KETENTUAN ADMINISTRASI
BAGIAN PERTAMA
KETENTUAN ADMINISTRASI UMUM
Pasal 1 Lingkup Pekerjaan
(1) Lingkup Pekerjaan yang akan diadakan dan akan dilaksanakan adalah
Urusan : 1.11 Lingkungan Hidup
Oganisasi : 11101401 SUKU DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN
(4.16.03.00.0000.000)
Program : 1.11.01 Program Pengelolaan persampahan
Kegiatan : 1.11.03.018 Peningkatan TPS Ramah Lingkungan
1. Peningkatan Dipo Darma Jaya
2. Peningkatan Dipo Kramat Pela
3. Peningkatan Dipo Lapangan Ros
4. Peningkatan Dipo Permata Hijau
5. Peningkatan Dipo Pondok Pinang
6. Peningkatan Dipo Rawajati
7. Peningkatan Dipo RW 08 Kec. Jagakarsa
8. Peningkatan Dipo Taman Honda
Sasaran : UKPD / Sudin Lingkungan Hidup (Tersedianya TPS
Ramah Lingkungan Bagi Masyarakat)
Waktu Pelaksanaan : Januari – Desember
Lokasi Kegiatan : Kotamadya Jakarta Selatan
Sumber Dana : APBD
(2) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah selama 150 hari Kalender,
terhitung sejak tanggal penandatanganan kontrak.
1
Nama : Drs. SYARIPUDIN, M.Si
Jabatan : Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota
Administrasi Jakarta Selatan
(5) Pengawas Konstruksi adalah Suku Dinas Teknis terkait atau badan usaha
Layanan Jasa Pengawasan Pekerjaan Konstruksi.
(6) Pelaksana Konstruksi adalah badan usaha Layanan Pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi, yang ditugaskan sebagai Kontraktor dalam
pelaksanaan kegiatan, adalah penyedia barang/jasa yang dari hasil
Lelang pengadaan barang/jasa ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan.
2
BAB II
KETENTUAN TEKNIS
PENINGKATAN TPS RAMAH LINGKUNGAN
BAGIAN PERTAMA
RENCANA KERJA PELAKSANAAN
3
b. Program mutu pengadaan barang/jasa paling tidak berisi:
1. Informasi pengadaan barang/jasa
2. Organisasi kegiatan, pengguna barang/jasa dan penyedia
barang/jasa
3. Jadwal pelaksanaan
4. Prosedur pelaksanaan pekerjaan
5. Prosedur instruksi kerja
6. Pelaksana kerja
4
(5) Selama jam-jam kerja tenaga ahli/wakilnya atau para penanggung
jawab lapangan harus berada di lapangan pekerjaan kecuali
berhalangan/sakit dan Penyedia Barang/jasa harus
menunjuk/menempatkan penggantinya apabila yang bersangkutan
berhalangan.
5
b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat
perjanjian/kontrak, RKS, gambar dan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan.
(3) Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang/jasa harus segera
diangkat dari lokasi/lapangan proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja
sejak tanggal penolakan dilakukan.
(5) Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak
didapat lagi di pasaran, maka penyedia barang/jasa segera mengajukan
bahan dan peralatan pengganti yang setara dan mendapatkan
persetujuan tertulis dari Pengguna Barang / Jasa.. Prosedur penggantian
harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
(6) Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat (5) diatas
tidak dapat dijadikan alasan untuk keterlambatan pekerjaan.
6
(8) Semua material/bahan yang akan dipasang di lapangan harus mendapat
persetujuan dari Pengguna Barang / Jasa. dan jika terjadi perubahan
material maupun penempatan maka harus dibuat gambar revisi dan
Berita Acara dengan persetujuan dari Pengguna Barang / Jasa.
Pasal 7 Mobilisasi
(3) Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 3
(tiga) hari kalender sejak diterbitkan SPMK.
(2) Jangka waktu jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam
surat perjanjian/kontrak.
7
(4) Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya
7 (tujuh) hari kerja setelah penandatanganan surat perjanjian/kontrak,
untuk dapat diperiksa/disetujui oleh pengawas teknis dan disahkan oleh
pengguna barang/jasa.
8
e. Jika Penyedia barang/jasa tidak dapat menerima/menyetujui
pendapat/perintah pengawas harus mengajukan keberatan-
keberatan secara tertulis dalam jangka waktu 3 x 24 jam.
(2) Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode
satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu dilaporkan.
(3) Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman
laporan mingguan dan berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam
periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu dilaporkan.
9
(3) Foto proyek tiap tahapan tersebut diatas dibuat 4 (empat) set
dilampirkan pada saat pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan
angsuran, yang masing-masing adalah untuk :
10
(2) Penempatan sarana bangunan sementara harus dibuatkan
perencanaannya oleh penyedia barang/jasa, serta terlebih dahulu dan
mendapatkan persetujuan Kuasa Pengguna Anggaran.
11
setempat, antara lain untuk penjagaan, penerangan pada malam hari
dan sebagainya.
12
Pelaksana
PT/CV : …………………………………………. Mulai :………..
No. SBU : ………………………………………… Selesai : ……….
Kualifikasi : ………………………………………….
Alamat : ………………………………………….
Masyarakat dapat menyampaikan informasi
Kepada : ……………………………………………….. Direksi : ……..
Telp/Faks : ……………………………………………….. Telp/Faks : ……..
80 Cm
(4) Jika dimungkinkan item dan atau volume pekerjaan yang telah
mendapat persetujuan untuk tidak dilaksanakan dapat dilakukan
pengalihan pekerjaan.
(5) Item dan Volume pekerjaan baru, ditetapkan bersama serta dituangkan
dalam Berita Acara tambah Kurang dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatas.
13
BAB II
BAGIAN KE DUA
SYARAT TEKNIS UMUM PEKERJAAN
(1) Kualitas dan kuantitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga
kontrak harus dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar dan
syarat-syarat.
(1) Gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk seluruh pekerjaan harus ada
dalam setiap waktu. Gambar-gambar tersebut harus dalam keadaan
jelas dapat dibaca dan menunjukan perubahan-perubahan terakhir.
(2) Contoh bahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas harus segera
disediakan atas biaya Pemborong, dan contoh-contoh tersebut harus
sesuai dengan standard contoh yang telah disetujui. Semua contoh
bahan harus disahkan oleh Perencana dan disetujui oleh Unit teknis
terkait.
14
terperinci dan gambar-gambar pelaksanaan. Kalkulasi dan gambar-
gambar harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) untuk diperiksa dan
disetujui. Pemborong wajib menyerahkan kepada Pemberi Tugas hasil
perhitungan (kalkulasi), dan gambar-gambar terakhir yang telah
disetujui dalam rangkap 3 (tiga) dalam waktu 7 (tujuh) hari.
(1) Situasi :
a. Pemborong wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan, sifat
dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi
harga penawaran.
b. Kelalaian atau kekurang telitian Pemborong dalam hal ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.
(2) Ukuran :
a. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam
cm.
b. Leveling ketinggian atap maupun keramik baru diukur dengan
berpatokan pada bangunan yang sudah ada (eksisting) dengan
ukuran seperti tercantum dalam gambar perencanaan.
c. Pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan renovasi/rehabilitasi
atas sesuatu bangunan yang sudah ada, karenanya Kontraktor pada
setiap langkah pekerjaan perlu mengadakan konsultasi dengan
Pengawas Teknis.
d. Semua ukuran yang tertera dalam gambar pelaksanaan adalah
ukuran sudah difinish (jadi) kecuali ukuran yang bersifat konstruksi
beton, pasangan batu bata, ukuran yang tertera adalah ukuran yang
belum difinish.
15
Pasal 18 Rencana Kerja (Time Schedule)
(1) Rencana kerja (time schedule) pelaksanaan pekerjaan selambat-
lambatnya 5 (lima) hari sebelum pekerjaan dimulai, diajukan kepada
Pengawas Teknis mendapatkan persetujuan.
16
harus sudah ada pada saat akan dilaksanakannya pekerjaan yang
bersangkutan.
(5) Bahan lain yang umum seperti pasir, semen, kerikil dan lain-lain harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Teknis
(1) Air
Untuk adukan beton, harus digunakan air bersih yang memenuhi syarat
untuk diminum (air minum), semua biaya untuk mengadakan air ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Portland Cement
a. Semen yang digunakan adalah PC sesuai S11.
b. Semen yang sudah rusak tidak diperbolehkan dipakai
c. Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana diuraikan
dalam PBI 1971 dan PUBI (N-2) 1982.
17
e. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator
(4) Bekisting
a. Bekisting yang digunakan adalah kayu terentang dengan ketebalan
3 (tiga) cm dan atau multiplex dengan tebal minimal 12 mm.
b. Bekisting harus kuat tidak bergetar dan tidak lentur waktu
pelaksanaan pengecoran dan mudah dibongkar tanpa merusak
konstruksi.
18
BAB III
BAGIAN KE TIGA
PEKERJAAN PENDAHULUAN
19
(2) Semua bahan yang dipakai untuk pengurugan kembali harus merupakan
bahan pilihan yang baik, yang diseleksi air tanah hasil galian, yang bebas
dari kotoran, batu-batu besar dan bahan tumbuhan atau bahan lainnya
yang dapat membusuk.
(4) Untuk pengurugan kembali harus dilaksanakan selapis demi selapis dengan
ketebalan tidak lebih dari 30 cm tiap lapisnya dan harus dipadatkan secara
mekanis sampai diperoleh kepadatan yang cukup dan disetujui oleh
Pengawas.
20
BAB IV
BAGIAN KE EMPAT
PEKERJAAN BONGKARAN
21
BAB V
BAGIAN KE LIMA
PEKERJAAN ARSITEKTURAL
22
Pasal 27 Pekerjaan Pagar besi
1. Pagar besi yang terpasang adalah sesuai dengan gambar
2. Bahan pagar besi adalah besi baru dengan bahan dan ukuran sesuai dengan
gambar.
3. Pagar besi yang terpasang di angkur ke kolom dan ring balk sedalam minimal 10 cm
di pasang lurus horizontal dan vertikal.
4. Bekas pengelasan pada pagar besi harus di gurinda terlebih dahulu untuk
menghasilkan las-lasan yang rapi .
5. Untuk pintu besi harus menggunakan roda yang berkualitas baik
23
BAB VI
BAGIAN KE ENAM
PEKERJAAN STRUKTURAL
24
(3) Mutu/kualitas beton harus sesuai dengan yang direncanakan dan
sebelum dilakukan proses pengecoran harus mendapat persetujuan
direksi/pengawas.
(4) Mutu/kualitas bahan agregat : Air, batu, Split, Semen, Besi harus
sesuai yang disyaratkan untuk masing-masing bahan
(5) Mutu Beton K225 / AD 1 : 2: 3, mutu tulangan ≥ ø 13, U32
Tulangan ø 13, U24
(6) Pembesian harus dilaksanakan sesuai gambar rencana dan harus
mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku serta mendapat persetujuan
direksi/pengawas.
25
Pasal 31
PENUTUP
4. Pengesahan Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
tidak memindahkan tanggung jawab profesi sebagai Konsultan Perencana, sehingga tanggung
jawab profesi dan resiko sanksi apabila terjadi kegagalan bangunan, masih tetap melekat
pada Tenaga Ahli dan Badan Usaha Konsultan Perencana yang membuat produk perencanaan
26