Penggunaan
InaSAFE di QGIS
JULI 2018
MAP VISION
citrasatelit.wordpress.com
InaSAFE (Indonesia Scenario Assesment for Emergency) merupakan software
gratis dan open source untuk kesiapsiagaan bencana. Software yang
dikembangkan hasil kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), Bank Dunia, serta Australia – Indonesia Facility for Disaster Reduction
(AIFDR), dapat memperlihatkan skenario yang akan terjadi jika sebuah bencana
berlangsung di sebuah wilayah.
Sebagai contoh dalam kejadian bencana banjir yang terjadi di suatu wilayah, kita
dapat mengetahui jumlah bangunan yang terdampak akibat banjir yang terjadi,
jumlah penduduk yang juga terkena dampak banjir, dapat merencanakan jalur
dan tempat untuk evakuasi, rumah sakit mana saja yang terdekat dengan wilayah
yang terkena banjir yang dapat menerima pasien, serta banyak lainnya.
InaSAFE sendiri dijalankan di QGIS yang juga merupakan software yang gratis
dan open source. InaSAFE dapat dijalankan di QGIS dengan terlebih dahulu
melakukan instalasi plugin InaSAFE di QGIS.
Pada tutorial kali ini, kami akan membahas penggunaan InaSAFE untuk
mengetahui jumlah bangunan serta jalan mana saja yang terkena dampak banjir
di sebuah wilayah yang ada di Jakarta, dengan data yang didapat berasal dari
hasil unduhan di OpenStreetMap (OSM).
QGIS versi terbaru pada saat tutorial ini dibuat yaitu QGIS versi 3.2.0 “Bonn”,
namun sayangnya plugin InaSAFE saat ini tidak tersedia pada QGIS versi terbaru
tersebut.
Pada versi di bawahnya yaitu QGIS versi 2.18.20, plugin InaSAFE mengalami error
ketika hendak di install, dan oleh karena itu, pada tutorial kali ini kami
menggunakan software QGIS versi 2.14.21, dimana plugin InaSAFE berjalan
dengan baik.
Untuk mendapatkan QGIS versi 2.14, silahkan klik link berikut ini :
http://download.osgeo.org/qgis/
Pada jendela tampilan awal website di atas, terdapat berbagai folder yang berisi
installer QGIS dari versi paling awal sampai paling terbaru, sesuai dengan sistem
operasi komputer yang Anda gunakan.
Pada bagian menu bar klik : Plugins | Manage and Install Plugins...
(ditunjukkan oleh angka 3 dan 4 pada Gambar 3). Dan pastikan koneksi internet
Anda berjalan lancar dan baik.
Setelah plugin InaSAFE sudah ter-install di QGIS, lakukan hal sebagai berikut :
7
Map Vision – “ Create Yo ur Vision with a Map”
citrasatelit.wordpress.com
Juli 2018
Pada toolbar bagian InaSAFE, klik tool Add OpenStreetMap Tile
Layer (ditunjukkan oleh angka 7 pada Gambar 6), untuk menampilkan peta
seluruh dunia. Tunggu sampai kenampakan seluruh peta dunia muncul pada
lembar kerja (map canvas) QGIS.
Berhubung wilayah kajian pada tutorial kami adalah sebuah wilayah di Jakarta,
maka kami melakukan zoom di sebuah wilayah di Jakarta.
Sebenarnya terdapat sebuah plugin bernama OSM place search untuk mencari
wilayah yang hendak diunduh, namun entah kenapa plugin tersebut tidak
berjalan pada QGIS yang kami gunakan, sehingga kami harus melakukan
pencarian secara manual dengan melihat pada peta dunia yang ditampilkan
kemudian zoom pada wilayah yang hendak diunduh. Mungkin Anda bisa meng-
install plugin OSM place search, siapa tahu dapat berjalan pada QGIS yang Anda
miliki.
Dan inilah kenampakan sebuah wilayah di Jakarta yang hendak kami unduh
:
8
[Tutorial] Penggunaan InaSAFE di QGIS
Map Vision – “ Create Yo ur Vision with a Map”
citrasatelit.wordpress.com
Juli 2018
Gambar 8. Wilayah yang Hendak Diunduh
Selanjutnya, unduh (download) data pada wilayah tersebut dengan cara sebagai
berikut :
9
Map Vision – “ Create Yo ur Vision with a Map”
citrasatelit.wordpress.com
Juli 2018
Gambar 10. Download Data dari OSM
Pada bagian Feature types, beri tanda silang data yang hendak diunduh
(ditunjukkan oleh angka 10 pada Gambar 10), dengan cara klik sekali pada bagian
kotak silang tersebut. Pada tutorial ini, kami mengunduh data Roads (jalan),
Building polygons (bangunan dalam bentuk poligon), serta Flood prone areas
(area rawan banjir).
1
Map Vision – “ Create Yo ur Vision with a Map”
citrasatelit.wordpress.com
Juli 2018
Data Flood prone areas (area yang rawan banjir) akan digunakan sebagai data
hazard atau data ancaman. Data ini nantinya akan digunakan sebagai data yang
akan memperlihatkan area-area yang rawan banjir.
Data Roads (jalan) merupakan data opsional, dalam artian boleh Anda unduh
atau tidak, tapi alangkah baiknya diunduh saja, sebagai data tambahan untuk
mengetahui bangunan di jalan mana saja yang rawan terkena banjir.
Pada bagian Bounding box from the map canvas, terdapat keterangan titik
koordinat pembatas di wilayah yang data-nya hendak kita unduh (ditunjukkan
oleh area berwarna hijau pada Gambar 10). Wilayah yang datanya hendak
diunduh, akan sesuai dengan yang tampak pada lembar kerja (map canvas)
QGIS. Jika ingin mengganti batas wilayah yang datanya hendak diunduh, Anda
dapat ganti nilai koordinat pada bagian West (barat), North (utara), East (timur),
dan South (selatan), atau dapat klik tombol Drag on Map, sehingga nanti Anda
akan menentukan wilayah yang datanya hendak Anda unduh dengan melakukan
drag pada peta yang tampil pada lembar kerja (map canvas) QGIS. Pada tutorial
ini, kami akan mengunduh data di wilayah yang sebelumnya telah kami zoom,
yang sesuai dengan tampilan yang ada pada lembar kerja QGIS (lihat Gambar 8).
Pada bagian File name prefix, ketik nama file hasil download pada bagian
input box (ditunjukkan oleh angka 12 pada Gambar 10). Pada tutorial kali ini,
kami memberi nama file hasil pengunduhan bernama Jakarta, sesuai dengan
wilayah datanya hendak kami unduh.
Jika proses pengunduhan selesai, maka hasilnya akan nampak seperti Gambar
12 di bawah ini :
Data hasil unduhan yaitu Flood prone, Buildings (polygon), serta Roads, sudah
berada pada bagian Layers Panel. Pada layer OpenStreetMap, kita hilangkan saja
kenampakannya pada lembar kerja QGIS dengan cara klik pada bagian kotak
silang, sehingga yang nampak hanya data hasil unduhan (download).
1
Map Vision – “ Create Yo ur Vision with a Map”
citrasatelit.wordpress.com
Juli 2018
Dari hasil data yang kami unduh terlihat bahwa area yang rawan banjir tidak
terlalu luas, hanya berada sedikit di bagian utara dan selatan.
Gambar 13. Area Rawan Banjir yang Didapatkan dari Data Flood Prone
Sebelum menentukan data mana yang bertindak sebagai data hazard serta data
mana yang menjadi data exposure, maka perlu dipahami terlebih dahulu terkait
pengertian hazard dan exposure pada InaSAFE.
Hazard atau ancaman pada InaSAFE merupakan sebuah kejadian yang dapat
disebabkan oleh bencana alam atau ulah tangan manusia atau kejadian lain yang
memberi dampak buruk ataupun kerusakan pada manusia, infrastruktur, atau
sumber daya yang ada di sebuah wilayah.
Contoh dari ancaman yang disebabkan oleh alam seperti banjir, tsunami, gempa
bumi, gunung meletus, serta bencana alam lainnya. Contoh dari ancaman yang
disebabkan oleh ulah tangan manusia seperti tumpahan bahan kimia, kegagalan
pembangunan teknologi nuklir, ledakan atau kebakaran di sebuah pabrik, dll.
Seperti yang telah dibahas pada halaman sebelumnya, yang menjadi data hazard
yaitu data area yang rawan banjir (layer data Flood prone), sedangkan data
exposure yaitu data bangunan (layer data Buildings).
Untuk melakukan penentuan data hazard dan data exposure, lakukan hal
sebagai berikut :
Pada bagian toolbar InaSAFE, klik tool Keywords Creation Wizard (ditunjukkan
oleh angka 16 pada Gambar 15), hingga muncul jendela tampilan InaSAFE
Keyword Creation Wizard.
Setelah berada pada jendela tampilan InaSAFE Keyword Creation Wizard, lakukan
langkah-langkah berikut :
Pada kotak pilihan jenis data, pilih jenis data hazard, dengan cara klik sekali pada
tulisan Hazard (ditunjukkan oleh angka 17 pada Gambar 16). Setelah itu klik
tombol Next (ditunjukkan oleh angka 18 pada Gambar 16), untuk melanjutkan
proses.
Pada bagian pemilihan jenis data hazard atau ancaman, pilih bagian Flood
atau banjir (ditunjukkan pada angka 19 pada Gambar 17). Setelah itu klik tombol
Next
(ditunjukkan oleh angka 20 pada Gambar 17), untuk melanjutkan proses.
Kami tidak mengetahui apakah data Flood prone areas (area rawan banjir) yang
kami unduh di OpenStreetMap merupakan data yang berdasarkan hasil dari
kejadian banjir yang sering terjadi di Jakarta dalam kurun waktu tertentu
ataukah merupakan kejadian yang terjadi pada satu waktu tertentu seperti banjir
besar di Jakarta yang terjadi pada tahun 2013 silam. Oleh karena itu tidak
masalah disini untuk menentukan tipe skenario ancaman atau bencana, apakah
Multiple event atau Single event.
Kami sendiri memilih tipe Multiple event (ditunjukkan oleh angka 21 pada Gambar
18), berhubung banjir di Jakarta merupakan bencana yang seringkali melanda
wilayah ibukota tersebut. Jika Anda mempunyai data yang dijadikan data hazard,
dan mengetahui apakah data tersebut berdasarkan kejadian yang terjadi dalam
kurun waktu tertentu atau hanya dalam satu waktu kejadian, maka Anda dapat
menentukan tipe skenario bencana / ancaman pada bagian ini.
Data Flood prone areas yang kami unduh, nilai dalam atributnya hanya terdiri
dari nilai Wet (Basah – atau mungkin maksudnya terendam banjir) atau Dry
(Kering), oleh karena itu, kami memlih sifat data yang terklasifikasi atau Classified
(ditunjukkan oleh angka 23 pada Gambar 19).
Pada data hazard untuk bencana banjir dengan data atribut yang lebih lengkap,
biasanya terdapat nilai kedalaman banjir dalam satuan meter, dimana dengan
data tersebut kita bisa membuat rentang nilai kedalaman banjir untuk mewakili
apakah dengan kedalaman tertentu termasuk kategori hati-hati, kedalaman
rendah, kedalaman sedang, atau kedalaman tinggi. Misalnya untuk kedalaman
banjir dengan kedalaman antara 0 – 0.1 m maka masuk kategori hati-hati,
kemudian 0.1 – 0.7 m termasuk kategori rendah, 0.7 – 1.5 m termasuk kategori
sedang, dan 1.5 – 5 m termasuk kategori tinggi. Jika bentuk datanya seperti itu,
maka dipilih jenis data kontiyu (Continuous), karena terdapat interval nilai.
Pada bagian data atribut pilih atribut FLOODPRONE (ditunjukkan oleh angka 25
pada Gambar 20), karena hanya data atribut tersebut yang mempunyai nilai unik
(Unique values) pada data yang kami unduh yaitu nilai Wet dan Dry. Selanjutnya
klik tombol Next (ditunjukkan oleh angka 26 pada Gambar 20), untuk
melanjutkan proses pengerjaan.
Pada tahapan selanjutnya merupakan informasi sumber data yang kita gunakan.
Untuk data yang berasal dari hasil unduhan OpenStreetMap, maka bagian
Source, URL, dan License, otomatis sudah terisi. Sedangkan bagian Scale kami
biarkan saja, begitu juga pada bagian Date (tanggal), berhubung untuk informasi
ini pun kami tidak mengetahuinya. Jika data yang Anda gunakan bukan data hasil
unduhan OpenStreetMap, silahkan Anda mengisi input box informasi untuk
sumber data yang Anda gunakan. Hal tersebut penting pada laporan yang akan
Anda buat nantinya.
Jika sudah selesai melakukan pengisian informasi sumber data, silahkan tekan
tombol Next (ditunjukkan oleh angka 27 pada Gambar 22), untuk melanjutkan
proses pengerjaan.
2
Map Vision – “ Create Yo ur Vision with a Map”
citrasatelit.wordpress.com
Juli 2018
Gambar 23. Informasi Tanggal Bencana Banjir Terjadi
Pada bagian ini, kami juga tidak mengisi apapun pada bagian Flood event ID
ataupun Flood event time, berhubung tidak tersedia informasi mengenai waktu
kejadian banjir pada data yang kami unduh, sehingga kami melanjutkan saja ke
tahapan berikutnya dengan klik tombol Next (ditunjukkan oleh angka 28 pada
Gambar 23).
Pada tahapan ini, kita dapat mengatur nama dataset / layer data hazard. Nama
default dataset hazard yang kami unduh di OSM yaitu Flood prone (dapat dilihat
pada Gambar 12), yang selanjutnya kami ganti menjadi Banjir (ditunjukkan oleh
angka 29 pada Gambar 24). Anda dapat mengubah namanya sesuai keinginan
Anda atau tetap menggunakan nama default. Jika sudah selesai melakukan
pengaturan, klik tombol Next (ditunjukkan oleh angka 30 pada Gambar 24), untuk
melanjutkan proses pengerjaan.
Setelah selesai melakukan penentuan yang menjadi data hazard, selanjutnya kita
tentukan yang akan menjadi data exposure atau keterpaparan, dengan cara yang
sama dengan langkah-langkah untuk menentukan data hazard.
Untuk tahapan awal, pastikan layer yang ingin dijadikan data exposure telah
diseleksi dengan klik sekali, kemudian pada bagian toolbar InaSAFE, klik tool
Keywords Creation Wizard, hingga muncul jendela tampilan InaSAFE Keyword
Creation Wizard (sama dengan langkah yang ditunjukkan oleh Gambar 14 dan
Gambar 15 – silahkan lihat kembali kalau terlupa).
[Tutorial] Penggunaan InaSAFE di QGIS
Pada tahapan pertama, silahkan pilih bagian Exposure, dengan cara klik sekali
(ditunjukkan oleh angka 32 pada Gambar 26). Selanjutnya klik tombol Next
(ditunjukkan oleh angka 33 pada Gambar 26).
2
Map Vision – “ Create Yo ur Vision with a Map”
citrasatelit.wordpress.com
Juli 2018
Gambar 27. Structures
Pada tahapan selanjutnya yaitu penentuan sifat data. Pilihan yang tersedia yaitu
data terklasifikasi atau Classified (ditunjukkan oleh angka 36 pada Gambar 28).
Selanjutnya klik tombol Next (ditunjukkan oleh angka 37 pada Gambar 28), untuk
melanjutkan proses pengerjaan.
Pada tahapan pemilihan data atribut, kami memilih BUILDING (ditunjukkan oleh
angka 38 pada Gambar 29), yang memiliki nilai yang cukup banyak terkait tipe
bangunan di wilayah yang telah diunduh, seperti terdapat bank, masjid (mosque),
kantor (central_office), bioskop (cinema), dan banyak lainnya, yang dapat dilihat
pada bagian Unique values. Selesai memilih, silahkan klik tombol
Next
(ditunjukkan oleh angka 39 pada Gambar 29).
Untuk tutorial ini, kami pilih saja Generic Data-driven Classification (ditunjukkan
oleh angka 40 pada Gambar 30). Selanjutnya klik tombol Next (ditunjukkan oleh
angka 41 pada Gambar 30), untuk melanjutkan proses pengerjaan.
Selanjutnya, klik tombol Next (ditunjukkan oleh angka 43 pada Gambar 32),
untuk melanjutkan proses pengerjaan.
Pada tahapan ini, kami mengganti nama layer / dataset Buildings menjadi layer /
dataset dengan nama Bangunan (ditunjukkan oleh angka 44 pada Gambar 33).
Selanjutnya, klik tombol Next (ditunjukkan oleh angka 45 pada Gambar 33),
untuk melanjutkan proses pengerjaan.
Pada tahapan akhir, ditampilkan resume dari pengaturan yang telah kita lakukan.
Silahkan klik tombol Finish (ditunjukkan oleh angka 46 pada Gambar 34), untuk
menyelesaikan pengerjaan. Dan, jika terdapat tahapan yang ingin diganti, maka
silahkan klik tombol Back (ditunjukkan oleh area berwarna hijau pada
Gambar
34), sampai kembali ke tahapan yang ingi diubah pengaturannya.
Proses penghitungan jumlah bangunan yang akan terkena banjir dapat dilakukan
dengan klik tombol Run (ditunjukkan oleh area berwarna hijau pada Gambar 35)
pada panel InaSAFE.
Namun, jika tombol Run tidak aktif, maka antara data hazard dengan data
exposure dalam hal ini dataset / layer Banjir dan Bangunan tidak overlay.
Penyebab tidak overlay, bisa jadi terdapat perbedaan sistem proyeksi antara data
hazard dengan data exposure. Misalkan data hazard mempunyai sistem proyeksi
Geodetik, sedangkan data exposure mempunyai sistem proyeksi UTM.
Oleh
karena itu samakan terlebih dahulu sistem proyeksi kedua data tersebut.
Pada bagian toolbar InaSAFE, klik tool Set Analysis Area (ditunjukkan oleh angka
47 pada Gambar 36), hingga muncul jendela tampilan InaSAFE Analysis Area,
seperti ditunjukkan Gambar 37 di bawah ini :
Catatan :
Aggregation layer merupakan layer batas administrasi sebuah wilayah.
Berhubung kami tidak menggunakan data batas administrasi, maka analisis
dilakukan hanya berdasarkan data yang telah diunduh di OSM.
Jika area yang hendak dianalisis, areanya seluas dataset / layer exposure maka
pilih tombol radio Use extent of exposure layer. Jika area yang hendak dianalisis
adalah area yang merupakan perpotongan antara data hazard dan data
exposure, maka pilih tombol radio Use intersection of hazard and exposure layer.
Jika area yang hendak dianalisis adalah perpotongan antara data hazard dan
data exposure yang sedang tampil pada lembar kerja QGIS, maka pilih tombol
radio Use intersection of hazard, exposure and current view extent. Namun jika
area yang ingin dianalisis ingin Anda tentukan sendiri, maka klik tombol Drag on
map (ditunjukkan oleh area berwarna kuning pada Gambar 37), kemudian drag
area yang ingin Anda analisis pada lembar kerja QGIS.
Kami sendiri memilih tombol radio yang pertama yaitu Use extent of exposure
Layer, sehingga semua area yang diunduh dianalisis, walaupun bangunan
tersebut tidak berpotongan dengan data area rawan banjir. Jika sudah
melakukan pengaturan, klik tombol OK (ditunjukkan oleh angka 48 pada Gambar
37).
3
Map Vision – “ Create Yo ur Vision with a Map”
citrasatelit.wordpress.com
Juli 2018
5). Menjalankan Perhitungan Jumlah Bangunan Terdampak Banjir serta Analisis
Lainnya
Setelah kita menentukan data hazard dan data exposure serta telah menentukan
cakupan area yang hendak dianalisis, maka saatnya kita lakukan proses analisis
di panel InaSAFE (terletak di sebelah kanan jendela tampilan utama QGIS dan di
bawah Layer Panel), dengan cara sebagai berikut :
Pada bagian pertanyaan In the event of, pilih data hazard, dalam hal ini yaitu
layer / dataset Banjir (ditunjukkan oleh angka 49 pada Gambar 38). Pada bagian
pertanyaan how many, pilih data exposure, dalam hal ini yaitu layer / dataset
Bangunan (ditunjukkan oleh angka 50 pada Gambar 38). Selesai memilih pada
bagian pertanyaan, klik tombol Run (ditunjukkan oleh angka 51 pada Gambar 38),
untuk memulai proses analisis.
3
Map Vision – “ Create Yo ur Vision with a Map”
citrasatelit.wordpress.com
Juli 2018
Jika proses sudah selesai, maka akan terdapat layer baru pada Layers Panel
seperti nampak pada Gambar 39 di bawah ini :
Terdapat layer baru bernama Flood Polygon On Structures Polygon yang berisi
data hasil analisis (ditunjukkan oleh area berwarna hijau pada Gambar 39). Hasil
analisis menunjukkan bahwa terdapat 1300 bangunan yang bakalan
terkena banjir dan 18.200 bangunan lainnya tidak terpapar banjir, pada data
yang kami unduh.
Bangunan yang terkena banjir diberi warna merah dan yang tidak terkena banjir
diberi warna abu-abu, serta bangunan yang kering diberi warna kuning.
3
Map Vision – “ Create Yo ur Vision with a Map”
citrasatelit.wordpress.com
Juli 2018
Gambar 40. Bangunan yang Terkena Banjir dan Tidak di Bagian Utara
Gambar 42. Bangunan yang Terkena Banjir dan Tidak di Seluruh Area yang Dianalisis
Jika ingin mendapatkan laporan dalam format PDF, dari hasil analisis yang telah
dilakukan, maka lakukan hal berikut ini :
Pada bagian panel InaSAFE, klik tombol Print ... (ditunjukkan oleh angka 52 pada
Gambar 43), hingga muncul jendela tampilan Impact report, seperti ditunjukkan
Gambar 44 di bawah ini :
Pada bagian InaSAFE reports, silahkan pilih laporan yang hendak dibuat, dengan
memberi tanda silang pada kotak (ditunjukkan oleh area berwarna orange pada
Gambar 44). Jika ingin mengatur kembali tampilan peta yang akan tampil pada
laporan, silahkan edit kembali peta tersebut dengan cara klik tombol Open in
composer (ditunjukkan oleh area berwarna biru pada Gambar 44). Selesai
melakukan pemilihan laporan yang akan dibuat, maka klik tombol Open as PDF
(ditunjukkan oleh angka 53 pada Gambar 44). Oh iya, pastikan Anda mempunyai
software untuk membuka data dengan format .pdf, seperti misalnya software
Adobe Reader.
4
Map Vision – “ Create Yo ur Vision with a Map”
citrasatelit.wordpress.com
Juli 2018
[Tutorial] Penggunaan InaSAFE di QGIS
rn®~*fil~o ~o ~
~
IIAP W~~~@~
l!1hv:I O
l!.W@O
Sekian tutorial kali ini. Semoga bermanfaat bagi Anda, dan sampai jumpa pada
tutorial-tutorial kami berikutnya. Dan, kemungkinan besar di lain kesempatan
akan kami buat kembali tutorial mengenai InaSAFE dengan data yang lebih
kompleks.
4
Map Vision – “ Create Yo ur Vision with a Map”
citrasatelit.wordpress.com
Juli 2018
[Tutorial] Penggunaan InaSAFE di QGIS