Anda di halaman 1dari 30

Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN

PEMBANGUNAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR

PEKERJAAN

PEMBANGUNAN PRASARANA PENGAMAN PANTAI TAMAN


JAYA

T.A. 2020

SPESIFIKASI TEKNIK - 1
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Ukuran, Ketinggian dan


Pengamatan
1 1
1.1 Satuan Pengukuran
Satuan pengukuran yang digunakan dalam proyek ini adalah sistem metrik.
1.2 Datum
Datum untuk proyek ini adalah Chart Datum (CD) yang ditentukan sebagai pasang surut
terendah (Lowest Water Spring, LWS) pada peta-peta survei topografi dan gambar-gambar
proyek yang diterbitkan oleh Pemilik dan Direksi. Pada setiap gambar konstruksi paling tidak
sebuah ketinggian utama harus dikaitkan dengan keseluruhan data.
1.3 Bench Mark
Bench Mark (BM) yang disediakan di lapangan selama survei terdahulu harus digunakan oleh
Kontraktor untuk Kontrak ini, semua jalur dan ketinggian yang ditunjukkan pada gambar-
gambar harus dihubungkan dengan titik ini. Sebelum dimulainya pekerjaan seperti yang
diisyaratkan dalam Kontrak ini, pemeriksaan seluruh lokasi dan ketinggian dari titik ini harus
secara bersama-sama dilaksanakan oleh Direksi dan Kontraktor dan harus disetujui tempat dan
ketinggian dari setiap titik.
Bila pada saat pelaksanaan ternyata BM tersebut karena disebabkan oleh sesuatu telah hilang
maka untuk ketinggian dapat digunakan muka air rata-rata (MSL) yang dapat ditentukan dari
pengukuran pasang surut selama 36 jam. Chart Datum (CD) kemudian dapat ditentukan
sebagai MSL-1/2 x tunggang pasang. Sebagai koordinat dapat digunakan bangunan-bangunan
atau tanda-tanda yang ada.
Titik-titik selanjutnya harus dibuat oleh Kontraktor sebagaimana disyaratkan oleh Direksi.
Bench Mark (BM) akan terdiri dari pipa baja yang berdiameter 25 mm, ditanam dalam blok
beton sebagaimana disyaratkan oleh Direksi dan demikian pula harus disetujui tempat serta
ketinggiannya.
BM ini harus didirikan dengan tingkat ketelitian paling tinggi dan sesuai dengan kebiasaan yang
berlaku. Pada BM harus ditulis nama dan ketinggian.
Kontraktor harus melindungi semua BM dari kerusakan atau salah pemindahan. Apabila suatu
BM pindah atau rusak, Kontraktor harus membetulkan, mengganti dan/atau menempatkan
kembali hingga memuaskan Direksi.
Suatu pemeriksaan bersama secara periodik atas semua lokasi Bench Mark dan ketinggiannya
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dan Direksi. Tanpa pemeriksaan semacam itu Kontraktor
harus bertanggungjawab menjamin ketelitian pelaksanaan pekerjaan tahap permanen.
1.4 Pengamatan
1.4.1 Pengamatan Cuaca dan Bencana
Selama pelaksanaan proyek, Kontraktor diwajibkan mencatat dan melaporkan kondisi cuaca
dan bencana setiap hari kerja. Yang dimaksud cuaca adalah hujan dan angin. Sedang bencana
adalah seperti banjir, gempa, kebakaran, dan sebagainya yang terjadi diluar kekuasaan
manusia.
1.4.2 Pengamatan Pasang Surut
Selama pelaksanaan proyek, Kontraktor diwajibkan mengamati muka air terendah dan
tertinggi secara visual dengan menggunakan peilschaal. Skala pembacaan yang terdapat di
peilschaal harus diikatkan ke Bench Mark.
1.4.3 Pengamatan Gelombang
Selama pelaksanaan proyek, Kontraktor diwajibkan mengamati tinggi gelombang secara visual.
1.4.4 Laporan Pengamatan
Hasil pengamatan seperti tersebut diatas harus dilaporkan setiap bulan kepada Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIK - 2
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Jaminan dan Pemeriksaan


Kualitas
2 1
2.1 Lingkup
Bagian ini meliputi persyaratan umum untuk semua bahan-bahan dan mutu pekerjaan,
perlindungan hasil pekerjaan, pengurusan, pengiriman dan penyimpanan.
2.2 Jaminan Kualitas
2.2.1 Gangguan
Kontraktor harus merencanakan dan mengkoordinasikan pekerjaan untuk mengurangi
gangguan terhadap instalasi atau fasilitas yang sudah ada atau gangguan diantara beberapa
pekerjaan dan disiplin.
Apabila gangguan ini terjadi, Direksi akan menentukan pengaturan tempat kembali dari setiap
bagian tanpa mempertimbangkan yang mana yang telah dikerjakan lebih dahulu. Tempat
peralatan dan/atau bahan-bahan harus disesuaikan sebagaimana yang diminta dengan semua
bahan penunjang dan tenaga kerja yang diperlukan untuk pekerjaan yang direncanakan.
2.2.2 Mutu Pekerjaan
Direksi hanya akan menyetujui pekerjaan dengan mutu yang memenuhi standar. Pekerjaan
dengan mutu di bawah standar tidak akan diterima.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi nama-nama karyawan yang dipekerjakan
dengan kualifikasi dan pengalamannya yang baik dalam pekerjaan yang dilaksanakannya.
Direksi berhak meminta mengganti karyawan yang tidak sesuai dengan standar.
2.2.3 Alat dan Bahan
Semua alat dan bahan-bahan yang digunakan, kecuali jika ditentukan lain dan disetujui oleh
Direksi, harus dalam keadaan baru dan bebas dari cacat atau ketidaksempurnaan serta harus
berasal dari produksi standar terbaru dari pabrik yang biasa dipesan untuk pembuatan alat dan
bahan-bahan semacam itu.
2.2.4 Kondisi Lingkungan
Semua bahan dan alat yang digunakan, sebagaimana yang diterapkan dalam kontrak ini harus
memadai dan sesuai dengan keadaan lingkungan proyek.
Semua bahan dan alat harus memadai dan sesuai dengan Kontrak, dan Kontraktor harus
mengetahui benar-benar keadaan lingkungan proyek.
2.2.5 Pemeriksaan
Tanggung jawab terhadap pemeriksaan bahan-bahan, pembuatan oleh pabrik berada pada
pihak Kontraktor, tetapi Direksi tetap berhak untuk memeriksa setiap waktu selama pekerjaan
berlangsung untuk menjamin bahwa bahan-bahan dan mutu pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi dan pelaksanaan kerja yang paling baik. Pemeriksaan yang dilaksanakan Direksi
terhadap pekerjaan tidak harus menyebabkan Kontraktor lepas dari tanggung jawab
sepenuhnya terhadap mutu pekerjaan. Kesalahan atau kekurangan yang ditemukan selama
pembuatan di pabrik dan setiap bahan yang ditemukan tidak sempurna harus diperbaiki oleh
Kontraktor dengan biaya sendiri.
2.2.6 Penyimpanan
Usulan perubahan dan/atau penyimpanan harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan. Untuk mendapatkan persetujuan Direksi, Kontraktor harus menyiapkan dan
menyerahkan rencana yang terinci lengkap dengan spesifikasinya dalam waktu tidak lebih dari
30 (tiga puluh) hari. Di bawah ketentuan kontrak, Kontraktor harus tetap bertanggungjawab
atas tidak selesainya pekerjaan dalam jangka waktu atau waktu-waktu yang ditentukan dalam
kontrak.
Persetujuan rencana dan persetujuan atas rencana alternatif oleh Direksi tidak menyebabkan
Kontraktor bebas atas kewajiban-kewajiban menurut ketentuan kontrak dan Kontraktor harus
menjamin rencana tersebut untuk tujuan yang dimaksud dari bagian itu atau bagian-bagian
dari pekerjaan yang rencana alternatifnya telah diserahkan oleh Kontraktor.
2.2.7 Persyaratan Keamanan
Kontraktor harus menyediakan semua tanda peringatan, penghalang untuk keamanan, alat
pemadam kebakaran dan lain-lain yang diperlukan atau yang diminta oleh Direksi, untuk
menjamin keamanan personil dan kendaraan-kendaraan dalam lingkungan kerja dan jalan
masuknya.
2.2.8 Pengawasan Pabrikan
Kontraktor harus meminta pabrik yang alatnya banyak dibeli atau dipakai atau merupakan
peralatan ataupun konstruksi khusus untuk menyediakan pelayanan teknisi yang bermutu

SPESIFIKASI TEKNIK - 3
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

untuk mengawasi, memeriksa, menyelesaikan dan menjalankan alat yang telah dipasang,
sebelum atau pada waktu alat tersebut diperiksa dan atau dipergunakan.
Pengawasan, pemeriksaan, penyelesaian dan pengoperasian tersebut tidak akan membebaskan
Kontraktor atas tanggung jawabnya untuk melaksanakan terpasangnya alat dengan baik dan
siap untuk pengoperasian.
2.2.9 Sumber Produksi
Sumber produksi yang ditentukan dalam spesifikasi menunjukkan standar kualitas yang harus
digunakan sebagai dasar pemilihan bahan oleh Kontraktor, Direksi akan mempertimbangkan
produksi alat yang serupa dari pabrik-pabrik lain yang mempunyai reputasi baik.
2.2.10 Pembersihan
Kontraktor harus meninggalkan bangunan-bangunan dan daerah-daerah kerja dalam keadaan
sepenuhnya bersih dan rapi. Kontraktor harus membersihkan noda, cat dan cacat-cacat lain
dari tempat yang terkena dan mencuci semua permukaan, bila perlu dengan sabun detergen
atau pembersih yang digunakan dalam pelaksanaan pembersihan, yang tidak merusakkan cat
atau pekerjaan yang telah selesai. Kontraktor harus memindahkan semua halangan-halangan
sementara, peringatan-peringatan dan alat pelindung sementara setelah memperbaiki tempat
tersebut kepada keadaan semula.
2.3 Pengawasan Kualitas
Kontraktor harus memakai (i) sistem pemeriksaan yang baik dan melaksanakan pemeriksaan
yang dimaksud serta menguji bahwa pekerjaan yang dilaksanakan telah sesuai dengan kontrak
dengan persyaratannya dan (ii) memelihara serta menyediakan untuk Direksi, catatan-catatan
yang memadai dari pemeriksaan dan pengujian tersebut. Pemeriksaan kualitas harus mengacu
pada peraturan standar Indonesia.

SPESIFIKASI TEKNIK - 4
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Ketentuan Bagi Pemilik


Dan Direksi
2.4 Lingkup
Kontraktor harus menyediakan ruangan kantor, staf pembantu, sarana komunikasi dan fasilitas
angkutan bagi wakil-wakil Pemilik dan Direksi.
2.5 Kantor
Kontraktor harus menyediakan kantor dengan luas  60 m2.
Kontraktor harus menyediakan makanan yang pantas untuk wakil-wakil Pemilik dan Direksi
serta fasilitas sanitasi yang dibangun dekat kantor. Fasilitas-fasilitas tersebut harus dilengkapi
dengan pendingin udara, penerangan, air, air buangan dan drainase.
Atas persetujuan Direksi kantor harus dilengkapi dengan meja, kursi meja rapat, meja gambar,
lemari arsip, mesin tulis, mesin foto copy dan lain-lain.
Kontraktor harus menyerahkan layout fasilitas yang lengkap untuk wakil-wakil Pemilik dan
Direksi untuk mendapat persetujuan Direksi.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas perawatan dan pemeliharaan fasilitas-fasilitas
tersebut dan harus menyediakan kelengkapan sarana keperluan kantor, barang sanitasi dan
konsumsi selama masa kontrak.
2.6 Staf Pembantu
Kontraktor harus menyediakan staf pembantu sebagai berikut:
 Satu orang pelayan kantor.
 Satu orang pengemudi.
 Satu orang tukang ketik.

2.7 Komunikasi
Semua biaya komunikasi yang menyangkut pekerjaan proyek yang dilakukan oleh wakil-wakil
Pemilik dan Direksi ditanggung oleh Kontraktor.
2.8 Pelayanan Transportasi
Kontraktor harus menyediakan kendaraan roda empat atau roda dua untuk dipakai oleh
wakil-wakil Pemilik dan Direksi. Kendaraan yang disediakan harus selalu dijaga dalam keadaan
siap pakai, selalu dalam keadaan bersih, disediakan bahan bakar yang cukup, oli, suku cadang,
dan perlengkapan lainnya. Semua kendaraan harus diasuransikan dan dibayar pajaknya oleh
Kontraktor serta memiliki ijin operasi nasional dan lokal. Kendaraan-kendaraan tersebut harus
disediakan berdekatan dengan kantor utama.
Kantor harus menyediakan sarana transportasi yang diperlukan oleh wakil-wakil Pemilik dan
Direksi ke dan dari lapangan terbang terdekat ke dan dari lokasi pembangunan serta
perkemahan.

SPESIFIKASI TEKNIK - 5
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Penyerahan-Penyerahan
Kontraktor
3 1
3.1 Lingkup
Untuk mendapatkan persetujuan Direksi, Kontraktor harus menyerahkan usulan, laporan,
catatan, gambar kerja, jadwal, petunjuk, pedoman dan lain-lain seperti yang diminta untuk
pelaksanaan dan pencatatan pekerjaan. Kewajiban Kontraktor menurut kontrak, tidak hanya
pada Bab 5 ini saja, juga pada Bab 8 dan Bab 9 yang membahas lebih detail tentang
penyerahan yang diperlukan untuk pengujian, pemindahtanganan, dan persyaratan
pengoperasian serta pemeliharaan. Untuk persyaratan yang lebih detail tentang bahan, alat,
dan sistem, dibahas dalam Spesifikasi Teknik yang berkaitan.
3.2 Penyerahan
3.2.1 Umum
- Rencana proyek termasuk peralatan konstruksi, alat dan rencana tenaga kerja.
- Rencana kejadian penting bagi persiapan dokumen, pengadaan, pengapalan,
pembangunan dan pemasangan.
- Program pengawasan kualitas.
- Catatan dokumen yang dikirimkan untuk pemeliharaan, informasi atau persetujuan.
- Program penyerahan.
- Petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan.
- Daftar pemasok.
- Daftar gambar-gambar Kontraktor.
- Gambar-gambar dari pemasok dan dokumen-dokumen termasuk spesifikasi, data, daftar
bagian-bagian dan suku cadang yang disarankan.
- Gambar-gambar dari Kontraktor, data dan perhitungan fasilitas-fasilitas sementara dan
daerah kerja Kontraktor.
- Daftar alat utama, daftar suku cadang yang disarankan, dan jadwal pemberian minyak
pelumas.
- Laporan pemeriksaan/pengujian pabrik dan prosedur.
- Laporan kemajuan bulanan.
- Laporan akhir proyek.
Kontraktor harus menyiapkan “as built drawing” yang memberikan data yang tepat tentang
tata letak ketinggian, sambungan dan detail konstruksi, pekerjaan pemipaan, kabel-kabel,
sambungan-sambungan kabel, penampang melintang dan detailnya, termasuk pekerjaan
pondasi, tumpuan dan setiap asesori.
Setiap perubahan di lapangan dari gambar perencanaan/spesifikasi, harus ditunjukkan dalam
dokumen yang relevan sebagai kemajuan pekerjaan, dan untuk selanjutnya dimasukkan dalam
“as built drawing” yang disiapkan oleh Kontraktor. Setiap saat pada masa konstruksi,
kontraktor harus menyediakan gambar-gambar yang telah direvisi sebagai referensi oleh
Direksi.
3.2.2 Pekerjaan Sipil dan Struktur
- Usulan lokasi pengambilan material.
- Daftar peralatan akan digunakan dalam pekerjaan berikut:
a. Pengambilan material.
b. Pekerjaan tanah.
c. Pekerjaan struktur yang lain.
d. Pembuatan beton.
- Gambar-gambar kerja, prosedur, dan jadwal
3.2.3 Pekerjaan Mekanikal
- Sertifikat-sertifikat yang berkaitan dengan:
a. Bahan-bahan.
b. Pengujian
1. Pengujian tekanan.
2. Kemampuan.
3. Pengujian seperti yang diminta dalam Spesifikasi Teknik.
c. Kualifikasi pengelasan dari pabrik.
- Jaminan-jaminan:
a. Jaminan dari pembuat alat dan perawatannya.
b. Jaminan alat Kontraktor.
c. Jaminan tersedianya suku cadang.
- Petunjuk pemakaian: menunjuk pada Bab 9 Laporan ini.

SPESIFIKASI TEKNIK - 6
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

- Gambar-gambar:
Lokasi dan ukuran alat yang berkaitan dengan pondasi, tumpuan, dan lain-lain pada tata
letak gambar rencana untuk penyesuaian terhadap pemilihan pabrikan atau pemasok oleh
Kontraktor.
Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan untuk mendapat persetujuan Direksi,
gambar-gambar detail (tidak terbatas) pada pemasangan, pondasi, tumpuan dan lain-lain.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menjamin ketepatan semua pondasi, tumpuan,
pemasangan dan lain-lain untuk alat yang dipilih.
Gambar-gambar dari pabrik/pemasok harus disediakan (tetapi tidak terbatas) seperti
berikut ini:
a. Pompa.
b. Kipas angin dan motor.
c. Katup dan penggerak.

3.2.4 Pekerjaan Listrik dan Instrumentasi


- Sertifikat-sertifikat yang berkaitan dengan:
a. Peralatan.
b. Bahan-bahan.
c. Pengujian.
- Jaminan-jaminan:
a. Jaminan dari pembuat alat dan perawatannya.
b. Jaminan tersedianya suku cadang.
c. Jaminan pengecatan.
- Petunjuk pemakaian: menunjuk pada Spesifikasi Teknik Bab 9.

- Gambar-gambar:
Tata letak sistem perlistrikan sebagaimana ditunjukkan dalam gambar rencana biasanya
diagramatis dan lokasi alat adalah kira-kira sehingga perlu penyesuaian yang dilaksanakan
oleh Kontraktor yang tergantung pada pemilihan pabrikan atau pemasok.
Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan untuk mendapatkan persetujuan Direksi,
rincian gambar-gambar konstruksi untuk semua bagian pekerjaan-pekerjaan termasuk
pemasangan alat. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap ketepatan semua
pemasangan, penempatan dan pondasi untuk semua jenis alat yang terpilih.
3.3 Laporan Kemajuan
Selama pelaksanaan pekerjaan, setiap hari ke sepuluh bulan berikutnya, Kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi Laporan Kemajuan Bulanan dalam rangkap 6 (enam) yang berisi
kemajuan pekerjaan yang sesungguhnya. Laporan ini dibagi menurut pekerjaan utama
berdasarkan kontrak yang tersusun dalam Lingkup Kontrak. Laporan tersebut harus berisi hal-
hal sebagai berikut:
A. Kemajuan pekerjaan selama satu periode pelaporan, yaitu pekerjaan yang telah selesai dan
yang sedang dikerjakan berikut dengan tanggal mulai, tanggal penyelesaian dan tanggal
perkiraan penyelesaian.
B. Pekerjaan-pekerjaan yang direncanakan akan dimulai untuk 2 masa pelaporan yang akan
datang berikut dengan perkiraan tanggal rencana mulai.
C. Uraian singkat mengenai kemajuan kontrak dan penjelasan dari setiap perubahan-
perubahan dari rencana kontrak serta perkiraan dampak perubahan tersebut berikut
tindakan perbaikan yang diusulkan.
D. Daftar alat yang digunakan di tempat pekerjaan selama masa pelaporan dan daftar alat
yang belum/tidak digunakan selama masa pelaporan.
E. Jumlah keseluruhan tenaga kerja yang sebenarnya dipekerjakan di tempat pekerjaan
selama masa pelaporan, yang dirinci atas jumlah karyawan di kantor, pengawas dan
pekerja kasar.
F. Perkiraan jumlah tenaga kerja dan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
yang sedang berlangsung dan direncanakan.
G. Laporan penerimaan bahan-bahan yang berisi tentang bahan yang diterima di tempat
pekerjaan, bahan yang seharusnya diterima tetapi belum masuk selama periode pelaporan,
dan perkiraan pengiriman bahan-bahan untuk setiap bulannya sampai pekerjaan selesai.
H. Daftar pengujian dan pemeriksaan bahan dan alat yang dipasang untuk pekerjaan
permanen.
I. Ikhtisar laporan atas semua aspek Program Keselamatan Kontraktor yang mencakup semua
jenis kecelakaan dan jumlah jam kerja hilang karena kecelakaan termasuk sub kontraktor.
J. Foto-foto yang menunjukkan kemajuan pekerjaan, minimal 8 (delapan) buah.
K. Grafik kemajuan fisik dan keuangan baik yang direncanakan maupun realisasinya.

SPESIFIKASI TEKNIK - 7
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

3.4 Gambar yang Sebenarnya Terpasang dan Penyerahan Data


Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak penyerahan pertama dari seluruh atau
sebagian pekerjaan, satu berkas gambar yang sebenarnya terpasang (as built drawing) yang
lengkap, data-data, kepustakaan pabrikan, pedoman pengoperasian, dan dokumen lainnya
yang berhubungan dengan pembangunan, bangunan, alat, sistem atau perlengkapan-
perlengkapan yang termasuk dalam pekerjaan, harus diajukan kepada Direksi untuk digunakan
dalam mengoperasikan dan memelihara hasil pekerjaan. Semua bahan yang diserahkan itu
harus dengan jelas diberi tanda “SEBENARNYA TERPASANG (AS BUILT)” dengan huruf balok.
Gambar dan dokumen yang sebenarnya terpasang yang diminta harus berisi hal-hal berikut:
A. Gambar dan lembaran data
Terdiri dari 1 (satu) rekalkir yang jelas dan 3 (tiga) cetak biru yang jelas.
B. Kepustakaan pabrikan
Terdiri dari 1 (satu) asli dan 10 (sepuluh) salinan yang jelas dapat dibaca.
C. Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan
Terdiri dari 1 (satu) asli dan 10 (sepuluh) salinan yang jelas dapat dibaca.
D. Daftar suku cadang
Terdiri dari 1 (satu) asli dan 10 (sepuluh) salinan yang jelas dapat dibaca.
E. Dokumen lain
Terdiri dari 1 (satu) asli dan 10 (sepuluh) salinan yang jelas dapat dibaca.

SPESIFIKASI TEKNIK - 8
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Daftar Alat
4 1
4.1 Lingkup
Untuk menjamin identifikasi semua alat, peralatan, jaringan kabel, jaringan pipa untuk
pengadaan, pemasangan, pengoperasian dan tujuan-tujuan pemeliharaan, sebuah daftar alat
harus dibuat oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
4.2 Daftar Alat
Kontraktor harus menyediakan dan bertanggung jawab atas daftar alat sebagai bagian dari
persyaratan kontrak untuk pemasangan oleh Kontraktor, Sub Kontraktornya atau tenaga ahli
teknis pemasangan yang mewakili pabrikan. Cara penyusunan daftar alat adalah mengikuti
aturan berikut ini:
- Kolom 1 : Nomor Etiket
Kontraktor harus membuat nomor etiket berupa tujuh angka dan huruf yang menunjukkan
sistem/subsistem, jenis alat dan urutan nomor. Urutan penomoran harus dibuat oleh
Kontraktor berdasarkan sistem penomoran sebagaimana disebut dalam subbab 6.3 berikut.
- Kolom 2 : Jenis Alat
Tata nama secara singkat dari alat/jenisnya harus dicantumkan. Data deskriptif seperti
ukuran dan parameter pengoperasian yang berlaku harus termasuk apabila perlu.
- Kolom 3 : Lokasi
Lokasi alat/jenisnya yang dipasang harus dicantumkan.
- Kolom 4 : Referensi dari Spesifikasi
Referensi yang dapat diterapkan terhadap spesifikasi konstruksi harus dicantumkan.
- Kolom 5 : Pabrikan (Pemasok)
Kontraktor harus mencantumkan nama dan alamat pabrikan atau pemasok.
- Kolom 6 : Model, Nomor Seri dan Identifikasi yang lain
Kontraktor harus mencantumkan nomor katalog milik pabrikan, nomor, nomor-nomor
bagian, nomor model, gaya, jenis, tarif dan setiap identifikasi lainnya yang diminta untuk
memudahkan identifikasi komponen alat.
- Kolom 7 : Catatan
Kontraktor harus membuat catatan, apakah alat tersebut masih standar atau sudah
mengalami modifikasi, atau apakah alat tersebut suatu alat yang khusus.
4.3 Sistem Penomoran
Sistem penomoran terdiri atas tujuh huruf dan angka. Huruf-huruf merupakan singkatan nama
alat dan digunakan pada awal penomoran sampai tiga huruf. Empat karakter yang tersisa
digunakan untuk lokasi, sumber, dan nomor alat. Bentuk umum penomoran adalah sebagai
berikut:
xxx - (xx) (xx)
Singkatan nama alat (1 sampai 3)
Lokasi, sumber dan nomor alat (4 sampai 7)
4.4 Etiket Identifikasi Alat
Kontraktor harus membuat etiket identifikasi komponen alat yang terdaftar. Etiket ini
berukuran 25 mm x 76 mm terbuat dari alumunium atau baja tahan karat dan
dibaut/ditempelkan pada komponen alat. Etiket ini ditulisi (tulisan harus permanen) petunjuk
referensi komponen alat tersebut.
4.5 Daftar Peralatan Khusus dan Peralatan Pengujian
Kontraktor harus membuat daftar peralatan khusus dan peralatan pengujian (apabila ada)
untuk setiap komponen alat, termasuk peralatan atau alat khusus yang digunakan untuk
komponen alat tersebut, atau komponen yang menggunakan alat yang tidak biasa
digunakan/diperlukan untuk pengoperasian dan pemeliharaan dan tidak biasa tersedia pada
karyawan pemelihara.
Pabrikan, pemasok atau subkontraktor akan diberi petunjuk oleh Direksi dalam persoalan
dokumen untuk melengkapi daftar peralatan, perbaikan, dan penggantian suatu alat. Daftar
tersebut harus mencakup:

A. Nomor Kontrak.
B. Fasilitas atau Sistem
1. Nama.
2. Sistem utama.
3. Sistem tambahan.
C. Fasilitas atau Sistem Jenis Alat
1. Tata nama.
2. Penentu referensi.

SPESIFIKASI TEKNIK - 9
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

D. Peralatan Khusus/Peralatan Penguji


1. Tata nama.
2. Maksud.
3. Nomor gambar atau nomor bagian pabrikan.
4. Nama dan alamat pabrikan.
5. Kuantitas yang direkomendasi oleh pabrikan.
6. Harga satuan.
7. Sumber suplai yang direkomendasi.
8. Perkiraan waktu persiapan.
E. Data lain yang berhubungan seperti toleransi peneraan dan persyaratan penyimpanan.

SPESIFIKASI TEKNIK - 10
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Penyimpanan Bahan,
Barang dan Peralatan
5 1
5.1 Lingkup
Bab ini menguraikan lokasi penyimpanan semua bahan-bahan, alat dan suku cadang serta
kaitannya dengan petunjuk dari pabrikan.
Spesifikasi ini tidak membebaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap penyimpanan yang
pantas dan efisien untuk semua bahan dan barang dimana Kontraktor bertanggung jawab
menurut ketentuan-ketentuan dalam Kontrak.
5.2 Syarat-Syarat Penyimpanan
Syarat-syarat penyimpanan yang baik harus diadakan untuk mengurangi kemungkinan
turunnya mutu. Syarat-syarat tersebut seperti disebutkan dibawah ini:
A. Gudang harus mampu melindungi semua bahan, barang dan peralatan yang disimpan dari
hujan, angin yang menghembuskan pasir dan debu, sinar matahari langsung (diatas 15oC,
dibawah 30oC) dan kelembaban yang tidak lebih dari 70%. Gudang harus mempunyai
ventilasi yang baik, bersih dan rapi.
B. Lantai harus kering dan bebas dari getaran.
C. Gudang harus terhindar dari asap penyebab karat.
D. Dinding dan lantai harus disikat secara berkala dan tetap dijaga kebersihannya.
E. Sedapat mungkin gudang harus bebas dari tikus dan serangga yang merugikan. Apabila
memungkinkan, barang-barang harus disimpan dalam tumpukan-tumpukan yang seragam
paling tidak 15 cm diatas lantai, dengan ketinggian tumpukan yang memudahkan
pemeriksaan.
F. Semua barang-barang harus diletakkan jauh dari dinding dan disimpan sedemikian rupa
sehingga terdapat lorong-lorong untuk mempercepat pemeriksaan menyeluruh.
5.3 Penerimaan dan Pengeluaran Barang-Barang
A. Apabila memungkinkan, semua barang-barang harus dibongkar di dalam gudang.
B. Apabila memungkinkan, barang-barang yang dikirim dengan peti-peti yang terlindung
harus dibongkar di dalam gudang dan diperiksa kelengkapannya, kerusakannya dan
penurunan mutunya, kecuali diduga rusak, maka peti tersebut tidak boleh dibongkar.
Panel-panel instrumen dan panel listrik harus dipak dengan baik sebelum dikirimkan agar
tahan lama dalam gudang yang kurang memenuhi syarat. Panel sebaiknya dibungkus
dengan kantung-kantung politin yang mengandung dessicant dan dengan hati-hari
diletakkan dalam kotak pembungkus. Peti pembungkus sebaiknya tidak dibuka (kecuali bila
telah turun mutunya atau rusak dalam perjalanan) sampai panel-panel tersebut digunakan
dan harus diperiksa dalam selang yang teratur seperti dirinci dalam subbab 7.4 dibawah.
C. Semua barang harus dilengkapi dengan lapisan pelindung. Pembungkus, blok kayu dan
tutupnya, dan sebagainya sebelum dikirim. Barang-barang harus selalu berada dalam
keadaan baik. Apabila setiap bentuk pelindung merosot mutunya, hilang atau rusak dalam
pengiriman, maka harus diganti, kecuali diduga ada kerusakan-kerusakan pada permukaan
barang, maka pelindungnya tidak boleh diganti. Setiap kerusakan pada lapisan pelindung
atau penutup harus segera diganti/diperbaiki. Bagian tertentu mungkin harus dicat kembali
pada selang yang teratur, hal-hal ini akan dicantumkan dalam Dokumen Kontrak atau
Dokumen yang menyertai barang-barang.
D. Pembukaan setiap peti yang berisi peralatan yang mudah pecah, alat elektronik, meteran-
meteran, pengontrol, dan lain-lain harus di dalam gudang dan dibawah pengawasan
mekanik yang ahli atau kepala tukang yang dapat diandalkan serta dihadiri pihak
berwenang yang ditunjuk oleh Direksi. Peralatan tersebut harus ditangani secara hati-hati.
5.4 Pemeriksaan Barang-Barang Dalam Gudang
Semua barang-barang harus diperiksa secara teratur terhadap tanda-tanda kerusakan berikut
ini:
A. Permukaan logam: berkarat dan berlubang.
B. Sambungan dan paking: mengeras, retak, hancur, memudarnya warna dan perubahan
bentuk.
C. Mesin: kekakuan dari bagian-bagian yang bergerak, karatan dan perubahan bentuk.
D. Permukaan-permukaan yang dicat : kerusakan pada pekerjaan cat dan karat.
E. Peti-peti yang isinya belum pernah dipindahkan (contoh: panel peralatan): kayu pemisah,
bentuk dan lubang simpul, bukan sambungan, penggerogotan kayu oleh binatang pengerat
dan serangga, lubang-lubang bor dan puing-puing.
F. Pembungkus dan kantung-kantung plastik: memudarnya warna, merosotnya mutu dan
sobek-sobek.

SPESIFIKASI TEKNIK - 11
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

5.5 Pencegahan Kerusakan Selama Penyimpanan


A. Mesin (termasuk motor dan katup yang digerakkan dengan motor)
1. Gerakan stasioner : apabila mesin tersebut dipasang dengan bantalan bola atau
bantalan bulat, penggetaran harus dilanjutkan untuk jangka waktu lama dalam keadaan
stasioner, kerusakan-kerusakan yang terjadi pada bantalan mungkin disebabkan
perkaratan yang berat. Untuk hal-hal tersebut maka harus diambil tindakan pencegahan
sebagai berikut:
a. Mesin yang menggunakan bantalan bulat tidak boleh diletakkan pada lantai yang
bergetar, selama penyimpanan.
b. Bila penyimpanan pada lantai yang bergetar tidak dapat dihindarkan, maka mesin
harus diletakkan pada blok karet yang tebal, gabus atau beludru.
2. Bagian-bagian yang dapat berputar harus diputar satu seperempat putaran seminggu
sekali.
3. Bagian-bagian yang bergerak harus dijalankan seminggu sekali. Perlakukan ini akan
membantu mengatasi bagian yang macet dimana berat atau tekanan merupakan faktor
yang penting dan untuk melumasi semua bagian mesin yang mendapat pelumas dari
sistem pelumasan mesin itu sendiri. Tindakan-tindakan tersebut dapat menolong untuk
menghindari kelelahan logam dan mengurangi kemungkinan kegagalan awal serta
menghindari karat.
4. Lembaran politin tidak boleh digunakan secara sembarangan untuk menutupi barang-
barang dari logam, karena pengembunan yang terjadi dapat menyebabkan karat dan
kerusakan pada lapisan cat permukaan.
5. Semua pencegahan pengkaratan bila perlu harus diperbaharui.
B. Alat-alat dan instrumen listrik
Alat-alat dan instrumen listrik yang halus harus disimpan dalam laci-laci dengan kertas
berbedak. Bagian dasar laci-laci tersebut harus diganjal dengan bahan yang lunak seperti
karet busa yang dimasukkan ke dalam amplop berbedak, atau kantung yang berisi kristal
silika yang harus diperiksa seminggu sekali untuk mendeteksi perubahan warna. Kristal-
kristal tersebut bila perlu harus diganti. Bahan-bahan higroskopis seperti serutan-serutan
kayu, serbuk gergaji, kain wol atau kain katun tidak diperbolehkan.
C. Kabel-kabel
1. Gulungan kabel harus diberi tanda panah pada arah putarannya diatas gulungan.
2. Kabel tidak boleh terkena radiasi sinar matahari langsung.
3. Setelah kabel dipotong, ujung kabel yang tertinggal pada gulungan harus disegel agar
tidak lembab.
D. Transformator
Apabila transformator dipasang dengan bantalan kristal silika, maka kristal silika harus
diganti secara berkala sesuai petunjuk pabrikan.
E. Motor Listrik
1. Motor listrik harus disimpan di dalam ruangan, bebas dari getaran dan harus diputar
satu seperempat putaran seminggu sekali.
2. Pengujian-pengujian insulasi harus dilaksanakan 14 hari sekali dengan penggunaan
megger 500 volt atau alat penguji ketahanan insulasi lainnya. Apabila ketahanan
insulasi kurang dari 0,5 mega ohms, maka harus dilakukan pengeringan yang
dilaksanakan oleh seorang ahli yang ditunjuk oleh Direksi.
F. Switchgear, Starter dan Peralatan Pelengkapnya
1. Semua switchgear, starter dan peralatan pelengkapnya yang disimpan lebih dari 3
bulan, bila memungkinkan harus disimpan dengan paking yang disegel yang berisi
kristal silika yang harus diganti seperlunya.
2. Semua switchgear, starter dan alat pelengkapnya (bukan alat pengontrol) yang
diserahkan tidak dalam paking bersegel dengan kristal silika, harus diuji ketahanan
insulasinya pada selang 14 hari dengan menggunakan sebuah megger 500 volt atau alat
penguji lainnya. Apabila ketahanan insulasinya kurang dari 0,1 mega ohms, maka
pengeringan harus dilakukan oleh seorang ahli yang ditunjuk oleh Direksi.
G. Alat Pengontrol
1. Alat pengontrol seperti perkakas elektronik, instrumen micro processor dan lain-lain
harus disimpan dalam paking bersegel yang berisi kristal silika yang harus diganti secara
berkala.
2. Apabila paking telah rusak sebelum diterima, peralatan tersebut harus diuji oleh ahli
yang ditunjuk oleh Direksi yang akan memberi saran tindakan yang harus diambil
sebelum pengepakan kembali.

SPESIFIKASI TEKNIK - 12
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

3. Alat pengontrol tidak boleh disimpan pada tempat yang bertemperatur kurang dari
10OC atau lebih dari 35OC, tempat dengan kelembaban lebih dari 70%. Tempat
penyimpanan alat pengontrol harus bebas dari getaran.
H. Fitting Lampu
Fitting lampu harus disimpan ditempat yang kering di dalam gudang, dalam paking yang
disediakan pabrikan.
I. Alat listrik yang kecil
Semua alat listrik yang kecil harus disimpan pada rak, dalam paking yang sudah disediakan
pabrikan.

J. Batang las
1. Batang las harus disimpan didalam kartonnya, diletakkan di dalam gudang, dan sesuai
dengan rekomendasi pabrikan.
2. Petugas gudang harus memberi cap tanggal penerimaan pada semua karton dan harus
mengatur pengiriman baru sedemikian rupa sehingga karton dengan tanggal
penerimaan yang lebih awal yang dipakai lebih dahulu.
K. Barang-barang besar yang disimpan di luar gudang
1. Barang-barang yang terlalu besar untuk disimpan di dalam gudang harus disimpan
ditempat yang kering dan tidak boleh langsung diatas permukaan tanah. Barang-barang
tersebut harus disimpan sedemikian rupa sehingga:
a. Derek dapat bergerak diantaranya.
b. Mudah dipindahkan.
c. Barang-barang tersebut tidak berubah.
d. Tidak ada kemungkinan untuk meletakkan beban.
e. Air tidak masuk kedalam alat, genangan air tidak terjadi di bawahnya atau
didaerah-daerah diluar dan yang berdekatan dengan daerah penyimpanan.
f. Komponen-komponen yang halus seperti sensor, instrumen dan operator klep, dan
lain-lain harus dilindungi dari radiasi sinar matahari langsung dan dibungkus dalam
paking bersegel yang berisi kristal silika secukupnya.
2. Barang-barang yang dibuka untuk pemeriksaan pada saat tiba di lokasi harus di tutup
kembali dengan baik dan disegel. Setiap kantung kristal silika harus diperiksa dan bila
perlu diganti sebelum disegel. Bungkus-bungkus yang dibuka waktu pemeriksaan harus
diganti kembali.
L. Pekerjaan rangka besi dan penulangan
1. Semua barang yang bisa masuk gudang harus disimpan didalam gudang, sedang yang
tidak masuk disimpan diluar sesuai dengan point M diatas.
2. Besi tulangan harus disimpan pada rak yang disetujui direksi dengan memisahkan jenis
dan ukurannya. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari karat,
vaseline, oli, kotoran, dan bahan yang merusak.
M. Semen dan agregat
1. Semua semen harus disimpan minimum 15 cm diatas tanah di dalam gudang tahan
cuaca, dianjurkan pada gudang tertutup. Semen tersebut hanya dapat diambil dari
penyimpangan dengan perintah pengiriman.
Agregat harus disimpan dengan cara yang dapat menghindarkan masuknya bahan-bahan luar.
Agregat yang berbeda ukuran harus disimpan di dalam tumpukan terpisah.

SPESIFIKASI TEKNIK - 13
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Pengujian dan Penyerahan


6
6.1 Lingkup
Bab ini merinci tanggung-jawab pengujian dan penyerahan yang diminta menurut kontrak ini.
6.2 Umum
Kontraktor harus menyerahkan jadwal pengujian yang diperlukan untuk penyerahan semua
alat-alat mekanik, listrik dan elektronik untuk pekerjaan-pekerjaan permanen kepada Direksi
untuk mendapat persetujuan. Jadwal tersebut harus diserahkan selambat-lambatnya 60 hari
sebelum tanggal penyelesaian.
Pengujian harus dibagi menjadi kategori-kategori berikut:
- Pengujian penerimaan pabrik.
- Pengujian penyerahan di lapangan.
Kontraktor menyerahkan nama-nama yang diusulkan dari setiap Dinas Pengujian yang akan
melaksanakan Pengujian Penerimaan Pabrik kepada Direksi untuk mendapat persetujuan,
selambat-lambatnya 30 hari sesudah berlakunya Kontrak.
Pengujian pabrik harus terdiri dari pengujian yang ditentukan dalam Program Pengawasan
Kualitas Kontraktor yang disetujui. Semua hasil pengujian tersebut harus diberi sertifikat oleh
Dinas Pengujian yang disetujui dan sertifikat tersebut diserahkan kepada Direksi.
6.3 Pengujian Penerimaan Pabrik
Pemberitahuan mengenai jadwal pengujian yang tepat harus diberikan oleh Kontraktor. Setiap
kekurangan-kekurangan dalam alat atau mutu pekerjaan yang ditemukan oleh pengujian ini
harus diperbaiki oleh kontraktor dengan biaya sendiri sebelum penerimaan pekerjaan.
Kontraktor harus menjamin bahwa pabrikan melaksanakan semua pengujian sesuai dengan
Spesifikasi Teknik dan Standar yang dapat diterapkan.
6.4 Pengujian Penyerahan
Pengujian penyerahan peralatan permanen harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
pabrikan dan prosedur pemasangan serta persyaratan-persyaratan Spesifikasi Kontrak.
Pengujian penyerahan harus menbuktikan bahwa fungsi unit-unit yang saling tergantung cukup
memuaskan satu dengan lainnya menurut pengoperasian dan pengawasan dalam keadaan
normal dan keadaan darurat. Apabila diperintahkan oleh Direksi, kesalahan dan kemacetan
harus disimulasikan untuk menunjukkan kelengkapan dan fungsi alat keselamatan.
Setiap penyesuaian atau tindakan perbaikan lainnya yang diminta, untuk menjamin
pelaksanaan pekerjaan keseluruhan yang baik, atau tahapan dari padanya, harus di laksanakan
oleh Kontraktor dengan biayanya sendiri hingga memuaskan Direksi sebelum Sertifikat
Penyelesaian bagi seluruh pekerjaan diterbitkan.

SPESIFIKASI TEKNIK - 14
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Persyaratan Pengoperasian
Dan Pemeliharaan
7 1
7.1 Pendahuluan
Bab ini menguraikan hal-hal yang diminta kepada Kontraktor untuk melengkapi cara
pengoperasian dan pemeliharaan (selanjutnya disingkat P dan P) alat-alat dan sistem.
7.2 Analisa Pengoperasian dan Pemeliharaan
Analisa ini menentukan kewajiban-kewajiban P dan P dalam hal (tapi tidak terbatas pada)
pemeliharaan periodik yang direkomendasikan, tingkat perbaikan, jumlah dan jenis karyawan,
perkakas khusus dan alat pengujian, dan perkiraan waktu pemeliharaan.
A. Kontraktor harus menyiapkan pedoman P dan P yang berisi instruksi yang terinci bagi
pengoperasian setiap sistem dalam keadaan normal, sebagai cadangan, dan dalam keadaan
darurat, serta tindakan-tindakan pemeliharaan yang perlu agar memenuhi persyaratan P
dan P.
Pedoman tersebut harus berisi prosedur sistem bertingkat P dan P yang harus dilaksanakan
oleh operator atau teknisi dan harus berisi hal-hal berikut ini:
1. Teori pengoperasian
Teori pengoperasian harus diuraikan secara singkat, termasuk parameter-parameter
pengoperasiannya yang saling berkaitan dengan sistem-sistem lain, alat-alat utama,
serta ciri-ciri fisik dan pengoperasiannya.
2. Pemeriksaan sebelum pengoperasian
Berisi langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang penting untuk pemeriksaan sistem,
mempersiapkan untuk pengoperasiannya dan menghentikan pengoperasian.
3. Pemeliharaan pencegahan
Semua pemeliharaan yang dilaksanakan secara periodik harus dijelaskan secara terinci,
seperti pengawasan, pelumasan, peneraan dan lain-lain.
4. Menentukan kesalahan
Berisi prosedur yang harus diikuti dalam menemukan penyebab kegagalan atau tidak
berfungsinya sistem. Penentuan kegagalan harus didasarkan pada dua hal yaitu dari
pengamatan secara visual dan dari alat pemantau. Kesalahan yang terjadi harus dibuat
daftarnya dan kesalahan yang sering terjadi diletakkan pada urutan yang pertama.
5. Pemeliharaan
Semua pemeliharaan yang dapat dilaksanakan pada peralatan yang terpasang,
termasuk pemindahan, penggantian dan perbaikan-perbaikan yang dapat dikerjakan
dengan peralatan yang telah terpasang harus dijelaskan secara rinci.
6. Perkakas khusus dan alat penguji
Perkakas khusus dan alat penguji yang diperlukan untuk mendukung pemeriksaan dan
pemeliharaan harus dicantumkan pada buku pedoman.
B. Data-data berikut ini harus diminta dari semua pemasok sebagai bagian dari kewajiban
mereka. Kontraktor harus menyusun data-data yang diminta tersebut sebelum diserahkan
kepada Direksi. Semua data tersebut harus dicantumkan dalam buku pedoman.
1. Brosur-brosur dari pabrik.
2. Katalog-katalog.
3. Bagan-bagan.
4. Kurva pelaksanaan.
5. Pemasangan, pengoperasian serta instruksi pelayanan dan gambar-gambar.
6. Buletin-buletin perbaikan.
7. Gambar-gambar khusus seperti diagram jaringan, sistem bagan, diagram aliran udara
dan cairan, diagram logika, dan gambar tata letak panel.
8. Lembaran bagian yang terinci.
9. Gambar-gambar pemasangan.
10. Data-data pelaksanaan seperti kecepatan maksimum, kecepatan minimum, kecepatan
yang disarankan, kapasitas, voltase, watt, ampere, tekanan, nilai aliran, turunnya
tekanan, temperatur dan lain-lain yang berkaitan dengan informasi pengoperasian.
11. Prosedur pengoperasian.
12. Pemeliharaan pencegahan dan persyaratan pemeriksaan serta prosedur-prosedurnya.
13. Prosedur pengoperasian darurat.
14. Prosedur pemindahan dan pemasangan.
15. Prosedur pembongkaran dan pemasangan.
16. Petunjuk peneraan termasuk penerapannya, frekuensi peneraan metode peneraan, dan
alat-alat khusus yang diperlukan.

SPESIFIKASI TEKNIK - 15
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

17. Prosedur penyelesaian masalah.


18. Petunjuk-petunjuk perbaikan.
19. Petunjuk pengawasan terhadap karat.
20. Petunjuk pelumasan termasuk penerapannya, frekuensi pelumasan, jenis dan tingkat
pelumasan, serta metode pelumasan.
21. Petunjuk-petunjuk pembersihan.
22. Perkakas khusus serta alat penguji.
7.3 Kriteria Pemeliharaan
Prosedur-prosedur P dan P harus diatur sedemikian rupa sehingga semua kegiatan pemeliharan
pencegahan yang dibutuhkan dapat dilaksanakan tanpa mengganggu pengoperasiannya.
Prosedur ini harus menekankan pada hal-hal yang mudah dilaksanakan seperti cara
pemindahan dan penggantian komponen alat yang praktis, petunjuk visual dari penurunan
mutu komponen dan lokasi-lokasi kerusakan.
7.4 Data Logistik
Kontraktor harus menyediakan rencana logistik P dan P yang mencakup (tapi tidak terbatas
pada) aspek-aspek dibawah ini. Data-data yang penting harus disediakan untuk memenuhi
persyaratan logistik P dan P, penunjang, dan prosedurnya. Persyaratan logistik P dan P yang
minimum mencakup:
A. Penentuan lingkup pemeliharaan pencegahan yang harus dilaksanakan pada alat yang
sudah dipasang.
B. Penentuan peralatan yang memerlukan penanganan khusus atau pemeliharaan yang
khusus.
C. Penentuan waktu persiapan pengadaan dengan mempertimbangkan lama pemesanan dan
pengiriman ke lokasi bagi alat atau suku cadang yang kritis keadaannya serta jumlah
minimum dan maksimum permintaan.
D. Penentuan tingkat keterampilan karyawan P dan P.
E. Penentuan persyaratan latihan.
F. Perumusan peraturan pengoperasian bagi keselamatan karyawan.
G. Daftar utama alat-alat.
H. Kartu pengenal alat.
I. Daftar perkakas khusus dan alat penguji.
7.5 Suku Cadang
Kontraktor harus melengkapi alat dan bahan-bahan yang dipasok dengan suku cadang yang
penting untuk memudahkan pemeliharaan semua sistem selama tahap awal pengoperasian dan
tahap pengesahan.
Daftar urut suku cadang dengan berdasarkan abjad, harus diserahkan kepada Direksi untuk
pemeriksaan.
Kontraktor harus mendapatkan daftar harga dan daftar suku cadang penting yang
direkomendasikan, dari para penjual dan para subkontraktor pada waktu menerima tawaran
pemasokkan, untuk menjamin pengoperasian selama 2 (dua) tahun berturut-turut secara
normal mulai dari tanggal penyerahan. Kontraktor juga harus mendapatkan daftar harga dan
daftar pemeliharaan perkakas khusus dan alat penguji yang direkomendasikan. Berdasarkan
data pabrikan serta daftar alat dan analisa P dan P yang telah disetujui, Kontraktor harus
menentukan dan melengkapi setiap unit alat dengan Daftar Suku Cadang yang
Direkomendasikan (DSCR), sebagaimana yang dirinci dibawah ini. DSCR tersebut harus
mencakup semua suku cadang, penggantian dan pemasangannya, serta bagian-bagian yang
diperbaiki dan bahan-bahan untuk menunjang penggantian atau perbaikan semua alat
termasuk alat bangunan.
Semua suku cadang yang tidak digunakan pada tahap awal pengoperasian dan tahap
penyerahan harus dicantumkan dalam DSCR, suku cadang dan daftarnya harus diserahkan
kepada pemilik.
Semua persyaratan pengujian, jaminan kualitas, perlindungan, penyimpanan dan penanganan
yang tertera dalam spesifikasi untuk alat, peralatan pabrik, dan bangunan juga harus disediakan
suku cadangnya. Persyaratan suku cadang harus berdasarkan pada bagian berikut ini:
- Kerusakan, pengkarat, atau erosi selama pengoperasian biasa.
- Kegagalan yang dapat menyebabkan berhentinya alat.
- Kerugian atau kerusakan selama pemeriksaan alat.
Tambahan pertimbangan harus diberikan untuk:
- Suku cadang hanya tersedia dari sumber pemasok yang jauh.
- Suku cadang dengan masa pengiriman tidak normal.
- Suku cadang dapat saling dipertukarkan, suku cadang alternatif, suku cadang substitusi,
agen-agen, wakil-wakil, persediaan setempat dan lain-lain.

SPESIFIKASI TEKNIK - 16
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Kontraktor harus menyediakan DSCR berdasarkan atas daftar alat, data pabrikan, dan analisa P
dan P yang telah disetujui untuk menunjang semua sistem, baik selama pemasangan, tahap
awal pengoperasian, tahap pengesahan, serta untuk periode 2 bulan sesudahnya.
DSCR harus memuat unsur-unsur dan data-data berikut:
- Kolom 1 : referensi yang ditunjuk
Referensi yang ditunjuk (nomor etiket) dari komponen alat adalah sebagaimana yang
ditunjukkan pada daftar alat yang telah disetujui.
- Kolom 2 : komponen/bagian
Pencantuman pertama bagi setiap etiket komponen adalah tata nama komponen yang
ditunjukkan pada daftar alat yang telah disetujui. Semua barang dibawah komponen
beretiket adalah urut-urutan nama suku cadang yang direkomendasikan.
- Kolom 3 : umur perbaikan
Berisi perkiraan umur pengoperasian dari komponen sampai aus atau harus diganti. Umur
perbaikan harus mencantumkan daur pengoperasian (DPo), jam pengoperasian (JPo) atau
jam pemasangan (JPs).
- Kolom 4 dan 5 : suku cadang/kualitas/unit
Berisi kuantitas suku cadang yang direkomendasikan oleh pabrikan selama 24 bulan
pengoperasian. Untuk jenis barang yang serupa dalam sistem yang sama, kuantitas yang
direkomendasikan harus diperkirakan bagi semua jenis. Catatan untuk jenis serupa ini harus
direferensikan di kolom pada baris pertama.
- Kolom 6 : pabrik
Berisi nama, alamat, nomor telepon dan telex dari pabrik atau pemasok suku cadang.
- Kolom 7 : harga satuan
Berisi katalog harga setiap jenis. Apabila tidak tersedia harus dicatat perkiraan perkiraan
harga perunitnya. Cantumkan huruf “pkr” pada harga perkiraan.
- Kolom 8 : waktu persiapan pengadaan
Berisi perkiraan waktu mulai dari diterimanya pesanan pembelian oleh pabrikan atau
pemasok sampai penyerahan suku cadang kepada pemilik. Cantumkan juga satuan
waktunya (hari, minggu atau bulan).
- Kolom 9 : nomor-nomor bagian
Berisi nomor identifikasi pabrikan bagi suku cadang yang direkomendasikan. Nomor ini
bisa nomor bagian, nomor katalog, atau nomor gambar. Khususkan nomor yang
digunakan.
- Kolom 10 : catatan
Berisi jumlah pengadaan yang normal apabila berbeda dengan unit yang digunakan pada
kolom. Cantumkan tanggapan penjelasan lainnya yang diperlukan.
Kontraktor harus menyerahkan DSCR lengkap dengan gambar kerja untuk pemeriksaan dan
persetujuan dalam jangka 60 hari sesudah persetujuan 90% atas gambar kerja.
DSCR untuk setiap unit alat yang lengkap harus diserahkan kepada Direksi bersama-sama
dengan salinan keterangan yang diperoleh dari para penjual atau para subkontraktor.
Direksi akan mengembalikan salinan DSCR kepada Kontraktor dengan menegaskan jenis-jenis
yang diperlukan. Sebuah ketetapan akan dibuat pada Daftar Tarif dan Harga untuk
mencantumkan biaya pemasokan dan pengiriman bagi suku cadang yang direkomendasikan
selama 2 tahun.
Sesudah itu kontraktor harus membeli dan memeriksa jenis-jenis tersebut dan menjamin bahwa
jenis-jenis tersebut akan diserahkan sebelum Penerimaan Awal. Pembayaran kepada Kontraktor
akan berdasarkan atas jenis yang ditegaskan oleh Direksi dan harga satuan yang diberikan
dalam DSCR.
Selama pelaksanaan pekerjaan tersebut, Kontraktor tidak boleh menggunakan setiap suku
cadang yang diperoleh menurut ketentuan diatas tanpa persetujuan Direksi. Pemasokan suku
cadang oleh Kontraktor tidak membebaskan Kontraktor dari jaminan dan kewajibannya
lainnya menurut Kontrak.
Penyerahan dokumen seperti dijelaskan diatas sesuai dengan Bab 5 spesifikasi ini, demikian
juga untuk penyerahan dokumen yang lainnya.
7.6 Pelumasan
Kontraktor harus menyediakan daftar minyak pelumas untuk semua alat dan sistem yang
dipasang dalam proyek ini, dengan memberikan kualitas minyak pelumas, waktu penggantian,
jumlah dan lain-lain.

SPESIFIKASI TEKNIK - 17
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Pekerjaan Beton
8 1
8.1 Lingkup
Lingkup pekerjaan ini meliputi spesifikasi rinci tentang pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan
dengan pekerjaan beton.
8.2 Kode dan Standar
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan selanjutnya, maka sebagai da-sar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:
- Standar Industri Indonesia (SII).
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971)-NI-2.
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)-NI-3.
- Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (511 0052-80).
- Standar Konstruksi Bangunan Indonesia 1.4.53.1989-UDC:693.5 dari Tata Cara
Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-1991-03).
- Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
- ASTM C-150 ”Specification for Portland Cement".
- ASTM C-33 "Standard Specification for Concrete Aggregates”.
- "American Society for Testing and Materials (ASTM)".
- "American Concrete Institute (ACI-318)".
- British Codes CP-110 and BS-8110.
- “American Welding Society (AWS)”.
- DIN 1048
Peraturan-peraturan dari luar negeri seperti ACI code, JIS, BS, dsb. dapat digunakan sepanjang
hal-hal yang diatur tidak terdapat di dalam peraturan Indonesia.
Peraturan-peraturan yang diperlukan harus disediakan Kontraktor di "site".
8.3 Material
8.3.1 Semen
Semen harus semen portland tanah sulfat dengan persyaratan semen dari SII 0013-77 dan harus
sesuai dengan persyaratan dari ASTM C-150-71 untuk semen tipe II untuk bangunan di laut,
dan ASTM C 150 untuk semen tipe I untuk gedung-gedung dan bangunan lain.
Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya atau yang telah mengandung gumpalan-
gumpalan tidak akan digunakan.
Kantong-kantong semen harus disimpan ditempat tertutup dan tidak boleh diletakkan langsung
diatas lantai gudang. Ketinggian susunan kantong semen tidak boleh melebihi 2 meter.
Semen harus diuji dahulu atas keputusan Direksi menurut standar ASTM/SII.
8.3.2 Agregat
Agregat beton harus berasal dari sumber-sumber yang telah disetujui Direksi dan me-menuhi
syarat-syarat dalam NI atau standar lain yang disetujui Direksi/Pengawas Pe-kerjaan.
Agregat harus bersifat tidak bereaksi dengan alkali yang potensial.
Agregat beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan PB 1971 0052-80, dan ASTM C-
33. Agregat harus diuji sesuai dengan BS-5835/SII-0455-81.
8.3.3 Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus mendapat persetujuan Direksi. Air harus
tawar, cukup jernih, dan bebas dari minyak, asam, alkali, tumbuh-tumbuhan serta bahan-
bahan lain yang merusak.
Prosedur-prosedur P dan P harus diatur sedemikian rupa sehingga semua kegiatan pemeliharan
pencegahan yang dibutuhkan dapat dilaksanakan tanpa mengganggu pengoperasiannya.
Prosedur ini harus menekankan pada hal-hal yang mudah dilaksanakan seperti cara
pemindahan dan penggantian komponen alat yang praktis, petunjuk visual dari penurunan
mutu komponen dan lokasi-lokasi kerusakan.
8.3.4 Penulangan
Setiap jenis baja tulangan yang digunakan untuk penulangan beton harus merupakan produksi
pabrik baja yang dikenal dan dapat menunjukkan sertifikat standar mutu, se-sesuai dengan
standar yang diikuti dan harus disetujui oleh Direksi/Pengawas Pekerja-an.
Penulangan harus sesuai dengan standar yang berlaku dan harus sesuai dengan Gam-bar
Rencana dan Spesifikasi Teknik ini.
Mutu baja tulangan yang digunakan mengikuti Standar Nasional Indonesia. Baja tu-langan
harus memenuhi persyaratan SII 0136-84, sedang kawat pengikatnya harus memenuhi
persyaratan SII 0162-81.
Untuk baja tulangan diameter ≥ 13 mm, dipakai jenis baja tulangan berulir (deformed bar)
dengan kekuatan leleh (yield strength) 400 MPa. Sedangkan untuk baja tulangan dengan

SPESIFIKASI TEKNIK - 18
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

diameter < 13 mm, dipakai jenis baja tulangan polos dengan kekuatan leleh (yield strength)
240 MPa.
Pengelasan penulangan harus sesuai dengan AWS DI.2.1.
Baja tulangan harus disimpan dalam rak diatas tanah, diletakkan mendatar dan ditun-jang
untuk panjangnya, ikatan-ikatan harus diberi tanda secara jelas dan dipasang tanda-tanda
pengenal pabrik-pabriknya. Baja tulangan harus dilindungi dari kelem-baban, hujan dan
sebagainya. Batang baja yang berkarat harus dibersihkan sehingga memuaskan Direksi sebelum
digunakan.
Biaya untuk menjaga posisi penulangan seperti yang terlihat pada Gambar Rencana dianggap
telah termasuk dalam harga-harga pekerjaan beton.
8.4 Pengujian Bahan-Bahan
Apabila diperlukan, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semen, air, agregat dan
baja tulangan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. Penyerahan ini harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga Direksi mempunyai waktu yang cukup untuk me-minta contoh-
contoh yang lain, memilih dan menguji bahan-bahan tersebut sebelum digunakan.
Apabila dalam masa pelaksanaan, sumber-sumber atau bahan-bahan tersebut harus diubah
contoh-contoh dari sumber-sumber yang baru dan atau bahan-bahan yang baru harus
diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya sebelum bahan-bahan tersebut
digunakan.
8.5 Pembuatan Beton
Semua beton dalam segala hal harus disesuaikan dengan persyaratan dari CP-110 BS-1881 atau
PBI 71. Kalau beton dibuat atau dicor dalam keadaan cuaca panas, segala tindakan pencegahan
harus diambil untuk menjaga beton dari keretakan.
Beton harus dicampur dalam suatu pengaduk mekanis yang telah disetujui dan tidak berhenti
sampai bahan-bahan tercampur merata dan warnanya sama.
Apabila digunakan semen yang cepat mengeras, maka kekuatan beton 7 hari harus sama
dengan kekuatan beton 28 hari untuk semen portland biasa.
Pembetonan untuk rongga yang sempit, jika diberi petunjuk oleh Direksi harus dise-diakan
pembukaan sementara pada sisi-sisinya untuk memudahkan pengecoran dan konsolidasi dari
beton.
Blok pemasangan, ujung siku-siku, batang, baut angker, penahan baut, saluran dan semua yang
harus dipasang kedalam beton pada waktu pengecoran, lubang-lubang, celah-celah, alur-alur
dan sebagainya harus secara tepat dipasang bila beton dicor. Tanpa mendapatkan izin tertulis
dari Direksi, tidak ada bagian-bagian dari beton yang akan dipotong untuk keperluan tertentu
atau untuk alasan-alasan apapun.
Kontraktor harus selalu memberitahu Direksi jadwal pekerjaan pembetonan dan per-syaratan
mereka untuk bukti penerimaan informasi yang diperlukan tentang pence-takan hal-hal
tersebut dalam beton.
8.6 Bekisting
Semua bekisting dan penunjangnya harus direncanakan oleh Kontraktor. Gambar-gambar
usulan harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuannya se-belum pekerjaan
dimulai.
Untuk permukaan yang terlihat harus digunakan bekisting yang dapat menghasilkan
permukaan yang halus. Sambungan-sambungan bekisting harus diatur dengan suatu pola yang
telah disetujui Direksi.
Persetujuan dari Direksi tidak membebaskan tanggung-jawab Kontraktor apabila ter-jadi
kecelakaan atau kerusakan pada pekerjaan beton yang timbul akibat pembukaan bekisting.
Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan cara yang teratur untuk menghindari
pembebanan secara tiba-tiba. Pembukaan bekisting paling cepat adalah 1 (satu) minggu setelah
beton mengeras atau atas persetujuan Direksi. Pembukaan bekisting kurang dari satu minggu
diperbolehkan apabila sudah diperhitungkan dalam perencanaannya dan harus mendapat
persetujuan Direksi.
Bekisting yang tidak disangga boleh dibuka apabila terjamin keseimbangannya serta bentuk
yang diinginkan tercapai dan rata-rata tegangan kubus dari tiga percobaan paling sedikit 140
kg/cm2.
Bekisting dari besi harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari karat untuk mencegah
perubahan warna dari permukaan beton.
8.7 Penempatan Tulangan
Sebelum ditempatkan, tulangan harus dibersihkan dari karat dan bahan-bahan lain yang dapat
menghancurkan atau mengurangi daya lekat. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
harus dijaga posisinya.

SPESIFIKASI TEKNIK - 19
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Selimut beton, penempatan tulangan, jarak antar tulangan, jajaran, penyambungan dan
pembengkokan harus sesuai dengan persyaratan PBI 71, CP-110, BS-4466 dan persyaratan dari
pembuat baja tulangan.
Penulangan harus sesuai dengan standar yang berlaku dan harus sesuai dengan Gam-bar
Rencana dan Spesifikasi Teknik ini.
Biaya untuk menjaga posisi penulangan seperti yang terlihat pada Gambar Rencana dianggap
telah termasuk dalam harga-harga pekerjaan beton.
8.8 Pengangkutan Beton
Beton harus diangkat secepat mungkin dari tempat pencampuran ke lokasi penge-coran tanpa
pemisahan atau kehilangan bahan-bahan yang dikandungnya. Semua peralatan yang
digunakan untuk pengangkutan beton harus dijaga tetap bersih dan harus dibersihkan jika
proses pencampuran telah selesai.
8.9 Pengecoran
Pengecoran dilakukan sebelum beton mulai mengeras atau paling lama 30 (tiga puluh) menit
setelah pencampuran. Pengecoran dilakukan sedemikian rupa untuk menghin-dari pemisahan
bagian-bagian kasar dan halus dari adukan. Pengecoran harus dilaku-kan pada keadaan
sedemikian rupa sehingga setiap saat keadaan beton adalah plastis dan mengalir dengan
mudah di antara tulangan.
Beton yang sebagian telah mengeras atau telah tercampur dengan bahan-bahan dari luar tidak
boleh digunakan lagi. Beton yang dilembutkan kembali atau dicampur kem-bali setelah
pengikatan awal tidak boleh digunakan kecuali atas persetujuan Direksi.
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 1.5 meter dan tidak diperkenan-kan
menimbun beton dalam jumlah banyak di suatu tempat dengan maksud untuk ke-mudian
meratakannya sepanjang acuan.
Pengecoran untuk lapisan yang tebal harus benar-benar dikontrol unutk mengurangi masalah-
masalah yang disebabkan oleh pengeringan akibat panas, meskipun digunakan semen yang
tidak cepat mengering.
Alat penggetar dengan frekuensi tinggi harus digunakan untuk pemadatan beton pada semua
keadaan. Alat penggetar harus disetujui oleh Direksi dengan frekuensi mini-mum sekitar 7.000
impuls per menit dan slump yang ditimbulkan adalah 25 mm untuk jarak paling sedikit 500
mm dari alat penggetar. Alat penggetar tidak boleh terlalu dekat dengan bekisting dan
tulangan atau digunakan sebagai alat pengalir/penyebar beton. Alat penggetar tidak boleh
digunakan pada satu tempat untuk waktu yang lama karena akan memisahkan beton.
8.10 Perawatan Beton
Beton harus dilindungi dari semua hal yang merusak seperti sinar matahari, kelem-baban, dan
angin yang kering selama pengerasan. Perlindungan ini harus dilakukan secepat mungkin
setelah penyelesaian permukaan horisontal dan atau pembukaan bekisting samping.
Perlindungan dilakukan dengan cara yang telah disetujui.
Perawatan dengan tekanan uap tinggi, penguapan pada tekanan atmosfir, panas dan lembab,
atau proses-proses yang lain, boleh digunakan untuk mempercepat tercapai-nya kekuatan
tekan dan mengurangi waktu perawatan hanya jika disetujui oleh Direksi.
Perawatan yang dipercepat harus memberikan suatu kekuatan tekan beton pada suatu tahap
pembebanan, paling tidak sama dengan kekuatan tekan rencana yang diperlukan pada tahap
beban tersebut.
8.11 Kualitas Beton
Campuran beton harus dibuat dengan persyaratan sebagai berikut:
Ukuran Maksimum Karakteristik Kekuatan (28
Jenis
Agregat hari)
175 kg/cm2
Beton precast 25 mm
(dermaga)
8.12 Percobaan Beton
Kontraktor harus melakukan percobaan yang diperlukan sesuai CP-110 dan PBI 1971.

SPESIFIKASI TEKNIK - 20
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Breakwater
9 1
9.1 Lingkup
Bab ini mencakup penyediaan semua peralatan, bahan-bahan, tenaga kerja serta pelaksanaan
pekerjaan yang diperlukan bagi pembuatan Breakwater.
9.2 Material
Material yang digunakan untuk pembangunan Breakwater yaitu dari batu dan Kubus Beton.
Dimensi batu dan Kubus Beton dapat dilihat pada Laporan Final.
9.3 Letak dan Elevasi
Letak dan elevasi Breakwater kondisi eksisting dan rencana perbaikan/pengembangan
ditunjukkan pada Gambar Rencana.
9.4 Pelaksanaan Konstruksi Breakwater
Tahapan-tahapan pelaksanaan konstruksi breakwater dijelaskan sebagai berikut:
9.4.1 Pemasangan Titik Ikat Dan Titik Kontrol
Setiap titik-titik pada sumbu breakwater sesuai dengan layout yang telah direncanakan
konsultan perencana diikatkan pada sebuah titik referensi (benchmark) yang telah diketahui
koordinatnya, misalnya (X0,Y0,Z0). Titik-titik lainya dibuat dengan patok beton/kayu.
Jumlah patok dan jarak setiap patok bervariasi tergantung pada layout yang direncanakan.
Selain itu titik ikat juga berguna untuk mengontrol elevasi breakwater.
Peralatan yang digunakan dalam pemasangan patok adalah rambu ukur, theodolit atau
waterpass.
9.4.2 Penempatan Bahan inti (Core Materials)
A. Pengangkutan Bahan Inti ke Lokasi
Dari quarry/stockyard bahan inti diangkut dengan dumptruck sampai ke dermaga. Kemudian
bahan inti diangkut ke lokasi penimbunan dengan menggunakan flat-top barge. Di atas flat-top
barge tersebut dipasang excavator yang akan membongkar dan menimbun bahan inti di lokasi
yang telah ditentukan. Flat-top barge ditarik ke lokasi dengan menggunakan tug-boat.
B. Penimbunan Bahan Inti
Penimbunan bahan inti ke badan breakwater menggunakan excavator
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan penimbunan adalah:
- Cadangan material harus sudah tersedia di lokasi dalam jumlah yang cukup sebelum
pelaksanaan kontruksi dimulai.
- Peralatan kerja yang diperlukan telah siap di lokasi pekerjaan, alokasi peralatan di
lapangan dan koordinasinya dengan operator/pekerja yang tersedia telah direncanakan
dengan baik.
Penimbunan bahan inti ke badan breakwater menggunakan excavator yang ditempatkan di
atas flat-top barge. Kegiatan ini perlu dibantu dengan penyelam untuk mengarahkan posisi
penimbunan di bawah air.
Sebagian besar bahan inti memiliki gradasi yang tidak seragam, hal ini akan menyebabkan
bongkah yang lebih besar jatuh dahulu dan terakumulasi di bagian tumit timbunan. Untuk
mengatasi masalah tersebut bahan inti perlu dipisahkan dalam dua kategori yaitu bahan inti
kasar dan bahan inti halus. Bahan inti yang lebih halus ditimbun terlebih dahulu sebagai alas
untuk bahan inti kasar.
Penimbunan bahan inti tidak dilakukan sekaligus sampai selesai, tetapi dibagi menjadi menjadi
beberapa bagian. Setiap bagian harus diselesaikan sekurang-kurangnya sampai penempatan
batu lapis kedua.
9.4.3 Produksi dan Penempatan Batu Lapis Pertama (Kubus Beton)
A. Pembuatan Kubus Beton
Produksi kubus beton dilakukan dibuat ditempat yang kering, adapun tahapan pembuatan
kubus beton adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan bekisting kubus beton dilakukan dari besi. Bekisting terdiri dari dua bagian dan
kedua bagian tersebut disambungkan dengan kawat atau suatu pengait yang terbuat dari
material baja.
2. Pengecoran dilakukan sebelum beton mulai mengeras atau paling lama 30 (tiga puluh)
menit setelah pencampuran. Pengecoran dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari
pemisahan bagian-bagian kasar dan halus dari adukan. Pengecoran harus dilakukan pada
keadaan sedemikian rupa sehingga setiap saat keadaan beton adalah plastis dan mengalir
dengan mudah di antara tulangan.
3. Alat penggetar dengan frekuensi tinggi harus digunakan untuk pemadatan beton pada
semua keadaan. Frekuensi Alat penggetar minimum sekitar 7.000 impuls per menit dan
slump yang ditimbulkan adalah 25 mm untuk jarak paling sedikit 500 mm dari alat

SPESIFIKASI TEKNIK - 21
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

penggetar. Alat penggetar tidak boleh terlalu dekat dengan bekisting dan tulangan atau
digunakan sebagai alat pengalir/penyebar beton.
4. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan cara yang teratur untuk menghindari
kerusakan pada kubus beton.
B. Penempatan Lapisan Pelindung (Kubus Beton)
Lapisan pelindung merupakan bagian terpenting dalam kestabilan breakwater secara
keseluruhan. Hendaknya lapisan pelindung sesegera mungkin dipasang setelah lapisan batu inti
terpasang, ini ditujukan untuk mengurangi kerusakan yang mungkin terjadi pada lapisan ini
yang dikarenakan oleh gelombang.
Dalam penempatan lapisan pelindung, proses pemasangan dimulai dari ujung breakwater
hingga ke pangkal breakwater. Proses mobilisasi dan instalasinya hampir sama dengan
pemasangan lapisan inti (core material), dimana armor unit yang telah dibawa dari stockyard
dengan menggunakan ponton dipindahkan sesuai kapasitas oleh excavator pada bagian atas
dari lapisan inti hingga membentuk slope (kemiringan) yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam melakukan instalasi lapisan pelindung hendaknya antara unit armor yang satu dengan
yang lainya mengalami interlocking yang baik. Ini ditujukan agar menjegah keruntuhan dan
daya redam yang tinggi.

SPESIFIKASI TEKNIK - 22
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Reklamasi
10 1
10.1 Lingkup
Bab ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan reklamasi. Reklamasi
yang dilaksanakan pada pekerjaan ini, merupakan reklamasi wilayah yang akan digunakan
untuk aktifitas di darat dan di laut.
10.2 Daerah Reklamasi
Daerah/lokasi yang akan direklamasi seperti ditunjukkan pada Gambar Rencana.
Kontraktor harus mereklamasi daerah yang ditunjuk sampai elevasi dan lereng yang telah
ditentukan.
Reklamasi harus dilaksanakan pada daerah-daerah yang dibatasi tanda-tanda sesuai dengan
Gambar Rencana. Reklamasi di luar batas yang tidak sesuai dengan Gambar Rencana tidak
akan diperhitungkan sebagai progres pekerjaan yang akan dibayar.
10.3 Material
Material timbunan reklamasi yang dipakai untuk reklamasi harus memenuhi syarat-syarat:
1. Diameter butiran maksimum adalah 50mm
2. Material butiran dengan ukuran lebih besar dari 2mm tidak lebih dari 30%.
3. Material butiran dengan ukuran lebih kecil dari 0,08 mm sebanyak 5-12%.
4. Koefisien Permeabilitas minimum adalah 1x10-5 m/detik.
Bahan yang digunakan untuk drainase vertikal adalah Prefabricated Vertical Drain (PVD), yang
dipasang dengan susunan triangular dengan jarak 1 m dan elevasi pemasangan dari elevasi
rencana +3m sampai dengan -30m LWS. Peralatan yang dipakai untuk memasang PVD adalah
crawler crane berkapasitas 35 ton. Spesifikasi PVD adalah:
1. Terdiri dari dari drain core dan drain jacket.
2. Lebar 100mm dan tebal 4 mm.
3. Discharge capacity pada keadaan 4oo Kpa, i=1 adalah sebesar 25 cm3 per detik.
4. Ukuran pori-pori 90-80 microns dan elongation lebih besar dari 20%.
5. Filter cover permeability dan axial permeability 10-5 m/detik.
6. Tensile strength minimum = 2000 N, Puncture strengh minimum = 1200 N.
Geosynthetic dipasang pada sisi dalam dinding penahan, sebagai filter antara material
timbunan reklamasi dengan material talud yang bersangkutan. Spesifikasi teknik geosinthetic
adalah sebagai berikut:
1. Terbuat dari bahan geotextile non woven.
2. Nominal mass 200 gr/m2
3. Thickness under pressure (2kPa) = 2mm.
4. Tensil strength = 13,9 kN/m
5. Grab strengh = 835 N
6. Puncture strengh = 2300 N
7. Vertical permeability under pressure (2kPa) 0,004m/detik.
8. Vertical waterflow under pressure (2kPa)= 200 l/m/detik.
9. Horizontal permeability within sheet under pressure (2kPa) = 0,01 m/detik.
10. Horizontal waterflow within sheet unde pressure (2kPa)=72 l/m-h
10.4 Peralatan Pekerjaan
Penggunaan peralatan merupakan salah satu cara meningkatkan produktivitas kerja dan
menghemat waktu kerja. Dengan adanya peralatan maka tenaga kerja manusia dapat bekerja
secara efesien dan efektif. Dalam pekerjaan causeway dan reklamasi ini perlatan yang
digunakan adalah:
a. Dump Truck
Alat ini digunakan sebagai alat mobilisasi material dan bahan yang akan digunakan dalam
pekerjaan ini. Fungsi alat ini, antara lain:
1. Mobilisasi material tanah yang akan digunakan sebagai bahan urugan pada lokasi
reklamasi.
2. Mobilisasi material batuan inti (core) ataupun armor yang digunakan pada breakwater.
3. Mobilisasi bahan yang akan digunakan pada pembangunan breakwater, seperti:
geotekstil, vertkal drain.
b. Bull Dozer
Alat ini digunakan untuk meratakan tanah urugan pada lokasi reklamasi.
1. Hydraulic Excavator (Backhoe Dredgers)
2. Sebagai alat untuk memindahkan armor unit pada saat instalasi breakwater.
3. Sebagai alat pemindah material urugan dan armor unit yang digunakan dari lokasi
pembuatan ataupun sumber material dan armor unit tersebut ke dump truck untuk
dimobilisasi ke lokasi pembangunan.

SPESIFIKASI TEKNIK - 23
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

c. Mesin Gilas Getar/Vibratory Roller


Alat ini digunakan sebagai pemadat tanah urugan pada lokasi reklamasi. Dalam prosesnya
alat tersebut akan memberikan beban sesuai dengan kapasitasnya untuk disalurkan ke
tanah urugan hingga tanah urugan tersebut mengalami settlement yang seusai dengan yang
telah direncanakan.
d. Ponton
Alat ini digunakan sebagai alat mobilisasi armor unit maupun material dari stockyard ke
lokasi pengurugan. Biasanya ponton tersebut dilengkapi dengan hydraulic excavator, alat
ini digunakan pada lokasi yang jauh dari darat dan terdapat pada daerah perairan yang
cukup dalam.
e. Vertical Drain Instaler
Dalam proses reklamasi terdapat proses settlement, yang bertujuan untuk mendapatkan
konsolidasi dari tanah urugan dan mengeluarkan air pori yang tidak akan menyebabkan
rongga-rongga yang terdapat dalam lapisan urugan.
10.5 Pelaksanaan Reklamasi
Dalam reklamasi terdapat 3 jenis metoda yang dapat digunakan dalam melakukan pekerjaan
reklamasi, yaitu:
a. Metoda Urugan Biasa
Metoda ini digunakan untuk mereklamasi suatu lokasi baik di laut, di pantai maupun di
darat. Reklamasi tersebut merupakan proses pengeringan di kawasan basah atau dapat
dikatakan pembangunan wilayah darat di atas wilayah perairan.
Pekerjaan reklamasi ini dapat dilaksanakan dengan mempergunakan berbagai jenis alat-alat
transport, perlengkapan penebaran bahan-bahan tanah urugan dan alat perlengkapan
pemadat tanah.
Pada reklamasi (urugan) yang dilaksanakan untuk areal di tepi pantai atau lepas pantai
diperlukan pembuatan tanggul yang dimaksudkan untuk melindung lahan reklamasi
terhadap terjangan ombak.
Adakalanya tanggul tersebut tidak dibuat dan diganti dengan turap atau tepi itu sama sekali
dibiarkan terbuka sebagi pantai.
Pada dasarnya sistem reklamasi urugan dapat dibagi dalam 2 macam sistem kerja, yaitu:
 Tanggul dibuat terlebih dahulu dan kemudian baru dilakukan pengurugan. Cara ini
dikenal dengan sebutan “hydraulic-fill”. Ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 12.1.

SPESIFIKASI TEKNIK - 24
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Gambar 12.1. Urutan pekerjaan reklamasi hydraulic fill.

 Tanah diurug terlebih dahulu dan kemudian baru tanggulnya dibangun dalam galian
tepi daerah urugan. Cara ini dikenal dengan sebutan “blanket-fill”.
b. Metoda Polder
Metoda polder suatu kegiatan mengeringkan areal yang biasanya tergenang air menjadi
kering dan ayak untuk dihuni, layak dijadikan areal industri, perdagangan atau dijadikan
tempat hiburan dan olah raga pantai.
Pada metoda ini tidak dilakukan pengurugan hingga areal mencapai suatu elevasi tertentu
dan terbebas dari genangan, melainkan dengan cara membendung daerah yang rendah,
membuat jaringan drainase yang teratur pada areal tersebut dan memompa airnya keluar
lokasi melalui rumah pompa yang telah disiapkan sebelumnya. Urugan tanah hanya
dilakukan ala kadarnya, dimana material urugan biasanya diambil dari hasil galian saluran
drainase yang ada di sekitarnya.
Reklamasi semacam ini pada umumnya dilakukan di daerah-daerah yang sangan sulit
mendapatkan material urugannya, atau walaupun ada, harus didatangkan dari lokasi yang
amat jauh sehingga akan memakan biaya yang sangat tinggi.
Areal reklamasi semacam ini biasanya mempunyai elevasi tanah yang lebih rendah dari
muka air pasang laut, sehingga sangat sensitif terhadap banjir. Oleh karenanya
pemompoaan secara periodik perlu selalu dilakukan untuk membuang air yang datang air
hujan, maupun air yang datang dari resapan muka air yang ada disekitarnya. Secara visual
polder ini dapat dilihat pada Gambar 12.2 di bawah ini.

Gambar 10.1 Potongan melintang metoda polder.

SPESIFIKASI TEKNIK - 25
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

c. Metoda Campuran Keduanya


Metoda campuran ini merupakan kombinasi dari kedua metoda sebelumnya, yakni
membendung lokasi yang hendak dikeringkan, memompa genangan airnya hingga kering,
mengurung areal, membuat sistem saluran drainase yang teratur serta rumah pompanya.
Metoda ini dilakukan bila pada jarak ekonomis angkutan material tidak didapat bahan
granular sebagai bahan urugan, melainkan tanah merah (clay) yang dijadikan bahan
urugan, sehingga keadaan lokasi yang kering dibutuhkan sebelum reklamasi tersebut.
Dalam proses reklamasi yang akan dilakukan pada pembangunan dermaga untuk terminal
curah umum dan galangan kapal di bagian sisi timur Pelabuhan Tanjung Priok metoda yang
digunakan adalah metoda urugan biasa. Ini dikarenakan daerah yang akan direklamasi
merupakan pada awalnya daerah basah dengan kedalaman anatar 3 – 4 meter di bawah
permukaan laut. Lokasi reklamasi tersebut diurug hingga mencapai elevasi + 3,00 MSL, ini
berdsarkan pada kebutuhan dermaga yang akan dijadikan terminal curah. Sedangkan pada
proses reklamasinya digunakan sistem hydraulic-fill, yaitu dibuat tanggul terlebih dahulu pada
stiap sisinya dan dilanjutkan dengan mengurug daerah diantara kedua tanggu tersebut.
Berikut dijelaskan secara rinci metoda pelaksanaan pekerjaan reklamasi pada sisi timur
Pelabuhan Tanjung Priok dalam pembangunan dermaga terminal curah dan galangan kapal.
10.5.1 Pekerjaan Persiapan
Tanggul ini mempunyai fungsi sebagai pelindung dari terjangan gelombang, karena lokasi
reklamasi tersebut berada di tepi laut. Tanggul ini memliki bentuk fisik yang sama dengan
breakwater. Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan konstruksi tanggul sebagai berikut:
1) Pemasangan Titik Ikat dan Titik Kontrol
Setiap titik-titik pada sumbu breakwater sesuai dengan layout yang telah direncanakan
pada sebuah titik referensi (benchmark) yang telah diketahui koordinatnya, misalnya (X0,
Y0, Z0). Titik-titik lainnya dibuat dengan patok kayu, sedangkan pada peraiaran dengan
kedalaman d > 3 m patok kayu dapat digantikan dengan pelambung yang dipasang pada
pemberat.
Jumlah patok dan jarak setiap patok bervariasi tergantung pada layout gambar rencana.
Selain itu titik ikat juga berguna untuk mengontrol elevasi breakwater.
Peralatan yang digunakan dalam pemasangan patok adalah rambu ukur, theodolit, atau
waterpass.
2) Pemasangan geotekstil
Geotekstil dalam pembangunan tanggul lebih ditujukan untuk melindung terjadinya
transfer sedimen dari luar tanggul ke dalam tanggul, walaupun masih terjadi transfer
sedimen yang terjadi diharapakan sangatlah sedikit.
Geotekstil dipasang di lokasi yang telah ditentukan dengan diikatkan pada dua batang kayu
dalam keadaan terapung. Kemudian geotekstil tersebut dilipat hingga batuan inti (core)
yang terdapat di dalamnya tertutup. Ilustrasi pemasangan geotekstil dapat dilihat pada
Gambar 12.3 di bawah ini.
3) Penempatan bahan inti (core material)
Setelah penempatan geotekstil, batuan inti yang telah diproduksi diangkut dengan
menggunakan truck dan disiapkan di stockyard. Kemudian dari stockyard material core
diangkut menggunakan ponton yang ditaring dengan tug boat ke lokasi pembangunan
tanggul. Di lokasi instalasi core yang terdapat pada ponton dipindahkan dan diletakkan
pada lokasi yang telah dibatasi dengan titik patok. Ilustrasi penempatan geotekstil dapat
dilihat pada Gambar 12.3 di bawah ini.

SPESIFIKASI TEKNIK - 26
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Gambar 10.2 Ilustrasi penempatan bahan inti (core material) dan geotekstil.

4) Penempatan Lapisan Pelindung


Lapisan pelindung merupakan bagian terpenting dalam kestabilan breakwater secara
keseluruhan. Hendaknya lapisan pelindung sesegera mungkin dipasang setelah lapisan inti
terpasang, ini ditujukan untuk mengurangi kerusakan yang mungkin terjadi pada lapisan
inti yang dikarenakan oleh terjangan gelombang.
Dalam penempatan lapisan pelindung proses pemasangan dimulai dari ujung breakwater
hingga ke pangkal breakwater. Proses mibilisasi dan instalasinya hampir sama dengan
pemasangan lapisan inti (core material), dimana armor unit yang telah dibawa dari
stockyard dengan menggunakan ponton dipindahkan sesuai kapasitas oleh excavator pada
bagian atas dari lapisan inti hingga membentuk slope (kemiringan) yang telah ditentukan
sebelumnya. Dalam melakukan instalasi lapisan pelindung hendaknya antara armor unti
yang satu dangan yang lainya mengalami interlocking yang baik. Ini ditujukan agar
menjegah keruntuhan dan daya redam yang tinggi. Pada Gambar 12.4 diperlihatkan
ilustrasi penempatan lapisan pelindung dengan armor unit tetrapod.

SPESIFIKASI TEKNIK - 27
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Gambar 10.3 Ilustrasi pemasangan lapisan pelindung.


10.6 Pelaksanaan Reklamasi
Dalam proses reklamasi ini dapat dilakukan dari darat, ini dikarenakan tanggul yang berguna
sebagai batas dan pelindung lokasi reklamasi telah dibangun dan telah diberi geotekstil.
Pekerjaan ini konsultan membagi menjadi 2 jenis yang didasarkan pada kegunaan lokasi.
a. Causeway
Causeway merupakan bagian pertama yang hendaknya dilakukan proses reklamasi, ini
dikarenakan causeway merupakan jalan akses dari darat menuju lokasi dermaga yang akan
dibangun.
Berikut tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembangunan causeway:
- Tanggul yang telah dibangun merupakan batas bagian terluar dari causeway.
- Areal diantara dua tanggul diisi dengan tanah urugan yang telah disiapkan sebelumnya
dengan menggunakan dump truck.
- Bull dozer meratakan tanah pada daerah urugan
- Pekerjaan diatas dilakukan secara berulang-ulang hingga mencapai ujung causeway.
b. Lahan Untuk Dermaga
Proses pada lokasi dermaga tidak berbeda dengan proses rekalamasi pada lokasi causeway,
akan tetapi perbedaan yang terjadi terdapat pada proses settlement. Ini dikarenakan beban
yang bergerak di atasnya tidak cukup untuk dapat memadatkan tanah urugan. Oleh karena
itu dapat digunakan alat bantu seperti stum, dengan berat beban tertentu diharapkan
pemadatan yang terjadi dapat dihasilkan. Berikut merupakan tahapan pekerjaan yang
dilakukan dalam mereklamasi areal dermaga:
- Tanggul yang telah dibangun sebelumnya merupakan batasan areal reklamasi.
- Dump truck membawa material tanah urugan dan menempatkan material tersebut
areal reklamasi. Metode pengurugan dapat dilihat pada Gambar 12.5 di bawah ini.

SPESIFIKASI TEKNIK - 28
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

Gambar 10.4 Metode penimbunan reklamasi.

Gambar 10.5 Potongan melintang A-A.


- Bull dozer meratakan tanah urugan pada areal reklamasi.
- Setelah keseluruhan areal reklamasi terpenuhi oleh tanah urugan, maka vertikal drain di
pasang sesuai dengan kebutuhan. Pada Gambar 12.7 diperlihatkan susunan vertikal
drain yang berbentuk triangular.

1m

1m

Gambar 10.6 Susunan vertical drain berbentuk triangulair.


- Areal reklamasi diberi beban sesuai kebutuhan agar didapat settlement yang telah
direncanakan sebelumnya.
- Setelah mengalami settlement beban diangkat dan dipangkas sesuai dengan elevasi
rencana areal reklamasi.
- Areal reklamasi telah siap untuk dibangun sesuai dengan kebutuhan, yaitu terminal
curah umum dan galangan kapal.
10.7 Pengukuran Elevasi Akhir (Hasil Kerja)
Perhitungan volume reklamasi dilakukan seperti ditunjukkan pada Gambar Rencana.
Volume atau prestasi pekerjaan reklamasi dihitung berdasarkan peta topografi, dengan
perhitungan sesuai dengan elevasi rencana di dalam batas yang ditunjukkan pada Gambar
Rencana.
Pengukuran peta topografi awal dan peta topografi antara atau peta akhir dilaksanakan
berdasarkan titik referensi yang sama. Kontraktor harus sudah memasukkan segala faktor resiko
akibat ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pasal ini yang mana tidak diadakan
perhitungan volume reklamasi yang melebihi elevasi di dalam batas yang ditunjukan pada
Gambar Rencana.
Pembayaran pelaksanaan pekerjaan reklamasi dilakukan berdasarkan prestasi yang disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan dan harga satuan per meter kubik yang disebutkan dalam kontrak.

SPESIFIKASI TEKNIK - 29
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Taman Jaya

10.8 Talud Penahan Tanah


Talud penahan tanah reklamasi untuk wilayah darat menggunakan batu kali, dengan dimensi
sesuai dengan Gambar Rencana. Penempatan dan ukuran talud harus sesuai dengan Gambar
Rencana.

SPESIFIKASI TEKNIK - 30

Anda mungkin juga menyukai