Anda di halaman 1dari 16

MENGEMBANGKAN DAN MEMILIH MATERI

PEMBELAJARAN
MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Analisis Dan Desain Pembelajaran PAI

Yang diampu oleh :

Dr. H. Mustajab, M.Pd.I

Oleh:

Ahmad Alfarizy Aslam 203206030002

Siti Nafisah 203206030009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PASCA SARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SHIDDIQ JEMBER

JUNI, 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun persembahkan kehadirat Allah SWT atas berkat
taufik dan hidayah-Nya, makalah dengan judul “Mengembangkan Dan Memilih
Materi Pembelajaran” dapat tersusun dan terselesaikan dengan tepat waktu.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman.
Ucapan terimakasih kami haturkan kepada Bapak Dr. H. Mustajab, M.Pd.I
selaku dosen pembimbing mata kuliah Analisis Dan Desain Pembelajaran PAI.
Tidak lupa ucapan terima kasih kepada teman-teman yang selalu memberi
semangat dan motivasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu, saran, masukan, dan kritik yang bersifat membangun,
akan saya perhatikan dengan sebaik-baiknya untuk perbaikan dalam pembuatan
makalah yang selanjutnya dilain waktu yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi kita semua. Amin.

Jember, 17 Juni 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Strategi Pengorganisasian Materi Pembelajaran..................................... 3
B. Pedoman Memilih Bahan Ajar................................................................ 5
C. Langkah-Langkah Pengembangan Bahan Ajar....................................... 6
BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 12
A. Kesimpulan............................................................................................ 12
B. Saran...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Quran dalam berbagai ayat telah banyak menjelaskan begitu
pentingnya manusia mengambil pelajaran dari berbagai kejadian. Artinya
berbagai kejadian dan peristiwa yang mengiringi derap langkah manusia
harus dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang berharga agar manusia
selamat dan aman dalam kehidupannya. Oleh karena itu Allah swt telah
menurunkan al-Quran sebagai petunjuk bagi orangorang yang bertakwa di
dalamnya terdapat sumber pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia, sebagaimana firmannya dalam QS. Ali-Imran (3: 138)
sebagai berikut :

Artinya: “Al Quran ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan
petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”.1
Ayat ini menjelaskan bahwa kitab al-quran ini berisi sumber pembelajaran
yang begitu banyak dan orang yang beriman tidak perlu kesempitan untuk
membacanya agar dapat memberi peringatan sekaligus menjadi bahan
pembelajaran.
Pengembangan bahan ajar digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi,
mengembangkan, dan mengevaluasi isi dan strategi pembelajaran.
Pengembangan bahan ajar sebagai pemahaman tentang desain pembelajaran.
Bahan pembelajaran dalam konteks pembelajaran merupakan salah satu
komponen yang harus ada, karena bahan pembelajaran merupakan suatu
komponen yang harus dikaji, dicermati, dipelajari dan dijadikan bahan materi
yang akan dikuasai oleh siswa dan sekaligus dapat memberikan pedoman

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya (Madina Quran, Rajawali
1

Raya: 2016), 67.

1
untuk mempelajarinya. Tanpa bahan pembelajaran maka pembelajaran tidak
akan menghasilkan apa-apa.
Depdiknas mengungkapkan pengembangan bahan ajar hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip bahan ajar berikut: (1) mulai dari yang mudah
untuk memahami yang sulit, dari yang konkret untuk memahami yang
abstrak; (2) pengulangan memperkuat pemahaman; (3) umpan balik positif
memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa; (4) motivasi yang tinggi
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar; (5) mencapai
tujuan; (6) mengetahui hasil yang dicapai.2
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis membahas tentang
mengembangkan dan memilih materi pembelajaran yang berfokus pada
strategi pengorganisasian materi pembelajaran, pedoman memilih bahan ajar,
dan langkah-langkah pengembangan bahan ajar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pengorganisasian materi pembelajaran?
2. Apa pedoman memilih bahan ajar?
3. Bagaimana langkah-langkah pengembangan bahan ajar?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui strategi pengorganisasian materi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui pedoman memilih bahan ajar.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan bahan ajar.

2
Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta; Depdiknas, 2010), 11.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Pengorganisasian Materi Pembelajaran


Dalam proses pelaksanaan suatu kegiatan baik yang bersifat operasional
maupun non operasional harus disertai dengan perencanaan yang memiliki
strategi yang baik dan sesuai dengan sasaran. Sedangakan peran strategi
dalam mengembangkan jiwa peserta didik sangat diperlukan. Oleh karena itu
dalam menyampaikan strategi yang baik harus mengena pada sasaran.
Sebelum lebih jauh kita mengartikan strategi pembelajaran, terlebih dahulu
akan menjelaskan makna strategi. Untuk memahami makna strategi maka
penjelasannya biasanya dikitkan dengan istilah “pendekatan” dan “metode”.
Secara singkat dapatlah kita katakan bahwa “strategi atau teknik” merupakan
prosedur-prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.3
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Ada empat strategi dasar yang dalam pembelajaran yang meliputi hal-hal
berikut:
a) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik yang sebagaimana
diharapkan.
b) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
c) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan
pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan pembelajaran.

3
Henry Guntur Tarigan, Strategi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung:Angkasa,1993), 4.

3
d) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
serta standart keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru
dalam melakukan proses pembelajaran.4
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, menyenangkan menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologi peserta didik. Sesuai isi PP tersebut adapun prinsip
khusus dalam pengelolaan dan pengembangan strategi pembelajaran sebagai
berikut:
a) Interaktif: proses pembelajaran adalah proses interaksi baik antara guru
dan siswa, antara siswa dan siswa, maupun antara siswa dan
lingkungannya
b) Inspiratif: proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yang
memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu.
c) Menyenangkan: proses belajar adalah proses yang dapat
mengembangkan seluruh potensi siswa.
d) Menantang: proses pembelajaran adalah proses yang menantang bagi
siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang
kerja otak secara maksimal.
Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan siswa secara
aktif misalnya, mengamati, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan
dan sebagainya. Strategi pembelajaran berikut ini dapat digunakan oleh
guru untuk dapat mengaktifkan siswa. Guru diharapkan mencari strategi
lain yang dipandang lebih tepat. Pada dasarnya tidak ada strategi yang
paling ideal. Setiap strategi memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal ini
sangat bergantung pada tujuan yang hendak dicapai, pengguna strategi
(guru), ketersediaan fasilitas, dan kondisi siswa.5

4
Syaiful Bahri Jamarah dan Aswan Zein, strategi belajar mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta,1995), 5-
6.
5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Proses Standar Pendidikan,
(Jakarta:Kencana,2007), 126-127

4
Strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru lebih lebih bagi
peserta didik. Bagi guru, strategi pembelajaran dapat dijadikan pedoman
dan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran.
Bagi peserta didik, penggunaan strategi pembelajaran dapat
mempermudah proses belajar (mempermudah dan memepercepat
memahami isi pembelajaran), karena setiap strategi pembelajaran
dirancang untuk mempermudah proses belajar bagi peserta didik.
Reigeluth, Bunderson dan Meril dalam buku yang dikutip oleh Degeg
yang berjudul teori pembelajaran 1 taksonomi variabel 1 menyatakan
strategi pengorganisasi materi pembelajaran disebut sebagai struktural
strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan konsep
prosedur, serta prinsip yang berkaitan. Strategi pengorganisasian lebih
lanjut dibedakan menjadi dua jenis yaitu strategi mikro dan strategi makro.
Strategi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi
pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip.
Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi
pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau
prinsip. Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata
urusan, membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran yang saling
berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, mengacu pada penetapan konsep apa yang diperlukan untuk
mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada keputusan untuk
menata dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan. Pembuatan
sintesis diantara konsep prosedur atau prinsip. Pembuatan rangkuman
mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan
ulang konsep serta kaitan yang sudah diajarkan.6
B. Pedoman Memilih Bahan Ajar
Prinsip-prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman bahan ajar yaitu
prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.7

6
Nyoman S.Degeng, Teori Pembelajaran 1 Taksonomi variable,(Malang:UIN Malang), hal 83
7
Ainurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, 29.

5
a) Prinsip relevansi merupakan prinsip keterkaitan. Bahan pembelajaran
harus relevan atau ada kaitannya dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Contohnya: jika kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik berupa hafalan fakta, maka bahan ajar yang diajarkan
harus berupa hafalan fakta.
b) Prinsip konsistensi ialah prinsip keajegan. Jika kompetensi dasar yang
harus dikuasai peserta didik berjumlah empat macam, maka bahan ajar
yang harus diajarkan juga harus berjumlah empat macam. Contohnya
jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah
keterampilan menulis empat macam karangan, maka materi yang
diajarkan juga harus meliputi keterampilan menulis empat macam
karangan.
c) Prinsip ketiga ialah prinsip kecukupan, artinya bahan yang diajarkan
harus cukup atau memadai untuk membantu peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran (menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar ). Bahan ajar tidak boleh terlalu sedikit atau terlalu
banyak karena jika terlalu sedikit akan mengakibatkan peserta didik
sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan jika terlalu
banyak hanya akan mengakibatkan ketidak efisienan waktu dan tenaga.
Pemilihan dan penyajian bahan ajar juga harus memperhatikan kriteria-
kriteria berikut ini:
1) Pemilihan bahan ajar harus sesuai kurikulum
2) Bahan ajar harus sesuai dengan tujuan pendidikan
3) Bahan ajar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya
4) Bahan ajar harus relevan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
5) Bahan ajar harus sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta
didik.8
C. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar

Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar, Jakarta:
8

Departemen Pendidikan Nasional, 2006.

6
Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik berdasarkan
langkah-langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan ajar yang
bermanfaat. Berikut ini langkah-langkah pengembangan bahan ajar:
a) Analisis
Pada tahap ini bertujuan untuk mengenali siapa peserta didik,
dengan perilaku awal dan karakteristik yang dimiliki. Perilaku awal
berkenaan dengan penguasaan dan kemampuan bidang ilmu atau
pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik. Seberapa jauh peserta
didik menguasai materi, dan sementara itu karakteristik awal
memberikan informasi tentang ciri-ciri peserta didik. Jika informasi
tentang peserta didik sudah diketahui, rancangan bahan ajar dapat
ditentukan, dan bahan ajar dapat segera dikembangkan.
Pengenalan yang baik terhadap perilaku awal dan karakteristik
awal peserta didik sangat diperlukan untuk menentukan kebutuhan
peserta didik dan kemudian merancang bahan ajar yang bermanfaat
bagi peserta didik.
b) Perancangan
Dalam tahap perancangan, ada beberapa hal yang harus dilakukan
atau diperhatikan yaitu:
1) Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, akan diperoleh
peta atau diagram tentang kompetensi yang akan dicapai peserta
didik baik kompetensi umum maupun kompetensi khusus.
Kompetensi umum dan kompetensi khusus, jika dirumuskan
kembali dengan kaidah-kaidah yang berlaku, akan menjadi
tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.
Adapun kaidah yang berlaku, antara lain dengan melengkapi
komponen tujuan pembelajaran yaitu Audience, Behavior,
Condition, Degree.
2) Pemilihan topik mata pelajaran

7
Jika tujuan pembelajaran sudah ditetapkan dan analisis
sudah dilakukan, maka peserta didik sudah mempunyai
gambaran tentang kompetensi yang harus dicapai melalui proses
belajar. Dengan demikian pendidik juga dapat segera
menetapkan topik mata pelajaran dan isinya. Apa saja topik,
tema yang tepat untuk disajikan dalam bahan ajar, sehingga
peserta didik dapat belajar dan mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan.
Acuan utama pemilihan topik mata pelajaran adalah silabus
dan analisis instruksional yang telah pendidik miliki.
Selanjutnya pendidik juga dapat menggunakan berbagai buku
dan sumber belajar serta melakukan penelusuran pustaka, yaitu
mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan materi
pembelajaran.
3) Pemilihan media dan sumber
Pemilihan media dan sumber belajar harus dilakukan
setelah pendidik memiliki analisis instruksional dan mengetahui
tujuan pembelajaran. Pendidik diharapkan tidak memilih media
hanya karena media tersebut tersedia bagi pendidik, disamping
itu pendidik diharapkan juga tidak langsung terbujuk oleh
kesediaan beragam media canggih yang sudah semakin pesat
berkembang saat ini. Media yang harus dipilih oleh pendidik
yaitu yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam proses
belajar, sehingga media tersebut dapat menarik minat belajar
peserta didik dan melalui media tersebut peserta didik akan lebih
mudah dalam memahami isi materi yang disampaikan oleh
pendidik.
4) Pemilihan strategi pembelajaran
Tahap pemilihan strategi pembelajaran merupakan tahap
ketika merancang aktivitas belajar. Dalam merancang urutan
penyajian harus berhubungan dengan penentuan tema, konsep,

8
teori, prinsip, dan prosedur utama yang harus disajikan dalam
topik mata pelajaran. Hal ini tidaklah terlalu sulit jika pendidik
memiliki peta konsep materi yang akan disampaikan. Jika sudah
mengetahuinya maka bagaimana materi itu disajikan, secara
umum dapat dikatakan bagaimana struktur bahan ajarnya.
Berbagai urutan penyajian dapat dipilih berdasarkan urutan
kejadian atau kronologis, berdasarkan lokasi, berdasarkan sebab
akibat dan lain sebagainya.
c) Pengembangan
Persiapan dan perancangan yang matang sangat diperlukan untuk
mengembangkan bahan ajar dengan baik. Berikut cara dalam memulai
pengembangan bahan ajar:
a. Tulislah bahan ajar berbentuk LKS atau panduan praktik
b. Bahan ajar tidak harus ditulis secara berurutan
c. Tulis atau kembangkan bahan ajar untuk peserta yang telah
dikenal (karakteristik peserta didik).
d. Harus dapat memeberikan pengalaman belajar kepada peserta
e. Ragam media, sumber belajar, aktivitas dan umpan balik
merupakan komponen penting dalam memperoleh bahan ajar
yang menarik, bermanfaat dan efektif bagi peserta didik
f. Ragam contoh, alat bantu belajar, ilustrasi serta pengemasan
bahan ajar juga berperan dalam membuat bahan ajar
g. Gaya penulisan untuk bagian tekstual, naratif, explanatory,
deskriptif, argumentatif dan perintah sangat penting agar peserta
didik dapat memahami maksud pendidik.
d) Evaluasi dan Revisi
Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh beragam reaksi dari
berbagai pihak terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Reaksi ini
hendaknya dipandang sebagai masukan untuk memperbaiki bahan ajar
dan menjadikan bahan ajar lebih berkualitas. Evaluasi sangat diperlukan
untuk melihat efektifitas bahan ajar yang dikembangkan. Apakah bahan

9
ajar yang dikembangkan memang dapat digunakan untuk belajar-
dimengerti, dapat dibaca dengan baik dan dapat membelajarkan peserta
didik.
Di samping itu evaluasi diperlukan untuk memperbaiki bahan ajar
sehingga nmenjadi bahan ajar yang baik. Secara umum ada 4 cara untuk
mengevaluasi bahan ajar yaitu:
1. Telaah oleh ahli materi (lebih ditekankan pada validitas
keilmuan serta ketepatan cakupan)
2. Uji coba satu-satu (Salah seorang peserta didik mengkaji bahan
ajar, kemudian diminta untuk memberikan komentar tentang
keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwajahan dan tingkat
kesukaran)
3. Uji coba kelompok kecil (Satu kelompok kecil mengkaji bahan
ajar, kemudian diminta untuk memberikan komentar tentang
keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwajahan dan tingkat
kesukaran)
4. Uji coba lapangan (Untuk memperoleh informasi apakah
bahan ajar dapat mencapai tujuan? Apakah bahan ajar
dianggap memadai dan seterusnya.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan maka perbaikan bahan
ajar yang mungkin dilakukan antara lain:
1. Menghilangkan bagian-bagian yang dianggap tidak perlu
2. Memperluas uraian atas suatu konsep yang dianggap masih
kurang
3. Menambah latihan dan contoh-contoh yang dianggap perlu
4. Memilah bahan ajar menjadi bagian-bagian yang lebih mudah
dicerna peserta didik
5. Memeperbaiki kalimat, istilah, serta bahasa yang digunakan
untuk meningkatkan kualitas bacaan
6. Menambah analogi, ilustrasi dan contoh kasus yang dianggap
lebih efektif

10
7. Menambah penggunaan media lain yang dianggap dapat
memperjelas dan membantu peserta didik dalam belajar.
Perlu diingat bahwa pada setiap komponen harus diikuti oleh
pendidik dalam perbaikan dan penyesuaian pada komponen bahan
ajar, sehingga diperoleh bahan ajar yang utuh dan terpadu.9

9
Jurnal Konsep Bahan Ajar, http://eprints.uny.ac.id/67711/4/4.%20Bab%20II.pdf, diakses pada
tanggal 13 Juni 2021, 17.00 Wib.

11
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
1. Strategi pengorganisasi materi pembelajaran disebut sebagai struktural
strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan konsep
prosedur, serta prinsip yang berkaitan. Strategi pengorganisasian lebih
lanjut dibedakan menjadi dua jenis yaitu strategi mikro dan strategi makro.
2. Terdapat prinsip-prinsip dan kriteria-kriteria yang dapat dijadikan sebagai
pedoman bahan ajar.
3. Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik berdasarkan
langkah-langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan ajar yang
bermanfaat. Berikut ini langkah-langkah pengembangan bahan ajar yaitu
analisis, perancangan, pengembangan, serta evaluasi dan revisi.
B. Saran
Penulis mengharapkan kepada pembaca supaya tidak hanya menjadikan
makalah ini sebagai referensi pembahasan tentang mengembangkan dan
memilih materi pembelajaran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ainurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


_______Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Memilih dan
_______Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Bahri Jamarah, Syaiful. dan Aswan Zein. 1995. Strategi Belajar Mengajar.
_______Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Agama Republik Indonesia. 2016. Al-Quran dan Terjemahannya.


_______Madina Quran, Rajawali Raya.

Depdiknas. (2010). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.

Guntur Tarigan, Henry. 1993. Strategi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:


_______Angkasa.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Proses Standar


_______Pendidikan. Jakarta: Kencana.

S. Degeng, Nyoman. 2008. Teori Pembelajaran 1 Taksonomi variable. Malang:


_______UIN Malang.

http://eprints.uny.ac.id/67711/4/4.%20Bab%20II.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai