Anda di halaman 1dari 5

BAB 5

PERNIKAHAN:
IKHTIAR MEWUJUDKAN KELUARGA BERKAH
Nama : Nurul Layly Maulida Wahyudi
Offering : P24
NIM : 210151601812
No. Presensi :27

Lembar Kerja Mahasiswa


A. Soal dan Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan ringkas dan jelas!
1. Bagaimana pandangan Islam perihal cinta?
Jawab:
Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan sebaliknya adalah
perasaan yang manusiawi yang bersumber dari fitrah yang diciptakan
Allah SWT di dalam jiwa manusia, yaitu kecenderungan kepada
lawan jenis ketika ia telah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya
(Q.S. al-Rum:21). Menurut ajaran Islam, perasaan cinta akan membawa
kebaikan pada manusia bila disalurkan hanya dalam bingkai pernikahan. Hal
ini karena dalam pernikahan, hampir semua bentuk interaksi antara
laki-laki dan perempuan menjadi halal, bahkan bernilai pahala bila
dilakukan karena Allah.

2. Mengapa naluri cinta dan berpasangan harus disalurkan secara benar


melalui perkawinan?
Jawab:
Agar dorongan untuk berpasangan ini dapat tersalurkan
dengan benar dan membawa efek positif, maka Islam mensyariatkan
dijalinnya keberpasangan tersebut dalam bingkai pernikahan. Dari
bentuk hubungan yang sah inilah kemudian akan muncul rasa
tentram atau sakinah pada laki-laki dan perempuan.

3. Apakah Islam membenarkan perilaku hidup membujang yang


dilakukan dengan kesengajaan?
Jawab:

4. Adakah pacaran yang Islami, jelaskan!


Jawab:
Pacaran yang islami adalah yang tidak melanggar aturan agama terkait
hubungan laki-laki dengan perempuan non mahram. Aturan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Larangan mendekati zina
2. Larangan berduaan di tempat sunyi
3. Larangan melihat lawan jenis tanpa maksud yang dibolehkan
agama.
4. Larangan menyentuh, apalagi memegang, lawan jenis.
5. Larangan membayangkan lawan jenis
Bila ada gaya hubungan cinta kasih laki-laki dan perempuan yang
memenuhi kriteria ini, maka layak disebut pacaran Islami. Selain itu
sebenarnya ada jenis hubungan cinta kasih antara laki-laki dan
perempuan yang bukan hanya diperbolehkan oleh ajaran Islam, tapi
malah dianjurkan dan mendatangkan pahala bagi pelakunya, yakni
hubungan laki-laki dan perempuan setelah terjadinya akad nikah.
Jenis hubungan ini menghasilkan pahala karena tidak ada aturan
agama yang dilanggar. Bahkan dapat mendatangkan kesenangan bagi
kedua belah pihak.

5. Apa pendapat anda tentang pacaran setelah menimbang keuntungan dan


kerugiannya? Berikan alasan anda!
Jawab :
Setelah mempertimbangkan mengenai keuntungan serta kerugian dari
berpacaran, saya semakin yakin bahwa lebih baik untuk berpacaran setelah
menikah, walaupun pacaran sebelum menikah dapat membuat kita lebih mengenal
pasangan sebelum terikat pernikahan yang dapat membuat kita dapat terhindar dari
perceraian. Namun menurut saya pacaran setelah menikah lebih baik , karena
selain terhindar dari perbuatan zina yang menghasilkan dosa berpacaran setelah
menikah dapat mendatangkan pahala.

6. Sebutkan ciri-ciri keluarga berkah!


Jawab:
1. makin meningkatnya kualitas keimanan para anggota keluarga tersebut.
2. keluarga berkah menjadikan syariat Islam sebagai pedoman hidup dan ridho
Allah sebagai tujuan.
3. kualitas pribadi-pribadi dalam keluarga tersebut berkembang menuju
kebaikan
4. Sikap semakin matang
5. Bertambah bijak
6. Wawasan bertambah
7. Akhlak makin baik
8. Rizki dan kesehatan yang membawa kebaikan
9. Anak-anak yang sholeh dan sholeha

7. Bagaimanakah tuntunan agama dalam mewujudkan keluarga berkah?


Jawab :
Secara garis besar, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk
mewujudkan keluarga yang baik dan mendatangkan kebaikan. Hal-hal itu
adalah:
1) Sebelum Menikah
a. Menata niat menikah,
b. Tidak berpacaran
c. Memilih calon pendamping hidup yang sesuai dengan pedoman
Islam
d. Menyiapkan diri secara fisik dan psikis
e. Bermusyawarah dengan orang tua
2) Saat Akad Nikah
a. Menjaga agar niat tetap lurus
b. Minta didoakan orang tua dan orang-orang sholeh.
c. Memenuhi syarat dan rukun pernikahan
3) Saat Menjalani Kehidupan Rumah Tangga
a. Mempertahankan motivasi menjalani pernikahan untuk beribadah
b. Nafkah yang halal
c. Suami dan istri menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik
d. Memperlakukan pasangan dengan ma‟ruf (baik).
e. Saling membantu dalam mengerjakan urusan rumah tangga.
f. Bersikap toleran pada pasangan
g. Membiasakan bersikap sabar dan syukur.
h. Saling terbuka dalam berbagai urusan
i. Berbuat adil dan bijak dalam: berbagi peran, memberikan
penilaian, menerapkan aturan, memberikan penghargaan dan
sanksi.
j. Bermusyawarah dalam memutuskan permasalahan atau urusan

8. Jelaskan hukum nikah mut’ah dan alasannya!


Jawab :
Hukum nikah mut’ah adalah haram. Dinamakan Mut’ah karena orang laki-
laki memanfaatkan dan menikmati perkawinan serta bersenang-senang
hingga tempo yang telah ditentukan waktunya. Adapun beberapa dalil
yang menyebabkan nikah mut’ah dianggap haram yaitu:
a) Perkawinan ini tidak mempunyai hukum sebagaimana yang tercantum dalam
al-Qur’an tentang perkawinan, talak, iddah, dan warisan.
b) Dan dari Ali RA bahwa Rasulullah SAW melarang kawin mut’ah pada
waktu perang Khaibar dan melarang makan daging keledai piraan.
c) Umar RA mengharamkan kawin mut’ah pada masa beliau menjadi khalifah
dan dibenarkan oleh para sahabat RA. Padahal mereka tidak mungkin
membenarkan kesalahan.
d) Al-Khattab menyatakan keharaman mut’ah berdasarkan ijma‟ (kesepakatan
ulama), kecuali dari sebagian golongan Syiah.
e) Karena mut’ah dilakukan untuk melampiaskan syahwat dan tidak untuk
menghasilkan keturunan maupun memelihara anak yang merupakan tujuan
dasar dalam perkawinan, maka kawin mut’ah menyerupai zina dari segi
tujuan bersenang-senang saja.

B. Tugas Kontekstual
Lakukan aktivitas-aktivitas berikut dan catatlah hasilnya!
1. Identifikasi akibat negatif pacaran pra nikah yang dilakukan
muda-mudi di lingkungan sekitarmu!
Jawab :
1. Mengakibatkan perbuatan zina
2. Terjerumus ke lingkaran dosa
3. Mengurangi waktu sendiri
4. Hati menjadi resah dan tidak tenang karena telah memperbanyak dosa.

2. Lakukan investigasi kepada teman-teman anda yang berpacaran mengenai


alasan sesungguhnya mereka berpacaran
Jawab:
Beberapa dari teman saya berpacaran karena ingin memiliki seseorang yang
memperhatikan mereka dan menjadikan mereka prioritas. Alasan lain mereka
berpacaran adalah untuk mencari serta mengenal terlebih dahulu seseorang yang
akan menjadi pendamping hidupnya.

3. Buatlah studi kasus perceraian dan lakukan analisis terhadap


penyebabnya!
Jawab:
Contoh : ‘Kasus Perceraian Pada Usia Dini’
 Pengertian Dan Penyebab Pernikahan Dini
Sebuah pernikahan di sebut pernikahan dini, jika kedua atau salah
satu pasangan masuk berusia di bawah 18 tahun (masih berusia remaja). Dan
penyebab terjadinya pernikahan dini di pengaruhi oleh berbagai macam faktor
salah satunya adalah rendahnya tingkat pendidikan mereka yang
mempengaruhi pola piker mereka dalam memahami dan mengerti hakekat dan
tujuan pernikahan. Faktor lainnya yang sering menjadi penyebab pernikahan dini
adalah pergaulan bebas yang menyebabkan kehamilan sebelum menikah
Pernikahan diusia dini sangat rawan mendapatkan masalah -masalah yang
mempengaruhi keharmonisan rumah tangga. Hal ini dikarenakan kurangnya
kesiapan secara fisik,mental, dan materi.
Pada kalangan remaja pernikahan dini dianggap sebagai jalan keluar untuk
menghindari dosa, yaitu seks bebas. Ada juga yang melakukannya karena
terpaksa, dan karena hamil di luar nikah. Fenomena tersebut cukup sering kita
dengar.Pendapat tersebut mungkin ada benarnya. Namun bukankah pernikahan
itu tidak hanya sekadar ijab qabul, dan menghalalkan yang haram. Melainkan
kesiapan moril dan materil untuk mengarungi dan berbagi apapun kepada
pasangan. Hal tersebut berbeda dengan hukum Islam. Dimana hukum Islam tidak
menjelaskan batas usia kesiapan untuk nikah, dalam islam hanya menjelaskan
bahwa pernikahan boleh dilakukan oleh seseorang ketika seorang laki-laki dan
seorang perempuan tersebut telah baligh dan telah siap lahir maupun bathin
untuk menikah agar kedua belah pihak benar-benar siap dan matang dari sisi
fisik, psikis dan mental.
 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perceraian Pada Pernikahan Dini
1. Faktor Ekonomi: Pernikahan di usia dini menyebabkan income atau
penghasilan relative rendah.
2. Usia yang Masih sangat muda : Kebanyakan anak muda masih memiliki
sikap yang labil dan belum bias berfikir jarak panjang, sehingga mereka
biasanya mengambil sebuah keputusan tanpa memikirkan keputusan tersebut
secara matang.

Anda mungkin juga menyukai