PENDAHULUAN
1
Jabat, D. E. B., & Saragih, V. (2021). Perkembangan Startup Teknologi Pendidikan (Edtech) di Masa
Pandemi Covid-19. Skylandsea Profesional Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Teknologi, 1(2), 75-80.
soal-soal latihan yang dapat dimanfaatkan untuk mengasah kemamuan seorang
siswa sebagai pengguna.
Edtech sendiri merupakan bagian dari online brand, yang terbagi menjadi
dua tipe menurut Samiee yakni: 2
1. Cyber Brand, yang merupakan brand yang berdiri sendiri dan
sepenuhnya baru, serta hanya tersedia di internet; dan
2. Extention Brand, yaitu brand yang sudah ada di pasar (memiliki toko
fisik) dan kemudian memperluas pangsa pasarnya ke internet melalui
situs web/toko online.
Ramainya kemunculan produk-produk digital lainnya dalam sektor
transportasi, finansial (fintech), e-commerce, hingga produk entertainment digital,
produk edtech mengalami tantangan tersendiri dalam membangun brand yang
kuat. Hal ini berkaitan dengan trend dan pola konsumsi target marketnya, dimana
bagi brand Edtech merupakan pelajar. Lebih spesifiknya lagi, para marketers dan
brand strategis kini tengah sibuk mempelajari Generasi Z sampai dengan alpa dan
delta sebagai pasar yang hendak disasar. Selain itu, produk dari brand Edtech
umumnya bersifat intangible. Umumnya produk-produk dari brand yang bergerak
di industri ini tidak dapat dirasakan secara nyata keberadaannya. Apalagi bagi
produk digital yang hanya dapat dirasakan melalui koneksi internet. Pengalaman
konsumen yang diperoleh selama mengakses produk digital menjadi salah satu
penentu penting dalam terciptanya brand equity.
Sebagai sekolah modern, sejak tahun 2002 yang lalu Al-Fath School
Indonesia memanfaatkan tekhnologi tinggi dan melakukan beragam terobosan
untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar yang ada di Al-Fath School
Indonesia. Al-Fath Belajar adalah sarana atau media belajar mengajar yang
tujuannya sebagai sumber belajar untuk siswa/i Al-Fath ketika sudah diluar
pembelajaran, ini bisa digunakan untuk mengulang kembali pemahaman yang
sudah di ajarkan di dalam kelas atau siswa yang tertinggal pelajaran dikarenakan
tidak bisa mengikuti jadwal sekolah. Terobosan ini sangat memudahkan siswa
2
Ekaputri, S. D., Dida, S., & Priyatna, C. C. Edtech Sebagai Cyber Brand dan Tantangannya dalam
Membangun Brand Equity. Seminar Nasional MACOM III Universitas Padjadjaran 2019
“Communication and Information Beyond Boundaries”
dalam memahami karena bentuknya sebuah Web yang disiapkan dalam bentuk
pemaparan video dengan berbagai contoh dan animasi yang kreatif sehingga siswa
tidak boring dan pastinya mudah dipahami serta poses pengumpulan tugas-tugas
sudah dalam satu pintu.
Harapannya semua siswa bisa terpenuhi kebuduhan dalam segi
akademiknya, karena pemerintah sedang menggalakkan proses belajar merdeka,
dimana pembelajaran akan memasuki tahap Five Point Zero. semua video akan
terupload secara otomatis di Youtube nya alfathschoolindonesia, sehingga siswa
dimanapun bisa melihat dan bisa dijadikan sebagai sumber pembelajaran
kapanpun dan dimanapun.
5
Sholihah, T. (2018). Strategi Manajemen Humas Dalam Menciptakan School Branding Pada Sekolah
Islam Terpadu. J-MPI (Jurnal Manajemen Pendidikan Islam), 3(2), 72-84.
6
Sholihah, T. (2018). Strategi Manajemen Humas Dalam Menciptakan School Branding Pada Sekolah
Islam Terpadu. J-MPI (Jurnal Manajemen Pendidikan Islam), 3(2), 72-84.
7
Ma'sum, T. (2020). Eksistensi Manajemen Pemasaran dalam Membangun Citra Lembaga
Pendidikan. Intelektual: Jurnal Pendidikan Dan Studi Keislaman, 10(2), 133-153.
klasifikasi jasa pendidikan dapat dikenal dan dimengerti secara luas oleh
masyarakat sehingga bisa menjadi pilihan untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Jika kita meneliti terkait dengan citra sekolah dan usaha-usaha menciptakan
branding, pastinya tidak lepas dari usaha pihak sekolah terutama bagian
marketing. Marketing Al-Fath School Indonesia dalam pemasaran pendidikan
memiliki tugas khusus di antaranya yaitu melaksanakan evaluasi terhadap sikap
dan penilaian (opini) publik (masyarakat) terhadap organisasi, formulasi dan
perwujudan prosedur dan kebijakan (policy) organisasi atas komunikasi organisasi
yang dilaksanakan oleh lembaga dengan publik, mengoordinasikan
programprogram komunikasi antara organisasi dengan publik, mengembangkan
hubungan melalui proses komunikasi, mengembangkan sikap dan hubungan
positif antara organisasi dengan publik.8 Serta menciptakan persepsi publik dan
citra yang baik untuk lembaga.
Dewasa ini pemasaran mulai dilakukan oleh lembaga pendidikan tujuannya
tidak lain untuk menjadi pemenang atas persaingan antara lembaga pendidikan
lainnya. Dengan menerapkan pemasaran pada lembaga pendidikan diharapkan
nantinya mampu memperkenalkan pendidikan pada masyarakat luas dan
nantinya akan mempermudah memperoleh input peserta didik baru. Dalam
pemasaran jasa pendidikan setidaknya perlu memperhatikan aspek kebutuhan
pengguna serta pelanggan jasa pendidikan dengan memberikan penawaran produk
yang sesuai dengan masyarakat yang membutuhkan yang dilakukan dengan
pengolahan pemasaran jasa pendidikan.8
Adapun strategi marketing dalam mempromosikan Al-Fath School
Indonesia menggunakan media internet yaitu Intagram dan Youtube. Kita ketahui,
Jumlah pengguna Internet dan media sosial di Indonesia terus meningkat setiap
tahunnya. Berdasarkan hasil survey yang dipublikasikan oleh Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), bekerja sama dengan Lembaga
Polling Indonesia (LPI) pada 25 Oktober 2016, jumlah pengguna internet sudah
menembus angka 132,7 juta, dengan tingkat penetrasi sebesar 51,8%. Dilihat dari
8
Elytasari, S. (2017). Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan untuk Meningkatkan Kepercayaan (Trust)
Stakeholders di TK Amal Insani Depok Yogyakarta. Jurnal Warna, 1(1), 117-154.
geografis, pengguna internet di Indonesia saat ini paling banyak berada di Pulau
Jawa. Penetrasi pengguna internet di wilayah Indonesia Timur tercatat masih
kecil. Bila dilihat dari umur, penetrasi internet di Indonesia didominasi kaum
muda berusia 25-34 tahun (75,8%), dan usia 10-24 tahun (75,5%), sedangkan 50
tahun ke atas penetrasinya paling kecil. Menurut data penelitian dari APJII, jenis
konten yang paling sering di internet adalah jejaring sosial dengan porsi sebesar
97,4%, dan sebagian besar mengakses internet melalui perangkat telepon seluler
(85%). 9
Media sosial memiliki berbagai keuntungan, diantaranya adalah untuk
memfasilitasi komunikasi yang kontinyu, serta menciptakan situasi yang
kolaboratif. Media sosial dapat digunakan untuk digital engagement, di mana
sekolah khususnya dapat menciptakan hubungan yang aktif dan menarik dengan
publiknya. Bagi sekolah, media sosial juga dapat membantu memenuhi tujuan
organisasi untuk membangun jejaring. Dengan menggunakan media sosial,
organisasi sekolah dapat meningkatkan kemampuannya untuk berkomunikasi
dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari klien, pemerintah, relawan,
media hingga publik secara umum sampai keberbagai sudut pandang dari populasi
yang lebih luas, membangun serta berbagi pengetahuan, memobilisasi massa,
mengkoordinir sumberdaya, serta melakukan aksi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dalam konteks penelitian yang penulis
lakukan ini tujuannya adalah untuk mengetahui strategi marketing Al-Fath School
Indonesia untuk menaikkan branding mutu pendidikan di media sosial, sehingga
penulis mengambil judul penelitian: Strategi Branding Marketing Al-Fath School
Indonesia di Media Sosial Melalui Al-Fath Mobile
C. Identifikasi Masalah
Pada dasarnya kegiatan branding dimaksudkan untuk membangun citra
positif sekolah di mata masyarakat luas. Hal ini tidak lain bertujuan agar sekolah
dapat menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di Sekolah
9
Media Sosial untuk Advokasi Publik. ICT Watch dengan lisensi Creative Commons Attribution
NonCommercial CC BY-NC . Ver. 2.3 / Januari 2018
Al-Fath School Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan strategi branding yang
efektif. Strategi branding itu sendiri terdiri dari rangkaian kegiatan yang berawal
dari perumusan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap pelaksanaan proses branding.
Yang dikaji dalam penelitian ini hanya pada kegiatan perencanaan yang berupa
penentuan kebijakan branding dan penerapan strategi branding.
D. Pembatasan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut di
atas, penulis mengajukan fokus penelitian ini pada:
1. Kebijakan branding di Sekolah Al-Fath School Indonesia
2. Elemen branding yang dikembangkan di Sekolah Al-Fath School Indonesia
3. Penerapan strategi branding di Sekolah Al-Fath School Indonesia
4. Dampak branding di Sekolah Al-Fath School Indonesia
E. Perumusan Masalah
Sebagai sebuah alat untuk mencapai tujuan, strategi branding harus mampu
mencapai keunggulan dalam bersaing. Oleh karena itu strategi branding harus
dirumuskan dengan matang dan dilaksanakan. Berdasarkan pada latar belakang
dan fokus penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini penulis
jabarkan sebagai berikut:
1. Bagaiamana kebijakan branding di Sekolah Al-Fath School Indonesia ?
2. Bagaimana elemen branding di Sekolah Al-Fath School Indonesia?
3. Bagaimana penerapan strategi branding di Sekolah Al-Fath School
Indonesia?
4. Bagaimana dampak branding bagi Sekolah Al-Fath School Indonesia?
BAB II
STRATEGI BRANDING SEKOLAH
A. Konsep Strategi
1. Pengertian Strategi
Strategi merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani Strategia atau
Strategos yang berarti jenderal (Steiner dan Minner, 1982). Strategi juga memiliki
konotasi pengertian sebagai suatu seni (art) dan ilmu (science) tentang
pengendalian militer (Rue and Holland, 1986).
Strategi adalah rencana yang mengintegrasikan tujuan utama perusahaan,
kebijakan, keputusan, dan urutan tindakan yang dilakukan secara komprehensif
dan kohesif. Strategi ini dapat diterapkan di semua tingkatan dalam sebuah
organisasi yang berkaitan dengan area fungsional manapun dari lingkup
manajemen (strategi produksi, keuangan, pemasaran, personalia). Jika kita melihat
secara khusus pada pemasaran, maka mungkin ada strategi penetapan harga,
produk, promosi, distribusi, ri set pemasaran, penjualan, periklanan, dan
merchandising. 10
Strategi adalah suatu kesatuan rencana yang luas dan terintegrasi yang
menghubungkan antara kekuatan internal organisasi dengan peluang dan ancaman
10
Junaedi, I. W. R., Pribadi, F. S., Latif, A. S., Juliawati, P., Sumartana, I. M., Nurdiana, N., ... &
Santoso, R. (2022). Manajemen Pemasaran (Implementasi Strategi Pemasaran di Era Society 5.0). h.13
lingkungan eksternalnya. Oleh karena itu strategi selalu berkaitan evaluasi dan
pemilihan alternatif yang tersedia bagi suatu manajemen dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.11
Beberapa pengertian Strategi menurut para ahli :12
1. Chandler (1962) yang mendefinisikan strategi sebagai ........... the
determination of the basic longterm goals and objectives of enterprise,
and
the adoption of courses of action and the allocation of recources
necessary for carrying out these goal.
2. Kemudian Andrews (1965, 1971) yang menggabungkan konsep
Drucker dan Chandler : ................Strategy is the pattern objectives,
purposes, or goals and major policies and plans for achieving these
goals, stated in such a way as to define what busiiness the company is
in or is to be in and the kind of company it is or is to be…
3. Ansoff (1965, 1982) melihat strategi sebagai suatu common thread
antara kegiatan organisasi dan pasar produk yang mendefinisikan
hakekat bisnis dimana organisasi kini berada dan akan berada pada
masa depan. Ansoff juga mendefinisikan strategi sebagai suatu
ketentuan untuk dasar penyusunan keputusan dan penetapan garis
pedoman umum.
4. Hofer dan Schendel (1978) mendefinisikan strategi sebagai
................fundamental pattern of present and planned resource
deployments and environmental interactions that indicates how the
organization will acheive its objectives.
5. Berdasarkan hasil survey-nya, Rue dan Holland (1982)
menyimpulkan bahwa pengertian dari strategi adalah suatu penentuan
dan evaluasi berbagai alternatif cara untuk pencapaian misi atau
tujuan, termasuk pemilihan alternatif-alternatifnya.
11
Junaris, I., & Haryanti, N. (2022). Manajemen Pemasaran Pendidikan. H.52
12
Effendi, M. I., & Kusmantini, T. (2021). Manajemen Strategi Evolusi Pendekatan dan Metodologi
Penelitian. Hal.7
6. Glueck dan Jauch (1984) mendefinisikan strategi sebagai suatu
kesatuan rencana yang terpadu dan menyeluruh dan terintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan lingkungan
yang dihadapinya agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Pengertian
ini memberi arti bahwa esensi strategi adalah penyesuaian organisasi
dengan lingkungan eksternalnya.
14
Effendi, M. I., & Kusmantini, T. (2021). Manajemen Strategi Evolusi Pendekatan dan Metodologi
Penelitian. Hal.8
masa satu tahun yang akan datang. Oleh karenanya, model ini sebenarnya
belum bisa disebut perencanaan strategis, karena masih berdimensi waktu
pendek.
2. Long-range Planning
Muncul pada tahun 1950-an, dilihat dari konsep, teknik dan alat analisis
yang digunakan tidak berbeda jauh dari model pertama. Perbedaannya pada
model kedua ini adalah pada jangka waktunya lebih panjang, biasanya
mencakup lima tahunan. Fokusnya adalah mengantisipasi adanya
pertumbuhan dan mengelola kompleksitas. Asumsi dasarnya adalah
kecenderungan dimasa lalu akan kontinyu di masa depan. Secara teknis,
proses perencanaannya melibatkan ramalan penjualan untuk beberapa tahun
ke depan, kemudian menterjemahkan hasil ramalan tersebut ke dalam
bidang produksi, sumber daya manusia, keuangandan sebagainya. Yang
khas dari model ini adalah munculnya konsep penganggaran modal (capital
budgeting).
3. Strategic Planning
Model ini muncul pada tahun 1960-an. Model ini jauh berbeda dengan dua
model sebelumnya. Di sini muncul berbagai konsep dan teknik analisis
baru. Ini terjadi karena lingkungan bisnis yang mengitarinya telah banyak
berubah, terutama pada pertengahan dasawarsa enampuluhan. Asumsi
dasarnya adalah bahwa ekstrapolasi waktu sebelumnya tidak cukup, tekanan
manajemen pada perubahan arah strategi dan kapabilitas (changing strategis
thrust and capabilities). Pada saat ini perhatian manajemen mulai berubah,
dari produksi ke pemasaran terutama pemenuhan kepuasan konsumen. Pada
masa ini juga (sekitar tahun 1970-an) mulai lahir konsep segmentasi bisnis.
Dalam analisis perencanaan
4. Strategic Management
Adanya berbagai kekhawatiran di atas telah mendorong konsep baru yang
disebut dengan manajemen strategik (Strategic management). Konsep ini
juga dimotivasi oleh asumsi proses perencanaan sebelumnya tidak cukup
untuk menghadapi perubahan yang cepat yang dapat terjadi pada lingkungan
yang dihadapinya. Pola berfikir strategis digabung dengan proses
manajemen.
Dalam ilmu manajemen, strategi biasanya terdiri dari lima tahap yaitu:15
A. Analisis lingkungan
Analisis lingkungan dilakukan biasanya untuk mengidentifikasi
peluang (opportunity) yang harus segera mendapat perhatian serius
dan menentukan beberapa kendala ancaman (threats) yang perlu
diantisipasi.
B. Penetapan misi dan tujuan
Suatu organisasi pasti memiliki misi. Misi adalah suatu tujuan unik
yang membedakannya dengan organisasi-organisasi lain yang sejenis
dan mengidentifikasi cakupan operasinya. Dengan adanya suatu misi,
maka organisasi akan dapat memanfaatkan seluruh potensi yang ada
untuk mencapai tujuan akhir secara efektif dan efisien. Tujuan adalah
landasan utama untuk menggariskan kebijakan yang ditempuh dan
arah tindakan untuk mencapai tujuan organisasi, atau dengan kata lain
tujuan adalah sesuatu yang harus dicapai. Dengan demikian, setiap
organisasi perlu merumuskan misi maupun tujuan secara jelas.
C. Perumusan strategi
Suatu strategi merupakan sejumlah tindakan yang terkoordinasi yang
diambil untuk mendayagunakan kompetensi inti serta memperoleh
keunggulan bersaing. Agar dapat memberikan hasil yang maksimal,
maka perumusan strategi harus sesuai dengan kebutuhannya.
Formulasi strategi yang keliru dapat memberikan dampak yang kurang
baik pada organisasi.
D. Penerapan (implementasi)
strategi Implementasi strategi adalah tindakan pengelolaan
bermacammacam sumber daya organisasi dan manajemen yang
15
Fatkhia, A. R. (2015). Strategi Branding Aqiqoh Nurul Hayat Cabang Kediri dalam Memersuasi
Konsumen (Doctoral dissertation, IAIN Kediri).
mengarahkan dan mengendalikan pemanfaatan sumber-sumber daya
organisasi melalui strategi yang dipilih. Implementasi diperlukan
untuk merinci secara lebih jelas bagaimana sesungguhnya pilihan
strategi yang telah diambil dapat direalisasikan.
E. Evaluasi dan Pengendalian
Bagian terakhir dari proses manajemen strategi adalah evaluasi dan
pengendalian. Evaluasi merupakan suatu tahap untuk menjamin
bahwa strategi yang telah dipilih itu terlaksana dengan tepat dan
mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi, evaluasi adalah proses
membandingkan antara hasil-hasil yang diperoleh dengan tingkat
pencapaian tujuan. Pengendalian strategi merupakan pengendalian
yang mengikuti strategi yang sedang diimplementasikan, mendeteksi
masalah atau perubahan yang terjadi pada landasan pemikirannya, dan
melakukan penyesuaian yang diperlukan
B. BRANDING MARKETING
A. Tujuan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data
F. Hipotesis Statistika
1. Deskripsi Data
2. Pengujian Persyaratan Analisis Data
3. Pengujian Hipotesis
4. Pembahasan Hipotesis
BAB V KESIMPULAN
1. Kesimpulan
2. Implikasi
3. Saran