Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI


(STAIN) JURAI SIWO METRO
Jl. Ki Hajar Dewantara Kampus 15 A Iringmulyo Kota Metro Lampung 34111
Telp. (0725) 41507, Fax. (0725) 47296 Email:stainjusi@stainmetro.ac.id Website:www.stainmetro.ac.id

FORMULIR PENGAJUAN JUDUL

Kepada Yth,
Ketua Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam

Assalamualaikum Wb, Wb
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : MUKHTARULLAH HIDAYATUL K.


NPM : 13101673
Program Studi : Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah

Mengajukan Judul Skripsi/TA dalam bidang :

Judul I : Komodifikasi Anak Dalam Iklan SGM Eksplor


Di Televisi Edisi 2015 Versi Berdua Jadi Hebat
Perspektif Hukum Islam

Latar Belakang Masalah : Anak merupakan karunia yang titipkan oleh Allah Swt.
kepada kita supaya menjaga dan memeliharanya dengan baik
hingga dapat menjadi manusia yang dewasa dan mandiri.
Secara hukum hak anak sudah jelas sebagaimana yang
tercantum dalam UU Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak, Konvensi Hak Anak, dan
peraturan-peraturan lain. Anak harus mendapat hak hidup, hak
tumbuh kembang, hak partisipasi, hak pendidikan dan hak
perlindungan. Ini juga sangat sesuai dengan yang diharapkan
oleh Islam.
Jika pemeliharaan anak dilakukan dengan sebaik-
baiknya, tentu akan mampu mewujudkan generasi umat yang
tangguh, mandiri, dan siap menghadapi kemajuan jaman
bersama dengan ajaran Islam di sisinya.

Permasalahan : Yang terjadi saat ini rupanya belum sampai kepada yang
diharapkan. Masih ada penyimpangan yang terjadi dalam
pemeliharaan anak. Seperti komodifikasi anak dalam Iklan
SGM Eksplor Di Televisi Edisi 2015 Versi Berdua Jadi Hebat.

Identifikasi Masalah : Sebagaimana yang terjadi dalam iklan SGM Eksplor Di


yang menayangkan
Televisi Edisi 2015 Versi Berdua Jadi Hebat
anak-anak sebagai pemeran utama. Penyimpangan yang
terjadi dalam iklan ini biasa disebut dengan praktek
komodifikasi. Komodifikasi merupakan bentuk transformasi
dari hubungan, yang awalnya terbebas dari hal-hal yang
sifatnya diperdagangkan, menjadi hubungan yang sifatnya
komersil.
Di sini terlihat bahwa adanya penyimpangan yaitu
praktik komodifikasi berupa pengubahan fungsi anak menjadi
nilai produk jual dalam iklan. Jika terus terjadi, maka
bagaimana kelangsungan tumbuh kembang anak? Tentu cita-
cita yang mulia tidak akan terwujud.
Anak secara tidak langsung terjauhkan dari dunianya
sendiri, yang tanpa disadari sudah terpaksa melakukan
pekerjaan yang sebenarnya belum waktunya ia lakukan.
Padahal ia harus dipersiapkan sedini mungkin dengan segala
bekal untuk menghadapi hidupnya kelak. Baik bekal
pendidikan, bekal moral, maupun bekal mental.

Rencana Bahasan : Dalam hal ini bahasan utamanya adalah


menjelasankan variabel-variabel yang ada terlebih
dahulu, yaitu anak, iklan, dan komodifikasi. Variabel
inilah yang akan dikemukakan sehingga dapat
mengungkap praktik komodifikasi dalam masalah ini.
Jenis penelitian ini adalah pustaka yang bersifat
deskriptif kualitatif.

Referensi : Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, Jakarta:


CV.Akademika Pressindo, 2010.

Marcel A. Boisard, Humanisme Dalam Islam, diterjemahkan


oleh M. Rasjidi, dari judul asli L Humanisme De L
Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1980.

J.I.G.M. Drost, et. al., Perilaku Anak Usia Dini: Kasus dan
Pemecahannya (Kata Pengantar: Dra.Rose Mini A.
Prianto, M.Psi., Jogjakarja: Kanisius, tt.

Hilman Hadikusuma, Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia,


Bandar Lampung: CV Mandar Maju, 2003.

Majid Khadduri, War and Peace in the Law of Islam (Perang


dan Damai Dalam Hukum Islam),diterjemahkan oleh
Kuswanto, Yogyakarta: Tarawang Press, 2002.

Sri Lestari, Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan


Penanganan Konflik dalam Keluarga, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012.

Zain Saidi, et. al., Mencari Keadilan: Bunga Rampai


Penegakan Hak Konsumen, Jakarta: Piramedia, 2004.
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Quran, Jakarta: Lentera Hati, 2009,
Jilid 7 dan 11.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002


Tentang Perlindungan Anak.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002


tentang Penyiaran.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014


Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Judul II : Dampak Dispensasi Nikah Terhadap Eksistensi


Pernikahan (Studi Analisis di Pengadilan Agama Kota
Metro)

Latar Belakang Masalah : Perkawianan bertujuan untuk membentuk


keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Dalam
UU Perkawinan ditentukan prinsip-prinsipnya, salah
satu asas atau prinsip yang tercantum adalah bahwa
calon suami isteri itu harus telah masak jiwa raganya.
Untuk menjebatani hal tersebut, UU Perkawinan No. 1
Th. 1974 telah menetapkan dalam pasal 7 ayat (1) yang
berbunyi: Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria
sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan
pihak wanita mencapai umur 16 (enam belas) tahun,
pembatasan tersebut untuk melindungi keturunan yang
dilahirkan, akan tetapi disisi lain undang-undang
memberikan kelonggaran kepada pasangan yang
kurang umur untuk melangsungkan pernikahan.
Dispensasi nikah adalah kelonggaran yang
diberikan Pengadilan Agama kepada calon mempelai
yang belum cukup umur untuk melangsungkan, di
Pengadilan Agama telah memutus perkara permohonan
dispensasi nikah cukup banyak sekali, pasangan yang
nikahnya mendapat dispensasisi nikah mereka kurang
siap untuk membina suatu rumah tangga. Dalam
memberikan dispensasi nikah Hakim dituntut untuk
dapat mempertimbangkan secara selektif sesuai dengan
aturan (perundang-undangan) yang berlaku. Di
samping itu juga perlu ditekankan pada kemaslahatan
yang ingin dicapai dalam perkawinan pasangan yang
bersangkutan.
Permasalahan : Setelah terjadi perkawinan yang belum mencapai
usia yang ditentukan dengan berbekal dispensasi kawin
dari Pengadilan Agama, ternyata justru juga banyak
berakibat kurang siapnya pasangan suami istri dalam
membina keluarga.

Identifikasi Masalah : Sebagaimana dispensasi kawin merupakan


kelonggaran yang diberikan bagi pasangan yang akan
menikah namun belum mencapai usia yang di tentukan.
Maka sebenarnya kelonggaran ini merupakan jalan
alternatif.
Sehingga dalam hal ini perlu diketahui bahwa
jalan alternatif ini bukan harus dijadikan prioritas dalam
pelaksanaan perkawinan. Oleh karena itu penetapan
dan pemberian dispensansi kawin diharapkan lebih
intensif dan selektif.

Rencana Bahasan : Dalam hal ini bahasan utamanya adalah


menjelasankan variabel-variabel yang ada terlebih
dahulu, yaitu dispensasi nikah, dan eksistensi
pernikahan. Variabel inilah yang akan dikemukakan
sehingga dapat mengungkap dampak-damak yang
timbul dalam keluarga yang menikah dengan bekal
dispensasi kawin.
Jenis penelitian ini adalah lapangan yang bersifat
deskriptif kualitatif.

Referensi : Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di


Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo, 1995)
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di
Indonesia, (Jakarta: Pranada Media group, 2006)
Arto Mukti, Praktek Perkara Perdata Pada
Pengadilan Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007)
Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam, Bahan Penyuluhan Hukum, (Jakarta :
Departemen Agama RI , 2001)
Mohammad Fauzil Adhim, Indanya Pernikahan
Dini, (Jakarta: Gema Insani, 2002)
Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema
Insani, 2006)
Slamet Abidin Aminuddin, Fiqih Munakahat 1
Untuk Fakultas Syari`Ah Komponen MKD, (Bandung:
Pustaka Setia, 1999)
Disetujui oleh, Metro, 18 Januari 2016
Dosen Pembimbing Akademik, Mahasiswa Ybs,

HUSNUL FATARIB, Ph.D MUKHTARULLAH HIDAYATUL K.


NIP. 19740104 199903 1 004 NPM. 13101673

Anda mungkin juga menyukai