Anda di halaman 1dari 5

SPESIFIKASI TEKNIS

SYARAT - SYARAT TEKNIK

A. SPESIFIKASI UMUM

1. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :

PEMBANGUNAN SPORT CENTER (GEDUNG OLAHRAGA)


SMKN 1 GUNUNG TALANG
KEC. GUNUNG TALANG KAB. SOLOK

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BQ dan RKS
yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.

2. Peraturan teknis bangunan yang digunakan


Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut dibawah
ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1. Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah.
2.2. Peraturan Menteri Pakerjaan Umum No. 22/2018 tentang ”Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara”.
2.3. Peraturan Menteri Pakerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) No. 28/PRT/M/2016 tentang
”Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum”.
2.4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 2013), SK SNI T-15,1919.03.
2.5. Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.
2.6. Keramik lantai, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995.
2.7. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI)NI 5.
2.8. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984.
2.9. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987.
2.10. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
2.11. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 Tahun 1972.
2.12. Peraturan Batu Bata Merah sebagai bahan bangunan NI 10.
2.13. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
2.14. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991.
2.15. Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan
dengan permasalahan bangunan.
Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagai ketentuan dan syarat
dalam peraturan diatas, maka Kontraktor Wajib mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang
disebutkan di atas.
3. Lingkup Pekerjaan Yang Akan Dilaksanakan
3.1 Pekerjaan Persiapan
3.2 Pekerjaan Tanah/Urugan
3.3 Pekerjaan Pondasi
3.4 Pekerjaan Beton Bertulang
3.5 Pekerjaan Penutup Atap

Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis 1


SPESIFIKASI TEKNIS

B. SPESIFIKASI TEKNIS
1. Pekerjaan Persiapan
1.1. Pemasangan Bouwplank, tiang Bouwplank harus terpasang kuat yang terbuat dari kayu
ukuran 5/7 dengan jarak masing-masing maksimal 2 M, sedang untuk papan dipasang kayu
ukuran 2/20 Cm yang bagian sisi atasnya diketam halus dan lurus (Waterpas) dengan sudut-
sudut harus siku.
1.2. Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (MK3) meliputi (Penyiapan RK3K, Alat
Pelindung Diri seperti topi/Helm, sarung tangan, sepatu dan rompi keselamatan, Dan
Fasilitas Sarana Kesehatan).

2. Pekerjaan Tanah/Urugan
2.1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan yaitu meliputi pekerjaan
penggalian tanah pondasi serta pengurugan kembali bekas galian. Dalam pekerjaan ini
sudah harus diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir,
gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu :
2.1.1. Untuk galian pondasi meliputi galian tanah keras sedalam 1 m.
2.1.2. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah Bouwplank dengan penandaan
sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi dan Pengawas. Bentuk
galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar.
2.1.3. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, Kabel Listrik, Telepon
atau lain yang masih berfungsi, maka Kontraktor secepatnya memberi tahu kepada
Direksi dan Pengawas atau kepada Instansi yang berwenang untuk mendapat
petunjuk yang seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
kerusakan yang diakibatkan pekerjaan penggalian tersebut. Apabila pada waktu
penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka kontraktor wajib melaporkan
pada Pemerintah Daerah setempat.
2.1.4. Galian diluar bangunan guna untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan
dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksud untuk mendapat kontur tanah yang
disyaratkan dalam Site Plan.
2.1.5. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar,
maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug dan
dipadatkan dengan menggunakan Stamper sampai rata.
2.1.6. Pengurugan kembali bekas galian pondasi diurug lapis demi lapis dengan ketebalan
tiap lapis maksimum 15 Cm. Tiap lapis dipadatkan dengan menumbuk lapisan
tersebut menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat
kembali dilakukan langkah-langkah seperti di atas. Demikian seterusnya dilakukan
sampai semua lubang bekas galian tertutup kembali.
2.1.7. Di bawah pondasi setempat diurug dengan pasir pasangan yang dipadatkan.
Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh,
kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas atas kesempurnaan pengurugan
dan pemadatan.
3. Pekerjaan Pondasi
3.1. Lingkup pekerjaan meliputi pengerjaan seluruh Pondasi bangunan, terdiri dari:
3.1.1. Sebelum pondasi dipasang, terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk
As pondasi sesuai dengan gambar dan disetujui Direksi beserta Pengawas tentang
kesempurnaan galian.

Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis 2


SPESIFIKASI TEKNIS

3.1.2. Untuk pasangan lantai kerja digunakan beton fc’ 7,4 mpa K 100 yang dikerjakan
sesuai dengan gambar detail.
3.1.3. Anstampang batu kali dipasang batu kosong setebal 20 cm, sela-selanya diisi
dengan pasir urug, kemudian digenangi dengan air dan ditumbuk sampai padat.
3.1.4. Pondasi untuk Bangunan ini terdiri dari pondasi batu kali 1 pc : 4 psr.
3.1.5. Pondasi batu kali terdiri dari pasangan batu kali dengan adukan 1 pc : 4 psr dengan
ukuran ketebalan, bentuk dan penempatannya sesuai dengan gambar rencana,
Pondasi yang kelihatan harus direb dengan spesi adukan 1 pc : 4 psr.
3.1.6. Bahan – bahan yang dipakai harus berkualitas baik.
4. Pekerjaan Beton Bertulang
4.1. Lingkup pekerjaan
4.1.1. Untuk analisa pekerjaan beton dipakai acuan peraturan menteri PUPR NO 28 tahun
2016.
4.1.2. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.
4.1.3. Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi dan Pengawas apabila ada
perbedaan yang didapat dalam Gambar Konstruksi dengan Gambar Arsitektur.
4.1.4. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengambilan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi dan Pengawas, yaitu:
 Cara pengadukan bisa menggunakan molen atau diaduk dengan cara manual.
 Sebelum pengecoran dilaksanakan, dalam cetakan harus bersih dari kotoran
sampah atau kotoran lainnya.
 Pengecoran harus dilakukan secara baik dan terkontrol, dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat. Dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos yang dapat memperlemah kontruksi.
 Pemasangan tulang besi beton harus sesuai dengan gambar. Kontruksi tulangan
besi beton harus diikat dengan kawat beton untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah anyamannya selama pengecoran. Dan sudah dipastikan seluruh stek
gempa yang dipasang pada sudut pertemuan kolom dan balok. Tiap ujung besi
diberi hak / tekukan serta sengkang sesuai dengan persyaratan yang tercantum
pada PBI – 1971 SK.SNI.T.T-15.1991-03.
 Tidak berakibat kehilangan dan pemisahan bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dengan beton yang akan dicor, dan nilai Stump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi table 4.4.1 SK SNI T-15.1919.03.
4.1.5. Sebelum dimulai pekerjaan beton, seluruh cetakan harus dibersihkan dari kotoran –
kotoran serbuk gergaji, potongan kayu, tanah, potongan kawat ikat dan lain – lain
yang dapat mempagaruhi mutu beton, disamping hal tersebut seluruh bidang
cetakan harus dibasahi secukupnya, perlu pada sisi bawah.
4.1.6. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi dan
Pengawas. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-
jalan di atas penulangan.
4.1.7. Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentian harus
disetujui oleh Direksi dan pengawas. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang
diputus tersebut.
4.1.8. Kontraktor harus bertangung jawab terhadap seluruh pekerjaan sesuai dengan
ketentuan – ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaian, Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang
sebanding dengan standar yang umum berlaku.

Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis 3


SPESIFIKASI TEKNIS

5. Pekerjaan Penutup Atap


5.1. Lingkup pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan dalam menutup semua bidang atap bangunan.
5.1.1. Pasangan Kuda-kuda dibuat dari kayu kelas I yang diketam halus dan
pemasangannya sesuai dengan gambar kerja.
5.1.2. Pasangan rangka gording kayu dibuat dari kayu kelas II yang diketam halus dan
pemasangannya sesuai dengan gambar kerja.
5.1.3. Untuk Kayu Kuda – Kuda, rangka atap dipakai kayu yang berkualitas baik (cukup
kering) dengan ukuran sesuai gambar kerja terlampir, Permukaan atas dari gordeng
harus dikatam halus dan lurus, penyambungan gordeng harus memakai sambungan
bibir miring berkait, sedangkan perletakannya yang dekat ketumpuan harus menerima
beban / sambungan dekat tumpuan harus menghadap ke atas.
5.1.4. Pasangan lesplank kuda – kuda menggunakan lesplank spandex dengan rangka
kayu 5/7 tebal 3 mm yang dilaksanakan sekeliling bangunan. Ukuran dan
penempatan harus sesuai dengan gambar bestek.
5.1.5. Baut kuda2 / gording dipakai baut mor 10.
5.1.6. Pasangan atap dipasang atap zincalum tebal 3 mm dengan menggunakan Screw
Cteks 12-4 x 50 dan Screw Cteks 10 x 16-16.
5.1.7. Semua rangka atap ditutup dengan atap zincalum, yang telah memenuhi SNI.
5.1.8. Untuk perabung dan bola - bola atap zincalum menggunakan Nok Zincalum T = 0,35
mm dan Screw Cteks 10 x 16-16 seperti tertera pada gambar yang telah memenuhi
SNI.
5.1.9. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spersifikasi pabrik, minimal tindisan
antara satu lembar dengan lembar lainnya minimal 2,5 alur. Alur harus dipasang
merata (tidak bolak balik) sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.
5.1.10. Pasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan
kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangan, maka bagian yang
bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru atas resiko Kontraktor.
6. Pekerjaan Lain - Lain
6.1. Tanah dalam lingkungan pekerjaan sekeliling gedung harus diratakan dan dibersihkan dari
sisa – sisa bahan bangunan.
6.2. Sebelum pekerjaan diserah terimakan untuk pertama kalinya pemborong harus
menyelelesaikan pekerjaan yang dianggap belum memenuhi ketentuan yang berlaku.
7. Penutup
7.1. Apabila ada pekerjaan yang tidak disebutkan dalam bestek ini , baik mengenai ukuran
bahan – bahan dan lain sebagainya harus dilaksanakan bukan merupakan pekerjaan
tambahan, pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
Padang, 2019
DIKETAHUI OLEH KONSULTAN PERENCANA
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN CV. CIRCLE ENGINEERING

Drs. MUKHTI SUHENDRI MERY HANDAYANI, ST


NIP : 19650707 199103 1 016 Direktris
DISETUJUI OLEH
KUASA PENGGUNA ANGGARAN

Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis 4


SPESIFIKASI TEKNIS

Drs. SYOFRIZAL, MT
NIP : 19620405 198903 1 008

Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis 5

Anda mungkin juga menyukai