Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN BENCANA
Skema Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

Disusun oleh

Nama : AL – Fath Ramadhan

NIM : 105421109417

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2023
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Secara geografis wilayah Negara Indonesia terletak pada tiga


lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan
lempeng Samudera Pasifik. Sebagai episentrum yang disertai dengan
banyaknya gunung berapi aktif dan hujan yang sangat tinggi, hampir
semua potensi bencana terdapat di Indonesia. Bencana tersebut antara
lain disebabkan oleh daya rusak air seperti banjir termasuk banjir
bandang, erosi dan sedimentasi, tanah longsor, dan banjir lahar dingin.
Bencana akibat daya rusak air dapat menyebabkan sawah tergenang,
tertimbun, meluluh-lantakkan perumahan dan permukiman masyarakat,
merusak fasilitas pelayanan sosial ekonomi masyarakat dan prasarana
publik, bahkan banyak menelan korban jiwa, dan merusak lingkungan.

Hampir semua jenis bencana baik karena alam maupun ulah


manusia seperti: badai, kekeringan, gelombang pasang, kebakaran hutan,
gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dan bencana akibat
kegagalan bangunan, kecelakaan industri serta kesalahan teknologi, telah
mengancam dan berada di tengah lingkaran kehidupan segenap bangsa
Indonesia. Selama ini penanggulangan bencana baik karena alam
maupun ulah manusia telah diupayakan untuk ditangani dengan berbagai
cara dengan melibatkan semua komponen masyarakat.

Salah satu aspek penting timbulnya korban jiwa dan


kerusakan/kerugian pada beberapa aspek, adalah kekurang siap-siagaan
masyarakat dan aparat/ pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam
penanganan bencana. Oleh karenanya setiap aparat khususnya petugas
operasi dan pemeliharaan irigasi, perlu memahami penanggulangan
bencana utamanya yang terkait dengan prasarana irigasi.
BAB II

SKEMA PENANGGULANGAN BENCANA

a. Kasus

Pada hari rabu tanggal 29 Desember 2022, tepat pukul 02:00 dini
hari pemukiman masyarakat area A Kabupaten Pel ambruk terkena
reruntuhan batu dan tanah. Tanah longsor kemungkinan disebabkan
intensitas curah hujan yang deras dan tidak berjedah selama kurun waktu
1 minggu, tim sar tanggap darurat melaporkan terdapat 10 korban jiwa
dan 94 luka berat (fraktur) dan lainnya luka ringan dari puing reruntuhan
rumah yang sebagian besar rata dengan tanah. Kepala desa A bapak
Sukuni menghimbau kepada masyarakat setempat dan juga desa yang
berada dalam region terdampak agar lebih berhati hati dan sebaiknya
diharapkan untuk mengungsi kerumah kerabat yang jauh dari resiko
bencana tersubut, bapak Sukuni juga meminta Pemerintah setempat agar
dapat melakukan upaya penanggulangan bencana dengan maksimal.

Gambar 2.1 Prosedur Penanggulangan Bencana Alam


b. Skema Penanganan Bencana
1. Kebijakan Stake holder
a) Menetapkan kebijakan penanggulangan bencana
b) Menetapkan status tingkatan bencana
c) perumusan kebijakan tentang penggunaan teknologi yang
berpotensi sebagai sumber ancaman atau bahaya bencana
d) perumusan kebijakan mencegah penguasaan dan pengurasan
sumber daya alam yang melebihi kemampuan alam untuk
melakukan pemulihan, dan
e) pengendalian pengumpulan dan penyaluran uang atau barang
yang berskala nasional.
f) (adapun penetapan berskala memiliki indikator sebagai berikut :
Jumlah korban, kerugian materil, cakupan luas terkena bencana,
dan dampak sosial yang ditimbulkan

2. Pengarah dan pelaksana penanggulangan bencana ( BPBD )


a) menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan
pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana terhadap usaha penanggulangan bencana yang
mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat,
rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara
b) menetapkan standardisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan Peraturan Perundang-
undangan
c) menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan
bencana
d) menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
e) melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada
wilayahnya
f) melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada
kepala daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan
setiap saat dalam kondisi darurat bencana
g) mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
h) mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan
i) melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan.
j) menyusun konsep pelaksanaan kebijakan penanggulangan
bencana daerah
k) memantau
l) mengevaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
daerah.

3. Rujukan kerja BPBD


(PERDA ; PERWALI NO. 4 Tahun 2012 tentang uraian tugas BPBD
Makassar)

4. Aspek penanggulangan bencana


a) sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat
b) kelestarian lingkungan hidup
c) kemanfaatan dan efektivitas
d) lingkup luas wilayah

5. Ganti rugi atas bencana dan daerah resiko rawan bencana


a) Setiap orang berhak untuk memperoleh ganti kerugian karena
terkena bencana yang disebabkan oleh kegagalan konstruksi.
b) Setiap orang yang terkena bencana berhak mendapatkan bantuan
pemenuhan kebutuhan dasar.
c) Mencabut atau mengurangi sebagian atau seluruh hak
kepemilikan setiap orang atas suatu benda sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan.
d) Setiap orang yang hak kepemilikannya dicabut atau dikurangi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berhak mendapat
ganti rugi sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

6. Asesmen bencana
a) Perencanaan penanggulangan bencana ditetapkan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.
b) Penyusunan perencanaan penanggulangan bencana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Badan
Perencanaan penanggulangan bencana dilakukan melalui
penyusunan data tentang risiko bencana pada suatu wilayah
dalam waktu tertentu berdasarkan dokumen resmi yang berisi
program kegiatan penanggulangan bencana.
c) Perencanaan penanggulangan bencana meliputi:
 pengenalan dan pengkajian ancaman bencana
 pemahaman tentang kerentanan masyarakat
 analisis kemungkinan dampak bencana
 pilihan tindakan pengurangan risiko bencana
 penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan
dampak bencana
 alokasi tugas, kewenangan, dan sumber daya yang tersedia

7. Usaha penanggulangan
a) Dalam usaha menyelaraskan kegiatan perencanaan
penanggulangan bencana, Pemerintah dan pemerintah daerah
dapat mewajibkan pelaku penanggulangan bencana untuk
melaksanakan perencanaan penanggulangan bencana.
 cakupan lokasi bencana
 jumlah korban
 kerusakan prasarana dan sarana
 gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta
pemerintahan
 kemampuan sumber daya alam maupun buatan.
b) Pengurangan resiko bencana meliputi :
 pengenalan dan pemantauan risiko bencana
 perencanaan partisipatif penanggulangan bencana
 pengembangan budaya sadar bencanan
 peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan
bencana; dan
 penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan
penanggulangan bencana.
c) Upaya pencegahan meliputi
 Identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber
bahaya atau ancaman bencana
 Kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya
alam yang secara tiba-tiba dan/atau berangsur berpotensi
menjadi sumber bahaya bencana
 Pemantauan penggunaan teknologi yang secara tiba-tiba
dan/atau berangsur berpotensi menjadi sumber ancaman
atau bahaya bencana
 Penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup
 Penguatan ketahanan sosial masyarakat
d) Kesiap Siagaan
Meliputi :
 penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan
kedaruratan bencana
 pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian sistem
peringatan dini
 penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan
kebutuhan dasar
 pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang
mekanisme tanggap darurat
 penyiapan lokasi evakuasi
 penyusunan data akurat, informasi, dan pemutakhiran
prosedur tetap tanggap darurat bencana
 penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan
untuk pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana.
e) Peringatan Dini
Meliputi :
 Pengamatan gejala bencana
 Analisis hasil pengamatan gejala bencana
 Pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang
 Penyebarluasan informasi tentang peringatan bencana
 Pengambilan tindakan oleh masyarakat.
f) Mitigasi
Meliputi :
 Pelaksanaan penataan ruang
 Pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata
bangunan
 Penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan
baik secara konvensional maupun modern.
g) Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat
Meliputi :
 Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi,
kerusakan, dan sumber daya
 Penentuan status keadaan darurat bencana
 Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
 Pemenuhan kebutuhan dasar
 Perlindungan terhadap kelompok rentan
 Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital
h) penyelamatan dan Evakuasi
Meliputi :
 Pencarian dan penyelamatan korban
 Pertolongan darurat; dan
 Evakuasi korban.
i) Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Meliputi :
 Kebutuhan air bersih dan sanitasi
 Pangan
 Sandang
 Pelayanan kesehatan
 Pelayanan psikososial
 Penampungan dan tempat hunian.
j) Pengutaaman Kelompok Rentan
Meliputi :
 Bayi, balita, dan anak-anak
 Ibu yang sedang mengandung atau menyusui
 Penyandang cacat
 Orang lanjut usia.

8. Pasca bencana yang meliputi pengoptimalan daya dan


pembangunan kembali
a) Upaya rehabilitasi
Meliputi :
 Perbaikan lingkungan daerah bencana
 Perbaikan prasarana dan sarana umum
 Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat
 Pemulihan sosial psikologis
 Pelayanan kesehatan
 Rekonsiliasi dan resolusi konflik
 Pemulihan sosial ekonomi budaya
 Pemulihan keamanan dan ketertiban
 Pemulihan fungsi pemerintahan
 Pemulihan fungsi pelayanan publik.

b) Upaya Rekonstruksi
Meliputi :
 Pembangunan kembali prasarana dan sarana
 Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat
 Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat
 Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan
peralatan yang lebih baik dan tahan bencana
 Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi
kemasyarakatan, dunia usaha, dan masyarakat
 Peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
 Peningkatan fungsi pelayanan publik
 Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.

9. Bantuan Dana Bencana


Meliputi :
a) Dana penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab
bersama antara Pemerintah dan pemerintah daerah.
b) Pemerintah dan pemerintah daerah mendorong partisipasi
masyarakat dalam penyediaan dana yang bersumber dari
masyarakat
c) Pada saat tanggap darurat, Badan Nasional Penanggulangan
Bencana menggunakan dana siap pakai
d) Dana siap pakai sebagaimana dimaksud disediakan oleh
Pemerintah dalam anggaran Badan Nasional Penanggulangan
Bencana
e) Pada saat tanggap darurat bencana, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana mengarahkan penggunaan sumber
daya bantuan bencana yang ada pada semua sektor terkait.
f) Tata cara meliputi :
 Pemerintah dan pemerintah daerah menyediakan bantuan
santunan duka cita dan kecacatan bagi korban bencana.
 Korban bencana yang kehilangan mata pencaharian dapat
diberi pinjaman lunak untuk usaha produktif.
 Besarnya bantuan santunan duka cita dan kecacatan dan
pinjaman lunak untuk usaha produktif menjadi tanggung
jawab Pemerintah dan pemerintah daerah.
 Tata cara pemberian dan besarnya bantuan sebagaimana
dimaksud lebih lanjut diatur dengan Peraturan Pemerintah.
 Unsur masyarakat dapat berpartisipasi dalam penyediaan
bantuan.
 Dalam melaksanakan pengawasan terhadap laporan upaya
pengumpulan sumbangan, Pemerintah dan pemerintah
daerah dapat meminta laporan tentang hasil pengumpulan
sumbangan agar dilakukan audit.
10. Seputar Relawan Bencana
a) Kewajiban relawan
 Mentaati peraturan dan prosedur kebencanaan yang berlaku;
 Menjunjung tinggi asas, prinsip dan panca darma relawan
penanggulangan bencana.
 Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuannya dalam penanggulangan bencana;

b) Hak relawan
 Memperoleh pengakuan dan tanda pengenal relawan
penanggulangan bencana;
 Mendapatkan peningkatan kapasitas yang berhubungan
dengan penanggulangan bencana
 Mendapatkan perlindungan hukum dalam pelaksanaan tugas
penanggulangan bencana.

c) Kecakapan relawan
 Perencanaan
Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau
memiliki pengalaman terlibat dalam perencanaan
penanggulangan bencana dapat mendukung proses
perencanaan kontinjensi, perencanaan tanggap darurat dan
perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
 Pendidikan
Relawan yang terdidik sebagai pendidik dan/atau
berpengalaman menyelenggarakan pendidikan dalam situasi
darurat dan pasca bencana dapat membantu petugas dalam
penyelenggaraan pendidikan bagi para penyitas bencana
terutama anak-anak yang masih berada dalam usia sekolah.
 Sistem informasi geografis dan pemetaan
Relawan yang terdidik dan/atau berpengalaman
dalam bidang Sistem Informasi Geografis (SIG) dan
pemetaan dapat mendukung petugas dalam mengadakan
pemetaan dengan menggunakan sistem informasi geografis
dalam situasi tidak ada bencana, saat tanggap darurat
maupun pada tahap pasca bencana.
 Pelatihan, gladi, dan simulasi
Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau
berpengalaman dalam bidang pelatihan, geladi dan simulasi
bencana dapat mendukung masyarakat dalam peningkatan
kesiapsiagaan bencana melalui pelatihan, geladi dan
simulasi bencana.
 Kaji cepat bencana
Relawan yang pernah menerima pelatihan dan/atau
berpengalaman dalam kaji cepat bencana dapat
mendampingi para petugas kaji cepat dalam melakukan
pendataan korban, pengungsi dan kerusakan serta kerugian
akibat bencana.
 Pencarian dan evakuasi
Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau
berpengalaman dalam bidang ini dapat membantu dalam
upaya pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban
bencana.
 Transportasi
Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau
berpengalaman dalam transportasi darurat dapat
mendukung para petugas tanggap darurat dalam mengelola
transportasi dalam situasi darurat bencana.
 Logistik
Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau
berpengalaman dalam bidang logistik bencana dapat
membantu para petugas dalam mengelola penerimaan,
penyimpanan dan distribusi logistik bencana, termasuk
pencatatan dan pelaporannya.
 Keamaanan pangan
Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau
berpengalaman dalam bidang ini dapat mendukung para
petugas dalam menjaga kecukupan pangan dan status
nutrisi para penyitas bencana dalam penampungan
sementara.
 Dapur Umum
Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau
berpengalaman dalam bidang pengelolaan dapur umum
dapat mendukung para petugas dalam menyiapkan
makanan bagi para penyitas bencana dalam penampungan
sementara, termasuk menjaga kecukupan, kualitas dan
kehigienisan makanan yang disiapkan.
 Pengelola hunian
Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau
berpengalaman dalam bidang ini dapat mendukung para
petugas dalam mengelola lokasi penampungan bagi para
penyitas bencana.
 Pengelola posko penanggulangan
Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau
berpengalaman dalam bidang ini dapat mendukung para
petugas dalam mengelola posko penanggulangan bencana.
 Kesehatan / Medis
Relawan yang terdidik dalam bidang kesehatan
dan/atau memiliki pengalaman dalam bidang medis dapat
mendukung para petugas dalam menjaga kesehatan para
penyitas bencana, termasuk dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan keliling.
 Air Bersih, Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau
berpengalaman dalam bidang ini dapat mendukung para
petugas dalam mencegah timbulnya penyakit di lokasi-lokasi
penampungan para penyitas bencana melalui pengelolaan
air bersih, sanitasi dan kesehatan lingkungan.
 Keamanan
Relawan yang terdidik atau telah menerima pelatihan
dan/atau memiliki pengalaman dalam bidang ini dapat
mendukung petugas dalam menyediakan keamanan dan
perlindungan bagi para penyitas bencana dan aset mereka.
 Gender dan kelompok rentan
Relawan yang terdidik atau telah menerima pelatihan
dan/atau berpengalaman dalam isu gender dan kelompok
rentan dapat mendukung petugas dalam menjaga serta
melindungi kepentingan kelompok-kelompok yang lebih
rentan.
 Psikologi
Relawan yang terdidik atau pernah menerima
pelatihan dan/atau berpengalaman dalam bidang ini dapat
mendukung petugas dalam menjaga kesehatan jiwa
penyitas bencana termasuk menangani dampak bencana
pada hubungan keluarga.
 Pertukangan
Relawan yang terdidik atau pernah menerima
pelatihan dan/atau berpengalaman dalam bidang
pertukangan dan perekayasaan dapat mendukung dalam
pembangunan hunian sementara dan infrastruktur/fasilitas
publik lainnya bagi para penyitas bencana.
 Administrasi
Relawan yang telah menerima pendidikan atau
pelatihan pengelolaan administrasi dan/atau berpengalaman
dan menguasai prosedur adminisitrasi dapat membantu
kegiatan-kegiatan administrasi dalam penanggulangan
bencana.
 Bahasa
Relawan yang telah menerima pendidikan atau
pelatihan bahasa asing dan/atau menguasai serta
berpengalaman dalam menggunakan bahasa asing, dapat
membantu mendampingi pihak-pihak asing yang terlibat
dalam respons bencana di Indonesia.

 Teknologi Informasi dan Komunikasi


Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau
berpengalaman dalam bidang ini dapat mendukung para
petugas dalam mengelola penyampaian informasi, termasuk
informasi peringatan dini jika bahaya masih mengancam,
dan mendukung kelancaran komunikasi dalam situasi
darurat bencana.
BAB II

PENUTUP

a. Kesimpulan
Urutan siklus penanggulangan bencana adalah tahap pencegahan
dan Mitigasi untuk mengurangi serta menanggulangi resiko bencana.
Kedua adalah tahap kesiap siagaan menjelang bencana akan terjadi.
Kemudian yang ketiga adalah tanggap darurat/respons saat kejadian
bencana. Dan tahap terakhir adalah rehabilitasi dan rekonstruksi
setelah terjadinya bencana.
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Presiden No. 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional


Penanggulangan Bencana.
2. Kodoatie R. J. dan Syarief R. 2006. Pengelolaan Bencana Terpadu.
Andy, Yogyakarta.
3. Perwali No. 4 Tahun 2012 Tentang Uraian Tugas Jabatan
Struktural Pelaksana Bpbd Kota Makassar

Anda mungkin juga menyukai