Anda di halaman 1dari 11

TASKAP 4 MITIGASI BENCANA

PENDIDIKAN MITIGASI BENCANA SEJAK DINI

Nama : Agung Darmawan


NIM : 2711221006

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI


Penajam, Januari 2023

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ 1

DAFTAR ISI.................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ...................................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah................................................................. 4
1.3 Tujuan.................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Apa itu Mitigasi Bencana........................................................ 5


2.2 Pentingnya Pendidikan Mitigasi Bencana.............................. 6

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan............................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 11

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Letak geografis Indonesia yang terletak pada pertemuan tiga lempengaktif, yaitu
Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik mengakibatkan kondisi negara Indonesia
memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana geologis dan
hidroklimatologis. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) Tahun 2018, kejadian bencana yang terjadi di Indonesia mengalami
3.397 kejadian, dengan 3.874 korban jiwa meninggal dan hilang. Dalam kurun
waktu sepuluh tahun terakhir dari Tahun 2009-2018, dampak terjadinya bencana
sangat bervariasi, mulai dari kerusakan, kerugian, hingga menimbulkan korban
jiwa. Kondisi tersebut memperlihatkan masih lemahnya kesiapsiagaan terhadap
bencana yang terjadi di Indonesia. Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan bencana.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis. Bencana alam merupakan fenomena alam
yang tidak seorang manusiapun mampu memperkirakan kapan terjadinya,
walaupun manusia dengan segala pengetahuannya berusaha untuk membaca
fenomena alam tersebut. Upaya pengurangan risiko bencana dilakukan dengan
pertimbangan beberapa aspek, seperti aspek keberlanjutan dan partisipasi dari
semua elemen masyarakat yang ada. Pada kelompok usia anak, dampak
bencana dipandang lebih mengkhawatirkan, sehingga dalam Undang-undang
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, anak-anak
dikelompokkan dalam kategori rentan. Hal tersebut memiliki arti bahwa anak-
anak memerlukan upaya khusus mengenai pemahaman mitigasi bencana. Anak-
anak merupakan salah satu kelompok yang paling rentan berisiko terkena
dampak bencana.
Kerentanan anak-anak terhadap bencana dipicu oleh faktor keterbatasan
pemahaman tentang risiko-risiko di sekeliling mereka, yang berakibat tidak
adanya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Berdasarkan data kejadian
3
bencana di beberapa daerah, banyak korban akibat bencana pada anak usia
sekolah, baik di jam sekolah maupun di luar jam sekolah. Hal ini menunjukkan
bahwa pentingnya pengetahuan tentang bencana dan pengurangan risiko
bencana sejak dini untuk memberikan pemahaman dan pengarahan langkah-
langkah yang harus dilakukan saat terjadi suatu ancaman yang ada di sekitarnya
untuk mengurangi risiko bencana (Sunarto, 2012).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, berikut beberapa penjelasan yang
akan dibahas sebagai bahan kajian:
 Apa itu Mitigasi Bencana?
 Pentingnya pendidikan mitigasi bencana sejak dini

1.3 Tujuan
Untuk memberikan pemahaman dan pengarahan langkah-langkah yang
harus dilakukan saat terjadi suatu ancaman yang ada di sekitarnya untuk
mengurangi risiko bencana

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mitigasi Bencana


Mitigasi adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana.
Hal terkait mitigasi juga diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 2007. Undang-Undang
tersebut juga memuat definisi tentang mitigasi. Menurut UU 24 Tahun
2007, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana. Mitigasi adalah upaya yang memiliki sejumlah
tujuan yakni untuk mengenali risiko, penyadaran akan risiko bencana,
perencanaan penanggulangan, dan sebagainya. Bisa dikatakan, mitigasi
bencana adalah segala upaya mulai dari pencegahan sebelum suatu bencana
terjadi sampai dengan penanganan usai suatu bencana terjadi. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mitigasi adalah kata benda yang memiliki dua
makna tergantung konteks penggunaannya. Makna pertama, mitigasi adalah
upaya menjadikan berkurang kekasaran atau atau kesuburannya (tentang tanah
dan sebagainya). Sedangkan makna kedua, mitigasi adalah tindakan
mengurangi dampak bencana. Mitigasi adalah kata yang memiliki padanan kata
dalam bahasa Inggris, mitigation. Definisi mitigation bahasa Inggris, mitigasi
adalah tindakan mengurangi keparahan, keseriusan, atau rasa sakit dari
sesuatu.

Menurut Cambridge Dictionary1, mitigasi adalah tindakan mengurangi seberapa


berbahaya, tidak menyenangkan, atau buruknya sesuatu. Sementara itu menurut
Merriam-Webster, mitigasi adalah tindakan mengurangi sesuatu atau keadaan
yang dikurangi: proses atau hasil membuat sesuatu yang kurang parah,
berbahaya, menyakitkan, keras, atau merusak. Dari sejumlah definisi tersebut
ada kesamaan komponen makna, yakni mengurangi sesuatu yang terkait
dengan risiko, dampak, buruk, atau hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan kata
lain, bisa dikatakan bahwa mitigasi adalah serangkaian upaya yang dilakukan
untuk mengurangi risiko, dampak buruk atau hal lain yang tidak diinginkan, akibat
dari suatu peristiwa, yang umumnya adalah bencana.

Mitigasi adalah upaya yang bertujuan untuk menurunkan risiko dan dampak dari
bencana. Bencana sendiri memiliki tiga kelompok kategori, yakni bencana alam,
bencana nonalam , dan bencana sosial. Demikian seperti yang dikutip
Liputan6.com dari laman resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Karanganyar2. Bencana alam, adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh alam. Sedangkan bencana
1
Honesti, L., Naz war D. (2012). Pendidikan Kebencanaan di Sekolah-sekolah di
Indonesia Berdasarkan Beberapa Sudut Pandang Disiplin Ilmu Pengetahuan. Jurnal
Momentum,12 (1), 51-55.

5
nonalam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa
nonalam. Sementara itu, bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa/serangkaian peristiwa oleh manusia. Bencana alam sendiri masih bisa
dibedakan menjadi dua kategori, yakni bencana alam meteorologi dan bencana
geologi. Bencana alam meteorologi adalah bencana yang berhubungan dengan
iklim, umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus. Sedangkan
bencana geologi adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti
gempa bumi, tsunami, dan longsor.

2.2 Pentingnya Pendidikan Mitigasi Bencana


Sebuah pendidikan bertujuan memberikan ilmu yang akan digunakan jika
waktunya tiba, kaan itu, untuk hali ini dalam pembahasan mitigasi bencana yaitu
ilmu yang akan digunakan untuk meminimalisir jika terjadi bencana lama erjadi,
berikut adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan. Tahap-Tahap
Penanganan Bencana :

1. Mitigasi adalah langkah yang memiliki tahap awal penanggulangan


bencana alam untuk mengurangi dan memperkecil dampak bencana.
Mitigasi adalah langkah yang juga dilakukan sebelum bencana terjadi.
Contoh kegiatannya antara lain membuat peta wilayah rawan bencana,
pembuatan bangunan tahan gempa, penanaman pohon bakau,
penghijauan hutan, serta memberikan penyuluhan dan meningkatkan
kesadaran masyarakat yang tinggal di  wilayah rawan bencana.

2. Berikutnya, langkah dari mitigasi adalah perencanaan. Perencanaan


dibuat berdasarkan bencana yang pernah terjadi dan bencana lain yang
mungkin akan terjadi. Tujuannya adalah untuk meminimalkan korban jiwa
dan kerusakan sarana-sarana pelayanan umum yang meliputi upaya
mengurangi tingkat risiko, pengelolaan sumber-sumber daya masyarakat,
serta pelatihan warga di wilayah rawan bencana.

3. Langkah ketiga mitigasi adalah respons, yang merupakan upaya


meminimalkan bahaya yang diakibatkan bencana. Tahap ini berlangsung
sesaat setelah terjadi bencana. Rencana penanggulangan bencana
dilaksanakan dengan fokus pada upaya pertolongan korban bencana dan
antisipasi kerusakan yang terjadi akibat bencana.

2
BNPB (2018) Data Informasi Bencana Indonesia. (Artikel Web). Diakses:
https://dibi.bnpb.go.id/dibi/.
6
4. Hal yang tak kalah penting dari upaya mitigasi adalah pemulihan.
Langkah ini merupakan langkah yang perlu diambil setelah bencana
terjadi guna mengembalikan kondisi masyarakat seperti semula.

Pada tahap ini, fokus diarahkan pada penyediaan tempat tinggal


sementara bagi korban serta membangun kembali saran dan prasarana yang
rusak. Selain itu, juga perlu dilakukan evaluasi terhadap langkah
penanggulangan bencana yang dilakukan. Berdasarkan siklus waktunya,
kegiatan penanganan bencana dapat dibagi 4 kategori :

1. Kegiatan sebelum bencana terjadi.

2. Kegiatan saat bencana terjadi.

3. Kegiatan tepat setelah bencana terjadi.

4. Kegiatan pasca bencana yang meliputi pemulihan, penyembuhan,


perbaikan, dan rehabilitasi.

Contoh Mitigasi:

Mitigasi Bencana Tsunami


Mitigasi bencana tsunami adalah sistem untuk mendeteksi tsunami dan memberi
peringatan untuk mencegah jatuhnya korban. Ada dua jenis sistem peringatan
dini tsunami, yaitu sistem peringatan tsunami internasional dan sistem peringatan
tsunami regional.

Mitigasi Bencana Gunung Berapi


Upaya mitigasi bencana gunung berapi meliputi pemantauan aktivitas gunung
api. Data hasil pemantauan dikirim ke Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan radio komunikasi SSB.

Selain pemantauan, mitigasi bencana gunung berapi juga melibatkan pemetaan


untuk mengetahui kawasan rawan bencana gunung berapi. Ini juga
memungkinkan untuk menjelaskan jenis dan sifat bahaya, daerah rawan
bencana, arah penyelamatan diri, pengungsian, dan pos penanggulangan
bencana gunung berapi.

7
Bagian yang tidak kalah penting dari mitigasi bencana gunung berapi adalah
sosialisasi. Tujuannya langkah mitigasi adalah untuk menyadarkan masyarakat
terkait risiko bencana di lereng gunung berapi.

Mitigasi Bencana Gempa Bumi


Langkah mitigasi gempa bumi pun dibedakan menjadi tiga, yakni langkah
sebelum gempa, langkah saat terjadi gempa, dan langkah pasca gempa.

Langkah yang bisa dilakukan sebelum gempa yang dapat mengurangi


dampaknya adalah sebagai berikut:

1. Mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan gempa)

2. Kenali lokasi bangunan tempat Anda tinggal

3. Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional

4. Siapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dll

5. Periksa penggunaan listrik dan gas

6. Catat nomor telepon penting

7. Kenali jalur evakuasi

8. Ikuti kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa

Ketika terjadi gempa, ikuti langkah berikut ini:

1. Tetap tenang

2. Hindari sesuatu yang kemungkinan akan roboh, kalau bisa ke tanah lapang

3. Perhatikan tempat Anda berdiri, kemungkinan ada retakan tanah

4. Turun dari kendaraan dan jauhi pantai.

Setelah gempa, ikuti langkah berikut ini:

1. Cepat keluar dari bangunan. Gunakan tangga biasaPeriksa sekitar Anda. Jika
ada yang terluka, lakukan pertolongan pertama.

8
2. Hindari bangunan yang berpotensi roboh.

Mitigasi Tanah Longsor


Terkait dengan tanah longsor, mitigasi adalah upaya yang perlu dilakukan untuk
mengurangi dampak tanah longsor. Berikut hal-hal yang bisa dilakukan:

1. Hindari daerah rawan bencana untuk membangun pemukiman

2. Mengurangi tingkat keterjalan lereng

3. Terasering dengan sistem drainase yang tepat

4. Penghijauan dengan tanaman berakar dalam

5. Mendirikan bangunan berpondasi kuat

6. Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air cepat masuk

7. Relokasi (dalam beberapa kasus)

Demikian pemaparan mengenai mitigasi, mulai dari pengertian, langkah-langkah,


hingga contoh tindakan yang dapat menurunkan dampak dari timbulnya
bencana.

BAB III
PENUTUP

9
3.1 Kesimpulan
Mengingat bencana alam merupakan risiko yang tidak terhindarkan,
maka mitigasi adalah hal penting yang perlu diketahui untuk setidaknya
mengurangi dampak dari bencana. Mitigasi adalah langkah yang memiliki
sejumlah prosedur dan tahapan guna mengurangi risiko dan dampak dari
bencana.dan oleh karena kerentanan anak-anak dalam proses mitigasi bencana,
penting dilakukannya edukasi perihal mitigasi bencana ini selalu, guna
meminimalisir korban.

DAFTAR PUSTAKA

10
Pahlevianur, Muhammad Rizal (2019), “Edukasi Sadar Bencana Melalui
Sosialisai Kebencanaan Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan
Siswa Terhadap Mitigasi Bencana” diakses:
https://journals.ums.ac.id/index.php/jpis/article/view/8203/4578
BNPB (2018) Data Informasi Bencana Indonesia. (Artikel Web). Diakses:
https://dibi.bnpb.go.id/dibi/.
Honesti, L., Naz war D. (2012). Pendidikan Kebencanaan di Sekolah-
sekolah di Indonesia Berdasarkan Beberapa Sudut Pandang Disiplin
Ilmu Pengetahuan. Jurnal Momentum,12 (1), 51-55.

11

Anda mungkin juga menyukai