Anda di halaman 1dari 72

RENCANA KERJA dan SYARAT-SYARAT TEKNIS

I. KETERANGAN UMUM

Pasal 1
KETERANGAN UMUM

1.1 Lingkup Pekerjaan


Program : Pembangunan Kampung Nelayan Yang Mandiri, Indah, Tanguh dan
Maju (SEKAYA MARITIM)
Kegiatan : Pengembangan / Fasilitas Lingkungan SEKAYA MARITIM
Pekerjaan :

Perincian Bagian Pekerjaan Yang Dilaksanakan Didasarkan Pada Gambar Rencana Dan
RKS Yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.

1.2 Peraturan Tehnis Bangunan Yang Digunakan


Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan – ketentuan
tersebut di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
- Dewan Normalisasi Indonesia.
- ASTM (Amerika Society for Testing & Material
- AASHO (Amerika Association of State Officials)
- Peraturan Nasional Pembangunan Indonesia
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) 1982
- Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SKBI 1.3.53.1987
dari Departemen Pekerjaan Umum, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2002 dari Badan Standarnisasi Nasional
(BSN)
- Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, RSNI-2002 dari
Badan Standarnisasi Nasional (BSN)
- Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI-03 1729 - 2002
- Tata Cara Perencanaan Struktur Kayu Indonesia untuk Bangunan Gedung, SNI-03 -
1729 – 2002
- Standart Industri Indonesia (SII).
- Peraturan Semen Portland Indonesia NI - 8 tahun 1972
- Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan NI – 10
- Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI).
- Peraturan Umum mengenai pelaksanaan instalasi listrik (PUIL) 1979.
- Peraturan Muatan Indonesia.
- Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
- American Society for Testing & Materials (ASTM).
- American Institute of Steel Construction (AISC).
- American Welding Society (AWS).
- Perpres No. 54 Tahun 2010 .

1
- UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa konstuksi
- PP No. 29 tentang Jasa tata cara penyelenggaraan Jasa konstruksi.
- Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 332/KPTS/M/2002
tanggal 21 Agustus 2002
- Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula.
- Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas
termasuk juga gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan /
disetujui Direksi.
- Rencana Kerja dan Syarat - syarat Pekerjaan.
- Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
- Berita Acara Penunjukan.
- Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
- Surat Perintah Kerja (SPK)
- Surat Penawaran beserta lampirannya.
- Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
- Kontrak / Surat Perjanjian Pemborongan

1.3 Persetujuan Konsultan Pengawas


Yang dimaksud dengan persetujuan Konsultan Pengawas adalah merupakan
persetujuan Konsultan Pengawas secara tertulis yang berisi persetujuan untuk sesuatu
hal yang termasuk dalam persyaratan ini.

1.4 Daerah Pekerjaan


Adalah daerah termasuk segala sesuatu yang ada didalam daerah tersebut yang
dikuasai untuk segala keperluan pekerjaan

1.5 Rencana Kerja.


Dalam waktu 2 minggu setelah penandatanganan Kontrak, Kontraktor wajib
menyerahkan suatu Rencana Kerja yang meliputi :
-. Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan pembangunan masing-
masing bagian pekerjaan.
-. Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh bahan-bahan.
-. Jam kerja yang diusulkan untuk pekerjaan-pekerjaan di lapangan.
-. Jumlah pegawai Kontraktor yang diusulkan, selama pekerjaan berlangsung, dengan
disebutkan fungsi atau keahliannya.

1.6 Buku Harian.


Kontraktor harus menyediakan buku harian untuk mencatat semua petunjuk-petunjuk,
keputusan-keputusan, dan detail-detail penting dari pekerjaan.

2
1.7 Quality Control
Kontraktor harus sudah memperhitungkan semua biaya-biaya untuk Quality Control
kepada Pihak Ketiga.

1.8 Ukuran
Ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran skala pada Gambar
Rencana.Jika terjadi keragu-raguan tentang ukuran-ukuran, harus segera dilaporkan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat petunjuk lebih lanjut

1.9 Peralatan
a. Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan yang akan
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus disetujui
Konsultan Pengawas dalam hal tahun pembuatannya, pabrik pembuatnya, nomor
pengenal, kondisi dan “RENCANA WAKTU TIBA DI TEMPAT PEKERJAAN”.
Kontraktor wajib mendatangkan alat tersebut tepat pada waktunya dan dalam
keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan alat-alat tersebut sebagian
atau seluruhnya tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b Kontraktor diharuskan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk
melaksanakan tiap tahap pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dimulai.
Kerusakan pada bagian atau keseluruhan dari alat-alat tersebut yang akan
mengganggu pekerjan harus segera diperbaiki atau diganti sehingga Konsultan
Pengawas menganggap pekerjaan tersebut dapat dimulai.

1.10 Material.
a. Sumber dan Macam Material.
Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan tentang nama perusahanan, tempat asal (sumber)
material.
Sebelum memberi persetujuan, Konsultan Pengawas dapat minta didatangkan
contoh barang/material/bahan baku, untuk keperluan pemeriksaan.
b. Penyimpanan Material.
Material harus disimpan sedemikian rupa agar mutunya tidak menjadi berkurang.
Penyimpanan hendaknya dilandasi dengan lantai yang keras, bersih dan diberi
atap dan dinding.
Cara penyusunan material harus diatur sedemikian sehingga mudah untuk
diadakan pemeriksaan sewaktu-waktu. Demikian juga penyimpanannya diatur
sehingga pengambilannya dapat diatur menurut datangnya material tersebut.

1.11 Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan


a. Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya,
tentang langkah-langkah yang akan diambil untuk suatu tahap pekerjaan yang
akan dimulai pelaksanaannya.
b. Dalam keadaan apapun tidak diperbolehkan untuk memulai pekerjaan yang
sifatnya permanent tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
3
1.12 Mutu Tenaga Kerja.
Tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga ahli/terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi maupun petunjuk Konsultan Pengawas

1.13 Perlindungan Terhadap Cuaca.


Kontraktor harus mengusahakan, atas tanggungannya langkah-langkah dan peralatan
yang diperlukan untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan yang digunakan, tidak
rusak oleh cuaca.

1.14 Pekerjaan dan Bahan-bahan


Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya seperti
yang disebut dalam spesifikasi ini, Gambar Rencana, petunjuk Konsultan Pengawas di
lapangan harus tercakup dalam pembiayaan, untuk tenaga kerja, harga bahan,
organisasi kerja, biaya tak terduga, keuntungan biaya penggantian atas kerusakan milik
pihak ketiga dan kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk kesempurnaan
hasil kerja.

1.15 Gambar Rencana dan Gambar Pelaksanaan.


a. Gambar Rencana untuk proyek ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
Dokumen Kontrak. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi masih mungkin
diadakan dalam masa pelaksanaan.
b. Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi ini maupun spesifikasi yang lainnya dan tidak dibenarkan untuk menarik
keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada Gambar
Rencana atau perbedaan antara Gambar Rencana dan isi Spesifikasi.
c. Konsultan Pengawas akan mengoreksi dan menjelaskan Gambar Rencana tersebut
untuk kelengkapan yang telah disebut dalam Spesifikasi. Dimensi dalam Gambar
Rencana harus dihitung dengan teliti dan tidak dibenarkan untuk menganggap
bahwa Gambar Rencana tersebut dibuat pada skala yang benar, kecuali atas
petunjuk Konsultan Pengawas.
d. Penyimpangan antara keadaan lapangan terhadap Gambar Rencana akan
ditentukan selanjutnya oleh Konsultan Pengawas dan akan disampaikan kepada
Kontraktor secara tertulis.
e. Kontraktor harus membuat shop Drawing sebelum memulai suatu pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas
f. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) ini harus memberikan semua data-data yang
diperlukan termasuk keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data
tertulis, dan hal-hal lain yang diperlukan
g. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar “As Built Drawing“ sesuai dengan
pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan, untuk kebutuhan
pemeriksaan dikemudian hari.
Gambar tersebut diserahkan kepada Konsultan Pengawas

4
1.16 Tanggung Jawab Kontraktor
Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung
Jawab pada pekerjaan tersebut sesuai dengan Kontrak maupun peraturan Pemerintah
yang berlaku

1.17 Ketidak sesuaian antara Gambar Rencana dan Uraian dan Syarat-Syarat.
Bilamana ada ketidak sesuaian antara Gambar-gambar Rencana, dan Spesifikasi
Pekerjaan dengan Syarat-syarat Umum atau Syarat-syarat Khusus, maka hal ini harus
segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk selanjutnya diputuskan oleh
Pemberi Tugas .

1.18 Perbedaan Antara Item Pekerjaan Dengan Gambar Rencana Spesifikasi


Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan biaya tambahan atau menarik keuntungan
apabila dalam hal ini. terdapat perbedaan antara item pekerjaan dengan Gambar
Rencana dan Spesifikasi. Dalam hal ini Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan
tersebut sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini tanpa biaya tambahan.

1.19 Contoh-contoh.
Contoh-contoh material/bahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau Wakilnya
harus segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya. Kontraktor, dan contoh-contoh
material/ bahan tersebut harus sesuai dengan standard yang ditentukan dalam
Spesifikasi ini.
Contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara demikian rupa sehingga dapat
dianggap bahwa bahan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan
nanti

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1 Lingkup Pekerjaan


Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
1. Plank Nama Proyek
2. Pembuatan Kantor Direksikeet & Gudang Semen dan Alat
3. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan
4. Pengukuran/Pemasangan Bowplank

2.2 Persyaratan Bahan


Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu meranti dan tripleks atau plat
seng.

5
2.3 Pedoman Pelaksanaan
1. Pembuatan papan nama proyek
Membuat papan nama proyek dari papan dilapis seng dengan ukuran 200 x 100 cm.
Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang
mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat :
 Nama proyek
 Pemilik proyek
 Lokasi proyek
 Jumlah biaya (kontrak)
 Nama Konsultan Perencana
 Nama Konsultan Pengawas
 Nama Pelaksana (Kontraktor)
 Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun.

2. Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus melakukan Pembersihan, pengukuran


dari existing yang ada dan membuat patok-patok dan pemasangan bouplank

2.4. Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

Pasal 3
PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG

3.1. Lingkup Pekerjaan


Yang termasuk dalam pekerjaan beton :
1. Plat Duiker
2. Perkerasan Jalan
3. Sloff Beton Bertulang
4. Kolom
5. Balok, Plat Lantai, Ring balok dak beton dan beton lainya
6. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar
rencana.

3.2. B a h a n
1. Semen
 Digunakan Portland Cement Standard SNI menurut NI - 8 tahun 1972 dan
memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak
semen, tidak diperkenankan pemakaiannnya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
6
lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang
masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat
dilakukan menurut urutan pengiriman.

2. Pasir beton.
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI - 1971.

3. Kerikil
 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.
 Penumpukan material kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis
material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan
komposisi material yang tepat.

4. A i r
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

5. Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu
a. U - 32 (tegangan Leleh karakteristik minimum 3200 kg/cm2).
Untuk Besi Diameter 16 mm, 19 mm dan 22 mm (Besi Ulir)
b. U - 24 (tegangan Leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2).
Untuk besi Diameter 8 mm s/d Diameter 12 mm

Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus
diminta persetujuan Konsultan Pengawas / Direksi terlebih dahulu.
Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang
terdekat dengan catatan :
 Harus ada persetujuan Konsultan Pengawas / Direksi
 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi
menjadi tanggung jawab pemborong.

7
6. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil
akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan
yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam
pasal 5.1 PBI 1971.

7. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan struktur adalah fc’ = 19,3 Mpa (K 225)
dan untuk beton praktis dipakai Beton Mutu fc’ = 14,5 Mpa (K-175). Sebelum
dilaksanakanya pekerjaan beton harus ada perhitungan mix disain untuk komposisi
campuran Mutu beton yang akan dipakai sebagai pedoman untuk pekerjaan beton
tersebut.

8. Pada Bagian beton yang ada pekerjaan lanjutannya harus dibuatkan stek besi
sepanjang 1m’ atau menurut petunjuk direksi (pengawas Lapangan)

3.1. Pedoman Pelaksanaan :


1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai PBI 1971.
2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan
yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
3. Adukan beton dan Pengangkutan
Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk (Mixer). Komposisi campuran
dari masing masing material seperti Semen, Pasir Kerikil dan Air harus sesuai
dengan takaran yang susdah disetujui pengawas/direksi serta berdasarkan Job Mix.
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan
beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.
4. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas
penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus
digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki
tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan
yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan
dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan.
Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian
yang lebih tinggi dari 1,5 m.

8
5. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara
sebagai berikut:
 Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan
beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali
sebagian atau seluruhnya menurut perintah Konsultan Pengawas / Direksi.
Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.

9
I. PEKERJAAN PENATAAN LINGKUNGAN

Pasal 4
PEKERJAAN DRAINASE DAN TURAP

4.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
1. Pekerjaan Galian Tanah
2. Pekerjaan Paangan Batu Kali
3. Pekerjaan Plesteran pada seluruh bagian yang tampak pada saluran
4. Pekerjaan Plat Duiker

4.2. Bahan yang digunakan


1. Untuk pekerjaan batu kali/belah digunakan Batu kali/belah yang berukuran
maksimum 10 cm – 15 cm, berwarna abu-abu hitam dan tidak berpori.
2. Plat Duiker memakai beton bertulang dengan mutu fc’ = 19,3 Mpa
2. Bahan beKeriki, pasir, semen, air dan besi beton mengikuti persyaratan yang telah
digariskan dalam pasal beton bertulang

4.3. Pedoman Pelaksanaan


1. Pekerjaan Galian
- Kontraktor harus menyiapkan patok-patok yang menyata-kan as-as Saluran
lengkap dengan keterangan ukuran dan kedalaman galian seperti tercantum
dalam Gambar Rencana dan petunjuk Konsultan Pengawas.
- Hasil Galian ditempatkan sedemikian rupa untuk pengamanan selama pekerjaan
pasangan. Penumpukan material galian ini harus dibersihkan kembali setelah
pekerjaan selesai, sesuai petunjuk Direksi dan Konsultan Pengawas.
- Dalam membuat harga tawaran Kontraktor harus telah memperhitungkan segala
resiko seperti pemompaan air, perlindungan longsor dan sebagainya sehingga
tidak dibenarkan mengajukan Claim apabila Konsultan Pengawas meminta
kepada Kontraktor untuk melakukan pekerjaan tersebut demi kelancaran dan
keselamatan kerja.

2. Pekerjaan Pasangan Batu


- Sebelum Pekerjaan pas batu ini dilaksanakan terlebih dahulu diadakan
pengukuran-pengukuran untuk as-as drainase sesuai dengan gambar konstruksi.
Setiap pentahapan pekerjaan pasangan batu ini kontraktor harus membuat Shop
Drawing dan persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
- Pasangan batu kali/belah dipasang dengan perekat 1 Pc : 4 Ps. Dibagian samping
dirapikan (diplester) Pondasi batu bata dipasang dengan

3. Pekerjaan Plesteran
- Pada bagian sisi atas dan genangan (bagian yang tampak dari saluran) dirapikan/
diplester dengan campuran 1 Pc : 4 Ps.
- Pada bagian kepala pasangan diaci.
10
4. Pekerjaan Plat Duiker dan jembatan
- Plat duiker dan jembatan adalah pekerjaan beton bertulang yang pekerjaan nya
dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan batu dibawahnya selesai dikerjakan
serta telah diterima oleh direksi dan pengawas lapangan.
- sebelum pekerjaan ini dimulai Kontraktor terlebih dahulu membuat shop
drawing yang dilengkapi dengan pekerjaan bekhisting dan pembesian yang
dilengkapi dengan ukuran dan perhitungan volumenya.
- Pengecoran Pekerjaan ini dapat dilaksanakan apabila telah mendapat izin dari
direksi/pengawas lapangan

4.4. Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

Pasal 5
PEKERJAAN PERKERASAN JALAN

5.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
1. Penyiapan Badan Jalan
2. Urugan Sirtu
3. Begisting
4. Perkerasan Badan Jalan

5.2. Bahan yang digunakan


1. Sirtu adalag bahan Kali yang terdiri dari campuran pasir dan batu kali yang
berukuran maksimum 10 cm – 15 cm, berwarna abu-abu hitam dan tidak berpori.
2. Perkerasan badan jalan memakai beton dengan mutu fc’ = 14,7 Mpa
3. Bahan Bekhisting mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton
bertulang
4. Bahan keriki, pasir, semen, dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan
dalam pasal beton bertulang

5.3. Pedoman Pelaksanaan


1. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan
- Kontraktor harus membersihkan daerah badan jalan yang akan dikerjakan dari
pohon dan rumput serta bahan bahan organic.
- tanah dasar dari badan jalan yang akan dikerjakan tersebut harus di datarkan
(diprofil)

11
2. Pasangan Begisting
- Pasangan bekhisting dilaksnakan pada pada sisi pingir pengecoran badan jalan
- Sisi atas papan begisting harus benar benar datar atau diserut dan merupakan
mall untuk pekerjaan pengecoran badan jalan.
- Papan bekhisting di pasang harus ada penyangga dan benar benar kuat

3. Pengecoran Badan Jalan


- Sebelum pekerjaan ini dimulai Kontraktor terlebih dahulu membuat shop
drawing yang dilengkapi dengan ukuran dan perhitungan volumenya.
- Pekerjaan ini dapat dilaksanakan apabila areal yang dikerjakan sudah benar
benar siap dan telah mendapat izin dari direksi/pengawas lapangan

5.4. Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

12
III. PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR

Pasal 6
PEKERJAAN TANAH

6.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi
2. Pekerjaan Urugan

6.2. Bahan yang digunakan


1. Urug Tanah
2. Urugan Sirtu
3. Urugan Pasir

6.3. Pedoman Pelaksanaan


Sebelum Pelaksanaan pekerjaan galian ini dilaksnakan terlebih dahulu diadakan
pengukuran-pengukuran untuk as-as posisi galian sesuai dengan gambar konstruksi.
Setiap pentahapan pekerjaan Galian ini kontraktor harus membuat Shop Drawing dan
persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar konstruksi
dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
1. dan Galian Tanah
a. Penjelasan Umum
- Keterangan tentang sifat-sifat tanah yang diperlihatkan pada aanwijzing atau
yang didapat oleh Kontraktor sebagai hasil diskusi dengan Pemberi Tugas
atau dari sumber lainnya agar tidak disalah tafsirkan sebagai hal yang pasti.
Kontraktor harus melihat sendiri ketempat lokasi pekerjaan untuk
membuktikan langsung tentang jenis tanah, lapisan tanah, volume, dan lain-
lain, sebagai dasar dalam penyusunan Harga Penawaran
- Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan Claim apabila terjadi permasalahan
tersebut dan atau jika Konsultan Pengawas meminta agar Kontraktor
mendatangkan peralatan tambahan lainnya demi kelancaran pekerjaan
karena belum mencapai hasil hasil yang memuaskan sehingga pekerjaan
tersebut belum dapat diterima oleh Konsultan Pengawas
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan dengan kedudukan, elevasi,
dimensi, kemiringan dan bentuk sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi ini serta petunjuk Konsultan Pengawas
- Kontraktor harus melakukan pengukuran kembali terhadap posisi galin
pondasi sebelum melakukan penggalian.
- Kontraktor harus membuat konstruksi perkuatan untuk menahan longsoran
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Apabila Konsultan Pengawas menilai
dasar galian masih terlalu lunak dan perlu untuk diperdalam maka

13
Kontraktor harus melaksanakan penggalian kembali sampai mencapai tanah
keras sesuai petunjuk Konsultan Pengawas

b. Galian Pondasi.
- Kontraktor harus menyiapkan patok-patok yang menyata-kan as-as pondasi
lengkap dengan keterangan ukuran dan kedalaman galian seperti tercantum
dalam Gambar Rencana dan petunjuk Konsultan Pengawas.
- Hasil Galian ditempatkan sedemikian rupa untuk pengamanan selama
pekerjaan pasangan. Penumpukan material galian ini harus dibersihkan
kembali setelah pekerjaan selesai, sesuai petunjuk Direksi dan Konsultan
Pengawas.
- Apabila Konsultan Pengawas menilai bahwa dasar galian masih lunak maka
Kontraktor harus melanjutkan hingga tercapai tanah keras.
- Dalam membuat harga tawaran Kontraktor harus telah memperhitungkan
segala resiko seperti pemompaan air, perlindungan longsor dan sebagainya
sehingga tidak dibenarkan mengajukan Claim apabila Konsultan Pengawas
meminta kepada Kontraktor untuk melakukan pekerjaan tersebut demi
kelancaran dan keselamatan kerja.

2. Urugan Tanah Kembali Bekas Galian Pondasi.


Penjelasan Umum.
- Pekerjaan pengurugan terdiri dari pekerjaan mengurug tanah pada galian-galian
baik untuk pondasi atau galian lainnya sesuai dengan Gambar Rencana yang
meliputi kedudukan, kemiringan dan jenis material dan menurut petunjuk
Konsultan Pengawas.
- Urugan kembali bekas galian dapat dilakukan setelah pekerjaan pasangan
selesai dan diterima baik oleh Konsultan Pengawas.
- Penimbunan dilakukan lapis demi lapis dengan material terpilih seperti
dijelaskan pada Gambar Rencana, kemudian dipadatkan dengan alat pemadat
yang disetujui Konsultan Pengawas sampai elevasi dan kedudukan seperti pada
Gambar Rencana. Tebal lapisan maksimum 20 cm dan dipadatkan hingga 95 %
kepadatan maksimum pada kadar air optimum menurut standard AASHTO T-99.

3. Urugan Tanah/Cadas dan Pasir.


a. Urugan tanah/pasir harus diberikan pada seluruh dasar galian pondasi, sloof,
dibawah lantai dan dibagian lainnya dengan ketebalan sesuai Gambar Rencana.
b. Tanah/pasir yang digunakan untuk bahan urugan harus pasir yang bergradasi
baik dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Untuk pemadatan agar dilakukan dengan alat pemadat mekanis atau alat lain
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Tebal tiap lapisan maksimum 20 cm
dan dipadatkan hingga 95 % kepadatan maksimum pada kadar air optimum
menurut standard AASHTO T-99.

14
6.4. Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

Pasal 7
PEKERJAAN PONDASI

7.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
1. Pondasi pasangan batu kali/batu belah

7.2. Persyaratan Bahan


1. Untuk pekerjaan batu kali/belah digunakan Batu kali/belah yang berukuran
maksimum 10 cm – 15 cm, berwarna abu-abu hitam dan tidak berpori.

7.3. Pedoman Pelaksanaan


Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk
as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi. Setiap pentahapan pekerjaan Pondasi
ini kontraktor harus membuat Shop Drawing dan persetujuan Direksi/Pengawas
Lapangan.
Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar konstruksi
dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal ±10 cm dan dipadatkan.
Sebagai lantai kerja untuk pasangan pondasi ini dipasang aanstampang, terdiri dari
batu kali dan pasir pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus dipadatkan,
dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali
tersebut. Diatasnya dipasang Pondasi batu kali/belah dipasang dengan perekat 1 Pc : 4
Ps. Dibagian samping dirapikan (diplester) Pondasi batu bata dipasang dengan perekat
1 Pc : 4 Ps dan pada bagian sisi diplester kasar/brappen.

7.4. Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

15
Pasal 8
PEKERJAAN DINDING

8.1. Lingkup Pekerjaan


1. Dinding bata
Pemasangan dinding bata merah/ bata semen setebal 1/2 bata dilakukan untuk
seluruh pembatas ruangan yang tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar
detail.

8.2. Persyaratan Bahan


1. B a t a
Bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku
dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang
merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan
lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air
2. P a s i r
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan
hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat
3. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah
digariskan pada pasal beton bertulang

8.3. Pedoman Pelaksanaan


1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :
a. Pasangan kedap air ( 1 PC : 2 PS )
Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 40 cm diatas lantai
Pasangan dinding saluran keliling bangunan
Pasangan dinding WC setinggi 200 cm diatas permukaan lantai
Pasangan dinding septicktank
b. Pasangan adukan 1 PC : 4 PS berada diatas pasangan kedap air tersebut.

2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering
yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang
telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi
dengan adukan yang baru.

3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai
gambar, dengan syarat :
Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan
dengan benang.

16
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh
melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.

4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah
panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata,
kecuali pasangan pada sudut.

5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan
tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat
tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan
dengan tebal dinding.

6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester).
Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan
plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan
plesteran seluruh bidang tembok.

8.4. Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

Pasal 9
PEKERJAAN PLESTERAN

9.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, atau yang tertera dalam
gambar bestek

9.2. Persyaratan Bahan


Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal
beton bertulang.

9.3. Pedoman Pelaksanaan


1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Dinding dibersihkan dari semua kotoran
Dinding dibasahi dengan air
Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0.5 cm
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat
merekat dengan baik.
Dinding Harus dilot.
17
2. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 PC : 2 PS,
sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 PC : 4 PS
3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan
tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk
mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang
dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan
vertikal.
4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan
memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki
hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan
plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak
permulaan plesteran.
6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanaka setelah pekerjaan penutup atap selesai
dipasang

9.4. Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

Pasal 10
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

10.1. Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan Pasangan Kozen pintu dan jendela Kayu
2. Pekerjaan Pasangan Daun pintu/jendela dan ventilasi kayu

10.2. Persyaratan Bahan


1. Untuk semua kozen pintu dan jendela, daun pintu, jendela, digunakan kayu klas I
setara banio kualitas terbaik.
2. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang.
3. Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata.
4. Kaca dipakai :
-. Kaca Polos T = 5 mm
Ukuran type dan ketebalan kaca penempatanya harus sesuai dengan gambar
bestek

10.3. Pedoman Pelaksanaan


1. Kozen pintu dan jendela Kayu
Ukuran kayu untuk kozen pintu adalah 5/13 cm (ukuran setelah jadi dibuat).
18
Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan harus
menggunakan pen kayu keras yang sebelumnya bidang sambungan ini harus
dilumuri dengan lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik.
Setiap kozen pintu harus dilengkapi angker minimal 3 buah untuk kiri kanan kozen
yang melekat ke tembok. Untuk kozen jendela 2 buah di kiri kanan kozen yang
melekat ke tembok. Khusus untuk kozen pintu dibawah kozen dilengkapi dengan
dork yang diangker kedalam neut beton.
Semua bidang kozen yang bersinggungan dengan dinding/beton dibuat alur-alur
kapur dan dicat menie.

2. Daun pintu/jendela dan ventilasi kayu


Daun pintu dibuat dengan kayu klas I, bentuk dan ukuran disesuaikan dengan
gambar, dan disyaratkan agar Kontraktor memesan langsung pada tempat khusus
pembuat pintu atau pada toko.
Jendela dibuat sesuaikan dengan gambar detail Kaca mati disamping jendela
dipasang kaca polos tebal 5 mm 8 mm dan 10 mm Warna. Pasangan kaca harus
memperhatikan muai susut baik dari kozen, maupun bahan kaca tersebut

10.4. Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

Pasal 11
PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP

11.1. Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan Rangka Atap dengan Baja Ringan/Rangka Atap Kayu Kelas II.
2. Pekerjaan Penutup Atap
Kontraktor harus menyediakan material, peralatan dan tenaga yang cakap untuk dapat
menjamin kelancaran keamanan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Alat pengangkat
(crane), katrol atau sejenisnya yang akan digunakan harus disetujui Konsultan
Pengawas

11.1. Bahan yang digunakan


1. Baja Ringan untuk Bahan Atap dipakai bahan baja lapis mutu tinggi terbuat dari
baja high tensile (Hi-Ten) G550/450-450 MPa (4500-5500 kg/cm2) dengan lapisan
tahan karat Zinc-Aluminium dengan 100 gr/cm2 dengan Komposisi 43.5 % Zinc, 55
% Aluminium dan 15 % Silicon atau telah memiliki lulus uji struktur
Nasional/internasional serta dibuktikan dengan surat keterangan / Jaminan pabrik
pada waktu pelaksanaan dan menerbitkan garansi terhadap matrial dan konstruksi
selama 10 tahun.
19
2. Ukuran kayu untuk rangka atap adalah 6/12 cm kayu kelas II (ukuran setelah jadi
dibuat). Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan
harus menggunakan pen kayu keras yang sebelumnya bidang sambungan ini harus
dilumuri dengan lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik.

3. Dimensi atau ukuran dan penempatan disesuaikan dengan gambar perencanan.

4. Bahan Penutup Atap dipakai Atap Cingalume Warna BJLS 20 K.


Untuk warna yang digunakan akan ditentukan kemudian dengan persetujuan
Pengawas dan Pernberi Tugas

11.3. Pedoman Pelaksanaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan rangka atap (Fabrikasi), Kontraktor harus
membuat shop drawing terlebih dahulu yang mencakup tentang dimensi batang,
ukuran batang, elevasi, detail dudukkan lengkap dengan anker, detail sambungan
antar komponen lainnya seperti penutup atap maupun detail dan informasi lainnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan pengawas.

2. Pemasangan atap langsung pada reng dengan menggunakan paku/baut/screw

3. Tiap sambungan pemasangan atap diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik
atau petunjuk pengawas dan direksi, sehingga hasil akhir pasangan akan rapi dan
tidak bocor.

4. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan


kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang
bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru dan biaya bongkar / pasang
kembali menjadi tanggung jawab pihak kontraktor.

11.1. Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

Pasal 12
PEKERJAAN LANTAI, PENUTUP LANTAI DAN PENUTUP DINDING

12.1. Lingkup Pekerjaan


Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, dan dinyatakan dalam
gambar bestek. Finising lantai dan dinding dipakai Granit dan Keramik yang ukuran
disesuai kan dengan gambar bestek atau ditentukan lain oleh direksi/pengawas
lapangan.
20
12.2. Bahan yang digunakan
1. Pasir Urug
2. Coran dasar lantai dengan mutu beton fc’ = 14.5 MPa setebal 7- 8 cm
3. Keramik 20 x 20 Muzaik/Kasat
4. Keramik 20 x 25
5. Untuk penempatan/pemasangan material tersebut diatas disesuaikan dengan
gambar bestek serta petunjuk direksi dan pengawas lapangan.

12.2. Pedoman Pelaksanaan


1. Pada lantai baru dihampar Pasir urug setebal 10 cm disiram dengan air dan
dipadatkan pakai stamper pemadat.
2. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-pipa,
saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik
sebelum pemasangan lantai dimulai.
3. Adukan
 Untuk perataan lantai lantai Dicor dengan beton mutu fc’ 14.5 Mpa (K-175)
setebal 7 – 8 cm.
 Adukan untuk Granit 1 PC : 3 Ps
 Adukan untuk pemasangan Granit yaitu semen dicampur air, sehingga didapat
campuran yang plastis.
4. Pemasangan
 Adukan perekat untuk Granit harus betul-betul padat/penuh agar tidak
terdapat rongga-rongga dibawah keramik tersebut yang dapat melemahkan
konstruksi. Sambungan antara keramik dengan keramik lainnya harus sama
lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen (tepung AFA) yang warnanya
disesuaikan dengan warna keramik atau ditentukan kemudian oleh direksi
teknis. Hasil pasangan akhir harus rata dan waterpass dan tidak bergelombang
 Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat
lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus
dibongkar dan biaya bongkar tanggung jawab kontraktor, sampai berbetuk
bujur sangkar dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.
 Permukaan pasangan Granit/keramik harus datar dan waterpass.

12.4. Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

21
Pasal 13
PEKERJAAN PLAFOND

13.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup plafond pada seluruh ruangan termasuk
teras keliling bangunan serta km/WC. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah
semua pekerjaan rangka langit-langit.

13.2. Persyaratan Bahan


1. Untuk Rangka dan gantungan Plafond di pakai kayu kelas II
2. Untuk penutup plafond dipakai :
- Triplek tebal 4 mm Produksi Dalam Negeri kualitas terbaik
- List Profil Kayu min Uk. 4/4 cm

13.3. Pedoman Pelaksanaan


1. Rangka Plafond kayu Rangka plafond induk mengunakan kayu 5/7 dipasang
dengan urutan pertama, yang dipakukan pada dinding dan dipakukan pada rangka
kuda kuda. Untuk rangka pembagi mengunakan kayu 3/4. Gantungan Plafon
dilekatkan langsung pada kuda kuda. Jarak gantungan plafond setiap 1 m2
3. Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung jawab
atas kerapian pemasangan rangka ini.
4. Penutup Plafond Triplek 4 mm dipasang pada rangka ini, dengan menggunakan
paku triplek. Hasil akhir harus siku dan waterpas.
5. Pada bagian plafond yang berhubungan dengan dinding diberi List Profil

13.4. Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

Pasal 14
PEKERJAAN PENGECATAN

14.1. Lingkup pekerjaan


1. Meni kayu untuk bidang kozen yang melekat ketembok dan lain-lain.
2. Meni besi untuk baut-baut dan besi strip.
3. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kozen yang nampak, daun pintu panel dan
ventilasi kayu, serta list plafond.
4. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond.

22
14.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
1. Meni kayu dan besi sekualitas Nippon Pain.
2. Plamur
3. Cat kayu sekualitas Cap Platone .
4. Cat dinding tembok sekualitas Matek
5. Residu kualitas baik dan tidak luntur.

14.3. Pedoman pelaksanaan


1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.
2. Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan
minimal 2 (dua) kali.
3. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan
waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.
4. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu
dilap dengan kain basah hingga bersih.
Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul
kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.
Pengecatan dengan cat tembok emulsion sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata dan sama.
5. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang
merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
6. Warna yang digunakan
Apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas maka digunakan warna sebagai
berikut:
Dinding dalam/luar digunakan warna Putih
Kozen pintu dan jendela digunakan warna Candy Brown dari daftar warna cat
Platone atau yang sekualitas.
Daun pintu Panel dan digunakan warna Candy Brown dari daftar warna cat
Platone atau yang sekualitas

14.4. Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

23
Pasal 15
PEKERJAAN SANITAIR

12.1. Lingkup pekerjaan


Pengadaan dan pemasangan material sanitair :
1. Pengadaan dan pemasangan Klosed.
2. Pengadaan dan pemasangan Kran.
3. Dll.

12.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
1. Klosed Jongkok Setara Toto.
2. Cat dinding tembok sekualitas Duluc / dan plafond sekulitas Catylac
3. Residu kualitas baik dan tidak luntur.

12.3. Pedoman pelaksanaan


1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi/Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/
persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus
diganti tanpa biaya tambahan.
2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan
pengganti harus yang disetujui Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas
berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
4. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan, dan atas pentunjuk Konsultan Pengawas / Pemberi
Tugas.
5. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas/ Pemberi
Tugas sebelum pekerjaan dimulai.
Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan bila ada kelainan/perbedaan,
sebelum kelainan tersebut diselesaikan..

12.4. Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

Pasal 16
PEKERJAAN WATER PROOFING

1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja bahan-bahan peralatan dan
alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan
24
pekerjaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat di
bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
Bagian yang diwaterproofing ialah:
a. Kamar Mandi
b. Atap plat dak beton
c. Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
2.1. Persyaratan Standar Mutu Bahan
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI – 3)
b. ASTM 828
c. ASTME : TAPP I 803 dan 407

2.2 Bahan
• Untuk lapisan kedap air digunakan silicone W1 atau yang setara dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Merupakan rendaman yang terdiri komponen Silicon W1 sampai dua kali
dengan perbandingan 1 bagian Sil W-1 dan 5 bagian air selama 15 menit dan
perbandingan 1 bagian Sil W-1:1 bagian Arson, lapisan ini menjadi kering
setelah 2 jam.
Setelah berumur 6 hari diadakan pengujian dengan cara merembaskan air dan
diadakan suatu penekanan sampai 7/cm2 (7 atm) selama 24 jam, hasilnya
baik/tidak bocor mengikuti full system sesuai dengan persyaratan dari
pabrik.
2. Kedap air dan uap, termasuk juga pada bagian overlapping.
3. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
4. Perilaku material pada 100 derajat C harus tetap stabil.
5. Berwarna biru/sesuai persyaratan dari pabrik.
6. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
• Untuk atap dak beton dipergunakan Membrant Sheet.

2.3. Pengujian
1. Bila diperlukan wajib mengadakan test bahan tersebut pada laboratorium yang
ditunjuk Direksi/Konsultan Pengawas, baik mengenai komposisi, konsentrasi
dan hasil yang ditimbulkannya.
2. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas produk
yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama
10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis
kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik
untuk mutu material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk
mutu pemasangan.
3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara member
air di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air dan pelaksanaan pekerjaan
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
25
2.4. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak
bercacat.
2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering
dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik
sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat kerusakan yang bukan karena
tindakan Pemilik.

3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi/Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.
2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan
pengganti harus yang disetujui Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas
berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
3. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini
harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas, dengan cara-cara yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
4. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan, dan atas pentunjuk Konsultan Pengawas / Pemberi
Tugas.
5. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas/ Pemberi
Tugas sebelum pekerjaan dimulai.
Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan bila ada kelainan/perbedaan,
sebelum kelainan tersebut diselesaikan..

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan


1. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
2. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
3. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang
belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai
dengan spesifikasi pabrik.

26
4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan Pengawas/ Pemberi Tugas.

3.3. Contoh Material


1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.
2. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Direksi Pengawas
sebanyak minimal 2 (dua) produk yang setara dari berbagai merek pembuatan.
3. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merek yang memenuhi spesifikasi
akan diambil oleh Pengawas dan akan diinformasikan kepada Kontraktor
selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh
contoh bahan tersebut.
4. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan
dimulai.

3.4. Cara Pelaksanaan


Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli dari
pihak pemberi garansi pemasangan dan terlebih dahulu harus mengajukan
“Metode Pelaksanaan” sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pengawas.Khusus untuk bahan waterproofing yang
dipasang di tempat yang berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak
mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam
gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material
finishing.

3.5. Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan/pengetesan
terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara member
siraman di atas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.
2. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas/ Pemberi Tugas
3. Pada waktu penyerahan maka Kontraktor harus memberikan jaminan atas
semua pekerjaan perlindungan terhadap keemungkinan bocor, pecah dan cacat
lainnya, akibat kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan yang berlaku,
selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis
kerusakan yang terjadi.

3.6. Syarat Pengamanan Pekerjaan


1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah
dilakukan, terhadaap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau
kerusakan lainnya.
2. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik atau
pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka Kontraktor
27
harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi
Pengawas. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung
jawab Kontraktor

4. Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

28
RENCANA KERJA dan SYARAT-SYARAT TEKNIS
II. PEKERJAAN MEKANIKAL dan ELEKTRIKAL

Pasal 1
SYARAT-SYARAT UMUM TEKNIS
PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL

1. UMUM.
Syarat-syarat umum instalasi Mekanikal/Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas/
menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administratif. Dalam hal
ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-syarat Umum Teknis
Mekanikal/Elektrikal.

2. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
2.1 Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan
undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.

2.2 Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah
ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenang
dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari Direksi / Pengawas.

2.3 Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi
Mekanikal / Elektrikal, untuk dapat dipertanggung-jawabkan.

2.4 Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi
dengan Direksi / Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

2.5 Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan


operasionil. Testing harus dilaksanakan di hadapan Direksi / Pengawas.

2.6 Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah
tanggung-jawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal
tersebut di atas.

2.7 Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian, adalah tanggung-jawab
Kontraktor.

2.8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan,


kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Mekanikal / Elektrikal ini harus
sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :
2.8.1 Peraturan Umum Instalasi Listrik th. 2000.
2.8.2 Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya.

29
2.8.3 Peraturan-peraturan yang telah ditentukan Pemerintah daerah.
2.8.4 Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
2.8.5 Penanggulangan Bahaya Kebakaran, peraturan DKI No. 3 tahun 1975.
2.8.6 Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi
No. 59/DP/1980.
2.8.7 Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No. 48.
2.8.8 Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air buangan,
rancangan 1968 Dirjen Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan.
2.8.9 Peraturan Instalasi Air Minum dari PAM.
2.8.10 Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatir (AVWI).
2.8.11 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173 / Men.Kes / Per /
VIII / 77, tentang Pengawasan Pencemaran Air dari Badan Air untuk berbagai
kegunaan yang berhubungan dengan kesehatan.
2.8.12 Peraturan-peraturan dan standard yang telah disesuaikan dengan peraturan
dan standar Internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS, NEC, IEC,
dll.
2.8.13 Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.
2.8.14 Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang
terdapat dalam gambar-gambar.
2.8.15 Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik 1980 (Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi RI).
2.8.16 Pedoman penanggulangan bahaya kebakaran th. 1980 (Departemen PU).
2.8.17 Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan
Gedung tahun 1985 (Departemen PU).
2.8.18 N.F.P.A dan F.O.C. sebagai pelengkap.
2.8.19 Peraturan Telekomunikasi 1989.
2.8.20 Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Mekanikal / Elektrikal ini selain
dari persyaratan-persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

2.9 Pekerjaan dianggap selesai apabila :


2.9.1 Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari Direksi / Pengawas.
2.9.2 Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi, sehingga
Pemilik dapat membenarkannya.
2.9.3 Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama-sama dengan Direksi /
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik dengan hasil baik, sesuai dengan
spesifikasi teknis.

2.10 Kontraktor.
2.10.1 Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan ini.
2.10.2 Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah badan
pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk

30
penyediaan dan pemasangan instalasi Mekanikal / Elektrikal ini sampai
selesai.

2.10.3 Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS PLN Kelas C untuk
pekerjaan instalasi listrik dan PAS PAM Kelas III (C) untuk pekerjaan plumbing
dan kebakaran (pemipaan) sebagai penanggung-jawab di bidangnya masing -
masing.
Kontraktor bertanggung-jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal /
Elektrikal dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga ahli
yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan
teknis dan administrasi di lapangan.
2.10.4 Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang
ditentukan oleh Direksi / Pengawas.
2.10.5 Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang,
peraturan-peraturan, persyaratan umum, maupun suplementernya,
persyaratan standar internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-unit
peralatan, buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar serta
segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
2.10.6 Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Direksi / Pengawas atau pihak
lain yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen
pelelangan, gambar-gambar atau lainnya terdapat hal-hal yang kurang jelas.
2.10.7 Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan
pelaksanaan dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek
ini apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran
pekerjaannya.
Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib mengerjakan
saran-saran perbaikan untuk segenap pihak. Apabila hal ini dilakukan,
Kontraktor tetap bertanggung-jawab atas segala kerugian-kerugian yang
ditimbulkan.

2.11 Koordinasi Dengan Pihak Lain.


2.11.1 Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi /
penyesuaian pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan
lainnya atas petunjuk ahli sebelum pengerjaan dimulai maupun pada waktu
pelaksanaan.
Gangguan dan konflik di antara Kontraktor harus dihindari.
Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggung -
jawab Kontraktor.
2.11.2 Kontraktor wajib bekerja-sama dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran
pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak Kontraktor sipil
maupun arsitektur.
2.11.3 Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sejauh /
sedapat mungkin digunakan peralatan-peralatan yang seragam dan merk yang
sama untuk seluruh proyek ini agar mudah pemeliharaannya.

31
2.11.4 Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh
pihak lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup
instalasi sistem ini, Kontraktor bertanggung-jawab penuh atas segala
peralatan dan pekerjaan ini.
2.11.5 Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi, dan memberikan petunjuk kepada
Kontraktor lainnya untuk melakukan penyambungan kabel-kabel, pemasangan
sensor-sensor, perletakan peralatan / instalasi, pembuatan sparing dan
lain-lainnya pada dan untuk peralatan Mekanikal / Elektrikal agar sistem
Mekanikal / Elektrikal keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna.
Dalam hal ini, Kontraktor masih tetap bertanggung-jawab penuh atas
peralatan - peralatannya tersebut.

2.12 Penolakan Pekerjaan Sistem Mekanikal / Elektrikal.


Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau
tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata Kontraktor
gagal untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang cukup menurut Direksi /
Pengawas serta pihak yang berwenang, maka keseluruhan atau sebagian dari sistem
ini sebagaimana kenyataannya, dapat ditolak dan diganti.

Dalam hal ini pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung-jawab Kontraktor.

2.13 Pengawasan Instalasi.


2.13.1 Shop Drawing.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja /
shop drawing rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambar
yang telah dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini
dan disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat
dimulai bila gambar kerja telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi /
Pengawas.

2.13.2 Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya
kepada Direksi / Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan
persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang.
Seluruh contoh harus sudah diserahkan di dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan sesudah Kontraktor memperoleh SPK.

2.13.3 Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul


tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan net-work planing yang terinci
untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Direksi / Pengawas atau
pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya.

Skedul dan net-work planing harus diserahkan dalam waktu 15 hari kalender
sesudah menerima SPK.
32
2.13.4 Kontraktor harus mengadakan :
a. Laporan kegiatan pekerjaan harian
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.

2.13.5 Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal yang telah
selesai dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari
pihak Direksi / Pengawas atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa
tahap pekerjaan sistem Elektrikal dan Mekanikal telah selesai dikerjakan
sesuai dengan persyaratan yang ada.
Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada
jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh Kontraktor.

2.13.6 Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial run pekerjaan sistem
Mekanikal dan Elektrikal ini harus dihadiri pihak Direksi / Pengawas,
Konsultan, Ahli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas.
Untuk ini harus dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merek
peralatan yang diuji dan dari Kontraktor yang bersangkutan. Peralatan untuk
pengujian harus berkualitas baik dan sudah ditera.
Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung-jawab
Kontraktor.

2.13.7 Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi / Pengawas atau Ahli yang
ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang
mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

2.13.8 Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan Direksi / Pengawas
untuk pengarahan dan pengawasannya ditanggung oleh Kontraktor.

2.14 Pembersihan Lapangan.


2.14.1 Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan lapangan
yang digunakan.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi
pembersihan lapangan tersebut.

2.14.1 Setelah kontrak selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa bahan
pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa
pemeliharaan.

2.14.3 Kontraktor harus melindungi daerah kerja di dalam gedung / bangunan


dengan (Portable Fire Extinguisher class A/B/C [15 lbs] /tabung racun api) atau
jenis lain untuk setiap luasan sesuai dengan peraturan yang berlaku atas biaya
Kontraktor.

33
2.15 Petunjuk Operasi, Pemeliharaan, dan Pendidikan.
2.15.1 Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan:
a) Gambar-gambar jadi (as-built drawing), dalam bentuk gambar cetak
sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk kalkir Sevia sebanyak 1 (satu) set.
b) Katalog spare-parts.
c) Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
d) Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak ini
juga dalam bahasa Indonesia.

Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik sebanyak 3 (tiga) set


dan kepada Direksi / Pengawas 2 (dua) set. Bila gambar dan data-data
tersebut belum lengkap diserahkan maka pekerjaan Kontraktor belum bisa
diprestasikan 100 %.

2.15.2 Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi
menggunakan peralatan (air conditioner, sound system, electrical system) dan
perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Direksi /
Pengawas secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya, minimal 3
orang selama 3 bulan sebelum penyerahan pertama dan 3 bulan sesudah
penyerahan pertama proyek ini dilakukan.

Kontraktor harus mengajukan rencana sistim pendidikan pada air conditioner,


sound system, electrical system ini terlebih dahulu kepada Direksi / Pengawas.
Pendidikan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggung-jawab
Kontraktor.

2.15.3 Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan
perawatan pada air conditioner, sound system, electrical system yang dibuat
dalam bahasa Indonesia kepada Direksi / Pengawas dan sebuah lagi
hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada
dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk Direksi /
Pengawas.

2.16 Service dan Garansi.


Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 1 (satu) tahun
sesudah tanggal saat sistem diterima oleh Direksi / Pengawas secara baik (setelah
masa pemeliharaan).

2.16.1 Kontraktor harus bertanggung-jawab atas seluruh peralatan yang rusak


selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.

2.16.2 Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang-barang
atau sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan
pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan
puluh) hari setelah proyek ini diserah-terimakan untuk pertama kalinya.
34
2.16.3 Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan/merawat peralatan Mekanikal / Elektrikal dan
mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa
atau melakukan penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.

2.16.4 Kontraktor harus memberikan service secara cuma-cuma untuk seluruh


sistim Mekanikal / Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender setelah proyek ini diserah-terimakan pertama kali dan garansi 1
(satu) tahun kalender setelah serah terima kedua.

2.17 I j i n.
2.17.1 Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan
dan biaya Kontraktor.

2.17.2 Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminya


yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukan
oleh Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas
dengan semua biaya atas beban Kontraktor.

2.17.3 Kontraktor harus bertanggung-jawab atas penggunaan alat-alat yang


dipatentkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang
diperlukan untuk ini. Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat
Pernyataan mengenai hal tersebut di atas.

2.17.4 Kontraktor harus menyerahkan semua ijin atau keterangan resmi yang
diperolehnya mengenai instalasi proyek (instalasi air conditioner, sound
system, electrical system) ini kepada Direksi / Pengawas atau pihak yang
ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.

2.17.5 Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Direksi /


Pengawas setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila
akan melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur).

2.17.6 Kontraktor harus mendapatkan ijin-ijin yang berhubungan dengan pajak,


pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi (instalasi
air conditioner, sound system, electrical system) yang dikerjakan.
Dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan
ijin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk biaya memperbanyak
gambar yang diperlukan untuk pengurusan IMB.
2.18 Korelasi Pekerjaan.
2.18.1 Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Mekanikal /
Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor.

35
Kontraktor harus sudah memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian /
pembersihan.

2.18.2 Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada


dinding, lantai, langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakan oleh
Kontraktor berikut perapihan / finishing-nya kembali.

2.18.3 Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari


peralatan-peralatan ke panel yang disediakan oleh Kontraktor listrik sesuai
dengan gambar dokumen tender.
Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut apakah
sudah sesuai dengan peralatan yang akan disambungkan.

Segala akibat yang timbul akibat penyambungan ini menjadi tanggung-jawab


Kontraktor.

2.18.4 Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-ukuran, gambar-gambar dan
peralatan yang diperlukan kepada Direksi / Pengawas untuk mendapat
persetujuan.

2.18.5 Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air, listrik,
saniter darurat harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih dahulu
membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Pengawas.

2.18.6 Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus
diberi lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk
memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis.

Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Direksi /


Pengawas untuk dimintakan persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut
harus sudah diperhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.

2.18.7 Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus


ditutup kembali seperti semula dan dirapikan / difinish yang rapi sehingga
tidak terlihat lagi bekas-bekas pembobokan.

2.18.8 Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Kontraktor harus


menyerahkan gambar/data teknis listrik sesuai dengan keperluan peralatan
yang akan dipasang, agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik
berikut pengamanannya.

Jika hal ini tidak dilaksanakan, segala akibatnya menjadi tanggung-jawab


Kontraktor.

36
2.19 Sub Kontraktor.
2.19.1 Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus karena tenaga-tenaga pelaksana
yang ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian
dan lain-lain, Kontraktor dapat menyerahkan sebagian pekerjaan instalasinya
kepada Sub Kontraktor yang telah mempunyai izin lain setelah mendapatkan
persetujuan secara tertulis dari Direksi / Pengawas.

2.19.2 Kontraktor masih harus bertanggung-jawab sepenuhnya atas segala lingkup


pekerjaannya, baik yang dilaksanakannya sendiri maupun terhadap pekerjaan
yang diserahkan kepada Sub Kontraktor (di-subkontrak-kan).

2.20 Site Manager.


2.20.1 Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang
ahli yang cukup berpengalaman dan diberi wewenang oleh penandatangan
kontrak untuk mengambil keputusan di lapangan. Ia bertanggung-jawab
sepenuhnya atas segala pekerjaan instalasi pada proyek ini dan harus selalu
berada di lapangan (site). Bila ia akan meninggalkan site harus ada orang lain
yang secara tertulis diberikan wewenang untuk mewakilinya.

2.20.2 Nama, perincian pengalaman kerja Site Manager harus disertakan oleh
Kontraktor pada saat penawaran dilakukan.

2.20.3 Bilamana ternyata menurut pendapat pihak Direksi / Pengawas, Konsultan


Perencana atau pihak yang berwenang, Site Manager yang ditunjuk kurang
cakap menjalankan tugasnya, Kontraktor harus menggantinya dengan orang
lain.

2.20.4 Selama Site Manager belum ditunjuk, penanda-tangan kontrak yang harus
bertindak sebagai Site Manager.

2.21 B a h a n.
2.21.1 Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Mekanikal / Elektrikal juga brosur asli pipa, kabel, pipa
konduit, katup-katup, detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis
dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada brosur-brosur
peralatan / bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang
jelas.

2.21.2 Apabila ada data-data serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang
disebutkan di dalam gambar-gambar dan spesifikasinya, Kontraktor tetap
harus menggantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.

2.21.3 Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar,
tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan

37
diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama,
atas tanggungan biaya Kontraktor.

2.21.4 Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan
baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus
menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang digunakan
dalam instalasi ini sebelum dipasang.

2.21.5 Bilamana ternyata dipakai/digunakan bahan/peralatan lama, bekas


dipergunakan, bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya dengan
bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan spesifikasi
dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.

2.21.6 Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site sebelum


contoh atau brosurnya disetujui oleh Direksi / Pengawas. Semua bahan yang
telah masuk di site dan menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh
ataupun brosur yang telah disetujui, maka bahan / peralatan tersebut harus
dikeluarkan dari site dalam waktu 1 x 24 jam sejak diketahuinya
penyimpangan itu oleh Direksi / Pengawas.

Bila hal ini belum dilakukan maka bahan tersebut segera akan dimusnahkan.

3. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan
serta peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja,
pembuatan alat-alat, pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluan
pengujian dan keperluan kerja.

Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam gambar


tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut dapat
dilihat pada Syarat-syarat Khusus Teknik) :

3.1. Sistim Mekanikal.


a. Instalasi plumbing

3.2. Sistim Elektrikal.


a. Instalasi sistem distribusi listrik lengkap berikut panel-panel daya .
b. Instalasi penerangan dan stop kontak

3.3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.

38
3.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal / Elektrikal sesuai dengan
gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.

3.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi / Pengawas, Konsultan atau pihak lain
yang ditunjuk untuk ini.

3.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung-jawab
atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.

3.7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Mekanikal /


Elektrikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi
teknik, serta adendum lainnya.

3.8. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal-klausal / butir-butir yang ditulis / disebutkan
kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas
spesifikasinya.

3.9. Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga instalasi Mekanikal / Elektrikal


segala biaya pengujian (comitioning test) di pabrik pembuatnya dan memberikan ijin
untuk disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Pemilik. Sistim pengujian harus
disampaikan secara tertulis 1 (satu) bulan sesudah menerima SPK.

Pasal 2
SYARAT-SYARAT KHUSUS TEKNIS INSTALASI LISTRIK

1. UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material
dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun di luar bangunan.

Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian
dari Syarat-Syarat Khusus Teknik ini.

2. PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK.

Sumber daya listrik bagi bangunan. Diperoleh dari jaringan tegangan 220/380 V.

Melalui panel utama tegangan rendah SDP untuk selanjutnya didistribusikan ke panel-panel
sub-distribusi dan panel daya / penerangan gedung secara radial.

Sistem distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fasa - empat kawat
220/380 V mengikuti sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman).
39
3. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu
sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar
maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian,
pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan/instalasinya oleh badan resmi
PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah-terima dan pemeliharaan /
garansi selama 12 bulan.

Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi /


syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan
harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :

Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan


dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti
yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya system / peralatan,
walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.

Pekerjaan ini meliputi :

3.1 Pekerjaan di Dalam Gedung .

3.1.1 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel SDP (sub distribution panel)
tegangan rendah.

3.1.2 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya / penerangan.


Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel / konduktor
pentanahan netral / badan panel.

3.1.3 Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel daya jenis NYY untuk penghubung
antarpanel daya / penerangan dan kabel-kabel daya menuju peralatan.

3.1.4 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur
penerangan, baik penerangan normal maupun darurat.

3.1.5 Pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir konvensional, lengkap


berikut pentanahan dan bak kontrolnya.

40
3.2 Pekerjaan di Luar Bangunan.

3.2.1 Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel pentanahan untuk instalasi daya.
Lihat gambar skedul penerangan luar .

3.2.2 Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar.

3.2.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah jenis NYFGbY
yang menghubungkan :

- Dari KWH-meter PLN ke MDP


- dan kabel daya lainnya.

Kabel penghubung tersebut lengkap dengan terminasi (sepatu kabel) yang


diperlukan.

4. GAMBAR-GAMBAR.
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di
dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu
lainnya.

Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi


lapangan.

Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal / elektrikal, dan kontrak lainnya haruslah


menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya
kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli dari
Konsultan Perencana, Direksi / Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

5. KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI.
5.1 Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop-kontak), saklar,
kotak-kotak tarik (pull box), cabinet / panel daya, kabel, alat-alat bantu dan semua
peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan
dari sistem instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan.

5.1.1 Kotak-kotak (doos) Outlet.


a. Jenis.
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE atau
standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box empat

41
persegi atau segi delapan. Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup
rapi harus dipasang dengan baik dan benar.

b. Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang
diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran
conduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang
ditunjuk atau dipersyaratkan.

c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).


Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe
yang diberi gasket tahan cuaca :
- tempat-tempat yang kena matahari.
- tempat-tempat yang kena hujan.
- tempat-tempat yang kena minyak.
- tempat-tempat yang kena udara lembab.
- tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

d. Outlet Pada Permukaan Khusus.


Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi,
blok beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk
persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.

5.1.2 Saklar dan Stop Kontak.


a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar
dinding dan receptacles otlet harus dari bahan galvanized steel dan tidak
boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk peralatan tunggal dan
11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk
lebih dari dua peralatan.

b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating minimum 10
A/250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok,
kecuali ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140
cm di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus dipasang
pada doos (kotak) yang sesuai.
Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau
sesuai dengan petunjuk Direksi / Pengawas.
Saklar dan Stop Kontak ex JUNG TOP LINE atau setara.

42
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan rating minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan harus
disesuaikan dengan peraturan PUIL 2000 dan diberi saluran pentanahan.

d. Pendukung dan Pengikat.


Kotak-kotak pelat baja harus didukung atau diikat dengan cukup supaya
mempunyai bentuk yang tetap.

5.1.3 Kabel-kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel
tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan
pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan.

a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah ( sampai 600 V ).


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL,
IEC, VDE , SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan
peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau
dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak
dan dipilin (stranded).

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 mm2 kecuali
untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang dari 30
meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus dari jenis NYFGbY dan kabel
instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel
kontrol).

Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit


atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan diklem / diikat dengan
pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.

Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di


dalam bangunan harus diadakan secara lengkap.

Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah sebesar 40%

Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar).

b. Kabel Tanah Tegangan Rendah.

Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL


2000, IEC, VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi
43
yang ditanam langsung di dalam tanah. Semua kabel dengan luas
penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded).

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistem yang pemakaian kontrol pada sistem
remote yang kurang dari 30 meter panjangnya (bisa menggunakan kabel
dengan ukuran 1,5 mm2).

Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burrial) harus
sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air
dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV.

Apabila diperlukan penyambungan kabel di dalam tanah, harus dilakukan


dengan alat penyambung khusus (jointing kit) tegangan rendah jenis epoxy
resin - cold pour system.

Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang


benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti
anjuran pabrik pembuat jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh hasil
penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi
yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar), jointing kit ex RAYCHEM
atau setara.

c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.

Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan
daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel
daya ke saklar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan
di dalam gambar.

Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak
harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam konduit PVC high-impact
heavy gauge.

Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali
tercatat lain. Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang
panjangnya lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak pertama
harus mempunyai luas penampang minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus
minimum 20 A).

d. Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan -
sambungan di dalam pipa konduit.

44
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak
cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan
stop kontak.

Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat secara
elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau
soldered.

Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus


dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa,
sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang
yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

e. Kabel Kontrol.
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel
kontrol motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus terbuat dari
tembaga jenis stranded annealed copper yang fleksibel.

Isolasi harus dari PVC, tahan lembab dan ozon dengan rating tegangan
sampai 600 V.

Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5


sqmm untuk panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang
memuaskan dari peralatan yang dikontrol, dengan pertimbangan -
pertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya.

Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar).

f. Bahan Isolasi.

Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet,
PVC, varnished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case,
composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan,
lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang
dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau
pabrik pembuatnya.

g. Pemasangan Kabel.
1. Pemasangan di Permukaan.
a. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.
Semua kabel harus dipasang di dalam konduit PVC high-impact
heavy gauge, dipasang di permukaan pelat beton langit-langit
dengan klem pendukung yang sesuai.
45
Pendukung-pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan
teratur.

Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan


tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali
diameter kabel).

Konduit ex CLIPSAL atau setara.

b. Kabel Daya Penghubung Antar panel.


Kabel-kabel daya diletakkan di atas cable tray, di klem pada cable
tray dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel).

Pemasangan cable tray harus mengikuti jalur yang direncanakan


secara rapi dan digantung atau disangga secara kokoh dengan
penggantung / penyangga besi yang diklem ke pelat beton.

Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus


menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem, besi
penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel
yang dipasang horizontal maupun vertikal.

Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada


biaya pemasangan kabel tersebut.

c. Kabel Daya dari Panel Daya AC ke OCU dan EVB.

Jenis kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di dalam


konduit metal tahan karat (galvanized / white metal conduit)
yang diletakkan di atas pelat lantai.
Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju motor
dengan faktor pengisian 40 %.

Dari pipa konduit yang dipasang horizontal menuju motor, kabel


ditarik ke terminal motor melalui flexible metal conduit yang juga
tahan karat.

Ukuran konduit fleksibel ini harus sesuai dengan ukuran pipa


konduit dan disambung dengan cara sedemikian rupa, sehingga
benar-benar kedap air. Demikian juga penyambungan pipa
fleksibel terhadap box terminal motor.

46
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh
konduit fleksibel serta cara penyambungannya terlebih dahulu
kepada Direksi/Pengawas untuk disetujui.

2. Pemasangan di Dalam Dinding.


Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam
dinding harus diletakkan di dalam konduit PVC high impact heavy gauge
dengan ukuran minimum 3/4".

Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan
setelah pipa selesai ditanam.

3. Pemasangan Menembus Dinding.

Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel


yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap
penampang kabel.

h. Penggunaan Warna Kabel.


Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa,
netral dan nol harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 1987,
yaitu :

1. Sistem tegangan 220 V, 1 fasa :


hitam : fasa
biru : netral
kuning/hijau : pentanahan

2.Sistem tegangan 220/380 V, 3 fasa :


merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
kuning/hijau : pentanahan (G)

i. Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas panel
daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan
pendukung lain-lainnya.

Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.

47
j. Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga
dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau
langit-langit.

5.1.4 Sistem "Race Way"


Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit
beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi
instalasi kabel.

a. Ukuran.
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani
dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL 2000 dan
lain-lain.

Diameter minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan


faktor pengisian kabel maksimum 40 %.

b. Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC
high-impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.

Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari jenis
heavy gauge galvanized welded steel yang memenuhi persyaratan BS 4568 :
part I & II class 4.

c. Pemasangan.
1. Race Way yang Ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi dilakukan
dengan jalan membobok dinding beton dengan pahat.

Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai


dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.

Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding sesuai


dengan kondisi semula.

Selama dilakukannya pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit


harus ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran
lainnya.

48
2. Race Way yang Dipasang di Permukaan.
Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus dipasang
sejajar atau tegak-lurus dengan dinding bagian struktur atau pertemuan
bidang-bidang vertikal dengan langit-langit.

Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit,


harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.

Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan


kuat. Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup / dilengkapi dengan
plat kuningan yang sesuai.

Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fitting-fitting,


klem dan lain-lainnya harus digalvanisir atau di cat tahan karat dan
harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari permukaan korosif.

Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus dicat


satu jalan sebelum dipasang, dan sekali lagi sesudah dipasang, dengan
warna yang ditentukan oleh Direksi / Pengawas.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus
dicat dengan warna sebagai berikut :

a.Pipa penerangan dan daya - orange


b. Pipa telepon - hijau
c.Pipa fire alarm - merah
d. Pipa tata-suara - kuning

3. Race Way yang Dipasang di Dalam Tanah.


Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus
mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum
dipasangkan. Di atas race way tersebut harus diberi patok penunjuk.
Pipa / race way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang
memenuhi standar SII.

4. Race way Melintas / Menembus Dinding.


Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan
lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin
dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air), api dan asap.

5. Konduit Logam Flexibel Tahan Air.


Konduit logam flexibel yang tahan air harus dipakai pada kondisi di mana
ada kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam atmosfir
yang korosif, lembab atau berupa minyak. Termasuk dalam hal ini adalah
pemakaian pada kabel masuk ke terminal motor pompa.

49
Suatu bungkus (sheath) yang tahan cairan dari polivinyl chlorida (PVC)
harus menonjol pada inti baja yang flexibel.

Sambungan antara konduit yang kaku, fitting dari konduit dan


sebagainya dengan konduit fleksibel harus dibuat dengan fitting jenis
"insulated throat type" yang dianjurkan oleh pembuat dari konduit
logam tahan cairan tersebut. Suatu konduktor yang dapat digunakan
untuk meneruskan pentanahan (earth continuity) harus pula dimiliki
oleh race way / konduit ini.

6. Pengakhiran dan Sambungan.


Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan
lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating bushing insert yang
harus terbuat dari thermoplastic atau "fibre minded" yang dimatikan
untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi
kontinuitas dari sistem grounding dari race way.

Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis yang
tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistem
penguncian interlock compressed.

7. Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari
tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.

Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka,


termasuk pelindung kabel (sheath / armour), konduit, saluran metal,
rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar dengan penutup metal
harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan.

Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan


tidak diperbolehkan. Dalam hal ini harus digunakan konduktor
pentanahan tersendiri yang terbuat dari tembaga dengan daya hantar
yang tinggi.

Luas penampang minimum konduktor pentanahan adalah 6 sqmm dan


dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan
harus menggunakan penyambung mekanis yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas.

Tahanan pentanahan netral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm.

50
5.1.5 Sub Distribution Panel dan Perlengkapannya
a. U m u m.
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker,
indikator, magnetic contactor, accessories, peralatan-peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang
sempurna dari segenap sistem dan peralatan-peralatannya.

Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki pengalaman


yang luas di bidang manufacturing dan perencanaan panel-panel tegangan
rendah dan dapat memberikan keterangan bahwa panel-panel tersebut
telah beroperasi dengan baik selama paling sedikit 3 tahun.
Penawaran harus meliputi reference list sebagai suatu bukti.

b. Panel-panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali
ditentukan lain. Seluruh assembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat
pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki
sesuai dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan atau
penambahan seperti disyaratkan di bawah ini:

1. Umum.
Setiap panel daya utama harus dari jenis indoor, dead-front, terbuat dari
plat baja (metal clad).Konstruksi panel harus kokoh dan tidak rusak
dalam pengiriman atau pemasangan.

Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta termal


akibat hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik).

Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah dan atas
dengan pelat-pelat penutup yang bisa dilepas.

Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus


dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel. Tutup yang berengsel
tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi dan gerendel /
kunci. Semua sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya dan
lain-lain harus dipasang pada sisi belakang dari penutup yang berengsel
tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres) ventilasi
untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan
arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam standar VDE/IEC untuk
peralatan yang tertutup. Material-material yang bertegangan harus
dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan terkena percikan air.
Tebal pelat baja yang digunakan minimum 2 mm.

51
2. Konstruksi.
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti ditunjuk
dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.

Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan boleh


berbeda menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa
fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.

Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus
diikuti dalam urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan
bangunan (konstruksi). Tempat struktur bus-bar dan hubungan -
hubungannya harus dibangun dan ditunjang untuk dapat menahan arus
hubung-singkat yang terjadi pada lokasi tertentu tersebut.
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur untuk
menjamin daerah kontak yang baik.

3. Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine.
Untuk menjaga benda-benda asing masuk melalui lubang tersebut, pada
bagian dalam harus diberi lapisan pelat yang juga dilubangi (di-punch).

4. Papan Nama.
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan
nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya dan
dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara pemberian nama harus
menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus daya atau alat-alat
yang tersambung padanya. Keterangan mengenai hal ini harus diajukan
dalam gambar kerja.

Mimic diagram berwana biru harus dipasang pada pintu, lengkap dengan
komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen tersebut.

5. Cadangan Sambungan di Kemudian Hari.


Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan -
ruangan tersebut harus dilengkapi dengan pemutus daya cadangan,
terminal, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk
peralatan yang dipasang di kemudian hari.
Kemungkinan penyambungan di kemudian hari dapat berupa
peralatan baru, misalnya saklar, pemutus daya, kontaktor dan lain-lain.

6. Bus-Bar / Rel Daya.


Bus-Bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara
mendatar dengan rapi sepanjang panel di dalam ruang yang berventilasi.
Jarak antar rel daya harus memenuhi ketentuan pemasangan rel daya di
dalam PUIL 2000.
52
Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high
conductivity" yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak pada
bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan 150 % dari arus beban terpasang.

Ukuran bus-bar disesuaikan dengan peraturan PUIL 2000.

Semua Bus-Bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang
terbuat dari bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya
porselain atau moulded insulator, sedemikian rupa sehingga mampu
menahan gaya mekanis yang terjadi akibat hubung-singkat.

Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa
menurut PUIL 2000. Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur
sampai 70 oC.

Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas penuh


(full neutral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus
pentanahan yang telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka dan
dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari peralatan yang perlu
ditanahkan. Dalam hal ini, konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa - 4 kawat - 5
bus.

Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar


dengan arus lebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang-batang
tembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar. Untuk arus yang lebih
kecil, diijinkan menggunakan kabel berisolasi PVC (NYY atau NYA).

Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang


menunjukkan ukuran-ukuran dari bus-bar dan susunannya.

Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan


disediakan cara-cara untuk penyambungan di kemudian hari.

Apabila saluran keluar (out going feeder) yang menuju ke satu teminal
terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih
dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu terminal atau bus-bar.

Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara memasangkan


batang tembaga tambahan untuk menyatukan sepatu kabel tersebut
pada satu terminal yang berlainan.

53
7. Alat-alat Ukur.
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur
seperti yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.

Bila digunakan amperemeter selector switch (saklar pindah), pada saat


pemindahan pengukuran arus, saklar pindah untuk amperemeter harus
berada pada posisi off, dan pada posisi ini trafo arus harus dalam
keadaan terhubung-singkat.

Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus untuk
dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang paling
tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar (minimum 90o), skala linier,
dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144
mm x 144 mm. Posisi dari saklar putar untuk voltmeter dan
amperemeter harus ditandai dengan jelas.

a. Amperemeter (A-m)
Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban lebih
sebesar 120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2 jam dan
dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk
menandai besarnya arus beban penuh.

Amperemeter harus dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5


kW atau lebih pada salah satu fasanya.

Amperemeter harus mampu untuk menahan pergerakan yang


timbul akibat arus start motor dan mempunyai skala overload yang
rapat (compressed) untuk keperluan pembacaan arus start tersebut.

Pada amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur


penunjukkan nol (zero adjusment) berupa sekrup pemutar
dibagian depan.

b. Voltmeter (V-m)
Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai
skala penunjukan yang lebar.

Voltmeter dipasang di sisi daya masuk melalui sekring pengaman


jenis HRC dengan arus nominal 3 A.

Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan


nol (zero adjustment) berupa sekrup pemutar di bagian depan.

54
8. Trafo Arus.
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan
(indoor type), jenis jendela dengan perbandingan kumparan yang sesuai
dengan standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran.

Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan


gaya-gaya mekanis yang timbul pada waktu terjadinya hubung-singkat 3
fasa simetris.

Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan


dengan kWh-meter dengan syarat tidak mengurangi ketelitiannya.

Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus khusus


(terpisah).

9. Kabel-Kabel Kontrol.
Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang di
pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap
kerusakan mekanis.

Ukuran kabel kontrol minimum 2,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan
tegangan nominal 600 volt.

Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus dipasangkan


sepatu kabel dengan ukuran kabelnya dan dikencangkan dengan alat
penekan (press-tang / kerf tang) secara baik, sehingga dapat dicegah
terjadinya hubung longgar (lost contact).

Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada terminal


peralatan harus cukup kencang dan kokoh.

10 Merk Pabrik.
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik (ex
MG atau setara).

Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan atau


dipertukarkan tempatnya pada rangka panel.
Panel ex Industira atau setara

11 Peralatan Pengaman / Pemutus Daya.


a. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari 800 A
digunakan jenis rumah tuangan (moulded case circuit breaker -
MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752 Part 1 1977 atau IEC
157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi 40 oC (fully tropical
55
ized) dan mampu beroperasi untuk tegangan 660 VAC dengan rating
1000 VAC.
- MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik
pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.

- Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus


terbuat dari bahan silver/tungsten dan mekanisme operasinya
dirancang untuk menutup dan membuka kontak - kontak
utamanya secara menyapu (wiping action).

- Mekanisme operasi harus dari jenis " quick make" dan


"quick break" secara simultan pada ketiga / keempat
kutubnya sewaktu opening, closing maupun trip.
Mekanisme ini harus trip-free untuk mencegah kontak
utama menutup kembali tanpa sengaja.

- Handel togel MCCB harus dapat membuka semua kutub


(kontak utama) secara bersamaan (simultan). Suatu arus
kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus
menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.

- MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing -


masing kutubnya yang dapat disetel (adjustable) untuk arus
beban lebih (overload - inverse time) secara mekanis dengan
bimetal, pengatur arus hubung-singkat (overcurent -
instantaneous) secara mekanis dengan solenoid (magnetis).

Untuk motor protection, hanya dipasang magnetic overcurrent


protection.

- Pada MCCB dengan rating 250 A - 630 A thermal-magnetic


trip unit harus dari jenis interchangeable trip unit, sedangkan
untuk MCCB di atas 630 A menggunakan solid-state relay
yang dienergize oleh CT yang terpasang di dalam MCCB
sehingga tidak memerlukan catu daya dari luar MCCB.
- Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi operasi, yaitu
ON, OFF dan TRIP.
- Kapasitas pemutusan arus kesalahan (interrupting /
breaking capacity) tidak kurang dari 50 kA.

b. Miniature Circuit Breaker (MCB).


MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan B.S. 4752 /Part
1 1977 atau IEC157.1 (fully tropicalized), mampu beroperasi untuk
tegangan sampai 660 VAC dengan rating 1000 VAC.
56
- MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik
pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.

- Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat


dari bahan silver/tungsten dan mekanisme operasinya
dirancang untuk menutup dan membuka kontak-kontak
utamanya secara menyapu (wiping action).

- Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk


mencegah kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
- Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua
kutub (kontak utama) secara bersamaan (simultan).

Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus


menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.

- MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih


(overload-inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan
arus hubung-singkat (overcurent-instantaneous) secara
mekanis dengan solenoid (magnetis).

Arus nominal dari MCCB dan MCB harus sesuai dengan gambar,
dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity) disesuaikan
dengan letak pemutus daya tersebut.

c. Kontaktor.
Kontaktor-kontaktor atau rele kontrol harus memenuhi persyaratan
B.S. 5424 Part 1 : 1977.

- Rating kontaktor atau rele harus sesuai dengan gambar


dan tidak kurang dari 10 A. Rating tersebut harus
merupakan rating kontinyu.

- Semua kontak (kutub) kontaktor atau rele harus dilapis


dengan perak (silver).

- Coil dari kontaktor atau rele harus mempunyai rating


tegangan 220 V, 50 Hz.

57
12 Terminal Pembantu.
Apabila untuk menuju suatu terminal pada panel tersebut digunakan
beberapa kabel yang disatukan pada terminal tersebut, Kontraktor
harus juga menyediakan terminal pembantu yang diperlukan.

Terminal pembantu tersebut harus terbuat dari bahan yang sama


dengan terminal utama dengan kapasitas hantar arus yang sesuai dan
dilubangi sesuai dengan ukuran sepatu kabel yang digunakan. Setiap
mur-baut yang digunakan harus dikencangkan dengan baik agar
terhindar dari kemungkinan hubungan-longgar (lost contact).

5.1.6. Peralatan Penerangan.


1. U m u m
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap
dan sempurna dari semua peralatan penerangan.

Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

2. Kualitas dan Pengerjaan.


Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun
khusus harus dari kualitas terbaik.

Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan


standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan
skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.

Armatur ex Lucolite, Artholite, Philips.

3. Jenis Armature.
a. Lampu-lampu Flourescent (SL)

Lampu SL 8 watt

Semua fixture harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor


kerja sehingga mencapai minimum 0,96. Balast harus dari tipe low
losses.

Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus


memenuhi standar PLN / SII / LMK.

58
4. Pemasangan.
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh
tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui
Direksi / Pengawas.

Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan lain


yang perlu agar diperoleh hasil pemasangan yang baik.

Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga


betul-betul lurus.

Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted)


tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian fixture dan
permukaan - permukaan di sebelahnya.

Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).

Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan, peralatan


tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi
sempurna serta bebas dari semua cacat /kekurangan.

Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus


menyala secara lengkap.

6 . PENGUJIAN DAN PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM.

6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian


(testing), penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang.

6.2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang
tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua
instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh kontraktor.

Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan


berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.

6.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan


Direksi / Pengawas antara lain :

a. Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section)
maupun keseluruhan (overall).
b. Pengujian pentanahan panel.
c. Pengujian kontinuitas konduktor conductor.
d. Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
59
e. Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat
data setelan yang dilakukan.
f. Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau badan
resmi yang ditunjuk Direksi / Pengawas.

6.4 Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di
atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara
pengujian

Pasal 3
PEKERJAAN PLUMBING

1. Persyaratan Umum
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Plambing/ Sanitasi ini menguraikan persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor untuk hal pengadaan material dan peralatan, pengerjaan
instalasi serta pengujian di Pabrik dan di Site. Dalam hal ini, Spesifikasi Umum Teknis
Mekanikal adalah bagian dari spesifikasi teknis ini.

2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, dan
lain-lain, pengiriman ke site, pemasangan, pengujian atau pengetesan
(commissioning) dan pemeliharaan seluruh Pekerjaan Plambing/Sanitasi seperti
disyaratkan dalam :
 Spesifikasi Teknis
 Gambar Perencanaan
 Bill of Quantity
 Berita Acara Aanwizjing

Dalam pekerjaan ini termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan


dengan Pekerjaan Plambing/Sanitasi yang tidak mungkin disebutkan secara terinci,
tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi Plambing/ Sanitasi.

2.2. Sistem Instalasi Air Bersih


1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa serta kelengkapannya dari sumber
air.
Brosur lengkap harus disertakan dalam penawaran berisikan curve-curve
karakteristik, pompa dan gambar-gambar potongan yang menunjukkan
susunan bagian-bagian dalam pompa.
Penawaran adalah berikut dengan Kontrol panel wiring sistem dan alat-alat
kontrolnya.

60
2. Pengadaan pipa distribusi dan kelengkapannya (fitting, valve dan lain-lain)
serta pemasangan dan pengujian instalasinya di dalam dan di luar gedung
sesuai dengan gambar dokumen dan spesifikasi.
3. Pembersihan pipa (flushing) menggunakan aliran air yang bertekanan dengan
pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
4. Pengujian sistem instalasi air bersih terhadap kebocoron pada seluruh sistem
jaringan pipa dari setiap lantai dengan pengujian tekanan hidrolik yang
dilakukan secara bertahap pada setiap lantai / bangunan
5. kemudian dilanjutkan secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang
semuanya.
6. Pengujian sistem instalasi air bersih secara keseluruhan dan mengadakan
pengamatan sampai sistem itu bekerja dengan baik dan aman (sesuai dengan
perencanaan).
7. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani plambing
beserta kelengkapannya.
8. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian
(pembobokan) dan pembersihan site oleh Kontraktor.

2.3. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
1. Pengadaan dan pemasangan pipa air buangan lengkap dengan peralatannya
yang berada dalam gedung mulai dari WC, urinoir, wastafel, Floor Drain, Clean
Out dan lain-lain pada setiap lantai ke saluran pipa pembuang utama (pipa
tegak).
2. Pengadaan dan pemasangan pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama
(pipa tegak) untuk pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada
di dalam gedung.
3. Pengujian sistem instalasi air buangan terhadap kebocoran pada seluruh
sistem jaringan pipa dari setiap lantai yang kemudian dilanjutkan dengan
pengujian secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya.
4. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
instalasi air buangan dan kelengkapannya.
5. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian
(pembobokan) dan pembersihan site oleh Kontraktor.

2.4. Sistem Instalasi Air Hujan


1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa air hujan dan roof drain.
2. Pengujian sistem instalasi pipa air hujan terhadap kebocoran pada seluruh
sistem jaringan air hujan setelah jaringan pipa terpasang sebagian dan
semuanya terpasang.
3. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan instalasi air buangan dan kelengkapannya.

61
2.5. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian dan
pembersihan site oleh Kontraktor.

2.6. Pekerjaan Lain-lain


Termasuk pula di dalamnya pembobokan dinding/ selokan galian dan
pengangkutan tanah hasil galian dan lain-lainnya yang ditemui di site, serta
memperbaiki kembali seperti semula, maka semua biaya diperhitungkan dan
ditanggung oleh Kontraktor.

3. Kemampuan Operasi
3.1. Sistem Instalasi Air Bersih
3.1.1. Instalasi pipa dan kelengkapannya menyalurkan air dari sumber air.

3.2. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
3.2.1. Pipa air buangan lengkap dengan peralatannya menyalurkan buangan dari
WC, Floor Drain, Clean Out dan lain-lain pada setiap lantai ke saluran pipa
pembuang utama (pipa tegak).

3.2.2. Pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama (pipa tegak) untuk pipa
air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada di dalam gedung.

4. Spesifikasi Teknis Material Dan Peralatan


4.1. Sistem Instalasi Air Bersih
4.1.1. Pipa
a. Pipa saluran air bersih dari pipa sumber air.
Diameter pipa seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan terbuat dari
bahan Gip BS 1387/1967 Medium Class. Atau Pipa PVC kelas AW

b. Pipa distribusi dari reservoir atas (elevated tank) ke setiap fixture unit.
Diameter pipa seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan terbuat dari
bahan Galvanized Iron Pipe BS 1387/1967 Medium Class, atau pipa PVC
kelas AW

c. Pipa di dalam Bangunan


Semua pipa air bersih, baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat
dari bahan Galvanized Iron Pipe BS 1387/1967 Medium Class, atau pipa
PVC kelas AW

4.1.2. Accessories
Untuk Galvanis Iron Pipe digunakan BS 1387/1967 Medium Class.
Fitting harus terbuat dari material yang sama.

62
4.2. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
4.2.1. Pipa
Semua pipa dan air buangan harus ada Pipa vent yang terdapat di dalam
gedung, demikian pula dengan pipa dari Bak kontrol terbuat dari bahan PVC
class AW sesuai dengan daftar merk.
4.2.2. Accessories
a. Semua fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan pipa, yaitu
PVC Class AW serta terbuat dengan cara injection welding.
b. Semua Floor Drain dan Clean Out terbuat dari bahan stainles steel
sesuai dengan daftar merk.

5. Cara Pemasangan
5.1. U m u m
5.1.1. Gambar dan Spesifikasi hanya menjelaskan jalur dan penempatan secara
umum. Semua detail dan perletakan yang sebenarnya harus dibuat dalam
bentuk gambar kerja oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi pengawas untuk diperiksa dan disetujui bila tidak
terdapat lagi kesalahan.

5.1.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada


tempat-tempat rendah dan tertutup.

5.1.3. Peralatan Pipa


a. Pipa harus dipasang dengan jarak (clearance) yang cukup terhadap balok
(beam), kosen jendela, rangka langit-langit dan lainnya sehingga
terdapat ruang atas pipa (head room) yang cukup pipa itu sendiri dan
fitting serta peralatan lainnya pada sistem pemipaan tersebut untuk
pemeliharaan.
b. Ketinggian langit-langit ukuran balok atau kolom dan ukuran shaft tegak
pipa dicantumkan secara jelas pada gambar finishing dan gambar
struktur.
c. Bila tidak diperoleh ruangan yang cukup untuk jalur pipa di atas rangka
langit-langit maupun pada shaft tegak pipa, maka Kontraktor harus
segera melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, untuk
mendapat penyelesaian sebelum pemipaan dilaksanakan.

5.1.4. Instalasi
a. Pipa harus dipotong secara tegak lurus terhadap sumbu pipa dengan
alat potong pipa yang sesungguhnya pipe cutter, sehingga tidak
menyebabkan perubahan diameter pipa.
b. Pipa-pipa boleh disambung antara satu dengan lainnya setelah "Chip
dan Scraps" hasil pemotongan dibersihkan.
c. Ulir mengikuti segala ketentuan pada standard Taper Pipe Treads BS. 21.
atau ANSI B2.I, kecuali bila ditentukan lain pada pasal-pasal selanjutnya,
63
dan dibuat dengan alat khusus pembuat ulir dengan menggunakan
pelumas red load dan Linceed Oil atau minyak jenis lain yang tidak
beracun.
d. Panjang ujung ulir untuk setiap pipa harus mengikuti ketentuan berikut :

Nominal Diameter Panjang Efektif Ujung Ulir


(mm) (inch) (mm)
15 0,5 15
20 0,75 17
25 1,0 19
32 1,5 22
50 2,0 26
80 3,0 34

e. Sambungan dengan fitting berulir harus menggunakan Teflon Sealing


Tape atau yang sejenis.
f. Pada sambungan dengan flens (flange), harus menggunakan packing
flange dengan tebal minimum 3 mm yang dicat pada kedua sisinya
dengan campuran minyak nabati dan red lead atau graphite, kemudian
sambungan dipasang dan diikat dengan mur-baut pengikat secara
kencang.
g. Pembersihan terhadap welding slag, kotoran di dalam dan di bagian luar
ujung pipa dan lainnya harus dilakukan sebelum sambungan dipasang.
h. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak
kemasukan kotoran atau sejenisnya.

5.1.6. Peralatan Pendukung / Alat Bantu


a. Pemipaan peralatan/unit mesin seperti tangki, pompa dan lainnya harus
ditopang secara terpisah sehingga tidak membebani unit mesin/peralatan
tersebut, dan jika diperlukan harus disertai peredam getaran.
b. Sistem sambungan harus dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi
untuk mengatasi gerakan-gerakan thermal dan/atau gerakan-gerakan
akibat aliran fluida pada tempat-tempat tertentu dengan sistem
sambungan swing, flexible expansion loop dan lainnya.
c. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penutup dan union
atau flange pada setiap cabang dan pada setiap pipa masuk dan pipa
keluar dari unit mesin/ peralatan seperti pompa, tangki, traps, katup
otomatis dan lainnya, dengan tujuan untuk mengisolasi peralatan/unit
mesin tersebut atau cabang pemipaan tersebut pada saat terjadi
kerusakan atau untuk pemeriksaan dan pemeliharaan.
d. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penutup dan cap atau
plug pada setiap titik yang disiapkan untuk perluasan, sesuai dengan
indikasi pada gambar.

64
e. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penguras (drain)
berikut pemipaannya ke saluran air hujan terdekat pada setiap titik
terendah dari setiap cabang pemipaan yang dilengkapi dengan katup
isolasi.
f. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan pemipaan ke saluran air hujan
terdekat untuk pengaliran air dari katup pengaman pelepas tekanan dan
sejenisnya.
g. Dalam sistem pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting koneksi
pipa untuk penempatan alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada
tempat-tempat yang penting.
h. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan
ketelitian tinggi serta simetris.
i. Harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa dan
tempat-tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
j. Harus menyediakan dan memasang ARV 'Air Relief Vent' serta
penampungan pada tempat yang memungkinkan terjadi pengumpulan
udara.
Harus dilaksanakan dengan menggunakan reducing/increasing fitting
dengan ketentuan sebagai berikut :
Bahan dari: Galvanized
Sambungan : ulir, las atau flange
Bahan dari: Black steel
Sambungan : ulir, las atau flange

5.1.7. Sambungan Pipa Dengan Bahan Berbeda


Diameter ukuran 2 1/2" atau lebih besar harus menggunakan flange joint
sedangkan diameter 2 1/2" atau lebih kecil menggunakan screw joint atau
screw joint pada ujung lainnya dan disesuaikan dengan standard pipa dari
bahan tersebut.

5.1.8. Sambungan Dengan Peralatan


a. Harus menggunakan union atau Double Neple yang dipasang antara
katup penutup/isolasi dengan peralatan, untuk melepas atau mengganti
peralatan tersebut tanpa membongkar sistem pemipaan.
b. Union dan Double Neple harus dipasang pada sisi hilir setiap katup
isolasi setiap cabang sistem pemipaan.

5.1.9. Sabungan Flens (Flange)


a. Sambungan flens baja, besi tuang dan PVC, harus diperkuat dengan
mur-baut & ring dari bahan baja mengkilap yang disetujui, hal yang
sama berlaku juga untuk sambungan flens bronze dan copper.
b. Sambungan dipasang pada jalur pipa lurus yang menggunakan sistem
sambungan las.

65
c. Sambungan dipasang pada setiap percabangan pipa yang dibuat dengan
sambungan las.

5.1.10. Sambungan Lentur Dan Sambungan Ekspansi


Pada tempat tertentu harus dilengkapi dengan sambungan lentur (Flexible
Connection) atau sambungan expansi (Expansion Joint) dimana dapat
terjadi kemungkinan gerakan antara dua bagian pemipaan atau dimana
dapat terjadi expansi atau kontraksi yang melebihi batas toleransi untuk
pemipaan.

5.1.11. Pipa yang Tertanam Dalam Bagian Bangunan


Semua pemipaan yang dipasang diantara dua dinding atau ditanam dalam
tanah atau daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau, setelah pemasangan
harus menggunakan sistem sambungan las dan diuji secara hidraulis lebih
dahulu sebelum ditutup.

5.1.12. Metoda Sambungan Pipa


Metode yang digunakan untuk sambungan pipa diterangkan secara lebih
jelas pada pasal-pasal untuk sistem pemipaan yang bersangkutan.

5.1.13. Ekspansi
a. Ekspansi pipa secara umum ditampung melalui elbow/bend, sambungan
lentur, loop, sambungan ekspansi dan offset.
b. Pemipaan utama, cabang dan distribusi secara keseluruhan harus
dipasang dengan prinsip bahwa seluruh ekspansi maupun kontraksi
yang ada terjadi tidak boleh menyebabkan adanya kebocoran dan/atau
perubahan tegangan pada dinding pipa.
c. Tegangan yang terjadi pada butir di atas harus masih dalam batas-batas
toleransi dari pipa sesuai dengan standard yang berlaku dan ketentuan
yang dikeluarkan oleh pabrik pipa tersebut.

5.1.14. Peredam Getaran (Vibration Damper)


a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam getaran
(Vibration damper) sesuai dengan persyaratan pabriknya pada seluruh
pompa, sehingga getaran yang terjadi (pada pondasi) itu seminimum
mungkin.
b. Untuk meredam getaran yang terjadi pada pipa akibat getaran di ruang
pompa, maka keluaran (discharge) dari pompa harus dipasang
penghubung fleksibel (flexible connection/joint) yang mudah dilepas
dan dipasang kembali.
c. Pada pipa yang digantung digunakan jenis penggantung (hanger) dan
dilengkapi pegas/spring.
d. Setiap pipa yang menembus dinding (di ruang pompa maupun di
bangunan lainnya), maka antara selubung (sleeve) dengan pipa harus

66
diberi lapisan isolasi peredam getaran yang terbuat dari bahan
Neoprene.

5.1.15. Saluran Buangan (Drainase)


Selain saluran buangan yang berasal dari Toilet dan lain-lain, maka
Kontraktor harus memasang saluran pipa pembuangan di semua ruang
mekanikal, Pompa, Genset dan sebagainya) yang kemudian dihubungkan
ke saluran pembuang utama. Bahan pipa dipakai PVC atau bahan lain yang
tidak bisa berkarat. Sistem ini harus disesuaikan dengan keadaan
lapangan menurut petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.

5.1.16. Penyangga (Support) Dan Penggantung (Hanger) Pipa


a. Semua pipa mendatar harus ditumpu dengan baik.
b. Pada pipa yang digantung, penggantung harus dipasang pada konstruksi
dengan memakai insert sesuai gambar.
Jarak antar penyangga/penggantung harus dipasang sesuai dengan tabel
berikut:

Tabel Jarak antar maksimum Penyangga/Penggantung.

Ukuran Pipa
Nominal <1 1 ½ 2 2½ 3 4 5 6 8 10 12 14 16 18 20
(inch)
Jarak Antar 7 9 10 11 12 14 16 17 19 22 23 25 27 28 30
Maksimum
(ft)

c. Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau digantung oleh atau dengan
pipa yang lain.
d. Semua pipa tegak lurus ditumpu oleh klem U dengan diameter batang
klem minimal 1/2" yang diulir dipasang/diikat dengan mur pada besi
kanal C untuk landasan diberi kayu dudukan, sedangkan besi kanal C
diikat pada beton atau balok dengan dynabold. Jarak antara klem
maksimum 3 meter.
e. Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi
peredam getaran (Vibration Eliminator).

5.2. Sistem Instalasi Air Bersih


5.2.1. Pemasangan Pipa
a. Pipa Dalam Tanah
a1. Pipa distribusi yang dipasang di bawah tanah, jalan atau pelataran
parkir, harus ditanam dengan kedalaman kurang lebih 80 cm yang
diukur dari bagian atas pipa sampai permukaan tanah atau lantai
pada peil yang terendah.

67
a2. Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus dipadatkan dan
diratakan terlebih dahulu kemudian diurug dengan pasir padat
setebal 10 cm, setelah pipa diletakkan di sekeliling dan di atas
pipa diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm, kemudian diurug
dengan tanah urug sampai padat.
a3. Apabila dalam galian tidak memenuhi syarat (80 cm) karena
sesuatu hal, maka pipa pada bagian pengurugan teratas harus
dilindungi dengan plat beton bertulang minimal setebal 10 cm
yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat beton tidak sampai
bertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurug sampai padat.
a4. Disekitar fitting dari pipa harus dipasang blok penguat dari beton
agar fitting-fitting tersebut tidak bergerak jika terjadi penekanan
oleh beban di atasnya.
a5. Konstruksi permukaan tanah atau jalan bekas galian harus
dikembalikan seperti semula.

b. Pipa dalam bangunan


b1. Pipa dipasang dengan support besi kanal serta klem-U sesuai
dengan diameter pipa tegak di dalam shaft. Jarak pengkleman
antara support sesuai jarak lantai, untuk memudahkan
pemasangan.
Cara pengkleman harus sesuai dengan yang ditunjukkan pada
gambar Dokumen.
b2. Pipa tegak dalam tembok.
Pipa tegak yang menuju alat plambing harus ditanam dalam
tembok atau lantai. Kontraktor harus membuat alur-alur dan
lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai dengan
kebutuhan jalur pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji,
maka alur/lubang harus ditutup kembali sehingga pipa tidak
kelihatan dari luar. Cara penutupan kembali harus seperti
semula dengan finishing yang rapi, sehingga tidak terlihat
bekas-bekas dari pembobokan.

c. Pipa mendatar
c1. Untuk yang berada di atas langit-langit (ceiling), pipa harus
dipasang dengan memakai penggantung (hanger). Sedangkan
yang berada di atas lantai, pipa diberi penumpu (support) yang
dilengkapi dengan klem-U.
c2. Jarak antar tumpuan atau penggantung yang tertera pada tabel.
c3. Jarak antara pipa dengan dinding penggantung bisa disesuaikan
dengan keadaan lapangan.

68
5.2.2. Pemasangan Pompa Air Bersih Dan Perlengkapannya
Pemasangan Pompa
1. Pompa harus dipasang pada pondasi pompa yang terbuat dari beton
dan kokoh, dan mempunyai ketinggian pondasi 15 cm terhadap
lantai yang terpasang.
2. Pondasi pompa tidak boleh meneruskan getaran pompa ke lantai
bangunan.
3. Perhitungan pondasi pompa harus disesuaikan dengan kapasitas atau
kemampuan pompa.

Pemasangan priming tank serta pemipaannya.


Pemasangan pompa lengkap dengan panel-panelnya. Brosur lengkap harus
disertakan dalam penawaran berisikan curve-curve karakteristik, pompa
dan gambar-gambar potongan yang menunjukkan susunan bagian-bagian
dalam pompa.
Penawaran adalah berikut dengan Kontrol panel wiring sistem dan alat-alat
kontrolnya.

5.3. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
5.3.1. Pemasangan Pipa Dalam Gedung
a. Pipa tegak.
Pipa dipasang dengan support dari besi/baja kanal serta klem-U sesuai
dengan diameter pipa. jarak antara support maksimal 300 cm.
Untuk memudahkan pemasangan pipa harus diberi pelindung (sadel)
agar jangan sampai pecah karena tekanan pengkleman dengan cara-cara
yang ditunjukkan pada gambar dokumen.

b. Pipa mendatar
Pipa dipasang dengan penggantungan (hanger) sesuai dengan diameter
pipa yang dilengkapi dengan pelindung (sadel) untuk pelindung
terhadap tekanan dasar hanger.
Jarak tumpuan/gantungan disesuaikan terhadap gambar dokumen atau
keterangan di atas dengan kemiringan/ slope sekitar 1% - 2%.
Perletakkan pipa harus diusahakan berada pada tempat yang
tersembunyi baik di dinding/tembok maupun pada ruang yang berada
di bawah lantai dan di atas plafond dari tiap-tiap lantai.
Setiap cabang atau sambungan yang merubah arah harus menggunakan
fitting dengan sudut 45 derajat, misalnya : Y branch, Tee Saniter atau
Combination T-Y -45 atau Long radius Bead.

c. Pipa di dalam tanah


Pipa yang dipasang di bawah permukaan tanah/jalan, harus ditanam
sedalam minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah/
jalan. Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus diratakan dan
dipadatkan terlebih dahulu. Kemudian diurug dengan pasir padat
69
setebal 10 cm, selanjutnya setelah pipa diletakkan di sekeliling dan di
atas pipa diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm kemudian diurug
lagi dengan tanah urug sampai padat. Konstruksi permukaan tanah atau
lantai bekas galian harus dikembalikan seperti semula. Pada setiap
sambungan pipa/fitting harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm.
Untuk menempatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok ke
atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton. Dalamnya perletakkan
pipa disesuaikan dengan kemiringan 0,5 % dari titik mula di dalam
gedung sampai ke Bak kontrol.

5.3.2. Pemasangan Pipa di luar bangunan/pipa peresapan


a. Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah atau jalan
dengan kemiringan 0,5 dari Bak kontrol ke unit pengolahan (Sewage
Treatment Plant/ Septictank).
b. Untuk perletakan pipa melintasi jalan kendaraan karena galian tidak
memenuhi syarat (kurang dari 80 cm), maka pada bagian atas pipa
harus dilindungi plat beton bertulang dengan tebal minimal 10 cm,
dimana plat beton tersebut tidak bertumpu pada pipa.
c. Untuk pipa yang dipasang di trench, harus dibuat dudukan dari besi
kanal dan diberi perlindungan (sadel) sebelum diklem agar jangan
sampai pecah karena tekanan klem, dibuat harus sesuai dengan
gambar.

5.3.3. Sambungan pipa


a. Pipa PVC dengan dia.8" s/d 6" harus disambung dengan rubbering
joint. Pipa PVC dia. 2 1/2" disambung dengan Solvent cement.
b. Pipa yang akan disambung dengan Solvent Cement harus dibersihkan
terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
c. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap permukaan luar dan dalam
dari pipa yang akan saling melekat.
d. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa
yang akan disambung harus bebas dari kotoran yang dapat
menggangu kelancaran air di dalam pipa.

5.5. Pembersihan

5.5.1. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran
lainnya.

5.5.2. Semua bagian pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan terlebih
dahulu dari lemak, lumpur dan kotoran-kotoran lainnya yang ikut masuk
kedalam.

70
5.5.3. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran bagian bangunan, atau finishing
arsitektur yang menimbulkan kerusakan karena kelalaian Kontraktor,
karena tidak membersihkan sistem pemipaan maka semua perbaikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

6. Cara Pengetesan
6.1. Pengujian Terhadap Tekanan Dan Kebocoran

6.1.1. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan
tekanan hidro statis sebesar 10 kg/cm2 selama 24 jam tanpa terjadi
perubahan/ penurunan tekanan.

6.1.2. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.

6.1.3. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, dan


melaporkan hasil pengujian secara tertulis ke Konsultan Manajemen
Konstruksi dan Perencana atau yang dikuasakan untuk itu.

6.1.4. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Kontraktor harus memperbaiki


bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai
berhasil dengan baik.

6.1.5. Pada prisipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang maksimum 100 meter, pada ujung instalasi (diposisi tertinggi pipa,
dipasang katup / kran untuk membuang udara yang terjebak didalam pipa)

6.1.6. Dalam hal ini semua biaya pengujian ditanggung oleh Kontraktor, termasuk
biaya pemakaian air dan listrik.

6.1.7. Setelah semua instalasi air bersih terpasang semuanya, maka Kontraktor
harus melakukan pengujian terhadap sistem kerja (Trial Run) dari seluruh
instalasi air bersih, yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas, Perencana
atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.

7. Penyerahan, Pemeliharaan Dan Jaminan


Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangan dengan biaya
sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.
Peralatan / equipment harus diberikan garansi penuh dan pemilik dibebaskan dari
segala macam pembayaran akibat kerusakan selama masa berlakunya garansi atau 1
(satu) tahun setelah penyerahan pekerjaan pertama.

71
Pasal 5
PENUTUP

Kontraktor harus melampirkan brosur–brosur material yang ditawar terutama untuk


Sebelum Pekerjaan dilaksanakan.

Meskipun tidak semua item Pekerjaan yang spesifikasinya dicantumkan satu persatu di
dalam uraian atau syarat-syarat teknis bestek ini, maka itu sudah dianggap mencakup
seluruh uraian kegiatan pekerjaan yang harus dilaksanakan nanti di lapangan dan bukan
merupakan suatu pekerjaan tambah.

Painan, 15 Juli 2015

KONTRAKTOR
CV. ANDROZ JAYA

RISWANDI MARTHA, S.E.


Direktur

72

Anda mungkin juga menyukai