Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN TEORI JORGE DENGAN AJARAN DALAM KITAB

TA’LIM MUTA’ALIM

Halaqoh Ilmiah
Disajikan pada tanggal 02 Maret 2018

Pengasuh:
Prof. Dr. Kyai H. Achmad Mudlor, S.H

Oleh :
Nur Habibah
Mahasiswi Semester VI
Jurusan Pendidikan IPA
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang

LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR MALANG


Maret 2018
A. PENDAHULUAN
Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses menuju hal dari tidak tahu
menjadi tahu dengan cara berinteraksi dengan lingkungan belajar yang sengaja
diciptakan maupun lingkungan secara alami. Disanalah anak akan mendapatkan
pengalaman-pengalaman yang akan membentuk suatu konsep dalam pikiran
anak itu sendiri. Ada beberapa ciri-ciri yang menandakan bahwa seorang anak
telah melakukan aktivitas belajar yaitu diantaranya akan terjadi perubahan
tingkah laku pada diri anak yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik; perubahan yang terjadi merupakan buah dari pengalaman yaitu
interaksi antara dirinya dengan lingkungan; dan perubahan tersebut relatif
menetap.
Dalam pembelajaran perlu adanya serangkaian kegiatan yang dirancang
untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada anak untuk mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman oleh karena itu proses belajar pembelajaran
merupakan peran utama dalam pedidikan. Sehingga dengan adanya pendidikan
maka dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Disinilah perlu
adanya suatu pendekatan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Banyak pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan kepada siswa
untuk proses pembelajaran salah satunya yaitu pendekatan hukum Jost yang
juga memiliki hubungan dalam kitab Ta’lim Muta’alim yang menerangkan
tentang etika belajar bagi penuntut ilmu.
B. PEMBAHASAN
1. Pendekatan Hukum Jost
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu.
Teoti Jorge atau biasa disebut dengan pendekatan hukum Jost
menyebutkan bahwa sesuatu yang dikerjakan secara sedikit-sedikit namun
dalam waktu yang yang banyak lebih efektif dari pada sesuatu yang dikerjakan
langsung banyak tetapi waktu yang digunkan sedikit meskipun tema yang
dibahas atau yang dikerjakan sama.
Menurut Robber (1988),salah satu asumsi penting yang mendasari
hukum Jost (Jost’s Law) adalah siswa yang lebih sering mempraktikkan materi
pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang
berhubungan dengan materi yang sedang ia tekuni. Menurut Hukum Jost, belajar
dengan kiat 5 x 3 adalah lebih baik dari pada 3 x 5 walaupun hasil perkalian
kedua kiat tersebut sama. Maksudnya, memperlajari sebuah materi dengan
alokasi waktu 3 jam per hari selama 5 hari akan lebih efektif daripada
memperlajari materi tersebut dengan alokasi 5 jam sehari tetapi hanya 3 hari.
Contoh ini perumpamaan pendekatan belajar dengan cara mencicil, hingga
dipandang cukup berhasil guna terutama untuk materi-materi yang bersifat
hafalan.
2. Seputar Kitab Ta’lim Muta’alim
Kitab Ta’lim Muta’alim adalah kitab tentang menerangkan seluk beluk
etika belajar bagi penuntut ilmu atau tata cara mencari ilmu. Yang dapat
digunkana untuk menjelaskan tentang proses awal sebelum menuntut ilmu,
selama masa belajar, dan cara yang harus ditempuh oleh pelajar untuk
memperoleh ilmu yang bermanfaat.
Metode yang ada dalam kitab ini adalah dengan pendekatan etika yang
harus dijunjung tinggi oleh para pelajar, misalnya dalam soal penghormatan
murid kepada guru, berteman dalam belajar, penghargaan terhadap ilmu dan
literatur yang dikajinya , sikap dan watak setelah mendapatkan ilmu dan masih
banyak lagi.
3. Hubungan Teori Jorge dengan Ajaran dalam Kitab Ta’lim Muta’alim
Jika pendekatan hukum Jost dihubungakan dengan ajaran yang ada
didalam Ta’lim Muta’alim maka memiliki hubungan yang sangat erat, dimana
di dalam pendekatan hukum Jost perlu adanya suatu metode yang di ajaran di
dalam kitab Ta’lim Muta’alim terutama tata cara menjaga akhlak atau tingkah
laku dalam melakukan suatu pembelajaran , yang khususnya dicantumkan pada
bab V tentang kesungguhan dan kontinu dalam belajar. Berikut etika menuntut
ilmu dalam kitab Ta’lim Muta’alim yang memiliki hubungan dengan pendekatan
hukum Jorge:
a. Berniat Ketika menuntut Ilmu
Wajib berniat belajar pada masa-masa menuntut ilmu karena niat
merupakan suatu funamental dalam segala hal. Karena sesungguhnya
syahnya perbuatan itu tergantung pada niatnya. Didalam menuntut
ilmu sebaiknya seorang pelajar berniat mencari ridho Allah SWT.
Mengharap kebahagiann akhirat, menghilangkan kebodohan dari
dirinya sendiri dari segenap orang-orang bodoh, menghidupkan agama
dan melestarikan islam, karena sesungguhnya kelestarian islam hanya
dapat dipertahankan dalam ilmu dan perilaku zuhud serta takwa.
Dengan menuntut ilmu dia harus berniat bersyukur kepada Allah SWT.
Jangan sampai berniat untuk mencapai pengaruh agar orang-orang
diseitarnya berpaling kepadanya , mencari kedudukan dimata
penguasa yang lainnya.

b. Mengetahui Kewajiban Belajar


Diwajibkan bagi setiap muslim mempelajari ilmu yang berhubungan
dengan kewajiban sehari-harinya dalam kondisi apapun , contoh dari
ilmu yang berhubungan dengan sehari-hari antara lain seperti ilmu
tauhid, akhlak dan fiqih). Demikian pula wajib baginya mempelajari
ilmu yang mengantarkannya (ilmu yang menjadi prasyarat)
menunaikan segala sesuatu yang menjadi kewajibannya. Karena segala
sesuatu yang menjadi prasyarat bagi sesuatu yang wajib itu hukumnya
menjadi wajib pula. Demikian pula wajib mempelajari ilmu mengenai
aturan-aturan yang berhubungan dengan orang lain dan berbagai
pekrejaan,serta ilmu yang berhubungan dengan hati.

c. Memilih ilmu, Guru dan Teman Serta Keteguhan dalam Menuntut


Ilmu (sabar)
Bagi setiap pelajar hendaknya memilih ilmu yang terbaik baginya dan
ilmu yang dibutuhkannya dalam urusan agama pada masa sekarang
maupun yang akan datang. Adapun memilih guru hendaknya memilih
orang yang lebih alim (pandai), warak (menjaga harga diri) dan lebih
tua. Ketahuilah bahwa kesabaran dan keteguahan merupakan modal
yang besar dalam segala hal, tetapi hal itu sangat jarang ada yang
melakukannya.Dan didalam menuntut ilmu hendaknya memilih
sahabat tekun, warak, berbiat lurus tanggap. Hindarilah orang yang
pemalas, pengangguran, pembual, suka berbuat onar dan suka
menfitnah.

d. Belajar Keterampilan dan mengukur kemampuan diri


Pelajar hendaknya mengukur dan memperkirakan kemampuan dirinya
di dalam mengulang pelajaran, karena hati seseorang tidak akan bisa
bertahan hingga mencapai pada batas itu.

e. Memanfaatkan waktu Belajar


Mengambil pelajaran (istifadah) bagi pelajar haruslah dilakukan setiap
saat hingga memperoleh kemuliaa dengan cara selalu menyediakan
alat tulis untuk mencatat segala pengetahuan yang bary didapat. Isham
bin Yusuf membeli pena dengan harga satu dinar untuk mencatat apa
yang didengar dari manapun ia berada, ingatlah bahwa umur itu
pendek dan ilmu cukup banyak. Seyogyanya manfaatkanlah setiap
waktu dan jangan menyia-nyiakan, lebih pada malam hari saat sepi.
Dikatakan dari Yahya bin Mu’adz ar-Razi: “Malam itu panjang, maka
jangan kau persingkat dengan tidurmu, sedangkan siang hari itu penuh
cahaya maka jangan kau kotori dengan perbuatan dosamu.”

f. Bersungguh-sungguh, kontinu, dan usaha keras


Sungguh-sungguh, kontinu dan tidak kenal berhenti dalam belajar
merupakan suatu keharusan bagi seorang pelajar. ”Barang saipa
membiarkan dirinya terjaga di malam hari , hatinya akan ceria di malam
hari “. Kontinu dalam belajar dapat diulangi pada setiap awal dan akhir
malam, karena antara waktu magrib dan isya serta waktu sahur adalah
waktu yang penuh berkah. Sebaiknya pelajar berusaha memaksa diri
sendiri untuk meraih ilmu, bersungguh-sunggu dan berusaha keras
dapat dilakukan dengan cara menghayati ilmu. Karena sesungguhnya
ilmu itu abadi, sedangkan harta benda itu binasa. Sebagaimanna dikatan
Ali bin Abi Thalib ra:
“Aku rela dengan bagian yang diberikan oleh Allah ilmu
untukku dan harta benda untuk musuh-musuhku karena harta
benda akan binasa dalam jangka pendek, sedangkan ilmu akan
abadi dan tak akan musnah”
Ilmu yang bermanfaat mengukir nama baik seseorang dan tetap abadi
meskipun ia sudah wafat. Karena itulah ilmu disebut kekal abadi.

g. Menghormati Ilmu dan Ahi Ilmu


Katahuilah, bahwa pelajar tidak akan dapt meraih ilmu dan memanfatkan
ilmunya kecuali dengan menghormati ilmu dan ahli ilmu serta
menghormati dan mengagungkan gurunya. Diungkapkan : “Orang yang
ingin mencapai sesuatu tidak akan berhasil kecuali dengan meninggalkan
respek (rasa hormat) dan mengagungkannya”.

h. Warak Ketika Belajar


Diantara perbuatan warak yaitu menjauhkan diri dari perut terlalu
kenyang, banyak tidur dan banyak bicara yang tidak ada gunanya.
Termasuk perbuatan warak yaitu menjauhkan diri dari golongan yang
berbuat kerusakan, maksiat, dan pengangguran karena perkumpulan itu
pengaruhnya sangat besar. Nabi pernah bersabda “ Barang siapa yang
tidak warak dalam belajar maka Allah akan menimpa balak kepadanya
salah satu tiga perkara : mati dalam usia remaja, ditempatkan dalam
perkampungan orang bodoh, akan dijadikan pengabdi penguasa”

i. Istifada (Mengharap Faedah)


Sebagiknya ketika menuntut ilmu senantiasa mengharapkan faeda
disetiap waktunya, sehingga dapat berhasil dalam meraih keutamaan,
dengan jalan setiap kesempatan selalu membawa alat tulis.

j. Bertawakkal
Keharusan bagi pelajar untuk bertawakkal (berserah diri kepada Allah)
di dalam menuntut ilmu. Ia tidak pelu merasa susah karena masalah
rezeki dan hatinya jangan selalu disibukkan dengan hal tersebut.
Dengan uraian berbagai macam etika menuntut ilmu yang ada didalam
kitab Ta’lim Muta’alim di atas dapat implementasikan dalam penerapan
Pendekatan Hukum Jost.

C. PENUTUP
Pendekatan hukum Jost memiliki hubungan yang erat dengan ajaran
yang ada didalam Ta’lim Muta’alim , dimana etika menuntut ilmu yang ada di
dalam kitab tersebut antara lain : Berniat Ketika menuntut Ilmu, Mengetahui
Kewajiban Belajar, Memilih ilmu, Guru dan Teman Serta Keteguhan dalam
Menuntut Ilmu (sabar), Belajar Keterampilan dan mengukur kemampuan diri,
Memanfaatkan waktu Belajar, Bersungguh-sungguh, kontinu, dan usaha keras,
Menghormati Ilmu dan Ahi Ilmu,Warak Ketika Belajar, Istifada (Mengharap
Faedah), Bertawakkal dapat di implementasikan dalam pendekatan hukum Jost
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Alzarnuji. 1996. Etika Belajar Bagi Penuntut Ilmu Terjemahan Ta’liim al-
muta’aliim Tariiq al-al Ta’allum. Surabaya : Pelat Dunia
http://digilib.unila.ac.id/6649/15/BAB%20II.pdf
diakses pada tanggal 02 Maret 23.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai