Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS JALUR EVAKUASI BENCANA BANJIR DI KOTA MANADO

Geraldo Bicky Sahetapy1, Ir.Hanny Poli, MSi2, &Ir. Suryono, MT3


1
Mahasiswa Program Studi Perencanaan Wialayah & Kota, Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi
2,3
Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi

Abstrak
Kota Manado secara geografi terletak pada bagian utara pulau Sulawesi merupakan daerah yang rentan
bencana, seperti tragedi bencana banjir pada awal Tahun 2014 yang telah melanda sebagian besar
Provinsi Sulawesi Utara masih menyisakan duka dan juga kerugian besar bagi masyarakat korban
bencana banjir. Wilayah yang rentan umumnya terletak di daerah aliran sungai, Oleh karena itu perlu
upaya untuk mengantisipasi bencana banjir yang akan muncul dengan menyediakan peta jalur evakuasi
dan tempat evakuasi sebagai pedoman dalam pengamananmasyarakat apabila terjadi bencana banjir.
Adapun metode yang akan dipakai yaitu analisis jaringan (networkanalysis) dengan ARC GIS 10.3.
Hasil akhir dari penelitian ini yaitu peta jalur evakuasi bencana banjir di kota manado. Jalur evakuasi
dan tempat evakuasi pada wilayah rawan banjir di Kota Manado tersebar di 10 kecamatan yaitu :
Kecamatan Bunaken sebanyak 6 jalur dan 4 tempat evakuasi, Kecamatan Tuminting sebanyak 31 jalur
dan 17 tempat evakuasi, Kecamatan Singkil sebanyak 18 jalur dan 10 tempat evakuasi, Kecamatan
Wenang sebanyak 16 jalur dan 8 tempat evakuasi, Kecamatan Paal Dua sebanyak 27 jalur dan 18
tempat evakuasi, Kecamatan Mapanget sebanyak 6 jalur dan 3 tempat evakuasi, Kecamatan Tikala 20
jalur dan 13 tempat evakuasi, Kecamatan Sario sebanyak 15 jalur dan 7 tempat evakuasi, Kecamatan
Wanea sebanyak 25 jalur dan 22 tempat evakuasi, dan Kecamatan Malalayang sebanyak 8 jalur dan 3
tempat evakuasi.

Kata Kunci: Bencana banjir, SIG, dan Jalur evakuasi

PENDAHULUAN adanya rute jalur evakuasi bencana banjir.


Bencana Oleh karena itu perlu adanya sebuah
Banjirmerupakanproblemayangumum rancangan atau perencanaan sebelumnya
terdapatdibeberapakotabesar, seperti Kota dalam hal mengurangi kerugian yang dapat
Manado yangmerupakanpusat ibukota terjadi. Usaha untuk mengurangi dampak
Provinsi Sulawesi Utara. tersebut dapat dilakukan dengan berbagai
Tragedi bencana banjir pada awal Tahun 2014 macam cara, misalnya, sosialisasi daerah
tepatnya pada tanggal 14 Januari yang telah rawan bencana kepada masyarakat, upaya-
melanda sebagian besar Provinsi Sulawesi upaya simulasi tangap bencana bagi penduduk
Utara terlebih khusus Kota Manado masih daerah rawan bencana, atau dapat
menyisakan duka yang mendalam dan juga menggunakan perkembangan teknologi yang
kerugian yang sangat besar bagi masyarakat ada dalam merancang perencanaan tersebut.
korban bencana banjir. Saat modern ini, teknologi berbasis komputer
Kerugian-kerugian yang didapatkan sebagai telah merambah di hampir seluruh sisi
sebuah akibat dari bencana banjir bisa saja kehidupan manusia.Berbagai disiplin ilmu
disebabkan oleh kurang tanggapnya telah memanfaatkan teknologi ini untuk
masyarakat dalam menghadapi bencana banjir mengembangkan teori-teori dan aplikasinya
yang datang sehingga banyak masyarakat yang melalui berbagai macam sistem informasi.
tidak tahu harus pindah atau mengungsi Salah satu jenis sistem informasi yang saat ini
kemana dan akhirnya resiko yang diambil sangat populer, khususnya dalam survei
yaitu menetap dirumah yang rawan tergenang pemetaan adalah Sistem Informasi Geografis
banjir. Ketidaktahuan masyarakat akan tempat yang kemudian disebut SIG. SIG telah
pengungsian ini juga diakibatkan dengan tidak dimanfaatkan oleh berbagai instansi

70
pemerintah maupun swasta untuk keperluan normal sehingga melimpas dari palung sungai
perencanaan, pemantauan, hingga evaluasi menyebabkan adanya genangan pada lahan
hasil-hasil pembangunan. SIG menjadi alat rendah disisi sungai.Aliran air limpasan
yang sangat berguna bagi peneliti, pengelola, tersebut yang semakin meninggi, mengalir dan
pengambil keputusan untuk membantu melimpasi muka tanah yang biasanya tidak
memecahkan permasalahan, menentukan dilewati aliran air.
pilihan atau membuat kebijakan keruangan Bencana banjir merupakan peristiwa atau
melalui metode analisis data peta dengan rangkaian peristiwa yang mengancam dan
memanfaatkan teknologi komputer.Sebagai mengganggu kehidupan dan penghidupan
salah satu jenis sistem informasi yang populer masyarakat sehingga mengakibatkan
saat ini dibidang pemetaan, maka SIG dapat timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
digunakan dalam pemberian informasi jalur lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
evakuasi bencana.Sehingga masyarakat dapat psikologis (Mistra, 2007).
mengetahui dimana saja daerah-daerah aman
untuk mengungsi disaat terjadi bencana alam. Jalur Evakuasi
Berdasarkan Jalur evakuasi adalah lintasan yang digunakan
permasalahandiatas,makamasyarakatdan sebagai pemindahan langsung dan cepat dari
pemerintah membutuhkaninformasi orang-orang yang akan menjauh dari ancaman
berupajalurevakuasi bencana banjir dan titik atau kejadian yang dapat membahayakan
tempat evakuasi bencana banjir sebagai bahaya (Abrahams, 1994). Ada dua jenis
pedoman sebelum terjadi bencana atau pra evakuasi yang dapat dibedakan yaitu evakuasi
bencana banjir.Karena kurangnya informasi skala kecil dan evakuasi skala besar.Contoh
untuk jalur evakuasi yang aman dan tempat dari evakuasi skala kecil yaitu penyelematan
evakuasi bagi para korban banjir, maka penulis yang dilakukan dari sebuah bangunan yang
tertarikuntukmelakukansuatupenelitiandengan disebabkan karena ancaman bom atau
menggunakansalahsatuaplikasiSIGyaitu kebakaran.Contoh dari evakuasi skala besar
networkanalysis atau analisis jaringan. yaitu penyelematan dari sebuah daerah karena
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam banjir, letusan gunung berapi atau
penelitian ini adalah untuk membuat badai.Dalam situasi ini yang melibatkan
pemetaan tempat evakuasi bencana banjir dan manusia secara langsung atau pengungsi
jalur evakuasi bencana banjir di Kota Manado sebaiknya didekontaminasi sebelum diangkut
dengan memanfaatkan teknologi sistem keluar dari daerah yang terkontaminasi. Dalam
informasi geografi (SIG). modul Siap Siaga Bencana Alam (2009:36)
dikemukakan syarat-syarat jalur evakuasi yang
layak dan memadai tersebut adalah:
a. Keamanan Jalur
TINJAUAN PUSTAKA Jalur evakuasi yang akan digunakan untuk
evakuasi haruslah benar-benar aman dari
Bencana benda-benda yang berbahaya yang dapat
Dalam UU No 24 tahun 2007 tentang menimpa diri.
penanggulangan bencana, bencana mempunyai b. Jarak Tempuh Jalur
definisi sebagai peristiwa atau rangkaian Jarak jalur evakuasi yang akan dipakai
peristiwa yang mengancam dan mengganggu untuk evakuasi dari tempat tinggal semula
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang ketempat yang lebih aman haruslah jarak
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau yang akan memungkinkan cepat sampai
faktor nonalam maupun faktor manusia pada tempat yang aman.
sehingga mengakibatkan timbulnya korban c. Kelayakan Jalur
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian Jalur yang dipilih juga harus layak
harta benda, dan dampak psikologis. digunakan pada saat evakuasi sehingga
tidak menghambat proses evakuasi.
Banjir
Banjir mengandung pengertian aliran air METODE PENELITIAN
sungai yang tingginya melebihi muka air

71
Metode penelitian berupa analisis - Jalur evakuasi tidak melintangi
jalur-jalur evakuasi bencana banjir dengan sungai atau jembatan.
menggunakan Sistem Informasi Geografi yang - Sudut kemiringan lereng lebih dari
dibagi ke dalam tahap-tahap utama yaitu: 4%.
pembangunan basis data dan analisis data, - Untuk daerah berpenduduk padat,
yang diawali dengan pengumpulan data, peta dirancang jalur evakuasi berupa
pendukung, dan studi pustaka. sistem blok, dimana pergerakan
masa setiap blok tidak tercampur
Tahap Analisis dengan blok lainnya untuk
Pada tahap ini terdapat tahapan pekerjaan menghindari kemacetan.
untuk menghasilkan jalur evakuasi bencana
banjir.Pertama, analisa untuk menentukan Network Analyst secara umum adalah
tempat evakuasi di tiap kecamatan.Kedua, pemodelan transportasi makroskopis untuk
analisa untuk menentukan jalur evakuasi melihat hubungan antar obyek yang
menuju tempat-tempat yang telah ditentukan dihubungkan oleh jaringan transportasi.Dalam
berdasarkan jaringan jalan, jaringan sungai, kaitannya dengan pengembangan alternatif
daerah rawan banjir, kemiringan lereng. Kedua jalur evakuasi bencana banjir, tools yang dapat
tahapan ini akan di analisa menggunakan digunakan dalam penelitian ini yaitu route
metode analisis jaringan (Network Analyst). analyst.Dengan bantuan route analyst dapat
1. Analisa Penentuan Tempat Evakuasi ditentukan jalur optimal evakuasi korban
Dalam proses penentuan ini digunakan bencana banjir di Kota Manado.Penentuan
beberapa data spasial sebagai indikator jalur ini bisa berdasarkan jarak tempuh
dalam menganalisa tempat evakuasi yaitu ataupun waktu tempuh terkecil dan
peta penggunaan lahan yang berfungsi pengaturan-pengaturan user sesuai yang
untuk melihat kenampakan persebaran diinginkan.Untuk melakukan route analyst ini
area permukiman agar dapat disesuaikan variabel utamanya adalah jaringan jalan yang
dengan pemilihan jalur. Peta kemiringan menurut wilayah studi adalah jalan Kota
lereng juga digunakan dalam proses Manado dengan atribut lengkap, mulai dari
analisa penentuan tempat evakuasi, arteri, kolektor maupun lokal.
dimana peta ini digunakan untuk melihat Secara garis besar tahapan dalam Network
karakteristik dari relief suatu daerah (titik Analysis untuk penyusunan data spasial jalur
elevasi) sehingga dapat dituju oleh korban evakuasi bencana banjir terdiri dari 2 tahap
bencana banjir. yaitu :
2. Analisa Penentuan Jalur Evakuasi 1. Geodatabase.
Dengan menggunakan data spasial (peta 2. Route Analyst
rawan banjir, peta jaringan jalan, peta Uraian secara rinci kedua tahapan tersebut
jaringan sungai dan data kemiringan adalah sebagai berikut:
lereng) untuk dijadikan dasar dalam Tahap pertama, Network Analysis ialah
menganalisa penentuan jalur evakuasi mempersiapkan data yang akan digunakan
bencana banjir di Kota Manado.Dalam karena data GIS standar dalam bentuk
penentuan jalur evakuasi, ada beberapa shapefile tidak dapat langsung digunakan
faktor yang dapat digunakan dalam sebagai input, akan tetapi harus diubah ke
mempertimbangkan pemilihan jalur dalam format khusus. Pada ArcGis, format
evakuasi bencana banjir di Kota Manado. data yang dapat digunakan untuk proses
Faktor-faktor pertimbangan pemilihan Network Analysis ialah format Geodatabase.
jalur evakuasi banjir adalah sebagai Setelah data dalam bentuk Shapefile diubah
berikut : menjadi geodatabase, langkah berikutnya ialah
- Jalur yang dipilih merupakan jalan membuat Network Dataset dimana kita bisa
arteri, jalan kolektor, dan jalan mensetting data dan parameter yang digunakan
lokal. untuk Network Analysis. Berikut ini adalah
- Jalur evakuasi dirancang menjauhi langkah-langkah penyusunan file database :
aliran sungai. 1. Klik ikon ArcCatalog

72
2. Pilih folder yang dibutuhkan (folder 18. Untuk Value jalan dengan Direction
sesuai dengan tempat penyimpanan From – To, pilih FT dan pilih TF untuk
user) Direction To – From. Lalu, OK. Lalu
3. Buat Geodatabase baru dengan tipe File klik Next. Klik Next.
Geodatabase (format Shapefile harus 19. Setelah muncul tampilan Summary,
diubah ke format yang baru yaitu kemudian klik Finish. Pilih, Yes.
Geodatabase) yaitu dengan cara klik 20. Maka, tahapan Building the Network
kanan pada ruang yang kosong dan pilih Dataset (dengan menggunakan
New – File Geodatabase ArcCatalog) telah berhasil.
4. Lalu Rename file tersebut dengan nama
“Jalan Manado” Tahap kedua,route analyst dapat menentukan
5. Lalu, klik kanan pada file Geo-Database rute optimal dimana terdapat dua atau lebih
baru tersebut, pilih New – Feature titik yang harus dilewati.Penentuan rute
Dataset optimal tersebut dapat berdasarkan jarak,
6. Tuliskan “Jalan” pada kolom isian waktu ataupun indikator lainnya. Hasil analisis
nama New Feature Dataset, lalu klik rute yaitu memberikan informasi semua rute
Next. yang mungkin dari jalan (start) menuju jalan
7. Pilih Projected Coordinate Systems – lain (finish) dengan batasan jarak tertentu dan
UTM – WGS 1984 jumlah frekuensi jalan yang dilalui. Berikut ini
8. Lalu pada WGS 1984, pilih Zone 51N. adalah langkah-langkah penyusunan route
Lalu, klik Next. Klik Next lagi. analyst :
9. Lalu, Finish. Kemudian akan muncul 1. Pada ArcMap, pilih add data
tampilan file Jalan dengan type File 2. Pilih shapefile, Lokasi Banjir dan
Geodatabase Feature Dataset. Lokasi Titik Evakuasi. Lalu klik Add.
10. Langkah selanjutnya yaitu klik kanan 3. Selanjutnya, klik Add Data. Pilih Jalan
pada Jalan dengan type File Manado.gdb (double click) – Jalan –
Geodatabase Feature Dataset lalu pilih Jalan. Lalu, pilih Add.
Import – Feature Class (single) 4. Klik Network Analyst – pilih New
11. Add Input Features dengan cara buka Route.
folder sebelumnya lalu pilih Jalan.shp, 5. Pilih simbol Create Network Location
setelah diklik maka Field Map Tool. Tujuannya ialah untuk menambah
(optional) dengan otomatis akan terisi. titik secara manual.
12. Untuk Output Feature Class, isikan 6. Tambahkah dua titik secara manual dari
“jalan” didalamnya. Setelah itu OK. titik awal jalan, pada lokasi banjir dan
13. Lalu, klik kanan di ruang kosong, pilih titik akhir pada lokasi titik evakuasi.
New – Network Dataset (Proses ini dilakukan untuk penentuan
14. Ketik “Jalan” lalu klik Next. Lalu, klik satu jalur evakuasi saja dan untuk
Next lagi. penentuan jalur evakuasi yang lain
15. Selanjutnya, akan muncul tampilan dapat menggunakan proses yang sama)
New Network Dataset. Klik Next. Klik 7. Setelah selesai memilih dua titik secara
Next. Klik Next. Lalu muncul tampilan manual, klik Route Properties.
New Network Dataset yang 8. Pada tampilan untuk Accumulation.
mengharuskan kita mengisi Specify the Centang/Check Leght. Lalu, Apply.
attributes for the network dataset, 9. Centang/Check Middle dan End pada
dengan cara klik Add lalu lengkapi Add Name: Jalan. Lalu, OK.
New Attribute yang ada diantaranya 10. Langkah selanjutnya ialah klik Solve.
isikan Travel Time pada kolom Name, 11. Maka, diperoleh rute optimal.
Cost untuk Usage Type, Minutes untuk 12. Langkah diatas outputnya belum berupa
Units dan Double untuk Data Type, lalu data shp jalur evakuasi, sehingga perlu
klik OK. dilakukan proses digitasi kembali untuk
16. Lalu klik Evaluators yang berada di memperoleh file shp jalur evakuasi.
sudut kanan bawah. 13. Pada toolbar pilih editor, pilih start
17. Lalu, pilih “Field” untuk masing- editing.
masing Type. Begitupun untuk Value.

73
14. Tampilan start editing, kemudian pilih data tentang wilayah rawan banjir Kota
jalur evakuasi, lalu ok. Manado yang akan menjadi peta acuan
15. Pada toolbar editor pilih trace untuk penelitian ini (Peta Rawan Banjir Kota
digitasi secara otomatis mengikuti garis Manado).
rute.
16. Pada toolbar editorpilih save edit, lalu
stop editing.
17. Selesai, Hasil digitasi berupa shapefile
jalur evakuasi.

Lokasi Penelitian
Kota Manado terletak di antara :1º 30’ - 1º 40’
Lintang utara dan 124º 40’ - 126º 50’ Bujur
Timur. Batas wilayah Kota Manado, adalah:
Sebelah Utara dengan: Kec. Wori (Kab.
Minahasa Utara) & Teluk Manado; Sebelah Gambar 2. Peta Rawan Bencana Banjir
Timur dengan : Kec. Dimembe (Kab. Kota Manado
Minahasa Utara) dan Kec. Pineleng (Kab,
Minahasa); Sebelah Selatan dengan: Kec. Lokasi Tempat Evakuasi Bencana
Pineleng (Kab. Minahasa); dan Sebelah Barat Banjir
dengan : Teluk Manado/Laut Sulawesi. Langkah awal penentuan lokasi tempat
Secara administratif Kota Manado terbagi atas evakuasi adalah mengidentifikasi sebaran
sebelas kecamatan dan sesuai dengan permukiman Kota Manado dari peta citra
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 sebelum ke lapangan.Unsur sebaran
luas Kota Manado adalah 15.726 Ha. permukiman digunakan untuk mengetahui
permukiman yang rentan terhadap banjir.
Langkah selanjutnya adalah verifikasi hasil
interpretasi dengan melaksanakan uji lapangan
(ground truth). Hasil verifikasi digunakan
untuk pembaharuan data
permukiman.Pembaharuan data jalan
dilakukan berdasarkan Peta Jaringan Jalan dan
pemetaan tempat evakuasi.
Dalam penentuan lokasi tempat evakuasi, data
yang dipakai sebagai acuan yaitu data
sekunder berupa peta persebaran fasilitas
Gambar 1. Peta letak Lokasi Penelitian publik Kota Manado, peta rawan banjir Kota
Manado, peta jaringan jalan Kota Manado, dan
peta jaringan sungai Kota Manado. Keempat
data tersebut berupa shapefile tematik agar
HASIL DAN PEMBAHASAN mempermudah analisis dalam penentuan
tempat evakuasi yang dianggap memenuhi
Lokasi Rawan Banjir kriteria dari segi aksesbilitas, ketersediaan
jumlah MCK, kapasitas daya tampungnya, dan
Administratif Kota Manado terbagi atas kedekatan dengan sumber pengungsi.
sebelas kecamatan dan sesuai dengan Evakuasi pada dasarnya adalah memindahkan
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 penduduk dari daerah berbahaya ke daerah
luas Kota Manado adalah 15.726 Ha. yang aman.Untuk itu dalam penentuan tempat
Berdasarkan data peta wilayah banjir yang di evakuasi harus dipilih lokasi yang aman dari
peroleh dari BPBD (Badan Penanggulangan banjir.Lokasi yang aman dari banjir di Kota
Bencana Daerah) Kota Manado dan Dokumen Manado adalah wilayah yang di luar kawasan
RTRW Kota Manado 2014-2034, penulis telah rawan banjir.Tempat evakuasi dalam
melakukan proses pengamatan dan analisa penelitian ini adalah fasilitas publik yang

74
dianggap memenuhi kriteria dari segi analyst dengan mempertimbangkan faktor-
aksesbilitas, ketersediaan jumlah MCK, faktor pemilihan jalur evakuasi, telah
kapasitas daya tampungnya, dan kedekatan ditentukan 6 jalur evakuasi yang berada di
dengan sumber pengungsi. Kecamatan Bunaken.
Gambar 3.Peta Persebaran Tempat
Evakuasi Bencana Banjir Kota Manado

Gambar 5.Peta Jalur Evakuasi Bencana


Banjir Kecamatan Bunaken

3. Kecamatan Tuminting
Kecamatan Tuminting memiliki wilayah rawan
Penentuan Jalur Evakuasi Bencana banjir dengan luas 88,22 Ha dengan jumlah
Banjir Kota Manado bangunan terdampak sebanyak 3.914
bangunan dan penduduk terdampak sebanyak
1. Kecamatan Singkil 19.570 orang. Berdasarkan hasil analisis jalur-
Kecamatan Singkil memiliki wilayah rawan jalur evakuasi yang telah melalui proses route
banjir dengan luas 149,51 Ha dengan jumlah analyst dengan mempertimbangkan faktor-
bangunan terdampak sebanyak 5.906 faktor pemilihan jalur evakuasi, telah
bangunan dan penduduk terdampak sebanyak ditentukan 31 jalur evakuasi yang berada di
29.530orang.Berdasarkan hasil analisis jalur- Kecamatan Tuminting.
jalur evakuasi bencana banjir yang telah
melalui proses route analyst dengan
mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan
jalur evakuasi, telah ditentukan 18 jalur
evakuasi yang berada di Kecamatan Singkil.

Gambar 6.Peta Jalur Evakuasi Bencana


Banjir Kecamatan Tuminting

4. Kecamatan Wenang
Kecamatan Wenang memiliki wilayah rawan
Gambar 4.Peta Jalur Evakuasi Bencana banjir dengan luas 62,61 Ha dengan jumlah
Banjir Kecamatan Singkil bangunan terdampak sebanyak 2.082
2. Kecamatan Bunaken bangunan dan penduduk terdampak sebanyak
Kecamatan Bunaken memiliki wilayah rawan 10.410 orang. Berdasarkan hasil analisis jalur-
banjir dengan luas 15,61 Ha dengan jumlah jalur evakuasi yang telah melalui proses route
bangunan terdampak sebanyak 413 bangunan analyst dengan mempertimbangkan faktor-
dan penduduk terdampak sebanyak 2.065 faktor pemilihan jalur evakuasi, telah
orang. Berdasarkan hasil analisis jalur-jalur ditentukan 16 jalur evakuasi yang berada di
evakuasi yang telah melalui proses route

75
Kecamatan Wenang.

Gambar 9.Peta Jalur Evakuasi Bencana


Gambar 7.Peta Jalur Evakuasi Bencana Banjir Kecamatan Mapanget
Banjir Kecamatan Wenang
7. Kecamatan Tikala
5. Kecamatan Paal Dua Kecamatan Tikala memiliki wilayah rawan
Kecamatan Paal Dua memiliki wilayah rawan banjir dengan luas 112,9 Ha dengan jumlah
banjir dengan luas 187,83 Ha dengan jumlah bangunan terdampak sebanyak 2.281
bangunan terdampak sebanyak 3.549 bangunan dan penduduk terdampak sebanyak
bangunan dan penduduk terdampak sebanyak 11.405 orang. Berdasarkan hasil analisis jalur-
17.745 orang. Berdasarkan hasil analisis jalur- jalur evakuasi yang telah melalui proses route
jalur evakuasi yang telah melalui proses route analyst dengan mempertimbangkan faktor-
analyst dengan mempertimbangkan faktor- faktor pemilihan jalur evakuasi, telah
faktor pemilihan jalur evakuasi, telah ditentukan 20 jalur evakuasi yang berada di
ditentukan 27 jalur evakuasi yang berada di Kecamatan Tikala.
Kecamatan Paal Dua.

Gambar 10.Peta Jalur Evakuasi Bencana


Gambar 8.Peta Jalur Evakuasi Bencana Banjir Kecamatan Tikala
Banjir Kecamatan Paal Dua
8. Kecamatan Sario
6. Kecamatan Mapanget Kecamatan Sario memiliki wilayah rawan
Kecamatan Mapanget memiliki wilayah rawan banjir dengan luas 67,02 Ha dengan jumlah
banjir dengan luas 26,04 Ha dengan jumlah bangunan terdampak sebanyak 1.816
bangunan terdampak sebanyak 334 bangunan bangunan dan penduduk terdampak sebanyak
dan penduduk terdampak sebanyak 1.670 9.080 orang. Berdasarkan hasil analisis jalur-
orang. Berdasarkan hasil analisis jalur-jalur jalur evakuasi yang telah melalui proses route
evakuasi yang telah melalui proses route analyst dengan mempertimbangkan faktor-
analyst dengan mempertimbangkan faktor- faktor pemilihan jalur evakuasi, telah
faktor pemilihan jalur evakuasi, telah ditentukan 15 jalur evakuasi yang berada di
ditentukan 6 jalur evakuasi yang berada di Kecamatan Sario.
Kecamatan Mapanget.

76
Gambar 11.Peta Jalur Evakuasi Bencana Gambar 13.Peta Jalur Evakuasi Bencana
Banjir Kecamatan Sario Banjir Kecamatan Malalayang
9. Kecamatan Wanea
Kecamatan Wanea memiliki wilayah rawan
banjir dengan luas 107,25 Ha dengan jumlah KESIMPULAN DAN SARAN
bangunan terdampak sebanyak 2.641
bangunan dan penduduk terdampak sebanyak
13.205 orang. Berdasarkan hasil analisis jalur- Kesimpulan
jalur evakuasi yang telah melalui proses route  Berdasarkan hasil analisa, wilayah rawan
analyst dengan mempertimbangkan faktor- banjir hanya terdapat pada 10 Kecamatan
faktor pemilihan jalur evakuasi, telah dari 11 Kecamatan yang berada di Kota
ditentukan 25 jalur evakuasi yang berada di Manado.
Kecamatan Wanea.  Penentuan jalur evakuasi pada Kecamatan
Bunaken sebanyak 6 jalur evakuasi,
Kecamatan Tuminting sebanyak 31 jalur
evakuasi, Kecamatan Singkil sebanyak 18
jalur evakuasi, Kecamatan Wenang
sebanyak 16 jalur evakuasi, Kecamatan
Paal Dua sebanyak 27 jalur evakuasi,
Kecamatan Mapanget sebanyak 6 jalur
evakuasi, Kecamatan Tikala 20 jalur
evakuasi, Kecamatan Sario sebanyak 15
jalur evakuasi, Kecamatan Wanea
sebanyak 25 jalur evakuasi, dan
Gambar 12.Peta Jalur Evakuasi Bencana Kecamatan Malalayang sebanyak 8 jalur
Banjir Kecamatan Wanea evakuasi. Bisa dilihat pada Gambar 14.
Peta Jalur Evakuasi Bencana Banjir Kota
10. Kecamatan Malalayang Manado.
Kecamatan Malalayang memiliki wilayah  Penentuan tempat evakuasi pada
rawan banjir dengan luas 2,79 Ha dengan Kecamatan Bunaken sebanyak 4 tempat
jumlah bangunan terdampak sebanyak 127 evakuasi, Kecamatan Tuminting sebanyak
bangunan dan penduduk terdampak sebanyak 17 tempat evakuasi, Kecamatan Singkil
635 orang. Berdasarkan hasil analisis jalur- sebanyak 10 tempat evakuasi, Kecamatan
jalur evakuasi yang telah melalui proses route Wenang sebanyak 8 tempat evakuasi,
analyst dengan mempertimbangkan faktor- Kecamatan Paal Dua sebanyak 18 tempat
faktor pemilihan jalur evakuasi, telah evakuasi, Kecamatan Mapanget sebanyak
ditentukan 8 jalur evakuasi yang berada di 3 tempat evakuasi, Kecamatan Tikala 13
Kecamatan Malalayang. tempat evakuasi, Kecamatan Sario
sebanyak 7 tempat evakuasi, Kecamatan
Wanea sebanyak 22 tempat evakuasi, dan
Kecamatan Malalayang sebanyak 3
tempat evakuasi. Bisa dilihat pada

77
Gambar 14. Peta Jalur Evakuasi Bencana Aronoff, S. (1989). Geographic Information
Banjir Kota Manado. System: A Management Perspective.
 Kapasitas jalur evakuasi pada tiap Blok Canada, Ottawa: WDL Publication.
Kecamatan Singkil masih ada yang belum Barus B dan U.S Wiradisastra. 2000. “Sistem
memenuhi kebutuhan untuk bisa Informasi Geografi Sebagai Sarana
mengevakuasikan sesuai jumlah Manajemen Sumberdaya”.
penduduk terdampak yaitu blok 2, blok 4, Laboratorium Penginderaan Jauh dan
blok 5 dan blok 6. Kartografi, Fakultas Pertanian, IPB.
 Kapasitas tempat evakuasi pada tiap Blok Bogor.
Kecamatan Singkil belum memenuhi Budiarjo, A. (2006). Evacuation Shelter
kebutuhan untuk bisa menampung korban Building Planning for Tsunami-
sesuai jumlah penduduk terdampak yang prone Area; a Case Study of
akan dievakuasi. Meulaboh City, Indonesia.- Master
thesis, International Institute for Geo-
information Science and Earth
Observation, Enschede 112pp
Burrough, P.A., 1986. Principles of
Geographical Information Systems
for Land Resources Assessement.
Oxford: Clarendon.
Carter, W. N. 1991. Disaster Management: A
Disaster Manager’s Handbook.
Manila: ADB.
Dibyosaputro, Suprapto. 1998.
Penanggulangan Bencana Banjir.
Gambar 14. Peta Jalur Evakuasi Bencana Jakarta.
Banjir Kota Manado [FEMA] Federal Emergency Management
Agency (2008). Guidelines for
Daftar Pustaka Design of Structures forVertical
Anonim, Dep PU. 1994. Teknologi Evacuation from Tsunamis, FEMA
Pengendalian Banjir di Indonesia. P646,June.
Direktorat Sungai, Ditjen Pengairan Haryadi, dkk.2007. Pedoman Pembuatan Peta
Anonim. 2007. Pedoman Penanggulangan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami.
Banjir Tahun 2007-2008. Jakarta: Jakarta: KementrianNegara Riset dan
Bakornas PB. Teknologi.
______. Badan Nasional Penanggulangan Juppenlatz, Morris dan Xiaoping Tian. 1996.
Bencana. (2010). Bencana (diunduh Geographic Information Systems and
dari: www.bnpb.go.id Remote Sensing. Mc Graw-Hill Book
______. Undang-Undang Nomor 24 Tahun Company. Sidney.
2007 tentang Penanggulangan Kodoatie. R. J. 2013. Rekayasa dan
Bencana Manajemen Banjir Kota; Jogjakarta;
Abrahams, John. (1994). Fire Escape in Penerbit Andi.
Difficult Circumstances Design Ma’mun. 2007. Mengurai Ancaman Banjir
Against Fire. United State Of Jakarta. Jakarta: Pustaka Cerdasindo.
America. Mistra.2007. Antisipasi Rumah di Daerah
Arifin, Yayu Indriati, dan Muh. Kasim.2012. Rawan Banjir. Jakarta: Griya Kreasi.
Laporan Penelitian Pemetaan Zonasi Mulyanto, Argo. 2008. Pengembangan Model
Banjir Kota Gorontalo Untuk SIG untuk Menentukan Rute Evakuasi
Mitigasi Bencana.Gorontalo. Bencana Banjir (studi kasus: kec.
Universitas Negeri Gorontalo- Semarang barat, kota Semarang).
Lembaga Penelitian. Semarang. Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.

78
Prahasta, Eddy. 2001. Konsep-Konsep Dasar
Sistem Informasi Geografis. Bandung
:Informatika.Purbowaseso, B. 1995.
Puntodewo, A, S. Dewi dan J. Tarigan. 2003.
“Sistem Informasi Geografis untuk
Pengelolaan Sumberdaya Alam”.
CIFOR. Bogor.
Santoso, Hanif dan Muhammad Taufik. 2009.
Studi Alternatif Jalur Evakuasi
Bencana Banjir Dengan
Menggunakan Teknologi SIG di
Kabupaten Situbondo. Jurnal.
Surabaya 60111. Program Studi
Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS
Sukolilo.
Setiyarso.2009. Studi Reaksi Manusia
Terhadap Bahaya Banjir Kota
Surakarta.Skripsi.Surakarta :
Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan
Syanet Renwarin.2014. Pemetaan Wilayah
Rawan Banjir di Kota Manado
dengan Menggunakan Sistem
Informasi Geografis [skripsi].
Manado: Fakultas Pertanian,
Universitas Sam Ratulangi.
Utomo W. Y. 2004. Pemetaan Kawasan
Berpotensi Banjir di DAS Kaligarang
Semarang dengan Menggunakan
Sistem Informasi Geografis [skripsi].
Bogor: Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Yulaelawati, Ella dan Usman Shihab. 2008.
Mencerdasi Bencana. Jakarta :
PT.Grasindo.

79

Anda mungkin juga menyukai