I. KETERANGAN UMUM
Pasal 1
KETERANGAN UMUM
Perincian Bagian Pekerjaan Yang Dilaksanakan Didasarkan Pada Gambar Rencana Dan
RKS Yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.
1
- UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa konstuksi
- PP No. 29 tentang Jasa tata cara penyelenggaraan Jasa konstruksi.
- Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 332/KPTS/M/2002
tanggal 21 Agustus 2002
- Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula.
- Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas
termasuk juga gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan /
disetujui Direksi.
- Rencana Kerja dan Syarat - syarat Pekerjaan.
- Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
- Berita Acara Penunjukan.
- Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
- Surat Perintah Kerja (SPK)
- Surat Penawaran beserta lampirannya.
- Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
- Kontrak / Surat Perjanjian Pemborongan
2
1.7 Quality Control
Kontraktor harus sudah memperhitungkan semua biaya-biaya untuk Quality Control
kepada Pihak Ketiga.
1.8 Ukuran
Ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran skala pada Gambar
Rencana.Jika terjadi keragu-raguan tentang ukuran-ukuran, harus segera dilaporkan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat petunjuk lebih lanjut
1.9 Peralatan
a. Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan yang akan
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus disetujui
Konsultan Pengawas dalam hal tahun pembuatannya, pabrik pembuatnya, nomor
pengenal, kondisi dan “RENCANA WAKTU TIBA DI TEMPAT PEKERJAAN”.
Kontraktor wajib mendatangkan alat tersebut tepat pada waktunya dan dalam
keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan alat-alat tersebut sebagian
atau seluruhnya tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b Kontraktor diharuskan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk
melaksanakan tiap tahap pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dimulai.
Kerusakan pada bagian atau keseluruhan dari alat-alat tersebut yang akan
mengganggu pekerjan harus segera diperbaiki atau diganti sehingga Konsultan
Pengawas menganggap pekerjaan tersebut dapat dimulai.
1.10 Material.
a. Sumber dan Macam Material.
Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan tentang nama perusahanan, tempat asal (sumber)
material.
Sebelum memberi persetujuan, Konsultan Pengawas dapat minta didatangkan
contoh barang/material/bahan baku, untuk keperluan pemeriksaan.
b. Penyimpanan Material.
Material harus disimpan sedemikian rupa agar mutunya tidak menjadi berkurang.
Penyimpanan hendaknya dilandasi dengan lantai yang keras, bersih dan diberi
atap dan dinding.
Cara penyusunan material harus diatur sedemikian sehingga mudah untuk
diadakan pemeriksaan sewaktu-waktu. Demikian juga penyimpanannya diatur
sehingga pengambilannya dapat diatur menurut datangnya material tersebut.
4
1.16 Tanggung Jawab Kontraktor
Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung
Jawab pada pekerjaan tersebut sesuai dengan Kontrak maupun peraturan Pemerintah
yang berlaku
1.17 Ketidak sesuaian antara Gambar Rencana dan Uraian dan Syarat-Syarat.
Bilamana ada ketidak sesuaian antara Gambar-gambar Rencana, dan Spesifikasi
Pekerjaan dengan Syarat-syarat Umum atau Syarat-syarat Khusus, maka hal ini harus
segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk selanjutnya diputuskan oleh
Pemberi Tugas .
1.19 Contoh-contoh.
Contoh-contoh material/bahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau Wakilnya
harus segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya. Kontraktor, dan contoh-contoh
material/ bahan tersebut harus sesuai dengan standard yang ditentukan dalam
Spesifikasi ini.
Contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara demikian rupa sehingga dapat
dianggap bahwa bahan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan
nanti
Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
5
2.3 Pedoman Pelaksanaan
1. Pembuatan papan nama proyek
Membuat papan nama proyek dari papan dilapis seng dengan ukuran 200 x 100 cm.
Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang
mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat :
Nama proyek
Pemilik proyek
Lokasi proyek
Jumlah biaya (kontrak)
Nama Konsultan Perencana
Nama Konsultan Pengawas
Nama Pelaksana (Kontraktor)
Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun.
Pasal 3
PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG
3.2. B a h a n
1. Semen
Digunakan Portland Cement Standard SNI menurut NI - 8 tahun 1972 dan
memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak
semen, tidak diperkenankan pemakaiannnya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
6
lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang
masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat
dilakukan menurut urutan pengiriman.
2. Pasir beton.
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI - 1971.
3. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.
Penumpukan material kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis
material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan
komposisi material yang tepat.
4. A i r
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
5. Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu
a. U - 32 (tegangan Leleh karakteristik minimum 3200 kg/cm2).
Untuk Besi Diameter 16 mm, 19 mm dan 22 mm (Besi Ulir)
b. U - 24 (tegangan Leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2).
Untuk besi Diameter 8 mm s/d Diameter 12 mm
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus
diminta persetujuan Konsultan Pengawas / Direksi terlebih dahulu.
Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang
terdekat dengan catatan :
Harus ada persetujuan Konsultan Pengawas / Direksi
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi
menjadi tanggung jawab pemborong.
7
6. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil
akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan
yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam
pasal 5.1 PBI 1971.
7. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan struktur adalah fc’ = 19,3 Mpa (K 225)
dan untuk beton praktis dipakai Beton Mutu fc’ = 14,5 Mpa (K-175). Sebelum
dilaksanakanya pekerjaan beton harus ada perhitungan mix disain untuk komposisi
campuran Mutu beton yang akan dipakai sebagai pedoman untuk pekerjaan beton
tersebut.
8. Pada Bagian beton yang ada pekerjaan lanjutannya harus dibuatkan stek besi
sepanjang 1m’ atau menurut petunjuk direksi (pengawas Lapangan)
8
5. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara
sebagai berikut:
Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan
beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali
sebagian atau seluruhnya menurut perintah Konsultan Pengawas / Direksi.
Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
9
I. PEKERJAAN PENATAAN LINGKUNGAN
Pasal 4
PEKERJAAN DRAINASE DAN TURAP
3. Pekerjaan Plesteran
- Pada bagian sisi atas dan genangan (bagian yang tampak dari saluran) dirapikan/
diplester dengan campuran 1 Pc : 4 Ps.
- Pada bagian kepala pasangan diaci.
10
4. Pekerjaan Plat Duiker dan jembatan
- Plat duiker dan jembatan adalah pekerjaan beton bertulang yang pekerjaan nya
dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan batu dibawahnya selesai dikerjakan
serta telah diterima oleh direksi dan pengawas lapangan.
- sebelum pekerjaan ini dimulai Kontraktor terlebih dahulu membuat shop
drawing yang dilengkapi dengan pekerjaan bekhisting dan pembesian yang
dilengkapi dengan ukuran dan perhitungan volumenya.
- Pengecoran Pekerjaan ini dapat dilaksanakan apabila telah mendapat izin dari
direksi/pengawas lapangan
Pasal 5
PEKERJAAN PERKERASAN JALAN
11
2. Pasangan Begisting
- Pasangan bekhisting dilaksnakan pada pada sisi pingir pengecoran badan jalan
- Sisi atas papan begisting harus benar benar datar atau diserut dan merupakan
mall untuk pekerjaan pengecoran badan jalan.
- Papan bekhisting di pasang harus ada penyangga dan benar benar kuat
12
III. PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR
Pasal 6
PEKERJAAN TANAH
13
Kontraktor harus melaksanakan penggalian kembali sampai mencapai tanah
keras sesuai petunjuk Konsultan Pengawas
b. Galian Pondasi.
- Kontraktor harus menyiapkan patok-patok yang menyata-kan as-as pondasi
lengkap dengan keterangan ukuran dan kedalaman galian seperti tercantum
dalam Gambar Rencana dan petunjuk Konsultan Pengawas.
- Hasil Galian ditempatkan sedemikian rupa untuk pengamanan selama
pekerjaan pasangan. Penumpukan material galian ini harus dibersihkan
kembali setelah pekerjaan selesai, sesuai petunjuk Direksi dan Konsultan
Pengawas.
- Apabila Konsultan Pengawas menilai bahwa dasar galian masih lunak maka
Kontraktor harus melanjutkan hingga tercapai tanah keras.
- Dalam membuat harga tawaran Kontraktor harus telah memperhitungkan
segala resiko seperti pemompaan air, perlindungan longsor dan sebagainya
sehingga tidak dibenarkan mengajukan Claim apabila Konsultan Pengawas
meminta kepada Kontraktor untuk melakukan pekerjaan tersebut demi
kelancaran dan keselamatan kerja.
14
6.4. Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan
Pasal 7
PEKERJAAN PONDASI
15
Pasal 8
PEKERJAAN DINDING
2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering
yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang
telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi
dengan adukan yang baru.
3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai
gambar, dengan syarat :
Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan
dengan benang.
16
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh
melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah
panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata,
kecuali pasangan pada sudut.
5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan
tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat
tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan
dengan tebal dinding.
6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester).
Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan
plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan
plesteran seluruh bidang tembok.
Pasal 9
PEKERJAAN PLESTERAN
Pasal 10
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
Pasal 11
PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP
3. Tiap sambungan pemasangan atap diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik
atau petunjuk pengawas dan direksi, sehingga hasil akhir pasangan akan rapi dan
tidak bocor.
Pasal 12
PEKERJAAN LANTAI, PENUTUP LANTAI DAN PENUTUP DINDING
21
Pasal 13
PEKERJAAN PLAFOND
Pasal 14
PEKERJAAN PENGECATAN
22
14.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
1. Meni kayu dan besi sekualitas Nippon Pain.
2. Plamur
3. Cat kayu sekualitas Cap Platone .
4. Cat dinding tembok sekualitas Matek
5. Residu kualitas baik dan tidak luntur.
23
Pasal 15
PEKERJAAN SANITAIR
12.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
1. Klosed Jongkok Setara Toto.
2. Cat dinding tembok sekualitas Duluc / dan plafond sekulitas Catylac
3. Residu kualitas baik dan tidak luntur.
Pasal 16
PEKERJAAN WATER PROOFING
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja bahan-bahan peralatan dan
alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan
24
pekerjaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat di
bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
Bagian yang diwaterproofing ialah:
a. Kamar Mandi
b. Atap plat dak beton
c. Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
2.1. Persyaratan Standar Mutu Bahan
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI – 3)
b. ASTM 828
c. ASTME : TAPP I 803 dan 407
2.2 Bahan
• Untuk lapisan kedap air digunakan silicone W1 atau yang setara dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Merupakan rendaman yang terdiri komponen Silicon W1 sampai dua kali
dengan perbandingan 1 bagian Sil W-1 dan 5 bagian air selama 15 menit dan
perbandingan 1 bagian Sil W-1:1 bagian Arson, lapisan ini menjadi kering
setelah 2 jam.
Setelah berumur 6 hari diadakan pengujian dengan cara merembaskan air dan
diadakan suatu penekanan sampai 7/cm2 (7 atm) selama 24 jam, hasilnya
baik/tidak bocor mengikuti full system sesuai dengan persyaratan dari
pabrik.
2. Kedap air dan uap, termasuk juga pada bagian overlapping.
3. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
4. Perilaku material pada 100 derajat C harus tetap stabil.
5. Berwarna biru/sesuai persyaratan dari pabrik.
6. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
• Untuk atap dak beton dipergunakan Membrant Sheet.
2.3. Pengujian
1. Bila diperlukan wajib mengadakan test bahan tersebut pada laboratorium yang
ditunjuk Direksi/Konsultan Pengawas, baik mengenai komposisi, konsentrasi
dan hasil yang ditimbulkannya.
2. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas produk
yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama
10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis
kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik
untuk mutu material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk
mutu pemasangan.
3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara member
air di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air dan pelaksanaan pekerjaan
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
25
2.4. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak
bercacat.
2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering
dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik
sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat kerusakan yang bukan karena
tindakan Pemilik.
3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi/Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.
2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan
pengganti harus yang disetujui Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas
berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
3. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini
harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas, dengan cara-cara yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
4. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan, dan atas pentunjuk Konsultan Pengawas / Pemberi
Tugas.
5. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas/ Pemberi
Tugas sebelum pekerjaan dimulai.
Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan bila ada kelainan/perbedaan,
sebelum kelainan tersebut diselesaikan..
26
4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan Pengawas/ Pemberi Tugas.
28
RENCANA KERJA dan SYARAT-SYARAT TEKNIS
II. PEKERJAAN MEKANIKAL dan ELEKTRIKAL
Pasal 1
SYARAT-SYARAT UMUM TEKNIS
PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
1. UMUM.
Syarat-syarat umum instalasi Mekanikal/Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas/
menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administratif. Dalam hal
ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-syarat Umum Teknis
Mekanikal/Elektrikal.
2. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
2.1 Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan
undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
2.2 Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah
ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenang
dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari Direksi / Pengawas.
2.3 Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi
Mekanikal / Elektrikal, untuk dapat dipertanggung-jawabkan.
2.4 Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi
dengan Direksi / Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
2.6 Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah
tanggung-jawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal
tersebut di atas.
2.7 Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian, adalah tanggung-jawab
Kontraktor.
29
2.8.3 Peraturan-peraturan yang telah ditentukan Pemerintah daerah.
2.8.4 Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
2.8.5 Penanggulangan Bahaya Kebakaran, peraturan DKI No. 3 tahun 1975.
2.8.6 Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi
No. 59/DP/1980.
2.8.7 Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No. 48.
2.8.8 Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air buangan,
rancangan 1968 Dirjen Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan.
2.8.9 Peraturan Instalasi Air Minum dari PAM.
2.8.10 Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatir (AVWI).
2.8.11 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173 / Men.Kes / Per /
VIII / 77, tentang Pengawasan Pencemaran Air dari Badan Air untuk berbagai
kegunaan yang berhubungan dengan kesehatan.
2.8.12 Peraturan-peraturan dan standard yang telah disesuaikan dengan peraturan
dan standar Internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS, NEC, IEC,
dll.
2.8.13 Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.
2.8.14 Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang
terdapat dalam gambar-gambar.
2.8.15 Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik 1980 (Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi RI).
2.8.16 Pedoman penanggulangan bahaya kebakaran th. 1980 (Departemen PU).
2.8.17 Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan
Gedung tahun 1985 (Departemen PU).
2.8.18 N.F.P.A dan F.O.C. sebagai pelengkap.
2.8.19 Peraturan Telekomunikasi 1989.
2.8.20 Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Mekanikal / Elektrikal ini selain
dari persyaratan-persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
2.10 Kontraktor.
2.10.1 Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan ini.
2.10.2 Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah badan
pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk
30
penyediaan dan pemasangan instalasi Mekanikal / Elektrikal ini sampai
selesai.
2.10.3 Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS PLN Kelas C untuk
pekerjaan instalasi listrik dan PAS PAM Kelas III (C) untuk pekerjaan plumbing
dan kebakaran (pemipaan) sebagai penanggung-jawab di bidangnya masing -
masing.
Kontraktor bertanggung-jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal /
Elektrikal dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga ahli
yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan
teknis dan administrasi di lapangan.
2.10.4 Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang
ditentukan oleh Direksi / Pengawas.
2.10.5 Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang,
peraturan-peraturan, persyaratan umum, maupun suplementernya,
persyaratan standar internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-unit
peralatan, buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar serta
segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
2.10.6 Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Direksi / Pengawas atau pihak
lain yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen
pelelangan, gambar-gambar atau lainnya terdapat hal-hal yang kurang jelas.
2.10.7 Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan
pelaksanaan dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek
ini apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran
pekerjaannya.
Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib mengerjakan
saran-saran perbaikan untuk segenap pihak. Apabila hal ini dilakukan,
Kontraktor tetap bertanggung-jawab atas segala kerugian-kerugian yang
ditimbulkan.
31
2.11.4 Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh
pihak lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup
instalasi sistem ini, Kontraktor bertanggung-jawab penuh atas segala
peralatan dan pekerjaan ini.
2.11.5 Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi, dan memberikan petunjuk kepada
Kontraktor lainnya untuk melakukan penyambungan kabel-kabel, pemasangan
sensor-sensor, perletakan peralatan / instalasi, pembuatan sparing dan
lain-lainnya pada dan untuk peralatan Mekanikal / Elektrikal agar sistem
Mekanikal / Elektrikal keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna.
Dalam hal ini, Kontraktor masih tetap bertanggung-jawab penuh atas
peralatan - peralatannya tersebut.
Dalam hal ini pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung-jawab Kontraktor.
2.13.2 Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya
kepada Direksi / Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan
persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang.
Seluruh contoh harus sudah diserahkan di dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan sesudah Kontraktor memperoleh SPK.
Skedul dan net-work planing harus diserahkan dalam waktu 15 hari kalender
sesudah menerima SPK.
32
2.13.4 Kontraktor harus mengadakan :
a. Laporan kegiatan pekerjaan harian
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.
2.13.5 Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal yang telah
selesai dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari
pihak Direksi / Pengawas atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa
tahap pekerjaan sistem Elektrikal dan Mekanikal telah selesai dikerjakan
sesuai dengan persyaratan yang ada.
Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada
jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh Kontraktor.
2.13.6 Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial run pekerjaan sistem
Mekanikal dan Elektrikal ini harus dihadiri pihak Direksi / Pengawas,
Konsultan, Ahli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas.
Untuk ini harus dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merek
peralatan yang diuji dan dari Kontraktor yang bersangkutan. Peralatan untuk
pengujian harus berkualitas baik dan sudah ditera.
Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung-jawab
Kontraktor.
2.13.7 Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi / Pengawas atau Ahli yang
ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang
mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.
2.13.8 Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan Direksi / Pengawas
untuk pengarahan dan pengawasannya ditanggung oleh Kontraktor.
2.14.1 Setelah kontrak selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa bahan
pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa
pemeliharaan.
33
2.15 Petunjuk Operasi, Pemeliharaan, dan Pendidikan.
2.15.1 Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan:
a) Gambar-gambar jadi (as-built drawing), dalam bentuk gambar cetak
sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk kalkir Sevia sebanyak 1 (satu) set.
b) Katalog spare-parts.
c) Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
d) Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak ini
juga dalam bahasa Indonesia.
2.15.2 Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi
menggunakan peralatan (air conditioner, sound system, electrical system) dan
perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Direksi /
Pengawas secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya, minimal 3
orang selama 3 bulan sebelum penyerahan pertama dan 3 bulan sesudah
penyerahan pertama proyek ini dilakukan.
2.15.3 Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan
perawatan pada air conditioner, sound system, electrical system yang dibuat
dalam bahasa Indonesia kepada Direksi / Pengawas dan sebuah lagi
hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada
dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk Direksi /
Pengawas.
2.16.2 Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang-barang
atau sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan
pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan
puluh) hari setelah proyek ini diserah-terimakan untuk pertama kalinya.
34
2.16.3 Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan/merawat peralatan Mekanikal / Elektrikal dan
mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa
atau melakukan penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.
2.17 I j i n.
2.17.1 Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan
dan biaya Kontraktor.
2.17.4 Kontraktor harus menyerahkan semua ijin atau keterangan resmi yang
diperolehnya mengenai instalasi proyek (instalasi air conditioner, sound
system, electrical system) ini kepada Direksi / Pengawas atau pihak yang
ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.
35
Kontraktor harus sudah memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian /
pembersihan.
2.18.4 Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-ukuran, gambar-gambar dan
peralatan yang diperlukan kepada Direksi / Pengawas untuk mendapat
persetujuan.
2.18.5 Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air, listrik,
saniter darurat harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih dahulu
membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Pengawas.
2.18.6 Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus
diberi lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk
memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis.
36
2.19 Sub Kontraktor.
2.19.1 Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus karena tenaga-tenaga pelaksana
yang ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian
dan lain-lain, Kontraktor dapat menyerahkan sebagian pekerjaan instalasinya
kepada Sub Kontraktor yang telah mempunyai izin lain setelah mendapatkan
persetujuan secara tertulis dari Direksi / Pengawas.
2.20.2 Nama, perincian pengalaman kerja Site Manager harus disertakan oleh
Kontraktor pada saat penawaran dilakukan.
2.20.4 Selama Site Manager belum ditunjuk, penanda-tangan kontrak yang harus
bertindak sebagai Site Manager.
2.21 B a h a n.
2.21.1 Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Mekanikal / Elektrikal juga brosur asli pipa, kabel, pipa
konduit, katup-katup, detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis
dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada brosur-brosur
peralatan / bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang
jelas.
2.21.2 Apabila ada data-data serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang
disebutkan di dalam gambar-gambar dan spesifikasinya, Kontraktor tetap
harus menggantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
2.21.3 Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar,
tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan
37
diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama,
atas tanggungan biaya Kontraktor.
2.21.4 Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan
baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus
menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang digunakan
dalam instalasi ini sebelum dipasang.
Bila hal ini belum dilakukan maka bahan tersebut segera akan dimusnahkan.
3. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan
serta peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja,
pembuatan alat-alat, pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluan
pengujian dan keperluan kerja.
3.3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
38
3.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal / Elektrikal sesuai dengan
gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
3.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi / Pengawas, Konsultan atau pihak lain
yang ditunjuk untuk ini.
3.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung-jawab
atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
3.8. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal-klausal / butir-butir yang ditulis / disebutkan
kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas
spesifikasinya.
Pasal 2
SYARAT-SYARAT KHUSUS TEKNIS INSTALASI LISTRIK
1. UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material
dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun di luar bangunan.
Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian
dari Syarat-Syarat Khusus Teknik ini.
Sumber daya listrik bagi bangunan. Diperoleh dari jaringan tegangan 220/380 V.
Melalui panel utama tegangan rendah SDP untuk selanjutnya didistribusikan ke panel-panel
sub-distribusi dan panel daya / penerangan gedung secara radial.
Sistem distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fasa - empat kawat
220/380 V mengikuti sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman).
39
3. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu
sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar
maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian,
pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan/instalasinya oleh badan resmi
PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah-terima dan pemeliharaan /
garansi selama 12 bulan.
3.1.1 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel SDP (sub distribution panel)
tegangan rendah.
3.1.3 Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel daya jenis NYY untuk penghubung
antarpanel daya / penerangan dan kabel-kabel daya menuju peralatan.
3.1.4 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur
penerangan, baik penerangan normal maupun darurat.
40
3.2 Pekerjaan di Luar Bangunan.
3.2.1 Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel pentanahan untuk instalasi daya.
Lihat gambar skedul penerangan luar .
3.2.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah jenis NYFGbY
yang menghubungkan :
4. GAMBAR-GAMBAR.
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di
dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu
lainnya.
5. KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI.
5.1 Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop-kontak), saklar,
kotak-kotak tarik (pull box), cabinet / panel daya, kabel, alat-alat bantu dan semua
peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan
dari sistem instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan.
41
persegi atau segi delapan. Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup
rapi harus dipasang dengan baik dan benar.
b. Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang
diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran
conduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang
ditunjuk atau dipersyaratkan.
b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating minimum 10
A/250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok,
kecuali ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140
cm di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus dipasang
pada doos (kotak) yang sesuai.
Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau
sesuai dengan petunjuk Direksi / Pengawas.
Saklar dan Stop Kontak ex JUNG TOP LINE atau setara.
42
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan rating minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan harus
disesuaikan dengan peraturan PUIL 2000 dan diberi saluran pentanahan.
5.1.3 Kabel-kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel
tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan
pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan.
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 mm2 kecuali
untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang dari 30
meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus dari jenis NYFGbY dan kabel
instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel
kontrol).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistem yang pemakaian kontrol pada sistem
remote yang kurang dari 30 meter panjangnya (bisa menggunakan kabel
dengan ukuran 1,5 mm2).
Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burrial) harus
sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air
dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan
daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel
daya ke saklar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan
di dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak
harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam konduit PVC high-impact
heavy gauge.
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali
tercatat lain. Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang
panjangnya lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak pertama
harus mempunyai luas penampang minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus
minimum 20 A).
d. Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan -
sambungan di dalam pipa konduit.
44
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak
cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan
stop kontak.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat secara
elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau
soldered.
e. Kabel Kontrol.
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel
kontrol motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus terbuat dari
tembaga jenis stranded annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tahan lembab dan ozon dengan rating tegangan
sampai 600 V.
f. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet,
PVC, varnished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case,
composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan,
lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang
dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau
pabrik pembuatnya.
g. Pemasangan Kabel.
1. Pemasangan di Permukaan.
a. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.
Semua kabel harus dipasang di dalam konduit PVC high-impact
heavy gauge, dipasang di permukaan pelat beton langit-langit
dengan klem pendukung yang sesuai.
45
Pendukung-pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan
teratur.
46
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh
konduit fleksibel serta cara penyambungannya terlebih dahulu
kepada Direksi/Pengawas untuk disetujui.
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan
setelah pipa selesai ditanam.
i. Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas panel
daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan
pendukung lain-lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.
47
j. Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga
dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau
langit-langit.
a. Ukuran.
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani
dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL 2000 dan
lain-lain.
b. Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC
high-impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari jenis
heavy gauge galvanized welded steel yang memenuhi persyaratan BS 4568 :
part I & II class 4.
c. Pemasangan.
1. Race Way yang Ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi dilakukan
dengan jalan membobok dinding beton dengan pahat.
48
2. Race Way yang Dipasang di Permukaan.
Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus dipasang
sejajar atau tegak-lurus dengan dinding bagian struktur atau pertemuan
bidang-bidang vertikal dengan langit-langit.
49
Suatu bungkus (sheath) yang tahan cairan dari polivinyl chlorida (PVC)
harus menonjol pada inti baja yang flexibel.
Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis yang
tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistem
penguncian interlock compressed.
7. Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari
tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.
50
5.1.5 Sub Distribution Panel dan Perlengkapannya
a. U m u m.
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker,
indikator, magnetic contactor, accessories, peralatan-peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang
sempurna dari segenap sistem dan peralatan-peralatannya.
b. Panel-panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali
ditentukan lain. Seluruh assembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat
pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki
sesuai dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan atau
penambahan seperti disyaratkan di bawah ini:
1. Umum.
Setiap panel daya utama harus dari jenis indoor, dead-front, terbuat dari
plat baja (metal clad).Konstruksi panel harus kokoh dan tidak rusak
dalam pengiriman atau pemasangan.
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah dan atas
dengan pelat-pelat penutup yang bisa dilepas.
51
2. Konstruksi.
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti ditunjuk
dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus
diikuti dalam urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan
bangunan (konstruksi). Tempat struktur bus-bar dan hubungan -
hubungannya harus dibangun dan ditunjang untuk dapat menahan arus
hubung-singkat yang terjadi pada lokasi tertentu tersebut.
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur untuk
menjamin daerah kontak yang baik.
3. Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine.
Untuk menjaga benda-benda asing masuk melalui lubang tersebut, pada
bagian dalam harus diberi lapisan pelat yang juga dilubangi (di-punch).
4. Papan Nama.
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan
nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya dan
dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara pemberian nama harus
menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus daya atau alat-alat
yang tersambung padanya. Keterangan mengenai hal ini harus diajukan
dalam gambar kerja.
Mimic diagram berwana biru harus dipasang pada pintu, lengkap dengan
komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen tersebut.
Semua Bus-Bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang
terbuat dari bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya
porselain atau moulded insulator, sedemikian rupa sehingga mampu
menahan gaya mekanis yang terjadi akibat hubung-singkat.
Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa
menurut PUIL 2000. Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur
sampai 70 oC.
Apabila saluran keluar (out going feeder) yang menuju ke satu teminal
terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih
dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu terminal atau bus-bar.
53
7. Alat-alat Ukur.
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur
seperti yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.
Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus untuk
dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang paling
tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar (minimum 90o), skala linier,
dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144
mm x 144 mm. Posisi dari saklar putar untuk voltmeter dan
amperemeter harus ditandai dengan jelas.
a. Amperemeter (A-m)
Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban lebih
sebesar 120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2 jam dan
dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk
menandai besarnya arus beban penuh.
b. Voltmeter (V-m)
Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai
skala penunjukan yang lebar.
54
8. Trafo Arus.
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan
(indoor type), jenis jendela dengan perbandingan kumparan yang sesuai
dengan standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran.
9. Kabel-Kabel Kontrol.
Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang di
pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap
kerusakan mekanis.
Ukuran kabel kontrol minimum 2,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan
tegangan nominal 600 volt.
10 Merk Pabrik.
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik (ex
MG atau setara).
Arus nominal dari MCCB dan MCB harus sesuai dengan gambar,
dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity) disesuaikan
dengan letak pemutus daya tersebut.
c. Kontaktor.
Kontaktor-kontaktor atau rele kontrol harus memenuhi persyaratan
B.S. 5424 Part 1 : 1977.
57
12 Terminal Pembantu.
Apabila untuk menuju suatu terminal pada panel tersebut digunakan
beberapa kabel yang disatukan pada terminal tersebut, Kontraktor
harus juga menyediakan terminal pembantu yang diperlukan.
3. Jenis Armature.
a. Lampu-lampu Flourescent (SL)
Lampu SL 8 watt
58
4. Pemasangan.
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh
tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui
Direksi / Pengawas.
6.2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang
tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua
instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh kontraktor.
a. Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section)
maupun keseluruhan (overall).
b. Pengujian pentanahan panel.
c. Pengujian kontinuitas konduktor conductor.
d. Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
59
e. Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat
data setelan yang dilakukan.
f. Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau badan
resmi yang ditunjuk Direksi / Pengawas.
6.4 Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di
atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara
pengujian
Pasal 3
PEKERJAAN PLUMBING
1. Persyaratan Umum
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Plambing/ Sanitasi ini menguraikan persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor untuk hal pengadaan material dan peralatan, pengerjaan
instalasi serta pengujian di Pabrik dan di Site. Dalam hal ini, Spesifikasi Umum Teknis
Mekanikal adalah bagian dari spesifikasi teknis ini.
2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, dan
lain-lain, pengiriman ke site, pemasangan, pengujian atau pengetesan
(commissioning) dan pemeliharaan seluruh Pekerjaan Plambing/Sanitasi seperti
disyaratkan dalam :
Spesifikasi Teknis
Gambar Perencanaan
Bill of Quantity
Berita Acara Aanwizjing
60
2. Pengadaan pipa distribusi dan kelengkapannya (fitting, valve dan lain-lain)
serta pemasangan dan pengujian instalasinya di dalam dan di luar gedung
sesuai dengan gambar dokumen dan spesifikasi.
3. Pembersihan pipa (flushing) menggunakan aliran air yang bertekanan dengan
pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
4. Pengujian sistem instalasi air bersih terhadap kebocoron pada seluruh sistem
jaringan pipa dari setiap lantai dengan pengujian tekanan hidrolik yang
dilakukan secara bertahap pada setiap lantai / bangunan
5. kemudian dilanjutkan secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang
semuanya.
6. Pengujian sistem instalasi air bersih secara keseluruhan dan mengadakan
pengamatan sampai sistem itu bekerja dengan baik dan aman (sesuai dengan
perencanaan).
7. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani plambing
beserta kelengkapannya.
8. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian
(pembobokan) dan pembersihan site oleh Kontraktor.
2.3. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
1. Pengadaan dan pemasangan pipa air buangan lengkap dengan peralatannya
yang berada dalam gedung mulai dari WC, urinoir, wastafel, Floor Drain, Clean
Out dan lain-lain pada setiap lantai ke saluran pipa pembuang utama (pipa
tegak).
2. Pengadaan dan pemasangan pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama
(pipa tegak) untuk pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada
di dalam gedung.
3. Pengujian sistem instalasi air buangan terhadap kebocoran pada seluruh
sistem jaringan pipa dari setiap lantai yang kemudian dilanjutkan dengan
pengujian secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya.
4. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
instalasi air buangan dan kelengkapannya.
5. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian
(pembobokan) dan pembersihan site oleh Kontraktor.
61
2.5. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian dan
pembersihan site oleh Kontraktor.
3. Kemampuan Operasi
3.1. Sistem Instalasi Air Bersih
3.1.1. Instalasi pipa dan kelengkapannya menyalurkan air dari sumber air.
3.2. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
3.2.1. Pipa air buangan lengkap dengan peralatannya menyalurkan buangan dari
WC, Floor Drain, Clean Out dan lain-lain pada setiap lantai ke saluran pipa
pembuang utama (pipa tegak).
3.2.2. Pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama (pipa tegak) untuk pipa
air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada di dalam gedung.
b. Pipa distribusi dari reservoir atas (elevated tank) ke setiap fixture unit.
Diameter pipa seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan terbuat dari
bahan Galvanized Iron Pipe BS 1387/1967 Medium Class, atau pipa PVC
kelas AW
4.1.2. Accessories
Untuk Galvanis Iron Pipe digunakan BS 1387/1967 Medium Class.
Fitting harus terbuat dari material yang sama.
62
4.2. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
4.2.1. Pipa
Semua pipa dan air buangan harus ada Pipa vent yang terdapat di dalam
gedung, demikian pula dengan pipa dari Bak kontrol terbuat dari bahan PVC
class AW sesuai dengan daftar merk.
4.2.2. Accessories
a. Semua fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan pipa, yaitu
PVC Class AW serta terbuat dengan cara injection welding.
b. Semua Floor Drain dan Clean Out terbuat dari bahan stainles steel
sesuai dengan daftar merk.
5. Cara Pemasangan
5.1. U m u m
5.1.1. Gambar dan Spesifikasi hanya menjelaskan jalur dan penempatan secara
umum. Semua detail dan perletakan yang sebenarnya harus dibuat dalam
bentuk gambar kerja oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi pengawas untuk diperiksa dan disetujui bila tidak
terdapat lagi kesalahan.
5.1.4. Instalasi
a. Pipa harus dipotong secara tegak lurus terhadap sumbu pipa dengan
alat potong pipa yang sesungguhnya pipe cutter, sehingga tidak
menyebabkan perubahan diameter pipa.
b. Pipa-pipa boleh disambung antara satu dengan lainnya setelah "Chip
dan Scraps" hasil pemotongan dibersihkan.
c. Ulir mengikuti segala ketentuan pada standard Taper Pipe Treads BS. 21.
atau ANSI B2.I, kecuali bila ditentukan lain pada pasal-pasal selanjutnya,
63
dan dibuat dengan alat khusus pembuat ulir dengan menggunakan
pelumas red load dan Linceed Oil atau minyak jenis lain yang tidak
beracun.
d. Panjang ujung ulir untuk setiap pipa harus mengikuti ketentuan berikut :
64
e. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penguras (drain)
berikut pemipaannya ke saluran air hujan terdekat pada setiap titik
terendah dari setiap cabang pemipaan yang dilengkapi dengan katup
isolasi.
f. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan pemipaan ke saluran air hujan
terdekat untuk pengaliran air dari katup pengaman pelepas tekanan dan
sejenisnya.
g. Dalam sistem pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting koneksi
pipa untuk penempatan alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada
tempat-tempat yang penting.
h. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan
ketelitian tinggi serta simetris.
i. Harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa dan
tempat-tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
j. Harus menyediakan dan memasang ARV 'Air Relief Vent' serta
penampungan pada tempat yang memungkinkan terjadi pengumpulan
udara.
Harus dilaksanakan dengan menggunakan reducing/increasing fitting
dengan ketentuan sebagai berikut :
Bahan dari: Galvanized
Sambungan : ulir, las atau flange
Bahan dari: Black steel
Sambungan : ulir, las atau flange
65
c. Sambungan dipasang pada setiap percabangan pipa yang dibuat dengan
sambungan las.
5.1.13. Ekspansi
a. Ekspansi pipa secara umum ditampung melalui elbow/bend, sambungan
lentur, loop, sambungan ekspansi dan offset.
b. Pemipaan utama, cabang dan distribusi secara keseluruhan harus
dipasang dengan prinsip bahwa seluruh ekspansi maupun kontraksi
yang ada terjadi tidak boleh menyebabkan adanya kebocoran dan/atau
perubahan tegangan pada dinding pipa.
c. Tegangan yang terjadi pada butir di atas harus masih dalam batas-batas
toleransi dari pipa sesuai dengan standard yang berlaku dan ketentuan
yang dikeluarkan oleh pabrik pipa tersebut.
66
diberi lapisan isolasi peredam getaran yang terbuat dari bahan
Neoprene.
Ukuran Pipa
Nominal <1 1 ½ 2 2½ 3 4 5 6 8 10 12 14 16 18 20
(inch)
Jarak Antar 7 9 10 11 12 14 16 17 19 22 23 25 27 28 30
Maksimum
(ft)
c. Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau digantung oleh atau dengan
pipa yang lain.
d. Semua pipa tegak lurus ditumpu oleh klem U dengan diameter batang
klem minimal 1/2" yang diulir dipasang/diikat dengan mur pada besi
kanal C untuk landasan diberi kayu dudukan, sedangkan besi kanal C
diikat pada beton atau balok dengan dynabold. Jarak antara klem
maksimum 3 meter.
e. Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi
peredam getaran (Vibration Eliminator).
67
a2. Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus dipadatkan dan
diratakan terlebih dahulu kemudian diurug dengan pasir padat
setebal 10 cm, setelah pipa diletakkan di sekeliling dan di atas
pipa diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm, kemudian diurug
dengan tanah urug sampai padat.
a3. Apabila dalam galian tidak memenuhi syarat (80 cm) karena
sesuatu hal, maka pipa pada bagian pengurugan teratas harus
dilindungi dengan plat beton bertulang minimal setebal 10 cm
yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat beton tidak sampai
bertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurug sampai padat.
a4. Disekitar fitting dari pipa harus dipasang blok penguat dari beton
agar fitting-fitting tersebut tidak bergerak jika terjadi penekanan
oleh beban di atasnya.
a5. Konstruksi permukaan tanah atau jalan bekas galian harus
dikembalikan seperti semula.
c. Pipa mendatar
c1. Untuk yang berada di atas langit-langit (ceiling), pipa harus
dipasang dengan memakai penggantung (hanger). Sedangkan
yang berada di atas lantai, pipa diberi penumpu (support) yang
dilengkapi dengan klem-U.
c2. Jarak antar tumpuan atau penggantung yang tertera pada tabel.
c3. Jarak antara pipa dengan dinding penggantung bisa disesuaikan
dengan keadaan lapangan.
68
5.2.2. Pemasangan Pompa Air Bersih Dan Perlengkapannya
Pemasangan Pompa
1. Pompa harus dipasang pada pondasi pompa yang terbuat dari beton
dan kokoh, dan mempunyai ketinggian pondasi 15 cm terhadap
lantai yang terpasang.
2. Pondasi pompa tidak boleh meneruskan getaran pompa ke lantai
bangunan.
3. Perhitungan pondasi pompa harus disesuaikan dengan kapasitas atau
kemampuan pompa.
5.3. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
5.3.1. Pemasangan Pipa Dalam Gedung
a. Pipa tegak.
Pipa dipasang dengan support dari besi/baja kanal serta klem-U sesuai
dengan diameter pipa. jarak antara support maksimal 300 cm.
Untuk memudahkan pemasangan pipa harus diberi pelindung (sadel)
agar jangan sampai pecah karena tekanan pengkleman dengan cara-cara
yang ditunjukkan pada gambar dokumen.
b. Pipa mendatar
Pipa dipasang dengan penggantungan (hanger) sesuai dengan diameter
pipa yang dilengkapi dengan pelindung (sadel) untuk pelindung
terhadap tekanan dasar hanger.
Jarak tumpuan/gantungan disesuaikan terhadap gambar dokumen atau
keterangan di atas dengan kemiringan/ slope sekitar 1% - 2%.
Perletakkan pipa harus diusahakan berada pada tempat yang
tersembunyi baik di dinding/tembok maupun pada ruang yang berada
di bawah lantai dan di atas plafond dari tiap-tiap lantai.
Setiap cabang atau sambungan yang merubah arah harus menggunakan
fitting dengan sudut 45 derajat, misalnya : Y branch, Tee Saniter atau
Combination T-Y -45 atau Long radius Bead.
5.5. Pembersihan
5.5.1. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran
lainnya.
5.5.2. Semua bagian pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan terlebih
dahulu dari lemak, lumpur dan kotoran-kotoran lainnya yang ikut masuk
kedalam.
70
5.5.3. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran bagian bangunan, atau finishing
arsitektur yang menimbulkan kerusakan karena kelalaian Kontraktor,
karena tidak membersihkan sistem pemipaan maka semua perbaikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6. Cara Pengetesan
6.1. Pengujian Terhadap Tekanan Dan Kebocoran
6.1.1. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan
tekanan hidro statis sebesar 10 kg/cm2 selama 24 jam tanpa terjadi
perubahan/ penurunan tekanan.
6.1.5. Pada prisipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang maksimum 100 meter, pada ujung instalasi (diposisi tertinggi pipa,
dipasang katup / kran untuk membuang udara yang terjebak didalam pipa)
6.1.6. Dalam hal ini semua biaya pengujian ditanggung oleh Kontraktor, termasuk
biaya pemakaian air dan listrik.
6.1.7. Setelah semua instalasi air bersih terpasang semuanya, maka Kontraktor
harus melakukan pengujian terhadap sistem kerja (Trial Run) dari seluruh
instalasi air bersih, yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas, Perencana
atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.
71
Pasal 5
PENUTUP
Meskipun tidak semua item Pekerjaan yang spesifikasinya dicantumkan satu persatu di
dalam uraian atau syarat-syarat teknis bestek ini, maka itu sudah dianggap mencakup
seluruh uraian kegiatan pekerjaan yang harus dilaksanakan nanti di lapangan dan bukan
merupakan suatu pekerjaan tambah.
KONTRAKTOR
CV. ANDROZ JAYA
72