Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPERAWATAN

PERENCANAAN PENANGGULANGAN
BENCANA PENGURANGAN RESIKO

Dosen Pengampuh
HANDI RUSTANDI, NS,S.KEP,.MAN

Disusun Oleh:
Elmi Asmawati 22230185P
Teuku Micheal Seupeng

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SARJANA


KEPERAWATAN UNIVERSITAS DEHASEN
BENGKULU 2023/2024

i
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul .............................................................................................


Daftar Isi ....................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan...................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 2
B. Tujuan................................................................................................. 3
BAB II Tinjauan Teori
`………………………………………………………………………4
A. Tinjauan Teori.................................................................................... 4
BAB V KESIMPULAN.................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 22

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan yang secara geografis terletak di


daerah khatulistiwa. di antara Benua Asia dan Australia serta di antara
Samudera Pasifik dan Hindia, berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik
utama dunia merupakan wilayah teritorial yang sangat rawan terhadap
bencana alam. Disamping itu, kekayaan alam yang melimpah dan
pemanfaatan sumber daya alam yang tidak seimbang, wilayah yang luas
dengan penyebaran penduduk yang tidak merata, masyarakat yang multi
kultural dengan keragaman suku, adat, dan budaya, pengaruh globalisasi dan
permasalah sosial lainnya yang sangat kompleks menyebabkan Negara
Indonesia menjadi wilayah yang berpotensi rawan bencana, baik bencana yang
disebabkan oleh alam ataupun bencana yang disebabkan oleh ulah manusia itu
sendiri.

Bencana-benca alam yang mungkin terjadi diantaranya adalah


bencana banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, kebakaran hutan
ataupun pemukiman, tsunami, angin puting beliung, maraknya wabah
penyakit, konflik sosial yang berujung pada peperangan, rusaknya alam akibat
kegiatan industrialisasi, dan lain sebagainya. Secara umum terdapat bencana
yang dapat berulang setiap tahun, misalnya saja bencana kekeringan,
kemudian disusul dengan bencana kebakaran hutan ataupun lahan, setelah itu
datang banjir besar dan tanah longsor.

Terjadinya bencana alam pasitlah menimbulkan banyak kerugian


baik berupa metrial maupun korban jiwa bagi benduduk yang tertimpa
bencana tersebut. Untuk meminimalisir jumlah koraban jiwa dan harta benda
yang diakibatkan oleh suatu bencana maka perlu dilakukan langkah-langkah
starategis dalam menghadapi kemungkinan bencana yang terjadi. Terutama

3
dalam masalah kesehatan para korban jiwa. Oleh sebab itu. pada makalah ini
penulis akan membahas mengenai Pengurangan Risiko Bencana (PRR) di
Bidang Kesehatan.

Salah satu respon positif sekaligus kebijakan pemerintah tentang


Penanggulangan Bencana adalah memasukan masalah bencana sebagai salah
satu prioritas pembangunan dalam RPJM nasional 2010-2014 yaitu
lingkungan hidup dan pengelolaan bencana. Dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana salah satu wewenang pemerintah pusat/daerah yaitu
membuat perencanaan pembangunan yang memasukan unsur-unsur kebijakan
penanggulangan bencana dan hal ini dipertegas dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 21 tahun 2008 tentang Penanggulangan Bencana bahwa
penanggulangan bencana merupakan bagian dari perencanaan pembangunan.

A. Tujuan Penulisan

1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Bencana?


2. Apa saja Tahapan Manajemen Bencana
3. Bagaiaman tentang Risiko Bencana
4. Apa saja tahapan bencana
5. Bagaiamana Resoko Bencana

B. Manfaat Penulisan
1. . Untuk Mengetahu apa yang dimaksud dengan Manajemen Bencana
2. Untuk Mengetahu apa saja Tahapan Manajemen Bencana
3. Untuk Mengetahu apa Bagaiaman tentang Risiko Bencana
4. Untuk Mengetahu apa saja tahapan bencana
5. Untuk Mengetahu apa Bagaiamana Resoko Bencana

4
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi bencana
Definisi bencana menurut UU No. 24 tahun 2007 adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis. Posisi Indonesia yang terletak pada pertemuan tiga
lempeng tektonik dunia, memiliki lebih dari 128 gunung berapi aktif
juga menjadikan Indonesia sebagai salah satu daerah rawan
bencana. Bencana lainnya antara lain bencana banjir, tanah longsor,
angin topan dan sebagainya. Berdasarkan data dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, tercatat bahwa pada tahun 2007, terjadi
gempa di Yogyakarta, menewaskan sekitar 5.782 jiwa. Angka
kematian yang sangat tinggi tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi
jika Indonesia memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi bahaya
yang akan terjadi dan mempunyai kesiapan dalam pengurangan
risiko bencana.
Manajemen penanggulangan bencana dapat didefinisikan sebagai
segala upaya atau kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka upaya
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan
berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada tahapan sebelum, saat
dan setelah bencana. Manajemen penanggulangan bencana merupakan
suatu proses yang dinamis, yang dikembangkan dari fungsi manajemen
klasik yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pembagian tugas,
pengendalian dan pengawasan dalam penanggulangan bencana. Proses

5
tersebut juga melibatkan berbagai macam organisasi yang harus
bekerjasama untuk melakukan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
tanggap darurat dan pemulihan akibat bencana

B. Tahapan Manajemen Bencana


Dalam upaya menerapkan manajemen penanggulangan bencana,
dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahapan sebagai berikut:
1. Tahap pra-bencana yang dilaksanakan ketika tidak terjadi bencana dan
terdapat potensi bencana
2. Tahap tanggap darurat yang diterapkan dan dilaksanakan pada saat
sedang terjadi bencana.
3. Tahap pasca bencana yang diterapkan setelah terjadi bencana. Dalam
keseluruhan tahapan penanggulangan bencana tersebut, ada 3 (tiga)
manajemen yang dipakai yaitu :

a. Manajemen Risiko Bencana Adalah pengaturan/manejemen


bencana dengan penekanan pada faktor-faktor yang bertujuan

6
mengurangi risiko saat sebelum terjadinya bencana.
Manajemen risiko ini dilakukan dalam bentuk Pencegahan
bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai
upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman
bencana.
b. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.
c. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian
serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Kesiapsiagaan ini sebenarnya masuk manajemen darurat,
namun letaknya di pra bencana. Dalam fase ini juga terdapat
peringatan dini yaitu serangkaian kegiatan pemberian
peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang

C. Manajemen Kedaruratan
Dalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan
penekanan pada faktor-faktor pengurangan jumlah kerugian dan
korban serta penanganan pengungsi saat terjadinya bencana dengan
fase nya yaitu Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
D. Manajemen Pemulihan
Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan

7
penekanan pada faktor-faktor yang dapat mengembalikan kondisi
masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan
memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana secara
terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh setelah terjadinya
bencana dengan fase-fasenya nya yaitu :
1. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar
semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada
wilayah pascabencana.
2. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua
prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah
pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya
kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum
dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat
dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.
e. Risiko Bencana
Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan
akibat bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya
rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan
gangguan kegiatan masyarakat. Risiko merupakan fungsi dari
ancaman atau bahaya dengan kerentanan dan juga kapasitas. Risiko
bencana dapat berkurang, apabila kapasitas ditingkatkan atau
kerentanan dikurangi, sedangkan risiko bencana dapat meningkat
apabila kerentanan semakin tinggi dan kapasitas semakin rendah.
Melihat pengertian tersebut, maka kita sebenarnya sedang hidup
bersama risiko bencana. Bencana yang setiap saat bisa

8
mengancam, mungkin tidak bisa dicegah, tapi kita bisa melakukan
upaya pengurangan risiko bencana. Oleh sebab itu, kita perlu
memperkaya wawasan terkait bagaimana konsep dasar dan
pengertian tentang risiko bencana. Mengenali risiko bencana bisa
dimulai dari mengenali lingkungan di mana kita hidup. Beberapa
contoh:
1. Jika kita hidup di wilayah pegunungan atau perbukitan terjal,
maka risiko bencana bisa dikenali yaitu, apapun yang bisa
menyebabkan tanah longsor.
2. Jika kita hidup dan menetap di sekitar gunung berapi, maka
risiko bencana bisa dikenali seperti efek letusan gunung berapi.
3. Jika kita hidup di bantaran sungai atau daerah aliran sungai,
maka risiko bencana bisa dikenali seperti banjir, banjir
bandang, tanggul yang jebol.
4. Jika kita hidup di wilayah yang rawan gempa bumi, maka
risiko bencana bisa dikenali seperti robohnya bangunan dan
rumah, tanah retak-retak hingga longsor.
5. Jika kita hidup di wilayah pemukiman yang padat penduduk,
maka resiko bencana bisa dikenali, yaitu apapun yang bisa
menyebabkan terjadinya kebakaran

Risiko bencana tersebut hanya beberapa contoh saja yang berpotensi


menjadi sebuah kenyataan bencana atau bencana yang senyata-
nyatanya. Misalnya ketika terjadi bencana kebakaran, kita mungkin
tidak bisa menghentikan saat itu juga api yang sedang berkobar.
Namun kita bisa mengurangi risiko yang diakibatkan oleh bencana
kebakaran tersebut dengan cara menyelamatkan jiwa dan harta
benda yang masih mungkin diselamatkan. Setelah mengenali risiko
bencana, maka baik pula untuk mengenali langkah-langkah
pengurangan risiko bencana.

9
E. Manajemen Risiko Bencana
Manajemen risiko bencana terdiri dari dua bagian yaitu
Pengkajian risiko (risk assesment) dan Pengelolaan risiko (risk
treatment).
1. Pengkajian Risiko (Risk Assesment) Pengkajian risiko
memiliki beberapa tahapan, yaitu:
a. Identifikasi risiko bencana, yaitu mengidentifikasi faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap risiko, dalam hal ini
adalah (1) sumber penyebab kejadian yaitu bahaya (hazard)
dan (2) kondisi kerentanan manusia yang terpapar bahaya
(vulnerability), sehingga diketahui kemampuan mereka
untuk menghadapi bencana tersebut.
b. Menilai risiko adalah upaya untuk mengukur seberapa besar
risiko yang akan terjadi. Hal ini dapat diperoleh dari
penghitungan risiko yang merupakan fungsi dari bahaya
(hazard) X kerentanan (vulnerability) – R = H X V. Dalam
kerentanan terdapat unsur kapasitas. Dari hasil penilaian
risiko diperoleh gambaran tentang tingkat risiko bencana,
apakah tinggi, sedang atau rendah.
c. Mengevaluasi risiko adalah upaya untuk mencari prioritas
risiko yang mana yang harus ditangani, namun tidak semua
risiko tinggi harus ditangani.

F. Pengelolaan Risiko (Risk Treatment) Setiap risiko yang dihadapi


mempunyai 4 alternatif penanganan yaitu :
1. Menghindari risiko (pencegahan), dilakukan apabila kita tidak
mampu melawan risiko yang akan terjadi, maka kita harus
menghindari dengan cara relokasi, membuat peraturan tata ruang
yang melarang berada di tempat tersebut.
2. Mengurangi risiko (mitigasi), dilakukan jika risiko tersebut

10
masih dalam batas kemampuan untuk ditangani, maka kita
lakukan upaya mitigasi yang dapat berupa mitigasi struktural
maupun mitigasi non struktural.
3. Mengalihkan risiko (transfer), dilakukan jika risiko yang
seharusnya kita terima dialihkan pada pihak lain, hal ini untuk
meringankan beban penerima risiko. Hal ini dilakukan dengan
cara membayar asuransi.
4. Menerima risiko (Risk Acceptance) adalah risiko sisa yang harus
kita terima setelah upaya-upaya diatas dilaksanakan.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengurangan risiko bencana adalah upaya sistematis untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan, strategis dan tindakan
yang dapat meminimalisir jatuhnya korban jiwa dan hilang atau
rusaknya aset serta harta benda akibat bencana, baik melalui upaya
mitigasi bencana (pencegahan, peningkatan kesiapsiagaan) ataupun
upaya mengurangi kerentanan (fisik, material, sosial, kelembagaan,
perilaku/sikap). Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi
risiko bencana dalam bidang
kesehatan diantaranya adalah melakukan pemetaan bencana,
melakukan penilaian risiko adri bencana, penyuluhan, manajemen
risiko berbasis masyarakat, dan kesiagaan bencana untuk tenaga
kesehatan. Hal-hal tersebut dilakukan untuk mengurangi dampak dan
kerugian yang ditimbulkan dari suatu bencana.
Pengurangan resiko bencana menjadi tanggung jawab bersama
seluruh elemen masyarakat dan Pemerintahan. Dibutuhkan kerjasama
antar elemen yang terlibat dalam menanggulangi bencana agar faktor
resiko dapat diminimalkan.
Manajemen bencana sendiri merupakan disiplin yang berkaitan
dengan risiko bencana dan bagaimana menghindarinya. Dalam
hal ini, bagaimana kita dapat mempersiapkan infrastruktur dan
diri kita sebelum bencana terjadi, kemudian bagaimana respon kita
ketika terjadi bencana dan setelah terjadi bencana, serta bagaimana
membangun kembali masyarakat dan lingkungan setelah bencana.
Secara umum, manajemen bencana merupakan proses yang dilakukan
terus menerus oleh individu, kelompok dan masyarakat dalam
mengelola risiko atau bahaya ( hazard). Tindakan ini merupakan usaha
untuk menghindari dampak bencana sebagai akibat dari hazard

12
(Yuniarto, 2010).
B. Saran
Dari hasil pembahasan diatas, maka disarankan agar dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan resiko
bunuh diri harus diperhatikan kesehatanserta psikologinya .

13
DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2008, Peraturan Kepala


BNPB/No. 4 Tahun 2008/Pedoman Penyusunan Rencana
Penanggulangan Bencana,Jakarta.
Sadisun, Imam A., 2007, Peta Rawan Bencana : Suatu Informasi
Fundamental dalam Program Pengurangan Risiko Bencana,
Pusat Mitigasi Bencana ITB, Bandung.
Harian Seputar Indonesia, 2012, Bencana Alam - 321 Daerah
Masuk Kategori Risiko Tinggi , edisi: Jumat, 10 Februari
2012
Menteri Dalam Negeri, 2006, Peraturan Mentri Dalam Negeri, No. 33
Tahun 2006 Tentang Pedoman Umum Mitigasi Bencan. Jakarta

Pan American Health Organization. 2000. Bencana Alam:


Perlindungan KesehatatMasyarakat. Jakarta:EGC
Majalah Komunika vol 08 No.1, 2005.Jakarta: LIPI

14

Anda mungkin juga menyukai