BAB I
UMUM
1.2.1 Umum
Kontraktor harus menyimpan, menyediakan dan membuat dokumentasi pekerjaan
secara lengkap, termasuk segala perubahan yang terjadi sejak awal sampai berakhirnya
pekerjaan.
1.2.2 Dokumentasi
a. Dokumen kerja
Kontraktor harus menyimpan dokumen kontrak yang terdiri atas CCO,
Addendum Kontrak dan Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) beserta
lampiran-lampirannya.
b. Bahan-bahan
Semua material : sampel tanaman, media tanam, pupuk, obat-obat tanaman, dan
material lain harus memperoleh persetujuan dari Pemimpin Proyek / Konsultan
Pengawas. Seluruh contoh material tersebut harus tetap disimpan di tempat kerja.
c. Foto-foto
Kontraktor harus membuat foto-foto pelaksanaan mulai dari 0 % sampai dengan
selesai 100 %. Dokumentasi ini merupakan lampiran laporan dan harus sudah
diserahkan paling lambat saat Serah Terima Sementara hasil pekerjaan.
Laporan tersebut diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk mendapatkan
persetujuannya. Persetujuan laporan tersebut akan digunakan sebagai persyaratan
untuk dokumen faktur.
1.3.1 Umum
Untuk menjamin mutu pekerjaan (seperti ketepatan ukuran, kerapian pelaksanaan
pekerjaan), Kontraktor harus menempatkan tenaga-tenaga yang berkualitas,
berpengalaman dan memahami permasalahan teknis sesuai dengan tugasnya dalam
pekerjaan.
Tenaga-tenaga tersebut bila diperlukan, harus melakukan pengukuran, menetapkan
titik-titik tetap pada staking out, melakukan penelitian/pengujian material,
menggambar, penyusunan laporan dan dokumentasi pekerjaan.
1.3.2 Persiapan
1.3.4 Pengangkutan
a. Transportasi dan muatan lebih
1. Konsultan Pengawas akan mengatur batas muatan kendaraan yang diijinkan
dalam lingkungan pekerjaannya. Hal tersebut diperlukan demi keamanan
terhadap kerusakan struktur jalan dan jembatan dalam wilayah kerjanya.
2. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan jalan maupun jembatan yang
disebabkan oleh kegiatan transportasi yang dilakukannya. Untuk itu
Kontraktor harus memelihara dan memperbaiki kerusakan tersebut atas beban
Kontraktor.
3. Bila menurut pandangan Konsultan Pengawas kegiatan pengangkutan yang
dilakukan oleh Kontraktor akan mengakibatkan kerusakan jalan, maka
Pemimpin Proyek / Konsultan Pengawas dapat memerintahkan Kontraktor
untuk menggunakan jalan alternatif. Penggunaan jalan alternatif ini tanpa
adanya pembayaran kompensasi dan Kontraktor tidak mempunyai hak untuk
menuntut kompensasi tersebut.
3
1.3.6 Pembersihan Lapangan
a. Umum
Kontraktor wajib menjaga kebersihan daerah pekerjaan dari material sisa, sampah,
yang disebabkan oleh pelaksana pekerjaan. Pada saat selesainya pekerjaan,
Kontraktor wajib membongkar material sisa, sampah perkakas, peralatan, dan
material yang berlebih, serta membersihkan seluruh permukaan jalan dan median
yang tampak kotor. Sehingga meninggalkan pekerjaan dalam keadaan bersih dan
siap untuk dipakai.
b. Selama Pelaksanaan
Pembersihan harus dilaksanakan untuk menjamin lokasi pekerjaan dipelihara,
bebas dari timbunan material sisa, dan dan kotoran lainnya.
Material yang kering serta sampah harus dilembabkan dengan air tidak terbawa
angin.
Selama pekerjaan, tempat umum dan tempat kerja harus selalu terjaga
kebersihannya. Material sisa dan sampah harus dibuang ke luar lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan drum penampung untuk mengumpulkan material
sisa dan sampah, kemudian dibuang dari lokasi pekerjaan. Material sisa, kotoran
dan sampah harus dibuang pada tempat penimbunan yang ditunjuk.
Barang-barang yang disimpan harus disusun secara teratur sehingga mudah
untuk digunakan, tidak mengganggu lalu lintas dan drainase serta menyediakan
perlindungan yang memadai terhadap barang tersebut.
Kontraktor wajib mengurug kembali seluruh lubang dan galian yang dibuat
selama pekerjaan. Kontraktor harus membuang dan membersihkan sampah dan
material yang sudah tidak dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.
c. Akhir Pelaksanaan
Pada akhir pelaksanaan Kontraktor harus meningggalkan lokasi pekerjaan dalam
keadaan bersih dan siap untuk digunakan oleh Pemilik Proyek. Kontraktor harus
mengembalikan ke keadaan semula bangunan tempat kerja yang tidak ditetapkan
untuk diubah.
Sebelum penyelesaian pekerjaan, jalan dan seluruh tempat yang telah digunakan
sehubungan dengan pekerjaan, harus dibersihkan dari sisa material dan sampah.
Tempat kerja harus ditinggalkan dalam keadaan yang rapi, bersih dengan
kelandaian serta ketinggian yang baik. Seluruh sisa perkakas dan material,
sampah dan kotoran harus dibawa ke luar dari tempat kerja.
Kontraktor harus mempekerjakan pekerja yang berpengalaman untuk
pembersihan akhir dan untuk penyiapan penyerahan pekerjaan kepada Pemilik
Proyek. Kontraktor wajib melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan dari kerusakan
dan kotoran sebelum pembersihan akhir.
4
1.3. KANTOR LAPANGAN, GUDANG DAN NURSERY
1.4.1 Umum
Kontraktor wajib menyediakan direksi keet sebagai tempat untuk melaksanakan
pengawasan, pengendalian pekerjaan, pekerjaan administrasi proyek dan lain lain
berkaitan dengan projek ini. Kontraktor wajib memelihara, membersihkan dan menjaga
kantor lapangan sementara, gudang penyimpanan material dan penyimpanan tanaman
(Nursery) selama periode pelaksanaan pekerjaan. Pada saat selesainya pekerjaan,
Kontraktor harus membongkar kantor lapangan / sementara dan gudang sehingga
kondisi lokasi kembali seperti semula.
b. Persyaratan Bangunan
Kantor lapangan harus baik secara struktur, kedap terhadap cuaca, dengan lantai
lebih tinggi dari permukaan tanah. Luas dan dimensi bangunan mencukupi
kebutuhan Kontraktor. Pada saat selesainya pekerjaan, Kontraktor harus
membongkar kantor lapangan / sementara dan gudang sehingga kondisi lokasi
kembali seperti semula
d. Bila untuk suatu keadaan yang tidak terelakkan, dimana saluran air minum /
pembuangan, aliran listrik dan sebagainya yang sifatnya digunakan oleh umum
menjadi terganggu oleh pekerjaan ini, maka Kontraktor wajib mengusahakan
suatu cara penyelesaian sehingga fasilitas-fasilitas umum tersebut tetap berjalan
lancar sebagaimana mestinya.
1.4.3 Nursery
a. Umum
1. Nursery adalah lokasi yang cukup luas berbentuk bidang yang aman. Area ini
digunakan untuk memelihara dan mempersiapkan tanaman sehingga tanaman
5
siap dipindahkan ke tempat yang benar. Fungsinya termasuk menyimpan
semua peralatan, pupuk dan bahan pembantu pemeliharaan yang berkaitan
dengan kegiatan pertanaman, berbentuk bidang yang aman. Semua tanaman
harus diletakkan pada tempat yang teduh dengan keadaan tanah datar dan
bersih.
2. Nursery dibangun oleh kontraktor dengan ukuran 1000m2 dengan persetujuan
konsultan pengawas. Nursery menggunakan konstruksi bambu dan
dilengkapi dengan paranet, instalasi selang penyiraman dan pompa air. Pada
nursery juga terdapat kantor dan gudang kontraktor. kantor dilengkapi
dengan ruang kerja dan ruang rapat serta penginapan pekerja, sedangkan
gudang digunakan untuk penyimpanan peralatan kerja, peralatan
perlindungan/pengaturan lalu lintas dan material serta bahan lainnya sesuai
dengan kebutuhannya dan ketentuan dalam dokumen kontrak.
3. Peralatan dan bahan yang digunakan kontraktor diperiksa oleh konsultan
pengawas, untuk memastikan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan dalam
kontrak. Bahan dan material berupa pupuk, pestisida dan obat-obatan lainnya
dalam keadaan kering dan bersih. Kekurangan peralatan, bahan dan material
harus dilengkapi agar tidak menghambat pelaksaan pekerjaan dilapangan.
4. Aplikasi Zat Perangsang Tumbuh (ZPT) seperti Rootane/Atonik dengan dosis
2-3 cc/liter dapat diaplikasikan pada bola akar tanaman pada saat tanaman
distok di Nursery. Selama tanaman disimpan di nursery tetap disiram rutin
dan dirawat dengan baik.
5. Tanaman yang disimpan di nursery diperiksa spesifikasinya oleh Konsultan
Pengawas. Pemeriksaan meliputi tinggi tanaman, diameter batang, kondisi
bola akar, percabangan dan daun serta dipastikan tanaman dalam keadaan
instant. Tanaman juga diperiksa jumlahnya dan selanjutnya diberi label
tanaman. Tanaman yang ditolak harus dikeluarkan dari nursery.
6. Tanaman di Nursery disusun dengan rapi dikelompokkan per jenis tanaman
dan dilengkapi dengan ajir bambu utuh agar memudahkan dalam
pemeriksaan, teratur dan nursery dalam kondisi bersih (tidak berantakan).
7. Kontraktor harus mengantisipasi musim kemarau yang ekstrem dengan
menggunakan alcosorb dengan takaran 50-100 gram perpohon. Alcosorb
ditanamkan pada area sekitar akar tanaman. Kontraktor juga dapat
memberikan mulsa dari irisan/cacahan pelepah batang pisang yang atau dapat
pula menggunakan tanaman apu-apu dari empang. Aplikasi mulsa lainnya
juga dapat diberikan apabila sudah mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas. Antisipasi musim kemarau yang ekstrem juga dapat dilakukan
dengan mengintensifkan atau menambah armada penyiraman.
8. Aplikasi Pupuk Kandang dengan takaran 5-10 kg per pohon dapat
dilaksanakan pada musim kemarau. Aplikasi pupuk kandang diharapkan
dapat membantu penyerapan air dalam tanah serta memperbaiki stuktur
tanah. Pupuk Kandang dari kotoran sapi dan atau ayam yang sudah matang
atau jenis pupuk kandang lainnya yang sudah mendapat persetujuan
konsultan pengawas. Pupuk kandang diaplikasikan pada awal penanaman
6
dan pada masa perawatan, khususnya pada musim kemarau.
9. Dalam rangka perbaikan struktur tanah, kontraktor dapat melakukan aplikasi
EM4/BOKASHI dengan dosis 3-10 cc/liter. Aplikasi ini ditujukan untuk
memperbaiki struktur tanah dan menguntungkan bagi tanaman. Aplikasi
dapat dilaksanakan pada saat penanaman dan pada masa perawatan. Aplikasi
EM4/BOKASHI dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
10. Aplikasi pupuk NPK/PHONSKA 15-15-15 dapat diaplikasikan pada masa
perawatan dengan takaran 50-100 gram perpohon. Pemupukan NPK dapat
dilaksanakan pada sore hari dan dipendamkan ke dalam tanah sekitar akar
tanaman. Setelah pemupukan segera dilakukan penyiraman untuk
mengoptimalkan fungsi pupuk bagi tanaman.
11. Pemangkasan tunas air dilakukan khususnya pada pohon seperti Bunga Kupu-
kupu, Dadap Merah, Tabebula, Trambesi, Flamboyan dan atau Kecrutan agar
daun mengumpul pada bagian tajuk tanaman dan tanaman terlihat ideal,
estetik dan proposional.
b. Lokasi
1. Terletak pada area yang cukup datar dan tidak dengan permukaan/ lapisan
batuan.
2. Mudah dicapai dari jalan
3. Dekat dengan kantor proyek / tidak jauh dari Pos/ gerbang proyek
4. Terdapat / dekat dengan sumber air
Di area nursery harus disediakan cukup air untuk penyiraman. Sumber air
dari sumur atau air sungai yang mutunya memenuhi syarat. Semua tanaman
yang berada di nursery harus disiram 2 (dua) kali sehari pada pagi dan sore
hari.
5. Seluruh area nursery harus bebas dari genangan air / banjir.
c. Persyaratan
1. Harus memiliki keteduhan dengan cara :
Menggunakan pelindung paranet dengan kerapatan 50 %
Tiang penyangga dari bambu diameter 8 – 10 cm, tinggi 3 m dari
permukaan tanah, dipancang tegak lurus ke dalam tanah, dengan
perkuatan dibuat pada setiap sambungan
2. Luas cukup memadai
3. Maksimalisasi penggunaan material sehingga menghasilkan modul yang
maksimal (misal : memperhitungkan ukuran paranet, bambu yang ada di
pasaran )
4. Harus mempunyai sirkulasi udara yang baik
7
d. Fasilitas Perlengkapan Utilitas
1. Sumur / sungai sebagai sumber air
Untuk menjaga ketersediaan air, maka di lokasi nursery harus disediakan bak
penampung air sebagai berikut :
Bak penampung air terbuat dari bahan fiberglass dengan kapasitas 1000 -
3000 liter, dilengkapi dengan pompa dan selang untuk penyiraman.
Bak penampung air ditanam dalam tanah, agar memudahkan pengisian
dan pengambilan air saat penyiraman.
2. Generator sebagai sumber listrik
3. Rumah jaga
4. Penyimpanan pupuk & peralatan.
Untuk menunjang kegiatan pekerjaan, kontraktor harus menyediakan gudang
/ bedeng di area nursery yang dapat digunakan untuk menyimpan alat-alat,
pupuk dan lain-lain.
5. Petugas harus disediakan sebuah tempat peturasan yang memenuhi syarat
kesehatan.
Pengukuran hasil pekerjaan kantor lapangan dan gudang didasarkan atas realisasi yang
telah disetujui Konsultan Pengawas. Penetapan nilai prestasi sesuai daftar kuantitas
dan harga adalah merupakan dasar pengukuran hasil kerja. Pembayaran untuk
pekerjaan menurut pasal ini sebagaimana ditentukan dalam pasal SL 1.6 Mobilisasi.
8
1.5. PENGATURAN DAN PENGAMANAN LALU LINTAS
1.6.1 Umum
a. Agar lalu lintas tetap berjalan lancar dan aman, Kontraktor harus mengusahakan
dan memelihara pada tempat-tempat yang tepat di dalam maupun di sekeliling
daerah pekerjaan : tanda-tanda lalu lintas, lampu-lampu, papan-papan
peringatan, rintangan-rintangan dan perlengkapan lainnya yang perlu sesuai
dengan petunjuk Pemimpin Proyek / Konsultan Pengawas untuk mengarahkan
dan keselamatan lalu lintas.
b. Pengaturan lalu lintas pada jalan (yang tidak disediakan jalur pemisah /median)
di mana pekerjaan sedang dikerjakan, harus dilaksanakan untuk panjang tertentu
dan lebar jalur paling sedikit 3,50 m pada bagian atau badan jalan. Pengaturan
menggunakan rubber cone dan sarana pengatur lalu lintas lainnya yang diperlukan
sesuai dengan gambar.
c. Pengaturan lalu lintas pada jalan (dengan jalur pemisah/median) harus
dilaksanakan untuk panjang tertentu dan menyediakan sarana pemisah jalur
berupa rubber cone dan sarana pengatur lalu-lintas lainnya sesuai dengan gambar.
d. Kontraktor harus selalu mengusahakan agar hambatan-hambatan, kesulitan-
kesulitan dan kelambatan-kelambatan lalu lintas dihindari.
Bila diperlukan, Konsultan Pengawas menghendaki, Kontraktor harus
menyediakan tenaga / pekerja untuk memastikan kontrol dan mengelola lalu
lintas.
a. Sarana
Kontraktor harus menyediakan sarana pengatur lalu lintas sebagaimana
disebutkan dalam gambar dan Daftar Kuantitas dan Harga. serta memelihara dan
membongkar setelah pekerjaan selesai. Pada akhir periode konstruksi, sarana
pengatur lalu lintas tersebut menjadi milik Kontraktor.
c. Perlengkapan
Untuk melindungi pekerjaan, Kontraktor harus memasang rambu-rambu dan alat-
alat pengaman lalu-lintas yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas, agar
terjamin kelancaran serta keamanan lalu-lintas di jalur pekerjaan tersebut.
9
d. Tenaga Pengatur
Tenaga pengatur lalu lintas harus ditempatkan pada area kerja yang terganggu
kelancaran lalu-lintasnya. Petugas ini mengatur dan mengelola kelancaran dan
keamananan lalu-lintas tetap terjamin dan kegiatan pekerjaan tidak terganggu.
Apabila ternyata kebutuhan sarana pengatur lalu lintas tidak sesuai dengan ketentuan
yang ada (kebutuhan nyata di lapangan kurang), maka Kontraktor wajib memenuhi
kekurangan tersebut tanpa adanya tambahan biaya.
Bila Kontraktor gagal dalam melaksanakan pekerjaan ini, maka Pemimpin Proyek /
Konsultan Pengawas melalui pihak lain dapat mengambil alih pekerjaan ini untuk
pelaksanaannya, dan kepada Kontraktor akan ditagihkan seluruh biaya pelaksanaannya
ditambah 10 % dari seluruh biaya tadi.
10
1.6. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
1.7.1 Umum
a. Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi yang dimaksudkan dalam kontrak ini ialah
pekerjaan mobilisasi kantor, gudang, nursery dan peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan ini. Pekerjaan mobilisasi ini mencakup pula pekerjaan demobilisasi
(pembongkaran/pemulangan/pengiriman kembali), bila kontrak telah berakhir
dan atau peralatan tidak diperlukan lagi
b. Ukuran, bentuk, kapasitas dan hasil produksi peralatan hendaknya disesuaikan
dengan jenis, macam dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Dalam
mengajukan penawaran dan atau dalam kontrak, Kontraktor harus membuat
rincian peralatan, yang akan dimobilisasi dan demobilisasi.
c. Kontraktor diperbolehkan untuk merubah, mengurangi atau memperbaiki
susunan alat-alat, perlengkapan dan instalasi-instalasi tersebut tanpa
mempengaruhi biaya. Dengan syarat Konsultan Pengawas tidak berkeberatan
untuk setiap waktu dalam masa pelaksanaan tersebut.
d. Biaya mobilisasi dan demobilisasi tersebut harus termasuk biaya pembongkaran
alat-alat, perlengkapan, instalasi-instalasi itu sedemikian rupa sehingga bekas
tempat alat-alat, perlengkapan dan instalasi-instalasi tersebut kembali seperti
semula.
b. Rencana Mobilisasi
Rencana mobilisasi harus dilengkapi dengan :
- lokasi pusat-pusat kegiatan seperti : kantor, tempat-tempat penyimpanan
bahan, nursery disertai denahnya.
- rencana pengangkutan alat dari dan kemana, jadwal pengiriman serta
tahapan menurut prioritasnya, cara pengiriman dan sebagainya.
11
- perubahan yang terjadi, yang menyimpang dari hasil pembahasan, harus
dilaporkan dan mendapat persetujuan Pemimpin Proyek / Konsultan
Pengawas.
c. Periode Mobilisasi
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan program mobilisasi kepada Pemimpin
Proyek dan Konsultan Pengawas untuk diketahui dan disetujui.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, semua peralatan yang diperlukan harus sudah
berada di lapangan. Peralatan harus dalam kondisi baik dan siap pakai.
12
b. Pengukuran hasil pekerjaan lebih tersebut harus dikerjakan, dicatat dan diperiksa
oleh Konsultan Pengawas serta disetujui oleh Pemimpin Proyek pada saat
pekerjaan tersebut selesai dilaksanakan. Pengukuran yang dilakukan oleh
Kontraktor tidak akan dianggap sah.
c. Pemimpin Proyek dan Konsultan Pengawas akan membuat catatan tentang
pelaksanaan pekerjaan lebih tersebut, dan dicocokkan dengan catatan Kontraktor.
Catatan untuk menyelesaikan pekerjaan lebih tersebut meskipun telah disetujui,
tidak akan membuat Pemimpin Proyek terikat dalam menentukan nilai pekerjaan
lebih. Nilai pekerjaan lebih tersebut ditentukan dengan hasil pengukuran yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan di atas.
1.11.1 Umum
b. Kontraktor harus membuat gambar kerja tersebut di atas kertas ukuran A-1 atau
ukuran yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Gambar-gambar kerja yang
diserahkan kepada Konsultan Pengawas dengan tembusan kepada Pemimpin
Proyek cukup copy dari Asli yang telah disetujui. Gambar Kerja tersebut harus
memuat garis-garis penampang akhir dan rencana pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
1.12.1 Umum
Pekerjaan ini meliputi pengukuran dan penggambaran atas pekerjaan yang benar-
benar dilaksanakan. Kontraktor harus membuat gambar hasil pelaksanaan (as built
drawings) untuk menyediakan informasi yang berdasarkan fakta perihal seluruh aspek
dari pekerjaan, baik yang tampak maupun yang tidak, untuk memungkinkan
modifikasi dimasa mendatang.
14
c. Kontraktor harus membuat gambar hasil pelaksanaan di atas kertas ukuran A-1
atau ukuran yang lain sesuai perintah Pemimpin Proyek / Konsultan Pengawas.
Gambar hasil pelaksanaan pekerjaan penananam pohon terdiri dari gambar
denah tanaman yang menunjukkan juga jenis tanaman dan jumlahnya.
e. Seluruh data dalam gambar terlaksana harus benar-benar akurat dan lengkap
dengan rincian sesungguhnya seperti :
- Perubahan yang dibuat oleh "Change Order" atau Perintah Lapangan
- Rincian yang tidak ada pada kontrak yang semula
- Dimensi tanaman dan dibedakan sesuai jenis tanamannya
Gambar hasil pelaksanaan ini harus disetujui oleh Pemimpin Proyek / Konsultan
Pengawas.
Bila Kontraktor gagal dalam melaksanakan pekerjaan ini, maka Pemimpin Proyek /
Konsultan Pengawas melalui pihak lain dapat mengambil alih pekerjaan ini untuk
dilaksanakannya, dan kepada kontraktor akan ditagihkan seluruh biaya
pelaksanaannya ditambah 50 % dari seluruh biaya tadi.
15
BAB II
a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan galian, urugan tanah, perataan tanah. Tanah yang
dipergunakan adalah tanah subur / top soil yang bebas dari kotoran / akar- akar
pohon.
b. Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk / rencana grading,
kemiringan / kontur / peil yang tertera dalam gambar rencana lansekap.
c. Pekerjaan pananaman memerlukan pengurugan tanah yang mengandung bahan
organis.
a. Lahan yang telah siap untuk pelaksanaan suatu pekerjaan ataupun yang telah
selesai digarap harus dibersihkan dari bekas tanah galian dan bahan bangunan.
c. Jenis tanaman yang ada pada lokasi pekerjaan dan tidak termasuk dalam rencana /
rancangan tapak harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan dengan cara ditebang /
dicabut / dipotong dan sebagainya.
Semua titik lokasi penanaman pohon harus diberi tanda dengan patok-patok yang diberi
cat sesuai tanaman yang tertera pada Gambar Rencana. Titik lokasi penanaman perdu
terluar sebagai batas kelompok tanaman yang sejenis harus diberi tanda untuk mendapat
16
persetujuan Konsultan Pengawas. Pematokan harus dilaksanakan dengan benar dan tepat
pada saat pengukurannya.
Apabila terjadi ketidak sesuaian pada kondisi lapangan, agar dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk menentukan lokasi patok yang disetujui.
17
2.5.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Tanah dan pupuk kandang yang digunakan, harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas dan atau Pemimpin Proyek.
Campuran tanah dan pupuk kandang harus merata, warna dan campurannya.
Lapisan tanah subur harus sama ketebalannya sesuai yang disyaratkan dalam detail
gambar, diratakan dan disiram air.
Tebal lapisan tanah subur / topsoil, termasuk dalam area concrete barrier minimum
30 cm atau sesuai dengan gambar.
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat persetujuan dari
pihak Konsultan Pengawas dan atau Pemimpin Proyek.
Pada tanah yang bertekstur halus (lempungan), pada saat basah mempunyai kelekatan
dan keliatan yang tinggi, sehingga sukar diolah (tanah berat), dengan tambahan bahan
organik dapat meringankan pengolahan tanah. Pada tanah ini sering terjadi retak-retak
yang berbahaya bagi perkembangan akar, maka dengan tambahan bahan organic
kemudahan retak akan berkurang. Pada tanah pasiran yang semula tidak lekat, tidak liat,
pada saat basah, dan gembur pada saat lembab dan kering, dengan tambahan bahan
organik dapat menjadi agak lekat dan liat serta sedikit teguh, sehingga mudah diolah.
Bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk struktur agregat tanah,
yang berperan sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat
tanah. Bahkan bahan organik dapat mengubah tanah yang semula tidak berstruktur
(pejal) dapat membentuk struktur yang baik atau remah, dengan derajat struktur yang
sedang hingga kuat. Mekanisme pembentukan agregat tanah oleh adanya peran bahan
organik ini dapat terjadi dengan:
a. Penambahan bahan organik (pupuk kandang) yang dapat meningkatkan populasi
mikroorganisme tanah baik jamur dan actinomycetes. Melalui pengikatan secara
fisik butir-butir primer oleh miselia jamur dan actinomycetes, maka akan terbentuk
agregat walaupun tanpa adanya fraksi lempung;
b. Pengikatan secara kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara bagian–bagian
negative dalam lempung dengan gugusan negatif (karboksil) senyawa organik
berantai panjang dengan perantaraan basa-basa Ca, Mg, Fe dan ikatan hidrogen;
18
Pori dalam tanah menentukan kandungan air dan udara dalam tanah serta menentukan
perbandingan tata udara dan tata air yang baik. Aerasi tanah sering terkait dengan
pernafasan mikroorganisme dalam tanah dan akar tanaman, karena aerasi terkait dengan
O2 dalam tanah. Dengan demikian aerasi tanah akan mempengaruhi populasi mikrobia
dalam tanah.
Hal ini dapat terjadi akibat dari perbaikan struktur tanah yaitu dengan semakin
mantapnya agregat tanah, sehingga menyebabkan ketahanan tanah terhadap pukulan air
hujan meningkat. Di samping itu, dengan meningkatnya kapasitas infiltrasi air akan
berdampak pada aliran permukaan dapat diperkecil sehingga erosi dapat berkurang.
2.8. PEMUPUKAN
Untuk meningkatkan unsur mikro dan makro yang dikandung tanah, pupuk kandang
yang telah matang harus dicampur dengan Bokasi/EM 4 serta dapat pula ditambahkan
Furadin.
19
2.9. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN DAN DASAR PEMBAYARAN
Tidak diadakan pembayaran tersendiri atas pelaksanaan ketentuan pasal ini.
Pengukuran hasil pekerjaan tersebut akan dibayar menurut Pasal SL.2.08. Harga Satuan
dan Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan yang sesuai
dengan Gambar, Spesifikasi dan Instruksi Konsultan Pengawas.
Biaya-biaya yang mungkin timbul atas pelaksanaan ketentuan pada pasal ini harus
sudah diperhitungkan sejak penawaran sampai dengan pelaksanaan kontrak oleh
Kontraktor.
Apabila ternyata Kontraktor lalai untuk melaksanakan ketentuan pada pasal ini, padahal
pekerjaan tersebut dinilai sangat diperlukan, maka Konsultan Pengawas dapat
menghentikan pekerjaan yang sedang/akan dilaksanakan sampai dengan ketentuan
pasal ini dipenuhi.
20
BAB III
3.1. UMUM
Pekerjaan perkerasan adalah semua pekerjaan di luar pekerjaan penanaman termasuk
pekerjaan pembuatan beton non struktural, pemasangan kanstin dan paving, pekerjaan
penutup lantai. Pekerjaan ini meliputi mobilisasi tenaga kerja, penyediaan material yang
dibutuhkan dan pembuatan pekerjaan perkerasan serta finishing.
f. Campuran.
Campuran untuk meningkatkan kekedapan air dan untuk sambungan harus berasal
dari produk yang telah teruji, dan harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi
Tugas/ Pengawas Lapangan.
22
3.2.5. Pelaksanaan
a. Beton Bertulang.
- Campuran dan mutu beton
Campuran adalah 1pc : 2ps : 3Kr.
Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang non
struktural ini adalah K-175.
- Pembesian
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan, kait-kait dan sengkang (ring) persyaratannya
harus sesuai NI-2 (PBI-1991).
Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan
Gambar Kerja.
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tulangan
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan
acuan / bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan
bantalan beton (beton decking) sesuai dengan NI-2 (PBI-1991).
- Acuan / bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan dalam Gambar Kerja.
Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran berlangsung.
Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran
tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dan sebagainya.
- Cara pengadukan.
Takaran untuk semen portland, pasir dan kerikil/spleet harus disetujui
terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas. Adukan harus dicampur
dengan jumlah yang dibutuhkan untuk digunakan dalam satu waktu
sehingga tidak ada adukan yang terbuang.
Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
Semua bahan kecuali air, harus diaduk dengan benar dalam sebuah wadah
atau dalam alat pengaduk semen yang disetujui, sampai adukan
menghasilkan warna yang sama. Setelah itu ditambahkan air dengan
jumlah yang tepat, dan pengadukan dilanjutkan.
Waktu pengadukan minimum harus 1 sampai 2 menit untuk aplikasi.
Adukan semen yang tidak digunakan dalam waktu lebih dari 45 menit
setelah pengadukan, tidak boleh digunakan lagi.
23
- Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan me- laksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-
cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan
Pengawas.
Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetar beton
untuk menjamin beton cukup padat, dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / spleet yang
dapat memperlemah konstruksi.
Pekerjaan pengecoran beton harus selesai seketika. Apabila pengecoran
beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui Konsultan Pengawas.
Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak terjadi
penguapan terlalu cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
3.3.2. Standar/Rujukan
a. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991)
c. Standar Industri Indonesia (SII) dan/atau Standar Nasional Indonesia (SNI).
d. American Society for Testing dan Materials (ASTM).
25
3.3.4. Pelaksanaan
a. Umum.
- Dinding harus diklasifikasikan sebagai pasangan bata setebal 150 mm, disusun
dengan adukan semen dan disatukan seperti yang disebutkan di sini. Semua unit
harus disusun dengan adukan semen, dan semua sambungan harus diisi dengan
spesi/ aduk.
- Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
- Pekerjaan bata harus dibangun dengan tata cara yang sama dalam pengukuran
dan garis ketinggian yang tepat. Pemasangan bata harus rapi, sama tebal, lurus,
tegak dan pola ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan. Pertemuan sudut
antara dua dinding harus rapi dan siku seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
- Bata harus dapat dibongkar, dikurangi/ ditambah ketinggiannya jika
diperlukan, untuk mencapai ketinggian yang disyaratkan.
26
Toleransi vertikal maksimum per 400 cm adalah 10 cm. Jika melebihi,
Kontraktor harus membongkar / memperbaiki dan biaya untuk perkerjaan
ini ditanggung oleh Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.
4) Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar
sampai setinggi permukaan tanah.
5) Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan
kedalaman 1 cm. dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian
disiram air dan siap menerima plesteran.
6) Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
7) Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali
tidak diperkenankan.
8) Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari
5%. Bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
9) Ketebalan jadi (setelah difinish dengan plester aci) harus:
- Dinding bata 1⁄2 batu, harus setebal 15cm.
- Dinding bata 1 batu, harus setebal 25 cm.
d. Pasangan Bata Untuk Kotak/ Wadah.
Pasangan bata untuk wadah saluran pipa dan sebagainya harus dipasang serta
dibentuk secara akurat sebagaimana yang dibutuhkan. Posisi dan dimensi pasangan
tersebut harus sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar dan ditunjukkan
oleh Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.
e. Perlindungan dan Pembersihan.
a. Komponen lansekap dan permukaan-permukaan yang telah difinishing harus
dilindungi dari kerusakan selama pelaksanaan pekerjaan.
b. Pekerjaan blok dinding yang baru dipasang harus dilindungi dari kerusakan
akibat terlalu cepat kering, permukaan air dan benturan yang merusak.
f. Pemeliharaan:
Selama pasangan dinding bata belum difinish, Kontraktor wajib untuk memelihara
dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila pada saat di-
finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor harus
memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya
ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
27
3.4.2. Persyaratan Bahan
a. Semen. Sesuai dengan pasal 3.2.4
b. Pasir. Sesuai dengan pasal 3.2.4
c. Air. Sesuai dengan pasal 3.2.4
d. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
e. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata
atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
f. Jenis plesteran.
- Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dhaluskan. Campuan
plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air,yaitu 1pc : 3ps. Dipakai untuk :
Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah
hingga ke permukaan tanah dan atau lantai.
Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga.
- Plesteran biasa adalah campuran 1pc : 5ps. Aduk plesteran ini untuk pasangan
bata dan batu tempel serta untuk menutup semua permukaan dinding pasangan
bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
- Plesteran kedap air adalah campuran 1pc : 3ps. Aduk plesteran ini untuk :
Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar / tepi luar
bangunan.
Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang
disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga
ketinggian 150 cm. dari permukaan lantai.
Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai
20 cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Plesteran halus / aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga diperoleh campuran yang homogen. Plesteran halus
ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan. Pekerjaan
plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran sebagai lapisan dasar
telah berumur 8 (delapan) hari, atau sudah kering benar.
3.4.3. Pelaksanaan.
a. Persiapan dan Pembersihan Permukaan
1) Semua permukaan yang akan diberi adukan semen harus bebas dari karbonat
dan bahan-bahan yang tidak diinginkan.
2) Aplikasi adukan semen dapat digunakan setelah semua pekerjaan pemasangan
selesai. Semua bagian yang akan diberi adukan semen adalah yang telah
terlindungi di bawah atap.
3) Permukaan yang akan diaci tidak boleh berumur lebih dari dua minggu,
kemudian permukaan harus dibasahi terlebih dahulu dengan air sampai
terlapisi air.
4) Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
5) Acian untuk Permukaan Beton.
28
- Permukaan beton yang akan diaci harus harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”) dan bebas dari bahan-bahan
yang tidak diinginkan dan dibasahkan dulu dengan air. Semua lubang -
lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk
plesteran, baru kemudian diaci.
- Permukaan beton yang akan diaci harus bebas dari cat, minyak, lemak dan
sebagainya.
- Permukaan beton harus dibersihkan dengan sikat kawat. Setelah pekerjaan
acian selesai dan mengeras, permukaan harus diperbaiki dengan siraman
air.
- Acian yang tidak sempurna seperti permukaan yang tidak rata, retak dan
sebagainya harus diganti dan diperbaiki.
b. Adukan
1) Cara pengadukan sesuai dengan pasal 3.2.5. a. point Cara Pengadukan.
2) Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan.
3) Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran aduk plesteran dengan waktu pemasangan tidak melebihi 30
menit, terutama untuk plesteran kedap air.
29
d. Ketebalan
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom seperti
yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja atau sesuai dengan yang
ditetapkan oleh Konsultan Pengawas. Tebal plesteran adalah minimal 1 cm. dan
maksimal 2 cm. Jika ketebalan melebihi 2 cm, maka diharuskan menggunakan
kawat ayam yang diikatkan / dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang
bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.
e. Penghalusan.
Penghalusan permukaan harus dilakukan setelah acian terlapisi siraman air
sehingga acian menjadi halus tanpa retak dan acian berumur 8 hari atau telah benar-
benar kering.
3.4.4. Pemeliharaan.
a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar. Hal ini dilakukan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindunginya dari sinar matahari langsung dengan bahan penutup
yang dapat mencegah penguapan secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama
7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan
air sekurang- kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.
b. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan / material akhir,
Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan- kerusakan dan
pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
c. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan / material akhir di atas
permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua)
minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang
disyaratkan tersebut di atas.
d. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Konsultan
Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh
Kontraktor dan tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.
30
3.5. PEKERJAAN BETON RABAT DAN KANSTIN
3.5.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan terdiri dari unit kanstin yang ditempatkan dan disusun dekat adukan semen,
termasuk segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan bata seperti yang ditunjukkan
dalam gambar dan/ atau seperti yang disebutkan di sini.
31
Produk tersebut dibuat dengan mesin secara otomatis melalui proses vibrating dan
tekanan, dengan sistem pengisian bahan (factor feeding system) yang mempengaruhi
kualitas produk. Proses produksi dilengkapi dengan batching plant untuk proses
pencampuran bahan dan alat pengendali kandungan air (water moisture control).
Kekonstanan humidity adukan dan produk dapat terjaga dengan menambahkan teknologi
pengembunan (fogging).
32
c. Persyaratan lain :
- Estetis
- Awet, tahan terhadap cuaca dan ketahanan aus
- Pemasangan mudah, cepat dan dapat segera digunakan.
- Pembuatan dengan menggunakan mesin.
- Mempunyai bentuk yang bermacam-macam, sesuai dengan fungsi/ kebutuhan
penggunaan (bagian tepi, tengah dan sudut) sehingga dapat menghasilkan
hubungan yang kompak dan tidak terjadi celah-celah).
- Anti slip (tidak licin).
- Blok yang mudah rusak mudah diangkat dan diganti dengan yang baru tanpa
meninggalkan bekas.
d. Potong unit pavers dengan peralatan gergaji mesin untuk mendapatkan pinggiran
yang bersih, tajam dan tidak pecah. Potong unit untuk mendapatkan pola yang
ditunjuk dan agar serasi dengan pekerjaan sebelahnya dengan rapi. Gunakan unit
yang utuh tanpa potongan jika memungkinkan. Memotong dengan palu tidak
disetujui.
e. Pola sambungan : Sesuai yang ditunjuk di gambar.
f. Toleransi : Tidak boleh melebihi 0.5 inci unit ke unit offset dari flush (lippage) dan
tolerasi dari 2 mm dalam 3 meter dari level atau slope seperti yang ditunjuk untuk
finish permukaan paving.
3.6.3. Pelaksanaan
a. Syarat-syarat yang harus diperhatikan:
- Lapisan subgrade
Subgrade mempunyai kemiringan minimal sebesar 1,5%. Subgrade harus
dipadatkan dengan kepadatan relative minimal 90% MDD (modified max Dry
Density).
- Lapisan subbase
Profil lapisan permukaan dari subbase jg harus mempunyai kemiringan minimal
2%. Minimum kepadatan relative adalah 95%.
Pedoman pelaksanaan pekerjaan lapisan based :
33
Rekomendasi Material Standar untuk lapisan sub struktur adalah sebagai berikut:
- Kanstin/penguat tepi
Kanstein, gutter, mainhole, atau sejenisnya harus sudah terpasang sebelum
pemasangan paving block, demikian juga untuk instalasi di bawah paving block,
seperti drainage/saluran, juga harus sudah dilaksanakan sebelum pemasangan
paving block.
b. Pelaksanaan
1. Paving dipasang pada jalur pedestrian dan bagian-bagian lain seperti tercantum
pada gambar.
2. Tanah (sub grade) dipadatkan dan diratakan.
3. Taburkan/pasang batuan grade dengan dimensi 5-7cm untuk sub base dan base
di atas sub grade yang dipadatkan, dengan ketebalan sekurang-kurangnya 20 cm.
Sediakan ketebalan base dan sub base yang dipadatkan sampai dengan level
yang dikehendaki. Padatkan sub base dan base sampai padat menggunakan
Stamper minimal Mikasa MTR 80. Tingkat kepadatan ini minimum 85% dari
kepadatan maksimum, hasil tes laboratorium.
4. Taburkan batuan setebal 30 mm grade dengan dimensi 1-2 cm untuk base di atas
sub grade yang dipadatkan. Padatkan base dengan stamper sampai dengan
level yang dikehendaki.
5. Taburkan pasir (pasir Extra beton) pada lapisan perataan dan lapis sampai
ketebalan 60 mm - 70 mm, dan diratakan dengan jidar kayu dengan
memperhatikan kemiringan (min 2%) yang akan dilaksanakan. Penggelaran
pasir alas tidak melebihi jarak 1 m di depan paving yang akan dipasang & tidak
terganggu oleh getaran apapun sampai paving tersebut selesai dikerjakan
(selesai dipadatkan menggunakan vibrator plate compactor. Batas kandungan
air pasir alas 6-8%, dan maks 1% untuk pasir pengisi. Pasir harus terbebas dari
kandungan garam yang akan menyebabkan terjadinya efflorescence. Jaga agar
kandungan kelembaban tetap konstan.
34
6. Berikan treatment pada laveling base dengan sterilizer tanah untuk menghambat
pertumbuhan rumput-rumput.
7. Pola pemasangan disesuaikan dengan gambar, demikian juga as pemasangannya.
8. Pada bagian tepi area paving dibatasi oleh kerb/kanstin (penghalang) yang dicetak
dengan ukuran tertentu/standard. Pemasangan kerb/kanstin ini sedemikian
sehingga sebaiknya tidak terjadi pemotongan. Bilamana ternyata diperlukan juga
pemotongan kerb/kanstin, maka harus dilakukan dengan alat pembelah hidraulik.
9. Pasang pavers beton, pemasangan paving harus saling mengikat. Pemasangan
paving dimulai dari 1 titik/garis dengan cara bergerak maju dan berdiri diatas
paving yang telah terpasang, setiap permukaan paving disemaikan dengan
acuan benang pembantu menggunakan pemukul dari kayu. Setiap pengakhiran
harus terisi paving yang telah dipotong (menggunakan paver cutter). Lebar
sambungan minimum 1 mm dan maksimum 4 mm, hati-hati jangan
mengganggu leveling base. Jika pavers mempunyai spacer bars, tempatkan
pavers dengan tangan yang kencang terhadap spacers bars. Gunakan tali untuk
menjaga garis yang lurus. Gap antar unit yang melebihi 4 mm dengan potongan
yang dipotong agar serasi dari unit pavers yang utuh.
10. Tempatkan unit pavers secara hati-hati dengan tangan pada jalan yang lurus
untuk menjaga ketepatan dan keseragaman permukaan atas dengan akurat.
Lindungi unit pavers yang baru dipasang dengan plywood sebagai tempat
berdiri para pekerja. Majukan panel pelindung seiring kemajuan pekerjaan tatapi
tetapi lindungi daerah tersebut sesuai dengan perpindahan selanjutnya bahan-
bahan dan peralatan untuk menghindari cekukan atau mengganggu keserasian
unit pavers. Jika diperlukan tambahan ketinggian pada paving dan sebelum
pekerjaan mengisi sambungan, gilas dengan gilasan mesin setelah terdapat
panas yang cukup dipermukaan dari udara panas beberapa hari. Periksa dan
jaga ketepatan garis sesering mungkin.
11. Bidang permukaan paving kemudian dipadatkan dengan memakai alat vibrator
plate yang mempunyai spesifikasi :
a. Luas plat : 0,35 – 0,50 m2
b. Gaya centrifugal : 16,00 – 20,00 kN
c. Frekuensi putaran : 75,00 – 100,00 Hz
d. Jumlah lintasan (passing) : 3,00 – 4,00 kali
12. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan dengan vibrator plat amplitude rendah
berkemampuan 1500 - 2500 kg kekuatan pemadatan. Getarkan pavers beton
sampai ke leveling course agar rata dan pasir isi dapat mengisi celah-celah antar
paving tersebut. Lakukan sekurang-kurangnya 3 kali dengan arah yang berbeda.
Getarkan di bawah kondisi berikut :
35
- Setelah pavers pinggir terpasang dan permukaan telah selesai dan sebelum
permukaan terkena hujan.
- Sebelum mengakhiri pekerjaan harian, padatkan sepenuhnya pavers beton
yang terpasang dalam 1 m dari laying face. Tutup lapisan yang terbuka
dengan lembaran plastik yang tak bernoda, lebihkan penutup 1,2 m pada
setiap sisi dari laying face untuk melindungi terhadap hujan.
36
d. Peralatan yang akan digunakan, antara lain martil karet, centong semen, cangkul
dan sekop, benang tukang dan selang waterpas.
e. Siapkan adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1:3, siapkan campuran
semen abu-abu dengan semen adhesive diberi air dan diaduk hingga menyerupai
pasta. Adonan ini dipergunakan sebagai perekat batu alam dengan adukan.
f. Ukur panjang dan lebar bidang yang akan dipasang batu alam, tentukan arah
pemasangan dan ke mana arah buangan sisa bidang.
g. Pasang benang sebagai patokan kelurusan batu alam. Sebarkan adukan semen dan
pasir sebagai lantai kerja. Oleskan semen berbentuk pasta di permukaan batu alam
bagian bawah, kemudian letakkan batu alam di atas adukan dan pukullah dengan
martil karet hingga padat dan rata dengan benang.
h. Apabila diperlukan pemotongan batu alam maka harus dilakukan dengan angel
grinder bermata tajam.
i. Biarkan pasangan batu alam selama 1x24 jam. Hindarkan dari paparan hujan dan
panas Jika pasangan batu alam sudah kering, maka bersihkan kotoran yang ada di
permukaan batu alam dengan air dan sikat.
j. Langkah terakhir ketika semua pasangan telah kering, lakukan hal ini satu hari
setelah pemasangan selesai, membersihkan permukaan batu alam dengan larutan
HCl agar lumut dan kotoran yang membandel terlepas semuanya.
k. Oleskan permukaan batu alam dengan vernis agar mengkilap, dilakukan setelah
setelah permukaan batu alam bersih dan telah kering.
37