BM tersebut
maka koordinat titik yang dicari akan diketahui.
Pada sistem yang sudah maju seperti kondisi sekarang ini koordinat sebuah titik bisa
ditentukan dengan menggunakan alat bernama GPS (Global Positioning System) secara
langsung. GPS bisa memberikan data koordinat dengan cara menerima data yang
dipancarkan dari beberapa satelit tertentu yang antara lain digunakan untuk keperluan
tersebut.
Pada pekerjaan konstruksi sebuah proyek, oleh Pengguna Jasa akan di tetapkan titik BM
yang akan dipakai sebagai acuan oleh Penyedia Jasa untuk menentukan koordinat pada
pekerjaan konstruksi tersebut. Titik BM yang dipakai sebagai acuan dipilih dari beberapa titik
BM yang ada, yang paling dekat dengan lokasi proyek dan yang kondisinya masih baik, tidak
rusak atau miring serta kemungkinan terjadi penurunan permukaan tanah bila BM tersebut
terletak pada sebuah bangunan tetap. Titik BM ini juga dipergunakan oleh Pengguna Jasa
pada waktu tahap perencanaan proyek.
Pada pelaksanaan pengukuran dari titik BM ke lokasi proyek, dibuatkan beberapa titik bantu,
lengkap dengan data koordinatnya di beberapa lokasi sepanjang jarak pengukuran tersebut.
Agar titik bantu tersebut masih bisa dipakai sebagai acuan dikemudian hari bila diperlukan,
titik bantu dibuat dengan patok yang kuat bisa dari beton atau dari kayu, dicat dan diletakkan
pada posisi yang aman dari gangguan yang bisa mengubah kedudukan patok tersebut atau
diletakkan di bangunan tetap yang ada di sekitar pekerjaan seperti tiang listrik, jembatan dan
lainnya.
Untuk mengidentifikasi lokasi rencana saluran dan bangunan, bisa dilakukan dengan cara
mengidentifikasi gambar situasinya maupun gambar penampang memanjang serta
melintangnya. Untuk mengetahui posisi lokasi saluran secara tepat, tergambar pada as
salurannya sedang letak bangunan bisa dilihat di patok profil atau hektometernya dengan
koordinat pada as bangunannya (as bangunan sama dengan as saluran).
Bersama dengan Juru Ukur, patok-patok profil yang merupakan as saluran/bangunan tadi
dicek keberadaannya di lapangan. Dengan mengetahui keberadaan patok-patok tersebut di
lapangan, Pelaksana Lapangan bisa mengarahkan Mandor untuk mengambil titik atau patok
tersebut sebagai acuan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi baru bisa dimulai apabila sudah dilaksanakan pekerjaan
pengukurannya, hal ini untuk mengetahui apakah ada perubahan pada kondisi permukaan
tanah aslinya serta untuk memeriksa kebenaran hasil pengukuran yang dilakukan oleh
Pengguna Jasa. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran juga untuk membuat titik bantu di
dekat lokasi pekerjaan untuk dipakai sebagai acuan pada waktu konstruksinya dilaksanakan.
Dengan demikian Pelaksana Lapangan sangat berkepentingan sekali dengan jadual
rencana pengukuran yang dilaksanakan oleh Juru ukur. Oleh sebab itu selalu dilakukan
koordinasi diantara mereka agar jadual dan tahapan pelaksanaan pengukuran memenuhi
dan sesuai dengan jadual dan tahapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang akan
dilaksanakan di lokasi yang direncanakan.
Pelaksanaan pekerjaan baru bisa dimulai setelah proses pemeriksaan data ukur selesai dan
disahkan oleh Direksi Pekerjaan, kemudian diikuti dengan pembuatan gambar pelaksanaan
dan gambar kerjanya serta pemasangan patok-patok pengukuran yang akan dijadikan
acuan pekerjaan sudah dilaksanakan. Perhitungan volume pekerjaan bisa dilaksanakan
menyusul dan hasilnya dituangkan dalam amandemen kontrak pekerjaan. Pada umumnya
perbedaan hasil pengukuran hanya terjadi, apabila ada perubahan kondisi permukaan
tanah. Pelaksanaan pekerjaan, nantinya akan disesuaikan dengan hasil pengukuran mutual
chek awal (MC0). Dari hasil pengukuran MC0 yang dilakukan Bersama Direksi Pekerjaan
akan dibuatkan gambar pelaksanaannya oleh Juru Gambar yang dijadikan sebagai acuan
untuk menghitung volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Volume hasil perhitungan
gambar pengukuran ini merupakan volume galian atau timbunan tanah yang kemungkinan
bisa berubah berhubung adanya perubahan kondisi permukaan tanah diantara waktu
perencanaan dan pelaksanaan. Kondisi ini bisa saja terjadi pada pekerjaan pembuatan
saluran baru di suatu proyek pengembangan kawasan.
a) Penyiapan alat ukur dan patok-patok kayu untuk keperluan pengukuran disiapkan
oleh Juru Ukur dan pembantunya.
Patok bantu adalah beberapa patok yang kuat bisa terbuat dari beton atau kayu yang
kuat, dicat (sebelumnya sudah dibuat oleh pekerja di areal basecamp atau di tempat
lain yang memungkinkan) dan dipasang ditempat yang aman dari gangguan, serta
dilengkapi dengan data koordinatnya, diantara jarak pengukuran dari lokasi titik BM
ke titik-titik yang merupakan rencana sebuah konstruksi yang akan ditentukan
koordinatnya.
Dengan adanya patok bantu, Juru ukur tidak usah selalu mengambil acuan dari patok
BM yang jauh, tapi cukup dari patok bantu saja apabila ada masalah pada patok
profil atau as rencana saluran yang sudah terpasang. Atau kalua patok bantunya
cukup dekat, Mandor bisa langsung mengambil elevasi rencana saluran/ bangunan
lewat patok bantu dengan menggunakan selang timbangan air (selang karet bening
yang memang khusus dipergunakan untuk keperluan ini).
Patok profil adalah patok-patok yang dipasang pada umumnya setiap jarak 50m atau
25m, tergantung kondisi lapangan dan ketentuan di spesifikasinya, untuk
menunjukkan letak as rencana saluran di lapangan sesuai gambar situasi rencana
salurannya. Di lapangan, patok profil tersebut merupakan patok as saluran atau
bangunan yang direncanakan. Bouwplank disiapkan oleh Mandor dan baru dipasang
apabila pekerjaan akan dimulai. Fungsi bouwplank misalnya pada pekerjaan galian
saluran antara lain adalah: di awal pekerjaan sebagai acuan dalam menentukan
dimensi lebar dan elevasi dasar rencana galian saluran, kemudian sebagai acuan
elevasi rencana pemasangan badan saluran atau pembuatan lining saluran.
Di lapangan, bouwplank bisa saja hanya merupakan patok kayu seukuran kaso yang
posisinya sudah diletakkan sesuai dengan posisi rencana saluran, ditancapkan di
batas sisi-sisi luar rencana galian yang akan dilaksanakan, dan ditopang dengan
kuat agar tidak berubah kedudukannya. Tiang kayu tersebut dihubungkan dengan
papan melintang dengan tepi atas papan ditetapkan pada elevasi tertentu (dapat
dituliskan langsung pada papannya misal + 3.00). Pada tepi atas papan tersebut
ditandai dengan garis menggunakan pinsil berwarna untuk menunjukkan lebar galian
yang harus dilaksanakan. Pada garis tadi diikatkan benang khusus yang memang
dipergunakan untuk keperluan seperti ini. Benang tersebut kemudian ditarik dan
diikatkan pada papan di patok profil berikutnya di bagian sebelah hilir/hulunya.
Benang ditarik cukup kuat sehingga kelurusan benang searah vertikal benar-benar
rata, karena kerataan benang ini akan berpengaruh pada penentuan elevasi rencana
galian saluran di tempat tersebut.
a) Titik bantu ditempatkan pada patok yang aman dari gangguan atau di bangunan
tetap yang stabil
b) Jumlah titik bantu disesuaikan dengan panjang pekerjaan dan jumlah lokasi
konstruksi termasuk lokasi bangunan pelengkap.
a) Titik patok dipasang mengacu kepada titik bantu dan karena menjadi acuan utama
dalam pelaksanaan pekerjaan, lokasinya pada umumnya diletakkan sebagai as
rencana saluran.
b) b) Elevasi dan ukuran lebar untuk pemasangan bouwplank mengacu kepada gambar
kerja penampang melintangnya di setiap patok profil. Sedang jumlah bouwplank
sesuai dengan jumlah gambar penampang melintangnya, atau mungkin bisa saja
dengan jarak yang lebih dekat sesuai kebutuhannya. Untuk pengambilan elevasinya
mengacu kepada patok bantu terdekat. Patok bouwplank baru dipasang saat
pekerjaan dimulai, tidak dipasang pada waktu pelaksanaan pekerjaan pengukuran.
c) Penempatan dan pemasangan bouwplank di setiap profil dengan cara menarik
pengukuran dari titik patok acuan, pada umumnya yang dipakai acuan adalah patok
rencana as saluran. Patok bouwplank dipasang tegak lurus rencana as saluran.
BAB 6
PEKERJAAN TANAH
5.4. Kompetensi
5.5.
Pekerjaan Tanah 49
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Menyiapkan as saluran
Menentukan batas galian bodem
Menentukan batas timbunan kanan dan kiri (untuk benangan)
Menggali tanah sampai kedalaman yang ditentukan selebar bodem saluran.
Hasil galian dibuang kenanan dan kekiri atau dibuang dengan dump truck. Menggali
tanah untuk membentuk kemiringan bagian kiri galian tanah sifatnya kasar belum
difinish sehingga belum tepat sesuai kemiringan yang ditentukan.
Menggali tanah untuk membentuk kemiringan bagian kanan galian tanah, sifatnya kasar
belum difinishkan sehingga belum tepat sesuai kemiringan yang ditentukan.
Memasang kembali patok as batas bodem, batas kemiringan atas kanan dan kiri pada
patok-patok yang kurang akibat operasi alat berat
Rapikan Galian sesuai ketentuan
Peralatan :
Excavator ……… unit
Dump truck ……… unit
Dozer ……… unit
Compactor / vibrator ……… unit
Tangki air ……… unit
Metode Konstruksi Timbunan untuk saluran irigasi primer, sekunder dan sub sekunder:
• Setting out lokasi saluran irigasi oleh surveyor Bersama dengan konsultan supervisi
• Setting out lokasi Borrow area yang telah disetujui surveyor beserta konsultan
supervisi
• Selected material untuk timbunan dari quarry yang telah disetujui, mulai digali
dengan menggunakan excavator dan ditransport ke site menggunakan dumptruck
dengan jumlah yang cukup dengan jarak angkut yang disetujui Bersama dengan
konsultan (sekitar 1-25 km).
• Permukaan tanah yang akan ditimbun harus dikupas dulu dan dibersihkan dari
kotoran, tumbuh-tumbuhan dan material lain. Juga harus dibersihkan dari genangan
air atau tanah yang terlalu basah.
Pekerjaan Tanah 50
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Pekerjaan Tanah 51
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
BAB 7
PEKERJAAN SALURAN
Bila dianggap perlu Pengawas Bangunan dapat memerintahkan agar diadakan pemeriksaan
pada bahan-bahan atau pada campuran bahan-bahan yang dipakai dalam pelaksanaan
konstruksi beton bertulang untuk menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
A. Semen Portland
• Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling
klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidraulis dan
gips sebagai bahan pembantu.
• Ketika semen dicampur air timbullah reaksi kimia antara campurannya dengan
air
Pekerjaan Saluran 52
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Pekerjaan Saluran 53
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
• Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari cetakan, sepertiga dari
tebal pelat atau tiga perempat dari jarak bersih minimum di antara batang-
batang atau berkas-berkas tulangan.
D. Air
• Air tawar yang dapat diminum
• Tidak mengandung bahan-bahan yang dapat merusak beton baja
• Air yang jernih tidak mengandung kotoran-kotoran, tidak mengandung bahan-
bahan perusak (fosfat, minyak, asam, alkali, bahan-bahan organis atau
garam-garam)
• Air untuk perawatan beton dengan syarat keasaman tidak boleh dengan pH
lebih besar dari 6 dan tidak boleh terlalu sedikit mengandung kapur.
E. Baja dan Batang Tulangan
• Setiap jenis baja tulangan yang dihasilkan pabrik-pabrik baja yang terkenal,
dapat dipakai
• Baja tulangan dengan mutu yang meragukan harus diperiksa di lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
• Batang tulangan menurut bentuknya dibagi dalam batang polos dan batang
yang diprofilkan
• Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1
mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
• Berkas tulangan hanya boleh terdiri dari 2, 3 atau 4 batang yang sejajar.
F. Pemeriksaan Mutu Beton dan Benda Uji
• Selama masa pelaksaaan, mutu beton dan mutu pelaksanaan harus diperiksa
secara kontinu dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji
• Benda-benda uji kubus harus dibuat dengan cetakan-cetakan yang paling
sedikit mempunyai dua dinding yang berhadapan.
• Adukan beton yang harus diambil langsung dari mesin pengaduk
• Beban hancur dari kubus berlaku beban tertinggi yang ditunjukan oleh
pesawat penguji.
7.3. Persiapan
Pekerjaan Saluran 54
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
dengan air sampai jenuh, sedangkan tulangan harus terpasang dengan baik
sesuai gambar kerja.
• Bidang-bidang beton lama yang akan berhubungan erat dengan beton baru
harus dikasarkan dan dibersihkan
• Air harus dibuang dari semua ruang-ruang yang akan diisi dengan beton
7.4. Pengadukan
• Pengadukan beton pada semua mutu beton, kecuali mutu Bo, harus
dilakukan dengan mesin pengaduk.
• Selama pengadukan berlangsung kekentalan adukan beton harus diawasi
terus menerus oleh tenaga pengawas yang ahli dengan jalan memeriksa
slump pada setiap campuran beton yang baru.
• Waktu pengadukan bergantung pada kapasitas drum pengaduk, banyaknya
adukan yang diaduk, jenis dan susunan butir dari agregat yang dipakai dan
slump dari betonnya, akan tetapi pada umumnya harus diambil paling sedikit
1.5 menit setelah semua bahan-bahan dimasukkan kedaam drum pengaduk.
• Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat
minimal,misalnya terlalu encer karena kesalahan dalam pemberian jumlah air
pencampur atau sudah mengeras Sebagian atau yang tercampur denga
bahan-bahan asing, maka adukan ini tidak boleh dipakai dan harus
disingkirkan dari tempat pelaksanaan.
7.5. Pengangkutan
Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dengan yang akan dicor.
Adukan beton sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air dimulai.
Jangka waktu ini dapat diperpanjang apabila digerakkan kontinu secara mekanis dan bila
perlu dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan setelah mendapat izin.
7.6. Pengecoran
Beton harus dicor sedekat-dekatnya ke tujuannya yang terakhir untuk mencegah pemisahan
bahan-bahan akibat pemindahan adukan di dalam cetakan.
Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai mencapai
siar-siar pelaksanaan yang ditetapkan sebagai berikut:
Pekerjaan Saluran 55
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
• Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa hingga tidak
banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi.
• Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus ada
waktu yang cukup untuk memberi kesempatan kepada beton dari kolom untuk
mengeras.
• Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di tengah-
tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang.
7.7. Pemadatan
Setelah pelaksanaan pengecoran, beton akan mengeras dan menyusut. Hal ini disebabkan
karena terjadinya reaksi kimia antara air dan semen yang mengeringkan sebagian masa
beton. Besarnya penyusutan sangat dipengaruhi oleh banyaknya air yang digunakan dalam
campuran beton. Penyusutan pada beton cair akan lebih besar dari beton kental. Beton di
udara yang lembab akan berkurang penyusutannya bila dibandingkan beton yang berada
pada udara kering. Dengan demikian maka untuk mengurangi penyusutan menjadi sekecil
mungkin seminimum mungkin, menggunakan alat penggetar mekanik dan beton dalam
keadaan lembab selama mungkin setelah pengecoran.
Pekerjaan Saluran 56
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Adanya penyusutan dapat menimbulkan retak. Biasanya retak terjadinya karena adanya
penahanan penyusutan. Untuk mengurangi terjadinya keretakan, maka diusahakan agar
beton pada kondisi kelembaban yang merata. Dalam aplikasi di lapangan maka setelah
pelaksanan pengecoran dilakukan pemeliharaan dengan cara membasahi permukaan beton
dengan air, menutup permukaan beton dengan karung yang basah, membasahi permukaan
dengan membuatkan pelindung / atap disertai dengan pengukuran kelembaban udara.
Pekerjaan beton tersebut terdiri dari semua struktur beton termasuk pembesian pre cast dan
composite struktur sesuai dengan spesifikasi kontrak dan dimensi seperti tertera dalam
gambar yang telah disetujui engineer supervisi. Pekerjaan termasuk persiapan tempat
dimana beton akan dicor, persiapan dan pemeliharaan dari pondasi, pengadukan beton dan
dewatering.
• Ditempat yang ada airnya, dilakukan dewatering dengan memakai sub mersible
pump 4” diameter
• Pekerjaan tanah diselesaikan lebih dahulu
• Setting out dilokasi lining
• Bekisting disiapkan sesuai tebal lining dan dipasang diantara segmen lining
sampai dengan kaki lining. Posisi yang tepat dari bekisting pada expansion joint,
control joint dan construction joint dan joint sealant untuk memudahkan
pengecoran beton.
• Batching Plant digunakan untuk lokasi yang bisa dijangkau truk mixer dan beton
mixer digunakan ditempat yang sempit.
• Setelah adukan beton mengering, bekisting dapat dilepas dan diisi dengan
expansion joint atau joint sealant untuk dilatasi.
• Setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari premature drying, temperatur
udara yang terlalu panas dan mechanical in jury.
• Beton harus dijaga selalu dari hilangnya kelembaban dengan suhu yang relative
konstan untuk memastikan hidrasi yang sesuai untuk semen dan pengerasan
dari betonnya.
Pekerjaan Saluran 57
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
a. Tahapan Pekerjaan
• Pengukuran lokasi
• Galian dan trimming dengan tenaga kerja
• Cor beton lantai kerja dengan tenaga kerja
• Pengadukan beton dengan concrete mixer
• Pasang batu kali dengan mandor pasang batu dan tenaga kerja
• Pasang batu hexagonal pada permukaan
• Finishing pasangan batu dengan plesteran
b. Gabion (bronjong)
• Pengukuran lokasi
• Galian dan trimming dengan tenaga kerja
• Pasang kawat wire mesh mulai dari bawah
• Isikan material batu pada pabrikasi wire mesh dengan tenaga kerja
7.11.1.1.Perkerasan Sirtu
Pekerjaan Saluran 58
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Tahapan pekerjaan ;
Pondasi jalan aspal biasanya terdiri dari subbase course setebal + 35 cm dan base course
setebal + 15 cm dengan gradasi sesuai standar spesifikasi Bina Marga yaitu campuran batu
pecah dan sirtu atau semuanya batu pecah.
Tahapan pekerjan :
• Material untuk sub base course dan base course dihampar dan dipadatkan lapis
demi lapis, tidak lebih dari 15 cm setelah pemadatan.
• Material tersebut dibawa dumptruk dari quarry dan dihampar dilokasi dengan motor
grader lapis demi lapis
• Pemadatan dilakukan oleh tandem roller / vibraroller
• Water tank truk digunakan untuk menambah air guna pencapaian optimum moisture
content yang diperlukan agar tercapai maximum dry density.
7.11.1.3.Perkerasan Aspal
Ketebalan slope dan dimensi dari perkerasan aspal sesuai spesifikasi teknis dan gambar
berdasarkan standar spesifikasi Bina Marga dan persyaratan dari engineer.
• Permukaan base course dibersihkan dulu dengan air compressor dan diberi coating
dengan aspal cair dengan alat aspal sprayer.
Pekerjaan Saluran 59
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
Pekerjaan Saluran 60
Modul Pelaksana Saluran Irigasi
BAB 8
PENGENDALIAN BIAYA, MUTU, WAKTU
8.1. Program Perecepatan Pekerjaan
Pelaksana lapangan harus selalu melakukan evaluasi skedul pekerjaan harian/mingguan.
Apabila terdeteksi adanya keterlambatan waktu pelaksanaan pekerjaan, segera harus dibuat
program percepatan pekerjaan antara lain dengan merevisi skedul untuk minggu/bulan
berikutnya dan kalau perlu menambah alat, tenaga kerja, bahan dan metode pelaksanaan
lain sebagainya.
BAB 9
UJI COBA ALIRAN
Pelaksanaan Uji Pengaliran atau di kenal juga dengan istilah Running Test pada pekerjaan
jaringan irigasi sangat diperlukan. Pelaksanaan Uji Pengaliran sistem jaringan irigasi
dilaksanakan setelah selesainya pekerjaan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi
jaringan irigasi.
Kegiatan-kegiatan ini akan mencakup pembuktian/ verifikasi kapasitas debit saluran dan
kehilangan air, memeriksa pengoperasian dan performance dari bangunan, pintu dan alat-
alat pengoperasian lainnya, serta tinggi jagaan (free board). Penyimpanganpenyimpangan/
ketidak sesuaian dari desain yang ditemui selama trial run ini harus dicatat dan dibuat dalam
laporan kegiatan trial test tersebut. Kekurangan-kekurangan dan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan tersebut harus dikerjakan sebagai bagian dari kegiatan proyek.
BAB 10
PEKERJAAN AKHIR SALURAN IRIGASI
Format opname hasil pekerjaan di lapangan disiapkan oleh kepala proyek sesuai format
yang ditetapkan oleh owner/ pemberi kerja atau konsultan pengawas. Opname hasil
pekerjaan dilakukan oleh kepala lapangan/pelaksana/staf Teknik proyek bersama dengan
direksi dan konsultan pengawas. Berikut adalah cara pengukuran dan pembayaran
pekerjaan yang lazim ditemui pada spesifikasi pekerjaan sumber daya air.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan harus mengacu kepada metode yang diberikan
dalam kontrak. Apabila ada jenis pekerjaan tidak tercantum cara pengukuran dalam kontrak,
maka perlu diselesaikan untuk mendapatkan kesepakatan bersama.
Penjelasan umum pekerjaan fisik yang diuraikan selanjutnya adalah sebagai acuan dalam
membuat format lembar quantitas (Quantity Sheet) untuk setiap item pekerjaan yang sesuai
dengan perhitungan volume pekerjaan sebagai tercantum dalam daftar quantitas dan harga
(BoQ).
9.1.1.1. Mobilisasi
Pengukuran kemajuan mobilisasi didasarkan atas kemajuan yang dicapai menurut jadwal
mobilisasi yang telah disetujui.
Biaya Mobilisasi dibayar atas dasar lumpsum sesuai jadwal pembayaran yaitu sebagai
kompensasi penuh atas terlaksananya pekerjaan mobilisasi yakni mobilisasi tenaga kerja,
peralatan, laboratorium, pembangunan kantor direksi / konsultan, kantor kontraktor, barak,
gudang bengkel, perbaikan struktur atau pembuatan jembatan darurat.
Walau demikian direksi / konsultan dapat setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan,
memerintahkan kontraktor untuk menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa
menyebabkan perubahan harga lumpsum untuk mobilisasi dan demobilisasi.
Bila mana kontraktor tidak dapat menyelesaikan mobilisasi sesuai batas waktu yang
ditentukan maka sesuai batas waktu yang ditentukan, maka dikenakan denda sebesar 1%
dari nilai mobilisasi setiap hari sampai maksimum 50 hari.
Ada pekerjaan galian tidak diukur untuk pembayaran yaitu galian tidak diluar garis yang
ditunjukkan dalam profil yaitu profil memanjang atau melintang karena hal itu dianggap
kesalahan atau kelalaian kontraktor dalam pelaksanaan galian, kecuali:
1) Galian tersebut merupakan bahan galian tanah lunak yang tidak memenuhi syarat
untuk konstruksi seperti yang ditentukan dalam spesifikasi.
2) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk memperoleh bahan konstruksi dari
sumber bahan (Barrow Pits) atau sumber lainnya diluar batas-batas daerah kerja,
biaya pekerjaan ini telah dimasukkan dalam harga pekerjaan lain, misalnya untuk
timbunan, sehingga tidak bisa diukur untuk pembayaran galian tersebut.
b. Galian yang diukur untuk pembayaran.
1) Semua pekerjaan galian kecuali seperti diuraikan pada butir a diatas harus diukur
untuk pembayaran volume pekerjaan dalam satuan m3 bahan yang dipindahkan.
Dasar perhitungan galian adalah gambar penampang melintang profil tanah asli
menurut gambar dan spesifikasi atau yang diperintahkan oleh direksi. Metode
perhitungan volume untuk saluran adalah luas penampang rata-rata dari 2
penampang melintang dikalikan dengan jarak kedua penampang tersebut. Jarak-
jarak penampang sebaiknya tidak lebih dari 25 m.
2) Pekerjaan galian pada bangunan irigasi volume yang diukur adalah volume prisma
yang dibatasi oleh bidang-bidang sebagai berikut:
Bidang atas adalah bidang tanah yang memotong bangunan
Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi
Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan diatas diabayar menurut satuan meter
kubik yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ) sebagai kompensasi
pekerjaan galian. Apabila dalam pekerjaan galian ini diperlukan alat bantu seperti
penyokong, pengatur, cofferdam, sumuran, pengendali air dan lain-lain, dan tidak ada
satuan ukurannya, maka dimasukkan sebagai pembayaran lumpsum.
Timbunan diukur dengan satuan meter kubik padat. Volume diukur berdasarkan gambar
penampang profil. Timbunan yang ditempatkan diluar garis penampang profil tidak diukur
untuk pembayaran, kecuali timbunan yang diperlukan untuk mengganti tanah yang tidak
memenuhi spesifikasi, sesuai petunjuk dan persetujuan direksi.
Volume timbunan seperti tersebut diatas diabayar dalam satuan meter kubik yang
dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ) sebagai kompensasi pekerjaan
timbunan, yang meliputi pengadaan, pengangkutan, penghamparan, perataan, dan
pemadatan.
Pekerjaan tebas tebang dan pembersihan hutan diukur dalam satuan luas yaitu meter
persegi. Luasnya ditentukan sebagai berikut:
Luas tebas tebang dan pembersihan adalah panjangnya sepanjang as saluran ditambah
ambang bebas. Lebarnya adalah selebar penampang atas saluran ditambah tanggul,
jalan, inspeksi sampai patok Batas Pembebasan Tanah (BPT).
Luas tebas tebang dan pembersihan adalah seuas bangunan berikut perlengkapannya
ditambah luasan untuk penempatan alat-alat dan ambang ruang kerja.
c) Base Camp
Luas tebas tebang dan pembersihan seluas keperluan base camp dan jalan masuknya.
Luas tebas tebang pohon dan pembersihan seperti tersebut diatas dibayar dalam satuan
meter persegi yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ).
Pekerjaan cabut tunggul diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luas daerah
pencabutan tunggul adalah sama dengan daerah tebas tebang pohon dan pembersihan
hutan
Luas cabut tunggul pohon dibayar dalam satuan luas yaitu meter persegi dan dimasukkan
dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ).
Pekerjaan stripping permukaan diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luas daerah
pengupasan permukaan adalah sama dengan luas daerah tebas tebang pohon dan
pembersihan hutan.
Luas stripping permukaan dibayar dalam satuan luas yaitu meter persegi dan dimasukkan
dalam daftar kuantitas dan daftar (BoQ).
Pekerjaan gebalan rumput diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luasnya dihitung
dari keliling penampang melintang talud, berm, dinding saluran tanah dikurangi bagian yang
terkena aliran air, dikalikan dengan panjang. Bidang-bidang tanah terbuka pada tebing-
tebing sepanjang atau dekat saluran, atau permukaan tanah disekeliling bangunan irigasi.
Gebalan rumput dibayar dalam satuan meter persegi yang dimasukkan dalam daftar
kuantitas dan harga (BoQ).
Pasangan batu kosong diukur dalam satuan meter kubik. Volume dihitung berdasarkan luas
dan tebal pasangan sesuai yang tertera dalam gambar, dan yang disetujui oleh direksi.
Volume sesuai yang dihitung seperti tersebut dibayar dengan satuan pekerjaan meter kubik,
dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga, sebagai kompensasi penuh untuk
penyediaan, galian dan pasangan semua bahan.
a) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume
pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis menurut
gambar dan spesifikasi yang ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan
dan disetujui.
b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus tidak
diukur atau dibayar
c) Untuk pekerjaan bangunan irigasi pasangan batu kali terdiri dari 3 macam yaitu:
Untuk konstruksi berkekuatan tinggi campuran adukan (mortel) 1 Pc: 2 Pasir
(misalnya : bangunan pengelak/ bendung)
Untuk konstruksi yang terkena kontak langsung dengan aliran air campuran adukan
(mortel) 1 Pc : 3 Pasir (misalnya : mercu bendung)
Untuk bagian-bagian yang tidak terkena kontak langsung dengan aliran air campuran
adukan 1 Pc : 4 Pasir (misalnya : Pondasi)
Kuantitas ditentukan sebagaimana diuraikan diatas, harus dibayar dengan harga kontrak
per-satuan meter kubik dari pengukuran untuk mata pembayaran menurut daftar dibawah ini
dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas dan harga, dimana harga dan pembayaran terebut
harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan,
penyiapan seluruh formasi atau pondasi, untuk pembuatan lubang sulingan dan sambungan
konstruksi, untuk pemompaan air, dan untuk semua pekerjaan lainnya atau biaya lain yang
diperlukan atau lazim untuk penyelesain yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang
diuraikan dalam pasal ini.
Pekerjaan pasangan batu bata diukur dengan satuan meter kubik, dihitung sebagai volume
teoritis menurut gambar dan spesifikasi atau ditentukan oleh direksi
Volume sesuai yang dihitung seperti tersebut diatas dibayar dengan satuan meter kubik,
dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga, sebagai kompensasi penuh untuk
penyediaan dan pemasangan semua bahan.
9.1.1.11.Plesteran
Pekerjaan plesteran diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luas plesteran adalah
semua bidang pasangan batu kali atau batu bata yang terbuka.
Luas plesteran dibayar dalam satuan luas yaitu meter persegi dan dimasukkan dalam daftar
kuantitas dan harga (BOQ)
9.1.1.12.Pekerjaan Beton
Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunkan dan diterima
sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada gambar atau yang diperintahkan oleh direksi
pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh
pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti
”Water Stop”, baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (wheephole).
Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton struktur atau
beton tidak bertulang. Beton struktur haruslah beton yang disyaratkan atau disetujui oleh
direksi pekerjaan sebagai K175 atau lebih tinggi. Untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih
rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih
rendah.
Bilamana pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah
sejumlah yang harus dibayar bilamana pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.
Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen atau
setiap bahan tambah (aditif), juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau
bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk
pekerjaan beton.
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaiamana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk mata pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah ini dan tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga.
Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan
pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam mata pembayaran lain, termasuk
”water Stop”, lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran, pengecoran, pekerjaan
akhir dan perawatan beton dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk
penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam seksi ini.
9.1.1.13.Baja Tulangan
Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh direksi
pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang aktual yang dipasang
atau luas anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh direksi pekerjaan akan didasarkan atas
berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja atau bila direksi pekerjaan memerintahkan
atas dasar pengujian penimbangan yang dilakukan kontraktor pada contoh yang dipilih oleh
direksi pekerjaan.
Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk penempatan atau
pengikat baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam berat untuk
pembayaran
Penulangan yang digunakan untuk gorong-gorong beton bertulang atau struktur lain dimana
pembayaran terpisah untuk struktur yang lengkap telah disediakan dalam seksi lain dari
spesifikasi ini, tidak boleh diukur untuk pembayaran menurut seksi ini.
Jumlah baja tulangan yang diterima yang ditentukan seperti yang diuraikan di atas, harus
dibayar pada harga penawaran kontrak untuk mata pembayaran yang ditunjukkan dibawah
ini dan terdaftar dalam daftar kuantitas dan harga dimana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk pemasokan, pembuatan dan pemasangan bahan termasuk semua
pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerja pelengkap lain untuk menghasilkan
pekerjaan yang memenuhi ketentuan.
9.1.1.14.Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan bekisting diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luasnya ialah seluas
papan cetakan yang terpasang.
Pekerjaan Bekisting dibayar dalam satuan meter persegi yang dimasukkan dalam daftar
kuantitas dan harga (BOQ) sebagai kompensasi untuk penyediaan bahan kayu, papan, paku
dan pemasangannya.
Bila menggunakan perancah besi yang telah tersedia dipasaran, dasar pembayaran berupa
sewa dengan satuan luas papan cetakan yang terpasang.
Pekerjaan bronjong kawat diukur dengan satuan meter kubik. Volume yang diukur adalah
pekerjaan bronjong yang dipasang sesuai gambar dan spesifikasi. Volume yang terpasang
melebihi volume sesuai gambar tidak diukur untuk pembayaran kecuali disetujui oleh direksi.
Pekerjaan bronjong dibayar dalam satuan meter kubik yang dimasukkan dalam daftar
kuantitas dan harga, sebagai kompensi penuh, menganyam kawat, mengisi batu dan
menempatkannya sesuai gambar.
9.1.1.16.Perkerasan Jalan
a) Sebelum perkerasan lapis pondasi diampar terlebih dahulu badan jalan disiapkan
berupa pengrataan permukaan dan dipadatkan. Satuan pengukuran untuk
pembayaran adalah meter persegi.
b) Lapis pondasi bawah dan lapis pondasi satuan pengukuran adalah meter kubik.
c) Lapis permukaan berupa aspal penetrasi atau aspal beton (Hotmix) satuan
pengukuran adalah meter persegi.
d) Lapis resap mengikat aspal satuan pengukuran untuk pembayaran adalah dalam kg.
Volume pekerjaan untuk perkerasan jalan sesuai tersebut diatas dibayar dalam satuan
meter persegi, meter kubik dan kg seperti dalam daftar dibawah ini dan masuk dalam
daftar kuantitas dan harga (BOQ).
Pekerjaan ini meliputi pembuatan tiang pancang lengkap dengan pemancangannya atau
penempatannya sesuai dengan spesifikasi atau gambar rencana. Kedalaman pemancangan
harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknik. Macam tiang pancang harus sesuai
dengan gambar rencana atau spesifikasi. Cerucuk biasanya dari kayu, untuk konstruksi
yang tidak terlalu berat. Dinding turap dipakai untuk menahan longsoran.
Cerucuk harus diukur untuk pembayaran dalam jumlah meter Panjang untuk penyediaan
dan pemancangan cerucuk memenuhi garis dan elevasi yang ditunjukkan dalam gambar
atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Dinding turap kayu, baja atau beton yang permanen, harus diukur sebagai jumlah dalam
meter persegi yang dipasang memenuhi garis dan elevasi yang ditunjukkan pada gambar
atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Luas dinding turap merupakan
panjang turap yang diukur dari ujung turap sampai elevasi bagian pucak turap yang
dipotong, dikalikan dengan panjang struktur.
Satuan pengukuran untuk pembayaran tiang pancang kayu dan beton pracetak (bertulang
atau pratekan) harus diukur dalam meter kubik dari tiang pancang yang disediakan dalam
berbagai panjang dari setiap ukuran dan jenisnya. Tiang pancang baja diukur dalam
kilogram dari tiang pancang yang disediakan dalam berbagai panjang dari setiap ukuran dan
jenisnya. Dalam segala hal, jenis dan panjang yang diukur adalah sebagaimana yang
diperintahkan aleh Direksi Pekerjaan, disediakan sesuai dengan ketentuan bahan dari
spesifikasi ini dan disusun dalam kondisi baik di lapangan dan diterima oleh Direksi
Pekerjaan. Kuantitas dalam m3 atau kilogram yang akan dibayar, termasuk panjang tiang uji
dan tiang tarik yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi tidak termasuk panjang
yang disediakan menurut pendapat Kontraktor.
Tiang pancang kayu, baja dan beton akan diukur untuk pemancangan sebagai jumlah meter
panjang dari tiang pancang yang diterima dan tertinggal dalam struktur yang telah selesai.
Panjang dari masingmasing tiang pancang harus diukur dari ujung tiang pancang sampai
sisi bawah pur (pile cap) untuk tiang pancang yang seluruh panjangnya masuk ke dalam
tanah, atau dari ujung tiang pancang sampai permukaan tanah untuk tiang pancang yang
hany sebagian panjangnya masuk kedalam tanah.
Pengukuran tiang bor beton cor langsung ditempat harus merupakan jumlah actual dalam
meter panjang tiang bor yang telah selesai dibuat dan diterima sebagai suatu struktur.
Panjang untuk pembayaran harus diukur dari ujung tiang bor sebagaimana yang dibuat atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, sampai elevasi bagian atas tiang bor yang akan dipotong
seperti ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang dirancang oleh Direksi
Pekerjaan.
Pengukuran untuk biaya tambahan terhadap tiang bor beton cor langsung ditempat yang
dilaksanakan dibawah air harus dihitung dalam meter panjang, dari ujung tiang bor yang
dirancang atau disetujui sampai elevasi bagian atas tiang bor yang akan dipotong bilamana
kepala tiang ukur bor berada dibawah permukaan air normal, Panjang yang dihitung harus
dari ujung tiang bor yang dirancang atau disetujui sampai elevasi permukaan air normal.
Tiang uji diukur dengan cara yang sama, untuk penyediaan dan pemancangan.
Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan harga kontrak
persatuan pengukuran, untuk mata pembayaran yang terdaftar dibawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayarn tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemancangan, penyambungan,
perpanjangan, pemotongan kepala tiang, pengectan, perawatan, pengujian, baja tulangan
atau baja pra-tegang dalam beton, penggunaan peledakan, pengeboran atau peralatan
lainnya yang diperlukan untuk penetrasi ke dalam lapisan keras dan juga termasuk
hilangnya selubung (casing), semua tenaga kerja dan setip peralatan yang diperlukan dan
semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari
pekerjaan yang diuraikan dalam seksi ini.
Dari hasil opname di lapangan, maka dapat dibuat laporan kemajuan fisik pekerjaan.
Pelaksana lapangan ikut memberikan data dalam rangka pembuatan laporan kemajuan fisik
pekerjaan tersebut, sedangkan laporan kemajuan fisik pekerjaan menjadi tugas staf teknik
proyek.
Dengan demikian, maka laporan kemajuan pekerjaan ini dapat pula dipandang sebagai
pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas yang diberikan kepadanya.
Suatu sistem laporan yang dilakukan pada setiap pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi
dimulai dari laporan harian yang selanjutnya laporan harian tersebut dibuat laporan
mingguan yang merupakan rekapitulasi laporan harian.
Rekapitulasi laporan harian yang lengkap, objektif dan tertib dapat memberikan kemudahan
bagi tinjauan kemajuan fisik pekerjaan dalam rangka penyelesaian fisik proyek yang
dilengkapi dengan berita acara pekerjaan yang ditandatangani mandor/sub kontraktor dan
diketahui oleh pengawas lapangan sebagai dasar penagihan kepada pemberi kerja juga
disamping hal tersebut diatas akan memberikan kemudahan bagi perhitungan pembayaran
kepada mandor/sub kontraktor.