Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENYESUAIAN DIRI REMAJA


(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah perkembangan peserta
didik)

Kelas 2016 A
Disusun oleh:
Iin Munmainah 162151093
Nisrina Fauziyyah Puad 162151081
Nisrina Nurfajrianti 162151103
Widiana Yosika 162151110

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2017
KATA PENGANTAR

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Syukur dan pujian sejati, semata-mata hanya kami sampaikan kepada
Allah Swt. yang telah memberikan bimbingan serta pertolongan kepada kami,
sehingga setelah melalui proses yang panjang kami mampu menyelesaikan
makalah ini yang berisi tentang penyesuaian diri remaja.
Alhamdulillah kami lantunkan melalui hati yang murni, disertai jiwa yang
suci, dan lidah yang tak pernah ingkar janji. Walaupun banyak rintangan yang
kami hadapi, baik yang datang dari dalam maupun dari luar, akhirnya kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah perkembangan peserta didik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf. kami berharap
para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
kami menjadi lebih baik lagi dikemudian hari.
Seiring do’a dan harapan mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami, dan umumnya untuk kita semua.

Tasikmalaya, Februari 2016


Penulis,

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan Masalah .............................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan Masalah ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3


A. Pengertian dan Karakteristik Penyesuaian Diri Remaja................................ 3
B. Karakteristik Penyesuaian Diri Remaja ......................................................... 6
C. Permasalahan-permasalahan dalam Proses Penyesuaian Diri Remaja .......... 10
D. Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri Remaja ...................... 11
E. Implikasi Proses Penyesuaian Diri Remaja Terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan...................................................................................................... 15

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 17


A. Simpulan ........................................................................................................ 17
B. Saran .............................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makna akhir dari hasil pendidikan seorang individu terletak pada sejauh
man hal yang telah dipelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri
dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat.
Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang didapat di sekolah dan di luar
sekolah ia memiliki sejumlah pengetahuan, kecakapan, minat-minat, dan
sikap-sikap. Dengan pengalaman-pengalaman itu ia secara berkesinambungan
dibentuk menjadi seorang pribadi tertentu di masa mendatang.
Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri
atau tidak mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental dan emosional,
dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana
kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang
salah.
Sejak lahir sampai meninggal, seorang individu merupakan organisme
yang aktif. Ia aktif dengan tujuan dan aktifitas yang berkesinambungan. Ia
berusaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan juga
semua dorongan yang memberi peluang kepadanya untuk berfungsi sebagai
anggota kelompoknya. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Dan salah satu
ciri pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya adalah memiliki
kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian peyesuaian diri remaja?
2. Bagaimanakah karakteristik penyesuaian diri remaja?
3. Permasalahan apa saja yang timbul dalam penyesuaian diri remaja?
4. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi proses penyesuaian diri remaja?

1
5. Bagaimana implikasi proses penyesuaian remaja terhadap
penyelenggaraan pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian peyesuaian diri remaja
2. Untuk mengetahui karakteristik penyesuaian diri remaja
3. Untuk mengetahui Permasalahan yang timbul dalam penyesuaian diri
remaja
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi proses penyesuaian diri
remaja
5. Untuk mengetahui implikasi proses penyesuaian remaja terhadap
penyelenggaraan pendidikan

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian peyesuaian diri remaja?
2. Dapat mengetahui karakteristik penyesuaian diri remaja
3. Dapat mengetahui Permasalahan yang timbul dalam penyesuaian diri
remaja
4. Dapat mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi proses penyesuaian diri
remaja
5. Dapat mengetahui implikasi proses penyesuaian remaja terhadap
penyelenggaraan pendidikan?

2
BAB II
PENYESUAIAN DIRI REMAJA

A. Pengertian Penyesuaian Diri Remaja


Pada dasarnya dalam menjabarkan definisi dari penyesuaian diri remaja
dapat dilihat dari definisi masing masing kata yaitu dari definisi penyesuaian
diri dan remaja itu sendiri.
Penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai berikut :
1. Penyesuaian berarti adaptasi; dapat mempertahankan eksistensinya, atau
bisa “survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah,
dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial.
2. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti
menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip.
3. Penyesuaian dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki
kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respon-respon
sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik,
kesulitan, dan frustasi-frustasi secara efisien. Individu memiliki
kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekuat atau
memenuhi syarat.
4. Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional.
Kematangan emosional maksudnya ialah secra positif memiliki respon
emosional yang tepat pada setiap situasi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian
adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan
pada lingkunganya. Selain itu juga, seseorang dikatakan memiliki
kemampuan penyesuaian diri yang baik (Well Adjusted Person) jika mampu
melakukan respon-respon yang matang, efisien, memuaskan dan sehat.
Dikatakan efisien apabila mampu melakukan respon dengan mengeluarkan
tenaga dan waktu sehemat mungkin. Dikatakan sehat apabila respon-respon
yang dilakukannya dengan hakikat individu, lembaga atau kelompok antar
individu, dan hubungan antar individu dan ciptaanNya berjalan dengan baik.

3
Selain pengertian di atas, ada juga defenisi atau pengertian penyesuaian
diri menurut para ahli, diantaranya adalah :
1. Menurut Scheiders bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses
dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi
hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.
Scheneiders juga mendefinisikan penyesuaian diri dapat ditinjau dari 3
sudut pandang, yaitu penyesuaian diri sebagai bentuk adaptasi,
penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas, dan penyesuaian diri sebagai
usaha penguasaan. Namun semua ini mulanya penyesuaian diri sama
dengan adaptasi.
2. Hurlock menyatakan bahwa penyesuaian diri adalah subjek yang mampu
menyesuaikan diri kepada umum atau kelompoknya dan orang tersebut
memperlihatkan sikap dan perilaku yang menyenagkan, berarti orang
tersebut diterima oleh kelompok dan lingkungannya.
3. Menurut Gunarsa & Gunarsa, Penyesuaian diri merupakan faktor yang
penting dalam kehidupan manusia. Sehingga penyesuaian diri dalamhidup
harus dilakukan supaya terjadi keseimbangan dan tidak ada yang dapat
mengganggu suatu dimensi kehidupan.
4. Ali dan Ansori juga menyatakan bahwa penyesuaian diri dapat
didefinisikan sebagai suatu proses yang mencakup respon – respon mental
dan perilaku yang diperjuangkan individu adar dapat benrhasil
menghadapi kebutuhan – kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik,
serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam
diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat indvidu
berada.
5. Menurut Meichati (1983) kunci penyesuaian diri terletak pada
keberhasilan manusia memenuhi dorongan dari dalam dan dari luar, di
mana cara yang dilakukan untuk memenuhi dorongan tersebut baik bagi
dirinya tetapi juga baik untuk lingkungan. Penyesuaian diri merupakan
cara individu bergaul dengan diri sendiri, orang lain dan dengan
lingkunganya. Satmoko (1995) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai
interaksi seseorang yang kontinyu dengan dirinya sendiri, dengan orang

4
lain dan dengan dunianya. Ketiga faktor ini secara konsisten
mempengaruhi seseorang dan hubungan ketiganya bersifat timbal balik,
permasalahan-permasalahan yang muncul merupakan efek samping dari
interaksi tersebut. Sesuatu yang normal dan tidak dapat dihindarkan,
meskipun demikian manusia mempunyai potensi untuk mengatasmya. Jadi
penyesuaian diri merupakan suatu hal yang tidak akan pernah berhenti
sampai manusia itu mati.
Remaja berasal dari kata Latin adolescere (kata bendanya, Adolescentia
lain dalam rentang yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh
menjadi dewasa”. Bangsa primitif- demikian pula orang – orang zaman
purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan
periode – periode lain dalam rentang kehidupan anak dianggap sudah
dewassa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi
Istilah adolescence, seperti yang digunakaan saat ini, mampu nyai arti
yang lebih luas, mencakup kematangan mental , emosional, soaial dan fisik.
Pandangan ini diungkap oleh piaget (121) dengan mengatakan
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu
berintregritas dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi
merasa di bawah tingkat orang – orang yang lebih tua melainkan berada
dalam tingkat yang sama , sekurang – kurangnya dalam masalah hak...
Integrasi dalam masyarakat mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih
berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang
mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini
memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang
dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode
perkembangan ini.
Rentang waktu masa remaja untuk perempuan adalah dari umur 13
sampai 18 tahun dan untuk laki – laki adalah dari umur 14 sampai 18 tahun.
Maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri remaja adalah suatu
proses perubahan dalam diri pada remaja (peserta didik), dimana individu
harus dapat mempelajari tindakan dan sikap baru untuk berubah sesuai
dengan jurusan studi yang telaj ditentukan dan menghadapi segala keadaan

5
yang bertolak belakang dengan remaja (peserta didik) tersebut sehingga
tercapai tujuan sekolah, hubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitar.

B. Karakteristik Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri remaja memiliki karakteristik yang khas, yang dapat


dilihat berbagai sisi, yaitu sebagai berikut :
1. Penyesuaian Diri Remaja terhadap Peran dan Identitasnya
Tujuannya adalah memperoleh identitas diri yang semakin jelas dan dapat
dimengerti serta diterima oleh lingkumgannya, baik lingkungan keluarga,
sekolah, ataupun masyarakat.
2. Penyesuaian Diri Remaja terhadap Pendidikan
Pada umumnya, para remaja berjuang untuk meraih kesuksesan dalam
belajar, tetapi dengan cara-cara yang menimbulkan perasaan bebas dan
senang, terhindar dari tekanan dan konflik, atau bahkan frustasi.
3. Penyesuaian Diri Remaja terhadap Kehidupan Seks
Secara keseluruhan, remaja ingin memahami kondisi seksual dirinya dan
lawan jenisnyaserta mampu bertindak untuk menyalurkan dorongan
seksualnya yang dapat dimengerti dan dapat dibenarkan oleh norma sosial
dan agama.
4. Penyesuaian Diri Remaja terhadap Norma Sosial
Penyesuaian diri remaja terhadap norma sosial mengarah pada dua
dimensi, yaitu remaja ingin diakui keberadaannya dalam masyarakat dan
remaja ingin bebas menciptakan aturan-aturan tersendiri yang lebih sesuai
untuk kelompoknya, tetapi menuntut agar dapat dimengerti dan diterima
oleh masyarakat dewasa.
5. Penyesuaian Diri Remaja terhadap Waktu Luang
Dalam kontek ini upaya yang harus dilakukan oleh remaja adalah
melakukan penyesuaian antara dorongan kebebasannya serta inisiatif dan
kreativitasnya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat agar dapat
berguna bagi dirinya maupun orang lain.
6. Penyesuaian Diri Remaja terhadap Uang

6
Remaja berusaha untuk mampu bertindak secara proporsional, melakukan
penyesuaian antara kelayakan pemenuhan kebutuhannya dengan kondisi
ekonomi orang tuanya.
7. Penyesuaian Diri remaja terhadap Kecemasan, Konflik, dan Frustasi
Menurut Signund Freud (Corey, 1989), strategi yang digunakan untuk
mengatasi masalah kecemasan, konflik, dan frustasi adalah menggunakan
mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) seperti kompensasi,
rasionalisasi, proyeksi, sublimasi, identifikasi, regresi, dan fiksasi.

Tidak selamnaya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri,


karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan
tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin
terdapat dalam dirinya atau mungkin di luar dirinya. Dalam hubungannya
dengan rintangan-rintangan tersebut ada individu-individu yang dapat
melakukan penyesuaian diri secara positif, namun ada pula individu-individu
yang melakukan penyesuaian diri yang salah.
A. Penyesuaian Diri Secara Positif
Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara
positif ditandai hal-hal sebagai berikut :
 Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional.
 Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis.
 Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi.
 Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri.
 Mampu dalam belajar.
 Menghargai pengalaman.
 Bersikap realistik dan objektif.
Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan
melakukannya dalam berbagai bentuk, antara lain :
1. Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung.
Dalam situasi ini individu secara langsung menghadapi masalahnya
dengan segala akibat-akibatnya. Ia melakukan segala tindakan sesuai
dengan masalah yang dihadapinya.

7
2. Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan).
Dalam situasi ini individu mencari berbagai bahan pengalaman
untuk dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya.
3. Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba.
Dalam cara ini individu melakukan suatu tindakan coba-coba, dalam
arti kalau menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak
diteruskan. Taraf pemikiran kurang begitu berperan dibandingkan
dengan cara eksplorasi.
4. Penyesuaian dengan substitusi (mencari pengganti).
Jika individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, maka ia
dapat memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti.
5. Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri.
Dalam hal ini individu mencoba menggali kemampuan-kemapuan
khusus dalam dirinya, dan kemudian dikembangkan sehingga dapat
membantu penyesuaian diri.
6. Penyesuaian dengan belajar.
Dengan belajar, individu akan banyak memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang dapat membantu menyesuaikan diri.
7. Penyesuaian dengan inhibisi dan pengendalian diri.
Dalam situasi ini individu berusaha memilih tindakan mana yang
harus dilakukan, dan tindakan mana yang tidak perlu dilakukan. Cara
inilah yang disebut inhibisi. Di samping itu, individu harus mampu
mengendalikan dirinya dalam melakukan tindakannya.
8. Penyesuaian dengan perencanaan yang cermat.
Dalam situasi ini tindakan yang dilakukan merupakan keputusan
yang diambil berdasarkan perencanaan yang cermat. Keputusan
diambil setelah dipertimbangkan dari berbagai segi, antara lain segi
untung dan ruginya
B. Penyesuaian Diri yang Salah
Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, dapat
mengakibatkan individu melakukan penyesuaian yang salah. Penyesuaian
diri yang salah ditandai dengan berbagai bentuk tingkah laku yang serba

8
salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik, agresif, dan
sebgainya.
Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah yaitu, reaksi
bertahan, reaksi menyerang, dan reaksi melarikan diri.
1. Reaksi bertahan (Defence Reaction)
Individu berusaha untuk mempertahankan dirirnya, seolah-olah tidak
menghadapi kegagalan. Ia selalu berusaha untuk menunjukkan
bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini
antara lain :
a. Rasionalisasi, yaitu bertahan dengan mancari-cari alasan untuk
membenarkan tindakannya.
b. Represi, yaitu berusaha untuk menekan pengalamannya yang
dirasakan kurang enak ke alam tidak sadar. Ia berusaha
melupakan pengalamannya yang kurang menyenangkan.
c. Proyeksi, yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada
pihak lain untuk mencari alasan yang dapat diterima. “Sour
grapes” (anggur kecut), yaitu dengan memutar balikkan
kenyataan.

2. Reaksi Menyerang (Aggressive Reaction)


Orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah menunjukkan
tingkah laku yang bersifat menyerang untuk menutupi kegagalannya.
Ia tidak mau menyadari kegagalannya. Reaksi-reaksinya tampak
dalam tingkah laku :
a. Selalu membenarkan diri sendiri,
b. Mau berkuasa dalam setiap situasi,
c. Bersikap senang mengganggu orang lain,
d. Menggertak baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan,
e. Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka,
f. Menunjukkan sikap menyerang dan merusak,
g. Keras kepala dalam perbuatannya,
h. Bersikap balas dendam, dan lain-lain.

9
3. Reaksi Melarikan Diri (Escape Reaction)
Dalam reaksi ini orang yang mempunyai penyesuaian diri yang
salah akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan
kegagalannya, reaksinya tampak dalam tingkah laku seperti,
berfantasi, banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri, menjadi
pecandu ganja, narkotika, dan regresi yaitu kembali kepada tingkah
laku yang semodel dengan tingkat perkembangan yang lebih awal.

C. Permasalahan-Permasalahan Penyesuaian Diri Remaja

Tingkat penyesuaian diri dan pertumbuhan remaja sangat tergantung


pada sikap orang tua dan suasana psikologi dan sosial dalam keluarga.
Contoh : sikap orang tua yang menolak. Penolakan orang tua terhadap
anaknya dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama, penolakan mungkin
merupak penolakan tetap sejak awal, di mana orang tua merasa tidak sayang
kepada anakanya, karena berbagai sebab, mereka tidak menhendaki
kelahirannya. Menurut Boldwyn yang dikutip oleh Zakiah Darajat (1983):
“bapak yang menolak anaknya berusaha menundukkan anaknya dengan
kaidah-kaidah kekerasan, karena itu ia mengambil ukuran kekerasan,
kekejaman tanpa alasan nyata.” Jenis kedua, dari penolakan adalah dalam
bentuk berpura-pura tidak tahu keinginan anak. Contoh: orang tua memberi
tugas kepada anaknya berbarengan dengan rencana anaknya untuk pergi
nonton bersama dengan teman sejawatnya.
Sikap orang tua yang otoriter, yaitu yang memaksakan kekuasaan dan
otoritas kepada remaja juga akan menghambat proses penyesuaian diri
remaja. Biasanya remaja berusaha untuk menentang kekuasaan orang tua dan
pada gilirannya ia akan cenderung otoriter terhadap teman-temannya dan
cenderung menentang otoritas yang ada baik di sekolah maupun di
masyarakat.
Permasalahan-permasalahan penyesuaian diri yang dihadapi remaja dapat
berasal dari suasana psikologis keluarga seperti keretakan keluarga. Banyak

10
penelitian membuktikan bahwa remaja yang hidup di dalam rumah tangga
yang retak, mengalami masalah emosi, tampak padanya ada kecenderungan
yang besar untuk marah, suka menyendiri, di samping kurang kepekaaan
terhadap penerimaan sosial dan kurang mampu menahan diri serta lebih
gelisah dibandingkan dengan remaja yang hidup dalam rumah tangga yang
wajar. Terbukti pula bahwa kebanyakan anak-anak yang dikeluarkan dari
sekolah karena tidak dapat menyesuaikan diri adalah mereka yang datang dari
rumah tangga yang pecah atau retak itu.
Selain itu penyesuaian diri remaja dengan kehidupan di sekolah.
Permasalahan penyesuaian diri di sekolah mungkin akan timbul ketika remaja
mulai memasuki jenjang sekolah yang baru, baik sekolah lanjutan pertama
maupun sekolah lanjutan atas. Mereka mungkin mengalami permasalahan
penyesuaian diri dengan guru-guru, teman, dan mata pelajaran. Sebagai
akibat antara lain adalah prestasi belajar menjadi menurun dibanding dengan
prestasi di sekolah sebelumnya.
Pemasalahan lain yang mungkin timbul adalah penyesuaian diri yang
berkaitan dengan kebiasaan belajar yang baik. Bagi siswa yang baru masuk
sekolah lanjutan mungkin mengalami kesulitan dalam membagi waktu
belajar, yakni adanya pertentangan antara belajar dan keinginan untuk ikut
aktif dalam kegiatan sosial, kegiatan ekstra kurikuler, dan sebagainya.

D. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Proses Penyesuaian Diri Remaja

Menurut Schneiders setidaknya ada lima faktor yang mempengaruhi


proses penyesuaian diri remaja adalah sebagai berikut:
1. Kondisi fisik
Seringkali kondisi fisik berpengaruh kuat terhadap proses
penyesuaian diri remaja. Aspek-aspek yang berkaitan dengan kondisi
fisik adalah sebagai berikut:
a. Hederitas dan kondisi fisik, keturunan dan kondisi fisik sangat besar
pengaruhnya terhadap penyesuaian diri remaja.

11
b. Sistem utama tubuh, yang mempengaruh terhadap penyesuaian diri
adalah sistem syaraf, kelenjar dan otot. Fungsi yang memadai dari
sistem syaraf merupakan kondisi umum yang diperlukan untuk
penyesuaian diri remaja yang baik. Sebaliknya penyimpangan
didalam syaraf akan berpengaruh terhadap kondisi mental yang
penyesuaian dirinya kurang baik.
c. Kesehatan fisik
Kondisi fisik yang sehat dapat menimbulkan penerimaan diri,
kepercayaan diri, harga diri dan sejenisnya yang akan menjadi
kondisi yang sangat menguntungkan bagi proses penyesuaian diri.
Karena sebaliknya jika keadaannya tidak sehat maka akan
mengakibatkan perasaan rendah diri, kurang percaya diri, atau
bahkan menyalahkan diri sehingga akan berpengaruh kurang baik
bagi proses penyesuaian diri.
2. Kepribadian
Unsur-unsur kepribadian yang penting pengaruhnya terhadap
penyesuaian diri adalah sebagai berikut:
1. Kemauan dan kemampuan untuk berubah (modifiability), kemauan
dan kemampuan untuk berubah merupakan karakteristik kepribadian
yang pengaruhnya sangat menonjol terhadap proses penyesuaian diri.
Sebagai suatu proses yang dinamis dan berkelanjutan maka
membutuhkan kecenderungan untuk berubah dalam bentuk,
kemauan, perilaku, sikap, dan karakteristik sejenis lainnya. Oleh
karena itu semakin kaku dan tidak ada kemauan serta kemampuan
untuk merespon lingkungan, semakin besar kemungkinannya untuk
mengalami kesulitang dalam penyesuaian diri.
2. Pengaturan diri (self regulation), pengaturan diri sam pentingnya
dengan penyesuaian diri dan pemeliharaan stabilitas mental,
kemampuan untuk mengatur diri, dan mengarahkan diri. Kemampuan
mengatur diri dapat mencegah individu dari penyimpangan
kepribadian.

12
3. Realisasi diri, (self relization), kemampuan pengaturan diri
mengimplikasikan potensi dan kemampuan kearah realisasi diri. Jika
perkembangan kepribadian
4. Intelegensi, baik buruknya penyesuaian diri remaja ditentukan oleh
kapasitas intelektual dan intelegensinya .. Intelegensi sangat penting
dalam proses penyesuaian diri remaja karena misalnya kualitas
pemikiran seseorang dapat memungkinkan orang tersebut melakukan
pemilihan dan mengambil keputusan penyesuaian diri secara
intelegensi dan akurat.
3. Proses belajar (Education)
Termasuk unsur-unsur education yang penting pengaruhnya
terhadap penyesuaian diri adalah sebagai berikut:
a. Belajar
Kemampuan belajar merupakan unsur terpenting dalam
penyesuaian diri individu karena pada umumnya respon-respon dan
sifat-sifat kepribadian yang diperlukan bagi penyesuaian diri
diperoleh dan menyerap kedalaman diri individu melalui proses
belajar. Oleh karena itu perbedaan penyesuaian diri remaja yang
normal dan bermasalah sebagian besarnya dipengaruhi oleh hasil
pembelajaran dan kematangan.
b. Pengalaman
Ada dua jenis pengalaman yang memiliki nilai sifnifikan terhadap
proses penyesuaian diri, yaitu:
 Pengalalaman yang menyehatkan, adalah peristiwa-peristiwa
yang dialami oleh individu dan dirasakan sebagai suatu yang
mengenakkan, mengasyikan, dan bahkan ingin mengulanginya
kembali.
 Pengalaman traumatic, adalah peristiwa-peristiwa yang dialami
oleh individu dan disarankan sebagai sesuatu yang sangat tidak
mengenakkan, menyedihkan, atau bahkan sangat menyakitkan
sehingga individu tersebut sangat tidak ingin peristiwa itu
terulang kembali.

13
c. Latihan, merupakan proses belajar yang diorientasikan kepada
perolehan keterampilan atau kebiasaan. Tidak jarang seseorang yang
kemampuan pennyesuaian dirinya kurang baik dan kaku, tetapi
melakukan latihan secara sungguh-sungguh akhirnya lambat laun
menjadi bagus dalam setiap penyesuaian diri.
d. Determinasi diri, merupakan faktor-faktor kekuatan yang mendorong
seseorang untuk mencapai sesuatu yang baik atau buruk dalam
mencapai taraf penyesuaian yang tinggi atau bahkan merusak dirinya.
Determinasi mempunyai peranan penting karena keberhasilan dan
kegagalan penyesuaian diri akan banyak ditentukan oleh kemampuan
individu dalam mengarahkan dan mengendalikan dirinya.
4. Lingkungan
Faktor lingkungan sebagai variabel yang berpengaruh terhadap
penyesuaian diri remaja yaitu:
a. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang paling utama
dan sangat penting dalam proses penyesuaian diri remaja.
b. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah menjadi kondisi yang memungkinkan
untuk berkembangnya atau terlambatnya proses penyesuaian diri
remaja. Pada umumnya sekolah dipandang sebagai media yang
berguna untuk mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
intelektual, sosial, nilai-nila, sikap, dan moral peserta didik.
c. Lingkungan Masyarakat
Konstitensi nilai-nilai, sikap, aturan, norma, moral, dan perilaku
masyarakat akan diidentifikasikan oleh individu yang berada dalam
mayarakat tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap proses
perkembangan penyesuaian dirinya.
5. Agama dan Budaya
Agama berkaitan erat dengan faktor budaya dalam memberikan
sumbangan nilai-nilai, keyakinan, praktik-praktik yang memberikan
makna yang sangat mendalam, tujuan, serta kestabilan dan keseimbangan

14
hidup individu. Dengan itu semua remaja dapat terbantu dalam proses
penyesuaian dirinya.

E. Implikasi Proses Penyesuaian Remaja terhadap Penyelenggaraan


Pendidikan

Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap


perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain mengemban fungsi pengajaran
juga fungsi pendidikan (transformasi norma). Dalam kaitannya dengan
pendidikan ini, peranan sekolah pada hakikatnya tidak jauh dari peranan
keluarga, yaitu sebagai rujukan dan tempat perlindungan jika anak didik
mengalami masalah. Untuk itulah di setiap sekolah lanjutan terdapat wali
kelas yaitu guru-guru yang akan membantu anak didik menghadapi kesulitan
dalam pembelajarannya dan guru-guru bimbingan dan penyuluhan untuk
membantu anak didik yang mempunyai masalah pribadi, dan massalah
penyesuaian diri baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap tuntutan
sekolah.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses
penyesuaian diri remaja khususnya di sekolah adalah:
1. Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa “betah” bagi
anak didik, baik secara sosial, fisik maupun akademis.
2. Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi anak
3. Usaha memahami anak didik secara menyeluruh, baik prestasi belajar,
sosial, maupun seluruh aspek pribadinya.
4. Menggunakan metode dan alat mengajar yang menimbulkan gairah belajar
5. Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar
6. Ruangan kelas yang memenuhi syarat-syarat kesehatan
7. Peraturan/ tata tertib yang jelas yang dipahami murid-murid
8. Teladan dari para guru dalam segala segi pendidikan
9. Kerja sama dan saling pengertian dari para guru dalam melaksanakan
kegiatan pendidikan di sekolah
10. Pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan yang sebaik-baiknya.

15
11. Situasi kepemimpinan yang penuh saling pengertian dan tanggung jawab
baik pada murid maupun pada guru
12. Hubungan yang baik dan penuh pengertian antara sekolah dengan orang
tua siswa dan masyarakat.

Karena di sekolah guru merupakan figur pendidik yang penting dan besar
pengaruhnya terhadap penyesuaian siswa-siswanya, maka dituntut sifat-sifat
guru yang efektif, yakni sebagai berikut (Ryans dalam garrison, 1956 ).
1. Memberi kesempatan (alert), tampak antusias dan berminat dalam
aktivitas siswa dan kelas
2. Ramah (cheerful) dan optimistis
3. Mampu mengontrol diri, tidak mudah kacau (terganggu) dan teratur
tindakannya
4. Senang kelakar, mempunyai rasa humor
5. Mengetahui dan mengakui kesalahan-kesalahannya sendiri
6. Jujur dan objektif dalam memperlakukan siswa
7. Menunjukkan pengertian dan rasa simpati dalam bekerja dengan siswa-
siswanya.

Jika para guru bersama dengan seluruh staf di sekolah dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik, maka anak-anak didik di sekolah itu yang berada di
usia remaja akan cenderung berkurang kemungkinannya untuk mengalami
permasalahan-permasalahan penyesuaian diri atau terlibat dalam masalah yang
bisa menyebabkan perilaku yang menyimpang.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri,
maka penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup, pertumbuhan dan
perkembangan memerlukanproses yang cukup unik. Penyesuaian diri dapat
diartikan adaptasi, konformitas, penguasaan, dan kematangan emosional.
Proses penyesuaian diri yang tertuju pada pencapaian keharmonisan antara
faktor internal dan eksternal anak sering menimbulkan konflik, tekanan,
frustasi dan berbagai macam perilaku untuk membebaskan diri dari
ketegangan.
Terdapat dua karakteristik penyesuaian diri, yaitu: (a) penyesuaian diri
secara positif, yaitu tidak ada ketegangan secara emosional, tidak terjadi
frustasi, menggunakan pertimbangan rasional, realistik, dan objektif, dan (b)
penyesuaian diri yang salah, yaitu antara lain berupa: reakssi bertahan,
menyerang dan melarikan diri.
Faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan penyesuain diri antara lain:
kondisi jasmaniah, perkembangan dan kematangan, kondisi lingkungan,
kebudayaan, dan agama.
Tingkat penyesuaian diri dan pertumbuhan/ perkembangan remaja sangat
tergantung pada sikap orang tua, kondisi lingkungan keluarga. Orang tua yang
otoriter akan menghambat perkembangan penyesuaian diri remaja.
Permasalahn-permasalahan penyesuaian diri yang dihadapi remajadapat
berasal dari suasana psikologis keluarga seperti keretakan keluarga. Selain itu
permasalahan-permasalahan penyesuaian akan muncul bagi remaja yang
sering pindah tempat tinggal. Persoalan umum lainnya yang seringkali
dihadapi remaja antara lain dalam memilih sekolah. Orang tua/ pendidik
hendaknya mengarahkan pilihan sekolah sesuai dengan kemampuan, bakat,
dan sifat pribadinya.
Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain mempunyai fungsi pengajaran juga

17
fungsi pendidikan (transformasi norma). Guru hendaknya bersikap lebih
efektif seperti adil, jujur, menyenangkan, penuh pengertian, antusias, mampu
mengontrol diri, humor, dan sebagainya sehingga siswanya akan merasa
senang dan aman bersamanya.

B. Saran
Seharusnya orang tua lebih memahami kondisi remaja anaknya sehingga
orang tua bisa mengarahkan anak remajanya menuju penyesuaian diri yang
tepat. Selain itu, orang tua juga harus peduli dengan semua faktor berpengaruh
pada proses penyesuaian diri remaja.

18
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf L. N, Syamsu. Psikologi Perkembangan anak dan remaja. 2007. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya
Yusuf L. N, Syamsu. Psiperkembangan peserta didik. 2011. Jakarta: Glafindo
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. 1980. Jakarta:
Erlangga
Prof. Dr. H. Sunarto. Perkembangan Peserta Didik. 2008. Jakarta: PT Rineka
Cipta

Anda mungkin juga menyukai