BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Wilayah Kabupaten Halmahera Timur yang kompleks secara geografis dan topografi
yang banyak menyimpan ancaman bencana. Ancaman bencana tersebut telah
dibuktikan dengan catatan sejarah kejadian bencana di Kabupaten Halmahera Timur
yang pernah menimbulkan korban jiwa, kerugian materil dan kerusakan lingkungan.
Diantara jenis bencana yang pernah terjadi di Kabupaten Halmahera Timur adalah
Banjir, Banjir Bandang, Longsor, Cuaca Ekstrim, Angin Puting Beliung dan Gelombang
Ekstrim. Dalam rentang waktu dari tahun 2011 sampai tahun 2017, Kabupaten
Halmahera Timur telah mengalami 95 kali kejadian bencana (sumber: Data dan
Informasi Bencana Indonesia, BNPB), terbanyak bencana banjir 57 kejadian.
jumlah sumber daya yang sudah direncanakan bisa dikeluarkan dengan segera.
Pengesahan resmi juga akan mendorong otoritas memandang rencana dengan
sungguh-sungguh dan berperan serta dalam pemantauan peringatan dini serta
pernyataan keadaan darurat.
1.6. PENGERTIAN
1) Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar.
2) Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis.
3) Bahaya adalah suatu situasi, kondisi, atau karakteristik biologis, geografis, sosial,
ekonomi, politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk
jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan.
4) Bidang Operasi adalah kelompok tugas yang melakukan tugas/peran sejenis.
Pelaku dalam bidang operasi terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat dan
lembaga usaha.
5) Kaji Cepat adalah kegiatan pengkajian secara cepat mengenai kejadian bencana
dan dampaknya yang meliputi aspek kehidupan/penduduk, prasarana sarana vital
dan fasilitas umum, ekonomi, serta lingkungan.
6) Kerentanan adalah kondisi-kondisi yang ditentukan oleh faktor fisik, sosial,
ekonomi, dan lingkungan atau proses-proses, yang meningkatkan kerentanan
masyarakat terhadap dampak bahaya.
7) Kesiapsiagaan adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta langkah-langkah secara berhasil-guna
dan berdaya-guna.
8) Kapasitas adalah sinergi dari semua kekuatan dan sumber daya yang tersedia
dalam sebuah komunitas, masyarakat atau organisasi yang dapat mengurangi
tingkat risiko atau dampak dari bencana.
9) Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera
terjadi, tetapi mungkin juga tidak terjadi.
10) Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi agar menjadi legal
secara hukum dan dipatuhi oleh instansi/lembaga terkait melalui Peraturan Kepala
Daerah.
11) Perencanaan Kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan, dalam
situasi terdapat potensi bencana, di mana skenario dan tujuan disepakati,
tindakan teknis dan manajerial ditetapkan, dan sistem tanggapan dan pengarahan
potensi disetujui bersama, untuk mencegah, atau menanggulangi secara lebih
baik dalam situasi darurat atau kritis.
12) Perencanaan Bidang merupakan rencana kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di bidang-bidang untuk
penanganan darurat dengan mengacu pada standar minimum.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR
BAB IIIPENILAIAN ANCAMAN
BAB IV PENENTUAN KEJADIAN DAN PENGEMBANGAN SKENARIO
BAB V PENETAPAN TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENANGANAN
DARURAT
BAB VI PERENCANAAN PENANGANAN DARURAT
BAB VII RENCANA TINDAK LANJUT
BAB VIII PENUTUP DAN LAMPIRAN
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Kabupaten Halmahera Timur terletak antara 0o 40’ - 01o 4’ Lintang Utara dan
126o 45’-129o 30’ bujur Timur, dengan luas sekitar 6458,01 Ha. Secara
administratif Kabupaten Halmahera Timur terdiri dari 10 kecamatan. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel II.1
Luas Wilayah Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2017
1.1.2. Topografi
Dari data diatas, dapat dikategorikan bahwa sebagian besar wilayah yang
memiliki ketinggian antara 0-5 dan yang mempunyai elevasi 0-2%,
merupakan daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut (rob). Wilayah yang
di pengaruhi oleh pasang surut (rob) di Kabupaten Halmahera Timur adalah
Kecamatan Kota Maba, Maba selatan, dan Kecamatan Wasile
Data ketinggian kota Kecamatan dari permukaan laut dapat dilihat di Tabel
II.2.
1.1.3. Iklim
1.1.4. Demografi
Potensi bencana di Kabupaten Halmahera Timur dapat dilihat pada Tabel II.5.
Tabel II.5 menunjukkan luas bahaya dan kelas bahaya seluruh potensi bahaya di
Kabupaten Halmahera Timur. Secara keseluruhan potensi bahaya di Kabupaten
Halmahera Timur memiliki kelas TINGGI. Penentuan kelas bahaya tersebut diperoleh
dengan melihat kelas bahaya maksimal dari kajian bahaya tingkat kecamatan.
2.2.1 Banjir
Berdasarkan tabel di atas, terlihat secara keseluruhan bencana banjir memiliki potensi luas
bahaya di Kabupaten Halmahera Timur dengan total luas bahaya 41.992 Ha yang berada
pada kelas tinggi.
Luas terpapar bahaya per kecamatan yang terdampak bencana banjir bandang
di Kabupaten Halmahera Timur. Luas bahaya banjir bandang dapat dilihat pada
tabel berikut.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat besaran luas bahaya banjir bandang per
kecamatan terdampak.
Gambar II.3. Peta Risiko Bencana Banjir Bandang Kabupaten Halmahera Timur
Gambar II.4. Peta Risiko Bencana Cuaca Ekstrim Kabupaten Halamahera Timur
Tabel II.9. Potensi Bahaya Gelombang Ekstrim dan Abrasi Per Kecamatan di
Kabupaten Halmahera Timur
BAHAYA
NO KECAMATAN
LUAS (Ha) KELAS
1 KOTA MABA 847 TINGGI
2 MABA 861 TINGGI
3 MABA SELATAN 599 TINGGI
4 MABA TENGAH 590 TINGGI
5 MABA UTARA 1.580 TINGGI
6 WASILE 284 TINGGI
7 WASILE SELATAN 1.707 TINGGI
8 WASILE TENGAH 610 TINGGI
9 WASILE TIMUR 306 SEDANG
10 WASILE UTARA 1.481 SEDANG
KABUPATEN 8.864 TINGGI
Sumber : Kajian Resiko Bencana Halmahera Timur, Tahun 2017
Gambar II.5. Peta Risiko Bencana Gelombang Ekstrim dan Abrasi Kabupaten Halmahera Timur
2.2.5 Gempabumi
Gambar II.6. Peta Risiko Bencana Gempa Bumi Kabupaten Halmahera Timur
Dari data Kajian Resiko Bencana Kabupaten Halmahera Timur tahun 2018-
2022, luas terpapar bahaya per kecamatan yang terdampak bencana
kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Halmahera Timur adalah sebagai
berikut.
Tabel II.11. Potensi Bahaya Kebajaran Hutan dan Lahan Per Kecamatan
di Kabupaten Halmahera Timur
BAHAYA
NO KECAMATAN
LUAS (Ha) KELAS
1 KOTA MABA 73.711 SEDANG
2 MABA 32.520 SEDANG
3 MABA SELATAN 42.069 SEDANG
4 MABA TENGAH 46.543 TINGGI
5 MABA UTARA 75.646 SEDANG
6 WASILE 37.696 TINGGI
7 WASILE SELATAN 112.507 TINGGI
8 WASILE TENGAH 39.273 TINGGI
9 WASILE TIMUR 23.128 TINGGI
10 WASILE UTARA 58.913 TINGGI
KABUPATEN 542.006 TINGGI
Sumber : Kajian Resiko Bencana Halmahera Timur, Tahun 2017
Secara keseluruhan bencana kebakaran hutan dan lahan memiliki potensi luas
bahaya di Kabupaten Halmahera Timur dengan total 542.006 Ha yang berada
pada kelas tinggi. Penentuan kelas bahaya tingkat Kabupaten diperoleh
berdasarkan kelas bahaya maksimal per kecamatan.
2.2.6 Kekeringan
Gambar II.8. Peta Risiko Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Halmahera Timur
Gambar II.9. Peta Risiko Bencana Tanah Longsor Kabupaten Halmahera Timur
2.2.8 Tsunami
Dari sejarah kejadian bencana, maka diperoleh persentase kejadian bencana di Kabupaten
Halmahera Timur. Persentase kejadian tersebut didapatkan berdasarkan perbandingan
jumlah kejadian per bencana dengan total seluruh kejadian bencana, seperti yang terlihat
pada Gambar II.11.
BAB III
PENILAIAN ANCAMAN
Berdasarkan data kejadian bencana dari BPBD Kabupaten Halmahera Timur tahun
2017 dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI), dalam rentang tahun 2011–2017
Kabupaten telah mengalami 5 (lima) jenis bencana yaitu banjir, banjir bandang,
longsor, cuaca ekstrim dan gelombang pasang/abrasi. Bencana terjadi memberikan
dampak berupa korban jiwa, kerugian fisik, materil, kerusakan lingkungan, dan
kondisi psikologis. Bencana tersebut dapat dilihat pada Tabel III.1.
Berdasarkan Tabel III.1 terlihat bahwa pada rentang waktu 2011-2017, secara
keseluruhan Kabupaten telah mengalami 95 kali kejadian dengan 7 (tujuh) jenis
bencana. Sedangkan bencana yang mempunyai jumlah kejadian paling banyak yaitu
bencana banjir dengan 57 (lima puluh tujuh) kali terjadi. Dilihat dari dampak yang
ditimbulkan seluruh bencana tersebut tidaklah sedikit, baik dari segi korban jiwa,
kerugian fisik dan kerusakan lingkungannya.
Berdasarkan sejarah kejadian bencana yang tercatat pada Data dan Informasi
Bencana Indonesia (DIBI), tercatat 9 (delapan) bencana yang pernah terjadi, yaitu
banjir, banjir bandang, cuaca ekstrim, gelombang ekstrim dan abrasi, gempa bumi,
kekeringan, tanah longsor, dan kebakaran hutan dan lahan. Berikut adalah catatan
kejadian bencana yang pernah terjadi di Kabupaten Halmahera Timur dalam rentang
waktu data dari tahun 2011-2017, dapat dilihat pada tabel berikut.
Sebagai upaya meminimalisir resiko bahaya maupun dampak yang akan ditimbulkan,
maka pemerintah daerah Kabupaten Halmahera Timur, masyarakat, sektor swasta,
dan dunia usaha perlu menyusun dan melaksanakan berbagai upaya dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana. Melalui
partisipasi daerah tersebut, secara tidak langsung akan membantu penyelenggaraan
penanggulangan bencana di Kabupaten Halmahera Timur.
Selain itu, penilaian bahaya/ancaman dari beberapa jenis ancaman yang ada dengan
memperhatikan probabilitas dan dampak yang ditimbulkan dari kajadian bencana.
Penentuan skala probabilitas berdasarkan pada prediksi waktu kemungkinan
terjadinya suatu bencana saat penilaian bahaya dilakukan dengan pembobotan
seperti berikut:
1) Skala 4 Sangat Parah (80% - 99% wilayah hancur dan atau lumpuh total)
2) Skala 3 Parah (50 – 80% wilayah hancur)
3) Skala 2 Sedang (30 - 50 % wilayah hancur)
4) Skala 1 Ringan (10 - 30% wilayah hancur).
Berdasarkan kriteria pembagian skala yang telah diuraikan sebelumnya, maka Tabel
18 memberikan informasi terkait penilaian ancaman/bahaya di Kabupaten Halmahera
Timur.
Merujuk pada tabel di atas, maka dapat disajikan melalui matrik skala tingkatan
ancaman seperti pada gambar berikut.
BAB IV
Pada saat terjadinya hujan lebat terdapat beberapa sungai di Kabupaten Halmahera
timur yang berpotensi mendatangkan banjir diantaranya sungai Sangaji, sungai Gau,
sungai Dakaino dan sungai Akejawi.
Skenario banjir kabupaten Halmahera timur dalam dokumen Rencana Kontijensi ini
dikembangkan berdasarkan kejadian bencana banjir yang terjadi pada Periode Desember
2011 sampai dengan Januari Tahun 2019 dengan penambahan sejumlah wilayah yang
diidentifikasi berpotensi terkena dampak banjir.
Pada Bulan Desember 2018 curah hujan tinggi diperkirakan akan menimbulkan banjir sehingga
akan meluapnya sungai Sangaji, sungai Gau, sungai Dakaino dan sungai Akejawi yang akan tidak
mampu lagi untuk menampung air hujan yang semakin terus melimpah, mengakibatkan
banjir dengan ketinggian diatas rata-rata 1 sampai 2 meter di desa-desa berikut:
Dengan demikian, langkah yang diambil oleh Pihak terkait dan Masyarakat untuk
mengantisipasi agar tidak menimbulkan korban, maka sebagian Masyarakat yang berada
di sekitar sungai – sungai tersebut di evakuasi ke tempat yang lebih aman.
Laki- Perempuan
Bumil Busui Bayi Balita 10 - 14 Th 15 - 19 Th Lansia Cacat
Jumlah Laki WUS Non WUS
N Kecamatan/
Pendud
o Desa Ju Ju
uk Juml Juml Juml Juml Juml Jumla Jumla
% mla % % % % % Jumlah % Jumlah % % % % mla
ah ah ah ah ah h h
h h
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
626
1 Kota Maba 11863 8 3084 2511 330 315 300 3572 1779 356 1008 -
Desa Maba
Sangadji
Wasile 490
2 Timur 9977 1 278 265 252 3004 1497 299 848
Desa
Rawamangu
n
Wasile 641
3 Selatan 12827 6 3335 3081 357 341 325 3862 1924 385 1090
Desa Ino
Jaya
512
4 Maba 10131 6 2634 2492 282 269 256 3050 1520 304 861
Gamesan
Perempuan
laki-laki Bumil Busui Bayi Balita 10-14 Th 15-19 Th Lansia Cacat
Penduduk
Non
Jumlah
WUS
WUS
NO Kecamatan/Desa
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
% % % % % % % % % % %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Kec. Kota Maba
Desa Maba sangaji 2398 623 67 64 61 285 360 72 204
2 Kec. Wasile Timur
Desa Rawamangun 1060 276 29 28 27 126 159 32 90
Kec. Wasile
3 Selatan
Desa Ino Jaya 648 168 18 17 16 77 97 19 55
4 Kec. Maba
Desa Gamesan 548 142 15 15 14 65 82 16 47
Jumlah 4654 1209 129 124 118 553 396
Keadaan Pengungsi
Perkiraan Jumlah Total
Pengungs
Jumlah Penambahan Penduduk di Jiwa Terancam Meninggal Hilang Pindah Non
i Luka Luka
Pendudu di Siang Hari Siang Hari Perawata
Ringan Berat
k n
648 10 65 0 0 0 0 0 0 10 3 0 62
548 5 27 0 0 0 0 0 0 5 1 0 26
TOTAL 491 1 135 13 2 476
TABEL IV.5. DAMPAK SARANA DAN PRASARANA DESA GAMESAN KEC. MABA
Lama Gangguan
Tingkat Kerusakan Bangunan Fungsi Layanan
No Jenis
( Hari )
Ringan Berat
1 Kantor Desa Gamesan v 1 ( Hari )
3 Puskesman v 1 ( Hari )
BAB V
BAB VI
Berdasarkan dampak bencana yang akan timbul asumsi untuk kegiatan bidang operasi pada
saat tanggap darurat adalah selama 7 (tujuh) hari dengan membentuk 5 (lima) bidang
operasi, yaitu :
1. Bidang Posko
2. Bidang SAR/PPE
3. Bidang Kesehatan
4. Bidang Penanganan Pengungsi dan Dapur Umum
5. Bidang Logistik dan SARPRAS
Akibat dari Banjir tersebut mengakibatkan 1 orang hilang, 13 orang luka ringan, 553
orang mengungsi, 2 orang luka berat, 25 Ibu hamil kesulitan dalam pemeriksaan
kesehatan, 23 orang Ibu menyusui mengalami gangguan kesehatan, 121 balita, 79
Lansia mengalami Demam, 102 anak (6-14 tahun), 27 remaja (15-19 tahun), 2 pasar
Rusak, 2 jembatan putus, 197 rumah rusak ringan, 5 rumah rusak berat, 300 ternak
sapi harus dievakuasi, 2 bangunan sekolah rusak, 300 rumah terendam, listrik
padam, 50 meter jalan rusak berat. Tim atau bidang Pengungsian dan dapur umum
menangani warga yang mengalami bencana, mengingat karena jumlah korban yang
cukup banyak maka di perlukan pemasangan tenda dan menyediakan dapur umum
untuk pengungsi para korban tersebut.
Berdasarkan hasil Laporan Team Reaksi cepat BPBD Halmahera Timur, Kalaksa BPBD
mengusulkan ke Bupati agar menetapkan Status Tanggap Darurat Banjir. Bupati
Halmahera Timur menetapkan Status Tanggap Darurat Banjir selam 7 (tujuh) Hari.
6.1.2 SASARAN
1) Tersedianya Pos Komando di BPBD
2) Tersedianya Pos Lapangan di daerah terdampak.
3) Tersedianya Jejaring Komunikasi
4) Tersedianya Media center
5) Terlaksanya Pengendalian dan Koordinasi seluruh elemen kebencanaan
6) Terciptanya Kondisi aman dan Terkendali pada saat terjadi bencana
7) Terlaksananya Operasi Tanggap darurat oleh berbagai intansi secara
terpimpin, terkoordinasi, efektif dan efisien di lokasi bencana.
8) Terlaksanannya Pengumpulan Data dan Informasi dilapangan secara akurat
9) Terlaksanannya Penerimaan dan Distribusi bantuan ke korban bencana
secara tepat sasaran
10) Terlaksanannya Pendataan Potensi Relawan dan intansi lainnya
6.1.3. KEGIATAN
TABELVI.1. KEGIATAN BIDANG POSKO
No Kegiatan Pelaku Keterangan
TNI, Polri, Perkim,
1 Mendirikan Pos Satpol, BPBD, Sosial, Setelah Pernyataan Tanggap
Komando Kecamatan Darurat dari Bupati
Mendirikan Pos TNI, Polri, BPBD, Setelah Pernyataan Tanggap
2
Lapangan Dinsos, Satpol PP, desa Darurat dari Bupati
Gelar
3
komunikasi Kominfo dan Humas Saat TD
Menyiapkan Humas, Kominfo, TNI,
4
Media center Polri Saat TD
Pendataan
5
potensi relawan BPBD Saat TD
Menerima dan
6 menyalurkan BPBD, Dinsos,
bantuan Kecamatan dan Desa Saat TD
Mengumpulkan
data dan
7
informasi BPBD, TNI/Polri,
lapangan Kominfo Saat TD
Brifing, evaluasi
8
harian semua bidang SKPDB Saat TD
6.2.1. SITUASI
Puncak hujan di Kabupaten Halmahera Timur terdapat pada dasarian dua bulan
Desember 2018 di pada tanggal 20 Oktober 2018 sampai dengan bulan Januari
2019. Sehingga pada hari jumat pukul 17.54 WIT tanggal 22 Desember 2018,
mengakibatkan sebagian Desa yang berada di Kecamatan di Kabupaten
HalmaheraTimur mengalami Banjir dengan ketinggian air rata-rata 1-2 meter.
Rumah warga yang berada dibantaran sungai terendam banjir harus di evakuasi
ketempat yang lebih aman.
Akibat dari Banjir tersebut mengakibatkan 1 orang hilang, 13 orang luka ringan, 553
orang mengungsi, 2 orang luka berat, 25 Ibu hamil kesulitan dalam pemeriksaan
kesehatan, 23 orang Ibu menyusui mengalami gangguan kesehatan, 121 balita, 79
Lansia mengalami Demam, 102 anak (6-14 tahun), 27 remaja (15-19 tahun), 2 pasar
Rusak, 2 jembatan putus, 197 rumah rusak ringan, 5 rumah rusak berat, 300 ternak
sapi harus dievakuasi, 2 bangunan sekolah rusak, 300 rumah terendam, listrik
padam, 50 meter jalan rusak berat. Tim atau bidang Pengungsian dan dapur umum
menangani warga yang mengalami bencana, mengingat karena jumlah korban yang
cukup banyak maka di perlukan pemasangan tenda dan menyediakan dapur umum
untuk pengungsi para korban tersebut.
Berdasarkan hasil Laporan Team Reaksi cepat BPBD Halmahera Timur, Kalaksa BPBD
mengusulkan ke Bupati agar menetapkan Status Tanggap Darurat Banjir. Bupati
Halmahera Timur menetapkan Status Tanggap Darurat Banjir selam 7 (tujuh) Hari.
6.2.2. SASARAN
1) Terbentuknya Search Rescue Unit (SRU) SAR dari perbagai unsur baik
pemerintah, LSM maupun perusahaan.
2) Terlaksananya kegiatan Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi Korbaan Banjjir
secara terkoodinasi, Cepat, Tepat dan Aman
3) Terlaksananya evakuasi korban dan masyarakat terdampak ke tempat yang
aman.
4) Terlaksananya evakuasi ternak ke tempat yang aman.
6.2.3. KEGIATAN
TABEL VI.4. KEGIATAN BIDANG SAR
NO KEGIATAN PELAKU KETERANGAN
1 Koordinasi dan pembagian tugas TNI, Polri, PMI, Pramuka, Saat dan sesudah terjadi
Satpol PP dan Tagana bencana
2 Pendataan korban bencana TNI, Polri, PMI, Pramuka, saat terjadi bencana
Satpol PP dan Tagana dan sesudah bencana
3 Pencarian, Pertolongan dan TNI, Polri, PMI, Saat dan sesudah terjadi
evakuasi Pramuka,Satpol PP dan bencana
Tagana
4 Identifikasi korban bencana TNI, Polri, PMI, Pramuka, Saat dan sesudah terjadi
Satpol PP dan Tagana bencana
5 Dokumentasi dan Laporan TNI, Polri, PMI, Pramuka, Saat dan sesudah terjadi
Satpol PP dan Tagana bencana
JUMLAH TOTAL
NO JENIS KEBUTUHAN SATUAN KETERSEDIAAN KESENJANGAN REKOMENDASI PEMENUHAN KESENJANGAN KET
KEBUTUHAN JUMLAH KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Perahu Karet Unit 6 6 2 Polri, 2 BPBD, 2 Dinsos
2 Tandu Unit 6 6 2 Polri, 2 BPBD, 2 Dinsos 9 unit membuat tandu darurat
3 Mobil Truk Unit 4 2 2 Polri
4 Mobil Dobel Kabin Unit 4 4 6 Pemda, 2 Polri
5 Kantong Mayat Buah 3 3 3 Polri, 3 RSUD
6 Genset Unit 4 4 4 Pemdes Masyarakat dan perusahan
7 Lampu Sorot Buah 6 2 1 Polri, 1 BPBD 4 Unit
8 Headlamp Buah 10 10 Unit PLN/ Perusahan
9 HT/ Alat Komunikasi Unit 10 10 5 Polri, 5 BPBD
10 Megaphone Unit 2 2 1 Polri, 1 Perusahan
11 Tenda Unit 2 1 1 Polri, 1 BPBD 1 Unit Dinas Sosial, BPBD
12 Sepatu Booth Unit 50 50 50 Unit Masyarakat dan perusahan
13 Handscone Box 1 1 Dinkes
14 Exavator Mini Unit 2 1 1 PUPR 1 Unit Masyarakat dan perusahan
15 Pelampung Unit 40 40 15 BPBD, 15 Polri, 10 DISHUB
16 Helm Resque Unit 20 20 Perusahan
17 Buku/ Pena Buah 10
18 Tali Tambang Rol 5 5 5 Rol Wirausah
6.3. KESEHATAN
6.3.1. SITUASI
Telah terjadi banjir diwilayah Kec. Kota Maba Desa Maba Sangaji, Kec. Maba Desa
Gamesan, Kec. Wasile Timur Desa Rawamangon, dan Kec. Wasile Selatan Desa Ino
Jaya) di Kabupaten Halmahera Timur pada tanggal 22 desember 2018 pukul 17.59
wit akibat guyuran hujan lebat selama 3 jam menimbulkan dampak sebagai berikut:
1. Jiwa Terancam 1.013 Jiwa
2. 553 orang mengungsi
3. 1 orang hilang
4. 2 orang luka berat
5. 13 orang luka ringan
6. 120 orang Non Perawatan
7. 24 orang ibu hamil
8. 23 orang ibu menyusui
9. 23 bayi
10. 121 balita
11. 102 orang anak (6-14 Th)
12. 27 orang remaja (15-19 Th)
13. 79 orang lansia.
6.3.2. SASARAN
6.3.3. KEGIATAN
Mengecek air bersih dan Bagian posko kesehatan Mebolisasi 1 unit damkar
8
sanitasi semua anggota untuk memasok air bersih
Keterangan :
Dr : Dokter
Ns : Perawat
Far : Apoteker /Asst Apoteker
ST : Ahli Kesling / Kesmas
PSI : Psikolog
GZ : Nutritions/ gizi
Paramadis lain sesuai kebutuhan
6.4.2. SASARAN
1. Tersedianya tempat pengungsi yang layak atau memadai
2. Terpenuhinya kebtuhan dasar berupa konsumsi para korban yang telah di
tempatkan di tenda pengungsian dan pelaku Penanganan Darurat
Bencana Banjir
3. Tersedia fasilitas air bersih dan MCK
6.4.3. KEGIATAN
REKOMENDASI
JUMLAH TOTAL KETERANGAN
PEMENUHAN
NO JENIS SATU
KEB KETERSEDIAAN
KEBUTUHAN AN
UTU KESENJANGAN KESENJANGAN
HAN JUMLAH KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
LAPANAGAN BOLA DESA
1 LAPANGAN 1 1 1
MABA SANGAJI
GEDUNG PUTIH BULI,
2 GEDUNG UNIT 3 3 MESJID RAWAMANGUN,
SD IINOJAYA
INOJAYA,
SOUNDSISTE GAMESAN,
3 UNIT 4 4
M RAWAMANGUN,
MABA SANGAJI
TENDA
4 UNIT 28 28
KELUARGA
TENDA
5 UNIT 5 5
PENGUNGSI
TENDA
6 GULUNG UNIT 1 110
(TERPAL) 4X6
7 KELAS ANAK UNIT 4 4
KOORDINASI DENGAN
8 GURU OR 12 12 ORANG DIKNAS UNTUK KESEDIAN
GURU
9 KULAMBU BUAH 301 301 BUAH BPBD,ANTAM,KESEHATAN
LOTION
10 BOTOL 350 350 BOTOL
NYAMUK
11 SELIMUT BUAH 553 553 BUAH DINSOS
PERALATAN
12 SET 8 8 SET
DAPUR UMUM
Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur Badan Penanggulangan Bencana Daerah
TIKAR LEMBA
36 300 300LEMBAR
PLASTIK R
37 SEMBAKO
18,93
38 BERAS LITER 18,936 LITER
6L
100
39 GULA 100 KG
KG
40 KOPI 50 50 BUNGKUS
BUNG
41 DAUN TEH 100 100 BUNGKUS
KUS
MINYAK
42 LITER 161 161 LITER
GORENG
43 IKAN KG 840 840 KG
44 IKAN KALENG DUS 20 600 KALENG
45 MIE INSTAN DUS 20 20 800 BUNGKUS
46 TELUR BUTIR 4.000 4.000 BUTIR
47 SUSU DOS 350 350 DOS
GALO
48 AQUA GALON 904 904 GELON
N
AIR GELAS
49 DUS 150 150 DUS
MINERAL
6.5.2. SASARAN
1. Tersedianya Gudang penampungan Logistik
2. Tersedianya lokasi Pengungsian yang memadai.
3. Tersedianya Sarana Penerangan.
4. Tersedianya Air Bersih dan Sanitasi
5. Tersedianya Tempat Pembuangan Sampah Pengungsi.
6. Terlaksananya pemulihan segera Sarana prasarana vital untuk
pelayanan publik.
7. Tersedianya Sarana Angkutan dan BBM.
8. Tersedianya sarana belajar mengajar
6.5.3. KEGIATAN
BAB VII
RENCANA TINDAK LANJUT
Rencana tindak lanjut yang ditetapkan dalam dokumen rencana kontijensi banjir ini
adalah sebagai berikut:
BAB VIII
PENUTUP