SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN DRAENASE
Kawasan IKK Sarilamak – Kab. Lima Puluh Kota
19
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
PEKERJAAN PEMBANGUNAN DRAINASE
I. Lingkup Pekerjaan
Kegiatan : Pembangunan saluran drainase/gorong- gorong
Tukang Beton sebanyak 1 ( satu ) orang yang memiliki sertifikasi keterampilan (SKT)
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan : ......................
Data Tenaga teknis yang diusulkan harus delengkapi dengan SKT dan ijazah.
BAGIAN I
UMUM
Pasal 1
PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS
2. Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis ini berlaku untuk
seluruh konstruksi yang termasuk dalam pekerjaan kegiatan ini, disesuaikan dengan
gambar-gambar, keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah-peritah
Direksi/Pengawas.
3. Semua pekerjaan yang ditentukan dalam dukumen ini mengacu dan harus mengikuti
persyaratan tersebut pada Bab II Pasal 1 dan Standard Nasional Indonesia (SNI), serta
peraturan-peraturan Nasional Internasional lain yang ada hubungannya dangan pekerjaan
ini.
4. Standard-standard utama yang dipakai adalah standard-standard yang dibuat dan berlaku
resmi dinegara ini, apabila tidak terdapat standard yang dapat diberlakukan terhadap
pekerjaan tersebut, maka harus digunakan standard internasional yang berlaku atas
pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya standard dari Negara produsen bahan
yang menyangkut pekerjaan tersebuat yang dibelakukan.
5. Gambar denah, potongan-potongan dinyatakan dalam gambar rencana dan dijelaskan pula
dalam gambar detail lengakap dengan ukurannya. Dan apabila terdapat ketidak jelasan
dalam ukuran pada gambar, maka Pelaksana wajib meminta penjelasan dan petunjuk
kepada Direksi/Pengawas Teknik sebelum pekerjaan dikerjakan.
LOKASI PEKERJAAN
Pasal 3
PEKERJAAN PENUNJANG KEGIATAN
2. Izin-izin
Pengurusan izin-izin yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan sampai selesai
biaya-biaya yang timbul karenanya jadi beban Pelaksana dan harus sudah diperhitungkan
sebelumnya.
3. Mobilisasi/Penyediaan Peralatan
Apabila untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan kendaraan/alat-alat berat atau peralatan-
peralatan lain yang dipandang perlu untuk menunjang pelaksanaan Pekerjaan, maka hal ini
menjadi kewajiban Pelaksana untuk menyediakannya, dan seluruh biaya yang timbul menjadi
beban dan kewajiban Pelaksana.
Pasal 4
GAMBAR – GAMBAR
1. Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada Pelaksana dan gambar
tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar-gambar
tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan
dan merupakan patokan bagi pelaksana pekerjaan.
2. Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi-
spesifikasi yang berhubungan dengan hal itu. Tidak dibenarkan menarik keuntungan dari
kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan
antara gambar dan isi spesifikasi-spesifikasi.
3. Apabila ternyata terdapat kekurangan dan hal lain yang meragukan, Pelaksana harus
mengajukan kepada Direksi secara tertulis, dan Direksi akan mengoreksi dan menjelaskan
gambar-gambar rencana tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam
spesifikasi.
4. Penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan selanjutnya
oleh Direksi, dan akan disampaikan kepada Pelaksana secara tertulis. Pelaksana harus
menyiapkan gambar-gambar yang mengajukan perbedaan antara gambar-gambar kontak
dan gambar-gambar pelaksanaan, semua biaya untuk menyiapkan dan mencetak akan
ditanggung oleh Pelaksana.
Pasal 5
RENCANA KERJA
Pelaksana harus menyiapkan suatu rencana kerja dan harus disampaikan kepada Direksi.
Rencana kerja tersebut harus mencakup :
1. Tanggal mulai, serta selesainya pekerjaan konstruksi dan atau pemasangan. Instruksi dari
berbagai bagian termasuk pengujiannya.
2. Jam kerja bagi tenaga-tanaga yang disediakan oleh Pelaksana.
3. Jumlah dari tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahap pekerjaan disertai dengan latar
belakang pendidikan serta pengalamannya.
4. Macam serta jumlah mesin-mesin serta alat-alat yang dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.
5. Cara pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 6
PENGADAAN MATERIAL
Peralatan dan Tenaga Kerja yang diperlukan bagi pelaksaan pekerjaan harus
disediakan/disiapkan sendiri oleh Pelaksana dengan jumlah dan kapasitas/kemampuan
yang memadai sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harus disetujui oleh
Direksi/Pengawas Teknik.
Pelaksana harus mengajukan daftar peralatan secara terperinci, yang akan digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus disetujui oleh Direksi dalam hal
pembuatanya, nomor pengenal, kondisi dan rencana waktu tiba dilokasi pekerjaan.
Kerusakan yang timbul pada bagian atau keseluruan alat-alat tersebut yamg akan menggagu
pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti, sehingga Direksi menganggap
pekerjaan segera dimulai.
Semua uraian yang tercantuk dalam persyaratan ini termasuk gambar kerja adalah mengikat
dan akan dinyatakan lebih lanjut dalam masing-masing bagian pada pasal-pasal berikut dan
digunakan sebagai dasar pelaksanaan.
Apabila ada bagian yang tidak disebutkan dalam urayan ini, pelaksanaannya disesuaikan
dengan gambar.
Jika terdapat perbedaan gambar dengan uraian ini, Pelaksana diwajibkan menghubungi
Direksi guna mendapatkan solusinya.
Jika terdapat kekurangan pada gambar kerja dan penjelasan, Pelaksana dapat
melengkapinya dengan petunjuk Direksi.
Pasal 10
PEMBERSIHAN LOKASI
1. Lapangan harus dibersihkan dari semak-semak, dan sisa-sisa bongkaran/sampah dan lain-
lain.
2. Pohon-pohon kayu yang menggangu kelancaran harus ditebang, dan hasil penebangannya
dibuamg sesuai tempat yang ditentukan Direksi.
Pasal 11
PENGUKURAN, PEMOTONGAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK
1. Semua pekerjaan pengukuran dan pematokan yang bertalian dengan pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab Pelaksana dilaksanakan dengan alat ukur yang baik atau sesuai kebutuhan
seperti : Theodolit, Water Pas dan Roll Meter.
2. Pelaksana harus mengerjakan pengukuran dan pematokan untuk menentukan kedudukan
dan peil dasar konstruksi sesuai dangan gambar rencana. Pelaksanaan ini harus seluruhnya
telah di setujui oleh Direksi sebelum memulai pekerjaan sebelumnya.
3. Pelaksana harus menaati dan meneliti ukuran-ukuran yang tertera pada gambar, dan apabila
ada perbedaan pada gambar harus dilaporkan dan dibicarakan dengan Direksi/Pengawas.
Pasal 12
PAPAN NAMA KEGIATAN/PLANK PROYEK
Pelaksana harus memasang papan nama kegiatan pada lokasi kegiatan dengan ukuran dan
panjang lebar Papan nama dibuat dengan ukuran 140 x 120 cm yang didirikan tegak lurus diatas
kayu 5/7 bm setinggi 240 cm dari permukaan tanah.sebagai papan nama pemberitahuan yang
berisikan informasi pekerjaan yang akan dilaksanakan, pembiayaan, jangka waktu pelaksanaan,
nama Konsultan pengawas dan Kontaktor pelaksanaan. Papan nama kegiatan ini dipasang
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai dan seluruh biaya yang timbul manjadi beban dan
kewajiban Pelaksana.
Pasal 13
ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI
1. Administrasi
a. Pelaksana wajib menyediakan buku Instruksi dan buku tamu yang ditemukan pada
kantor Direksi.
b. Membuat Reques Sheet untuk meminta persetujuan Direksi/Pengawas tantang kesiapan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
c. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan.
d. Bila pelaksanaan pekerjaan berlansung ditemui hal-hal yang mengakibatkan terjadinya
perubahan kontrak (Addendum)dalam pariasi volume pekerjaan, maka Pelaksana wajib
membuat perhitungan tambah/kurang dengan memperoleh persetujuan dari pihak
Pasal 14
GALIAN TANAH KERAS
1. Uraian
Bagian ini meliputi semua galian tanah yang ada dalam gambar dan syarat-syarat teknik.
2. Penggalian
a. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi dan permukaan dan
kedalaman yang disyaratkan atau ditentukan dan diindikasikan dalam gambar dengan
cara yang demikian rupa, sehinga persyaratan dari pekerjaan selanjutnya terpenuhi.
b. Galian pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun
memindahkan rangka\bekesting yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan
pembersihan.
c. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada
galian harus diukur kembali dengan pasir dan dipadatkan.
d. Material hasil galian harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan, agar tidak
menghambat lalulintas.
Pasal 15
PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Lingkup Pekerjaan
Bagian Pekerjaan meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam beton biasa,
beton bertulang dengan penulangannya termasuk bekisting, finising dan pekerjaan-
pekerjaan-pekerjaan yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini.
2. Referensi:
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan
seperti tertera dalam:
a. SNI 1734 – 1986 – F
b. SKBI – Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan Gedung
c. Pedoman Beton SNI 2847 tahun 2013
d. Spesifikasi Bahan bagunan
e. Pedoman Perencanaan Konstruksi Kayu Untuk Rumah dan Gedung
3. Material
Bahan-bahan/material yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syaratsyarat
sebagai berikut:
a. Agregat
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai kasar, dan harus sesuai
dengan persyaratan dalam ketentuan-ketentuan beton. Agregat kasar menggunakan
kerikil alam dengan ukuran 2/3. Sedangkan untuk beton K-225 menggunakan Split
1-2 cm.
Penyimpanan harus sedemikian rupa, sehingga bebas dengan kontaminasi dengan
bahan-bahan yang dapat merusak.
b. Semen
Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti disyaratan dalam NI
8 Bab 3-2 Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan standar dari
pabrik dan terlindung.
Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini penyediaan jasa harus mengusahakan hanya
menggunakan satu merk semen saja.
c. Besi Tulangan
Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi lansung dari
udara, tanah lembab, aspal, oli, (minyak).
d. Air
Air yang dipakai pengecoran harus bersih, dalam artian tidak mengandung lumpur dan
bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
e. Bekisting
Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III, kecuali Direksi/ Pengawas
menegaskan lain.
4. Pelaksanaan
a. Proporsi
~ Campuran beton yang digunakan adalah Beton K-175 dan K-225 yang penempatan sesuai
gambar dan RAB dan mengikuti Job Mix Formula (JMF) yang dikeluarkan oleh laboratorium
yang resmi.
b. Pengecoran Beton
~ Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kororan-kororan dan bahan-
bahan lain. Alat-alat pengaduk beton (beton molen) dan alat pembawa juga harus bersih.
Penulangan arus dimatikan pada posisinya, serta harus diperiksa terlebih dahulu.
~ Dimensi semua beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika terdapat ketidak cocokan
pada ukuran, penyedian jasa diwajibkan memintah pertimbangan terlebih dahulu dari Direksi.
~ Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan kententuan dalam gambar. Jika suatu
diameter tidak terdapat pasaran, penyedia jasa diwajibkan membicarakan terlebih dahulu
dengan pihak Diresi.
~ Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum dalam RKS
ini, dipakai peraturan yang termuat dalam SNI 2847 tahun 2013 sebagai syarat.
~ Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton mengalami periode pengerasan sebagaimana
diatur pada SNI 2847 tahun 2013, dan sementara itu penyiraman harus selalu disediakan.
5. Bekisting
Seluruh bahan pekerasan bekisting menggunakan papan dan balok (tercantum dalam analisa
SNI) , kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain, dan untuk mendapatkan cetakan yang
memenuhi syarat pekerjaan bekisting harus dikerjakan
oleh tukang yang ahli.
Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu mengecor tidak ada air
adukan yang lolos, sebelum mulai mengecor bagian dari dalam bekisting harus disiram air dan
dibersihkan dari kotoran.
Bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar waktu
pengecoran dan pembokaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, gelombanggelombang maupun
perubahan-perubahan bentuk, ukuran-ukuran ketinggianketinggian serta posisi pada dari pada
beton yang akan dicor.
Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara, yang dapat mencegah defleksi bahan-bahan
bekisting. Bekisting serta smbungan-sambungan harus rapat, sehinga mencega kebocoran-
kebocoran adukan selama kebocoran. Lubang-lubang sementara harus disediakan dalam
bekisting untuk memudahkan pembersiahan.
6. Pembokaran Bekisting:
Beskisting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat menjamin
keselamatan penuh atas struktur yang dicetak.
Sebelum melaksanakan pemasangan, terlebih dahulu penyedia jasa harus memberikan cotoh-
contoh material yang akan dipakai guna mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.
Pasal 16
PEKERJAAN STAMP BETON K-100
1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi Pengadaan dan pemasangan dari semua macam dari semua macam beton
biasa, beton bertulangan dengan penulangannya termasuk bekisting. Finising dan pekerjaan-
pekerjaan lain yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini. Pekerjaan beton tumbuk/Stamp
dengan campuran K-100 dilaksanakan untuk pekerjaan pengecoran lantai kerja seperti
ditentukan pada gambar.
2. Referensi:
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan
seperti tertera dalam:
a. SNI 1734 – 1986 – F
b. SKBI – Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan Gedung
c. Pedoman Beton SNI 2847 tahun 2013
d. Spesifikasi Bahan bagunan
e. Pedoman Perencanaan Konstruksi Kayu Untuk Rumah dan Gedung
3. Material
Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syaratsyarat
sebagai berikut:
a. Agregat
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai kasar, dan harus sesuai
dengan persyaratan dalam ketentuan-ketentuan beton. Agregat kasar menggunakan
kerikil alam dengan ukuran 2/3.
Penyimpanan harus sedemikian rupa, sehingga bebas dengan kontaminasi dengan
bahan-bahan yang dapat merusak.
c. Air
Air yang dipakai pengecoran harus bersih, dalam artian tidak mengandung lumpur dan
bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
4. Pelaksanaan
a. Proporsi
~ Kecuali gambar menentukan lain, maka adukan beton harus mutu beton K-100
b. Pengecoran Beton
~ Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan-
bahan lain. Alat-alat pengaduk beton (beton molen) dan alat pembawa juga harus bersih.
Penulangan arus dimatikan pada posisinya, serta harus diperiksa terlebih dahulu.
~ Dimensi semua beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika terdapat ketidak cocokan
pada ukuran, penyedia jasa diwajibkan meminta pertimbangan terlebih dahulu dari Direksi.
~ Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum dalam RKS
ini, dipakai peraturan yang termuat dalam SNI 2847 tahun 2013 sebagai syarat.
~ Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atau pelaksana pengecoran beton dapat
diberikan pada waktunya, penyedian jasa diwajibkan menyampaikan pemberitahuan tentang
rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.
5. Contoh-contoh:
Sebelum melaksanakan pemasangan, terlebih dahulu penyedia jasa harus memberikan sampel
material yang akan dipakai guna mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.
1. Uraian
Bagian ini meliputi penyedian peralatan, tenaga kerja dan dan pemasangan semua pekerjaan
pemasangan baru kali atau bagian-bagian lain yang menggunakan batu kali sesuai dengan
gambar dan persyaratan disini.
2. Pemasangan
Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang
ditunjukan dalam gambar.
Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan, sehinga semua hubungan batu
melekat satu sama lain dengan sempurna.
Setiap batu harus dipasang diatas lapisan dan diketok ditempatnya hinga teguh/kuat.
Adukan harus penuh ronga-rongga antara batu, untuk mendapat massa yang kuat dan
integral.
3. Adukan
Perbaikan campuran motral yang digunakan pada pada pemasangan batukali sepertiyang
disebutkan diatas adalah 1 zak Portland Cement (PC) : 4 pasir
Pasal 18
PLESTERAN DAN ADUKAN
1. Uraian
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran seperti yang ditunjukan pada recana.
2. Adukan
Perbaikan campuran motral yang digunakan pada pada pemasangan batukali seperti yang
disebutkan diatas adalah 1 zak Portland Coment (PC) : 4 pasir.
Pasal 19
PASANG PAVING SLAB dan GUIDING BLOCK DISABILITAS
1. Kontraktor Pelaksana harus menyampaikan sampel dari Paving Slab Warna Merah DAN
Guiding Block Disabilitas Warna Kuning kepada Direksi Teknis.
2. Pemasangan dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Direksi Teknis.
3. Lokasi pemasangan mengacu kepada dokumen gambar perencanaan
4. Pemasangan harus memperhatikan kekuatan dan kerapian untuk menghindari cacat
hasil pekerjaan.
Pasal 20
PASANG KERAMIK
1. Kontraktor Pelaksana harus menyampaikan sampel dari Keramik Anti SLip ukuran
30x30 merk IKAD kepada Direksi Teknis.
Pasal 21
PEMBERSIHAN AKHIR / FINISING
1. Pada akhir pekerjaan, seluruh permukaan pasangan batu dan sebagainya harus bersih
dari sisa-sisa semen dan kotoran lainnya.
2. Gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan serta bahan-bahan yang tidak
terpakai lagi harus diangkut keluar dari lokasi pekerjaan.
3. Bila ada bagian-bagian pekerjaan yang oleh suatu hal menyebabkan kecacatan pada
bagian pekerjaan tersebut belum memenuhi persyaratn yang telah ditentukan, maka
Pelaksana wajib melakukan perbaikan-perbaikan terhadap bagian-bagian pekerjaan
tersebut.