Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

TEMA ATAU TOPIK PEMBELAJARAN DARI MUATAN IPS


DI SEKOLAH DASAR

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Muatan IPS dalam Pembelajaran Tematik
Yang dibina oleh Ibu Dr. Siti Mas’ula, M.Pd

Oleh:
Kelompok 3
Aderly Anora (210151601614)
Friska Olivia (210151601681)
Hikmah Puja Mulyaningsih (210151601670)
Luthfia Ardhana Farhan (210151601871)
Maricha Kresnawati Sita Gesang (210151601759)
Musa Alamsyah (210151601787)
Nada Nafisah (210151601647)
Nurul Layly Maulida Wahyudi (210151601812)
Rifdah Afifah (210151601798)
Roselyn Diamantha Raissa (210151601892)
A21

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Tema atau Topik Pembelajaran dari Muatan IPS di Sekolah
Dasar” dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.
Siti Mas’ula, M.Pd, selaku dosen Mata Kuliah Muatan IPS dalam Pembelajaran
Tematik, yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan
tugas ini. Makalah ini kami susun secara maksimal dengan segala pengetahuan
yang kami miliki dan didukung dengan berbagai sumber rujukan serta kerja sama
yang kompak antar anggota kelompok. Untuk itu kami menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini. Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan wawasan yang
berguna bagi para pembaca terkait tema atau topik pembelajaran dari muatan IPS
di sekolah dasar.
Kami yakin dalam penyusunan makalah ini masih memiliki kekurangan
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang, 16 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan .........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1 Pengertian dan Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik dalam Kurikulum
SD ..............................................................................................................3
2.2 Konsep Pembelajaran Tematik di SD ........................................................ 5
2.3 Karakteristik, Kelebihan, dan Kelemahan Pembelajaran Tematik di SD .. 6
2.4 Sintak Pembelajaran Tematik dan Implikasinya di SD ..............................8
2.5 Hal-Hal yang perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Tematik Muatan
IPS di SD .................................................................................................15
2.6 Tema atau Topik Muatan IPS dalam Pembelajaran Tematik di SD .........16
BAB III PENUTUP ..............................................................................................30
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................30
3.2 Saran ........................................................................................................31
DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................... 32
GLOSARIUM ...................................................................................................... 34

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki peran yang sangat penting


dalam pembentukan pemahaman siswa tentang dunia yang mereka huni. Di
tingkat Sekolah Dasar (SD) di Indonesia, penyampaian materi IPS yang
efektif adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh para pendidik. Salah
satu pendekatan yang telah muncul dan diterapkan dalam konteks
pembelajaran di SD adalah pendekatan tematik. Pembelajaran tematik adalah
pendekatan yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran ke dalam satu
tema atau topik pembelajaran serta mampu menciptakan lingkungan
pembelajaran yang menarik, bermakna, dan kontekstual (Majid, 2014:89).
Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) berperan penting dalam memahami
dinamika masyarakat, budaya, sejarah, ekonomi, dan politik. Dalam konteks
ini, penerapan pendekatan pembelajaran tematik dalam IPS menjadi sangat
relevan dan menarik bagi siswa, memotivasi mereka untuk menggali lebih
dalam tentang konsep-konsep sosial yang kompleks.
Makalah ini akan menjelajahi pembelajaran tematik di SD, menggali
lebih dalam tentang bagaimana pendekatan ini diimplementasikan dalam
proses pembelajaran serta evaluasi menyeluruh tentang kelebihan serta
kekurangannya. Selain itu, kami juga akan membahas tentang tema atau topik
muatan IPS dalam pembelajaran tematik di SD, baik pada kelas rendah
maupun kelas tinggi. Dengan demikian, makalah ini akan memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang penggunaan pembelajaran tematik
dalam konteks pendidikan dasar, khususnya dalam pembelajaran IPS.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan prinsip dasar pembelajaran tematik dalam kurikulum
SD?
2. Bagaimana konsep pembelajaran tematik di SD?
3. Apa karakteristik, kelebihan, dan kelemahan pembelajaran tematik di SD?

1
2

4. Bagaimana sintak pembelajaran tematik dan implikasinya di SD?


5. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran tematik
muatan IPS di SD?
6. Apa saja tema atau topik muatan IPS dalam pembelajaran tematik di SD?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan
penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pengertian dan prinsip dasar dari pembelajaran tematik
dalam kurikulum SD.
2. Untuk menjelaskan konsep pembelajaran tematik di SD.
3. Untuk mengidentifikasi karakteristik, kelebihan, dan kelemahan
pembelajaran tematik di SD.
4. Untuk menjelaskan sintak pembelajaran tematik dan implikasinya di SD.
5. Untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran tematik muatan IPS di SD.
6. Untuk mengidentifikasi tema atau topik muatan IPS dalam pembelajaran
tematik di SD.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik dalam Kurikulum


SD
Pembelajaran tematik adalah metode pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dengan menggunakan tema
sebagai penghubungnya, sehingga siswa dapat mengalami pembelajaran yang
memiliki makna. Pembelajaran terpadu, di sisi lain, merujuk pada pendekatan
pembelajaran yang menggabungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan,
sikap, dan nilai, baik di dalam satu mata pelajaran maupun melibatkan mata
pelajaran yang berbeda. Pembelajaran tematik menitikberatkan pada
pemilihan tema khusus yang sesuai dengan konten pelajaran, dengan tujuan
mengajarkan satu atau beberapa konsep yang menggabungkan berbagai
informasi. Pembelajaran tematik disusun untuk meningkatkan pencapaian
belajar yang paling baik dan optimal dengan memanfaatkan pengalaman
siswa yang mencakup berbagai aspek kehidupan mereka dan pengetahuan
yang dimiliki.
Seperti dalam pembelajaran terpadu, pembelajaran tematik juga
mengikuti prinsip-prinsip dasar yang sama. Pada pembelajaran tematik,
penting untuk memilih materi dari beberapa mata pelajaran yang dapat
diintegrasikan dan memiliki hubungan satu sama lain. Dengan cara ini, materi
yang dipilih akan dapat menggambarkan tema dengan makna yang lebih
dalam. Pembelajaran tematik tidak boleh melanggar tujuan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Sebaliknya, pembelajaran tematik harus sejalan
dengan pencapaian tujuan pembelajaran yang ada dalam kurikulum. Secara
umum, prinsip dasar pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi 4
prinsip yaitu:
1.Prinsip penggalian tema
Prinsip penggalian tema adalah prinsip utama dalam
pembelajaran tematik. Artinya tema-tema yang tumpang tindih dan ada
keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Maka dari itu
harus memperhatikan beberapa kriteria, yaitu:

3
4

a. Tema harusnya tidak terlalu luas, namun bisa digunakan untuk


memadukan beberapa mata pelajaran.
b. Tema harus bermakna, tema yang dipilih harus memberikan bekal
dan modal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
c. Tema disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
d. Tema dikembangkan harus bisa mewadahi minat anak.
e. Tema setidaknya mempertimbangkan peristiwa autentik yang terjadi
di rentang waktu belajar.
f. Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku.
g. Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

2. Prinsip pengelolaan pembelajaran


Pengelolaan pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal
ketika guru dapat menempatkan dirinya dalam seluruh proses. Ini berarti
guru harus memiliki peran sebagai fasilitator dan mediator selama
pembelajaran:
a. Guru sebaiknya tidak berperan sebagai satu-satunya aktor yang
mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar.
b. Penunjukan tanggung jawab kepada individu dan kelompok harus
jelas dalam setiap tugas yang membutuhkan kerja sama kelompok.
c. Guru perlu mengakomodasi ide-ide yang mungkin tidak pernah
terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran

3.Prinsip evaluasi
Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus utama dalam setiap
kegiatan. Bagaimana hasil dari suatu pekerjaan dapat diketahui tanpa
dilakukan evaluasi. Dalam konteks evaluasi pembelajaran tematik, ada
beberapa langkah positif yang perlu diambil, termasuk:
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri
(self evaluation/self assessment) selain bentuk evaluasi lainnya.
b. Guru perlu mendorong siswa untuk mengevaluasi pencapaian hasil
belajar mereka berdasarkan kriteria keberhasilan dalam mencapai
tujuan.
5

4.Prinsip reaksi
Dampak pengiring (nurturant effect) yang berpengaruh penting
terhadap perilaku yang disadari belum ditekankan oleh guru dalam
proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tujuan-tujuan
pembelajaran dapat dicapai sepenuhnya. Guru harus merespons tindakan
siswa dalam semua situasi dan tidak hanya berfokus pada aspek yang
sempit, tetapi memastikan pembelajaran berlangsung secara utuh dan
memiliki makna. Pembelajaran tematik dapat memberikan kesempatan
ini, dan guru seharusnya mencari cara untuk mengekspos hasil-hasil
yang dicapai melalui dampak pengiring tersebut.

2.2 Konsep Pembelajaran Tematik di SD


Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema-
tema untuk menghubungkan berbagai topik guna memberikan pengalaman
bermakna bagi siswa. Penerapan pembelajaran pendekatan tematik di kelas
awal oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tidak terlepas dari
pengembangan pendekatan pembelajaran tematik. Melihat perkembangan
konsep pendekatan tematik di Indonesia, model pembelajaran tematik yang
dikemukakan oleh Fogarty (1990) saat ini sedang banyak diteliti dan
dikembangkan. Model pembelajaran tematik yang dikemukakan oleh Fogarty
didasarkan pada konsep pendekatan interdisipliner yang dikembangkan oleh
Jacob (1989). Jacob (1989) dan Fogarty (1991) berpendapat bahwa wujud
penerapan pendekatan integratif itu bersifat rentangan (continuum). Fogarty
(1991) menyatakan bahwa ada 10 model integrasi pembelajaran, yaitu model
fragmented, connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded,
integrated, immersed, dan networked. Model-model itu merentang dari yang
paling sederhana hingga yang paling rumit, mulai dari separated- subject
sampai eksplorasi ketematikan antar aspek dalam satu bidang studi (model
fragmented, connected, nested), model yang menerpadukan antar berbagai
bidang studi (model sequenced, shared, webbed, threaded, integrated), hingga
menerpadukan dalam diri pembelajar sendiri dan lintas pembelajar (model
immersed dan networked).
6

Pembelajaran yang memisahkan secara tegas penyajian mata pelajaran-


mata pelajaran tersebut membuahkan kesulitan bagi setiap anak karena hanya
akan memberikan pengalaman belajar yang bersifat artifisial, atau pengalaman
belajar dibuat-buat. Oleh karena itu, proses pembelajaran pada satuan sekolah
dasar, khususnya pada kelas bawah, hendaknya dirancang dengan tepat karena
mempengaruhi kebermaknaan pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar
menunjukkan hubungan antar unsur konseptual baik di dalam maupun antar
mata pelajaran, memberikan peluang pembelajaran yang efektif dan lebih
bermakna.
Pembelajaran tematik sebagai sebuah konsep merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang mencakup beberapa unsur. Ini dianggap
sebagai pendekatan yang berfokus pada praktik untuk pembelajaran tematik
yang efektif dan membantu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memahami masalah kompleks yang ada di lingkungan mereka dalam
gambaran yang lengkap. Ini menantang siswa untuk mengidentifikasi,
mengumpulkan, dan mengevaluasi informasi di sekitar mereka dengan cara
yang bermakna.

2.3 Karakteristik, Kelebihan, dan Kelemahan Pembelajaran Tematik di SD


Pembelajaran tematik memiliki beberapa karakteristik. Hal ini sejalan
dengan Dewan Pertimbangan Nasional dan Prastowo menyatakan bahwa
terdapat karakteristik pembelajaran tematik, yaitu:
1. Pembelajaran berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa menempatkan siswa
sebagai subjek belajar dan guru berperan sebagai fasilitator untuk
membantu siswa dalam proses pembelajaran.
2. Memberikan pengalaman langsung
Karakteristik yang kedua ialah pembelajaran tematik memberikan
pengalaman langsung. Hal ini berarti dalam pembelajaran tematik siswa
akan diberikan pengalaman langsung yang mana siswa akan dihadapkan
pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang
abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
7

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang mengusung


pembelajaran bertema. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar
pelajaran tidak begitu jelas. Pada pembelajaran tematik difokuskan pada
tema-tema yang paling dekat dengan kehidupan siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian,
siswa mampu memahami konsep secara utuh. Hal ini diperlukan untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat fleksibel. Hal ini berarti dalam
pembelajaran guru bisa mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran lainnya. Guru juga bisa mengaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan yang
dekat dengan siswa baik lingkungan sekolah dan lingkungan tempat
tinggal siswa.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang mengaitkan
dengan kehidupan siswa. Oleh karena itu, hasil dari pembelajaran tematik
sendiri memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

Menurut M. Zuhdi, terdapat beberapa kelebihan dari pembelajaran


tematik, yaitu:
1. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menyenangkan. Hal
ini dikarenakan pembelajaran tematik lebih mengedepankan minat dan
kebutuhan siswa.
2. Pembelajaran tematik memberikan pengalaman dan kegiatan belajar yang
relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.
3. Hasil pembelajaran tematik dirasa akan bertahan lama karena dalam
proses pembelajaran guru akan melakukan pembelajaran yang berkesan
dan bermakna bagi siswa.
8

4. Pembelajaran tematik mengembangkan keterampilan berpikir siswa


sesuai dengan permasalahan yang terjadi di sekitar lingkungan siswa.
5. Pembelajaran tematik menumbuhkan keterampilan sosial dan kerja sama.
6. Pembelajaran tematik mampu menumbuhkan sikap toleransi, komunikasi,
dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
7. Pembelajaran tematik menyajikan kegiatan yang bersifat nyata dan sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi dalam lingkungan siswa.

Pembelajaran tematik juga memiliki kelemahan dalam Pendidikan.


Menurut, Rora Rizki Wandani (2017), mengatakan bahwa kelemahan dalam
pembelajaran tematik terjadi apabila dilakukan oleh guru. Hal ini terjadi jika
guru kelas kurang menguasai secara mendalam mengenai konsep
pembelajaran tematik sehingga dalam proses pembelajaran guru akan merasa
sulit untuk mengaitkan tema dengan materi pokok setiap mata pelajaran. Di
samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode
pembelajaran yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena metode pembelajaran yang
tidak sesuai dengan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

2.4 Sintak Pembelajaran Tematik dan Implikasinya di SD


Sejatinya langkah-langkah (sintak) model pembelajaran tematik sama
saja dengan sintak model pembelajaran pada umumnya. Menurut Trianto
(2007:15) model pembelajaran tematik memiliki tiga tahapan yakni tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Kelebihan dari sintak
model pembelajaran tematik yakni bersifat fleksibel. Artinya, bahwa sintak
dalam pembelajaran terpadu dapat diakomodasikan dari berbagai model
pembelajaran yang dikenal dengan istilah setting atau merekonstruksi.
1. Tahap Perencanaan
Terdapat beberapa hal yang harus dilaksanakan pada tahap
perencanaan. Tahap perencanaan meliputi pemetaan kompetensi dasar,
pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus, dan penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran.
a. Pemetaan kompetensi dasar
9

Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara


utuh dan menyeluruh tentang semua standar kompetensi, kompetensi
dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan di
dalam tema. Kegiatan yang harus dilakukan dalam pemetaan
kompetensi dasar, yakni:
1) Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
indikator
Kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam
mengembangkan indikator perlu memperhatikan (a) Indikator yang
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, (b)
Indikator yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran, dan (c) Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan dapat diamati.
2) Menentukan tema
Terdapat dua cara yang dapat dilakukan saat menentukan
tema yaitu (1) mempelajari standar kompetensi dan kompetensi
dasar pada masing-masing mata pelajaran, kemudian dilanjutkan
untuk menentukan tema yang sesuai. (2) menetapkan terlebih
dahulu tema-tema pengikat keterpaduan. Guru dapat bekerja sama
dengan siswa didik dalam menentukan tema, sehingga penentuan
tema sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Terdapat beberapa
prinsip untuk menentukan tema, yaitu:
a) Memperhatikan lingkungan yang dekat dengan siswa
b) Tema ditentukan dari yang mudah menuju yang sulit
c) Tema ditentukan dari yang sederhana menuju yang kompleks
d) Tema ditentukan dari yang konkret menuju yang abstrak
e) Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses
berpikir pada diri siswa
f) Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan
perkembangan siswa, serta minat, kebutuhan, dan
kemampuannya.
10

3) Mengidentifikasi dan menganalisis standar kompetensi,


kompetensi dasar dan indikator
Melakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk
setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar
dan indikator terbagi habis.

b. Menetapkan jaringan tema


Menetapkan jaringan tema dengan menghubungkan
kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan
jaringan tema tersebut maka akan terlihat kaitan antara tema,
kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaring tema
ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.

c. Menyusun silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilaksanakan pada tahap-tahap
sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen
silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
pengalaman belajar, alat dan sumber serta penilaian atau evaluasi.

d. Menyusunkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana pembelajaran merupakan realisasi dari pengalaman
belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran.
Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi:
1) Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan
dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan
yang dialokasikan).
2) Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.
3) Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam
rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
4) Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang
harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi
pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi
11

dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan


pembukaan /eksplorasi, inti/elaborasi dan penutup/konfirmasi).
5) Alat dan media yang digunakan untuk mempermudah pencapaian
kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan di dalam
kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar
yang harus dikuasai.
6) Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan
digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta
tindak lanjut hasil penilaian).

Dalam tahap perencanaan model pembelajaran tematik selain


memadukan standar kompetensi. Kompetensi dasar dan indikator dari
berbagai mata pelajaran dapat juga dipadukan dengan berbagai jenis
keterampilan yang ingin disampaikan dalam pembelajaran. Seperti
dicontohkan oleh Fogarty (1991:28) dalam pembelajaran tematik dapat
dipadukan keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan sosial
(social skill) dan keterampilan mengorganisir (organizing skill).

2. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan model pembelajaran tematik secara
umum terbagi dalam tiga tahapan, yaitu pembukaan atau
pendahuluan/eksplorasi, kegiatan inti/elaborasi, dan kegiatan
penutup/konfirmasi. Prinsip utama dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik meliputi: Pertama, guru tidak mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran
memungkinkan siswa menjadi pembelajar mandiri. Kedua, pelaksanaan
pembelajaran dilakukan secara individu dan kelompok yang di dalamnya
menuntut adanya tanggung jawab dan kerja sama, dan ketiga, guru perlu
akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam proses perencanaan Depdiknas (1996:6). Tahap pelaksanaan dalam
pembelajaran tematik harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi
dasar dan indikator serta keterampilan lain yang ingin dipadukan.
Pelaksanaan pembelajaran tematik juga memberikan peluang untuk
12

menggunakan berbagai metode dan strategi yang berpusat pada siswa dan
sesuai dengan tingkat perkembangannya.
a. Kegiatan pembukaan atau pendahuluan/eksplorasi
Kegiatan pendahuluan dilakukan untuk menciptakan suasana
awal pembelajaran sebagai upaya mendorong siswa untuk
memfokuskan diri agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan
baik. Dengan kata lain kegiatan pembukaan ini adalah untuk
pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap
pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan misalnya dengan
bercerita, bernyanyi atau kegiatan fisik/jasmani.
b. Kegiatan inti/elaborasi
Dalam kegiatan ini difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang
bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung.
Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
berbagai strategi atau metode yang bervariasi dan dapat dilakukan
secara klasikal, kelompok kecil ataupun perorangan.
c. Kegiatan penutup/konfirmasi
Sifat dari kegiatan penutup ini adalah untuk menenangkan dan
mengakhiri pembelajaran. Kegiatan penutup dapat dilakukan dengan
menyimpulkan atau menyampaikan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan oleh siswa.

3. Tahap evaluasi
Menurut Tim Puskur (2007:14) evaluasi dalam pembelajaran
tematik adalah usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara
berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari
pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh siswa melalui
pembelajaran. Adapun tujuan dari tahap evaluasi ini adalah untuk
mengetahui pencapaian indikator yang telah ditetapkan, memperoleh
umpan balik bagi guru untuk mengetahui hambatan yang terjadi dalam
pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran, memperoleh gambaran
yang jelas tentang perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap
siswa, sebagian acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut.
13

Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan


evaluasi hasil pembelajaran. Menurut Departemen Pendidikan Nasional
(1996:6) dalam tahap evaluasi sebaiknya memperhatikan prinsip evaluasi
pembelajaran tematik sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan evaluasi
diri di samping bentuk evaluasi lainnya.
b. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar
yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan
yang akan dicapai.
c. Penilaian dilaksanakan secara terus menerus dan selama proses
pembelajaran berlangsung.
d. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-
masing kompetensi dasar dan hasil belajar dari mata pelajaran.
e. Hasil karya siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam
mengambil keputusan.
Alat penilaian yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik
bisa berupa tes dan non tes. Tes mencakup tertulis, lisan atau perbuatan,
catatan harian perkembangan siswa dan portofolio. Pada pembelajaran
tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian kompetensi
dasar dan indikator pada tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema yang
diajarkan. Dengan demikian penilaian tidak lagi terpadu melalui tema,
melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan kompetensi dasar, hasil
belajar dan indikator mata pelajaran.

Pembelajaran tematik di Sekolah Dasar memberikan berbagai


implikasi bagi beberapa pihak. Baik bagi guru, siswa, sarana dan prasarana,
dan proses pembelajarannya.
1. Implikasi bagi guru
Pelaksanaan pembelajaran tematik membutuhkan guru yang lebih
kreatif dalam menyiapkan kegiatan pembelajaran. Namun, tidak hanya
dalam menyiapkan kegiatan pembelajaran saja, guru juga harus lebih
kreatif dalam hal pemilihan kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan
14

juga mengaturnya agar pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan


bermakna.
2. Implikasi bagi siswa
Pelaksanaan pembelajaran tematik dapat memberikan peluang
untuk mengembangkan kreativitas siswa, hal ini dikarenakan pembelajaran
tematik menekankan pada pengembangan kemampuan analitik terhadap
konsep-konsep yang dipadukan. Pembelajaran tematik lebih banyak
berpusat pada siswa, oleh karena itu siswa dituntut untuk lebih aktif dalam
pembelajaran berlangsung. Siswa juga diharuskan mampu mengikuti
pembelajaran yang sangat bervariasi seperti diskusi kelompok,
mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah. Oleh karena
itu, siswa juga harus siap untuk belajar secara individual, berpasangan, dan
berkelompok.
3. Implikasi bagi sarana dan prasarana
Mengingat bahwa pembelajaran tematik mengharuskan siswa baik
secara individual maupun berkelompok untuk lebih aktif mencari,
menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan
autentik. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran memerlukan berbagai
sarana dan prasarana yang menunjang siswa untuk dapat melaksanakan
kegiatan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik memerlukan
berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus untuk
keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design) maupun sumber belajar
yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).
Pembelajaran tematik juga perlu mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep yang abstrak.
4. Implikasi terhadap pengaturan ruang
Dalam melaksanakan pembelajaran tematik perlu merancang
ruangan agar suasana pembelajaran terasa nyaman dan menyenangkan.
Pengaturan ruang kelas meliputi penataan yang disesuaikan dengan topik
pelajaran, penataan meja dapat diubah-ubah tergantung kebutuhan
pembelajaran yang berkesinambungan dan ada kalanya siswa tidak selalu
15

duduk di kursi jika diperlukan, tetapi dapat juga duduk di atas tikar atau
karpet. Kegiatan pembelajaran tematik hendaknya bervariasi dan dapat
dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dinding kelas juga
dapat digunakan untuk memajang hasil karya siswa dan sebagai sumber
belajar. Bahan ajar, fasilitas dan sumber daya hendaknya dikelola dengan
baik sehingga mudah digunakan dan diingat oleh siswa
5. Implikasi terhadap proses pembelajaran
Implementasi pembelajaran tematik dilakukan berbagai variasi
kegiatan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran
tematik seperti melakukan percobaan, bermain peran, penelitian sederhana,
demonstrasi, dan tanya jawab.

2.5 Hal-Hal yang perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Tematik Muatan


IPS di SD
Pembelajaran tematik di Sekolah Dasar memiliki peran yang penting
dalam memberikan pengalaman pembelajaran yang holistik dan bermakna
bagi siswa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran tematik
muatan IPS di SD antara lain:
1. Tujuan pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang lebih efektif dan
menyeluruh.
2. Perlunya mengalokasikan waktu yang cukup untuk setiap materi dalam
pelaksanaan pembelajaran.
3. Memilih topik yang relevan dengan lingkungan peserta didik dan
kurikulum IPS yang berlaku.
4. Memastikan materi IPS terintegrasi dengan mata pelajaran lain dalam
tema tersebut, seperti Bahasa Indonesia, Matematika, Seni, atau lainnya.
5. Memanfaatkan sumber daya lokal, seperti kunjungan ke tempat bersejarah,
tokoh lokal, atau ahli dalam bidang IPS sehingga dapat memperkaya
pengalaman siswa.
6. Mengutamakan keterampilan dasar yang akan dicapai peserta didik dari
pada tema, seperti berpikir kritis, seperti analisis, evaluasi, dan pemecahan
masalah, dalam konteks materi IPS.
16

2.6 Tema atau Topik Muatan IPS dalam Pembelajaran Tematik di SD


1. Materi Kelas Rendah (Kelas I, II, dan III)
Pembelajaran tematik menempatkan mata pelajaran IPS bagi anak
SD/MI yaitu sebagai sumber kompetensi untuk membentuk sikap ilmuwan
dan kepedulian dalam berinteraksi sosial dan dengan alam secara
bertanggungjawab. Contohnya seperti bersikap jujur, disiplin, tertib, dan
sebagainya. Pada kelas I, II, dan III kompetensi dari mata pelajaran IPS
tidak tersurat atau jelas keberadaannya. Akan tetapi, diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran lain, seperti Bahasa Indonesia (Giwangsa, dkk.,
2022).

Gambar 1. Materi IPS SD Kelas Rendah

Berdasarkan tabel pada gambar di atas, dapat diketahui bahwa IPS


SD kelas rendah memiliki 21 materi, yang terbagi dalam kelas I sebanyak
7 materi, kelas II sebanyak 6 materi, dan kelas III sebanyak 8 materi
(Handayani, dkk., 2021).
Pada materi IPS SD kelas rendah, yaitu kelas 1 dimulai dengan
materi tentang identitas diri, keluarga dan kerabat, kemudian diakhiri
dengan materi tentang lingkungan rumah yang sehat dan perilaku menjaga
kesehatan rumah. Pada kelas II, diawali dengan materi pemeliharaan
dokumen dan koleksi benda berharga dan diakhiri dengan materi tentang
bentuk kerja sama di lingkungan tetangga. Pada kelas III dimulai dengan
materi tentang lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah
dan ditutup dengan materi tentang penggunaan uang.
Materi-materi IPS SD kelas rendah berangkat dari materi ajar yang
sangat dekat (diri sendiri dan keluarga) dengan diri dan lingkungan siswa
seperti pada kelas I. Materi tersebut akan semakin meluas ke lingkungan
sekolah dan tetangga bahkan masyarakat seiring dengan kenaikan kelas.
17

Materi IPS pada kelas rendah didominasi oleh konsep dasar


psikologi sosial dan konsep dasar sejarah, konsep dasar geografi dan
sosiologi, konsep dasar ekonomi dan antropologi, serta tidak ada materi
terkait dengan konsep dasar politik dan pemerintahan. Materi IPS di kelas
rendah berdasarkan pada konsep dasar sejarah dan psikologi sosial
diberikan ke semua kelas. Pada materi yang berdasarkan konsep dasar
ekonomi hanya diajarkan pada kelas III. Materi yang berdasarkan konsep
dasar geografi tidak diberikan pada kelas II. Materi berdasarkan konsep
dasar sosiologi tidak diberikan pada materi IPS SD kelas III. Materi
berdasarkan konsep dasar antropologi diberikan pada kelas II.

2. Materi Kelas Tinggi


a. Kelas IV (Empat)
Topik IPS yang ada dalam KD kelas 4 seperti pada tabel
berikut.
Tabel 1. Topik IPS kelas 4

Kompetensi Dasar Tema

3.1 Karakteristik ruang dan pemanfaatan Termuat dalam


sumber daya alam untuk kesejahteraan Tema 2, Tema
masyarakat dari tingkat kota/kabupaten 3, Tema 6, dan
sampai tingkat provinsi. Tema 9

3.2 Keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, Termuat dalam


dan agama di provinsi setempat sebagai Tema 1 dan
identitas bangsa Indonesia; serta Tema 7
hubungannya dengan karakteristik ruang.

3.3 Kegiatan ekonomi dan hubungannya Termuat dalam


dengan berbagai bidang pekerjaan, serta Tema 4 dan
kehidupan sosial dan budaya di lingkungan Tema 8
sekitar sampai provinsi.

3.4 Kerajaan Hindu dan/atau Buddha dan/atau Termuat dalam


Islam di lingkungan daerah setempat, serta Tema 5
18

pengaruhnya pada kehidupan masyarakat


masa kini.

1) Tema 1 : Indahnya Kebersamaan


Subtema 1 : Keberagaman Budaya Bangsaku
Subtema 2 : Kebersamaan dalam Keberagaman
Subtema 3 : Bersyukur atas Keberagaman
Ketiga subtema memiliki topik yang sama, yaitu: keragaman
sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat
sebagai identitas bangsa Indonesia, serta hubungannya dengan
karakteristik ruang. Contohnya, pada subtema 1 pembelajaran 1,
berisi kegiatan wawancara sederhana, siswa diharapkan mampu
menyebutkan keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-
teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia dengan lengkap.
Setelah diskusi, siswa diharapkan mampu mengkomunikasikan
keragaman budaya, etnis, dan agama teman di kelas sebagai
identitas bangsa Indonesia secara lisan dan tulisan dengan sistematis.
19

Gambar 2. Contoh Integrasi Muatan IPS Kelas 4 Tema 1

2) Tema 2 : Selalu Berhemat Energi


Subtema 1 : Sumber Energi
Subtema 2 : Manfaat Energi
Subtema 3 : Energi Alternatif
Ketiga subtema memiliki topik yang sama yaitu:
karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat
provinsi. Contohnya, pada subtema 1 pembelajaran 1, berisi
kegiatan diskusi dan pemecahan masalah, siswa diharapkan mampu
mengidentifikasi sumber daya alam dan pemanfaatannya dengan
tepat. Dengan diskusi dan pemecahan masalah, siswa diharapkan
mampu menyajikan hasil identifikasi sumber daya alam dan
pemanfaatannya dalam bentuk tulisan dengan sistematis.

Gambar 3. Contoh Integrasi Muatan IPS Kelas 4 Tema 2

3) Tema 4 : Berbagai Pekerjaan


20

Subtema 1 : Jenis-jenis Pekerjaan


Subtema 2: Pekerjaan di Sekitarku
Subtema 3 : Pekerjaan Orang Tuaku
Ketiga subtema memiliki topik yang sama yaitu: kegiatan
ekonomi dan hubungannya dengan berbagai bidang pekerjaan, serta
kehidupan sosial dan budaya di lingkungan sekitar sampai provinsi.
Contohnya, pada subtema 1 pembelajaran 1, berisi kegiatan
membaca teks dan mengamati gambar tentang pekerjaan di
pegunungan, siswa diharapkan mampu membandingkan jenis-jenis
pekerjaan yang ada di sekitar mereka dalam bentuk diagram Venn.
Setelah membuat diagram Venn, siswa diharapkan mampu
mengembangkan laporan tentang jenis pekerjaan dalam bentuk
tulisan dengan lengkap.

Gambar 4. Contoh Integrasi Muatan IPS Kelas 4 Tema 4

4) Tema 5 : Pahlawanku
Subtema 1 : Perjuangan Para Pahlawan
Subtema 2 : Pahlawanku Kebanggaanku
Subtema 3 : Sikap Kepahlawanan
Ketiga subtema memiliki topik yang sama yaitu: kerajaan
Hindu dan/atau Buddha dan/atau Islam di lingkungan daerah
setempat, serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini.
Contohnya, pada subtema 1 pembelajaran 1, berisi kegiatan
mengamati gambar, siswa diharapkan mampu mengidentifikasi
21

peninggalan kerajaan di masa Hindu, Budha dan Islam serta


pengaruhnya bagi wilayah setempat dengan benar. Setelah
berdiskusi, siswa diharapkan mampu mengkomunikasikan
peninggalan kerajaan di masa Hindu, Budha dan Islam dan
pengaruhnya di wilayah setempat dengan menggunakan peta pikiran.

Gambar 5. Contoh Integrasi Muatan IPS Kelas 4 Tema 5

b. Kelas V (Lima)
Topik IPS yang ada dalam KD kelas 5 seperti pada tabel
berikut.
Tabel 2. Topik IPS kelas 5

Kompetensi Dasar Tema

3.1 Karakteristik geografis Indonesia sebagai Termuat


negara kepulauan/maritim dan agraris serta dalam Tema
pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi, 1, Tema 5,
sosial, budaya, komunikasi, serta transportasi. dan Tema 9

3.2 Bentuk-bentuk interaksi manusia dengan Termuat


lingkungan dan pengaruhnya terhadap dalam Tema
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi 3, Tema 4,
masyarakat Indonesia. dan Tema 6

3.3 Peran ekonomi dalam upaya Termuat


menyejahterakan kehidupan masyarakat di dalam Tema 2
22

bidang sosial dan budaya untuk memperkuat dan Tema 8


kesatuan dan persatuan bangsa.

3.4 Faktor-faktor penting penyebab penjajahan Termuat


bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam Tema 7
dalam mempertahankan kedaulatannya.

1) Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia


Subtema 1 : Organ Gerak Hewan
Subtema 2 : Manusia dan Lingkungan
Subtema 3 : Lingkungan dan Manfaatnya
Ketiga subtema memiliki topik yang sama yaitu:
karakteristik geografis Indonesia sebagai negara kepulauan/ maritim
dan agraris serta pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi, sosial,
budaya, komunikasi serta transportasi. Contohnya, pada subtema 1
pembelajaran 4, berisi kegiatan mengamati gambar peta, siswa
diharapkan dapat mengidentifikasi kondisi geografis pulau-pulau di
Indonesia secara tepat. Dengan membuat informasi, siswa
diharapkan dapat menyebutkan kondisi geografis wilayah Indonesia
secara benar.

Gambar 6. Contoh Integrasi Muatan IPS Kelas 5 Tema 1

2) Tema 2 : Udara Bersih bagi Kesehatan


Subtema 1 : Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih
23

Subtema 2 : Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan


Subtema 3 : Memelihara Kesehatan Organ Pernapasan Manusia
Ketiga subtema memiliki topik yang sama yaitu: peran
ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di
bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan
bangsa. Contohnya, pada subtema 1 pembelajaran 3, berisi kegiatan
wawancara, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi jenis-jenis
usaha dan kegiatan ekonomi di sekitarnya. Dengan menggunakan
hasil dari kegiatan wawancara, siswa diharapkan mampu membuat
satu produk unggulan dari daerah setempat yang merepresentasikan
jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat.
Dengan menyimak penjelasan guru dan membaca informasi, siswa
diharapkan mampu mengidentifikasi jenis-jenis usaha dan kegiatan
ekonomi masyarakat Indonesia dalam bidang: pertanian, peternakan,
perkebunan dan kehutanan, perikanan, pertambangan dan
perindustrian.
24

Gambar 7. Contoh Integrasi Muatan IPS Kelas 5 Tema 2

3) Tema 3 : Makanan Sehat


Subtema 1 : Bagaimana Tubuh Mengolah Makanan?
Subtema 2 : Pentingnya Makanan Sehat bagi Tubuh
Subtema 3 : Pentingnya Menjaga Asupan Makanan Sehat
Ketiga subtema memiliki topik yang sama yaitu: bentuk-
bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya
terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat
Indonesia. Contohnya, pada subtema 1 pembelajaran 3, berisi
kegiatan membaca teks bacaan dan berdiskusi, siswa diharapkan
mampu mengidentifikasikan interaksi manusia dengan
lingkungannya. Dengan mengamati lingkungan sekitar, siswa
mampu melaporkan interaksi manusia dengan lingkungannya dan
mendeskripsikan keragaman.

Gambar 8. Contoh Integrasi Muatan IPS Kelas 5 Tema 3


25

4) Tema 7 : Peristiwa dalam Kehidupan


Subtema 1 : Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan
Subtema 2 : Peristiwa Kebangsaan Seputar Proklamasi
Subtema 3 : Peristiwa Mengisi Kemerdekaan
Ketiga subtema memiliki topik yang sama yaitu: faktor-
faktor penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya
bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya.
Contohnya, pada subtema 1 pembelajaran 1, berisi kegiatan
membaca teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di
Indonesia, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi latar belakang
kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia secara benar. Dengan
membuat peta pikiran, siswa diharapkan dapat menjelaskan
peristiwa kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia dengan
menggunakan kosakata baku secara tepat.

Gambar 9. Contoh Integrasi Muatan IPS Kelas 5 Tema 7

c. Kelas VI (Enam)
Topik IPS yang ada dalam KD kelas 6 seperti pada tabel
berikut.
Tabel 3. Topik IPS Kelas 6

Kompetensi Dasar Tema

3.1 Karakteristik geografis dan kehidupan Termuat dalam


26

sosial budaya, ekonomi, politik di Tema 1 dan Tema


wilayah ASEAN. 8

Perubahan sosial budaya dalam rangka Termuat dalam


3.2 modernisasi bangsa Indonesia. Tema 3 dan Tema
9

Posisi dan peran Indonesia dalam kerja Termuat dalam


sama di bidang ekonomi, politik, sosial, Tema 4, Tema 5,
3.3
budaya, teknologi, dan pendidikan dan Tema 7
dalam lingkup ASEAN.

Makna proklamasi kemerdekaan, upaya Termuat dalam


mempertahankan kemerdekaan, dan Tema 2 dan 6
3.4
upaya mengembangkan kehidupan
kebangsaan yang sejahtera.

1)Tema 1 : Selamatkan Makhluk Hidup


Subtema 1 : Tumbuhan Sahabatku
Subtema 2 : Hewan Sahabatku
Subtema 3 : Ayo, Selamatkan Hewan dan Tumbuhan
Ketiga subtema memiliki topik yang sama yaitu:
karakteristik geografis dan kehidupan sosial budaya, ekonomi,
politik di wilayah ASEAN. Contohnya, pada subtema 1
pembelajaran 1, berisi kegiatan membaca teks tentang ASEAN dan
kehidupan sosial budayanya. Dari kegiatan tersebut siswa
diharapkan mampu menyebutkan kehidupan sosial budaya dari dua
negara ASEAN terkait kondisi geografisnya dengan benar. Setelah
itu kegiatan siswa adalah berdiskusi. Siswa diharapkan mampu
menulis laporan tentang perbedaan sosial budaya dari dua negara
terkait kondisi geografisnya dengan benar melalui diagram Venn.
27

Gambar 10. Contoh Integrasi Muatan IPS Kelas 6 Tema 1

2)Tema 2 : Persatuan dalam Perbedaan


Subtema 1 : Rukun dalam Perbedaan
Subtema 2 : Bekerja Sama Mencapai Tujuan
Subtema 3 : Bersatu Kita Teguh
Ketiga subtema memiliki topik yang sama yaitu: makna
proklamasi kemerdekaan, upaya mempertahankan kemerdekaan, dan
upaya mengembangkan kehidupan kebangsaan yang sejahtera.
Contohnya, pada subtema 1 pembelajaran 1, awalnya pembelajaran
dimulai dengan muatan bahasa Indonesia berisi kegiatan membaca
teks tentang Proklamasi Kemerdekaan. Dari kegiatan tersebut,
diharapkan siswa mampu menyebutkan informasi penting
menggunakan aspek apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan
28

bagaimana pada peta pikiran dengan tepat. Setelah berdiskusi, siswa


mampu mengembangkan informasi pada peta pikiran melalui tulisan
dengan detail. Selanjutnya akan diintegrasikan dengan muatan IPS
yaitu kegiatan membaca teks, setelahnya siswa diharapkan mampu
menyebutkan makna Proklamasi Kemerdekaan dengan benar.
Setelah berdiskusi, siswa mampu melaporkan dan
mempresentasikan makna Proklamasi Kemerdekaan dalam
kehidupan sehari-hari dengan tepat.

Gambar 11. Contoh Integrasi Muatan IPS Kelas 6 Tema 2

3)Tema 4 : Globalisasi
Subtema 1 : Globalisasi di Sekitarku
Subtema 2 : Globalisasi dan Manfaatnya
Subtema 3 : Globalisasi dan Cinta Tanah Air
29

Ketiga subtema memiliki topik yang sama yaitu: posisi dan


peran Indonesia dalam kerja sama di bidang ekonomi, politik, sosial,
budaya, teknologi, dan pendidikan dalam lingkup ASEAN.
Contohnya, pada subtema 1 pembelajaran 1, berisi kegiatan diskusi
dan mencari informasi, siswa diharapkan mampu menjelaskan
peran Indonesia dalam berbagai bentuk kerja sama di bidang sosial
budaya dalam lingkup ASEAN dengan tepat. Setelah diskusi dan
mencari informasi, siswa diharapkan mampu menyajikan informasi
tentang peran Indonesia dalam berbagai bentuk kerja sama di bidang
sosial budaya dalam lingkup ASEAN dengan tepat.

Gambar 12. Contoh Integrasi Muatan IPS Kelas 6 Tema 4


30

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembelajaran tematik di SD merupakan pendekatan yang memadukan


berbagai mata pelajaran ke dalam satu tema atau topik pembelajaran.
IPS mencakup-konsep dari sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan konsep
ilmu sosial lainnya. Dalam pembelajaran tematik, materi IPS diintegrasikan
dengan konsep dari mata pelajaran lain untuk memberikan pemahaman yang
lebih holistik dan bermakna. Secara umum, ada 4 prinsip yang perlu
diperhatikan untuk memastikan efektivitas dan keberhasilan pembelajaran
tematik, yaitu prinsip penggalian tema, prinsip pengelolaan pembelajaran,
prinsip evaluasi, dan prinsip reaksi. Tema yang dipilih harus relevan dengan
perkembangan dan minat anak, kontekstual, mempertimbangkan kurikulum
yang berlaku, ketersediaan sumber belajar, dan dapat diintegrasikan dengan
berbagai konsep mata pelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator
pembelajaran, bukan satu-satunya sumber informasi. Pengelolaan
pembelajaran harus memungkinkan siswa untuk aktif berkontribusi,
berkolaborasi, dan melakukan eksplorasi. Evaluasi pembelajaran harus
mencakup berbagai bentuk, termasuk penilaian formatif dan sumatif. Guru
juga perlu menanggapi tindakan siswa dalam berbagai situasi dan
memastikan bahwa pembelajaran berlangsung secara utuh dan memiliki
makna.

Materi IPS di kelas rendah (kelas I, II, dan III) tidak tersurat atau jelas
keberadaannya. Akan tetapi, diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain,
seperti Bahasa Indonesia, misalnya melalui cerita, bacaan, atau pembicaraan
tentang topik-topik sosial sederhana. Dengan demikian, siswa secara tidak
langsung terpapar pada konsep-konsep IPS sambil mengembangkan
keterampilan dasar tersebut. Materi IPS pada tingkat kelas rendah dimulai
dengan fokus pada konsep yang sangat dekat dengan kehidupan siswa, seperti
identitas diri, keluarga, dan lingkungan rumah. Kemudian materi tersebut
31

berkembang secara bertahap sesuai dengan tingkat kelas menjadi konsep


yang lebih luas yang mencakup lingkungan sekolah, tetangga, dan
masyarakat. Pada kelas tinggi (kelas IV, V, dan VI), muatan IPS mulai
diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri, dan siswa dapat memahami
konsep-konsepnya secara lebih mendalam, namun tetap diintegrasikan
dengan mata pelajaran yang lain dalam tema atau topik tertentu.

Pembelajaran tematik agar berhasil dengan baik perlu dilakukan


dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar dan karakteristiknya. Hal
tersebut dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih luas
tentang konsep-konsep IPS dalam konteks dunia mereka. Meskipun memiliki
kelebihan, perlu diingat bahwa perencanaan yang matang dan evaluasi yang
tepat diperlukan untuk keberhasilan pembelajaran tematik.

3.2 Saran
Dalam pembelajaran tematik di SD, IPS berperan sebagai "perekat"
yang menghubungkan berbagai aspek pengetahuan dan membantu siswa
melihat gambaran yang lebih besar tentang dunia di sekitar mereka. Oleh
karena itu, saran penyusun terhadap para pembaca, terutama calon guru
maupun guru, yakni diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang
menarik, relevan, dan bermakna, yang dapat meningkatkan minat dan
motivasi siswa dalam belajar.
DAFTAR RUJUKAN

Giwangsa, S. F., Syaripudin, T., Darmayanti, M., & Somantri, M. (2022). Analisis
Buku Siswa Kelas Satu Ditinjau Dari Materi Pembelajaran Dan
Pengalaman Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala
Pendas, 8(1), 40-46.
Habibi, M. (2012). Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. INSANIA: Jurnal
Pemikiran Alternatif Kependidikan, 17(1).
Handayani, F., Elqosamah, N. A., Zhafirah, N., & Rosyid, A. (2021). Analisis
Materi IPS Kelas Rendah Berdasarkan Konsep Dasar IPS. In Seminar
Nasional Ilmu Pendidikan dan Multi Disiplin (Vol. 4).
Kadarwati, A., & Malawi, I. (2017). Pembelajaran Tematik: (Konsep dan
Aplikasi). Cv. Ae Media Grafika.
Kadir, A., & Asrohah, H. (2015). Pembelajaran Tematik.
Kemendikbud. (2018). Buku Siswa Tematik Terpadu Tema 1 Indahnya
Kebersamaan untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Kemendikbud Republik
Indonesia.
Kemendikbud. (2018). Buku Siswa Tematik Terpadu Tema 1 Organ Gerak Hewan
dan Manusia untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Kemendikbud Republik
Indonesia.
Kemendikbud. (2018). Buku Siswa Tematik Terpadu Tema 1 Selamatkan Makhluk
Hidup untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta: Kemendikbud Republik Indonesia.
Kemendikbud. (2018). Buku Siswa Tematik Terpadu Tema 2 Persatuan dan
Perbedaan untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta: Kemendikbud Republik
Indonesia.
Kemendikbud. (2018). Buku Siswa Tematik Terpadu Tema 2 Selalu Berhemat
Energi untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Kemendikbud Republik Indonesia.
Kemendikbud. (2018). Buku Siswa Tematik Terpadu Tema 2 Udara Bersih bagi
Kesehatan untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Kemendikbud Republik
Indonesia.
Kemendikbud. (2018). Buku Siswa Tematik Terpadu Tema 3 Makanan Sehat
untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Kemendikbud Republik Indonesia.

32
33

Kemendikbud. (2018). Buku Siswa Tematik Terpadu Tema 4 Berbagai Pekerjaan


untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Kemendikbud Republik Indonesia.
Kemendikbud. (2018). Buku Siswa Tematik Terpadu Tema 4 Globalisasi untuk
SD/MI Kelas VI. Jakarta: Kemendikbud Republik Indonesia.
Kemendikbud. (2018). Buku Siswa Tematik Terpadu Tema 5 Pahlawanku untuk
SD/MI Kelas IV. Jakarta: Kemendikbud Republik Indonesia.
Kemendikbud. (2018). Buku Siswa Tematik Terpadu Tema 7 Peristiwa dalam
Kehidupan untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Kemendikbud Republik
Indonesia.
Munawaroh, I. (2018). Pembelajaran Tematik dan Aplikasinya di Sekolah Dasar
(SD). In Modul disampaikan di forum ilmiah guru SD.
Permendikbud. (2018). Permendikbud RI Nomor 37 tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran
pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
JDIH Kemendikbud.
Prastowo, A. (2019). Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu. Prenada Media.
Sukayati, Sri Wulandari. (2009). Pembelajaran Tematik Di SD. Sleman:
Departemen Pendidikan Nasional Derektorat Jendral Pendidikan Mutu
Pendidik dan Tenaga Pendidikan. Hal 14-15.
WANDINI, R. R. (2017). Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Tematik. NIZHAMIYAH, 7(2).
Zuhdi, H. M. Pembelajaran Tematik Abstraksi.
GLOSARIUM

Autentik : Memiliki arti persamaan dari kata asli, nyata, valid, atau
reliabel.
Bermakna : Mempunyai (mengandung) arti penting (dalam).
Budaya : Pemikiran, akal budi atau adat istiadat.
Ekonomi : Ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian
barang atau harta, seperti keuangan, perdagangan, dan
perindustrian.
Fasilitator : Orang yang menyediakan fasilitas; penyedia.
Geografi : Ilmu tentang permukan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna,
serta hasil yang diperoleh dari bumi.
Globalisasi : Masuknya informasi, pemikiran, gaya hidup, dan teknologi ke
ruang lingkup dunia. masuknya informasi, pemikiran, gaya
hidup, dan teknologi ke ruang lingkup dunia.
Holistik : Cara pandang yang menyeluruh atau secara keseluruhan.
Implikasi : Suasana terlibat atau keterlibatan.
Indikator : Sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan.
Integrasi : Pembauran sampai menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh.
Kompetensi : Kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan atau
memutuskan sesuatu.
Konsep : Pengertian, gambaran mental dari objek, proses, pendapat
(paham), rancangan (cita-cita) yang telah dipikirkan.
Kritis : Cara berpikir secara mendalam yang melibatkan analisis dan
evaluasi yang teliti terhadap suatu permasalahan atau informasi.
Kurikulum : Alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai
pedoman dan pelaksanaan pendidikan.
Materi : Sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan,
dibicarakan, dikarangkan, dan sebagainya.
Minat : Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah;
keinginan.
Muatan : Barang yang diangkut dengan kendaraan.

34
35

Pendekatan : Proses, perbuatan dan cara mendekati, suatu sikap atau


pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau
seperangkat asumsi yang saling berkaitan.
Politik : Pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti
tentang sistem pemerintahan, dasar pemerintahan.
Prinsip : Asas atau kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir,
bertindak, dan sebagainya.
Sejarah : Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau.
Sosial : Hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat atau sifat-sifat
kemasyarakatan yang memperhatikan kepentingan umum.
Tema : Pokok pikiran atau dasar cerita yang digunakan dalam
percakapan, karangan, dan lain sebagainya.
Tematik : Bersangkutan dengan tema.
Terpadu : Kurikulum yang memadukan semua mata pelajaran ke dalam
bentuk permasalahan
Topik : Pokok pembicaraan dalam ceramah, diskusi, karangan, dan lain
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai