NOMOR DOKUMEN :
01/SMKK/PP-Ax/03/2021
PEKERJAAN:
03/PP-KST/P&P-BBWSCIT/IV/2021
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :
RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK
Disahkan sebagai salah satu laporan untuk
Pekerjaan : Studi Geolistrik dan Pemanfaatan Air Tanah di WS. Citanduy
Satker : Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy
Nama PPK : Perencanaan dan Program
Sumber Dana/TA : APBN/2021
Nomor Kontrak : 03/PP-KST/P&P-BBWSCIT/IV/2021
Tanggal : 22 April 2021
DISAHKAN DI BANJAR
PADA TANGGAL 2 NOVEMBER 2021
Menyetujui,
Koordinator Direksi Teknik PT. Rayakonsult KSO PT. Transka
Dharma Konsultan
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena hanya dengan izin-Nya maka laporan ini dapat
terselesaikan sesuai dengan rencana.
Rancangan Konseptual SMKK ini merupakan salah satu dari keseluruhan laporan yang
harus disampaikan untuk memenuhi ketentuan dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak)
Nomor: 03/PP-KST/P&P-BBWSCIT/IV/2021 tanggal 22 April 2021 mengenai pekerjaan
“STUDI GEOLISTRIK DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI WS CITANDUY”.
Akhir kata PT. Rayakonsult KSO PT. Transka Dharma Konsultan menyampaikan terima
kasih kepada Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Program Balai Besar Wilayah
Sungai Citanduy atas kerjasama dan kepercayaan yang diberikan, serta kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga tersusunnya laporan ini.
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................v
DAFTAR TABEL.....................................................................................................vi
1 RANCANGAN KONSEPTUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI PERANCANGAN KONSTRUKSI..........................................................7
1.1 DATA UMUM..............................................................................................7
1.1.1 Data Teknis Jaringan Air Baku Desa Petirhilir.............................................7
1.1.2 Data Teknis Jaringan Air Baku Desa Margajaya.......................................10
1.1.3 Data Teknis Jaringan Air Baku Desa Karangreja.......................................12
1.1.4 Data Teknis Jaringan Air Baku Desa Padangsari......................................15
1.1.5 Data Teknis Jaringan Air Baku Desa Kudadepa........................................18
1.2 METODE PELAKSANAAN.........................................................................20
1.3 IDENTIFIKASI BAHAYA, PENGENDALIAN RISIKO DAN PENETAPAN TINGKAT
RISIKO PEKERJAAN..........................................................................................25
1.3.1 Resiko (R)...........................................................................................29
1.3.2 Peluang (P).........................................................................................29
1.3.3 Tingkat Bahaya....................................................................................30
1.4 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN STANDAR............................30
1.4.1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.................30
1.4.2 Undang-Undang Republik Indonesia.......................................................31
1.4.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia...............................................36
1.4.4 Peraturan Presiden Republik Indonesia...................................................39
1.4.5 Peraturan Menteri Republik Indonesia.....................................................39
1.4.6 Surat Edaran Menteri............................................................................45
1.5 RANCANGAN PANDUAN KESELAMATAN PENGOPERASIAN DAN
PEMELIHARAAN KONSTRUKSI BANGUNAN.......................................................46
1.5.1 MANUAL OPERASI..............................................................................46
1.5.2 MANUAL PEMELIHARAAN...................................................................63
1.5.3 TINDAKAN DARURAT..........................................................................67
2 DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI.....................................................69
2.1 BIAYA KESELAMATAN KONSTRUKSI.......................................................69
Tabel 1-1 Form Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, dan Pengendalian Resiko........28
Tabel 1-2 Tingkat Resiko.....................................................................................29
Tabel 1-3 Tingkat Peluang...................................................................................29
Tabel 1-4 Tingkat Bahaya = R x P........................................................................30
Tabel 2-1 Biaya Keselamatan Konstruksi...............................................................73
Nama Paket Pekerjaan: Studi Geolistrik dan Pemanfaatan Air Tanah di WS. Citanduy
Nama Konsultan : PT. Raya Konsult KSO PT. Transka Dharma Konsultan
1. Lokasi:
Kapasitas Tandon : 50 m3
Kedalaman Pompa : 42 m
Capacity 2 L/dt
1. Lokasi:
Kapasitas Tandon : 20 m3
Kedalaman Pompa : 48 m
1. Lokasi:
Kapasitas Tandon : 28 m3
Kedalaman Pompa : 48 m
1. Lokasi:
Kapasitas Tandon : 28 m3
Kedalaman Pompa : 48 m
1. Lokasi:
Kapasitas Tandon : 50 m3
Kedalaman Pompa : 42 m
Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko merupakan salah satu
syarat elemen Sistem Manajemen Keselamatan Kerja OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1.
Identifikasi Bahaya dilaksanakan guna menentukan rencana penerapan K3 di lingkungan
pekerjaan.
2. Aktivitas semua pihak yang memasuki termpat kerja termasuk kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu.
4. Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja yang dapat mengganggu keselamatan dan
kesehatan kerja tenaga kerja yang berada di tempat kerja.
6. Dampak Lingkungan (air, tanah, udara, ambien, sumber daya energi, sumber daya
alam, flora dan fauna).
Penilaian resiko menggunakan pendekatan metode matriks resiko yang relatif sederhana
serta mudah digunakan, diterapkan dan menyajikan representasi visual di dalamnya.
5. Alat Pelindung Diri (penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja dengan paparan
bahaya/resiko tinggi).
– Rekayasa teknik yaitu melakukan pengamanan terhadap mesin yang dinilai memiliki
– Administratif yaitu memberikan pelatihan dan sertifikasi, Briefing K3, rotasi kerja, dll.
Melakukan peninjauan ulang JSA (Job Safety Analysis) apabila terjadi hal-hal berikut :
Dari langkah-langkah tersebut sudah bisa dilaksanakan sebuah program JSA&RA (Job
Safety Analysis & Risk Assessment) idealnya pembuatan JSA&RA dapat dibentuk tim
antara lain :
3. Ahli K3 Pekerjaan.
Potensi Penilaian Resiko Pengendalian Resiko Jadwal Wewenang Dokumentasi Awal Keterangan
No. Area/Aktifitas Resiko
Bahaya Frekuensi Keparahan Kategori
A Genset Diesel
1 Operasional Kebisingan Penyakit Akibat Sangat Sedang Sedang Perancangan: P2K2, Ahli
Genset Ekstrim Kerja: Jarang Dinding Kedap K3 Umum,
Berkurangnya (Peredam) Suara dan Kepala
Intensitas Administrasi: Bagian
Pendengaran Pemasangan Rambu Operasional
Bahaya Kebisingan
Tinggi dan Prosedur
Memasuki Area Genset
Diesel
APD:
Penyediaan
Penutup/Sumbat Telinga
B Mesin Pengeboran
1 Operasianal Kebisingan Penyakit Akibat Sangat Sedang Sedang Administrasi: P2K2, Ahli
Mesin Bor Ekstrim Kerja: Jarang Pemasangan Rambu K3 Umum,
Berkurangnya Bahaya Kebisingan dan Kepala
Intensitas Tinggi dan Prosedur Bagian
Pendengaran Memasuki Area Operasional
Pengeboran
APD: Penyediaan
Penutup/Sumbat Telinga
Merupakan suatu nilai yang ditetapkan sebagai untuk menentukan tingkat keseringan
terhadap kejadian kecelakaan.
Merupakan hasil perkalian dari Resiko (R) dan Peluang (P) sehingga dapat
ditetapkan sebagai tingkat bahaya dari suatu pekerjaan yang dilakukan.
5 5 10 15 20 25
4 4 8 12 16 20
3 3 6 9 12 15
2 2 4 6 8 10
1 1 2 3 4 5
RxP 1 2 3 4 5
Perlu dilakukan pemahaman antar peraturan yang ada agar tidak terjadi tumpang tindih
dalam memaknai aturan satu dengan lainnya. Pada Laporan ini disajikan beberapa
peraturan yang menunjang pelaksanaan SMKK.
Didalam UUD RI tahun 1945 yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja terdapat dalam Pasal 5, Pasal 20 dan Pasal 27 dimana pada :
1. Pasal 5
2. Pasal 20
3. Pasal 27
b. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
c. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.
a. "Ahli Keselamatan Kerja" ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
mengawasi ditaatinya Undang-undang ini.
b. Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala
tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air
maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.
b. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.
e. Pengusaha adalah:
2) Pelatihan Kerja;
6) Hubungan Kerja;
8) Hubungan Industrial;
10) Pembinaan;
11) Pengawasan;
12) Penyidikan;
15) Tanda Daftar Usaha Perseorangan adalah izin yang diberikan kepada
usaha orang perseorangan untuk menyelenggarakan kegiatan Jasa
Konstruksi.
16) Izin Usaha Jasa Konstruksi yang selanjutnya disebut Izin Usaha adalah
izin yang diberikan kepada badan usaha untuk menyelenggarakan
kegiatan Jasa Konstruksi.
c. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat
d. Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
e. Perusahaan adalah:
1) Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;
f. Pengusaha adalah:
Pasal l0
1. Barang;
2. Pekerjaan Konstruksi;
4. Jasa Lainnya.
Dilaksanakan secara:
1. Terintegrasi;
1) Pengertian Kompetensi
b. Kegunaan SKKNI
b) Pekerjaan Konstruksi.
6) Potensi bahaya adalah kondisi atau keadaan baik pada orang, peralatan,
mesin, pesawat, instalasi, bahan, cara kerja, sifat kerja, proses produksi dan
lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan, kerusakan, kerugian,
kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran dan penyakit akibat kerja.
7) Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.
5. Personel K3 Konstruksi;
Pada hakekatnya, dalam keadaan normal, sarana transmisi air baku tidak
memerlukan operasi, karena kapasitas air baku yang diambil telah
diperhitungkan dengan kapasitas tertentu, sehingga katup-katup sekat pada
transmisi dalam keadaan terbuka penuh (katup-katup penguras dalam keadaan
tertutup).
Operasi Harian
Baca meter induk air baku, catat pada buku harian. Apabila tidak sesuai dengan
kapasitas yang telah ditetapkan, atur kembali bukaan katup-katup sekat,
periksan terhadap kebocoran. Bila semuanya dalam keadaan baik laporkan
kepada atasan.
a) Perawatan Harian
Bila aliran berkurang, buang udara pada pipa transmisi melalui katup
pelepas udara
b) Perawatan Bulanan
Dalam hal perpipaan tertutup tanah dimana mungkin terjadi erosi tanah,
Tanami tanah dengan rumput untuk mencegah dari erosi tanah.
c) Perawatan 4 Bulanan
Pemeriksaan perpipaan
Periksan jalur perpipaan untuk daerah yang tidak normal (misalnya
daerah basah)
d) Perawatan Tahunan
e) Perbaikan
Pengecekan terhadap katup-katup sekat, perhatikan perawatan
bulanan.
Menghilangkan kotoran/karat dari dalam pipa dengan cara menguras
pipa.
Mengganti pipa yang sudah berkarat dengan pipa yang baru.
Menambah tekanan air dengan menggunakan pompa.
Katup pelepas udara tidak bekerja dengan baik, perhatikan perawatan
bulanan.
Lokasi katup pelepas udara tidak tepat, pindahan ke lokasi yang tepat,
yaitu pada tempat-tempat yang letaknya relative tinggi.
Bila belum ada katup pelepas udara, tambahkan katup udara pada
tempat-tempat yang memerlukannya.
Tutup katup penguras yang terbuka, perhatikan perawatan bulanan.
Ganti pipa yang bocor tersebut, perhatikan perawatan 4 bulanan.
Adanya kebocoran pada pipa, memungkinkan pencemaran dari luar.
Perbaiki pipa yang bocor tersebut
Sistem informasi proses transmisi air baku perlu dilaksanakan agar pelaksanaan
atas rencana, sesuai kebijaksanaan yang telah ditetapkan, dapat dikendalikan
sebaik mungkin. Sebagai hasil rencana kerja, sesuai kebijaksanaan yang
ditetapkan, kepada petugas-petugas (operator) pelaksana pada air baku,
diberikan perintah pelaksanaan dimana diatur oleh tugas-tugas operasi dan
pemeliharaan yang harus dilaksanakan oleh masing-masing petugas.
Proses transmisi air baku merupakan proses elementer, sebagai bagian dari
pada proses primer penyediaan air bersih.
Masukan (input) proses air baku, adalah keluaran (output) proses pengambilan
air baku. Keluaran (output) proses transmisi air baku, adalah masukan (input)
penyediaan air.
Transformasi yang terjadi dalam proses transmisi air baku : Perubahan lokasi
(pemindahan), perubahan horizontal (pengangkutan) dan perubahan vertikal
(perubahan tekanan), tanpa merubah kwantitas dan kualitas air baku.
Pada hakekatnya pada keadaan normal, sarana distribusi air bersih tidak memerlukan
operasi yang khusus, karena kapasitas distribusi telah diperhitungkan mampu melayani
daerah pelayanan tertentu sehingga semua katup-katup sekat pada pipa-pipa pengatur
dalam keadaan terbuka penuh (katup-katup sekat penguras dalam keadaan tertutup).
a) Operasi Harian
Pemeliharaan sarana distribusi bertujuan agar aliran air pada pipa distribusi dapat berjalan
dengan baik. Beberapa keuntungan yang didapat dari pemeliharaan jaringan adalah :
a) Perawatan Harian
Apabila aliran berkurang, buang udara pada pipa-pipa melalui katup pelepas udara.
Periksa kemungkinan-kemungkinan adanya kebocoran-kebocoran pada jaringan
distribusi baik yang tertanam maupun yang tidak.
b) Perawatan Bulanan
Bersihkan sepanjang jalan inspeksi jalur pipa dari alang-alang atau benda lain agar
mudah melalui jalan inspeksi tersebut.
Periksa kondisi perlengkapan jaringan distribusi.
Dalam hal perpipaan tertutup tanah dimana mungkin terjadi erosi tanah, untuk
menghindari terjadinya erosi tanah, tanami tanahnya dengan rumput.
d) PERBAIKAN :
Sistem informasi proses disribusi air bersih perlu dilaksanakan agar pelaksanaan
terencana, sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, dan dapat dikendalikan
sebaik mungkin. Sebagi hasil dari rencana kerja, sesuai dengan kebijaksanaan yang
telah ditetapkan oleh petugas-petugas (operator) yang di dbentuk oleh masyarakat
pemakai air baku ( mata air ) pelaksanaan dimana diatur tugas-tugas operasi dan
pemeliharaan yang harus dilaksanakan oleh masing-masing petugas. Berpegang
Pengendalian operasi sarana distribusi air bersih memerlukan informasi keadaan yang
nyata mengenai :
Proses distribusi air bersih merupakan proses elementer, sebagian dari pada proses
primer penyediaan air bersih. Masukan (input) proses distribusi air bersih adalah keluaran
(output) dari proses transmisi air. Keluaran (output) proses distribusi air bersih
merupakan masukan (input) bagi proses pemanfaatan air bersih/konsumen oleh
masyarakat ( sarana hidran umum).
Titik-titik Pengendalian :
B. Katup Sekat
Katup sekat sering juga disebut gate valve. Fungsi sekat dari katup sekat ini adalah
untuk membuka dan menutup aliran air bolak-balik. Dengan demikiaan katup ini pada
hakekatnya dioperasikan dengan membuka penuh atau menutup penuh aliran air.
Prinsip kerja dari katup ini adalah dengan menutup/membuka lubang yang dialiri air
dengan cara menurunkan/menaikkan penutup lubang tersebut.
Tujuan dari pengoperasian katup sekat ini adalah agar aliran air pada jaringan
perpipaan berjalan dengan baik. Dalam pengoperasian ini katup harus dapat ditutup
penuh dan dibuka penuh. Hal ini dimaksudkan agar katup tidak macet. Pembukaan
/penutupan katup ini harus dilakukan secara perlahan-lahan, karena apabila
pembukaan/penutupan katup ini dilakukan secara tiba-tiba, maka dapat menimbulkan
pukulan air (water hammer).
Dalam hal ini katup sulit dibuka/ditutup, maka jangan melakukan pemaksaan, karena
dapat menyebabkan kerusakan pada katup misalnya tangkai pemutar patah, ulir rusak
dsb.
C. Katup Searah
Katup searah ini disebut juga katup pencegah aliran balik yang digunakan agar
tidak terjadi aliran bolak-balik. Biasanya katup searah ini diletakkan setelah
pompa untuk melindungi pompa dari pukulan air dan untuk mencegah terjadinya
aliran balik. Adapun prinsip kerja dari katup ini adalah perbedaan tekanan. Katup
penutup lubang aliran air akan terbuka bila tekanan air dari bagian tempat air
masuk lebih besar dari tekanan air bagian lainnya (atau berat penutup katup),
dan katup ini akan tertutup kembali dengan sendirinya bila tekanan air pada
bagian tempat air masuk sama atau lebih kecil dari tekanan air bagian lainya
(atau dari berat katup penutup).
Pada hakekatnya katup sekat ini tidak memerlukan operasi sama sekali, karena
katup ini bekerja secara otomatis yaitu berdasarkan perbedaan tekanan.
Permukaan air didalam reservoir lebih rendah dari bagian atas pipa outlet,
sehingga udara dari reservoir masuk kedalam jaringan pipa
transmisi/distribusi bersama-sama dengan air.
Keadaan sambungan perpipaan sebelum pompa kurang baik sehingga udara
luar tersedot masuk kedalam pipa dan mengalir pada jaringan pipa
transmisi/distribusi bersama-sama dengan air.
Bila ada kebocoran pipa, dan harus mengosongkan pipa untuk
memperbaikinya, kemudian ada udara masuk didalam pipa.
Bila tekanan air didalam pipa turun (misalnya pipa menaiki bukit), beberapa
gelembung udara, yang mula-mula kecil sekali menjadi besar.
Adanya udara dalam jaringan pipa ini mengakibatkan terganggunya aliran air
dalam pipa sehingga debit air yang mengalir berkurang atau terhenti sama
sekali. Untuk mengeluarkan udara dalam pipa ini, dipasang katup-katup udara
pada tempat-tempat yang relative tinggi. Disamping itu katup udara juga
berfungsi untuk memungkinkan udara masuk kedalam pipa pada waktu kita ingin
mengosongkan pipa, misalnya untuk keperluan pemeliharaan.
Pada saat pipa diisi air, maka pelampung akan naik ke atas secara perlahan-
lahan dan udara dalam pipa akan keluar melalui lubang katup.
Pada saat pipa penuh dengan air, maka lubang akan tertutup oleh pelampung
akibat adanya gaya tekan ke atas dari pelampung.
Pada saat air didalam pipa tidak penuh atau kosong, maka pelampung akan
turun sehingga lubang pada katup udara akan terbuka dan udara kedalam
jaringan perpipaan melalui lubang udara tersebut.
Pada hakekatnya katup pelepas udara ini tidak memerlukan operasi karena
katup ini bekerja secara otomatis, seperti yang telah dijelaskan yang diatas.
Sistem Informasi katup pelepas udara perlu dilaksanakan agar pelaksanaan atas
rencana sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan, dapat dikendalikan
sebaik mungkin. Informasi mengenai katup pelepas udara, diambil dari data-
data harian yang dicatat dari hari ke hari diisikan kedalam kartu pemeliharaan
katup udara terlampir oleh penanggung jawab. Berpegang pada perintah
pelaksanaan yang diterima, masing-masing petugas mencatat kenyataan
pelaksanaan tugas dan hasil-hasil pelaksanaan ke kartu pemeliharaan tersebut,
sehingga berguna sebagai umpan balik kepada atasan.
Pemeliharaan adalah usaha-usaha menjaga agar prasarana air baku selalu dapat berfungsi
dengan baik guna pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya sehingga dapat
beroperasi secara efektif dan efisien.
Tujuan Pemeliharaan :
Kenyataan suatu jaringan air baku memiliki pemeliharaan yang buruk. Faktor-faktor yang
menyebabkan pemeliharaan buruk :
Tidak ada rasa memilki dari masyarakat terhadap jaringan air baku;
Faktor yang paling penting iala biaya tidak cukup. Faktor penting lainnya adalah biaya yang
diperlukan tidak datang pada waktunya. Selain itu masyarakat harus bertanggung jawab atas
keberadaan jaringan air baku. Jika masyarakat tidak aktif memperbaiki jaringan air baku,
pembagian air yang direncanakan tidak akan tercapai dan menurunkan efisiensi jaringan.
Bimbingan kepada masyarakat harus selalu diberikan agar mereka merasa bahwa jaringan
1. Pemeliharaan Rutin,
2. Pemeliharaan Berkala,
3. Pemeliharaan Darurat
A. Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan harian terhadap fasilitas-fasilitas air baku yang
dilaksanakan oleh para petugas dana khusus. Pemeliharaan jaringan air baku tersebut
diatas dilaksanakan sendiri oleh PDAM & lembaga Desa atau Kecamatan yaitu Bamus dan
Bapel. Untuk melaksanakan O&P dengan baik perlu dilakukan pemeriksaan secara intensif
setiap hari terhadap saluran pipa dan bangunan pelengkapnya, akan menjamin seluruh
fasilitas dalam kondisi baik dan berfungi sesuai dengan semestinya.
1. Jaringan Pipa :
- Periksa operasi katup-katup. Bersihkan dan perbaiki atau ganti pemutar, tiang
katup, dudukan, paking dan ring. Jika perlu lakukan penggantian katup.
2. Bangunan Reservoar :
- Kualitas air selalu diperiksa jam 06.00, 12.00, dan 18.00, kecuali ditetapkan lain
dalam manual
3. Bangunan Pelengkap:
- Menjaga Kebersihan,
Pemeliharaan rutin dilaksanakan oleh petugas yang diangkat oleh masyarakat atau
perkumpulan pengguna air baku tersebut atau secara gotong royong sesuai
kesepakatan yang dibuat
B. Pemeliharaan Berkala
Perbaikan berkala diartikan sebagai perbaikan atas kerusakan sampai yang tidak
mengganggu berfungsinya jaringan. Untuk itu diperlukan tenaga terampil untuk
melaksanakannya. Tujuan dari pemeliharaan berkala ini adalah untuk memulihkan
kembali fungsi saluran, bangunan bagi/sadap bangunan pelengkap dan bangunan
utama, akibat kerusakan yang menimpa fasilitas-fasilitas tersebut. Untuk itu
pemeliharaan berkala sebaiknya dilaksanakan pada saat musim kering dengan
menyesuaikan rencana tanam. Pemeliharaan berkala dapat dilaksanakan dengan
mengontrakkan atau juga ditangani oleh Desa setempat.
1. Jaringan Pipa :
- Untuk pipa yang tertanam, periksa apakah pipa masih tertanam dengan baik. Bila
tidak misalnya terkena erosi, longsor, kena galian, sering dilewati orang atau
binatang ternak, maka segera timbun kembali.
- Perhatikan apa ada rembesan-rembesan, tanda ada kebocoran pipa, perlu digali
untuk diperiksa, dan diganti pipa yang bocor.
2. Bangunan Reservoar
- Kebersihan:
- Kebocoran:
Selalu dipantau tinggi permukaan air melalui alat penduga water level.
Secara berkala pipa penguras difungsikan dan 8-12 bulan sekali reservoir
dikuras. Bersihkan endapan-endapan lumpur.
- Alat Ukur, baik berupa digital water meter atau water meter induk lainnya harus
ditera secara berkala.
- Kualitas Air, air perlu dipantau yaitu kekeruhan, pH, dan sisa chlor.
3. Bangunan Penunjang
Manhole/Valve Chamber
Box chamber harus selalu dijaga dari timbunan sampah, tumbuhan liar, kalau
berubah jadi pohon besar dapat mengganggu box chamber, atau box chamber
dapat pecah oleh desakan akar tumbuh-tumbuhan.
4. Bangunan Pelengkap
- Periksa dan ganti minyak, filter minyak pelumas, filter solar, dan air radiator dan
bahan bakar
- Periksa hubungan listrik dari batery dan motor starter dan tekanan udara untuk
start.
5. Perbaikan Darurat
Tindakan darurat dilakukan bila terjadi bencana alam yang diakibatkan oleh gempa bumi,
letusan alam yang diakibatkan oleh gempa bumi, letusan gunung, banjir dan lain-lain.
Kerusakan yang timbul harus segera diperbaiki agar tidak merugikan.
Hujan deras bisa membuat air keruh, sehingga perlindungan terhadap mata air harus
dilakukan untuk mencegah longsoran tanggul.
Selama musim hujan, diharapkan warga desa bergantian mengecek lokasi mata air,
untuk mengawasi apakah ada endapan sediment yang menutup bangunan
broadcaptering, sehingga bias diambil keputusan apakah akan ditutup sementara atau
hanya pemebersihan saja.
Apabila terjadi hujan lebih vbesar dari 100 mm per hari atau terjadi limpasan permukaan,
maka Pengamat harus secepatnya melaporkan kejadian ini kepada Kepala Desa. Pada
saat banjir dating, penjaga harus meningkatkan inspeksi ke seluruh jaringan yang
menjadi tanggung jawabnya.
3. Logistik
Karung pasir;
Tiang bambu;
Seng;
Kain terpal/plastik;
Timbunan pasir;
c. Penyiapan formulir.
e. Sosialisasi HIV/AIDS;
g. Spanduk (Banner);
h. Poster; dan
3) Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) meliputi:
c. Petugas P3K;
a. Peralatan P3K (Kotak P3K, tandu, obat luka, perban, dan lain-lain)
b. Ruang P3K (tempat tidur pasien, tabung oksigen, stetoskop, timbangan berat
badan, tensi meter, dan lain-lain);
e. Ambulans.
a. Rambu petunjuk;
b. Rambu larangan;
c. Rambu peringatan;
d. Rambu kewajiban;
e. Rambu informasi;
a. Ahli Lingkungan;
c. Sirine;
d. Bendera K3;
1) Limbah B3
2) Polusi suara
Keterangan:
1. Alat Pelindung Kerja (APK) sesuai pada angka 3 huruf a nomor 1 dan nomor 2 harus
dalam kondisi baru dan mengikuti standar yang berlaku.
2. Alat Pelindung Diri (APD) sesuai pada angka 3 huruf b harus dalam kondisi baru dan
mengikuti standar yang berlaku.
- Tim:
- Jika ada logo perusahaan, ditempatkan di bagian tengah dan depan pelindung kepala.
5. Pada alat berat yang beroperasi di tempel nama operator, SIO, dan pas foto ukuran 8R.
SATUAN KUA
HARGA TOTAL HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN PEMBAYARA NTI
SATUAN (Rp.) (Rp.)
N TAS
I II III IV V VI (IV*V)
1 Penyiapan RKK:
Pembuatan dokumen Rencana
a Set 1 5,000,000.00 5,000,000.00
Keselamatan Konstruksi
b Pembuatan prosedur dan instruksi kerja Set
c Penyiapan formulir Set
A Sub Total Penyiapan RKK 5,000,000.00
5 Personel K3 Konstruksi:
a Ahli K3 Konstruksi OB 0 0.00
b Petugas K3 Konstruksi OB 1 4,000,000.00 4,000,000.00
c Petugas tanggap darurat OB 1 4,000,000.00 4,000,000.00
d Petugas P3K OB 1 4,000,000.00 4,000,000.00
e Petugas pengatur lalu lintas(Flagman) Org 1 4,000,000.00 4,000,000.00
f Tenaga Paramedis OB 1 4,000,000.00 4,000,000.00
E Sub Total Personel K3 Konstruksi 20,000,000.00