Anda di halaman 1dari 10

Ucapan terima kasih

Pendahuluan

Ruang lingkup

Klasifikasi daerah rawan tsunami

Persyaratan teknis

Petunjuk praktis

Tahapan merancang jalur evakuasi tsunami


Haryadi Permana Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI permana@geotek.lipi.go.id/hpharper.permana@gmail.com

Penutup

Ucapan terima kasih

Pendahuluan

a) Kepada seluruh anggota Panitia Teknis 13-08, Penanggulangan bencana dan seluruh pemangku kepentingan yang telah merancang, menyusun, mengkritisi draft RSNI Jalur evakuasi tsunami menjadi SNI Jalur evakuasi tsunami SNI 7766-2012; b) Litbang Permukiman-Kemen PU dan PVMBG-BG, ESDM yang telah berperan serta dalam sosialisasi SNI Jalur evakuasi tsunami; c) Seluruh pemangku kepentingan yang telah mengadopsi SNI 7766-2012 Jalur evakuasi tsunami d) penyusunan SNI 7766-2012 Jalur evakuasi tsunami diprakarsai oleh BNPB didukung oleh Kemenristek dan diterbitkan oleh BSN

a) Sebagian besar pesisir Indonesia termasuk kawasan rawan bencana tsunami; b) Tercatat sebanyak 172 kabupaten/kota dalam 25 provinsi yang mempunyai kawasan pesisir rawan bencana tsunami c) Pada abad ke-20, bencana tsunami melanda Indonesia tercatat sejak 1907 yang melanda P. Simeulue; pada 1992 melanda pantai utara Flores; pada 1994 melanda Banyuwangi dan P. Biak dilanda tsunami pada 1996. d) Bencana tsunami terbesar tercatat pada 2004 yang melanda kawasan Aceh diikuti kemudian oleh tsunami Pangandaran (2006), Bengkulu (2007) dan Sipora-pagai (2010)
4

Pendahuluan

e) Amerika Serikat, Jepang dan Selandia Baru adalah contoh dari negara yang telah menyediakan jalur evakuasi tsunami f) Indonesia perlu memiliki panduan pembuatan jalur evakuasi tsunami terstandar dan dipahami oleh masyarakat sebagai subjeknya g) Diharapkan SNI 7766-2012 Jalur evakuasi tsunami akan memudahkan dalam merancang jalur evakuasi dan meningkatkan keselamatan masyarakat di wilayah peisisir.

Ruang lingkup

a. SNI ini menetapkan persyaratan teknis & praktis dalam pembuatan jalur evakuasi tsunami secara horisontal dan atau secara vertikal b. Hasil perancangan jalur-jalur evakuasi dapat berupa peta sederhana dengan sekala besar sehingga mudah dipahami oleh pengguna

c. peta evakuasi disusun dengan mengikuti kaidah penyusunan peta dari BIG atau LAPAN d. Untuk daerah administrasi setingkat kecamatan, kelurahan atau desa dapat berupa sketsa jalur-jalur atau denah tanpa mengikuti kaidah penyusunan peta akan tetapi mudah dipahami masyarakat f. Pemerintah daerah (BPBD) yang mengeluarkan informasi mengenai jalur-jalur evakuasi termasuk peta dan rambu evakuasi

Klasifikasi daerah rawan tsunami

1) Klasifikasi daerah rawan bencana tsunami mengacu pada Buku Kajian Risiko Bencana Tsunami (BNPB) 2) Untuk kawasan yang sangat landai-datar di kawasan sangat rawan tsunami, diperlukan tempat kumpul sementara baik berupa bangunan tinggi atau bukit buatan (artificial hill) yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat evakuasi vertikal 3) Bangunan-bangunan tersebut harus mendapat verifikasi dari instansi berwenang Catatan: melalui program Masterplan Penanggulangan Bencana Tsunami, PPMB-ITB telah merancang draft Tempat evakuasi vertikal Sementara (TES)
9

Klasifikasi daerah rawan tsunami berdasarkan ketinggian genangan tsunami (berdasarkan pemodelan, dengan sekenario menengah) Klasifikasi kawasan 1 2 3 4 4. AMAN <0,5 meter 1. SANGAT RAWAN 2. RAWAN Ketinggian genangan tsunami >3 meter 1 - 3 meter

Panduan Peringatan Dini Tsunami-BMKG-2009

10

Persyaratan teknis

a) Pembuatan jalur evakuasi tsunami merupakan bagian dari perencanaan evakuasi b) Di dalam proses perencanaan evakuasi, diperlukan jalur-jalur utama dan tambahan di dalam area rawan tsunami yang dilengkapi rambu-rambu evakuasi menuju daerah aman untuk digunakan di dalam pelayanan darurat c) Jalur-jalur yang sudah teridentifikasi-dikenali harus dimasukan kedalam peta dan menjadi bagian dari prosedur penyelamatan diri diikuti dengan penempatan rambu-rambu evakuasi

11

12

Petunjuk praktis

Langkah

Keterangan Jalur evakuasi tsunami dirancang melalui badan jalan yang ada yang menjauhi garis pantai, muara sungai dan badan aliran sungai, serta saluran air yang bermuara di pantai. Prioritaskan bagi masyarakat yang berevakuasi dari kawasan Sangat Rawan (1) dan Rawan (2)

13

14

Petunjuk praktis

Langkah Langkah Keterangan Jalur evakuasi disarankan tidak melintasi sungai atau jembatan, terutama yang dekat kawasan pantai. Bila terpaksa harus melintasi jembatan diperlukan kehatihatian terkait kondisi kelaikan jembatan paska gempa.

Keterangan Untuk menghindari terjadinya penumpukan pengungsi, dibuat beberapa jalur evakuasi sejajar yang menjauhi garis pantai. Prioritaskan daerah pantai yang terbuka tanpa pepohonan penutup (nyiur, cemara pantai, mangrove) atau tanpa batu karang maupun gumuk pasir.

15

16

Langkah

Keterangan
Di daerah berpenduduk padat, dirancang jalur evakuasi berupa sistim blok dimana masing-masing blok dibatasi oleh jalur jalan tertentu atau badan aliran sungai. Pergerakan pengungsi setiap blok tidak tercampur dengan blok lainnya untuk menghindari kemacetan

Langkah

Keterangan
Di daerah yang sangat rendah dan landai dimana tempat tinggi cukup jauh, dibuat sistim kawasan aman sementara berupa bangunan-bangunan atau bukit buatan yang direkomendasikan sebagai tempat kumpul aman sementara (evakuasi vertikal). Cara lain adalah memproteksi kawasan rawan tsunami dengan jalur hijau sehingga luasan genangan tsunami dapat sedikit dikurangi.

17

18

Langkah

Keterangan
Dalam setiap jalur evakuasi diperlukan rambu-rambu evakuasi untuk memandu pengungsi menuju tempat kumpul aman yang telah disepakati.

Langkah

Keterangan
Perlu penyesuaian arah lalu lintas sepanjang jalan yang telah diputuskan menjadi jalur utama evakuasi tsunami. Arah lalu lintas sehari-hari diatur searah dengan arah evakuasi supaya tidak membingungkan bilamana terjadi evakuasi yang sesungguhnya. Dalam merancang jalur evakuasi diperlukan beberapa tahapan kegiatan mulai dari pengumpulan data, kerja studio, rancangan sementara, peninjauan lapangan, rancangan akhir, pencetakan dan sosialisasi.

19

20

21

22

Tahapan merancang jalur evakuasi tsunami

Pemodelan; peta dasar; jaringan jalan, sungai; infrastuktur; demografi


1. Tahap pengumpul an data

Tahap pengumpulan data Kegiatan pada tahap awal berupa pengumpulan data dasar seperti diuraikan pada table 1 dibawah ini.
Tabel 1 Pengumpulan data dasar sebagai kegiatan pada tahap awal

Sosialisasi; media

7. Tahap sosialisasi

2. Tahap studio

Olah data; keterangan peta; tempat strategis

No 1

Keterangan Lembaran peta dan/atau peta digital topografi yang berisi informasi garis ketinggian, jaringan jalan, sungai dan pemukiman serta tutupan lahan. Sumber data berasal dari instansi berwenang. Bilamana diperlukan lebih rinci harus dilakukan pemetaan tersendiri, atau Citra satelit skala besar bila memungkinkan sebagai pilihan bilamana peta topografi tidak tersedia, bersumber dari instasi berwenang. Untuk daerah yang sama sekali belum mempunyai data peta topografi, dapat dipergunakan peta kelurahan/kabupaten/kota atau sketsa jalur jalan, dan sungai serta pemukiman. Peta RTRW berlaku 5 tahun kedepan. Peta sebaran jenis dan fungsi infrastruktur strategis. Peta sebaran kepadatan penduduk/pemukiman. Peta jaringan jalan, sungai, saluran air dan jembatan serta sebaran bangunan. Peta jaringan air bersih/air minum. Peta jaringan tegangan tinggi dan jaringan telekomunikasi Peta potensi gempa, peta daerah genangan tsunami; sejarah kegempaan dan tsunami.

Rancangan akhir; produksi

6. Tahap rancangan jalur evakuasi dan produksi

Peta Jalur Evakuasi tsunami

2
3. Tahap rancangan peta awal

Rancangan awal dengan 8 tahapan

3 4 5 6 7

5. Tahap rancangan peta akhir

4. Tahap pengamatan lapangan

8 9 10

Penggambaran ulang

Verifikasi kondisi lapangan

23

24

4.3 Tahap rancangan peta awal Mengacu pada peta dasar yang disiapkan dalam tahap kerja studio, mulai dipilih jalur jalan yang akan menjadi jalur evakuasi dengan prinsip seperti diuraikan pada Tabel 3 .

Pembagian zona ketinggian kawasan Bali bagian selatan

Zona 3: >10m
Zona 2: 5-10m

Tabel 3
No

Prinsip pada tahap rancangan peta awal


Keterangan

Zona 1: 0-5m

Jalur evakuasi dirancang menjauhi garis pantai, muara sungai, badan aliran sungai, saluran air atau kawasan industri bila ada. Jalur evakuasi akan mengarahkan masyarakat keluar dari daerah rawan tsunami menuju tempat aman terdekat atau tempat kumpul. Jalur evakuasi diupayakan menghindari melintasi sungai atau melewati jembatan, mendekati telaga, danau, rawa atau situ Jalur evakuasi dibuat sistem blok untuk menghindari penumpukan massa pengungsi. Setiap blok dibatasi oleh badan sungai yang tegak lurus terhadap garis pantai. Jalur evakuasi dilengkapi dengan rambu evakuasi yang sudah dilengkapi dengan nama tujuan dan jarak yang harus ditempuh menuju tempat kumpul Tersedianya tempat kumpul yang aman terdekat atau bangunan bertingkat yang memiliki rekomendasi sebagai tempat evakuasi sementara untuk memudahkan pertolongan, penyaluran bantuan dan pencatatan. Tempat kumpul dapat berupa lapangan atau tempat terbuka lainnya dan bangunan tinggi
Model daerah rendaman tsunami (Latief, 2006)

2 3 4

25

26

Tahap pengamatan lapangan


Untuk mencocokkan kondisi lapangan yang belum tercatat dalam keterangan calon jalur evakuasi Memeriksa kelayakan semua jalur evakuasi yang dirancang; Pengamatan langsung, perlu dilakukan penggalian informasi dari warga atau tokoh masyarakat untuk mendapatkan jalur paling pendek dan aman menuju tempat kumpul atau tempat aman.Tahap pengamatan lapangan dilakukan dengan prinsip seperti diuraikan pada Tabel dibawah ini.

Tahap pengamatan lapangan


Tabel Tahap pengamatan lapangan
No 3 Keterangan Mencari lapangan terbuka di kawasan aman sebagai tempat kumpul atau mengamati bangunan tinggi yang terletak di kawasan rawan sebagai tempat kumpul sementara (evakuasi vertikal). Bangunan tersebut harus mendapat rekomendasi

Tabel Tahap pengamatan lapangan


No 1 Keterangan Mengamati seluruh kawasan pantai, pesisir, muara sungai dan badan aliran sungai atau saluran air serta jembatan yang rawan dari bencana tsunami 2 Menelusuri semua ruas jalan yang dirancang untuk jalur evakuasi. Pada kesempatan ini, dilakukan pencatatan informasi yang penting seperti nama jalan, arah jalur jalan, nama tempat, gedung, kantor pemerintahan, lapangan terbang, markas TNI/Polri, nama bukit atau nama desa yang dikenali masyarakat dapat ditambahkan pada jalur evakuasi untuk dipakai sebagai pengenal atau orientasi. 6 5

dari instansi berwenang.

Mengusulkan

tempat-tempat

pemasangan

rambu

evakuasi

untuk

memudahkan dalam memandu massa pengungsi menuju tempat kumpul.


Menentukan jalur jalan paling mungkin, pendek dan aman sebagai jalur evakuasi menuju tempat kumpul Memberi tanda jalur jalan yang harus dihindari misalnya di bawah tegangan tinggi, jembatan, situ, telaga, rawa, sungai, bangunan tinggi atau kawasan industri yang tidak aman.

27

28

Tahap rancangan peta akhir


Pada tahap ini dilakukan penggambaran ulang semua rancangan jalur evakuasi, dengan prinsip seperti diuraikan pada Tabel dibawah ini.

Tahap studio
Setelah semua peta dasar tersedia, maka dilakukan kegiatan studio seperti diuraikan pada Tabel di bawah. Tabel Kegiatan pada tahap kerja studio lapangan secara jelas
No 1 Keterangan Pengolahan data dasar topografi, citra satelit atau peta/sketsa kelurahan/kota/kabupaten (jalur jalan, aliran sungai, pemukiman, garis ketinggian) menjadi peta dasar/sketsa dengan sekala yang mudah dibaca masyarakat pada umumnya. Sketsa jalur jalan tersebut di dalamnya memuat berbagai informasi yang dipersiapkan dalam kegiatan tahap 4.1. Antara lain memuat informasi garis ketinggian, zonasi kerawanan tsunami, jaringan jalan, nama desa, kawasan pemukiman, pertokoan atau industri, nama bukit, gedung penting sebagai pengenal, jaringan sungai, saluran air dan jembatan.

Tabel Tahap rancangan peta akhir Semua 1 informasi penting dari pengamatan

digambarkan pada jalur evakuasi. Walaupun demikian gambar jalur evakuasi harus tampil sederhana, menarik dan informatif. Arus lalu lintas sepanjang jalur jalan yang direkomendasikan menjadi jalur

evakuasi utama arahnya harus menjauhi garis pantai walaupun bukan dalam keadaan darurat bencana Mengundang semua pemangku kepentingan terkait dengan kebencanaan,

peneliti kebencanaan, unsur pemerintah, tokoh masyarakat maupun LSM terkait untuk melalukan evaluasi rancangan jalur evakuasi yang diusulkan.

Pencantuman nama-nama gedung, monumen/tugu, bangunan atau lapangan, markas TNI/Polisi, kantor camat/desa, pelabuhan, rumah sakit, PMI, dinas kesehatan/puskesmas, lapangan terbang, tempat kumpul. Hal tersebut diperlukan untuk orientasi arah bagi penduduk maupun

Semua masukan merupakan bahan akhir finalisasi pembuatan peta jalur evakuasi.
29

pendatang dan kepentingan tanggap darurat.

30

598000 mT

600000

602000

604000

606000

608000 mT

Tahap studio
Tabel Kegiatan pada tahap kerja studio No 3 Keterangan
9332000 9 334000 mU

PETA EVAKUASI KECAMATAN ANYAR


N

PDSU

Proyeksi : Transver se Mercator Sistem Grid : Universal Transverse Mercator Datum : WGS 84 Zone : 48 S
200 0 200 m

BRI Cigading Pelabuhan

J ) 9
Poliklinik

Masjid Baitul Kholiq


TK Al I 'anah

SPBU

Terminal Batubara Cigading

Desa Tegalratu

PT Pelabuhan Indonesia II

Legenda : Area Wisata

Padang Cement I ndonesia KPPP III Banten


9334000 mU

J Bank
)
P

PT Poly Prima Karya Reksa

Gardu PLN Hotel Industri U Lahan Terbuka % % Lapangan U Masjid j Pasar Pelabuhan Perkantoran 5 Pertokoan Rumah Sakit Sekolah/Universitas 9 SPBU Terminal

Bekas SD Ciwandan PT Semen Bosowa

PT Jawa

Masjid Nurul Huda Pabrik Gula


Masjid Jami Bait urrahman

PT Poly Karya Persada PT Bayer Material Science

SD Ciwandan Lapangan

U %

Kelurahan Randakari r

SD Serang Ilir

PT Sankyu Indonesia Int'l

SU N DA

Gardu PLN PT Asahimas Chemical

PT Korindo Heavy Industry

LA T

J
rKelurahan Gunung Sugih
SMPN 9 Ciwandan

SE

PT Lautan Otsuka Chemical PT Dongjin PT Tri Polyta Indonesia PT Chandra Asri

Nippon Shokubai

KECAMATAN CIWANDAN

r Titik Evakuasi

Desa Gunungsugih Desa Kepuh


9332000

Perlu pencantuman arah utara dan sekala garis untuk memudahkan orientasi masyarakat dan perhitungan jarak menuju tempat evakuasi, tanda panah dan nama jalan pada jalur yang ditetapkan

Jalan :

Arteri Kolektor Lokal Lainnya

PT Satya Raya Indah Woodbase Industries

Batas Administrasi : Batas Kecamatan Batas Desa Garis Pantai Sungai Kelas Ketinggian (m) : 0-5 m 5-10 m 10-15 m 15-30 m 30-100 m > 100 m
Pantai Wisata Anyer
9 330000 mU

Colu mbia Cash & Credit

Des

Lahan Terbuka Masjid At Taubah Pasar Anyar PLN Anyer Villa Alissa KUA SMPN 1 Anyer P KORAMIL Anyer

Ur %

Masjid An Najat

J J J

j UGD

Masji d Kelurahan Pasar Anyar

Pasar Baru Anyar

Indomaret Madrasah Aliyah Anyer Kantor Dinas Pendidikan SDN IV Madrasah Tsanawiyah Anyer

jr

Masjid

RM Pondok Sanghyang Hotel Kalimaya Masji d Sanghyang Indah Spa & Resort

5 P P Pondok Put ri Duyung

r
Lapangan

Desa Kosambi Ronyok


9330000 mU

Desa Winong
U %
KECAMATAN ANYAR

Desa Anyar

Pantai Wisata Tanjung Tum Anyer

SMAN 1 Anyer J Kelurahan Cikoneng

Pisita Resort

Anyer Palazo Hotel

SPBU

95

Pole Wali Seafood

usuar Anyer

Desa Waringin Desa Cikoneng


598000 mT 600000

Desa Tanjung Manis


602000

Pusat Pengembangan Pemanfaatan Teknologi Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Jl. Lapan No. 70 Pekayon Pasar Rebo Jakar ta Timur 13710 Telp. (021) 8710786

B ih

604000

606000

608000 mT

Jalur jaringan tegangan tinggi, menara telekomunikasi, gapura, bangunan tinggi atau kawasan industri perlu dicantumkan karena akan dianggap daerah atau jalur yang harus dihindari

Contoh jalur evakuasi tsunami kawasan Serang-Anyer

31

32

Tahap rancangan peta jalur evakuasi dan produksi


Dalam kegiatan ini dilakukan penggambaran ulang oleh ahli disain grafis dan editing oleh ahli komunikasi massa sehingga gambaran jalur evakuasi bersifat sederhana, informatif, menarik dan memudahkan bagi pengguna atau masyarakat umum. Peta akhir yang dicetak dapat berbentuk leaflet, poster, atau billboard dengan ukuran dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya.
X X
Conto awal peta jalur evakuasi (tanda panah) dan tempat pertemuan (meeting point) kawasan pesisir Denpasar, berupa lingkaran kuning dan larangan lewat berupa tanda silang hitam
33

34

Tahap sosialisasi
a) Peta jalur evakuasi akan bermanfaat bila dipahami oleh penggunanya yaitu masyarakat luas; b) Perlu disosialisasikan secara terus menerus melalui berbagai media baik media elektronik maupun media cetak. c) Penyebaran informasi jalur evakuasi baik berupa peta lipat, buku, atau poster ke berbagai kalangan merupakan salah satu cara untuk sosialisasi. d) Pada tahap sosialisasi, dapat dilakukan kerja sama dengan berbagai pihak termasuk pihak swasta, industri atau insan pariwisata dengan semangat kemitraan. Gambar jalur evakuasi menjadi hak publik sehingga dapat diperbanyak oleh siapa saja dengan menyebutkan sumber sehingga memudahkan dalam pertanggungjawaban.

Penutup

a) Informasi jalur evakuasi tsunami merupakan sarana kebutuhan masyarakat b) Untuk dapat diterapkan, maka jalur evakuasi perlu didukung oleh aspek legal (Perda) dengan mengacu pada peraturan BNPB atau BPBD setempat c) Diharapkan seluruh informasi jalur evakuasi tsunami dalam bentuk apapun tidak menjadi objek pajak

35

36

37

38

39

Anda mungkin juga menyukai