Dalam Konsep manajeman bencana, kegiatan manajemen bencana merupakan kegiatan yang tidak berdiri
sendiri, akan tetapi terkait dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat danmemerlukan pendekatan
yang bersifat multi-disiplin.
Peraturan penundang-undangan yang dijadikan acuan pun melingkup peraturan perundang-undangan
lintas sektor. Dengan kalimat lain, sesungguhnya kegiatan manajemen bencana dilaksanakan oleh sektor-
sektor, sedangkan kegiatan dari lembaga kebencanaan sebagian besar adalah mengkoordinasikan kegiatan
yang dilakukan oleh sektor.
Berbagai pihak yang terlibat dalam manajemen bencana harus saling bekerjasama dan menyamakan
persepsi tentang bencana dan manajemen bencana melalui sebuah sistem atauaturan main yang disepakati
taiu sistem manajemen bencana. Melalui manajemen bencana pulaprogram atau kegiatan dilaksanakan
pada tiap kuadran atau siklus atau bidang erja oleh para pemangku kepentingan secara komprehensif dan
terus-menerus.
LANJUTAN….
Mengurangi atau menghindari kerugian secara fisik, ekonomi maupun jiwa yang
dialami oleh perorangan atau masyarakat dan negara.
Mengurangi penderitaan korban bencana.
Mempercepat pemulihan.
Memberikan perlindungan kepada pengungsi atau masyarakat yang kehilangan
tempat ketika kehidupannya terancam.
KEGIATAN MANAJEMEN BENCANA
Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam kedalam tiga kegiatan utama, yaitu:
1. Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan
dini
2. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk meringankan
penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian
3. Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
KEGIATAN PRA BENCANA
1. Pencegahan (prevension)
untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan timbulnya suatu ancaman misalnya : pembuatan
bendungan untuk menghindari terjadinya banjir, biopori, penanaman tanaman keras di lereng bukit untuk
menghindari banjir dsb. Namun perlu disadari bahwa pencegahan tidak bisa 100% efektif terhadap sebagian
besar bencana. tahapan preventif juga ditujukan untuk mempermudah proses penanggulangan saat terjadi
bencana, salah satunya adalah penyediaan jalur evakuasi. Dengan demikian, proses evakuasi dapat berjalan
dengan lancar.
Sebagai upaya preventif, menyarankan masyarakat untuk mengasuransikan properti mereka. Hal tersebut
penting karena dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkan dari suatu bencana. Tak berhenti di situ, ia juga
mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan tas darurat di tiap rumah sebagai tempat menyimpan dokumen
penting sebelum bencana terjadi.
.
2. MITIGASI
Mitigasi : Serangkaian tindakan yang dilakukan sejak dari awal untuk menghadapi suatu peristiwa alam – dengan
mengurangi atau meminimalkan dampak peristiwa alam tersebut terhadap kelangsungan hidup manusia dan
lingkungan hidupnya (struktural).
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).
Upaya penyadaran masyarakat terhadap potensi dan kerawanan (hazard) lingkungan dimana mereka berada, sehingga
mereka dapat mengelola upaya kesiapsiagaan terhadap bencana;
Pembangunan dam penahan banjir atau ombak
Penanaman pohon bakau
Penghijauan hutan
pembangunan rumah tahan gempa
Pembuatan irigasi air pada daerah yang kekeringan
MACAM –MACAM MITIGASI BENCANA
Mitigasi Struktural
Mitigasi strukural merupakan upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan melalui pembangunan berbagai
prasarana fisik dan menggunakan pendekatan teknologi
Mitigasi non–struktural adalah upaya mengurangi dampak bencana, Bisa dalam lingkup upaya pembuatan kebijakan
seperti pembuatan suatu pertauran UU PB. Contohny adalah pembuatan tata ruang kota, capacity building
masyarakat, bahkan sampai menghidupkan berbagai aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas masyarakat
Ada empat hal penting dalam mitigasi bencana, yaitu:
1. Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis bencana.
2. Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana, karena
bermukim di daerah rawan bencana.
3. Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui cara penyelamatan diri jika bencana timbul,
dan
4. Pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman bencana
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pencegahan dan mitigasi antara lain:
1. Tanggap Darurat
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana
untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta
benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan sarana dan
prasarana.
Berikut beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap tanggap darurat
Pengkajian yang tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumber daya
Pemenuhan kebutuhan dasar
Penentuan status keadaan darurat bencana
Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
2. Penanggulangan Bencana
Selama kegiatan tanggap darurat, upaya yang dilakukan adalah menanggulangi bencana yang terjadi sesuai dengan
sifat dan jenisnya. Penanggulangan bencana memerlukan keahlian dan pendekatan khusus menurut kognisi dan skala
kejadian. Tim tanggap darurat diharapkan mampu menangani segala bentuk bencana. Oleh karena itu tim tanggap
darurat harus diorganisir dan dirancang untuk dapatmenangani berbagaijenis bencana.
3. Bantuan Darurat (relief)
Ini merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa sandang,
pangan, tempat tinggal sementara, kesehatan, sanitasi dan juga air bersih.
KEGIATAN PASCA BENCANA
5. RECOVERY
Fase recovery (pemulihan) Pemulihan adalah rangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi
masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaab,
prasarana dan sarana dengan melakukan upata rehabilitasi. Meliputi tahap rehabilitasi dan
rekonstruksi.
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai
tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau
berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana (Haryanto, 2012).
Rekonstruksi merupakan pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah
pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran
serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana (Haryanto, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
https://bpbd.bogorkab.go.id/bencana-dan-manajemen-bencana/#:~:text=Secara%20garis%20besar%20terdapat%2
0empat%20fase%20manajemen%20bencana%2C,Fase%20Recovery%3A%20mengembalikan%20masyarakat%2
0ke%20kondisi%20normal.%20
)