Anda di halaman 1dari 12

Prinsip dasar penanggulangan bencana apa saja?

Prinsip-prinsip penanggulangan bencana menurut UU No. 24 tahun 2007 adalah cepat


dan tepat; prioritas; koordinasi dan keterpaduan; berdaya guna dan berhasil guna;
transparansi dan akuntabilitas; kemitraan; pemberdayaan; nondiskriminatif; dan
nonproletisi.

Apa itu konsep bencana?


Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak ...

Sebutkan 4 tahapan pada langkah penanggulangan bencana?

Diantaranya adalah pra-bencana, tanggap darurat, dan pasca bencana. Pra-bencana


sendiri dipecah menjadi dua bagian, yakni pencegahan dan mitigasi serta
kesiapsiagaan

Apa yang dimaksud dengan penanggulangan bencana?


Penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan
bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.

6 Langkah penanggulangan bencana?


Penanggulangan Bencana
1. Menjaga lingukungan sekitar. ...
2. Hindari membuat rumah di pinggiran sungai. ...
3. Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi. ...
4. Buanglah sampah pada tempatnya. ...
5. Rajin Membersihkan Saluran Air. ...
6. Membangun Pemecah Gelombang. ...
7. Hutan Mangrove/Bakau.

6 Langkah penyelenggaraan penanggulangan bencana saat tanggap darurat?


Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap tanggap
darurat meliputi :
 Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumberdaya;
 Penetapan status keadaan darurat bencana;
 Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
 Pemenuhan kebutuhan dasar;
 Perlindungan terhadap kelompok rentan.
Sebutkan 3 langkah mitigasi bencana alam?
Berikut hal-hal yang bisa dilakukan:
 Hindari daerah rawan bencana untuk membangun pemukiman.
 Mengurangi tingkat keterjalan lereng.
 Terasering dengan sistem drainase yang tepat.
 Penghijauan dengan tanaman berakar dalam.
 Mendirikan bangunan berpondasi kuat.
 Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air cepat masuk.
 Apa tujuan dari penanggulangan bencana alam?

 Meminimalisir resiko bencana. Sebagai pedoman pemerintah dalam


perencanaan pembangunan. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
resiko bencana. Meningkatkan pengetauan masyarakat dalam
menghadapi bencana.
Mitigasi bencana ada berapa?
Jenis Mitigasi Bencana
1. Mitigasi Struktural. Mitigasi bencana dapat dilakukan secara struktural, salah satunya
dengan mengoptimalkan pemanfaatan penggunaan teknologi dalam pembangunan
berbagai sarana dan prasarana fisik. ...
2. Mitigasi Non-Struktural.
5 Langkah manajemen bencana?
Urutan siklus manajemen bencana yang benar adalah yang pertama tahap
pra bencana, yang terdiri dari pencegahan, mitigasi, kesiapsagaan, dan
peringatan dini.
 Pencegahan (Prevention) ...
 Mitigasi Bencana (Mitigation) ...
 Kesiapsiagaan (Preparedness) ...
 Peringatan Dini (Early Warning) ...
 Tanggap Darurat (response)
 Siapa saja yang terlibat dalam penanggulangan bencana?
 tanggung jawab manajemen bencana bahwa stakeholder yang berperan
ialah pemerintah pusat, pemerintah daerah, BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana), lembaga usaha, dan lembaga internasional.
Bagaimana kegiatan pelaksanaan penanggulangan bencana Sebutkan 2 saja?
Kegiatan yang secara umum dapat dilakukan pada tahapan ini adalah:
 membuat peta atau denah wilayah yang sangat rawan terhadap bencana.
 pembuatan alarm bencana.
 membuat bangunan tahan terhadap bencana tertentu.
 memberi penyuluhan serta pendidikan yang mendalam terhadap masyarakat yang
berada di wilayah rawan bencana.
 Apakah Penanggulangan sama dengan mitigasi?
 Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mitigasi bencana
berfokus pada pengurangan risiko bencana, sedangkan penanggulangan
bencana berfokus pada seluruh kebijakan kegiatan saat terjadinya bencana.
 Menurut UU No 24 tahun 2007 siapa yang paling bertanggung jawab dalam
penanggulangan bencana?
 Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana. Tanggung jawab Pemerintah dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi: a. pengurangan risiko
bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana dengan program
pembangunan
 Apa itu pencegahan dan mitigasi bencana?
 Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai
upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana. b. Mitigasi
adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana.
Upaya apa saja pencegahan dan penanggulangan bencana?
Mitigasi bencana ini dilakukan agar mengurangi dampak dari tanah longsor,
beberapa hal yang dapat dilakukan adalah.
1. Menghindari daerah rawan bencana.
2. Mengurangi tingkat keterjalan lereng.
3. Terasering menggunakan sistem drainase yang baik.
4. Penghijauan dengan tanaman berakar dalam.

Bencana
Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat
sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia maupun dari
segi materi, ekonomi, atau lingkungan dan melampaui batas kemampuan masyarakat
yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumber daya mereka
sendiri.

Manajemen Bencana
Menurut UU No. 24 Tahun 2007, Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis,
berlanjut dan terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan
dengan observasi dan analisis bencana serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
peringatan dini, penanganan darurat, rehabilitas dan rekonstruksi bencana.

Pengertian Manajemen Bencana Menurut Para Ahli


University of Wisconsin
Menurut University of Wisconsin, Manajemen Bencana adalah serangkaian kegiatan
yang didesain untuk mengendalikan situasi bencana dan darurat untuk mempersiapkan
kerangka untuk membantu oang yang renta bencana untuk menghindari atau
mengatasi dampak bencana tersebut.
Universitas British Columbia
Menurut Universitas British Columbia, Manajemen Bencana adalah proses
pembentukan atau penetapan tujuan bersama dan nilai bersama (common value) untuk
mendorong pihak-pihak yang terlibat (partisipan) untuk menyusun rencana dan
menghadapi baik bencana potensial maupun akual.
Tujuan Manajemen Bencana
Menurut Warfield, manajemen bencana mempunyai tujuan:

(1) Mengurangi, atau mencegah, kerugian karena bencana,

(2) menjamin terlaksananya bantuan yang segera dan memadai terhadap korban
bencana, dan
(3) mencapai pemulihan yang cepat dan efektif. Dengan demikian, siklus manajemen
bencana memberikan gambaran bagaimana rencana dibuat untuk mengurangi atau
mencegah kerugian karena bencana, bagaimana reaksi dilakukan selama dan segera
setelah bencana berlangsung dan bagaimana langkah-langkah diambil untuk pemulihan
setelah bencana terjadi.
Secara garis besar terdapat empat fase manajemen bencana, yaitu:

1. Fase Mitigasi: upaya memperkecil dampak negative bencana. Contoh: zonasi dan pengaturan
bangunan (building codes), analisis kerentanan; pembelajaran public.
2. Fase Preparadness: merencanakan bagaimana menaggapi bencana. Contoh: merencanakan
kesiagaan; latihan keadaan darurat, system peringatan.
3. Fase respon: upaya memperkecil kerusakan yang disebabkan oleh bencana. Contoh: pencarian
dan pertolongan; tindakan darurat,
4. Fase Recovery: mengembalikan masyarakat ke kondisi normal. Contoh: perumahan sementara,
bantuan keuangan; perawatan kesehatan.
Keempat fase manajemen bencana tersebut tidak harus selalu ada, atau tidak secara terpisah, atau
tidak harus dilaksanakan dengan urutan seperrti tersebut diatas. Fase-fase sering saling overlap
dan lama berlangsungnya setiap fase tergantung pada kehebatan atau besarnya kerusakan yang
disebabkan oleh bencana itu. Dengan demikian, berkaitan dengan penetuan tindakan di dalam
setiap fase itu, kita perlu memahami karakteristik dari setiap bencana yang mungkin terjadi.
Mekanisme Manajemen Bencana
Manajemen bencana terdiri dari 2 mekanisme yaitu mekanisme internal atau informal
dan mekanisme eksternal atau informal.

a. Mekanisme internal atau informal, yaitu unsur-unsur masyarakat di lokasi bencana


yang secara umum melaksanakan fungsi pertama dan utama dalam manajemen
bencana dan seringkali disebut mekanisme manajemen bencana alamiah, ini terdiri dari
keluarga, organisasi sosial informal (pengajian, pelayanan kematian, kegiatan kegotong
royongan, arisan dan sebagainya) serta masyarakat lokal.
b. Mekanisme eksternal atau formal, yaitu organisasi yang sengaja dibentuk untuk tujuan
manajemen bencana, contoh organisasi manajemen bencana di Indonesia diantaranya
seperti BAKORNAS PB, SATKORLAK PB, SATLAK PB dan BNPB maupun BPBD
Siklus Manajemen Bencana
Siklus manajemen bencana terbagi menjadi 3 tahapan atau fase, 3 tahap atau fase
manajemen bencana yaitu:

Tahap Pra Bencana


Dalam fase pra bencana ini mencakup kegiatan, mitigasi, kesiapsagaan dan peringatan
dini.

Pencegahan (Prevention)
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana jika mungkin dengan
meniadakan bahaya. Contoh kegiatan pencegahan diantaranya melarang pembakaran
hutan dalam perladangan, melarang penambangan batu di daerah curam, melarang
membuang sampah sembarangan dan lain sebagainya.
Mitigasi Bencana (Mitigation)
Mitigasi adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana
baik melalui pembangunan fisik, maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana. Kegiatan mitigasi inidapat dilakukan melalui
pelaksanaan penataan ruangan; pengaturan pembangunan, pembangunan
infrastruktur, tata bangunan; dan penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, pelatihan
baik secara konvensional maupun modern.
Kesiapsiagaan (Preparedness)
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bancana melalui pengorganisasian dan langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Peringatan Dini (Early Warning)
Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
pada masyarakat mengenai kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang atau upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa
bencana kemungkinan akan segera terjadi.
Pemberian peringatan dini ini harus menjangkau masyarakat (accesible), segera
(immediate), tegas tidak membingungkan (coherent), bersifat resmi (official).

Tahap Saat Terjadi Bencana


Dalam tahap ini mencakup tanggap darurat dan bantuan darurat.

Tanggap Darurat (response)


Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada
saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan . Ini meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan, pengurusan pengungsian dan pemulihan sarana prasarana.
Berikut beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap tanggap darurat, diantaranya
yaitu:
 Pengkajian yang tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumberdaya
 Penentuan status keadaan darurat bencana
 Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
 Pemenuhan kebutuhan dasar
 Perlindungan terhadap kelompok rentan
 Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital
Bantuan Darurat (relief)
Ini merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan dasar berupa sandang, pangan, tempat tinggal sementara, kesehatan,
sanitasi dan juga air bersih.
Tahap Pasca Bencana
Dalam tahapan ini mencakup pemulihan, rehabilitasi dan juga rekonstruksi.

Pemulihan (Recovery)
Pemulihan adalah rangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan
lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaab,
prasarana dan sarana dengan melakukan upata rehabilitasi.
Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat hingga tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.
Rekonstruksi (reconstruction)
Rekonstruksi adalah perumusan kebijakan dan usaha serta langkah-langkah nyata
yang terencana dengan baik, konsisten dan berkelanjutan untuk membangun kembali
secara permanen semua prasarana, sarana dan sistem kelembagaan baik tingkat
pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh berkembangnya
kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban dan
bangkitnya peran dan partisipasi masyarakat sipil dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat di wilayah pasca bencana. Lingkup pelaksanaan rekonstruksi terdiri atas
program rekonstruksi fisik dan program rekonstruksi non fisik.

Mitigasi adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana. Hal
terkait mitigasi juga diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 2007. Undang-Undang tersebut
juga memuat definisi tentang mitigasi.
Menurut UU 24 Tahun 2007, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi
resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Mitigasi adalah upaya yang memiliki sejumlah tujuan yakni untuk mengenali risiko,
penyadaran akan risiko bencana, perencanaan penanggulangan, dan sebagainya. Bisa
dikatakan, mitigasi bencana adalah segala upaya mulai dari pencegahan sebelum
suatu bencana terjadi sampai dengan penanganan usai suatu bencana terjadi.

Namun, untuk lebih mengetahui lebih dalam lagi mengenai mitigasi, penting untuk
mengetahui sejumlah pengertiannya terlebih dahulu dan sejumlah langkah dan
contohnya. Berikut adalah pengertian mitigasi sekaligus contoh penanganan bencana.

Pengertian Mitigasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mitigasi adalah kata benda yang
memiliki dua makna tergantung konteks penggunaannya. Makna pertama, mitigasi
adalah upaya menjadikan berkurang kekasaran atau atau kesuburannya (tentang tanah
dan sebagainya). Sedangkan makna kedua, mitigasi adalah tindakan mengurangi
dampak bencana.

Mitigasi adalah kata yang memiliki padanan kata dalam bahasa Inggris, mitigation.
Definisi mitigation bahasa Inggris, mitigasi adalah tindakan mengurangi keparahan,
keseriusan, atau rasa sakit dari sesuatu.

Menurut Cambridge Dictionary, mitigasi adalah tindakan mengurangi seberapa


berbahaya, tidak menyenangkan, atau buruknya sesuatu. Sementara itu menurut
Merriam-Webster, mitigasi adalah tindakan mengurangi sesuatu atau keadaan yang
dikurangi: proses atau hasil membuat sesuatu yang kurang parah, berbahaya,
menyakitkan, keras, atau merusak.

Dari sejumlah definisi tersebut ada kesamaan komponen makna, yakni mengurangi
sesuatu yang terkait dengan risiko, dampak, buruk, atau hal-hal yang tidak diinginkan.
Dengan kata lain, bisa dikatakan bahwa mitigasi adalah serangkaian upaya yang
dilakukan untuk mengurangi risiko, dampak buruk atau hal lain yang tidak diinginkan,
akibat dari suatu peristiwa, yang umumnya adalah bencana.

Mitigasi adalah upaya yang bertujuan untuk menurunkan risiko dan dampak dari
bencana. Bencana sendiri memiliki tiga kelompok kategori, yakni bencana alam,
bencana nonalam , dan bencana sosial. Demikian seperti yang dikutip Liputan6.com
dari laman resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Karanganyar.

Bencana alam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa


oleh alam. Sedangkan bencana nonalam, adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa/serangkaian peristiwa nonalam. Sementara itu, bencana sosial adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh manusia.

Bencana alam sendiri masih bisa dibedakan menjadi dua kategori, yakni bencana alam
meteorologi dan bencana geologi. Bencana alam meteorologi adalah bencana yang
berhubungan dengan iklim, umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus.
Sedangkan bencana geologi adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi
seperti gempa bumi, tsunami, dan longsor.

Langkah-Langkah Mitigasi
Mengingat bencana alam merupakan risiko yang tidak terhindarkan, maka mitigasi
adalah hal penting yang perlu diketahui untuk setidaknya mengurangi dampak dari
bencana. Mitigasi adalah langkah yang memiliki sejumlah prosedur dan tahapan guna
mengurangi risiko dan dampak dari bencana.

Berikut tahap-tahap mitigasi seperti yang telah dikutip Liputan6.com dari laman resmi
BPBD Kabupaten Purworejo.

Tahap-Tahap Penanganan Bencana :

1. Mitigasi adalah langkah yang memiliki tahap awal penanggulangan bencana alam
untuk mengurangi dan memperkecil dampak bencana. Mitigasi adalah langkah yang
juga dilakukan sebelum bencana terjadi. Contoh kegiatannya antara lain membuat peta
wilayah rawan bencana, pembuatan bangunan tahan gempa, penanaman pohon
bakau, penghijauan hutan, serta memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesadaran
masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana.

2. Berikutnya, langkah dari mitigasi adalah perencanaan. Perencanaan dibuat


berdasarkan bencana yang pernah terjadi dan bencana lain yang mungkin akan terjadi.
Tujuannya adalah untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan sarana-sarana
pelayanan umum yang meliputi upaya mengurangi tingkat risiko, pengelolaan sumber-
sumber daya masyarakat, serta pelatihan warga di wilayah rawan bencana.
3. Langkah ketiga mitigasi adalah respons, yang merupakan upaya meminimalkan
bahaya yang diakibatkan bencana. Tahap ini berlangsung sesaat setelah terjadi
bencana. Rencana penanggulangan bencana dilaksanakan dengan fokus pada upaya
pertolongan korban bencana dan antisipasi kerusakan yang terjadi akibat bencana.

4. Hal yang tak kalah penting dari upaya mitigasi adalah pemulihan. Langkah ini
merupakan langkah yang perlu diambil setelah bencana terjadi guna mengembalikan
kondisi masyarakat seperti semula.

Pada tahap ini, fokus diarahkan pada penyediaan tempat tinggal sementara bagi
korban serta membangun kembali saran dan prasarana yang rusak. Selain itu, juga
perlu dilakukan evaluasi terhadap langkah penanggulangan bencana yang dilakukan.

Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana dapat dibagi 4 kategori :

1. Kegiatan sebelum bencana terjadi.

2. Kegiatan saat bencana terjadi.

3. Kegiatan tepat setelah bencana terjadi.

4. Kegiatan pasca bencana yang meliputi pemulihan, penyembuhan, perbaikan, dan


rehabilitasi.

Contoh Mitigasi
Mitigasi Bencana Tsunami
Mitigasi bencana tsunami adalah sistem untuk mendeteksi tsunami dan memberi
peringatan untuk mencegah jatuhnya korban. Ada dua jenis sistem peringatan dini
tsunami, yaitu sistem peringatan tsunami internasional dan sistem peringatan tsunami
regional.

Mitigasi Bencana Gunung Berapi


Upaya mitigasi bencana gunung berapi meliputi pemantauan aktivitas gunung api. Data
hasil pemantauan dikirim ke Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(DVMBG) di Bandung dengan radio komunikasi SSB.

Selain pemantauan, mitigasi bencana gunung berapi juga melibatkan pemetaan untuk
mengetahui kawasan rawan bencana gunung berapi. Ini juga memungkinkan untuk
menjelaskan jenis dan sifat bahaya, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri,
pengungsian, dan pos penanggulangan bencana gunung berapi.

Bagian yang tidak kalah penting dari mitigasi bencana gunung berapi adalah sosialisasi.
Tujuannya langkah mitigasi adalah untuk menyadarkan masyarakat terkait risiko
bencana di lereng gunung berapi.

Mitigasi Bencana Gempa Bumi


Langkah mitigasi gempa bumi pun dibedakan menjadi tiga, yakni langkah sebelum
gempa, langkah saat terjadi gempa, dan langkah pasca gempa.

Langkah yang bisa dilakukan sebelum gempa yang dapat mengurangi dampaknya
adalah sebagai berikut:

1. Mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan gempa)

2. Kenali lokasi bangunan tempat Anda tinggal

3. Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional

4. Siapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dll

5. Periksa penggunaan listrik dan gas

6. Catat nomor telepon penting

7. Kenali jalur evakuasi

8. Ikuti kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa

Ketika terjadi gempa, ikuti langkah berikut ini:

1. Tetap tenang

2. Hindari sesuatu yang kemungkinan akan roboh, kalau bisa ke tanah lapang

3. Perhatikan tempat Anda berdiri, kemungkinan ada retakan tanah

4. Turun dari kendaraan dan jauhi pantai.


Setelah gempa, ikuti langkah berikut ini:

1. Cepat keluar dari bangunan. Gunakan tangga biasaPeriksa sekitar Anda. Jika ada
yang terluka, lakukan pertolongan pertama.

2. Hindari bangunan yang berpotensi roboh.

Mitigasi Tanah Longsor


Terkait dengan tanah longsor, mitigasi adalah upaya yang perlu dilakukan untuk
mengurangi dampak tanah longsor. Berikut hal-hal yang bisa dilakukan:

1. Hindari daerah rawan bencana untuk membangun pemukiman

2. Mengurangi tingkat keterjalan lereng

3. Terasering dengan sistem drainase yang tepat

4. Penghijauan dengan tanaman berakar dalam

5. Mendirikan bangunan berpondasi kuat

6. Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air cepat masuk

7. Relokasi (dalam beberapa kasus)

Demikian pemaparan mengenai mitigasi, mulai dari pengertian, langkah-langkah,


hingga contoh tindakan yang dapat menurunkan dampak dari timbulnya bencana.

Anda mungkin juga menyukai