Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PEMBELAJARAN IPS SD

IMPLIKASI, PRINSIP, DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN


TERPADU DALAM IPS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10

FARINA NUR MAHDI 105401127220

REZKY AYU ARIANI 105401127420

MUHAIMIN AL MUHSHIE 105401128530

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021/2022

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalahh yang berjudul
Implikasi, Prinsip, dan Implementasi Pembelajaran Terpadu Dalam IPS ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pembelajaran IPS SD. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang pembelajaran ips bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucap terima kasih kepada kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat enyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tuis masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, Juli 2022

Penyusun

Kelompok 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4

2
PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................5
C. Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
1. Implikasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu.....................................6
2. Prinsip pembelajaran terpadu dalam IPS...............................................................10
3. Implementasi pembelajaran terpadu dalam IPS....................................................16
BAB III............................................................................................................................22
PENUTUP........................................................................................................................22
D. Kesimpulan.............................................................................................................22
E. Saran.......................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan
budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena
sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-
cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,
dan budaya). IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah
yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. (BSNP,
2006: 159).

Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh


pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,
menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya.
Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif. Tujuan utama
Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental
positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya
sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai
manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik.
(Awan Mutakin, 1998)

Kualitas pembelajaran yang masih kurang di dalam kelas, di tandai dengan


rendahnya aktivitas siswa di kelas, misalnya siswa belum aktif dalam proses
pembelajaran di kelas, tidak memperhatikan guru di kelas, siswa ramai dalam
proses pembelajaran di kelas, serta belum aktifnya siswa dalam kegiatan

4
kelompok. Melihat adanya berbagai macam masalah yang terjadi di dalam kelas,
maka diperlukan suatu rencana pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, dapat dilakukan dengan menerapkan
pembelajaran IPS melalui pembelajaran terpadu. Pembelajaran IPS yang disusun
secara terpadu, diupayakan agar peserta didik dapat mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip secara holistik, otentik, dan aktif. Dengan
pembelajaran IPS yang disusun secara terpadu, diharapkan kualitas pembelajaran
di kelas yang ditandai dengan peningkatan aktivitas siswa mengalami
peningkatan.

B. Rumusan Masalah
1. Implikasi pembelajaran terpadu dalam IPS
2. Prinsip pembelajaran terpadu dalam IPS
3. Implementasi pembelajaran terpadu dalam IPS

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami bagaimana implikasi pembelajaran terpadu
dalam IPS
2. Mengetahui dan memahami bagaimana prinsip pembelajaran terpadu
dalam IPS
3. Mengetahui dan memahami bagaimana implementasi pembelajaran
terpadu dalam IPS

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Implikasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terpadu merupakan salah satu mata
pelajaran yang ada dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Sebagai sebuah mata pelajaran yang
“baru” tentu belum semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) khususnya guru, paham akan implikasi atau
hal-hal yang terkait dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
pembelajaran IPS terpadu.

Melalui penulisan makalah ini penulis mencoba untuk membahas hal-hal


yang terkait dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terpadu tersebut. Halhal
yang terkait dalam pembelajaran IPS terpadu tersebut adalah :

1) Guru

Oleh karena pembelajaran IPS Terpadu merupakan gabungan antara


berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, yang biasanya terdiri atas beberapa mata
pelajaran seperti Geografi, Sosiologi/Antropologi, Ekonomi, dan Sejarah, maka
dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan.
Hal ini memberikan implikasi terhadap guru yang mengajar di kelas yakni guru
harus mampu menguasai dan mengintegrasikan seluruh ilmu-ilmu sosial tersebut..

Seyogianya guru dalam pembelajaran IPS terpadu dilakukan oleh seorang


guru mata pelajaran, yakni Guru Mata Pelajaran IPS. Di sekolah pada umumnya
dan Perkumpulan Strada pada khususnya guru-guru yang tersedia terdiri atas guru-
guru disiplin ilmu seperti guru Geografi, Sosiologi/Antropologi, Ekonomi, dan
Sejarah. Guru dengan latar belakang tersebut tentunya sulit untuk beradaptasi ke
dalam pengintegrasian disiplin ilmu-ilmu sosial, karena mereka yang memiliki
latar belakang Geografi tidak memiliki kemampuan yang optimal pada Ekonomi

6
dan Sejarah.

Begitu pula sebaliknya, guru yang berlatar belakang ilmu ekonomi juga
tidak memiliki kemampuan yang optimal pada ilmu sejarah dan geografi.
Meskipun demikian pembelajaran IPS terpadu pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan juga bisa dilakukan oleh beberapa guru secara bersama-sama, hal
tersebut disesuaikan dengan keadaan guru dan kebijakan sekolah masing-masing.
Untuk itu pembelajaran IPS terpadu bisa dilakukan dengan dua cara yaitu : 1)
team teaching dan 2) guru tunggal, dimana masing-masing mempunyai kelemahan
dan kelebihannya sendiri-sendiri.

a. Team Teaching

Pembelajaran terpadu dalam hal ini diajarkan dengan cara team; satu topik
pembelajaran dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Setiap guru memiliki tugas
masing-masing sesuai dengan keahlian dan kesepakatan. Kelebihan sistem ini
antara lain adalah: (1) Pencapaian Kompetensi Dasar pada setiap topik akan lebih
efektif karena dalam tim terdiri atas beberapa guru yang ahli dalam bidangnya
masing-masing. (2) Pengalaman dan pemahaman peserta didik akan lebih kaya
daripada dilakukan oleh seorang guru karena dalam satu tim dapat
mengungkapkan berbagai konsep dan pengalaman yang dilakukan dengan
berbagai strategi pembelajaran.

Kelemahan dari sistem ini adalah : (1) Jika tidak ada koordinasi yang solid,
maka setiap guru akan saling mengandalkan sehingga pencapaian Kompetensi
Dasar akan sulit tercapai. (2) Pihak sekolah akan kesulitan dalam mengatur jadual
pelajaran karena dalam satu mata pelajaran diajarkan oleh beberapa guru
sekaligus.

b. Guru Tunggal

Pembelajaran IPS terpadu yang dilakukan oleh satu guru merupakan hal
yang ideal dilakukan. Hal ini disebabkan karena IPS merupakan satu mata
pelajaran yang berdiri sendiri meskipun terdiri dari berbagai disiplin ilmu.

7
Kelebihan dari pembelajaran IPS terpadu yang dilakukan oleh satu guru adalah :
(1) guru dapat merancang skenario pembelajaran sesuai dengan topik yang ia
kembangkan dan strategi pembelajaran yang ia kuasai tanpa konsolidasi terlebih
dahulu dengan guru yang lain, (2) oleh karena tanggung jawab dipikul oleh
seorang diri, maka potensi untuk saling mengandalkan tidak akan muncul.

Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan dalam pembelajaran IPS


terpadu yang dilakukan oleh guru tunggal, yakni: (1) oleh karena mata pelajaran
IPS terpadu merupakan gabungan dari berbagai bidang studi, sedangkan guruguru
yang tersedia merupakan guru bidang studi sehingga sangat sulit untuk melakukan
penggabungan terhadap berbagai bidang studi tersebut, (2) seorang guru bidang
studi geografi tidak menguasai secara mendalam tentang sejarah dan ekonomi
sehingga dalam pembelajaran IPS terpadu akan didominasi oleh bidang studi
geografi, begitu juga seorang guru bidang studi ekonomi tidak menguasai secara
mendalam terhadap materi/bahan ajar sejarah dan geografi begitu dan seterusnya.

Selain penguasaan materi, penyusunan dan pengembangan berbagai


pengalaman belajar maupun berbagai strategi pembelajaran juga harus dikuasai
oleh guru. Masalah ini menjadi sangat penting karena pada dasarnya, semua anak
memiliki potensi untuk mencapai kompetensi. Kalau sampai mereka tidak
mencapai kompetensi, hal itu bukan lantaran mereka tidak memiliki kemampuan
untuk itu, tetapi lebih banyak akibat mereka tidak disediakan pengalaman belajar
dan strategi pembelajaran yang cocok dengan keunikan masing-masing
karakteristik individu. Hal ini juga dirasakan oleh penulis yang berlatar belakang
pendidikan sejarah merasa kurang optimal dalam penguasaan materi/bahan ajar
maupun penyusunan strategi pembelajaran untuk ilmu sosiologi dan ekonomi.

2) Materi / Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik
tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan
siswa untuk belajar (Ilham Anwar, 2007:3). Bahan ajar memiliki peran yang
penting dalam setiap pembelajaran termasuk dalam pembelajaran IPS terpadu.

8
Oleh karena pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan perpaduan
dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam ilmu-ilmu sosial, maka
implikasinya dalam pembelajaran diperlukan bahan ajar yang lebih lengkap,
komprehensif dan mampu memandu siswa dalam membangun pemahaman dan
kompetensinya dibandingkan dengan pembelajaran monolitik.

Dalam satu topik pembelajaran, dalam hal ini, diperlukan sejumlah


materi/bahan ajar yang sesuai dengan jumlah Standar Kompetensi yang
merupakan jumlah bidang studi yang tercakup di dalamnya. Keberhasilan seorang
guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu tergantung pada wawasan,
pengetahuan, pemahaman, dan tingkat kreativitasnya dalam mengelola bahan ajar.
Semakin lengkap bahan yang terkumpulkan dan semakin luas wawasan dan
pemahaman guru terhadap materi tersebut maka berkecenderungan akan semakin
baik pembelajaran yang dilaksanakan.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berfilosofi


konstruktivisme dibutuhkan sebuah materi/bahan ajar yang kontekstual dan
mampu memandu siswa untuk membangun pemehaman dan kompetensinya,
sehingga materi yang disajikan hendaknya diikuti dengan kegiatan-kegiatan yang
harus dilakukan siswa dalam rangka membangun pemahaman dan kompetensi
tersebut (Nurhadi, 2004 : 213).

c. Sarana Prasarana

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sarana dan


prasarana yang harus tersedia dalam pembelajaran IPS Terpadu pada dasarnya
relatif sama dengan pembelajaran yang lainnya, hanya saja dalam pembelajaran
IPS terpadu memiliki kekhasan tersendiri dalam beberapa hal.

Misalnya dalam pembelajaran IPS Terpadu, guru harus mampu memilih


secara jeli media yang akan digunakan, dalam hal ini media tersebut harus
memiliki kegunaan yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang studi yang
terkait dan mampu membantu siswa dalam membangun pemahaman dan
kompetensinya.

9
Dalam pembelajaran IPS terpadu yang berfalsafahkan konstruktivisme
sarana prasarana memegang peranan yang sangat penting dan strategis mengingat
sumber-sumber belajar yang mampu memberikan pengalaman nyata dan langsung
kepada siswa sulit dibawa kedalam kelas.

Misalnya, kalau guru ingin meningkatkan pemahaman siswa tentang


likuliku sidang tahunan MPR khususnya tentang cara MPR membuat keputusan
atau cara MPR menilai pidato pertanggungjawaban presiden, maka siswa perlu
dibawa ke gedung MPR untuk mengamati secara langsung sidang MPR tersebut.
Bagaimana dengan siswa yang berada di luar Jawa ? tentu sulit untuk
mewujudkannya. Untuk itu guru dalam pembelajaran ini diharapkan dapat
mengoptimalkan sarana prasarana yang tersedia untuk mencapai tujuan
pembelajaran IPS Terpadu.

2. Prinsip pembelajaran terpadu dalam IPS


Prinsip-prinsip atau pedoman dasar pembelajaran IPS di MI sebagaimana
yang terdapat pada buku lapis PGMI antara lain Intregrated (terpadu), Interaksi,
Kesinambungan dan perubahan, Kooperatif, Kontekstual, Problem solving,
Inkuiri, Keterampilan sosial.

Pertama, prinsip intregrated (terpadu). Intregrated istilah ini mirip dengan


istilah integrasi atau keterpaduan, dalam KBBI intregasi (n) adalah pembaharuan
hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Dalam konteks ini integrasi adalah
satu kesatuan antar disiplin ilmu sosial yang saling terkait, dengan demikian dalam
penyampaian materi pembelajaran IPS dilaksanakan dengan memadukan antar
disiplin ilmu yang terkait. Sehingga pembelajaran IPS dapat dilakukan
berdasarkan topik yang terkait, misalnya kegiatan ekonomi penduduk dalam hal
ini ditinjau dari persebaran dan kondisi fisis-geografis yang tercakup dalam
disiplin geografi.

Kedua prinsip interaksi, dalam KBBI berarti hubungan, dan dalam kontek
ini adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Timbulnya interaksi disebabkan

10
oleh dorongan saling membutuhkan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari, baik itu kepuasan, ingin diperhatikan, dan ingin mendapat kasih sayang.
Interaksi merupakan kegiatan yang menjadi kodrat seumur hidup dari manusia
sebagai makhluk sosial. Sejak lahir manusia sudah memiliki naluri untuk
berinteraksi dengan makhluk hidup lain. Dengan bertambahnya umur dan juga
bertambah luasnya pergaulan maka interaksi yang terjadi semakin luas. Sehingga
dalam konteks ini pembelajara IPS menjadi dasar yang mendidik peserta didik
agar memiliki pengetahuan tentang bentuk interaksi secara umum dan juga
medidik peserta didik agar mampu dan terbiasa berinteraksi dengan sesama
makhluk hidup lain. Karena manusia sebagai makhluk sosial ingin hidup
berkelompok dan kosekuensinya saling membutuhkan, saling bekerjasama dalam
melakukan pekerjaan, saling kerjasama dalam pemecahan masalah sosial dan
untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama. Lebih dari itu dalam bekerjasama
dituntut untuk saling kompromi atas keinginan pribadi demi kepentingan
kelompok. Sehingga dalam pembelajaran IPS pendidik diharapkan mampu
menanamkan sifat dasar ini melalui pembelajaran yang ada.

Ketiga prinsip kesinambungan dan perubahan. Dalam kehidupan


bermasyarakat manusia akan selalu terikat dengan adat dan tradisi yang sudah ada
dan diwariskan dari generasi sebelumnya. Pewarisan ini akan berlangsung dari
satu generasi ke generasi yang selanjutnya. Sebagai contoh kesinambungan
kehidupan itu terjadi karena lembaga perkawinan.Seperti halnya uraian diatas
pembelajaran IPS juga harus bersinambung karena pada dasarnya materi dan
pemahaman peserta didik harus sambung-menyambung, sehingga peserta didik
lebih mudah dan cepat memahami materi yang disampaikan. Sebagai contoh
materi sejarah ketika tidak berkesinambungan akan membuat peserta didik
kebingungan memahami alur dan hubungan sebab akibat peristiwa sejarah
tertentu. Selain harus bersinambung pembelajaran IPS juga harus mengikuti
perubahan. Hal ini karena manusia sebagai obyek utama pembelajaran IPS terus
mengalami perubahan sesuai dengan berjalanya waktu serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tidak ada individu, kelompok atau masyarakat yang
berhenti berproses. Misalnya apabila kebudayaan suatu masyarakat berubah, baik

11
besar maupun kecil maupun kecil maka masyarakar yang mempunyai kebudayaan
tersebut juga akan mengalami perubahan sesuai dengan perubahan yang terjadi.
Perubahan sosial ini bias terjadi karena politik, ekonomi, ataupun kemajuan
teknologi dengan skala yang berbeda-beda tiap masyarakat di daerah satu dengan
daerah lainya. Sehingga dalam mengajarkan IPS pendidik harus mengikuti dan
melacak perubahan-perubahan yang terjadi sehingga para peserta didik mampu
mengambil nilai-nilai yang terkandung.

Keempat prinsip kooperatif. Kooperatif dalam KBBI berarti bekerjasama


atau membantu. Dalam pembelajaran kita mengenal cooperative learning yaitu
system pembelajaran yang member kesempatan pada peserta didik untuk salin
berinteraksi dan bekerja sama dengan peserta didik lain. Dalam cooperative
learning ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif, sehingga
memungkinkan peserta didik untuk berinteraksi secara terbuka dan hubungan
yang bersifat interdependensi efektif diantara anggota kelompok. Dalam
pembelajaran IPS siswa dilatih memahami hubungan sosial secara langsung dalam
proses pembelajaran, dan pendidik dapat menggunakan system/strategi
cooperative learning ini sebagai salah satu pembelajaran langsung dalam proses
pebelajaran.Menurut sanjaya cooperative learning memiliki empat prinsip dasar
sebagai berikut :

Pertama, Prinsip Ketergantungan Positif. Kerja kelompok adalah kerja tim,


yaitu keberhasilan dari tugas kelompok tersebut tergantug pada keberhasilan
semua individu dalam kelompok tersebut. Dan keberhasilan tim tersebut
tergantung sejauh mana anggota kelompok tersebut memahami dan tanggung
jawabnya terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu setiap
anggota tergantung dengan anggota yang lainya dan dari keteragntungan ini
keberhasilan kelompok ditentukan. Inilah yang disebut ketergantungan positif
Kedua, tanggung Jawab Perseorangan. Keberhasilan kelompok tergantung dari
keberhasilan setiap individu. Sehingga setiap anggota kelompok harus memiliki
tanggung jawab terhadap kewajiban yang diberikan kepadanya. Implikasinya
dalam evaluasi guru harus memberikan penilaian terhadap individu tida hanya

12
terhadap kelompok

Ketiga, Interaksi Tatap Muka. Implementasi cooperative learning member


ruang kepada setiap individu dalam kelompok untuk saling memberikan informasi
dan membelajarkan seluas-luasnya dengan anggota lainya dalam kelompok.
Interaksi tatap muka akan memberi pengalaman yang berharga kepada setiap
anggota kelompok untuk bekerjasama, manghargai setiap perbedaan
memanfaatkan kelebihan setiap anggota, dan mengisi kekurangan masing- masing
anggota.

Keempat, Partisipasi dan Komunikasi. Tujuan utama cooperative learning


adalah melatih setiap peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan
berkomunikasidengan baik. Dengan cooperative learning diharapkan siswa
mampu mengembangkan kemampuan dasar dalam berkomunikasi seperti
mengemukakan pendapat, bertanya, menjawab, menyatakan setuju, dan
menyanggah pernyataan temanya dengan santun dan tidak memojokan temanya.

Kelima, kontekstual. Salah satu prinsip dasar pembelajaran IPS adalah


kontekstual yaitu dalam proses pembelajaran peserta didik diarahkan untuk belajar
tidak hanya dari materi yang bersumber dari buku akan tetapi dari materi yang
bersifat ada disekitar peserta didik baik lingkup keluarga, teman sebaya, maupun
lingkungan lain. Dengan belajar dari segi lingkungan dan kehidupan disekitar
peserta didik, diharapkan mereka mampu menjadi peserta didik yang mandiri.
Mendorong mereka belajar dari sesama teman yang mempunyai latar belakang
dan keadaan yang berbeda-beda dan juga memahami lingkungan yang berbeda-
beda . Sehingga peserta didik dapat lebih memahami kedaan sosial di sekitar
mereka secara pasti (autentik), karena dalam pembelajaran kontekstual ditekankan
menggunakan penilaian autentik (authentic assessment).

Lebih lanjut untuk memahami dan memperoleh hasil yang maksimal maka
pembelajaran kontekstual menekankan pada tujuh pilar kontekstual, yaitu.
Kontruktivisme, maksudnya peserta didik diberi kesempatan untu membangun
sendiri pengetahuanya bukan menerima saja dari guru. Inkuiri, adalah

13
pengetahuan diperoleh dengan menemukan melalui pengalaman sendiri. Bertanya,
adalah belajar dengan kegiatan produktif, menggali informasi, menghasilkan
pengetahuan. Masyarakat belajar, adalah kerjasama, maju bersama, dan saling
membantu. Pemodelan, maksudnya pembelajaran yang multi way (jalur yang
banyak), mencoba hal-halbaru yang kreatif. Refleksi, adalah pembelajaran yang
komprehensif, evaluasi diri secara internal dan eksternal. Penilaian autentik,
penilaian proses dan hasil, tes dan non tes, multi aspek.

Keenam, problem Solving. Selanjutnya dalam pembelajaran IPS di SD/MI


peserta didik juga di didik supaya mampu mengetahui, memahami, mencari solusi
dalam masalah sosial yang terjadi pada diri peserta didik beserta lingkungan
disekitarnya. Karena dalam pembelajaran berbasis masalah peserta didik
dilibatkan meneliti informasi yang spesifik untuk sampai pada kesimpulan yang
belum ditetapkan sebelumnya.

Dalam pendekatan berbasis problem peserta diminta untuk

1) Menarik pengetahuan dari satu wilayah disiplin ilmu tertentu.


2) Menggunakan pengetahuanya sendiri secara tepat.
3) Menerapkan pengetahuanini dalam serangkaian tantangan.
4) Mereaksi secara tepat terhadapproblem yang muncul.
5) Mencapai solusi yang telah dipertimbangkan dengan berdasar kepada
alasan yang dibenarkan.

Ketujuah Inkuir, prinsip inkuiri merupakan suatu pendekatan pembelajaran


yang menuntut peserta didik untuk mencari dan menemukan sendiri sesuatu yang
baru sebagai hasil belajar.[36] Pendekatan Inkuiri adalah suatu perluasan
prosesproses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Salah satu
prinsip dalam pembelajaran IPS di MI ini bertujuan merangsang kemampuan
bertanya, menyelidiki, meneliti, untuk mengembangkan berfikir kritis dan
mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik. Dalam konteks ini pendidik
diharapkan mampu mengembangkan pembelajaran IPS sebagai proses
pembelajaran yang mampu merangsang kemampuan bertanya, menyelidiki,

14
meneliti, untuk mengembangkan berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan
berfikir peserta didik. Bertitik tolak pada persoalan-persoalan itu peserta didik
dirangsang kemampuan bertanya, menyelidiki, meneliti. Melalui cara inipeserta
didik dirangsang berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan berfikirnya.
Model ini mengajar peserta didik untuk bekerja di dalam kelompoknya untuk
menginvestigasi topik-topik yang kompleks. Maksudnya bahwa kemampuan
untuk mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok adalah penting
baik dalam lingkungan kelas maupun luar kelas.

Kedelapan, keterampilan sosial. Pendekatan keterampilan proses,


bertujuan menumbuhkan keterampilan yang berkaitan dengan sutu proses tertentu
yang perlu dilatihkan. Menanamkan perilaku tertentu biasanya perlu dilatih dan
dibiasakan sehingga nanti akan muncul perilaku yang diharapkan dalam
bermasyarakat. Keterampilan proses bisa dimulai dari mencari informasi sampai
nanti bisa menginformasikannya. Sumber-sumber menumbuhkan keterampilan
proses dalam pembelajaran IPS antara lain peta, globe, gambar atau foto, grafik,
diagram dan sebagainya Kesadaran terhadap manfaat yang akan diberikan
anakanak melalui proses dan hasil akhir kegiatan mereka akan memberikan kita
kemampuan untuk mengartikulasikan manfaat- manfaat ini dan untuk
menggunakan display sekolah dan rapat staf sekolah untuk mempromosikan
contoh-contoh kualitas pembelajaran anak-anak. Dalam konteks pembelajaran IPS
keterampilan yang harus di ketahui dan dikuasai oleh peserta didik adalah
keterampilan sosial yaitu keterampilan-keterampilan bekerjasama,
bergotongroyong, tolong menolong, dan lain sebagainya. Jadi dalam pengertian ini
keterampilan sosial adalah keterampilan peserta didik dalam melakukan
kegiatankegiatan makhluk sosial guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

3. Implementasi pembelajaran terpadu dalam IPS


a. Guru

Oleh karena pembelajaran IPS Terpadu merupakan gabungan antara


berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, yang biasanya terdiri atas beberapa mata
pelajaran sepertiGeografi, Sosiologi/Antropologi, Ekonomi, dan Sejarah, maka

15
dalampelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah, melainkan pembelajaran IPS
dilakukanoleh seorang guru mata pelajaran. Di sekolah pada umumnya guru-guru
IPS terdiri atas guru-guru disiplin ilmuseperti guru Geografi,
Sosiologi/Antropologi, Ekonomi, dan Sejarah. Guru denganlatar belakang tersebut
tentunya sulit untuk beradaptasi ke dalam pengintegrasiandisiplin ilmu-ilmu
sosial, karena mereka yang memiliki latar belakang Geografi tidak memiliki
kemampuan yang optimal pada Ekonomi dan Sejaran, begitu pula sebaliknya. Di
samping itu, pembelajaran IPS terpadu juga menimbulkan konsekuensi terhadap
berkurangnya beban jam pelajaran yang diemban guru-guru yang tercakup ke
dalam IPS, sementara ketentuan yang berkaitan dengan kewajiban atas beban jam
mengajar untuk setiap guru masih tetap. Untuk itu, dalam pembelajaran IPS dapat
dilakukan dengan dua cara, yakni:

1) team teaching, dan


2) guru tunggal. Hal tersebut disesuaikan dengan keadaan guru dan kebijakan
sekolah masing-masing.

a) Team Teaching

Pembelajaran terpadu dalam hal ini diajarkan dengan cara tim; satu
topikpembelajaran dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Setiap guru memiliki
tugas masing-masing sesuai dengan keahlian dan kesepakatan. Kelebihan sistem
ini antara lain adalah:

1) pencapaian KD pada setiap topik efektif karena dalam tim terdiri atas
beberapa yang ahli dalam ilmu-ilmu sosial,

2) pengalaman dan pemahaman siswa lebih kaya daripada dilakukan oleh


seorang guru karena dalam satu tim dapat mengungkapkan berbagai
konsep dan pengalaman, dan
3) siswa akan lebih cepat memahami karena diskusi akan berjalan dengan
narasumber dari berbagai disiplin ilmu. Kelemahan dari sistem ini antara
lain adalah jika tidak ada koordinasi, maka setiap guru dalam tim akan

16
saling mengandalkan sehingga pencapaian KD tidak akan terpenuhi.

Selanjutnya, jika kurang persiapan, penampilan di kelas akan


tersendatsendat karena skenario tidak berjalan dengan semestinya, sehingga para
guru tidak tahu apa yang akan dilakukan di dalam kelas. Untuk itu maka
diperlukan beberapa langkah seperti berikut.

1) Dilakukan penelaahan untuk memastikan berapa KD dan SK yang harus


dicapai dalam satu topik pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan berapa
guru bidang studi IPS yang dapat dilibatkan dalam pembelajaran pada
topik tersebut.
2) Setiap guru bertanggung jawab atas tercapainya KD yang termasuk dalam
SK yang ia mampu, seperti misalnya SK-1 oleh guru dengan latar
belakang Sosiologi/Antropologi, SK-2 oleh guru dengan latar belakang
Geografi, dan seterusnya.
3) Disusun skenario pembelajaran dengan melibatkan semua guru yang
termasuk ke dalam topik yang bersangkutan, sehingga setiap anggota
memahami apa yang harus dikerjakan dalam pembelajaran tersebut.
4) Sebaiknya dilakukan simulasi terlebih dahulu jika pembelajaran dengan
sistem ini merupakan hal yang baru, sehingga tidak terjadi kecanggungan
di dalam kelas.
5) Evaluasi dan remedial menjadi tanggung jawab masing-masing guru sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, sehingga akumulasi
nilai gabungan dari setiap Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi
menjadi nilai mata pelajaran IPS.

b) Guru Tunggal

Pembelajaran IPS dengan seorang guru merupakan hal yang ideal dilakukan. Hal
ini disebabkan:

1) IPS merupakan satu mata pelajaran,


2) guru dapat merancang skenario pembelajaran sesuai dengan topik yang ia

17
kembangkan tanpa konsolidasi terlebih dahulu dengan guru yang lain, dan
3) oleh karena tanggung jawab dipikul oleh seorang diri, maka potensi untuk
saling mengandalkan tidak akan muncul.

Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan dalam pembelajaran IPS terpadu


yang dilakukan oleh guru tunggal, yakni:

1) oleh karena mata pelajaran IPS terpadu merupakan hal yang baru,
sedangkan guru-guru yang tersedia merupakan guru bidang studi sehingga
sangat sulit untuk melakukan penggabungan terhadap berbagai bidang
studi tersebut,
2) seorang guru bidang studi geografi tidak menguasai secara mendalam
tentang sejarah dan ekonomi sehingga dalam pembelajaran IPS terpadu
akan didominasi oleh bidang studi geografi, serta
3) jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka
pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai
karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna.

Untuk tercapainya pembelajaran IPS Terpadu yang dilakukan oleh guru tunggal
tersebut, maka dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut.

1) Guru-guru yang tercakup ke dalam mata pelajaran IPS diberikan pelatihan


bidang-bidang studi di luar bidang keahliannya, seperti guru bidang studi
Sejarah diberikan pelatihan tentang bidang studi Geografi dan Ekonomi.
2) Koordinasi antar bidang studi yang tercakup dalam mata pelajaran IPS
tetap dilakukan, untuk mereviu apakah skenario yang disusun sudah dapat
memenuhi persyaratan yang berkaitan dengan bidang studi di luar yang ia
mampu.
3) Disusun skenario dengan metode pembelajaran yang inovatif dan
memunculkan nalar para siswa sehingga guru tidak terjebak ke dalam
pemaparan yang parsial bidang studi.
4) Persiapan pembelajaran disusun dengan matang sesuai dengan target
pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai dengan

18
topik yang dihasilkan dari pemetaan yang telah dilakukan.

b. Siswa

Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran IPS Terpadu memiliki peluang


untuk pengembangan kreativitas akademik. Hal ini disebabkan model ini
menekankan pada pengembangan kemampuan analitik, kemampuan asosiatif,
serta kemampuan eksploratif dan elaboratif. Pembelajaran IPS Terpadu ini akan
lebih dipahami siswa jika dalam penyajiannya lebih mengupas pada permasalahan
sosial yang ada, terutama permasalahan sosial di lingkungan siswa itu sendiri.

Selain itu, model pembelajaran IPS Terpadu dapat mempermudah dan


memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap, dan memahami
keterkaitan atau hubungan antara konsep, pengetahuan, nilai atau tindakan yang
terdapat dalam beberapa indikator dan Kompetensi Dasar. Dengan
mempergunakan model pembelajaran IPS Terpadu, secara psikologik, siswa
digiring berpikir secara luas dan mendalam untuk menangkap dan memahami
hubungan-hubungan konseptual yang disajikan guru. Selanjutnya, siswa akan
terbiasa berpikir terarah, teratur, utuh, menyeluruh, sistemik, dan analitik. Dengan
demikian, pembelajaran model ini menuntun kemampuan belajar siswa lebih baik,
baik dalam aspek intelegensi maupun kreativitas.

c. Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki peran yang penting dalam pembelajaran termasuk


dalam pembelajaran terpadu. Oleh karena pembelajaran IPS Terpadu pada
dasarnya merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam
ilmu-ilmu sosial, maka dalam pembelajaran ini memerlukan bahan ajar yang lebih
lengkap dan komprehensif dibandingkan dengan pembelajaran monolitik. Dalam
satu topik pembelajaran, dalam hal ini, diperlukan sejumlah sumber belajar yang
sesuai dengan jumlah Standar Kompetensi yang merupakan jumlah bidang studi
yang tercakup di dalamnya. Jika pembelajaran dalam satu topik tersebut
mencakup seluruh SK (4 Standar Kompetensi), maka ia akan memerlukan bahan

19
ajar yang mencakup empat bidang studi yakni Sosiologi/Antroplogi, Geografi,
Sejarah, dan Ekonomi.

Sumber belajar utama yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS


Terpadu dapat berbentuk teks tertulis seperti buku, majalah, brosur, surat kabar,
poster dan informasi lepas, atau berupa lingkungan sekitar seperti: lingkungan
alam, lingkungan sosial sehari-hari. Seorang guru yang akan menyusun materi
perlu mengumpulkan dan mempersiapkan bahan kepustakaan atau rujukan (buku
dan pedoman yang berkaitan dan sesuai) untuk menyusun dan mengembangkan
silabus. Pencarian informasi ini, sebenarnya dapat pula memanfaatkan perangkat
teknologi informasi mutakhir seperti multimedia dan internet.

Bahan yang akan digunakan dapat berbentuk buku sumber utama


Sosiologi/Antropologi, Geografi, Sejarah, dan Ekonomi maupun buku penunjang
lainnya. Di samping itu, bahan bacaan penunjang seperti jurnal, hasil penelitian,
majalah, koran, brosur, serta alat pembelajaran yang terkait dengan indikator dan
Kompetensi Dasar ditetapkan. Sebagai bahan penunjang, dapat juga digunakan
disket, kaset, atau CD yang berisi cerita atau tayangan yang berkaitan dengan
bahan yang akan dipadukan. Guru, dalam hal ini, dituntut untuk rajin dan kreatif
mencari dan mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembelajaran.
Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu tergantung
pada wawasan, pengetahuan, pemahaman, dan tingkat kreativitasnya dalam
mengelola bahan ajar. Semakin lengkap bahan yang terkumpulkan dan semakin
luas wawasan dan pemahaman guru terhadap materi tersebut maka
berkecenderungan akan semakin baik pembelajaran yang dilaksanakan.

Bahan yang sudah terkumpul selanjutnya dipilah, dikelompokkan, dan


disusun ke dalam indikator sesuai Kompetensi Dasar. Setelah bahan-bahan yang
diperlukan terkumpul secara memadai, seorang guru selanjutnya perlu
mempelajari secara cermat dan mendalam tentang isi bahan ajar yang berkaitan
dengan langkah kegiatan berikutnya

d. Media Pembelajaran

20
Menurut Briggs dalam Sri Anitah (2009: 1), media pembelajaran pada
hakikatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi
pembelajaran. Sedangkan menurut Trianto (2007: 75), media pembelajaran adalah
sebagai penyampai pesan (the carriers of massages) dari beberapa sumber saluran
ke penerima pesan (the receiver 0f the massages).

Media Pembelajaran yang harus tersedia dalam pembelajaran IPS Terpadu


pada dasarnya relatif sama dengan pembelajaran yang lainnya, hanya saja ia
memiliki kekhasan tersendiri dalam beberapa hal. Dalam pembelajaran IPS
Terpadu, guru harus memilih secara jeli media yang akan digunakan, dalam hal ini
media tersebut harus memiliki kegunaan yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai
subbidang studi yang terkait dan tentu saja terpadu. Misalnya, peta yang
digunakan tidak hanya peta yang dapat digunakan untuk Standar Kompetensi yang
berkaitan dengan Geografi saja melainkan juga dapat digunakan untuk mencapai
Standar Kompetensi yang lainnya.

Namun demikian, dalam pembelajaran ini tidak menutup kemungkinan


untuk menggunakan media yang relatif lebih banyak dari pembelajaran monolitik.
Hal ini disebabkan untuk memberikan pengalaman yang terpadu, siswa harus
diberikan ilustrasi dan demonstrasi yang komprehensif untuk satu topik tertentu.
Guru harus memilih secara jeli terhadap penggunaan media supaya dapat
digunakan dan dimanfaatkan oleh berbagai bidang studi yang terkait. Guru dalam
pembelajaran ini juga diharapkan dapat mengoptimalkan sarana yang tersedia
untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS Terpadu

BAB III

PENUTUP

D. Kesimpulan
Pembelajaran yang bermakna menghasilkan keaktifan peserta didik dalam
proses belajar mengajar apalagi didukung sarana pembelajaran yang memadahi

21
dan model pembelajaan yang inovatif serta kreativitas para guru IPS dalam
mendesain sebuah pembelajaran. Kecakapan dan kreativitas guru untuk mencapai
kondisi, media dan model pembelajaran merupakan bagian penting yang
mendukung keberhasilan pembelajaran IPS Terpadu.

Peranan model pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS yang


didesain secara benar dan prosedural dapat meningkatkan keefektifan dan
kebermaknaan bagi peserta didik. Selanjutnya seharusnya guru berperan sebagai
motivator dan fasilitator, sehingga alah yang seharusnya lebih aktif berperan
dalam proses pembelajaran. Kapasitas guru sebagai motivator, fasilitator, perlu
dipelajari yang belajar adalah siswa. Selebihnya dari mengajar tugas guru adalah
membimbing siswa. Bimbingan yang dilakukan guru mapel adalah bimbingan
kepada siswa yang mengalami kesulitan pada upaya mencapai tujuan yang
ditetapkan yang diukur berdasarkan indikator – indikator yang disiapkan.

E. Saran
Saran kepada guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Guru IPS hendaknya:

a. Meningkatkan pemahaman terhadap kurikulum yang berlaku sehingga


menguasai tujuan pembelajaran dengan baik.
b. Menyusun dan memperkaya bahan ajar dengan memanfaatkan buku
referensi, media cetak dan elektronik serta lingkungan.
c. Mampu memilih dan mengembangkan bahan ajar yang faktual, aktual, dan
sesuai dengan kebutuhan siswa.

d. Mengurangi penggunaan metode ceramah untuk menghindari kejenuhan


dan mematikan kreativitas siswa. Sebaliknya guru hendaknya
menggunakan metode inkuiri dengan memanfaatkan referensi agar siswa
lebih aktif dan kreatif mencari rujukan untuk memecahkan masalah.
e. Mengenali kemampuan siswa dengan melihat kelebihan dan kelemahan,
terutama mengidentifikasi kesulitan belajar mereka sehingga mereka dapat
direncanakan format pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

22
kesulitan belajar siswa tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

23

Anda mungkin juga menyukai