Anda di halaman 1dari 13

PENGELOLAAN AMAL USAHA

MUHAMMADIYAH

Dosen Pengampu: Dr. H. Utomo,M.Pd

Di Susun Oleh :

EKO ANGGORO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SIDOARJO
PROGRAM DIPLOMA I KEMUHAMMADIYAHAN ANGKATAN KE-12
KENDAL 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

           Bismillahirrahmanirrahim

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-nya sehingga makalah Pengelolaan Amal Usaha Muhammadiyah ini dapat
diselesaikan. Shalawat dan salam dimohonkan ke hadirat Allah SWT yang telah membimbing
umat manusia dari berbagai permasalahan menuju kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Kuliah diploma Kemuhammadiyahan, dengan
tujuan meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi para mahasiswa atau mahasiswi.
Makalah ini berusaha kami susun selengkap-lengkapnya. Akan tetapi, kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan dan kekurangan pengetahuan serta
minimnya pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan demi pembuatan makalah berikutnya.
Berpegang pada prinsip tidak ada gading yang tak retak dan tidak ada istilah final dalam
ilmu, maka saya menyadari bahwa makalah ini bukan karya yang final. Oleh karena itu dengan
segala senang hati, kritik dan saran serta pandangan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya saya sebagai pembuat makalah ini berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam mencapai suatu tujuan yang diharapan. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb
BAB I

PENDAHULUAN

Alhamdulillah, sebagai warga Muhammadiyah kita patut terus bersyukur terhadap nikmat
dan karunia Allah SwT yang begitu besar, terutama sekali bagi kelangsungan dakwah dan
gerakan Persyarikatan Muhammadiyah. Sebab walaupun Persyarikatan kita ini telah berusia 100
tahun, tapi kita tidak pernah kenal lelah untuk memberikan yang terbaik bagi kehidupan umat
sebagaimana cita-cita KH Ahmad Dahlan mendirikan Persyarikatan ini. Salah satu buktinya
adalah, semakin meningkatnya upaya warga Muhammadiyah untuk memperbanyak, memperluas
serta membangun amal usaha Muhammadiyah di berbagai daerah. Baik itu dalam bentuk
lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, lembaga ekonomi maupun lembaga sosial lainnya.
Saya sendiri sangat bangga sekali ketika warga Muhammadiyah mengundang saya ke
daerah-daerah dengan agenda peresmian amal usaha. Sebab ini bukti peningkatan peran dan
kepedulian Muhammadiyah dalam masyarakat. Saya sering katakan, kalau agenda
Muhammadiyah adalah peresmian amal usaha, maka saya akan datang. Tapi kalau agendanya
pengajian, saya sarankan dioptimalkan ulama Muhammadiyah di daerah. Ini saya katakan, agar
warga Muhammadiyah termotivasi untuk berfastabiqul khairat mendirikan amal usaha
Muhammadiyah.
Lantas apa sesungguhnya makna dan tujuan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) itu
sendiri bagi kita dan kehidupan kemanusiaan yang lebih luas? Menurut saya, amal usaha
Muhammadiyah yang begitu banyak ini merupakan bentuk nyata dari pengabdian dan ibadah
kita kepada Allah SWT. Sebab ibadah yang sejati itu harus ditujukan kepada Allah, akan tetapi
ibadah itu sendiri bukan tujuan akhir, karena kalimat “….li ya’budun” dalam Al-Qur’an itu kata
“li”-nya bukan li ghayah atau li tujuan, melainkan “li” yang bermakna sebagai sarana untuk
mencapai tujuan yang lebih luas. Jadi ibadah itu selain bertujuan untuk memperoleh ridla Allah,
juga berimbas untuk kemaslahatan umat.
Oleh karena itu, bagi Muhammadiyah ibadah yang dilakukan selalu diikuti dengan ajakan
untuk melakukan amal shalih. Dan bentuk amal shalih ini memang sangat beragam, salah
satunya bagi Muhammadiyah adalah dengan mendirikan amal usaha Muhammadiyah. Dengan
tujuan, untuk memberikan kebaikan dan kemaslahatan kepada kehidupan umat dan kemanusiaan
yang lebih luas. Jadi amal usaha Muhammadiyah merupakan bentuk implementasi atas keimanan
terhadap Allah SWT. Sebab bagi Muhammadiyah, iman harus dinyatakan dengan amal, karena
itulah etos sesungguhnya dari Muhammadiyah.
Oleh karena itu, keberadaan amal usaha Muhammadiyah yang begitu banyak harus
menjadi ruang bagi umat dan kemanusiaan untuk memperoleh kemaslahatan. Karena
demikianlah sesungguhnya hakikat keberadaan amal usaha Muhammadiyah. Jika amal usaha
Muhammadiyah tidak mencerminkan hakikat tersebut, tentunya ini sudah lari dari jati diri
Muhammadiyah sesungguhnya. Tapi,  insya Allah amal usaha Muhammadiyah akan menjadi
sarana bagi kemaslahatan umat secara terus-menerus.
Dan untuk menjaga serta meningkatkan keberadaan AUM ini, kita harus secara terus-
menerus untuk berfastabiqul khairat dan bersikap alghirrah ‘ala-diin, yaitu mengambil pelajaran
dari kemajuan orang lain, kemudian kita terapkan dan jalankan dalam hidup kita. Cara yang
seperti ini, menurut saya sangat penting sekali bagi warga Muhammadiyah. Sebab melalui cara
ini kita akan senantiasa berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan, inovasi dan kreasi bagi
kepentingan umat dan kemanusiaan secara lebih luas.
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Amal Usaha
Pasal 7  ayat 1  AD Muhammadiyah:
“ Untuk mencapai  maksud dan tujuannya, Muhmmadiyah  melaksanakan Dakwah
Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang
kehidupan”
Ayat 2 menyebutkan :
“Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha , program, dan
kegiatan yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga”
Muhammadiyah dalam segala bentuk usahanya diwujudkan dalam penerapan amal
usaha, program dan kegiatan yang meliputi :

 Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan


pengamalan, serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan.
 Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam berbagai aspek
kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
 Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infak, wakaf, shadaqah, hibah, dan amal
shalih lainnya.
 Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumberdaya manusia agar berkemampuan
tinggi serta berakhlaq mulia.
 Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta meningkatkan penelitian.
 Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang
berkualitas
 Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
 Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumberdaya alam dan
lingkungan untuk kesejahteraan.
 Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam berbagai bidang dan
kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.
 Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
 Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku gerakan.
 Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mensukseskan gerakan.
 Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta meningkatkan
pembelaan terhadap masyarakat.
 Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah
Sehingga secara garis besar, perwujudan pemikiran-pemikiran tersebut dapat
dikelompokkan menjadi beberapa amal usaha

B.     Jenis-Jenis Amal Usaha Muhammadiyah


1.  Bidang Da’wah
Dalam da’wahnya, Muhammadiyah selalu menekankan amar ma’ruf nahi
munkar (menyeru kepada perbuatan yang benar lagi baik dan mencegah segala bentuk
kemungkaran) di lingkungan masyarakat, beraqidah dan mengajak kepada aqidah
Islam, dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Untuk
menyamakan gerak langkah dalam da’wah, para da’i Muhammadiyah berpedoman
pada putusan tarjih sebagai hasil proses analisis dalam menetapkan hukum dengan
menetapkan dalil yang lebih kuat (rajih), lebih tepat analogi dan lebih kuat
mashlahatnya. Putusan tarjih itu dihasilkan oleh Majelis Tarjih yaitu lembaga ijtihad
jama‘i (organisatoris) di lingkungan Muhammadiyah yang anggotanya terdiri dari
orang-orang yang memiliki kompetensi ushuliyyah dan ilmiah dalam bidangnya
masing-masing.
2.  Bidang Agama Islam
a.  Program gerakan
 Menamkan keyakinan, memperdalam danmemperluas pemahaman,
meningkatkanpengamalan serta menyebarluaskan ajaranIslam dalam berbagai
aspek kehidupan.
 Memperdalam dan mengembangkanpengkajian ajaran Islam dalam
berbagaiaspek kehidupan untuk mendapatkankemurnian dan kebenarannya

b.  Wujud aksi amal usahanya

 Memurnaikan ajaran tauhid dalam keseharian dengan cara: Meniadakan


kebiasaan/tradisi upacara selamatan-selamatan (mitoni orang hamil,selamatan
kematian dll) dan
 Memberantas tradisi keagamaan yang dianggap sebagai ajaran Islam seperti
Selamatan/khaul untuk para wali/syeh, Ziarah kubur pada bulan-bulan tertentu,
Kepercayaan pada zimat huruf al-Qur’an, Puji-pujian kepada Rasulullah
s.a.w,  Membaca ayat al-Qur’an, misal surat Yasin padamalam Jum’at .
 Memurnikan dan meluruskan amaliahibadah seperti Meluruskan arah qiblat,
Melaksanakan shalat tarawih 11 rakaat dandiawali dengan shalat iftitah dua
rakaat ringan, Memnyelenggarakan shalat hari raya di tanahlapang,
Pengumpulan dan penyaluran zakat maal danfitrah kepada yang berhak
menerimanya, Penyederhanaan upacara dalam rangkakelahiran, khitanan,
pernikahan dan kematian dan Menghilangkan kebiasaan berziarah ke makam-
makam para wali yang dikeramatkan
 Memelopori pembentukan DepartemenAgama pada tahun 1946 dan
menteriAgama pertama adalah H.M. Rosyidi, seorang tokoh Muhammadiyah,
Membentuk Majelis-majelis yangmengelola bidang keagamaan Islam, yaitu
:Majelis Tarjih dan Tajdid, Majelis Tabligh,Majelis Wakaf dan
Kehartabendaan.

3.      Bidang Pendidikan
Pendidikan yang dirintis Muhammadiyah adalah pendidikan yang berorientasi
kepada dua hal, yaitu perpaduan antara sistem sekolah umum dan madrasah/pesantren.
Untuk mewujudkan rintisan pendidikannya itu, maka Muhammadiyah mendirikan
amal usaha berupa : Sekolah-sekolah umum modern yang mengajarkan keagamaan,
Mendirikan madrasah/pesantren yang mengajarkan ilmu pengetahuan umum/modern
dan Mendirikan perguruan tinggi

4.      Bidang Kesehatan dan KesejahteraanMasyarakat


Sejak awal berdirinya Muhammadiyah menaruh perhatian besar terhadap
kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat kelas dhu’afa. Penyaluran dan
pembagian zakat fitrah dan maal kepada fakir miskin dan asnaf yang lain Pendirian
panti asuhan, panti miskin, panti jompo, Pendirian, Balai kesehatan, poliklinik, Rumah
sakit Ibu dan Anak dan Rumah Sakit Umum
Pendampingan terhadap masyarakat kelas dhu’afa agar dapat mandiri Untuk
mengelola amal-amal usaha tersebut,dibentuk majelis dan lembaga :

o Majelis Pelayanan Kesehatan masyarakat,


o Majelis Pelayanan Sosial
 Majelis Pemberdayaan Masyarakat
 Majelis Lingkungan Hidup
 Lembaga Penangulangan Bencana

5.      Bidang Politik Kenegaraan


Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan dakwah dan gerakan tajdid dan
bukan organisasi ataupun partai politik serta juga bukan bagian dari partai politik.
Muhammadiyah berkeyakinan bahwa agama Islam adalah agama yang mengatur
segenap kehidupan manusia di dunia, termasuk kehidupan di bidang politik
kenegaraan. Muhammadyah mempunyai sikap yang sangat peduli dan ikut
bertanggung jawab dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik
dan benar
Untuk menjalankan kepeduliannya itu, maka Muhammadiyah membentuk majelis
dan Lembaga : Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia, Lembaga Hikmah dan
Kebijakan Publik

6.      Bidang Ekonomi dan Keuangan


Bertujuan untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan mengembangkan
ekonomi sesuai dengan ajaran Islam serta untuk meningkatkan kualitas pengelolaan
amal usaha Muhammadiyah. Amal Usaha di bidang ini meliputi antara lain: BPR,
BMT, Koperasi, Biro Perjalanan dll.
Untuk menjalankan amal usaha di bidang ini dibentuk majelis dan lembaga Majelis
Ekonomi dan Kewirausahaan – Lembaga Pemerikasaan dan Pengawasan Keuangan

C.    Kehidupan dalam Mengelolah Amal Usaha


Amal usaha Muhammadiyah adalah milik Persyarikatan dan Persyarikatan bertindak
sebagai Badan Hukum/Yayasan dari seluruh amal usaha itu, sehingga semua bentuk
kepemilikan Persyarikatan hendaknya dapat diinventarisasi dengan baik serta dilindungi
dengan bukti kepemilikan yang sah menurut hukum yang berlaku. Karena itu, setiap
pimpinan dan pengelola amal usaha Muhammadiyah di berbagai bidang dan tingkatan
berkewajiban menjadikan amal usaha dengan pengelolaannya secara keseluruhan sebagai
amanat umat yang harus ditunaikan dan dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan
persyarikatan dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian pimpinan amal usaha dalam
mengelola amal usahanya harus tunduk kepada kebijaksanaan Persyarikatan dan tidak
menjadikan amal usaha itu terkesan sebagai milik pribadi atau keluarga, yang akan menjadi
fitnah dalam kehidupan dan bertentangan dengan amanat.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah adalah anggota Muhammadiyah yang
mempunyai keahlian tertentu di bidang amal usaha tersebut, karena itu status keanggotaan
dan komitmen pada misi Muhammadiyah menjadi sangat penting bagi pimpinan tersebut
agar yang bersangkutan memahami secara tepat tentang fungsi amal usaha tersebut bagi
Persyarikatan dan bukan semata-mata sebagai pencari nafkah yang tidak peduli dengan
tugas-tugas dan kepentingan kepentingan Persyarikatan.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus dapat memahami peran dan tugas dirinya
dalam mengemban amanah Persyarikatan. Dengan semangat amanah tersebut, maka
pimpinan akan selalu menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh Persyarikatan dengan
melaksanakan fungsi manajemen perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang sebaik-
baiknya dan sejujur jujurnya.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah senantiasa berusaha meningkatkan dan
mengembangkan amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya dengan penuh
kesungguhan. Pengembangan ini menjadi sangat penting agar amal usaha senantiasa dapat
berlomba-lomba dalam kabaikan (fastabiq al khairat) guna  memenuhi tuntutan masyarakat
dan tuntutan zaman.
Sebagai amal usaha yang bisa menghasilkan keuntungan, maka pimpinan amal usaha
Muhammadiyah berhak mendapatkan nafkah dalam ukuran kewajaran
sesuai ketentuan yang berlaku) yang disertai dengan sikap amanah dan tanggung
jawab akan kewajibannya. Untuk itu setiap pimpinan persyarikatan hendaknya membuat
tata aturan yang jelas dan tegas mengenai gaji tersebut  dengan dasar kemampuan dan
keadilan.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah berkewajiban melaporkan pengelolaan amal
usaha yang menjadi tanggung jawabnya, khususnya dalam hal keuangan/kekayaan kepada
pimpinan Persyarikatan secara bertanggung jawab dan bersedia untuk diaudit serta
mendapatkan pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus bisa menciptakan suasana kehidupan
Islami dalam amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya dan menjadikan amal usaha
yang dipimpinnya sebagai salah satu alat da'wah maka tentu saja usaha ini menjadi sangat
perlu agar juga menjadi contoh dalam kehidupan bermasyarakat.
Karyawan amal usaha Muhammadiyah adalah warga (anggota) Muhammadiyah yang
dipekerjakan sesuai dengan keahlian atau kemampuannya.Sebagai warga Muhammadiyah
diharapkan karyawan mempunyai rasa memiliki dan kesetiaan untuk memelihara serta
mengembangkan amal usaha tersebut sebagai bentuk pengabdian kepada Allah dan berbuat
kebajikan kepada sesama.Sebagai karyawan dari amal usaha Muhammadiyah tentu tidak
boleh terlantar dan bahkan berhak memperoleh kesejahteraan dan memperoleh hak-hak lain
yang layak tanpa terjebak pada rasa ketidakpuasan, kehilangan rasa syukur, melalaikan
kewajiban dan bersikap berlebihan.
Seluruh pimpinan dan karyawan atau pengelola amal usaha Muhammadiyah
berkewajiban dan menjadi tuntutan untuk menunjukkan keteladanan diri, melayani sesama,
menghormati hak-hak sesama, dan memiliki kepedulian social yang tinggi sebagai
cerminan dari sikap ihsan, ikhlas, dan ibadah.
Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola amal usaha Muhammadiyah hendaknya
memperbanyak silaturahim dan membangun hubungan-hubungan sosial yang harmonis
(persaudaraan dan kasih sayang) tanpa mengurangi ketegasan dan tegaknya sistem dalam
penyelenggaraan amal usaha masingmasing.
Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola amal usaha Muhammadiyah selain
melakukanaktivitas pekerjaan yang rutin dan menjadi kewajibannya juga dibiasakan
melakukan kegiatan-kegiatan yang memperteguh dan meningkatkan taqarrub kepada Allah
dan memperkaya ruhani serta kemuliaan akhlaq melalui pengajian, tadarrus serta kajian Al-
Quran dan As-Sunnah , dan bentuk-bentuk ibadah dan mu'amalah lainnya yang tertanam
kuat dan menyatu dalam seluruh kegiatan amal usaha Muhammadiyah.

D. Kedudukan dan Fungsi Amal Usaha Muhammadiyah


1.  Kedudukan Amal Usaha
Muhammadiyah mempunyai semboyan dalam gerakannya : “Sepi Ing Pamrih rame ing
gaweatau Sedikit Bicara Banyak Bekerja” Sebagai bentuk realisasi dari kegiatan
Muhammadiyah dalam berbagai bidang kehidupan untuk mencapai maksud dana tujuan
Muhammadiyah• Sebagai wujud dari pelakasanaan gerakan dakwah Muhammadiyah dalam
bidang-bidang kehidupan agar manfaatnya dapat langsung dirasakan masyarakat
2.  Fungsi Amal Usaha
Untuk membimbing masyarakat kearah perbaikan kehidupan sesuai dengan tuntunan
Islam dalam bentuk kerja nyata, Sebagai wadah atau sarana peribadatan bagi warga
Muhammadiyah
BAB III
PENUTUP

Sebagai sebuah gerakan Islam yang lahir pada tahun 1912 Masehi dan kini hampir
memasuki usia 100 tahun, telah banyak yang dilakukan oleh Muhammadiyah bagi masyarakat
dan bangsa Indonesia secara luas. Sehingga harus diakui bahwa Muhammadiyah memiliki
kontribusi dan perhatian yang cukup besar dalam dinamika kehidupan masyarakat Indonesia.
Dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi
agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Persyarikatan
Muhammadiyah telah menempuh berbagai usaha meliputi bidang dakwah, sosial, pendidikan,
ekonomi, politik, dan sebagainya, yang secara operasional dilaksanakan melalui berbagai
institusi organisasi seperti majelis, badan, dan amal usaha yang didirikannya.
DAFTAR PUSTAKA

Din Samsudin, Maksud dan tujuan Amal Usaha Muhammadiyah, 2016:8

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2010, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Muhammadiyah

Suandi, Ady, dkk.(Penyunting), 2000, Rekonstruksi Gerakan Muhammadiyah. Yogyakarta, UII


Press

Anda mungkin juga menyukai