A. SPESIFIKASI UMUM
1. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BQ dan RKS
yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.
B. SPESIFIKASI TEKNIS
1. Pekerjaan Persiapan
1.1. Pemasangan Bouwplank, tiang Bouwplank harus terpasang kuat yang terbuat dari kayu
ukuran 5/7 dengan jarak masing-masing maksimal 2 M, sedang untuk papan dipasang kayu
ukuran 2/20 Cm yang bagian sisi atasnya diketam halus dan lurus (Waterpas) dengan sudut-
sudut harus siku.
1.2. Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (MK3) meliputi (Penyiapan RK3K, Alat
Pelindung Diri seperti topi/Helm, sarung tangan, sepatu dan rompi keselamatan, Dan
Fasilitas Sarana Kesehatan).
2. Pekerjaan Tanah/Urugan
2.1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan yaitu meliputi pekerjaan
penggalian tanah pondasi serta pengurugan kembali bekas galian. Dalam pekerjaan ini
sudah harus diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir,
gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu :
2.1.1. Untuk galian pondasi meliputi galian tanah keras sedalam 1 m.
2.1.2. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah Bouwplank dengan penandaan
sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi dan Pengawas. Bentuk
galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar.
2.1.3. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, Kabel Listrik, Telepon
atau lain yang masih berfungsi, maka Kontraktor secepatnya memberi tahu kepada
Direksi dan Pengawas atau kepada Instansi yang berwenang untuk mendapat
petunjuk yang seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
kerusakan yang diakibatkan pekerjaan penggalian tersebut. Apabila pada waktu
penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka kontraktor wajib melaporkan
pada Pemerintah Daerah setempat.
2.1.4. Galian diluar bangunan guna untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan
dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksud untuk mendapat kontur tanah yang
disyaratkan dalam Site Plan.
2.1.5. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar,
maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug dan
dipadatkan dengan menggunakan Stamper sampai rata.
2.1.6. Pengurugan kembali bekas galian pondasi diurug lapis demi lapis dengan ketebalan
tiap lapis maksimum 15 Cm. Tiap lapis dipadatkan dengan menumbuk lapisan
tersebut menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat
kembali dilakukan langkah-langkah seperti di atas. Demikian seterusnya dilakukan
sampai semua lubang bekas galian tertutup kembali.
2.1.7. Di bawah pondasi setempat diurug dengan pasir pasangan yang dipadatkan.
Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh,
kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas atas kesempurnaan pengurugan
dan pemadatan.
3. Pekerjaan Pondasi
3.1. Lingkup pekerjaan meliputi pengerjaan seluruh Pondasi bangunan, terdiri dari:
3.1.1. Sebelum pondasi dipasang, terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk
As pondasi sesuai dengan gambar dan disetujui Direksi beserta Pengawas tentang
kesempurnaan galian.
3.1.2. Untuk pasangan lantai kerja digunakan beton fc’ 7,4 mpa K 100 yang dikerjakan
sesuai dengan gambar detail.
3.1.3. Anstampang batu kali dipasang batu kosong setebal 20 cm, sela-selanya diisi
dengan pasir urug, kemudian digenangi dengan air dan ditumbuk sampai padat.
3.1.4. Pondasi untuk Bangunan ini terdiri dari pondasi batu kali 1 pc : 4 psr.
3.1.5. Pondasi batu kali terdiri dari pasangan batu kali dengan adukan 1 pc : 4 psr dengan
ukuran ketebalan, bentuk dan penempatannya sesuai dengan gambar rencana,
Pondasi yang kelihatan harus direb dengan spesi adukan 1 pc : 4 psr.
3.1.6. Bahan – bahan yang dipakai harus berkualitas baik.
4. Pekerjaan Beton Bertulang
4.1. Lingkup pekerjaan
4.1.1. Untuk analisa pekerjaan beton dipakai acuan peraturan menteri PUPR NO 28 tahun
2016.
4.1.2. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.
4.1.3. Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi dan Pengawas apabila ada
perbedaan yang didapat dalam Gambar Konstruksi dengan Gambar Arsitektur.
4.1.4. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengambilan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi dan Pengawas, yaitu:
Cara pengadukan bisa menggunakan molen atau diaduk dengan cara manual.
Sebelum pengecoran dilaksanakan, dalam cetakan harus bersih dari kotoran
sampah atau kotoran lainnya.
Pengecoran harus dilakukan secara baik dan terkontrol, dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat. Dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos yang dapat memperlemah kontruksi.
Pemasangan tulang besi beton harus sesuai dengan gambar. Kontruksi tulangan
besi beton harus diikat dengan kawat beton untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah anyamannya selama pengecoran. Dan sudah dipastikan seluruh stek
gempa yang dipasang pada sudut pertemuan kolom dan balok. Tiap ujung besi
diberi hak / tekukan serta sengkang sesuai dengan persyaratan yang tercantum
pada PBI – 1971 SK.SNI.T.T-15.1991-03.
Tidak berakibat kehilangan dan pemisahan bahan.
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dengan beton yang akan dicor, dan nilai Stump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi table 4.4.1 SK SNI T-15.1919.03.
4.1.5. Sebelum dimulai pekerjaan beton, seluruh cetakan harus dibersihkan dari kotoran –
kotoran serbuk gergaji, potongan kayu, tanah, potongan kawat ikat dan lain – lain
yang dapat mempagaruhi mutu beton, disamping hal tersebut seluruh bidang
cetakan harus dibasahi secukupnya, perlu pada sisi bawah.
4.1.6. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi dan
Pengawas. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-
jalan di atas penulangan.
4.1.7. Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentian harus
disetujui oleh Direksi dan pengawas. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang
diputus tersebut.
4.1.8. Kontraktor harus bertangung jawab terhadap seluruh pekerjaan sesuai dengan
ketentuan – ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaian, Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang
sebanding dengan standar yang umum berlaku.
Drs. SYOFRIZAL, MT
NIP : 19620405 198903 1 008