Anda di halaman 1dari 22

Similarity Report ID: oid:25211:48007796

PAPER NAME

MANAGEMEN BENCANA.doc

WORD COUNT CHARACTER COUNT

3098 Words 21597 Characters

PAGE COUNT FILE SIZE

19 Pages 304.0KB

SUBMISSION DATE REPORT DATE

Dec 14, 2023 9:25 AM GMT+8 Dec 14, 2023 9:25 AM GMT+8

7% Overall Similarity
The combined total of all matches, including overlapping sources, for each database.
7% Internet database Crossref database
Crossref Posted Content database

Excluded from Similarity Report


Publications database Submitted Works database
Bibliographic material

Summary
BAB STRATEGI KHUSUS

8
PENGURANGAN
RISIKO BENCANA
*Bromo Kusumo Achmad, SKM.,M.Kes*

A. Pendahuluan
Bencana alam dan insiden berisiko tinggi memiliki
potensi untuk menyebabkan dampak serius terhadap
kehidupan manusia, lingkungan, dan keberlanjutan
pembangunan. Oleh karena itu, pengurangan risiko
bencana menjadi imperatif yang tidak dapat diabaikan.
Pengelolaan risiko bencana memerlukan pendekatan
yang terencana dan terpadu, dengan fokus pada strategi
khusus yang dapat menanggulangi risiko secara efektif
(Azizah et al., 2022).
Strategi Khusus Pengurangan Risiko Bencana
adalah langkah-langkah yang ditetapkan untuk
mengatasi risiko bencana secara spesifik. Dalam
menghadapi ancaman yang beragam, seperti gempa
bumi, banjir, badai, dan lainnya, strategi ini dirancang
untuk memberikan solusi yang sesuai dengan
karakteristik unik dari setiap jenis bencana (Haeril,
Irfadat and Mas’ud, 2022) .
Pendekatan ini tidak hanya mencakup upaya teknis
dalam memperkuat infrastruktur dan memitigasi risiko
fisik, tetapi juga melibatkan pemberdayaan masyarakat,
peningkatan kesadaran, dan implementasi sistem

20
1
peringatan dini yang responsif. Strategi ini bertujuan
untuk menciptakan ketahanan yang lebih baik dalam
menghadapi bencana, mengurangi kerentanan, dan
meminimalkan dampak negatif yang mungkin terjadi.
Dalam konteks ini, penjelasan lebih lanjut mengenai
strategi khusus akan disajikan untuk memberikan
wawasan mendalam tentang pendekatan yang diambil
5
untuk mengurangi risiko bencana. Melalui sinergi antara
berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan
sektor swasta, diharapkan bahwa penerapan strategi
khusus ini dapat membentuk pondasi tangguh untuk
mencapai keberlanjutan dan ketahanan komunitas
terhadap bencana. Dengan memahami dan mengadopsi
strategi ini, kita dapat bersama-sama melangkah maju
menuju masa depan yang lebih aman dan terlindungi
dari ancaman bencana.
2
B. Strategi Pengurangan Risiko Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan fenomena alam yang
tidak dapat diprediksi secara pasti, namun memiliki
dampak potensial yang signifikan terhadap kehidupan
manusia dan lingkungan (Riswan Septriyadi Sianturi, H
9
K Surya, 2021). Indonesia, sebagai salah satu negara yang
terletak di cincin api pasifik, seringkali menjadi saksi dari
guncangan bumi yang melanda (Utomo and Purba, 2019).
Oleh karena itu, strategi pengurangan risiko gempa bumi
dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan Masyarakat,
berikut adalah penjelasan lengkap mengenai strategi ini:
1. Identifikasi dan Penguatan Struktur Bangunan
a) Identifikasi Zona Rawan Gempa
Melakukan penelitian dan pemetaan untuk
mengidentifikasi daerah yang berisiko tinggi
mengalami gempa bumi.
b) Penilaian Kerentanan Bangunan

2
Melakukan inspeksi dan penilaian terhadap
bangunan untuk menentukan tingkat
kerentanannya terhadap gempa.
c) Penguatan Struktur
Menerapkan standar bangunan tahan gempa
dalam perencanaan dan konstruksi bangunan
baru, serta melakukan retrofitting pada bangunan
yang sudah ada untuk meningkatkan ketahanan
terhadap gempa.
2. Peningkatan Kesadaran Masyarakat
a) Edukasi Publik
Kampanye penyuluhan dan pelatihan untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
bahaya gempa dan langkah-langkah yang harus
diambil, serta melaksanakan pendidikan di
sekolah-sekolah dan pusat komunitas untuk
meningkatkan pengetahuan anak-anak dan orang
dewasa tentang perilaku aman selama gempa.
b) Rancangan Perilaku Selama Gempa
Pelatihan reguler untuk membiasakan
masyarakat dengan tindakan cepat dan aman
selama gempa, serta perencanaan keluarga untuk
menetapkan tempat kumpul dan prosedur
evakuasi.
c) Sosialisasi Tindakan Setelah Gempa
Edukasi mengenai tindakan setelah gempa
seperti cara menyelamatkan diri dan membantu
sesama, serta pengembangan sistem komunikasi
yang memfasilitasi pertukaran informasi dan
koordinasi setelah gempa.
3. Implementasi Sistem Peringatan Dini
a) Jaringan Pemantauan Gempa

3
Memasang dan memelihara jaringan sensor
gempa untuk mendeteksi dan memonitor gempa
bumi dengan cepat, serta penggunaan teknologi
canggih seperti IoT (Internet of Things) untuk
meningkatkan ketepatan dan kecepatan deteksi.
12
b) Pengembangan Sistem Peringatan Dini
Membangun dan mengelola sistem
peringatan dini yang dapat memberikan informasi
cepat dan akurat kepada masyarakat, serta
integrasi sistem peringatan dengan media massa,
perangkat seluler, dan sistem pengeras suara di
wilayah yang berpotensi terdampak.
c) Pengujian dan Latihan Rutin
Melakukan pengujian sistem peringatan
secara rutin untuk memastikan keandalan dan
respons yang cepat, serta mengadakan latihan
evakuasi dan simulasi respons masyarakat untuk
meningkatkan kesiapsiagaan.
Melalui implementasi strategi ini,
diharapkan dapat mengurangi risiko dan
kerentanan terhadap gempa bumi, serta
meningkatkan kapasitas masyarakat dan
infrastruktur untuk menghadapi dan merespons
gempa dengan lebih efektif. Keseluruhan,
pendekatan holistik ini mencakup pendekatan
teknis, pendidikan masyarakat, dan sistem
peringatan dini yang kuat.
C. Strategi Pengurangan Risiko Banjir
17
Banjir merupakan salah satu bencana alam yang
memiliki dampak signifikan terhadap kehidupan
manusia dan lingkungan (Assyahri et al., 2022). Strategi
pengurangan risiko banjir dirancang untuk
mengendalikan aliran air, mengurangi kerentanan

4
wilayah yang rentan, dan meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang tindakan yang harus diambil selama
banjir. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai
strategi ini:
1. Pembangunan Tanggul dan Bendungan
a) Identifikasi Daerah Rawan Banjir
Melakukan pemetaan dan analisis untuk
mengidentifikasi daerah yang rentan terhadap
banjir.
b) Perencanaan dan Desain Struktur Pengendali Air
Merancang dan membangun tanggul,
bendungan, atau sistem lainnya untuk
mengendalikan aliran air dan mencegah
meluapnya sungai atau danau.
c) Pemeliharaan Rutin
Melakukan pemeliharaan rutin pada tanggul
dan bendungan untuk memastikan keefektifan
dan keamanannya.
2. Zonasi Banjir dan Pengaturan Tata Ruang
a) Pembentukan Zona Banjir
Menentukan area yang rawan banjir dan
mendefinisikan zona-zona dengan tingkat risiko
yang berbeda.
b) Pengaturan Tata Ruang
Menerapkan kebijakan tata ruang yang
membatasi pembangunan di zona-zona banjir
atau menetapkan standar bangunan untuk
meminimalkan dampak banjir.
c) Pengembangan Lahan Basah
Mempertahankan atau mengembangkan
lahan basah sebagai daerah resapan air alami
yang dapat menyerap kelebihan air dan
mengurangi risiko banjir.

5
3. Edukasi Masyarakat tentang Cara Menghadapi Banjir
dan Rencana Evakuasi
a) Kampanye Kesadaran Publik
Menyelenggarakan kampanye penyuluhan
untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
13
tentang risiko banjir, tanda-tanda peringatan,
dan tindakan yang harus diambil.
b) Pelatihan Evakuasi
Mengadakan latihan evakuasi secara
berkala untuk memastikan bahwa masyarakat
tahu rencana evakuasi dan dapat
mengeksekusinya dengan efektif.
c) Pembangunan Tempat Evakuasi
Membangun dan memelihara fasilitas
tempat evakuasi yang aman dan dapat diakses
oleh Masyarakat, serta menyediakan informasi
publik tentang lokasi tempat evakuasi dan rute
evakuasi yang aman.
Melalui strategi ini, diharapkan dapat
menciptakan sistem pengelolaan air yang lebih
baik, meminimalkan risiko banjir, dan
meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi ancaman banjir. Keseluruhan,
pendekatan ini mencakup mitigasi fisik,
perencanaan tata ruang, dan pemberdayaan
masyarakat untuk mengurangi risiko bencana
banjir.
D. Strategi Pengurangan Risiko Badai Tropis
Badai tropis, yang sering disertai dengan angin
kencang, hujan deras, dan gelombang laut tinggi,
merupakan ancaman serius bagi wilayah-wilayah pesisir
dan pulau-pulau di berbagai belahan dunia. Strategi
pengurangan risiko badai tropis dirancang untuk

6
memitigasi dampak buruk yang mungkin terjadi dan
meningkatkan ketahanan Masyarakat (Rahman, 2023).
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai strategi ini:
1. Sistem Pemantauan dan Peringatan Dini
a) Jaringan Pemantauan Badai
Membangun dan mengelola jaringan sensor
dan stasiun pemantauan badai tropis, serta
menggunakan teknologi terkini seperti satelit
dan radar untuk mendeteksi dan memantau
badai dengan akurat.
b) Peringatan Dini Terkoordinasi
Mengembangkan sistem peringatan dini
yang terkoordinasi antar-pemerintah dan
lembaga-lembaga terkait, serta mengintegrasikan
informasi dari berbagai sumber untuk
memberikan peringatan yang akurat dan tepat
waktu kepada masyarakat.
2. Pembangunan Tempat Evakuasi
a) Identifikasi Lokasi Evakuasi
Menetapkan dan memetakan lokasi
evakuasi yang aman dan mudah diakses untuk
Masyarakat, serta menyesuaikan lokasi evakuasi
dengan karakteristik geografis dan kepadatan
penduduk wilayah tersebut.
b) Infrastruktur dan Fasilitas
Membangun dan memelihara infrastruktur
tempat evakuasi, termasuk bangunan tahan
badai, peralatan kesehatan, dan fasilitas dasar
lainnya, serta menyediakan transportasi yang
memadai untuk memfasilitasi evakuasi
masyarakat ke tempat evakuasi.
3. Perencanaan Mitigasi
a) Peninjauan Tata Ruang

7
Mengkaji dan menggali tata ruang untuk
mengidentifikasi area yang paling rentan
terhadap dampak badai tropis, serta
menyesuaikan perencanaan tata ruang untuk
mengurangi risiko banjir, erosi, dan angin
kencang.
b) Penguatan Bangunan dan Infrastruktur
Menerapkan regulasi dan standar
konstruksi yang memastikan bangunan dan
infrastruktur tahan terhadap angin kencang dan
hujan deras, serta retrofitting bangunan dan
jembatan yang sudah ada untuk meningkatkan
ketahanan terhadap badai.
c) Manajemen Vegetasi dan Lahan
Mengelola vegetasi dan lahan secara
berkelanjutan untuk mengurangi risiko tanah
longsor dan meningkatkan daya serap air, serta
menerapkan praktik-praktik pertanian yang
berkelanjutan untuk melindungi tanah dari erosi.
d) Pelatihan dan Simulasi
Melakukan latihan dan simulasi rutin
dengan masyarakat dan petugas darurat untuk
memastikan kesiapsiagaan dan respons yang
cepat, serta menyelenggarakan program
pelatihan yang berkaitan dengan tanggapan
darurat, pertolongan pertama, dan evakuasi.
Penerapan strategi pengurangan risiko
badai tropis yang terkoordinasi dan
komprehensif diharapkan dapat mengurangi
kerugian manusia dan kerusakan infrastruktur
serta membantu masyarakat untuk pulih dengan
cepat setelah badai. Dengan melibatkan berbagai
pemangku kepentingan dan mendukung upaya

8
mitigasi, kita dapat meningkatkan ketahanan
komunitas dan wilayah terhadap badai tropis.
11
E. Strategi Pengurangan Risiko Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan bencana alam yang
seringkali merusak dan mengancam kehidupan manusia
serta aset properti. Strategi pengurangan risiko tanah
longsor bertujuan untuk mengidentifikasi, memitigasi,
dan memberikan peringatan dini terhadap potensi
longsor (Raja, Hendarmawan and Sunardi, 2017). Berikut
adalah penjelasan lengkap mengenai strategi ini:
1. Identifikasi dan Pemantauan Daerah Rawan Longsor:
a) Pemetaan Daerah Rawan
Melakukan pemetaan dan analisis geologi dan
topografi untuk mengidentifikasi daerah yang
rentan terhadap tanah longsor, serta menentukan
faktor-faktor yang dapat menyebabkan longsor,
seperti kemiringan tanah, jenis batuan, dan curah
hujan.
b) Sistem Pemantauan Terus-Menerus
Memasang sensor dan perangkat pemantauan
yang terus-menerus untuk memantau perubahan di
daerah rawan longsor, serta menggunakan
teknologi geospasial dan citra satelit untuk
mendeteksi perubahan permukaan tanah.
2. Penerapan Metode Pemantauan dan Peringatan Dini
a) Sistem Peringatan Dini
Mengembangkan dan mengimplementasikan
10
sistem peringatan dini untuk memberi tahu
masyarakat tentang potensi tanah longsor, serta
menyusun protokol peringatan dini yang jelas dan
dapat diakses oleh masyarakat.
b) Pemantauan Cuaca dan Curah Hujan

9
Memasang stasiun meteorologi untuk
memantau cuaca dan curah hujan secara real-time
serta menganalisis data cuaca untuk
mengidentifikasi kondisi yang dapat meningkatkan
risiko tanah longsor.
3. Pengelolaan Vegetasi dan Teknik Rekayasa Tanah
a) Revegetasi dan Rehabilitasi Lahan
Melakukan penanaman pohon dan tanaman
penutup tanah untuk mengurangi erosi dan
meningkatkan daya serap air, serta mengelola
vegetasi untuk memperkuat tanah dan
mengurangi kemungkinan terjadinya tanah
longsor.
b) Teknik Rekayasa Tanah
Menggunakan teknik rekayasa tanah seperti
penanaman tiang pancang atau pembentukan
teras untuk mengkonsolidasi tanah, serta
penerapan teknik penahan dinding atau sistem
drainase untuk mengontrol aliran air dan
mencegah erosi.
c) Pengurangan Beban
Menerapkan tindakan untuk mengurangi
beban di lereng, seperti mengelola limbah dan
merencanakan tata guna lahan dengan bijaksana,
serta menghindari kegiatan pembangunan yang
dapat meningkatkan risiko tanah longsor,
terutama di daerah rawan.
Melalui penerapan strategi ini, diharapkan
dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman
dan tahan terhadap tanah longsor. Keterlibatan
aktif masyarakat dalam pemahaman dan
penerapan langkah-langkah pengurangan risiko
juga menjadi kunci kesuksesan strategi ini.

10
Dengan demikian, kita dapat mengurangi risiko
tanah longsor dan melindungi kehidupan serta
aset dari dampak negatif yang mungkin timbul.
F. Strategi Pengurangan Risiko Tsunami
Tsunami merupakan ancaman serius yang dapat
menyebabkan kerusakan besar di wilayah pesisir. Strategi
pengurangan risiko tsunami bertujuan untuk
meningkatkan ketahanan masyarakat dan infrastruktur
terhadap potensi tsunami (Rahmat et al., 2021). Berikut
adalah penjelasan lengkap mengenai strategi ini:
1. Sistem Peringatan Dini Tsunami
a) Pemantauan Sumber Gempa Bawah Laut
Memasang jaringan sensor dan pemantauan
bawah laut untuk mendeteksi aktivitas gempa
bawah laut yang dapat menyebabkan tsunami, serta
menggunakan teknologi canggih seperti sensor
pendengaran bawah laut dan sistem deteksi dini.
b) Sistem Pemberitahuan Terkoordinasi
Membangun sistem peringatan dini tsunami
yang terkoordinasi antar-pemerintah, lembaga-
lembaga terkait, dan negara-negara tetangga, serta
mengintegrasikan data dari berbagai sumber,
termasuk stasiun pengamatan laut, gempa bumi,
dan sensor pendeteksi tsunami.
6
c) Teknologi Informasi dan Komunikasi
Menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk menyebarkan peringatan dengan
cepat dan efektif kepada masyarakat di wilayah
yang terdampak, serta melibatkan media massa,
perangkat seluler, dan sistem pengeras suara di
daerah pesisir.
2. Pendidikan Masyarakat
a) Kampanye Kesadaran Publik

11
Melakukan kampanye penyuluhan untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
tanda-tanda peringatan dini tsunami, serta
menyelenggarakan program pendidikan di sekolah-
sekolah dan pusat komunitas untuk mengajarkan
perilaku aman dan rencana evakuasi.
b) Simulasi dan Latihan Evakuasi
Mengadakan latihan evakuasi secara berkala
untuk melibatkan masyarakat dalam rencana
evakuasi dan pemahaman terhadap jalur evakuasi,
serta menyelenggarakan simulasi respons cepat dan
penggunaan sistem peringatan dini.
c) Pelatihan Petugas Darurat
Melakukan pelatihan rutin bagi petugas
darurat, relawan, dan tim tanggap bencana dalam
menanggapi ancaman tsunami, serta menyusun
rencana koordinasi yang terinci dan respons
darurat.
3. Perencanaan Kesiapsiagaan dan Respons Cepat
a) Pembangunan Tempat Evakuasi
14
Identifikasi dan memetakan lokasi tempat
evakuasi yang aman dan mudah diakses oleh
Masyarakat, serta membangun infrastruktur tempat
evakuasi yang tahan terhadap dampak tsunami.
b) Sistem Logistik dan Penyelamatan
Menyiapkan sistem logistik untuk
mendistribusikan bantuan dan menyelamatkan
korban setelah tsunami, serta melibatkan tim
penyelamatan yang terlatih untuk memberikan
pertolongan pertama dan evakuasi darurat.
c) Pemulihan Pasca-Tsunami
Membangun dan memulihkan infrastruktur
yang rusak pasca-tsunami, serta memberikan

12
dukungan psikososial bagi korban dan masyarakat
yang terkena dampak.
Dengan implementasi strategi ini, diharapkan
masyarakat dapat merespons ancaman tsunami
dengan lebih cepat dan efektif, mengurangi dampak
kerusakan dan kehilangan manusia. Kesadaran
masyarakat, pelatihan yang teratur, dan sistem
peringatan dini yang handal menjadi kunci
keberhasilan strategi pengurangan risiko tsunami.
G. Strategi Pengurangan Risiko Pemanasan Global
4
Pemanasan global, yang disebabkan oleh
peningkatan emisi gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia, merupakan tantangan lingkungan global yang
memerlukan tindakan segera. Strategi pengurangan
1
risiko pemanasan global bertujuan untuk mengurangi
emisi gas rumah kaca, memitigasi dampak perubahan
iklim, dan mempromosikan praktik berkelanjutan
(Legionosuko et al., 2019). Berikut adalah penjelasan
lengkap mengenai strategi ini:
19
1. Pengembangan Sumber Energi Terbarukan dan
Ramah Lingkungan
a) Investasi dalam Energi Terbarukan:
8
Mendorong investasi dalam sumber energi
terbarukan seperti matahari, angin, air, dan
biomassa, serta memperluas infrastruktur energi
terbarukan untuk menggantikan sumber energi
fosil.
b) Promosi Efisiensi Energi
Meningkatkan kesadaran masyarakat dan
industri tentang praktik efisiensi energi, serta
menerapkan teknologi baru dan inovatif untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
c) Transisi dari Bahan Bakar Fosil

13
Merancang kebijakan dan insentif yang
mendukung transisi dari bahan bakar fosil ke
1
energi terbarukan, serta mengurangi
ketergantungan pada bahan bakar fosil untuk
transportasi dan industri.
1
2. Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Melalui
Regulasi dan Praktik Berkelanjutan
a) Pemberlakuan Regulasi Ketat
Mengenakan regulasi yang ketat terhadap
industri dan sektor-sektor utama yang
berkontribusi pada emisi gas rumah kaca, serta
menetapkan batasan emisi dan target
pengurangan yang jelas.
b) Promosi Praktik Berkelanjutan
Mendorong penggunaan teknologi ramah
lingkungan di sektor-sektor kritis, serta
memberikan insentif kepada perusahaan yang
mengadopsi praktik berkelanjutan dan ramah
lingkungan.
c) Pajak Karbon dan Sistem Perdagangan Karbon
Memperkenalkan pajak karbon atau sistem
perdagangan karbon untuk menghargai emisi
gas rumah kaca, serta mendorong perusahaan
dan individu untuk mengurangi emisi dengan
memberikan insentif finansial.
3. Adaptasi terhadap Dampak Perubahan Iklim
a) Perencanaan Tata Ruang yang Berkelanjutan
Menyesuaikan perencanaan tata ruang
untuk mengantisipasi perubahan iklim dan
mengurangi risiko bencana terkait, serta
membangun infrastruktur yang dapat menahan
15
dampak perubahan iklim seperti banjir dan
kenaikan permukaan air laut.

14
b) Sistem Peringatan Dini
Membangun dan memelihara sistem
peringatan dini untuk menghadapi dampak
perubahan iklim yang dapat membahayakan
Masyaraka, serta melibatkan masyarakat dalam
rencana evakuasi dan mitigasi.
3
c) Pengembangan Varietas Tanaman yang Tahan
Terhadap Iklim
Mendorong riset dan pengembangan
3
untuk menciptakan varietas tanaman yang lebih
tahan terhadap kondisi iklim yang berubah, serta
mengajarkan praktik-praktik pertanian
berkelanjutan untuk mengurangi risiko gagal
panen.
Melalui penerapan strategi ini, diharapkan
dapat menciptakan fondasi untuk mengurangi
pemanasan global, memitigasi dampak
perubahan iklim, dan mencapai keberlanjutan
16
lingkungan. Kolaborasi antar-pemerintah, sektor
swasta, dan masyarakat sangat penting untuk
mencapai perubahan yang signifikan dalam
mengurangi risiko pemanasan global.
H. Strategi Pengurangan Risiko Teknologi
Teknologi berisiko tinggi, seperti industri kimia,
nuklir, dan teknologi informasi, memerlukan strategi
pengurangan risiko yang matang untuk memastikan
operasi yang aman dan melindungi masyarakat serta
lingkungan dari potensi bahaya (Putu et al., 2020). Berikut
adalah penjelasan lengkap mengenai strategi ini:
1. Pengembangan Prosedur Keamanan untuk Industri
Berisiko Tinggi
a) Identifikasi Potensi Ancaman

15
Melakukan analisis risiko untuk
mengidentifikasi potensi ancaman terhadap
teknologi berisiko tinggi, serta menganalisis
kemungkinan dampak negatif dan konsekuensi
yang mungkin terjadi.
b) Pembangunan Standar Keamanan
Mengembangkan standar keamanan yang
ketat sesuai dengan jenis teknologi dan industri
tertentu, serta memastikan bahwa setiap langkah
operasional diatur sesuai dengan prosedur
keamanan yang telah ditetapkan.
c) Integrasi Teknologi Keamanan Terkini
Mengintegrasikan teknologi keamanan
terbaru seperti sensor keamanan, pemantauan
video, dan keamanan siber, serta melibatkan ahli
keamanan dalam perancangan dan implementasi
teknologi tersebut.
2. Pelatihan dan Sertifikasi untuk Personel
a) Pelatihan Kesiapsiagaan
Melakukan pelatihan kesiapsiagaan secara
rutin untuk personel yang bekerja dengan
teknologi berisiko tinggi, serta melibatkan
latihan simulasi untuk menguji respon terhadap
situasi darurat
b) Sertifikasi Keamanan
Menetapkan persyaratan sertifikasi untuk
personel yang bekerja dengan teknologi berisiko
18
tinggi, serta menjamin bahwa personel memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk menjalankan tugas mereka dengan aman.
3. Pemantauan dan Penilaian Rutin terhadap Sistem
dan Infrastruktur Kritis
a) Pemantauan Kontinu

16
Memasang sistem pemantauan terus-
menerus untuk mengawasi kinerja dan
keamanan sistem teknologi, serta menerapkan
sensor dan perangkat pemantauan untuk
mendeteksi potensi masalah secara dini.
b) Penilaian Keamanan Berkala
Melakukan penilaian rutin terhadap
sistem dan infrastruktur kritis untuk
7
mengidentifikasi potensi celah keamanan, serta
memastikan kepatuhan terhadap standar
keamanan dan peraturan yang berlaku.
c) Sistem Manajemen Keamanan
Menerapkan sistem manajemen
keamanan yang menyeluruh untuk memastikan
pengelolaan risiko yang efektif, serta menyusun
rencana darurat dan respons yang terintegrasi
untuk mengatasi situasi darurat.
Melalui penerapan strategi ini,
diharapkan dapat menciptakan lingkungan
operasional yang aman, mengurangi risiko
potensial, dan memastikan keberlanjutan
teknologi berisiko tinggi. Kolaborasi dengan
badan regulasi, lembaga keamanan, dan
pemangku kepentingan lainnya adalah kunci
untuk menjaga tingkat keamanan yang optimal.

17
DAFTAR PUSTAKA

Assyahri, W. et al. (2022) ‘Strategi Pemerintah Kabupaten Solok Selatan


dalam Melakukan Pengurangan Risiko Bencana Banjir’, JESS (Journal of
Education on Social Science), 6(1), pp. 22–31. Available at:
https://doi.org/10.24036/JESS.V6I1.319.
Azizah, A. et al. (2022) ‘Kajian Risiko Bencana Berdasarkan Jumlah
Kejadian dan Dampak Bencana di Indonesia Periode Tahun 2010 – 2020’,
PENDIPA Journal of Science Education, 6(1), pp. 35–40. Available at:
https://doi.org/10.33369/PENDIPA.6.1.35-40.
Haeril, H., Irfadat, T. and Mas’ud, M. (2022) ‘STRATEGI BADAN
PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) DALAM
PENGURANGAN RISIKO BENCANA ALAM DI KABUPATEN
BIMA’, Jurnal Studi Ilmu Pemerintahan, 3(1), pp. 1–6. Available at:
https://doi.org/10.35326/JSIP.V3I1.1889.
Legionosuko, T. et al. (2019) ‘Posisi dan Strategi Indonesia dalam
Menghadapi Perubahan Iklim guna Mendukung Ketahanan Nasional’,
Jurnal Ketahanan Nasional, 25(3), p. 295. Available at:
https://doi.org/10.22146/JKN.50907.
Putu, I. et al. (2020) ‘Manajemen Risiko Teknologi Informasi Terkait
Manipulasi dan Peretasan Sistem pada Bank XYZ Tahun 2020
Menggunakan ISO 31000:2018’, Jurnal Telematika, 15(2), pp. 63–70.
Available at: https://doi.org/10.61769/JURTEL.V15I2.333.
Rahman, F.A. (2023) ‘STRATEGI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DI DESA SRIHARJO KABUPATEN BANTUL
DALAM MENGHADAPI ANCAMAN MULTIBENCANA’, Jurnal
Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS , 1(5), pp. 550–558.
Available at: https://doi.org/10.59407/JPKI2.V1I5.112.
Rahmat, H.K. et al. (2021) ‘IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN
STRATEGIS GUNA MENGHADAPI ANCAMAN BENCANA
BANJIR DAN TSUNAMI DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR’,
Jurnal Manajemen Bencana (JMB), 7(1), pp. 1–18. Available at:
https://doi.org/10.33172/JMB.V7I1.697.
Raja, Z.D.G., Hendarmawan, H. and Sunardi, S. (2017) ‘KAJIAN
UPAYA PENGURANGAN RISIKO DAN KESIAPSIAGAAN
MASYARAKAT TERHADAP ANCAMAN BENCANA TANAH

18
LONGSOR (Desa Ndito Kecamatan Detusoko Kabupaten Ende Provinsi
Nusa Tenggara Timur )’, Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, 8(2).
Available at: https://doi.org/10.34126/JLBG.V8I2.176.
Riswan Septriyadi Sianturi, H K Surya, P.G.A. (2021) ‘Strategi
Pengurangan Risiko Bencana Konten Analisis Kualitatif di Jawa Timur’,
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PLANOEARTH, 2(0), pp. 25–32.
Available at:
http://journal.ummat.ac.id/index.php/PRPE/article/view/3986 (Accessed:
12 December 2023).
Utomo, D.P. and Purba, B. (2019) ‘Penerapan Datamining pada Data
Gempa Bumi Terhadap Potensi Tsunami di Indonesia’, Prosiding
Seminar Nasional Riset Information Science (SENARIS), 1(0), pp. 846–
853. Available at: https://doi.org/10.30645/SENARIS.V1I0.91.

Bromo Kusumo Achmad,


SKM.,M.Kes , lahir di Kendari,
pada 23 Mei 1981. Ia tercatat
sebagai lulusan Universitas
Mandala Waluya. Pria yang kerap
disapa ”Tomo” ini adalah anak dari
pasangan Achmad Kadarman,
SKM.,M.Kes (ayah) dan Hamsina
Dopu Maranae (ibu). Bromo
Kusumo Achmad
memiliki minat pribadi dalam
bermain gitar, berkebun dan
beternak. Ia juga aktif dalam
kegiatan peduli lingkungan.

19
Similarity Report ID: oid:25211:48007796

7% Overall Similarity
Top sources found in the following databases:
7% Internet database Crossref database
Crossref Posted Content database

TOP SOURCES
The sources with the highest number of matches within the submission. Overlapping sources will not be
displayed.

journal.uinsgd.ac.id
1 <1%
Internet

gorontalo.tribunnews.com
2 <1%
Internet

eprints.uny.ac.id
3 <1%
Internet

geotimes.id
4 <1%
Internet

Mohammad Amin Lasaiba. "Pengembangan Wilayah Tertinggal Di Indo...


5 <1%
Crossref

arbaswedan.id
6 <1%
Internet

kesehatan.ngawikab.go.id
7 <1%
Internet

renewebles.blogspot.com
8 <1%
Internet

bernas.id
9 <1%
Internet

Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:48007796

infokost.id
10 <1%
Internet

landslidemonitoringsystem.000webhostapp.com
11 <1%
Internet

lib.unnes.ac.id
12 <1%
Internet

megazinehobiqq.blogspot.com
13 <1%
Internet

ml.scribd.com
14 <1%
Internet

portalsatu.com
15 <1%
Internet

repository.uksw.edu
16 <1%
Internet

text-id.123dok.com
17 <1%
Internet

slideshare.net
18 <1%
Internet

Naura Ahadiyah Rahmi, Sundarti Sundarti. "STUDENT'S PERCEPTION O...


19 <1%
Crossref

bikerscommunitysuzuki.com
20 <1%
Internet

Sources overview

Anda mungkin juga menyukai