Kelas : PGSD 3C
TRENGGALEK
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah serta karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Problematika Pembelajaran SD dengan judul “Problematika Pembelajaran SD Aspek Guru”
Dengan terselesainya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Intan Wardhani
M. Pd yang telah membimbing dan membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Beserta teman-teman satu kelompok yang telah mengerjakan dan memahami makalah ini
serta menyemangati satu sama lain.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan dari makalah kami.
(Penulis)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan 2
BAB II
PEMBAHASAN
BAB I
PENUTUP
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Solusi-solusi apa yang digunakan dalam mengatasi problematika pembelajran pada
aspek guru?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui problematika-problematika pembelajaran pada aspek guru.
2. Mengetahui fakto-faktor yang mempengaruhi problematika pembelajaran pada aspek
guru.
3. Mengetahui solusi-solusi yang digunakan untuk mengatasi problematika
pembelajran pada aspek guru.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kebermaknaanya bagi diri dan kehidupannya saat ini dan di masa yang akan datang (life
skill)”
“ Pembelajaran adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan
pembelajaran”. Dengan demikian pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu peristiwa
atau situasi yang sengaja dirancang dalam rangka membantu dan mempermudah proses
belajar dengan harapan dapat membangun kreativitas siswa. Dari pengertian tentang
problematika dan pembelajaran yang telah disebutkan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwasanya pengertian problematika pembelajaran adalah kendala atau
persoalan dalam proses belajar mengajar yang harus dipecahkan agar tercapai tujuan
yang maksimal.
4
Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola
kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai
tujuan-tujuan seperti menelaah kebutuhan- kebutuhan siswa, menyusun rencana
pelajaran, menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, mengajukan pertanyaan kepada
siswa, dan menilai kemajuannya.
Masalah yang dihadapi guru nampak sekali ada dalam pribadi guru itu sendiri,
seperti rendahnya kompetensi, belum totalnya guru menjalankan profesinya sebagai
pendidik dan pengajar, rendahnya motivasi guru berinovasi dalam pembelajaran dan
kurangnya peluang guru untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang ditujukan
untuk peningkatan kualitas pembelajarannya meliputi pedagogik, metodik dan didaktik,
serta masih rendahnya kemampuan guru untuk meneliti dan menulis, apalagi bila
dikaitkan dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta perubahan
cara pandang dan pola hidup masyarakat yang menghendaki strategi dan pendekatan
dalam proses belajar mengajar yang berbeda-beda, di samping materi pengajaran itu
sendiri.
Problematika guru secara umum problem yang dialami oleh para guru dapat
dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu problem yang berasal dari diri guru yang
bersangkutan dan problem yang berasal dari dalam diri guru lazim disebut problem
internal, sedangkan yang berasal dari luar disebut problem eksternal.
1. Problem internal
Menurut Nana Sudjana (1998: 41), bahwa problem internal yang dialami oleh guru
pada umumnya berkisar pada kompetensi profesional yang dimilikinya, baik bidang
kognitif seperti penguasaan bahan/materi, bidang sikap seperti mencintai profesinya
(kompetensi kepribadian) dan bidang perilaku seperti keterampilan mengajar,
menilai hasil belajar siswa (kompetensi pedagogis) dan lain-lain :
a. Menguasai bahan/materi
Menguasai materi harus dimulai dengan merancang dan menyiapkan bahan
ajar/materi pelajaran yang merupakan faktor penting dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dari guru kepada anak didiknya. Agar proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, rancangan dan penyiapan bahan
ajar harus cermat, baik dan sistematis. Rancangan atau persiapan bahan
5
ajar/materi pelajaran berfungsi sebagai pemberi arah pelaksanaan pembelajaran,
sehingga proses belajar mengajar dapat terarah dan efektif. Namun hendaknya
dalam merancang dan menyiapkan bahan ajar disertai pula dengan gagasan/ide
dan perilaku guru yang kreatif, dengan memperhatikan segenap hal yang
terkandung dalam makna belajar peserta didik (Iskandar Agung, 2010: 54).
b. Mencintai profesi keguruan
Bertolak dari kompetensi guru yang harus dimiliki oleh guru dan adanya
keinginan kuat untuk menjadi seorang guru yang baik, persoalan profesi guru di
sekolah terus menarik untuk dibicarakan, didiskusikan, dan menuntut untuk
dipecahkan, karena masih banyak guru yang punya anggapan bahwa mengajar
hanyalah pekerjaan sambilan, padahal guru merupakan faktor dominan dalam
pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa, guru sering dijadikan
teladan dan tokoh panutan. Untuk itu guru seyogyanya memiliki perilaku dan
kemampuan yang memadai dalam mengembangkan peserta didik secara utuh.
Peran guru adalah perilaku yang diharapkan (expected behavior) oleh
masyarakat dari seseorang karena status yang disandangnya. Status yang tinggi
membuat seorang guru mengharuskan tampilnya perilaku yang terhormat dari
penyandangnya. Menurut Tilaar (2002: 296), dewasa ini masyarakat tetap
memgharapkan perilaku yang paling baik dan terhormat dari seorang guru.
c. Keterampilan mengajar
Guru harus memiliki beberapa komponen keterampilan mengajar agar proses
pembelajaran dapat tercapai, di antaranya yaitu 10 kompetensi guru yang
merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru. Adapun 10 kompetensi
guru tersebut menurut Depdikbud (dalam Mulyasa, 2006: 4-5), meliputi: 1)
menguasai bahan, 2) mengelola program belajar mengajar, 3) mengelola kelas,
4) penggunaan media atau sumber, 5) mengelola interaksi belajar mengajar, 6)
menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, 7) mengenal fungsi
layanan bimbingan dan penyuluhan (BP), 8) mengenal menyelenggarakan
administrasi sekolah 9) memahami prinsip-prinsip 10) menafsirkan hasil
penelitian pendidikan guru untuk keperluan pengajaran.
d. Menilai hasil belajar siswa
6
Evaluasi diadakan bukan hanya ingin mengetahui tingkat kemajuan yang telah
dicapai siswa saja, melainkan ingin mengetahui sejauh mana tingkat
pengetahuan siswa atau peserta didik yang telah dicapai. Menurut Syaiful Bahri
Djamarah (2005: 20) evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan data tentang sejauh mana kerberhasilan anak didik dalam belajar
dan keberhasilan guru dalam mengajar. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh
guru dengan memakai instrument penggali data seperti tes perbuatan, tes tertulis
dan tes lisan.
2. Problem eksternal
Problem eksternal yaitu problem yang berasal dari luar diri guru itu sendiri. Menurut
Nana Sudjana (1998: 42-43) mengemukakan bahwa kualitas pengajaran juga
ditentukan oleh karakteristik kelas dan karakteristik sekolah.
a. Karakteristik kelas seperti besarnya kelas, suasana belajar, fasilitas dan sumber
belajar yang tersedia.
b. Karakteristik sekolah yang dimaksud misalnya disiplin sekolah, perpustakaan
yang ada di sekolah memberikan perasaan yang nyaman, bersih, rapi dan
teratur.
Dalam konteks pertimbangan faktor eksternal, terutama yang menyangkut
lingkungan kerja, secara rinci dikemukakan oleh M. Arifin (dalam Muhaimin, 2002:
119) bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi semangat kerja, yaitu:
a) Volume upah kerja yang dapat memenuhi kebutuhan.
b) Suasana kerja yang menggairahkan atau iklim.
c) Pemahaman sikap dan pengertian di kalangan pekerja.
d) Sikap jujur dan dapat di percaya dari kalangan pemimpin terwujud dalam
kenyataan.
e) Penghargaan terhadap hasrat dan kebutuhan yang berprestasi (Need for
Achievement).
f) Sarana yang menunjang bagi kesejahteraan mental dan fisik, seperti tempat olah
7
1. Faktor Kompetensi Guru.
Profesionalisme guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah ber-
basis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan
perkembangan manusia termasuk gaya belajar.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang guru,
dinyatakan bawasannya salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah
kompetensi profesional. Kompetensi profesional yang dimaksud dalam hal in
merupakan kemampuan guru dalam pengua-saan materi pelajaran secara luas dan
mendalam. Maksudnya seorang guru harus menguasai ke-mampuan akademik
lainnya yang berperan seb-agai pendukung profesionalisme guru.
Kemampuan akademik tersebut antara lain, memiliki kemampuan dalam menguasai
ilmu, jenjang dan jenis pendidikan yang sesuai. Berbagai kendala yang dihadapi
sekolah terutama di daerah terpencil, pada umumnya mengalami kekurangan guru
yang sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan yang di maksud adalah kebutuhan sabjek
atau bidang study yang sesuai dengan pendidikan guru. Akhirnya sekolah terpaksa
menempuh kebijakan yang tidak populer bagi anak, guru mengajar tidak sesuai
dengan bidang keahliannya
2. Kurangnya kreatifitas guru dalam memfasilitasi pembelajaran.
Dalam pembelajaran kurikulum 2013, guru dianjurkan untuk membuat media
pembelajaran baik dalam bentuk digital maupun non digital. Sering kali guru sudah
membuat media pembelajaran yang beragam, sehingga guru kadang kehabisan ide
untuk membuat media pembelajaran. Contoh yang bisa diambil yaitu seorang guru
kurang mengembangkan sistem, media, iklim, pendekatan dalam pembelajaran.
3. Kurangnya perhatian guru terhadap siswa, terutama anak berkebutuhan khusus.
Anak berkebutuhan khusus sangat memerlukan perhatian lebih dari gurunya karena
biasanya anak dengan kebutuhan khusus semisal kurangnya pendengaran akan sangat
membutuhkan bantuan guru untuk menjelaskan materi pelajaran yang sudah
dijelaskan guru pada siswa lainnya. Tetapi biasanya anak dengan kebutuhan khusus
ditempatkan disekolah luar biasa/khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
4. Kurangnya fasilitas untuk guru
8
Seperti halnya gaji, sehingga banyak guru yang bekerja lagi sebagai sampingan atau
KKN. Hal ini menyebabkan guru tidak dapat focus terhadap satu pekerjaan nya yaitu
sebagai guru yang mengharuskan guru membagi waktunya dengan pekerjaan lain.
Kadang kala guru merasa kurang dengan gajinya sehingga memilih untuk bekerja
sampingan seperti membuka les, dll.
9
beraneka ragam. Jadi tujuan anak didik berseko lah adalah untuk mendapatkan
bekal guna men-capai kesuksesan setelah dewasa kelak
2. Guru Sebagai Suri Tauladan.
Definisi yang kita kenal sehari-hari bah wa guru adalah orang yang harus digugu
dan ditiru, dalam arti bahwa guru adalah orang yang mempunyai wibawa atau
kharisma hingga perl untuk ditiru dan diteladani. Guru mempunyai pengaruh
terhadap perubahan prilaku siswa. Pendidikan adalah usaha membimbing anak ke
arah kedewasaan sesuai dengan tujuan pendidikan. Ada kalanya guru harus
menunjukkan jalan, menyuruh anak, mengatakan kepada mereka apa yang harus
dilakukan dan bila perlu melarang mereka apabila melakukan sesuatu yang
menyimpang dan merugikan.
Guru yang membiarkan anak didiknya melakukan apa yang mereka inginkan tapa
memberi bimbingan, justru akan mengakibatkan anak didiknya mengalami
gangguan mental karena tidak mempunyai pegangan yang tegas dalam hidupnya
akibat kebebasan yang berlebihan, sehingga ia tidak tahu norma-norma yang
menjadi ukuran tingkah laku mereka. Pelaksanaan pendidikan selama ini di
warnai dengan pendekatan swara negara (state driven). Dimasa yang akan datang
hendaknya pendidikan berorientasi pada aspirasi masyarakat. penddidikan harus
mengenal siapa pelanggannya, dan dari pengenalan ini pendidikan memahami
aspirasi dan kebutuhannya (need assessment) stelah itu baru ditentukan sistem
pendidikan, kurikulum yang tepat dan persyaratan bag pengajaranya
3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Kompetensi Profesionalisme Guru Guru merupakan suatu profesi, yang berarti
suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru, dan tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Utuk itu seorang guru
harus mempunyai kompetensi dalam bidangnya. kompetensi pada dasarna
merupakan apa yang seyogyanya dapat dilakukan (be able to do) ,seseorang harus
memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap
(uttitude) dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.
Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah
merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam
10
Penjelasan Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Yaitu:
a. Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan
peserta didik yang meliputi: pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan; pemahaman terhadap peserta didik; pengembangan
kurikulum/silabus; perancangan pembelajaran; pelaksanaan pembelajaran
yang mendidik dan dialogis; evaluasi hasil belajar; dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
b. Kompetensi kepribadiaan yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang.
mantap; stabil; dewasa; arif dan bijaksana; berwibawa; berakhlak mulia;
menjadi teladan bagi peser-ta didik dan masyarakat; mengevaluasi kinerja
sendiri; dan mengembangkan diri secara berkelanjutan.
c. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk: berkomunikasi lisan dan tulisan; menggunakan teknologi
komunikasi dan informasi secara fungsional; bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta
didik; dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
d. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara las dan mendalam yang meliputi: konsep, struktur, dan
metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar;
materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; hubungan konsep antar mata
pelajaran terkait; penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-
hari; dan kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan nilai dan budaya nasional.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Permasalahan guru merupakan salah satu dari sekian banyak masalah pendidikan
yang harus mendapatkan perhatian besar. Guru memiliki peran yang sangat penting
dalam proses pembelajaran. Peran seorang guru yaitu baik sebagai pendidik, model,
pengajar, dan pembimbing. Oleh karena itu, tidak heran jika guru menjadi faktor penentu
keberhasilan pendidikan siswa, di antara tugas profesional guru adalah merencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran
Masalah yang dihadapi guru nampak sekali ada dalam pribadi guru itu sendiri,
seperti rendahnya kompetensi, belum totalnya guru menjalankan profesinya sebagai
pendidik dan pengajar, rendahnya motivasi guru berinovasi dalam pembelajaran dan
kurangnya peluang guru untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang ditujukan
untuk peningkatan kualitas pembelajarannya meliputi pedagogik, metodik dan didaktik,
serta masih rendahnya kemampuan guru untuk meneliti dan menulis, apalagi bila
dikaitkan dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta perubahan
cara pandang dan pola hidup masyarakat yang menghendaki strategi dan pendekatan
dalam proses belajar mengajar yang berbeda-beda, di samping materi pengajaran itu
sendiri.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan problematika pembelajaran dari segala
aspek terutama aspek guru dapat diatasi atau diberi solusi supaya problematika
pembelajaran dari aspek guru tidak banyak dialami dalam pembelajaran. Diharapkan
pula guru memiliki kepribadian yang baik, memiliki motivasi dalam menjalankan
profesinya serta berinovasi dalam pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kami berharap
apabila banyak kesalahan baik penulisan maupun isi dari makalah ini, pembaca berkenan
12
untuk memberikan saran dan kritik kepada kami terkait makalah ini. Semoga makalah ini
dapat membantu menambah wawasan bagi pembaca.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rosilah (2019), Problematika Pembelajaran Tematik Di Kelas III B Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-
Muthmainnah kota Jambi.
Nila, Lathifah Abdiyah, Agus Dwi Prasojo (2019), Analisis Problematika Guru Dalam Pembelajaran
Daring Pada Pembelajaran Tematik Di SD/MI. Jurnal Pendidikan Dasar Volume 5, Nomor
2, September 2021; 210-219
iii