Anda di halaman 1dari 16

1 Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun oleh Panitia Pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan
dilelangkan, dengan ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan


digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. jadual waktu pelaksanan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A. UMUM

Pekerjaan : Pembangunan Jalan Rabat Beton


Lokasi Pekerjaan : BBI sungai Tigo

1. Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak
cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau
disediakan Kontraktor untuk pelaksanaan Pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada
Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan
menetapkan setuju atau tidak.
3. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan
kontraktor tidak menjamin secara subtansial sama atau lebih tinggi dari standar
yang disyaratkan, maka kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan standar
yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal
bagi Calon Penawar untuk dapat menyusun Penawaran yang realistis dan
kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan atau persyaratan
lain dalam Penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kotrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa
semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan dalah baru,
belum digunakan, dri tipe/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan
temasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan
yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin Standar Nasional
Indonesia (SNI, SII, SKSNI, dsb) untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/
fabrikasi dari edisi atau revisi terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb)
atau standar negara asing (ASTM, dsb) yang padanannya (equivalen) yang

Pembangunan Jalan Rabat Beton


2 Spesifikasi Teknis

secara subtantive sama atau lebih tinggi dari Standar Nasional yang
disyaratkan. Apabila Standar Nasional untuk barang, bahan dan
pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar
internasional atau standar negara asing.
7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS,
sedangkan penggunaan standar satuan ukuran lain dapat digunakan
sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada :
8.1. Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 8 diatas
8.2. Pekerjaan yang tidak termasuk kontrak
8.3. Spesifikasi Umum :
a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya :
 UU tetang Lingkungan
 UU tentang Keselamatan Kerja
 UU/PP/SK bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja
 UU/PP tentang Galian C
 Perda terkait, dsb.
b. Dokumen Acuan (berupa standar-standar) dengan meperhatikan
ketentuan tersebut pada angka 6 dan 7 di atas.
c. Alinyemen dan Survey
d. Hari kerja dan jam kerja
e. Gangguan dan keadaan darurat
f. Penyingkiran material.
8.4. Spesifikasi Khusus :
a. Lapangan
b. Bangunan/Desain/Pengerjaan Spesifik
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
d. Perancah
e. Pengaturan lalu lintas
f. Pengedalian Lingkungan

B. SPESIFIKASI UNTUK MASING-MASING MATA PEKERJAAN


1. Pekerjaan Persiapan, Pembersihan dan Pekerjaan Sementara
1.1. Pekerjaan persiapan meliputi pengukuran, investigasi sebelum dimulainya
pekerjaan pemasangan profil. Pembuatan bangunan sementara
pembersihan dan pekerjaan sementara termasuk pembuatan jalan
masuk, pekerjaan konstruksi kayu sementara dan kits-dam. Konstruksi
bangunan sementara haruslah direncanakan secara rasional.

1.2. Pekerjaan persiapan.


a. Penetapan patok-patok pembebasan tanah dan patok-patok
pengukuran.
Sebelum pekerjaan dimulai, patok-patok trase pekerjaan dan patok-
patok pengukuran yang terpasang haruslah dicek lagi. Lebih-lebih
apabila jangka waktu antara pembebasan tanah dan saat dimulainya
pelaksanaan pekerjaan cukup lama dan antara patok-patok semacam
ini haruslah diganti atau dikembalikan pada posisi semula.

b. Pemasangan Patok-patok pengganti


Apabila pada pelaksanaan pekerjaan penggalian atau pembuatan
tangguk akan dimulai beberapa patok pengukuran yang telah
terpasang maka untuk patok-patok tersebut haruslah dipasang patok-

Pembangunan Jalan Rabat Beton


3 Spesifikasi Teknis

patok pengganti pada lokasi yang aman yang tidak terganggu oleh
pelaksanaan pengganti tersebut. Tetapi penempatan patok-patok
pengganti tersebut haruslah dipasang sedemikian, sehingga tempat
kedudukan patok-patok asli dutemukan, walaupun akibat pelaksanaan
pekerjaan terakhir sudah berubah.

c. Pemasangan Patok-Patok Benc-March sementara


Patok-patok yang terdekat, pondasi bangunan atau batu alam yang
besar dan tidak bergerak dapat untuk menempatkan titik tinggi (benc-
march) sementara. Akan tetapi apabila hal tersebut sukar didapat,
maka dapat digunakan lokasi yang aman dangan tanah yang stabil
serta tidak terganggu oleh pelaksanaan pekerjaan.
Guna menceha kerusakan patok-patok tersebut selama pelaksanaan
pekerjaan, seyognya kepala aptok dicat merah, agar mudah terlihat
oleh para pekerja dan dipagar dengan papan. Apabila trase
pekerjaan tanah sangat panjang, untuk lebih memudahkan supaya
patok-patok tetap dipasang pada beberapa benc march atau dengan
elevasi bangunan yang berdekatan.

Patok-patok benc march sementara dipasang dengan menarik-narik


dari patok-patok benc march sementara ini sangat menentukan
ketetapan lokasi dan posisi pekerjaan, maka patok-patok tersebut
haruslah dicek sebelumnya secara amat teliti dengan beberapa benc
march atau dengan elevasi bangunan yang berdekatan.
Apabila beberapa patok benc march sementara dibangun pada
beberapa tempat. Adalam sangat penting untuk mengecek elevasi
relatif dari masing-masing patok tersebut. Selain itu selama pekerjaan
berlangsung, patok-patok tersebut haruslah dicek secara periodik.

d. Pengecekan adanya rintangan


Sebelum pekerjaan dimulai, supaya diketahui sebelum adanya
rintangan atau halangan pada jalan-jalan masuk, yaitu bentuk
rintangan, lokasinya dan tingginya antara lain adanya talangan-
talangan irigasi atau pipa-pipa yang terpendam didalam tanah yang
dapat menghalangi masuknya alat-alat berat. Selanjutnya harus
diperkirakan cara-cara untuk menghilangkan rintangan-rintangan
tersebut atau melindungi pipa-pipa tersebut dari kerusakan.

e. Penyingkiran hal-hal yang tidak diperlukan.


Selanjutnya segera setelah pekerjaan akan dimulai, baik untuk
pekerjaan penggalian, maupun pembuatan panggung, maka rumput-
rumput, tanggul-tanggul pohon, akan bambu yang dapat menurunkan
kualitas pekerjaan supaya disingkirkan dari lokasi pekerjaan.

f. Pemasangan papan-papan profil.


Profil-profil yang dipasang dengan papan dan tali yang digunakan
untuk dasar pelaksanaan pekerjaan haruslah dijaga agar tidak
bergeser. Karenanya profil-profil haruslah merupakan konstruksi yang
kaku, terutama untuk menunjukkan lereng atau elevasi dasar
penggalian. Pada umumnya jarak antara masing-masing profil adalah
10m untuk ruas yang lurus dan 5m untuk ruas yang berbelok-belok,

Pembangunan Jalan Rabat Beton


4 Spesifikasi Teknis

tetapi dengan mempertimbangkan keluasan operasi alat-alat berat


yang digunakan.
Pada pekerjaan-pekerjan penggalian atau urugan yang volumenya
besar dan dilakukan pemasangan profil secara betahap, maka
pertama-tama pemasangan profil cukup dengan papan dan jarak
antaranya agak jarang, sehingga pekerjaan utama dapat dipasang
profil dari papan dengan jarak antara yang lebih dekat dan dilengkapi
dengan tali-tali.

g. Pemasangan Papan Nama Proyek.


Kontraktor diharuskan memasang Papan Nama Proyek pada lokasi
pelaksanaan pekerjaan sebanyak 2 (dua) buah pada titik awal dan titik
akhir.

2. Pekerjaan Tanah

2.1. Persiapan Medan


a. Kontraktor harus melakukan pekerjaan pendahuluan dalam bentuk
penyiapan medan sebelum pekerjaan dilaksanakan. Persiapan
medan dikerjakan dengan membersihkan dan mengupas permukaan
tanah, membongkar dan menyingkirkan semua halangan dan
rintangan yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan sesuai
dengan perintah direksi.
b. Pembersiahan dilakukan terhadap semak belukar, tumbuhan rumput
liar lainnya, akar-akar dan tunggul kayu, sampah, puing dan benda-
benda tak terpakai lannya. Termasuk menyingkirkan, mengangkut
dan membuang keluar dari lokasi proyek ke tempat yang ditentukan
direksi. Penebangan pohon lindung atau pohon-pohon besar lainnya,
pembongkaran bangunan atau bagian-bagiannya dengan izin dan
persetujuan direksi.

c. Apabila pembersihan dilakukan pada tebing atau lereng yang curam


dan pencabutan tumbuhan dan akarnya dapat membahayakan
kestabilan lereng tersebut, maka kontraktor harus melandaikan
kecuraman lereng atau membuat konstruksi bronjong sesuai dengan
rencana atau petunjuk direksi.

d. Apabila sisa-sisa pembersihan akan dibakar di tempat, maka


pembakaran harus dilaksanakan tanpa membahayakan lingkungan
setempat dibawah pengawasan langsung dari kontraktor. Kelalaian
yang menimbulkan kerugian materi pihak ketiga menjadi tanggung
jawab kontraktor sepenuhnya.

f. Peralatan yang digunakan disesuaikan dengan medan pekerjaan


seperti pacul, sekop, dll.

2.2. Elevasi Permukaan Tanah Asli


Setelah pekerjaan seperti yang tercantum dalam pasal diatas
dilaksanakan, kontraktor wajib mengukur elevasi permukaan tanah asli
dibeberapa tempat sesuai petunjuk direksi. Hasil-hasil pengukuran harus

Pembangunan Jalan Rabat Beton


5 Spesifikasi Teknis

direkam untuk dipergunakan sebagai dasar perhitungan kontraktor dalam


pekerjaan tanah.
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Theodolite,
Waterpass dan meteran.

2.3. Pekerjaan Galian Tanah


a. Galian tanah yang sifatnya sementara seperti pekerjaan sodetan
dikerjakan sesuai pedoman direksi. Penimbunan kembali pada saat
pekerjaan dinyatakan selesai harus dengan petunjuk pada pasal
pekerjaan timbunan tanah.
b. Galian tanah yang sifatnya tetap atau permanen harus dilakukan
sesuai dengan garis kemiringan yang tercantum dalam gambar
rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi.
c. Pekerjaan galian tanah harus dilakukan sedemikian rupa agar
keamanan disekitarnya terjamin.
d. Kelebihan galian tanah yang menyimpang dari gambar rencana akibat
kelalaian dan cara kerja yang salah harus ditimbun kembali dengan
batu sehingga padat dan biaya pekerjaan tersebut menjadi beban
kontraktor.
e. Apabila direksi memandang perlu, selama pekerjaan berlangsung
kontraktor dapat diperintahkan untuk merubah bentuk, kemiringan
lereng, kedalaman maupun perintah lainnya atas izin atau persetujuan
tertulis dari direksi, kontraktor tidak dibenarkan melaksanakan galian
tanah yang tidak sesuai atau menyimpang dari gambar rencana.
f. Apabila direksi memerintahkan untuk mengubah jalur galian dari
rencana semula, maka pekerjaan pembersihan untuk jalur baru tetap
berpedoman pada pasal 1.1 (Persiapan Medan).
g. Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan galian tanah disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di lapangan seperti : Scovel, backhoe,
dragline, trackdoser, clam shell, pacul, sekop, pakuan, linggis atau
sesuai petunjuk direksi.

2.4. Tanah Hasil Galian


a. Sisa tanah hasil galian yang tidak dipakai harus disingkirkan dan
dibuang ke lokasi yang telah ditentukan sesuai dengan pasal berikut
ini. Pembuangan tanah ini harus segera dilakukan setelah pekerjaan
galian agar tidak terjadi penumpukan tanah disekitar lokasi pekerjaan.
b. Tanah hasil galian akan dipergunakan kembali, untuk pekerjaan
selanjutnya harus diletakkan dan ditempatkan sedemikian rupa agar
memudahkan penggunaan selanjutnya dan tidak mengganggu
pekerjaan lainnya.

2.5. Lokasi Buangan Tanah


Pemborong harus menyediakan lokasi buangan akhir untuk sisa tanah
hasil galian yang tidak dipakai, atau sisa tanah harus dibuang ke lokasi
yang telah ditunjuk direksi. Pembuangan tanah kerawa-rawa atau tanah
rendah lainnya harus dengan persetujuan direksi.

2.6. Galian Tanah untuk Pipa dan Kabel

Pembangunan Jalan Rabat Beton


6 Spesifikasi Teknis

Galian tanah untuk pemindahan pipa dan kabel harus dikerjakan sesuai
pedoman yang dikeluarkan oleh instansi yang mengelolah pipa dan kabel
yang bersangkutan.

2.7. Galian Tanah untuk Pondasi


a. Galian tanah untuk pondasi saluran harus mencapai kedalaman
sesuai dengan tercantum di dalam gambar rencana. Apabila
tanahnya lunak, maka atas perintah direksi, kontraktor harus menggali
sampai kelapisan tanah yang keras (pasir beku). Kelebihan galian
akan diperhitungkan sesuai dengan syarat-syarat pekerjaan tambah
kurang dengan harga satuan yang tercantum di dalam perjanjian
kontrak.
b. Semua sisa-sisa humus tanah, bahan organik dan kotoran lainnya
harus dikeluarkan dan disingkirkan dari lokasi pekerjaa.
c. Sebelum pekerjaan konstruksi saluran dimulai, permukaan tanah
pondasi harus ditinjau direksi untuk dimintakan persetujuan.
e. Permukaan tanah pondasi harus kering.

2.8. Pekerjaan Timbunan Tanah


a. Tanah untuk pekerjaan timbunan harus bersih dari semua kotoran,
sampah dan bahan organik lainnya. Apabila kontraktor akan
mempergunakan tanah bekas galian, harus ada persetujuan direksi
sebelumnya. Apabila mutu dari tanah bekas galian diragukan, maka
bahan timbunan dengan mutu yang memenuhi persyaratan direksi
didatangkan dari tempat lain.
b. Garis permukaan timbunan yang diajukan dalam gambar rencana
adalah garis permukaan timbunan dalam keadaan padat.
c. Dasar permukaan tanah untuk pembuatan tanggal harus bersih sesuai
pasal 2.7a.

2.9. Pemadatan Penimbunan Tanah


a. Timbunan tanah yang menurut derajat kepadatan tertentu harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pada point a - f berikut ini :
b. Bahan timbunan harus dihamparkan merata lapis demi lapis sampai
tercapai berdasarkan ketentuan dalam gamabr rencana, kadar air
harus tetap dijaga agar pemadatan berlangsung optimal. Apabila
kadar air dari tanah timbun terlalu tinggi, maka proses penghamparan
lapis berikutnya harus ditunda untuk menurunkan kadar air lapisan
timbunan yang bersangkutan. Pemadatan baru dapat dilakukan
apabila kadar air telah mencapai derajat yang memadai.
c. Penghamparan lapisan baru boleh dilakukan setelah mendapat
persetujuan direksi.
d. Direksi berhak untuk memeriksa dan menguji derajat kepadatan
timbunan tanah untuk setiap lapisan timbunan. Apabila kepadatan
lapisan yang diperiksa belum memenuhi persyaratan, maka pekerjaan
timbunan berikut harus ditunda sampai kepadatan lapisan yang
bersangkutan mencapai ketentuan yang berlaku.
e. Kontraktor harus meperhatikan dan memperhitungkan tehadap
penyusutan dan penurunan yang terjadi terhadap timbunan yang
dikerjakan, sehingga hasil akhir dari pekerjaan timbunan sesuai
dengan garis dan elevasi yang tercantum dalam gambar rencana.

Pembangunan Jalan Rabat Beton


7 Spesifikasi Teknis

f. Kontraktor wajib meratakan semua permukaan timbunan sehingga


mempunyai bentuk akhir sesuai dengan gambar rencana.

2.10. Timbunan Kembali


a. Yang dimaksud dengan timbunan kembali adalah penimbunan tanah
ditempat-tempat bekas galian di sekitar bangunan yang baru selesai
dibuat atau menutup bekas galian pipa atau kabel.
b. Semua persyaratan mengenai mutu tanah timbun dan pemadatan
pada pasal 2.8 (pekerjaan timbunan tanah) dan pasal 2.9. (pemadatan
penimbunan kembali) berlaku untuk pekerjaan yang disebut pada
pasal 2.10. point 1 ini.
c. Pekerjaan timbunan kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa
agar dapat terhindar dari kerusakan bangunan yang baru dibuat.
Kerusakan terjadi akibat dari kelalaian kontraktor merupakan
tanggung jawab kontraktor.
d. Semua biaya perbaikan yang terjadi akibat dari kelalaian kontraktor
merupakan tanggung jawab kontraktor.
e. Pekerjaan timbunan kembali terhadap bangunan atau jalan yang
diperkeras harus mencakup perbaikan bangunan dan jalan tersebut
termasuk konstruksi perkerasan dan lapisan aspalnya dikerjakan oleh
kontraktor.

3. Pekerjaan Jalan Lingkungan Cor Beton dan Jalan Setapak


3.1. Persyaratan Material dan Alat

a. Material
 Semen PC produksi dalam negeri dengan kualitas baik, masih
baru, tidak ada bagian yang membatu, dalam zak yang tertutup,
serta memenuhi syarat SII 0013-81 dan SKSNI T-28-1991-0.3.
 Pasir Urug harus tajam, kasar, bebas dari kotoran dan tidak
mengandung lumpur.
 Pasir Beton/Pasang harus tajam, kasar, bebas dari butiran kerikil,
tidak mengandung lumpur dan kotoran serta menenuhi SNI-1968-
1990 F dan SKSNI S-04-1989. Tidak diperkenankan
menggunakan pasir laut.
 Split / Agregat Kasar harus keras tidak mudah hancur, bebas dari
tanah, kotoran dan bahan organik lainnya.
 Air kerja harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang
dapat merusak struktur seperti minyak, lumpur, bahan kimia dan
unsur organik lainnya.
 Kayu atau tripleks untuk bekisting atau cetakan.

b. Peralatan
 Alat Gali biasa (cangkul, sekop)
 Beton molen (concret mixer) untuk membuat adukan beton
 Keranjang dan peralatan lainnya

c. Pelaksanaan Pekerjaan

Pembangunan Jalan Rabat Beton


8 Spesifikasi Teknis

 Sebelum dilakukan penggalian tanah pengawas lapangan


diwajibkan memeriksa gambar kerja, kondisi lapangan dan
diadakan pengukuran.
 Hasil galian harus rapih, dimensi, kemiringan dan kedalaman
harus sesuai dengan gambar rencana. Galian harus dijaga agar
tidak tergenang air akibat air tanah atau air hujan. Apabila perlu
kontraktor harus menurap dan menyokong agar galian tidak
longsor.
 Timbunan atau urugan kembali harus dipadatkan lapis demi lapis
dan diberi air secukupnya, pemadatan dimungkinkan dengan
menggunakan stamper. Sisa galian yang tidak terpakai untuk
timbunan harus dibuang ketempat lain yang ditentukan bersama-
sama pengawas dan direksi.
 Bekisting/cetakan harus kuat dan tidak terutama pada saat
pengecoran beton.
 Adukan Lantai Kerja beton dibuat dengan Mutu K-100.
Pengecoran dilakukan pada saat cuaca baik dan tidak hujan.
Sebelum pengecoran kontraktor diwajibkan meminta ijin
pengawas dan direksi untuk diperiksa.
 Setelah selesai pengecoran beton dibiarkan mengering dan
selama proses pengeringan beton selalu dibasahi atau digenangi
dengan air.
 Setelah selesai pengecoran Lantai kerja, diberi plastic hitam,
setelah itu besi wermesh M6 siap dilaksanakan.
 Adukan Jalan cor beton dibuat dengan Mutu K-175. Pengecoran
dilakukan pada saat cuaca baik dan tidak hujan. Sebelum
pengecoran kontraktor diwajibkan meminta ijin pengawas dan
direksi untuk diperiksa.
 Setelah itu pada bagian permukaan Jalan diplester setebal 15 mm
dengan campuran 1pc : 4ps
 Pelaksanaan Tali Air dilakukan pada saat permukaan yang
diplester belum kering benar, Agar Terbentuk Tali Air yang sesuai
dan rapi
 Bagian terakhir setelah selesai Pelaksanaan tali air, permukaan
permukaan jalan harus digosok agar rapi.

4. Pekerjaan Saluran Lingkungan


4.1. Persyaratan Material dan Alat
a. Material
 Semen PC produksi dalam negeri dengan kualitas baik, masih
baru, tidak ada bagian yang membatu, dalam zak yang tertutup,
serta memenuhi syarat SII 0013-81 dan SKSNI T-28-1991-0.3.
 Pasir Urug harus tajam, kasar, bebas dari kotoran dan tidak
mengandung lumpur.
 Pasir Beton/Pasang harus tajam, kasar, bebas dari butiran kerikil,
tidak mengandung lumpur dan kotoran serta menenuhi SNI-1968-
1990 F dan SKSNI S-04-1989. Tidak diperkenankan
menggunakan pasir laut.
 Kerikil harus keras tidak mudah hancur, bebas dari tanah, kotoran
dan bahan organik lainnya.

Pembangunan Jalan Rabat Beton


9 Spesifikasi Teknis

 Batu kali/Batu Pecah untuk pasangan harus keras tidak keropos


dam harus bersih dari lumpur, kotoran dan bahan organik lainnya
sesuai dengan PBI 1971/1983 SNI 03-2816-1992.
 Air kerja harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang
dapat merusak struktur seperti minyak, lumpur, bahan kimia dan
unsur organik lainnya.
b. Peralatan
 Alat Gali biasa (cangkul, sekop)
 Beton molen (concret mixer) untuk membuat adukan beton
 Alat-alat pengaduk spesi
 Keranjang dan peralatan lainnya
c. Pelaksanaan Pekerjaan
 Sebelum dilakukan penggalian tanah pengawas lapangan
diwajibkan memeriksa gambar kerja, kondisi lapangan dan
diadakan pengukuran.
 Hasil galian harus rapih, dimensi, kemiringan dan kedalaman
harus sesuai dengan gambar rencana. Galian harus dijaga agar
tidak tergenang air akibat air tanah atau air hujan. Apabila perlu
kontraktor harus menurap dan menyokong agar galian tidak
longsor.
 Timbunan atau urugan kembali harus dipadatkan lapis demi lapis
dan diberi air secukupnya, pemadatan dimungkinkan dengan
menggunakan stamper. Sisa galian yang tidak terpakai untuk
timbunan harus dibuang ketempat lain yang ditentukan bersama-
sama pengawas dan direksi.
 Sebelum diberi pasangan harus dilaksanakan urug pasir yang
dipadatkan dengan trimbisan seberat 5 kg dan disiram air
sehingga padat. Tebal lapisan pasir urug 5 cm, permukaan galian
yang akan diberi pasir urug harus bersih dari segala kotoran dan
benda organik lainnya.
 Pasangan dinding batu kali/batu belah dibuat sesuai dengan type
seperti gambar rencana. Pasangan batu kali/batu belah dipasang
dengan campuran 1pc : 4ps dengan ketebalan sesuai dengan
gambar rencana. Bahan-bahan yang dipergunakan harus baru
dan memenuhi syarat.
 Adukan beton untuk lantai saluran dibuat dengan perbandingan
1pc : 3ps : 5kr. Pengecoran dilakukan pada saat cuaca baik dan
tidak hujan. Sebelum pengecoran kontraktor diwajibkan meminta
ijin pengawas dan direksi untuk diperiksa.
 Pasangan dinding batu kali/batu belah dan lantai cor beton
diplester tebal 1,5 cm dengan campuran 1pc : 4ps dan diaci
sesuai dengan gambar rencana.

5. Pekerjaan Duicker

Pembangunan Jalan Rabat Beton


10 Spesifikasi Teknis

5.1. Persyaratan Material dan Alat


a. Material
 Semen PC produksi dalam negeri dengan kualitas baik, masih
baru, tidak ada bagian yang membatu, dalam zak yang tertutup,
serta memenuhi syarat SII 0013-81 dan SKSNI T-28-1991-0.3.
 Besi Beton dengan ukuran standard
 Pasir Urug harus tajam, kasar, bebas dari kotoran dan tidak
mengandung lumpur.
 Pasir Beton/Pasang harus tajam, kasar, bebas dari butiran kerikil,
tidak mengandung lumpur dan kotoran serta menenuhi SNI-1968-
1990 F dan SKSNI S-04-1989. Tidak diperkenankan
menggunakan pasir laut.
 Kerikil harus keras tidak mudah hancur, bebas dari tanah, kotoran
dan bahan organik lainnya.
 Batu kali/Batu Pecah untuk pasangan harus keras tidak keropos
dam harus bersih dari lumpur, kotoran dan bahan organik lainnya
sesuai dengan PBI 1971/1983 SNI 03-2816-1992.
 Air kerja harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang
dapat merusak struktur seperti minyak, lumpur, bahan kimia dan
unsur organik lainnya.

b. Peralatan
 Alat Gali biasa (cangkul, sekop)
 Beton molen (concret mixer) untuk membuat adukan beton
 Alat-alat pengaduk spesi
 Keranjang dan peralatan lainnya

c. Pelaksanaan Pekerjaan
 Sebelum dilakukan penggalian tanah pengawas lapangan
diwajibkan memeriksa gambar kerja, kondisi lapangan dan
diadakan pengukuran untuk menentukan kemiringan duicker, as
duicker dan kedalaman galian sesuai gambar rencana.
 Hasil galian harus rapih, dimensi, kemiringan dan kedalaman
harus sesuai dengan gambar rencana. Galian harus dijaga agar
tidak tergenang air akibat air tanah atau air hujan. Apabila perlu
kontraktor harus menurap dan menyokong agar galian tidak
longsor.
 Timbunan atau urugan kembali harus dipadatkan lapis demi lapis
dan diberi air secukupnya, pemadatan dimungkinkan dengan
menggunakan stamper. Sisa galian yang tidak terpakai untuk
timbunan harus dibuang ketempat lain yang ditentukan bersama-
sama pengawas dan direksi.
 Sebelum diberi pasangan harus dilaksanakan urug pasir yang
dipadatkan dengan trimbisan seberat 5 kg dan disiram air
sehingga padat. Tebal lapisan pasir urug 5 cm, permukaan galian
yang akan diberi pasir urug harus bersih dari segala kotoran dan
benda organik lainnya.
 Pasangan dinding batu kali/batu belah dibuat sesuai dengan type
seperti gambar rencana. Pasangan batu kali/batu belah dipasang
dengan campuran 1pc : 4ps dengan ketebalan sesuai dengan

Pembangunan Jalan Rabat Beton


11 Spesifikasi Teknis

gambar rencana. Bahan-bahan yang dipergunakan harus baru


dan memenuhi syarat.
 Adukan beton untuk lantai saluran dibuat dengan perbandingan
1pc : 3ps : 5kr. Pengecoran dilakukan pada saat cuaca baik dan
tidak hujan. Sebelum pengecoran kontraktor diwajibkan meminta
ijin pengawas dan direksi untuk diperiksa.
 Pasangan dinding batu kali/batu belah dan lantai cor beton
diplester tebal 1,5 cm dengan campuran 1pc : 4ps dan diaci
sesuai dengan gambar rencana.
 Sebelum memulai pekerjaan beton kontraktor harus
memperlihatkan contoh material yang dipakai dan atas biaya
kontraktor harus dibuat pengetesan mutu beton pada laboratorium
yang ditunjuk terhadap material dan perbandingan campuran
adukan (trial mix). Hasil tes tersebut dibuat tertulis dan disetujui
oleh pengawas dan direksi.
 Bekisting/cetakan harus kuat dan tidak bocor terutama pada saat
pengecoran beton.
 Pembesian harus dengan jumlah, mutu dan diameter tulangan
yang benar sesuai dengan gambar, diikat kuat dengan kawat dan
beri ganjal dengan beton deecking (2,5 cm).
 Adukan beton dibuat dengan perbandingan 1pc : 2ps : 3 kr (K225).
Pengecoran dilakukan pada saat cuaca baik dan tidak hujan dan
dibantu dengan vibrator. Sebelum dilakukan pengecoran
kontraktor diwajibkan meminta ijin kepada pengawas dan direksi
untuk diperiksa kesesuaian tulangan dan dimensi beton.
 Setelah selesai pengecoran beton dibiarkan mengering selama 28
hari dan selama proses pengeringan beton selalau dibasahi atau
digenangi dengan air. Bekisting baru dapat dibongkar setelah
mendapat persetujuan dari pengawas dan direksi.

6. As Built Drawing
6.1. Pihak kontraktor dengan petunjuk direksi diharuskan membuat As Built
Drawing.
6.2. Pembuatan As Built Drawing tersebut berdasarkan bentuk/keadaan
pelaksanaan oleh kontraktor dan disetujui secara tertulis oleh direksi
pekerjaan dari pihak direksi terhadap pekerjaan terpasang (ukuran, bentuk,
peil dan sebagainya).
6.3. Penyerahan As Built Drawing kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu Penataan Bangunan dan Lingkungan Sulawesi Utara Sulawesi
Utara sebelum pekerjaan 100% (penyerahan pertama dan diserahkan
dalam 3 rangkap (asli + copy).

7. Foto Dokumentasi
7.1. Kontraktor sebelum memulai pekerjaan harus mengambil foto dokumentasi
0% atau foto sebelum ada kegiatan.
7.2. Dalam pengambilan foto dengan kemajuan fisik dianjurkan dengan dasar
pada titik bidik, foto dalam pelaksanaan pekerjaan sebanyak 4 kali
(0%,25%, 50%,100%).

8. Lain-Lain

Pembangunan Jalan Rabat Beton


12 Spesifikasi Teknis

8.1. Kontraktor harus melapor kepada Kepala Desa/Lurah setempat sebelum


mulai pelaksanaan pekerjaan.
8.2. Kontraktor harus menghormati hari libur, upacara keagamaan dan perayaan
resmi. Bila keadaan mendesak sehingga pekerjaa harus tetap
berlangsung, kontraktor harus melaporkan pada aparat pemda setempat
dan direksi. Untuk pekerjaan pada malam atau hari minggu, harus ada ijin
tertulis dari direksi.
8.3. Kerusakan-kerusakan dilingkungan sekitar pekerjaan yang disebabkan oleh
pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab kontraktor dan harus
diperbaiki kembali.

C. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian pekerjaan menggunakan dasar standar
pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan beberapa perubahan, maka
pertama-tama harus dicantumkan ketentuan sebagai berikut :

Pembangunan Jalan Rabat Beton


13 Spesifikasi Teknis

BAB VII

GAMBAR - GAMBAR

Keterangan :

Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus disusun oleh Panitia Pengadaan


secara terinci, lengkap dan jelas.

GAMBAR-GAMBAR RENCANA SEBAGAI BERIKUT :

(SEMUA GAMBAR TERDAPAT DALAM LAMPIRAN DOKUMEN PEMILIHAN LANGSUNG INI)

Pembangunan Jalan Rabat Beton


14 Spesifikasi Teknis

BAB VIII

DAFTAR KUANTITAS, ANALISA HARGA SATUAN DAN


METODA PELAKSANAAN

1. Pendahuluan.
Daftar kuantitas ini meliputi Mukadimah Rekapitulasi Daftar Kuantritas serta Bab-
bab dalam kuantitas yang harus diartikan sebagai satu kesatuan dengan instruksi
kepada peserta Pemilihan Langsung syarat-syarat kontrak spesifikasi dan gambar.

2. Kuantitas.
Kuantitas yang dicantumkan dalam daftar kuntitas merupakan perkiraan dan
hanya dipergunakan sebagai dasar perhitungan penawaran. Kuantitas yang pasti
dari pekerjaan ditentukan dari pengukuran hasil pelaksanaan pekerjaan oleh
kontraktor yang disetujui oleh pengguna jasa.

3. Harga Satuan Jadi.


Kecuali ditetapkan lain dalam kontrak harga dalam daftar kuantitas harus
mencakup semua kewajiban kontraktor berdasarkan kontrak serta segala hal yang
diperlukan untuk pelaksanaan penyelesaian dan perbaikan pekerjaan
sebagaimana ditetapkan dalam syarat-syarat kontrak termasuk biaya umum dan
keuntungan kontraktor.

4. Analisa Harga Satuan Mata Pembayaran Utama.


 Satuan dapat berdasarkan atas jam operasi untuk tenaga kerja dan peralatan,
volume dan/atau ukuran berat untuk bahan-bahan.
 Kuantitas satuan dalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu
satuan pekerjaan dari nomor mata pembayaran.
 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis
terpakai dan operator.
 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan
(tetapi tidak termasuk PPN yang dibayarkan dari kontrak) dan biaya-biaya
lainnya.
 Harga satuan yang diajukan peserta Pemilihan Langsung harus mencakup
seluruh tambahan tenaga kerja, bahan, peralatan atau kerugian yang mungkin
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai spesifikasi dan gambar.
 Untuk melengkapi apakah perhitungannya berdasarkan atas produksi harian
atau jam.
 Biaya umum dan keuntungan ditentukan nominal maksimum 10%.

5. Komponen Pekerjaan yang tidak diukur secara terpisah.


Kecuali apabila dirinci lain dalam daftar kuantitas atau ditetapkan lain dalam
kontrak maka renaga kerja termasuk pengawasannya, bahan-bahan , peralatan
kontrak pekerjaan sementara.transportasi ke dan dari lapangan dan didalam
sekitar pekerjaan dan segala sesuatu yang lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
penyelesaian dan perbaikan pekerjaan tidak akan diukur dan biayanya harus
dianggap sudah termasuk dalam harga-harga Daftar Kuantitas.

Pembangunan Jalan Rabat Beton


15 Spesifikasi Teknis

6. Mata Uang.
Mata uang yang digunakan dalam kontrak ini adalah mata uang Rupiah

7. Pajak Pertambahan Nilai


Pajak Pertambahan Nilai (PPN) harus diperhitungkan oleh kontraktor atas biaya
keseluruhan Pekerjaan dan dimuat di dalam Rekapitulasi Daftar Kuantitas.

8. Uraian Pekerjaan dalam masing-masing Mata Pembayaran


Uraian pekerjaan dalam masing-masing jenis pekerjaan adalah untuk menjelaskan
lokasi dan sifat pekerjaan tetapi sifat lingkup pekerjaan yang sesungguhnya harus
dipastikan dari gambar, spesifikasi dan syarat-syarat Kontrak sebagaimana
keadaannya, dibaca berkaitan dengan cara pengukuran.
Apabila terdapat rujukan dalam daftar kuntitas yang menunjuk kepada suatu
gambar khusus atau bagian dari spesifikasi atau syarat-syarat kontrak maka
rujukan tersebut tidak akan membatasi persyaratan umum yang disebutkan
dibagian lain dalam kontrak, kecuali apabila disebutkan lain.

9. Daywork Schedule
Pekerjaan harian (daywork)hanya dimasukan apabila kemungkinan pekerjaan yang
tidak diketahui cukup banyak. Untuk dapat dilakukan kendali yang yang baik oleh
Direksi terhadap realita harga yang diajukan oleh penawar, pekerjaan utama
disusun sebagai berikut.
 Daftar Upah, Matrial dan Alat yang mendasari pekerjaan harian perlu
disampaikan oleh penawar saat penawaran dengan disertai pernyataan bahwa
kontraktor akan dibayar untuk pekerjaan yang dilakukan berdasarkan daywork
basis.
 Kuatitas nominal setiap jenis daywork ditentukan harga satuannya dan
dimasukan sebagai penawaran didalam harga satuan tersebut sudah termasuk
keuntungan overheads dan harga-harga lainnya.

10. Pedoman Mata Pembayaran dalam Daftar Kuantitas


Masing-masing Bab pada Daftar Kuantitas dinomori sesuai dengan bab yang
terkait dalam spesifikasi. Demikian juga setiap Mata Pembayaran dalam tiap bab
pada Daftar Kuantitas harus dibaca berkaitan dengan pasal-pasal cara pengukuran
dan cara pembayaran dalam bab spesifikasi yang terkait.

Pembangunan Jalan Rabat Beton


16 Spesifikasi Teknis

11. Singkatan-Singkatan
Singkatan-singkatan yang dipergunakan dalam Daftar Kuantitas adalah :

 m3 ……………………………………………………………..…… meter kubik


 m2 ………………………………………………………………..… meter persegi
 m1 …………………………………………………………………. meter
panjang
 m …………………………………………………………………. meter
 cm …………………………………………………………………. senti meter
 mm …………………………………………………………………. mili meter
 ha …………………………………………………………………. hektar (hekto
are)
 kg …………………………………………………………………. kilo gram
 ltr …………………………………………………………………. liter
 t …………………………………………………………………. ton
 bh …………………………………………………………………. buah
 lbr …………………………………………………………………. lembar
 Rp …………………………………………………………………. Rupiah
 Ls …………………………………………………………………. Lupmsum
 Dihit …………………………………………………………………. Dihitung

Pembangunan Jalan Rabat Beton

Anda mungkin juga menyukai