Anda di halaman 1dari 26

SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN AIR BERSIH

1. KETENTUAN UMUM
a. Penyedia harus melindungi Pengguna jasa dari tuntutan atas hak paten, lisensi, serta
hak cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau
disediakan oleh penyedia dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh penyedia, penyedia harus menjelaskan secara tertulis kepada
penanggung jawab pekerjaan.
c. Dalam hal penanggung jawab pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan
penyedia tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari standar
yang disyaratkan, maka penyedia harus tetap memenuhi ketentuan standar yang
disyaratkan dalam Dokumen kontrak.
d. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi
calon penawar untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan kompetitif,
sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa tanpa catatan atau persyaratan lain dalam
penawaran mereka.
e. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa
semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan baru, belum
digunakan dari tipe/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan dan termasuk
semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan.
f. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin Standar Nasional Indonesia
(SNI, SII, SKSN, dsb) untuk barang. Bahan dan jasa/pekerjaan/fabrikasi dari edisi
atau revisi terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb) atau standar negara asing
(ASTM, dsb) yang padanannya (equivalen) yang secara substantif sama atau lebih
tinggi dari Standar Nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional untuk
barang, bahan dan pengerjaan/jasa/fabrikasi terntentu belum ada, dapat digunakan
standar internasional atau standar negara asing.
g. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan
penggunaan standar satuan ukuran lain dapat digunakan sepanjang hal tersebut
tidak dapat dielakan.
h. Spesifikasi dapat terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada :
 Lingkungan pekerjaan

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 1


 Pekerjaan yang tidak termasuk kontrak
 Spesifikasi umum :
1) Peraturan perundang-undangan terkait, misalnya :
- UU tentang Lingkungan
- UU tentang keselamatan kerja
- UU/PP/SK bersama/KPTS tentang tenaga kerja
- Perda terkait, dsb
2) Dokumen Acuan (berupa standar-standar) dengan memperhatikan
ketentuan tersebut pada angka f dan g diatas.
3) survey
4) Hari kerja dan jam kerja
5) Gangguan dan keadaan darurat
6) Penyingkiran material
 Spesifikasi khusus:
1) Lapangan
2) Bangunan/desain/pengerjaan Spesifik
3) Bangunan-bangunan umum dan fasilitas publik
4) Perancah
5) Pengaturan lalulintas
6) Pengendalian lingkungan
2. KEBUTUHAN TENAGA AHLI
Tenaga ahli/teknis yang dibutuhkan dalam pekerjaan sesuai dengan yang tercantum
didalam dokumen lelang.

3. PERSIAPAN, PEMBERSIHAN, DAN PEKERJAAN SEMENTARA


a. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi pengukuran, investigasi sebelum dimulainya pekerjaan
pemasangan profil.pembuatan bangunan sementara pembersihan dan pekerjaan
sementara termasuk pembuatan jalan masuk, pekerjaan konstruksi kayu sementara
dan kist-dam. Konstruksi bangunan sementara harusnya di rencanakan secara
rasional .
 Pekerjaan persiapan
 Pekerjaan persiapan terdiri dari pekerjaan : mobilisasi peralatan dan personil,
perlengkapan safety untuk keselamatan kerja (K3), papan rambu-rabu
Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 2
lalulintas, pembersihan lokasi, pengukuran dan pematokan, pengadaan
fasilitas base camp, kantor, gudang, dan pemasangan papan proyek,
 Penetapan patok-patok pembatas tanah dan patok-patok pengukuran sebelum
pekerjaan di mulai,patok-patok trase pekerjaan dan patok –patok pengukuran
yang terpasang haruslah di cek lagi. Lebih-lebih apabila jangka waktu antara
pembebasan tanah dan saat di mulainya pelaksaan pekerjaan cukup lama
cukup dan di antara patok-patok semacam ini haruslah di ganti atau di
kembalikan pada posisi semula.
 Pemasangan patok-patok pengganti
Apa bila pada pelaksanaan pekerjaan penggalian atau pembuatan tanggul akan
melalui beberapa patok pengukuran yang telah terpasang maka untuk patok-
patok tersebut haruslah dipasang patok-patok pengganti pada lokasi aman yang
tidak terganggu oleh pelaksanaan pengganti tersebut. Tetapi, penempatan
patok-patok tersebut haruslah di pasang sedemikian, sehingga tempat
kedudukan patok-patok asli ditemukan, walaupun akibat pelaksaan pekerjaan
terahir sudah berubah.
 Pemasangan patok-patok Benc-March sementara
Patok-patok yang terdekat, pondasi bangunan atau batu alam yang besar dan
tidak bergerak dapat untuk menempatkan titik tinggi (Benc-March) sementara.
Akan tetapi , apabila hal tersebut sukar didapat, maka dapat di gunakan lokasi
yang aman dengan tanah yang stabil serta tidak terganggu oleh pelaksanaan
pekerjaan.
Guna mencegah kerusakan patok-patok tersebut selama pelaksanaan pekerjaan,
seyogyanya kepala patok di cat merah, agar mudah terlihat oleh para pekerja
dan dipagar dengan papan. Apabila trase pekerjaan tanah sangat panjang, untuk
lebih memudahkan supaya patok-patok tetap dipasang pada beberapa benc
march atau dengan elevasi bangunan yang berdekatan.
Patok-patok benc march sementara dipasang dengan menarik-narik dari patok-
patok benc march sementara ini sangat menentukan ketetapan lokasi dan posisi
pekerjaan, maka patok-patok- tersebut haruslah di cek seebelumnya secara amat
teliti dengan beberapa beench march atau dengan elevasi bangunan yang
berdekatan.

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 3


Apabila beberapa patok bench march sementara di bangun pada beberapa
tempat . adalah sangat penting untuk mengecek elevasi relatif dari masing-
masing patok tersebut selain itu selama pekerjaan berlangsung, patok-patok
tersebut haruslah di cek secara periodik.
 Pengecekan adanya rintangan
Sebelum pekerjaan di mulai, supaya di ketahui sebelum adanya rintangan atau
halangan pada jalaan-jalan masuk, yaitu bentuk rintangan, lokasi dan tingginya,
antara lain adanya talangan-talangan irigasi, atau pipa-pipa yang terpendam di
dalam tanah yang dapat menghalangi masuknya alat-alat berat. Selanjutnya,
harus di pikirkan cara-cara untuk menghilangkan rintangan tersebut atau
melindungi pipa-pipa tersebut dari kerusakan.
 Penyingkiran hal-hal yang tidak di perlukan
Selanjutnya segera setelah pekerjaan akan di mulai, baik untuk pekerjaan
penggalian, maupun pembuatan tanggul, maka rumput-rumput tanggul-tanggul
pohon akar bambu yang dapat menurunkan kualitas pekerjaan supaya
disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
 Pemasangan papan-papan profil
Profil-profil yang di pasang dengan papan dan tali yang di gunakan untuk dasar
pelaksanaan pekerjaan haruslah di jaga, agar tidak bergeser. Karenanya profil-
profil haruslah merupakan konstruksi yang kaku, terutama untuk menunjukan
lereng atau elevasi dasar penggalian. Pada umumnya jarak antara masing-
masing profil adalah 10 m untuk ruas yang lurus dan 5 m untuk luas yang
berbelok-belok, tetapi untuk mempertimbangkan keleluasaan operasi alat-alat
berat yang di gunakan.
Pada pekerjaan-pekerjaan penggalian atau uruga yang volumenya besar dan di
lakukan pemasangan profil secara bertahap, maka pertama-tama pemasangan
profil cukup dengan papan dan jarak antaranya agak jarang, sehingga pekerjaan
utama dapat di pasang profil dari papan dengan jarak antara yang lebih dekat
dan di lengkapi dengan tali-tali.
Pada pekerjaan pengurugan atau lokasi yang pangkal dapat di gunakan tiang
bambu yang di lengkapi bendera, tetapi untuk lokasi yang airnya cukup dalam di
gunakan pelampung.

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 4


4. PEKERJAAN TANAH
a. Persiapan Medan Jalan
 Pemborong harus melakukan pekerjaan pendahuluan dalam bentuk
penyiapan medan sebelum pekerjaan di laksanakan. Persiapan medan di
kerjakan dengan membersihkan dan mengupas permukaan tanah.
 Membongkar dan menyingkirkan semua halangan dan rintangan yang dapat
mengganggu kelancaran pekerjaan sesuai dengan perintah direksi.
 Apabila pembersihan di lakukan pada tebing atau lereng yang curam dan
pencabutan tumbuhan dan akarnya dapat membahayakan kestabilan lereng
tersebut, maka pemborong harus melandaikan kecuraman lereng tersebut
dengan membentuk tangga pada permukaan lereng atau membuat
konstruksi bronjong sesuai dengan rencana atau petunjuk direksi.
 Apabila sisa-sisa pembersihan akan di bakar di tempat, maka pembakaran
harus di laksanakan tanpa membahayakan lingkungan setempat di bawah
pengawasan langsung dari pemborong. Kelalaian yang menimbulkan
kerugian materi pihak ke 3 menjadi tanggung jawab pemborong
sepenuhnya.
b. Elevasi Permukaan Tanah Asli
Setelah pekerjaan seperti yang tercantum dalam pasal di atas di laksanakan,
pemborong wajib mengukur elevasi permukaan tanah asli di beberapa tempat
sesuai petunjuk Direksi. Hasil pengukuran harus direkam untuk di pergunakan
sebagai dasar perhitungan pemborongan dalam pekerjaan tanah.
c. Pekerjaan Galian Tanah
 Galian tanah yang sifatnya sementara seperti pekerjaan sodetan di kerjakan
sesuai pedoman direksi. Penimbunan kembali pada saat
 Pekerjaan di nyatakan selesai harus dengan petunjuk pada pasal pekerjaan
Timbunan Tanah.
 Galian tanah yang sifatnya tetap atau permanen harus di lakukan sesuai
dengan garis kemiringan yang tercantum dalam gambar rencana atau sesuai
dengan petunjuk direksi.
 Pekerjaan galian tanah harus di lakukan sedemikian rupa agar keamanan di
sekitarnya terjamin.

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 5


 Kelebihan galian tanah yang menyimpang dari gambar rencana dari gambar
rencana akibat kelalaian dan cara kerja yang salah harus di timbun kembali
dengan batu sehingga padat dan biaya pekerjaan tersebut menjadi beban
pemborong.
 Apabila direksi memandang perlu, selama pekerjaan berlangsung
pemborong dapat di perintahkan untuk merubah bentuk, kemiringan lereng
kedalaman maupun perintah lainnya atas izin atau persetujuan tertulis dari
direksi, pemborong tidak di benarkan melaksanakan galian tanah yang tidak
sesuai atau menyimpang dari gambar rencana.
 Apabila Direksi memerintahkan untuk mengubah sumbuh jalur galian dari
rencana semula, maka pekerjaan pembersihan untuk jalur baru tetap
berpedoman pada pasal 6.1. (Persiapan Medan).
 Untuk menjaga agar dasar galian tetap kering pasal 2.7 (Pelaksanaan
Pekerjaan dalam keadaan kering) tetap berlaku.
 Penggalian / peralatan tanah lokasi pekerjaan harus menggunakan alat
berat (misalnya: schovel, backhoe, dragline, trackdoser, atau clam shell).
d. Tanah Hasil Galian
 Sisa tanah hasil galian yang tidak di pakai harus di singkirkan dan di buang
ke lokasi yang telah di tentukan sesuai dengan pasal berikut ini.
Pembuangan tanah ini harus segera di lakukan setelah pekerjaan galian agar
tidak terjadi penumpukkan tanah di sekitar lokasi pekerjaan.
 Tanah hasil galian yang akan di pergunakan kembali untuk pekerjaan
selanjutnya harus diletakkan dan di tempatkan sedemikian rupa agar
memudahkan penggunaan selanjutnya dan tidak mengganggu pekerjaan
lainnya.
e. Lokasi Buangan Tanah
Pemborong harus menyediakan lokasi buangan akhir untuk sisa tanah hasil
galian yang tidak di pakai, atau sisa tanah harus di buang ke lokasi yang telah di
tunjuk direksi. Pembuangan tanah kerawa-rawa atau tanah rendah lainnya
harus dengan persetujuan dari direksi.
f. Galian Tanah Untuk Pipa dan Kabel

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 6


Galian tanah untuk pemindahan pipa dan kabel harus di kerjakan sesuai
pedoman yang di keluarkan oleh instansi yang mengelola pipa dan kabel yang
bersangkutan.
g. Tanah Untuk Pondasi
 Galian tanah untuk pondasi saluran harus mencapai kedalaman sesuai
dengan tercantum di dalam gambar rencana. Apabila ternyata lunak, maka
atas perintah direksi. Pemborong harus menggali harus kelapisan tanah
keras (pasir beku). Kelebihan galian akan di perhitungkan sesuai dengan
syarat-syarat pekerjaan tambah kurang dengan harga satuan yang
tercantum dalam perjanjian kontrak.
 Semua sisa-sisa akan, humus, bahan organic, dan kotoran lainnya harus di
keluarkan dan singgkirkan.
 Sebelum pekerjaan konstruksi saluran di mulai, permukaan tanah harus
pondasi harus di tinjau direksi untuk di mintakan persetujuan.
 Permukaan tanah pondasi harus kering.
h. Pekerjaan Timbunan Tanah
 Tanah untuk pekerjaan timbunan harus bersih dari semua kotoran, sampah
dan bahan organic lainnya. Apabila pemborong akan mempergunakan tanah
bekas galian, harus ada persetujuan dari direksi sebelumnya. Apabila mutu
dari tanah bekas galian di ragukan, maka bahan timbunan dengan mutu
yang memenuhi persyaratan direksi harus di datangkan dari tempat lain.
 Garis permukaan timbunan yan di ajukan dalam gambar rencana adalah
garis permukaan timbunana dala keadaan padat.
 Dasar permukaan .tanah untuk pembuatan tanggul harus bersih sesuai pasal
7.8.1.

i. Pemadatan Penimbunan tanah


 Timbunan tanah yang menuntut derajat kepadatan tertentu harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pada ayat 7.9.2. sampai dengan ayat
7.8.9. berikut ini.
 Bahan timbunan harus di hamparkan merata lapis demi lapis sampai
tercapai berdasarkan dalam gambar rencana. Kadar air harus tetap di jaga
agar pemadatan berlangsung optimal. Apabila kadar air dari tanah
Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 7
timbunan terlalu tinggi, maka proses penghamparan lapis berikutnya harus
di tunda untuk menurunkan kadar air lapisan timbunan yang bersangkutan.
Pemadatan baru dapat di lakukan apabila kadar air telah mencapai derajat
yang memadai.
 Penghamparan lapisan baru boleh di lakukan setelah mendapat persetujuan
direksi.
 Direksi berhak untuk memeriksa dan menguji derajat kepadatan timbunan
tanah untuk setiap lapisan timbunan. Apabila kepadatan lapisan yang di
periksa belum memenuhi persyaratan, maka pekerjaan timbunan harus di
tunda. Sampai kepadatan lapisan yang bersangkutan mencapai ketentuan
yang berlaku.
 Pemborong harus memperhatikan dan memperhitungkan terhadap
penyusutan dan penurunan yang terjadi terhadap timbunan yang
dikerjakan, sehinnga hasil akhir dari pekerjaan timbunan sesuai dengan
garis dan elevasi yang tercantum dalam ganbar rencana.
 Pemborong wajib meratakan semua permukaaan timbunan sehingga
mempunyai bentik akhir sesuai dengan gambar rencana.

j. Timbunan Kembali
 Yang di maksud timbunan kembali adalah penimbunan tanah di tempat-
tempat bekas galian ini sekitar bangunan yang harus selesai di buat atau
penutup bekas galian pipa atau kabel.
 Semua persyaratan mengenai mutu tanah timbunan dan pemadatan pada
pasal 7.8 (pekerjaan timbuna tanah) dan pasal 7.9 (pemadatan penimbunan
kembali) berlaku untuk pekerjaan yang di sebut pada pasal 7.10.1 ini.
 Pekerjaan timbunan kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa agar
kerusakan terhadap yang terjadi akibat dari kelalaian pemborong
merupakan beban pemborong.
 Semua biaya perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi akibat dari
kelalaian pemborong merupakan beban pemborong.
 Pekerjaan timbunan kembali terhadap bangunan atau jalan yang di perkeras
harus mencakup perbaikan bangunan dan jalan tersebut termasuk
konstruksi perkerasan dan lapisan aspalnya.
Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 8
5. PERSYARATAN UMUM PEMASANGAN PIPA
Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan
a. Rekanan harus memasang semua peralatan dan bahan-bahan yang di sediakan
sesuai dengan yang diteyapkan dalam dokumen kontrak, pengecualian untuk
pemasangan switch gear tegangan tinggi harus di sesuaikan dengan persyaratan
yang lain.
b. Pondasi dan atau peletakkan dari semua peralatan dan material seprti pompa, katup
pengontrol switch gear tegangan tinggi maupun tegangan rendah, termasuk
pekerjaan-pekerjaan sipil seperti plat pondasi dan sebagainya harus di laksanakan
oleh rekanan.
c. Jika ditentukan lain bahwa untuk pemasangan baut angker dan sebagainya harus di
grout maka rekanan harus bertanggung jawab terhadap ketetapan pemasangan dan
harus di teliti kembali letak ketinggiannya. Dalam hal pekerjaan lain dan sebagainya
harus dilakukan pemotongan, untuk mempersiapkan baut-baut pondasi seperti
yang di sediakan oleh rekanan, maka harus di setujui terlebih dahulu oleh direksi.
d. Pengeboran untuk alat-alat yang akan di pasang harus betul-betul sesuai dengan
keterampilan rekanan yang bertanggung jawab terhadap ketetapan atau ketelitian
yang ditentukan.l ubang-lubang lebih baik dilaksanakan dengan rotary drilling dan
bukan dari jenis tumbuk. Tidak satupun konstruksi baja atau kayu di bor tanpa
sepengatahuan direksi. Semua kerusakan yang di sebabkan oleh rekanan selama
pemasangan harus di perbaiki kembali, seperti yang di kehendaki oleh direksi.

6. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN PIPA DAN PENGUJIAN


a. Persyaratan Umum
Rekanan harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan pipa sesuai
dengan dokumen pelelangan dan syarat-syarat yang tercantum dalam spesifikasi
teknis ini. Pekerjaan yang tidak tercantum dalam persyaratan-persyaratan yang di
tentukan akan di laksanakan sesuai dengan praktek-praktek yang bisa di kerjakan
dan sesuai dengan persyaratan direksi.
b. Lintasan dan Sudut Belokan
 Tanggung jawab Rekanan

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 9


Rekanan harus bertanggung jawab atas persyaratan dasar pipa di pasang sesuai
dengan lintasan dan sudut belokkan yang di kehendaki dengan sambungan.
Katup-katup dan penguras pada tempat yang di perlukan.
 Penyimpangan-Penyimpangan (deviasi) Oleh Sruktur
Jika terdapat hambatan yang tidak tampak dalam gambar akan mengganggu
kemajuan pekerjaan sehingga di perlukan perubahan-perubahan maka direksi
berhak untuk merubah gambar-gambar rencana yang ada.
 Berhati-Hati dalam Penggalian
Rekanan harus berhati-hati dalam penggalian dan persiapan galian, sehingga
lokasi yang tepat dari stuktur-struktur lain dibawah dapat di tentukan.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi atas struktur-struktur menjadi tanggung
jawab rekanan.
 Exploitasi Bawah Tanah
Jika di kehendaki oleh direksi, rekanan harus mengadakan penelitian dan
penggalian untuk menentukan lokasi struktur bawah tanah yang ada atas biaya
rekanan di bawah pengawasan direksi.
 Kedalaman Pipa
Semua pipa harus di pasang pada kedalaman yang sesuai dengan diameter
sebagai mana tertera dalam tabel terlampir.

c. Pengendalian dan Persiapan Galian


 Umum
Galian harus di buat sedemikian rupa, sehingga pipa dapat diletakkan pada
lintasan dan kedalaman yang di kehendaki. Penggalian harus di lakukan sesuai
dengan pipa yang akan di pasang seperti yang di izinkan oleh direksi. Galian
harus di keringkan dan di jaga selama peleksanaan, sehingga pekerjaan yang di
kerjakan dalam galian dapat aman dan efisien.
 Lebar Galian
Lebar galian harus cukup untuk meletakkan pipa dan sambungannya secara baik
timbunan harus di tetapkan seperti yang di syaraatkan. Galian harus dengan
lebar extra, jika di perlukan seperti untuk memasukkan penyangga-penyangga
galian dan peralatan pipa.
 Ruang Penyambung

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 10


Ruang penyambungan harus di buat agar setiap sambungan dapat di kerjakan
dengan baik.
 Penggalian dan Pembuatan Dasar Pipa
Galian harus dibuat sesuai dengan kedalaman yang di kehendaki, untuk
membuat dasar pipa yang rata dan seragam pada tanah serta padat untuk setiap
tempat diantara ruang penyambungan. Setiap bagian dasar galian yang di
syaratkan harus diganti dengan bahan yang di setujui oleh direksi.
 Penggalian Pada Tanah yang Jelek
Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau mengandung bahan-bahan debu,
sampah dan sebagainya yang menurut direksi yang harus di singkirkan, maka
rekanan harus mengadakan penggalian dan membuat bahan-bahan tersebut.
Jika menurut direksi yang harus di singkirkan, maka rekanan harus mengadakan
penggalian dan membuang bahan-bahan tersebut. Jika menurut direkssi di
perlukan pondasi khusus seperti penggalian tanah atau penimbunan, rekanan
harus menyelesaikannya dengan di tunjuk direksi.
 Penguat Galian
Jika diperlukan, galian dapat di beri penguat agar tidak runtuh, juga untuk
keamanan pekerjaan dan pengamanan permukaan jalan serta bangunan-
bangunan lainnya.
 Pemakaian Bahan-Bahan Bangunan.
Bahan-bahan bangunan yang dapat di pakai kembali untuk memprbaiki
permukaan bekas galian harus di pisahkan dari bahan-bahan buangan lainnya.
 Penimbunan Bahan-Bahan Galian.
Semua bahan-bahan galian di timbun sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu pekerjaan, jalan orang, dan lalu lintas. Bahan galian tidak boleh
merusak bangunan-bangunan perorangan lainnya.
 Brikade dan Petunjuk Direksi
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan kerusakan, harus di adakan brikade,
papan-papan penunjuk, lampu-lampu merah dan penjaga secukupnya selama
pekerjaan berlangsung. Semua bahan-bahan penyangga peralatan dan pipa yang
mengganggu lalu lintas harus di lindungi dengan pagar atau brikade serta
penerangan lampu seperlunya.
 Pengamana Lalu Lintas

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 11


Rekanan harus mengatur pekerjaan sedemikian rupa, sehingga tidak
menyebabkan kemacetan lalu lintas. Jika lalu lintas terpaksa lewat di atas galian,
rekanan harus menyediakan jembatan plat baja atau semacam penutup yang
sesuai denga panjang galian.
 Gangguan Pelayanan
Gangguan peleyanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru kepipa lama
harus di kerjakan sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu langganan dan
tidak terlalu lama menghentikan distribusi air serta di usahakan agar daerah
pelayanan yang terganggu seminimal mungkin.

d. Pemasangan Pipa
 Penurunan Pipa Kedalaman Galian.
Untuk mendapatkan keamanan dn keberhasilan pekerjaan, rekanan harus
menggunakan semua peralatan dan fasilitas yang telah di setujui direksi. Semua
pipa-pipa sambungan dan katup di turunkan kedalam galian dengan hati-hati
menggunakan Derek, tali atau peralatan yang lain untuk menghindari kerusakan
pipa dan lapisan pipa.
 Pemeriksaan Sebelum Pemasangan.
Semua pipa dan sambungan harus di periksa dengan teliti terhadap retak-retak
dan kerusakan lainnya pada waktu pipa berada di atas galian sebelum
pemasangannya. Ujung spigot harus di periksa dengan saksama.
 Pembersihan Pipa dan Peralatan.
Seluruh kotoran dan sisa lapisan harus di hilangkan dari akhiran bell dan spigot
tiap pipa.
 Peletakan Pipa
Harus di jaga agar bahan-bahan lain tidak masu kedalam pipa ketika pipa di
letakkan pada waktu peralatan pipa berada dalam galian, letak akhiran spigot
harus tepat dengan bell dan di pasang dengan lintasan dan sudut yang benar.
 Pemotongan Pipa.
Pemotongan pipa untuk mendapatkan Tee atau katup haru di kerjakan dengan
rapih dan teliti.
 Arah Ujung Bell pada Pemasangan.

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 12


Pipa harus di pasang pada akhiran bell yang menghadap kearah depan dari
pemasangan, jika pipa di letakkan pada sudut 10 derajat atau lebih besar,
pemasangan di mulai pada bagian atas dan di awali dengan akhiran bell dari
pipa yang bersudut.
 Kondisi yang tidak Sesuai untuk Pemasangan Pipa.
Pemasangan pipa tidak boleh di lakukan, jika menurut direksi kondisi dalam
galian tidak memungkinkan.

e. Penempatan Katup dan Penyambungan.


 Persyaratan Umum
Katup dan peralatan pipa lainnya harus di atur dan di pasang pada pipa seperti
yang syaratkan pada bagian pipa, sebelum di adakan pembersihan peletakkan
dan penyambungan pipa.
 Lokasi Katup.
Lokasi katup di anjurkan harus sesuai dengan ketentuan dan pengarahan yang di
berikan oleh direksi.
 Bak Katup dan Permukaan dan Ruang Katup
Bak katup permukaan tidak boleh mengoperasikan tekanan berdasarkan
tegangan terhadap katup. Harus terletak tetap di tengah dan melalui bagian mur
dari katup dengan tutup bak yang sesuai terhadap permukaan atau permukaan
lainnya.
 Pipa Penguras.
Cabang penguras tidak boleh di sambung kesaluran pembuangan mana pun atau
ke saluran terendam, atau di pasang sedemikian rupa sehingga menyebabkan
sifon balik kesistem distribusi.

f. Pengujian Tekanan Hidrostaris.


 Pengujian Tekanan
Sesudah pipa di pasang dan sebagian di timbun, pipa-pipa yang telah di pasang
harus di uji terhadap tekanan hidrostatis,
 Lamanya Pengujian Tekanan.
Lamanya pengujian harus paling sedikit 30 menit atau lebih sesuai dengan
pengarahan direksi dan ketentuan pabrik pembuatnya.

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 13


 Prosedur.
Untuk pipa diameter 600 mm atau lebih kecil, setiap bagian yang terkatup harus
di isi perlahan-lahan dengan air dan harus di uji dengan pengujian tekanan
sebesar 150% dari tekanan pengoprasian normal dengan memakai pompa yang
di hubungkan ke jalur pipa yang telah di setujui direksi.
 Menghilangkan Udara Sebelum Pengujian
Sebelum diadakan pengujian tekanan, seluruh udara dari dalam pipa harus
dikeluarkan.
 Pemeriksaan Dibawah Tekanan
Pipa perlengkapan, katup-katup dan sambungan lain yang terbuka harus betul-
betul di periksa selama pengujian tekanan
 Pengujian Kebocoran
Pengujian kebocoran dilakukan sesudah pengujian tekanan diselesaikan dengan
baik. Alat pengukuran, pengujian dan peralatan untuk pengujian di sediakan
oleh rekanan kebocoran akan didefinisikan sebagai jumlah air yang harus di
sediakan pada pipa yang baru di pasang untuk mengatur tekanan udara dalam
pipa di keluarkan dan pipa telah di isi dengan air. Semua nilai dalam tabel di
bawah ini di hitung berdasarkan standar AWWA.

Pengujian Diameter (mm)


tekanan 75 100 125 150 200 250
 V
(kg/cm2)
a
4 2,55 3,34 3,80 4,56 6,08 7,60
r
3 1,97 2,63 3,29 3,95 5,26 6,85
i
2 1,61 2,15 2,68 3,22 4,30 5,57
a
300 350 400 450 500 600
s
4i 9,12 10,16 12,16 13,68 15,20 18,24
3 7,90 9,21 10,53 11,64 13,16 15,79
2K 6,45 7,52 8,60 9,67 10,75 12,89

ebocoran yang Diijinkan.


Jika pada pengujian terhadap pipa yang terpasang terjadi kebocoran yang lebih
besar dari tabel yang di berikan di atas, maka rekanan harus memperbaiki
sambungan sampai tercapai kebocoran yang di kehendaki atas biaya rekanan.

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 14


 Penimbunan Sebelum Pengujian.
Jika di inginkan penimbunan sebagian, karena masalah gangguan lalu lintas atau
keperluan lain, maka rekanan harus mengerjakan dengan petunjuk direksi.

g. Penimbunan Kembali.
 Bahan Timbunan
Semua bahan timbunan harus bebas dari batu-batuan, sampah debu atau bahan-
bahan lain yang tidak sesuai sebagai bahan timbunan.
 Penggunaan Bahan Galian Sebagai Timbunan.
Jika jenis bahan tidak di cantumkan dalam uraian pekerjaan maupun gambar,
maka rekanan dapat menimbun dengan galian yang terdiri dari bahaan-bahan
yang mengandung lempung, pasir, kerikil atau bahan lainnya yang dapat di pakai
sebagai bahan timbunan.
 Penimbunan Pasir dan Kerikil.
Jika penimbunan pasir dan kerikil tidak di tunjukan dalam gambar menurut
rencana direksi harus direncanakan pada sebagian dari pekerjaan lapangan
harus menyediakan dan menimbun dengan pasir atau kerikil sesuai dengan
petunjuk direksi.
 Penimbunan dibawah Pipa
Semua galian harus di timbun dengan tangan mulai dari yang besar sampai
pertengahan pipa dengan pasir, kerikil atau bahan lain yang di setujui.
penimbunan dilakukan dengan ketebalan 15 cm dan dipadatkan dengan
pemadat.
 Penimbunan diatas Pipa
Penimbunan diatas pipa dimulai dari garis tengah pipa serta perlengkapannya
sampai ± 30 cm diatas pipa, galian harus ditimbun dengan tangan atau dengan
metode teknis yang di setujui oleh direksi.
 Penimbunan s/d Permukaan Tanah.
Penimbunan dari kedalaman 30 cm diatas permukaan pipa hingga ke
permukaan galian harus di timbun dengan tangan atau metode teknis yang di
setujui oleh direksi.
 Pasir Timbunan

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 15


Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus dengan butiran halus s/d
kasar tidak bertepung dan bebas kotoran, lempung yang terdapat pada pasir
tidak boleh melebihi 10% berat keseluruhannya.
 Penyingkiran dan Perbaikan Perkerasan
Rekanan harus menyingkirkan perkerasan dari permukaan jalan sebagai bagian
dari penggalian. Jika rekanan menyingkirkan atau merusak perkerasan dan
permukaan harus di kembalikan atau di perbaiki atas biaya rekanan.

h. Pembersihan pipa
Rekanan harus membersihkan seluruh pipa yang terpasang dengan penggolongan
yang sesuai dengan petunjuk direksi.
 Pekerjaan beton, besi bertulang, tiang penyangga (pile), jembatan pipa sesuai
dengan syarat-syarat umum maupun khusus pada pekerjaan sipil.
 Pekerjaan Bak Gate, valve, Fire Hydrant dan Bak-bak peralatan lainnya sesuai
dengan gambar-gambar perencanaan.
 Kewajiban dan Tanggung Jawab Rekanan/kontraktor
Melakukan perbaikan kembali sesuai dengan keadaan konstruksi semula dengan
kualitas minimal harus sama, untuk semua bangunan yang rusak oleh rekanan
akibat pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pipa antara lain: Jalan aspal harus
kembali bersatu, Trotoar harus kembali berbeton, Bidang berumput/tanaman
yang rusak harus seperti semula.Seluruh biaya perbaikan kembali tersebut,
adalah tanggung jawab dari rekanan.

7. PERSYARATAN KHUSUS PEMASANGAN POMPA


a. Syarat
Rekanan harus bertanggung jawab dan menyelesaikan semua pekerjaan
pemasangan, pengujian dan pekerjaan-pekerjaan khusus lainnya seperti ketentuan-
ketentuan yang di uraikan dalaam pasal ini. Semua biaya termasuk untuk
pengangkutan, buruh, bahan dan biaya-biaya lain yang diperlukan dalam
pemasangan pompa harus sudah termasuk dalam harga kontrak.
b. Jenis pompa sentrifugal (permukaan).
 Penempatan Pompa

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 16


Penempatan pompa jenis sentrifugal harus memperhatikan 3 hal seperti berikut
ini:
 Letak Pompa Terhadap Permukaan Zat Cair.
Pompa harus di letakan sedekat mungkin dengan tadah isap . posisinya harus
sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan terlampau banyak belokan
pada pipa isap .
 Faktor Lingkungan
Penempatan pompa harus dijamin terlindung terhadap cuaca alam. Untuk
pembongkaran kembali diperlukan di sediakan ruangan yang cukup luas.
 Penempatan Instrumentasi
Alat-alat ukur dan instrumentasi lainnya harus di pasang sedemikian rupa
hingga mudah dilihat dan di baca oleh operator.
 Pondasi
Persyaratan yang harus terpenuhi dalam pemasangan pondasi untuk tumpuan
pompa jenis sentrifugal adalah:
 Kekuatan
Pondasi harus dapat sepenuhnya menyerap getaran pompa penggeraknya,
disamping harus menahan beratnya sendiri untuk itu berat atau massa
pondasi itu sendiri harus memenuhi persyaratan berikut:
- Untuk pompa yang di kopel langsung dengan motor listrik, berat pondasi
harus lebih dari 3 (Tiga) kali berat mesin.
- Untuk pompa yang di kopel langsung motor bakar torak, berat pondasi
harus lebih dari 5 (lima) kali berat mesin.
 Landasan
Jika pompa langsung dikopel dengan penggerak mula atau di gerakan melalui
roda gigi, maka semuanya harus dipasang pada satu landasan.
 Letak landasan terhadap balok
Jika pompa akan dipasang pada lantai lempeng (slab) beton, maka garis
sumbu landasan sebaiknya diletakan tetap garis di atas sumbu balok lantai,
lebih baik lagi jika landasan pompa dapat berdiri diatas dua balok.
 Kedataran landasan
Agar landasan dapat duduk mendatar dengan baik pada pondasi, perlu di
sediakan celah sebesar 10 s/d 30 mm antara bidang atas dan bidang dasar

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 17


landasan. Setelah landasan di setel seddatar pada pondasi, kemudian celah
diisi dekan adukan.
 Lain-Lain
Pada waktu membuat pondasi harus di sediakan lubang-lubang persegi yang
cukup besar untuk baut jangkar agar penelusuran dapat dilakukan dengan
mudah pemasangan. Pompa harus boleh dipasang pada pondasi setelah
beton mengeras sepenuhnya.
 Urutan Pemasangan
Pemasangan pompa harus dilakukan dalam urutan yang baik sbb:
 Perletakan mesin
Pompa dan motor penggerak harus diletakkan pada posisi sedemikian rupa
hingga sumbu pooros kedua mesin tsb dapat menjadi segaris dan mendatar
sempurna. Untuk daopat menyetel dengan teliti, diperlukan ganjal-ganjal
berbentuk baji dari baja. Tiap pasang terdiri dari baja atas dan baja bawah
dan di ganjalkan di dasar landasan mesin diantara lubang-lubang jangkar
pondasi. Ganjal-ganjal tersebut diatas diatur tingginya dengan menggeser
baji atas sehingga sumbu poros mesin datar segaris setelah itu diaduk cor ke
lubang pondasi pelurusan terajhir dilakukan dua minggu kemudian.
 Pelurusan dan penetapan
Pompa dan penggerakannya pada umumnya sudah diluruskan diatas satu
landasan oleh pabrik pembuatnya. Meskipun demikian, perangkat tidak
boleh langsung dijalankan setelah dipasang ditempat, karena landasan yang
di pakai pada umumnya tidak mempunyai kekuatan tinggi sehingga masih
mungkin terjadi deformasi elastis. Apabila terjadi perubahan bentuk sumbu
poros dan motor penggeraknya maka, pelurusan sumbu poros, dilakukan
sbb: kopling diputar,kemudian celah diantara kedua permukaan kopling
diukur dengan feeler kemudian mur-mur jangkar di kencangkan sedikit
selanjutnya baji-baji dipukul secara hati-hati hingga semuanya menyentuh
dasar landasan.

 Pipa Isap
Pipa ini memerlukan penanganan tertentu untuk memberikan performasi yang
baik pada instalasi pompa.

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 18


 Pencegahan kebocoran
Penggunaan pipa ulir dihindari dan sebagian gantinya dipakai pipa berflens
 Pencegahan kantong udara
Pipa isap harus di pasang dengan cara sedemikian rupa higga pipa akan
mempunyai arah menurun dari pompa ke tadah isap dengan kemiringan
1/50-1/200. Kemiringan ini tidak boleh berubah secara mendadak sepanjang
pipa.
 Pemasangan saringan
Tadah isap baru boleh di isi air setelah dibersihkan secara sempurna.pada
pintu masuk kedalaman tadah harus di pasang saringan.
 Kedalaman ujung pipa
Ujung pipa isap harus di benamkan dibawah muka zat cair kedalaman
tertentu untuk terisapnya udara dari permukaan.
 Rantai penarik katup
Katup isap di perlengkapi dengan rantai penarik katup.disebelah atas rantai
ini di sangkutkan pada pipa isap, bahan rantai penarik terbuat dari
galvanized steel.
 Katup sorong
Pipa isap yang bekerja dengan isapan pada waktu memasukan zat cair tidak
boleh di lengkapi dengan katup sorong.
 Pipa isap bersama
Penggunaan pipa isap bersama untuk pompa-pompa yang di pasang secara
parallel sama sekali tidak dapat di benarkan, harus menggunakan pipa isap
individual.
 Jenis Pompa Submersible (benam)
 Penempatan pompa
Penempatan pompa dengan motor benam harus memperhatikan factor-
faktor berikut.
- Terhadap permukaan air
Pompa dengan motor benam harus dijaga senantiasa terbenam
keseluruhan badan pompa dalam air, agar motor pompa tidak terbakar
akibat panas. Pompa perlu dilengkapi dengan lowlevelswitch.
- Perletakan pompa
Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 19
Jarak antara lubang hisap dengan dasar sumuran sekurang-kurangnya 50
cm. pompa jenis submersible dengan system penyambungan terhadap
pipa isap secara optimatis perlu di perhatikan kelurusannya antara
bagian pompa dengan pompa isap.
 Pengakat pompa
Perlu dibuat crane untuk mengangkat dan menurunkan pompa. Pengangkat
pimpa dianjurkan menggunakan rantai yang senantiasa di ikatkan pada
pompa.

8. PEKERJAAN BETON BERTULANG


a. Pekerjaan beton bertulang dengan campuran adukan 1 bagian semen. 2 bagian pasir
dan 3 bagian kerikil dalam volumenyta, untuk mencapai kelas beton K225 edap air
dilaksanaan untuk :
 Dinding dan Lantai Saringan Pasir Lambat
 Dinding dan Lantai Bak Penangkap, Penampung, Reservoir dan semua Bak Air
lainnya.
b. Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum
dala RKS dipakai peraturan yang memnuat dalam PBI 1971 sebagai syarat, dan
berlaku sepenuhnya.
c. Bahan :
 Pasir, Pasir (agregat halus) tidak boleh mengandung bahan organis, kotoran,
debu, tanah dan lumpur.
Pasir terdiri dari butir-butiran tajam dank eras, kekal tidak pecah atau hancur
oleh cuaca.
Agregat halus harus terdiri dari butiran dengan ukuran sbb:
0,25 mm – 1 mm minimum = 80 – 95 % berat
1,00 mm – 4 mm maximum = 3 – 12 % berat
>4 mm maximum =3 %berat
Dengan pengertian pasir sangat halus dengan diameter lebih kecil dari pada 0,25
mm dan butiran kasar diatas 4 mm tidak boleh terdapat dalam pasir tersebut.
 Batu Pecah

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 20


- Batu pecah (agregat kasar) harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak
berpori.
- Paling sedikit tiga sisi batu merupakan sisi pecahan. Krikil bulat tidak boleh
dicampurkan
- Agregat kasar tidak boleh mengandung kotoran dan lumpur. Apabila
terdapat kotoran dan lumpur harus dicuci dengan menyemprotkannya
denga air bertekanan minimum 2 atmosfer.
- Butir agregat adalah butiran tidak boleh lebih besar dari pada 35 mm,
butiran tidak boleh lebih kecil dari pada 15 mm, dan butiran dengan ukuran
20 – 30 mm berkisaran antara 75 % berat.
 Besi beton
- Baja beton yang digunakan adalah baja polos U24 sesuai PBI 1971 NI 2.
- Ukuran yang terdapat pada gambar adalah ukuran teknis. Ukuran yang
berlaku di pasar atau yang tertera dalam nota pembelian tidak boleh
digunakan sebagai pedoman pengadaan bahan ini.
- Pengawasan terhadap proses pelaksanaan pembesian ini harus dilakukan
secara kontinyu mulai dari bahan yang didatangkan, sampai perakItannya.
Pengawasan yang kontinyu ini diperlukan untuk mempercepat proses
pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan dengan syarat bahan.
 Semen
- Bahan semen disesuaikan dengan rekomendasi pemerintah yang resmi,
yaitu Portland cement type dengan sesuai dengan kondisi iklim setempat.
- Penggunaan merek dagang yang kurang lazim harus mendapat persetujuan
tertulis dari direksi berdasarkan hasil laporan hasil pengujian sample
rencana campuran (mix design).
d. Campuran Beton :
 Dasar campuran adalah K225 (beton kedap air) dengan semen ± 398 kg/m3
beton. Yaitu terdiri dari 1 bagian semen, 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil
dalam volumenya yang ditakar dengan kotak takaran yang ukurannya adalah
ukkuran takaran yang disesuaikan dengan 50Kg semen.
 Kontraktor harus bertanggung jawab mengenai hasil campurannya. Utk itu
disarankan menggunakan mix design yang direkomendasikan dari laboratorium
uji mutu yang diakui PU atau lembaga laboratorium

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 21


 Semen yang digunakan adalah 398 kg per m3 beton
 Kotraktor harus sedia memeriksakan pelaksanaan pekerjaan beton ini pada
laboratorium uji mutu dengan mengirimkan kubus beton yang diperlukan
minimum 20 buah.
e. Dimensi struktur beton
Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bastek/detail. Gambar detail
adalah gambar yang menentukan pelaksanaan. Jika terdapat katidak cocokan pada
ukuran pada gambar, kontraktor diwajibkan menanyakan perbedaan tersebut pada
direksi. Keputusan ada di tangan direksi dan ditanyakan secara tertulis. Keputusan
ini dilampirkan dalam laporan harian/mingguan.
f. Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam gambar. Ukuran
yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran teknis, yaitu ukuran riil diameter
besi itu yang diukur dengan menggunakan jangka sorong di lapangan. Jika suatu
diameter tidak terdapat dipasaran, kontraktor diwajibkan membicarakan/konsultasi
terlebih dahulu dengan direksi. Perubahan dimensi besi tulangan ini harus dilakukan
berdasar perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan dan disampaikan secara
tertulis. Ukuran yang ditentukan gambar adalah ukuran minimum.
g. Seluruh pekerjaan bekisting menggunakan kayu kelas III. Untuk mendapatkan hasil
cetakan yang memenuhi syarat, pekerjaan bekisting harus dikerjakan oleh tukang
yang ahli. Khusu untuk kolom, tinggi bekisting minimum 2.00 sampai dengan
maximum 2,50 m.
h. Celah-celah antara paparan bbekisting harus cukup rapat, agar pada waktu
pengecoran tidak ada air semen yang lolos. Sebelum memulai mengecor, bagia dari
bekisting harus disiram air dan dibersihkan dari kotoran dan bagian konstruksi yang
bersambungan disiram dengan air semen kental.
i. Dalam pengecoran harus dibantu dengan mixer dan vibrator agar hasil pengecoran
menjadi padat dan merata. Dalam melakukan vibrasi ini ujung penggetar tidak boleh
mengenai tulangan hingga mengurangi daya rekat beton dengan baja tulangan. PBI
1971 – N2 berlaku sepenuhnya.
j. Apabila hasil pengecoran ternyata sangat sangat jelek dan tidak dapat ditoleransi
maka kontraktor diwajibkan membongkar seluruh hasil pekerjaan yang tidak
memenuhi syarat dan melakukan pengecoran kembali sesuai dengan mutu yang
disyaratkan atas tanggungan biaya kontraktor sendiri.

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 22


k. Pengecoran tidak boleh dilakukan pada saat hujan yang dapat melarutkan air semen
dan merusak mutu beton yang direncanakan. Pada kondisi seperti ini pengecoran
harus dihentikan.
l. Pada saat hujan, hasil pengecoran pada hari dan jam-jam yang pertama harus
terlindung dari hujan dengan memasang tenda terpal atau plastic, terutama pada
pengecoran lantai dan balok-balok.
m. Dalam kondisi normal, pengecoran tidak boleh dihentikan dengan alasan apapun.
Oleh sebab itu kontraktor diwajibkan mempersiapkan pekerjaan pengecoran ini
sebaik-baiknya terutama pengadaan semen. Apabila terpaksa, pengecoran dapat
dihentikan di tempat-tempat yang aman terencana. Penghentian pengecoran yang
terpaksa ini tempatnya harus disetujui direksi. Salang pengecoran tidak boleh lebih
dari 24 jam.
n. Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton mengalami periode pengerasan dan
sementara itu penyiraman beton harus selalu dilakukan. Pembongkaran untuk
balok-balok, dinding dan laitai dapat dilakukan paling cepat 21 hari setelah
pengecoran atau sesuai rekomendasi laboratorium.
o. Pengujian mutu beton dilapangan
Untuk melakukan control terhadap mutu pekerjaan, 7 hari setelah pengecoran
dilakukan, konsultan pengawas bersama direksi dan kontraktor harus melakukan
pengujian mutu beton dengan meggunakan alat hammer test terutama terhadap
kolom-kolom, balok-balok dan lantai. Pengujian pada kolom dilakukan dengan
terlebih dahulu membongkar cetakan (mal) pada hari ke 7 (tujuh), pada balok dan
lantai dilakukan dari atas (bagian yang terbuka). Apabila ternyata hasil pengecoran
tidak memenuhi syarat dan kesalahan tidak dapat ditoleransi, maka beton hasil kerja
tersebut harus dibongkar. Pembongkaran dilakukan dengan hati-hati agar
pembesian yang sudah terpasang tidak rusak dan dapat dipakai kembali. Agar hal
diatas tidak terjadi, kontraktor harus mencampur pasir, kerikil dan semen dengan
perbandingan sesuai mix design.
p. Persiapan pengecoran lanjutan
Kolom, balok, dinding dan lantai akan dilanjutkan pengecorannya pada tahap
berikutnya harus dipersiapkan dengan mengadakan stek beton dan tulangan sesuai
petunjuk direksi.

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 23


9. PEKERJAAN PLESTERAN DAN SIARAN
a. Untuk semua plesteran dinding beton diperlukan digunakan 1 bagian semen dan 3
bagian pasir (kedap air)
b. Siaran untuk dinding turap dan talud menggunakan adukan 1 bagian semen dan 3
bagian pasir.
c. Pasir untuk plesteran dan siaran harus disaring cukup halus dengan butiran tidak
lebih kecil dari 0,25 mm. pasir laut dan pasir yang memiliki kandungan tanah,
lumpur atau silta tidak diboleh digunakan.
d. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang dan siar-siarnya yang akan
diplester harus disiram air sampai jenuh. Siar-siarnya telah dikeruk sedalam lebih
kurang 1 cm
e. Tebal plesteran dinding ditentukan kurang lebih 1,5 – 2,0 cm dikerjakan dnegan rata.
f. Semua bidang plesteran dan siaran harus diaci dengan acian semen,

10. PENGUJIAN ALIRAN DAN KEBOCORAN


a. Setelah pipa selesai dipasang, kontraktor bersama pengawas dan direksi melakukan
pengujian aliran, untuk mengetahui apakah debit yang dialirkan sesuai dengan debit
yang direncanakan dan meneliti terjadi kebocoran atau tidak.
b. Apabila terjadi penyimpangan yaitu hanya debit yang dialirkan hanya 60% dari debit
yang direncanakan, padahal seluruh prosedur dan ketentuan bestek telah
dilaksanakan maka pengawas, direksi dan kontraktor harus menyampaikan hal ini
kepada konsultan perencana, kemudian secara bersama-sama melakukan evaluasi.
c. Kesalahan yang terjadi pada tahap perencanaan akan diselesaikan sesuai perundang
undangan yang berlaku.
d. Kesalahan yang terjadi pada tahap pelaksanaan adalah tanggung jawab kontraktor
bersama pengawas dan direksi dan harus diperbaiki sesuai ketentuan-ketentuan
bastek yang telah disepakati dalam rapat penunjukan.
e. Semua biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan ini menjadi tanggung jawab
kontaktor sepenuhnya. Oleh sebab itu segala perubahan yang terjadi selama proses
pelaksanaan baik dari pengawas, direksi atau pihak lain yang berkompeten harus
dilakukan secara tertulis atau dituangkan dalam suati berita acara perubahan.
f. Semua kebocoran yang terjadi dalam pengujian ini harus diperbaiki sesuai ketentuan
teknis standar. Contohnya akibat salah cara penyambungan, perbaikan dilakukan

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 24


dengan cara penggantian fitting atau dipasang fitting bila sebelumnya memang tidak
dipasang. Perbaikan dengan ikatan karet bola motor/mobil tidak dibenarkan.
Keborocan akibat pecahnya pipa dilakukan dengan pernggantian pipa, disambung
dengan dresser. Perbaikan yang bersifat tidak standar ditolak.
g. Sebelum dilakukan pengujian kontraktor harus membersihkan seluruh pipa yang
terpasang dengan penggelontoran sesuai dengan petunjuk direksi. Penggelontoran
dilakukan dengan menguras air dari cabang penguras, dimulai dari bagian hulu dan
secara berturut-turut ke bagian hilir. Lamanya pengurasan harus dikerjakan sesuai
dengan petunjuk-petunjuk direksi.

11. PEKERJAAN AKHIR/ FINISHING


Pekerjaan akhir dilaksanakan dengan rapih, pengecetan dan lain-lain. Pekerjaan akhir
dilengkapan laporan hasil pekerjaan dan dokumentasi pelaksanaan selama pekerjaan
berlangsung.

Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 25


Perencanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2020 26

Anda mungkin juga menyukai