Anda di halaman 1dari 81

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK

NOMOR DOKUMEN :

01/SMKK/PP-Ax/03/2021

PEKERJAAN:

STUDI GEOLISTRIK DAN PEMANFAATAN AIR


TANAH DI WS. CITANDUY
NOMOR KONTRAK:

03/PP-KST/P&P-BBWSCIT/IV/2021
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :
RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK
Disahkan sebagai salah satu laporan untuk
Pekerjaan : Studi Geolistrik dan Pemanfaatan Air Tanah di WS. Citanduy
Satker : Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy
Nama PPK : Perencanaan dan Program
Sumber Dana/TA : APBN/2021
Nomor Kontrak : 03/PP-KST/P&P-BBWSCIT/IV/2021
Tanggal : 22 April 2021
DISAHKAN DI BANJAR
PADA TANGGAL 2 NOVEMBER 2021

Menyetujui,
Koordinator Direksi Teknik PT. Rayakonsult KSO PT. Transka
Dharma Konsultan

Ardian Alfianto, ST., M. Eng. Rizaldi Zaafrano, S.T.


NIP : 198307042010121003 Ketua Tim
Mengetahui,
PPK Perencanaan dan Program
Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy

Anang Pambudi Widodo, ST.,MT.


NIP : 198310022010121002

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal i


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena hanya dengan izin-Nya maka laporan ini dapat
terselesaikan sesuai dengan rencana.

Rancangan Konseptual SMKK ini merupakan salah satu dari keseluruhan laporan yang
harus disampaikan untuk memenuhi ketentuan dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak)
Nomor: 03/PP-KST/P&P-BBWSCIT/IV/2021 tanggal 22 April 2021 mengenai pekerjaan
“STUDI GEOLISTRIK DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI WS CITANDUY”.

Rancangan Konseptual SMKK ini berisikan dokumen telaahan tentang Keselamatan


Konstruksi yang disusun oleh Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi pengkajian,
perencanaan serta perancangan.

Akhir kata PT. Rayakonsult KSO PT. Transka Dharma Konsultan menyampaikan terima
kasih kepada Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Program Balai Besar Wilayah
Sungai Citanduy atas kerjasama dan kepercayaan yang diberikan, serta kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga tersusunnya laporan ini.

Bandung, 2 November 2021


PT. Rayakonsult KSO PT. Transka
Dharma Konsultan

Rizaldi Zaafrano, S.T.


Ketua Tim

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal ii


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................v
DAFTAR TABEL.....................................................................................................vi
1 RANCANGAN KONSEPTUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI PERANCANGAN KONSTRUKSI..........................................................7
1.1 DATA UMUM..............................................................................................7
1.1.1 Data Teknis Jaringan Air Baku Desa Petirhilir.............................................7
1.1.2 Data Teknis Jaringan Air Baku Desa Margajaya.......................................10
1.1.3 Data Teknis Jaringan Air Baku Desa Karangreja.......................................12
1.1.4 Data Teknis Jaringan Air Baku Desa Padangsari......................................15
1.1.5 Data Teknis Jaringan Air Baku Desa Kudadepa........................................18
1.2 METODE PELAKSANAAN.........................................................................20
1.3 IDENTIFIKASI BAHAYA, PENGENDALIAN RISIKO DAN PENETAPAN TINGKAT
RISIKO PEKERJAAN..........................................................................................25
1.3.1 Resiko (R)...........................................................................................29
1.3.2 Peluang (P).........................................................................................29
1.3.3 Tingkat Bahaya....................................................................................30
1.4 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN STANDAR............................30
1.4.1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.................30
1.4.2 Undang-Undang Republik Indonesia.......................................................31
1.4.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia...............................................36
1.4.4 Peraturan Presiden Republik Indonesia...................................................39
1.4.5 Peraturan Menteri Republik Indonesia.....................................................39
1.4.6 Surat Edaran Menteri............................................................................45
1.5 RANCANGAN PANDUAN KESELAMATAN PENGOPERASIAN DAN
PEMELIHARAAN KONSTRUKSI BANGUNAN.......................................................46
1.5.1 MANUAL OPERASI..............................................................................46
1.5.2 MANUAL PEMELIHARAAN...................................................................63
1.5.3 TINDAKAN DARURAT..........................................................................67
2 DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI.....................................................69
2.1 BIAYA KESELAMATAN KONSTRUKSI.......................................................69

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal iii


RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1-1 Tipe Desain Sumur Produksi di Desa Petirhilir............................................9


Gambar 1-2 Peta Rencana Jaringan Air Baku Desa Petirhilir..........................................9
Gambar 1-3 Peta Lokasi Jaringan Air Baku Desa Margajaya........................................11
Gambar 1-4 Peta Rencana Jaringan Air Baku Desa Margajaya.....................................12
Gambar 1-5 Peta Lokasi Jaringan Air Baku Desa Karangreja........................................14
Gambar 1-6 Peta Rencana Jaringan Air Baku Desa Karangreja....................................15
Gambar 1-7 Peta Lokasi Jaringan Air Baku Desa Padangsari.......................................17
Gambar 1-8 Peta Rencana Jaringan Air Baku Desa Padangsari....................................17
Gambar 1-9 Peta Lokasi Jaringan Air Baku Desa Kudadepa.........................................19
Gambar 1-10 Peta Rencana Jaringan Air Baku Desa Kudadepa...................................20
Gambar 1-11 Penerapan SMK3 dalam Proyek Konstruksi............................................21

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal v


DAFTAR TABEL

Tabel 1-1 Form Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, dan Pengendalian Resiko........28
Tabel 1-2 Tingkat Resiko.....................................................................................29
Tabel 1-3 Tingkat Peluang...................................................................................29
Tabel 1-4 Tingkat Bahaya = R x P........................................................................30
Tabel 2-1 Biaya Keselamatan Konstruksi...............................................................73

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal vi


1 RANCANGAN KONSEPTUAL SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN KONSTRUKSI PERANCANGAN
KONSTRUKSI
1.1 DATA UMUM

Nama Paket Pekerjaan: Studi Geolistrik dan Pemanfaatan Air Tanah di WS. Citanduy

Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah dan Kabupaten


Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat

Nomor Kontrak : 03/PP-KST/P&P-BBWSCIT/IV/2021

Tanggal : 22 April 2021

Nama Konsultan : PT. Raya Konsult KSO PT. Transka Dharma Konsultan

1.1.1 Data Teknis Jaringan Air Baku Desa Petirhilir

1. Lokasi:

Desa Petirhilir, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis.

Titik Geolistrik : CMS098

Koordinat Titik Geo : x = 108.378711; y = -7.308128

Koordinat Sumur : x = 108.378149; y = -7.308783

2. Kebutuhan Air Petirhilir:

Jumlah Penduduk Terlayani : 2.298 orang

Kebutuhan Air Baku : 2,62 liter/detik

3. Jaringan Air Baku Petirhilir:

Panjang Jaringan : 967 m

Jenis Pipa Outlet : Pipa GIP diameter 3 inch

Jenis Pipa Inlet : Pipa GIP diameter 2 inch

Jenis Pipa Jaringan : Pipa HDPE Ø 3" dan 2” SDR 17 PN 10

4. Tandon Penampung Air Petirhilir:

Elevasi Air di Tandon : + 149

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 7


Elevasi Outlet Terendah di HU : + 132

Jenis Tandon : Reservoir Beton

Kapasitas Tandon : 50 m3

Tinggi Total Tandon : 3,50 m

5. Sumur Air Dalam Petirhilir:

Kedalaman Sumur : 100 m

Diameter Pipa Sumur : Ø 8 Inch

Kedalaman Pompa : 42 m

Produksi Sumur Bor : 2 liter/detik

6. Jumlah Hydrant Umum : 5 buah

7. Jenis Pompa : Pompa Submersible 2 lt/dt

 Deep well pump, Submersible motor

 Capacity 2 L/dt

 Head minimal 100 m

 Power motor 2,2 KW

 Motor diameter tidak lebih dari 3 inch Canned type

 Starting Star Delta

 Efisiensi 60% - 80%

 Rotation 2500-2900 rpm

 Pump Casing stainless steel EN1.4301 (AISI 304)

 10. Impeller stainless steel EN1.4301 (AISI 304)

8. Sumber Daya : Listrik PLN

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 8


Gambar 1-1 Tipe Desain Sumur Produksi di Desa Petirhilir

Gambar 1-2 Peta Rencana Jaringan Air Baku Desa Petirhilir

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 9


1.1.2 Data Teknis Jaringan Air Baku Desa Margajaya

1. Lokasi:

Desa Margajaya, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis.

Titik Geolistrik : CMS064

Koordinat Titik Geo : x = 108.436319; y = -7.248437

Koordinat Sumur Eksplorasi : x = 108.436335; y = -7.248596

2. Kebutuhan Air Margajaya:

Jumlah Penduduk Terlayani : ± 850 orang

Kebutuhan Air Baku : 1,00 liter/detik

3. Jaringan Air Baku Margajaya:

Panjang Jaringan : 363 m

Jenis Pipa Outlet : Pipa GIP diameter 2 inch

Jenis Pipa Inlet : Pipa GIP diameter 2 inch

Jenis Pipa Jaringan : Pipa HDPE Ø 2" SDR 17 PN 10

4. Tandon Penampung Air Margajaya:

Elevasi Air di Tandon : + 239

Elevasi Outlet Terendah di HU : + 232

Jenis Tandon : Tower Beton

Kapasitas Tandon : 20 m3

Tinggi Total Tandon : 7,50 m

5. Sumur Air Dalam Margajaya:

Kedalaman Sumur : 100 m

Diamater Pipa Sumur : Ø 8 Inch

Kedalaman Pompa : 48 m

Produksi Sumur Bor : 2 liter/detik

6. Jumlah Hydrant Umum : 2 buah

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 10


7. Jenis Pompa : Pompa Submersible 2 lt/dt

 Deep well pump, Submersible motor


 Capacity 2 L/dt
 Head minimal 100 m
 Power motor 2,2 KW
 Motor diameter tidak lebih dari 3 inch Canned type
 Starting Star Delta
 Efisiensi 60% - 80%
 Rotation 2500-2900 rpm
 Pump Casing stainless steel EN1.4301 (AISI 304)
 10. Impeller stainless steel EN1.4301 (AISI 304)

8. Sumber Daya : Listrik PLN

Gambar 1-3 Peta Lokasi Jaringan Air Baku Desa Margajaya

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 11


Gambar 1-4 Peta Rencana Jaringan Air Baku Desa Margajaya

1.1.3 Data Teknis Jaringan Air Baku Desa Karangreja

1. Lokasi:

Desa Karangreja, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap.

Titik Geolistrik : CL024

Koordinat Titik Geo : x = 108.81433; y = -7.35268

Koordinat Sumur Eksplorasi : x = 108.797308; y = -7.363156

2. Kebutuhan Air Karangreja:

Jumlah Penduduk Terlayani : ± 1.733 orang

Kebutuhan Air Baku : 2,00 liter/detik

3. Jaringan Air Baku Karangreja:

Panjang Jaringan : 2.214 m

Jenis Pipa Outlet : Pipa GIP diameter 2 inch

Jenis Pipa Inlet : Pipa GIP diameter 2 inch

Jenis Pipa Jaringan : Pipa HDPE Ø 2" SDR 17 PN 10

4. Tandon Penampung Air Karangreja:

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 12


Elevasi Air di Tandon : + 16,28

Elevasi Outlet Terendah di HU : + 8,14

Jenis Tandon : Tower Beton

Kapasitas Tandon : 28 m3

Tinggi Total Tandon : 8,00 m

5. Sumur Air Dalam Karangreja:

Kedalaman Sumur : 100 m

Diameter Pipa Sumur : Ø 8 Inch

Kedalaman Pompa : 48 m

Produksi Sumur Bor : 2 liter/detik

6. Jumlah Hydrant Umum : 6 buah

7. Jenis Pompa : Pompa Submersible 2 lt/dt

 Deep well pump, Submersible motor


 Capacity 2 L/dt
 Head minimal 100 m
 Power motor 2,2 KW
 Motor diameter tidak lebih dari 3 inch Canned type
 Starting Star Delta
 Efisiensi 60% - 80%
 Rotation 2500-2900 rpm
 Pump Casing stainless steel EN1.4301 (AISI 304)
 10. Impeller stainless steel EN1.4301 (AISI 304)

8. Sumber Daya : Listrik PLN

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 13


Gambar 1-5 Peta Lokasi Jaringan Air Baku Desa Karangreja

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 14


Gambar 1-6 Peta Rencana Jaringan Air Baku Desa Karangreja

1.1.4 Data Teknis Jaringan Air Baku Desa Padangsari

1. Lokasi:

Desa Padangsari, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap.

Titik Geolistrik : CL015

Koordinat Titik Geo : x = 108.793525; y = -7.334409

Koordinat Sumur Eksplorasi : x = 108.793525; y = -7.334409

2. Kebutuhan Air Padangsari:

Jumlah Penduduk Terlayani : 1.132 orang

Kebutuhan Air Baku : 1,4684 liter/detik

3. Jaringan Air Baku Padangsari:

Panjang Jaringan : 1.982 m

Jenis Pipa Outlet : Pipa GIP diameter 2 inch

Jenis Pipa Inlet : Pipa GIP diameter 2 inch

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 15


Jenis Pipa Jaringan : Pipa HDPE Ø 2" SDR 17 PN 10

4. Tandon Penampung Air Padangsari:

Elevasi Air di Tandon : + 12,64

Elevasi Outlet Terendah di HU : + 4,31

Jenis Tandon : Tower Beton

Kapasitas Tandon : 28 m3

Tinggi Total Tandon : 8,00 m

5. Sumur Air Dalam Padangsari:

Kedalaman Sumur : 100 m

Diameter Pipa Sumur : Ø 8 Inch

Kedalaman Pompa : 48 m

Produksi Sumur Bor : 2 liter/detik

6. Jumlah Hydrant Umum : 5 buah

7. Jenis Pompa : Pompa Submersible 2 lt/dt


 Deep well pump, Submersible motor
 Capacity 2 L/dt
 Head minimal 100 m
 Power motor 2,2 KW
 Motor diameter tidak lebih dari 3 inch Canned type
 Starting Star Delta
 Efisiensi 60% - 80%
 Rotation 2500-2900 rpm
 Pump Casing stainless steel EN1.4301 (AISI 304)
 10. Impeller stainless steel EN1.4301 (AISI 304)

8. Sumber Daya : Listrik PLN

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 16


Gambar 1-7 Peta Lokasi Jaringan Air Baku Desa Padangsari

Gambar 1-8 Peta Rencana Jaringan Air Baku Desa Padangsari

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 17


1.1.5 Data Teknis Jaringan Air Baku Desa Kudadepa

1. Lokasi:

Desa Kudadepa, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalya.

Titik Geolistrik : TS062

Koordinat Titik Geo : x = 108.1348; y = -7.2182

Koordinat Sumur Eksplorasi : x = 108.131632; y = -7.217819

2. Kebutuhan Air Kudadepa:

Jumlah Penduduk Terlayani : 2.298 orang

Kebutuhan Air Baku : 2,62 liter/detik

3. Jaringan Air Baku Kudadepa:

Panjang Jaringan : 967 m

Jenis Pipa Outlet : Pipa GIP diameter 3 inch

Jenis Pipa Inlet : Pipa GIP diameter 2 inch

Jenis Pipa Jaringan : Pipa HDPE Ø 3" dan 2” SDR 17 PN 10

4. Tandon Penampung Air Kudadepa:

Elevasi Air di Tandon : + 149

Elevasi Outlet Terendah di HU : + 132

Jenis Tandon : Reservoir Beton

Kapasitas Tandon : 50 m3

Tinggi Total Tandon : 3,50 m

5. Sumur Air Dalam Kudadepa:

Kedalaman Sumur : 100 m

Diameter Pipa Sumur : Ø 8 Inch

Kedalaman Pompa : 42 m

Produksi Sumur Bor : 2 liter/detik

6. Jumlah Hydrant Umum : 5 buah

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 18


7. Jenis Pompa : Pompa Submersible 2 lt/dt
 Deep well pump, Submersible motor
 Capacity 2 L/dt
 Head minimal 100 m
 Power motor 2,2 KW
 Motor diameter tidak lebih dari 3 inch Canned
type
 Starting Star Delta
 Efisiensi 60% - 80%
 Rotation 2500-2900 rpm
 Pump Casing stainless steel EN1.4301 (AISI
304)
 10. Impeller stainless steel EN1.4301 (AISI 304)

8. Sumber Daya : Listrik PLN

Gambar 1-9 Peta Lokasi Jaringan Air Baku Desa Kudadepa

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 19


Gambar 1-10 Peta Rencana Jaringan Air Baku Desa Kudadepa

1.2 METODE PELAKSANAAN

1) Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Masa


Konstruksi
Industri Jasa Konstruksi, merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko
kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja
pada proyek konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan dengan karaktersitik proyek
konstruksi yang bersifat unik, lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka dan
dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis dan menuntut
ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja yang tidak
terlatih, ditambah dengan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang sangat
lemah, akibatnya para pekerja bekerja dengan metoda pelaksanaan konstruksi yang
berisiko tinggi. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja berdampak ekonomi yang
cukup signifikan. Setiap kecelakaan kerja dapat menimbulkan berbagai macam
kerugian. Di samping dapat mengakibatkan korban jiwa, biaya-biaya lainnya adalah
biaya pengobatan, kompensasi yang harus diberikan kepada pekerja, premi asuransi,
dan perbaikan fasilitas kerja. Dalam proses konstruksi Bangunan Terjun tidak terlepas

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 20


risiko kecelakaan kerja bila pihak penyedia jasa konstruksi belum melaksanakan
prinsip-prinsip dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

Gambar 1-11 Penerapan SMK3 dalam Proyek Konstruksi

2) Hal-hal yang menjadi perhatian


a) Penyedia Jasa Konstruksi harus mengambil segala tindakan pencegahan untuk
pencegahan kecelakaan dengan tetap menjaga pelaksanaan program
keselamatan kerja yang telah ditetapkan dalam peraturan resmi dan ditentukan di
bawah ini.
b) Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan segala langkah perlindungan yang
layak untuk seluruh area kerja yang mungkin akan membahayakan pekerjanya,
atau orang lain dan lalu-lintas.
c) Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan
kepada wakil pemberi kerja sebuah dokumen “prosedur pelaksanaan/ manual
keselamatan kerja” untuk mendapatkan persetujuannya. Buku manual tersebut
menyajikan kepada seluruh pekerja dan staff dan pengunjung proyek tentang
potensi bahaya, dan tindakan pencegahan yang diperlukan termasuk namun tidak
terbatas pada hal-hal di bawah ini:
(1). pencegahan potensi bahaya;
(2). prosedur penyelamatan;
(3). tanggung jawab petugas keselamatan kerja;
(4). prosedur yang diikuti apabila terdapat kondisi darurat.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 21


3) Kebijakan K-3
a) Kebijakan K-3 merujuk pada produk-produk peraturan tentang keselamatan
kerja, yang menjadi acuan oleh penyedia jasa konstruksi dalam pelaksanaannya
yang mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
b) Perusahaan Penyedia Jasa Konstruksi harus menetapkan kebijakan K-3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
4) Perencanaan
a) Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya.
Penyedia Jasa harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara
berkesinambungan.
b) Pemenuhan perundang-undangan dan persyaratan lainnya.
Penyedia Jasa wajib membuat, menerapkan dan memelihara prosedur. Untuk
mengidentifikasi dan mengakses peraturan dan persyaratan K-3 lainnya yang
digunakan.
c) Sasaran program
Penyedia Jasa wajib membuat sasaran K-3 yang terdokumentasi dan menyusun
sasaran K-3 dengan ketentuan relevan, spesifik, dideklarasikan secara eksplisit,
disosialisasikan kepada pihak terkait yang relevan.
d) Rencana keselamatan kerja harus konsisten dengan peraturan milik pemberi
kerja. Inventarisasi dan studi evaluasi harus memenuhi peraturan-peraturan yang
berlaku. Perencanaan harus mengandung hal-hal berikut:
(1) tabel waktu kerja dan istirahat;
(2) pemberitahuan tertulis kepada wakil pemberi kerja dan penjelasan
tambahan mengenai polusi, kebersihan kerja dan tindakan pencegahan
untuk keselamatan;
(3) daftar seluruh material, peralatan, dan instrumen di lapangan;
(4) daftar seluruh alat-alat perlindungan pribadi yang disediakan untuk setiap
pekerja;
(5) daftar seluruh alat-alat perlindungan pribadi yang lain yang tersedia;
5) Penerapan dan Operasi
a) Sumber daya, struktur organisasi dan pertanggung jawaban.
Pimpinan puncak harus mengambil tanggung jawab utama untuk K-3 dan

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 22


vsistem manajemen K-3.
b) Kompetensi, pelatihan dan kepedulian.
Menjamin setiap karyawannya yang terlibat dalam pekerjaan yang mengandung
risiko K-3 memiliki kompetensi atas dasar pendidikan, pelatihan atau pengaaman
yang sesuai.
c) Komunikasi, keterlibatan dan konsultasi.
Dalam kaitannya dengan bahaya K-3 dan SMK-3, Penyedia Jasa harus membuat,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk komunikasi intern, pemasok, sub
Penyedia Jasa Konstruksi, dan menerima serta mendokumentasikan juga
menanggapi kritik dan saran dari pihak luar terkait.
d) Dokumentasi
Dokumentasi meliputi kebijakan dan sasaran K-3, uraian lingkup SMK3, unsur
utama dari SMK-3 dan kaitannya, acuan dan rekaman yang diperlukan.
e) Pengendalian dokumen.
Pengelolaan dokumen harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(1) Dokumen yang diperlukan oleh SMK-3.
(2) Penyedia Jasa harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur,
untuk menyetujui, mengkaji ulang, meyimpan dan memastikan versi terbaru
dari dokumen yang dipakai.
f) Pengendalian Operasional.
Penyedia Jasa harus menentukan jenis kegiatan yang bahayanya telah
diidentifikasi, dan pada pelaksanaannya dianggap perlu untuk melakukan
pengendalian operasional untuk mengelola risiko K-3.
g) Kesiagaan dan Tanggap darurat.
Membuat, mengidentifikasi, menerapkan dan memelihara prosedur pada situasi
darurat.
6) Pemeriksaan
a) Pengukuran dan pemantauan.
Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk pengukuran dan
pemantauan kinerja K-3 secara teratur.
b) Evaluasi kepatuhan.
Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur, agar secara berkala dapat
mengevaluasi kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
c) Penyelidikan insiden, Ketidak sesuaian, Tindakan perbaikan dan pencegahan.
Penyedia Jasa harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 23


mencatat, dan menyelidiki insiden, serta untuk menentukan potensi ketidak
sesuaian, tindakan perbaikan dan pencegahan.
d) Pengendalian rekaman.
Membuat dan memelihara rekaman yang diperlukan.
e) Audit internal.
Memastikan audit internal SMK-3 dilaksanakan pada interval waktu yang telah
direncanakan.
7) Tinjauan manajemen
Pimpinan Puncak harus melakukan tinjauan manajemen SMK-3 pada interval
waktu yang telah direncanakan, untuk memastikan kesesuain, kecukupan dan
keefektifan secara berkelanjutan.
8) Jenis kecelakaan di lokasi konstruksi yang perlu diantisipasi, sebagai berikut:
 jatuh terpeleset
 kejatuhan barang dari atas
 teriris, terpotong
 terinjak
 terkena barang yang runtuh, roboh
 berkontak dengan suhu panas, dan suhu dingin.
 terjatuh, terguling
 terjepit, terlindas
 tertabrak
 tindakan yang tidak benar
 terkena benturan keras
 dll.
9) Peralatan Proteksi Diri (Personal Protection Equipment)
Personal Protection Equipment (PPE) yang diperlukan wajib dikenakan pada
saat bekerja di lokasi kerja kecuali di dalam kantor atau diluar lokasi kerja. PPE
yang diperlukan meliputi:
a) Helm keselamatan, merujuk Standard ANZI Z89.1 atau yang setara.
b) Kacamata keselamatan, merujuk Standard ANZI Z89.1 atau yang setara
c) Sepatu keselamatan, merujuk Standard ANZI Z89.1 atau yang setara
d) Sarung tangan (bahan kulit atau Kevlar)
e) Pakaian kerja dengan identitas personil.
10) Partisipasi Stake Holders

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 24


Partisipasi stake holder dimaksudkan untuk menghindari pergesekan
kepentingan diantara stake holder di lapangan, seperti kepentingan Dinas PSDA,
kepentingan BBWS, atau kepentingan masyarakat untuk melestarikan nilai
budaya setempat (local wisdom), dsb.

1.3 IDENTIFIKASI BAHAYA, PENGENDALIAN RISIKO DAN PENETAPAN TINGKAT


RISIKO PEKERJAAN

Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko merupakan salah satu
syarat elemen Sistem Manajemen Keselamatan Kerja OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1.
Identifikasi Bahaya dilaksanakan guna menentukan rencana penerapan K3 di lingkungan
pekerjaan.

Identifikasi bahaya termasuk di dalamnya ialah identifikasi aspek dampak lingkungan


operasional terhadap alam dan penduduk sekitar di wilayah pekerjaan menyangkut
beberapa elemen seperti tanah, air, udara, sumber daya energi serta sumber daya alam
lainnya termasuk aspek flora dan fauna di lingkungan pekerjaan.

Identifikasi Bahaya dilakukan terhadap seluruh aktivitas operasional Perusahaan di tempat


kerja meliputi :

1. Aktivitas kerja rutin maupun non-rutin di tempat kerja.

2. Aktivitas semua pihak yang memasuki termpat kerja termasuk kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu.

3. Budaya manusia, kemampuan manusia dan faktor manusia lainnya.

4. Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja yang dapat mengganggu keselamatan dan
kesehatan kerja tenaga kerja yang berada di tempat kerja.

5. Infrastruktur, perlengkapan dan bahan (material) di tempat kerja baik yang


disediakan penyedia jasa maupun pihak lain yang berhubungan dengan pekerjaan.

6. Perubahan atau usulan perubahan yang berkaitan dengan aktivitas maupun


bahan/material yang digunakan.

7. Perubahan Sistem Manajemen K3 termasuk perubahan yang bersifat sementara dan


dampaknya terhadap operasi, proses dan aktivitas kerja.

8. Penerapan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berlaku.

9. Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur operasional,

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 25


struktur organisasi termasuk penerapannya terhadap kemampuan manusia.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 26


Identifikasi bahaya yang dilaksanakan memperhatikan faktor-faktor bahaya sebagai berikut :

1. Biologi (jamur, virus, bakteri, mikroorganisme, tanaman, binatang).

2. Kimia (bahan/material/gas/uap/debu/cairan beracun, berbahaya, mudah


meledak/menyala/terbakar, korosif, iritan, bertekanan, reaktif, radioaktif, oksidator,
penyebab kanker, bahaya pernafasan, membahayakan lingkungan, dsb).

3. Fisik/Mekanik (infrastruktur, mesin/alat/perlengkapan/kendaraan/alat berat,


ketinggian, tekanan, suhu, ruang terbatas/terkurung, cahaya, listrik, radiasi,
kebisingan, getaran dan ventilasi).

4. Biomekanik (postur/posisi kerja, pengangkutan manual, gerakan berulang serta


ergonomi tempat kerja/alat/mesin).

5. Psikis/Sosial (berlebihnya beban kerja, komunikasi, pengendalian manajemen,


lingkungan sosial tempat kerja, kekerasan dan intimidasi).

6. Dampak Lingkungan (air, tanah, udara, ambien, sumber daya energi, sumber daya
alam, flora dan fauna).

Penilaian resiko menggunakan pendekatan metode matriks resiko yang relatif sederhana
serta mudah digunakan, diterapkan dan menyajikan representasi visual di dalamnya.

Pengendalian resiko didasarkan pada hierarki sebagai berikut :

1. Eliminasi (menghilangkan sumber/aktivitas berbahaya).

2. Substitusi (mengganti sumber/alat/mesin/bahan/material/aktivitas/area yang lebih


aman).

3. Perancangan (modifikasi/instalasi sumber/alat/mesin/bahan/material/aktivitas/area


supaya menjadi aman).

4. Administrasi (penerapan prosedur/aturan kerja, pelatihan dan pengendalian visual di


tempat kerja).

5. Alat Pelindung Diri (penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja dengan paparan
bahaya/resiko tinggi).

Menentukan tindakan pengendalian bahaya berdasarkan hirarki pengendalian atau biasa


disebut urutan langkah pengendalian. antara lain :

– Rekayasa teknik yaitu melakukan pengamanan terhadap mesin yang dinilai memiliki

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 27


bahaya berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.

– Administratif yaitu memberikan pelatihan dan sertifikasi, Briefing K3, rotasi kerja, dll.

– Evaluasi cara kerjanya

– Berikan Alat Pelindung diri

Melakukan peninjauan ulang JSA (Job Safety Analysis) apabila terjadi hal-hal berikut :

– Saat pekerjaan selesai

– Ada sumber bahaya lain teridentifikasi

– Ada metode pekerjaan yang berubah

Dari langkah-langkah tersebut sudah bisa dilaksanakan sebuah program JSA&RA (Job
Safety Analysis & Risk Assessment) idealnya pembuatan JSA&RA dapat dibentuk tim
antara lain :

1. Atasan dari pelaksana pekerjaan

2. perwakilan pekerja yang melakukan pekerjaan

3. Ahli K3 Pekerjaan.

Keseluruhan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko didokumentasikan dan


diperbarui sebagai acuan rencana penerapan K3 di lingkungan pekerjaan. Dokumentasi
identifikasi bahaya dapat menggunakan contoh tabel berikut.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 28


Tabel 1-1 Form Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, dan Pengendalian Resiko

Potensi Penilaian Resiko Pengendalian Resiko Jadwal Wewenang Dokumentasi Awal Keterangan
No. Area/Aktifitas Resiko
Bahaya Frekuensi Keparahan Kategori
A Genset Diesel
1 Operasional Kebisingan Penyakit Akibat Sangat Sedang Sedang Perancangan: P2K2, Ahli
Genset Ekstrim Kerja: Jarang Dinding Kedap K3 Umum,
Berkurangnya (Peredam) Suara dan Kepala
Intensitas Administrasi: Bagian
Pendengaran Pemasangan Rambu Operasional
Bahaya Kebisingan
Tinggi dan Prosedur
Memasuki Area Genset
Diesel
APD:
Penyediaan
Penutup/Sumbat Telinga
B Mesin Pengeboran
1 Operasianal Kebisingan Penyakit Akibat Sangat Sedang Sedang Administrasi: P2K2, Ahli
Mesin Bor Ekstrim Kerja: Jarang Pemasangan Rambu K3 Umum,
Berkurangnya Bahaya Kebisingan dan Kepala
Intensitas Tinggi dan Prosedur Bagian
Pendengaran Memasuki Area Operasional
Pengeboran
APD: Penyediaan
Penutup/Sumbat Telinga

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 29


1.3.1 Resiko (R)

Merupakan suatu nilai yang ditetapkan untuk menentukan suatu tingkatan


dampak/akibat berdasarkan keparahan yang disebabkan oleh kecelakaan kerja.

Tabel 1-2 Tingkat Resiko

Level-1 (Sangat Ringan) Tidak ada cedera, kerugian biaya rendah,


kerusakan peralatan ringan.

Level-2 (Ringan) Cedera ringan (hanya membutuhkan P3K),


peralatan rusak ringan.

Level-3 (Sedang) Menyebabkan cidera yang memerlukan


perawatan medis ke rumah sakit, peralatan
rusak sedang.

Level-4 (Berat) Menyebabkan cidera yang menyebabkan


cacatnya angota tubuh permanen, peralatan
rusak berat.

Level-5 (Fatal) Menyebabkan kematian 1 orang atau lebih,


kerusakan berat pada mesin sehingga
mengganggu proses pekerjaan.

1.3.2 Peluang (P)

Merupakan suatu nilai yang ditetapkan sebagai untuk menentukan tingkat keseringan
terhadap kejadian kecelakaan.

Tabel 1-3 Tingkat Peluang

Level-1 (Sangat Jarang) Hampir tidak pernah terjadi


Level-2 (Jarang) Frekuensi kejadian jarang terjadi waktu
tahunan
Level-3 (Mungkin terjadi) Frekuensi kejadian sedang dalam waktu
bulanan
Level-4 (Sering) Hampir 100 % terjadi kejadian tersebut.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 30


Level-5 (Pasti terjadi) 100 % kejadian pasti terjadi.

1.3.3 Tingkat Bahaya

Merupakan hasil perkalian dari Resiko (R) dan Peluang (P) sehingga dapat
ditetapkan sebagai tingkat bahaya dari suatu pekerjaan yang dilakukan.

Tabel 1-4 Tingkat Bahaya = R x P

5 5 10 15 20 25
4 4 8 12 16 20
3 3 6 9 12 15
2 2 4 6 8 10
1 1 2 3 4 5
RxP 1 2 3 4 5

Tingkat Bahaya Score Keterangan


Rendah 1-4 Masih dapat ditoleransi
Sedang 5-10 Dikendalikan sampai batas toleransi
Tinggi 12-25 Pemantauan intensif & Pengendalian

1.4 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN STANDAR

Perlu dilakukan pemahaman antar peraturan yang ada agar tidak terjadi tumpang tindih
dalam memaknai aturan satu dengan lainnya. Pada Laporan ini disajikan beberapa
peraturan yang menunjang pelaksanaan SMKK.

1.4.1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Didalam UUD RI tahun 1945 yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja terdapat dalam Pasal 5, Pasal 20 dan Pasal 27 dimana pada :

1. Pasal 5

a. Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan


Perwakilan Rakyat, dan

b. Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan Undang-

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 31


Undang sebagaimana mestinya.

2. Pasal 20

a. Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk Undang-


Undang.

b. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan


Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.

c. Jika rancangan Undang-Undang itu tidak mendapat persetujuan bersama,


rancangan Undang-Undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan
Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.

d. Presiden mengesahkan Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui


Bersama untuk menjadi Undang-Undang.

e. Dalam hal Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama tersebut


tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak Rancangan
Undang-Undang tersebut disetujui, Rancangan Undang-Undang tersebut sah
menjadi Undang-Undang dan wajib diundangkan.

3. Pasal 27

a. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan


pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya.

b. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.

c. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.

1.4.2 Undang-Undang Republik Indonesia

1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 Tahun 1970 Tentang


Keselamatan Kerja

Pada Undang-Undang ini menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak


mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional,
setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 32


keselamatannya, setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara
aman dan efisien. Sehubungan dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya
untuk membina norma-norma perlindungan kerja, pembinaan norma-norma yang
memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai
dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi. Dalam
pengaturannya meliputi:

a. "Ahli Keselamatan Kerja" ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
mengawasi ditaatinya Undang-undang ini.

b. Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala
tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air
maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.

c. Ketentuan-ketentuan tersebut tersebut berlaku dalam tempat kerja di mana


dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya, termasuk bangunan
pengairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau
dimana dilakukan pekerjaan persiapan;

d. Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja:

1) Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas


dan atau ahli keselamatan kerja;

2) Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;

3) Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan


kerja yang diwajibkan;

4) Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan


kesehatan kerja yang diwajibkan;

5) Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan


dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh
pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-
jawabkan.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 33


2. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan

Beberapa pengertian dalam undang-undang ini adalah:

a. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga


kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

b. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.

c. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah


atau imbalan dalam bentuk lain.

d. Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau


badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

e. Pengusaha adalah:

1) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang


menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;

2) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara


berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;

3) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di


Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud di atas yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

f. Pembangunan ketenagakerjaan berlandaskan Pancasila dan Undang


Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

g. Pembangunan ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan


dengan melalui koordinasi fungsional lintas sektoral pusat dan daerah.

h. Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi


untuk memperoleh pekerjaan.

i. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa


diskriminasi dari pengusaha.

Selain hal tersebut diatas undang-undang ini mengatur pula:

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 34


1) Perencanaa Tenaga Kerja dan Informasi Ketenagakerjaan;

2) Pelatihan Kerja;

3) Penempatan Tenaga Kerja;

4) Perluasan Kesempatan Kerja;

5) Penggunaan Tenaga asing;

6) Hubungan Kerja;

7) Perlindungan, Pengupahan dan Kesejahteraan;

8) Hubungan Industrial;

9) Pemutusan Hubungan Kerja;

10) Pembinaan;

11) Pengawasan;

12) Penyidikan;

13) Ketentuan Pidana dan Sanksi Administratif;

14) Ketentuan Peralihan; dan

15) Ketentuan Penutup.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2017 Tentang Jasa


Konstruksi.

a. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan


makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Sesuai dengan tujuan pembangunan tersebut maka
kegiatan pembangunan baik fisik maupun non fisik memiliki peranan yang
penting bagi kesejahteraan masyarakat. Sektor Jasa Konstruksi merupakan
kegiatan masyarakat dalam mewujudkan bangunan yang berfungsi sebagai
pendukung atau prasarana aktivitas sosial ekonomi kemasyarakatan dan
menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional.

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dilaksanakan berlandaskan pada asas


kejujuran dan keadilan, manfaat, kesetaraan, keserasian, keseimbangan,
profesionalitas, kemandirian, keterbukaan, kemitraan, keamanan dan
keselamatan, kebebasan, pembangunan berkelanjutan, serta berwawasan

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 35


lingkungan. Undang-Undang ini mengatur penyelenggaraan Jasa Konstruksi
dengan tujuan untuk memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan Jasa
Konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kukuh, andal, berdaya
saing tinggi, dan hasil Jasa Konstruksi yang berkualitas; mewujudkan tertib
penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan
antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam menjalankan hak dan
kewajiban, serta meningkatkan kepatuhan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-Undangan; mewujudkan peningkatan partisipasi
masyarakat di bidang Jasa Konstruksi; menata sistem Jasa Konstruksi yang
mampu mewujudkan keselamatan publik dan menciptakan kenyamanan
lingkungan terbangun; menjamin tata kelola penyelenggaraan Jasa
Konstruksi yang baik; dan menciptakan integrasi nilai tambah dari seluruh
tahapan penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

1) Pengertian yang termaktub dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi


adalah:

2) Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau


pekerjaan konstruksi.

3) Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau sebagian


kegiatan yang meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan,
pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan konstruksi suatu
bangunan.

4) Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang


meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran,
dan pembangunan kembali suatu bangunan.

5) Usaha Penyediaan Bangunan adalah pengembangan jenis usaha jasa


konstruksi yang dibiayai sendiri oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, badan usaha, atau masyarakat, dan dapat melalui pola kerja
sama untuk mewujudkan, memiliki, menguasai, mengusahakan, dan/atau
meningkatkan kemanfaatan bangunan.

6) Pengguna Jasa adalah pemilik atau pemberi pekerjaan yang


menggunakan layanan Jasa Konstruksi.

7) Penyedia Jasa adalah pemberi layanan Jasa Konstruksi.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 36


8) Sub penyedia Jasa adalah pemberi layanan Jasa Konstruksi kepada
Penyedia Jasa.

9) Kontrak Kerja Konstruksi adalah keseluruhan dokumen kontrak yang


mengatur hubungan hukum antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

10) Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah


pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja
konstruksi, dan perlindungan sosial tenaga kerja, serta tata lingkungan
setempat dan pengelolaan lingkungan hidup dalam penyelenggaraan
Jasa Konstruksi.

11) Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan keruntuhan bangunan


dan/atau tidak berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil
Jasa Konstruksi.

12) Sertifikat Badan Usaha adalah tanda bukti pengakuan terhadap


klasifikasi dan kualifikasi atas kemampuan badan usaha Jasa Konstruksi
termasuk hasil penyetaraan kemampuan badan usaha Jasa Konstruksi
asing.

13) Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat


kompetensi melalui uji kompetensi sesuai dengan standar kompetensi
kerja nasional Indonesia, standar internasional, dan/atau standar khusus.

14) Sertifikat Kompetensi Kerja adalah tanda bukti pengakuan kompetensi


tenaga kerja konstruksi.

15) Tanda Daftar Usaha Perseorangan adalah izin yang diberikan kepada
usaha orang perseorangan untuk menyelenggarakan kegiatan Jasa
Konstruksi.

16) Izin Usaha Jasa Konstruksi yang selanjutnya disebut Izin Usaha adalah
izin yang diberikan kepada badan usaha untuk menyelenggarakan
kegiatan Jasa Konstruksi.

1.4.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang


Penerapan Sistem Manajemen Keselamatam dan Kesehatan Kerja.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 37


Mengatur tentang:

a. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya


disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah


segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.

c. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat

d. Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.

e. Perusahaan adalah:

1) Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;

2) Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus


dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan
dalam bentuk lain.

f. Pengusaha adalah:

1) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan


suatu perusahaan milik sendiri;

2) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan menjalankan perusahaan


bukan miliknya;

3) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan mewakili perusahaan


sebagaimana dimaksud berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

g. Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap


pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 38


yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di
perusahaan.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 2010 Tentang


Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 Tentang
Usaha dan Peran Masyarakat Jasa konstruksi.

a. Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000


tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3955) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5092),

b. Perubahan Pasal 10 sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal l0

1) Kriteria risiko pada pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 9 terdiri dari:

a) Kriteria risiko kecil mencakup pekerjaan konstruksi yang


pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum dan
harta benda;

b) Kriteria risiko sedang mencakup pekerjaan konstruksi yang


pelaksanaannya dapat berisiko membahayakan keselamatan
umum, harta benda, dan jiwa manusia;

c) Kriteria risiko tinggi mencakup pekerjaan konstruksi yang


pelaksanaannya berisiko sangat membahayakan keselamatan
umum, harta benda, jiwa manusia, dan lingkungan.

2) Kriteria penggunaan teknologi pada pekerjaan konstruksi sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 9 terdiri dari:

a) Kriteria teknologi sederhana mencakup pekerjaan konstruksi yang


menggunakan alat kerja sederhana dan tidak memerlukan tenaga
ahli;

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 39


b) Kriteria teknologi madya mencakup pekerjaan konstruksi yang
menggunakan sedikit peralatan berat dan memerlukan sedikit
tenaga ahli;

c) Kriteria teknologi tinggi mencakup pekerjaan konstruksi yang


menggunakan banyak peralatan berat dan banyak memerlukan
tenaga ahli dan tenaga terampil.

3) Kriteria biaya pelaksanaan pada pekerjaan konstruksi sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 9 terdiri atas kriteria biaya kecil dan atau biaya
sedang dan atau biaya besar yang ditentukan berdasarkan besaran biaya
dan volume pekerjaan.

1.4.4 Peraturan Presiden Republik Indonesia

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 Tentang


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah mempunyai peran penting dalam pelaksanaan


pembangunan nasional untuk peningkatan pelayanan publik dan pengembangan
perekonomian nasional dan daerah serta untuk mewujudkan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, perlu pengaturan Pengadaan Barang/jasa yang
memberikan pemenuhan nilai manfaat yang sebesar-besarnya (value for money) dan
kontribusi dalam peningkatan penggunaan produk dalam negeri, peningkatan peran
Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah serta pembangunan berkelanjutan;

Pengadaan Barang/Jasa dalam Peraturan Presiden ini meliputi:

1. Barang;

2. Pekerjaan Konstruksi;

3. Jasa Konsultansi; dan

4. Jasa Lainnya.

Dilaksanakan secara:

1. Terintegrasi;

2. Swakelola; dan/atau Penyedia.

1.4.5 Peraturan Menteri Republik Indonesia

1. Keputusan Bersama Meneri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 40


Nomor KEP. 174/MEN/1986 NOMOR: 104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.

a. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang melibatkan


bahan bangunan, peralatan, penerapan teknologi. dan tenaga kerja,
dapat merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja;

b. Tenaga kerja dibidang kegiatan konstruksi selaku sumber daya yang


dibutuhkan bagi kelanjutan pembangunan, perlu memperoleh
perlindungan keselamatan kerja, khususnya terhadap ancaman
kecelakaan kerja;

c. Perlu penerapan norma-norma keselamatan dan kesehatan kerja pada


tempat kegiatan konstruksi secara sungguh-sungguh;

d. Perlu menetapkan Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan


Menteri Pekerjaan Umum.

2. Keputusan Menaker RI no Kep.42/MEN/III/2008 tentang Penetapan


StandarKompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Ketenagakerjaan
Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja:

Dalam Lampiran Keputusan tersebut memuat pengertian sebagai berikut:

a. Pengertian SKKNI diuraikan menjadi:

1) Pengertian Kompetensi

Berdasarkan pada arti estimologi kompetensi diartikan sebagai


kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan
pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja. Sehingga dapatlah dirumuskan bahwa kompetensi diartikan
sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup
atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performa yang
ditetapkan.

2) Pengertian Standar Kompetensi

Berdasarkan pada arti bahasa, standar kompetensi kerja terbentuk


atas kata standar dan kompetensi kerja. Standar diartikan sebagai
"ukuran" tertentu yang disepakati dipakai sebagai patokan, sedangkan

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 41


kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang dibutuhkan untuk
melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja.

Dengan kata lain, yang dimaksud dengan Standar Kompetensi adalah


rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk
melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja
yang dipersyaratkan.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 42


3) Pengertian SKKNI

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya


disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja
yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-Undangan
yang berlaku.

Dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh seseorang,


maka yang bersangkutan akan mampu:

a) Bagaimana mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan.

b) Bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut


dapat dilaksanakan.

c) Apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang


berbeda dengan rencana semula bagaimana menggunakan
kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan.

b. Kegunaan SKKNI

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia bidang K3 ini akan


digunakan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja seorang ahli K3.
SKKNI ini juga dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan
silabus pendidikan K3 di Indonesia sehingga tercapai link and match
antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha atau pengguna. Melalui
SKKNI ini akan membantu untuk meningkatkan kualitas SDM K3
Indonesia.

3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Tranmigrasi Republik Indonesia Nomor


350 Tahun 2014 Tentang Penetapan standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Katagori Jasa Prfesional, Ilmiah dan Teknis Golongan Pokok Jasa
Arsitektur dan Teknik Sipil; Analisis dan Uji Teknis Bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi

Dalam lampiran Kepnakertrans tersebut terdapat Kategori, Golongan Pokok dan


Nama Pekerjaan/ Profesi sebagai berikut:

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 43


4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 07 Tahun 2019 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi melalui Penyedia

a. Pengadaan jasa konstruksi yang memenuhi tata nilai pengadaan dan


kompetitif mempunyai peran penting bagi ketersediaan infrastruktur yang
berkualitas sehingga akan berdampak pada peningkatan pelayanan publik
dan pengembangan perekonomian nasional dan daerah, berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, Kementerian/Lembaga dapat menindaklanjuti pelaksanaan
Peraturan Presiden ini dengan peraturan menteri, dalam peraturan ini perlu
pengaturan mengenai tata cara pemilihan Penyedia jasa konstruksi yang jelas
dan komprehensif sehingga dapat menjadi pengaturan yang efektif dalam
pemilihan Penyedia jasa konstruksi;

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 44


b. Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1) Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau


Pekerjaan Konstruksi.

2) Penyedia Jasa Konstruksi yang selanjutnya disebut Penyedia adalah


pelaku usaha yang menyediakan Jasa Konstruksi berdasarkan Kontrak.

3) Pemilihan Penyedia Jasa Konstruksi adalah bagian kegiatan pengadaan


setelah persiapan pengadaan sampai dengan penandatanganan Kontrak.

4) Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau sebagian


kegiatan yang meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan,
pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan konstruksi suatu
bangunan.

5) Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang


meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran,
dan pembangunan kembali suatu bangunan. Perencanaan,
perancangan, pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan konstruksi
suatu bangunan.

6) Dokumen Pemilihan adalah dokumen yang ditetapkan oleh Pokja


Pemilihan yang memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh
para pihak dalam pemilihan Penyedia.

7) Rencana Anggaran Biaya yang selanjutnya disingkat RAB adalah


perhitungan rincian biaya untuk setiap pekerjaan dalam proyek
konstruksi.

8) Manajemen Risiko adalah proses manajemen terhadap risiko yang


dimulai dari kegiatan mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko, dan
mengendalikan risiko. Pengguna jasa dalam penyelenggaraan
konstruksi.

9) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pengadaan


Jasa Konstruksi melalui Penyedia yang meliputi:

a) Jasa konsultansi Konstruksi; dan

b) Pekerjaan Konstruksi.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 45


10) Peraturan Menteri ini bertujuan agar pelaksanaan Pemilihan Penyedia
Jasa Konstruksi lebih operasional dan efektif.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 46


5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 02 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum

a. Dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dapat berpotensi terjadinya


kecelakaan konstruksi yang membahayakan keselamatan pekerja,
keselamatan publik, keselamatan harta benda, dan keselamatan lingkungan
sehingga untuk menjamin keselamatan pekerjaan konstruksi perlu membentuk
Komite Keselamatan Konstruksi;

b. Peraturan Menteri ini, memberikan pengertian –pengertian sebagai berikut:

1) Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang selanjutnya disingkat K3


Konstruksi adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.

2) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang


Pekerjaan Umum yang selanjutnya disingkat SMK3 Konstruksi Bidang PU
adalah bagian dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan
konstruksi bidang Pekerjaan Umum.

3) Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan


perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup
bangunan gedung, bangunan sipil, instalasi mekanikal dan elektrikal serta
jasa pelaksanaan lainnya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk
fisik lain dalam jangka waktu tertentu.

4) Ahli K3 Konstruksi adalah tenaga teknis yang mempunyai kompetensi


khusus di bidang K3 Konstruksi dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi SMK3 Konstruksi yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan
dan kompetensi yang diterbitkan oleh lembaga atau instansi yang
berwenang sesuai dengan Undang-Undang.

5) Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 47


dan/atau organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti
pelatihan/bimbingan teknis SMK3 Konstruksi Bidang PU, dibuktikan dengan
surat keterangan mengikuti pelatihan/bimbingan teknis SMK3 Konstruksi
Bidang PU.

6) Potensi bahaya adalah kondisi atau keadaan baik pada orang, peralatan,
mesin, pesawat, instalasi, bahan, cara kerja, sifat kerja, proses produksi dan
lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan, kerusakan, kerugian,
kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran dan penyakit akibat kerja.

7) Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.

8) Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap


keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang dapat
timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan konstruksi.

9) Manajemen Risiko adalah proses manajemen terhadap risiko yang dimulai


dari kegiatan mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko dan
mengendalikan risiko.

c. Komite Keselamatan Konstruksi

1) Komite Keselamatan Konstruksi ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

2) Pekerjaan konstruksi yang menjadi kewenangan Komite Keselamatan


Konstruksi meliputi:

a) Potensi bahaya tinggi; dan/atau

b) Mengalami kecelakaan konstruksi yang dapat menimbulkan hilangnya


nyawa orang.

1.4.6 Surat Edaran Menteri

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik


Indonesia Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Teknis Biaya
Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor


07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui
Penyedia, telah mengatur mengenai biaya penyelenggaraan Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK), namun demikian peraturan ini belum mengatur

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 48


perincian kegiatan yang mencakup penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi
(RKK), sosialisasi dan promosi, alat pelindung kerja (APK) dan alat pelindung diri
(APD), asuransi dan perizinan, personel K3, fasilitas prasarana kesehatan; rambu-
rambu yang diperlukan; konsultasi dengan ahli keselamatan konstruksi; dan lain-lain
terkait pengendalian risiko K3 dan keselamatan konstruksi, pada Daftar Kuantitas
dan Harga dengan besaran biaya sesuai dengan kebutuhan.

Perincian Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi,


adalah meliputi:

1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK);

2. Sosialisasi, promosi dan pelatihan;

3. Alat pelindung kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD);

4. Asuransi dan perizinan;

5. Personel K3 Konstruksi;

6. Fasilitas, sarana, prasarana, dan alat kesehatan;

7. Rambu-rambu yang diperlukan;

8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi; dan

9. Lain-lain terkait pengendalian risiko Keselamatan Konstruksi.

1.5 RANCANGAN PANDUAN KESELAMATAN PENGOPERASIAN DAN


PEMELIHARAAN KONSTRUKSI BANGUNAN

1.5.1 MANUAL OPERASI

1.5.1.1 Sarana Transmisi Air Baku

 Uraian Mengenai Transmisi Air Baku

Sarana Transmisi air baku terdiri dari :

 Pipa induk transmisi :

Diameter pipa = 1, 2, 3 inch

 Katup-katup pelepas udara, untuk membuang udara didalam pipa, dipasang


pada tempat-tempat yang tinggi.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 49


 Katup-katup sekap pada sistem perpipaan sarana transmisi untuk mengatur
debit aliran air.

 Katup-katup penguras, untuk membuang/menguras kotoran yang mungkin


ada dalam pipa transmisi.

 Petunjuk Operasi Sarana Air Baku

Pada hakekatnya, dalam keadaan normal, sarana transmisi air baku tidak
memerlukan operasi, karena kapasitas air baku yang diambil telah
diperhitungkan dengan kapasitas tertentu, sehingga katup-katup sekat pada
transmisi dalam keadaan terbuka penuh (katup-katup penguras dalam keadaan
tertutup).

 Operasi Harian

Baca meter induk air baku, catat pada buku harian. Apabila tidak sesuai dengan
kapasitas yang telah ditetapkan, atur kembali bukaan katup-katup sekat,
periksan terhadap kebocoran. Bila semuanya dalam keadaan baik laporkan
kepada atasan.

 Pentunjuk Pemeliharaan Sarana Transmisi Air Baku

Pemeliharaan sarana transmisi air baku terutama bertujuan sebanyak mungkin


mengurangi terganggunya fungsi sarana transmisi air baku, dengan
melaksanakan perawatan dan dan perbaikan terhadap perpipaan dan
perlengkapannya.

a) Perawatan Harian

 Periksa kemungkinan-kemungkinan adannya kebocoran pada pipa


transmisi yang terpasang

 Bila aliran berkurang, buang udara pada pipa transmisi melalui katup
pelepas udara

b) Perawatan Bulanan

 Bersihkan rumput dan daerah sekitar jalur pipa.

 Periksa kondisi kerja katup-katup pelepas udara.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 50


 Bersikan katup-katup sekat dari kotoran dan periksa apakah bukaan
katup dalam posisi seperti yang telah ditetapkan.

 Dalam hal perpipaan tertutup tanah dimana mungkin terjadi erosi tanah,
Tanami tanah dengan rumput untuk mencegah dari erosi tanah.

c) Perawatan 4 Bulanan

Pemeriksaan perpipaan
 Periksan jalur perpipaan untuk daerah yang tidak normal (misalnya
daerah basah)

 Buat laporan terhadap kerusakan-kerusakan atau kebocoran-kebocoran,


perbaiki yang rusak.

d) Perawatan Tahunan

 Pengecatan struktur sipil

 Pengecetan perpipaan diatas tanah

e) Perbaikan

Berkurangnya aliran/tekanan air pada pipa transmisi.


 Katup sekat tertutup atau terbukanya tidak sesuai posisi yang ditetapkan.


Pengecekan terhadap katup-katup sekat, perhatikan perawatan
bulanan.

 Diameter pipa bagian dalam megecil, karena adanya pengendapan


kotoran atau terjadinya karat.


Menghilangkan kotoran/karat dari dalam pipa dengan cara menguras
pipa.


Mengganti pipa yang sudah berkarat dengan pipa yang baru.


Menambah tekanan air dengan menggunakan pompa.

 Ada udara dalam pipa

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 51



Keluarkan udara dalam pipa transmisi melalui katup pelepas udara.
Ada kemungkinan walaupun sudah ada katup pelepas udara, tetapi
ternyata udara tidak dapat keluar dari dalam pipa.


Katup pelepas udara tidak bekerja dengan baik, perhatikan perawatan
bulanan.


Lokasi katup pelepas udara tidak tepat, pindahan ke lokasi yang tepat,
yaitu pada tempat-tempat yang letaknya relative tinggi.


Bila belum ada katup pelepas udara, tambahkan katup udara pada
tempat-tempat yang memerlukannya.

 Katup penguras terbuka


Tutup katup penguras yang terbuka, perhatikan perawatan bulanan.

 Ada kebocoran pada pipa transmisi


Ganti pipa yang bocor tersebut, perhatikan perawatan 4 bulanan.

 Kualitas air pada pipa transmisi terganggu


Adanya kebocoran pada pipa, memungkinkan pencemaran dari luar.


Perbaiki pipa yang bocor tersebut

 Sistem Informasi Proses Transmisi Air Baku

Sistem informasi proses transmisi air baku perlu dilaksanakan agar pelaksanaan
atas rencana, sesuai kebijaksanaan yang telah ditetapkan, dapat dikendalikan
sebaik mungkin. Sebagai hasil rencana kerja, sesuai kebijaksanaan yang
ditetapkan, kepada petugas-petugas (operator) pelaksana pada air baku,
diberikan perintah pelaksanaan dimana diatur oleh tugas-tugas operasi dan
pemeliharaan yang harus dilaksanakan oleh masing-masing petugas.

Berpegang pada perintah pelaksanaan yang diterima, masing-masing petugas


mencatat kenyataan pelaksanaan tugas dan hasil-hasil pelaksanaan, sebagai
umpan balik kepada atasan. Pengendalian operasi sarana transmisi air baku
memerlukan informasi keadaan yang nyata mengenai :

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 52


 Penyaluran air baku,
 Operasi kelengkapan sarana,
 Kwantitas air baku.
Informasi diatas didapatkan dengan cara pencatatan dan pemprosesan data
yang direkam :

 Pembacaan meter air,


 Pada saat pembacaan meter air,
 Produksi air per hari.
 Sistem Pengendalian Proses Transmisi Air Baku

Proses transmisi air baku merupakan proses elementer, sebagai bagian dari
pada proses primer penyediaan air bersih.

Masukan (input) proses air baku, adalah keluaran (output) proses pengambilan
air baku. Keluaran (output) proses transmisi air baku, adalah masukan (input)
penyediaan air.

Transformasi yang terjadi dalam proses transmisi air baku : Perubahan lokasi
(pemindahan), perubahan horizontal (pengangkutan) dan perubahan vertikal
(perubahan tekanan), tanpa merubah kwantitas dan kualitas air baku.

 Pelepas tekaan maksimal (bak  Menjamin tekanan dalam bagian


pelepas tekan transmisi berikutnya agar tidak
melampui tekanan maksimum
yang dapat diterima oleh pipa.

 Pengatur tekanan air dalam


transmisi (katup udara)  Menjamin kelancaran aliran air
agar tidak terhalang oleh udara
yang terjebak dibagian pipa yang
 Pengatur kelacara aluran air
tinggi.
dalam pipa (sarana penguras)
 Menjamin kelancaran aliran air
agra tidak terhalang oleh
kotoran/endapan yang
memperkecil luas potongan aliran
air.

A. Sarana Pengolahan Air

Uraian Mengenai Sarana Distribusi Air Bersih

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 53


Sarana distribusi air bersih ini direncanakan terutama sebagai jaringan pipa tertutup, terdiri
dari pipa-pipa :

 Diameter : 1, 2, dan 3 inchi


 Dilengkapi perlengkapan jaringan distribusi, katup-katup sekat, katup-katup pelepas
udara dan katup-katup penguras.
Diameter pipa jaringan distribusi ditetapkan berdasarkan hasil analisa hidrolis menggunakan
Software Water Cad Ver. 8.5, sehingga air bersih dalam seluruh jaringan disalurkan dengan
tekanan yang cukup.

Petunjuk Sarana Distribusi Air Bersih

Pada hakekatnya pada keadaan normal, sarana distribusi air bersih tidak memerlukan
operasi yang khusus, karena kapasitas distribusi telah diperhitungkan mampu melayani
daerah pelayanan tertentu sehingga semua katup-katup sekat pada pipa-pipa pengatur
dalam keadaan terbuka penuh (katup-katup sekat penguras dalam keadaan tertutup).

a) Operasi Harian

 Baca dan catat penunjukan operasional air baku ( mata air ),


 Pengecekan jalur pipa yang melewati daerah rawan longsor dan jalan umum
terutama yang sering di lewani oleh hewan piaraan.
 Catat pada buku harian.
 Amati dan periksa tekanan di daerah pelayanan dengan melakukan
pemeriksaan atas besarnya aliran pada beberapa lokasi bak umum secara
visual, bila kecil mungkin ada kebocoran atau terdapat udara, kotoran-kotoran
dalam pipa.
b) Operasi Bulanan

 Catat distribusi air sebulan, setelah dikurangi pemakaian operasional.


 Tetapkan patokan jumlah pemakaian air dalam bulan bersangkutan.
 Didiskusikan dengan masyarakat pemakai air baku ( mata air ) apa bila ada
kejanggalan dalam jumlah pemakaian air.
Petunjuk Pemeliharaan Sarana Distribusi Air Bersih

Pemeliharaan sarana distribusi bertujuan agar aliran air pada pipa distribusi dapat berjalan
dengan baik. Beberapa keuntungan yang didapat dari pemeliharaan jaringan adalah :

 Mencegah kerusakan pipa dan perlengkapannya,

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 54


 Mengurangi biaya perbaikan,
 Mencegah terjadinya bocor,
 Mencegah sedini mungkin serta mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi pada
jaringan pipa distribusi,
 Beban kerja dapat lebih merata,
 Sebagai bahan yang dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan pada masa yang
akan datang.

a) Perawatan Harian

 Apabila aliran berkurang, buang udara pada pipa-pipa melalui katup pelepas udara.
 Periksa kemungkinan-kemungkinan adanya kebocoran-kebocoran pada jaringan
distribusi baik yang tertanam maupun yang tidak.

b) Perawatan Bulanan

 Bersihkan sepanjang jalan inspeksi jalur pipa dari alang-alang atau benda lain agar
mudah melalui jalan inspeksi tersebut.
 Periksa kondisi perlengkapan jaringan distribusi.
 Dalam hal perpipaan tertutup tanah dimana mungkin terjadi erosi tanah, untuk
menghindari terjadinya erosi tanah, tanami tanahnya dengan rumput.

c) Perawatan 3 (tiga) Bulanan

 Lakukan pengurasan pipa distribusi


Adapun cara pengurasan ini dapat dilakukan sebagai berikut :
 Buka pelan-pelan katup penguras
 Biarkan air mengalir beberapa saat
 Catat waktu dan keadaan air yang keluar (berwarna hitam, ada pasir dan
sebagainya)
 Setelah air yang keluar dari pipa penguras berwarna jernih, tutup kembali katup
penguras secara perlahan-lahan, agar tidak terjadi “water hammer”.
 Catat jumlah air yang terbuang.
 Buat laporan mengenain pengurasan ini, mencakup :
 Saat dilakukan pengurasan
 Kondisi air pengurasan
 Pemeriksaan perpipaan
 Periksa jalur perpipaan

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 55


 Buat laporan apabila terjadi kerusakan-kerusakan maupun kebocoran-kebocoran dan
perbaikan yang diterapkan
 Pemeriksaan katup
 Buka dan tutup katup secara perlahan-lahan
 Catat jumlah putaran untuk membuka dan menutup katup
 Periksa kondisi katup sekat, katup pelepas udara, dan hidran umum
 Buat laporan terhadap kerusakan-kerusakan dan perbaikan yang diterapkan

d) PERBAIKAN :

 Air tidak cukup dalam jaringan distribusi


 Gangguan disumber air
 Periksa dan perbaiki kerusakan pada sumber air
 Ada kebocoran pada pipa transmisi
 Periksa dan perbaiki kerusakan pada saluran pipa distribusi
 Ada kebocoran pada jaringan pipa distribusi
 Periksa dan perbaiki kerusakan pada saluran pipa distribusi
 Tekanan di jaringan distribusi dibawah normal
 Ada kebocoran yang besar
 Periksa dan perbaiki kerusakan pada saluran pipa distribusi
 Katup sekat atur kembali, sesuai dengan banyaknya putaran yang telah ditetapkan,
dan dicatat pada formulir katup
 Kualitas air terganggu setelah dilakukan perbaikan atau pengantian perlengkapan
 Kontaminasi selama perbaikan
 Adakan pengurasan pipa dengan dilakukan suci hama sesuai dengan instruksi
dan petunjuk dari pusat

Sistem Informasi Proses Distribusi Air Bersih

Sistem informasi proses disribusi air bersih perlu dilaksanakan agar pelaksanaan
terencana, sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, dan dapat dikendalikan
sebaik mungkin. Sebagi hasil dari rencana kerja, sesuai dengan kebijaksanaan yang
telah ditetapkan oleh petugas-petugas (operator) yang di dbentuk oleh masyarakat
pemakai air baku ( mata air ) pelaksanaan dimana diatur tugas-tugas operasi dan
pemeliharaan yang harus dilaksanakan oleh masing-masing petugas. Berpegang

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 56


perintah pelaksanaan yang diterima, masing-masing petugas mencatat kenyataan
pelaksanaan tugas dan hasil-hasil pelaksanaan sebagai umpan balik kepada atasan.

Pengendalian operasi sarana distribusi air bersih memerlukan informasi keadaan yang
nyata mengenai :

 Jumlah bak umum


 Pemeliharaan dan perbaikan
Informasi diatas didapatkan dengan cara pencatatan dan pemprosesan data yang
diterima :
 Pencatatan jumlah sambungan hidran umum dan perinciannya
 Penyebab dan lamanya gangguan
 Kegiatan pemeliharaan

Sistem Pengendalian Proses Distribusi Air Bersih

Proses distribusi air bersih merupakan proses elementer, sebagian dari pada proses
primer penyediaan air bersih. Masukan (input) proses distribusi air bersih adalah keluaran
(output) dari proses transmisi air. Keluaran (output) proses distribusi air bersih
merupakan masukan (input) bagi proses pemanfaatan air bersih/konsumen oleh
masyarakat ( sarana hidran umum).

Transformasi yang terjadi dalam proses distribusi air bersih berupa :


 Perubahan lokasi (pemindahan), penyebaran ke banyak lokasi
 Perubahan horizontal (pengangkutan)
 Perubahan vertikal (perubahan tekanan)
Proses-proses sekunder yang dapat membantu proses distribusi :
 Proses penambahan tekanan
 Proses pengurangan tekanan
 Proses pelepasan udara
 Proses pengurasan pipa
 Proses pengaturan aliran
Kelengkapan-kelengkapan sarana distribusi air bersih
 Katup-katup sekat pengantur aliran
 Katup-katup udara
 Sarana-sarana pengurasan
 Hidran umum

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 57


Aspek efektivitas kuantitas
Usaha Penyempurnan :
Titik-titik Pengendalian :
 Mengatur bukaan katup sekat
 Pengatur aliran masuk distribusi
penyalur aliran masuk sarana
(katup sekat pengatur aliran)
distribusi, sehingga kwantitas
sesuai kebutuhan

 Pengatur aliran dalam sarana  Mengatur bukaan katup sekat


distribusi (katup-katup sekat penyalur aliran masuk sarana
peyalur aliran) distribusi, sehingga kwantitas
yang disalurkan ke bagian-
bagian sarana distribusi sesuai
dengan kebutuhan
pemanfaatan

 Pengatur aliran masuk ke  Mengatur bukaan katup sumbat


masing-masing pemanfaat penyalur aliran masuk ke
(katup-katup sumbat masing-masing konsumen
konsumen)

 Pengatur kelancaran aliran  Menjamin kelancaran aliran air


(katup udara, sarana agar tidak terhalang oleh udara
pengurasan) yang terjebak dalam pipa
ataupun kotoran/endapan yang
memperkecil luas potongan
aliran air

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 58


RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 59
Aspek efektivitas tekanan :
 Mengatur bukaan katup sekat
Titik-titik Pengendalian :
penyalur aliran masuk sarana
 Pengatur aliran masuk distribusi distribusi, sehingga tekanan
(katup sekat pengatur aliran) awal sarana distribusi dalam
batas-batas yang ditetapkan

 Pengatur aliran dalam sarana  Mengatur bukaan katup-katup


distribusi (katup-katup sekat sekat pengatur aliran masuk
peyalur aliran) sarana distribusi, sehingga
tekanan dalam jaringan
distribusi dalam batas-batas
yang ditetapkan

 Pengatur aliran masuk ke  Mengatur bukaan katup-katup


masing-masing pemanfaat sumbat konsumen, sehingga
(katup-katup sumbat tekanan air pada masing-
konsumen) masing konsumen sesuai
dengan ketetapan

 Pengatur kelancaran aliran  Menjamin tidak terganggunya


(katup udara, sarana tekanan air dalam sarana
pengurasan) distribusi oleh adanya udara
yang terjebak dan
kotoran/endapan yang
memperkecil luas potongan
aliran air

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 60


Aspek efektivitas tekanan : Usaha Penyempurnaan :

Titik-titik Pengendalian :

 Kualitas air masuk sarana  Menjamin kualitas air masuk


distribusi sarana distribusi memenuhi
syarat-syarat standar kualitas
yang berlaku

 Kualitas air masuk ke  Menjamin kualitas air masuk ke


sambungan pemanfaatan sambungan pemanfaatan

B. Katup Sekat

Uraian Mengenai Katup Sekat

Katup sekat sering juga disebut gate valve. Fungsi sekat dari katup sekat ini adalah
untuk membuka dan menutup aliran air bolak-balik. Dengan demikiaan katup ini pada
hakekatnya dioperasikan dengan membuka penuh atau menutup penuh aliran air.
Prinsip kerja dari katup ini adalah dengan menutup/membuka lubang yang dialiri air
dengan cara menurunkan/menaikkan penutup lubang tersebut.

Petunjuk Operasi Katup Sekat

Tujuan dari pengoperasian katup sekat ini adalah agar aliran air pada jaringan
perpipaan berjalan dengan baik. Dalam pengoperasian ini katup harus dapat ditutup
penuh dan dibuka penuh. Hal ini dimaksudkan agar katup tidak macet. Pembukaan
/penutupan katup ini harus dilakukan secara perlahan-lahan, karena apabila
pembukaan/penutupan katup ini dilakukan secara tiba-tiba, maka dapat menimbulkan
pukulan air (water hammer).

Dalam hal ini katup sulit dibuka/ditutup, maka jangan melakukan pemaksaan, karena
dapat menyebabkan kerusakan pada katup misalnya tangkai pemutar patah, ulir rusak
dsb.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 61


Petunjuk Pemeliharaan Katup Sekat

a) Perawatan 4 (empat) Bulanan

 Periksa kemungkinan adanya kebocoran pada katup, umumnya kebocoran


ini terjadi akibat paking yang rusak.
 Periksa keadaan pemutar katup, atangkai pemutar, mur dan gigi/ulir yang
ada pada katup tersebut.
 Berikan pelumas (secukupnya) pada tangki pemutar, mur dan gigi/ulir yang
ada pada katup tersebut. Pemberian pelumas pada tangki pemutar
dimaksudkan agar gland (penekan paking) dapat terlumasi sehingga
paking menjadi lembut dan tidak cepat rusak.
 Bersihkan kerak yang menempel pada katup. Cara membersihkan kerak
ini adalah dengan menutup rapat katup dan kemudian membukanya
kembali kira-kira seperempat bukaan.
Dengan membuka lubang bukaan ini, aliran air ini menjadi lebih cepat dan
diharapkan dapat melepaskan dan membawa kerak tersebut. Dalam aliran air
lakukan hal ini berulang-ulang.

 Bilamana perlu, ganti bagian-bagian katup yang rusak, misalnya pemutar


katup, tangki pemutar, paking dan sebagainya.
 Bersihkan kotak katup.
b) PERBAIKAN

 Aliran air tidak merata pada jaringan transmisi/distribusi


 Pengatur katup sekat tidak baik

Periksa dan atur kembali kedudukan/posisi katup-katupnya
 Bukaan katup diubah orang

Bukaan katup diatur kembali sesuai dengan catatan banyaknya
putaran pada kartu pemeliharaan pada katup
 Aliran air tidak keluar sama sekali
 Kotoran menyumbat/mengumpul

Lakukan pembersihan dengan pengurasan dan katupnya dalam
keadaan terbuka penuh
 Bukaan katup dalam keadaan tertutup

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 62



Atur kembali bukaan katup sesuai dengan semula yang tercantum
pada kartu pemeliharaan katup
 Pada daerah tertentu tekanan air kurang dari normal
 Terdapat kebocoran pada katup sekat

Periksa dan perbaiki kebocoran pada katup sekat
 Katup sukar/tidak dapat diputar pada saat jadwal waktu
pemeriksaan/perawatan.
 Terdapat karat-karat didalamnya yaitu pada piringan dan tangkainya

Buka bagian atas katup dan bersihkan kotoran-kotoran dan karat-karat
didalamnya, setelah selesai, pada bagian tangkai yang berulir, beri
gemuk pelumas sedikit.
Sistem Informasi Katup Sekat

Sistem informasi yang memberikan gambaran yang nyata mengenai


pelaksanaan atas rencana, sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan,
dapat dikendalikan sebaik mungkin. Informasi mengenai katup sekat, diambil
dari data harian yang dicatat dan perubahan-perubahan atas katup sekat
diisikan kedalam kartu pemeliharaan katup oleh penanggung jawab.

C. Katup Searah

Uraian Mengenai Katup Searah

Katup searah ini disebut juga katup pencegah aliran balik yang digunakan agar
tidak terjadi aliran bolak-balik. Biasanya katup searah ini diletakkan setelah
pompa untuk melindungi pompa dari pukulan air dan untuk mencegah terjadinya
aliran balik. Adapun prinsip kerja dari katup ini adalah perbedaan tekanan. Katup
penutup lubang aliran air akan terbuka bila tekanan air dari bagian tempat air
masuk lebih besar dari tekanan air bagian lainnya (atau berat penutup katup),
dan katup ini akan tertutup kembali dengan sendirinya bila tekanan air pada
bagian tempat air masuk sama atau lebih kecil dari tekanan air bagian lainya
(atau dari berat katup penutup).

Petunjuk Operasi Katup

Pada hakekatnya katup sekat ini tidak memerlukan operasi sama sekali, karena
katup ini bekerja secara otomatis yaitu berdasarkan perbedaan tekanan.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 63


Petunjuk Pemeliharaan Katup Searah

Tujuan pemeliharaan dari perlengkapan jaringan transmisi dan distribusikan ini


adalah :

 Agar aliran berjalan dengan baik


 Mencegah kerusakan
 Mengurangi biaya perbaikan
 Mencegah terjadinya kebocoran
a) Perawatan 6 (enam) Bulanan

 Periksa apakah katup utama dapat bergerak dengan bebas


 Periksa kemungkinan adanya kebocoran pada katup
 Bersihkan kerak yang menempel pada katup
 Bilamana perlu ganti bagian-bagian katup yang rusak
 Pelumasan bagian-bagian penutup ruang katup yang bergerak (engsel,
kunci)
 Pembersihan kotak katup
b) PERBAIKAN

Pada daerah-daerah/seksi tertentu aliran air kecil

 Kotoran terkumpul/menyumbat katup searah



Lakukan pembersihan dengan pengurasan
 Terjadi kebocoran pada katup searah tersebut.

Perbaiki/ganti yang rusak
 Katup utama tidak dapat bergerak dengan baik

Periksa dan perbaiki yang rusak
Sistem Informasi Katup Searah

Sistem informasi katup searah perlu dilaksanakan agar pelaksanaan atas


rencana, sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan dapat dikendalikan
sebaik mungkin. Informasi mengenai katup searah, diambil dari data-data harian
yang dicatat dari hari ke hari diisikan kedalam kartu pemeliharaan katup searah
oleh penanggung jawab. Berpegang pada perintah pelaksanaan yang diterima,
masing-masing petugas mencatat kenyataan pelaksanaan tugas dan hasil-hasil

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 64


pelaksanaan ke kartu pemeliharaan tersebut, Sehingga berguna sebagai umpan
balik kepada atasan.

D. Katup Pelepas Udara

Uraian Mengenai Katup Pelepas Udara

Dalam jaringan pipa transmisi/distribusi seringkali terdapat udara yang antara


lain diakibatkan :

 Permukaan air didalam reservoir lebih rendah dari bagian atas pipa outlet,
sehingga udara dari reservoir masuk kedalam jaringan pipa
transmisi/distribusi bersama-sama dengan air.
 Keadaan sambungan perpipaan sebelum pompa kurang baik sehingga udara
luar tersedot masuk kedalam pipa dan mengalir pada jaringan pipa
transmisi/distribusi bersama-sama dengan air.
 Bila ada kebocoran pipa, dan harus mengosongkan pipa untuk
memperbaikinya, kemudian ada udara masuk didalam pipa.
 Bila tekanan air didalam pipa turun (misalnya pipa menaiki bukit), beberapa
gelembung udara, yang mula-mula kecil sekali menjadi besar.
Adanya udara dalam jaringan pipa ini mengakibatkan terganggunya aliran air
dalam pipa sehingga debit air yang mengalir berkurang atau terhenti sama
sekali. Untuk mengeluarkan udara dalam pipa ini, dipasang katup-katup udara
pada tempat-tempat yang relative tinggi. Disamping itu katup udara juga
berfungsi untuk memungkinkan udara masuk kedalam pipa pada waktu kita ingin
mengosongkan pipa, misalnya untuk keperluan pemeliharaan.

Adapun cara kerja dari katup pelepas udara ini adalah :

 Pada saat pipa diisi air, maka pelampung akan naik ke atas secara perlahan-
lahan dan udara dalam pipa akan keluar melalui lubang katup.
 Pada saat pipa penuh dengan air, maka lubang akan tertutup oleh pelampung
akibat adanya gaya tekan ke atas dari pelampung.
 Pada saat air didalam pipa tidak penuh atau kosong, maka pelampung akan
turun sehingga lubang pada katup udara akan terbuka dan udara kedalam
jaringan perpipaan melalui lubang udara tersebut.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 65


Petunjuk Operasi Katup Pelepas Udara

Pada hakekatnya katup pelepas udara ini tidak memerlukan operasi karena
katup ini bekerja secara otomatis, seperti yang telah dijelaskan yang diatas.

Petunjuk Pemeliharaan Katup Pelepas Udara

a) Perawatan 6 (enam) Bulanan

Pemeliharaan katup ini minimal dilakukan 6 bulan sekali yang mencakup :

 Pemeriksaan kemungkinan adanya kebocoran pada katup udara.


Kebocoran ini mungkin berasal dari paking katup udara dan dari katup
udara itu sendiri.
 Periksa berfungsi atau tidaknya katup udara.
 Tekan tombol tekan pelampung sampai keluar air
 Lepaskan tombol dan air tak boleh keluar
 Memberi pelumas pada tangkai katup dan mur yang terdapat pada katup
udara tersebut. Pemberian pelumas pada tangkai katup dimaksudkan
agar pelumas tersebut dapat mencapai gland packing (penekan paking)
sehingga paking menjadi lembut dan tidak rusak.
 Membersihkan kotoran dan kerak yang mungkin terdapat didalam katup
udara tersebut serta menempel pada bola katup. Pembersihan ini dapat
dilakukan dengan cara membuka tutup katup udara dan kemudian baru
membersihkan bagian dalam katup tersebut.
b) Perbaikan

 Keluar air pada bagian atas katup udara


o Katup udara sudah tidak berfungsi lagi
+ Periksa dan perbaiki
 Aliran air terhambat/kurang
o Katup udara tidak berfungsi
+ Periksa dan perbaiki katup udara
o Lokasi katup udara tidak tepat sehingga udara tidak bisa keluar
+ Pindahkan ke lokasi yang tepat, yaitu pada tempat-tempat yang
letaknya relatif tinggi
o Belum ada katup udara

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 66


+ Tambahkan katup udara pada tempat yang membutuhkannya
Sistem Informasi Katup Pelepas Udara

Sistem Informasi katup pelepas udara perlu dilaksanakan agar pelaksanaan atas
rencana sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan, dapat dikendalikan
sebaik mungkin. Informasi mengenai katup pelepas udara, diambil dari data-
data harian yang dicatat dari hari ke hari diisikan kedalam kartu pemeliharaan
katup udara terlampir oleh penanggung jawab. Berpegang pada perintah
pelaksanaan yang diterima, masing-masing petugas mencatat kenyataan
pelaksanaan tugas dan hasil-hasil pelaksanaan ke kartu pemeliharaan tersebut,
sehingga berguna sebagai umpan balik kepada atasan.

1.5.2 MANUAL PEMELIHARAAN

Pemeliharaan adalah usaha-usaha menjaga agar prasarana air baku selalu dapat berfungsi
dengan baik guna pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya sehingga dapat
beroperasi secara efektif dan efisien.

Tujuan Pemeliharaan :

1. Menjaga agar jaringan dapat beroperasi sepanjang waktu;

2. Menciptakan pemakainan maksimum dari seluruh fasilitas jaringan;

3. Menjaga agar umur manfaat dari jaringan tercapai.

Kenyataan suatu jaringan air baku memiliki pemeliharaan yang buruk. Faktor-faktor yang
menyebabkan pemeliharaan buruk :

 Biaya pemeliharaan tidak cukup atau mengalami keterlambatan;

 Tidak ada rasa memilki dari masyarakat terhadap jaringan air baku;

 Organisasi pengelola jaringan tidak tertata dengan baik.

Faktor yang paling penting iala biaya tidak cukup. Faktor penting lainnya adalah biaya yang
diperlukan tidak datang pada waktunya. Selain itu masyarakat harus bertanggung jawab atas
keberadaan jaringan air baku. Jika masyarakat tidak aktif memperbaiki jaringan air baku,
pembagian air yang direncanakan tidak akan tercapai dan menurunkan efisiensi jaringan.
Bimbingan kepada masyarakat harus selalu diberikan agar mereka merasa bahwa jaringan

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 67


air baku adalah milik mereka sendiri dan kesejahteraan hidup mereka banyak tergantung dari
kondisi jaringan.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 68


Pemeliharaan jaringan irigasi dibagi menjadi 3 kategori :

1. Pemeliharaan Rutin,

2. Pemeliharaan Berkala,

3. Pemeliharaan Darurat

A. Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan harian terhadap fasilitas-fasilitas air baku yang
dilaksanakan oleh para petugas dana khusus. Pemeliharaan jaringan air baku tersebut
diatas dilaksanakan sendiri oleh PDAM & lembaga Desa atau Kecamatan yaitu Bamus dan
Bapel. Untuk melaksanakan O&P dengan baik perlu dilakukan pemeriksaan secara intensif
setiap hari terhadap saluran pipa dan bangunan pelengkapnya, akan menjamin seluruh
fasilitas dalam kondisi baik dan berfungi sesuai dengan semestinya.

Kegiatan pemeliharaan rutin berupa :

1. Jaringan Pipa :

- Kontrol kebocoran pipa,

- Kontrol tersumbatnya pipa.

- Periksa penyokong pipa

- Periksa pengkaratan pipa-pipa

- Valve, valve by pass terbuka atau tertutup, selalu diperiksa

- Periksa kebocoran katup-katup. Bila perlu kencangkan baut-baut atau lakukan


perbaikan, serta ulir katup diberi gemuk.

- Periksa operasi katup-katup. Bersihkan dan perbaiki atau ganti pemutar, tiang
katup, dudukan, paking dan ring. Jika perlu lakukan penggantian katup.

2. Bangunan Reservoar :

- Tekanan di dalam reservoir disesuaikan dengan tekanan kerja yang direncanakan

- Periksa kebersihan tampungan

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 69


- Periksa kebocoran/ Inlet dan Outlet pipa/ pipa drainage

- Pemeliharaan dengan menjaga kebersihan sekelilingnya, melihat kebocoran

- Kualitas air saringan diperiksa, terutama kekurahan, apakah sudah mencapai


dibawah 5 NTU sesuai yang disyaratkan

- Kualitas air selalu diperiksa jam 06.00, 12.00, dan 18.00, kecuali ditetapkan lain
dalam manual

3. Bangunan Pelengkap:

- Menjaga Kebersihan,

- Perbaikan jika diperlukan

Pemeliharaan rutin dilaksanakan oleh petugas yang diangkat oleh masyarakat atau
perkumpulan pengguna air baku tersebut atau secara gotong royong sesuai
kesepakatan yang dibuat

B. Pemeliharaan Berkala

Perbaikan berkala diartikan sebagai perbaikan atas kerusakan sampai yang tidak
mengganggu berfungsinya jaringan. Untuk itu diperlukan tenaga terampil untuk
melaksanakannya. Tujuan dari pemeliharaan berkala ini adalah untuk memulihkan
kembali fungsi saluran, bangunan bagi/sadap bangunan pelengkap dan bangunan
utama, akibat kerusakan yang menimpa fasilitas-fasilitas tersebut. Untuk itu
pemeliharaan berkala sebaiknya dilaksanakan pada saat musim kering dengan
menyesuaikan rencana tanam. Pemeliharaan berkala dapat dilaksanakan dengan
mengontrakkan atau juga ditangani oleh Desa setempat.

Kegiatan pemeliharaan berkala berupa :

1. Jaringan Pipa :

- Untuk pipa yang tertanam, periksa apakah pipa masih tertanam dengan baik. Bila
tidak misalnya terkena erosi, longsor, kena galian, sering dilewati orang atau
binatang ternak, maka segera timbun kembali.

- Perhatikan apa ada rembesan-rembesan, tanda ada kebocoran pipa, perlu digali
untuk diperiksa, dan diganti pipa yang bocor.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 70


- Untuk pipa yang tidak tertanam, bersihkan dari sampah, timbunan tanah atau
puing-puing bangunan, tumbuhan liar yang dapat mengganggu.

- Setiap sambungan diperiksa apa ada kebocoran.

2. Bangunan Reservoar

- Kebersihan:

 Kebersihan lingkungan dari tanaman liar.

 Ventilasi udara selalu harus terjaga.

 Pencegahan lumut pada dinding.

- Kebocoran:

 Selalu dipantau tinggi permukaan air melalui alat penduga water level.

 Dipantau tingkat kebocoran.

- Inlet dan Outlet Pipa, Pipa Drainase:

 Secara berkala pipa penguras difungsikan dan 8-12 bulan sekali reservoir
dikuras. Bersihkan endapan-endapan lumpur.

 Setelah pengurasan harus dilakukan sterilisasi.

- Alat Ukur, baik berupa digital water meter atau water meter induk lainnya harus
ditera secara berkala.

- Kualitas Air, air perlu dipantau yaitu kekeruhan, pH, dan sisa chlor.

3. Bangunan Penunjang

 Manhole/Valve Chamber

Box chamber harus selalu dijaga dari timbunan sampah, tumbuhan liar, kalau
berubah jadi pohon besar dapat mengganggu box chamber, atau box chamber
dapat pecah oleh desakan akar tumbuh-tumbuhan.

4. Bangunan Pelengkap

- Perbaikan bangunan dan sarananya yang rusak,

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 71


- Perbaikan drainage jalan.

- Periksa jumlah jam operasi genset dari Laporan Harian.

- Peredam getaran dan suara harus berfungsi dengan baik.

- Periksa dan ganti minyak, filter minyak pelumas, filter solar, dan air radiator dan
bahan bakar

- Periksa hubungan listrik dari batery dan motor starter dan tekanan udara untuk
start.

5. Perbaikan Darurat

Perbaikan darurat dilaksanakan untuk mengantisipasi kerusakan yang timbul.


Pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan secara swakelola sesuai dengan wilayah
operasi jaringan dengan dikoordinis oleh penjaga. Sebetulnya perbaikan darurat ini
banyak macamnya, tetapi pada umumnya terdiri atas pekerjaan pipa putus dan
perbaikan kerusakan lingkungan.

1.5.3 TINDAKAN DARURAT

Tindakan darurat dilakukan bila terjadi bencana alam yang diakibatkan oleh gempa bumi,
letusan alam yang diakibatkan oleh gempa bumi, letusan gunung, banjir dan lain-lain.
Kerusakan yang timbul harus segera diperbaiki agar tidak merugikan.

Hujan deras bisa membuat air keruh, sehingga perlindungan terhadap mata air harus
dilakukan untuk mencegah longsoran tanggul.

1. Pemberitahuan Darurat dan Penugasan Personil

Selama musim hujan, diharapkan warga desa bergantian mengecek lokasi mata air,
untuk mengawasi apakah ada endapan sediment yang menutup bangunan
broadcaptering, sehingga bias diambil keputusan apakah akan ditutup sementara atau
hanya pemebersihan saja.

Apabila terjadi hujan lebih vbesar dari 100 mm per hari atau terjadi limpasan permukaan,
maka Pengamat harus secepatnya melaporkan kejadian ini kepada Kepala Desa. Pada
saat banjir dating, penjaga harus meningkatkan inspeksi ke seluruh jaringan yang
menjadi tanggung jawabnya.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 72


2. Sistem Komunikasi

Komunikasi selama masa darurat banjir disarankan dengan menggunakan radio


komunikasi yang ada pada setiap Kantor Desa. Kepala Desa harus segera melaporkan
kejadian banjir ke Camat, dan Camat meneruskan laporan ke Dinas Pengairan.

3. Logistik

Logistik merupakan tempat penampungan peralatan angkutan dan peralatan berat


logistik untuk sementara dikoordinasikan oleh seksi, tetapi diharapkan dapat
diusahakan berada di dekat tempat-tempat yang sering terjadi bencana.

Bahan-bahan/peralatan yang perlu disiapkan untuk menghadapi banjir :

 Karung pasir;

 Tiang bambu;

 Seng;

 Kawat bronjong yang sudah dianyam;

 Kain terpal/plastik;

 Timbunan pasir;

 Sekop/cangkul, dan lain-lain

Bahan-bahan tersebut harus ditempatkan pada lokasi yang paling rawan.

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 73


2 DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
2.1 BIAYA KESELAMATAN KONSTRUKSI

Perincian Kegiatan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, paling sedikit


mencakup:

1) Penyiapan RKK, antara lain:

a. Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi;

b. Pembuatan prosedur dan instruksi kerja; dan

c. Penyiapan formulir.

2) Sosialisasi, promosi dan pelatihan, antara lain:

a. Induksi Keselamatan Konstruksi (Safety Induction);

b. Pengarahan Keselamatan Konstruksi (Safety Briefing);

c. Pertemuan mengenai keselamatan (Safety Meeting, Safety Talk, dan/atau


Tool Box Meeting);

d. Pelatihan Keselamatan Konstruksi;

e. Sosialisasi HIV/AIDS;

f. Simulasi Keselamatan Konstruksi;

g. Spanduk (Banner);

h. Poster; dan

i. Papan informasi K3.

3) Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) meliputi:

a. APK antara lain:

1) Jaring pengaman (Safety Net);

2) Tali keselamatan (Life Line);

3) Penahan jatuh (Safety Deck);

4) Pagar pengaman (Guard Railling);

5) Pembatas area (Restricted Area);

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 74


6) Pelindung jatuh (Fall Arrester); dan

7) Perlengkapan keselamatan bencana.

b. APD antara lain:

1) Helm pelindung (Safety Helmet);

2) Pelindung mata (Goggles, Spectacles);

3) Tameng muka (Face Shield);

4) Masker selam (Breathing Apparatus);

5) Pelindung telinga (Ear Plug, Ear Muff);

6) Pelindung pernafasan dan mulut (Masker);

7) Sarung tangan (Safety Gloves);

8) Sepatu keselamatan (Safety Shoes);

9) Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and Toe Cap);

10) Penunjang seluruh tubuh (Full Body Harness);

11) Jaket pelampung (Life Vest);

12) Rompi keselamatan (Safety Vest); dan

13) Celemek (Apron/Coveralls).

4) Asuransi dan Perizinan, antara lain:

a. Asuransi dan kesehatan;

b. Surat izin laik operasi alat dan material;

c. Sertifikat kompetensi kerja untuk operator yang diterbitkan oleh


lembaga/instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan;

d. Surat Pengesahan Organisasi K3 (P2K3), sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan; dan

e. Perizinan terkait lingkungan kerja.

5) Personel Keselamatan Konstruksi, antara lain:

a. Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi;

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 75


b. Petugas tanggap darurat;

c. Petugas P3K;

d. Petugas pengatur lalu lintas (Flagman);

e. Tenaga medis dan/atau kesehatan; dan

f. Petugas kebersihan lingkungan.

6) Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan, antara lain:

a. Peralatan P3K (Kotak P3K, tandu, obat luka, perban, dan lain-lain)

b. Ruang P3K (tempat tidur pasien, tabung oksigen, stetoskop, timbangan berat
badan, tensi meter, dan lain-lain);

c. Peralatan pengasapan (Fogging);

d. Obat pengasapan; dan

e. Ambulans.

7) Rambu-Rambu yang diperlukan, antara lain:

a. Rambu petunjuk;

b. Rambu larangan;

c. Rambu peringatan;

d. Rambu kewajiban;

e. Rambu informasi;

f. Rambu pekerjaan sementara;

g. Jalur evakuasi (Escape Route);

h. Tongkat pengatur lalu lintas (Warning Lights Stick);

i. Kerucut lalu lintas (Traffic Cone);

j. Lampu putar (Rotary Lamp); dan

k. Lampu selang lalu lintas.

8) Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi sesuai lingkup pekerjaan


dengan kebutuhan lapangan, antara lain:

a. Ahli Lingkungan;

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 76


b. Arsitek;

c. Ahli Teknik Jalan;

d. Ahli Teknik Jembatan; dan/atau

e. Ahli Teknik Bangunan Gedung.

9) Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko Keselamatan Konstruksi,


berupa:

a. Pemeriksaan dan pengujian peralatan;

b. Alat Pemadam Api Ringan (APAR);

c. Sirine;

d. Bendera K3;

e. Lampu darurat (Emergency Lamp);

f. Pemeriksaan lingkungan kerja:

1) Limbah B3

2) Polusi suara

g. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP);

h. Program inspeksi dan audit eksternal;

i. Pelaporan dan penyelidikan insiden;

j. Patroli keselamatan; dan/atau

k. Closed-circuit Television (CCTV).

Keterangan:

1. Alat Pelindung Kerja (APK) sesuai pada angka 3 huruf a nomor 1 dan nomor 2 harus
dalam kondisi baru dan mengikuti standar yang berlaku.

2. Alat Pelindung Diri (APD) sesuai pada angka 3 huruf b harus dalam kondisi baru dan
mengikuti standar yang berlaku.

3. Standar warna helm yang dipergunakan, sebagai berikut:

- Tamu –warna putih polos;

- Tim:

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 77


▪ Pelaksana–warna putih polos dilengkapi dengan 1 strip (8 mm);

▪ Kepala pelaksana–warna putih polos dilengkapi dengan 2 strip (2 x 8 mm);

▪ Kepala pekerjaan konstruksi–warna putih polos dilengkapi dengan 3 strip berukuran @


8mm, dan 1 strip 15 mm di bagian paling atas.

- Pekerja pada Unit Keselamatan Konstruksi – warna merah;

- Pekerja pada Unit kerja Sipil–warna kuning;

- Pekerja pada Unit kerja Mekanikal Elektrikal (ME)–warna biru;

- Pekerja pada Unit kerja Lingkungan–warna hijau; dan

- Jika ada logo perusahaan, ditempatkan di bagian tengah dan depan pelindung kepala.

4. Pekerja pada Pekerjaan Konstruksi menggunakan pakaian berwarna jingga.

5. Pada alat berat yang beroperasi di tempel nama operator, SIO, dan pas foto ukuran 8R.

Tabel 2-5 Biaya Keselamatan Konstruksi

SATUAN KUA
HARGA TOTAL HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN PEMBAYARA NTI
SATUAN (Rp.) (Rp.)
N TAS
I II III IV V VI (IV*V)
1 Penyiapan RKK:
Pembuatan dokumen Rencana
a Set 1 5,000,000.00 5,000,000.00
Keselamatan Konstruksi
b Pembuatan prosedur dan instruksi kerja Set
c Penyiapan formulir Set
A Sub Total Penyiapan RKK 5,000,000.00

2 Sosialisasi, promosi dan pelatihan:


a Induksi K3 (Safety Induction) Org 50 7,500.00 375,000.00
b Pengarahan K3 (Safety Briefing)
Pertemuan keselamatan (Safety Talk
c Org 75 15,000.00 1,125,000.00
dan/atau Tool Box Meeting)
d Pelatihan K3
1) Bekerja di ketinggian Org 10 7,500.00 75,000.00
2) Penggunaan bahan kimia (MSDS) Org 10 7,500.00 75,000.00
3) Analisis keselamatan pekerjaan Org 20 7,500.00 150,000.00
4) Perilaku berbasis keselamatan(Budaya K3) Org 50 7,500.00 375,000.00
5) P3K Org 1 1,750,000.00 1,750,000.00
e Simulasi K3 Org 75 7,500.00 562,500.00
f Spanduk (Banner ) Lb 5 150,000.00 750,000.00
g Poster Lb 10 50,000.00 500,000.00
h Papan Informasi K3 Bh 1 500,000.00 500,000.00
B Sub Total Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan 6,237,500.00

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 78


SATUAN KUA
HARGA TOTAL HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN PEMBAYARA NTI
SATUAN (Rp.) (Rp.)
N TAS
I II III IV V VI (IV*V)
13 Penyiapan RKK:Kerja dan Alat Pelindung Diri:
Alat Pelindung
a APK antara lain:
a Set 1 5.000.000,00 5.000.000,00
1) Tali Keselamatan (Life Line) Ls 1 5,000,000.00 5,000,000.00
b 2) Pembuatan
Pagar Pengaman prosedur
(GuarddanRailling)
instruksi kerja Set
Ls 1 15,000,000.00 15,000,000.00
c 3) Penyiapan
Pembatas Areaformulir
(Restricted Area) Set
Ls 1 3,000,000.00 3,000,000.00
b A Sub
APDTotal Penyiapan
antara lain: RKK 5.000.000,00
1) Topi Pelindung (Safety Helmet) Bh 75 75,000.00 5,625,000.00
2 Sosialisasi, promosi dan pelatihan:
2) Pelindung Mata (Goggles, Spectacles) Psg 50 25,000.00 1,250,000.00
a 3) Induksi
TamengK3 (Safety
Muka (FaceInduction)
Shield) Org
Bh 752 7.500,00
300,000.00 562.500,00
600,000.00
b 4) Pengarahan K3 (Safetydan
Pelindung Pernafasan Briefing)
Mulut(Masker) Box 10 50,000.00 500,000.00-
5) Sarung Tangan (Safety Gloves) Psg 50 15,000.00 750,000.00
c Org 100 15.000,00 1.500.000,00
6) Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) Psg 50 350,000.00 17,500,000.00
d 7) Pelatihan K3
Sepatu Keselamatan (Rubber SafetyShoes and Toe Cap)
Psg 50 250,000.00 12,500,000.00-
1) Bekerja di ketinggian
8) Penunjang Seluruh Tubuh (FullBody Harness) Org
Bh 20
10 7.500,00
750,000.00 150.000,00
7,500,000.00
2)
9) Penggunaan bahan kimia
Rompi Keselamatan (Safety(MSDS)
Vest) Org
Bh 20
75 7.500,00
25,000.00 150.000,00
1,875,000.00
3) Analisis
10) Celemekkeselamatan pekerjaan
(Apron/Coveralls) Org
Bh 402 7.500,00
40,000.00 300.000,00
80,000.00
4) Perilaku berbasis keselamatan(Budaya
11) Pelindung Jatuh (Fall Arrester) K3) Org
Bh 100
10 7.500,00
100,000.00 750.000,00
1,000,000.00
5) P3K
12) Blower Org
Bh 4 1.750.000,00
0 15,000,000.00 7.000.000,00
0.00
e 13) Simulasi K3
Pagar Pengaman Pekerjaan konstruksi Org
Ls 1000 10,000,000.00
7.500,00 750.000,00
0.00
f C Sub Total Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri 72,180,000.00
g Poster Lb 10 50.000,00 500.000,00
4h Papan
Asuransi danInformasi
perizinan:K3 Bh 1 500.000,00 500.000,00
a B Sub Total
Asuransi Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan Ls 1 25,000,000.00 13.662.500,00
25,000,000.00
b Surat Izin Laik Operasi (SILO) Set 4 0.00 0.00
Sertifikat Kompetensi Operator yang
c diterbitkan oleh lembaga/instansi yang Bh 4 0.00 0.00
berwenang sesuai dengan undang – undang
d Surat Pengesahan Organisasi K3 (P2K3), sesuai dengan Bh peraturan yang
1 berlaku0.00 0.00
e Perizinan terkait lingkungan kerja Ls 1 5,000,000.00 5,000,000.00
D Sub Total Asuransi dan perizinan 30,000,000.00

5 Personel K3 Konstruksi:
a Ahli K3 Konstruksi OB 0 0.00
b Petugas K3 Konstruksi OB 1 4,000,000.00 4,000,000.00
c Petugas tanggap darurat OB 1 4,000,000.00 4,000,000.00
d Petugas P3K OB 1 4,000,000.00 4,000,000.00
e Petugas pengatur lalu lintas(Flagman) Org 1 4,000,000.00 4,000,000.00
f Tenaga Paramedis OB 1 4,000,000.00 4,000,000.00
E Sub Total Personel K3 Konstruksi 20,000,000.00

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 79


SATUAN KUA
HARGA TOTAL HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN PEMBAYARA NTI
SATUAN (Rp.) (Rp.)
N TAS
I II III IV V VI (IV*V)
1 Penyiapan RKK:
6 Fasilitas, sarana dan prasarana kesehatan:
Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Obat Luka,
a Set
Ls 1 5.000.000,00
1,500,000.00 5.000.000,00
1,500,000.00
Perban,dll)
b Pembuatan prosedur
Ruang P3K (Tempat dan Pasien,
Tidur instruksiStetoskop,
kerja Set
b Ls 0 15,000,000.00 0.00
c Penyiapan formulir
Timbangan Berat Badan) Set
c A Peralatan
Sub Total Penyiapan
Pengasapan RKK
(Fogging) Ls 1 1,000,000.00 5.000.000,00
1,000,000.00
F Sub Total Fasilitas, sarana dan prasarana kesehatan 2,500,000.00
2 Sosialisasi, promosi dan pelatihan:
a
7 Rambu- Induksi
Rambu K3yang
(Safety Induction)
diperlukan: Org 75 7.500,00 562.500,00
b
a Pengarahan
Rambu petunjukK3 (Safety Briefing) Bh 10 75,000.00 750,000.00-
b Rambu larangan Bh 5 75,000.00 375,000.00
c Org 100 15.000,00 1.500.000,00
c Rambu peringatan Bh 10 75,000.00 750,000.00
d Pelatihan K3
Rambu kewajiban Bh 10 75,000.00 750,000.00-
e 1) Rambu
Bekerjainformasi
di ketinggian Org
Bh 20
10 7.500,00
75,000.00 150.000,00
750,000.00
f 2) Rambu
Penggunaan bahansementara
pekerjaan kimia (MSDS) Org
Bh 20
10 7.500,00
75,000.00 150.000,00
750,000.00
d 3) Analisis keselamatan pekerjaan
Jalur Evakuasi (Escape Route) Org
Ls 401 7.500,00
500,000.00 300.000,00
500,000.00
4) Tongkat
Perilaku pengatur
berbasis keselamatan(Budaya
lalu lintas K3) Org 100 7.500,00 750.000,00
g Bh 10 150,000.00 1,500,000.00
5) (Warning
P3K Lights Stick) Org 4 1.750.000,00 7.000.000,00
eh Simulasi K3 lintas (Traffi c Cone)
Kerucut lalu Org
Bh 100
10 7.500,00
100,000.00 750.000,00
1,000,000.00
if Lampu putar (Rotary Lamp ) Bh 5 500,000.00 2,500,000.00
jg Poster selang lalu lintas
Lampu Lb
Ls 100 2,500,000.00
50.000,00 500.000,00
0.00
h G Papan Informasi K3
Sub Total Rambu-rambu yang diperlukan Bh 1 500.000,00 500.000,00
9,625,000.00
B Sub Total Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan 13.662.500,00
8 Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi:
a Ahli Lingkungan OJ 5 1,700,000.00 8,500,000.00
b Ahli Perpipaan OJ 5 1,700,000.00 8,500,000.00
H Sub Total Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi 17,000,000.00

9 Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi:


a Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Bh 10 550,000.00 5,500,000.00
b Sirine Bh 2 150,000.00 300,000.00
c Bendera K3 Bh 2 50,000.00 100,000.00
d Lampu Darurat (Emergency Lamp) Bh 4 70,000.00 280,000.00
e Pembuatan Kartu Identitas Pekerja(KIP) Lb 75 7,000.00 525,000.00
f Program Inspeksi dan Audit Internal Ls 1 5,000,000.00 5,000,000.00
g Pelaporan dan Penyelidikan Insiden Ls 1 500,000.00 500,000.00
I Sub Total Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi 12,205,000.00

Total Mata Pembayaran Penerapan SMKK Pekerjaan 174,747,500.00

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK Hal 80

Anda mungkin juga menyukai