Anda di halaman 1dari 19

Rencana Kerja & Syarat

RENCANA KERJA SYARAT-SYARAT (RKS)


A. PENJELASAN UMUM
1. URAIAN UMUM

Kontraktor melakukan layanan Jasa Konstruksi yang meliputi dari memperkerjakan tenaga kerja
sesuai dengan ketrampilan yang dibutuhkan, menyediakan kebutuhan material dan peralatan yang
dibutuhkan.Untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan gambar bestek, bill of quantity dan
spesifikasi teknis, bila dalam pelaksanaan jenis material berdasarkan kualitas yang disyaratkan tidak
tersedia dipasaran maka pergantian material tersebut harus mendapatkan persetujuan dari konsultan
pengawas.

2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1 Lingkup pekerjaan adalah :

KEGIATAN : PEMBANGUNAN JALAN LINGKUGAN


PEKERJAAN: 1. PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LORONG ASIA 1 & ASIA II
GP. UTUEN BAYI KEC. BANDA SAKTI
2. PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LR. FAMILI GP. BLANG
CRUM
KEC. MUARA DUA
3. PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN JALAN ISMAIL ALI KP.
JAWA
BAROE KEC. BANDA SAKTI
4. PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN JALAN LINGKAR DUSUN
BARAT
GP. TEUNGOH KEC. BLANG MANGAT
5. PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN DUSUN MEURANDEH
GP. MEUNASAH MEE KEC. MUARA DUA
6. PEMBANGUNA JALAN LINGKUNGAN LHOH GLEE GP. PALOH
PUNTI
KEC. MUARA SATU
7. PEMBANGUNA JALAN LINGKUNGAN LR. KAK FAH DUSUN A
GP. MEUNASAH DAYAH KEC. MUARA SATU
8. PEMBANGUNA JALAN LINGKUNAGN GP. HAGU TEUNGOH
KEC. BANDA SAKTI

LOKASI : KEC. BANDA SAKTI, MUARA DUA, BLANG MANGAT DAN MUARA
SATU
PROV /KAB : ACEH/KOTA LHOKSEUMAWE

2.2 Dengan rincian pekerjaan sesuai dengan gambar bestek, bill of quantity dan spesifikasi teknis

3. PENJELASAN UMUM :
Uraian / Jenis pekerjaan :
3.1. Pekerjaan Persiapan
3.2. Pekerjaan Sub Grade
Rencana Kerja & Syarat 1
Rencana Kerja & Syarat

4. JENIS DAN MUTU BAHAN :


4.1. Jenis dan mutu bahan yang dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam negeri,
sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur
Negara Tgl. 23 Desember 1980, Keppres 16/1994 dan Keppres no. 24/1995.

4.2. Bahan-bahan bangunan atau tenaga kerja lokal/setempat yang memenuhi syarat sesuai dengan
peraturan yang ada (RKS) dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari
Pemimpin Pelaksana Kegiatan/ Konsultan Pengawas.

4.3. Bila Bahan-bahan bangunan yang memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa / bermacam-
macam jenis/merk diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan dipilh satu jenis.

4.4. Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, apabila bahan bangunan tersebut
mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dipergunakan
yang mutu/kwalitas kelas I (KWI).

4.5. Bila Rekanan/kontraktor sudah menandatangani untuk dilaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan, harus ditolak dan
dikeluarkan dari lokasi proyek paling lambat 24 jam setelah ditolak atas biaya/tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.

4.6. Contoh/sample yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas/Pemimpin Pelaksana Kegiatan harus segera
disediakan tanpa kelambatan atas biaya Kontraktor dan harus sesuai dengan ketetapan (RKS).

4.7. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik/produk dari suatu barang, maka ini
hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kwalitas dan tipe dari barang-barang yang dikehendaki
Pemberi Tugas / Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

4.8. Kontraktor Pelaksana harus menawarkan harga-harga barang/bahan tersebut sesuai RKS dan
Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan dan Bahan yang ditawarkan dalam harga satuan
pekerjaan dan atau harga satuan / upah adalah mengikat.

5. PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN


Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut dibawah
ini (termasuk segala perubahan dan tambahannya) juga berlaku dan mengikat :
I. Pilpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
II. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007
III. Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No. 295/KPTS/CK/1997 tanggal
1 April 1997 tentang Pedoman Tehnis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
IV. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991) SK SNI T-14.1991.03.
V. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995.
VI. Peraturan Muatan Indonesia NI.8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI 1.2.53.1987).
VII. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5.
VIII. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
Rencana Kerja & Syarat 2
Rencana Kerja & Syarat

IX. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) antara lain tentang
larangan mengerjakan anak-anak dibawah umur.
X. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun 1972.
XI. Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan NI 10.
XII. Peraturan-peraturan Pemerintah setempat tentang Bangunan Gedung.
XIII. Dan Peraturan-peraturan lain yang belum tercantum diatas tetapi berakitan dengan pekerjaan ini.

Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan dengan
permasalahan bangunan.

Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagai mana ketentuan dan
syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor wajib megikuti ketentuan peraturan-peraturan yang
disebutkan diatas.

6. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


6.1. Bila terdapat perbedaaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka gambar detail yang
dipakai.

6.2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan angka
dalam gambar yang dipakai / diikuti.

6.3. Bila spesifikasi yang diperlukan dan bahan-bahan / barang yang dipakai dalam RKS tidak
sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti / dipakai.

6.4. Rekanan/Kontraktor berkewajiban untuk mengadakan penelitian Tentang hal-hal tersebut diatas
akan dibahas dalam rapat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).

6.5. Sebelum melaksanakan pekerjaan Rekanan/kontraktor diharuskan meneliti kembali semua


dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.

7. PERSIAPAN DILAPANGAN
7.1. Rekanan/Kontraktor Pelaksana diwajibkan membuat bouwkeet/Bangunan Sementara untuk kantor
pegawainya dan gudang untuk bahan - bahan yang diperlukan agar terhindar dari kerusakan
atau hujan.

7.2. Bila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan, Rekanan/Kontraktor Pelaksana
harus membuat los kerja untuk tempat pekerja sehingga terhindar dari hujan, matahari dan
angin.

7.3. Jalan masuk ketempat pekerjaan yang telah ditetapkan harus diadakan oleh Rekanan/Kontraktor
Pelaksana bilamana diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan proyek tanpa
dimasukkan didalam anggaran biaya/kontrak.

7.4. Direksi Keet atau Kantor Direksi Rekanan/Kontraktor Pelaksana harus menyediakan ruangan
yang cukup untuk disewa guna kantor direksi dengan perlengkapannya meja, kursi, papan tulis.

Rencana Kerja & Syarat 3


Rencana Kerja & Syarat

7.5. Rekanan / kontraktor Pelaksana setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) segera
membuat Time Schedule berupa Bar Chart yang terinci untuk dapat diikuti lebih awal
perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan, dan apabila diperlukan Koordinasi atau
langkah-langkah untuk menanggulangi hambatan / keterlambatan yang akan terjadi.

8. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH / PEKERJA


8.1. Air minum dan air Kerja
o Kontraktor harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat pekerjaan
untuk para pekerjanya.
o Kontraktor harus mengadakan air kerja untuk keperluan pekerjaan selama pelaksanaan
dapat mempergunakan atau menyambung pipa yang telah ada dengan meteran air sendiri
(guna memperhitungkan pembayarannya) atau air sumur yang bersih / jernih dan tawar, bila
hal ini meragukan harus diperiksa di laboratorium.

8.2. Kecelakaan Kerja


o Apabila terjadi kecelakaan pada tenaga kerja pada waktu melaksanakan pekerjaan,
kontraktor harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban. Biaya
pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus segera melaporkan
kepada instansi yang berwenang dan Direksi.
o Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk PPPK yang selalu tersedia
dalam setiap saat dan berada ditempat Direksi Keet/Bouwkeet.

9. ALAT - ALAT PELAKSANAAN DAN PENGUKURAN


9.1. Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus menyediakan / menyiapkan alat-alat baik untuk
sarana / peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk memenuhi
kwalitas hasil pekerjaan antara lain : Mesin penggaduk beton, mesin penggetar beton, mesin
pemadatan tanah, pompa air dan alat-alat lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.

9.2. Penentuan titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan maupun level (elevasi ± 0,00 ) dan
tegak lurusnya bangunan harus ditentukan memakai alat yang tepat atau alat ukur (waterpass
dan theodolite).

9.3. Penentuan atau batasan pekerjaan sesuai gambar atau menurut instruksi Pemimpin Pelaksana
Kegiatan / Konsultan Pengawas.

10. SYARAT - SYARAT CARA PEMERIKSA BAHAN BANGUNAN


10.1. Kontraktor harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antara
pekerjaannya dan tidak akan mengerjakan tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam
tugas yang diserahkan kepadanya.

10.2. Kontraktor menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut dokumen kontrak dalam keadaan baru / kondisi baik dan semua pekerjaan akan
berkualitas baik bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat
dianggap defecktif (rusak).

Rencana Kerja & Syarat 4


Rencana Kerja & Syarat

10.3. Dalam pengajuan penawaran harga kontrak harus memperhitungkan biaya-biaya pengujian /
pemeriksaan berbagai bahan yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan. Diluar jumlah
tersebut kontraktor tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman yang tidak memenuhi
syarat-syarat yang dikehendaki.

11. PEKERJAAN YANG TIDAK BAIK


11.1. Pemberi tugas/Pemimpin Pelaksana Kegiatan berhak mengeluarkan Instruksi agar kontraktor
membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup atau diperiksa atau mengatur untuk
mengadakan pengujian bahanbahan atau barang-barang baik yang sudah maupun belum
dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan. Biaya untuk pekerjaan dan
sebagainya menjadi beban kontraktor untuk disempurnakan sesuai dengan dokumen kontrak.

11.2. Pemberi tugas/Pemimpin Pelaksana Kegiatan berhak mengeluarkan Instruksi untuk


menyingkirkan dari tempat pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja
yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak.Pemberi Tugas berhak mengeluarkan perintah yang
dikehendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

12. SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN


Syarat-syarat untuk bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini adalah :
12.1. Semen PC : Hasil produksi lokal /dalam negeri jenis I yang tidak kedaluarsa/mengeras
(swiping), mutu yang sejenis produksi Semen Andalas, Semen Padang, Semen Tiga Roda atau
merk dengan kwalitas sama dan harus memakai merk pabrik dengan jenis dan kwalitas yang
sama.
12.2. Besi beton : Berkwalitas baik Ex. PT.Krakatau Steel, Ex . PT. Bhirawa Steel atau sekwalitas,
dengan toleransi max ± 0,4 mm.
12.3. Pasir Cor : Berbutir sangat kasar tajam dan bersih dari Lumpur.
12.4. Kerikil tersaring : Berasal dari batu pecah mesin padat (Stone Crusher) ukuran 1 -1 dan 1 – 2
cm.
12.5. Air Kerja : Air bersih / tawar atau air dari saluran PDAM.
12.6. Kayu : Berkwalitas baik kering lurus tidak pecah / lapuk harus keras.
12.7. Batu Belah/ Batu Kali : Berasal dari batu gunung atau Sungai dengan spesifikasi keras, padat
dan bersih dari kotoran / tanah ukuran ± 20/25 cm.
12.8. Batu merah : Berasal dari produk lokal kwalitas I, padat berukuran sama dan dari hasil
pembakaran yang matang serta maximum pecah 20%.
12.9. Pasir pasang : Berasal dari sungai, berbutir agak kasar/keras, tajam, bersih dan tidak
mengandung lumpur.
12.10. Bekisting : Kayu meranti gergaji mesin minimum 2 cm atau multiplek tebal 1,8 cm,
sehari setelah pengecoran harus dibasahi dengan air selama kurang lebih 1 minggu
(Curing/Perawatan Beton).
12.11. Dan bahan-bahan yang digunakan tetapi tidak tercantum diatas agar disesuaikan dengan
type / merk existing atau lihat Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (BAPP).

13. SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN


13.1 MOBILISASI
Umum
13.1.1. Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan
persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan
Rencana Kerja & Syarat 5
Rencana Kerja & Syarat

pekerjaan proyek. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian


pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.

13.1.2. Kami akan mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan tenaga
pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan yang
mamadai.

13.1.3. Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk direksi, kami akan menggunakan rute (jalur)
tertentu dan menggunakan kendaraan-kendaraan yang ukurannya sesuai dengan kelas
jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan
jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ketempat proyek.

13.1.4. Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju kelapangan pekerjaan akan kami laksanakan
pada waktu lalulintas sepi, dan truk-truk angkutan yang bermuatan harus ditutup
dengan terpal.

Jangka Waktu Mobilisasi


13.1.5. Kami akan menyelesaikan Mobilisasi dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan
kontrak, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh direksi teknik.

13.1.6. Pembayaran Mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus dimasukkan
dalam item yang telah dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan tidakboleh ada
pembayaran terpisah untuk item ini.

Penyiapan Lapangan
13.1.7. Kami akan menguasai lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan-kegiatan pengelolaan
dan pelaksanaan pekerjaan didalam daerah proyek.
13.1.8. Kami akan mengikuti hal-hal berikut :
 Memenuhi persyaratan peraturan-peraturan Nasional dan peraturan-peraturan
Propinsi.
 Mengadakan Konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan
pembuatan Kantor Proyek dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan
produksi (Plant) kontruksi.
 Mencegah sesuatu polusi terhadap milik disekitarnya sebagai akibat dari operasi
pelaksanaan.
 Pekerjaan tersebut juga akan mencakup mobilisasi dari lapangan pekerjaan
setelah selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi, plant dan
peralatan kontruksi, serta semua bahan-bahan lebihan, semuanya atas persetujuan
Direksi Teknik.

13.2 PENGUJIAN LAPANGAN (QUALITY CONTROL)


Umum

Rencana Kerja & Syarat 6


Rencana Kerja & Syarat

13.2.1 Kami akan menyelenggarakan pengujian bahan-bahan dan kecelakaan kerja untuk
pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan menurut perintah
Direksi Teknik.

13.2.2 Pengujian-Pengujian akan dilaksanakan oleh laboratorium Kabupaten atau Propinsi


yang sesuai denagan Pengaturan oleh Direksi Teknik. Pengujian khusus di
Laboratorium pusat akan kami laksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

Pemenuhan Terhadap Spesifikasi


13.2.3 Semua pengukuran harus memenuhi seperangkat standar didalam spesifikasi. Bilamana
hasil pengujian tidak memuaskan, kami harus melakukan pekerjaan-pekerjaan
perbaikan dan peningkatannya jika diperlukan oleh Direksi Teknik, dan harus
melengkapi pengujian-pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya spesifikasi.

B. PENJELASAN TEKNIS
PASAL 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN/PERSIAPAN

1. Pekerjaan Persiapan adalah suatu pekerjaan awal yang merupakan satu kesatuan pekerjaan yang
tidak terpisahkan dari pekerjaan utama yang diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
dan Surat Perjanjian / Kontrak, yang meliputi :
a. Sewa kantor proyek / direksi keet yang dilengkapi meja, kursi dan papan tulis termasuk papan
nama proyek wajibdiadakan oleh penyedia jasa.
b. Pembuatan foto dokumentasi Pengambilan foto dokumentasi harus dilakukan pada waktu :
 Permulaan pekerjaan ( 0 %, 50 %, dan 100 % )
 Setiap jenis / item pekerjaan ( proses dan finish )
 Setiap pengajuan pembayaran angsuran
 Setiap masa pemeliharaan berakhir
Foto harus berwarna ukuran postcard sebanyak masing-masing 3 (tiga) lembar dan disusun
dalam album dandiberi keterangan.

2. Pekerjaan bouwplank adalah suatu pekerjaan Pemasangan kayu/papan meranti sebagai


patokan/pengukuran awal untuk menentukan peil/elevasi dan as gedung/bangunan (jaraknya ±
1,50 m dari as bangunan).

3. Pembersihan Lokasi awal, dilaksanakan untuk memudahkan Pekerjaan pengukuran dan pekerjaan
lainnya.

PASAL 2
PEKERJAAN SUB GRADE

Pekerjaan Pemebersihan Semak Pada Damija

Rencana Kerja & Syarat 7


Rencana Kerja & Syarat

1. Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau
permukaan jalan kerikil lama, untuk penghamparan Lapis Pondasi Agregat yang tidak ditetapkan
sebagai Pekerjaan Pengembalian Kondisi.
2. Kontraktor harus bertanggungjawab atas seluruh konsekuensi dari lalu lintas yang diijinkan
melewati tanah dasar, dan Kontraktor harus melarang lalu lintas yang demikian bilamana
Kontraktor dapat menyediakan sebuah jalan alih (detour) atau dengan pelaksanaan setengah lebar
jalan.

Timbunan Biasa
1. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau
bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa
atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan
sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.
2. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian tanah atau
bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat
untuk digunakan dalam pekerjaan permanen
3. Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan
sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil
Classification System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan,
bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan
kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis
seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar
perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan
ini bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki CBR tidak kurang dari 6 % setelah
perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang
ditentukan oleh SNI 03-1742-1989.

Timbunan Pilihan
1. Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai "Timbunan Pilihan" bila digunakan pada lokasi
atau untuk maksud dimana timbunan pilihan telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh
Direksi Pekerjaan
2. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu
yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan sebagai tambahan harus
memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan
atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila diuji
sesuai dengan SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman
bila dipadatkan sampai 100.% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
3. Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan bilamana pemadatan dalam keadaan jenuh atau
banjir yang tidak dapat dihindari, haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya
dengan Indeks Plastisitas maksimum 6 %.

Pekerjaan Pemotongan Bukit (Cut & Field)


1. Galian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar
atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam
bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan
perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen.

Rencana Kerja & Syarat 8


Rencana Kerja & Syarat

2. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan
di bawah dan di luar batas galian.

3. Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan
lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat,
maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan
yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.

4. Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis formasi untuk
selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar
galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai
permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang
terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm
harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali
dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan dipadatkan.

5. Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau cara lainnya,
sehingga tepi-tepi potongan harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan serata mungkin. Batu
yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau menimbulkan bahaya terhadap
pekerjaan atau orang harus dibuang, baik terjadi pada pemotongan batu yang baru maupun yang
lama.

PASAL 3
PEKERJAAN AGREGAT

1. Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan


dan pemadatan agregat bergradasi di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima
sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai dengan perintah Direksi
Pekerjaan, dan memelihara lapis pondasi agegrat yang telah selesai sesuai yang disyaratkan.
Pemrosesan harus meliputi, bila perlu, pemecahan, pengayakan, pemisahan, pencampuran dan
operasi lainnya yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi ketentuan dari
Spesifikasi ini.
2. Terdapat tiga kelas yang berbeda dari Lapis Pondasi Agregat yaitu Kelas A, Kelas B, dan kelas C.
Pada umumnya Lapis Pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis Pondasi Atas untuk suatu
lapisan di bawah lapisan beraspal, dan Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapis
Pondasi Bawah sedangkan Agregat klas C adalah untuk Lapis Pondasi pada dasar tanah.
3. Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel atau pecahan batu
atau kerikil yang keras dan awet. Bahan yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan dikeringkan
tidak boleh digunakan. Bilamana digunakan untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas A maka untuk
agregat kasar yang berasal dari kerikil, tidak kurang dari 100 % berat agregat kasar ini harus
mempunyai paling sedikit satu bidang pecah.
4. Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dikerjakan di lokasi
instalasi pemecah batu atau pencampur yang disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis
yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen
campuran dengan proporsi yang benar. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan
pencampuran di lapangan.
5. Seluruh Lapis Pondasi Agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung atau
Rencana Kerja & Syarat 9
Rencana Kerja & Syarat

bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuan
gradasi (menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan dalam Tabel (1) dan memenuhi
sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 1
6.
Tabel  (1) Gradasi Lapis Pondasi Agregat
 Ukuran Ayakan Persen  Berat Yang Lolos
ASTM (mm) Kelas  A Kelas  B
2” 50   100
1 ½” 37,5 100 88 – 95
1“ 25,0 79 - 85 70 – 85
3/8” 9,50 44 - 58 30 – 65
No.4 4,75 29 - 44 25 – 55
No.10 2,0 17 - 30 15 – 40
No.40 0,425 7 - 17 8 - 20
No.200 0,075 2-8 2-8
 

Tabel (2) Ketentuan Gradasi untuk Lapis Pondasi Jalan Kelas C.


Ukuran Ayakan
Persen Berat Yang Lolos
ASTM (mm)
¾” 19 100
No.4 4,75 51 - 74
No.40 0,425 18 - 36
No.200 0,075 10 - 22
 
Tabel  (3)  Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat
 Sifat - sifat Kelas A Kelas B
Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 03-2417-1990) 0 - 40 % 0 - 40 %
Indek Plastisitas  (SNI-03-1966-1990) 0–6 0 - 10
Hasil kali Indek Plastisitas dng. % Lolos Ayakan No.200 maks. 25 -
Batas Cair (SNI 03-1967-1990) 0 - 25 0 - 35
Bagian Yang Lunak  (SK SNI M-01-1994-03) 0–5% 0-5%
CBR  (SNI 03-1744-1989) min.90 % min.35 %
 
7. Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh
dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga
kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti
yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989.
8. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet digunakan untuk
pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau
degradasi berlebihan dari Lapis Pondasi Agregat.
9. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah
kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah
seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan
oleh SNI 03-1743-1989.
10. Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah
sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber”superelevasi”, penggilasan harus

Rencana Kerja & Syarat 10


Rencana Kerja & Syarat

dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi.
Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis
tersebut terpadatkan secara merata.
11. Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk persetujuan awal harus seperti
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, namun harus mencakup seluruh jenis pengujian yang
disyaratkan minimum pada tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih
untuk mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan tersebut.
12. Setelah persetujuan mutu bahan Lapis Pondasi Agregat yang diusulkan, selu-ruh jenis pengujian
bahan akan diulangi lagi, bila menurut pendapat Direksi Pekerjaan, terdapat perubahan mutu
bahan atau metode produksinya.
13. Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan untuk
mengendalikan ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi peker-jaan. Pengujian lebih lanjut
harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik
bahan yang diproduksi paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari lima (5) pengujian indeks
plastisitas, lima (5) pengujian gradasi partikel, dan satu (1) penentuan kepadatan kering
maksimum menggunakan SNI 03-1743-1989. Pengujian CBR harus dilakukan dari waktu ke
waktu sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
14. Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa, mengunakan SNI
03-2827-1992. Pengujian harus dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi
yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 200 m.

PASAL 4
PEKERJAAN STRUKTUR
1. JEMBATAN PLAT BETON

1.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembangunan baru Jembatan
plat beton, Box Culvert dan gorong bulat, jembatan , termasuk tembok kepala, bangunan inlet
(masuk) dan Outlet ( Pelepasan ) serta pekerjaaan-pekerjaan pelindung yang berkaitan dengan
gerusan semuanya sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi ini dan lokasinya ditunjukkan
oleh Direksi Teknik.
Rencana Kerja & Syarat 11
Rencana Kerja & Syarat

(2) Pengaturan (pematokan) dilapangan dan lokasi pekerjaan

a. Plat beton baru yang ditempatkan di lapangan ditunjukkan pada gambar-gambar kontrak, lokasi dan
ketenggian final akan diputuskan oleh Direksi Teknik di lapangan dan kontraktor harus
melakukan suatu pekerjaan survey tambahan sebagaimana diminta oleh direksi teknik, untuk
menetukan persyaratan plat beton mengenai ketinggian dan garis batas.
b. Pekerjaan perbaikan Plat beton harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal pekerjaan yang
ditunjukkan dalam dokumen kontrak sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik termasuk
suatu pekerjaan perbaikan tambahan yang mungkin ditemukan dilapangan selama pekerjaan
rehabilitasi drainase.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Tidak ada pekerjaan plat beton boleh dimuali sebelum diberikan persetujuan oleh
Direksi Teknik mengenai lingkup pekerjaan.
b. Tidak ada pekerjaan perkerasan atau bahu jalan akan dilaksankan sampai seluruh
pekerjaan plat beton untuk bagian proyek tersebut telah diselesaikan.

(4) Contoh Bahan-bahan Yang digunakan.

a. Contoh-contoh bahan yang digunkan, termasuk agregat beton, pasir beton, penulangan beton,
harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

1.2 Bahan-Bahan.
1) Semen.
a. Semen yang digunakan adalah ‘’Portland’’ dan harus sesuai Menurut NI-8.
b. Semen harus disimpan dalam gudang tertutup sehingga terlindungi diatas lantai dengan
ketinggian kira-kira 30 cm dari dinding, juga terlindung dari sinar matahari dan hujan.
c. Sebelum digunakan, kantong semen harus berada dalam keadaan utuh.
d. Semen yang telah membatu tidak boleh untuk digunakan.
e. Bila semen yang diragukan mutunya, Pelaksana Kegiatan/ Asisten Pelaksana Kegiatan
berhak menolak penggunaan semen tersebut danPemborong harus mengantikannya
dengan semen lain yang mutunya lebih baik. Segala biaya akibatpenggantian semen tak
bermutu tersebut menjadi tanggung jawab penuh Pemborong.
2) Batu Pasangan
Buat pasangan dapat digunakan batu gunung atau batu kali.
Batu harus cukup keras dan disetujui oleh Pelaksana Kegiatan/ Asisten pelaksana Kegiatan.
Ukuran batu dengan diameter berkisar antara 15 – 25 cm.
3) Kerikil / Batu Pecah
- Kerikil / batu pecah harus cukup keras dan disetujui oleh Pelaksana Kegiatan/ Asisten
Pelaksana Kegiatan.
- Sumber kerikil / batu pecah harus disetujui oleh Pelaksana Kegiatan / Asisten Pelaksana
Kegiatan.

Rencana Kerja & Syarat 12


Rencana Kerja & Syarat

- Kerikil / batu pecah harus bersih dari kotoran seperti lumut atau bahan-bahan lainnya yang
dapat merusak. Kadar kotoran ditentukan oleh Pelaksana Kegiatan/ Asisten Pelaksana
Kegiatan.
- Gradasi dari kecil/ batu pecah harus bergradasi baik dan berkisar antara 5 (lima) mm sampai
30 (tiga puluh) mm.
4) Pasir
a. Pasi yang dipergunakan adalah hasil proses alami yang berasal dari sungai atau gunung
pasir.
b. Pasir harus bersih dan bebas dari kotoran seperti lumut atau bahan-bahan lainnya yang
dapat mengurangi kekuatan beton. Dimana kadar kotoran harussesui dengan PBI – 1971
atau dengan persetujuan dari Pelaksana Kegiatan/ Asisten Pelaksana Kegiatan.

5) Air
a. Air Untuk pengecoran beton, spesi atau keperluan lain haruslah bersih dan tidak
mengandung bahan yang dapat merusak beton.emen
b. Penggunaan air harus atas persetujuan dari Pelaksana Kegiatan/ Asisten Pelaksana
Kegiatan.
6) Besi Tulangan
a. Besi tulangan harus memenuhi mutu menurut gambar rencana atau atas petunjuk dari
Pelaksana Kegiatan/Asisten Pelaksana Kegiatan.
b. Besi tulangan harus bersih dari karat, minyak atau bahan-bahan lainnya yang dapat
merusakkan dengan beton.
c. Ujung-ujung tulangan harus dibengkok menurut syarat PBI – 1971.
d. Tulangan yang sudah bengkok tidak boleh diluruskan lagi.
e. Apabila memerlukan pengelasan harus ada persetujuan dari Pelaksana Kegiatan/Asisten
Pelaksana Kegiatan.

7) Pekerjaan Beton Bertulang


a. Bahan-bahan yang digunakan untuk beton bertulang harus sesuai dengan poin 3.5.2.1,
3.5.2.3 sampai dengan 3.5.2.6, bahan-bahan berupa semen, kerikil / batu pecah, pasir, air
dan besi bertulang.
b. Mutu beton digunakan K.250 atau campuran semen : batu pecah/kerikil : pasir = 1: 11/2
dan k.175 atau campuran semen : batu pecah/kerikil : pasir = 1: 2 atau menurut petunjuk
Pelaksana Kegiatan/Asisten Pelaksana Kegiatan. Mutu besi bertulang digunakan U. 24.
c. Kekentalan beton disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton serta sesuai PBI – 1971.
d. Cetakan beton harus dibuat sedemikian rupa sehingga cukup kokoh, kuat dan rapat
sehingga tidak menyebabkan bocor adukan.
e. Pada pekerjaan balok dan lantai cetakan harus disokong sedemikian kuat sehingga tidak
terjadi penurunan selama pengecoran.
f. Bahan untuk cetakan harus menggunakan kayu yang baik sesui dengan petunjuk
Pelaksana Kegiatan/ Asisten Pelaksana Kegiatan dan pada bahagian permukaan yang
berhubungan dengan beton harus cukup rata dan licin.

Rencana Kerja & Syarat 13


Rencana Kerja & Syarat

g. Sebelum pengecoran dilakukan, semua permukaan cetakan dioles dengan Grease (gemuk)
agar padasaat cetakan dibongkar, bahagian beton tersebut tidak melekat pada percetakan.
Pemberian grease ini tidak boleh terkenak pada besi tulangan.
h. Pemasangan tulangan
Ukuran tulang digunakan sesuai dengan gambar rencana dan dirakit dengan kuat sehingga
tidak terjadi pergeseran selama pengecoran. Pengikatan besi tulangan dengan
menggunakan kawat beton.
Untuk menjaga selimut, digunakan beton decking (beton tahu) dengan ukuran sesuai oleh
petunjuk oleh Pelaksana Kegiatan/Asisten Pelaksana Kegiatan.
Sambungan tulangan harus diberi panjang penyaluran yang cukup, tergantungt dari
diameter tulangan sesuai dengan PBI – 1971.
i. Persiapan pengecoran beton, adalah sebagai berikut :
- Semua alat yang digunakan untuk mengaduk, mengangkat dan tempat pengecoran harus
bersih dari kotoran.
- Pengecoran didalam air harus mendapat izin tertulis dari Pelaksana Kegiatan/Asiste
Pelaksana Kegiataan
- Bila kontruksi beton tertulis di atas tanah, maka pada tanah tersebut harus dibuatt lantai
kerja dari beton tumbuk setebal 10 (sepuluh) cm.
- Bila beton baru akan disambung dengan beton lama, maka beton lama harus dikasarkan
dan dibersihkan dari bagian-bagian yang lepas, sebelum dicor beton baru, maka
permukaan beton lama harus dibersihkan air semen.
j. Kecuali diatur lain oleh PelaksanaKegiatan/Asisten Pelaksana Kegiatan, pengadukan
beton harus dengan menggunakan molen, paling sedikit lama dalam pengadukan 1,5
menit, apabila adukan beton terlalu encer, maka adukan tersebut harus
dibuang/disingkirkan dari daerah pengecoran.
k. Pengecoran dapat dilakukan hanya bila Pelaksana Kegiatan/Asisten Pelaksana Kegiatan
atau petugas yang ditunjuk hadir ditempat pengecoran.
- Pengocoran dilakukan lapis demi lapis dan setiap lapis maiximum setebal 50 (lima puluh)
cm.

- Pengecoran pada waktu hujan tidak diperkenankan kecuali atas izin Pelaksana
Kegiatan/Asisten Pelaksana Kegiatan / petugas yang ditunjuk
- Pemadatan beton harus dilakukan dengan batang penggetar (Vibrator Roller)
- Cara menggunakan batang penggetar ini sesuai dengan PBI – 1971 atau petunjuk dari
pihak Pelaksana Kegiatan/Asisten Pelaksana Kegiatan.
l. Pengecoran didalam air yang mengalir tidak diperkenankan :
- Pengecoran dalam air tenang agar menghindari terjadinya pemisahan agregat. Dan dapat
dilakukan melalui corong yang dibenarkan dibawah permukaan beton atau menuang
dengan ember dibawah muka air dengan sangat hati-hati. Semua pekerjaan pengecoran
dalam air harus mendapat izin tertulis dari Pelaksana Kegiatabn/Asisten Pelaksana
Kegiatan
- Pembukaan cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan setiap kerusuhan harus segera
diperbaiki.
- Penghentian pengecoran yang belum selesai harus dengan izin dari Pelaksana
Kegiatan/Asisten Pelaksana Kegiatan.
- Setiap 3 (tiga) jam pengecoran, beton harus dirawat dengan menyiram secara teratur
dengan air selama 14 (empat belas) hari, air yang digunakan untuk menyiram beton harus
Rencana Kerja & Syarat 14
Rencana Kerja & Syarat

memenuhi syarat poin 3.5.


- Pemborong harus menjaga beton sampai waktu penyerahan pekerjaan harus didalam
keadaan baik.
- Pembebanam pada beton muda tidak diperkenankan

8) Pekerjaan Beton Tumbuk


a. Beton tumbukyang dimaksutkan adalah beton8 yang tidak menggunakan besi tulangan.
b. Sebelum adukan beton dituang, tempat tersebut harus bersih dari kotoran dan benda-benda
lain yang dapat menyebabkan berkurangnya ikatan beton pada tempat tersebut.

9) Bekisting / Perancah
a. Bahan
Bekisting harus dipakai kayu kelas II yang Cukup Kering dan sesuai dengan finishing yang
diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi menurut bentuk, garis ketinggian dan
dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Bekisting harus cukup
mampu untuk menahan geteran – getaran vibrator dan kejutan gaya lain yang diterima tanpa
berubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-papan yang bermutu baik atau plywood.
Tebalnya tergantung dari kualitas dan jarang rangka penguat cetakan tersebut.
b. Konstruksi
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat menahan getaran yang
merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau padat. Cetakan harus
dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumpukan – penumpukan untuk
memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi.
c. Alat unutuk membersihkan.
Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus disediakan perlengkapan – perlengkapan
untuk menyyyyingkirkan kotoran – kotoran, serbuk gergaji, potongan – potongan kawat
pengikat dan lain – lain.
d. Ukuran.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama disemua tempat untuk
bentuk dan ukuran yang diinginkan sama
e. Steiger.
“Steiger” cetakan harus dari kayu dolken dan tidak diperkenankan memakai bamboo
f. Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah bekesking, pelepis cetakan dari merk yang telah disetujui dapat
dipergunakan. Minyak pelumas, yang sudah dipakai, tidak boleh digunakan.

1.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

1) Penyiapan Lapangan

a. Galian dan penyiapan parit-parit serta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan dinding
kepala harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan, dan persyaratan-persyaratan
selanjutnya yang diberikan dalam spesifikasi ini.
b. Bahan-bahan alas ( dasar ) untuk buis gorong-gorong harus ditempatkan sesuai persyaratan.

2) Pemasangan Plat beton

Rencana Kerja & Syarat 15


Rencana Kerja & Syarat

Beton Cor dengan perbandingan 1pc : 3 ps : 5 kr digunakan untuk lantai kerja dan tembok
pengaman beton ini non struktur
Beton bertulang dengan perbandingan 1 pc : 1.5 ps : 2.5 kr (f’c=25 Mpa dan fy= 240 Mpa) dapat
dibuat untuk Plat Lantai, perbandingan 1 pc : 2 ps : 3 kr (f’c=17.5 Mpa dan fy= 240 Mpa)
Beton harus dibentuk dari campuran Semen, agregat (pasir dan kerikil) serta Air dalam suatu
perbandingan yang tepat sehingga didapat kekuatan tekan katakteristik sesuai dengan kebutuhan.
Pengadukan beton harus dilakukan dengan alat pengaduk mekanis (molen) dengan lama
pengadukan 1 ½ menit sampai menghasilkan campuran yang homogen.

Beton yang digunakan setiap pekerjaan structural yang diuraikan dalam kegiatan ini harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini untuk kelas-kelas beton berikut :
- Kelas K 250 : Plat Lantai, sloof, balok,n reng balok dab dinding Box
- Kelas K 175 : Lantai saluran
- Kelas K 125 : Lantai Kerja

3) Pengurungan dan Pemadatan

a. Pengurungan kembali dan pemadatan di sekeliling dan diatas gorong-gorong harus dilaksanakan
sebagaimana ditentukan, menggunakan bahan-bahan terpilih yang distujui oleh Direksi Teknik.
Bahan-bahan tersebut harus terdiri dari tanah atau kerikil, bebas dari gumpalan dan benda
tumbuh-tumbuhan serta berisi batu-batu yang tidak tertahan pada saringan 25 mm.

b.Urungan tersebut diberikan dengan ketebalan minimum 0,30 m diatas buis dan satu jarak
minimum satu setengan diameter dari sumbu buis pada kedua sisi kecuali dalam parit.perhatian
khussu harus diberikan untuk menjamin bahwa urugan kembali dibawah pinggang buis
dipadatkan dengan baik.

c. Alat pemadatan tanah yang berat tidak boleh beroperasi lebih dekat dari 1,50 meter kepada
gorong-gorong, sampai gorong-gorong tersebut telah selesai ditutup setebal paling sedikit 60
cm diatas puncak buis gorong-gorong.

d.Alat pemadatan ringan boleh dioperasikan didalam batas-batas diatas, asalkan urugan kembali
tersebut telah dipasang dan dipadatkan dan memberikan penutup minimum 30 cm diatas puncak
buis. Walaupun demikian, kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaiki setiap
kerusakan akibat drai operasi tersebut.

4) Dinding Kepala Plat Beton Dan Bangunan Pelengkap.

Kecuali secara lain ditunjukkan pada gambar, bangunan lapis lindung pelimpah dan bangunan
pelindung gerusan yang berkaitan dengan bangunan plat beton yang tidak diperlukan untuk
memikul beban structural yang berat harus dibangun dengan pasangan batu dengan siar.

Kepala plat beton dan dinding sayap harus dibangun dengan menggunkan pasangan batu
plesteran.

5) Memperpanjang Plat beton yang ada.

Rencana Kerja & Syarat 16


Rencana Kerja & Syarat

Bila perpanjangan gorong-gorong yang ada memerlukan pemindahan dinding kepala, dinding
sayap atau bangunan-bangunan lama lainnya yang berkaitan, bagian-bagian tersebut harus
dibongkar dengan hati-hati dengan satu cara untuk menghindari kerusakan-kerusakan buis atau
elemen-elemen struktural yang harus tinggal. Jika terjadi kerusakan pada gorong-gorong yang
direncanakan untuk tetap ada, bagian-bagian yang rusak harus diganti atas bahan biaya
kontraktor.

1.4 Cara Pengukuran Pekerjaan.

1. Volume-volume yang harus diukur untuk pembayaran bagi gorong-gorong kotak, berupa jumlah
meter panjang gorong-gorong baru yang dipasang atau perpanjang, diukur dari ujung keujung
gorong-gorong.
2. Dinding kepala dan dinding sayap serta struktur lainnya yang berkaitan yang dibangun dengan
pasangan batu atau beton akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik pekerjaan yang
selesai dan diterima sesuai dengan item-item pembayaran secara terpisah yang dimasukkan dalam
spesifikasi ini.
3. Penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuatkan dibawah item pembayaran terpisah. Akan
tetapi tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran akan dibuat untuk setiap galian lain /
pekerjaan urugan lain. Biaya pekerjaan tersebut harus dianggap sebagai sudah termasuk dalam
pelaksanaan pekerjaaan gorong-gorong dan harus sudah dimasukkan dalam harga penawaran
untuk gorong-gorong dan untuk berbagai bahan-bahan pembangunan yang digunakan.

1.5 Dasar Pembayaran.

Volume gorong-gorong yang dekat sebagaimana diberikan di atas, akan dibayar pada harga kontrak
persatuan pengukuran yang bersangkutan bagi masing-masing item pembayaran yang tercantum dibawah
dan ditunjukkan dalam daftar penawaran.
Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi penuh bagii pengadaan dan pemasangan
bahan-bahan untuk galian serta pembuangan bahan-bahan, pemadatan, pekerjaan acuan, urugan kembali.
Lubang pelesan dan semua biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik
yang diuraikan dalam spesifikasi ini.

Nomor Item Uraian Satuan


Pembayaran Pengukuran
PLAT BETON
(1) Ukuran Petak 1M X 1 M Meter Panjang
(2) Ukuran Petak 1.5 M X 1.5 M Meter Panjang
(3) Jembatan Plat Beton Meter Panjang

Pasal 5
PEKERJAAN FINISHING

Sebelum pekerjaan diserah terimakan, Kontraktor diwajibkan membongkar gudang, bangsal-


bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan dan kotoran-kotoran bekas yang ada dalam
Rencana Kerja & Syarat 17
Rencana Kerja & Syarat

lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan
rapi.

Pasal 6
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Semua daerah disekitar lokasi yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh pengawas,
harus dibersihkan dari segala bongkaran, sampah dan bahan-bahan lain yang menggangu harus
dibuang. Umumnya bongkaran lama ditempatkan atau ditumpuk ditempat-tempat yang ditunjuk
oleh pengawas. Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau
perseorangan yang diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
harus diperbaiki atau diganti biaya ditanggung Penyedia Jasa.

2. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang ternyata pekerjaan tersebut
harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tesebut harus
diaksanakan oleh Kontraktor atas perintah tertulis dari Pemberi Pekerjaan.

3. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh Kontraktor dan
Pengawas Pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaan ini.

Lhoksukon, Mei 2019


Konsultan Perencana
CV. ALFAFA ENGINEERS

IRWAN SYAHPUTRA, ST
Rencana Kerja & Syarat 18
Rencana Kerja & Syarat

Direktur

Rencana Kerja & Syarat 19

Anda mungkin juga menyukai