Anda di halaman 1dari 5

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN 1. Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi : I. Perbaikan/Rehab dermaga TPI/PPI

2. Sarana bekerja dan tata cara pelaksanaan. a. Untuk kelancaran pekerjaan pihak kedua harus menyediakan Pengawas Lapangan yang dianggap memadai dilapangan sebagai penanggung jawab penuh dan dengan wewenang penuh dilapangan. b. Pihak kedua harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan Direksi berhak meminta Pihak Kedua mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin kecepatan, mutu dan kecepatan pekerjaan. c. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan dianggap telah diperhitungkan Pihak Kedua. d. Pihak kedua wajib meneliti situasi tapak job Site dan hal lain yang dapat mempengaruhi penawaran. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pihak Kedua wajib melakukan survey ulang guna memperoleh akurasi data yang up to date. e. Kelalaian atau kekurangan-telitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat diajukan sebagai alasan untuk mengajukan klaim. f. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS, Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan, Berita Acara Rapat Lapangan, serta petunjuk Konsultan Pengawas. 3. Sarana kerja. Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus tersedia : a. Tenaga kerja terampil dan tenaga ahli yang sudah cukup memadai dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. b. Alat-alat bantu seperti beton molen (mixer beton) vibrator, pompa air, alatalat penarik, pengangkat dan pengangkut, mesin pemadat, alat-alat gali, alat penyipat datar atau peralatan lain yang benar-benar diperlukan dan dipakai dalam pelaksanaan. c. Bahan bahan bangunan dalam jumlah yang cukup, untuk setiap macam pekerjaan yang akan dilaksanakan paling lambat 4 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud.

PASAL 2 PEKERJAAN KONSTRUKSI KAYU ULIN 1. Umum a. Panjang Tiang Diharuskan menggunakan tiang pancang sesuai dengan Gambar Rencana dan tidak satu tiangpun disambung atau diperpanjang tanpa persetujuan Direksi. Kalau tidak disebutkan adanya tiang percobaan pada Gambar Rencana, semua tiang dapat dicor atau disediakan dengan panjang yang sesuai seperti yang tertera pada Gambar Rencana. Dalam hal menggunakan tiang kayu atau beton sebagai tiang percobaan untuk pekerjaan yang memakai tiang permanen dari kayu atau beton, panjang serta keliling tiang percobaan harus sesuai dengan tiang permanen yang direncanakan. Kontraktor harus menyediakan dan memancang tiang-tiang tersebut, ditempat yang ditetapkan pada Gambar Rencana. Bila suatu tiang percobaan dari kayu atau beton ternyata terlalu pendek, Direksi dapat memerintahkan agar tiang itu untuk disambung atau dipancangkan seperti diperintahkan oleh Direksi. Setelah selesai pemacangan tiang percobaan tersebut, bila ternyata memuaskan Direksi dapat digunakan sebagai bagian dari pekerjaan permanen atau akan dicabut atau akan dipotong pada peil tertentu seperti diperintahkan oleh Direksi. Dalam hal satu atau lebih tiang percobaan tertera pada Gambar Rencana. Kontraktor akan menyediakan atau mengecor tiang-tiang tersebut dengan panjang serta letak tertera pada Gambar Rencana. Bila suatu tiang percobaan dari beton ternyata kurang panjang untuk memberikan test yang disyaratkan harus diperpanjang dan dipancang lebih lanjut sehingga dicapai test penetrasi yang disyaratkan. Dalam hal pemancangan tiang percobaan bila kepala dari tiang percobaan setelah seluruh pemancangan selesai ternyata terlalu pendek, untuk menjadi bagian dari pekerjaan permanen, maka tiang percobaan tersebut dapat diperpanjang dengan cara setempat. Setelah pemacangan tiang percobaan atau tiang-tiang percobaan, maka Direksi akan menetapkan peil ujung tiang yang akan digunakan bagi seluruh tiang-tiang lainnya dan akan menyampaikan secara tertulis kepada Kontraktor. Berdasarkan hal tersebut diatas Kontraktor akan mendatangkan atau menyiapkan seluruh tiang-tiang sesuai dengan peil yang ditetapkan.

Bila ternyata kemudian masih diperlukan perpangjangan tiang-tiang, Direksi akan menetapkan apakah perpanjangan tersebut akan dibuat sebelum pemancangan (diluar tempat pekerjaan), atau setelah pemacangan (insitu). b. Pemancangan Tiang Bilamana peil akhir kepala tiang berada dibawah permukaan tanah maka galian terlebih dahulu dilaksanakan sebelum tiang-tiang dipancang. Harus selalu diperhatikan bahwa dasar dari pondasi hendaknya tidak mengganggu dengan adanya penggalian dalam batas-batas yang tertera pada Gambar Rencana. Dalam hal memancang dengan menggunakan water jet, penggunaan jet harus dihentikan, sebelum tercapai peil ujung atau penetrasi yang diinginkan, seperti diperintahkan oleh Direksi. Dan tiang-tiang pancang dengan cara pukulan guna untuk menjamin pentrasi akhir. Pipa-pipa jet yang tertanam didalam tiang harus diisi dengan grout semen pemancangan selesai. Selama pemacangan, kepala tiang beton harus dilindungi dengan topi yang sesuai, termasuk suatu bantalan kayu, karet keras abu gergaji, serta kasar atau material yang disetujui, untuk mengurangi sebanyak mungkin yang akan terjadi pada tiang. Kepala tiang baja harus dilindungi dengan topi atau dengan manhet pancang. Kepala tiang kayu harus dilindungi terhadap kemungkinan pecah dengan menggunakan cincin besi tempat atau besi lunak seperti tertera pada spesifikasi ini. Tiang-tiang pancang termasuk tiang miring harus dipancang secara sentris dan harus diarahkan dan didalam posisi yang betul. Pemacangan harus dihadiri oleh Direksi atau wakilnya. Palu panjang tidak boleh dipindahkan dari kepala tiang tanpa persetujuan Direksi. Semua tiang harus dipancang dengan dihadir oleh Direksi atau wakilnya. Pergeseran maksimum kepala tiang dari posisi yang tertera pada Gambar Rencana tidak boleh lebih besar dari 1,04 (dimana di sisi terpanjang dari penampang tiang). Bila suatu tiang atau terbelah pada saat pemacangan atau menjadi rusak keluar dari posisi melebihi batas-batas tersebut diatas, maka tiang tersebut harus dicabut pada saat itu juga dan diganti dengan tiang yang baik atau bila rusak dipancang kembali dalam toleransi posisi yang tersebut diatas. Bila tidak mungkin untuk memancang kembali tiang itu pada posisi itu atau oleh Direksi diperintahkan untuk memancang tiang tambahan.

Tiang harus dipancang sehingga tidak mau masuk lagi, atau hingga penetrasi tertentu, sesuai dengan palu pancang yang digunakan berdasarkan ketentuan dari Direksi, atau sampai tercapai penetrasi akibat beban percobaan tidak kurang dari dua kali beban yang direncanakan, yang diberikan untuk terus menerus untuk sekurangkurangnya 60 jam, dan dengan penurunan permanen kurang dari 6 mm. Dalam hal tersebut diatas peil ujung tiang tidak boleh lebih tinggi dari apa yang tertera pada Gambar Rencana atau yang telah ditetapkan oleh Direksi setelah dilakukan pemacangan tian percobaan, kecuali letak yang lebih tinggi disetujui oleh Direksi. Untuk tiang-tiang percobaan tanpa menghiraukan bahwa ujung tiang telah mencapai hasil seperti tertera pada Gambar Rencana.

2.. Tiang Pancang a. Tiang kayu harus mempunyai diameter pada pangkal dan ujungnya tidak kurang dari ukuran minimum seperti tertera pada Gambar Rencana. Setiap tiang harus dibuat dengan panjang tertentu agar mempunyai kepala tiang yang baik setelah dipancang. Untuk tiang-tiang harus diruncingkan, bila tertera demikian pada Gambar Rencana, dan harus diperkuat dengan sepatu tiang, tertanam secara sentris serta kokoh pada ujung tiang. Bila tidak diperlukan kepala tiang, maka tiang akan dipancang dengan ujung runcing atau tumpul, sesuai dengan yang ditetapkan, kepala tiang harus dilindungi pada saat pemancangan dengan baja tempa atau cincin besi lunak (tinggi 7,5 cm) yang tertanam sekeliling pangkal tiang. Setiap tiang setelah siap untuk dipancang, harus diberi tanda-tanda dengan cat setiap 1,00 meter. Setelah dipancang satu tanda permanen harus dipahat pada tiang dan diletakkan sebegitu rupa diatas tanah atau air, sehingga mudah diperiksa. Tanda yang diberikan ini akan menyatakan panjang tiangtiang dalam meter tempat tanda itu sampai ujung tiang. Tiang kayu hanya diperkenankan untuk disambung bila tertera demikian pada Gambar Rencana atau pada suatu kondisi yang tidak terduga pada pemancangan dan apabila telah disetujui Direksi. Detail sambungan dan letaknya sepanjang tiang ditetapkan oleh Direksi

3.

Cara Pengukuran Untuk Pembayaran Jumlah yang akan dibayarkan adalah jumlah harga tiang pancang dan biaya pemancangan yang telah disetujui oleh Direksi dengan perhitungan sebagai berikut : Harga tiang pancang adalah jumlah tiang pancang yang telah selesai dikerjakan Biaya pemancangan adalah jumlah tiang pancang terpasang. Nomor Mata Pembiayaan dan Uraian (a) Harga Tiang Pancang 1. Tiang kayu (tanpa dikerjakan) 2. Tiang kayu (diawetkan, dikerjakan lagi) (b) Biaya Pemancangan 1. Pemancangan tiang kayu Satuan m m

Anda mungkin juga menyukai