Anda di halaman 1dari 45

PROPOSAL SKRIPSI

EKSPEKTASI PENDAPATAN PADA MINAT JOIN BISNIS ONLINE

JEMPOL PRENUER (BERDASARKAN EKONOMI ISLAM)

OLEH

EKA SARI WIDYASTUTI


NIM. 17.2400.046

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PAREPARE

2021
EKSPEKTASI PENDAPATAN PADA MINAT JOIN BISNIS ONLINE

JEMPOL PRENUER (BERDASARKAN EKONOMI ISLAM)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Seminar Proposal Skripsi

OLEH

EKA SARI WIDYASTUTI

17.2400.046

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PAREPARE

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i

HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING......................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................7

C. Tujuan Penelitian.................................................................................................7

D. Kegunaan Penelitian............................................................................................7

II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................8

A. Tinjauan Penelitian Relevan...............................................................................8

B. Tinjauan Teori...................................................................................................11

1. Ekspektasi Pendapatan.......................................................................................11

2. Minat Berwirausaha...........................................................................................15

3. Ekonomi Islam...................................................................................................23

C. Tinjauan Konseptual..........................................................................................27

D. Kerangka Pikir..................................................................................................28

III METODE PENELITIAN..................................................................................31

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian........................................................................31


B. Lokasi Dan Waktu Penelitian............................................................................31

C. Fokus Penelitian................................................................................................31

C. Jenis Dan Sumber Data.....................................................................................32

D. Teknik Pengumpulan Data................................................................................32

E. Uji Keabsahan Data..........................................................................................34

F. Teknik Analisis Data........................................................................................34

KERANGKA ISI TULISAN (OUTLINE) ...........................................................37

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
EKSPEKTASI PENDAPATAN TERHADAP MINAT JOIN BISNIS ONLINE
JEMPOL PRENUER (BERDASARKAN EKONOMI ISLAM)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak

serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal inilah yang membuat

Indonesia pantas disebut sebagai negara yang kaya akan sumber dayanya, baik pada
sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Setiap tahun banyak mahasiswa

yang lulus dari perguruan tinggi negeri maupun swasta yang dapat meningkatkan

kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Hal ini harusnya dapat memberikan

keuntungan besar untuk perekonomian di Indonesia. Namun fakta yang terjadi saat

ini adalah dunia usaha tidak mampu menampung seluruh calon tenaga kerja yang

setiap tahunnya bertambah sehingga itu menyebabkan semakin banyaknya jumlah

penggaguran di Indonesia.

Pengangguran itu bukanlah hasil sebuah pilihan untuk tidak bekerja,

melainkan akibat dari semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan, terutama di kota-kota

besar. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah pengangguran di Indonesia

bertambah menjadi 6,88 juta orang pada Februari 2020. Angka ini naik 60.000 orang

0,06 juta orang dibanding periode yang sama tahun lalu. Angka pengangguran ini

belum dihitung sebelum pandemi virus corona merebak di Indonesia. Saat ini,

jumlah angkatan kerja pada Februari 2020 sebanyak 137,91 juta orang, naik 1,73 juta

orang dibanding Februari 2019. Berbeda dengan naiknya jumlah angkatan kerja,

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) turun sebesar 0,15%.

1
2

Penduduk yang bekerja sebanyak 131,03 juta orang, bertambah 1,67 juta

orang dari Februari 2019. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan

persentase terutama Jasa Pendidikan (0,24%), Konstruksi (0,19%), dan Jasa

Kesehatan (0,13%). Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan

terutama pada Pertanian (0,42%), Perdagangan (0,29%), dan Jasa Lainnya (0,21%).

Sebanyak 74,04 juta orang (56,50%) bekerja pada kegiatan informal. Selama setahun

terakhir (Februari 2019–Februari 2020), persentase pekerja formal meningkat sebesar


0,77%.

Persentase tertinggi pekerja pada Februari 2020 adalah pekerja penuh (jam

kerja minimal 35 jam per minggu) sebesar 69,90%. Sementara itu, pekerja tidak

penuh terbagi menjadi dua, yaitu pekerja paruh waktu (23,74%) dan pekerja setengah

penganggur (6,36%). Dalam setahun terakhir, persentase pekerja setengah

penganggur turun sebesar 1,01%, sedangkan persentase pekerja paruh waktu

meningkat sebesar 1,07%.1

Rata-rata lulusan dari perguruan tinggi yang ketika lulus lebih menyiapkan

diri untuk mencari pekerjaan, bukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Calon-

calon lulusan dari perguruan tinggi lebih banyak menyiapkan diri untuk mengikuti

seleksi penerimaan karyawan baru baik itu dari instansi pemerintah maupun dari

perusahaan swasta, daripada menyiapkan diri untuk membuka lapangan pekerjaan

dengan berwirausaha. Oleh karena itu, para mahasiswa perguruan tinggi perlu

diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja namun

dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan atau berwirausaha.

Berita Resmi Statistik Keadaan, Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2020 No. 40/05/Th.
1

XXIII, 05 Mei 2020


3

Apabila seseorang mampu menciptakan sesuatu yang baru dan sangat bernilai

serta berguna bagi dirinya dan orang lain, serta di dukung oleh sikap dan jiwa

keterampilan yang memadai, maka orang tersebut mampu menjadi seorang

wirausahawan.2 Berwirausaha menuntut kemauan untuk mengambil risiko dengan

penuh perhitungan sehingga dapat mengatasi rintangan untuk mencapai kesuksesan

yang diharapkan.

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi bisa

menjadi alternatif untuk mengurangi tingkat pengangguran, karena dengan memiliki

jiwa kewirausahaan diharapkan mahasiswa dapat menciptakan pekerjaan atau

berwirausaha setelah lulus dari perguruan tinggi. Wirausaha merupakan salah satu

pendukung yang menentukan maju mundurnya perekonomian, karena bidang

wirausaha mempunyai kebebasan untuk berkarya dan mandiri.

Islam juga mengajarkan untuk berwirausaha, Allah swt. tidak membenci

kecenderungan manusia dalam mencintai harta benda miliknya, selama mereka tidak

berlebihan dalam mencintai harta benda melebihi kecintaan kepada Allah. Wirausaha

juga dicontohkan langsung oleh Rasulullah saw. sebagai wirausah sejati.

Sebagaimana besar kehidupan beliau sebelum menjadi utusan Allah swt. adalah

sebagai seorang wirausahawan sukses.

Pemahaman Islam mengajarkan bahwa bekerja merupakan suatu kewajban

bagi setiap muslim untuk berusaha semaksimal mungkin melaksanakan semua aturan

Islam di segala aspek kehidupan. Semua pekerjaan atau aktivitas bisnis dalam Islam,

termasuk aktivitas ekonomi, harus tetap dalam bingkai akidah dan syariah. Seorang

2
Mardia mardia, dkk, Kewirausahaan, (Yayasan kita menulis,2021) h.173
4

muslim diberikan hak untuk melakukan cara apapun untuk mengembangkan

usahanya, selama hal tersebut tidak keluar dari ajaran-ajaran agama.

Salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat indonesia dalam

berwirausaha ialah melalui pemanfaatan teknologi dikarenakan teknologi saat ini

bukan hanya berguna sebagai pelangkap bisnis tetapi juga merupakan kunci dari

bisnis yang terus tumbuh dan dapat beradaptasi di masa saat ini.

Geliat pengguna internet untuk perdagangan yang semakin bertambah

mendorong munculnya bisnis – bisnis baru yang sekarang banyak dikatakan sebagai

“startup business”. start up yang merupakan sebuah usaha yang baru didirikan dan

masih pada tahap pengembangan serta penelitian untuk mencari potensi pasar dan

semua tergolong dalam bidang usaha teknologi dan informasi. 3 Di Indonesia sudah

banyak bermunculan bisnis start up diantaranya bukalapak, Gojek, Tokopedia, dll.

Khusus di wilayah Parepare, salah satu start-up business yang sedang populer

di kalangan mahasiswa ialah Komunitas Jempol Preneur. Komunitas Jempol Preneur

atau sering disebut KJP merupakan wadah bagi yang ingin belajar, memulai, dan

merintis bisnis di dunia digital. KJP didirikan oleh salah satu mahasisiwa IAIN

Parepare dengan tujuan untuk mengedukasi generasi millenial mengenai seluk beluk

dunia bisnis sehingga dapat mencapai visinya yaitu menciptakan 1 juta pebisnis

online baru dengan peluang penghasilan minimal 1 Juta perhari sehingga dapat

menghasilkan multiplier effect bagi perekonomian di Indonesia. Lebih lanjut, data

3
Dicky nofriansyah, dkk, Bisnis Online : Strategi dan Peluang Usaha, (Yayasan kita
menulis,2020) h.65
terkini pengguna internet yang telah bergabung di komunitas ini adalah kurang lebih

64 ribu yang telah tersebar di berbagai Provinsi di Indonesia.4

Setiap orang yang memiliki usaha atau bisnis apapun tentunya ingin

menghasilkan pendapatan yang besar,baik itu pendapatan yang di peroleh berupa

uang maupun barang, yang dimana itu mampu memenuhi kebutuhan hidup.

Pendapatan pun merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat seseorang
untuk bergabung dalam dunia bisnis termasuk bergabung ke Komunitas Jempol

Prenuer.

Sebelum pembahasan masuk kepada pendapatan yang nantinya akan di

dapatkan dari sebuah usaha ataupun bisnis, hal yang dapat menjadi pemicu seseorang

untuk mencari tahu akan sebuah bisnis, yakni dengan adanya ekpektasi akan seberapa

besar pendapatan yang di peroleh ketika mereka bergabung dalam usaha ataupun

bisnis tersebut.

Hal tersebut di atas merupakan salah satu bentuk promosi yang di lakukan

beberapa bisnis saat ini, salah satu di antaranya adalah Komunitas Jempol Prenuer.

Selain menawarkan begitu banyaknya produk digital yang diberikan, akan tetapi hal

yang paling menonjol adalah memperlihatkan pendapatan besar yang akan di

dapatakan ketika bergabung. Sebagai mana gaya promosi saat ini, memberikan

ekspektasi pendapatan yang tinggi dalam jangka waktu yang relatif singkat, menjadi

pemicu orang-orang untuk mencari tahu tentang bisnis tersebut dan memiliki peluang

untuk bergabung.

4
https://jempolpreneur.com/ (di akses pada tanggal 01 April 2021, pukul 19.47 WITA)

5
Tidak sedikit dari sebagian orang yang tertarik bergabung dalam sebuah

bisnis ataupun komunitas menganggap bahwa ekpektasi pendapatan yang sebelumnya

ditawarkan begitu pula yang nantinya akan mereka dapatkan ketika bergabung di

dalamnya, tanpa berfikir bahwa ada beberapa proses yang harus dilalui untuk

mencapai ekpektasi tersebut.

Perlu diketahui bahwa dalam ekonomi Islam pun menerapkan promosi yang
dilakukan untuk menawarkan, menginformasikan, menjual produk atau jasa di pasar.

Karena dengan promosi masyarakat akan mengetahui keberadaan produk atau jasa.

Dalam ekonomi Islam mempromosikan suatu produk, harus sesuai dengan kebenaran

dan kejujuran yang dimana itu merupakan dasar nilai ekonomi Islam. Tidak boleh

berlaku curang, berkata bohong, bahkan mengumbar sumpah atau iklan palsu.

Mempromosikan produk , walaupun dengan secara bebas dibolehkan memilih

kreasi dalam menyampaikannya, tetap saja dibatasi oleh pertanggung jawaban secara

horizontal dan vertikal. Suatu kebebasan yang tak terkendali pasti tidak akan

membawa dampak positif, walaupun dalam jangka waktu pendek mungkin

menguntungkan. Demikian pula nilai kebenaran harus dijunjung tinggi untuk

mempertahankan suatu tujuan luhur dari bisnis.5

Adapula prinsip ekonomi Islam yang dipakai dalam promosi penjualan yaitu

kepercayaan dan suka sama suka. Orang yang menawarkan produk dari komunitas

Jempol Prenuer tidak memaksakan para konsumen untuk membeli bahkan sampai

bergabung jika tidak ada minat, kepercayaan serta dasar suka sama suka.

5
Muhammad Alimin, Etika dan Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam, BPFE,
Yogyakarta, 2004, h. 274

6
Akan tetapi tidak sedikit pula orang yang sama sekali tidak tertarik untuk

bergabung dalam sebuah bisnis. Entah itu dikarenakan bentuk promosi yang

diberikan tidak menarik, atau mereka hanya sebatas ingin mengetahui mengenai

bisnis tersebut tanpa ada minat untuk bergabung, serta masih adanya harapan untuk

bekerja di sebuah perusahaan dengan pemikiran bahwa itu lebih menjamin karena

pendapatan yang di dapatkan jelas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan 3 masalah yang

dimana setiap rumusan masalah akan diuraikan berdasarkan ekonomi Islam sebagai

berikut :

1. Bagaimana bentuk promosi yang dilakukan oleh Jempol Prenuer ?

2. Bagaimana cara perekrutan anggota yang dilakukan oleh Jempol Prenuer ?

3. Bagaimana minat konsumen terhadap Komunitas Jempol Prenuer ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bentuk promosi yang dilakukan oleh Jempol Prenuer

2. Mengetahui cara perekrutan anggota yang dilakukan oleh Jempol Prenuer

3. Mengetahui bagaimana minat konsumen terhadap Komunitas Jempol Prenuer

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

a. Sebagai salah satu referensi atau kajian pustaka untuk menambah informasi

bagi penelitian lainnya yang membahas masalah terkait atau serupa dengan

penelitian ini.

2. Kegunaan Praktis

7
a. Bagi peneliti, menembah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh

ekspektasi pendapatan terhadap minat berwirausaha.

b. Bagi mahasiswa penelitian ini dapat dijadikan motivasi dan bahan

pertimbangan dalam memutuskan untuk bergabung dalam sebuah bisnis.

c. Bagi penelitian selanjutnya penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

8
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Relevan

Tinjauan hasil penelitian terdahulu pada intinya dilakukan untuk mendapatkan

gambaran tentang hubungan topik yang akan diteliti dengan penelitian yang pernah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya sehingga tidak ada pengulanagan dalam

penelitian kali ini.

Penelitian pertama yang dilakukan oleh Deden Setiawan mahasiswa


Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Pengaruh Ekspektasi Pendapatan,

Lingkungan Keluarga, dan Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat

Berwirausaha (Studi Kasus pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri

Yogyakarta). Persamaan dari penelitian penulis dan penelitian ini adalah sama-sama

mengkaji mengenai ekpektasi pendapatan, sedangkan perbedaannya adalah metode

penelitian yang digunakan penulis yakni penelitian kualitatif, sedangkan metode yang

digunakan peneliti Deden Setiawan yakni penelitian kausal komporatif dengan

pendekatan kuantitatif, perbedaan juga terdapat pada variabel X yakni penelitian

penulis lebih berfokus pada ekpektasi pendapatan, sedangkan peneliti Deden

Setiawan selain membahas mengenai ekpektasi pendapatan juga membahas

lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan.6

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Peppy Puspita Sari mahasiswa

Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Pengaruh Ekpektasi Pendapatan,

Motivasi, Pendidikan Kewirausahaan, dan Norma Subyektif Terhadap Minat

Berwirausaha (Studi Kasus pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas

6
Deden Setiawan, Pengaruh Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan Keluarga, dan Pendidikan
Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus pada Mahasiswa Akuntansi Universitas
Negeri Yogyakarta), (Skripsi Sarjana; Fakultas Ekonomi: Yogyakarta, 2016)

9
10

Negeri Yogyakarta Angkatan 2013-2014. Persamaan dari penlitian penulis dan

penelitian ini adalah sama-sama mengkaji mengenai ekpektasi pendapatan, sedangkan

perbedaannya terdapat pada metode penelitian, metode yang digunakan penulis

adalah penelitian kualitatif, sedangkan metode yang digunakan oleh peneliti Peppy

Puspita Sari yakni penelitian kausal komporatif dengan pendekatan kuantitatif,

perbedaan juga ditemukan pada variabel X, penelitian penulis lebih berfokus ke

Ekpektasi pendapatan sedangkan peneliti Peppy Puspita Sari selain membahas


ekpektasi pendapatan juga membahasa motivasi, pendidikan kewirausahaan, dan

norma Subyektif.7

Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Latif Himawan Mahasiswa Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul Pengaruh ekpektasi

Pendapatan, Pendidikan dan Keberanian Mengambil Resiko Terhadap Minat

Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa Keuangan Syariah UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta). Persamaan dari penelitian penulis dan penelitian ini adalah sama-sama

mengkaji mengenai ekpektasi pendapatan, sedangkan perbedaannya terdapat pada

pada metode penelitian, adapun metode yang dilakukan oleh peneliti adalah

penelitian kualitatif, sedangkan peneliti Latif Himawan menggunakan penelitian

kuantitatif, perbedaan juga terdapat pada variabel X, penulis lebih berfokus pada

ekpektasi pendapatan, sedangkan peneliti Latif Himawan juga meneliti pendidikan

dan keberanian mengambil resiko.8

B. Tinjauan Teori
7
Peppy Puspita Sari, Pengaruh Ekpektasi Pendapatan, Motivasi, Pendidikan Kewirausahaan,
dan Norma Subyektif Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus pada Mahasiswa S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2013-2014),(Skripsi Sarjana; Fakultas Ekonomi:
Yogyakarta: 2017)
8
Latifa Himawan, Pengaruh ekpektasi Pendapatan, Pendidikan dan Keberanian Mengambil
Resiko Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa Keuangan Syariah UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, (Skripsi Sarjana;Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam: Yogyakarta: 2016)
11

1. Ekspektasi Pendapatan

a. Definisi Ekspektasi

Ekspektasi yang istilahnya expectasion atau expectancy, mengandung arti lebih

dari satu, yang artinya istilah tersebut berkisar pada pengharapan, dugaan, dan

pandangan.9 Ekpektasi atau harapan berasal dari kata harap yaitu sesuatu yang terjadi

atau suatu yang belum terwujud. Bisa di katakan bahwa harapan adalah suatu yang

hendak kita raih dan terpampang nyata


Ekspektasi (harapan) merupakan hal yang dipandang paling baik menjelaskan

motivasi seseorang dalam kehidupan organisasinya, meskipun sudah barang tentu

tidak diterima dengan universal.10

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa ekspektasi

sangatlah menentukan suatu keberhasilan seseorang meskipun hal tersebut terkadang

tidak sesuai dengan realitanya. Hanya saja untuk menjadikan ekspektasi itu nyata,

dibutuhkan juga rasa percaya diri serta keinginan untuk melalui segala bentuk proses

yang akan di jalani untuk mencapai ekpektasi tersebut.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi

Weil mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

harapan, yaitu dukungan sosial, kepercayaan religius, dan kontrol.11

1) Dukungan Sosial

Harapan memiliki kaitan erat dengan dukungan sosial. Dalam

penelitiannya mengenai pasien yang menderita penyakit kronis

9
Andi Mppiare, Pengantar Konseling dan Psikoterapi (Cet, VII; Jakarta: Raja grafindo
persada.2010), h. 39
10
Sondang P Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya (Jakarta: Rineka Cipta. 1995), h. 179
11
Michelle Weil, Bruce Joyce, and Marsha, “Conceptual Complexity, Teaching Style and
Models of Teaching,” Digital Journal Vol. 6 Tahun 2000 h.97-108
12

mengatakan bahwa keluargaa dan teman pada umumnya diidentifikasi

sebagai sumber harapan untuk penderita penyakit kronis dalam beberapa

aktivitas seperti mengunjungi suatu tempat, mendengarkan, berbicara,

dan memberikan bantuan secara fisik.

2) Kepercayaan Religius

Kepercayaan religius dan spritual telah diidentifikasi sebagai sumber

utama harapan dalam beberapa penelitian. Kepercayaan religius


dijelaskan sebagai kepercayaan dan keyakinan seseorang pada hal positif

atau menyadarkan individu pada kenyataan bahwa terdapat sesuatu atau

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk situasi individu saat ini.

Spritual merupakan konsep yang lebih luas dan terfokus pada tujuan dan

makna hidup serta keterkaitan dengan orang lain, alam, ataupun dengan

Tuhan.

3) Kontrol

Mempertahankan kontrol merupakan salah satu bagian dari konsep

harapan. Mempertahankan kontrol dapat dilakukan dengan cara tetap

mencari informasi, menentukan nasib sendiri, dan kemandirian yang

menimbulkan perasaan kuat pada harapan individu. Harapan dapat

dikorelasikan dengan keinginan dalam kontrol kemampuan untuk

menentukan, menyiapkan diri untuk melakukan antisipasi terhadap stres,

kempemimpinan, dan menghindari ketergantungan.

Jadi dari penjelasan diatas mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

harapan seseorang yang dijelaskan oleh Weil bahwa dukungan sosial, Kepercayaan

religius dan kontrol sangat dibutuhkan. Dukungan moril dari orang terdekat dapat
13

meyakinkan seseorang dalam mencapai harapan-harapannya. Adapun kepercayaan

religius, memfokuskan pada ketenangan batin, meyakinkan diri bahwa segala apa

yang terjadi didunia ini sudah menjadi kehendak pencipta. Sedangkan kontrol yakni

kemampuan untuk menyiapkan diri dari stres, atau menghindari diri dari segala

sesuatu yang negatif. Sehingga kontrol disini dapat membawa individu ke arah yang

lebih positif dalam menentukan nasibnya sendiri.

c. Definisi Pendapatan
Definisi pendapatan sesuai dengan PSAK 23 adalah arus masuk bruto dari

manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika

arus masuk tersebut mengakibatkan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

pemilik. Pendapatan di ukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat

diterima.12

Dalam bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari

aktivitasnya, kebanyakan dari aktifitas penjualan produk barang maupun jasa kepada

pelanggan.13 Pendapatan atau keuntungan adalah penghasilan yang diperoleh

seseorang baik berupa uang maupun barang. Pendapatan yang didapatkan dengan

bekerja sendiri memiliki peluang berkali lipat lebih banyak dibandingkan dengan

bekerja pada orang lain.

Secara umum, pendapatan adalah uang yang diterima seseorang selama periode

teretentu dalam bentuk gaji, sewa, upah, laba, dan sebagainya. Secara akuntansi

pendapatan adalah penghasilan yang didapat dari kegiatan operasional perusahaan.

12
Hani Werdi Apriyanti, Teori Akuntansi Berdasarkan Pendekatan Syariah
(Yogyakarta:Deepublish, 2018) h.80
13
Hari Mulyadi, “Faktor yang Mempengaruhi Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa
Manjemen Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Surakarta, ” Skripsi (Surakarta:
IAIN Surakarta, 2017) h.24
14

Menurut Boediono Pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain :

1) Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada hasil-

hasil tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian

2) Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan

oleh penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.

3) Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerja sampingan.


Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat di simpulkan bahwa, pendapatan yang

diperoleh saat ini baik itu pendapatan tinggi maupun rendah, disebabkan oleh

kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan. Semakin banyak tabungan, investasi, serta

kerja sampingan yang dilakukan maka akan semakin besar pula peluang untuk

mendapatlan pendapatan yang tinggi.

d. Definisi Ekpektasi Pendapatan

Menurut Zimmerer, Thomas Wilson Ekspektasi pendapatan adalah harapan

seseorang atas pendapatan yang diterimanya baik berupa uang maupun barang guna

memenuhi kehidupannya.14

Sedangkan menurut Paulus, ekspektasi pendapatan merupakan harapan untuk

memperoleh penghasilan lebih tinggi sehingga dengan ekspektasi pendapatan yang

lebih tinggi maka akan semakin meningkatkan minat berwirausaha.15

Seseorang akan tertarik untuk menjadi seorang wirausaha karena adanya imingan

pendapatan yang diperoleh jika sukses yang dapat melebihi pendapatan sebagai

14
Zimmerer, Thomas Wilson dkk, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil (Jakarta:
Salemba Empat, 2008) h.58
15
Deden Setiawan, “Pengaruh ekpektasi Pendapatan, Lingkungan keluraga, dan Pendidikan
Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha,” Skripsi (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,
2016) h.18
15

seorang karyawan. Dengan begitu seseorang dengan harapan pendapatan yag lebih

tinggi daripada bekerja sebagai karyawan menjadi daya tarik tersendiri untuk menjadi

seorang wirausaha. Penelitian ini murni mmembahas bagaimana ekpektasi

pendapatan seseorang yang akan mereka dapatkan dari sebuah bisnis yang

ditawarkan.

Ekspektasi atau harapan atas penghasilan yang lebih baik merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk berwirausaha. Adapun


indikator dari ekpektasi pendapatan adalah pendapatan yang tinggi dan pendapatan

yang tak terbatas.

2. Minat Berwirausaha

a. Definisi Minat

Menurut Syah, minat berati kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang berharap terhadap sesuatu. Sedangkan menurut Djaali, minat adalah

rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh. Tidak jauh berbeda dari beberapa pendapat sebelumnya, Slameto

berpendapat bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada

suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.16

Minat dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana individu menaruh perhatian

terhadap sesuatu yang disertai dengan keinginannya untuk mengetahui dan

mempelajari serta membuktikan lebih lanjut mengenai sesuatu tersebut. Minat secara

sederhana dapat dipahami sebagai kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan besar terhadap sesuatu. Sedangkan pada dasarnya minat adalah penerimaan

16
Dr. Ir. H. Djoko Setyo Widodo, SE., MM. Membangun Starup Enterprenuer yang Unggul
(Yogyakarta: Media Pustaka, 2020) h. 110
16

akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau

semakin dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Sardiman menyebutkan bahwa minat dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang

terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti, sementara situasi yang

dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

Olehnya itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya

apabila yang dilihatnya mempunyai hubungan yang penting bagi dirinya.


Crow dan Crow pun ikut berpendapat bahwa minat berhubungan dengan gaya

yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda,

kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Selain itu minat

adalah perasaantertarik atau berkaitan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada

menyuruh.

Minat seseorang dapat diekpresikan melalui pernyataan yang menunjukkan

seorang lebih tertarik pada suatu obyek lain. Dapat pula dilihat melalui tindakan

dalam suatu aktivitas seseorang terkait obyek tertentu, ditandai dengan seberapa besar

mereka menaruh perhatian akan sesuatu tersebut.

Kesadaran seseorang yang tertarik dan senang pada usaha akan nampak dalam

kegiatan mempelajari, memahami dan berkecimpung dalam usaha itu. Aktivitas atau

kegiatan yang dilandasi dengan minat kemungkinan besar akan berhasil, karena

dilakukan dengan rasa senang dan tanpa paksaan.

Minat dapat pula dibentuk melalui pengaruh lingkungan sekitar sehinggah minat

dapat ditumbuh dan dikembangkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Slameto

yang mengatakan bahwa minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh
17

kemudian, minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar

selanjutnya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat berkaitan erat dengan perhatian, oleh karena itu minat merupakan suatu

hal yang sangat menentukan dalam setiap usaha. Secara garis besar ada tiga faktor

yang mempengaruhi minat yaitu:

1) Faktor fisik
Kondisi fisik individu sangat berperan dalam menentukan minat, misalnya

saja individu memilih berwirausaha, maka kondisi fisiknya harus benar-benar

kuat karena berwirausaha adalag pekerjaan yang penuh dengan tantangan. Faktor

fisik merupakan pendukung utama setiap aktivitas yang dilakukan individu.

2) Faktor psikis

Faktor psikis yang mempengaruhi minat yaitu:

a) Motif, menurut Walgito diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat

dalam diri organism yang menyebabkan organism ini bertindak atau

berbuat.

b) Perhatian, Walgito mendefinisikan perhatian merupakan pemusatan atau

konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu

atau kelompok obyek.

c) Perasaan, Winkle mendefinisikan perasaan adalah aktivitas psikis yang

didalamnya subyek mengahayati nilai-nilai suatu obyek.

3) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi minat yaitu:


18

a) Lingkungan Keluarga, Keluarga merupakan peletak dasar bagi pola

tingkah laku, karakter, intelegensi, bakat, minat dan potensi anak yang

dimilliki untuk dapat berkembang secara optimal. Dengan demikian,

keluarga merupakan faktor yang paling penting bagi tumbuh dan

berkembangnya potensi yang dimiliki anak. Lingkungan keluarga

merupakan satu kesatuan antara ayah, ibu, anak dan keluarga lainnya.

Keluarga mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan anak


untuk mencapai masa depan yang baik bagi diri sendiri, keluarga dan

masyarakat.

b) Lingkungan Sekolah, Sekolah merupakan lingkungan yang sangat

potensial untuk mendorong anak didik dalam perkembangan minat

(Wulandari, 2013).

c) Lingkungan Masyarakat, Lingkungan yang mayoritas berwirausaha,

kemungkinan besar individu yang ada di lingkungan tersebut juga akan

berminat terhadap wirausaha (Wulandari, 2013).17

c. Definisi Wirausaha

Wirausaha merupakan salah satu potensi pembangunan dalam kemajuan

perekonomian suatu Negara serta dalam hal mengatasi masalah pengangguran.

Seorang wirausaha (entrepreneur) adalah seseorang yang memiliki jiwa berani

mengambil resiko untuk menjalankan suatu usaha dalam berbagai peluang yang ada.

Ada arti dari berjiwa berani mengambil resiko yaitu memiliki mental mandiri untuk

17
https://www.hestanto.web.id/teori-minat-berwirausaha/ (diakses pada tanggal 05 april 2020,
pukul 22.55)
tidak bergantung pada orang lain dan berani untuk memulai suatu usaha, serta dalam

suatu kondisi apapun tidak merasa takut atau cemas.18

Pada hakikatnya semua orang adalah wirausaha , maksudnya mereka mampu

berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan

pribadinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya, akan tetapi masih banyak

pula yang mengabaikan padalah hal tersebut sangat berguna utamanya bagi dirinya

pribadi, malahan saat ini kebanyakan orang hanya bergantung pada orang lain,
kelompok bahkan sampai ke bangsa dan negara lain.

Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Joseph Schumpeter, yaitu

sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan

barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau

mengolah bahan baku baru.orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi

bisnis yang baru maupun yang telah ada.19

Dalam definisi yang di kemukakan oleh Joseph Schumpeter diatas, ditekankan

bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan

sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan menurut Dan

Steinhoff, wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani

menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha.

Secara esensi pengertian enterprenuership adalah sikap, mental pandangan,

wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yangv

menjadi tanggung-jawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. maka dari itu

inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan

18
Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h.52.
19
Ardhariksa Zukhruf Kurniullah dkk, Kewirausahaan dan Bisnis (Yayasan Kita Menulis,
2021) h.5

19
berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang

dalam menghadapi tantangan hidup.

Umat muslim perlu berwirausaha, banyak ayat dalam AlQur’an yang tersurat

maupun tersirat dalam kebesaran Allah Swt. Yang menyatakan pentingnya manusia

untuk berusaha, menggali sumber-sumber yang ada di bumi dan di perut bumi, serta

mampu memprosesnya sehingga dapat bermanfaat bagi manusia, dimana selanjutnya

manusia perlu bersyukur atas yang diterima dari Allah Swt tersebut. Janganlah umat
muslim hanya menjadi masyarakat pinggiran yang hanya mendapatkan porsi yang

kecil dalam ekonomi dan bisnis syariah. Dengan banyaknya wirausaha muslim,

diharapkan rizki yang menumpuk akan menetes ke bawah sehingga mampu

membawa kemakmuran bagi kaum dhuafa’. Sebab orang muslim tidak dibenarkan

menumpuk-numpuk harta dan menghitung-hitungnya, ia wajib mengeluarkan hak

bagi kaum fakir miskin sesuai dengan tuntunan syariah.20

d. Definisi Minat Berwirausaha

Menurut Praswati, Minat wirausaha adalah ketertarikan seseorang untuk

melakukan bisnis sendiri dengan berani mengambil resiko. Subandono dalam

Rahmadi, mengemukakan bahwa minat wirausaha adalah kecenderungan hati dalam

diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisir,

mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang diciptakannya

tersebut.21

Menurut Purnomo minat berwirausaha merupakan suatu kondisi yang terjadi

apabila sesorang melihat ciri-ciri atau arti sementara dari situasi yang dihubungkan

20
Buchari Alma, Manajemen Bisnis Syariah..” h. 135
21
Dede Suryani, dkk, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Mahasiswa
Unis Tangerang, JIPIS , Volume 25, No. 2, Januari-Juni 2017, h.3.

20
dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri.Sehingga dapat

diartikan bahwa minat berwirausaha merupakan suatu hasrat yang kuat dari seseorang

terhadap aktivitas kewirausahaan, baik disadari atau tidak yang terpuaskan lewat

perilaku tertentu.22

Indikator minat berwirausaha menurut Menurut Purnomo;23

1) kemauan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidup.

2) keyakinan kuat atas kekuatan sendiri.


3) sikap jujur dan tanggung jawab.

4) ketahanan fisik, mental, ketekunan, keuletan, bekerja dan berusaha.

5) pemikiran yang kreatif dan konstruktif.

6) berorientasi ke masa depan, dan berani mengambil resiko.

Kesimpulannya seseorang yang memiliki minat berwirausaha berarti memiliki

rasa percaya diri, dapat mengambil resiko, kreatif dan inovatif, disiplin dan kerja

keras, berorientasi ke masa depan, memiliki rasa ingin tahu, jujur dan mandiri.24

e. Faktor-Faktor yang Mendorong Minat Berwirausaha

Faktor-faktor yang mendorong minat berwirausaha menurut Bygrave dalam

Alma:

1) Faktor Personal, menyangkut aspek kepribadian diantaranya:

a) Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan seseorang.


22
Indah Yunilasari, Rahardjo, Analisis Pengaruh Faktor Gender dan Lingkungan Keluarga
Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Program S1 Manajemen Fakultas
Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro), Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 1-11,
h.2.
23
Josia Sanchaya Hendrawan, Hani Sirine, Pengaruh Sikap Mandiri, Motivasi, Pengetahuan
Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa FEB UKSW
Konsentrasi Kewirausahaan), AJIE – Vol. 02, No. 03, September 2017, h. 297.
24
Estu Mahanni dan Bida Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Persada Indonesia Y.A.I., Ikraith-Humaniora, Vol. 2, No.
2, Maret 2018, h 36.

21
b) Adanya pemutusan hubungan kerja, tidak ada pekerjaan lain.

c) Dorongan karena faktor usia.Keberanian menaggung resiko.

d) Komitmen atau minat tinggi pada bisnis.

2) Faktor Environment, menyangkut hubungan dengan lingkungan fisik

meliputi:

a) Adanya persaingan dalam dunia kehidupan.

b) Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan seperti modal,


tabungan, warisan, bangunan, dan lokasi strategis.

c) Mengikuti latihan kursus bisnis atau incubator bisnis.

d) Kebijaksanaan pemerintah, adanya kemudahan lokasi berusaha,

fasilitas kredit dan bimbingan usaha.

3) Faktor Sosiological, menyangkut hubungan dengan keluarga dan sebagainya

meliputi:

a) Adanya hubungan-hubungan atau relasi bagi orang lain.

b) Adanya tim yang dapat diajak kerja sama dalam berusaha.

c) Adanya dorongan dari orangtua untuk membuka usaha.

d) Adanya bantuan famili dalam berbagai kemudahan.

e) Adanya pengalaman bisnis sebelumnya.

Menurut Zimmerer, Scarborough dan Wilson (2008) dalam Wedayanti dan

Giantari (2016), seperti dikutip kembali Setiawan (2016) menjadi wirausaha akan

memiliki kebebasan dalam menentukan nasibnya sendiri dan berpeluang untuk

berperan dalam masyarakat. Dengan memiliki usaha sendiri, seseorang dapat

menentukan nasibnya sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.

22
Berwirausaha dapat mengembangkan diri sesuai dengan minat dan

kemampuannya, sehingga membuat dirinya berarti bagi masyarakat. Menjadi

wirausaha juga dapat berperan dalam masyarakat, karena dengan berwirausaha dapat

menyediakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat berwirausaha tidak

selalu dibawa sejak lahir, melainkan dapat ditumbuhkan dengan pendidikan dan

pelatihan.

3. Ekonomi Islam

a. Definisi Ekonomi Islam

Menurut Abdul Mannan ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah ekonomi-ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.

Beberapa ahli mendefiniskan ekonomi Islam sebagai suatu ilmu yang mempelajari

perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan alat pemuas

kebutuhan yang terbatas di dalam kerangka syariah Islam. Definisi lain menjelaskan

bahwa ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari perilaku seorang muslim dalam

suatu masyarakat Islam yang dibingkai dengan syariah Islam.25

Islam merupakan ajaran Ilahi yang bersifat integral (menyatu) dan

komprehensif (mencakup segala aspek kehidupan). Oleh karena itu, Islam harus

dilihat dan diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari secara komprehensif pula.

Semua pekerjaan atau aktivitas bisnis dalam Islam, termasuk aktivitas ekonomi, harus

tetap dalam bingkai akidah dan syariah. Aktivitas ekonomi dalam bingkai akidah

dimaksudkan sebagai usaha yang dilakukan oleh seorang muslim harus diniatkan

25
Abdul Ghofur, Pengantar ekonomi Syariah, (Depok: Rajawali Press, 2018), h. 16.

23
dalam rangka beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasan, kesabaran, serta

isti’nah (memohon pertolongan Allah).

Pemahaman Islam mengajarkan bahwa bekerja merupakan suatu kewajiban

bagi setiap muslim untuk berusaha semaksimal mungkin melaksanakan semua aturan

Islam di segala aspek kehidupan. Demikian puala aspek ekonomi Islam yang

merupakan bagian ilmu ilmu sosial, tidak terlepas dari konsep-konsep Islam yang

harus dilaksanakan dalam bidang tersebut. Hubungan Islam komprehensif dengan


ekonomi Islam, yaitu kajian ekonomi Islam mencakup semua aspek muamalah,

mu’asyarah, akhlak, dan yang menjadi landasannya adalah aqidah dan ubudiah. 26

Ekonomi Islam adalah ilmu dan aplikasi petunjuk serta aturan syariah yang

mencegah ketidak adilan dalam memperoleh dan menggunakan sumber daya material

agar mampu memenuhi kebutuhan hidup serta dapat menjalankan kewajiban kepada

Allah dan masyarakat.27

b. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam

Prinsip-prinsip ekonomi Islam adalah seperangkata ajaran Islam yang mendasari

dan menjadi acuan segala aktivitas ekonomi manusia (umat Islam). Mengacu pada

pengertian ekonomi sebagai kegiatan manusia memenuhi kebutuhannya, maka

pemikiran dasar ekonomi Islam dapat dikemukakan sebagai berikut; Allah

menciptakan alam dan manusia. Sebagai pencipta, Dia juga adalah pemelihara

makhluk termasuk manusia. Dalam kaitan ini Allah memberikan kewenangan kepada

manusia untuk mengelola dan mengatur lingkungan dan kehidupannya. Manusia

adalah khalifah Allah. Dengan demikian, apa yang terdapat di bumi adalah amanah

26
Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Surakarta: Erlangga, 2012), h. 3-4.
27
Veithzal, Andi Buchari, Islamic Economics, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 19.

24
Allah kepada manusia, dengan kewenangan yang dimilikinya manusia mengelola

alam lingkungannya dan memanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.28

Ekonomi Islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi Rabbani dan Insani.

Disebut ekonomi Rabbani karena sarat dengan arahan dan nilai-nilai ilahiah dan

dikatakan sebagai ekonomi Insani karena sistem ekonomi ini dilaksanakan dan

ditujukan untuk kemakmuran manusia.29 Adapun prinsip-prinsip ekonomi Islam

secara umum sebagai berikut:


1) Tauhid

Keyakinan dasar manusia adalah Iman kepada Allah yang Maha Esa, yang

memelihara manusia dengan memberi rezeki manusia berdasarkan usahanya.

Rezeki adalah ungkapan produk manusia yang dapat berwujud benda

material ataupun immaterial (jasa dan pengetahuan). Kegiatan produksi harus

berdasarkan aturan dan ajaran Islam. Demikian pula halnya dengan kegiatan

konsumsi. Penyimpangan dari moral tersebut tidak mewujudkan rububiah

Allah, justru sebaliknya kehancuran lingkungan dan kesengsaraan manusia

yang muncul. Penyelenggaraan kegiatan ekonomi yang sesuai dengan ajaran

dan aturan Islam merupakan ibadah sebagai aktualisasi tauhid uluhiyah.

2) Istikmar dan istikhlaf

Prinsip ini mengandung makna manusia diberi kewenangan mengelola bumi

dan isinya, dalam pengelolaan itu manusia dibebani tugas menerapkan aturan-

aturan agama dan mengemabangkan norma-norma dari ajaran-ajaran agama.

Dengan prinsip ini maka segala nikmat yang dimiliki manusia adalah amanah

28
Fordeby, Adesy, Ekonomi dan Bisnis Islam;Seri Konsep dan Aplikasi Ekonomi dan Bisnis
Islam, (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 446.
29
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan ekslusif Ekonomi Islam, (Cet-1, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2006), h. 12.

25
dari Allah swt. implikasi prinsip ini adalah adanya kebebasan berkarya dan

berproduksi (sebagai manifestasi hak istikmar) tetapi bertanggungjawab

sebagai manifestasi hak istikhlaf. Implikasi lebih lanjut dari prinsip-prinsip ini

adalah adanya aspek pengawasan dalam sistem ekonomi Islam.

3) Kemaslahatan dan keserasian

Kemaslahatan disini bukanlah dalam arti kegunaan belaka. Maksudnya hasil

produksi bukan saja bermanfaat tetapi juga tidak menimbulkan kerusakan.


Dan ini dapat terwujud jika kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, dan

konsumsi) sesuai dengan aturan-aturan dan ajaran-ajaran agama dan juga

dengan hukum perundang-undangan. Dengan begitu kegiatan ekonomi akan

harmoni dengan lingkungan manusia. Ia diterima oleh Allah sebagai suatu

pengabdian memenuhi kebutuhan manusia dan tidak merusak lingkungan.

4) Keadilan

Prinsip ini mengandung makna seluruh proses kegiatan ekonomi harus

berdasarkan hukum agama dan hukum qanuni yang menegaskan bahwa hidup

diatas keadilan (norma-norma hukum), sebab tanpa hukum masyarakat akan

kacau.

5) Kehidupan sejahtera dan kesentosaan dunia akhirat

Prinsip ini relevan dengan tujuan ekonomi Islam. Ini berarti segala kegiatan

ekonomi bukanlah sekedar memenuhi kebutuhan hidup, tetapi lebih jauh lagi

kegiatan yang memberikan nilai tambah dalam kehidupan manusia, yakni

kehidupan yang dimiliki sekarang mempunyai daya akselerasi kehidupan

26
selanjutnya dan juga memberikan kesentosaan dalam kehidupan dunia dan

akhirat.30

C. Tinjauan Konseptual

Tinjauan ini menguraikan secara konseptual pengertian-pengertian secara umum

pada objek-objek penelitian yang berjudul “ Ekspektasi Pendapatan terhadap Minat

join Bisnis Online Jempol Prenuer (Berdasarkan Ekonomi Islam). Untuk memenuhi

lebih jelas tentang penelitian ini maka dipandang perlu menguraikan pengertian
objek-objek penelitiaan dalam judul sehingga tidak menimbulkan pengertian dan

penafsiran berbeda. Pengertian ini dimaksudkan agar terwujudnya persamaan

persepsi sebagai landasan pokok pembahasan masalah selanjutnya.

1. Ekspektasi Pendapatan

Menurut Paulus, ekspektasi pendapatan merupakan harapan untuk memperoleh

penghasilan lebih tinggi sehingga dengan ekspektasi pendapatan yang lebih tinggi

maka akan semakin meningkatkan minat berwirausaha pada mahasiswanya.

2. Minat Berwirausaha

Subandono dalam Rahmadi, mengemukakan bahwa minat wirausaha adalah

kecenderungan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang

kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha

yang diciptakannya tersebut.

3. Ekonomi Islam

Mustafa Edwin Nasution lebih jauh menjelaskan bahwa ekonomi Islam memiliki

sifat dasar sebagai ekonomi Rabbani dan Insani. Disebut ekonomi Rabbani karena

30
Fordeby, adesy, Ekonomi dan Bisnis Islam; Seri Konsep dan Aplikasi Ekonomi dan Bisnis
Islam, h. 449.

27
sarat dengan arahan dan nilai-nilai ilahiah dan dikatakan sebagai ekonomi Insani

karena sistem ekonomi ini dilaksanakan dan ditujukan untuk kemakmuran manusia.

Menurut abdul Mannan ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah ekonomi-ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.

D. Kerangka pikir

Kerangka pikir adalah gambaran tentang pola hubungan antara konsep dan atau

variable secara koheren yang merupakan gambaran yang utuh terhadap fokus
penelitian. Kerangka pikir biasanya dikemukakan dalam bentuk skema atau bagan.31

Kerangka pikir ini bertujuan sebagai landasan sistematis berpikir dan mengukur

masalah-masalah yang dibahas dalam proposal penelitian ini. Memperoleh informasi

bagaimana Ekspektasi Pendapatan terhadap Minat Join Bisnis Online Jempol Prenuer

(Berdasarkan Ekonomi Islam).

Ekspektasi pendapatan dalam buku Zimmerer, Thomas Wilson dkk adalah

harapan seseorang atas pendapatan yang diterimanya baik berupa uang maupun

barang guna memenuhi kehidupannya.Ekspektasi atau harapan atas penghasilan yang

lebih baik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang

untuk berwirausaha. Adapun indikator dari ekpektasi pendapatan adalah pendapatan

yang tinggi dan pendapatan yang tak terbatas.

Menurut Purnomo minat berwirausaha merupakan suatu kondisi yang terjadi

apabila sesorang melihat ciri-ciri atau arti sementara dari situasi yang dihubungkan

dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri: Indikator minat

berwirausaha Menurut Purnomo; kemauan keras untuk mencapai tujuan dan

31
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare, Pedoman PenulisanKarya

Ilmiah : Makalah dan Skripsi, (Parepare: STAIN, 2013) h. 26

28
kebutuhan hidup, keyakinan kuat atas kekuatan sendiri, sikap jujur dan tanggung

jawab, ketahanan fisik, mental, ketekunan, keuletan, bekerja dan

berusaha.,pemikiran yang kreatif dan konstruktif, berorientasi ke masa depan, dan

berani mengambil resiko.

Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari perilaku seorang muslim dalam

suatu masyarakat Islam yang dibingkai dengan syariah Islam. Semua pekerjaan atau

aktivitas bisnis dalam Islam, termasuk aktivitas ekonomi, harus tetap dalam bingkai
akidah dan syariah. Aktivitas ekonomi dalam bingkai akidah dimaksudkan sebagai

usaha yang dilakukan oleh seorang muslim harus diniatkan dalam rangka beribadah

kepada Allah dengan penuh keihlasan, kesabaran, serta isti’nah (memohon

pertolongan Allah). Akan tetapi dengan adanya ekpektasi yang kadang kala

menjadikan manusia itu lupa akan Allah dan kehilangan kesabaran ketika

menjalankan sebuah bisnis.

Untuk memperjelas gambaran dari penelitian ini, berikut ini peneluis

menyajikan kerangka pemikiran yang dapat mewakili dari isi penelitian ini secara

umum dapat dilihat pada gambar berikut ini.

29
Bisnis Online Jempol Prenuer

Ekspektasi Pendapatan

Minat Join

Ekonomi Islam

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

30
III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menggunakan analisis data

secara induktif, teknik ini diproses pembahasannya dengan pendekatan normatif,

yang analisisnya bersumber pada prinsip-prinsip ekonomi Islam yaitu penelitian yang

menggunakan kajian deskriptif, dengan maksud menafsirkan fonemana yangt terjadi.

Pendekatan ini menganalisis semua data-data yang dikumpulkan baik data primer

maupun data sekunder. Analisis data dalam pembahasan secara deskriptif yang
diawali dengan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, jenis dan sumber data

yang digunakan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data sebagai berikut :

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menganalisis sumber data melalui kualitatif dan selanjutnya di

deskriptifkan dalam penulisan yang membahas berbagai fenomena secara naturalistik

untuk mendaptkan pemahaman yang terekstrapolasi tentang pokok pembahasan,

penelitian kualitatif berusaha mendapatkan pencerahan, pemahaman terhadap suatu

fenomena dan ekstrapolasi pada situasi yang sama.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di Kota Parepare.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian diperkirakan kurang lebih dua bulan dan selanjutnya jika

memungkinkan maka waktunya akan ditambah.

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada Ekspektasi Pendapatan terhadap Minat Join Bisnis

Online Jempol Prenuer (Berdasarkan Ekonomi Islam).

31
32

D. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari seluruh keterangan

yang diperoleh dari hasil wawancara serta dokumen-dokumen baik dalam bentuk

primer maupun dalam bentuk sekunder.32 Adapun sumber data dalam penelitian ini

dibagi menjadi dua jenis, yakni sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli/wawancara dengan cara melakukan dialog maupun pertanyaan-pertanyaan untuk

mendukung keakuratan data. Sumber data penelitian ini yaitu dari kalangan

Mahasiswa dan Member Jempol Prenuer.

2. Data Sekunder

Data Sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari buku-buku

literatur, laporan jurnal, dan situs internet .

E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data-data yang

terkait sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yakni langsung dari

lokasi penelitian (Field Research) agar memperoleh data-data yang akurat dan

kredibel yang terkait dengan objek penelitian, yakni sebagai berikut:

1. Pengamatan (observasi)

Pengamatan (Observasi) merupakan suatu aktivitas terhadap suatu objek secara

cermat dan langsung di lokasi penelitian, serta mencatat secara sistematis mengenai

gejala-gejala yang diteliti.33 Pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa semua

32
Joko Suboyo, Metode Penelitian (Dalam Teori Praktek) (Jakarta: Rineka Cipta. 2006), h.
89.
33

kegiatan aktivitas di lokasi penelitian akan diamati secara saksama untuk mendukung

data analisis penulisan.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara dapat didefinisikan sebagai interaksi bahasa yang berlangsung

antara dua orang dalam situasi saling berhadapan dengan seorang, yaitu yang

melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang

memberi informasi yang mengetahui persis data yang mau diteliti.34


Pemahaman tersebut diatas memberikan gambaran bahwa teknik wawancara

merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi antara narasumber dan

peneliti, data dalam kajian ini, merupakan salah satu elemen penting dalam proses

penelitian.

Adapun informan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa dan Member Jempol

Prenuer.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh dari data-data

audivisual. Metode ini merupakan suatu cara pegumpulan data yang menghasilkan

catatan-catatan dan gambaran penting yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan

perkiraan.

F. Uji Keabsahan Data

33
Ni’matuzahroh dkk, Observasi: Teori dan Aplikasi dalam Psikologi, (Ce. I, Malang: UMM
Press), 2018, h. 1.
34
Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.
50.
34

Peneliti harus berusaha mendapatkan data yang valid dalam melakukan

penelitian kualitatif, sehingga peneliti harus menguji validitas data dalam

pengumpulan data agar data yang diperoleh tidak invalid (cacat).35

1. Uji Kredibilitas (credibility)

Uji kredibiltas yang digunakan untuk menetapkan keabsahan data atau

meyakinkan hasil data yang diperoleh di lapangan dapat dipercaya dan benar-

benar akurat menggunakan triangulasi.36


2. Uji Dependabilitas (dependability)

Uji dependabilitas pada penelitian kualitatif disebut realibilitas.

Penelitian kualitatif dikatakan reliabel jika pembaca dapat mengulangi proses

penelitian yang dijalankan peneliti. Uji dependabilitas melalui audit seluruh

proses penelitian yang dilakukan peneliti oleh auditor netral atau

pembimbing.37

G. Teknik Analisis Data

Dalam mengelola data, penulis menggunakan metode kualitatif dengan melihat

aspek-aspek objek penelitian. Data yang telah diperoleh dari hasil pengumpulan data

kemudian dianalisis, yakni dengan mendiskripsikan dalam pemahaman data. Analisis

data pada penelitian kualitatif pada dasarnya dilakukan sejak berada dalam lokasi

penelitian. Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis

35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h.
241.
36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h.
338.
37
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h.
337.
35

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan dalam analisis

penulisan.38

Pada penelitian ini menggunakan analisa deduktif, artinya data yang diperoleh

dan dihasilkan di lapangan secara umum disimpulkan pada akhir penulisan. Menurut

Miles dan Huberman, ada tiga metode dalam analisis data kualitatif, yaitu reduksi

data, model data, dan penarikan/verifikasi kesimpulan.

1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,

pengabstraksian, dan pentransformasian data kasar dari lapangan. 39 Dalam proses

reduksi ini, peneliti benar-benar mencari data yang benar-benar valid dan akurat.

Reduksi data bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis.Ia merupakan bagian dari

analisis, pilihan-pilihan peneliti potongan-potongan data untuk diberi kode, untuk

ditarik ke luar, dan rangkuman pola-pola sejumlah potongan, apa pengembangan

ceritanya, semua merupakan pilihan-pilihan analitis. Reduksi data adalah suatu

bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memokuskan, membuang, dan

menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan

diverifikasikan.

2. Model Data/Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan untuk ditarik pada kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk

penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan

38
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta Cet. XIX, 2014), h. 194.
39
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.
209.
36

bagan.Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan.Oleh

karena itu, sajiannya harus tertata secara apik.

Pada umumnya teks tersebut berpencar-pencar, bagian demi bagian, tersusun

kurang baik. Pada kondisi seperti ini peneliti mudah melakukan suatu kesalahan atau

bertindak secara ceroboh dan sangat gegabah mengambil kesimpulan yang memihak,

tersekat-sekat dan tidak berdasar. Kecenderungan kognitifnya adalah

menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam kesatuan bentuk yang


disederhanakan dan selektif atau konfigurasi yang mudah dipahami.40

Selanjutnya dapat memberikan gambaran dalam kesimpulan sehingga

menggambarkan kesimpulan yang dijustifikasikan dan bergerak ke analisis tahap

berikutnya. Sebagaimana dengan reduksi data, menciptakan dan menggunakan model

bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Merancang kolom dan baris dari suatu

matrik untuk data kualitatif dan menentukan data yang mana, dalam bentuk yang

sama, harus dimasukkan ke dalam sel yang mana adalah aktivitas analisis.41

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Kesimpulan

Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan dan verifikasi

kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan

“makna” sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang

mungkin, alur kausal, dan proporsi-proporsi,sehimgga dapat menarik kesimpulan-

kesimpulan secara jelas, memelihara kejujuran dan kearutan data.

40
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : CV Alfabeta, 2011), h. 101.
41
Emzir, Analisis data : Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 132.
37

KERANGKA ISI TULISAN (OUTLINE)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Kegunaan Penelitian
II. TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

B. Tinjauan Teoritis

1. Ekpektasi Pendapatan

2. Minat Berwirausaha

3. Ekonomi Islam

C. Tinjauan Konseptual (Penjelasan Judul)

D. Bagan Kerangka Pikir

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

C. Fokus Penelitian

D. Jenis dan Sumber Data yang Digunakan (Primer dan Sekunder)

E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data (Pengamatan, Wawancara, dan

Dokumentasi

F. Uji Keabsahan Data

G. Teknik Analisis Data (Interpretasi, Trianggulasi, Visualisasi, dan Presentasi

Data).
38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Bentuk Promosi Yang dilakukan oleh Jempol Prenuer

B. Cara Perekrutan Anggota yang dilakukan oleh Jempol Prenuer

C. Minat Mahasiswa IAIN terhadap Komunitas Jempol Prenuer

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. saran
KERANGKA ISI TULISAN (OUTLINE)

DAFTAR PUSTAKA
39

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, Manajemen Bisnis Syariah, Alfabeta, 2009


Alimin, Muhammad, Etika dan Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam,
Yogyakarta: BPFE, 2004
Apriyanti, Hani Werdi, Teori Akuntansi Berdasarkan Pendekatan Syariah
Yogyakarta:Deepublish, 2018
Basrowi, Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Berita Resmi Statistik Keadaan, Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2020 No.
40/05/Th. XXIII, 05 Mei 2020
Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Fordeby, Adesy, Ekonomi dan Bisnis Islam;Seri Konsep dan Aplikasi Ekonomi dan
Bisnis Islam, Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2016
Ghofur , Abdul, Pengantar ekonomi Syariah, Depok: Rajawali Press, 2018.
Hakim ,Lukman, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Surakarta: Erlangga, 2012).
Himawan, Latifa, Pengaruh ekpektasi Pendapatan, Pendidikan dan Keberanian
Mengambil Resiko Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus
Mahasiswa Keuangan Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (Skripsi
Sarjana;Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam: Yogyakarta: 2016).
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190516103203-185-395333/apjii-catat-
64-persen-penduduk-indonesia-sudah-pakai-internet (di akses pada tanggal
01 April 2021, pukul 19.22 WITA)
https://jempolpreneur.com/ (di akses pada tanggal 01 April 2021, pukul 19.47 WITA)
https://www.hestanto.web.id/teori-minat-berwirausaha/ (diakses pada tanggal 05 april
2020, pukul 22.55).
Kasmir, Kewirausahaan , Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.
Kurniullah, Ardhariksa Zukhruf, et all, eds., Kewirausahaan dan Bisnis, Yayasan
Kita Menulis, 2021.
Mardia, mardia, et all.,eds, Kewirausahaan, Yayasan kita menulis,2021.
40

Mahanni ,Estu, Bida Sari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha


Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Persada Indonesia Y.A.I.,
Ikraith-Humaniora, Vol. 2, No. 2, Maret 2018.

Mppiare, Andi, Pengantar Konseling dan Psikoterapi, Cet, VII; Jakarta: Raja
grafindo persada,2010.

Muyadi ,Hari, Faktor yang Mempengaruhi Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa


Manjemen Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN
Surakarta, Skripsi Sarjana;Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam: Surakarta:
Surakarta, 2017
Nasution ,Mustafa Edwin, Pengenalan ekslusif Ekonomi Islam, Cet-1, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2006.
Nofriansyah, Dicky, et all.,eds, Bisnis Online : Strategi dan Peluang Usaha,
Yayasan kita menulis,2020.
Patilima, Hamid, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : CV Alfabeta, 2011).
Sanchaya, Josia, Hendrawan, Hani Sirine, Pengaruh Sikap Mandiri, Motivasi,
Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus
Pada Mahasiswa FEB UKSW Konsentrasi Kewirausahaan), AJIE – Vol.
02, No. 03, September 2017.
Sari, Peppy Puspita, Pengaruh Ekpektasi Pendapatan, Motivasi, Pendidikan
Kewirausahaan, dan Norma Subyektif Terhadap Minat Berwirausaha
(Studi Kasus pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta Angkatan 2013-2014),(Skripsi Sarjana; Fakultas Ekonomi:
Yogyakarta: 2017).
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare, Pedoman PenulisanKarya
Ilmiah : Makalah dan Skripsi,Parepare: STAIN, 2013.
Setiawan ,Deden, Pengaruh ekpektasi Pendapatan, Lingkungan keluraga, dan
Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha, Skripsi Sarjana;
Fakultas Ekonomi: Yogyakarta: Yogyakarta, 2016.
Siagian ,Sondang P, Teori Motivasi dan Aplikasinya ,Jakarta: Rineka Cipta,1995.
Suboyo,Joko, Metode Penelitian (Dalam Teori Praktek),Jakarta: Rineka Cipta. 2006.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta Cet. XIX, 2014.
Suryani ,Dede, et all,eds., Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
Mahasiswa Unis Tangerang, JIPIS , Volume 25, No. 2, Januari-Juni 2017.
Veithzal, Andi Buchari, Islamic Economics, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
41

Weil, Michelle, Bruce Joyce, and Marsha, “Conceptual Complexity, Teaching Style
and Models of Teaching,” Digital Journal Vol. 6 Tahun 2000
Widodo , Djoko Setyo,. Membangun Starup Enterprenuer yang Unggul,Yogyakarta:
Media Pustaka, 2020
Yunilasari ,Indah, Rahardjo, Analisis Pengaruh Faktor Gender dan Lingkungan
Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa (Studi Pada
Mahasiswa Program S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Diponegoro), Volume 5, Nomor 3, 2016.
Zimmerer, Thomas Wilson,et all, eds., Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil,
Jakarta: Salemba Empat, 2008

Anda mungkin juga menyukai