Anda di halaman 1dari 17

PENDEKATAN PADA SETIAP FASE : PREVENTIF,

MITIGASI, PLANNING/RESPON, RECOVERY


KELOMPOK 2

1. DEA ADI WIDJAYA 201030100320


2. DINDA PUTRI ANGGRAENI 201030100133
3. INDAH AYU WULANDARI 201030100361
4. HANNY NUR LENSYA 201030100146
5. MIA ZAMZAMI 201030100388
6. MUTIARA RAHMAWATI 201030100154
7. RETNO UTAMI 201030100144
8. YENI 201030100238
A. PENGERTIAN BENCANA

 UU No. 24 tahun 2007 mendefinisikan bencana sebagai “peristiwa atau rangkaian


peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis”.
 Definisi bencana yang dikeluarkan oleh Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam, manusia atau keduanya yang mengakibatkan korban manusia, kerugian
harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana, dan fasilitas umum
serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat.
B. KONSEP MANAJEMEN BENCANA

Dalam Konsep manajeman bencana, kegiatan manajemen bencana merupakan kegiatan yang tidak berdiri
sendiri, akan tetapi terkait dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat danmemerlukan pendekatan
yang bersifat multi-disiplin.
Peraturan penundang-undangan yang dijadikan acuan pun melingkup peraturan perundang-undangan
lintas sektor. Dengan kalimat lain, sesungguhnya kegiatan manajemen bencana dilaksanakan oleh sektor-
sektor, sedangkan kegiatan dari lembaga kebencanaan sebagian besar adalah mengkoordinasikan kegiatan
yang dilakukan oleh sektor.
Berbagai pihak yang terlibat dalam manajemen bencana harus saling bekerjasama dan menyamakan
persepsi tentang bencana dan manajemen bencana melalui sebuah sistem atauaturan main yang disepakati
taiu sistem manajemen bencana. Melalui manajemen bencana pulaprogram atau kegiatan dilaksanakan
pada tiap kuadran atau siklus atau bidang erja oleh para pemangku kepentingan secara komprehensif dan
terus-menerus.
LANJUTAN….

Menurut Syarief dan Kondoatie (2006) mengutip Carter (2001),


Manajemen Risiko Bencana adalah pengelolaan bencana sebagai suatu ilmu
pengetahuan terapan (aplikatif) yang mencari, dengan melakukan observasi secara
sistematis dan analisis bencana untuk meningkatkan tindakan -tindakan (measures),
terkait dengan pencegahan (preventif), pengurangan (mitigasi), persiapan, respon
darurat dan pemulihan.
Manajemen dalam bantuan bencana merupakan hal-hal yang penting bagi
Manajemen puncak yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), kepemimpinan(directing), pengorganisasian (coordinating) dan
pengendalian (controlling).
TUJUAN DARI MANAJEMEN RISIKO BENCANA DI ANTARANYA:

 Mengurangi atau menghindari kerugian secara fisik, ekonomi maupun jiwa yang
dialami oleh perorangan atau masyarakat dan negara.
 Mengurangi penderitaan korban bencana.
 Mempercepat pemulihan.
 Memberikan perlindungan kepada pengungsi atau masyarakat yang kehilangan
tempat ketika kehidupannya terancam.
KEGIATAN MANAJEMEN BENCANA

Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam kedalam tiga kegiatan utama, yaitu:
1. Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan
dini
2. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk meringankan
penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian
3. Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
KEGIATAN PRA BENCANA

1. Pencegahan (prevension)
untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan timbulnya suatu ancaman misalnya : pembuatan
bendungan untuk menghindari terjadinya banjir, biopori, penanaman tanaman keras di lereng bukit untuk
menghindari banjir dsb. Namun perlu disadari bahwa pencegahan tidak bisa 100% efektif terhadap sebagian
besar bencana. tahapan preventif juga ditujukan untuk mempermudah proses penanggulangan saat terjadi
bencana, salah satunya adalah penyediaan jalur evakuasi. Dengan demikian, proses evakuasi dapat berjalan
dengan lancar.
Sebagai upaya preventif, menyarankan masyarakat untuk mengasuransikan properti mereka. Hal tersebut
penting karena dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkan dari suatu bencana. Tak berhenti di situ, ia juga
mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan tas darurat di tiap rumah sebagai tempat menyimpan dokumen
penting sebelum bencana terjadi.
.
2. MITIGASI

Mitigasi : Serangkaian tindakan yang dilakukan sejak dari awal untuk menghadapi suatu peristiwa alam – dengan
mengurangi atau meminimalkan dampak peristiwa alam tersebut terhadap kelangsungan hidup manusia dan
lingkungan hidupnya (struktural).
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).
Upaya penyadaran masyarakat terhadap potensi dan kerawanan (hazard) lingkungan dimana mereka berada, sehingga
mereka dapat mengelola upaya kesiapsiagaan terhadap bencana;
 Pembangunan dam penahan banjir atau ombak
 Penanaman pohon bakau
 Penghijauan hutan
 pembangunan rumah tahan gempa
 Pembuatan irigasi air pada daerah yang kekeringan
MACAM –MACAM MITIGASI BENCANA

 Mitigasi Struktural

Mitigasi strukural merupakan upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan melalui pembangunan berbagai
prasarana fisik dan menggunakan pendekatan teknologi

 Mitigiasi Non- Struktural

Mitigasi non–struktural adalah upaya mengurangi dampak bencana, Bisa dalam lingkup upaya pembuatan kebijakan
seperti pembuatan suatu pertauran UU PB. Contohny adalah pembuatan tata ruang kota, capacity building
masyarakat, bahkan sampai menghidupkan berbagai aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas masyarakat
Ada empat hal penting dalam mitigasi bencana, yaitu:
1. Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis bencana.
2. Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana, karena
bermukim di daerah rawan bencana.
3. Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui cara penyelamatan diri jika bencana timbul,
dan
4. Pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman bencana
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pencegahan dan mitigasi antara lain:

 Menerbitkan peta wilayah rawan bencana.


 Memasang rambu-rambu peringatan bahaya dan larangan di wilayah rawan bencana.
 Mengembangkan sumber daya manusia satuan pelaksana.
 Mengadakan penyuluhan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
 Membuat bangunan yang berguna untuk mengurangi dampak bencana.
 Membentuk pos-pos siaga bencana.
 Mengadakan pelatihan penanggulangan bencana kepada warga.
 Mengevakuasi masyarakat ke tempat yang lebih aman.
KEGIATAN SAAT TERJADI BENCANA
3. PLANNING
Planning merupakan persiapan rencana untuk bertindak ketika terjadi(atau kemungkinan akan terjadi) bencana.
Perencanaan terdiri dari perkiraan terhadap kebutuhan-kebutuhan dalam keadaan darurat danidentifikasi atas sumber daya yang
ada untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Perencanaan ini dapat mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman. Kegiatan yang
dilakukan antara lain:
 Pengaktifan pos-pos siaga bencana dengansegenap unsurpendukungnya.
 Pelatihan siaga / simulasi / gladi / teknis bagi setiap sektor Penanggulanganbencana (SAR, sosial, kesehatan, prasarana dan
pekerjaan umum).
 Inventarisasi sumber daya pendukungkedaruratan.
 Penyiapan dukungandan mobilisasi sumberdaya/logistic.
 Penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang cepat dan terpadu guna mendukung tugas kebencanaan.
 Penyiapan dan pemasangan instrumen sistem peringatan dini (early warning).
 Penyusunan rencana kontinjensi(contingency plan).
 Mobilisasi sumberdaya (personil dan prasarana/sarana peralatan)
4. RESPON

1. Tanggap Darurat
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana
untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta
benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan sarana dan
prasarana.
Berikut beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap tanggap darurat
 Pengkajian yang tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumber daya
 Pemenuhan kebutuhan dasar
 Penentuan status keadaan darurat bencana
 Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
2. Penanggulangan Bencana
Selama kegiatan tanggap darurat, upaya yang dilakukan adalah menanggulangi bencana yang terjadi sesuai dengan
sifat dan jenisnya. Penanggulangan bencana memerlukan keahlian dan pendekatan khusus menurut kognisi dan skala
kejadian. Tim tanggap darurat diharapkan mampu menangani segala bentuk bencana. Oleh karena itu tim tanggap
darurat harus diorganisir dan dirancang untuk dapatmenangani berbagaijenis bencana.
3. Bantuan Darurat (relief)
Ini merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa sandang,
pangan, tempat tinggal sementara, kesehatan, sanitasi dan juga air bersih.
KEGIATAN PASCA BENCANA

5. RECOVERY
 Fase recovery (pemulihan) Pemulihan adalah rangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi
masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaab,
prasarana dan sarana dengan melakukan upata rehabilitasi. Meliputi tahap rehabilitasi dan
rekonstruksi.
 Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai
tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau
berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana (Haryanto, 2012).
 Rekonstruksi merupakan pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah
pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran
serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana (Haryanto, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

 https://bpbd.bogorkab.go.id/bencana-dan-manajemen-bencana/#:~:text=Secara%20garis%20besar%20terdapat%2
0empat%20fase%20manajemen%20bencana%2C,Fase%20Recovery%3A%20mengembalikan%20masyarakat%2
0ke%20kondisi%20normal.%20
 )

Anda mungkin juga menyukai